Anda di halaman 1dari 10

INA-Rxiv Journal Print-ISSN: 2059-1209 Online-ISSN: 2059-1217 doi: 10.31227/osf.

io/v2ysf

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INDUKTIF DAN DEDUKTIF


DALAM MENINGKATKAN CARA BERFIKIR KRITIS MAHASISWA

Krista Surbakti1), Fitriana Tarigan2)

Universitas Quality
Coressponding Author Email:kristasurbakti84@gmail.com

Abstrak
Mahasiswa diharapkan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupunkarya
nyata. Kreativitas sangat diperlukan bagi kehidupan seseorang dimasa mendatang. Model
pembelajaran melalui pendekatan deduktif dan pendekatan induktif merupakan salah satu bagian
dari perwujudannya. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan kreativitas
mahasiswa pada pendekatan deduktif dan induktif dimana metoda penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa ilmu gizi Poltekkes Kemenkes Medan.
Sampel penelitian diambil secara purposive sebanyak dua kelas, masing- masing kelas berjumlah
34 orang mahasiswa. Kelas pertama menggunakan pembelajaran pendekatan deduktif dan kelas
kedua menggunakan pembelajaran pendekatan induktif. Kemudian variabel kreativitas diukur
dengan menggunakan the Test of Creative Imagery Abilities (TCIA). Pengolahan data
menggunakan uji Mann-Whitney dengan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata
kreativitas menggunakan pendekatan deduktif adalah 10,94 sedangkan pada rerata kreativitas
pada pendekatan induktif adalah 13,03. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan hasil
kreativitas mahasiswa pada pendekatan deduktif dan induktif dan kreativitas mahasiswa dengan
menggunakan pendekatan induktif menunjukkan hasil yang lebih baik.
Kata Kunci : Model, Induktif, Deduktif

PENDAHULUAN mampu mengembangkan potensi yang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan dimiliki untuk kemajuan bangsa dan
teknologi mempercepat modernisasi di negara. Salah satu upaya membina dan
segala bidang. Berbagai perkembangan itu membangun SDM yang tangguh dan
semakin kuat sejalan dengan tuntutan dapat diandalkan diantaranya melalui
reformasi dan globalisasi. Untuk itu mutlak pendidikan, baik pendidikan yang
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) diberikan secara formal maupun non
yang berkualitas dan kompeten. Sumber formal. Fungsi dan tujuan Pendidikan
Daya Manusia yang berkualitas akan Nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003

19
INA-Rxiv Journal Print-ISSN: 2059-1209 Online-ISSN: 2059-1217 doi: 10.31227/osf.io/v2ysf

pasal 3 adalah: Pendidikan nasional bangsa dan negara. Pada dasarnya


berfungsi mengembangkan kemampuan tercapainya tujuan pendidikan nasional
dan membentuk watak serta peradaban dapat dilihat dari prestasi belajar yang
bangsa yang bermatabat dalam rangka diperoleh oleh siswa. Prestasi belajar
mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan suatu bukti keberhasilan
bertujuan untuk berkembangnya potensi belajar atau kemampuan seorang siswa
peserta didik agar menjadi manusia yang dalam melakukan kegiatan belajarnya
beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang sesuai dengan standar yang dicapainya.
Maha Esa, beraklaq mulia, sehat berilmu, Prestasi belajar siswa dapat diketahui
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi setelah diadakan evaluasi, yang
warga yang demokratis dan tanggung dinyatakan dalam bentuk nilai. Dari situ
jawab. dapat dilihat tinggi rendahnya prestasi
Berdasarkan pernyataan di atas fungsi belajar siswa pada setiap bidang studi.
dan tujuan pendidikan adalah untuk Hasil observasi awal peneliti di Kelas
memberikan bekal yang diperlukan oleh Ilmu Gizi Poltekkes Kemenkes Medan,
siswa dalam kehidupan sehari-hari. berdasarkan daftar kumpulan nilai atau
Melalui pendidikan seseorang diharapkan prestasi mahasiswa ditemukan bahwa rata-
mampu membangun sikap dan tingkah rata prestasi belajar mahasiswa di
laku serta pengetahuan dan keterampilan beberapa mata kuliah masih tergolong
yang perlu dan berguna bagi kelangsungan rendah.
dan kemajuan diri dalam masyarakat,
1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di Sejalan dengan identifikasi masalah di
atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah atas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut: untuk mengetahui Apakah terdapat
1. Rendahnya prestasi belajar siswa Pengaruh penggunaan model induktif dan
termasuk prestasi belajar PKn deduktif dalam meningkatkan cara berfikir
2. Salah satu faktor yang mempengaruhi kritis mahasiswaa dan prestasi belajarnya
prestasi belajar siswa adalah di Jurusan ilmu Gizi Poltekkes Kemenkes
penggunaan model pembelajaran. Medan

