Anda di halaman 1dari 11

MENELUSURI MAKNA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK

KARYA AHMAD TOHARI


(TRILOGI PERTAMA: CATATAN BUAT EMAK)
Chrisna Putri Kurniati
Balai!Bahasa Provinsi Riau
Jalan!Binawidya, Komplek Universitas!Riau,!Panam,!Pekanbaru!28293
Pos-el: chrisnaputrikurniati@yahoo.co.id

Abstract
The main object of this research is Ahmad Tohari’s Ronggeng Dukuh Paruk. The purpose
of this research is to expose the interpretation of the implicit message and add a depth
appreciation of reading to literature in form of novel. This research aplies the theory of
hermeneutic by using hermeneutic method. The result of this research shows that the
novel reveals the tradition of ronggeng as a form of women exploitation. Besides, the
tradition still glorifies animism and dynamism.
Keywords: interpretation, hermeneutic, exploitation, animism, dynamism.

Abstrak
Objek! penelitian! ini! adalah novel Ronggeng Dukuh! Paruk! karya! Ahmad Tohari.! Tujuan
penelitian!ini!adalah!untuk!mengungkapkan!makna!dalam novel dan!menambah!apresiasi
pembacaan! yang! mendalam! terhadap! karya! sastra! yang! berbentuk novel.! ! Penelitian! ini
mengaplikasikan teori hermeneutik! dengan! menggunakan metode hermeneutik.! Hasil
penelitian!ini!menunjukkan!bahwa!penafsiran!dan!pemahaman!terhadap novel Ronggeng
Dukuh! Paruk! mengungkapkan! tradisi ronggeng sebagai! bentuk eksploitasi perempuan.
Selain! itu! tradisi ronggeng merupakan! tradisi! yang! masih! mengagungkan! kepercayaan
animisme!dan!dinamisme.
Kata kunci :!interpretasi, hermeneutik, eksploitasi,!animisme,!dinamisme.

naskah masuk : 6 Februari 2012 ekonomi,! budaya,! agama,! cinta,! dan! lain
naskah diterima: 12 Maret 2012 sebagainya.
Salah!satu!bentuk!karya!sastra!yaitu
1. Pendahuluan novel Ronggeng Dukuh Paruk mengung-
Beberapa! peranan! karya! sastra kapkan! realitas sosial masyarakat! yang
sebagai simbol verbal! di antaranya masih! kuat! memegang! adat! dan! tradisi
sebagai! cara! pemahaman,! cara yang! diturunkan oleh para! leluhur
perhubungan,!dan!cara!penciptaan.!Karya mereka.! Pada! masa! pemerintahan orde
sastra!yang!menggunakan!realitas!seharí - baru novel tersebut! dianggap! akan
hari! sebagai! sumber! penciptaannya menimbulkan! kegelisahan! dalam
dikemas oleh sastrawannya! dengan masyarakat,! sehingga! harus! melalui
memasukkan! unsur-unsur! imajinasi! ke badan! sensor! terlebih! dahulu! jika
dalamnya! dengan! maksud! untuk diterbitkan.
memahami! peristiwa-peristiwa! dalam Ahmad Tohari merupakan seorang
realitasnya.! Dengan! demikian,! karya sastrawan! yang! sangat! piawai! men -
sastra! menjadi! sarana! bagi! pengarang dongeng! sehingga! latar,! peristiwa! dan
untuk! menyampaikan! gagasan,! pikiran, tokoh-tokoh yang! terdiri! atas orang-
perasaan! dan tanggapan! mengenai! statu orang desa! yang! sederhana! digambar -
peristiwa! sehingga dalam karya! sastra kannya!sangat!menarik.
dibicarakan! berbagai! hal! seperti politik, Berdasarkan! uraian! yang! terdapat
dalam!latar!belakang!masalah!maka!dapat
9

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


dirumuskan! permasalahan! sebagai suatu!karya!menjadi!karya!singular. Gaya
berikut. adalah! cara! tertentu! menggunakan kom-
1. Bagaimanakah! makna! tekstual novel posisi untuk! memberikan! pesan! tertentu
Ronggeng Dukuh Paruk yang dari!pembicaraan!atau!pengarang!te rtentu
meliputi komposisi,! genre! dan! gaya (Ricouer,1996:89).
yang! membentuk! kesatuan! sintetik Tentang!referensial Ricouer menga-
teks! yang! menentukan! lingkaran takan! bahwa! referensial! atau! makna
hermeneutik? kontekstual! adalah! makna! yang! dipr o-
2. Bagaimana! referensial! atau! makna duksi!antara!hubungan!teks!dengan!dunia
kontekstual! dalam novel Ronggeng luar!teks.!Referensial!sebuah!karya!dapat
Dukuh Paruk? bersifat! deskriptif! kalau! menyangkut
Tujuan! penelitian! ini! untuk sesuatu! yang! empiris! dan! dapat! bersifat
mengungkapkan! makna! yang! terdapat puitis! kalau! menyangkut! dunia! n on-
dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk. empiris,!tetapi!dunia!yang!p otensial!yang
Selain! itu! juga! menambah! apresiasi mungkin! dibangun! dan! masih! ha rus
pembacaan! mendalam! terhadap! karya dibangun (Ricouer,1996:89). Penelitian
sastra!yang!berbentuk novel. ini! bersifat! kepustakaan! karena! bahan
Hermeneutik! Paul Ricouer adalah yang! digunakan! sebagai objek! penelitian
sebuah teori tentang! pemahaman! dalam adalah novel Ronggeng Dukuh Paruk
hubungannya! dengan! teks.! Selanjutnya karya! Ahmad Tohari setebal! 107
Ricouer mengemukakan! bahwa! teks halaman! yang! diterbitkan! pada! tahun
adalah any discourse fixed by writing 2004 oleh PT.!Gramedia!Pustaka!Utama,
artinya! karya! sastra! sebagai! waca na Jakarta.! Adapun! cara! kerja! yang! ditem -
tertulis.!(Ricouer,1996:26) puh! adalah! dengan! menguraikan! unsu r-
Komposisi wacana! lengkap! apabila unsur! pembangun! suatu! karya! yang
pada! bagian! akhir! merupakan meliputi komposisi,! genre,! dan! gaya.
konsekuensi logis dari! alur.! Selain! itu Dilanjutkan! mencari! makna! referensial -
pada!bagian!akhir!merupakan!pemecahan nya.! Sedangkan metode yang! digunakan
permasalahan! dalam! karya! tersebut. adalah metode teori hermeneutik
Dalam! suatu! karya! sastra! seringkali Ricouer,! yaitu teori operasi! pemahaman
kesimpulan dinyatakan! secara! eksplisit dalam! hubungannya! dengan! teks.
maupun!implisit (Ricouer,1996:86). Langkah-langkah! dalam! penelitiannya,
Tentang!genre Ricouer mengatakan yaitu! pertama! menetapkan objek
bahwa! genre! adalah! sarana! generatif penelitian,! yaitu novel Ronggeng Dukuh
untuk! menghasilkan! wacana! menjadi Paruk karya! Ahmad Tohari,! kedua,
karya.!Genre!adalah!sarana!generatif!bagi mengumpulkan! data-data yang! mendu-
pengarang!dan!pembaca.!Bagi!pengarang kung objek!penelitian,!ketiga,!melakukan
genre! adalah! alat! Bantu! dalam proses analisis! dengan! menggunakan metode
kreatif! yang! dapat! dipahami! melalui! dua hermeneutik,! keempat! menyimpulkan
cara! kreativitas! yang! mangatur! kaidah dan!melaporkan!hasil!penelitian.
dan! mengubah! kaidah.! Lebih! Lanjut
Ricouer berpendapat!bahwa!karya!tunduk 2. Analisis
pada! bentuk! kodifikasi! yang! diterapkan 2.1 Komposisi
pada! bentuk komposisi dan! yang Cerita! diawali! dengan! kisah
mengubah wacana! menjadi! cerita,! puisi, datangnya! musim! kemarau! ! panjang
esai!dan!sebagainya (Ricouer,1996:88). selama! tujuh bulan! yang! melanda! desa
Tentang!gaya, Ricouer berpendapat Dukuh! Paruk.! Ribuan! hektar! sawah! di
bahwa!gaya!tidak!lain!adalah!k onfigurasi Dukuh! tersebut! kering! ker ontang
individual! karya! singular.! Gaya! adalah akibatnya! penduduk! tersebut! tidak! dapat
prinsip! individuasi! yang! menyebabkan menanam! padi,! binatang! yang! biasa

