Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang diciptakan oleh pengarang.

Imajinasi yang diciptakan bisanya berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

pengarang. Imajinasi yang diciptakan dari diri sendiri berhubungan dengan

kondisi yang dialami oleh pengarang. Hal tersebut sangat berpengaruh bagi cerita

yang akan dituliskan. Pengaruh terbesar dari kondisi pengarang yaitu pada tokoh

cerita. Kebanyakan orang beranggapan bahwa tokoh utama merupakan tokoh

yang sama dengan pengarangnya, apalagi jika tokoh tersebut memiliki jenis

kelamin yang sama.

Imajinasi yang diciptakan dari lingkungan sekitar pengarang dapat diartikan

bahwa kondisi lingkungan, peristiwa, dan tempat mampu memberi hasrat bagi

seorang penulis untuk mengabadikannya ke dalam sebuah tulisan yaitu karya

sastra. Selain berasal dari imajinasi pengarang, karya sastra juga dapat dihasilkan

dengan adanya proses kreatif pengarang dalam mendeskripsikan ide-ide yang

dipikirkan dan dirasakan oleh pengarang dengan menggunakan bahasa sebagai

mediumnya.

Bahasa dalam karya sastra berbeda dengan bahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi secara lisan. Menurut Widada (2009:61) kekhasan bahasa sastra,

antara lain, muncul dalam gayanya yang tidak lazim, entah itu melebih-lebihkan,

menyimpang, mempermainkan, maupun menentang dan menghancurkan (jika

mungkin) cara bahasa yang biasa. Tujuan penciptaan kekhasan bahasa dalam

1
2

karya sastra adalah menghasilkan efek-efek makna tertentu yang tidak diperoleh

dengan menggunakan bahasa biasa. Makna karya sastra tidak dapat dipahami

secara langsung seperti yang ada pada teks. Untuk mengetahui makna yang

tersirat di dalam karya sastra diperlukan pengkajian lebih mendalam.

Makna dapat diperoleh melalui suatu tanda. Tanda dapat didefinisikan

sebagai sesuatu yang merepresentasikan seseorang atau sesuatu yang lain dalam

kapasitas atau pandangan tertentu (Danesi, 2010:10). Hal tersebut senada dengan

konsep semiotika bahwa setiap makna yang hadir dari sebuah tanda yang sulit

dilepaskan dari ekspresi penandanya (Teeuw,1984:44). Akan tetapi, untuk

menunjukkan makna sastra (makna kedua) yang terdapat dalam setiap tanda

diperlukan proses pemaknaan yang lebih kompleks dan detail.

Menurut Lotman (dalam Budiman, 1999:6), karya sastra merupakan sistem

tanda tingkat kedua dengan bahasa sebagai sistem tanda tingkat pertamanya.

Bentuk tuturan yang menggunakan sistem tanda tingkat kedua yang disebut

dengan sistem mitis inilah terdapat mitos. Mitos merupakan tipe wicara yang

ditentukan oleh cara mengutarakan pesan. Wicara dalam hal ini adalah pesan,

sehingga tidak dibatasi bentuk lisan saja tetapi dapat berupa tulisan, fotografi, dan

sinema (Barthes, 2011:152 -153). Mitos dibuat dengan motivasi tertentu oleh

sipembuat mitos. Motivasi tersebut berhubungan dengan ideologi-ideologi

tertentu yang terdapat di dalam karya sastra tersebut. Oleh karena itu, motivasi

dapat mengungkap mitos sekaligus ideologi yang tersembunyi di dalam karya

sastra juga akan terungkap.


3

Salah satu bentuk karya sastra adalah cerpen. Cerpen merupakan salah satu

bentuk karya sastra yang memungkinkan adanya sistem tanda tingkat kedua yang

disebut mitos. Menurut Barthes, (2011:152), segala sesuatu yang bersifat naratif

mengandung mitos di dalamnya. Cerita pendek atau disingkat cerpen adalah suatu

bentuk prosa naratif fiktif. Dibandingkan dengan karya-karya fiksi lainnya, cerita

pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Kosasi yang menyebutkan cerpen merupakan cerita yang menurut wujud

fisiknya berbentuk pendek (Kosasih, 2012:34).

