Anda di halaman 1dari 10

ALAT PERAGA KOTAK BELAJAR AJAIB (KOBELA) DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN SEKOLAH DASAR


Oleh : Sugeng Harnanto
SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabuapaten Demak

ABSTRAK

KOBELA adalah akronim dari Kotak Belajar Ajaib, yaitu alat peraga pelajaran yang
berupa kotak kecil yang di gunakan untuk belajar (memperoleh ilmu) yang dianggap sebagai
barang baru atau aneh yang di dalamnya ada alat yang di gerakan oleh manusia. Latar belakang
alat peraga ini dibuat adalah fakta di lapangan bahwa, anak banyak yang stres mengingat fakta
perkalian dan pembagian sehingga anak sudah sedih dulu sebelum belajar. Tujuan dibuatnya alat
ini : (1) Meningkatkan daya konsentrasi/ perhatian siswa, (2) Meningkatkan kreaktifitas siswa,
(3) Meningkatkan hasil belajar siswa, dan (4) Menyenangkan siswa. Apa. Kobela ini terdiri dari
kotak, alat, dan kartu soal. Kotak dan alat dirangkai menjadi satu bagian, sedang kartu soal sebagai
meteri pengayaan atau perbaikan. Alat ini telah diuji cobakan dalam pembelajaran kelas rendah
dan kegiatan pembelajaran yang ektrakurikuler. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran sebelum
penggunaaan alat rata-rata 54,56 (56.77%), tetapi setelah menggunakan alat tingkat keberhasilan
mencapai rata-rata 90.52 (94.19 %). Tingkat ketuntasan belajar untuk Kompetensi Dasar : 3.1
Melakukan perkalian bilangan dua, hasilnya ada kenaikan yaitu 37,42. Dalam menggunakan
Kobela ini anak didik karakter yaitu mandiri, tanggung jawab, demokratis, kreatif, aktif, cakap,
jujur, berani, berilmu, dan senang. Saran yang dapat kami berikan adalah proses pembelajaran
gunakan alat peraga baik itu alam sekitar atau buatan sendiri supaya anak dapat melihat, mencoba,
menanya, mengomunikasikan, dan mengalami sendiri. Sebab pembelajaran akan bermakna jika
anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.

Kata Kunci : Kobela, Matematika, dan Sekolah Dasar

A. PENDAHULUAN akibat semakin banyaknya tuntunan pada diri


Secara umum Undang-Undang Sistem anak untuk menguasai semua meteri pelajaran
Pendidikan Nasionnal (UUSPN) Nomor 20 dengan benar. Di sisi lain anak haknya bermain
tahun 2003 telah menggariskan kualitas sumber semakin berkurang. Tugas kita sebagai guru
daya manusia Indonesia yang wajib dihasilkan dalam pembelajaran untuk menarik siswa
oleh pendidikan di tingkat manapun dan di lebih aktif, kreatif, senang, mandiri dan
manapun di negeri tercinta kita ini. Upaya menjadikan kelas hidup dan hasilnya pun akan
peningkatan kualitas atau mutu pendidikan lebih berkualitas. Sehingga anak memiliki
itu diharapkan dapat menaikan harkat dan sikap, pengetahuan dan ketrampilan serta
martabat manusia Indonesia. Untuk mencapai mempunyai kepercayaan diri yang tinggi
itu, pendidikan harus adaftif terhadap dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
perubahan jaman. Sementara perubahan yang Dalam pembelajaran matematika di SD
begitu cepat dan terus-menerus melanda dunia, , khususnya pada perkalian dan pembagian,
sehingga kalau kita tidak segera menyesuaikan fakta di lapangan mengatakan bahwa, anak
diri pasti kita akan ketinggalan. Kalau kita sulit mengingat fakta perkalian dan pembagian
perhatikan secara seksama, akhir-akhir ini sehingga anaksudah sedih dulu sebelum belajar.
banyak anak sering mengalami depresi/ stress Padahal dasar pembelajaran matematika

Jurnal Ilmiah “PENDIDIKAN DASAR” Vol. III No. 1 Januari 2016 33


adalah operasi hitung itu di hafal lebih dulu, fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu
tanpa meninggalkan konsep. Kesedihan yang agar tampak lebih nyata/konkret sedangkan
terjadi pada anak dapat di karenakan faktor media pembelajaran adalah segala sesuatu
guru,lingkungan,anak itu sendiri, maupun yang digunakan orang untuk menyalurkan
materi yang tidak menarik bagi anak. Di pesan. Dengan digunakannya alat peraga
sinilah bagaimana seorang guru atau orangtua pesan yang disampaiakan menjadi lebih jelas
menjadikan anak lebih aktif dan senang akan dan mudah diterima.
mata pelajaran yang akan di pelajari. Salah “Menurut aliran tingkah laku, belajar
satu strategi menarik akan membangkitkan adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai
semangat untuk belajar. akibat dari interaksi antara stimulus dengan
Banyak Sekolah di negeri tercinta ini, kita respon. Menurut Thorndike, salah satu pendiri
temukan kekurangan tenaga pendidik/guru aliran tingkah laku, belajar adalah suatu proses
(khususnya SD Tambakroto), bagaimana cara interaksi antara stimulus (yang mungkin
supaya proses belajar dan hasil belajar maksimal berupa pikiran, perasaan, atau gerakan)
dan berkualitas. Di sinilah permasalahan yang dan respon (yang juga bisa berupa pikiran,
harus kita cermati dan kita cari solusinya. perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut
Salah satu solusi untuk meningkatkan Thorndike, perubahan tingkah laku itu boleh
pembelajaran di ciptakanlah strategi dalam berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati)
proses pembelajaran anak mandiri tanpa harus atau yang non-konkret (tidak bisa diamati).”
ditunggui pendidik/guru, namun menghasilkan (Irawan,1994: 2-3)
anak yang berkualitas tinggi. Dengan di Abdillah (dalam Ainurrahman, 2009:
kembangkanya model pembelajaran aktif, 35) menyatakan bahwa belajar adalah usaha
kreaktif, dan menyenangkan (PAKEM) akan sadar yang dilakukan oleh individu dalam
sedikit mengurangi beban siswa di mana perubahan tingkah laku baik melalui latihan
kebutuhan siswa untuk belajar terpenuhi dan dan pengalaman yang menyangkut aspek
juga hak bermain pun terpenuhi. aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk
Dari latar belakang itulah , penulis membuat memperoleh tujuan tertentu.
karya yang berupa alat peraga mata pelajaran Ausubel (dalam Yamin, 2007:104)
matematika yang berjudul KOBELA (Kotak menjelaskan bahwa belajar merupakan proses
Belajar Ajaib) , dimana alat ini diharapkan mengaitkan informasi baru pada konsep-
dapat membantu pembelajaran yang lebih kita konsep relevan yang terdapat pada struktur
kenal dengan istilah “ pakem”. kognitif seseorang. Selama berlangsungnya
belajar diperoleh perubahan-perubahan dalam
B. KAJIAN TEORI sel otak untuk menyimpan informasi.
Menurut Ahmadi (1996:1) menyatakan Penjelasan dari beberapa ahli dapat
bahwa alat peraga adalah suatu benda yang disimpulkan bahwa belajar merupakan
dapat digunakan untuk menyampaiakan proses perubahan tingkah laku meliputi aspek
suatu isi pelajaran, memperjelas danmenarik kognitif, afektif dan psikomotorik. Terjadinya
perhatian siswa sehingga dapat mendorong perubahan tingkah laku akibat adanya respon
proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat terhadap rangsangan melalui pengalaman
meningkatkan hasil belajar. Disampaiakan pula pada seseorang sehingga diperoleh informasi.
oleh Rahadi (2003:10) alat peraga adalah alat Belajar merupakan interaksi individu dengan
(benda) yang digunakan untuk memeragakan lingkungannya.

34 Jurnal Ilmiah “PENDIDIKAN DASAR” Vol. III No. 1 Januari 2016


Gagne mendifinisikan belajar sebagai dengan KOBELA adalah suatu kotak kecil
suatu proses perubahan tingkah laku yang yangdi gunakan untuk belajar (memperoleh
meliputi perubahan kecenderungan manusia ilmu) yang dianggap sebagai barang baru
seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan atau aneh yang di dalamnya ada alat yang di
kemampuannya untuk melakukan berbagai gerakan oleh manusia. Alat peraga KOBELA
jenis performance (kinerja) (Depdiknas, yang kami buat ini mempunyai tujuan antara
2003:4). Segala sesuatu yang dipelajari oleh lain adalah: meningkatkan daya konsentrasi/
manusia dapat dibagi menjadi 5 katagori perhatian siswa: meningkatkan kreaktifitas
yang disebut ” The domains of learning”, siswa, meningkatkan hasil belajar siswa,
yaitu” 1) keterampilan motoris; 2) informasi menyenangkan siswa
verbal; 3) kemampuan intelektual; 4) strategi Dalam setiap kesempatan, khususnya
kognitif; 5) sikap. pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai
C. PEMBAHASAN dengan situasi (contextual problem). Dengan
1. Deskripsi KOBELA mengajukan masalah kontekstual, peserta didik
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam secara bertahap dibimbing untuk menguasai
mengartikan istilah yang terdapat dalam konsep matematika. Untuk meningkatkan
judul di atas,kiranya perlu diberi pengertian keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan
KOBELA adalah Akronim dari Kotak Belajar menggunakan teknologi informasi dan
Ajaib. Kotak adalah peti kecil tempat barang- komunikasi seperti komputer, alat peraga,
barang perhiasan, barang kecil, dsb (Kamus atau media lainnya. Untuk meningkatkan
Besar bahasa Indonesia; 1988. Jakarta keeffektifan pembelajaran khususnya dalam
:Depdikbud.464). Belajar adalah berusaha pembelajaran matematika kelas rendah maka
memperoleh kepandaian atau ilmu;Berubah kami buat alat peraga yang bernama Kobela.
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan Alat peraga yang kami sajikan di sini berupa
oleh pengalaman. (Kamus Besar bahasa sebuah kotak dan kartu-kartu.
Indonesia; 1988. Jakarta :Depdikbud.13)
“Menurut aliran tingkah laku, belajar adalah 2. Proses Pembuatan
perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat a) Alat dan bahan yang digunakan adalah
dari interaksi antara stimulus dengan respon. gergaji, palu, bur, penggaris,Grendel
Menurut Thorndike, salah satu pendiri aliran kayu papan / triplek dengan ketebalan
tingkah laku, belajar adalah suatu proses 1-2 cm, papan triplek 0,5 cm, supit,
interaksi antara stimulus (yang mungkin paku, pasah, ampril, kertas, spidol,
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) supit, seng/ almunium, gelang karet,
dan respon (yang juga bisa berupa pikiran, lem kayu dll.
perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut b) Prosedur Pembuatan Kobela ini terdiri
Thorndike, perubahan tingkah laku itu boleh dari beberapa bagian, yaitu :
berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati) 1) Kotak
atau yang non-konkret (tidak bisa diamati).” Kota tiga demensi yang berbentuk
(Irawan,1994: 2-3). Ajaib adalah jarang ada; balok atau kubus berukuran 20
tidak sebagai biasa; ganjil; aneh; mengherankan. Cm X 15 Cm X 15 Cm ( sesuai
(Kamus Besar bahasa Indonesia; 1988. Jakarta dengan kebutuhan). Kotak ini
:Depdikbud.12) Bahwa yang dimaksud terbuat dari kayu. Kotak ini terdiri

Jurnal Ilmiah “PENDIDIKAN DASAR” Vol. III No. 1 Januari 2016 35





dari dua 
lubang 
atas dan
bawah   
bawah, di 
bawah
lubang Alat ada
yang berukuran 10 cm X 1,5 cm lubang untuk slorukan atau tatakan

(disesuaikan dengan ukuran lubang kartu / untuk menyimpan kartu.
Alat). Lubang atas dan bawah Sediakan papan /triplek dengan

disesuaikan dengan tinggi Alat ketebalan 1,5 sampai 2 cm

yang dibuat..Di bagian belakang kemudian buat 4 persegi/persegi
kotak ada pintu.Seperti almari panjang dengan ukuran masing-

dengan pintu di belakang.Di bagian masing sebagai berikut :


  
 
  

   

   
 
 
 




 
 

 

 
 









 
 



 

36 Jurnal Ilmiah “PENDIDIKAN DASAR” Vol. III No. 1 Januari 2016


           

Kaitkan papan depan, papan
 secara permanen dengan paku,
 samping kanan dan kiri, papan lem ataupun sekrup. Dan
belakang, dan papan bawah biarkan sisi atas terbuka.






 
 

 
   





2) Alat
 I, segi II dikaitkan dengan setengah
Alat utama ini ada dalam kotak lingkaran II. 
 Setelah jadi keduanya
berbentuk setengah silinder yang dikaitkan, lubang dibuat + 1 cm.
           
digunakan untuk jalannya kartu 3) Tuas dan karet (spiral)
    
yang menempel pada salah satu sisi    
Tuas
untuk     kartu
pengendali
kotak
depan yang ada
  lubangnya
 dalam  
    alat yang dikaitkan
  di
tepat pada lubang kotak di atas dalam kotak sisi kanan atau sisi

dan lubang bawah. alat ini dibuat kiri.Tuas itu berbentuk silinder
           
dari bahan yang licin, kertas bisa terbuat dari bambu (supit)/ besi

meluncur lancar berjalan jika Ø 5 mm. Ditengahnya di kasih

dimasukkan dari lubang atas . Ini alat pengendali bisa dari seng
dari bahan seng atau almunium. atau bahan yang tipis lainnya

cara pembuatan di bawah ini ! .Tuas diberi paku dan karet

Seng atau almunium dipotong,
  yang dikaitkan dengan kotak.
persegi panjang masing-masing: Alat ini di beri paku kecil untuk

+ 28 Cm x 12 cm, + 17 cm x 12 kait karet atau spiral.
 cm,

2 Setengah lingkaran masing- 4) Slorokan
masing dengan
  diameter
 7 
 cm   
Slorokanatau tatakan
 kartu
 yang
(bagian bawah agak lancip), 5 cm dapat ditarik dan didorong, letaknya

(bagian bawah agak lancip). Seng/ dibawah lubang paling bawah dan
almunium dikaitkan satu dengan di bawah bagian lubang alat.6
yang lain dengan dimulai dari Setelah Kotak, alat, tuas
persegi I dengan setengah lingkaran pengendali, dan slorokan jadi

Jurnal Ilmiah “PENDIDIKAN DASAR” Vol. III No. 1 Januari 2016 37


langkah selanjutnya adalah alat soal yang ada pada kartu itu. Kartu itu akan
utama dipasangkan pada kotak ditahan oleh alat pengendali supaya tidak
sisi depan bagian dalam.Lubang keluar. Setelah anak menjawab, baru alat
alat utama bagian atas posisinya pengendali pada Alat kita putar/lepas, dan
tepat pada lubang kotak bagian lihat hasinya di lubang bawah yang jatuh
atas, lubang utama bagian bawah pada alat tatakan kartu.
posisinya tepat pada lubang kotak
bagian bawah di atas lubang 2. Aturan Penggunaan Alat
slorohkan. Aturan ini kita tempel di salah satu sisi Alat
Sebelum memasang alat bagian atau ditempel di dekat Kobela agar bisa di baca
bawah alat dicepit dengan bagi yang akan menggunakannya. sebelum
mengguakan pencepat atau di menggunakan kobela ini , pemakai harus
kasih baut/mur.Dan alat pengendali mematuhi aturan yang telah disepakati bersama,
dipasang lebih dulu. antara lain adalah : tidak diperkenankan
Pastikan alat pengendali tepat pada melihat sisi belakang. jika banyak yang akan
lubang alat di bagian belakang bermain, penggunakan harus antri. yang
sebagai pengendali agar kartu tidak menjawab benar mendapat rewerd (hadiah).
langsung keluar. bagi yang melihat kartu sisi belakang dikanai
5) Kartu Soal sanksi (sanksi harus mendidik misalnya cukup
Kartu soal ini terbuat dari kertas menyanyi, dan mengulang dari urutan paling
tebal minimal ukuran 100 gsm belakang) dst.
atau menggunakan kertas bufalo
yang berwarna-warni. Berbentuk 3. Hasil Yang Diperoleh
persegi atau persegi panjang Hasil yang diperoleh adalah data yang
,dengan ukuran 8 cm x 8 cm (lebar kami sajikan di sini adalah data kelas II
dan panjang kartu lebih kecil dari antara kelas 2, kami sengaja melakukan
lubang alat). penelitian dengan model experiment
langsung dalam pembelajaran mata pelajaran
1. Prosedur Penggunaan Alat matematika kelas II semester 2. Data yang
Cara kerja Kotak Belajar Ajaib ini sangat kami sajikan ini untuk membandingkan hasil
sederhana.Alat bisa dibawa ke kelas atau belajar siswa dalam belajar menggunakan
diletakkan di dinding kelas atau pintu masuk alat peraga dengan hasil belajar tanpa alat
kelas atau di mana saja. peraga. Kondisi awal banyak anak dalam
Sebelum menggunakan Alat ini perlu operasi hitung terutama perkalian, anak sulit
diperhatikan aturan main. Cara kerjanya mengingat fakta perkalian.Banyak siswa
adalah sebagai berikut : Siapkan Kotak yang tidak hafal dan bahkan ada anak yang
Belajar Ajaib di atas meja atau di dinding sampai tidak masuk sekolah karena belum
kelas!, Siapkan kartu soal!, Tunjukkan kepada mampu mengingat / hafal perkalian. Hasil
siswa/ teman sebaya/atau siapa saja satu kartu penilaian pada materi operasi hitung bilangan
soal sisi muka (soal disesuaikan dengan mata yaitu pada Kompetensi Dasar ”Melakukan
pelajaran yang diampu)!, Masukkan kartu perkalian bilangan yang hasilnya bilangan
soal (sisi muka ada di atas) lewat lubang atas dua angka” dapat dilihat pada tabel di bawah
pada Kotak belajar!, Suruhlah anak menjawab ini :

38 Jurnal Ilmiah “PENDIDIKAN DASAR” Vol. III No. 1 Januari 2016


Tabel : Hasil penilaian
Sebelum Sesudah
No Banyak Yg Yg Yg Yg Prosentasi
No
Soal anak menjawab % menjawab % menjawab % menjawab % Kenaikan
benar salah benar salah
1 1 31 20 64.5 11 35.5 31 100 0 - 35.5
2 2 31 3 9.7 28 90.3 27 87.1 4 12.9 77.4
3 3 31 2 6.5 29 93.5 28 90.3 3 9.7 83.9
4 4 31 13 41.9 18 58.1 30 96.8 1 3.2 54.8
5 5 31 16 51.6 15 48.4 29 93.5 2 6.5 41.9
6 6 31 13 41.9 18 58.1 31 100 0 - 58.1
7 7 31 29 93.5 2 6.5 29 93.5 2 6.5 -
8 8 31 24 77.4 7 22.6 31 100 0 - 22.6
9 9 31 25 80.6 6 19.4 25 80.6 6 19.4 -
10 10 31 31 100 0 - 31 100 0 - -
Rata-rata 54.56 56.77 41.54 43.23 90.52 94.19 5.58 5.81 37.4
Sumber : Dokumen Penilaian Kelas II/A SDN Tambakroto (2014)

4. Evaluasi Kebermanfaatan Alat /Bahan mengevaluasi hasil belajar putra-putrinya di


Bagi siwa Dapat daya konsentrasi belajar rumah; bagi masyarakat dapat menciptakan
siswa; Dapat mengembangkan potensi siswa, lapangan kerja, dengan alat peraga Kotak
sehingga dalam belajar selain meningkatkan Belajar Ajaib.
prestasi siswa tanpa paksaan, siswa juga
bertanggung jawab, mandiri, cakap, kreaktif, Diskripsi Hasil Pembelajaran
jujur, berilmu dan demokratis. Bagi guru/ Data yang kami sajikan di sini adalah data
pendidik Memudahkan guru dalam proses kelas II/A kami sengaja melakukan penelitian
pembelajaran; Membantu guru, apabila guru dengan bantuan guru kelas II/A dengan model
berhalangan. Bagi orangtua dan masyarakat experiment langsung dalam pembelajaran
masyarakat, bagi orang tua dapat membantu mata pelajaran matematika kelas II semester 2.

Tema : Lingkungan
Materi
Indikator Sumber/
Standar Pokok dan Alokasi
Kompetensi Dasar Kegiatan Belajar Pencapaian Penilaian Bahan/
Kompetensi Uraian Waktu
Kompetensi Alat
Materi
Matematika Matematika
3. Bilangan : 3.1 Melakukan Perkalian dan • Siswa dapat • Mengingat Tertulis Buku
melakukan perkalian pembagian. mengingat pakta perkalian Perbuatan tematik
perkalian dan bilangan pakta perkalian sampai 50 Lesan kelas II
pembagian yang hasilnya dengan berbagai dengan Pengem-
bilangan bilangan dua cara mulai dari berbagai cara. bangan guru
sampai dua angka. penjumlahan • Mengingat Gambar
angka. 3.2 Melakukan berulang. pakta Siswa
pembagian • Siswa dapat pembagian
dua angka / mengingat pakta sampai 50
bilangan dua pembagian dengan
angka. dengan berbagai berbagai cara.
3.3 Melakukan cara. • Menghitung
operasi • Siswa dapat secara cepat
bilangan menghitung perkalian dan
campuran. secara cepat pembagian
perkalian dan bilangan
pembagian sampai 50.

Jurnal Ilmiah “PENDIDIKAN DASAR” Vol. III No. 1 Januari 2016 39


Data yang kami sajikan iniuntuk dan bahkan ada anak yang sampai tidak masuk
membandingkan hasil belajar siswa dalam sekolah karena belum mampu mengingat /
belajar menggunakan alat peraga dengan hasil hafal perkalian.
belajar tanpa alat peraga.Alat peraga yang Hasil penilaian pada materi operasi
kami sajikan adalah Alatbelajar. hitung bilangan yaitu pada Kompetensi Dasar
Kondisi awal banyak anak dalam operasi ”Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya
hitung terutama perkalian, anak sulit mengingat bilangan dua angka” dapat dilihat pada tabel
fakta perkalian. Banyak siswa yang tidak hafal di bawah ini :

Tabel : Hasil penilaian


Sebelum Menggunakan Alat Peraga Sesudah Menggunakan Alat Peraga
No Banyak Yg Yg Yg Yg Prosentasi
No
Soal anak menjawab % menjawab % menjawab % menjawab % Kenaikan
benar salah benar salah
1 1 31 20 64.5 11 35.5 31 100 0 - 35.5
2 2 31 3 9.7 28 90.3 27 87.1 4 12.9 77.4
3 3 31 2 6.5 29 93.5 28 90.3 3 9.7 83.9
4 4 31 13 41.9 18 58.1 30 96.8 1 3.2 54.8
5 5 31 16 51.6 15 48.4 29 93.5 2 6.5 41.9
6 6 31 13 41.9 18 58.1 31 100 0 - 58.1
7 7 31 29 93.5 2 6.5 29 93.5 2 6.5 -
8 8 31 24 77.4 7 22.6 31 100 0 - 22.6
9 9 31 25 80.6 6 19.4 25 80.6 6 19.4 -
10 10 31 31 100 0 - 31 100 0 - -
Rata-rata 54.56 56.77 41.54 43.23 90.52 94.19 5.58 5.81 37.4
Sumber : Dokumen Penilaian Kelas II SDN Tambakroto

120

No Soal
100 Banyak anak
Sebelum
80

60

Sesudah
40

20

Prosentasi Kenaikan
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


40 Jurnal Ilmiah “PENDIDIKAN DASAR” Vol. III No. 1 Januari 2016



Analisa Hasil Pembelajaran berkualitas. Alat peraga Alat belajar ini telah
Melihat hasil penilaian/ test di atas ada dipakai siswa untuk mengoptimalkan belajar,
kenaikan yang sinifikan antara sebelum misalnya sebelum pulang anak memasukkan
menggunakan alat peraga dengan sesudah kartu dan menjawab sebelum kartu keluar. Alat
yaitu ada kenaikan sebesar 37.4 dalam ini pula telah dipakai di SD Negeri Tambakroto
indikator perkalian. Keberhasilan siswa Kecamatan Sayung Kabupaten Demak sebagai
dalam pembelajaran sebelum penggunaaan sarapan pagi bagi siswa yang dating lebih
alat rata-rata 54,56 (56.77%), tetapi setelah awal atau sebelum masuk kelas dengan cara
menggunakan alat tingkat keberhasilan menjawab soal-soal yang ada pada kartu soal
mencapai rata-rata 90.52 (94.19 %). Tingkat dengan cara memasukkan kartu. Pesan moral
ketuntasan belajar untuk Kompetensi Dasar: / Karakter yang terkandung dalam alat peraga
3.1 Melakukan perkalian bilangan dua, hasilnya Kobela ini adalah menjadikan anak : mandiri,
ada kenaikan yaitu 37,42. Pandangan umum tanggung jawab, dekrokratis, kreatif, aktif,
sampai saat ini, bahwa tolak ukur suatu proses cakap, jujur
belajar berkualitas atau tidak dapat diketahui
melaui prestasi siswa. Apabila prestasi rata-rata D. SIMPULAN DAN SARAN
siswa dari hari ke hari ada peningkatan dapat Berdasarkan hasil penelitian dan
dikatakan proses belajar itu berkualitas, tetapi faktamakadapat ditarik kesimpulan bahwa :
apabila menurun berarti proses pembelajaran Alat peraga Kobela dapat meningkatkan dan
mengalami kegagalan. Pandangan penulis, suatu mengotimalkan hasil belajar siswa. Proses
proses belajar berkualitas atau tidak , selain belajar berkualitas atau tidak , selain ditentukan
hasil test ada peningkatan juga memperhatikan hasil test ada peningkatan juga memperhatikan
perkembangan jiwa siswa. Siswa dalam proses perkembangan jiwa siswa. Siswa dalam proses
pembelajaran dapat menjadi gembira, senang, pembelajaran dapat menjadi gembira, senang,
rilek, puas, dapat tertawa dapat dikatakan juga rilek, puas, dapat tertawa dapat dikatakan
berkualitas. Sebab dunia siswa usia sekolah juga berkualitas (mandiri, tanggung jawab,
dasar khususnya kelas I sampai kelas III adalah demokratis, kreatif, aktif, cakap, jujur, berilmu,
dunia bermain yaitu dunia riang gembira dan senang) . Sebab dunia siswa usia sekolah
dengan penuh imajinasi dan kesenangan. dasar khususnya kelas I sampai kelas III adalah
Penulis katakan demikian, dilapangan ada fakta dunia bermain yaitu dunia riang gembira
siswa yang nilainya testnya di atas rata-rata dengan penuh imajinasi dan kesenangan.
(tinggi) tapi penuh tekanan dari orangtua atau Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan
pembimbing ( tidak boleh ini, tidak boleh itu, hasil penelitian dan fakta , adalah: Kepada
harus begini, tidak boleh begitu, harus belajar para rekan guru, dalam proses pembelajaran
dan seterusnya.). gunakan alat peraga baik itu alam sekitar atau
Proses pebelajaran yang berkualitas adalah buatan sendiri supaya anak dapat melihat,
proses yang dapat mengembangkan segala mencoba,menanya, mengomunikasikan, dan
potensi yang ada pada anak tanpa paksaan tetapi mengalami sendiri. Sebab pembelajaran akan
dapat berkembang menjadi mandiri, cakap, bermakna jika anak mengalami sendiri apa
kreatif, jujur, bertanggung jawab,berilmu yang dipelajarinya bukan mengetahui. Kepada
dan demokratis. Alat peraga yang penulis orangtua/ wali murid ataupun masyarakat peduli
perkenalkan di sini memenuhi syarat untuk pendidikan, berilah anak bimbingan, semangat
pengembangan potensi siswa menjadi dan tanggung jawab agar jiwa anak berkembang.

Jurnal Ilmiah “PENDIDIKAN DASAR” Vol. III No. 1 Januari 2016 41


DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz,Yusef. 2013. Media Pembelajaran.
Diambil 18 Maret 2013.http://yusef77.
Abdillah, Husni. 2002. Pengertian Belajar dari blogspot.com/2013/03/media-
Berbagai Sumber. http:// husniabdillah. pembelajaran.html.
multiplay.com./journal/ítem/ diunduh
Juli 2007. Yamin, Martinis. 2007. Strategi Pembelajaran
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Engkoswara. H. prof., Dr., M.Ed. 1995. Jurnal Persada Press.
Pendidikan. Jakarta : PT. Putra Perkasa

Haryanti, Nur. 2009. Upaya Meningkatkan


Prestasi Belajar Matematika
dengan Menggunakan Alat Peraga
pada Siswa Kelas III SD Negeri
Sragen 1.digilib.uns.ac.id/upload/
dokumen/130330508201001511.
Diunduh 12-4- 2013

Irawan, Prasetya, dkk. 1994. Program


Pengembangan Ketrampilan Dasar
Teknik Intruksional(Pekerti) Untuk
Dosen Muda. Teori Belajar, Motivasi
dan ketrampilan Mengajar. Jakarta:
Univesitas Terbuka.

Legowo, Sapto. 2003. Penggunaan Alat


Peraga Permainan Dakon Untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep
Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat
Di SD Sompok 03 Semarang. jurnal.
pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/31064150.
pdf Diunduh 12-4- 2013.
Padmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan
Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.

Rahadi, Arsito.2003. Media Pembelajaran.


Jakarta: Depdiknas.

Ruseffendi, ET. 1990. Membantu guru


mengembangkan Kompetensinya
dalam Pengajaran Matematika.
Bandung : Tarsito

42 Jurnal Ilmiah “PENDIDIKAN DASAR” Vol. III No. 1 Januari 2016

Anda mungkin juga menyukai