10

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


terdapat! di! Dukuh! tersebut! banyak! yang itu! juga! ketiga! anak! laki-laki! itu! melihat
mati! akibat! kekurangan! air.! Tanaman Srintil! yang! sedang! membuat! sebuah
telah! menguning daunnya! dan! rontok mahkota! dari! daun! nangka.! Kemudian
karena!tanaman!itu!tidak!dapat!mensuplai Rasus! menawarkan! diri! untuk! mem -
air! untuk! tetap! menjaga! kesegaran bantunya,! namun! Srintil menolaknya.
daunnya! agar! tetap! hijau.! Dahan! dan Dalam! waktu! yang! tidak! begitu! lama
ranting! banyak! yang! patah! dan! jatuh! ke maka! terjadilah! keakraban! diantara
tanah! semua! karena! kekurangan! air. mereka.! Kemudian! Srintil! mengajak
Hanya! rumput! liar! sejenis! kaktus! yang mereka! untuk! bermain.! Srintil! menari
bernama! ! kerokot! saja! yang! masih! bisa sambil! berdendang! lagu-lagu! yang! biasa
bertahan!di!tengah!musim!kemarau!yang dinyanyikan oleh ronggeng dukuh! Paruk
sangat! panjang! itu.! Rumput! yang sedangkan! Rasus,! Warta! dan! Darsun
bernama! kerokot! itu! mampu! bertahan mengiringi! Srintil! yang! sedang! menari
karena! di! batangnya! mengandung! air, seperti! layaknya seorang ronggeng.
sehingga! ia! bisa! tetap! bertahan! daripada Seperti!dalam!kutipan!di!bawah!ini.
tanaman! lainnya! yang! sudah! banyak
mengering! dan mati.! Selanjutnya! juga Duduk bersimpuh di tanah
diceritakan! keberadaan! Dukuh! Paruk sambil meneruskan pekerjaannya,
sebagai!sebuah!Pedukuhan!yang!terpencil Srintil berdendang. Siapapun di
dari! Pedukuhan! lainnya.! Di! Dukuh Dukuh Paruk, hanya mengenal dua
terdapat! dua! puluh! tiga! rumah! yang irama. orang-orang tua bertembang
kidung, dan anak-anak menyanyikan
penghuninya!berasal!dari!keturunan!yang
lagu-lagu ronggeng. Dengan suara
sama! yaitu! Ki! Secamenggala.! Ki kekanak-kanakannya, Srintil
Secamenggala! yang! d ianggap! nenek mendendangkan lagu kebanggaan
moyang orang di! Dukuh! Paruk! adalah para ronggeng (Tohari,!2004:11).
seorang bromocorah yang!menghabiskan
sisa! hidup! dan! keberandalannya! di Keakraban! antara! tiga orang anak
Dukuh! itu! .! Sedangkan! makam! Ki laki-laki!dan!Srintil pun!semakin!terlihat
Secamenggala! yang! menjadi! kiblat karena! setiap! hari! mereka! sering! main
kehidupan! kebatinan! para! penduduk bersama! dan! Srintil! juga! sering! berden -
Dukuh! tersebut! terletak! di! punggung dang!sambil!menari!tarian ronggeng yang
bukit!kecil!di!tengah!!Dukuh!itu.!Seperti diiringi oleh ketiga! anak! laki-laki! itu.
dalam!kutipan!di!bawah!ini. Ternyata! tingkah! laku! Srintil! yang
sedang!menari dibawah pohon nangka!itu
Dua puluh tiga rumah berada di diintip oleh kakek! Srintil! yang! bernama
pedukuhan itu, dihuni oleh orang- Sakarya.! Sakarya pun! pergi! ke! dukun
orang seketurunan. Konon, moyang ronggeng yang! bernama! Kartareja! dan
semua orang Dukuh Paruk adalah
memberitahukan! perihal! Srintil! yang
Secamenggala, seorang bromocorah
yang sengaja mencari daera h paling kemasukan roh indang.! Indang! adalah
sunyi sebagai tempat menghabiskan semacam! wangsit! yang! dimuliakan
riwayat keberandalannya. Di Dukuh dalam! dunia ronggeng.! Maka! kedua
Paruk inilah akhirnya Ki orang itupun! mengintip! Srintil! yang
Secamanggala menitipkan darah sedang! menari! di! bawah pohon nangka
dagingnya (Tohari,!2004:10). tersebut.! Sakarya! mempunyai! keyakinan
Srintil! akan! menjadi ronggeng dengan
Kemudian! dilanjutkan! kisah! tiga demikian! tradisi ronggeng di! dukuh
orang anak! laki-laki! yang! bernama Paruk! itu! akan! hidup! kembali! yang
Rasus,!Warta!dan!Darsun!sedang!mencari selama! ini! tradisi! itu telah! mati! bersama
ubi! kayu! atau! singkong! sambil! mereka meninggalnya seorang ronggeng terakhir
menggembalakan! kambing.! Dan! ketika sebelas! tahun! yang! lalu.! Srintil! yang

11

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


diyakini! memiliki! bakat! menjadi Orang-orang yang sudah berkumpul
ronggeng sejak! lahir! akan! membuat hendak melihat Srintil menari mulai
arwah! leluhur! dukuh! Paruk! yang gelisah. Mereka sudah begitu rindu
bernama! Ki! Secamenggala! senang akan suara calung. Belasan tahun
hatinya.! Seperti! terdapat! dalam kutipan lamanya mereka tidak melihat
pagelaran ronggeng. Maka buka
di!bawah!ini.
main senang hati mereka mendengar
Sakarya, kamitua di pedukuhan Kartareja bersuara; pertunjukan
terpencil itu, masih merenungi ulah akan dimulai (Tohari,!2004:19).
cucunya sore tadi. Dengan diam-
diam Sakarya mengikuti gerak -grik Selanjutnya! cerita! beralih! ke! masa
Srintil ketika cucunya itu menari di lampau.! Pada! waktu! itu! di! dukuh! Paruk
bawah pohon nangka. Sedikitpun terjadi! petaka! yaitu! banyak! penduduk
Sakarya tidak ragu, Srintil telah dukuh! itu! meninggal! akibat! memakan
kerasukan indang ronggeng (Tohari, tempe bongkrek buatan! ayahnya! Srintil
2004:15). yang! bernama! Santayib.! Bahkan! petaka
itu! menyebabkan! ayah! dan! ibu! Srintil
Sakarya! kemudian! menyerahkan juga! meninggal! dunia,! demikian! juga
Srintil! kepada! Kartareja! sebagai! dukun dengan! ibu! Rasus! yang! pada! waktu! itu
ronggeng untuk! diasuh.! Karena! dalam sedang! sekarat! akibat! racun! tempe
tradisi! dukuh! Paruk seorang ronggeng bongkrek tetapi! dia! bersama! tiga orang
harus! diasuh oleh dukun ronggeng. korban! dibawa oleh mantri! kesehatan.
Kemudian ronggeng itu! akan! dibekali Namun! satu orang yang! dibawa! mantra
oleh sang! dukun! dengan! guna -guna, itu! pulang! ke! dukuh! Paruk! dengan
pekasih,! susuk! dan! lain! sebagainya membawa! dua orang yang! sudah
sehingga ronggeng itu! akan! laris. meninggal! dunia,! sedangkan! ibu! Rasus
Kemudian! Kartareja! mencari orang- tidak! diketahui! nasibnya,! apakah! ia
orang sebagai! penabuh! gamelan. dibawa oleh mantra! itu! untuk! dijadikan
Sedangkan! Nyi! Kartareja! merias! Sri ntil simpanannya,! atau! apakah! ia! yang! telah
seperti! layaknya seorang ronggeng menjadi! mayat! itu! jasatnya! dijadikan
dewasa,! padahal! Srintil! baru! berusia praktek! para! dokter! untuk! mengetahui
sebelas! tahun.! Kemudian! Nyi! Kartareja penyebaran! racun! dalam! tubuh.! Sedang -
meniupkan! mantra-mantra! ke ubun-ubun kan! Rasus! yang! pada! waktu! itu! berusia
Srintil! supaya! Srintil! kelihatan! cantik. tiga! tahun! diselamatkan oleh neneknya
Kemudian! tubuh! Srintil! dipasang dengan!cara!ditanam dalam tanah!dengan
beberapa! susuk! emas.! Setelah! itu Srintil posisi berdiri,! hanya! kepala! berada! di
disuruh! menari! tarian ronggeng dalam permukaan!tanah.!Adapun!Srintil!terlepas
pagelaran ronggeng yang! diadakan! di dari! bencana! itu! karena! pada! waktu! itu
dukuh! Paruk! untuk! pertama! kalinya Srintil!masih!bayi.!Seperti!dalam!kutipan
setelah! sebelas! tahun! lamanya! tradisi di!bawah!ini.
ronggeng itu! tidak! muncul! di! dukuh
Paruk.! Dan! penduduk! dukuh! Paruk Nenek menggali tanah berpasir
sangat! gembira! dengan! hadirnya disamping rumah. Aku ditanamnya
ronggeng di! tengah-tengah! mereka dalam posisi berdiri, hanya dengan
kembali.! Tarian! Srintil pun! mengundang kepala berada di atas permukaan
banyak orang berdecak! kagum! apalagi tanah. Sebenarnya inilah cara orang
kecantikan! Srintil pun! menjadi! bahan dukuh Paruk mengobati orang
yang! diperbincangkan! di antara! para keracunan jengkol. Aneh, dengan
penonton! itu. Seperti! dalam! kutipan cara ini pula aku selamat dari racun
dibawah!ini. tempe bongkrek (Tohari,!2004:33).

12

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


Selanjutnya!cerita!kembali!ke!masa Pada! malam! bukak! kelambu! itu
sekarang, masa! Srintil! telah! menjadi keperawanan! Srintil! dihargai! dengan
ronggeng dalam! usia! sebelas! tahun, sekeping!uang!emas.!Siapa!saja!yang!bias
sedangkan!Rasus!telah!berusia!emat!belas memberikan!sekeping!uang!emas!kepada
tahun.! Srintil! yang! telah! menjadi Kartareja! maka! ia! berhak! atas! kepe -
ronggeng tidak! dapat! sebebas! dulu rawanan!Srintil.!Acara!tersebut!terseleng -
sebelum! dia! menjadi ronggeng.! Rasus gara! setelah! Kartareja! menjual! tiga! ek or
pun! harus! pergi! ke! rumah! Kartareja! jika kambingnya! untuk! membeli! segala
ingin! melihat! Srintil.! Rasus! memberikan perlengkapan! di! kamar! Srintil.! Ma ka
keris! Kyai! Jaran! guyang! pada! Srintil Dower! adalah! pemuda! dari! desa
untuk! dipakai! pada! saat! ia! menari! tarian Pecikalan! mendatangi! Kartareja! dengan
Baladewa.! Keris! itu! diyakini! sebagai memberikan! beberapa! uang! perak! dan
jimat!bagi!para ronggeng.!Selain!itu!para seekor!kerbau,!namun!Kartareja!menjadi -
penduduk! dukuh! Paruk! dengan! ikhlas kan! Dower! sebagai! cadangan! jika! tidak
dan! senang! hati! melayani! Srintil .! Dua ada! lagi! pemuda! yang! berhasil
bulan! sudah! Srintil! menjalani profesinya menyerahkan! sekeping! uang! emas
sebagai ronggeng.! Namun! adat! dukuh padanya! ia! akan! muncul! sebagai
Paruk! mengharuskan! Srintil! melalui! dua pemenang.! Ternyata! Sulam! dat ang! dan
tahap! sebelum! dirinya! dapat! disebut menyerahkan! sekeping! uang! emas
ronggeng.! Salah! satu! adat! yang! harus kepada! Kartareja.! Selanjutnya oleh Nyi
dilalui! yaitu! upacara! permandian! yang Kartareja!mereka!berdua!diberi!minuman
secara!turun-temurun!dilakukan!di!depan yang! memabukkan.! Pada! waktu! mereka
cungkup!makam!Ki!Secamenggala.!Pada sedang!rebut!tentang!siapa!yang menjadi
ritual! yang! diadakan! tersebut! Srintil pemenang sayembara! buka kelambu! itu,
menyanyikan! lagu! Sari! Gunung! yang Srintil! melarikan! diri! lewat! pintu
merupakan! lagu! kesukaan! Ki! Seca - belakang,! namun! ia! bertemu! dengan
menggala.!Pada!saat!lagu!itu!dinyanyikan Rasus! karena! Rasus! ingin! mengintip
Kartareja! kerasukan roh Ki! Seca- acara! bukak! kelambu! itu.! Di! sinilah
menggala! dan! Srintil! diajak menari terjadi! peristiwa! Srintil! menyerahkan
bersama.! Pada! saat! itulah! Srintil! hampir keperawanannya! kepada! Rasus! dengan
kehabisan! nafas! karena! dekapan! yang keikhlasannya. Setelah! Srintil! masuk
sangat! kuat oleh Kartareja! yang! sedang kembali! ke! kamar! tidurnya! datanglah
kemasukan roh Ki!Secamenggala.!Seperti Sulam! yang! mendapat! kesempatan
kutipan!di!bawah!ini. pertama! untuk! menikmati! keperawanan
Srintil,! akan! tetapi! ia! akhirnya! tertidur
Sudah dua bulan Srintil menjadi sebelum!menikmati!Srintil!demikian!juga
ronggeng. Namun adat dukuh Paruk dengan! Dower! juga! tertidur! sebelum! ia
mengatakan masih ada dua tahapan berhasil! menikmati! Srintil.! Seperti
yang harus dilaluinya sebelum kutipan!di!bawah!ini.
Srintil berhak menyebut dirinya
seorang ronggeng yang sebenarnya.
Dari orang-orang dukuh Paruk pula
Salah satu diantaranya adalah
aku tahu syarat terakhir yang harus
upacara permandian yang secara
dipenuhi oleh Srintil bernama bukak-
turun-temurun dilakukan di depan
klambu. Berdiri bulu kudukku setelah
cungkup makam Ki Secamenggala
mengetahui macam apa persyaratan
(Tohari,!2004:43)
itu. Bukak-klambu adalah semacam
sayembara, terbuka bagi laki -laki
Cerita!kemudian!beralih!pada!ritual manapun. Yang disayembarakan
kedua! yang! harus! dilalui oleh Srintil adalah keperawanan cal on
sebelum! dirinya! dinobatkan! sebagai ronggeng. Laki-laki yang dapat
ronggeng yaitu! malam! bukak! kelambu. menyerahkan sejumlah uang yang

13

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


ditentukan oleh dukun ronggeng, terkendali! pada! saat! itulah! Srintil
berhak menikmati virginitas itu bertemu! dengan! Rasus! kembali.! Srintil
(Tohari,!2004:51). ingin! menjadi! istri! Rasus! akan! tetapi
Rasus menolaknya,! dan! membiarkan
Kemudian! cerita!meralih! ke! Rasus. Srintil! tetap! tinggal! di! dukuh! Paruk.
Rasus! sangat! mengagumi! Srintil Seperti!dalam!kutipan!di bawah!ini.
sehingga! ia! membayangkan! diri! Srintil
seperti! emaknya! yang! sejak! adanya Dengan menolak perkawinan yang
malapetaka! keracunan! tempe bongkrek ditawarkan Srintil, aku memberikan
itu!tidak!diketahui!nasibnya!lagi.!Namun sesuatu yang paling berharga bagi
setelah! Srintil! menjadi ronggeng dan Dukuh Paruk: ronggeng! (Tohari,
menjadi! milik! umum! kekagu mannya 2004:107).
pada! diri! Srintil! sudah! tidak! ada! lagi,
bahkan!ia!kemudian!memperkirakan!jasat Dari! paparan! di! atas,! dapat! dilihat
emaknya! bukan! untuk! praktek! para bagimana!rumitnya komposisi Ronggeng
dokter!akan!tetapi!emaknya!masih!hidup Dukuh! Paruk.! Struktur! penceritaannya
dan!menjadi!simpanan!mantri!kesehatan. berangkat!dari tokoh dan!perkembangan-
Karena!tidak!tahan!dengan!keadaan!yang nya! mengikuti! karakter tokoh-tokoh
demikian! kacau! di! dukuh! Paruk,! ia tersebut,! tidak! mengikuti! peristiwa! yang
meninggalkan! dukuh! tersebut! dan berlangsung.! Karenanya,! struktur! pence -
menjadi! tukang! pengupas! singk ong! di ritaannya! menjadi! rumit,! mel ompat! dari
pasar! Dawuan.! Pada! saat! pasar! Dawuan masa!“sekarang”!ke!masa!la mpau!kemu-
sering!terjadi!perampokan!maka!di!pasar dian!ke!masa!“sekarang”.
itu! dijaga oleh tentara! yang! berjumlah Latar! yang! menjadi! ruang! dan
dua! puluh orang.! Sersan! Slamet! sebagai waktu! pada novel ini! meliputi! alam
komandan! regu tertarik! pada! Rasus! dan pedukuhan! yang! terpencil! di! daerah
akhirnya!Rasus!dijadikan!sebagai!t obang. Banyumas,! tepatnya! di! dukuh! Paruk,
Seperti!kutipan!di!bawah!ini. kemudian! desa! Pecikalan! yang
disebutkan! dalam novel itu! sebagai! asal
Siapa saja yang mempunyai cukup dari! pemuda! yang! bernama! D ower! dan
tenaga serta kejujuran, dapat Sulam,!pasar!Dawuan!disebutkan!sebagai
melaksanakan tugas sebagai t obang. tempat! pelarian! Rasus! dan! tempat! inilah
Tentang tenaga, aku sudah merasa sebagai! tempat! pertemuan! antara! ! Rasus
pasti engkau memilikinya denga n dengan!sersan!Slamet!yang!nantinya!akan
cukup. Kejujuranmu sudah terpancar mengubah! jalan! hidupnya! menjadi
dari wajah dan sinar matamu sendiri. seorang tentara.
Jadi aku merasa pasti pula engkau Teknik! penyusunan! yang back-
mampu menjadi seorang tobang
tracking yaitu! masa! sekarang! ke! masa
(Tohari,!2004:93).
lalu! kembali! ke! masa! sekarang! yang
Pada! waktu! para! perampok! sudah diungkapkan! dalam! cerita! sebagai
mencapai! Dukuh! Paruk, maka! Sersan lamunan tokoh dan! cerita! dari! nenek
Slamet! memerintahkan! Kopral! Pujo dan Rasus.!Dengan!teknik!!penyusunan!cerita
Rasus! untuk! mengamankan! daerah! itu. yang!demikian!menuntut!pembaca!secara
Rasus!berhasil!menembak!mati!dua orang aktif merangkai! sendiri! menjadi! kisah
perampok! yang! menyerang! rumah yang! utuh,! menjadi! kesatuan,! dan
Kartareja! di mana! Srintil! juga! tinggal! di lengkap! dengan! bantuan! kausalitas! dan
situ.! Sedangkan! perampok! yang! lainnya tempo ataupun! waktu! yang! terdapat
berhasil!dilumpuhkan oleh Sersan!Slamet dalam!cerita!tersebut.
dan! anak! buahnya! yang datang! kemu- Berdasarkan! apa! yang! telah! dike -
dian.! Setelah! situasi! dapat! aman! dan mukakan! di! atas,! kita! dapat! melihat! dari
segi! penyajian komposisinya Ronggeng
14

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


Dukuh! Paruk! menggunakan! prinsip untuk! melukiskan! kekeringan! yang! ber -
kausalitas! dan! temporalitas.! Jadi! untuk langsung! dalam! waktu! yang! sangat
memahami logika cerita! itu! kita! harus panjang!menimbulkan!penderitaan!bukan
memperhatikan! kedua! unsur! tersebut. saja! bagi! manusia! akan! tetapi! juga
Komposisi Ronggeng Dukuh!Paruk!yang binatang!dan!tumbuhan!yang!mati!akibat
tidak! linear,! menjadi! kesa-tuan! yang kekurangan!air.
logis berdasarkan! hubungan! kausalitas Selanjutnya! pengarang! juga! meng -
dan!waktu!kejadian!peristiwa. gunakan!gaya!bahasa personifikasi untuk
melukiskan! bahwa! kekeringan! yang
2.2 Genre
panjang! sebagai! wujud! alam! yang! tidak
Ronggeng Dukuh! Paruk! termasuk
bersahabat! ! dengan! manusia.! Seperti
dalam! genre novel.! Ahmad Tohari
dalam!kutipan!di!bawah!ini.
melalui novel Ronggeng Dukuh! Paruk,
sangat! tepat! menggunakan! genre! ini Karena letak Dukuh Paruk di tengah
untuk! menyampaikan! pesan! kepada hamparan sawah yang sangat luas,
pembacanya.! Dipilihnya novel sebagi tenggelamnya matahari tampak
genre Ronggeng Dukuh! Paruk! sangat dengan jelas dari sana. Angin
beralasan! mengingat komposisi cerita bertiup ringan. Namun cukup
meluruhkan dedaunan dari
yang! panjang! dalam kompleksitas
tangkainya (Tohari,!2004:14).
masalah! yang! dihadirkan,! dan! beberpa
latar! yang! dihadirkan! seperti! pedukuhan Gaya personifikasi juga! digunakan
Paruk,! desa! Pecikalan,! Pasar! Dawuan, oleh pengarang! untuk! melukiskan
hutan! serta! banyaknya tokoh yang suasana! yang! begitu! mencekam! karena
memainkan!peran!cerita dalamnya!seperti banyak! penduduk! dukuh! Paruk! yang
Srintil,! Rasus,! Warta,! Darsun,! Santayib, meninggal!dunia!akibat!keracunan!tempe
istri! Santayib,! Sakarya,! Kartareja,! Nyai bongkrek yang! dibuat oleh ayah! Srintil.
Kartareja, Sersan! Slamet, Kopral! Pujo, Seperti!dalam!kutipan!di!bawah!ini.
nenek! Rasus! sehingga! tidaklah! mungkin Maut bekerja dengan sabar dan
Ahmad Tohari menggunakan! genre pasti. Maut telah berpengalaman
cerpen!atau!puisi!sebagai!sarana!generatif dalam pekerjaannya sejak kematian
dalam proses kreatifnya. yang pertama. Tanpa terganggu oleh
jerit dan ratap tangis, maut terus
2.3 Gaya Bahasa menjemput orang-orang Dukuh
Pada! bagian! awal! Ahmad Tohari Paruk. Hari itu sembilan orang
selaku! pengarang! yang! ingin! menyam - dewasa meninggal. Dua diantaranya
paikan! pesan! kepada! pembaca! tent ang adalah suami-istri Santayib. Juga
kekeringan! yang! terjadi! di! D ukuh! Paruk sebelas anak-anak tidak tertolong.
diuraikan! dengan! menggunakan! gaya Jumlah itumerupakan lebih separ o
bahasa! kiasan! yang! s angat! bagus anak di pedukuhan itu. Belasan anak
sehingga! menimbulkan! nilai! estetik lainnya menjadi yatim-piatu pada
dalam! merangkai! ceritanya.! Seperti hari yang sama (Tohari,!2004:29).
kutipan!dibawah!ini. Gaya metafora juga!digunakan oleh
Suaranya melengking seperti keluhan pengarang! untuk! melukiskan! kekeri ngan
panjang. Air. Kedua unggas itu telah yang! panjang! menyebabkan! tumbuhan
melayang beratus-ratus kilometer pun! mengalami! penderitaan! sehingga
mencari genangan air (RDP,!2004:9). tumbuhan! itu! harus! menggulungkan
daunnya! untuk! mengurangi! penguapan
Kutipan! di! atas! menunjukkan
air! sebagai! merespon atas! ! kekeringan
Ahmad Tohari menggunakan! gaya
tersebut.! Demikian! juga! binatang -bina-
bahasa! hiperbola,! dengan! gaya! bahasa
tang! yang! turut! mengalami! penderitaan
semacam! itu! digunakan oleh pengarang

15

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


akibat! kekeringan! yang! melanda! dukuh kulturnya.!Seluruh tokoh dalam novel itu
Paruk. berbicara! tentang! seks.! Srintil! misalnya
sebagai! penganut! seks! bebas! ia! meman -
Hilangnya cahaya matahari telah
dinanti oleh kelelawar dan kalong. dang! seks! sebagai! sebuah! instrumen
Satu-satu mereka keluar dari sarang, untuk!memenuhi!kewajiban!dan!pengem -
di lubang-lubang kayu,ketiak daun ban! amanat! sebagai ronggeng sehingga
kelapa, atau kuncup daun pisang untuk! menjalankan! kewajibannya! itu! ia
yang masih menggulung (Tohari, harus! mau! dan! ikhlas! melakukan
2004:14). tugasnya!untuk!melayani!laki -laki!hidung
Selanjutnya! gaya! bahasa metafora belang!dan!memberikan!kepuasan!kepada
digunakan! pengarang! untuk! melukiskan mereka! di! atas! ranjang.! Dengan! pr ofesi-
petaka! yang! begitu! mencekam! akibat nya!sebagai ronggeng ia!tentu!saja!sering
keracunan! tempe bongkrek yang! sedang berganti! laki-laki,! jika! dikaitkan! dengan
melanda! dukuh! Paruk.! Tempe bongkrek masa! sekarang! Srintil! akan! disebut
yang! dibuat oleh ayahnya! Srintil! yang sebagai!perempuan!sundal.!Keperawanan
bernama! Santayib! menyebabkan! banyak Srintil! dalam! tradisi ronggeng disayem-
sekali!penduduk!dukuh!Paruk!meninggal barakan!kepada!semua!laki -laki!yang!bisa
dunia! setelah! mengkonsumsi tempe memberi! sekeping! uang! emas! kepada
tersebut.!Seperti!kutipan!di!bawah!ini. dukun ronggeng yang!bernama!Kartareja
dalam! upacara! bukak! klambu.! Namun
Segumpal cahaya kemerahan datang demikian! justru! keperawanan! ! Srintil
dari langit menuju Dukuh Paruk. diserahkan! kepada! kekasihnya! yang
Sampai di atas pedukuhan cahaya itu bernama! Rasus,! hal! itu! dilakukan! Srintil
pecah, meyebar ke segala arah. karena! adanya! desakan! em osi! yang
Seandainya ada manusia Dukuh
bernama! cinta! kepada! kekasihnya
Paruk yang melihatnya,dia akan
berteriak sekeras-kerasnya (Tohari, tersebut! sehingga! ia! rela! menyerahkan
2004:22). keperawanannya! tanpa! imbalan! apapun.
Setelah! ! Srintil! melalui! tahap! terakhir
Gaya! bahasa metafora juga yang!harus!dilalui oleh seorang ronggeng
digunakan oleh pengarang! untuk maka! resmilah! ia! memangku profesi
melukiskan!suasana!mistis!di!kuburan!Ki sebagai ronggeng.! Sejak! itulah! Srintil
Secamenggala! dengan! hadirnya pohon harus! menari,! tidur! bersama! laki -laki
beringin! yang! menambah! kemistisan serta! melakukan! hubungan! seperti
kuburan! tersebut.! Seperti! dalam! kutipan layaknya!suami!istri.
di!bawah!ini. Perilaku!seks!bebas!yang!dilakukan
Pohon beringin besar yang menjadi oleh tokoh cerita! yang! bernama! Srintil
mahkota pekuburan dukuh Paruk sebagai!protes!terhadap!dominasi!budaya
merupakan istana para burung. patriarki! dalam! aspek! tradisi ronggeng
Pada sebuah dahannya yang yang! terdapat! di! Banyumas! tepatnya! di
tersembunyi. Hinggap seorang dukuh! Paruk.! Memang! pada! kenyataan
burung celepuk (Tohari, 2004:44). sampai!sekarang!ini,!kekuatan!seksualitas
perempuan! masih! dimanipulasi! untuk
2.4 Referensial kepentingan! laki-laki.! Bagi! penganut
2.4.1 Ronggeng Dukuh Paruk seks! bebas,! seks! merupakan simbol
Merespon Budaya Patriarki kemandirian! wanita,! tanpa! kemandirian
Ronggeng Dukuh Paruk pada psikologis dan!emosional!kebebasan!seks
trilogi! pertama “Catatan! Buat! Emak” adalah kemandirian! semua! yang
merupakan! cerita! dari! Ahmad Tohari merapuhkan! yang! pada! akhirnya! adalah
mengenai! adanya fenomena persoalan eksploitasi atau!paling!tidak!pemanfaatan
seks! yang! merebak! dalam! setting oleh pihak! laki-laki,! lebih-lebih! jika! ada

