Anda di halaman 1dari 6

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-6 1

Studi Kualitas Air Sungai Brantas Berdasarkan


Makroinvertebrata

Ayu Ratri Wijayaning Hakim dan Yulinah Trihadiningrum


Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: yulinahtrihadiningrum@enviro.its.ac.id

AbstrakPerubahan kualitas sungai Brantas akibat biologis (dengan metode biomonitoring). Biomonitoring
perubahan lahan menjadi alasan perlunya pengukuran kualitas adalah monitoring kualitas air secara biologis yang dilakukan
badan air untuk mengetahui kondisi terkini dari sungai Brantas. dengan melihat keberadaan kelompok organisme petunjuk
Tujuan penelitian ini adalah mengukur kualitas fisik-kimia dan (bioindikator) yang hidup di dalam air. Pada penelitian ini,
biologis air, mengetahui korelasi antara kualitas fisik-kimia dan
bioindikator yang digunakan adalah makroinvertebrata.
biologis, serta mengetahui perbandingan kualitas air dengan
kualitas tahun 1997. Penelitian dilakukan di 14 titik sampling Sedangkan parameter fisik (kekeruhan, pH, dan suhu) diukur
dengan 3 segmen sungai yaitu segmen hulu, tengah, hilir. Lokasi sebagai dasar analisis pencemaran secara fisik yang
sampling di Kota Batu, dan kabupaten Malang, dan Kota diakibatkan oleh zat pencemar (baik dari aktifitas industri
Malang. Sampling dilakukan pada bulan April dan Mei 2012, dan maupun rumah tangga) yang masuk ke dalam air. Parameter
terdiri dari sampling air dan makroinvertebrata. Parameter kimia yang digunakan pada penelitian ini adalah BOD, DO,
untuk kualitas fisik-kimia adalah pH, suhu, kekeruhan, DO, fosfat, dan amonium yang dipilih berdasarkan aktifitas
BOD, fosfat, dan amonium dengan metode intepretasi Dutch pembuangan limbah yang sebagian besar adalah limbah
Score dan LISEC Score. Interpretasi kualitas air secara biologis domestik, pertanian, dan industri rumah tangga. Tujuan
menggunakan metode Belgian Biotic Index, Extended Trent Biotic
penelitian ini adalah mengukur kualitas fisik-kimia dan
Index, dan Biological Monitoring Working Party Average Score
per Taxon. Korelasi antara kualitas fisik-kimia dan bilogis biologis air, mengetahui korelasi antara kualitas fisik-kimia
dihitung menggunakan rumus korelasi r. Berdasarkan metode dan biologis, serta mengetahui perbandingan kualitas air
LISEC Score, diketahui kualitas air baik pada titik 1, 2, 3, 4, 6, 7, dengan kualitas tahun 1997.
8, 11, 12, 13, dan 14 dan sedang berada pada titik 5, 9, dan 10.
Makroinvertebrata yang teridentifikasi adalah dari famili
Baetidae, Bithyniidae, Lumbricidae, Chironomidae, Culicidae, II. KUALITAS AIR
Tubificidae, Glossosomatidae, Hydrobiidae, Hydropsychidae,
Leptophlebiidae, Limoniidae, Lymnaeidae, Planorbidae, Tipulidae, A. Parameter Fisik-kimia
Ptychopteridae, dan Thaumaleidae. Berdasarkan hasil interpretasi Pada metode LISEC Score data-data yang dibutuhkan
metode Belgian Biotic Index, kualitas air agak tercemar pada titik untuk menentukan kualitas air adalah suhu, DO, BOD,
2, 3, 4, 5, 6, 13, dan 14, tercemar sedang pada titik 1, 7, 8, 10, dan amonium, dan fosfat. Klasifikasi data untuk menentukan
12, tercemar sangat berat pada titik 9 dan 11. Korelasi antara
LISEC Score dapat dilihat pada Tabel 1.
kualitas biologis dan fisik-kimia adalah sebesar -0.44 (korelasi
cukup). Metode Belgian Biotic Index kurang representatif
Tabel 1.
terhadap kualitas fisik-kimia. Hasil perbandingan dengan hasil
Klasifikasi Data untuk Metode LISEC Score[2]
penelitian tahun 1997 adalah kualitas air menurun yang % DO BOD Amonium Fosfat
dicerminkan oleh berkurangnya jumlah famili makroinvertebrata Skor Saturasi (mg/L) (mg/L) (mg/L)
yang sensitif.
1 91-110 <3 <0,5 <0,05
Kata KunciAir sungai Brantas, Bioassessment, Kualitas air, 71-90;111-
Makroinvertebrata 2 120 3,1-6,0 0,5-1,0 0,05-0,25
51-70;121-
3 130 6,1-9,0 1,1-2,0 0,25-0,90
I. PENDAHULUAN 31-50;131-
4 150 9,1-15,0 2,1-5,0 0,90-1,5

P erda Kota Malang nomor 17 tahun 2001 tentang


konservasi air menyebutkan bahwa segala jenis kegiatan
yang menimbulkan limbah harus memiliki instalasi
5 <30,>50 >15,0 <5,0 >1,5

Indeks kimia LISEC kemudian dihitung dengan persamaan :


pengolahan air limbah (minimal pengolahan sederhana seperti
sumur resapan)[1]. Namun, kebijakan tersebut belum
Indeks LISEC = qi . (1)
diterapkan, sehingga perlu adanya pengukuran kualitas badan
air untuk mengetahui kondisi terkini dari sungai Brantas.
Dimana : qi = nilai untuk variabel ke-i
Pengukuran dilakukan dengan parameter fisik-kimia dan
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2

Extended Biotic Index, dan Biological Monitoring Working


Hasil dari perhitungan rumus di atas kemudian Party (BMWP ASPT). Indeks biotik untuk metode Belgian
diinterpretasikan dalam Tabel 2.9 Biotic Index dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Tabel 3.
Interpretasi LISEC Score[2] Indeks Biotik Metode Belgian Biotic Index (BBI)[6]
Skor rata- Jumlah total kelompok fauna yang
Kelas rata Kualitas Air ada
Kelompok Fauna
I 4-6 Sangat Baik 0-1 2-5 6-10 10-15 16+
II 6-10 Baik Indeks Biotik
Beberapa
III 10-14 Sedang
unit 7 8 9 10
Terdapat sistematik
IV 14-18 Tercemar
Plecoptera atau
Ecdyonuridae hanya 1
V 18-20 Sangat Tercemar
unit 5 6 7 8 9
sistematik
Metode Dutch Score memiliki prinsip perhitungan yang sama, Beberapa
namun parameter yang digunakan hanya %DO saturasi, BOD, unit 6 7 8 9
dan amonium. Trichoptera sistematik
berselubung hanya 1
unit 5 5 6 7 8
B. Parameter Biologis sistematik
Bioassessment adalah metode evaluasi terhadap kondisi lebih dari 2
Ancylidae, unit 6 7 8
badan air menggunakan survei secara biologis dan pengukuran sistematik
Ephemeroptera
langsung terhadap organisme yang hidup di biota air kecuali 2 atau < 2
permukaan[3]. Kelebihan dari metode ini adalah: Ecdyonuridae unit 3 4 5 6 7
a. Komunitas biologis mencerminkan keseluruhan integritas sitematik
ekologi (yaitu kimia, fisik, dan biologis).
semua unit
b. Komunitas biologis mengintegrasikan efek stres yang Aphelocheirus atau
sistematik
berbeda. Odonata atau
yang
c. Komunitas biologis mengintegrasikan tekanan lingkungan Gammaridae atau 3 4 5 6 7
disebutkan
Mollusca kecuali
dari waktu ke waktu. Sphareridae
di atas
d. Pemantauan rutin terhadap komunitas biologis dapat relatif tidak ada
lebih murah.
semua unit
e. Apabila kriteria dampak lingkungan yang spesifik tidak ada Asselus atau
sistematik
Hirudinea atau
komunitas biologis dapat menjadi satu-satunya cara praktis yang
Sphareridae atau 2 3 4 5
untuk evaluasi[3]. Hemiptera (kecuali
disebutkan
di atas
Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah: Aphelocheirus)
tidak ada
a. Tidak dapat diketahui secara spesifik polutan yang
semua unit
mempengaruhi kualitas lingkungan. Tubicidae atau sistematik
b. Faktor lain yang mempengaruhi kehidupan komunitas Chironomidae dari yang
1 2 3
biologis (seperti cuaca, makanan, dan pemangsa) dapat kelompok disebutkan
membuat hasil analisis menjadi tidak akurat, sehingga perlu Thummiplumosus di atas
tidak ada
diperhatikan.
semua unit
Pada peneletian ini, bioindikator yang digunakan adalah sistematik
makroinvertebrata, dengan dasar pemilihan: yang
Eristalinae 0 1 1
a. Sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat disebutkan
di atas
hidupnya
tidak ada
b. Ditemukan hampir di semua perairan
c. Jenisnya cukup banyak dan memberikan respon yang Indeks biotik untuk metode Extended Biotic Index dapat
berbeda terhadap gengguan dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.
d. Pergerakannya terbatas Indeks Biotik Metode Extended Biotic Index (EBI)[6]
e. Tubuhnya dapat mengakumulasi racun Jumlah Total Kelompok Fauna yang Ada
Extended
f. Mudah dikumpulkan dan diidentifikasi[4]. Biotic index 0- 2- 6- 11- 16- 21- 26- 31- 36- 41-
Organisme yang termasuk makroinvertebrata adalah phylum 1 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Porifera, Cnidaria, Platyhelminthes, Nemertea, Nematoda, Adanya Lebih dari


