ASESMEN PASIEN
Pulang/
Rawat Inap Rujuk
Asesmen awal –
Kebutuhan fungsional, Risiko jatuh
Elemen Penilaian AP.1.4.1
1. RS menetapkan kriteria asesmen kebutuhan
fungsional dan risiko jatuh, yg dikembangkan bersama
staf yg kompeten dan berwenang. (R)
2. Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional
termasuk risiko jatuh. (lihat SKP 6) (D,W)
3. Pasien dengan kebutuhan fungsional lanjutan
termasuk risiko jatuh, memperoleh asuhan yg sesuai
ketentuan RS. (D,W)
Maksud dan Tujuan AP.1.4 dan AP 1.4.1
Informasi yg diperoleh pd asesmen awal medis dan atau asesmen awal
keperawatan, dapat menunjukkan kebutuhan asesmen lebih lanjut atau
lebih mendalam ttg status nutrisional (al : metode MST- Malnutrition
Screening Tools), fungsional (al: dgn metode Barthel Index) termasuk
risiko pasien jatuh (Lihat juga, SKP.6).
Asesmen lebih mendalam dibutuhkan utk identifikasi pasien yg
memerlukan intervensi nutrisi, layanan rehabilitasi atau layanan lain terkait
kemampuan untuk berfungsi mandiri. Secara umum seleksi dilakukan
melalui evaluasi sangat sederhana, mendalam thd pasien utk menentukan
apakah pasien menunjukkan gejala sebagai sebuah risiko yg kemudian
dibutuhkan asesmen lebih lanjut secara mendalam. Misalnya, asesmen
awal keperawatan memuat kriteria dasar utk menyaring status nutirisional,
seperti ada lima atau enam pertanyaan sederhana yg menghasilkan skor
angka terkait dengan intake makanan yang menurun, berat badan
menurun selama 3 bulan yg lalu, mobilitas dsb.
Paraf
Catatan/Notasi DPJP … … … … … … … … … … DPJP
… … … … … … … … … … … … …+paraf DPJP tiap 24 jam
Standar AP.3
RS menetapkan regulasi tentang PPA yang kompeten dan
diberi kewenangan melakukan asesmen awal dan
asesmen ulang.
Kompetensi & Kewenangan PPA
Elemen Penilaian AP.3
1. Ada regulasi yg menetapkan PPA yg kompeten dan
berwenang melakukan asesmen awal, asesmen ulang
dan asesmen gawat darurat. (R)
2. PPA yang kompeten dan berwenang melakukan
asesmen (D,W)
3. Asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh PPA yg
kompeten dan berwenang (D,W)
Maksud dan Tujuan AP.3
Asesmen awal dan asesmen ulang pasien adalah proses
penting/kritikal, memerlukan pendidikan khusus, pelatihan,
pengetahuan dan keahlian bagi PPA dan telah mendapatkan
SPK dan RKK termasuk asesmen GD. Identifikasi bagi
mereka yang memenuhi syarat melakukan asesmen dan
tangg-jawabnya ditentukan secara tertulis. Asesmen dilakukan
oleh setiap disiplin/ PPA dalam lingkup prakteknya, izin,
peraturan perUUan, dan sertifikasi.
Standar AP.4
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim
memberikan asuhan pasien terintegrasi, masing2
melakukan asesmen berbasis pengumpulan Informasi ,
melakukan analisis utk membuat rencana asuhan (IAR),
dengan DPJP sebagai ketua tim asuhan yg
mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan
prioritas kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap.
NAR
S Ed1
Patient Centred Care
S
(Std HPK)
Lab
“Bag X” Lab
Lab PA
“Anak” “Pelayanan”
Lab di Ruang, POCT
Standar AP.5
Pelayanan laboratorium tersedia utk memenuhi kebutuhan
pasien, dan semua pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan.
Pelayanan Lab Terintegrasi
Elemen Penilaian AP.5
1. Ada regulasi ttg pengorganisasian dan pengaturan
pelayanan lab secara terintegrasi. (R)
2. Ada pelaksanaan pelayanan lab tersedia 24 jam. (O,W)
3. Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus
yg dapat dihubungi jika dibutuhkan (W)
4. Ada bukti pemilihan lab di luar RS (pihak ketiga) utk
kerjasama berdasarkan pd sertifikat mutu dan diikuti
perjanjian kerjasama sesuai peraturan perUUan. (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan rujukan lab keluar RS (pihak
ketiga) harus melalui lab RS. (D,W)
Maksud dan Tujuan AP.5
RS mempunyai sistem utk menyediakan pelayanan laboratorium, meliputi
pelayanan patologi klinik, selain itu tersedia patologi anatomi dan
pelayanan lab lainnya, yg dibutuhkan populasi pasiennya, dan kebutuhan
PPA. Organisasi pelayanan lab yg di bentuk dan diselenggarakan sesuai
peraturan perUUan
Di RS dapat terbentuk pelayanan laboratorium utama (induk), dan juga
pelayanan lab lain, misalnya lab Patologi Anatomi, lab mikrobiologi,
termasuk pelayanan Tes di Ruang Rawat (TRR / Point of Care Testing)
dsb, maka harus diatur secara organisatoris pelayanan lab terintegrasi.
