Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI


NOSOKOMIAL DENGAN SIKAP MENCEGAH INFEKSI
NOSOKOMIAL PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG
PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

Hj.Evi Risa Mariana1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³


123
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan

ABSTRAK

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberi pelayanan
kesehatan promotif, preventif kuratif dan rehabilitative kepada masyarakat memiliki
peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bagi
mereka yang berada di lingkungan Rumah Sakit seperti pasien, petugas kesehatan,
pengunjung dan penunggu pasien beresiko mendapatkan infeksi nosokomial atau
Health-care Associated Infections (HAIs). Oleh karena itu pengetahuan tentang infeksi
nosokomial dan sikap mencegah infeksi nosokomial menentukan terhadap angka
kejadian infeksi nosokomial.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang
infeksi nosokomial dengan sikap mencegah infeksi nosokomial pada keluarga pasien
di Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun 2014. Penelitian ini
merupakan penelitian cross sectional dengan jenis korelasional. Variabel dependent
dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang infeksi nosokomial sedangkan
variabel independent adalah sikap mencegah infeksi nosokomial. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua keluarga pasien di Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu
Zalecha Martapura tahun 2014. Pengambilan sampel menggunakan accidental
sampling selama bulan Juli 2014. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner
tertutup yang dikumpulkan dari responden. Data dianalisis secara deskriptif analitik.
Data univariat menggunakan table distribusi frekkuesi, data bivariat menggunakan uji
Chi Square dengan taraf signifikansi α 0,05.
Hasil penelitian diperoleh adanya hubungan pengetahuan tentang infeksi
nosokomial dengan sikap mencegah infeksi nosokomial pada keluarga pasien di
Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun 2014. Saran dapat
dijadikan bahan masukan dalam program pencegahan infeksi nosokomial di RSUD
Ratu Zalecha Martapura khususnya dan nantinya dapat menjadi indikator pelayanan
Rumah Sakit di Kalimantan Selatan yang berkualitas.

Kata kunci : Pengetahuan,Sikap,Infeksi Nosokomial

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No.2 Tahun 2015


ARTIKEL PENELITIAN
PENDAHULUAN berkembang biaknya kuman. Proses
Rumah sakit sebagai salah satu penularan ini bisa terjadi lewat
sarana kesehatan yang memberi berbagai mekanisme. Pertama, ia
pelayanan kesehatan promotif, menular lewat interaksi langsung
preventif, kuratif dan rehabilitatif maupun tidak langsung antara petugas
kepada masyarakat memiliki peran medis kepada pasien, pasien satu
yang sangat penting dalam kepada pasien lain, maupun pasien
meningkatkan derajat kesehatan kepada orang yang berkunjung. Kedua,
masyarakat. Bagi mereka yang berada ia menular lewat udara (batuk, bersin,
di lingkungan Rumah Sakit seperti bicara), dimana kontak jarak dekat
pasien, petugas kesehatan, pengunjung sekitar 60 cm – 1 m dapat
dan penunggu pasien berisiko mempermudah transmisi ini. Ketiga, ia
mendapatkan infeksi nosokomial atau menular lewat inhalasi, dimana bakteri
Healthcare Associated Infections berukuran lebih kecil dari 5 mm dapat
(HAIs). bertahan hidup di udara dalam jangka
Sebagai tempat perawatan waktu panjang dan berpindah dengan
orang sakit, rumah sakit menjadi jarak yang jauh.
tempat berkembang biaknya kuman Adanya infeksi nosokomial
dan rawan terjadinya penularan infeksi. menyebabkan bertambahnya stress
Dalam bahasa medis, infeksi itu emosional yang menurunkan
disebut dengan infeksi nosokomial. kemampuan dan kualitas hidup,
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang lamanya rawat inap di rumah sakit
terjadi di rumah sakit atau dalam sehingga bertambahnya biaya
sistem pelayanan kesehatan yang perawatan, meningkatnya penggunaan
berasal dari proses penyebaran di obat-obatan, kebutuhan akan isolasi
sumber pelayanan kesehatan, baik pasien, penggunaan pemeriksaan
melalui pasien, petugas kesehatan, laboratorium tambahan serta studi
pengunjung maupun sumber lainnya. diagnosis lainnya dan meningkatnya
(Aziz Alimul H, 2012;150) jumlah kematian di rumah sakit.
Pengunjung dapat Demikian merugikannya
terkontaminasi kuman penyakit dari dampak infeksi nosokomial bagi
lingkungan luar atau dapat pula pasien, pengunjung dan petugas rumah
bertindak sebagai pembawa (carrier). sakit maka pada semua tatanan
Pengunjung dpat menyebarkan kuman pelayanan, klien dan keluarganya harus
ke klien dan lingkungan rumah sakit. mengenali sumber infeksi dan
Data dari Organisasi Kesehatan membuat tindakan pencegahan.
Dunia (WHO) menunjukkan infeksi Pengajaran pada klien harus
nosokomial menyebabkan 1,4 juta melibatkan informasi dasar tentang
kematian setiap hari. (WHO, 2002). Di infeksi, berbagai jenis penularan dan
seluruh dunia, 10 persen pasien rawat metode pencegahan yang sesuai
inap mengalami infeksi nosokomial dengan kebutuhan pelayanan mereka.
dan di Indonesia, 9,8 persen mengalami Berdasarkan studi pendahuluan
infeksi tersebut. di Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu
Infeksi nosokomial terjadi Zalecha Martapura, terdapat gambar
karena kuman dan rumah sakit tidak prosedur mencuci tangan, letaknya
lepas menjadi salah satu tempat diatas dinding wastafel, walaupun

