Anda di halaman 1dari 123

PELATIHAN GURU SEKOLAH DASAR

KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT

PENGUATAN
KOMPETENSI PEDAGOGIK
(PEDAGOGI UMUM)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd.


WA/HP 082117938490

Sabtu & Minggu, 10 & 11 Juli 2021


sumber gambar : freepik.com

TEORI BELAJAR
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN
PEMBELAJARAN
 Pendidikan merupakan usaha sadar terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan secara
holistik yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
 Belajar merupakan aktivitas sadar dan menetap yang dilakukan oleh
manusia sebagai individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang
mengakibatkan perubahan perilaku meliputi perubahan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
 Pembelajaran merupakan proses interaksi antar peserta didik, peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


HAKIKAT PEMBELAJARAN

D
sumber gambar : freepik.com

(Kansanen, 2012)
ALIRAN TEORI BELAJAR
 Aliran Behaviorisme
Merupakan salah satu aliran yang mendeskripsikan bahwa belajar
merupakan aktivitas yang dapat mengubah perilaku individu, dan perilaku
tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah sebagai repon
terhadap stimulus yang diberikan.
Tokoh-tokoh dalam teori belajar ini: Edward L. Thorndike, Burhus Frederic
Skinner, dan John Watson.
 Aliran Konstruktivisme
Merupakan aliran belajar yang mendeskripsikan bahwa belajar merupakan
proses dimana pebelajar secara aktif mengonstruksi atau membangun
pengetahuan, gagasan, atau konsep baru didasarkan atas pengetahuan
awal yang telah dimilikinya.
Tokoh-tokoh dalam teori belajar ini: Jerome Bruner dan Vygotsky
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
ALIRAN TEORI BELAJAR
 Aliran Kognitivisme
Merupakan salah satu aliran yang mendeskripsikan bahwa belajar
merupakan proses berpikir dibalik tingkah laku yang terjadi atau perubahan
persepsi dan pemahaman. Menurut teori ini, setiap orang telah mempunyai
pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya yang tertata dalam bentuk
struktur kognitif.
Tokoh-tokoh dalam teori belajar ini: Jean Piaget, Gagne, Bruner, David
Ausubel, Dienes, Van Hiele, Brownell, dan Van Engen
 Aliran Humanisme
Merupakan aliran belajar yang mendeskripsikan bahwa belajar merupakan
usaha untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika
pebelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Tokoh-tokoh dalam teori belajar ini: Arthur Combs, Maslow, dan Carl Rogers
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(DAVID AUSUBEL)
 Teori belajar Ausubel membahas tentang belajar bermakna dimana informasi yang akan
dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa tersebut,
sehingga mereka dapat mengaitkan materi pembelajaran yang akan dipelajari dengan
informasi yang telah diketahui sebelumnya dalam bentuk aktivitas apersepsi
 Apersepsi sendiri merupakan kegiatan mengamati diri sendiri secara sadar sebagai pondasi
untuk mempelajari materi pembelajaran berikutnya
 Agar apersepsi dapat dilakukan siswa, maka guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan materi pembelajaran yang akan dipelajari dengan materi pembelajaran
sebelumnya yang telah diketahui siswa.
 Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru supaya siswa dapat melakukan
apersepsi dan sesuai dengan teori belajar bermakna menurut Ausubel adalah keterampilan
bertanya
 Pertanyaan yang sesuai supaya pembelajaran bermakna dan siswa dapat melakukan
apersepsi adalah pertanyaan penggali (eksploratif) tentang materi pembelajaran sebelumnya
yang telah diketahui siswa dan menjadi prasyarat dalam mempelajari materi pembelajaran
yang akan dipelajari
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Jean Piaget)
 Jeans Piaget merupakan pakar psikologi dari Universitas Jenewa, Swiss.
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu melalui
interaksi terus-menerus dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan
akomodasi untuk menghasilkan pengetahuan dengan tingkatan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan awal sebelumnya yang
telah tersimpan pada skemata.
 Pemrosesan informasi dalam skemata siswa terdiri dari asimilasi yang
merupakan proses masuknya informasi baru kedalam skemata siswa dan
akomodasi yang merupakan proses bergabungnya informasi baru
dengan informasi awal dalam skemata siswa membentuk struktur kognitif
atau skema yang lebih tinggi tingkatannya (ekuilibrasi). Dengan kata lain,
struktur kognitif yang lebih tinggi akan terbentuk ketika terjadi
keseimbangan (ekuilibrasi) antara proses asimilasi dan akomodasi
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Jean Piaget)
 Piaget membagi empat tahap tingkat perkembangan kognitif individu menurut
umur rata-rata yaitu: 1) Tahap Sensori Motor (0-2 tahun); 2) Tahap Pre Operasional
(2-7 tahun); 3) Tahap Operasi Konkret (7-11 tahun); Tahap Operasi Formal (11 tahun
ke atas)
 Pada tahap sensori motor anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik
dan motorik menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan
gerakan. Pada tahap pra-operasional anak belum mengenal operasi atau pikiran
logis tetapi lebih mengandalkan persepsi realitas dengan menggunakan simbol,
bahasa, konsep sederhana, gambar, dan pengelompokan. Pada tahap operasional
konkret anak mulai mengenal operasi atau pikiran logis melalui benda-benda
konkret. Sedangkan pada tahap operasional formal anak mulai berpikir secara
abstrak dan menggunakan konsep yang rumit atau kompleks. Dengan demikian
menurut Piaget, siswa sekolah dasar tergolong pada tahap operasional konkret.
Sehingga dalam pembelajaran di sekolah dasar, penyampaian materi yang abstrak
hendaknya dimulai dengan objek yang konkret untuk menjembataninya
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Jean Piaget)
 Siswa SD berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret
 Karakteristik siswa pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret,
di antaranya:
 Telah mampu melakukan penalaran induktif
 Telah mampu menjelaskan suatu konsep yang melibatkan observasi objek atau
peristiwa untuk disimpulkan
 Dapat melakukan operasi hitung matematis yang melibatkan objek atau benda-
benda di sekitarnya
 Kesulitan melakukan abstraksi
 Kesulitan mengidentifikasi hubungan antarkonsep
 Kesulitan melakukan penalaran deduktif
 Kesulitan melakukan operasi matematis tanpa melibatkan objek atau benda
konkret

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


TEORI BELAJAR
(Jean Piaget)
Teori belajar Jeans Piaget menghasilkan tiga fase pembelajaran yaitu fase eksplorasi,
pengenalan konsep dan aplikasi konsep
 Fase eksplorasi
Fase eksplorasi merupakan fase pembelajaran dimana siswa aktif menggali pengetahuan
dengan cara mengamati struktur materi pembelajaran berupa pengetahuan faktual
(fakta) yang terdiri dari peristiwa, fenomena, simbol, dan fakta lainnya.
 Fase pengenalan konsep
Fase pengenalan konsep merupakan fase dimana siswa aktif melakukan konseptualisasi
dari fakta yang diamatinya sehingga pada fase ini akan terbentuk struktur materi ajar
berupa pengetahuan konseptual yang terdiri dari konsep dan prinsip.
 Fase aplikasi konsep
Fase aplikasi konsep merupakan fase dimana siswa mengaplikasikan atau menggunakan
konsep yang telah dipelajarinya untuk mengeksplorasi gejala lain yang ada kaitannya
dengan konsep yang telah dipelajari tersebut.

