Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika

(INPAFI)
Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/inpafi
e-issn: 2549 – 8258, p-issn 2337 – 4624

LKPD BERBASIS MASALAH BERBANTUAN SIMULASI TERHADAP KETERAMPILAN


BERPIKIR KREATIF SISWA

Mariati Purnama Simanjuntak


Jurusan Fisika FMIPA Univesitas Negeri Medan
mariatipurnama@unimed.ac.id
Diterima: September 2021. Disetujui: Oktober 2021. Dipublikasikan: November 2021

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan lembar kerja siswa
(LKPD) berbasis masalah berbantuan simulasi komputer terhadap keterampilan berpikir
kreatif siswa. Jenis penelitian ini ialah quasi experiment dengan desain two group pretest-
posttest. Populasi penelitian seluruh siswa kelas XI Semester I di salah satu SMA Negeri di
Medan yang terdiri dari lima kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan
dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas eksperimen XI IPA-2 dan kelas
kontrol XI IPA-5. Kelas eksperimen pembelajaran dengan penggunaan LKPD berbantuan
simulasi komputer dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang
digunakan yaitu tes keterampilan berpikir kreatif berbentuk uraian berjumlah 8 soal
berbasis masalah. Sebelum pembelajaran dilakukan tes awal yang tujuannnya melihat
kemampuan awal siswa terhadap keterampilan berpikir kretaif siswa pada materi Fluida
Statis. Sesudah pembelajaran dilakukan tes akhir. Data tes awal dan tes akhir dianalisis
dengan menggunakan uji beda (uji-t) dengan syarat data berdistribusi normal dan
homogeny. Berdasarkan uji t terdapat perbedaan yang signifikan, yang berarti ada
pengaruh penggunaan LKPD berbasis masalah berbantuan simulasi komputer terhadap
keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi Fluida Statis.

Kata Kunci: LKPD, masalah, berpikir kreatif.

ABSTRACT

This study aims to determine the effects of applying student worksheets based on
computer simulation-assisted problems on students' creative thinking skills. This type of
research is a quasi-experiment with a two-group pretest-posttest design. The research
population was all students of class XI Semester I in one of the public high schools in
Medan that consisted of five classes. The research sample takes by two classrooms
determined of cluster random sampling technique, namely the experimental class XI IPA-2
and the control class XI IPA-5. The learning experiment class uses LKPD assisted by
computer simulation and the control class uses conventional learning. The instrument
used is a test of creative thinking skills in the form of eight problem-based description
questions. Before learning, an initial test carries out where aims to see the initial abilities
of students towards students' creative thinking skills on the material of Static Fluids. After
learning, the final test carries out. Pre-test and post-test data were analyzed using a
different test (t-test) with the condition by the data were normally distributed and
92
Jurnal Inpafi 9 (4) (2021) : 83 - 88

homogeneous. Based on the (t-test) there is a significant difference, which means that
there is an effect of using problem-based worksheets with the help of computer
simulations on students' creative thinking skills in Static Fluids.

Keywords: worksheets, problems, creative thinking.

