Anda di halaman 1dari 35

KOMUNIKASI EFEKTIF

ANTAR PEMBERI ASUHAN

Dr. May Hizrani, MARS


PERSI IKPRS
Workshop Sistem Komunikasi Efektif Dalam Konsep Keselamatan Pasien Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Hotel Santika Premiere Slipi Jakarta, 26 Agustus 2022
POKOK BAHASAN

PENDAHULUAN
PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
◦ PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN
◦ KONSEP PELAYANAN BERFOKUS PASIEN

KOLABORASI PENGELOLA ASUHAN KESEHATAN


KAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PPA?
HAMBATAN
KESIMPULAN
PENDAHULUAN

70 to 80 % of medical errors are related to interpersonal interaction issues.


Ineffective communication is a root cause for nearly 66 % of all sentinel
events reported
Penelitian menyatakan 70% kesalahan di dunia kerja adalah hasil dari
komunikasi yang buruk
Komunikasi efektif sangat penting dalam asuhan kesehatan untuk
mengkoordinasikan pemberian asuhan terbaik dan sesuai kebutuhan
pasien
Kesalahan dalam berkomunikasi : KTD
Kurangnya komunikasi yang efektif antara perawat dan dokter dapat
menyebabkan seperti her opname, perpanjangan masa rawat
TUJUAN

PENGERTIAN KOMUNIKASI EFEKTIF


KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PELAYANAN KESEHATAN
PELAYANAN BERFOKUS PASIEN DAN IMPLIKASINYA DALAM ASUHAN PASIEN
STRATEGI KOMUNIKASI
HAMBATAN KOMUNIKASI
DOKUMENTASI DAN EDUKASI TERINTEGRASI DALAM REKAM MEDIS
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN
PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
Picker Institute :

1. Hormati nilai2 , pilihan dan kebutuhan yang


diutarakan oleh Pasien
2. Koordinasi dan integrasi asuhan
3. Informasi, Komunikasi dan Edukasi
4. Kenyamanan Fisik
5. Dukungan emosional dan penurunan rasa takut
dan kecemasan
6. Keterlibatan keluarga dan teman2
7. Asuhan yg berkelanjutan dan transisi yg lancar Harvey Picker (1915-2008)
8. Akses terhadap pelayanan Pendiri Picker Institute (1986)
Pertama menggunakan istilah :
Patient centered care (1988)
PENGELOLA
ASUHAN Inter Professional
KESEHATAN (PAK) Collaboration (IPC)
DPJP
Perawat/
Bidan Apoteker

Psikologi Pasien, Nutrisionis/


Klinis Keluarga Dietisien

Terapis Penata
Fisik Anestesi
Lainnya

Dr.Nico Lumenta
1. Martabat dan respek :
Pandangan dan pilihan pasien
dan keluarga, nilai -nilai,
Para pengelola Asuhan : kepercayaan ,latar belakang
Menghormati & mendengarkan kultural ,pasien dan
keluarga ,dimasukkan dalam
rencana dan pelaksanaan asuhan .

Dengarkan dan hormati serta


masukkan dalam proses
asuhan
Apa Inti Konsep Patient Centered Care ?

Para Pengelola Asuhan  Mengkomunikasikan dan


berbagi informasi, secara
lengkap kepada pasien dan
2. Berbagi Informasi : keluarga

 .Informasi diberikan tepat


waktu dan akurat sehubungan
dengan partisipasi asuhan dan
pengambilan keputusan
Apa Inti Konsep Patient Centered Care ?

Pasien dan keluarga didorong


3. Partisipasi : dan Didukung untuk
berpartisipasi dalam asuhan
dan pengambilan keputusan
sesuai pilihan pasien
4. Kolaborasi :
Pasien dan keluarga dimasukkan dalam
kelembagaan secara luas, dimana
pimpinan asuhan kesehatan bekerja sama
untuk pengembangan kebijakan dan
Program, implementasi, evaluasi,
termasuk rancang fasilitas asuhan
kesehatan, juga edukasi interprofesional
dan asuhan yg diberikan
Dari sisi pengelola Asuhan, Apa yg berubah ?

1 Kolaborasi Antar Profesi (KAP) /


Inter Professional Collaboration (IPC)

2. Pendidikan antar Profesi (PAP) /


Inter Professional Education (IPE)

Kompetensi Antar
Profesi
KENAPA PERLU KOLABORASI ?

