Anda di halaman 1dari 7

WILANGAN p-ISSN 2774-9304

Volume 4, No. 1, Maret 2023 e-ISSN 2798-1541

http://www.jurnal.untirta.ac.id/index.php/wilangan

ANALISIS PERKEMBANGAN KOGNITIF SISWA SMA PADA


PEMBELAJARAN MATEMATIKA
1
Tria Suhada Azzahra, 2Hepsi Nindiasari, 3Zahra Fadhilah Aryoko, 4Zahid Nur Afita
Amaliyah, 5Riza Novidona Afifah, 6Difa Tri Faizah
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2225200037@untirta.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian tahap perkembangan kognitif menurut
Jean Piaget terhadap siswa SMA kelas XI di SMA Negeri 2 Kota Serang, apakah siswa
telah mencapai pada tahap penalaran formal, sesuai dengan yang dijelaskan dalam teori
Piaget. Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMA sebanyak 19 orang dengan usia
antara 15 sampai 17 tahun. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang
dibagikan secara langsung kepada siswa dalam pembelajaran matematika. Kuesioner
terdiri dari 15 pernyataan dengan diberi waktu selama 10 menit. Dari hasil penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif siswa dapat dikatakan baik.
Namun, adanya keragu-raguan yang dialami siswa perlu menjadi tugas bagi seorang guru
agar kemampuan kognitif siswa dapat lebih baik lagi.

Kata kunci: Matematika, Perkembangan Kognitif, Teori Piaget

ABSTRACT

This study aims to examine the suitability of the cognitive development stage according
to Jean Piaget for high school students in class XI at SMA Negeri 2 Serang City, whether
students have reached the stage of formal reasoning, as described in Piaget's theory. The
subjects of this study were 19 high school students with ages between 15 to 17 years. This
study used a questionnaire instrument that was distributed directly to students in learning
mathematics. The questionnaire consists of 15 statements with a time of 10 minutes. From
the results of research conducted, it can be concluded that students' cognitive abilities can
be said to be good. However, the doubts experienced by students need to be a task for a
teacher so that students' cognitive abilities can be even better.

Keywords: Mathematics, Cognitive Development, Piaget Theory

27
WILANGAN: Jurnal Inovasi dan Riset Pendidikan Matematika

PENDAHULUAN pengalaman di luar pengalaman konkret


Berdasarkan Undang-Undang dan memikirkannya secara lebih abstrak,
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas idealis dan logis. Kualitas abstrak dari
Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran pemikiran operasional formal tampak
merupakan suatu proses interaksi antara jelas dalam pemecahan problem verbal
peserta didik dengan pendidik dan (John W Santrock, 2008).
sumber belajar pada suatu lingkungan Penalaran pada tahap operasional
belajar. Dengan kata lain, melalui proses formal ditandai dengan kemampuan
pembelajaran peserta didik dapat berpikir tentang ide-ide abstrak,
meningkatkan perkembangan dirinya. menyusun ide dan dapat menalarkan
Perkembangan merupakan tahapan- tentang apa yang akan terjadi kemudian.
tahapan perubahan progresif yang terjadi Pada tahap operasional, individu dapat
dalam kehidupan makhluk hidup, tanpa melakukan penalaran hipotetiko-
membedakan aspek-aspek yang terdapat deduktif, yang berarti bahwa individu
dalam diri makhluk hidup tersebut. Salah dapat menyusun hipotesis (dugaan
satu aspek yang mengalami terbaik) tentang cara untuk memecahkan
perkembangan pada manusia adalah masalah dan mencapai kesimpulan
kognitif. Kognitif (cognitive) berasal secara sistematis (John W Santrock,
dari kata cognition yang padanannya 2008).
knowing, yang berarti mengetahui Di Indonesia, tahap operasional
(dalam arti yang luas). formal terjadi pada usia sekolah
Perkembangan kognitif menengah (SMP dan SMA). Namun,
merupakan tahapan-tahapan perubahan sebagian besar siswa sekolah menengah
yang terjadi pada kehidupan manusia atas (SMA) kesulitan pada saat
untuk memahami, mengolah informasi, mempelajari materi matematika yang
memecahkan masalah dan mengetahui diajarkan pendidik. Banyak sekali faktor
sesuatu. Terdapat beberapa teori yang mempengaruhi hal tersebut. Selain
menurut para psikolog yang itu, dimungkinkan bahwa terdapat
berhubungan dengan perkembangan beberapa siswa SMA masih belum
kognitif, salah satunya adalah teori Jean memasuki tahap operasional formal.
Piaget. Jean Piaget meyakini bahwa Russefendi menyatakan bahwa masih
anak-anak secara alami memiliki terdapat peserta didik yang telah lulus di
ketertarikan terhadap dunia dan secara jenjang sekolah menengah dan juga
aktif mencari informasi yang dapat mahasiswa tidak pernah mencapai tahap
membantu mereka memahami dunia penalaran formal (Lamisu, 1998).
tersebut. Piaget mengemukakan bahwa Rumusan masalah yang penulis
kemampuan kognitif manusia terdiri atas harapkan dapat terjawab dari penelitian
empat tahapan, yaitu tahap sensori ini yaitu apakah tahapan perkembangan
motorik (0-2 tahun), pra-operasional (2- kognitif siswa SMAN 2 Kota Serang
7 tahun), operasional konkret (7-11 telah sesuai dengan tahapan operasional
tahun) dan operasional formal (11-15 formal menurut teori Piaget.
tahun ke atas). METODE PENELITIAN
Menurut Piaget, anak mulai Jenis penelitian yang digunakan
dapat melalukan penalaran mulai dari dalam penelitian ini yaitu kualitatif
umur 7 tahun. Dan pada tahap deskriptif dengan menggunakan
operasional formal, penalaran sudah pendekatan studi kasus ( cases study ).
melibatkan logika. Pada tahap ini Menurut Creswell (Junaedi, 2021)
manusia sudah mulai memikirkan penelitian kualitatif merupakan jenis