Cerpen juga memiliki efek mikrokosmis, yaitu kemampuan untuk

mengungkapkan satu makna yang demikian besar melalui sepotong kejadian saja

(Stanton, 2012:88). Oleh karena itu, sistem-sistem tanda tertentu diperlukan agar

cerpen berbentuk ringkas dan padat. Cerpen menyajikan hasil pemikiran dan

kepekaan pengarang terhadap kejadian dan peristiwa di tengah masyarakat.

Permasalahan dalam cerpen hadir dari awal perkembangan hingga sekarang.

Farizal Sikumbang lahir di Padang, pada tanggal 5 juli 1974. Farizal

Sikumbang merupakan salah seorang penulis cerpen. Ia mulai mempublikasikan

cerpen-cerpennya semasa kulian pada tahun 1998, terutama di koran terbitan

Banda Aceh Berkisarkan pada tema kekerasan pada konflik aceh. Karya-karyanya

telah banyak di terbitkan diberbagai media cetak baik lokal maupun nasional

seperti Kompas, Media Indonesia, Suara Pebaruan, Tabloid Nova, Majalah

Anidah, Padang Ekspres, Singgalang Mimbar Minang, dan Serabi Indonesia.

Cerpennya juga tercantum dalam beberapa buku kumpulan cerpen seperti Bob

Marley-11 cerpen pilihan sriti.com (Gramedia, Jakarta, 2004), Dari Zefri Sampai
4

Puncak Pujiyama (CWI, Jakarta, 2004) Akar Anak Tebu (Pustaka, Padang 2012).

Sedangkan puisinnya terdapat pada antopologi buku Luka Aceh Luka Kita (KKSI,

Jakarta,2005), Antropologi Potroe Phang (DKA, 2001, Banda Aceh).

Pada tahun 2004 Farizal Sikumbang diundang ke Jakarta karena memenangi

juara III Lomba Cerpen Kreativitas Pemuda Tingkat Nasional yang bekerja sama

CWI (Creative Writing Institut). Pada tahun 2017 Farizal Sikumbang menerbitkan

buku petamannya kumpulan cerpen yang berjudul :Kupu-Kupu Orang Mati”. Di

dalam buku tersebut terdiri dari enam belas cerpen yaitu Dia yang Sendiri, Musim

yang Memasung, Dua Tanjung, Uang Jemputan, Kupu-Kupu Orang Mati, Patung,

Meisa, Abak, Pemahat Batu, Guru Safedi, Abang Penjaga, Siapa Kawin Mau

Kawin Denganku, Cerita dari Kampung Kami, Peti Ayah dan Tiga Puluh Satu

Tahun Setelah Itu.

Dari enam belas cerpen tersebut terpililah tiga cerpen sebagai objek material

dalam penelitian ini yaitu (1) “Kupu-Kupu Orang Mati”, (2) “Patung” dan (3)

“Cerita dari Kampung Kami”. Dipilih sebagai objek penelitian karena hanya

ketiga cerpen tersebut mengandung mitos. Teori mitologi Roland Barthes

merupakan alat yang dipakai untuk analisis dalam penelitian ini.

Dalam bukunya yang berjudul Mitologi (2011: 152-153), Roland Barthes

memaparkan mitos adalah suatu cara penyampaian pesan yang berfungsi

mendistorsi suatu makna sehingga mitos melahirkan suatu makna yang

dikehendaki oleh si pembuat mitos. Oleh karena itu, kajian mitologi Roland

Barthes dipandang mampu mengungkapkan mitos yang terkandung dalam cerpen


5

“Kupu-Kupu Orang Mati”, “Patung” dan “Cerita dari Kampung Kami” karya

farizal Sikumbang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang dipaparkan pada latar belakang di atas, rumusan

masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sruktur cerpen yang terdapat dalam tiga cerpen dari enam belas

cerpen “Kupu-Kupu Orang Mati” karya Farizal Si Kumbang?