PENDAHULUAN 2015). Berpikir kreatif sangat penting


dikembangkan dalam proses pembelajaran
Berpikir kreatif merupakan salah satu
karena berpikir kreatif memungkinkan siswa
kecakapan hidup abad 21 yang perlu
untuk menganalisis pikiran mereka dalam
dikembangkan melalui proses pendidikan.
memecahkan suatu masalah.
Perkembangan ilmu pengetahuan abad 21
Salah satu mata pelajaran yang
menuntut siswa mampu berkompetisi dengan
memberikan peluang untuk mengembangkan
cara mengembangkan keterampilan dan
berpikir kreatif siswa adalah pelajaran fisika.
pengetahuan. Keterampilan yang penting untuk
Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu
dikembangkan oleh siswa adalah keterampilan
Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari sifat
berpikir tingkat tinggi (Saavedra, et al, 2012;
serta juga gejala pada benda-benda yang ada di
Kotzer, et al, 2012).
alam. Fisika menjadi studi ilmu pengetahuan
Binkley, et al, (2012) mengelompokkan
yang sangat mendasar, sebab berhubungan
keterampilan abad 21 ke dalam empat bagian,
dengan semua perilaku serta struktur benda,
yaitu ways of thinking, ways of working, tools
khususnya dengan benda mati. Fisika memiliki
of working, and living in the world. Ways of
peranan yang sangat penting karena fenomena-
thinking terdiri atas kreativitas dan inovasi,
fenomena yang ada di alam sangat erat
keterampilan berpikir kritis, pemecahan
hubungannya dengan fisika dan dalam
masalah, pengambilan keputusan, dan
kehidupan sehari-hari, misalnya fenomena
metakognisi. Ways of working terdiri atas
tentang bunyi, cahaya, gerak, serta gaya.
keterampilan berkomunikasi dan kolaborasi.
Pentingnya berpikir kreatif tidak sesuai
Hal itu juga didukung oleh
dengan kenyataan di lapangan. Berdasarkan
Ongardwanich, et al, (2015) yang menyatakan
hasil observasi di salah satu SMA Negeri di
bahwa keterampilan yang harus dimiliki pada
Medan diperoleh berpikir kreatif siswa masih
abad ke 21 dikelompokkan kedalam tiga bagian,
rendah. Data ini diperkuat dengan hasil tes yang
yakni learning and innovation skills (kreativitas,
diberikan. Berdasarkan hasil tes awal diperoleh
inovasi, berpikir kritis, dan pemecahan
bahwa dari 32 siswa, 88% siswa memilik
masalah), information and technology skills
berpikir kreatif yang rendah.
(literasi informasi dan media, serta literasi
Berdasarkan hasil observasi lebih lanjut,
teknologi) dan life and career skills
salah satu penyebab rendahnya berpikir kreatif
(keterampilan bersosial, beradaptasi,
siswa adalah karena proses pembelajaran yang
kepemimpinan, produktivitas dan bersikap
berpusat kepada guru (teacher centered) bukan
fleksibel).
student centered. Pembelajaran yang berpusat
Berpikir kreatif adalah kemampuan
kepada guru dan kurang mampunya guru dalam
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,
memanfaatkan media menyebabkan siswa
baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang
kurang aktif, kurang termortivasi, dan kurang
relatif berbeda dengan apa yang telah ada
menggali keterampilan berpikir kreatif siswa.
sebelumnya. Keterampilan berpikir kreatif dapat
Sudah sebaiknya guru dalam proses
didefenisikan sebagai seluruh rangkaian
pembelajaran menggunakan pembelajaran yang
kegiatan kognitif yang digunakan oleh individu
melibatkan siswa aktif, menumbuhkan rasa
sesuai dengan objek, masalah spesifik dan
ingin tahu dan berpikir kreatif siswa. Salah satu
kondisi, atau upaya terhadap memecahkan
pembelajaran yang dapat mengatasi hal tersebut
masalah berdasarkan kapasitas individu (Birgli,
di atas adalah sebaiknya guru menggunakan
93
Mariati Purnama Simanjuntak ; LKPD Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Terhadap Keterampilan Berpikir
Kreatif Siswa

LKPD berbasis masalah yang berkaitan dengan T.P. 2019/2020 pada materi Fluida Statis.
kehidupan siswa di sekitarnya. Penyelesaian Kurikulum yang digunakan Kurikulum 2013
masalah dilakukan melalui penyelidikan ilmiah Revisi. Populasi dalam penelitian ini adalah
dengan melakukan eksperimen di laboratorium. seluruh siswa kelas XI IPA SMA Medan yang
Pembelajan ini membuat siswa aktif mengamati, terdiri dari 5 kelas.
membuat hipotesis sebelum melakukan Sampel penelitian diambil 2 kelas yang
penyelidikan lebih lanjut, mengumpulkan data ditentukan dengan teknik cluster random
melalui eksperimen, menganalisis dan sampling, yaitu kelas eksperimen XI IPA-2 dan
memaknai data yang diperoleh, dan membuat kelas kontrol XI IPA-5, masing-masing
kesimpulan dari proses pemecahan masalah. berjumlah 34 orang. Pengambilan sampel dalam
Keterbatasan alat yang digunakan penelitian ini menggunakan teknik simple
dalam proses penyelidikan sehingga perlu random sampling yaitu dipilih dua kelas secara
dibantu dengan simulasi (Simanjuntak, et al., acak dari populasi yang dianggap homogen.
2019). Simulasi komputer dapat memberikan Kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu
kesempatan kepada siswa tidak hanya untuk pembelajaran dengan menggunakan LKPD
mengembangkan pemahaman siswa dan berbasis masalah berbantuan simulasi
penguatan konsep, tapi juga mengembangkan komputer, sedangkan pada kelas kontrol
kemampuan mereka dalam investigasi ilmiah diberikan perlakuan dengan pembelajaran
dan penyelidikan. Selain itu, simulasi komputer konvensional. Sebelum proses pembelajaran,
juga mampu meningkatkan keterampilan kedua kelas sampel diberi tes awal untuk
berpikir kritis serta berpikir kreatif siswa. mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
Menurut Lu dan Lin (2017), pembelajaran perlakuan terhadap berpikir kreatif siswa.
menggunakan simulasi komputer dapat Sesudah pembelajaran dengan menggunakan
membantu siswa untuk memahami fenomena LKPD berbasis masalah berbantuan simulasi
yang sulit diamati di dunia nyata. Akibatnya, komputer di kelas eksperimen dan
siswa dapat belajar tentang suatu permasalahan pembelajaran konvensional di kelas kontrol
yang relevan melalui proses pendidikan yang dilakukan tes akhir untuk mengetahui
melibatkan eksplorasi dan suatu eksperimen perbedaan kelas eksperimen dan kontrol
percobaan, dan dengan demikian memperoleh terhadap berpikir siswa siswa. Rancangan
pemahaman serta informasi yang lebih penelitian pretest-posttest control group.
mendalam. Hal ini juga didukung oleh Desain penelitian ini disajikan pada Tabel 1.
Simanjuntak, et al., (2019) yang menyatakan Tabel 1. Desain penelitian two group pretest-
bahwa dengan pembelajaran dengan posttest
menggunakan LKPD berbasis masalah Kelas Pretes Perlakuan Postes
berbantuan simulasi membuat siswa lebih aktif, Eksperimen X1 Y1 X2
bersifat lebih ingin tahu, lebih kreatif dan dan Kontrol X1 Y2 X2
kristis sehingga menumbuhkan pemahaman
lebih mendalam yang mempengaruhi hasil Keterangan :
belajarnya. X : tes awal
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan Y1 : Pembelajaran dengan penggunaan
penelitian ini adalah untuk mengetahui LKPD berbasis masalah berbantuan
pengaruh penggunaan lembar kerja siswa simulasi
(LKPD) berbasis masalah berbantuan simulasi Y2 : Pembelajaran konvensional
komputer terhadap keterampilan berpikir
kreatif siswa. Tes berpikir kreatif berbentuk uraian
berjumlah delapan berbasis masalah. Indikator
METODE PENELITIAN berpikir kretaif yang diukur: fluency
Penelitian ini dilakukan di salah satu (kelancaran berfikir); flexibility (berfikir
SMA Negeri di Medan, pada semester ganjil

94
Jurnal Inpafi 9 (4) (2021) : 83 - 88

luwes); originality (originalitas); dan


elaboration (elaborasi) (Meador, 1997). N-gain

65
49
N-gain (%)
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Penelitian
Data tes awal dan tes akhir kelas
kontrol masing-masing 23,49 dan 61,03. Data tes
awal dan tes akhir kelas eksperimen masing- kontrol eksperimen
masing sebesar 22,28 dan 74,15. Data tes awal N-gain Kelas eksperimen dan
dan tes akhir berpikir kreatif disajikan pada
Gambar 1. Persentase peningkatan berpikir
Tabel 2.
kreatif siswa
Tabel 2. Data tes awal dan tes akhir
Rata- Rata-
b. Pembahasan
rata Standar rata Standar
Kelas Berdasarkan hasil penelitian dengan
Tes Deviasi Tes Deviasi
menggunakan uji beda menunjukkan adanya
Awal Akhir
perbedaan yang signifikan antara keterampilan
Kontrol 23,49 10,20 61,03 10,12 berpikir kreatif dengan penggunaan LKPD
Eksperimen 22,28 8,36 72,65 8,01 berbasis masalah berbantuan simulasi dengan
pembelajaran konvensional. Data penelitian
Berdasarkan uji normalitas, baik data dapat dilihat pada kelas eksperimen dengan
tes awal dan tes akhir berdistribusi normal. penggunaan LKPD berbasis masalah
Berdasarkan uji homogenitas, baik data tes berbantuan simulasi memperoleh nilai rata-
awal dan tes akhir berdistribusi homogen. rata tes awal 22,28 dan nilai rata-rata tes akhir
Berdasarkan uji beda atau uji-t, diperoleh ada 72,65 sedangkan pada kelas kontrol yang
perbedaan yang signifikan keterampilan diajarkan dengan pembelajaran konvensional
berpikir kreatif antara kelas eksperimen dan diperoleh nilai rata-rata tes awal 23,49 dan
kelas kontrol dengan kata lain bahwa nilai rata-rata postes 61,03. Adanya perbedaan
pembelajaran dengan menggunakan LKPD nilai rata-rata tes akhir tersebut dikarenakan
berbasis masalah berbantuan simulasi lebih pada saat pembelajaran, di kelas eksperimen
baik daripada pembelajaran konvensional peneliti menggunakan LKPD berbasis masalah
terhadap berpikir kreatif siswa pada materi berbantuan simulasi.
Fluida Statis. LKPD berbasis masalah dan masalah
Berdasarkan Gambar 1 dapat yang disajikan berkaitan dengan kehidupan
disimpulkan bahwa % peningkatan N-gain sehari-hari sesuai materi pembelajaran pada
berpikir kreatif untuk kelas kontrol sebesar Fluida Statis. Siswa dalam menemukan solusi
49% dalam kategori rendah dan % pemecahan masalah, melakukan penyelidikan
peningkatan N-gain berpikir kreatif untuk dengan melakukan kegiatan ilmiah dengan
kelas eksperimen sebesar 65% dalam kategori diawali dengan mengamati dan memahami
sedang. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran masalah, membuat hipotesis dugaan sementara,
dengan menggunakan LKPD berbasis masalah berusaha mengumpulkan informasi dari
berbantuan simulasi lebih baik meningkatkan berbagai sumber yang relevan, dan melakukan
berpikir kreatif siswa daripada pembelajaran percobaan langkah demi langkah sesuai dengan
konvensional pada materi Fluida Statis. tagihan di LKPD. Siswa mengumpulkan data
dan menganalisis serta memaknainya dan
membuat kesimpulan. Pertanyaa-pertanyaan
yang ada di LKPD mengarahkan siswa
menemukan solusi pemecahan masalahnya.

95
Mariati Purnama Simanjuntak ; LKPD Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Terhadap Keterampilan Berpikir
Kreatif Siswa

Siswa secara berkelompok melakukan eksperimen lebih baik dibandingkan kelas


penyelidikan sehingga terjalin kerjasama untuk kontrol adalah penyajian simulasi komputer
memikirkan berbagai kemungkinan yang menarik perhatian siswa. Saat simulasi
pemecahan masalah secara kreatif. Berdiskusi disajikan dengan variasi-variasi, akan
dalam kelompok dapat membuat siswa berpikir meningkatkan keterampilan berfikir
lancar (fluency) dan fleksibel (flexibility) originalnya. Siswa akan berfikir variasi lain
karena siswa berkesempatan mengeluarkan ide yang dapat dibuat untuk menemukan
masing-masing kepada sesama kelompoknya. penyelesaian baru. Dibandingkan dengan siswa
Siswa juga dapat melakukan percobaan dalam kelas kontrol yang dibelajarkan dengan
proses menemukan solusi, berupaya mencari pembelajaran konvensional menggunakan
berbagai cara atau solusi penyelidikannya. metode ceramah, tanya jawab, dan diakhir
Pada proses penyelidikan juga, siswa diarahkan pembelajaran guru memberikan tugas sehingga
membuat ide-ide baru yang belum biasa bagi siswa merasa bosan, pasif dan keterampilan
mereka (originalitas). Siswa merasa tertantang berfikir siswa tidak berkembang.
dan semakin tertantang memberikan berbagai
cara pemecahannya dengan kata lain semakin KESIMPULAN DAN SARAN
meningkat keterampilan berfikir lancar dan
Berdasarkan uji t terdapat perbedaan
fleksibel siswa. Hal ini sejalan dengan
yang signifikan, yang berarti ada pengaruh
penelitian yang dilakukan oleh (Ersoy & Baser,
penggunaan LKPD berbasis masalah
2014) bahwa proses pembelajaran berbasis
berbantuan simulasi komputer terhadap
masalah berkontribusi terhadap perkembangan
keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi
keterampilan berfikir kreatif siswa.
Fluida Statis kelas XI.
Selain itu, siswa yang dibelajarkan
Persentase peningkatan N-gain berpikir
dengan menggunakan LKPD berbasis masalah
kreatif untuk kelas kontrol sebesar 49% dalam
berbantuan simulasi membuat siswa lebih aktif
kategori rendah dan persentase peningkatan N-
dan tertarik dan melatih berpikir kreatif nya.
gain berpikir kreatif untuk kelas eksperimen
Simulasi membantu siswa dalam proses
sebesar 65% dalam kategori sedang.
penyelidikan karena siswa dapat
Berdasarkan kendala yang telah
membandingkan hasil yang ditemukan dengan
dihadapi dalam penelitian, maka peneliti
simulasi. Siswa juga dapat menyadari apakah
memberikan saran-saran berupa:
proses penyelidikan yang mereka buat sudah
1. Masalah yang disajikan kepada siswa betul-
sesuai atau tidak. Kegiatan ini melatih
betul terkait dengan simulasi computer agar
melakukan langkah demi langkah secara
dapat memudahkan siswa dalam menyelesaikan
terperinci mulai dari mendesain alat dan bahan
masalahnya.
percobaan, mengumpulkan dan mentabulasi
2. Membuat simulasi yang dapat membanti
data yang diperoleh. Siswa terlihat lebih aktif
siswa mencari solusi pemecahan masalah dan
dalam pembelajaran dan sebagian aktif dalam
lebih jelas baik dari segi tulisan, isi, serta
mengemukakan gagasan, sehingga dapat
tampilan serta membuat simulasi yang lebih
meningkatkan keterampilan berfikir
menarik dan interaktif.
kreatifnya. Hal ini didukung oleh Simanjuntak,
3. Lebih baik dalam mengelola kelas dan
et al., (2021) dan Simanjuntak dan Ramadhani
membentuk kelompok siswa agar situasi kelas
(2018) yang menyatakan pembelajaran dengan
lebih kondusif selama proses pembelajaran
menggunakan LKPD berbasis masalah
berlangsung.
berbantuan simulasi dapat mempengaruhi dan
meningkatkan berpikir kreatif siswa, mulai
DAFTAR PUSTAKA
dari berpikir lancar, fleksibel, original dan
elaborasi. Binkley, M., Erstad, O., Heran, J., Ripley, M.,
Faktor lain yang menyebabkan Miller-Ricci, M., & Rumble, M. (2012).
keterampilan berfikir kreatif siswa kelas Defening Twenty-First Century Skills.
New York : Springer.
96
Jurnal Inpafi 9 (4) (2021) : 83 - 88

Birgli, B. (2015). Creative and Critical Thinking Simanjuntak, M.P., Purba, C., Panggabean, B.,
Skills in Problem Based Learning Mustafa., & Hutahaean, J. (2020). The
Environment. Journal of Gifted Effect of Problem Based Learning
Education and Creativity, 2(2): 71-80. (PBL) towards Critical Thinking Used
Ersoy, E. & Başer, N. (2014). The Effects of Computer Simulation, proceeding
Problem-Based Learning Method in yang seminarkan pada international
Higher Education on Creative on Mathematics, Science, and
Thinking. 5th World Conference on Computer Science Education
Educational Sciences - WCES 2013. (MSCEIS) 2019.
Procedia - Social and Behavioral Simanjuntak, M.P. dan Ramadhani, D. (2018).
Sciences, 116 : 3494 – 3498. Pengaruh Model Problem Based
Kotzer, S & Elran, Y. (2012). Learning and Learning Berbantuan Simulasi
Teaching With Moodle-Based E- Komputer dalam Meningkatkan
Learning Environments, Combining Keterampilan Berfikir Kreatif Siswa.
Learning Skills and Content in The Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika
Fields of Math and Science & (INPAFI), 6(3), 1 – 8
Technology. 1 st Rsearch Conference
Proceedings Heraklion, Crete-Greece
September.
Lu, H.K. & Lin, P.C. (2017). A Study of the
Impact of Collaborative Problem
Solving Strategies on Student’s
Performance of Simulation Based
Learning-A Case of Network Basic
Concepts Course. International Journal
of Information and Education
Technology, 7(5): 361-366.
Meador, K. S. (1997). Creative Thinking and
Problem Solving for Young Learners
Gifted Treasury Series. United States:
Teacher Ideas Press.
Ongarwanidch, N., Kanjanawasee, S., & Tuipae,
C. (2015). Development of 21st Century
Skill Scales as Perceived by Students.
Journal of Social and Behavorial
Sciences. 4(2): 737-741.
Saavedra, A.R., & Opfeer, V.D. (2012).
Teaching and Learning 21st Century
Skills: Lessons from the Learning
Science. Rand Corporation: A Global
Cities Education Net Work Report.
Simanjuntak, M.P., Hutahaean, J., Marpaung,
N., & Ramadhani, D. (2021).
Effectiveness of Problem-Based
Learning Combined with Computer
Simulation on Students’ Problem-
Solving and Creative Thinking Skills.
International Journal of Instruction, 14
(13): 519 – 534.

97

Anda mungkin juga menyukai