Anda di halaman 1dari 23

PERSI – IKPRS

Dr Rokiah Kusumapradja , MHA

Workshop Komunikasi Efektif Menuju Keselamatan Pasien di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan
Peserta pelatihan mampu: Peningkatan
 Mengidentifikasi dan mengatasi kebutuhan mutu Yan RS
komunikasi pasien selama asesmen.
 Memahami proses asesmen dengan
pengenalan.
Patien Safety
 Mendukung kemampuan pasien untuk
memahami informasi kesehatan yang diberikan.
 Mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
mobilitas pasien selama asesmen.
Peningkatan
 Mengidentifikasi budaya, agama, nilai atau
keyakinan pasien yang mempengaruhi mutu Pel Kes
perawatan.
 Mengidentifikasi kebutuhan makanan pasien
atau pembatasan yg mempengaruhi perawatan.
 Memahami pasien untuk meminta
memperkenalkan pendamping selama
perawatan.
1. Mengidentifikasi dan mengatasi kebutuhan
komunikasi pasien selama asesmen.

2.Memulai proses asesmen dengan


pengenalan

3. Mendukung kemampuan pasien untuk


memahami informasi kesehatan yg diberikan

4. Mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan


mobilitas pasien selama asesmen.
5. Mengidentifikasi budaya, agama, nilai
atau keyakinan pasien yg mempengaruhi
perawatan.

6. Mengidentifikasi kebutuhan makanan


pasien atau pembatasan yg mempengaruhi
perawatan.

7.Meminta pasien u/ memperkenalkan


pendamping selama perawatan.

8. Mengidentifikasi dan memenuhi


Berkomunikasi mengenai kebutuhan khusus
pasien pada tim asuhan
 Periksa rekam medis  ada kebutuhan komunikasi
yg sebelumnya telah diidentifikasi, termasuk bahasa
pilihan pasien dan setiap kebutuhan sensorik untuk
berkomunikasi.
 Mengatur layanan bahasa selama asesmen untuk
membantu pasien yang tuli atau yg tdk
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pilihannya.
 Memastikan alat bantu dan layanan tambahan
tersedia selama asesmen utk pasien yg mengalami
gangguan sensorik.
 Menyediakan komunikasi alternatif untuk pasien
dengan gangguan komunikasi untuk membantu
pasien selama proses asesmen.
 Memastikan semua anggota tim asuhan
memperkenalkan diri  pasien dan menjelaskan
peran mereka selama proses asuhan.
 Perhatikan nama panggilan atau sebutan yang
dipilih pasien (Bapak, Ibu, Dokter, Oma dan lain-
lain)
 Identifikasi  apakah ada pertimbangan
budaya dalam asuhan pasien.
 Bertanya : pasien memerlukan bantuan u/ memahami
informasi kesehatan?”.
 Gunakan bahasa sederhana dan beri contoh
 Gunakan model visual, diagram, atau gambar u/
menggambarkan prosedur atau kondisi.
 Bantu pasien  informasi dasar kesehatan dg berbagai
metode, strategi u/ bertanya dan menjawab ttg asuhan
pasien.
 Gunakan metode “teach back”  menilai pemahaman dg
meminta pasien u/ menjelaskan dg kata-katanya sendiri /
menunjukkan ketrampilan yg diajarkan.
 Menahan diri  tdk bertanya “Anda mengerti?”.
 Mendorong pasien membuat catatan selama diskusi.
 Menilai  apakah pasien perlu bantuan
mobilisasi, termasuk jenis dan keadaan dimana
bantuan diperlukan.
 Pastikan bantuan mobilisasi yang pasien
gunakan mudah diakses pasien.
 Perhatikan kebutuhan untuk bantuan mobilisasi
dalam rekam medis dan mengkomunikasikan
kebutuhan ini pada staf.
 Identifikasi : apakah ada budaya, agama,
atau keyakinan spiritual atau kegiatan
tertentu yang dapat mempengaruhi
asuhannya.
 Menyediakan ruang atau area untuk
mengakomodasi kebutuhan pasien untuk
berdoa.
 Mencatat setiap kebutuhan budaya, agama atau
kebutuhan spiritual yang mempengaruhi asuhan
dalam catatan medis dan mengkomunikasikan
preferensi ini pada staf.
 Identifikasi  sesuatu yg harus kami ketahui
mengenai makanan anda?
 Identifikasi  agama atau keyakinan pasien atau
kebiasaan agama pasien melarang makanan-
makanan tertentu ?.
 Memastikan  pasien secara rutin atau berkala
melakukan kegiatan puasa.
 Perhatikan kebutuhan makanan dan pembatasan
dalam catatan medis dan komunikasikan pada staf.
 Pastikan pelayanan makanan RS mengakomodasi
kebutuhan pasien.
 Jelaskan tujuan pendamping dan batasan-
batasan jika kehadiran individu tsb melanggar hak-
hak orang lain.
 staf menyadari  pasien telah memilih
pendamping selama masa perawatan.
 Mengijinkan pasien untuk mendapatkan akses ke
pendamping setiap saat.
 Tanya pasien  ingin melibatkan pendamping
yang dipilihnya selama edukasi, pengambilan
keputusan penting, dan proses perawatan lainnya
( Pendamping mungkin atau tidak ditunjuk sebagai
pengganti pasien dalam pengambil keputusan).
 Perhatikan informasi tentang pendamping pasien
dalam catatan medis dan komunikasikan pada staf.
 Catat semua data yang relevan dalam catatan
medis pasien.
 Buat proses untuk mengidentifikasi pasien
dengan kebutuhan khusus.
 Informasikan staf akan kebutuhan pasien pada
titik pemindahan tertentu, termasuk pemindahan
untuk prosedur, tes, atau pemindahan ke unit
atau pelayanan yang berbeda.
Profesional Pemberi Clinical
Asuhan Team Leader
PPA
Dalam SNARS Ed 1
DPJP

