Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KAPITA SELEKTA MATRIKS THEORETICAL MAPPING

(BERPIKIR KRITIS)

NURSYAMSI (1212441013)
MUNAWWARAH JUSMAN (1212441026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2016
Matriks Theoretical Mapping
Tujuan
Penulis, Tahun,
penelitian Metode penelitian, teknik Hasil Penelitian atau
Judul, Sumber Scientic
atau tujuan Landasan Teori analisis data jika ada, makna utama isi
(nama jurnal, level
penulisan Hipotesis Peneltian textbook
textbox)
ilmiah
Penulis: Laporan Tujuan  (Yuan 2008) Model Jenis penelitian: True Hasil penelitian:
U. Setyorini, dkk, Penelitian penelitian ini Pembelajaran Berbasis Experimental. 1. Model pembelajaran
S,E. Sukiswo, B. adalah untuk Masalah merupakan (pre-test-post test group) Problem Based
Subali mengetahui salah satu pendekatan Learning dapat
penerapan yang menantang siswa Sampel: meningkatkan
Tahun: model problem untuk mencari solusi VIID sebagai kelas kemampuan berpikir
2011 based Learning suatu masalah dari eksperimen dan kelas VIID kritis siswa pada sub
pada sub bab dunia nyata yang dapat sebagai kela control pokok bahasan gerak
Judul: pokok bahasan diselesaikan secara lurus berubah
Penerapan Model gerak lurus berkelompok. PBL Variabl Bebas: Menerapkan beraturan. Perolehan
Problem Based beraturan yang mengarahkan siswa PBL (Problem Based Learning) Data penelitian
learning untuk dapat untuk belajar mandiri berupa kemampuan
meningkatkan meningkatkan sehingga dapat Variable Terikat berpikir kritis siswa
kemampuanberfikir kemampuan mengembangkan Kemampuan berfikir kritis. diambil dengan teknik
kritis siswa SMP. berfikir kritis keterampilan berpikir tes dan praktikum,
siswa. kritis dan dapat Analisis Data: dengan tes diperoleh
Sumber menganalisis masalah Pembelajaran dikatakan hasil 75% siswa
jurnal pendidikan yang ada didunia berhasil jika: memiliki kemampuan
Fisika Indonesia 7. nyata. jika 85 % siswa minimal cukup berpikir kritis dan
ISSN:1693-1246  Akinoglu (2007), aktif; dan 85 % tuntas belajar 7,5% memiliki
Problem Based Learning (>60) kemampuan sangat
lebih mempengaruhi kritis. Sedangkan pada
prestasi belajar siswa praktikum diperoleh
dibandingkan dengan hasil sebesar 82,5%.
model pembelajaran Aspek psikomotorik
tradisional yang mana memiliki rerata 82,75
telah diterapkan di dalam kategori sangat
sekolah. Selain itu, aktif kemudian untuk
penelitian lain aspek afektif nilai
menyebutkan bahwa rerata sebesar 73,38
Problem Based Active yang termasuk dalam
Learning lebih efektif kategori baik..
dibandingkan dengan
model klasik yang
berbasis penemuan.

