Anda di halaman 1dari 9

INTERPRETASI MAKNA TEKS LAGU

“TIKUS-TIKUS KANTOR”OLEH IWAN FALS


Raja Saleh
Balai!Bahasa Provinsi Riau
Jalan!Binawidya, Komplek Universitas!Riau,!Panam,!Pekanbaru!28293
Pos-el:!saleh.raja@yahoo.com

Abstract
The object ive of this research is to describe the meaning of song interpretation, titled
“Tikus-Tikus Kantor” by Iwan Fals. The data were c ollected by listening some of Iwan
Fals’s songs, choosing one of them, and transcripting the s ong “Tikus-Tikus Kantor”.
The data were analyzed by describing each line of the song by using hermeneutic
approach. This research showed that the song is about social critic to the coruption by
government official and law enforcement.
Keywords: interpretation, meaning, song.

Abstrak
Tujuan!penulisan!ini!adalah!untuk!menggambarkan!interpretasi!makna!lagu!yang!berjudul
“Tikus-Tikus! Kantor” oleh Iwan! Fals.! Data! dikumpulkan! dengan! cara! mendengarkan
beberapa! lagu! Iwan! Fals,! memilih! salah! satu! dari! lagu -lagu! tersebut,! dan
mentranskripsikan! lagu! “Tikus -Tikus! Kantor”.! Data! dianalisis! dengan! mendeskripsikan
masing-masing! baris! dalam! teks! lagu! tersebut! menggunakan! pendekatan! hermeneutika.
Penelitian! ini! menunjukkan! bahwa! lagu! ! tersebut! adalah! tentang! kritik sosial terhadap
korupsi yang!dilakukan oleh pejabat!pemerintah!dan!penegak!hukum.
Kata kunci:!interpretasi,!makna, lagu.

naskah masuk : 23 Februari 2012 keluasan! ini! agaknya! yang! menjadikan


naskah diterima: 30 Maret 2012 sastra!itu!selalu!dinamis.
Bentuk! karya! sastra! juga! sangat
1. Pendahuluan beragam,! seperti;! puisi,! drama, novel,
Karya! sastra! adalah! sesuatu! yang cerpen,! lagu,! dan! lain-lain.! Sekali! lagi,
bersifat dinamis.! Keluasan! cakupan penulis!juga!bebas!memilih!bentuk!karya
memberikan! ruang! kepada! sastrawan yang! disukainya.! Semua! bentuk! karya
untuk! menyampaikan! ide,! pemikiran, sastra! itu! terus! berkembang! tanpa! ada
perasaan,! emosi,! semangat,! dan! apa! saja yang! mengatur.! Semuanya! berkembang
yang! ada! dalam! pikiran! penulis.! Hal -hal sendiri-sendiri.! Namun,! yang! mengalami
tersebut! disampaikan! melalui! sebuah perkembangan! sangat! pesat! adalah lagu.
tulisan! yang! kemudian! melahirkan Perkembangan! lagu! pun! saat! ini! tanpa
sebuah! karya sastra.! Tujuan! dari ada! yang! mengendalikan.! Lagu
penuangan! ke! dalam! bentuk! tulisan! ini berkembang! dengan! sendirinya.! Laku
adalah! agar! karya! tersebut! dapat! dibaca atau!tidak!sebuah!lagu!sangat!tergantung
dan! dinikmati oleh orang lain.! Karya kepada!selera!masyarakat!tempat!lagu!itu
sastra! juga! tidak! pernah! terikat oleh diciptakan.
aturan-aturan,! tidak! terikat oleh ruang Sama! dengan! karya! sastra! lain,
dan!waktu,!serta!tidak!terikat oleh situasi teks! lagu! juga! merupak an! ungkapan
dan konteks.! Penulis! bebas! menulis! dan perasaan,! pemikiran,! em osi,! dan
menyampaikan! isi! hatinya! dengan! gaya pengalaman! manusia.! Teks! lagu! sengaja
dan metodenya! sendiri.! Kebebasan! dan diciptakan! dengan! susunan! pilihan! kata
yang! sangat! memesona.! Kemudian! teks