16

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


ketergantungan ekonomi pada! diri! pihak tanpa! adanya! tradisi! itu! masyarakat
perempuan.! Srintil! melalui! tradisi dukuh! Paruk! merasa! telah! mati! karena
ronggeng sebetulnya! telah! dieksploitasi tradisi ronggeng tidak! ada! lagi.! Bagi
oleh tradisi ronggeng itu! sendiri! untuk orang yang! tinggal! di! luar! dukuh! Paruk
memuaskan! laki-laki. Semakin! ia! laris maupun! masa! sekarang! tradisi! itu! dapat
sebagai ronggeng maka! ia! akan! semakin dikatakan! sebagai! tradisi! yang! jauh! dari
kaya!dengan!materi. norma! yang! berukuran! baik.! Di mana
Sistem! budaya! patriarki! yang dalam!tradisi!itu!perempuan!di eksploitasi
berlaku! dalam! masyarakat! akhirnya dalam!kerangka!tradisi.
mereduksi! hak-hak! dan! kebebasan Dalam! budaya! patriarki! terdapat
perempuan.! Dari! tingk at! keluarga suatu! anggapan! bahwa! seks! itu! milik
maupun! masyarakat! perempuan! tidak laki-laki. oleh karena!itu,!dalam!hal!seks
diberi! hak! dan! kebebasan! untuk laki-laki! lebih! bersifat! aktif! dan
menentukan! pendapatnya.! Reduksi! hak - progresif,! sedangkan! perempuan! bersifat
hak! dan! kebebasan! kaumperempuan pasif.! Laki-laki! dapat! menentukan
dilegitimasi! melalui! peraturan,! n orma dengan! bebas! segala! aktivitas! seks
dan!tata!nilai!yang!berlaku!di!masyarakat, sepanjang! yang! ia! butuhkan,! sedangkan
dimana! dalam! pembuatannya! tida k perempuan!tidak!dapat!berbuat!demikian.
mengikutsertakan! kaum! perempuan. Pendapat! yang! demikian! itu
Akhirnya! kaum! perempuan! diseklusikan memunculkan! sebuah! perpekstif! bahwa
dalam! perkara! domestik yaitu! merawat, dalam! kehidupan! seks! perempuan! selalu
memelihara! rumah,! suami! dan! anak, dalam! subordinasi! laki-laki,! baik! itu
sedangkan! yang! menentukan! segala dalam! ruang! lingkup! keluarga! maupun
keputusan! adalah! laki-laki.! Dalam novel dalam! ruang! lingkup! masyarakat.! Hal
tersebut! terlihat! Srintil! tidak! mempunyai inilah! yang! membuat! masyarakat! lebih
kekuasaan! untuk menolak pada! saat menerima!kenyataan!bahwa!laki -laki!bisa
dirinya! diserahkan! kakeknya! yang melakukan! penyelewengan,! akan! tetapi
bernama! Sakarya! kepada! dukun masyarakat!tidak!dapat!menerima!apabila
ronggeng untuk!diasuh!sebagai ronggeng. penyelewengan! itu! dilakukan oleh pihak
Bahkan! Srintil! juga! tidak! kuasa! untuk perempuan.! Dalam! cerita ronggeng
menolak pada! waktu! keperawanannya dukuh! Paruk! para! istri! penduduk
disayembarakan! kepada! semua! laki -laki pedukuhan! tersebut! merasa! bangga
yang! mempunyai! sekeping! uang! emas, apabila! suaminya! berhasil! tidur! dan
hal! ini! menunjukkan! bahwa! Srintil! tidak melakukan! hubungan! seperti! suami! istri
mempunyai! kekuasaan! untuk! menetukan layak! dengan! Srintil,! hal! inilah! yang
masa!depan!kehidupannya,!akan!tetapi!ia menunjukan!bahwa!penyelewengan!yang
diharuskan! rela! dan! pasrah! menerima dilakukan oleh para! lelaki! lebih! mudah
takdir!dirinya!dijadikan ronggeng karena masyarakat! menerimanya, sehingga
tradisi!yang!diikuti!dengan norma-norma perbuatan! yang! seharusnya! salah! itu
budaya! dari! sang Bromocorah Ki dibenarkan! juga! pada! akhirnya.
Secamenggal! yang! sangat! jauh! dari Kebanggaan! para! istri! karena! suaminya
norma-norma dan! tata! nilai! yang! baik dapat! tidur! bersama ronggeng tidak! lain
yang!diyakini oleh orang yang!tinggal!di disebabkan! untuk! mendapatkan! legiti -
luar! dukuh! Paruk.! Penduduk! dukuh masi! masyarakat! dukuh! Paruk! bahwa
Paruk! menyakini! adanya! tradisi! dan suami!mereka!adalah seorang yang!jantan
norma-norma yang!telah!!diturunkan oleh dalam! kaitannya! dengan! birahi! dan! juga
nenek moyangnya! yang seorang musuh untuk! mendapatkan! legitimasi! yang
masyarakat! Ki! Secamenggala! sebagai berkaitan! dengan! status sosial orang
norma! yang! baik! sehingga! tradisi dalam! masyarakat! terutama! tentang
ronggeng itu! harustetap! diselenggarakan kekayaan! karena! tidur! dengan ronggeng

17

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


haruslah! mempunyai! uang! yang! banyak. pernah! hidup! sebelum! mereka! telah
Seperti!dalam!kutipan!di!bawah!ini. banyak! jasa! dan! pengalamannya,
sehingga! perlu! dimintai! berkah! dan
Demikian. Seorang ronggeng di
lingkungan pentas tidak akan petunjuk.!Adapun!sarana!yang!digunakan
menjadi bahan percemburuan bagi untuk! mendatangkan! arwah! Ki
perempuan Dukuh Paruk. Malah Secamenggala! ialah! membuat! sesaji! dan
sebaliknya makin lama seorang membakar! kemeyan! dan! menggelar
suami bertayub dengan ronggeng, tarian ronggeng yang! disertai! nyanyian
makin bangga pula istrinya. Sari! Gunung! dengan! demikian! arwah
Perempuan semacam itu puas nenek moyang bergembira! dan! berkenan
karena diketahui umum bahwa memberikan!berkahnya.
suaminya seorang lelaki jantan, baik Sisa-sisa! upacara! seperti! di! atas,
dalam arti uangnya maupun sampai! sekarang! masih! ada! dalam
birahinya (Tohari, 2004:39).
kehidupan! masyarakat! Jawa! Banyumas,
hanya! telah! berubah! fungsinya! menjadi
2.4.2 Ronggeng Dukuh Paruk
kesenian! rakyat! tradisional! yang! disebut
Merespon Religi
tarian ronggeng atau! tayub.! Sedangkan
Dalam!sejarah!perkembangan!religi
pemujaan! arwah! nenek moyang,! pada
orang Jawa! telah! dimulai! sejak! zaman
saat! ini! berubah! menjadi! mengh ormati
prasejarah,!dimana!pada!waktu!itu!nenek
arwah orang yang!telah!meninggal!dunia.
moyang orang jawa! sudah! beranggapan
Kalau! pada! cerita! tersebut! arwah! nenek
bahwa! semua! benda! yang! ada! di
moyang diminta! datang! untuk! dimintai
sekelilingnya! itu! bernyawa! dan! semua
berkah! dan! perlindungannya,! namun
yang! bergerak! dianggap! hidup! dan
pada! zaman! sekarang! setelah! masuknya
mempunyai! kekuatan! gaib! atau
agama-agama! besar! ke! Jawa! dan! ajaran
mempunyai roh yang berwatak! baik
tentang! akhirat,! anggapan mereka
maupun! yang! jahat.! Dengan! dasar
berbalik!menjadi!jalan!yang!terbaik!untuk
praanggapan! yang! demikian! mereka
menolong keselamatan roh nenek
membayangkan! dalam! angan -angan
moyang tersebut! di! alam! akhirat,! ialah
mereka! bahwa! disamping! segala roh
dengan! membuat! berbagai! upacara
yang! ada! tentulah! ada roh yang! paling
selamatan! atau! sedekahan,! sejak! awal
berkuasa! dan! lebih! kuat! dari! manusia.
kematiannya! sampai! keseribu! harinya.
Untuk!menghindarkan!gangguan!dari roh
Seperti!dalam!kutipan!di!bawah ini.
itu! maka! mereka! memuja -mujanya
dengan! jalan! mengadakan! upacara.
Semua orang Dukuh Paruk tahu Ki
Adapun! dalam ronggeng dukuh! Paruk Secamenggala, moyang mereka,
menunjukkan! bahwa roh nenek moyang dahulu menjadi musuh kehidupan
mereka! yang! bernama! Ki! Secamenggala masyarakat. Tetapi mereka
sangat! dipuja! dan! dihormati oleh para memujanya. Kubur Ki Secamenggala
penduduk! pedukuhan! tersebut.! Para yang terletak di punggung bukit kecil
penduduk! pedukuhan! itu! seringkali di tengah Dukuh Paruk menjadi
mendatangi! kuburan! Ki! Secamenggala kiblat kehidupan kebatinan mere ka.
untuk! meminta! berkah! agar! melindungi Gumpalan kemenyan pada nisan
keluarga! dan! pedukuhan! tersebut. kubur Ki Secamenggala
Kuburan! Ki! Secamenggala! menjadi membuktikan polah tingkah
kebatinan orang Dukuh Paruk
tempat! pemujaan! terhadap! nenek
berpusat di sana. (Tohari,!2004:10).
moyang.! Pemujaan roh nenek moyang
dalam! hal! ini roh Ki! Secamenggala
adalah! agama! mereka! dan! kuburan! itu 3. Penutup
dijadikan! sebagai! kiblat! kebatinan Komposisi dalam novel Ronggeng
mereka.! Arwah! Ki! Secamenggala! yang Dukuh Paruk memiliki! struktur

18

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012


penceritaan! yang! rumit,! mel ompat! dari
masa! “sekarang”! ke! masa! lampau
kemudian!ke!masa!“sekarang”.
Genre novel merupakan!genre!yang
dipilih oleh Ahmad Tohari untuk
menuangkan! ide! dalam! karyanya.! Jenis
genre! ini! dipilih! mengingat komposisi
cerita! yang! panjang! dalam kompleksitas
masalah!yang!dihadirkan
Gaya! dengan! menggunakan! bahasa
kiasan! yang! sangat! bagus! sehingga
menimbulkan! nilai! estetik! ! dalam
merangkai!ceritanya.
Ronggeng Dukuh Paruk yang
merespon budaya! patriarki! dikemas
dengan fenomena persoalan! seks! yang
merebak!dalam latar kulturnya.
Ronggeng Dukuh Paruk yang! me-
respon religi! melukiskan! perkembangan
religi!yang!dianut oleh Orang Jawa!yaitu
animisme! dan! dinamisme! yang! kuat
dalam!masyarakat!pada!waktu!itu.

Daftar Pustaka
Haniah.1996. Teori Penafsiran Wacana
Dan Makna Tambah .
Jakarta:Pusat! Pembinaan! dan
Pengembangan!Bahasa.

Joko,! Pradopo,! Rachmad.2005.


Pengkajian Puisi.Yogyakarta:
Gajah!Mada!Universiy!Press .

Mas,! Keris.1990. Perbincangan Gaya


Bahasa Sastera.! Kuala
Lumpur:Dewan! Bahasa! dan
Pustaka.

Ricoeur,! Paul.! 2002. Filsafat Wacana


Membelah Makna dalam
Anatomi Bahasa.! Ircisod.
Yogyakarta.

Tohari,! Ahmad.2004. Ronggeng Dukuh


Paruk.!Jakarta:!PT. Gramedia.

19

Madah Volume 3, Nomor 1, Edisi April 2012

Anda mungkin juga menyukai