Anda di halaman 1dari 5

NAMA: BENNY DESISKA

NIM : 856882419

NOMOR 1
Berdasarkan skenario tersebut, jika pembelajaran matematika dilakukan dengan teori
belajar Bruner, manakah yang masuk ke dalam tahapan enaktif, ikonik, dan simbolik?
1) Enaktif
Tahap ini membutuhkan kemampuan motoric diantaranya pada kegiatan ( Setiap
siswa membuat nilai tempat desimal di kertas bekas, ini tandanya mereka menulis.
Lalu, Siswa dalam kelompok mengambil kartu tersebut, meletakkan dinilai tempat
dan menuliskan bilanganya, kemudian Siswa mengerjakan soal-soal latihan di buku
siswa. Merupakan tahap enaktif)

2) Ikonik
Ketika siswa memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan
visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya, anak belajar
melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komperasi). Yang mana
diantaranya, siswa untuk menuliskan sebanyak-banyaknya bilangan desimal yang
mereka temukan di sekitar. Siswa juga menjelaskan penggunaan bilangan desimal
dalam kehidupan sehari-hari. Guru menyiapkan kartu 1 sampai 9 dan dibagikan
kepada tiap kelompok. (siswa bisa diminta membuat sendiri dari potongan kertas
bekas dan menuliskan bilangan 1 sampai 9)

3) Simbolik
Siswa telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan yang sangat dipengaruhi
oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia
sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika dan
sebagainya. diantaranya ; siswa bereksplorasi dengan lembar kerja yang ada di buku
siswa. Setiap kelompok menyampaikan kesimpulannya. Siswa pasangannya akan
mengerjakan mana yang lebih besar dengan bantuan nilai empat. Misalkan : Mana
yang lebih besar 0,125 atau 0, 34?

NOMOR 2
Jawaban dari pertanyaan dapat diselesaikan dengan KPK atau Kelipatan Persekutuan
Terkecil. KPK adalah bilangan bulat terkecil dari dua atau lebih bilangan yang dijumlahkan
dengan bilangan awalnya hingga ditemukan angka yang sama dan KPK dari 28 dan 42
adalah 84. Jadi mereka bertemu kembali pada detik ke 84.
Misalnya dengan cara menjumlahkan;
28 = 28, 56, 84, 112 ...
42 = 42, 84, 126, 168 ...
Dari angka diatas kita ketahui ada satu angka yang bernilai sama yaitu 84 maka KPK dari 28
dan 42 adalah 84 atau dalam hal ini menjadi 84 detik.

NOMOR 3
Dapat dengan cara mengambil pita dan potong masing masing 10 cm.
Buat menjadi 4 potongan
Masing masing pita dibagi dengan bagian berbeda-beda.
Misalnya pita pertama dibagi dua
- Pita kedua dibagi 4
- pita ketiga dibagi 8
- pita keempat dibagi 10
- Panjang potongan pita pertama itu ibaratnya setengah bagian
- panjang potongan pita kedua itu ibaratnya seperempat bagian
- begitu juga potongan yang ketiga dan keempat masing masing 1/8 bagian dan
1/10 bagian
- tunjukkan bahwa 1 potongan pita pertama = 2 potongan pita kedua = 4 potongan
pita ketiga = 5 potongan pita keempat
sehingga bisa ditulis
1/2 = 2/4 = 4/8 = 5/10 itulah yang disebut pecahan senilai

NOMOR 4
Untuk membantu siswa SD memahami penjumlahan bilangan rasional, maka perlu adanya
pemahaman konsep dasar pecahan pada siswa SD. Konsep dasar ini dapat dibantu dengan
hal-hal yang ada di kehidupan sehari-hari. Selain itu, media secara visual sangat diperlukan
agar siswa SD lebih dapat memahami penjelasan tersebut.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu siswa SD memahami penjumlahan
bilangan rasional yaitu:

 Menggunakan sesuatu yang ada di kehidupan sehari-hari.

Untuk memahami konsep dasar pecahan, guru dapat menggunakan media atau
perumpamaan yang ada di kehidupan sehari-hari. Misalnya menggunakan benda yang
umumnya dibagi dalam beberapa bagian seperti pizza, roti, semangka, dan lainnya. Akan
semakin mudah apabila siswa SD diberikan media secara nyata atau setidaknya dalam
bentuk visual.

 Mengenalkan pembilang dan penyebut.

Dengan perumpamaan yang sebelumnya, guru dapat mengenalkan bahwa 1 buah


semangka utuh apabila dibagi menjadi 2 maka akan tercipta 2 bagian semangka yang
nilainya masing-masing 1/2 bagian. Bilangan 1 menyatakan 1 bagian semangka sedangkan
2 menyatakan banyaknya semua bagian semangka.  

 Mengenalkan bentuk lain suatu pecahan dengan penyebut yang berbeda.

Sebuah semangka yang sudah terbagi 2 maisng-masing dibagi lagi menjadi 2 sehingga ada
4 bagian. Tiap bagian dapat dinyatakan dengan 1/4 bagian. Nah dari sini kita dapat
menunjukkan bahwa 1/2 lebih besar dari 1/4. Selanjutnya gunakan permisalan yang ada di
kejadian sehari-hari. Misalnya Andi memakan 1/4 bagian semangka. Lalu, dia memakan 1/4
lagi. Maka total semangka yang dimakan Andi adalah 1/4 + 1/4 = 2/4. Terlihat bahwa besar
2/4 bagian sama dengan 1/2 bagian.

 Mencoba masalah lain untuk menentukan konsep penjumlahan pecahan.

Misalnya Andi membeli 1/4 bagian semangka lalu membeli lagi 1/2 bagian. Maka total
semangka Andi akan sulit dinyatakan karena bentuk 1/4 tidak sama dengan 1/2. Dengan
begitu, kita perlu membuat bentuknya sama dengan cara membagi 2 semangka yang 1/2
bagian. Terlihat bahwa ada 3 buah 1/4 bagian semangka. Sehingga total semangka Andi
ada 3/4. Dari sini terlihat bahwa apabila kita ingin menjumlahkan pecahan maka penyebut
pecahan perlu disamakan.

Anda mungkin juga menyukai