20
INA-Rxiv Journal Print-ISSN: 2059-1209 Online-ISSN: 2059-1217 doi: 10.31227/osf.io/v2ysf

TINJAUAN PUSTAKA tahap perkembangan kognitif sebagai


Berkembangnya keterampilan berpikir berikut:
kritis, beranjak dari asumsi dasar Piaget. 1. Tahap sensorimotor (kelahiran
Piaget memperkenalkan sejumlah ide, dan hingga usia sekitar 2 tahun). Pada
konsep untuk mendeskripsikan serta tahap ini skema-skema pada perilaku,
menjelaskan perubahan-perubahan dalam dan presepsi anak berfokus pada apa
pemikiran logis, yang diamatinya pada yang terjadi disini, dan saat
siswa/mahasiswa seperti : ini.
1. Mahasiswa adalah pembelajar yang 2. Tahap pra-operasional (2 tahun hingga
aktif dan termotivasi sekitar 6 atau 7 tahun). Skema-skema
2. Mahasiswa mengkonstruksi mulai mempresentasikan objek-objek
pengetahuan mereka berdasarkan yang berada di luar jangkauan
pengalaman. pandangan langsung anak, namun
3. Mahasiswa belajar melalui dua anak belum mampu melakukan
proses yang saling melengkapi, yakni penalaran yang logis seperti orang
asimilasi danakomodasi. dewasa.
4. Interaksi anak dengan lingkungan 3. Tahap operasinal konkret (6 atau 7
fisik dan sosial, adalah faktor yang tahun hingga 11 atau 12 tahun). Pada
sangat penting bagi perkembangan tahap ini penalaran menyerupai
kognitif. penalaran orang dewasa mulai
5. Proses ekuilibrasi mendorong muncul, namun terbatas pada
kemajuan ke arah kemampuan penalaran mengenal realitas konkret.
berpikir yang semakinkompleks. 4. Tahap operasional formal (11 atau 12
6. Salah satu akibat dari perubahan tahun hingga dewasa). Pada tahap ini
kematangan di otak, anak-anak proses- proses penalaran yang logis
berpikir dengan cara yang berbeda diterapkan pada ide-ide abstrak
pada usia yang berbeda (Achmad, ataupun ke objek-objek konkret.
Arief, 2007). Keterampilan berpikir kritis
Erat kaitannya dengan hal menggunakan dasar berpikir menganalisis
tersebut, Piaget pun membagi tahap- argumen, dan memunculkan wawasan

21
INA-Rxiv Journal Print-ISSN: 2059-1209 Online-ISSN: 2059-1217 doi: 10.31227/osf.io/v2ysf

terhadap tiap-tiap interprestasi untuk kelas dengan jumlah seluruhnya


mengembangkan pola penalaran yang kohesif tiap kelas berjumlah 36 mahasiswa.
dan logis, kemampuan memahami asumsi, Sedangkan sampel adalah bagian dari
memformulasi masalah, melakukan deduksi populasi yang dipandang dapat mewakili
dan induksi serta mengambil keputusan yang seluruh populasi yang ada dalam
tepat. Keterampilan berpikir kritis adalah penelitian. Jumlah sampel dalam
potensi intelektual yang dapat dikembangkan penelitian ini sebanyak 36 orang
melalui proses pembelajaran. Setiap manusia mahasiswa atau total unit populasi.
memiliki potensi untuk tumbuh dan Variabel peneltian ini terdiri atas: variabel
berkembang menjadi pemikiran yang kritis, terikat, yaitu prestasi belajar Matematika
karena sesungguhnya kegiatan berpikir siswa (Y), dan variabel bebas yaitu
memiliki gabungan dengan pola pengelolaan Penggunaan Model (X).
diri (self organization) yang ada pada setiap Metode Analisis
makhluk di alam termasuk manusia sendiri Teknik analisis data yang
(Liliasari, 2001; Jhonson, 2000). digunakan mengacu pada jenis
penelitian kolerasional, antara
METODE PENELITIAN lain:
Metode Penentuan Daerah Penelitian Uji Persamaan Regresi Linier
Penelitian dilakukan di Prodi Ilmu Untuk mengetahui apakah data-
Gizi Poltekkes Kemenkes Medan. Waktu data yang diperoleh memiliki pola
penelitian dilakukan pada bulan hubungan yang linier
September 2020. Subjek penelitian ini dilakukan uji persamaan regresi
adalah mahasiswa ilmu gizi sebanyak 2 dengan persamaan Ŷ = a + bX.
(Y)(X 2 ) − (X)(XY)
a =
n ( X 2 ) − ( X )
2

n (XY) − (X)(Y)
b =
n ( X 2 ) − ( X )
2

22
INA-Rxiv Journal Print-ISSN: 2059-1209 Online-ISSN: 2059-1217 doi: 10.31227/osf.io/v2ysf

Metodologi penelitian bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang ada secara terstruktur.
Berikut diagram alir penelitian yang ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.