• Sangat bermanfaat bagi pasien apabila PAK


bekerjasama menganalisis temuan pada
asesmen, dan mengkombinasikan informasi
dalam suatu gambaran yang komprehensif dari
kondisi pasien.
• I n t e g r a s i d a r i a s e s m e n PA K a k a n
memfasilitasi identifikasi kebutuhan pasien yang
menjadi dasar rencana asuhan pasien.
• Rencana asuhan yang telah dibuat oleh DPJP
akan di implementasikan dalam pemberian
asuhan secara kolaboratif oleh semua PAK
KAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF DILAKUKAN

Konsultasi/ Rujukan antar disiplin


Selama Proses Asuhan /SOAP
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi/ CPPT
ISBAR
Transfer Pasien
Rapat Kasus
2 “blok” Patient Care
1 kegiatan

Asesmen Pasien
(Skrining, “Periksa Pasien”) (IAP)
1. Pengumpulan Informasi : Anamnesa,
Asuha S

Ulang
Asesmen
pemeriksaan, pemeriksaan lain /
O penunjang, dsb
n

2. Analisis informasi : dihasilkan


A Diagnosis / PRoblem / Kondisi, →
identifikasi Kebutuhan Yan Pasien
(PPA)

3. Susun Rencana Pelayanan/Care Plan :


P untuk memenuhi Kebutuhan Yan
Profesinal

Pasien
Pemberi

2
*Implementasi Rencana
(IM)
*Monitoring
Kolaborasi
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN
PPA melalui PASIEN TERINTEGRASI REVIEW &
VERIFIKASI DPJP
CPPT
Instruksi
HASILASESMEN PASIEN DAN
PPA (Tulis Nama,
Profesio PEMBERIA
Termasuk beri
Tgl, nal N
Pasca Paraf, Tgl,
Jam Pemberi PELAYANAN
Bedah Jam) (DPJP
Asuhan (Tulis dengan format SOAP/ADIME,
(Instruksi harus
disertai Sasaran.
ditulis
Tulis Nama, beri Paraf pada akhir
dgnrinci
2/2/20 Peraw S : Nyeri akut lutut kiri
catatan) • Monitodrainng membaca/
15 at sejak 1-2 jam O : skala nyeri tiap
Jm nyeri VAS : 7 30’ jelas) m erevi ew
8.00 • Lapor DPJP
TD 165/90, N 115/m, Frek seluruh
Nafas : 30/m A : Nyeri akut • Kolaborasi
arthritis gout Para pemberian anti Rencana
f.. inlamasi &
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn
analgesic
Asuhan)
target VAS <4
*Lapor 2 jam
2/2/20 Dokt S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi lagi skala nyeri
15 er O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, *Foto Ro Lutut
Jm hangat pd palpasi. A : Gouty Arthritis - flare Genu hari ini bila nyeri
8.30 Sinistra mereda/toleransi
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. Para cukup Paraf DPJP
f…
Catatan/Notasi DPJP……+paraf DPJP Akhir 24 jam
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR
PEMBERI PELAYANAN DI DALAM RS

1. Melakukan “ Write back, Read Back, confirmation


” Terhadap Instruksi Yang Diterima Secara Lisan
Maupun Melalui Telpon Atau Melaporkan Hasil
Pemeriksaan Kritis
2. Buat Standar : Singkatan, Akronim, Simbol Yang
Berlaku Di RS dan singkatan yang dilarang
3. Buat Standar Komunikasi Pada Saat Operan /
Hand Overs Communication
(SBAR/ISOBAR/ISOBAR3)
4. Ketepatan Membuat Laporan
KOMUNIKASI EFEKTIF
ANTAR PEMBERI PELAYANAN DI
DALAM RS (SKP 2)

1. Melakukan “Read Back (TULBAKON)” Terhadap


Instruksi Yang Diterima Secara Lisan Maupun
Melalui Telpon Atau Melaporkan Hasil
Pemeriksaan Kritis
2. Buat Standar : Singkatan, Akronim, Simbol Yang
Berlaku Di RS dan singkatan yang dilarang
3. Buat Standar Komunikasi Pada Saat Operan /
Hand Overs Communication
(SBAR/ISOBAR/ISOBAR3)
4. Ketepatan Membuat Laporan
KOMUNI
KASI
EFEKTIF
READ BACK

• PENERIMA ORDER LISAN ATAU


MELALUI TELEPON :
1. DENGARKAN INSTRUKSI/ ORDER/
PELAPORAN
2. CATAT DALAM FORM KOMUNIKASI LISAN
3. ULANGI BACA ( READ BACK)
INSTRUKSI/ ORDER/ PELAPORAN
4. VERIFIKASI DAN TANDA TANGAN < 1X 24
JAM
SINGKATAN

• Harus dibuatkan standarisasi daftar


singkatan yang dilarang dan yang
diperbolehkan.
• Satu singkatan hanya diperbolehkan
punya satu pengertian. Daftar
singkatan harus tersedia di setiap
unit pelayanan, disosialisasikan
kepada seluruh unit
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KRITIS

termasuk, tetapi tidak terbatas pada:


a) pemeriksaaan laboratorium;
b) pemeriksaan radiologi;
c) pemeriksaan kedokteran nuklir;
d) prosedur ultrasonografi;
e) magnetic resonance imaging;
f) diagnostik jantung;
g) pemeriksaaan diagnostik yang dilakukan di tempat tidur
pasien, seperti hasil tanda-tanda vital, portable
radiographs, bedside ultrasound, atau transesophageal
echocardiograms.
KEBIJAKAN PELAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
• Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes
dikembangkan RS u/ pengelolaan hasil kritis dari
tes diagnostik untuk menyediakan pedoman bagi
para praktisi untuk meminta dan menerima hasil
tes pada keadaan gawat darurat.
• RS mempunyai Prosedur yang meliputi
– penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis
bagi setiap tipe tes,
– oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis
harus dilaporkan
– menetapkan metode monitoring yang
memenuhi ketentuan
PROSEDUR MENERIMA PERINTAH LISAN ATAU
LEWAT TELPON MELIPUTI

1. Penulisan Secara Lengkap Permintaan Atau Hasil


Pemeriksaaan Oleh Penerima Informasi,
2. Penerima Membaca Kembali Permintaan Atau
Hasil Pemeriksaaan, Dan
3. Pengirim Memberi Konfirmasi Atas Apa Yang Telah
Ditulis Secara Akurat

TULBAKON
SERAH TERIMA ASUHAN PASIEN
(HAND OVER)
a) antar PPA seperti antara staf medis dan staf
medis, antara staf medis dan staf keperawatan
atau dengan staf klinis lainnya, atau antara
PPA dan PPA lainnya pada saat pertukaran sif
(shift);
b) antar berbagai unit layanan di dalam RS
yang sama seperti jika pasien dipindah dari
unit intensif ke unit perawatan atau dari unit
darurat ke kamar operasi; dan
c) dari unit rawat inap ke unit layanan
diagnostik atau unit tindakan seperti
radiologi atau unit terapi fisik.
METODE KOMUNIKASI
DENGAN ISBAR
ISBAR
I • Introduction
S • Situation

B • Background

A • Assessment

R • Recommendation
MODEL SBAR

SEBAGAI STRATEGI UNTUK


MENINGKATKAN KOMUNIKASI
EFEKTIF SAAT SERAH TERIMA
INFORMASI PASIEN

MENINGKATKAN PATIENT SAFETY


INTRODUKSI

• State your name and unit


• I am calling about
(patient name)
INTRODUKSI

• Via Tel:
– Saya Budi, perawat ruang Mawar
– Saya mau melaporkan pasien Sofian
• Visit Dokter
– Ini pasien Sofian
TEKNIK SBAR : MEMPERBAIKI KOMUNIKASI ➔
MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN
S : Situation
Kondisi terkini yg terjadi Teknik serah
pada pasien
terima yang dapat
B : Background
Informasi penting apa yg digunakan pada
berhubungan dg kondisi serah terima
pasien terkini
perawat antar
A : Assessment
hasil pengkajian kondisi
shift, perawat ke
pasien terkini dokter saat
R : Recommendation melaporkan
apa yg perlu dilakukan kondisi pasien,
Untuk mengatasi masalah
KAPAN MENGGUNAKAN SBAR?
1. Pasien di Rawat Jalan atau Pasien Rawat Inap
2. Komunikasi segera/urgent atau tidak segera/ tidak urgent
3. Komunikasi Perawat → Dokter
4. Komunikasi Dokter → Dokter
5. Komunikasi Antar Tenaga Kesehatan lainnya
6. Laporan Pertukaran shift
7. Perubahan Kondisi Pasien
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI

(1) komunikasi yang sangat terlambat sehingga tidak efektif,


(2) kegagalan untuk berkomunikasi dengan semua individu yang
relevan dalam tim,
(3) konten yang tidak konsisten lengkap dan akurat
(4) komunikasi yang tujuannya tidak tercapai—yaitu, masalah
dibiarkan tidak terselesaikan
KESIMPULAN

PASIEN SEBAGAI PERSON ADALAH PUSAT DALAM PROSES ASUHAN PASIEN: PATIENT CENTER
CARE ( PCC)
DIPERLUKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PAK AGAR ASUHAN PASIEN
TERINTEGRASI MAMPU MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DAN KESELAMATAN PASIEN
IMPLEMENTASI ASUHAN PASIEN TERINTEGRASI DILAKSANAKAN MELALUI KOLABORASI ANTAR
PROFESI YANG PERLU DILANDASI KOMPETENSI INTI :
◦ VALLUES /ETHIC FOR INTERPROFESSIONAL PRACTICE ROLES/RESPONSIBLILITY
◦ INTERPROFESSIONAL COMMUNICATION
◦ TEAM AND TEAM WORK

PPA PENTING => KEMAMPUAN KOMUNIKASI EFFEKTIF

Anda mungkin juga menyukai