KATA PENGANTAR
UU 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disahkan Presiden Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 30 Desember 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
157 dan Penjelasan Atas UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586 oleh Menkumham Yusril Ihza Mahendra
pada tanggal 30 Desember 2005 di Jakarta.
PEMBAHASAN
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Penjelasan Umum
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan
bahwa tujuan nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut,
pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan. Selanjutnya, Pasal 31 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa (1) setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (3) Pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan undang- undang; (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja
negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional; dan (5) Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Salah satu amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut
kemudian diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah.
Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan datang adalah
yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas
manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu,
Oleh karena itu, guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat
strategis. Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Kedudukan guru dan
dosen sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran
sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga
negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.
Berdasarkan uraian di atas, pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga
profcsional mempunyai misi untuk melaksanakan tujuan Undang-Undang ini sebagai
berikut:
-Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antardaerah dari segi jumlah,
mutu, kualifikasi akademik, dan kompetensi;
Berdasarkan visi dan misi tersebut, kedudukan guru sebagai tenaga profesional
berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta perannya sebagai agen
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, sedangkan kedudukan
dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dosen serta
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional.
Sejalan dengan fungsi tersebut, kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional
bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Untuk meningkatkan pcnghargaan terhadap tugas guru dan dosen, kedudukan guru dan
dosen pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi perlu dikukuhkan dengan
pemberian sertifikat pcndidik. Sertifikat tersebut merupakan pengakuan atas kedudukan
guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Dalam melaksanakan tugasnya, guru dan
dosen harus memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sehingga
memiliki, kesempatan untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Selain itu, perlu juga diperhatikan upaya-upaya memaksimalkan fungsi dan peran strategis guru dan
dosen yang meliputi penegakan hak dan kewajiban guru dan dosen sebagai tenaga profesional,
pembinaan dan pengembangan profesi guru dan dosen, perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Dari hal diatas, sudah jelas bahwa guru memiliki peran dan tugas yang sangat penting dalam mendidik
dan mengajarkan siswa. Adapun peran dan tugas guru tersebut ialah:
1. Mendidik
2. Mengajar
Mengajar adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru untuk membantu atau memudahkan siswa
melakukan kegiatan belajar. Prosesnya dilakukan dengan memberikan contoh kepada siswa atau
mempraktikkan keterampilan tertentu atau menerapkan konsep yang diberikan kepada siswa agar
menjadi kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membimbing
Suatu proses yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan bahan ajar untuk mentransfer ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dengan pendekatan tertentu yang sesuai dengan karakter siswa.
Membimbing juga dimaksudkan untuk membantu siswa agar menemukan potensi dan kapasitasnya,
menemukan bakat dan minat yang dimilikinya sehingga sesuai dengan masa perkembangan dan
pertumbuhannya.
4. Mengarahkan
Mengarahkan adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru kepada peserta didik agar dapat mengikuti apa
yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai. Mengarahkan bukan berarti memaksa, kebebasan
peserta didik tetap dihormati dengan tujuan agar tumbuh kreativitas dan inisiatif peserta didik secara
mandiri.
5. Melatih
Menurut Sarief (2008), melatih pada hakekatnya adalah suatu proses kegiatan untuk membantu orang lain
(atlet) mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam usahanya mencapai tujuan tertentu. Dalam dunia
pendidikan tugas guru adalah melatih siswa terhadap fisik, mental, emosi dan keterampilan atau bakat.
6. Menilai
Menurut (BSNP 2007: 9), penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Tugas guru adalah menilai siswa pada aspek keterampilan, sikap dan pengetahuan. Tujuannya untuk
mengukur sejauhmana kompetensi siswa setelah proses belajar mengajar selesai dilaksanakan.
7. Mengevaluasi
Mengevaluasi dapat dimaknai sebagai suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai (Gronlund, 1985, dalam Djaali dan Pudji
M). Evaluasi ditujukan untuk mendapatkan data dan informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf
kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi
pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Budimansyah, Dasim. dkk. 2009. PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Bandung: PT Genesindo.
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran IPA
Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Muijs, Daniel dan David Reynols. 2005. Effective Teaching (Avidence and Practice Second Edition).
New Delhi: Sage Publication Ltd.
Muslim dan Bellen. 2001. Orientasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Jakarta:
Unesco,-Unicef-Depdiknas.
Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Siregar, Dewi Salma Prawiradilaga Eveline. (2004), Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta : Prenada
Media.
Sulistyorini, Sri & Suparton. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya
dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Suyudi, Agus. 2003. Dasar-dasar IPA. Malang: F.MIPA UNM.
Taniredja, Tukiran. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, Bandung: Alfabeta.
Tandatangan mahasiswa
Benny desiska