Keterangan:
A. Persiapan pembuatan lembar observasi
B. Mempersiapkan responden dan sampel
C. Melakukan Observasi
D. Pembuatan Laporan dan Analisis
E. Hasil
F. Jurnal Nasional Sinta 6-3

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran, selama 1 semester terakhir ini


Berdasarkan hasil analisis studi pendahuluan ditemui beberapa indikator yang
yang dilaksanakan, mata kuliah PKn dalam menunjukkan adanya masalah dalam

23
INA-Rxiv Journal Print-ISSN: 2059-1209 Online-ISSN: 2059-1217 doi: 10.31227/osf.io/v2ysf

pelaksanaan pembelajaran, antara lain dalam pembelajaran dan mendapatkan


kurangnya kemauan untuk menggali materi pengalaman belajar yang bermakna bagi
perkuliahan dari sumber lain, atau hanya mereka dalam melaksanakan tugasnya di
mengandalkan materi yang disajikan oleh kemudian hari.
dosen, hanya 10 % mahasiswa yang aktif Oleh karena itu dalam penelitian ini memilih
bertanya, menunjukkan rasa ingin tahu, dan pendekatan saintifik menggunakan model
kurangnya kesungguhan dalam mengerjakan deduktif dan induktif sebagai langkah yang
tugas yang diberikan. Seperti pada tepat, karena pembelajaran untuk
pembelajaran yang telah dilakukan, dari 36 memberikan pemahaman kepada mahasiswa
orang mahasiswa yang diberikan tugas, yang dalam mengenal, memahami, berbagai materi
sungguh-sungguh mengerjakan tugas dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Dengan
kreatif dan tepat waktu hanya 20 orang menggunakan pendekatan saintifik
(31%), sedangkan selebihnya bervariasi ada menggunakan model deduktif dan induktif,
yang terlambat, mengerjakan tugas memberikan kesempatan kepada mahasiswa
alakadarnya, bahkan ada 2 orang (7%) yang untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran
copypaste dari tugas temannya, dan terdapat di kelas, melalui tahapan-tahapan mengamati,
penyimpangan-penyimpangan perilaku bertanya, mengumpulkan informasi,
lainnya yang menunjukkan lemahnya kualitas menalar, dan mengkomunikasikan.
proses pembelajaran. Atas dasar itu Berdasarkan analisis dari permasalahan yang
diperlukan adanya strategi pembelajaran dikemukakan tersebut maka dibuat
yang dapat meningkatkan kualitas proses, perencanaan tindakan.
menantang mahasiswa untuk terlibat aktif
Tabel 1. Kemampuan berpikir kriitis mahasiswa pada siklus I
A B C D
No Aspek yang diamati
F % F % F % F %
1. Mampu memfokuskan pertanyaan 5 14 15 42 8 22 8 22
2. Mampu menjawab 7 19 18 50 4 11 2 20
pertanyaan/memberikan argumen
berdasarkan sumber
3. Mampu menganalisis argumen 5 14 12 33 13 36 4 12
4. Mampu menyimpulkan temuan/konsep 9 25 16 44 10 28 1 3
berdasarkan sumber
5. Mampu mempresentasikan hasil 10 28 10 28 6 17 10 28
observasi/temuan

24
INA-Rxiv Journal Print-ISSN: 2059-1209 Online-ISSN: 2059-1217 doi: 10.31227/osf.io/v2ysf
6. Mampu berinteraksi dalam kelompok 8 22 14 39 6 17 10 28
untuk memecahkan masalah
N = 36