62

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


tersebut! dinyanyikan! dengan! lantunan gubernur! BI,! kasus century,! dan! banyak
musik!serta!teknik-teknik!menyanyi!yang lagi! kasus korupsi baik! di! tingkat
sempurna!untuk!mencapa i!keindahan!dan nasional! maupun! di Provinsi Riau! ini.
kenikmatan. Setidaknya,! hal! ini! telah! “menggelitik”
Sisi! lain! dari! pesatnya penulis! untuk! menginterpretasikan! lagu
perkembangan! lagu! adalah! terdapat tersebut!!agar!diperoleh!pemahaman!yang
persaingan! antar! musisi! (pencipta! lagu lebih!baik.
dan! penyanyi)! dalam! berkarya.! Musisi Kata-kata! yang! digunakan! dalam
tentu! saja! ingin! “dagangannya”! laku! di sebuah! teks! lagu! sering! bermakna
pasaran! sehingga! hasratnya! terpenuhi. konotatif.!Makna!yang!disampaikan oleh
Selain! keuntungan finansial,! musisi! juga sebuah! lagu! biasanya! sangat! terikat
berusaha! memopulerkan! karyanya.! Hal dengan konteks yang!melatari!penciptaan
ini! yang! menjadi! alasan! persaingan dan/atau! pengekspresian! lagu! tersebut.
terjadi.! Sebagai! akibatnya,! banyak! dari Agar! dapat! memahami! makna! sebuah
musisi! (umumnya! penyanyi)! yang! hanya lagu! sesuai! dengan konteks tersebut,
terkenal! sesaat! saja.! Apalagi! beberapa terlebih! dahulu,! peneliti! perlu
tahun! belakangan,! banyak! bermunculan menentukan! fungsi! penciptaan! dan/ata u
lagu,! penyanyi,! atau group band yang pengekspresian! teks! lagu! tersebut! dan
hanya! bisa! bertahan! sesaat.! Namun,! di menganalisisnya! dengan! memanfaatkan
tengah! persaingan! yang! amat! ketat! itu tanda-tanda! yang! dikenal! dengan
juga,! kita! masih! memiliki! musisi! yang pembacaan!semiotik.
bertahan!bahkan!sangat!melegenda. Pradopo (2007:119)!menjelaskan
Di! dunia! permusikan Indonesia, dalam! bukunya! yang! berjudul Beberapa
terdapat! beberapa! penyanyi/ group band Teori Sastra, Metode Kritik, dan
yang!sangat!melegenda,!seperti!Pambers, Penerapannya, bahwa! semiotik
Ebiet! G.! Ade,! Iwan! Fals,! Rh oma! Irama, (semiotika)! adalah! ilmu! tentang! tanda -
kemudian! diikuti oleh generasi! Slank, tanda.! Ilmu! ini! menganggap! bahwa
Jamrud,!Ungu,!dan!lain!sebagainya!yang fenomena sosial/masyarakat!dan!kebuda-
terus! meregenerasi.! Penyanyi -penyanyi yaan! itu! merupakan! tanda -tanda.
tersebut! memiliki! kelebihan! masing - Semiotik! itu! mempelajari! sistem -sistem,
masing! yang! telah! melambung kan! nama aturan-aturan,! dan! konvensi-konvensi
mereka! di! belantara! musik Indonesia. yang! memungkinkan! tanda -tanda
Dalam! kajian! ini,! penulis! akan tersebut! mempunyai! arti.! Dalam
mengangkat!sebuah!lagu!yang!diciptakan lapangan!kritik!sastra,!penelitian!semi otik
dan! dinyanyikan oleh Iwan! Fals! yang meliputi! analisis! sastra! sebagai
berjudul!“Tikus-Tikus!Kantor.” sebuahpenggunaan! bahasa! yang
“Tikus-Tikus! Kantor”! merupa- bergantung! pada! (ditentukan)! k onvensi-
kan! salah! satu! dari! sekian! banyak! lagu konvensi!tam-bahan!dan!meneliti!ciri-ciri
Iwan! Fals.! Lagu! ini! secara! umum (sifat-sifat)! yang! menyebabkan
mengetengahkan! tentang! perlawanan bermacam-macam! cara! (modus)! wacana
terhadap korupsi yang! sangat! marak! di mempunyai! makna! (Preminger,! dkk.,
negeri! ini.! Apalagi! akhir-akhir! ini,! bisa 1974:980).! Teks! lagu! “Tikus -Tikus
kita! dengar! dan! baca,! baik! di! media Kantor”! merupakan! teks! yang! berisi
elektronik! maupun! di! media! cetak, tanda! yang! bermakna.! Aktivitas! mem -
bahwa korupsi telah! menggerogoti baca! dan! mendengarkan! teks! lagu! ini
kesejahteraan rakyat Indonesia.!Beberapa tidak! hanya! sekadar! membaca! dan! men -
kasus korupsi terkini! yang! dapat! kita dengarkan! begitu! saja, tetapi! sekaligus
saksikan! adalah! kasus! Muhammad memberikan! makna! melalui! tanda -tanda
Nazaruddin! dengan! Wisma! Atletnya, yang!ada!dalam!karya!tersebut.
kasus!Miranda!Gultom!dengan!pemilihan