7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nematomorpha, Annelida, Mollusca, Arthropoda[5]. Tidak nimfa 1 spesies
tercemar Plecop-
Pengukuran kualitas air berdasarkan makroinvertebrata tera
Hanya 1
dilakukan dengan tiga metode, yaitu Belgian Biotic Index, spesies
6 7 8 9 10 11 12 13 14
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3

Tabel 4. Tabel 5.
Indeks Biotik Metode Extended Biotic Index (BBI)[6] Skor Indeks Biotik BMWP ASPT[6] (lanjutan)
Jumlah Total Kelompok Fauna yang Ada Famili Skor
Extended
Biotic index 0- 2- 6- 11- 16- 21- 26- 31- 36- 41- Valvatidae, Hydrobiidae, Lymnaeidae, Physidae, Planorbidae,
1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 3
Sphaeriidae, Glossiphonidae, Hirudidae, Eropobdellidae, Asellidae
Nimfa
Ephemerop-
Lebih Chironomidae 2
tera (tidak
termasuk
dari 1 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Oligochaeta (semua kelas) 1
spesies
Organisme yang cenderung semakin tidak ada dengan meningkatnya pencemaran

Baetis
rhodani)

Hanya 1
5 6 7 8 9 10 11 12 13
C. Tingkat Korelasi
spesies
Perhitungan korelasi menggunakan rumus (Sudjana,
Adanya
Lebih
dari 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1993) :
larva 1 spesies
Trichoptera
atau Baetis
n fi xi yi ( fx xi)( fy yi)
Hanya 1
4 4 5 6 7 8 9 10 11 12
rhodani spesies
r (2)
Semua
{n fx xi ( fx xi) }{n fy yi ( fy yi) }
2 2 2 2