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No.2 Tahun 2015


ARTIKEL PENELITIAN
demikian tidak pernah dilakukan Dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura
sosialisasi tentang gambar prosedur Tahun 2014.
mencuci tangan kepada pasien dan Populasi dalam penelitian ini
keluarga yang dirawat di ruang adalah semua keluarga pasien di Ruang
tersebut. Sedangkan di pusat informasi Penyakit Dalam RSUD Ratu Zalecha
ditemukan leaflet tentang infeksi Martapura Tahun 2014.
nosokomial dan prosedur mencuci Sampel dalam penelitian ini
tangan, juga ditemukan tata tertib tidak adalah semua keluarga pasien yang
boleh membawa anak usia dibawah dirawat di rawat di Ruang Penyakit
dari 12 tahun, pengunjung dibatasi Dalam RSUD Ratu Zalecha
sesuai jam berkunjung rumah sakit. Martapura dari tanggal 18 Juni 2014
Semua itu sebenarnya sebagai s/d 18Juli 2014 yang berjumlah 71
informasi tentang infeksi nosokomial, orang sebagai sampel.
tapi hal tersebut tidak ada sosialisasi
secara langsung kepada pasien dan HASIL PENELITIAN
keluarga serta pengunjung rumah sakit. Hasil penelitian akan dijabarkan
Berdasarkan uraian di atas mulai dari pengetahuan keluarga pasien
maka masalahnya adalah pengetahuan tentang infeksi nosokomial, sikap keluarga
keluraga pasien tentang infeksi pasien dalam mencegah infeksi
nosokomial dan hubungan pengetahuan
nosokomial masih belum dikteahui
tentang infeksi nosokomial dengan sikap
sehingga sikap keluarga pun tentang mencegah infeksi nosokomial pada
infeks nosokomial belum bisa keluarga pasien di ruang Penyakit Dalam
diketahui. Hal ini yang mendasari RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun
alasan pentingnya melakukan 2014.
penelitian dengan topik ”hubungan Tabel 5.1
pengetahuan tentang infeksi Karakteristik responden menurut umur
nosokomial dengan sikap mencegah Umur Jumlah Persen
infeksi nosokomial pada keluarga < 20 tahun 3 4
pasien di Ruang Penyakit Dalam 20 – 30 tahun 29 41
RSUD Ratu Zalecha Martapura“. < 30 tahun 39 55
Total 71 100
METODE PENELITIAN Sumber:Data Primer,2014
Penelitian ini merupakan penelitian Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden memiliki
cross sectional dengan desain
usia < 30 tahun yaitu 39 responden (55
correlational, yaitu mempelajari %).
hubungan antar variable dengan 1. Analisa Univariat
melakukan pengukuran pada suatu saat. a. Variabel Pengetahuan (Independent)
Pengumpulan data dengan Tabel 5.2
menggunakan kuesioner tertutup yang Distribusi frekuensi responden
dikumpulkan dari responden langsung pengetahuan tentang infeksi nosokomial
pada saat ditemui di lokasi penelitian. Pengetahuan Jumlah Persen
Data yang dikumpulkan adalah data Baik 50 70
tentang pengetahuan tentang infeksi Cukup 19 27
nosokomial dan data tentang sikap Kurang 2 3
mencegah infeksi nosokomial pada Total 71 100
keluarga pasien di Ruang Penyakit Sumber:Data Primer,2014