2. Bagaimana gambaran mitos dan makna mitos yang terdapat dalam tiga cerpen

dari enam belas cerpen “Kupu-Kupu Orang Mati” karya Farizal Si Kumbang?

1.3 Tujuan Peneliti

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan sruktur cerpen yang terdapat dalam tiga cerpen dari enam belas

cerpen “Kupu-Kupu Orang Mati” karya Farizal Si Kumbang.

2. Menjelaskan makna mitos yang terdapat dalam tiga cerpen dari enam belas

cerpen “Kupu-Kupu Orang Mati” karya Farizal Si Kumbang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi atas dua yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori yang berkaitan dengan

objek penelitian yaitu teori mitologi Roland Barthes, serta dapat dijadikan sebagai

tambahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya khususnya dalam

penelitian mitos dalam karya sastra


6

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan manfaat bagi pembaca secara

umum mengenai unsur dalam sebuah karya sastra melalui teori mitologi Roland

Barthes. Selain itu, penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca sebagai

acuan dalam memahami persoalan mengenai mitos-mitos dalam kumpulan cerpen

“Kupu-Kupu Orang Mati” karya Farizal Sikumbang.

1.5 Ruang Lingkup

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya ruang lingkup penelitian untuk

membatasi pembahasan agar jangkauan penelitian tersebut tidak terlalu luas dan

melenceng dari pokok permasalahan. Ruang lingkup dari penelitian ini

menganalisis mengenai unsur istrinsik (tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang

dan amanat) dan menentukan makna pada cerpen “Kupu-Kupu Orang Mati”,

“Patung” dan “Cerita dari Kampung Kami” yang terdapat dalam kumpulan cerpen

“Kupu-Kupu Orang Mati” karya Farizal Sikumbang.

1.6 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman, berikut ini akan dipaparkan batasan

operasional yang digunakan dalam penelitian ini.

1. cerpen adalah salah satu jenis karya sastra tertulis yang menggambarkan

kejadian singkat, padat dan langsung ke inti pokok cerita

2. Unsur istrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam

yang mewujudkan struktur suatu karya sastra.


7

3. Mitos adalah suatu alat komunikasih untuk meyampaikan suatu pesan. Mitos

mempunyai cara tersendiri menyampaikan pesan tidak tergantung oleh

objeknya.

4. Makna adalah gabungan dari penanda dan petanda (bentuk dan kosep) yang

disajikan secara untuk sesuai dngan fakta aktual untuk melangkah menuju

pemaknaan diperlukan refleksi antara bentuk dan konsep.


8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Jenis Penelitian

3.1.1 Metode Penelitian

Ratna (2011: 34) menjelaskan, metode berasal dari bahasa latin yaitu

methodos yang terdiri atas dua kata, yakni meta berarti menuju dan hodos berarti

cara. Ratna (2011: 34) juga menjelaskan, metode merupakan alat untuk

menyederhanakan masalah, sehingga dapat lebih mudah untuk dipecahkan dan

dipahami. Lebih khusus metode dapat diartikan sebagai cara, langkah, atau

strategi untuk memecahkan permasalahan dalam kegiatan ilmiah.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang melakukan fokus kajian

terhadap kumpulan Cerpen “Kupu-Kupu Orang Mati” Karya Farizal Sikumbang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.

Ratna (2011:53) menjelaskan, metode desktiptif analisis dilakukan dengan cara

mendeskripsikan fakta-fakta yang dikandung di dalam objek penelitian, kemudian

disusul dengan analisis terhadap fakta-fakta tersebut.

Melalui metode deksriptif analisis peneliti bermaksud untuk

mendeskripsikan dan menganalisis masalah yang hadir dalam kumpulan Cerpen

“Kupu-Kupu Orang Mati” Karya Farizal Sikumbang. Metode ini digunakan untuk

menjawab dan memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data,

menyusun, mengklasifikasi, dan kemudian diinterpretasikan, sehingga

mendapatkan pemahaman yang utuh.