28
WILANGAN: Jurnal Inovasi dan Riset Pendidikan Matematika

penelitian yang ditujukan untuk subjek penelitian. Kemungkinan


mendeskripsikan dan menganalisis jawaban kuisioner dibagi dalam 5
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, kategori yaitu sangat setuju, setuju, ragu-
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran ragu, tidak setuju, dan sangat tidak
orang secara individu maupun setuju. Teknik dalam menganalisis data
kelompok. Penelitian kualitatif dalam penelitian ini terbagi menjadi 4
deskriptif menurut Nana S. Sukmadinata yaitu pengumpulan data, menganalisis
yaitu mendeskripsikan dan data, menyajikan data, dan menarik
menggambarkan fenomena-fenomena kesimpulan dari data yang dihasilkan.
yang terjadi baik secara alamiah maupun Analisis data dilakukan dengan
buatan manusia yang mengutamakan teknik penggunaan skor dalam setiap
tentang karakteristik, kualitas, dan jawaban para siswa yang mengacu pada
keterkaitan antara kegiatan yang terjadi. kategori kemampuan kognitif yaitu
Sedangkan penelitian studi kasus ( cases mengingat, memahami, menerapkan,
study ) menurut Robert K. Yin menganalisis, dan menciptakan.
merupakan proses pencarian Perhitungan nilai siswa dilakukan
pengetahuan untuk menyelidiki dan dengan menggunakan persamaan
memeriksa fenomena yang terjadi di (Junaedi, 2022)
dalam kehidupan nyata dan juga
memiliki sumber-sumber yang dijadikan 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai siswa = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100
sebagai alat pencarian bukti dan
informasi. kemudian dihitung nilai rata-rata dengan
Subjek dari penelitian ini yaitu menjumlahkan seluruh nilai siswa yang
siswa kelas XI di SMAN 2 Kota Serang dibagi dengan banyaknya siswa
sebanyak 19 siswa. Untuk mengukur kemudian terakhir dihitung rata-rata
perkembangan kognitif dipilih siswa nilai dari tiap indikator dengan cara
SMA dikarenakan siswa Sekolah menjumlahkan seluruh nilai indikator
Menengah Pertama (SMP) kelas IX dibagi dengan jumlah indikator dan
hingga siswa Sekolah Menengah Atas didapatkan hasil seperti berikut
(SMA) merupakan individu yang sesuai Diagram 1. Rata-rata nilai siswa
pada tahap berpikir formal (Ruseffendi: 80
2006). Menurut Teori Piaget, di usia mengingat
yang memasuki tahap berpikir formal 75 memahami
tersebut anak sudah mampu menyusun menerapkan
dan menguji sebuah hipotesis, mampu 70
menganalisis
melakukan sebuah penalaran dengan
65 menciptakan
penggunaan sesuatu yang abstrak, dan
mampu untuk berpikir dalam upaya rata-rata
60
menyimpulkan sebuah pemecahan
masalah secara kombinatorika. Kemudian dari hasil hitung
Teknik pengumpulan data yang tersebut kita menggunakan indikator
digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai sebagai berikut
kuisioner atau angket berbentuk Tabel 1. Indikator nilai
instrumen yang berisi 15 buah kuisioner. Nilai siswa Kategori Kemampuan
Pengisian kuisioner dilakukan dengan
peneliti membagikan kertas kuisioner 81-100 Sangat baik
kepada 19 siswa SMAN 2 Kota Serang 61-80 Baik
dalam 1 kelas yang dijadikan sebagai 41-60 Cukup

29
WILANGAN: Jurnal Inovasi dan Riset Pendidikan Matematika

21-40 Kurang Pada tahap ini anak yang sudah


<20 Sangat kurang berusia 7-11 tahun sudah dapat
melakukan aktivitas dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN pemikiran logis. Dalam proses
Tahap perkembangan kognitif belajar anak pada tahap ini sudah
merupakan tahapan pada seseorang sejak mampu menarik kesimpulan
masa kanak-kanak mengenai secara konkret. Anak juga
kemampuan yang dimilikinya untuk mampu mengeidentifikasi,
memahami suatu hal atau untuk berpikir mengelompokkan dan
dan juga bernalar. Perkembangan menggabungkan beberapa
kognitif menurut Piaget merupakan dimensi dalam satu waktu.
suatu proses genetik yaitu suatu proses 4. Tahap Operasi Formal
yang didasarkan atas mekanisme Tahapan ini merupakan tahap
biologis perkembangannya sistem syaraf akhir dari perkembangan kognitif
(Ismiyah et al., 2020). Selain itu Piaget anak yang mana tahapan ini
juga mengemukakan teorinya mengenai dirasakan anak pada usia 11
tahap perkembangan kognitif. Teori tahun ke atas. Pada tahapan ini
perkembangan kognitif Piaget adalah anak telah mampu berfikir secara
salah satu teori yang menjelasakan abstrak, mampu
bagaimana anak beradaptasi dan mengembangkan hepotesis
menginterpretasikan dengan objek dan secara logis, mampu
kejadian-kejadian sekitarnya (Juwantara, memecahkan masalah dan anak
2019). juga mampu membentuk
Menurut Piaget tahap perkembangan argument karena kompetensi
kognitif terdiri dari empat tahap yaitu: operasionalnya yang telah
1. Tahap Sensorimotor berkembang menjadi lebih
Tahap ini terjadi ketika anak kompleks.
berusia balita yaitu 0-2 tahun. Jika menurut Teori Piaget maka
Pada tahap ini juga anak SMA sudak memasuki tahap operasi
memiliki kemampuan formal. Pada tahap operasi formal
sensomotorik yang mana anak individu sudah mulai memikirkan
dapat mengkap objek pengalaman di luar pengalaman konkret
disekitarnya. Tahap ini dan memikirkannya secara lebih abstrak,
merupakan tahap anak idealis dan logis. Kualitas abstrak dari
mengeksplorasi lingkungan pemikiran operasional formal tampak
sekitar yang ditujukan pada jelas dalam pemecahan problem verbal.
pengetahuan dasar dengan Penalaran formal ditandai dengan
menggunakan skima, asimilasi kemampuan berpikir tentang ide-ide
dan modifikasi dengan proses abstrak, menyusun ide-ide, menalar
meniru. tentang apa yang akan terjadi kemudian
2. Tahap Pra-operasional (Aini & Hidayati, 2017).
Tahap ini dialami pada anak Matematika merupakan ilmu
berusia 2-7 tahun. Pada tahap ini pengetahuan yang objek
anak memiliki kemam[uan pembelajarannya bersifat abstrak
kognitif yang mana anak dapat sehingga memerlukan penalaran untuk
memahami realitas dengan memahaminya. Oleh karena itu, belajar
symbol. matematika selalu dikaitkan dengan
3. Tahap Operasi Konkret tahap perkembangan kognitif. (Ismiyah

30
WILANGAN: Jurnal Inovasi dan Riset Pendidikan Matematika

et al., 2020) Dalam kegiatan belajar Sutan Mohammad Zain, penerapan


matematika, pendidik dapat adalah hal, cara atau hasil (Badudu &
menggunakan strategi kognitif untuk Zain, 1996:1487). Dilihat dari gambar
menentukan bagaimana cara peserta diagram 1, nilai rata-rata untuk kategori
didik dapat belajar, menjelaskan kembali menerapkan siswa sebesar 74,038 yang
informasi yang telah dipelajari, berpikir mana hal tersebut termasuk pada
untuk mendapatkan strategi kategori menerapkan yang baik.
penyelesaian masalah yang tepat, Sedangkan kemampuan analisis yang
sehingga pada akhirnya mendapat tujuan dimiliki siswa akan mempengaruhi
kognitif yaitu menyelesaikan masalah, siswa dalam proses pembelajaran karena
dalam menyelesaikan masalah analisis merupakan kemampuan
matematika merupakan proses kognitif seseorang dalam merincikan atau
berdasarkan hal-hal yang sudah menguraikan bahan atau keadaan yang
diketahuinya. Sehingga tahap menurut bagian lebih kecil dan mampu
perkembagan kognitif sangat memahami dalam hubungan antara
berpengaruh terhadap peserta didik dan bagian atau faktor yang sama dengan
harus dimiliki siswa dalam proses faktor lainnya dan berpengaruh pada
pembelajaran matematika. hasil belajar. Jika dilihat dari gambar 1,
Menurut Winkle ingatan merupakan nilai rata-rata untuk kategori
sebuah aktifitas kognitif yang mana menganalisis siswa sebesar 68,421 yang
manusia memiliki kesadaran bahwa mana hal tersebut termasuk pada
pengetahuan yang dimilikinya berasal kategori menerapkan yang baik.
dari masa lalu. Purwanto Kemampuan menciptakan
mengemukakan pemahaman sebagai merupakan indikator kemampuan yang
sebuah kemampuan yang mengharapkan sangat sulit karena dibutuhkan waktu
siswa untuk memahami arti dari sebuah yang banyak agar siswa dapat
konsep, situasi, atau fakta yang telah memahami konsep materi yang
diketahui. Siswa harus memiliki diajarkan, memahami dan mengerjakan
kemampuan mengingat dan memahami soal sesuai dengan materi yang terkait
yang baik karena dengan kemampuan sehingga terciptanya kemampuan
tersebut siswa akan lebih mudah untuk menciptakan tersebut. Sejalan dengan
memecahkan sebuah permasalahan. Mujiono (2006) bahwa untuk
Dilihat dari gambar diagram 1, nilai rata- mengerjakan sesuatu yang lebih tinggi
rata kategori mengingat siswa sebesar tinggi harus dimulai dari tingkatan yang
78,947 yang mana hal tersebut berarti terendah. Dapat dilihat dari gambar
termasuk pada kategori kemampuan diagram 1 di mana kemampuan
yang baik. Sedangkan untuk nilai rata- menciptakan yakni sebesar 71,578 ,
rata kategori memahami pada siswa sehingga dapat dikategorikan
sebesar 74,526 yang tergolong pada bahwasannya kemampuan menciptakan
kategori memahami siswa itu termasuk pada siswa tergolong baik.
kemampuan yang baik. Pada gambar diagram 1 rata-rata
Penerapan (implementasi) bermuara nilai siswa pada 5 indikator yang telah
pada aktivitas, aksi, tindakan, atau ditentukan sebesar 73,5025 hal ini
adanya mekanisme suatu sistem. mengartikan bahwa perkembangan
Implementasi bukan sekedar aktivitas, kognitif pada siswa SMA 2 Kota Serang
tetapi suatu kegiatan yang terencana dan terhitung baik jika dilihat pada indicator
untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, nilai pada tabel 1.
2002). Adapun menurut J.S Badudu dan

31
WILANGAN: Jurnal Inovasi dan Riset Pendidikan Matematika

SIMPULAN https://core.ac.uk/download/pdf/32
Siswa SMA 2 Kota Serang sudah 7227393.pdf
melakukan tahapan dalam Kognitif, K., Sma, S., Diajar, Y., Ipa, X.
perkembangan kognitif yang dapat I., & Negeri, S. M. A. (2018).
dikatakan baik bagi usia 14-17 tahun MODEL PEMBELAJARAN
dengan nilai 73,5025. Hal ini dibuktikan ARIAS PADA POKOK
atas hasil kuesioner yang mana BAHASAN KELARUTAN DAN
menjelaskan kondisi psikologi siswa SENIOR HIGH SCHOOL
ketika melakukan pembelajaran STUDENT COGNITIVE SKILLS
matematika. Kuesioner yang telah dibuat TAUGHT USING ARIAS
juga telah dikelompokkan dalam LEARNING MODEL ON THE
tahapan-tahapan yang terkandung dalam SUBJECT OF SOLUBILITY AND
tahapan perkembangan kognitif menurut SOLUBILITY menggunakan
teori piaget. model pembelajaran ARIAS (
Assurance , Relevance , Interest , A.
DAFTAR PUSTAKA 1(1), 33–38.
Aini, I. N., & Hidayati, N. (2017). Tahap Mu'min, Sitti Aisyah. (2013). TEORI
perkembangan kognitif matematika PERKEMBANGAN KOGNITIF
siswa SMP kelas VII berdasarkan JEAN PIAGET. Jurnal Al-Ta'dib
teori Piaget ditinjau dari perbedaan Vol. 6 No. 1, 89-99.
jenis kelamin. JPPM (Jurnal Nurhidayah, Dwi Avita. (2018). TAHAP
Penelitian Dan Pembelajaran …. PERKEMBANGAN KOGNITIF
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php SISWA DALAM
/JPPM/article/view/2027 MENYELESAIKAN MASALAH
Ismiyah, S., Nindiasari, H., & ... (2020). MATEMATIKA
… PENDEKATAN MENGGUNAKAN TEST OF
METAKOGNITIF TERHADAP PIAGET'S LOGICAL
KEMAMPUAN KOMUNIKASI OPERATION (TLO). LAPLACE:
MATEMATIS SISWA SMA Jurnal Pendidikan Matematika.
BERDASARKAN TAHAP Vol. 1 No. 1, 28.
PERKEMBANGAN KOGNITIF. Riyatuljannah, T., & Suyadi, S. (2020).
… : Jurnal Penelitian Dan …. Analisis Perkembangan Kognitif
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php Siswa Pada Pemahaman Konsep
/Tirtamath/article/view/7930 Matematika Kelas V Sdn
Junaedi, Y., & Juandi, D. (2021, May). Maguwoharjo 1 Yogyakarta.
Mathematical creative thinking EduHumaniora | Jurnal Pendidikan
level on polyhedron problems for Dasar Kampus Cibiru, 12(1), 48–
eight-grade students. In Journal of 54.
Physics: Conference Series (Vol. https://doi.org/10.17509/eh.v12i1.2
1882, No. 1, p. 012052). IOP 0906
Publishing. Sriyana, Widodo Winarso. Perilaku
Juwantara, R. A. (2019). Analisis Teori Belajar Efektif Terhadap
Perkembangan Kognitif Piaget Kemampuan Kognitif
Pada Tahap Anak Usia Operasional Psikomotorik Siswa Dalam
Konkret 7-12 Tahun Dalam Pembelajaran Matematika.
Pembelajaran Matematika. In Indomath: Indonesian
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Mathematics Education. Vol. 1
Madrasah Ibtidaiyah. core.ac.uk. No. 2, 82-83.

32
WILANGAN: Jurnal Inovasi dan Riset Pendidikan Matematika

Wardi, F., Hayati, L., Kurniati, N., tstream/handle/11617/10795/All-


Sripatmi. (2021). Kesesuaian teori Paper-v0-4_05_ Pengaruh
perkembangan kognitif piaget Kemampuan Analisis dalam Model
pada peserta didik kelas I dan II Pembel_6.pdf?sequence=1&isAllo
dalam memahami hukum wed=y
kekekalan. Griya Journal of Yusup, Y. J., Lutfi, M. K., &
Mathematics Education and Kusumastuti, F. A. (2022). LEVEL
Application. Vol. 1 No. 3, 320- BERPIKIR KKREATIF
321. MATEMATIS SISWA SMP
Wiranata, A., Ibrahim, N., & ... (2019). PADA PEMBELAJARAN
Pengaruh Kemampuan Analisis HYBRID. Pedagogy: Jurnal
dalam Model Pembelajaran Inkuiri Pendidikan Matematika, 7(2), 1-14.
terhadap Hasil Belajar Kognitif.
Seminar Nasional …, 36–43.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bi

33

Anda mungkin juga menyukai