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No.2 Tahun 2015


ARTIKEL PENELITIAN
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui Pada waktu penginderaan sampai
bahwa sebagian besar responden memiliki menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
pengetahuan baik tentang infeksi dipengaruhi oleh intensitas perhatian
nosokomial yaitu 50 responden (70,4%) persepsi terhadap objek. Sebagian besar
2. Variabel Sikap (Dependent) pengetahuan manusia diperoleh melalui
Tabel 5.3 mata dan telinga (A.Wawan dan Dewi M,
Distribusi frekuensi responden tentang 2010;11)
sikap keluarga pasien mencegah Berdasarkan hasil penelitian
infeksi nosokomial mengenai pengetahuan keluarga pasien
Sikap Jumlah Persen tentang infeksi nosokomial diketahui
Positif 67 94 bahwa sebagian besar responden memiliki
Negatif 4 6 pengetahuan baik yaitu 50 responden
Total 71 100 (70,4%). Hal ini karena adanya faktor
Sumber : Data Primer, 2014 eksternal yang mempengaruhi
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui pengetahuan menurut Ann. Mariner yang
bahwa mayoritas responden bersikap dikutip dari Nursalam (2003) yaitu faktor
positif mencegah infeksi nosokomial yaitu lingkungan karena lingkungan merupakan
67 responden (94,4%) seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat
3. Analisa Bivariat mempengaruhi perkembangan dan
Analisa bivariat untuk melihat perilaku orang atau kelompok dan faktor
apakah ada hubungan antara variabel sosial budaya karena sistem sosial budaya
Independent yaitu pengetahuan keluarga yang ada pada masyarakat dapat
pasien tentang infeksi nosokomial dengan mempengaruhi dari sikap dalam menerima
variable Dependent yaitu sikap mencegah informasi. Selain itu juga, ada faktor
infeksi nosokomial pada keluarga pasien internal yang mempengaruhi pengetahuan
dilakukan dengan uji Chi Square pada yaitu umur, pekerjaan dan pendidikan.
tingkat kepercayaan 95%, taraf Sebagian besar responden memiliki usia<
signifikansi hasil uji adalah α (0,05). 30 tahun yaitu 39 responden (55 %),
Setelah data dianalisis melalui SPSS, karena menurut Huclok (1998) semakin
didapat hasil Ho ditolak karena nilai cukup umur, tingkat kematangan dan
P=0,028 berada di bawah α (0,05). Artinya kekeuatan seseorang akan lebih matang
secara statistik terdapat hubungan antara dalam berpikir dan bekerja.
tingkat pengetahuan dengan sikap Meskipun hasil penelitian mengenai
keluarga pasien di Ruang Penyakit Dalam pengetahuan keluarga pasien tentang
RSUD Ratu Zalecha Martapura infeksi nosokomial sudah baik, masih ada
PEMBAHASAN yang cukup sebanyak 19 orang (26,8 %)
1. Pengetahuan keluarga pasien tentang dan kurang sebanyak 2 orang (2,8 %), hal
infeksi nosokomial ini menjadi dasar bahwa informasi tentang
Pengetahuan merupakan hasil infeksi nosokomial di rumah sakit
“tahu” dan ini terjadi setelah orang khususnya di Ruang Penyakit Dalam
mengadakan penginderaan terhadap suatu RSUD Ratu Zalecha Martapura masih
objek tertentu. Penginderaan terhadap kurang.
objek terjadi melalui penginderaan 2. Sikap keluarga pasien mencegah
manusia yakni penglihatan, pendengaran, infeksi nosokomial
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Sikap merupakan reaksi atau