Pelayanan lab, tersedia 24 jam termasuk pelayanan darurat, diberikan di
dalam RS dan rujukan sesuai dgn peraturan perUUan. RS dapat juga
menunjuk dan menghubungi para spesialis di bidang diagnostik khusus,
seperti parasitologi, virologi, atau toksikologi, jika perlu.
RS memilih sumber dari luar ini berdasar rekomendasi dari pimpinan lab
di RS. Sumber dari luar tsb dipilih oleh RS karena memenuhi peraturan
perUUan dan mempunyai sertifikat mutu. Bila melakukan pemeriksaan
rujukan keluar, harus melalui lab RS.
Standar AP.5.1
RS menetapkan regulasi bhw seorang (atau lebih) yg
kompeten dan berwenang, bertangg-jawab mengelola
pelayanan laboratorium
Kepala Pelayanan Lab,
Elemen Penilaian AP.5.1 SK, UTW, Pola kerja
1 2 3 4
Reagensia Penyimpanan Label Kadaluarsa Fisik Ket
Aaaaa V V V V
Bbbbb V V V V
Cccccc V V V V
…
….
KARS,
KARS Nico
Nico A.
A. Lumenta
Lumenta 69
Standar AP.5.7
Ada regulasi ttg pengambilan, pengumpulan, identifikasi,
pengerjaan, pengiriman, penyimpanan, pembuangan
spesimen dan dilaksanakan
Spesimen
Elemen Penilaian AP.5.7
1. Ada regulasi ttg pengambilan, pengumpulan, identifikasi,
pengerjaan, pengiriman, pembuangan spesimen (R)
2. Ada bukti pelaksanaan permintaan pemeriksaan oleh PPA yg
kompeten dan berwenang (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pengambilan, pengumpulan dan
identifikasi specimen sesuai dgn regulasi (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan pengiriman, pembuangan,
penyimpanan, pengawetan specimen sesuai dgn regulasi
(D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, telusur
spesimen (tracking) sesuai dgn regulasi. (D,W)
6. Ada bukti pengelolaan pemeriksaan jaringan / cairan sesuai
dgn regulasi. (D,W)
7. Ditetapkan prosedur bila menggunakan lab rujukan (D)
Maksud dan Tujuan AP.5.7
Regulasi dan implementasi meliputi,
• Permintaan pemeriksaan
• Pengambilan, pengumpulan dan identifikasi spesimen
• Pengiriman, pembuangan, penyimpanan dan pengawetan
spesimen
• Penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen (tracking).
Tracking adalah telusur spesimen bila ada keluhan tidak ada
hasil dari suatu spesimen yg telah dikirim atau bila ada
permintaan mengulang pemeriksaan. Telusur biasanya utk
spesimen yg diambil dalam waktu 24 jam.
Regulasi ini berlaku utk spesimen yg dikirim ke lab rujukan
layanan lab utk dilakukan pemeriksaan. Pada jaringan / cairan
tubuh yg diambil dgn tindakan invasif, sbg standar penetapan
diagnosis dilakukan pemeriksaan patologi anatomi (labinternal
atau rujukan)
Nilai normal/rujukan
Standar AP.5.8
RS menetapkan nilai normal dan rentang nilai untuk
interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium klinis.
PMK No.
92/2015
PMK Tentang
Peraturan No. Juknis Pedoman
Pemerint PMK No.
UU No. 83/2014 Kerjasam CPOB
ah 91/2015
36/2009 No. Tentang Tentang a PKM, untuk
Tentang UTD, UTD dan UTD dan
7/2011 Standar
Kesehata Tentang BDRS & Pelayana RS dalam Pusat
n Jejaring Pelayana Plasma-
Pelayana Pelayana n Darah n Darah pheresis
n Darah
n Darah untuk
menurun
kan AKI
85
PERMENKES NO. 83 TAHUN 2014
TENTANG UTD, BDRS DAN JEJARING PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH
UTD
• Jenis, pengorganisasian, persyaratan, perijinan dan penyelenggaraan UTD, serta pencatatan, pelaporan, dan
pembiayaan pelayanan darah
BDRS
•Penyelenggaraan, persyaratan,
pengorganisasian, pencatatan, pelaporan dan
pembiayaan BDRS
87
Permenkes No. 83/2014 tentang UTD,
BDRS dan Jejaring
89
TUGAS BDRS
Menyerahkan darah yang cocok bagi
pasien
90
PMK 83/2014 : UTD, BDRS, Jejaring Yan TD
PMK 83/2014 : UTD, BDRS, Jejaring Yan TD
PMK 83/2014 : UTD, BDRS, Jejaring Yan TD
INDIKATOR MUTU
PELAYANAN DARAH DI BDRS
• KPI Teknis, diantaranya:
– Permintaan darah
• Dokumen perencanaan kebutuhan darah
• Formulir permintaan darah
– Transportasi darah
• Fasilitas dan tenaga yang melakukan transportasi
• Jumlah darah yang rusak selama transportasi
– Penyimpanan darah
• Fasilitas dan tenaga yang melakukan penyimpanan
• Kendali mutu komponen darah
• % kerusakan komponen darah akibat penyimpanan
• Jumlah kejadian penyimpangan suhu penyimpanan
• % screen-hold
94
INDIKATOR MUTU
PELAYANAN DARAH DI BDRS
• KPI Teknis, diantaranya:
– Uji imunohematologi
• % perbedaan hasil uji gol darah di UTD vs BDRS
• Uji kecocokan
• Uji antibodi darah pasien
– Hemovigillance
• % reaksi transfusi
• % reaksi transfusi yang dirujuk ke BDRS dan UTD
• Pembahasan reaksi transfusi
– Distribusi Darah
• % pendistribusian darah melalui BDRS dan langsung ke pasien
• % pengembalian darah dari rungan karena kerusakan selama distribusi
• % penggunaan darah di ruangan sesuai intruksi penggunaan
95
PELAYANAN
RADIODIAGNOSTIK, IMAJING
DAN RADIOLOGI
INTERVENSIONAL
Pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan
Radiologi Intervensional Terintegrasi
Penataan organisasi Bukti pengintegrasian a.l.:
pelayanan shg menjadi Kebijakan Yan RDI
TERINTEGRASI 1. AP.6.1 Kepala Pelayanan
Tidak termasuk pelayanan RIR
yang tergolong Ka Pelayanan 2. AP.6.3, 6.3.1 Program
Endoskopi RIR
Safety
3. AP.6.2 Kompetensi Staf
Inst/Unit
Rad
4. AP.6.5 Program
Pemeliharaan Alat
USG 5. AP.6.7 Program Mutu
Poli C-Arm • Tabel Daftar Yan
RIR, Lokasi, SDM
Cath pelaksana
Lab USG • Juga Yan RIR Luar
Echo VK
cardio USG
Pelayanan R-DI IGD
yang berada “diluar” I.Rad
Standar AP.6
Pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi
Intervensional (RIR) tersedia utk memenuhi kebutuhan
pasien, semua pelayanan ini memenuhi peraturan perUUan.
Pelayanan RIR Terintegrasi
Elemen Penilaian AP.6
1. Ada regulasi ttg pengorganisasian dan pengaturan
pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi
Intervensional (RIR) secara terintegrasi (R)
2. Ada pelayanan RIR tersedia 24 jam ( O, W)
3. Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik khusus
dapat dihubungi jika dibutuhkan ( D,W )
4. Pemilihan RIR di luar RS (pihak ketiga) utk kerjasama
berdasarkan pd sertifikat mutu dan diikuti perjanjian
kerjasama sesuai peraturan perUUan. (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan rujukan RIR keluar RS (pihak
ketiga) harus melalui RIR RS. (D,W)
Maksud dan Tujuan AP.6
Pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi
Intervensional meliputi:
a) Pelayanan Radiodiagnostik
b) Pelayanan Diagnostik Imajing
c) Pelayanan Radiologi Intervensional
RS menetapkan sistem utk menyelenggarakan
Pelayanan RIR yg dibutuhkan pasien, asuhan klinik dan
PPA. Pelayanan RIR yg diselenggarakan memenuhi
peraturan perUUan.
(Maksud dan Tujuan AP.6)
Pelayanan RIR termasuk kebutuhan darurat, dapat
diberikan di dalam RS, dan pelayanan rujukan RIR
tersedia 24 jam.