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


TEORI BELAJAR
(Gagne)
 Gagne mengemukakan bahwa dalam belajar terdapat dua hal yang
dapat diperoleh siswa, yaitu; objek langsung dan objek tidak langsung.
Objek langsung adalah fakta, keterampilan, konsep dan aturan,
sedangkan objek tidak langsung antara lain ialah kemampuan
menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif,
dan tahu bagaimana semestinya belajar. Belajar merupakan kegiatan
yang kompleks yang dapat menghasilkan sejumlah kemampuan berupa
keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai sebagai akibat dari stimulus
yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pebelajar. Menurutnya, kegiatan belajar meliputi tiga tahapan yaitu
tahap persiapan, tahap pemerolehan dan unjuk kinerja, serta tahap
pengulangan dan evaluasi

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


TEORI BELAJAR
(Gagne)
 Tipe belajar menurut Gagne terdiri atas delapan tipe belajar, meliputi:
 Belajar isyarat
 Belajar stimulus-respon
 Belajar rangkaian gerak
 Belajar rangkaian verbal
 Belajar membedakan
 Belajar pembentukan konsep
 Belajar pembentukan aturan
 Belajar pemecahan masalah

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


TEORI BELAJAR
(Gagne)
 Belajar isyarat merupakan belajar yang tidak diniati atau tanpa
kesengajaan sebagai akibat suatu rangsangan atau stimulus yang
menimbulkan respon emosional pada individu yang bersangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belajar isyarat adalah bentuk
rangsangan atau stimulus berupa isyarat yang mengundang respon
emosional lanjutan dari siswa

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


TEORI BELAJAR
(Gagne)
 Belajar stimulus-respon dilaksanakan untuk menimbulkan respon siswa
baik fisik maupun mental setelah rangsangan atau stimulus yang
disengaja diberikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belajar yang
melibatkan stimulus-respon adalah bentuk stimulus disengaja yang
menarik bagi siswa, sehingga mengundang respon lanjutan dari siswa
 Belajar rangkaian verbal merupakan perbuatan lisan terurut dari dua
kegiatan atau lebih dalam suatu rangkaian berhubungan erat dengan
perbuatan lisan lain selanjutnya yang masih dalam rangkaian yang sama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membelajarkan pengetahuan
melalui langkah-langkah terurut yang melibatkan perbuatan lisan
di antaranya dengan memfasilitasi siswa untuk melakukan setiap langkah
secara terurut sehingga pengetahuan yang dipelajari dapat dipahami
siswa
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Gagne)
 Belajar rangkaian gerak merupakan perbuatan jasmaniah terurut dari
dua kegiatan atau lebih dalam suatu rangkaian berhubungan erat
dengan perbuatan lain selanjutnya yang masih dalam rangkaian yang
sama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membelajarkan dimensi
pengetahuan prosedural berupa langkah-langkah terurut yang
melibatkan perbuatan jasmaniah di antaranya dengan memfasilitasi
siswa untuk melakukan setiap langkah secara terurut sesuai dengan
prosedur
 Belajar pembentukan konsep dilaksanakan untuk mengetahui sifat-sifat
umum benda atau kejadian dan mengelompokkannya dalam satu
kelompok. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan suatu
konsep baru kepada siswa melalui tipe belajar konsep di antaranya
dengan memberikan berbagai contoh benda atau kejadian dalam satu
kelompok konsep sehingga siswa dapat mengetahui ciri-cirinya
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Gagne)
 Belajar pembentukan aturan berupa prinsip, teorema, rumus, dalil, dan
lain-lain merupakan perbuatan lisan yang memungkinkan siswa
menghubungkan dua konsep atau lebih. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membelajarkan aturan di antaranya dengan memfasilitasi siswa
untuk melakukan percobaan sehingga dapat menyimpulkan atau
menemukan suatu prinsip, teorema, dalil, atau rumus tertentu.
 Belajar pemecahan masalah merupakan aktivitas siswa dalam
mendalami dan menyelesaikan soal atau masalah supaya terlatih
kemampuan pemecahan masalahnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membelajarkan pemecahan masalah ini adalah bimbingan
melalui pertanyaan-pertanyaan pemandu, pertanyaan penggali, agar
siswa terpandu untuk menyelesaikan masalah dengan tetap
tidak mengurangi kualitas perjuangan siswa.
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Abraham Maslow)
 Teori belajar Maslow memandang bahwa belajar merupakan kebutuhan yang memiliki
hierarki atau tahapan peningkatan kebutuhan, meliputi:
 kebutuhan dasar fisiologis, seperti rasa nyaman dalam belajar;
 kebutuhan keamanan dan keselamatan dalam belajar
 kebutuhan rasa sosial dan kasih sayang, seperti saling mengenal satu
sama lain dan bekerjasama
 kebutuhan terhadap penghargaan, seperti rasa ingin mendapatkan
peringkat tinggi
 kebutuhan aktualisasi diri.

 Sumber motivasi belajar yang didasarkan pada teori kebutuhan Maslow adalah
bersifat internal berupa minat dan kebutuhan
 Pembelajaran humanistik yang berbasis teori kebutuhan Maslow adalah pembelajaran
yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
 Kebutuhan aktualisasi diri merupakan keinginan seseorang untuk menggunakan semua
kemampuan dirinya untuk mencapai apapun yang mereka mau dan bisa dilakukan,
seperti belajar sesuai dengan minat dan potensi siswa
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Abraham Maslow)
 Teori belajar Maslow memandang bahwa belajar merupakan kebutuhan
yang memiliki hierarki atau tahapan peningkatan kebutuhan, meliputi:
 kebutuhan dasar fisiologis, seperti rasa nyaman dalam belajar;
 kebutuhan keamanan dan keselamatan dalam belajar
 kebutuhan rasa sosial dan kasih sayang, seperti saling mengenal satu
sama lain dan bekerjasama
 kebutuhan terhadap penghargaan, seperti rasa ingin mendapatkan
peringkat tinggi
 kebutuhan aktualisasi diri

 Kebutuhan aktualisasi diri merupakan keinginan seseorang untuk


menggunakan semua kemampuan dirinya untuk mencapai apapun
yang mereka mau dan bisa dilakukan, seperti belajar sesuai dengan
minat dan potensi siswa
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TEORI BELAJAR
(Abraham Maslow)
 Menurut teori belajarnya, setiap individu memiliki potensi untuk dikembangkan.
Implementasi teori belajar Maslow dalam pendidikan adalah bahwa guru harus
memahami karakteristik setiap siswa dan memahami kebutuhannya, sehingga
setiap siswa mempelajari apa yang dia butuhkan berdasarkan lintasan belajar dan
potensinya masing-masing
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru untuk
mengimplementasikan teori belajar Maslow dalam pembelajaran adalah:
 Guru mengidentifikasi kebutuhan belajar dan potensi setiap siswa
 Guru memberikan tugas yang beragam kepada setiap siswa sesuai dengan
kebutuhan dan potensinya
 Guru memfasilitasi proses belajar dan memberikan bimbingan kepada setiap
siswa yang mengalami kesulitan belajar
 Guru memberikan penghargaan kepada setiap siswa sesuai dengan kinerjanya

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021



TEORI DASAR
KOMUNIKASI
KERUCUT PENGALAMAN
(Edgar Dale)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


KERUCUT PENGALAMAN
(Edgar Dale)
 Berdasarkan Kerucut Pengalaman Edgar Dale, persentase materi
pembelajaran yang diingat dan dipahami siswa berkurang secara
mengerucut sesuai dengan tingkat keterlibatan siswa dalam
pembelajaran, mulai dari pengalaman belajar yang melibatkan aktivitas
siswa untuk berbuat, terlibat, visual, sampai dengan verbal. Materi
pembelajaran akan jauh lebih mudah diingat dan dipahami siswa
apabila siswa berbuat sesuatu secara langsung yang relevan dengan
materi pembelajaran yang sedang dipelajari, baik melalui kegiatan nyata
sehari-hari, eksperimen, simulasi, atau bermain peran