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No.2 Tahun 2015


ARTIKEL PENELITIAN
respon yang masih tertutup dari seseorang Berdasarkan hasil Analisis bivariat
terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2007). untuk melihat apakah ada hubungan
Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung antara variabel Independent yaitu
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan pengetahuan keluarga pasien tentang
terlebih dahulu dari perilaku yang infeksi nosokomial dengan variabel
tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan Dependent yaitu sikap keluarga pasien
konotasi adanya kesesuaian reaksi mencegah infeksi nosokomial dilakukan
terhadap stimulus tertentu yang dalam dengan uji Chi Square pada tingkat
kehidupan sehari-hari merupakan reaksi kepercayaan 95% , taraf signifikansi hasil
yang bersifat emosional terhadap stimulus uji adalah α (0,05). Setelah data dianalisis
social. Sikap itu masih merupakan reaksi melalui SPPS, di dapat hasil Ho ditolak
tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka karena nilai P = 0,028 berada di bawah α
atau tingkah laku yang terbuka. Sikap (0,05), artinya secara statistik terdapat
merupakan kesiapan untuk bereaksi hubungan antara tingkat pengetahuan
terhadap objek di lingkungan tertentu tentang infeksi nosokomial dengan sikap
sebagai suatu penghayatan terhadap objek. mencegah infeksi nosokomial pada
Berdasarkan hasil penelitian keluarga pasien di Ruang Penyakit Dalam
mengenai sikap keluarga mencegah RSUD Ratu Zalecha Martapura.
infeksi nosokomial diketahui bahwa Hasil tersebut menunjukkan
mayoritas responden bersikap positif yaitu bahwa semakin baik pengetahuan yang
67 responden (94,4%). Sikap kesehatan dimiliki responden maka responden
seseorang ditentukan oleh niat orang tersebut akan memiliki sikap yang positif
tersebut terhadap objek kesehatan, ada dalam mencegah infeksi nosokomial, ini
tidaknya informasi kesehatan tentang sesuai dengan nilai odds ratio untuk
infeksi nosokomial, juga kebebasan dari kategori pengetahuan terhadap sikap
individu untuk mengambil keputusan dan sebesar 13,75 pada Confidence Interval
situasi yang memungkinkan seseorang (CI). Hal ini berarti keluarga pasien yang
berperilaku atau tidak, selain itu ada berpengetahuan baik mempunyai
faktor-faktor yang mempengaruhi sikap probabilitas untuk bersikap positif 13,75
seperti pengalaman pribadi, pengaruh kali lebih besar dibandingkan keluarga
orang lain yang dianggap penting, pasien yang berpengetahuan kurang.
pengaruh kebudayaan, media massa, Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
lembaga pendidikan atau lembaga agama Hariandja (2007) sikap seseorang
dan faktor emosional. memiliki elemen-elemen kognitif yaitu
Meskipun hasil penelitian keyakinan dan pengetahuan seseorang
mengenai sikap keluarga pasien mencegah terhadap suatu objek, afeksi yaitu
infeksi nosokomial sudah positif, masih perasaan seseorang terhadap objek
ada yang bersikap negatif sebanyak 4 tersebut sebagai akibat dari pengetahuan
orang (5,6 %), hal ini berarti masih ada dan keyakinannya, dan kecenderungan
yang belum mau dan belum menunjukkan tindakan terhadap objek tersebut, sehingga
sikap mencegah infeksi nosokomial di pengetahuan serta keyakinan yang
rumah sakit khususnya di Ruang Penyakit diperoleh akan dapat mengubah sikap
Dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura. seseorang.
3. Hubungan pengetahuan tentang infeksi KESIMPULAN
nosokomial dengan sikap mencegah Berdasarkan hasil penelitian
infeksi nosokomial pada keluarga pasien dan pembahasan, maka dapat ditarik