Adanya spesies
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gammarus di atas
tidak ada
Dimana :
Semua r = koefisien korelasi
Adanya spesies
Asellus di atas
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
xi = variabel ke-i
tidak ada
x = rata-rata variabel x
Adanya
tubifcidae
yi = variabel ke-i
Semua
dan/atau
spesies y = rata-rata variabel y
larva 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Chirono-
di atas n = jumlah data
tidak ada
midae
merah
Kemung-
kinan
Kisaran nilai koefisien korelasi adalah -1< r < 1.
adanya Koefisien korelasi negatif artinya semakin besar nilai
Semua beberapa
tercemar
spesies di biota
0 1 2
suatu variabel maka semakin kecil nilai variabel lainnya.
atas tidak yang
ada tidak Nilai derajat kepercayaan (a) yang digunakan adalah
memer-
lukan 0,05, sehingga selang kepercayaan (1-a) x 100 %) yaitu
oksigen
95 %[7].
Skor indeks biotik untuk metode BMWP ASPT dapat dilihat
pada Tabel 5. III. METODE PENELITIAN
Tabel 5.
Skor Indeks Biotik BMWP ASPT[6] A. Pelaksanaan
Famili Skor
Siphlonuridae, Heptageniidae, Leptophlebiidae, Ephermerellidae,
Penelitian dilakukan di 14 titik sampling dan membagi titik
Potamanthidae, Ephemeridae, Taeniopterygidae, Leuctridae, sampling tersebut menjadi 3 segmen sungai yaitu segmen hulu,
Capniidae, Perlodidae, Perlidae, Choloroperlidae, Aphelocheiridae,
10 segmen tengah, segmen hilir. Lokasi sampling berada di Kota
Phryganeidae, Molannidae, Beraeidae, Odontoceridae,
Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang. Sampling
Leptoceridae, Goeridae, Lepidostomatidae, Brachycentridae,
Sericostomatidae dilakukan pada bulan April dan Mei 2012, dan terdiri dari
Astacidae, Lestidae, Agriidae, Gomphidae, Cordulegasteridae, sampling air dan sampling makroinvertebrata.
Aeshnidae, Corduliidae, Libellulidae, Psychomyiidae, 8
Philopotamidae B. Metode Pengukuran Kualitas Air Fisik-kimia
Caenidae, Nemouridae, Rhyacophilidae, Polycentropodidae,
7 Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel air adalah
Limnephilidae
Neritidae, Viviparidae, Ancylidae, Hydroptilidae, Unionidae, sebagai berikut:
6
Corophiidae, Gammaridae, Platycnemididae, Coenagriidae - Botol (kapasitas disesuaikan dengan volume air yang
Mesoveliidae, Hydrometridae, Gerridae, Nepidae, Naucoridae, dibutuhkan)
Notonectidae, Pleidae, Corixidae, Haliplidae, Hygrophilidae,
Dytiscidae, Gyrinidae, Hydrophilidae, Clambidae, Helodidae, - Label
5
Dryopidae, Eliminthidae, Chrysomelidae, Curculionidae, - Spidol permanen
Hydropsychidae, Tipulidae, Simuliidae, Planariidae, - Alat pengambil air yang terdiri dari pipa panjang dengan
Dendrocoelidae
Baetidae, Sialidae, Piscicolidae 4
botol
Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan cara
berikut ini :
- Sampel air diambil sebelum ada orang masuk ke dalam
sungai yang berada di titik sampling, untuk menghindari
kekeruhan air dan berpindahnya makroinvertebrata
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4

- Sampel air diambil dengan botol yang bersih. Volume air - Ambil makroinvertebrata dari kantong sampel sedikit demi
yang diambil harus sudah diperkirakan agar tidak sedikit
kekurangan pada saat pengujian. - Letakkan pada saringan
- Beri label berisi waktu (jam, tanggal, bulan, tahun) dan - Siram dengan air bersih untuk menghilangkan lumpur
tempat pengambilan contoh - Ambil bagian yang tertinggal pada saringan
- Lakukan uji kimia yang dapat dilakukan langsung di - Pindahkan ke dalam wadah nampan/baki plastik
lapangan seperti DO, suhu, kekeruhan, dan pH[4]. - Tambahkan sedikit air
Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah sebagai
- Pisahkan untuk tiap-tiap jenis yang berbeda
berikut:
- Masukkan ke dalam botol yang telah diisi alkohol 70%
- pH dan suhu: pengukuran langsung dengan pH meter
- Hitung jumlah yang ditemukan pada masing-masing jenis
HANNA HI 98127
- Beri label berisi waktu dan tempat pengambilan sampel
- Kekeruhan: pengukuran langsung dengan turbidimeter [4].
HANNA HI 98703 Setelah contoh makroinvertebrata dipisahkan berdasarkan
- Dissolved oxygen: titrasi dengan menggunakan jenisnya, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi.
tiosulfat[8] - Ambil makroinvertebrata yang sudah dipisahkan
- Amonium: metode Nesssler[9] - Letakkan pada cawan petri
- Fosfat: metode spektrofotometri[9] - Amati dan lakukan identifikasi sampai tingkat famili,
- Chemical oxygen demand: metode closed reflux[9] dengan mencocokkan gambar pada referensi yang
C. Metode Pengukuran Kualitas Air Biologis digunakan[4].
Tahap-tahap yang dilakukan untuk pengambilan sampel air
adalah: IV. HASIL DAN DISKUSI
- Substrat dasar sungai diaduk dengan menggunakan kaki
- Batu-batu yang ada di sungai, ranting-ranting, dan akar A. Kualitas Air Fisik-kimia
tumbuhan yang menggantung di tebing sungai Kualitas fisik-kimia air diukur dengan prinsip memberikan
digoyangkan skor terhadap kuantitas parameter dan mengakumulasikan skor
- Jaring ditempatkan dan aliran air yang telah diaduk tersebut sesuai dengan titik sampling. Total skor untuk setiap
ditampung (bercampur bahan terlarut) titik sampling berdasarkan metode yang digunakan dapat
- Pada substrat bebatuan, jaring ditempatkan pada tempat dilihat pada Tabel 6.
yang mudah dijangkau dan ambil sampel lebih banyak Tabel 6.
Total Skor Setiap Titik Sampling
- Pada substrat pasir, jaring ditempatkan sedikit di atas Titik Dutch Score
dasar sungai agar tidak banyak pasir yang terbawa LISEC Score (4-20)
Sampling (3-15)
- Sampel yang diambil dari jaring dimasukkan ke dalam 1 8 10
botol. 2 6 8
3 6 9
- Kembalikan ke sungai apabila ditemukan jenis hewan lain 4 7 10
masuk ke jaring seperti ikan, karena hewan yang diamati 5 8 11
hanya kelompok makroinvertebrata 6 7 10
- Periksa terlebih dahulu hewan lain sebelum dikembalikan 7 7 10
ke sungai dan pastikan bahwa tidak ada 8 7 10
9 9 12
makroinvertebrata yang menempel di tubuh hewan
10 9 12
tersebut 11 7 10
- Beri label berupa kode, waktu dan tempat pengambilan 12 5 8
sampel pada wadah (lakukan double coding untuk 13 6 9
memastikan label tidak hilang karena luntur oleh air atau 14 6 9
lumpur).
Pengawetan sampel dilakukan agar sampel tetap dalam Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa air berkualitas
kondisi baik hingga sampel dianalisis di laboratorium. Untuk sedang terdapat pada titik 5, 9, dan 10.
memudahkan identifikasi jenis-jenis makroinvertebrata yang
telah dikumpulkan, maka dilakukan pemisahan sampel terlebih
dahulu. B. Kualitas Air Biologis
- Pisahkan sampel dari lumpur, ranting maupun batu-batu Berdasarkan hasil analisis laboratorium, diketahui famili
yang terbawa pada saat pengambilan sampel makroinvertebrata yang teridentifikasi seperti pada Tabel 7a
- Lakukan segera untuk menghindari kerusakan pada tubuh dan 7b.
makroinvertebrata, jangan menunda proses pemisahan
sampai lebih dari dua hari
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5

Tabel 7a. Tabel 8.


Makroinvertebrata yang Teridentifikasi (Titik Sampling 1-7) Hasil Perhitungan Skor Indeks Biotik (lanjutan)
Nilai Titik Sampling Titik BBI EBI BMWP ASPT
Makroinvertebrata
Toleransi 1 2 3 4 5 6 7 Sampling (0-10) (0-15) (1-10)
2 Glossosomatidae 10 10 6 - - - 2 7 6 6 3.3
3 Baetidae 20 25 14 10 7 - - 8 6 7 3.5
3 Leptophlebiidae - - - - - - - 9 2 2 3.5
4 Bithyniidae - - - - - - - 10 6 7 3.4
4 Hydrobiidae 15 12 5 - 4 11 2 6 3
4 Lymnaeidae - - - - - - - 12 6 6 3.5
4 Planorbidae - - - - - - - 13 7 7 4.8
5 Notonemouridae - 4 - - - - - 14 7 7 3.5
6 Tubificidae - - - 3 4 1 4
- Lumbricidae 1 3 3 1 - 4 -
- Chironomidae 25 17 18 15 9 1 3 Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa hasil perhitungan
- Culicidae - - - - - - - dengan metode BBI akan merepresentasikan kualitas air lebih
- Hydropsychidae 87 60 23 12 3 4 1 baik dari metode lain karena kelengkapan famili yang ada pada
- Limoniidae - - 4 1 - 2 6
- Ptychopteridae - - - - - - 1
metode tersebut. Selain itu, metode BBI telah memiliki
- Thaumaleidae - - - - - 3 - intepretasi kualitas air berdasarkan indeks biotik, sedangkan
- Tipulidae 3 - - - 2 - - metode lain hanya memiliki sistem scoring indeks biotik saja.
Total Spesies 146 119 83 54 30 15 21
Jumlah Famili 5 6 7 7 6 7 7
C. Korelasi Kualitas Air Fisik-kimia dengan Biologis
Tabel 7b.
Makroinvertebrata yang Teridentifikasi (Titik Sampling 8-14) Perhitungan korelasi kualitas fisik-kimia dengan kualitas
Nilai Titik Sampling bioogis dilakukan dengan mengkorelasikan skor dari metode
Makroinvertebrata
Toleransi 8 9 10 11 12 13 14 LISEC Score dan skor dari metode BBI. Berdasarkan hasil
2 Glossosomatidae - - - - - 2 - perhitungan skor kedua metode tersebut, dilakukan
3 Baetidae 4 - 3 3 18 22 18
3 Leptophlebiidae - - - - - 1 -
perhitungan koefisien korelasi sebagai berikut :
4 Bithyniidae - - - - - 1 2
4 Hydrobiidae 4 - 1 - 20 14 18 (14)(806) (138)(83)
4 Lymnaeidae - - 1 - - - - r
4 Planorbidae - - 1 - - - - {(14 1380 ) (138) 2 }{14 1531) (83) 2 }
5 Notonemouridae - - - - - - -
6 Tubificidae 5 5 9 2 - 1 -
11.284 11.454
- Lumbricidae 1 - - - - - - r
- Chironomidae 9 4 3 8 5 1 2 (19.320 19.044)(7.434 6.889)
- Culicidae 1 - - 1 - - -
- Hydropsychidae 1 - 1 - 10 25 30
- Limoniidae - - - - - - 3 r 0,438 0,44
- Ptychopteridae - - - - - - -
- Thaumaleidae - - - - - - -
- Tipulidae - 3 - - - 1 -
Dengan cara yang sama, dihitung korelasi untuk setiap metode
Total Spesies 25 12 19 14 53 68 73 fisik-kimia dan biologis. Hasil perhitugan untuk setiap metode
Jumlah Famili 8 3 7 4 4 9 6 dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9.
Metode BBI, EBI, dan BMWP ASPT memiliki prinsip
Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Setiap Metode
perhitungan skor indeks biotik yang berbeda. BBI dan EBI
Metode Dutch Score LISEC Score
menggunakan prinsip intepretasi makroinvertebrata yang
paling sensitif, sedangkan metode BMWP menggunakan BBI -0,42 -0,44
prinsip skor rata-rata dari indeks biotik setiap famili EBI -0,44 -0,43
makroinvertebrata yang teridentifikasi (tidak hanya yang
BMWP ASPT -0,14 -0,21
peling sensitif). Hasil perhitungan ketiga metode tersebut
dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 8.
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi, dapat disimpulkan
Tabel 8. bahwa nilai koefisien korelasi antara metode LISEC Score-
Hasil Perhitungan Skor Indeks Biotik Belgian Biotic Index dan Extended Biotic Index-Dutch Score
Titik BBI EBI BMWP ASPT adalah yang terbesar yaitu -0,44. Metode yang dipilih adalah
Sampling (0-10) (0-15) (1-10) LISEC Score-Belgian Biotic Index karena LISEC Score
1 6 6 4 memiliki parameter yang lebih banyak dibandingkan Dutch
2 7 7 3.7 Score sehingga kualitas air yang diintepretasikan akan lebih
3 7 7 3.5
representatif (lebih akurat).
4 7 7 3.5
5 7 7 3.8
6 7 7 3.5
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6

D. Perbandingan Kualitas Air dengan Tahun 1997 V. KESIMPULAN


Berdasarkan hasil perbandingan dengan penelitian Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah
tahun 1997, diketahui bahwa kualitas air sungai Brantas sebagai berikut:
telah mengalami penurunan di beberapa titik samping. 1. Berdasarkan LISEC Score, kualitas air baik pada dominan
Titik sampling yang mengalami penurunan kualitas titik sampling yaitu pada segmen 1, segmen 2 (titik 6, 7, 8,
berdasarkan metode LISEC Score dapat dilihat lebih 11), dan segmen 3.
2. Kualitas air pada lokasi sampling berdasarkan metode
jelas pada Gambar 1.
Belgian Biotic Index adalah:
a. Kualitas air agak tercemar dengan indeks biotik 7
terdapat pada titik sampling 2, 3, 4, 5, 6, 13, dan 14.
b. Kualitas air tercemar sedang dengan indeks biotik 6
terdapat pada titik sampling 1, 7, 8, 10, dan 12.
c. Kualitas air tercemar sangat berat dengan indeks biotik
2 terdapat pada titik sampling 9 dan 11.
3. Kekuatan korelasi antara kualitas fisik-kimia dengan
kualitas biologis adalah korelasi cukup. Kedua kualitas
tersebut berkaitan, namun tidak cukup saling
mempengaruhi.
Gambar 1. Perbandingan kualitas air sungai Brantas berdasarkan LISEC 4. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa sebagian besar
Score
titik sampling mengalami peningkatan kualitas air selama
Berdasarkan hasil analisis dietahui bahwa kualitas air yang
kurun waktu 15 tahun (tahun 1997-2012).
mengalami penurunan adalah titik 1, sedangkan titik yang
mengalami peningkatan kualitas adalah titik 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, dan 14. Hal ini dapat terjadi karena persoalan DAFTAR PUSTAKA
pembuangan polutan pada lokasi sampling telah mengalami [1] Perda Kota Malang Nomor 17 Tahun 2001. 2012. Konservasi Air.
perbaikan, sehingga membuat kuaitas air sungai Brantas juga http://digilib-ampl.net/file/pdf/Perda_Kota_Malang
ikut membaik. Perbandingan kualitas air pada lokasi sampling _No_17_Tahun_2001.pdf. Diakses pada tanggal 20 Februari 2012
pukul 20.00 WIB.
dengan metode Belgian Biotic Index dapat dilihat pada
[2] Trihadiningrum, Y. 1995. Strategy Towards Water Quality
Gambar 2. Management of The Blawi River System in East Java, Indonesia.
Wilrijk: Universitare Instelling Antwerpen Departement Biologie.
[3] Barbour, M.T., Gerritsen, J., Snyder, B.D., dan Stribling, J.B. 1999.
Rapid Bioassessment Protocols For Use in Streams and Wadeable
Rivers: Periphyton, Benthic Macroinvertebrates, and Fish.
http://www.krisweb. com/biblio/gen_usepa_barbouretal_1999_rba.pdf.
Diakses tanggal 11 Juli 2012, Pukul 19.00 WIB
[4] Rahayu S, Widodo R.H., van Noordwijk M., Suryadi I., dan Verbist B.
2009. Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor, Indonesia.
World Agroforestry Centre - Southeast Asia Regional Office.
[5] Hawking, J.H. dan Smith, F.J. 1997. Colour Guide To Invertebrates
of Australian Inland Waters. Albury : Co-operative Research Centre
for Freshwater Ecology.
[6] Metcalfe, J.L. 1989. Biological Water Quality Assesment of Running
Gambar 2. Perbandingan kualitas air sungai Brantas berdasarkan Belgian Waters Based on Macroincertebrate Communities : History and
Biotic Index Present Status in Europe.
[7] Sudjana. 1993. Metoda Statistika Edisi ke-6. Bandung : Tarsito.
[8] Santika, S.S. dan Alaerts, G. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa titik yang :Usaha Nasional
mengalami penurunan kualitas berdasarkan Belgian Biotic [9] APHA, AWWA, and WEF. 1998. Standard Methods for the
Index adalah titik 9 dan 11, sedangkan titik yang mengalami Examination of Water and Wastewater, 20th edition. Washington
DC: American Public Health Association.
peningkatan kualitas adalah titik 2, 3, 4, 5, 6, 7,12, 13, 14. Hal
tersebut dapat terjadi karena berbedanya waktu sampling
makroinvertebrata sehingga jumlah dan jenis
makroinvertebrata yang teridentifikasi menjadi berbeda pula.
Perbedaan titik sampling juga memmpengaruhi jumlah dan
jenis makroinvertebrata karena habitat makroinvertebrata
dapat sangat berbeda kondisinya. Kondisi habitat dipengaruhi
oleh substrat dasar sungai, persentase batuan di sungai,
tumbuhan air, tutupan sperti pohon yang tumbang, sampah,
dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai