PENGUATAN
KOMPETENSI PEDAGOGIK
(PEDAGOGI UMUM)
D
sumber gambar : freepik.com
(Kansanen, 2012)
ALIRAN TEORI BELAJAR
Aliran Behaviorisme
Merupakan salah satu aliran yang mendeskripsikan bahwa belajar
merupakan aktivitas yang dapat mengubah perilaku individu, dan perilaku
tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah sebagai repon
terhadap stimulus yang diberikan.
Tokoh-tokoh dalam teori belajar ini: Edward L. Thorndike, Burhus Frederic
Skinner, dan John Watson.
Aliran Konstruktivisme
Merupakan aliran belajar yang mendeskripsikan bahwa belajar merupakan
proses dimana pebelajar secara aktif mengonstruksi atau membangun
pengetahuan, gagasan, atau konsep baru didasarkan atas pengetahuan
awal yang telah dimilikinya.
Tokoh-tokoh dalam teori belajar ini: Jerome Bruner dan Vygotsky
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
ALIRAN TEORI BELAJAR
Aliran Kognitivisme
Merupakan salah satu aliran yang mendeskripsikan bahwa belajar
merupakan proses berpikir dibalik tingkah laku yang terjadi atau perubahan
persepsi dan pemahaman. Menurut teori ini, setiap orang telah mempunyai
pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya yang tertata dalam bentuk
struktur kognitif.
Tokoh-tokoh dalam teori belajar ini: Jean Piaget, Gagne, Bruner, David
Ausubel, Dienes, Van Hiele, Brownell, dan Van Engen
Aliran Humanisme
Merupakan aliran belajar yang mendeskripsikan bahwa belajar merupakan
usaha untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika
pebelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Tokoh-tokoh dalam teori belajar ini: Arthur Combs, Maslow, dan Carl Rogers
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(DAVID AUSUBEL)
Teori belajar Ausubel membahas tentang belajar bermakna dimana informasi yang akan
dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa tersebut,
sehingga mereka dapat mengaitkan materi pembelajaran yang akan dipelajari dengan
informasi yang telah diketahui sebelumnya dalam bentuk aktivitas apersepsi
Apersepsi sendiri merupakan kegiatan mengamati diri sendiri secara sadar sebagai pondasi
untuk mempelajari materi pembelajaran berikutnya
Agar apersepsi dapat dilakukan siswa, maka guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan materi pembelajaran yang akan dipelajari dengan materi pembelajaran
sebelumnya yang telah diketahui siswa.
Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru supaya siswa dapat melakukan
apersepsi dan sesuai dengan teori belajar bermakna menurut Ausubel adalah keterampilan
bertanya
Pertanyaan yang sesuai supaya pembelajaran bermakna dan siswa dapat melakukan
apersepsi adalah pertanyaan penggali (eksploratif) tentang materi pembelajaran sebelumnya
yang telah diketahui siswa dan menjadi prasyarat dalam mempelajari materi pembelajaran
yang akan dipelajari
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Jean Piaget)
Jeans Piaget merupakan pakar psikologi dari Universitas Jenewa, Swiss.
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu melalui
interaksi terus-menerus dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan
akomodasi untuk menghasilkan pengetahuan dengan tingkatan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan awal sebelumnya yang
telah tersimpan pada skemata.
Pemrosesan informasi dalam skemata siswa terdiri dari asimilasi yang
merupakan proses masuknya informasi baru kedalam skemata siswa dan
akomodasi yang merupakan proses bergabungnya informasi baru
dengan informasi awal dalam skemata siswa membentuk struktur kognitif
atau skema yang lebih tinggi tingkatannya (ekuilibrasi). Dengan kata lain,
struktur kognitif yang lebih tinggi akan terbentuk ketika terjadi
keseimbangan (ekuilibrasi) antara proses asimilasi dan akomodasi
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Jean Piaget)
Piaget membagi empat tahap tingkat perkembangan kognitif individu menurut
umur rata-rata yaitu: 1) Tahap Sensori Motor (0-2 tahun); 2) Tahap Pre Operasional
(2-7 tahun); 3) Tahap Operasi Konkret (7-11 tahun); Tahap Operasi Formal (11 tahun
ke atas)
Pada tahap sensori motor anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik
dan motorik menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan
gerakan. Pada tahap pra-operasional anak belum mengenal operasi atau pikiran
logis tetapi lebih mengandalkan persepsi realitas dengan menggunakan simbol,
bahasa, konsep sederhana, gambar, dan pengelompokan. Pada tahap operasional
konkret anak mulai mengenal operasi atau pikiran logis melalui benda-benda
konkret. Sedangkan pada tahap operasional formal anak mulai berpikir secara
abstrak dan menggunakan konsep yang rumit atau kompleks. Dengan demikian
menurut Piaget, siswa sekolah dasar tergolong pada tahap operasional konkret.
Sehingga dalam pembelajaran di sekolah dasar, penyampaian materi yang abstrak
hendaknya dimulai dengan objek yang konkret untuk menjembataninya
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Jean Piaget)
Siswa SD berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret
Karakteristik siswa pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret,
di antaranya:
Telah mampu melakukan penalaran induktif
Telah mampu menjelaskan suatu konsep yang melibatkan observasi objek atau
peristiwa untuk disimpulkan
Dapat melakukan operasi hitung matematis yang melibatkan objek atau benda-
benda di sekitarnya
Kesulitan melakukan abstraksi
Kesulitan mengidentifikasi hubungan antarkonsep
Kesulitan melakukan penalaran deduktif
Kesulitan melakukan operasi matematis tanpa melibatkan objek atau benda
konkret
Sumber motivasi belajar yang didasarkan pada teori kebutuhan Maslow adalah
bersifat internal berupa minat dan kebutuhan
Pembelajaran humanistik yang berbasis teori kebutuhan Maslow adalah pembelajaran
yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan keinginan seseorang untuk menggunakan semua
kemampuan dirinya untuk mencapai apapun yang mereka mau dan bisa dilakukan,
seperti belajar sesuai dengan minat dan potensi siswa
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Abraham Maslow)
Teori belajar Maslow memandang bahwa belajar merupakan kebutuhan
yang memiliki hierarki atau tahapan peningkatan kebutuhan, meliputi:
kebutuhan dasar fisiologis, seperti rasa nyaman dalam belajar;
kebutuhan keamanan dan keselamatan dalam belajar
kebutuhan rasa sosial dan kasih sayang, seperti saling mengenal satu
sama lain dan bekerjasama
kebutuhan terhadap penghargaan, seperti rasa ingin mendapatkan
peringkat tinggi
kebutuhan aktualisasi diri
Disleksia merupakan gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan
membaca dan mengeja. Siswa berkebutuhan khusus yang mengalami disleksia memiliki
ciri-ciri, di antaranya: (1) perkembangan kemampuan membaca lambat dan sering
terjadi kesalahan dalam membaca; (2) kemampuan memahami isi bacaan rendah;
(3) kesulitan membedakan huruf yang hampir sama; (4) tidak mengindahkan tanda
baca saat membaca; dan (5) kesulitan mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan
mengubahnya menjadi huruf atau kalimat. Komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran untuk siswa yang mengalami disleksia adalah dengan membacakan teks
berupa huruf, suku kata, kata, dan kalimat dengan pelafalan dan intonasi yang jelas
Menggambarkan gradasi
atau tahapan logis
dari KD Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
KEGIATAN PEMBELAJARAN (RPP)
Terdiri atas kegiatan
Kegiatan pembelajaran
pendahuluan, inti,
dirancang dengan
dan penutup
fleksibel
Kegiatan pendahuluan Kegiatan pembelajaran
sesuai dengan dirancang secara
Permendikbud 22 tahun kronologis sesuai
2016 tujuan
Kegiatan penutup sesuai Kegiatan pembelajaran
dengan Permendikbud 22 dikembangkan sesuai
tahun 2016 karakteristik siswa,
materi, dan mata
Kegiatan dikembangkan pelajaran
berbasis aktivitas
yang berorientasi
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
PENILAIAN (RPP)
Hanya ditulis teknik Dilakukan menggunakan
penilaian dan bentuk teknik penilaian yang
instrumen relevan
Meliputi penilaian Indikator penilaian
sikap, pengetahuan, pengetahuan memuat
dan keterampilan stimulus dan kompetensi
siswa
Instrumen penilaian Penilaian meliputi
merupakan lampiran RPP asesmen for, as, dan
of
Dilakukan untuk
mengukur efektivitas
pembelajaran Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
Menyiapkan peserta didik secara psikis dan
fisik
Memotivasi belajar peserta didik secara
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi
Pandangan
Hidup
Tumbuh
Ngemong Kodrat
Tutwuri=Mengikuti
Handayani=Memengaruhi
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
MAKNA MERDEKA
Mengatur Tertibnya
Lahir Tidak
Perhubungan
Terperintah
Mengatur Tertibnya
Perikehidupan
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
PEMBELAJARAN MERDEKA
MERDEKA
Memberikan
Memandirikan yang bermanfaat
KEBUDAYAAN
Pengajaran bersifat
Memandirikan Siswa Transfer of Learning
Melibatkan
Menumbuhkan Kesadaran akan
Sekolah, Rumah, dan
Pandangan Hidup
Masyarakat
Menulis
Memecahkan
Masalah
Sains
Literasi WEF
Dasar Digital
Keuangan
Budaya
&
Kewarganegaraan
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
Gerakan Literasi
Sekolah
Gerakan
Literasi Nasional Gerakan Literasi
Keluarga
Permendikbud No. 23 Tahun 2015
Penumbuhan Budi Pekerti
Gerakan Literasi
Masyarakat
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
NUMERASI
(PISA 2021)
Literasi Pemahaman,
Matematika Aplikasi,
Pemaknaan
(Numerasi)?
Pemecahan Masalah
1. Knowing
(Mengingat, Mengidentifikasi, Mengklasifikasikan, Menghitung,
Mengambil, Mengukur)
2. Applying
(Memilih Strategi, Membuat Model, Menerapkan, Menafsirkan)
3. Reasoning
(Menganalisis, Memadukan, Mengevaluasi, Menyimpulkan,
Membuat Justifikasi)
Literasi Memahami
(Interpretasi
Membaca? & Integrasi Teks)
Teks Fiksi
Konten &
Literasi Konteks
Personal
Membaca
Sosial-Budaya
Saintifik
Perubahan dan
Hubungan
Konten &
Ruang dan Bentuk
Konteks
Numerasi
Ketidakpastian dan
Data
Konteks:
Personal
Sosial-Budaya
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
Ilmiah
TINGKAT KOMPETENSI
LITERASI & NUMERASI (AKM)
3. Pengetahuan Prosedural
a. Keterampilan Tertentu dan Algoritma (Mengukur, Menggambar)
b. Metode dan Teknik Tertentu (Teknik Menjumlah, dll.)
c. Kriteria Menetapkan Prosedur yang Cocok
4. Pengetahuan Metakognitif
a. Strategi (Strategi Memahami Materi, dll.)
b. Tugas Kognitif (Materi supaya mudah dIingat, dll.)
c. Pengetahuan Diri (Kekuatan dan Kelemahan dalam Belajar, dll.)
Ajaran
KHD
Bermanfaat
RME Prinsip
(Freudental)
Guided Reinvention
Self Developed
Model