Penulis: Laporan 1. Untuk  Jacqueline dan Brook Jenis penelitian: Hasil Penelitian:
Ali Subhan Penelitian mengetahui (2007) sekolah tidak True Experiment. 1. Terdapat perbedaan
perbedaan mengajarkan siswanya signifikan dalam
Tahun: peningkatan berpikir kritis. Waktu: peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematis
2012 yang Sekolah justru April-Mei 2011.
siswa antara yang
signifikan mendorong siswa pembelajarannyanmenggun
Judul: pada memberi jawaban Tempat: akan Pendekatan
Peningkatan kemampuan yang benar daripada SMPN 17 Palembang Contextual Teaching and
Kemampuan Berfikir berfikir kritis mendorong mereka Learning dan menggunakan
Kritis Matematis matematis memunculkan ide-ide Populasi: Pendekatan Konvensional.
Siswa SMP Melalui siswa antara baru atau memikirkan Kelas VIII SMPN 17 2. Terdapat perbedaan
signifikan dalam
Pendekatan yang ulang kesimpulan- Palembang yang di acak
peningkatan kemampuan
Contextual Teaching pembelajara kesimpulan yang dengan menggunakan teknik berpikir kritis matematis
and Learning n sudah ada. Terlalu cluster Random sampling. antara siswa pada level
menggunaka sering para guru pengetahuan awal
n meminta siswa untuk Sampel matematika tinggi, sedang,
Sumber: pendekatan menceritakan kembali, Kelas Eksperimen: VIII. 1 dan rendah.
3. Tidak terdapat interaksi
Edumatica Contextual mendefinisikan, Kelas control: VIII. 2
antara pendekatan
Volume 02 nomor Teaching and mendeskripsikan, pembelajaran dan level
01. Learning menguraikan, dan Analisis Data: pengetahuan awal
ISSN:2088-2157 dengan mendaftar daripada uji statistic yang digunakan matematika siswa terhadap
menggunaka menganalisis, menarik menggunakan program SPSS peningkatan kemampuan
n kesimpulan, 17 for Windows berpikir kritis matematis
pendekatan menghubungkan, siswa.
konvensional mensintesakan,
. mengkritik,
menciptakan,
mengevalusi,
memikirkan dan
memikirkan ulang.
Akibatnya banyak
sekolah meluluskan
siswa-siswa yang
berpikir secara
dangkal, hanya berdiri
di permukaan
persoalan, bukannya
siswa-siswa yang
mampu berpikir
secara mendalam.
 Muclish (2007)
kontekstual atau
Contextual Teaching
and Learning (CTL)
adalah pendekatan
pembelajaran yang
mengkaitkan antara
materi yang dipelajari
dengan konteks
kehidupan sehari-hari
siswa
 Gieles (Mukhayat,
2004) mengartikan
berpikir adalah
berbicara dengan
dirinya sendiri dalam
batin, yaitu
mempertimbangkan,
merenungkan,
menganalisis,
membuktikan sesuatu,
menunjukkan alasan-
alasan, menarik
kesimpulan, meneliti
sesuatu jalan pikiran,
dan mencari
bagaimana berbagai
hal itu berhubungan
satu sama lain.
 Scriven & Paul (2007)
mendefinisikan
berpikir kritis sebagai
proses disiplin
intelektual yang secara
aktif dan terampil
mengkonseptualisasi,
menerapkan,
menganalisis,
mensintesis, dan/atau
mengevaluasi
informasi yang
diperoleh dari, atau
dihasilkan oleh
pengamatan,
pengalaman, refleksi,
penalaran, atau
komunikasi, sebagai
panduan untuk
keyakinan dan
tindakan.
 Johnson (2010) lagi,
keterkaitan yang
mengarah pada makna
ini merupakan jantung
dari pengajaran dan
pembelajaran
kontekstual. Tetapi
dalam mencari makna
ini, perlu dilalui
berbagai tahapan
proses belajar. Siswa
perlu mengalami
pembelajaran yang
sedikit demi sedikit
akan menuntun
mereka memahami
maksud sesungguhnya
dari apa yang
dipelajarinya.

Penulis: Laporan Tujuan  Kunandar (2007), Jenis penelitian: Hasil penelitian:


N.W. Anggareni, Penelitian penelitian: keunggulan True Experiment 1. Terdapat perbedaan
dkk 1. untuk penggunaan strategi kemampuan berpikir kritis
menganalisis pembelajaran inkuiri Populasi: dan pemahaman konsep
Tahun: perbedaan adalah memacu Siswa VII SMP Negeri 2 antara kelompok siswa
2013 kemampuan keinginan siswa untuk Kintamani tahun ajaran yang belajar dengan strategi
berpikir kritis mengetahui, 2012/2013. pembelajaran inkuiri
Judul: dan memotivasi mereka dibandingkan kelompok
Implementasi pemahaman untuk melanjutkan Variabel Terikat: siswa yang belajar dengan
Strategi konsep siswa pekerjaan sehingga Kemampuan berpikir kritis strategi pembelajaran
Pembelajaran Inkuiri antara mereka menemukan dan pemahaman konsep langsung (F=68,151;
Terhadap kelompok jawaban dan siswa p<0,05).
Kemampuan siswa yang belajar menemukan Variabel Bebas: 2. Terdapat perbedaan
Berpikir Kritis dan belajar dengan masalah secara Strategi pembelajaran yang kemampuan berpikir kritis
Pemahaman Konsep strategi mandiri dengan diberikan pada kelompok antara kelompok siswa
IPA siswa SMP pembelajaran memiliki keterampilan eksperimen dan strategi yang belajar dengan strategi
inkuiri berpikir kritis. Manfaat pembelajran langsung pada pembelajaran inkuiri
Sumber: dibandingkan yang diperoleh bagi kelompok control. dibandingkan kelompok
e-jurnal Program kelompok siswa dalam siswa yang belajar dengan
pascasarjana siswa yang pembelajaran inkuiri Analisis Data: strategi pembelajaran
Universitas belajar dengan adalah siswa akan Statistic deskriptif dan langsung
Pendidikan Ganesha strategi memahami konsep- Multivaret Analyze of Variance (Fhitung=85,601>Ftabel=3,
vol.3 pembelajaran konsep dasar dan ide- (MANOVO). 94; p<0,05).
langsung. ide lebih baik, 3. Terdapat perbedaan
2. Untuk membantu dalam pemahaman konsep antara
menganalisis menggunakan daya kelompok siswa yang
perbedaan ingat dan transfer belajar dengan strategi
kemampuan pada situasi-situasi pembelajaran inkuiri
berpikir kritis proses belajar yang dibandingkan kelompok
antara baru dan mampu siswa yang belajar dengan
kelompok mengembangkan strategi pembelajaran
siswa yang kemampuan berpikir langsung
belajar dengan kritis siswa. (Fhitung=88,474>Ftabel=3,
strategi  Sochibin, dkk., (2009) 94; p<0,05.
pembelajaran mengungkapkan
inkuiri bahwa model
dibandingkan pembelajaran inkuiri
kelompok terpimpin dapat
siswa yang meningkatkan
belajar dengan pemahaman konsep
strategi siswa dan menumbuh
pembelajaran kembangkan
langsung keterampilan berpikir
3. Untuk kritis.
menganalisis  Hmelo, et al., (2006)
perbedaan menyatakan, inkuiri
pemahaman sebagai suatu kegiatan
konsep antara yang didalamnya
siswa yang mencakup banyak
belajar dengan aktivitas seperti
strategi melakukan observasi,
pembelajaran membuat pertanyaan-
inkuiri pertanyaan, membaca
dibandingkan buku sumber dan
kelompok sumber informasi
siswa yang lainnya untuk melihat
belajar dengan apa yang sudah
strategi diketahui,
pembelajaran merencanakan
langsung. investigasi, meninjau
kembali apa yang telah
diketahui untuk
memperoleh bukti-
bukti dalam
eksperimen dengan
menggunakan alat-alat,
analisis dan
interpretasi data,
menemukan jawaban,
penjelasan dan
prediksi serta
mendiskusikan
hasilnya.
 Strategi pembelajaran
inkuiri dirancang
dengan tujuan untuk
mengembangkan siswa
supaya memiliki
keterampilan ilmiah,
dan juga memotivasi
melalui keterlibatan
langsung dalam proses
pembelajaran,
mengembangkan
kemampuan penelitian
yang berdampak pada
tercapainya hasil
pembelajaran seperti
berpikir kritis,
kemampuan
penelitian, tanggung
jawab terhadap
pembelajarannya,
perkembangan
intelektual, dan
kedewasaan.
Pembelajara inkuiri
selain berorientasi
kepada hasil belajar
juga berorientasi pada
proses belajar.
Tujuannya adalah
untuk
mengembangkan
kemampuan berpikir.

Penulis: Laporan Tujuan dari  Lee dan Kwon dalam Jenis Penelitian: Hasil penelitian:
A. Setyowati, B.Suball, Penelitian penelitian: Maulana, (2009) proses Eksperiment pendekatan konflik kognitif
Mosaik Untuk konflik kognitif meliputi mampu menumbuhkan
mengetahui tiga tahapan yaitu :(a) Populasi: kamampuan berpikir kritis,
Tahun: pengaruh pendahuluan Kelas VIII pemahaman konsep dan hasil
2011 implementasi (preliminary) yaitu SMP Muhammadiyah 3 belajar kognitif siswa pada
pendekatan dilakukan dengan Kaliwungu, yang terdiri dari materi tekanan
Judul: konflik kognitif penyajian konflik kog- tiga
Implementasi dalam nitif,(b) konflik (conflict) kelas yaitu kelas VIII A, VIIIB,
Pendekatan Konflik pembelajaran yaitu penciptaan konflik dan VIIIC.
Kognitif Dalam fisika dengan bantuan kegiatan
Pembelajaran Fisika pokok bahasan demonstrasi atau Sampel:
untuk Menumbukan tekanan pada eksperimen yang Pengambilan sampel pada
Kemampuan siswa kelas VIII melibatkan proses populasi ini secara Random
Berpikir Kritis Siswa terhadap asimilasi dan Sampling. Sehingga sampel
SMP Kelas VII kemampuan akomodasi,(c) yang didapatkan yakni kelas
berpikir kritis, penyelesaian (resolution) VIIIB yakni kelas Eksperimen.
Sumber: pemahaman yaitu kegiatan diskusi Sedangkan kelas control yakni
Jurnal Pendidikan konsep dan dan menyimpulkan hasil kelas VIIIC.
Fisika Indonesia 7 hasil belajar diskusi.
(2011):89-96 kognitif  Ada beberapa kelebihan Analisis Data:
ISSN:1693-1246 siswa. dari pendekatan konflik Analisis yang digunakan
kognitif, diantaranya terdiri dari 2 tahap yakni,
adalah dapat tahap awal(analisis prasyarat)
memberikan kemudahan untuk menentukan sampel uji
bagi siswa dalam homogenitas, serta ananlisis
mempelajari konsep- tahap akhir untuk mengui
konsep hipotesis yang meliputi uji
fisika, melatih siswa normalitas dan uji perbedaan
berpikir kritis dan kreatif, dua rata-rata hasil belajar.
serta meningkatkan
aktivitas belajar siswa
 (Pramudya 2006).
Berpikir adalah berbicara
dengan diri kita sendiri
dalam benak dan batin
masing-masing dari hal
mempertimbangkan,
merenungkan,
mengamati, menganalisa,
dan membuktikan
sesuatu serta
menentukan hasilnya

 (Reid 2006) berpikir


kritis sering disebut
berpikir mandiri, berpikir
mempertimbangkan, atau
berpikir mengevaluas

 Muhfahroyin (2009)
mengungkapkan
kemampuan berpikir
kritis merupakan proses
kognitif untuk
memperoleh pengetahua.
 Kriteria kemampuan
berpikir kritis yang akan
diteliti dalam penelitian
ini meliputi berhipotesis,
berasumsi,
mengklasifikasi, me-
ngamati, mengukur,
menganalisis, menarik
kesimpulan, dan
mengevaluasi.

Penulis: Texbook Untuk  Browne & Keeley, Analisis Teori: Berfikir kritis merupakan
Elaina B. Johson, (e-book), peningkatan 1990) bahwa Berdasarkan teori yang kemampuan untuk
Ph. D, mutu kemampuan berfikir dikemukakan pada kolom mengevaluasi secara
pendidikan dengan jelas dan teori maka dapat dikemukan sistematis bobot pendapat
Tahun: dalam imajinatif menilai bahwa berfikir kritis pribadi dan pendapat orang
2002 pembelajaran. bukti, bermain logika, merupakan sebuah proses lain. Sedangkan berfikir
Memberikan dan mencari yang terarah dan jelas yang kreatif merupakan kegiatan
Judul: solusi bagi alternative imajinatif digunakan dalam kegiatan mental yang memupuk ide-
Contekstual pendidik untuk dari ide-ide mental seperti memecahkan ide asli dan pemahaman-
Teaching & memilih konvensional , masalah, mengambil pemahaman baru. Berfikir
Learning, California. metode yang memberi anak-anak keputusan, membujuk, kritis dan kreatif
akan digunakan muda sebuah rute menganalisis asumsi, dan memungkinkan siswa untuk
dalam yang jelas di tengah melakukan penelitian ilmiah mempelajari masalah secara
pembelajaran. carut-marut pada sistematis, menghadapi
zaman teknologi saat berjuta tantangan dengan
ini. Berfikir kritis cara yang terorganisasi,
merupakan sebuah merumuskan pertanyaan
proses yang terarah inovatif, dan merancang
dan jelas yang solusi orisinal. Sehingga dapat
digunakan dalam dikatakan bahwa berfikir
kegiatan mental kritis dan kreatif tidak dapat
seperti memecahkan dipisahkan.
masalah, mengambil
keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi,
dan melakukan
penelitian ilmiah.
 (D’Arcangelo, 2000)
bahwa anak-anak
lebih kompoten dan
dapat belajar lebih
banyak daripada yang
telah diperkirakan
dalam teori-teori.
Sala satu yang paling
menakjubkan dari
anak-anak adalah
keterbuakan mereka
pada informasi baru
dan kemamuan
mereka untuk
berubah. Apabila
anak-anak diberi
kesempatan untuk
menggunakan
pemikiran dalam
tingkatan yang lebih
tinggi di setiap tingkat
kelas, pada akhirnya
mereka akan terbiasa
membedakan antara
kebenaran dan
kebohongan,
penampilan, dan
kenyataan, fakta, dan
opini, pengetahuan
dan keyakinan. Secara
alami mereka akan
membanguan
argument dengan
menggunakan bukti
yang dapat dipercaya
dan logika yang
masuk akal.
Penulis: Textbook  Ryder (1986) Mendeskripsikan Analisis Teori: Indikator – indicator
Dr.Muh.Tawil, Keterampilan berfikir Kompleks Berdasarkan teori yang berpikir kritis yang
M.Si, M.Pd dan berpikir merupakan berfikir terdapat pada kolom landasan sesuai dengan
Prof. Dr. Liliasari, kritis sangat kritis dalam teori, maka dapat pembelajaran IPA
M.Pd penting pembelajaran IPA dikemukakan bahwa adalah:
dalam Berpikir kompelks meliputi 1. Mengidentifikasi/Meru
Tahun: 2013 aktivita- keterampilan berpikir Kritis muskan pertanyaan
aktivitas (critical Thinking) dalam atau masalah
Judul: harian impelementasi pembelajaran 2. Mengidentifikasi
Berpikir Kompleks manusia dan IPA (Fisika,Biologi,dan Kimia) kesimpulan
dan hanya 3. Menjawab pertanyaan
Implementasinya pribadi- tentang mengapa dan
dalam pembelajaran pribadi yang pertayaan yang
IPA cakap yang bersifat fakta
memiliki 4. Menyesuaikan dengan
Sumber: kemampuan sumber
Badan Penerbit untuk 5. Melaporkan
UNM berkembang. berdasarkan
 Liliasari pengamatan
(2005) 6. Menginterpretasikan
mengemukak pertanyaan
an berpikir 7. Meneliti
kritis untuk 8. Menerapkan prinsip
menganalisis rumus
argument 9. Menentukan strategi
dan terdefenisi
memunculka 10. Mengidentifikasi
n wawasan asumsi dari alas an
terhadap yang tidak
tiap- tiap dikemukakan
makna dan 11. Merumuskan masalah
interpretasi, Menggunakan strategi
untuk logis
mengembang
kan pola
pikir yang
kohensif dan
logis,
memahami
asumsi dan
bias
mendasari
tiap- tiap
posisi.
 Dharma
(2008)
Berpikir
adalah
manipulasi
data, fakta ,
dan informasi
untuk
membuat
keputusan
berperilaku.

Anda mungkin juga menyukai