63

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


Kata! lagu! dalam! Kamus! Besar pilihan! manusia! atau! mutlak! realitas -
Bahasa Indonesia (KBBI)! adalah! ragam realitas!eksistensi.
suara! yang! berirama! (dalam! bercakap, Konsep hermeneutik! menerang-
bernyanyi,! membaca,! dan! sebagainya) kan! keseluruhan! teks! melalui! bagian -
(Alwi,! dkk.,! 2002).! Sedangkan! te ks bagiannya! dan! menerangkan! bagian -
berarti! naskah.! Jadi,! teks! lagu! bisa bagian! teks! melalui! keseluruha nnya.
diartikan! sebagai! naskah! yang! diberi Artinya,! keseluruhan! isi! teks! itu
ragam!suara!yang!berirama.!Berdasarkan diterangkan! melalui! bagian -bagian! kata
definisi! itu! penulis! beranggapan! bahwa yang! ada! dalam! teks.! Suatu! kata
teori hermeneutika! dapat! digunakan ditentukan! artinya oleh arti! fungsional
untuk! menginterpretasikan! sebuah! teks kata!tersebut!dalam!kalimat!sebagai!suatu
lagu. keseluruhan.! Kalimat! ditentukan! makna -
Teks! lagu! memang! seri ng nya! melalui! arti! kata! sat u! per! satu
mengandung! makna! konotatif! yang (Luxemburg! dalam! Darmawati,! 2009).
disengaja oleh penciptanya.! Teks! lagu Intinya,! secara! keseluruhan,! dapatlah
tentu! tidak! akan! terdengar! indah! apabila dinyatakan!bahwa!hermeneutika!memang
hanya! menggunakan! kata -kata! umum dapat!diterapkan!dalam!interpretasi!sastra
yang! sangat! mudah! dipahami oleh (termasuk!lagu).
pendengar.! Atas! dasar! itu,! lagu! sengaja Berdasarkan! uraian! di! atas,
diciptakan! dengan! pilihan! kata! yang rumusan! masalah! pada! karya! tulis! ini
indah! setidaknya! menurut! pencipta! lagu adalah! bagaimanakah! interpretasi! makna
tersebut. oleh karena!pencipta!lagu!harus dalam! lagu! “Tikus-Tikus! Kantor” oleh
memilih! kata-kata! yang! mengandung Iwan! Fals?! ! Sedangkan! tujuan! dari
estetika! untuk! disusun! dalam! sebuah penulisan! karya! tulis! ini! adalah! untuk
lirik,! lagu! tentu! tidak! bisa! hanya menginterpretasikan! makna! yang
dipahami!!sebagai!apa!yang!tertulis!saja. terkandung! dalam! lagu! tersebut.
Untuk! memahami! sebuah! teks! la gu, Diharapkan! dari! karya! tulis! ini,! kita
pendengar! haruslah! menelaah! lebih! jauh memeroleh! pesan-pesan! positif! yang
makna!yang!terkandung!dalamnya. terkandung! dalam! lagu! ini,! sem oga
Untuk!mendapatkan!pemahaman kalaupun! kita! tidak! mengadakan
yang! tepat! terhadap! lagu! “Tikus -Tikus perlawanan! secara! langsung! terhadap
Kantor”! itu,! diperlukan metode korupsi,!minimal!kita!bukan!pelaku.
hermeneutik! yang! menurut! pandangan Jenis! karya! tulis! ini! adalah
Ukonpurkonuddin! (2011)! dalam deskriptif! kualitatif.! Penulis! akan
tulisannya! ! berjudul!“Teori Hermeneutik mendeskripsikan! interpretasi! makna dari
dalam! Karya! Sastra”! adalah! sebuah lagu! “Tikus-Tikus! Kantor” itu.! Lagu! ini
metode untuk! memahami! teks! yang termasuk! salah! satu! lagu! dalam! dalam
diuraikan! dan! diperuntukkan! bagi album! “Ethiopia”! yang! beredar! tahun
penelaahan! teks! karya! sastra 1986.! Transkripsi! teks! lagu! ini! adalah
(www.kompasiana.com). Syams! (2007) sebagai!data!utama!dalam!karya!tulis!ini.
menyimpulkan! beberapa! pendapat! ahli Berdasarkan! tujuan! yang! hendak
tentang! hermeneutik! yang! menyatakan dicapai! dalam! penulisan karya! tulis! ini,
bahwa! hermeneutika! adalah! ilmu! yang maka!penulis!menerapkan!teknik!analisis
berhubungan! dengan! penjelasan data!sebagai!berikut.
kebagaimanaan! dan! keharm onian a. Mengumpulkan! dan! mendengarkan
pamahaman! manusia,! apakah! itu beberapa! lagu! Iwan! Fals,! kemudian
berhubungan! dengan! batas! pemahaman memilih! salah! satu! lagu! yang
terhadap teks! tertulis,! ataukah! secara menurut! ! penulis! sangat! sesuai
mutlak! aktivitas-aktivitas! kehendak! dan dengan!situasi!kekinian!bangsa!ini.

64

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


b. Membuat! transkripsi! lagu! yang Iwan! juga! sangat! cerdas
dipilih! untuk! dibaca! dan! disimak menyampaikan! kritik,! baik! kritik
melalui Windows Media Player. terhadap! kehidupan sosial maupun! kritik
c. Memahami! lagu! yang! telah! dipilih terhadap!situasi politik dan korupsi.!Iwan
untuk!diinterpretasikan!per!larik. selalu! membungkus! kritikan -kritikan! itu
d. Menginterpretasikan! lagu! tersebut dengan! humor! dan! berbagai metafora
secara!keseluruhan tetapi! tetap! mudah! dipahami.! Lagu -lagu
Iwan,! bila! kita! simak! lebih! jauh,
2. Pembahasan mengisyaratkan! bahwa! apa! yang
2.1 Iwan Fals dan Lagu-Lagunya diungkapkannya! ! akan! terjadi! terus -
menerus,! dan! akan! menjadi! b umerang
Nama! lengkap! Iwan! Fals! adalah bagi! bangsa! ini. Korupsi misalnya,! telah
Virgiawan!Listanto.!Ia!lahir!di!Jakarta,!3 sangat!membudaya!di!negeri!ini!dari!dulu
September! 1961.! Sejak! akhir! 1970 -an hingga! sekarang,! namun! belum! ada
Iwan!telah!dikenal!sebagai!pencipta!lagu tanda-tanda! untuk! berakhir.! Iwan
dan! penyanyi.! Iwan! telah! menjadi! salah menyampaikan! kritiknya! melalui! lagu
satu! legendaris! yang! hidup! di! blantika yang! jenius.! Judul-judul! seperti
musik Indonesia.! Secara! umum,! lagu- “Serdadu”,! “Guru Oemar! Bakri”, dan
lagu! Iwan! mencuatkan! kehidupan sosial “Tikus-Tikus! Kantor” adalah! beberapa
di Indonesia.! Cinta,! perihal korupsi, contoh! lagu! yang! mendedahkan! betapa
empati! terhadap! nasib! “ orang kecil”, Iwan! adalah seorang pencipta! dan
kemarahan! atas! ketidakadilan,! dan penyayi! yang! jenius.! Namun,! dalam
pemberontakan! terhadap! kesewenang - karya! tulis! ini! penulis! hanya! akan
wenangan!selalu!menjadi!tema!lagu -lagu membahas!lagu!Iwan!Fals!yang!berjudul
ciptaan!Iwan. “Tikus-Tikus!Kantor”.
Sebagai!penyanyi!Iwan!mungkin
bisa! digolongkan! sebagai! penyanyi 2.2 Interpretasi Makna Teks Lagu
bergenre country/balada.! Kepiawaian “Tikus-Tikus Kantor”
Iwan! meramu! kata! yang! diper oleh
dengan! ciri! lirik! yang! khas! membuatnya Transkripsi! lagu! “Tikus -Tikus
sangat! digemari! banyak orang.! Ia! sangat Kantor”! berikut! ini! adalah! untuk
jenius!dalam!menyusun!kata!dan!dikenal memudahkan!penulis!dalam!memberikan
“degil” bahkan!kadang!vulgar.!Pada!lagu interpretasi.!Lagu!ini!terdiri!dari!26!larik,
“Guru! Muda! Kelasku”! misalnya,! Iwan berikut! adalah! analisis! dari! setiap
gamblang! saja! menggambarkan lariknya.
bagaimana! kecantikan! gurunya.! Simak
saja!bagian!lirik!berikut!ini. “Tikus-Tikus Kantor”
Kisah usang tikus-tikus kantor
Dia cantiknya guru muda kelasku Yang suka berenang di sungai yang
Zirah namamu asli cangk okan kotor
Jawa Kisah usang tikus-tikus berdasi
Busana biasa saja Yang suka ingkar janji lalu sembunyi
ramping kau punya pinggang
Tahi lalatmu genit nangkring di Di balik meja teman sekerja
jidat Di dalam lemari dari baja
Goda batinku geli kitik imanku
Pantatmu aduhai bagai salak Kucing datang cepat ganti muka
raksasa, dst…. Segera menjelma bagai tak tercela
Masa bodoh hilang harga diri

65

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


Asal tak terbukti, ah… tentu sikat Larik! ke-2! berbunyi! “yang! suka
lagi berenang! di! sungai! yang! k otor”. Yang
suka berenang menggambarkan! bahwa
Tikus-tikus tak kenal kenyang perilaku! itu! (korupsi)! memang! sudah
Rakus-rakus bukan kepalang sangat! biasa! dilakukan.! Bahkan,! hal! ini
Otak tikus memang bukan otak sudah! membudaya! dan! sangat! disenangi
udang oleh pelakunya.! Kemudian! kata sungai
Kucing datang tikus menghilang dalam! larik! tersebut tentu! bukan! berarti
makna! sebenarnya.! “Sungai! yang! k otor”
Kucing-kucing yang kerjanya molor dimaksudkan! dalam! larik! ini! adalah
Tak ingat tikus kantor datang sebuah! negeri! yang! sesak! dihuni oleh
menteror para koruptor yang! terus! menggerogoti
Cerdik licik tikus bertingkah tengik uang!negara.
Mungkin karena sang kucing pura - Larik! ke-3! adalah! “kisah! usang
pura mendelik tikus-tikus! berdasi”.! Kembali! pada! larik
ini!penyanyi!menyebutkan!“kisah!usang”
Tikus tahu sang kucing lapar yang!bermakna!sama!dengan!sebelumnya
Kasih roti jalanpun lancar bahwa! ini! adalah! kebiasaan! lama.
Memang siasat tikus teramat pintar “Tikus-tikus! berdasi”! menggambarkan
Atau mungkin si kucing yang kurang lebih! rinci! bahwa! yang! melakukan
ditatar korupsi itu!adalah orang-orang “berdasi”
Tikus-tikus tak kenal kenyang di! tempat! kerjanya,! bisa! saja! di! gedung
Rakus-rakus bukan kepalang DPR,! instansi! pemerintah,! BUMN,! dan
otak tikus memang bukan otak udang lain! sebagainya.! Artinya,! para koruptor
Kucing datang tikus menghilang yang!dimaksudkan!dalam!lagu!ini!adalah
semua! pejabat! dan! tidak! hanya! yang
Pada!larik!ke-1!terdapat!kalimat memakai!dasi,!karena!dasi!tidak!diartikan
“kisah! usang! tikus-tikus! kantor” yang dengan! sesungguhnya,! tetapi! dasi
merupakan! kalimat! pembuka! dari! lagu menggambarkan!jabatan!se seorang.
ini.! Pencipta! lagu! ingin! menyampaikan Pada! larik! ke-4! terdapat! “yang
kepada! penikmat! lagunya! (pendengar) suka! ingkar! janji! lalu! sembunyi” . “Yang
tentang!tema!dari!lagu!ini.!“Kisah!usang” suka! ingkar! janji”! dimaknai! dengan
yang! dimaksud! dalam! larik! ini! adalah orang yang!suka!berbohong,!baik!kepada
bahwa! persoalan korupsi merupakan dirinya! maupun! kepada orang lain.
cerita!lama!yang!sebenarnya!telah!terjadi Dalam! pemilihan! langsung,! khususnya
dari! dulu.! Jadi! perihal! yang! akan kepala! pemerintahan! seperti
disampaikan! dalam! lagu! ini! tela h! terjadi bupati/walikota,! gubernur! dan! presiden
bahkan! sebelum! lagu! ini! diciptakan! atau serta! calon! legislatif! yang! ingin! menjadi
mungkin! sebelum! negara! ini! terbentuk. anggota DPR/DPRD,! selalu
“Tikus-tikus! kantor”! yang! juga menyampaikan! janji-janji! kepada! rakyat
merupakan! judul! lagu! ini ketika! mereka! berkampanye.! Mereka
menggambarkan! bahwa! pelaku -pelaku (orang yang! berkampanye)! akan
korupsi yang! selalu! terjadi! di! sebuah berusaha! meraup! suara! sebanyaknya -
lembaga,! baik! pemerintah! maupun banyaknya! melalui! ja nji-janji! yang
swasta.! Tikus-tikus! merupakan! tanda mereka! sampaikan.! Janji! itu! sering
yang! berperan! menandai orang yang berupa! penyejahteraan! rakyat,
sangat! suka! melakukan! penilapan! atau pengaspalan! jalan! dimana! dia
korupsi,! dan! kantor! berarti! tempat berkampanye,! perhatian! kepada! rakyat
praktek korupsi itu!berlangsung. kecil,! perjanjian! tidak! akan korupsi dan
banyak!lagi!yang!bisa!kita!dengar!ketika

66

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


ada! pemilihan.! “Lalu! sembuny i”, proses perubahan!karakter!sang koruptor.
dimaknai!bahwa!ketika!para!pejabat!yang Begitu!mudah!dan!naifnya!tanpa!berd osa
mengumbar! janji! itu! berhasil sang koruptor berlagak! seolah-olah
memenangkan! pemilihan! (kepala! daerah sebagai! pejabat! yang! bersih! dari! tindak
dan! legislatif),! biasanya! mereka! tidak korupsi.
akan! pernah! peduli! lagi! akan! janji! yang Larik! ke-9! berbunyi! “masa
mereka! ucapkan.! Bahkan,! ketika bodoh! hilang! harga! diri”.! Larik! ini! bisa
kampanye! mereka! sangat! akrab,! ramah, dimaknai! bahwa! para! pejabat! yang
dan!terkesan!santun,!setelah!menang!dan koruptor tidak!peduli!akan!harga!dirinya.
menjabat,! mereka! hilang! tenggelam Para koruptor membiarkan! apa! saja
dalam!persembunyiannya. penilaian orang lain! terhadapnya.! Hal
Larik!ke-5!adalah!“di!balik!meja yang! paling! penting! bagi! dirinya! adalah
teman! sekerja”,! dapat! kita! maknai bisa! mendapatkan! uang! sebanyak -
sebagai! tempat! persembunyian! para banyaknya!untuk!kepentingan!sendiri.
koruptor dan! pengumbar! janji! itu. Perilaku! sang koruptor akan
Mereka! bisa! saja! bahkan! sudah! biasa terus! berlanjut! selama! aksinya! tidak
berlindung! di! balik! kekuatan! teman dapat! atau! mungkin! tidak! ingin
lainnya! yang! tentu! memiliki! kekuasaan dibuktikan! penegak! hukum.! Sang
untuk! melindungi! setelah! melakukan koruptor akan! melakukan! tindak korupsi
praktek-praktek korupsi.!Hal!ini!bisa!juga lagi! selama! menurutnya! ada! dan! bisa
dimaknai!bahwa!hukum!di!negeri!ini!bisa yang! akan! dikorupsi.! Hal! ini! tergambar
dibeli,! yang! dibeli! dengan! uang korupsi jelas! pada! larik! ke-10! yang! berbunyi
melalui! kongkalikong! antara koruptor “asal!tak terbukti,!ah…!tentu!sikat!lagi”.
dan! praktisi! hukum! (jaksa! dan! atau Selanjutnya! larik! ke-11! dan! ke-
kepolisian). 12! mengiaskan! bahwa! kerakusan! sang
Larik! ke-6! merupakan koruptor yang! secara! terus! menerus
penegasan! dari! larik! sebelumnya! yaitu dilambangkan! dengan! tikus.! Larik! ke -11
“di! dalam! lemari! dari! baja”.! Larik! ini berbunyi!“tikus-tikus!tak!kenal!kenyang”.
menegaskan! bahwa! betapa! k okohnya “Tak! kenal! kenyang”! dalam! larik! ini
tempat! persembunyian koruptor yang menggambarkan! bahwa! sang koruptor
seolah-olah terbuat!dari!baja.!Kalimat!ini tidak!akan!pernah!berhenti!mengger ogoti
pun! bisa! dimaknai! bahwa! mereka! tidak uang! rakyat.! Larik! ke -12! berbunyi
akan! tersentuh oleh hukum! yang! ada. “rakus-rakus! bukan! kepalang”.! Sekali
Perbuatan! mereka! selalu! tertutup! rapi lagi,! bagi! mereka! jika! ada! kesempatan
karena! mereka! telah! menyuap orang- harus! dimanfaatkan! untuk korupsi.
orang tempat!mereka!berlindung. “Bukan! kepalang”! dapat! dimaknai
Larik! ke-7! menghadirkan dengan! sesuatu! yang! telah! berlebihan.
metafor! baru! yaitu! kucing,! larik! ini Jadi! dalam! hal! ini! penyanyi
berbunyi! “kucing! datang! cepat! ganti menyampaikan! bahwa! perilaku koruptor
muka”.!“Kucing”!pada!lagu!ini!dimaknai di! negeri! ini! tidak! tanggung -tanggung
sebagai!aparat!penegak!hukum!(jaksa!dan lagi.
atau! kepolisian).! “Ganti! muka”! dalam Pada! larik! ke-13! yang
larik!ini!diartikan!perubahan!tingkah!laku mengatakan, “Otak!tikus!memang!bukan
sang koruptor.! Ketika! aksinya! ketahuan, otak! udang”! mengiaskan! bahwa! betapa
sang koruptor cepat-cepat! untuk pintarnya seorang koruptor baik! dalam
mengubah! karakter! dari! penjahat mencari! celah! untuk! dikorupsi maupun
berlagak!menjadi!pejabat!yang!baik. menginap! dalam! persembunyiannya.
Larik! ke-8! adalah! “segera Udang! biasanya! diumpamakan! dengan
menjelma! bagai! tak! tercela”.! Larik! ini binatang! yang! bodoh! dan! tidak! pandai
berupa!penegasan!dari!larik!ke -7!tentang bersiasat,! sementara! tikus! adalah

67

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


binatang! yang! pintar,! baik! bersiasat kita! maknai! sebagai! kecurangan -
maupun!bersembunyi. oleh sebab itu otak kecurangan! dengan! cara! tipu! muslihat.
(trik) koruptor sangat! pintar! dalam! hal “Bertingkah! tengik”! bisa! kita! maknai
menggelapkan!uang!negara!atau!lembaga dengan! prilaku! yang! busuk! atau! buruk.
tempat koruptor itu!bekerja. Artinya! bahwa! perilaku! pejabat! yang
Larik! ke-14! sama! dengan! larik biasa! melakukan koruptor ini! dikenal
ke-4,! ke-7,! dan! ke-8! yang! mengiaskan sangat! lihai! untuk! menilap! uang! negara
kepintaran! sang koruptor dalam atau! instansinya.! Perilaku! tersebut
menyembunyikan! aksinya.! ! Larik! ini cenderung! hanya! menguntungkan! diri
berbunyi! “kucing! datang! tikus sendiri!tanpa!mempedulikan orang lain.
menghilang”.! Larik! ini! bisa! juga Larik! ke-18! adalah! “mungkin
dimaknai! bahwa! ketika! ada! pemeriksaan karena!sang!kucing!pura-pura!mendelik”.
dari!penegak!hukum,!para koruptor selalu Larik! ini! mengiaskan! bahwa! aparat
berlagak! tidak! tahu! dengan! apa! yang penegak! hukum! seolah-olah hanya! tutup
telah! dilakukannya! selama! ini.! Para mata! terhadap! masalah korupsi yang
koruptor akan! selalu! bersembunyi! dalam biasa! dilakukan oleh para! pejabat! korup
lemari! bajanya! ketika! ada! pemeriksaan itu.! Mereka! (penegak! hukum)! terkesan
dari! yang! berwenang, koruptor akan mengamini! apa! yang! dilakukan oleh
keluar! lagi! ketika! sudah! merasa! aman koruptor.! Mereka! juga! tidak! pernah
untuk!melanjutkan!aksinya. peduli! terhadap! akibat! perilaku koruptor
Larik! ke-15! adalah! “kucing- terhadap!stabilitas!negerinya.
kucing! yang! kerjanya! m olor”, Larik! ke-19! mengiaskan! bahwa
mengiaskan! bahwa! aparat! penegak aparat! hukum! memang! betul -betul! di
hukum! dalam! hal! ini! kembali bawah! kendali! para koruptor.! Para
digambarkan! dengan! kucing,! dinilai koruptor tahu! aparat! penegak! hukum
memiliki! kinerja! yang! buruk.! Terkesan pun! ingin! melakukan! hal! yang! sama
seolah-olah aparat! penegak! hukum (korupsi)!dengan!mereka.!Dalam!hal!ini,
melakukan! pembiaran! terhadap! praktek - mungkin! aparat! penegak! hukum! tidak
praktek korupsi yang! dilakukan! tikus. melakukan! langsung korupsi itu,! tetapi
Praktek-praktek! tersebut! pun! pada mereka! berharap! mendapatkan! bagian
prinsipnya!disadari oleh penegak!hukum. dari!hasil korupsi tersebut.
Artinya,! molor yang! dimaksudkan! itu Larik! ke-20! adalah! “kasih! roti
bisa!jadi!suatu!hal!yang!disengaja. jalan! pun! lancar”.! Larik! ini! mengiaskan
Pada! larik! ke-16! terdapat! “tak bahwa! para koruptor beranggapan
ingat! tikus! kantor! datang! meneror”,! hal mereka! sangat! mudah! menyuap! aparat
ini! juga! mengiaskan! bahwa! kelengahan penegak! hukum! untuk! melancarkan
dari! penegak! hukum! terhadap! aksi -aksi aksinya.!“Roti”!bisa!kita!maknai!sebagai
yang! dilancarkan oleh koruptor.! Ibarat sesuatu! (uang,! mobil,! dan! barang
dalam pertandingan! sepakbola,! tim berharga! lainnya)! yang! diberikan oleh
kucing! tidak! memiliki! pertahanan! yang koruptor untuk!memuluskan!jalannya.
kuat,!sehingga!gawangnya!sangat!mudah Larik! ke-21! yang! berbunyi
dijebol oleh tim! tikus.! Bahkan,! pemain “memang! siasat! tikus! teramat! pintar”
bertahan!tim!kucing!sengaja!membiarkan mengiaskan! kepada! kita! bahwa! adanya
gawangnya!dijebol oleh tim!tikus!karena pengakuan! terhadap! para koruptor yang
mereka!memang!main!sabun. sangat! cerdik! mencari! celah! untuk
Larik! ke-17! kembali! lagu! ini menilap!uang!negara.!“Siasat” pada!larik
mengiaskan! tentang! kepintaran! para tersebut! bisa! dimaknai! dengan! trik! atau
koruptor.!Larik!ini!berbunyi!“cerdik!licik cara! untuk! melakukan korupsi tetapi
tikus! bertingkah! tengik”.! Selain! pintar, aksinya! tidak! diketahui oleh orang lain
aksi!para koruptor dikenal!licik!yang!bisa dan!penegak!hukum.

68

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


Larik! ke-22! adalah! “atau yang! juga! menuai! keuntungan! dari! yang
mungkin! sang! kucing! yang! kurang dilakukan oleh para koruptor itu.!Mereka
ditatar”.! Larik! ini! mengiaskan bahwa (aparat!penegak!hukum)!juga!tidak!peduli
adanya! keraguan! apakah! memang! tikus dengan koruptor itu,! malah! tersirat
(kruptor)! yang! pintar! atau! jangan -jangan bahwa! seolah-olah aparat! penegak
malah! kucing! (aparat! penegak! hukum) hukum! melakukan! pembiaran! terhadap
yang! bodoh.! Namun,! seperti! pada! larik - praktek!yang!telah!menjadi!akut!di!negeri
larik! sebelumnya! aparat! penegak! hukum ini.
tidak! bodoh! atau! kurang! ditatar,! tetapi Bila!kita!kaitkan!dengan!k ondisi
aparat! penegak! hukum tidak! mau! peduli saat!ini,!bisa!kita!saksikan!bahwa korupsi
terhadap! aksi! para koruptor itu.! Bahkan, di! negeri! ini! sudah! sampai! kepada
aparat!penegak!hukum!seperti!pada!larik puncak! nadir! yang! amat! tinggi. Korupsi
sebelumnya! malah! ikut -ikutan itu! dilakukan oleh para! pejabat,! baik! itu
mengharap!jatah!dari!para koruptor.!Para pemerintah! pusat! maupun! pemerintah
koruptor dengan! mudah! menyuap! aparat daerah.! Di! tingkat! pusat,! ada! kasus
penegak! hukum! dengan! memberikan wisma! atlet! yang! menjerat! Muhammad
sepotong!roti!untuk mereka. Nazaruddin! dan! kawan-kawannya! di
Larik! ke-23,! 24,! 25! dan! 26 Partai!Demokrat,!serta!!ada!kasus century
merupakan!pengulangan!dari!larik!ke -11, yang! tak! tahu! ujungnya! di! mana.! Di
ke-12,! ke-13,! dan! ke-14! yang Provinsi Riau,! bisa! kita! saksikan
menyatakan!bahwa koruptor tidak!pernah beberapa! mantan! pejabat! yang! baru
puas! dengan! apa! yang! telah keluar! dari! penjara,! atau! yang! masih! di
dikorupsinya.! Selagi! ada! kesempatan, penjara,!serta!mungkin!yang!akan!masuk
pasti!mereka!akan korupsi lagi. penjara oleh kasus korupsi yang
Secara keseluruhan! lagu! yang dilakukannya!pada!saat!menjabat.!Aparat
berjudul! ”Tikus-Tikus! Kantor”! ini penegak! hukum! ! pun! tidak! bisa
mengiaskan! bahwa! praktek -praktek diharapkan! untuk! mencegah! dan
korupsi memang! sudah! terjadi! dari! dulu memberantas korupsi ini,! karena! mereka
di! negeri! ini.! Tindak korupsi ini! telah yang! diharapkan! rupanya! juga! banyak
biasa! dilakukan oleh pejabat-pejabat yang!terlibat.
berdasi! yang! dimetaforkan oleh pencipta
lagu! sebagai! tikus.! Setelah! mereka 3. Penutup
melakukan korupsi,! mereka! akan Berdasarkan! uraian! pada
berlindung! di! balik! kekuasaan! kuat! yang pembahasan! karya! tulis!ilmia h! ini,! maka
bisa! melindungi! mereka,! yaitu! aparat penulis!dapat!menyimpulkan!bahwa!lagu
penegak! hukum! yang! semestinya yang! berjudul! “Tikus-Tikus! Kantor”
memroses! dan! menjadi! pengontrol! bagi merupakan! kritik sosial yang! ditujukan
mereka. kepada!para koruptor yang!menggerogoti
Lagu! ini! juga! mengiaskan uang! rakyat! dan! aparat! penegak! hukum
tentang! kecerdikan! para koruptor yang!kongkalikong!dengan!para koruptor
mengibuli!aparat!penegak!hukum,!hal!ini tersebut.! Pencipta! lagu! megumpamakan
terdapat! pada! larik! ke -7! yang koruptor dengan! tikus! dan! aparat
mengatakan! “kucing! datang! cepat! ganti penegak! hukum! dengan! kucing.
muka”.! Mereka! juga! akan korupsi lagi Sebagaimana! diketahui! bahwa! hingga
jika!ada!kesempatan!karena!para koruptor saat! ini! pun orang masih! memetaforkan
memang! tak! mengenal! puas! dan! tidak koruptor dengan! tikus! dan! aparat
peduli!terhadap!akibat!dari!perbuatannya. penegak!hukum!dengan!kucing.
Aparat! penegak! hukum,
dikiaskan! dalam! lagu! ini! adalah! aparat
yang! bisa! disuap.! Parahnya! lagi,! pejabat

69

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


Daftar Pustaka
Alwi, Hasan,! dkk.! 2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia.! Edisi! III.
Jakarta:! Balai! Pustaka,
Departemen! Pendidikan
Nasional

Syams, Ruhullah.! 2007.! “Seni


Memahami! Teks ”.
http://telagahikmah.Org/.
diunduh! tanggal! 22! Februari
2012

Luxemburg! (dalam! Besse! Darmawati).


2009. Interpretasi Makna dalam
Lagu Welcome to Wherever You
Are oleh Bon Jovi.
Sawerigading.! Jurnal! Bahasa
dan!Sastra.

Pradopo,! Rachmat! Djoko.! 2007.


Beberapa Teori Sastra, Metode
Kritik, dan Penerapannya .
Yogyakarta: Pustaka!Pelajar.

Ukonpurkonuddin.! 2011.! “Teori


Hermeneutik! dalam! Karya
Sastra”. www.kompasiana.com.
diunduh! tanggal! 22! Februa ri
2012

70

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012

Anda mungkin juga menyukai