2
3.1.2 Jenis Penelitian
4
9

Jenis penelitian ini adalah studi pustaka yaitu mengadakan studi lewat

sejumlah bahan bacaan yang relavan serta mendukung penelitian ini. Penelitian

kepustakaan ini didukung oleh relavasi berupa kumpulan cerpen “Kupu-Kupu

Orang Mati” Karya Farizal Sikumbang dan sumber buku penunjang lainya yang

mencankup masalah dalam penelitian ini.

3.2 Data dan Sumber Data Penelitian

3.2.1 Data Penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa unsur

yang menggambarkan struktur cerita dalam kumpualn cerpen “Kupu-kupu Orang

Mati” karya Farizal Sikumbang Sikumbang. Kumpulan cerpen tersebut terdiri

enam belas cerpen dan dipilih tiga cerpen yang menjadi objek material peneliitian

ini yang meliputi tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang dan amanat. Serta,

makna mitos yang terkandung dalam kumpualn cerpen “Kupu-kupu Orang Mati”

karya Farizal Sikumbang.

3.2.1 Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah kumpualn cerpen “Kupu-kupu Orang

Mati” karya Farizal Sikumbang yang terdiri dari enam belas cerpen dan peneliti

memilih tiga cerpen yang dianggap mengandung mitos. kumpualn cerpen “Kupu-

kupu Orang Mati” karya Farizal Sikumbang diterbitkan oleh Basabasi cetakan

pertama tahun 2017 tebal buku 167 halaman.

3.3 Tehnik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer untuk menemukan mitos yang

terkandung di dalamnya. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini


10

menggunakan kumpulan cerpen berjudul “ Kupu-Kupu Orang Mati” ditulis oleh

Farizal Sikumbang. Cerpen terdiri dari enam belas cerpen dan dipilih tiga cerpen

yang di anggap mengandung mitos untuk di analisis yaitu berupa “Kupu-kupu

Orang Mati”, “Patung”, dan “Cerita dari Kampung Kami” dan diigunakan pula

referensi-referensi atau buku-buku lain yang berkaitan dengan mitos dalam

penelitian ini. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan studi pustaka melalui

buku, artikel, skripsi, tesis, dan internet yang berkaitan dengan penelitian.

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mengunakan tehnik

baca catat karena data-datanya berupa teks. Adapun langka-langka pengumpulan

data yaitu sebagai berikut:

1. Membaca kumpulan cerpen “Kupu-Kupu Orang Mati” karya Farizal

Sikumbang secara berulang-ulang untuk memahami isi secara utuh.

2. Mencatat kalimat-kalimat yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian

ini.

3.4 Tehnik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah analisis dengan menggunakan

teori mitologi Roland Barthes. Untuk menemukan mitos dari tiga cerpen yang

terdapat dalam kumpulan cerpen “Kupu-kupu Orang Mati” karya Farizal

Sikumbang diperlukan analisis sebagai berikut:

1. Menetapkan objek penelitian, yakni cerpen “Kupu-kupu Orang Mati”,

“Patung” dan “Cerita dari Kampung Kami” ketiga cerpen tersebut diambil dari

kumpulan cerpen “Kupu-Kupu Orang Mati” karya Farizal Siukumbang dan

kajian mitologi Roland Barthes sebagai objek formalnya.


11

2. Menentukan masalah pokok penelitian, yaitu struktur dan makna yang

terkandung dalam cerpen “Kupu-kupu Orang Mati”, “Patung” dan “Cerita dari

Kampung Kami”.

3. Melakukan pembacaan berulang terhadap kumpulan cerpen “Kupu-Kupu

Orang Mati” karya Farizal terutama pada ketiga cerpen dalam penelitian ini.

4. Melakukan studi pustaka dengan mengumpulkan data-data sekunder untuk

menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

5. Menentukan struktur pada tiap cerpen yang dianalisis.

6. Sebelum Menentukan makna terlebih dahulu menentukan bentuk dan konsep

setelah itu menentukan makna pada cerpen “Kupu-kupu Orang Mati”,

“Patung” dan “Cerita dari Kampung Kami”.

7. Menyimpulkan hasil penelitian.


12

Anda mungkin juga menyukai