PPJA
Profesional Pemberi Apoteker
Asuhan :
• Mereka yg secara
langsung memberikan
asuhan kpd pasien, a.l.
DPJP, PPJA, Dietisien,
Apoteker, dan Lainnya.
• Kompetensi Profesi & PPA
Kolaborasi Tugas Mandiri,
Interprofesional Lainnya Dietisien Tugas
• Tugas Mandiri, Tugas Kolaboratif,
Kolaboratif,
Tugas Delegatif/Mandat Tugas Delegatif

(KARS, 2018)
 Integrasi Intra-Inter PPA
(PP 4, SKP 2, TKRS 3.2, KE 5)
 Integrasi Inter Unit
PAP 2, AKP 3.1, TKRS 3.2, KE 5)
 Integrasi PPA-Pasien
(HPK 2, 2.1, 2.2, PP 4, KE 6)
Integrasi Horizontal & Vertikal

1. Patient Engagement & Empowerment


2. DPJP sbg Clinical Leader
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi
5. Kolaborasi Pendidikan Pasien
6. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager
7. Integrated Clinical Pathway
8. Integrated Discharge Planning
9. Asuhan Gizi terintegrasi
Asuhan Pasien Terintegrasi
Rencana Asuhan Terinterasi

Rencana Asuhan
Masing2 PPA
(EP 1,2,3; SOAP masing2, Rencana Asuhan
+Sasaran) Terintegrasi
dalam 1 form
DPJP (EP 3)
Mereview & Verifikasi
(EP 5)

Integrasi Asuhan
Pasien
Proses Asuhan Pasien
2 blok proses, oleh masing2 PPA

S 1. Asesmen Pasien  “IAR”


1. INFORMASI DIKUMPULKAN : anamnesa, PP 1, 1.1, 1.2, 1.3, 1.4,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan lain / penunjang, 1.4.1, 1.5, 4. SKP 6.
O dsb I
2. ANALISIS INFORMASI : menghasilkan AKP 1, 1.1, 1.2, 2.3,
kesimpulan a.l. Masalah, Kondisi, Diagnosis, A 3.3,
A untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan 4, 4.1, 4.2, 4.3, 5, 5.2.
pasien PP 1.1, 1.2, 1.3. SKP 6.
3. RENCANA PELAYANAN / Plan of Care,
P untuk memenuhi kebutuhan pelayanan R 2.1, 5, PP 2, PAB 5, ,
7.3 AKP SKP 6.
pasien AKP 2.1. PAP 2, PAP

2. Implementasi Rencana, AKP 3.2. PAP 2, EP 2,


Pemberian Pelayanan, PAP 5 EP 2 & 3, PAB 3
EP 5, 5.3, 6, 7.3. PKPO
Inter vensi,Monitoring
6, 7
Beberapa Prinsip Proses Asesmen
1. Dasar : Pelayanan Berfokus pd Pasien/ PCC, APT
(Asuhan Pasien Terintegrasi) dan Proses primer I-A-R.
2. Pengkajian: • Triase: pemilahan pasien yg membutuhkan
pertolongan segera: →AKP 1.1.
• Skrining: identifikasi kebutuhan pasien, menentukan:
admisi/ transfer/ dirujuk: →AKP 1, PAP 5.
• Skrining pd admisi ranap utk penetapan proritas
pelayanan preventif/paliatif/kuratif/rehabilitatif,
pembedahan mendesak:
→AKP 1.2, PP 1.1. EP d).
• Pengkajian Awal: →PP 1, 1.1, PAB 7, SKP 4, Prognas 2.
• Skrining/Pengkajian cepat: →AKP 1.1, PAP 4, SKP 6,
6.1. (a.l. nyeri, risiko jatuh).
• Pengkajian lanjutan: →PP 1, 1.1, 1.2, PAP 4, SKP 6. •
Pengkajian Ulang: →PP 1, 2, PAB 7.3
DPJP
Gambaran kegiatan Clinical Leader, sbg “motor” integrasi asuhan

1. Secara rutin saat visit pasien tiap pagi DPJP membaca


semua catatan2 di CPPT dari para PPA -24 jam-, terkait
asesmen, perkembangan pasien, pelaksanaan pelayanan,
juga dari form2 lain a.l. “Nurse’s note”, Form gizi, dll.
2. Melakukan review, interpretasi,
POLAsintesis
KEGIATAN dari rencana dan
DPJP SEHARI-HARI
pelaksanaannya Sebagai Clinical Leader
3. Menyusun skala prioritas CPPT : Kolom Review & Verifikasi DPJP
4.Memberi catatan / notasi pd(Std PAP 2.1. EP 5)
CPPT utk a.l.
perhatian, koreksi, arahan, instruksi dsb sebagai
wujud integrasi !!
5.Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana &
sasaran, cukup memberi paraf (= verifikasi) pada
CPPT, beri paraf pd pojok kanan bawah lembar
CPPT akhir 24 jam / 1 X sehari
21
3. Pengkajian awal oleh 2 profesi : medis & keperawatan:
IGD, Rajal, Ranap →PP 1.1.
4. Pengkajian Awal menggali isi minimal 13 elemen: →PP 1,
1.1, 1.2 & PKPO 4.
a) Keluhan saat ini,
b)Status fisik, i) Risiko jatuh, Pengkajian
fungsional,
c) Psiko-sosio-spiritual, k) Risiko nutrisional,
d)Ekonomi, l) Kebutuhan edukasi,
e) Riwayat kesehatan pasien, m) Perencanaan Pemulangan
Pasien
f) Riwayat alergi, (Discharge Planning)
g)Riwayat Penggunaan Obat
h) Pengkajian nyeri, →PQRS
Lanjutan Beberapa Prinsip Proses
Asesmen…..

5. Pengkajian Tambahan sesuai populasi pasien : →PP


1.3.
6. Jumlah dan Jenis / Disiplin Pengkajian Awal ditetapkan
RS. Medis: misalnya PD, Bedah, Anak, Obgin dsb.
Keperawatan: misalnya Dewasa, Anak, Maternitas
dsb. →PP 1., 1.1., 1.2.
7. Ada contoh RS dgn Pilihan Pola Sentral Pengkajian
(Keperawatan) di Rajal: misalnya Dewasa, Anak,
Maternitas.
8. Pengkajian Ulang : oleh semua PPA yg terkait, dicatat
di CPPT: Medis, Perawat/Bidan, Farmasi, Gizi, dll
sesuai regulasi RS nya. →PP 2.
9. PPA yg melakukan pengkajian, harus kompeten-
berwenang: →PP 1.

Anda mungkin juga menyukai