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021



KARAKTERISTIK
PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR
KARAKTERISTIK UMUM SISWA SD

 Senang bermain, bergerak, bernyanyi, berimajinasi, dan berkarya


 Senang melakukan sesuatu secara langsung
 Senang bekerja dalam kelompok
 Aktivitas fisik lebih dominan daripada aktivitas mental
 Senang dipuji
 Masih berpikir konkret

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


KARAKTERISTIK SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS

 Siswa yang mengalami gangguan pemusatan perhatian cenderung


mudah terganggu, kesulitan memusatkan perhatian, dan impulsif. Namun demikian,
siswa tersebut sering menghabiskan waktu untuk mengerjakan sesuatu yang menarik
perhatian mereka sehingga komunikasi yang efektif dalam pembelajaran bagi siswa
tersebut adalah melibatkan sesuatu yang menarik perhatian mereka

 Disleksia merupakan gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan
membaca dan mengeja. Siswa berkebutuhan khusus yang mengalami disleksia memiliki
ciri-ciri, di antaranya: (1) perkembangan kemampuan membaca lambat dan sering
terjadi kesalahan dalam membaca; (2) kemampuan memahami isi bacaan rendah;
(3) kesulitan membedakan huruf yang hampir sama; (4) tidak mengindahkan tanda
baca saat membaca; dan (5) kesulitan mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan
mengubahnya menjadi huruf atau kalimat. Komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran untuk siswa yang mengalami disleksia adalah dengan membacakan teks
berupa huruf, suku kata, kata, dan kalimat dengan pelafalan dan intonasi yang jelas

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


KARAKTERISTIK SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS

 Diskalkulia merupakan gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan


kesulitan belajar berhitung. Siswa berkebutuhan khusus yang mengalami diskalkulia
akan kesulitan dalam: (1) melakukan operasi hitung matematis; (2) membedakan
tanda operasi hitung matematis; (3) membilang dengan urut; (4) membedakan
angka; dan (5) membedakan bangun-bangun geometri. Komunikasi yang efektif
dalam pembelajaran untuk siswa yang mengalami diskalkulia di antaranya
dengan menampilkan benda konkret untuk membantu pemahaman.
 Siswa yang mengalami gangguan penglihatan memiliki ciri-ciri, di antaranya:
(1) mengoptimalkan fungsi alat pendengaran; (2) selalu berusaha mendekati objek
; (3) mengerutkan dahi untuk memusatkan penglihatan; dan (4) kesulitan melihat
dengan jelas objek yang berukuran kecil. Komunikasi yang efektif bagi siswa yang
mengalami gangguan penglihatan permanen (kebutaan total) di antaranya
dengan menampilkan suara yang jelas dan dapat didengar dan bagi siswa yang
mengalami gangguan penglihatan kabur (low vision) dapat dilakukan dengan
memperbesar ukuran atau mendekatkan objek dengan siswa
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
KARAKTERISTIK SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS

 Siswa yang mengalami gangguan hiperaktivitas cenderung hiperaktif, tidak bisa


beristirahat, dan berperilaku tidak sabaran. Namun demikian, siswa tersebut sering
menghabiskan waktu untuk mengerjakan sesuatu yang menarik perhatian mereka
sehingga komunikasi yang efektif dalam pembelajaran bagi siswa tersebut adalah
menampilkan situasi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa
tersebut
 Disgrafia merupakan gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan
kesulitan belajar menulis. Siswa berkebutuhan khusus yang mengalami disgrafia
memiliki ciri-ciri, di antaranya: (1) kesulitan membedakan tulisan huruf yang hampir
sama; (2) hasil tulisan jelek dan tidak terbaca; (3) tulisan banyak kesalahan, terbalik
, atau hilang huruf; (4) kesulitan menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris; dan
(5) menyalin tulisan sering terlambat selesai. Komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran untuk siswa yang mengalami disgrafia di antaranya adalah dengan
menampilkan contoh teks tertulis untuk ditiru

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021



PROFIL PELAJAR
INDONESIA
(PANCASILA)
PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia
Pelajar yang berakhlak hubungan dengan Tuhan YME, memahami ajaran agamanya, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
 Mandiri
Pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya
 Bernalar Kritis
Pelajar yang mampu secara objektif memproses informasi, membangun keterkaitan,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya
 Kreatif
Pelajar yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,
bermanfaat, dan berdampak
 Bergotong Royong
Pelajar yang mampu melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan sukarela
 Berkebinekaan Global
Pelajar yang mampu mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain untuk membentuk budaya baru
yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
ELEMEN KUNCI PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia
(1) Akhlak beragama; (2) Akhlak pribadi; (3) Akhlak kepada manusia; (4) Akhlak kepada alam
(5) Akhlak bernegara
 Mandiri
(1) Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi; (2) Regulasi diri
 Bernalar Kritis
(1) Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan; (2) Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
(3) Merefleksi pemikiran dan proses berpikir
(4) Mengambil keputusan
 Kreatif
(1) Menghasilkan gagasan yang orisinal; (2) Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
 Bergotong Royong
(1) Kolaborasi; (2) Kepedulian; (3) Berbagi
 Berkebinekaan Global
(1) Mengenal dan menghargai budaya
(2)Kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesame
(3) Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
ELEMEN KUNCI PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Kriteria pembelajaran yang mengembangkan akhlak mulia siswa secara pribadi di antaranya
melibatkan aktivitas siswa untuk selalu disiplin dan jujur dalam setiap aktivitas hidup sehari-hari
termasuk ketika pembelajaran di kelas
 Kriteria pembelajaran yang mengembangkan kemandirian di antaranya melibatkan aktivitas
siswa untuk sadar akan diri dan situasi yang dihadapi serta memiliki regulasi diri
 Kriteria pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bernalar kritis di antaranya melibat
kan aktivitas siswa untuk selalu berpikir beralasan dan memeriksa proses serta hasil kerja sendiri
dan siswa lainnya disertai alasan yang logis dan rasional
 Kriteria pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bernalar kreatif di antaranya
melibatkan aktivitas siswa untuk selalu menghasilkan ide, gagasan, karya, dan tindakan yang
orisinal
 Kriteria pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bergotong royong di antaranya
melibatkan aktivitas siswa untuk terlibat dalam pembelajaran kooperatif dan bertanggung
jawab terhadap peran, tugas, dan tanggung jawab masing-masing dalam kelompok
 Kriteria pembelajaran yang mengembangkan kebinekaan global siswa di antaranya
melibatkan aktivitas siswa untuk saling mengenal kebiasaan diri dan keluarga masing-masing s
upaya memiliki tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan yang dimulai dari lingkup
kelas sampai dengan global
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
” RENCANA
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
KOMPONEN RPP
(Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016)
 Identitas sekolah
 Identitas mata pelajaran atau tema dan subtema
 Kelas/semester
 Materi pokok
 Alokasi waktu
 Kompetensi dasar dan Indikator pencapaian kompetensi
 Tujuan pembelajaran
 Materi pembelajaran
 Metode pembelajaran
 Media pembelajaran
 Sumber belajar
 Langkah-langkah pembelajaran
 Penilaian hasil pembelajaran
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

 Merupakan penciri ketercapaian KD tertentu


 Merupakan perilaku yang dapat diukur dan/atau diamati untuk menunjukkan
keterkuasaan KD tertentu yang menjadi acuan pengembangan kegiatan
pembelajaran dan penilaian
 Dirumuskan menggunakan kata kerja operasional yaitu kata kerja yang dapat
diukur dan diamati sesuai dengan KD yang hanya terdiri dari kata kerja dan materi
 Terdiri dari indikator prasyarat, indikator kunci/pokok, dan indikator pengayaan/
pengembangan
 Indikator kunci wajib ditulis di RPP dan menjadi acuan pengembangan proses
pembelajaran dan penilaian setelah pembelajaran berlangsung
 Indikator prasyarat dan indikator pengayaan bisa dituliskan di RPP atau tidak
disesuaikan dengan kebutuhan sebagai acuan pengembangan proses
pembelajaran

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


TUJUAN PEMBELAJARAN
 Merupakan salah satu komponen penentu efektivitas pembelajaran
selain KD
 Dirumuskan berdasarkan KD sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur
 Dirumuskan secara lengkap mulai dari tujuan pembelajaran yang
dikembangkan dari indikator prasyarat, kunci, dan pengayaan
 Menggambarkan gradasi atau tahapan logis dari KD dan kriteria
kemampuan siswa setelah pembelajaran berlangsung
 Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai KD
 Dirumuskan menggunakan format ABCD (Audience, Behaviour,
Condition, Degree) atau ABC (Audience, Behaviour, Content)
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
MATERI PEMBELAJARAN
 Dituliskan dalam butir-butir sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi
 Memuat pengetahuan faktual (fakta), konseptual (konsep dan prinsip),
dan pengetahuan prosedural sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi
 Memuat materi prasyarat, materi pokok, dan materi
pengayaan/pengembangan
 Materi pembelajaran rinci yang dikembangkan oleh guru sebagai
bahan ajar atau bahan bacaan diletakkan sebagai lampiran RPP dan
dikembangkan secara selektif dengan pertimbangan bahwa materi
pembelajaran tersebut tidak tercantum dalam buku siswa atau buku
teks pelajaran yang digunakan oleh siswa di kelas

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


METODE PEMBELAJARAN
 Merupakan cara guru menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa sesuai dengan karakteristik siswa dan materi
pembelajaran
 Metode pembelajaran merupakan komponen yang wajib ditulis
sebagai komponen RPP. Artinya, guru dapat menuliskan
pendekatan dan model pembelajaran juga jika diterapkan dan
dibutuhkan

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


MEDIA PEMBELAJARAN
• Merupakan sesuatu yang menjembatani tersampaikannya materi
pembelajaran yang abstrak atau tidak visible menjadi lebih
konkret atau visible
• Alat bantu proses pembelajaran seperti projektor, dll. Juga
merupakan media pembelajaran
• Tidak semua materi pembelajaran harus dikembangkan
medianya oleh guru sehingga harus berdasarkan analisis
kebutuhan dan analisis materi pembelajaran
• Tidak menggantikan peran guru tetapi untuk memperkuat
penguasaan konsep oleh siswa

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


SUMBER BELAJAR
• Dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan dengan
materi pembelajaran
• Dituliskan dalam RPP secara lengkap (untuk buku seperti
menuliskan daftar pustaka)
• Bahan ajar seperti LKS dan bahan bacaan yang
dikembangkan oleh guru merupakan sumber belajar

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
• Terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup
• Terdiri dari fase eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
• Menerapkan langkah-langkah 5M pada pendekatan
saintifik meski tidak terurut dan tidak muncul semua (lintas
pembelajaran)
• Dilakukan secara tematik terpadu kecuali mata pelajaran
Matematika dan PJOK di kelas tinggi
• Langkah-langkah 5M dapat diperkuat dengan
pembelajaran berbasis inkuiri, diskoveri, berbasis masalah,
berbasis proyek, kooperatif, kontekstual, kuantum atau
pendekatan dan model lainnya
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
KEGIATAN PENDAHULUAN
• Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran misalnya dengan cara berdoa, mengecek kehadiran, ice
breaking, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dll.
• Memberikan motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional, internasional,
serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik.
• Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
• Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.
• Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan yang
akan dilalui selama pembelajaran.
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
KEGIATAN PENUTUP
Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok
melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
 seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung
maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
 melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok.
 menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


PENILAIAN PEMBELAJARAN
 Dilakukan terhadap aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
 Menggunakan teknik penilaian yang relevan
 Guru harus menuliskan teknik penilaian dan bentuk
instrumennya pada RPP
 Kisi-kisi dan instrumen penilaian termasuk rubrik diletakkan di
bagian lampiran RPP
 Indikator penilaian pada kisi-kisi dituliskan berbeda dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi
 Indikator penilaian terdiri dari stimulus dan kompetensi siswa
yang diharapkan Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
KOMPONEN RPP
(SE Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019)
 Tujuan Pembelajaran
 Langkah-langkah Pembelajaran (Kegiatan Pembelajaran)
 Penilaian Pembelajaran

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


TUJUAN PEMBELAJARAN (RPP)

Rumusan kemampuan Menggambarkan proses


siswa dan hasil belajar

Penentu efektivitas Menggunakan format


pembelajaran selain ABCD atau ABC
KD

Dirumuskan sesuai KD Merupakan tujuan


secara operasional minimal

Menggambarkan gradasi
atau tahapan logis
dari KD Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
KEGIATAN PEMBELAJARAN (RPP)
Terdiri atas kegiatan
Kegiatan pembelajaran
pendahuluan, inti,
dirancang dengan
dan penutup
fleksibel
Kegiatan pendahuluan Kegiatan pembelajaran
sesuai dengan dirancang secara
Permendikbud 22 tahun kronologis sesuai
2016 tujuan
Kegiatan penutup sesuai Kegiatan pembelajaran
dengan Permendikbud 22 dikembangkan sesuai
tahun 2016 karakteristik siswa,
materi, dan mata
Kegiatan dikembangkan pelajaran
berbasis aktivitas
yang berorientasi
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
PENILAIAN (RPP)
Hanya ditulis teknik Dilakukan menggunakan
penilaian dan bentuk teknik penilaian yang
instrumen relevan
Meliputi penilaian Indikator penilaian
sikap, pengetahuan, pengetahuan memuat
dan keterampilan stimulus dan kompetensi
siswa
Instrumen penilaian Penilaian meliputi
merupakan lampiran RPP asesmen for, as, dan
of

Dilakukan untuk
mengukur efektivitas
pembelajaran Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
Menyiapkan peserta didik secara psikis dan
fisik
Memotivasi belajar peserta didik secara
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang


KEGIATAN mengaitkan materi sebelumnya

PENDAHULUAN Menjelaskan tujuan pembelajaran dan ko


mpetensi dasar

Menyampaikan cakupan materi


pembelajaran

Menjelaskan uraian kegiatan


pembelajaran yang akan dilalui

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020


Mengevaluasi rangkaian aktivitas
pembelajaran dan hasil yang diperoleh
Menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran

Memberikan umpan balik terhadap proses dan


KEGIATAN hasil pembelajaran

PENUTUP Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam


bentuk tugas

Menginformasikan rencana kegiatan pem


belajaran untuk pertemuan berikutnya

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020



PRINSIP-PRINSIP
DIFFERENTIATED
LEARNING
GAYA BELAJAR SISWA
 Anak dengan gaya belajar auditori memiliki indera pendengaran yang
lebih baik dan lebih terfokus sehingga mampu memahami sesuatu
dengan lebih baik melalui mendengar. Strategi pembelajaran yang
relevan untuk anak dengan gaya belajar auditori adalah dengan
bercerita tentang hal-hal yang menarik minat dan motivasi belajar siswa,
berdiskusi tentang materi pembelajaran yang sedang dipelajari, dan
untuk kelas awal dengan membiasakan membaca bersama secara
nyaring
 Anak dengan gaya belajar visual memiliki indera penglihatan yang lebih
baik dan lebih terfokus sehingga mampu memahami sesuatu dengan
lebih baik melalui melihat. Pembelajaran yang relevan untuk anak
dengan gaya belajar visual adalah dengan menampilkan gambar
Atau hal lain yang dapat diamati tentang hal-hal yang menarik minat
dan motivasi belajar siswa sesuai dengan materi pembelajaran
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
GAYA BELAJAR SISWA
 Anak dengan gaya belajar kinestetik memiliki kepekaan terhadap gerakan dan senang
belajar serta akan lebih memahami materi pembelajaran yang sedang dipelajari jika
disertai gerakan untuk dilakukan. Metode dan media pembelajaran yang relevan untuk
anak dengan gaya belajar kinestetik adalah dengan menampilkan unsur-unsur gerakan
untuk dilakukan oleh siswa yang relevan dengan materi pembelajaran yang sedang
dipelajari
 Siswa di dalam kelas memiliki gaya belajar yang beragam. Guru harus mampu
mengidentifikasi gaya belajar setiap siswa dan menerapkan metode pembelajaran
yang variatif untuk memfasilitasi belajar siswa dengan gaya belajar masing-masing.
Anak dengan gaya belajar global memiliki indera pendengaran dan penglihatan yang
lebih baik dan lebih terfokus serta peka terhadap gerakan sehingga mampu
memahami sesuatu dengan lebih baik melalui mendengar, melihat, dan melakukan.
Strategi pembelajaran yang relevan untuk anak dengan gaya belajar global adalah
dengan menampilkan video (suara dan gambar) disertai gerakan untuk dilakukan oleh
siswa sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


” KETERAMPILAN
MENDENGAR AKTIF
(ACTIVE LISTENING)
KETERAMPILAN MENDENGAR AKTIF
(ACTIVE LISTENING)
 Keterampilan mendengar aktif (active listening) merupakan aktivitas mendengarkan
yang ditindaklanjuti dengan aktivitas produktif lainnya, seperti melakukan parafrase,
merangkum, menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai, dan menampilka
n aktivitas produktif non-verbal tertentu yang sesuai. Pembelajaran yang melibatkan
keterampilan mendengar aktif memfasilitasi siswa untuk mendengar atau menyimak
pemaparan atau penjelasan tentang materi pembelajaran yang sedang dipelajari
dan menindaklanjutinya dengan aktivitas lainnya, seperti mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang relevan untuk memperkuat pemahamannya terhadap materi
pembelajaran yang sedang dipelajari
 Metode diskusi memungkinkan untuk terjadinya proses mendengar aktif, di antaranya
dengan mengajukan pertanyaan, menyampaian kritik atau saran, dan memberikan
penguatan atau konfirmasi terhadap pernyataan lisan teman diskusi

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


” KONTRAK BELAJAR
PENGUATAN DAN HUKUMAN
KONTRAK BELAJAR DAN HUKUMAN
 Menurut filosofi Ki Hadjar Dewantara, sebisa mungkin guru harus menghindari
hukuman bagi siswa yang melakukan kesalahan karena bertentangan dengan
hakikat kemerdekaan. Adapun kalau sangat diperlukan maka hukuman tersebut
harus bersifat membangun atau mendidik bukan menjajah yang diberikan setelah
aturannya ditetapkan dan disepakati bersama sesuai kesalahan siswa serta segera di
berikan atau tidak ditunda-tunda. Kontrak belajar mengikat untuk dipatuhi bersama
guru dan siswa tanpa kecuali
 Kontrak belajar merupakan konsensus awal tentang aturan pembelajaran yang
memuat peran guru dan siswa yang telah disepakati bersama yang di antaranya
memuat penghargaan dan hukuman yang spesifik dan disepakati bersama guru dan
siswa. Menurut filosofi Ki Hadjar Dewantara, sebisa mungkin guru harus menghindari
hukuman bagi siswa yang melakukan kesalahan karena bertentangan dengan
hakikat kemerdekaan. Adapun kalau sangat diperlukan maka hukuman tersebut
harus spesifik dan bersifat membangun atau mendidik bukan menjajah yang
diberikan setelah aturannya ditetapkan dan disepakati bersama sesuai kesalahan
Siswa. Selain itu, hukuman yang diberikan harus variatif melibatkan hukuman positif
dan negatif agar siswa tidak kebal dengan satu bentuk hukuman yang diberikan
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
PENGUATAN PEMBELAJARAN
 Penguatan (reinforcement) dalam pembelajaran merupakan stimulus yang
diberikan untuk memperkuat atau meningkatkan respon atau interaksi siswa
dengan siswa lainnya, guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar
 Penguatan (reinforcement) dalam pembelajaran merupakan stimulus yang
diberikan untuk memperkuat atau meningkatkan respon atau interaksi siswa
dengan siswa lainnya, guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar, sebab itu bentuk penguatan yang tepat bagi siswa yang
meningkat hasil belajarnya adalah dengan cara memberikan
penghargaan sesuai kebutuhannya agar ketekunan dan hasil belajarnya
terus meningkat

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


PENGUATAN PEMBELAJARAN
 Penguatan (reinforcement) dalam pembelajaran merupakan stimulus yang
diberikan untuk memperkuat atau meningkatkan respon atau interaksi siswa
dengan siswa lainnya, guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Skinner, penguatan terdiri atas: (1) penguatan positif dengan
menghadirkan stimulus yang disenangi siswa dalam pembelajaran untuk
memperkuat respon mereka; dan (2) penguatan negatif dengan mengurangi
atau menghilangkan stimulus yang tidak disenangi siswa
 Intervensi guru dengan memisahkan tempat duduk siswa tersebut dengan siswa
yang berkebutuhan khusus merupakan bentuk penguatan negatif bagi siswa
yang bersangkutan
 Intervensi guru dengan memberikan tanda bintang bagi siswa yang mampu
menjawab soal dengan benar dan mengerjakan aktivitas belajar dengan baik
merupakan bentuk penguatan positif
 Bentuk penguatan negatif yang tepat untuk anak yang kurang fokus dalam
belajar di antaranya dengan memisahkan tempat duduk anak lainnya dengan
anak yang kurang fokus tersebut
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
” PROGRAM REMEDIAL
DALAM PEMBELAJARAN DI SD
PROGRAM REMEDIAL
 Pembelajaran remedial pada aspek pengetahuan dilaksanakan untuk siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) baik dilaksanakan secara klasikal, kelompok,
maupun individual bergantung pada persentase banyaknya siswa yang belum mencapai
KKM. Jika banyaknya siswa yang belum mencapai KKM melebihi 50% maka pembelajaran
remedial dilaksanakan secara klasikal dengan metode pembelajaran yang berbeda
dengan sebelumnya. Jika banyaknya siswa yang belum mencapai KKM di bawah 50%
atau hanya beberapa siswa saja dengan kesulitan belajar yang beragam maka
pembelajaran remedial dilaksanakan melalui bimbingan individual atau bimbingan
kelompok dengan metode pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya. Bimbingan
individual dilakukan jika semua siswa yang belum mencapai KKM memiliki kesulitan belajar
yang berbeda. Sementara itu, bimbingan kelompok dilakukan jika memungkinkan dalam
satu kelompok terdiri atas siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar yang relatif sama.
Penugasan untuk dikerjakan di rumah sebagai bentuk pembelajaran remedial harus
berupa penugasan tematik yang berorientasi pada kecerdasan budi pekerti dan
kecakapan hidup bukan melulu pada materi pembelajaran agar relevan dengan peran
keluarga dalam Tripusat Pendidikan yang berorientasi pada pendidikan kecerdasan budi
pekerti

