BAB I
PENDAHULUAN
Imajinasi yang diciptakan bisanya berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar
kondisi yang dialami oleh pengarang. Hal tersebut sangat berpengaruh bagi cerita
yang akan dituliskan. Pengaruh terbesar dari kondisi pengarang yaitu pada tokoh
yang sama dengan pengarangnya, apalagi jika tokoh tersebut memiliki jenis
bahwa kondisi lingkungan, peristiwa, dan tempat mampu memberi hasrat bagi
sastra. Selain berasal dari imajinasi pengarang, karya sastra juga dapat dihasilkan
mediumnya.
Bahasa dalam karya sastra berbeda dengan bahasa yang digunakan untuk
antara lain, muncul dalam gayanya yang tidak lazim, entah itu melebih-lebihkan,
mungkin) cara bahasa yang biasa. Tujuan penciptaan kekhasan bahasa dalam
1
2
karya sastra adalah menghasilkan efek-efek makna tertentu yang tidak diperoleh
dengan menggunakan bahasa biasa. Makna karya sastra tidak dapat dipahami
secara langsung seperti yang ada pada teks. Untuk mengetahui makna yang
sebagai sesuatu yang merepresentasikan seseorang atau sesuatu yang lain dalam
kapasitas atau pandangan tertentu (Danesi, 2010:10). Hal tersebut senada dengan
konsep semiotika bahwa setiap makna yang hadir dari sebuah tanda yang sulit
menunjukkan makna sastra (makna kedua) yang terdapat dalam setiap tanda
tanda tingkat kedua dengan bahasa sebagai sistem tanda tingkat pertamanya.
Bentuk tuturan yang menggunakan sistem tanda tingkat kedua yang disebut
dengan sistem mitis inilah terdapat mitos. Mitos merupakan tipe wicara yang
ditentukan oleh cara mengutarakan pesan. Wicara dalam hal ini adalah pesan,
sehingga tidak dibatasi bentuk lisan saja tetapi dapat berupa tulisan, fotografi, dan
sinema (Barthes, 2011:152 -153). Mitos dibuat dengan motivasi tertentu oleh
tertentu yang terdapat di dalam karya sastra tersebut. Oleh karena itu, motivasi
Salah satu bentuk karya sastra adalah cerpen. Cerpen merupakan salah satu
bentuk karya sastra yang memungkinkan adanya sistem tanda tingkat kedua yang
disebut mitos. Menurut Barthes, (2011:152), segala sesuatu yang bersifat naratif
mengandung mitos di dalamnya. Cerita pendek atau disingkat cerpen adalah suatu
bentuk prosa naratif fiktif. Dibandingkan dengan karya-karya fiksi lainnya, cerita
pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Kosasi yang menyebutkan cerpen merupakan cerita yang menurut wujud
mengungkapkan satu makna yang demikian besar melalui sepotong kejadian saja
(Stanton, 2012:88). Oleh karena itu, sistem-sistem tanda tertentu diperlukan agar
cerpen berbentuk ringkas dan padat. Cerpen menyajikan hasil pemikiran dan
Banda Aceh Berkisarkan pada tema kekerasan pada konflik aceh. Karya-karyanya
telah banyak di terbitkan diberbagai media cetak baik lokal maupun nasional
Cerpennya juga tercantum dalam beberapa buku kumpulan cerpen seperti Bob
Marley-11 cerpen pilihan sriti.com (Gramedia, Jakarta, 2004), Dari Zefri Sampai
4
Puncak Pujiyama (CWI, Jakarta, 2004) Akar Anak Tebu (Pustaka, Padang 2012).
Sedangkan puisinnya terdapat pada antopologi buku Luka Aceh Luka Kita (KKSI,
juara III Lomba Cerpen Kreativitas Pemuda Tingkat Nasional yang bekerja sama
CWI (Creative Writing Institut). Pada tahun 2017 Farizal Sikumbang menerbitkan
dalam buku tersebut terdiri dari enam belas cerpen yaitu Dia yang Sendiri, Musim
yang Memasung, Dua Tanjung, Uang Jemputan, Kupu-Kupu Orang Mati, Patung,
Meisa, Abak, Pemahat Batu, Guru Safedi, Abang Penjaga, Siapa Kawin Mau
Kawin Denganku, Cerita dari Kampung Kami, Peti Ayah dan Tiga Puluh Satu
Dari enam belas cerpen tersebut terpililah tiga cerpen sebagai objek material
dalam penelitian ini yaitu (1) “Kupu-Kupu Orang Mati”, (2) “Patung” dan (3)
“Cerita dari Kampung Kami”. Dipilih sebagai objek penelitian karena hanya
dikehendaki oleh si pembuat mitos. Oleh karena itu, kajian mitologi Roland
“Kupu-Kupu Orang Mati”, “Patung” dan “Cerita dari Kampung Kami” karya
farizal Sikumbang.
1. Bagaimana sruktur cerpen yang terdapat dalam tiga cerpen dari enam belas
2. Bagaimana gambaran mitos dan makna mitos yang terdapat dalam tiga cerpen
dari enam belas cerpen “Kupu-Kupu Orang Mati” karya Farizal Si Kumbang?
1. Menjelaskan sruktur cerpen yang terdapat dalam tiga cerpen dari enam belas
2. Menjelaskan makna mitos yang terdapat dalam tiga cerpen dari enam belas
Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi atas dua yaitu manfaat teoritis
1. Manfaat Teoritis
objek penelitian yaitu teori mitologi Roland Barthes, serta dapat dijadikan sebagai
2. Manfaat Praktis
umum mengenai unsur dalam sebuah karya sastra melalui teori mitologi Roland
Barthes. Selain itu, penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca sebagai
membatasi pembahasan agar jangkauan penelitian tersebut tidak terlalu luas dan
menganalisis mengenai unsur istrinsik (tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang
dan amanat) dan menentukan makna pada cerpen “Kupu-Kupu Orang Mati”,
“Patung” dan “Cerita dari Kampung Kami” yang terdapat dalam kumpulan cerpen
1. cerpen adalah salah satu jenis karya sastra tertulis yang menggambarkan
2. Unsur istrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam
3. Mitos adalah suatu alat komunikasih untuk meyampaikan suatu pesan. Mitos
objeknya.
4. Makna adalah gabungan dari penanda dan petanda (bentuk dan kosep) yang
disajikan secara untuk sesuai dngan fakta aktual untuk melangkah menuju
BAB III
METODE PENELITIAN
Ratna (2011: 34) menjelaskan, metode berasal dari bahasa latin yaitu
methodos yang terdiri atas dua kata, yakni meta berarti menuju dan hodos berarti
cara. Ratna (2011: 34) juga menjelaskan, metode merupakan alat untuk
dipahami. Lebih khusus metode dapat diartikan sebagai cara, langkah, atau
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.
“Kupu-Kupu Orang Mati” Karya Farizal Sikumbang. Metode ini digunakan untuk
Jenis penelitian ini adalah studi pustaka yaitu mengadakan studi lewat
sejumlah bahan bacaan yang relavan serta mendukung penelitian ini. Penelitian
Orang Mati” Karya Farizal Sikumbang dan sumber buku penunjang lainya yang
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa unsur
enam belas cerpen dan dipilih tiga cerpen yang menjadi objek material peneliitian
ini yang meliputi tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang dan amanat. Serta,
makna mitos yang terkandung dalam kumpualn cerpen “Kupu-kupu Orang Mati”
Mati” karya Farizal Sikumbang yang terdiri dari enam belas cerpen dan peneliti
memilih tiga cerpen yang dianggap mengandung mitos. kumpualn cerpen “Kupu-
kupu Orang Mati” karya Farizal Sikumbang diterbitkan oleh Basabasi cetakan
Farizal Sikumbang. Cerpen terdiri dari enam belas cerpen dan dipilih tiga cerpen
Orang Mati”, “Patung”, dan “Cerita dari Kampung Kami” dan diigunakan pula
penelitian ini. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan studi pustaka melalui
buku, artikel, skripsi, tesis, dan internet yang berkaitan dengan penelitian.
ini.
teori mitologi Roland Barthes. Untuk menemukan mitos dari tiga cerpen yang
“Patung” dan “Cerita dari Kampung Kami” ketiga cerpen tersebut diambil dari
terkandung dalam cerpen “Kupu-kupu Orang Mati”, “Patung” dan “Cerita dari
Kampung Kami”.
Orang Mati” karya Farizal terutama pada ketiga cerpen dalam penelitian ini.