Berdasarkan Tabel 1 tergambar bahwa sumber, yang termasuk kategori Sangat Baik
kemampuan berfikir kritis mahasiswa secara 9 orang (25%), kategori Baik 16 orang
klasikal pada aspek kemampuan (44%), kategori Cukup 10 orang (23%) dan
memfokuskan pertanyaan kategori Sangat yang kategori Kurang 1 orang (3%). Aspek
Baik 5 orang (14%), kategori Baik 15 orang mempersentasikan hasil observasi/temuan
(42%), kategori Cukup 8 orang (22%) dan yang termasuk kategori Sangat Baik
kategori Kurang berjumlah 8 (22%) orang terdapat 10 orang (28%), kategori Baik 10
mahasiwa. Aspek menjawab orang (28%), kategori Cukup 6 orang
pertanyaan/memberikan argumen (17%) kategori Kurang ada 10 orang (28%),
berdasarkan sumber, mahasiswa yang sedangkan aspek berinteraksi dalam kelompok
termasuk kategori Sangat Baik adalah 7 orang untuk memecahkan masalah, yang kategori
(14%), kategori Baik 18 orang (50%), Sangat Baik terdapat 8 orang (22%), kategori Baik
kategori Cukup 4 orang (12%). Kemampuan 14 orang (39%), kategori Cukup 6 orang
mahasiswa pada aspek menganalisis argumen, (17%) dan kategori Kurang 10 orang (28%).
mahasiswa yang menunjukkan kategori Sangat Pengamatan yang dilakukan selama
Baik terdapat 5 orang (14%), kategori Baik 12 penelitian, selain proses pembelajaran juga
orang (33%), kategori Cukup 13 orang (36%) diperoleh hasil pengamatan yang berkaitan
dan kategori Kurang 4 orang (12%). Aspek dengan hasil belajar yang memiliki rata-rata
menyimpulkan temuan/konsep berdasarkan (78,80).
Tabel 1. Kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada siklus II
A B C D
No Aspek yang diamati F % F % F % F %
1. Mampu memfokuskan pertanyaan 8 44 18 50 4 11 6 17
2. Mampu menjawab pertanyaan / 10 28 20 56 4 11 2 6
memberikan
argumen berdasarkan sumber
3. Mampu menganalisis argumen 18 50 16 33 2 6 - -
4. Mampu menyimpulkan 10 28 16 44 10 28 - -
temuan/konsep berdasarkan sumber

5. Mampu mempresentasikan hasil 10 28 20 56 6 17 - -


observasi/temuan
6. Mampu berinteraksi dalam 8 22 14 39 6 17 10 28
kelompok untuk memecahkan
masalah

25
INA-Rxiv Journal Print-ISSN: 2059-1209 Online-ISSN: 2059-1217 doi: 10.31227/osf.io/v2ysf
N = 36

Berdasarkan Tabel 2, menggambarkan dan kategori Kurang 8 orang (22%).


bahwa kreativitas berfikir mahasiswa secara Pengamatan yang dilakukan selama
klasikal pada aspek kemampuan penelitian, selain proses pembelajaran juga
mengemukakan pendapat dengan lancar yang diperoleh hasil pengamatan yang berkaitan
termasuk kategori Sangat Baik 8 orang dengan hasil belajar yang memiliki rata-rata
(44%), kategori Baik 18 orang (50%), (84,50).
kategori Cukup 4 orang mahasiswa (11%) dan Berdasarkan hasil monitoring
kategori Kurang berjumlah 6 (17%) orang pembelajaran, peneliti megevaluasi kegiatan
mahasiswa. Aspek keluwesan dalam pembelajaran yang telah dilakukan baik
berpendapat pada saat memecahkan suatu proses maupun hasil, kemudian
masalah, mahasiswa yang termasuk kategori menganalisis setiap langkah pembelajaran
Sangat Baik adalah 10 orang (28%), kategori sebagai kegiatan refleksi. Pada saat
Baik20 orang (56%), kategori Cukup 4 orang memecahkan suatu masalah, beberapa
(11%), kategori Kurang terdapat 2 orang mahasiswa terlihat luwes dalam
(6%). Kemampuan mahasiswa pada aspek berpendapat, menunjukkan senang bertanya,
originaldalam berpendapat, mahasiswa yang dan mencari pengalaman baru dalam
menunjukkan kategori Sangat Baik terdapat memecahkan masalah. Namun demikian,
18 orang (50%). Aspek rasa ingin tahu yang berdasarkan kegiatan refleksi masih ditemui
mendapat kategori Sangat Baik 10 orang kelemahan-kelemahan yang didiskusikan
(28%), kategori Baik 16 orang (44%) dan untuk mendapat solusinya. Adapun hasil
kategori Cukup orang (17%). Aspek refleksi tersebut adalah :
menunjukkan senang bertanya, yang 1) Kemampuan dalam menuangkan gagasan
termasuk kategori Sangat Baik 10 orang pada saat penyelesaian masalah, masih ada
(28%), kategori Baik 20 orang (56%), kelompok yang masih mendapat kesulitan.
kategori Cukup 6 orang (17%). Aspek 2) Kemampuan melaporkan hasil diskusi
kemampuan bertanya yang termasuk kelompok secara tertulis, belum mengikuti
kategori Sangat Baik terdapat 10 orang kaidah-kaidah penulisan ilmiah.
(28%), kategori Baik 20 orang (56%), Berdasarkan hasil refleksi, pembelajaran
kategori Cukup 6 orang (17%). Sedangkan tim peneliti mengadakan diskusi untuk terus
aspek selalu mencari pengalaman baru berupaya mencari solusi bagi kelompok yang
dalam memecahkan masalah, yang kategori masih mengalami kesulitan. Solusi yang terus
Sangat Baik 8 orang (22%), kategori Baik 14 menerus dilakukan yaitu memotivasi dan
orang (39%), kategori Cukup 6 orang (17%) memahamkan untuk mengembangkan
26
INA-Rxiv Journal Print-ISSN: 2059-1209 Online-ISSN: 2059-1217 doi: 10.31227/osf.io/v2ysf

pengalaman yang memupuk kemampuan berfikir kritis mahasiswa.


menuangkan ide, dan kemampuan
menyampaikan ide kepada orang lain, baik DAFTAR PUSTAKA
secara lisan maupun tertulis dengan Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan media
memperhatikan kaidah-kaidah karya ilmiah dalam pembelajaran. Jurnal
KESIMPULAN DAN SARAN LingkarWidyaiswara, 1(4), 104-
Berdasarkan hasil penelitian dan
117.
pembahasan yang telah diuraikan
Hakim, L., & Agung, H. (2018). Kajian
sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa:
Desain E-Learning Universitas
Penerapan model deduktif dan induktif dalam
Bunda Mulia Berdasarkan
pembelajaran untuk meningkatkan
Spesifikasi E-Learning. Prosiding
kemampuan berfikir kritis mahasiswa Prodi
Semnastek.Hartanto, W. (2016).
Ilmu Gizi Poltekkes Kemenkes Medan.
Hayati, S., Budi, A. S., & Handoko, E.
Model deduktif dan induktif baik digunakan
(2015, October). Pengembangan
dalam meningkatkan kemampuan berfikir
media pembelajaranflipbook fisika
kritis dalam pembelajaran di mata kuliah
untuk meningkatkan hasil belajar
PKn dalam Pembelajaran. Efektifitas hasil
peserta didik. In Prosiding Seminar
perkuliahan dengan menggunakan model
Nasional Fisika (E-Journal) (Vol.
deduktif dan induktif untuk meningkatkan
4, pp. SNF2015-II).
kemapuan berfikir kritis mahasiswa pada
Islamiyah, M., & Widayanti, L. (2016).
mata kuliah PKn dalam Pembelajaran. Model
Efektifitas Pemanfaatan E-
deduktif dan induktif merupakan salah satu
Learning Berbasis Website
jalan untuk menyampaikan materi pada
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
pembelajaran IPA terpadu agar materi
STMIK Asia Malang Pada Mata
tersebut dapat dinternalisasikan lebih baik
KuliahFisika Dasar. Jurnal Ilmiah
lagi. Peneliti menyarankan kepada civitas
Teknologi Informasi Asia, 10(1),
akademika bahwa pendekatan saintifik
41-46.
menggunakan model deduktif dan induktif
Khoiroh, N., Munoto, D., & Anifah, L.
merupakan salah satu alternatif yang dapat
(2017). Pengaruh Model
digunakan untuk meningkatkan kemampuan
Pembelajaran Blended Learning

27
INA-Rxiv Journal Print-ISSN: 2059-1209 Online-ISSN: 2059-1217 doi: 10.31227/osf.io/v2ysf

Dan Motivasi Belajar Terhadap


Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Penelitian Ilmu Pendidikan, 10(2),
97–110.
Satryawan, G. N. W., Darmawiguna, I. G.
M., & Sunarya, I. M. G. (2014).
Pengembangan Media Belajar
Pupuh Berbasis Android. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, 11(2), 92-103.
Solichah, I. (2014). Alat peraga untuk
pelajar tunarungu: Penggunaan
bentuk dua dimensi bangun datar
pada siswa tunarungu. Media Guru.
Wisnu Wirawan, P. (2011).
Pengembangan Kemampuan E-
Learning Berbasis Web kedalam M
Learning. Jurnal Masyarakat
Informatika, 2(4).
Alkaff, A. (2015). Pengaruh Penggunaan
Internet sebagai Media Belajar
Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi
Negara Fisip Di Universitas Islam
jember. Jurnal Paradigma Madani,
2(2), 127-154.

28

Anda mungkin juga menyukai