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


PROGRAM REMEDIAL
 Pembelajaran remedial untuk sebagian besar siswa yang belum menguasai
keterampilan yang ditargetkan di antaranya adalah pembelajaran remedial klasikal
dengan metode praktik
 Pembelajaran remedial yang diperlukan bagi mayoritas siswa yang tidak mencapai
KKM di antaranya pembelajaran klasikal dengan media dan metode sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa
 Pembelajaran remedial yang diperlukan bagi mayoritas siswa yang tidak mencapai
KKM di antaranya pembelajaran klasikal dengan dengan metode praktik dan
pendekatan pembelajaran kontekstual
 Pembelajaran remedial pada aspek pengetahuan dilaksanakan untuk siswa yang
belum mencapai KKM baik dilaksanakan secara klasikal, kelompok, maupun
individual bergantung pada persentase banyaknya siswa
 Pembelajaran remedial pada aspek pengetahuan dilaksanakan untuk seluruh siswa
yang belum mencapai KKM di antaranya dengan pembelajaran remedial klasikal
dengan materi yang sama melalui metode diskusi kelompok dan diskusi kelas

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021



REFLEKSI PEMBELAJARAN
REFLEKSI PEMBELAJARAN
 Refleksi implisit merupakan aktivitas meninjau kembali proses dan hasil praktik
pembelajaran sendiri untuk menemukan kekuatan, kelemahan, dan kendala yang di
hadapi selama praktik pembelajaran
 Refleksi eksplisit merupakan aktivitas meninjau kembali proses dan hasil praktik
pembelajaran guru lainnya untuk menemukan kekuatan, kelemahan, dan kendala y
ang dihadapi selama praktik pembelajaran
 Refleksi kritis merupakan aktivitas meninjau kembali temuan-temuan proses dan hasil
praktik pembelajaran untuk diketahui penyebab dan dirumuskan rekomendasi
perbaikannya untuk menghasilkan kualitas proses dan hasil belajar yang optimal
 Refleksi kritis biasanya dilaksanakan dengan langkah what, why, dan how yang
dimulai dengan mengkaji temuan-temuan selama pembelajaran berlangsung,
mengklaridikasi penyebabnya, dan merumuskan tindakan-tindakan perbaikan untuk
pembelajaran berikutnya

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


” MENGOPTIMALKAN
MEMORI JANGKA PANJANG
(LONG TERM MEMORY)
MENGOPTIMALKAN LTM
 Proses mengingat menurut teori belajar Piaget melibatkan proses asimilasi dan
akomodasi sehingga terjadi keseimbangan (ekuilibrasi) yang menjadikan siswa
memiliki pengetahuan yang lebih tinggi tingkatannya. Proses berpikir ini melibatkan
informasi/pengetahuan baru yang berasimilasi dengan informasi/pengetahuan awal
yang telah terskemakan dalam skemata benak siswa dari pengalaman atau
pembelajaran sebelumnya dan diakomodasi dalam skemata benak siswa menjadi
skema informasi/pengetahuan baru yang lebih tinggi tingkatannya
 Proses mengingat menurut teori belajar Piaget agar tertanam lama dalam ingatan
jangka Panjang siswa adalah dengan membiasakan berlatih berulang,
mengaitkan konsep yang dipelajari dengan kemampuan yang telah dimiliki siswa,
dan mengaitkan kompetensi yang sedang dipelajari dengan kompetensi yang telah
dikuasai siswa

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021



KODE ETIK GURU
KODE ETIK GURU INDONESIA
 Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di Indonesia
sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan tugas
profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara. Keberadaan
kode etik guru bertujuan untuk menempatkan sosok guru sebagai pribadi yang
terhormat, mulia, dan bermartabat. Isu kode etik guru merupakan pelanggaran atau
penyimpangan terhadap norma moral yang terkandung dalam kode etik guru, baik
ringan, sedang, maupun berat. Setiap pelanggaran atau penyimpangan tersebut
akan mendapatkan sanksi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku sesuai
rekomendasi dari Dewan Kehormatan Guru Indonesia. Setiap pelanggaran yang
berat terhadap kode etik guru harus diketahui paling tidak oleh kepala sekolah
sebagai pemimpin untuk segera ditindaklanjuti
 Setiap pelanggaran yang terjadi harus dapat diselesaikan dengan cara yang baik
dan tidak menimbulkan konflik berkepanjangan. Pelaksanaan kode etik guru harus di
dasari kesadaran bahwa mereka merupakan profesi mulia yang harus menjadi
teladan bagi semua dalam berperilaku di kehidupan sehari-hari agar dirinya dan
rekan guru lainnya selamat dunia dan akhirat

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


KODE ETIK GURU INDONESIA
 Pemerintah telah berupaya memberikan perlindungan bagi guru dan tenaga
kependidikan dalam bentuk advokasi non-litigasi, di antaranya melalui
konsultasi hukum dan mediasi yang diatur dalam Permendikbud Nomor 10
Tahun 2017 tentang Perlindungan Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
 Pelaksanaan kode etik guru harus didasari kesadaran bahwa pendidikan
merupakan proses memanusiakan manusia, sehingga setiap hukuman yang
diberikan harus bersifat mendidik bukan menjajah
 Pelanggaran terhadap isu kode etik guru selain kekerasan terhadap siswa,
di antaranya plagiarisme dan pelanggaran hak cipta sering terjadi dalam
kinerja guru. Hal ini dapat diatasi apabila guru memiliki kreativitas untuk selalu
berupaya membuat hasil karya sendiri yang orisinal sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru sebagai profesi

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


” POLA INTERAKSI
DALAM PEMBELAJARAN
POLA INTERAKSI PEMBELAJARAN
 Pembelajaran merupakan interaksi antarsiswa, siswa dengan guru dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Agar pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan
makna atau hakikat pembelajaran, maka interaksi harus terjadi multiarah tidak hanya
antara siswa dengan guru dan sumber belajar tetapi juga antarsiswa melalui variasi
metode pembelajaran, seperti diskusi, membaca beragam sumber belajar, tanya jawab,
ceramah, dan metode lainnya. Metode diskusi paling memungkinkan untuk terjadinya
interaksi antarsiswa dengan cara saling bertanya, memberikan saran, tanggapan, dan
kritik siswa lainnya
 Interaksi antara guru dengan siswa dapat dilakukan juga di dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh siswa atau memberikan kesempatan kepada
setiap siswa bertanya tentang materi pembelajaran yang tidak dipahaminya.
 interaksi juga harus terjadi intra-siswa (dalam diri siswa), di antaranya dengan memberikan
kesempatan kepada setiap siswa melakukan apersepsi dan refleksi pembelajaran. Melalui
apersepsi, setiap siswa dapat melakukan proses metakognisi untuk mengamati dirinya
dengan penuh kesadaran sebagai pondasi untuk mempelajari materi pembelajaran
berikutnya. Melalui refleksi pembelajaran, setiap siswa dapat melihat kembali proses dan
hasil belajarnya sehingga terjadi proses metakognisi supaya proses belajar lebih baik lagi
pada pembelajaran berikutnya
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
POLA INTERAKSI PEMBELAJARAN
 Pada pembelajaran daring biasanya hanya melibatkan interaksi antara siswa
dengan guru dan sumber belajar tanpa melibatkan interaksi antarsiswa.
Padahal, interaksi antarsiswa dapat dibangun dalam pembelajaran daring
dengan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk melakukan
aktivitas tertentu dalam belajar, misalnya bertanya dan memberikan
kesempatan siswa lain menanggapinya
 perangkat pembelajaran yang dikembangkan termasuk media pembelajaran
harus melibatkan interaksi multiarah tidak hanya antara siswa dengan guru dan
sumber belajar tetapi juga intra- dan antarsiswa. Dengan demikian, media
pembelajaran dikembangkan dan digunakan tidak menggantikan peran guru
agar tetap relevan dengan makna pembelajaran dan media pembelajaran

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021



KESELAMATAN DAN KEAMANAN
BELAJAR SISWA
KESELAMATAN DAN KEAMANAN BELAJAR
 Guru dalam melaksanakan tugasnya terkait pembelajaran yang merdeka dan
memerdekakan di kelas harus melakukan Tutwuri Handayani supaya setiap siswa
dapat belajar dengan aman dan selamat lahir dan batinnya sebagai tujuan utama
pendidikan dengan cara memandirikan siswa tetapi tetap mengamati dan
memberikan intervensi hanya pada saat siswa berada dalam bahaya baik fisik
maupun mental
 Kepedulian yang bersifat humanis dan membangun dapat ditunjukkan oleh guru
terhadap siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan cara menanyakan alasan
dan memberikan solusi berupa petunjuk agar siswa dapat mengerjakan tugas
dengan baik
 Pembelajaran di luar jaringan tanpa tatap muka menimbulkan banyak polemik untuk
segera diatasi oleh guru yang memiliki kepedulian, di antaranya dengan
mengembangkan bahan ajar mandiri yang memiliki fungsi pedagogis, sehingga
kehadiran guru dapat dirasakan oleh siswa meskipun secara fisik guru berjauhan
dengan siswa

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


KESELAMATAN DAN KEAMANAN BELAJAR
 Pembelajaran daring yang dilaksanakan dari rumah banyak menimbulkan polemik
dan hanya dapat diatasi oleh guru yang memiliki kepedulian terhadap siswa agar
mereka aman dari bahaya TIK pada saat pembelajaran daring, di antaranya
dengan meminta bantuan kepada orang tua untuk selalu mendampingi anaknya
selama pembelajaran daring berlangsung
 Kepedulian guru dapat ditunjukkan juga saat memfasilitasi keragaman gaya belajar
siswa, baik auditori, visuali, kinestetik, maupun global, di antaranya dengan
mengembangkan media pembelajaran yang memuat unsur audio, visual, dan
kinestetik
 Pembelajaran yang aman dan selamat bagi siswa juga dapat diwujudkan melalui
kepedulian guru dalam melaksanakan pembelajaran yang ramah bagi setiap siswa,
di antaranya dengan cara memfasilitasi pembelajaran supaya siswa dapat belajar
sesuai dengan potensinya baik secara fisik maupun mental misalnya dengan
menata sumber-sumber belajar agar dapat dengan mudah dipelajari siswa

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


MAKSUD DAN TUJUAN
PENDIDIKAN

Ikhlas Merdeka Tertib

Rela Berkorban Damai


“Ketundukan”
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
MAKSUD DAN TUJUAN
PENDIDIKAN

Pandangan
Hidup
Tumbuh
Ngemong Kodrat

Kelonggaran Menguasai Diri


Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
Kodrat Anak
Vs
Wijsheid Tajam Angan
1
(Bersih Budi)
• Berdekatan
2
Halus Rasa
dengan Sang Anak
• Berhamba kepada
Sang Anak
3
Kuat Kemauan

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020


Kemenangan 1 TENANG HATI (NENG)
(Nang)
2 SUCI PIKIRAN (NING)

Tumbuh Kodrat 3 KEKUASAAN (NUNG)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020


SEMBOYAN
PENDIDIKAN NASIONAL

Tutwuri=Mengikuti
Handayani=Memengaruhi
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
MAKNA MERDEKA

Mengatur Tertibnya
Lahir Tidak
Perhubungan
Terperintah

Batinnya bisa Persatuan dalam Hal


Memerintah Sendiri yang Penting

Persatuan yang Diakui


Menegakkan Dirinya
Semua Golongan

Mengatur Tertibnya
Perikehidupan
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
PEMBELAJARAN MERDEKA

Mencari tahu Memberikan yang


kebutuhan dibutuhkan

MERDEKA
Memberikan
Memandirikan yang bermanfaat

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020


KODRAT
ALAM
KEMERDEKAAN Alat pendidikan
adalah
pemeliharaan
dengan sebesar
perhatian untuk
ASAS PANCA DARMA mendapatkan
KEMANUSIAAN
TAMAN SISWA tumbuhnya hidup
peserta didik lahir
dan bathin
menurut
kodratnya sendiri
KEBANGSAAN

KEBUDAYAAN

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020


TRANSFORMASI PENDIDIKAN

Keberadaan Guru dengan Gezag


Mempertimbangkan Kodrat Siswa
Pedagogiek tak tergantikan

Pengajaran bersifat
Memandirikan Siswa Transfer of Learning

Melibatkan
Menumbuhkan Kesadaran akan
Sekolah, Rumah, dan
Pandangan Hidup
Masyarakat

Tidak Materialistis dan Diktatur


Berbasis Kultural Nasional
Intelek
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2020
”PERILAKU INKLUSIF DAN
OBJEKTIF DALAM BEKERJA
PERILAKU INKLUSIF DAN OBJEKTIF GURU
 Seorang guru harus memiliki sikap inklusif dalam bekerja yang memandang positif
perbedaan yang ada dan sikap objektif yang memandang sesuatu dengan alasan
yang jelas, logis, dan rasional. Sikap tersebut diperlukan untuk menjaga kerukunan
bersama dalam bekerjadan memberikan yang terbaik bagi siswa sehingga tercipta
suasana yang nyaman dan kondusif untuk bekerja
 Guru harus selalu berupaya mempertimbangkan cara pandang guru lain dalam
bekerja dan memberikan alasan logis dan rasional terhadap cara pandang sendiri
dengan mencari tahu alasan yang logis dan rasional dibalik semua pendapat
sebagai bahan untuk belajar dan mengembangkan diri dan sebagai bentuk
penghargaan serta sikap inklusif yang diperlukan dalam bekerja
 Contohnya, seorang guru pemula harus berupaya menyesuaikan diri dengan keraga
man cara pandang guru lain dalam bekerja dengan lebih banyak mendengar
dibanding berbicara agar mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman
dari guru lain

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021



PENGEMBANGAN KARIER DAN
POTENSI DIRI GURU
PENGEMBANGAN KARIER DAN POTENSI DIRI
 Guru masa depan harus mampu mengembangkan diri dan orang lain serta
komunitasnya
 Keterlibatan guru harus mampu menginisiasi terbangunnya komunitas saling belajar
di sekolah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman supaya guru dapat
berkembang bersama baik potensi maupun karier sebagai seorang guru sehingga
keuunggulan setiap guru menjadi kekuatan bersama untuk membangun sekolah.
Dengan demikian, guru tidak hanya aktif secara pribadi, namun aktif dan produktif
dalam komunitasnya untuk mengembangkan diri, rekan guru, dan komunitasnya
sehingga kolaborasi lebih dominan daripada kompetisi
 Keterlibatan guru harus mampu menginisiasi terbangunnya budaya belajar dan
bekerja kolaboratif di sekolah agar setiap guru terlibat aktif dan produktif untuk
mengembangkan diri, rekan guru, dan sekolah
 Misalnya, keterlibatan guru dalam KKG harus mampu menginisiasi terbangunnya
komunitas saling belajar di KKG supaya guru dapat berkembang bersama baik
potensi maupun karier sebagai seorang guru

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021



PEMBELAJARAN LITERASI
DAN NUMERASI DI SD
FOKUS PISA 2021

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


Membaca

Menulis

Literasi NIL Berbicara


(Keterbukaan
Wawasan) Menghitung

Memecahkan
Masalah

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


Baca Tulis
Numerasi

Sains

Literasi WEF
Dasar Digital

Keuangan
Budaya
&
Kewarganegaraan
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
Gerakan Literasi
Sekolah

Gerakan
Literasi Nasional Gerakan Literasi
Keluarga
Permendikbud No. 23 Tahun 2015
Penumbuhan Budi Pekerti

Gerakan Literasi
Masyarakat
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
NUMERASI
(PISA 2021)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


Penalaran Matematis

Literasi Pemahaman,
Matematika Aplikasi,
Pemaknaan
(Numerasi)?

Pemecahan Masalah

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


LITERASI MATEMATIKA (NUMERASI)

1. Knowing
(Mengingat, Mengidentifikasi, Mengklasifikasikan, Menghitung,
Mengambil, Mengukur)
2. Applying
(Memilih Strategi, Membuat Model, Menerapkan, Menafsirkan)
3. Reasoning
(Menganalisis, Memadukan, Mengevaluasi, Menyimpulkan,
Membuat Justifikasi)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


LITERASI MEMBACA
(PISA 2021)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


Menemukan Informasi

Literasi Memahami
(Interpretasi
Membaca? & Integrasi Teks)

Evaluasi & Refleksi


Teks
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
LITERASI MEMBACA (AKM)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


Teks Informasi

Teks Fiksi

Konten &
Literasi Konteks
Personal
Membaca
Sosial-Budaya

Saintifik

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


Kuantitas

Perubahan dan
Hubungan
Konten &
Ruang dan Bentuk
Konteks
Numerasi
Ketidakpastian dan
Data
Konteks:
Personal
Sosial-Budaya
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
Ilmiah
TINGKAT KOMPETENSI
LITERASI & NUMERASI (AKM)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021



TAKSONOMI KOGNITIF DAN
DIMENSI PENGETAHUAN
DIMENSI PENGETAHUAN

3. Pengetahuan Prosedural
a. Keterampilan Tertentu dan Algoritma (Mengukur, Menggambar)
b. Metode dan Teknik Tertentu (Teknik Menjumlah, dll.)
c. Kriteria Menetapkan Prosedur yang Cocok
4. Pengetahuan Metakognitif
a. Strategi (Strategi Memahami Materi, dll.)
b. Tugas Kognitif (Materi supaya mudah dIingat, dll.)
c. Pengetahuan Diri (Kekuatan dan Kelemahan dalam Belajar, dll.)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


TAKSONOMI ANDERSON & KRATHWOHL
1. Mengingat
a. Faktual
Contoh: Manakah simbol sisi yang tepat dari sebuah segitiga?
Manakah bagian sisi yang tepat dari bangun datar berbentuk
segitiga berikut?
b. Konseptual
Contoh: Apa yang dimaksud dengan segitiga?
Bagaimanakah rumus segitiga?
c. Prosedural
Contoh: Bagaimanakah cara menggambarkan segitiga siku-siku
menggunakan jangka?
d. Metakognitif
Contoh: Bagaimanakah strategimu dalam mengukur luas segitiga
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TAKSONOMI ANDERSON & KRATHWOHL
2. Memahami
a. Faktual
Contoh: Tuliskan simbol sisi yang tepat dari segitiga di atas?
b. Konseptual
Contoh: Jelaskan yang dimaksud dengan segitiga?
Apakah setiap persegi merupakan persegi panjang? Jelaskan!
c. Prosedural
Contoh: Jelaskan cara menggambarkan segitiga siku-siku menggunakan
jangka!
d. Metakognitif
Contoh: Jelaskan mengapa strategimu dianggap lebih mudah dalam
mengukur luas segitiga sembarang?

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


TAKSONOMI ANDERSON & KRATHWOHL
3. Menerapkan
a. Faktual
Contoh: Gambarkan sebuah segitiga lengkap dengan simbol-simbol
komponen bagiannya?
b. Konseptual
Contoh: Buktikan rumus segitiga di atas!
c. Prosedural
Contoh: Gambarlah sebuah segitiga siku-siku menggunakan jangka!
d. Metakognitif
Contoh: Ukurlah luas segitiga sembarang menggunakan strategi yang
menurutmu paling mudah?

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


TAKSONOMI ANDERSON & KRATHWOHL
4. Menganalisis
a. Faktual
Contoh: Berdasarkan gambar bangun ruang di atas, manakah gambar jaring-
jaring yang tepat untuk bangun ruang tersebut?
b. Konseptual
Contoh: Berdasarkan ciri-ciri di atas, bagaimanakah hubungan antara segitiga
sama sisi dengan segitiga samakaki!
c. Prosedural
Contoh: Berdasarkan langkah-langkah di atas, manakah urutan yang tepat
dalam menggambar segitiga siku-siku menggunakan jangka!
d. Metakognitif
Contoh: Berdasarkan strategi yang telah kamu lakukan dalam mengukur segitiga
sembarang, Tuliskan langkah-langkah secara terurut dalam mengukur
segitiga sembarang?
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TAKSONOMI ANDERSON & KRATHWOHL
5. Mengevaluasi
a. Faktual
Contoh: Berdasarkan gambar bangun ruang di atas, manakah pasangan
gambar dan komponen yang salah?
b. Konseptual
Contoh: Setujukah kamu dengan pernyataan guru di atas tentang hubungan
antara persegi dan persegi panjang!
c. Prosedural
Contoh: Berdasarkan langkah-langkah di atas, manakah yang tidak perlu
dilakukan dalam menggambar segitiga siku-siku menggunakan jangka!
d. Metakognitif
Contoh: Berdasarkan langkah-langkah yang telah kamu lakukan, manakah
langkah yang paling sulit dilakukan dalam mengukur segitiga
sembarang?
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
TAKSONOMI ANDERSON & KRATHWOHL
6. Mengkreasi
a. Faktual
Contoh: Dengan menggunakan bangun ruang satuan di atas, susunlah bangun ruang
baru yang mungkin terbentuk dari bangun ruang satuan tersebut!
b. Konseptual
Contoh: Berdasarkan hubungan antara persegi dan persegi panjang di atas,
rumuskanlah formula lain dalam mencari luas persegi!
c. Prosedural
Contoh: Berdasarkan ciri-ciri segitiga sembarang dan langkah-langkah mengukur di
atas, langkah apa yang dapat dilakukan selanjutnya supaya dapat mengukur
segitiga sembarang dengan tepat!
d. Metakognitif
Contoh: Berdasarkan ciri-ciri segitiga sembarang dan langkah-langkah yang telah
kamu lakukan, langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya agar hasil
pengukuran segitiga sembarang mendekati hasil sebenarnya?
Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021
” MODEL PEMBELAJARAN
KONTEMPORER LITERASI DAN
NUMERASI
MODEL PEMBELAJARAN LITERASI MEMBACA
(PISA 2021)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


Lingkungan
Sekitar
Menemukan
Sendiri

Ajaran
KHD
Bermanfaat

Baik dan Perlu

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


MODEL PEMBELAJARAN LITERASI MATEMATIKA
(PISA 2021)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


HAKIKAT BELAJAR MATEMATIKA
MODEL TRIADIC (Harel, 2008)

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


AKSI
Rekontekstualisasi
FORMULASI
Repersonalisasi
Redekontekstualisasi
DIDACTICAL SITUASI
SITUATION
(Brousseau, 2002) VALIDASI
Redepersonalisasi
INSTITUSIONALISASI
Kontekstualisasi

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021


Didactical
Phenomenology
Progressive
Mathematization

RME Prinsip
(Freudental)
Guided Reinvention

Self Developed
Model

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd. @2021



TERIMA KASIH

Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd.


082117938490

Anda mungkin juga menyukai