ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based
learning dan self efficacy terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada
mata pelajaran fisika. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN
1 Karawang. Variabel terikat berupa kemampuan berpikir kritis siswa pada
Alamat Korespondensi mata pelajaran fisika dan variable bebas model problem based learning dan
Jl. Pemuda 2, No. 9, Rawamangun, self efficacy. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir
Jakarta Timur, DKI Jakarta kritis dan angket self efficacy siswa. Metode yang digunakan dalam
Indonesia penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain eksperimen treatment
e-mail: by level 2x2. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis
lizasalsabila75@gmail.com varians dua jalan (two way ANAVA). Penelitian yang dilakukan memperoleh
hasil bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran fisika pada
siswa yang memiliki self efficacy tinggi lebih efektif jika diberikan dan siswa
yang memiliki self efficacy rendah lebih efektif diberi perlakuan
menggunakan model problem based learning berbantuan KIT fisika.
Kata Kunci
model problem based learning, self efficacy, kemampuan berpikir kritis
13
mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki 2014) Masalah yang digunakan merupakan bagian dari
minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk masalah dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat
bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, terbuka karena jawaban dari masalah tersebut belum
dan peduli terhadap lingkungan (Peraturan Pemerintah pasti. Siswa dapat mengembangkan kemampuan
81A Tahun 2013) . Namun pada kenyataannya, intelegensinya untuk mencari solusi dari permasalahan
kemampuan berpikir kritis siswa-siswi Indonesia masih tersebut.
terbilang rendah. Hasil survei PISA pada tahun 2012 Selain menggunakan Model Problem based learning
menunjukkan skor literasi sains Indonesia adalah 382 sebagai strategi pembelajaran, hal ini dapat dilengkapi
dengan peringkat 64 dari 65 negara yang ikut serta dengan media pembelajaran yang dapat mendukung
(OECD: PISA 2012 Result) Dasar Penilaian dalam model problem based learning. Menurut Asosiasi
PISA memuat pengetahuan yang terdapat dalam Pendidikan Nasional (National Education
kurikulum dan pada penilaian sains melingkupi Association/NEA) dalam (Arief: 2002) media adalah
bagaimana siswa menggunakan pengetahuan dan bentukbentuk komunikasi baik tercetak maupun
mengidentifikasi masalah untuk memahami fakta serta audiovisual serta peralatannya, Media pembelajaran
membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang yang digunakan dapat berupa media real (KIT) atau
terjadi pada lingkungan. Soal yang diujikan pada PISA media virtual (laboratoriun virtual) untuk membantu
memiliki 6 level dan soal-soal yang diujikan siswa memahami permasalah dalam materi
merupakan soal kontekstual yang permasalahannya pembelajaran. Menurut Trion &Klahr (Paul:2012)
diambil dari dunia real, sedangkan siswa di Indonesia Sejumlah penelitian menunjukan bahwa simulasi
hanya mampu menjawab soal-soal rutin pada level 1 menggunakan teknologi menghasilkan pembelajaran
dan level 2 Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan yang sama baiknya dibandingkan pembelajaran dengan
siswa Indonesia dalam menjawab soal yang mengacu pengalaman langsung dengan bahan konkret
pada kemampuan berpikir kritis, logis, dan pemecahan Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
masalah masih rendah. Salah satu mata pelajaran yang Nailul.(2015) terkait perbedaan kemampuan berpikir
memerlukan kemampuan berpikir kritis ialah mata kritis matematis dan self efficacy siswa antara
pelajaran fisika. Pembelajaran fisika di sekolah pembelajaran berbasis masalah berbantuan geogebra
menuntut siswa memiliki pemahaman terhadap fakta- dengan pembelajaran berbasis masalah berbantuan
fakta, mengenal dan menyelesaikan permasalahan yang autograph. Hasil penelitian menunjukan terdapat
berkaitan dengan mata pelajaran serta memiliki perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
keterampilan dan kemampuan dalam menggunakan diajarkan dengan pembelajaran berbasis masalah
laboratorium, serta memiliki sikap ilmiah yang berbantuan geogebra dengan Autograph, terdapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena perbedaan terhadap self efficacy antara siswa yang
itu, diperlukan suatu model dan atau metode diajarkan dengan pembelajaran berbasis masalah
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berbantuan geogebra dengan Autograph. Salah satu
berpikir kritis siswa yang melibatkan siswa secara software laboratorium virtual adalah Crocodile physics
langsung dalam proses penemuan fakta/informasi 605. Crocodile physics 605 adalah sebuah program
materi yang diajarkan. Salah satunya adalah model simulasi praktikum pada laboratorium fisika. Dalam
problem based learning. program ini terdapat beberapa percobaan dan dapat
Menurut Barell (2016) Model pembelajaran membuat perobaan sesuai yang kita inginkan. Untuk
problem based learning merupakan model membantu siswa memahami masalah dan materi
pembelajaran dimana guru menggunakan intruksi pembelajaran fisika dapat digunakan bantuan software
masalah sebagai desain pembelajaran agar siswa lebih crocodile physics 605 pada saat diterapkan model
mengerti dan memahami materi. Model pembelajaran problem based learning di kelas.
ini dapat merangsang kemampuan siswa dalam Pada proses pembelajaran siswa akan menganalisis
menganalisis masalah berdasarkan fakta-fakta atau semua informasi yang diperoleh dan ini tidak terlepas
peristiwa sehari-hari serta membuat keputusan yang dari pengaruh self-efficacy (keyakinan diri). Self-efficacy
tepat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. merupakan suatu aspek penting yang menentukan
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan prestasi seorang siswa. Baron dan Byrne
sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran yang mengemukakan bahwa self-efficacy merupakan
menjadikan “masalah” sebagai kata kunci penilaian individu terhadap kemampuan atau
pembelajaran. (Paul: 2012; Heather: 2014; John.S: kompetensinya untuk melakukan suatu tugas,
Tabel 1. Deskripsi Statistik Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Fisika
Kelompok siswa yang menggunakan model tinggi dibandingkan dengan siswa yang
PBL berbantuan crocodile physics (A1) memiliki menggunakan model PBL berbantuan KIT fisika
rata-rata kemampuan berpikir kritis yang lebih (A2). Kelompok siswa yang menggunakan model
Hasil analisis main effect diperoleh pada taraf daripada siswa yang menggunakanmodel PLl
signifikansi α = 0,05 yang menunjukan p.value berbantuan KIT fisika dengan self efficacy rendah.
kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang Hasil yang diperoleh berdasarkan analisis
menggunakan model PBL berbantuan crocodile Antar A, Fhitung = 5,29 > Ftabel = 3,98, maka Ho
physics lebih tinggi dibandingkan dengan siswa ditolak, hal ini membuktikan kemampuan berpikir
yang menggunakan model PBL berbantuan KIT kritis siswa pada mata pelajaran fisika pada
fisika serta terdapat interaksi antara model kelompok siswa dengan perlakuan model problem
problem based learning dan self efficacy terhadap based learning berbantuan crocodile physics lebih
kemampuan berpikir kritis siswa. tinggi daripada kemampuan berpikir kritis pada
Hasil analisis simple effect pada taraf kelompok siswa dengan perlakuan model problem
signifikansi α = 0,05 yang menunjukan thitung lebih based learning berbantuan KIT fisika. Penerapan
besar dari ttabel sehingga dapat diambil kesimpulan suatu model problem based learning dengan
bahwa keampuan berpikir kritis siswa bantuan media software seperti crocodile physics
menggunakan model PBL berbantuan crocodile akan lebih mempermudah siswa dalam
physics dengan self efficacy tinggi lebih tinggi menyelesaikan suatu permasalahan dibandingkan
daripada yang menggunakanmodel PBL dengan model problem based learning berbantuan
berbantuan KIT fisika dengan self efficacy tinggi. media real seperti KIT fisika. Model problema
Serta kemampuan berpikir kritis siswa yang based learning dengan bantuan software akan
menggunakan model PBL berbantuan crocodile membuat materi pembelajaran serta percobaan
physics dengan self efficacy rendah lebih rendah atau praktikum siswa lebih mudah dan dapat
dipahami dibandingkan dengan media real seperti