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No.2 Tahun 2015


ARTIKEL PENELITIAN
kesimpulan sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA
1. Sebagian besar responden memiliki 1. Anna, Lusia Kus. 2013. Rumah
pengetahuan baik tentang infeksi Sakit Rawan
nosokomial yaitu sebanyak 50 infeksi.http//health.kompas.
responden (70,4%) com/Read/2013/01/10/17424190/
2. Mayoritas responden memiliki sikap
2. Arikunto,Suharsimi. 2010.
positif mencegah infeksi nosokomial
yaitu sebanyak 67 responden (94,4%) Prosedur Penelitian Edisi
3. Ada hubungan yang signifikan antara Revisi .Yogyakarta: Rineka
pengetahuan tentang infeksi Cipta
nosokomial dengan sikap mencegah 3. Hariandja,Marihot Tua
infeksi nosokomial pada keluarga Efendi.2007.
pasien di Ruang Penyakit Dalam Manajemen Sumber Daya
RSUD Ratu Zalecha Martapura Manusia. Jakarta:Grasindo
dengan nilai p = 0,028 < 0,05. 4. Hasanah, Riana Alfi. 2012. Infeksi
SARAN Nosokomial Rumah
1. Bagi responden Sakit.http//riana-a-h-
Bagi yang sudah memiliki pengetahuan
fkm10.web.unair.ac.id/artikel-
yang baik serta sikap yang positif
dalam mencegah infeksi nosokomial detail-41324-administrasi
agar dapat menerapkan hal tersebut 5. Hermanto, Ade. 2007. Hubungan
dalam kehidupan sehari-hari terutama Tingkat Pengetahuan dan
dalam merawat keluarganya yang Sikap dengan Praktek
dirawat khususnya yang dirawat di Perawat Dalam Pencegahan
rumah sakit. Sedangkan bagi Infeksi Nosokomial Pada
responden yang masih memiliki Pasien Pasca Operasi di
pengetahuan yang kurang atau cukup Rumah Perawatan Bedah
serta sikap yang negatif dalam RSUD Dr. Achmad
mencegah infeksi nosokomial agar
Diponegoro
meningkatkan pengetahuannya dengan
Putussibau.http//eprints.undip
menggali informasi baik melalui
penyuluhan yang dilakukan oleh .ac.id/20192/
petugas kesehatan ataupun melalui 6. Hidayat, Aziz Alimul. 2007.
media massa yang ada sehingga akan RisetKeperawatan dan Teknik
membantu untuk dapat bersikap positif. Penulisan Ilmiah. Jakarta:
2. Bagi RSUD Ratu Zalecha Martapura Salemba Medika
Hasil penelitian ini dapat dijadikan 7. Hidayat, Aziz Alimul. 2012.
bahan masukan dalam Program Pengantar Kebutuhan Dasar
Pencegahan Infeksi Nosokomial (PPI) Manusia, Aplikasi, Konsep
di RSUD Ratu Zalecha Martapura, dan Proses Keperawatan.
khususnya di Ruang Penyakit Dalam Jakarta: Salemba Medika
untuk dapat meningkatkan informasi
8. Mubarak, IqbalWahit. 2007. Buku
tentang infeksi nosokomial dan cara
mencegahnya sehingga dapat menjadi Ajar Kebutuhan Dasar
indikator pelayanan Rumah Sakit di Manusia. Jakarta: EGC
Kalimantan Selatan yang berkualitas. 9. Nursalam, 2008. Konsep Dan
Penerapan Metodologi

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No.2 Tahun 2015


ARTIKEL PENELITIAN

Penelitian Ilmu Keperawatan.


Salemba Medika. Jakarta.
10.-----------, 2009. Depkes
RI.Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Lainnya.
11. Potter, Perry, 2010. Fundamental
Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
12. Yuliana, 2009. Tingkat Kecemasan
Perawat Dalam Merawat Pasien
Penyakit TB Paru. Banjarbaru.
13. ---------.Diaksesdalamsitus web :
http//buk.depkes.go.id/index.p
hp?option=com_content&vie
w=article&id=123:surveyLan
s-infeksi-di-rumah-sakit
14. ---------.Diakses dalam situs web :
http//www.readersdigest.co.id/seha
t/info.medis/hindari.kuman.dan.i
nfeksi.nosokomial.dirumah.sakit/
005/001/263

Jurnal Skala Kesehatan Volume 6 No.2 Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai