Anda di halaman 1dari 22

SUBJEK PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
Dr. Oktavia Suwardana, M.Pd

Disusun oleh :
Raden Mohammad Luluk Herdiawan
(20208300012)
ORANG BERPERAN SEBAGAI SUBJEK PENDIDIKAN

• Hal yang menjadi subjek pendidikan adalah manusia (dan hanya


manusia saja) yang terlibat di dalam proses pendidikan.
• Manusia sebagai subjek pendidikan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: subjek pendidikan yang berperan sebagai pendidik
(subjek pendidik) dan subjek pendidikan sebagai peserta didik
atau anak didik (subjek didik).
• Mengapa peserta didik termasuk subjek pendidikan dan bukan
objek pendidikan? Sesuatu disebut objek jika kalau keadaannya
sama dengan benda (baik benda hidup maupun benda mati ) yang
gerakannya melulu tergantung pada faktor di luar dirinya.
• Manusia bukanlah sekedar benda hidup yang hanya tergantung
pada pengaruh faktor luar.
LANJUTAN

• Ia mempunyai cipta, rasa, dan karsa yang mencerminkan


bahwa dirinya adalah pribadi yang mempunyai kesadaran dan
kebebasan dalam berperilaku dan bergerak.
• Ia ti dak melulu terbawa arus dorongan (reaksi) naluriahnya yang
muncul secara sepontan/otomati s dalam berhadapan dengan
rangsangan dari luar melainkan mampu merespon secara bebas
dan kreati f.
• Ia bisa mengontrol, mengendalikan, melawan, dan menguasai
gejolak naluriahnya yang muncul dalam dirinya.
• Maka peserta didik adalah pribadi (persona) yang berdaulat di
dalam dirinya.
• Oleh karena itu ia harus ditempatkan sebagai subjek dalam
pendidikan.
LANJUTAN

• Jika dalam pendidikan ia justru diperlakukan sebagai objek


seperti benda, yang dianggap ti dak bisa berpikir dan
berkehendak secara bebas-kreati f, maka prakti k pendidikan
seperti itu menyimpang dari hakikat pendidikan yang
sebenarnya.
• Pendidikan adalah proses humanisasi (pemanusiaan), bukan
malah membuat peserta didik mangalami dehumanisasi
(pemerosotan kemanusiaan).
LANJUTAN

Untuk lebih terperinci, maka berikut ini merupakan subjek-subjek


pendidikan.
1. Orang Tua sebagai Pendidik Alami
• Dari pengerti an tersebut, maka orang tua merupakan pendidik
alamiah, pertama, utama, dan kodrati .
• Orang tua dikatakan sebagai pendidik alamiah karena mereka
merupakan subjek yang bertanggung jawab atas pertumbuhan
anak-anaknya.
LANJUTAN

Adapun corak pendidikan dalam keluarga yakni :


a. Terselenggara secara informal dan ti dak terprogram (tanpa
kurikulum)
b. Dilakukan dalam suasana yang akrab/inti m, kekeluargaan, dan
kodrati /alamiah
c. Diwarnai hubungan yang afekti f dari hati ke hati atas dasar
kasih sayang
d. Bersifat personal (perhati an pada pribadi-pribadi)
e. Diwarnai oleh adanya ikatan primodial (ikatan dasar) keluarga,
marga, suku, agama,dll.
f. Merupakan arena bagi keteladanan yang mendorong ke arah
peniruan
LANJUTAN

Hal-hal yang ingin dikembangkan pada diri anak melalui pendidikan

dalam keluarga antara lain :


a. Pencapaian pribadi yang susila (berwatak/karakter,
berkepribadian, bermoral)
b. Kemampuan mengekspresikan diri dan membawakan diri
c. Kemantapan identi tas atau jati diri
d. Tumbuhnya kepercayaan diri dan kemandirian
e. Penginternalisasian nilai-nilai tradisi
f. Pengembangan bakat-bakat alami
LANJUTAN

Namun dalam kenyataannya, dalam pelaksanaan pendidikan


keluarga ada bermacam-macam permasalahan yang mungkin
ti mbul :
a. Krisis keteladanan dari orang tua
b. Pengaruh media dan lingkungan sering lebih besar dan tak
terkendalikan
c. Kesibukan orang tua yang menyebabkan kurangnya perhati an
terhadap anak-anaknya
d. Keti dakharmonisan dalam keluarga
LANJUTAN

2. Guru sebagai Pendidik yang diserahi Kepercayaan


• Guru dalam hal ini merupakan teacher (Ing) atau pengajar,
pendidik yang diserahi kepercayaan karena tugasnya sebagai
subjek yang bertanggung jawab untuk menjalankan pendidikan.
• Guru juga disebut sebagai pendidik kedua setelah orang tua.
LANJUTAN

Adapun corak pendidikan dalam sekolah :


a. Terselenggara secara formal, sistemati k (berjenjang), dan
terprogram (ada kurikulum)
b. Dilakukan dalam suasana yang klasikal dan massal
c. Secara dominan diwarnai transfer ilmu dan pengembangan
pemikiran yang objekti f-rasional
d. Menyiapkan murid untuk menjadi manusia yang berpribadi
dewasa, cerdas, dan terampil/professional
e. Keteladanan guru sangat menunjang tercapainya tujuan
pendidikan
LANJUTAN

Hal-hal yang dikembangkan dalam diri anak melalui pendidikan di


sekolah :
a. Pencapaian pribadi yang dewasa-susila
b. Memiliki skill dan profesionalitas
c. Memiliki kemampuan kogniti f yang memadai
LANJUTAN

Permasalahan yang ti mbul dalam pelaksanaan pendidikan sekolah :


a. Krisis keteladanan dari pihak guru
b. Gaji guru yang masih rendah memudarkan moti vasi dan
dedikasi guru dalam mendidik
c. Profesionalitas guru selalu berada dalam tantangan/Biaya
pendidikan yang semakin mahal menimbulkan kesenjangan
sosial yang makin melebar
d. Mutu pendidikan yang semakin merosot
LANJUTAN

3. Subjek Didik atau Anak Didik


• Anak-anak yang menerima pendidikan ti dak bisa disebut objek
pendidikan.
• Dalam lingkungan keluarga subjek didik adalah anak-anak dan
subjek pendidiknya adalah orang tua.
• Begitu pun dalam lingkungan sekolah, subjek didiknya adalah
murid-murid dan guru sebagai subjek pendidik.
LANJUTAN

Adapun kriteria dari seorang peserta didik :


a. Masih anak-anak (belum memiliki pribadi yang dewasa-susila
dalam banyak aspeknya)
b. Sudah dewasa-susila, tetapi belum sepenuhnya dewasa-susila
dalam aspek-aspek tertentu
c. Masih membutuhkan dan menerima pengaruh dari pendidik
APA YANG DIMAKSUD DENGAN KEDEWASAAN

• Arti kedewasaan kadang-kadang dibedakan menjadi kedewasaan


jasmani dan kedewasaan rohani.
• Juga kalau dipandang dari sudut psikologi Gestalt, manusia itu
sebenarnya merupakan suatu individu, suatu kesatuan yang tak
dapat dipisah-pisahkan antara jasmani dan rohaninya.
• Jadi, kita mencoba menguraikan arti kedewasaan itu, ti dak akan
menguraikan kedewasaan jasmani dan rohani, tetapi kedewasaan
manusia sebagai individu.
• Jika segala kedewasaan itu kita ti njau, maka tampaklah ciri-
cirinya, yaitu sifat tetap dan sifat teratur dan stati s jika
dibandingkan dengan dinamika pada anak-anak yang selalu
menghendaki dan mengalami perubahan.
LANJUTAN

• Sebenarnya, pada orang dewasa ada pula gejala-gejala yang


dinamis, tetapi dalam arti yang ti dak plasti s.
• Orang dewasa sudah ti dak suka lagi bermain-main seperti anak.
• Anak belum mempunyai kedudukan yang tetap dalam masyarakat
dan masih memerlukan perlindungan.
• Pada orang dewasa telah ada penetapan sendiri atas tanggung
jawab sendiri (zelfverantwoordelijk zelfb epaling).
• Jadi, kedewasaan itu mempunyai bentuk dan wujud.
• Oleh karena itu, kita dapat berkata bahwa seseorang itu telah
dewasa atau belum dewasa.
• Orang dewasa itu benar-benar mengetahui siapa dirinya dan apa
yang diperbuat, baikkah atau burukkah itu.
LANJUTAN

• Jadi, menjadi dewasa dan kedewasaan itu mempunyai arti


kesusilaan juga.
• Ia mau mempertanggungjawabkan keadaannya dan segala
perbuatannya.
• Ia secara morel telah menyesuaikan diri (mengidenti fi kasikan
diri) dengan norma-norma kesusilaan.
• Dalam perkembangan anak menjadi dewasa, melalui suatu masa
peralihan yang disebut pubertas.
• Setelah masa pubertas dan adolesensi dilalui, ia telah menjadi
dewasa.
• Padanya telah terdapat keselarasan (harmoni) antara jasmani
dan rohaninya.
LANJUTAN

• Kepribadiannya, baik psikis maupun morel, telah menjadi stabil


(tetap).
• Kestabilan inilah yang memungkinkan orang dapat mengadakan
hubungan-hubungan kemasyarakatan, seperti memilih jabatan,
hidup berkeluarga dan berumah tangga, hidup dalam
perkumpulan-perkumpulan, dan organisasi masyarakat.
• Orang dewasa sadar akan stabilitas dan kestabilan itu.
• Ia benar-benar tahu siapa dirinya, apa yang dapat dan ti dak
dapat dikerjakannya.
• Pendek kata, ia ti dak bergantung kepada pendapat orang lain
tentang harga dirinya dan kesanggupannya, ti dak seperti anak
kecil yang selalu minta penghargaan dan keputusan dari orang
lain jika ia mengerjakan sesuatu.
LANJUTAN

Tabel perbandingan gejala keanakan dan gejala kedewasaan


Anak-anak Dewasa

Mencari bentuk Menampakkan diri sebagai bentuk

Tak mempunyai ketetapan Beranggapan mempunyai ketetapan


Tak ada kemerdekaan Merdeka

Kelihatan mudah berubah Tetap, stabil

Lemah Kuat
Memerlukan bantuan Membantu
Sangat mudah terpengaruh (belum mempunyai keyakinan yang Tahu mengambil dan menentukan jalan (tidak bergantung
tetap) kepada orang lain)
FUNGSI GURU

• Pendidik merupakan cultural transiti on yang bersifat dinamis


kearah suatu konti nu, sebagai sarana vital bagi membangun
kebudayaan dan peradaban manusia.
• Pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan fi sik peserta
didik. Disamping itu guru juga melakoni dirinya sebagai
moti vator, fasilitator, dan dinamisator bagi proses pembelajaran.
• Dari keberadaan pendidik tersebut yang mana dapat
mengantarkan peserta didik yang dapat belajar mandiri secara
terus-menerus (long life study).
• Pendidik tetap merupakan unsur dasar pendidikan yang sangat
berpengaruh terhadap proses pendidikan itu sendiri.
LANJUTAN

peranan guru dalam pendidikan sebagai berikut :


a. Pengembangan SDM
b. Sebagai ‘pelabuhan’ budaya yang akan disampaikan kepada anak
c. Sebagai orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan
pendidikan
d. Sebagai orang yang bertanggung jawab atas perkembangan kondisi
mental anak
e. Menyiapkan warga negara yang cerdas
f. Menyiapkan generasi mendatang dengan generasi yang lebih baik
g. Sebagai orang yang bertanggung jawab dalam proses belajar-mengajar
di sekolah
h. Sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pengembangan
kurikulum
i. Menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai