Anda di halaman 1dari 4

RESUME ARTIKEL

Sebagai pendidik atau orang dewasa sudah semestinya mengetahui respon anak
dan memahami setiap perkembangan yang dialami oleh anak, agar perkembangan
mereka dapat berlangsung dengan baik dan maksimal. Salah satu perkembangan yang
akan dialami oleh anak adalah perkembangan kognitif.
Pendekatan perkembangan kognitif ini didasarkan kepada asumsi atau
keyakinan-keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu fundamental dan
yang membimbing tingkah laku anak. Keduanya sama-sama membahas perkembangan
kognitif pada anak dan keduanya sama-sama menggunakan pendekatan
kontruktivisme. Namun yang membedakan dari pendekatan konstruktivismenya ini
adalah jika Piaget lebih menekankan pada teori adaptif konstruktivisme dan Vygotsky
menggunakan pendekatan konstruktivisme sosial . Ibunya adalah seorang yang
dinamis, inteligen, dan takwa.
Awalnya Piaget suka mengamati hewan-hewan yang ada di sekitarnya seperti
burung, ikan dan binatang lainnya. Pada tahun 1916, Piaget menyelesaikan pendidikan
sarjana dalam bidang biologi di Universitas Neuchatel. Berkenaan dengan hasil
pemikiran Piaget dan Vygotsky, setidaknya memberikan sumbangsih yang besar
terhadap dunia pendidikan khususnya mengenai perkembangan kognitif pada anak.
Keduanya memaparkan konsep ideal dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan
kemampuan kognitif anak. Vygotsky memunculkan teori yang lebih matang dan ideal
yang mana disesuaikan dengan kondisi ideal masing-masing negara dalam menerapkan
konsep pendidikannya. Menjadi sangat vital dan utama dalam memperhatikan
perkembangan kognitif anak khususnya anak-anak yang masih dalam masa keemasan.
Anak yang memasuki usia keemasan ini perlu diperhatikan betul khususnya
aspek perkembangan kognitifnya. 6 Memasuki usia yang sudah matang khususnya
yang sudah bersekolah menengah ke atas, anak benarbenar akan memiliki kemandirian
yang jauh lebih kuat. Tak jauh berbeda dengan anak SMA, anak yang masih duduk di
bangku SMP juga baru memasuki perkembangan kognitif secara sempurna, sehingga
daya analisisnya mulai terasah dengan baik.
Dari pemaparan tersebut di atas, menjadi sesuatu yang penting dan perlu
dibedah secara mendalam dari teori kognitifnya Piaget maupun Vygotsky. Sehingga
analisis yang dipaparkan penulis dalam menjabarkan perkembangan kognitif baik dari
Piaget dan Vygotsky khususnya dalam kontribusinya di dunia pendidikan akan lebih
mendalam. Implikasi Teori Piaget dalam Pembelajaran Belajar dalam arti sempit
adalah belajar yang hanya menekankan perolehan informasi baru dan pertambahan.
Belajar dalam arti luas yaitu belajar untuk memperoleh dan menemukan struktur
pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi.
Bagi Piaget, pengetahuan itu dibentuk sendiri oleh murid dalam berhadapan dengan
lingkungan atau objek yang sedang dipelajarinya.
Jadi di sini, tekanan lebih pada murid yang lebih aktif dan bukan guru yang
selalu aktif. Teori pengetahuan Piaget menekankan pentingnya kegiatan seorang murid
yang aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan. Bahkan, kegiatan murid secara pribadi
dalam mengolah bahan, mengerjakan soal, membuat kesimpulan, dan merumuskan
suatu rumusan dengan kata-kata sendiri adalah kegiatan yang sangat diperlukan agar
murid sungguh membangun pengetahuannya. Jadi bisa disimpulkan bahwa, metode
acvtive learning yang perlu dipakai guru untuk proses belajar mengajar. Model Kelas
Piaget sebenarnya lebih menekankan bentuk kelas yang personal. Model Piaget dapat
juga diterapkan dalam kelas yang besar. Namun yang perlu diperhatikan adalah tetap
terjaganya kebebasan bagi setiap murid untuk mengungkapkan gagasannya dan untuk
selalu kreatif.
Tahapan fase perkembangan Piaget juga membawa implikasi yang berbeda-
beda berbeda pula dalam menentukan strategi mengajar guru teaching dalam setiap
tahapan perkembangan kognitif peserta didik. Implikasi Pengajaran terhadap peserta
didik yang bekerja dengan pemikir Pra-Operasional. Suruh peserta didik untuk menata
sekelompok objek egosent libatkan. Untuk mengurangi egosentrisme, peserta didik
dalam proses interaksi sosial.
Mintalah peserta didik untuk membuat perbandingan. Misalnya perbandingan
mana yang lebih besar, lebih tinggi, lebih lebar, lebih panjang. Beri peserta didik
pengalaman dalam operasi urutan. Misalnya, mintalah peserta didik berbaris berjajar
mulai dari yang tinggi sampai ke yang rendah. Contoh dari alam ini akan membantu
kemampuan peserta didik dalam mengurutkan. Suruh peserta didik menggambar
pemandangan dengan perspektif.
Mintalah peserta didik memberikan alasan dari jawaban mereka ketika mereka
mengambil kesimpulan. Implikasi asi Pengajaran terhadap anak yang bekerja dengan
pemikir Operasional Kongrit. Dorong peserta didik untuk menemukan konsep dan
prinsip. Ajukan pertanyaan relevan tentang apa yang sedang dipelajari untuk
membantu mereka pada beberapa aspek dari pembelajaran mereka. Gunakan benda-
benda benda kongkrit untuk tugas ini dan nati jika dimungkinkan gunakan simbol
matematika. Suruh peserta didik mengurutkan sesuatu dan kemudian membalikkan
urutan tersebut. Banyak peserta didik di kelas 3 mengalami kesulitan saat membalikan
urutan, seperti dari tinggi ke rendah. Terus suruh peserta didik untuk menjustifikasi
jawaban mereka saat mereka memecahkan problem.
Ajaklah peserta didik untuk bekerja berkelompok dan saling bertukar pikiran.
Pastikan bahwa materi untuk kelas sudah cukup untuk merangsang peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan. Suruh peserta didik mengamati dan mendeskripsikannya.
Keesokan harinya berikan kumbang yang lebih besar ar dan ini akan membuat peserta
didik terkejut dan mendorong mereka untuk berfikir lagi. Dorong peserta didik untuk
mengutakmengutak atik dan bereksperimen dalam pelajaran sains atau ilmu alam.
Sadari bahwa banyak peserta didik bukan pemikir operasional sempurna.
Meskipun Piaget percaya bahwa pemikiran operasional formal muncul antara
usia 11-15 15 tahun, banyak peserta pada usia ini masih dalam seputar tahap pemikir
operasional kongkrit dan baru saja mulai menggunakan pemikiran operasional formal.
Ajukan sebuah persoalan dan ajak peserta didik untuk menyusun hipotesis tentang cara
memecahkannya. Kemudian ajukan pertanyaan yang memicu peserta didik untuk
mengevaluasi cara itu.
Salah satu tujuan pendidikan Islam adalah pendidikan akal yang mengarah pada
perkembangan intelegensi yang berguna mengarahkan manusia sebagai individu untuk
dapat menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya. Persepsi Dari pengertian itu,
dapat dipahami bahwa persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan dimiliki
menginterpretasi stimulus yang diterima oleh sistem alat indera manusia. Meskipun
persepsi bergantung pada indra manusia, proses kognitif yang ada pada diri manusia
akan memungkinkan terjadinya proses penyaringan, perubahan atau modifikasi dari
stimulus yang ada.
Persepsi adalah proses kognitif yang kompleks untuk menghasilkan suatu
gambaran yang unik tentang realitas yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataan
sesungguhnya . Ketiga, tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam
menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman,
cakrawala, serta pengetahuan individu. Memori adalah sistem kognitif manusia yang
mempunyai fungsi menyimpan informasi atau pengetahuan. Memori jangka panjang
merupakan tipe memori dengan penyimpanan banyak informasi dalam rentang waktu
yang lama dan relatif permanen.
Meskipun pada periode usia sekolah ini tidak terjadi peningkatan yang berarti
keterbatasan-keterbatasan, selama periode malah berusaha mengurangi keterbatasan-
keterbatasan tersebut dengan menggunakan apa yang disebut dengan strategi memori .
Metakognitif tidak sama dengan kognitif atau proses berpikir. Sebaliknya metakognitif
merupakan suatu kemampuan dimana individu berdiri di luar kepala dan mencoba
untuk memahami cara ia berpikir atau memahami proses kognitif yang dilakukan,
dengan melibatkan komponen-komponen perencanaan , pengontrolan , dan evaluasi .
Sedangkan aktivitas metakognitif meliputi penggunaan self awareness dalam
menata dan menyesuaikan strategi yang digunakan selama berpikir dan memecahkan
masalah. Aktivitas kognisi secara tipikal juga dipandang sebagai upaya untuk
meregulasi atau menata kognisi yang mencakup perencanaan tentang bagaimana
menyelesaikan suatu tugas, menyeleksi strategi kognitif yang akan digunakan,
memonitor keefektifan strategi yang telah dipilih, dan memodifikasi atau mengubah
strategi

Anda mungkin juga menyukai