Anda di halaman 1dari 5

NAMA: MUHAMMAD AMIN RAIS

KELAS: 12 BDP 2

[ RESENSI BUKU] DALAM KURUNG - HADITHA

 DATA BUKU

Judul Buku : Dalam Kurung

Penulis : Haditha

Penyunting : MB Winata

Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta

Tahun Terbit : 2019

Tebal Buku : vi + 250 Hlm

~TENTANG•BUKU~

Berawal dari sebuah ramalan dari Mbok Sasih kejadian mengerikan menimpah sebuah desa di
Bojonegoro.
Djabrik masih terpukul dengan perginya Nuansa, teman masa kecilnya. Tak ingin berlarut-larut dalam
kegundahan Djabrik memutuskan untuk membuka hati pada Elsa.

Di suatu malam, Djabrik mendapati Nuansa muncul dari lubang Hitam di antara rimbunnya bambu.
Djabrik tak pernah menduga akan bisa bertemu lagi dengan Nuansa. Djabrik selalu menunggu
kedatangan Nuansa.

Namun, sesuatu yang menakutkan akan terjadi. Lepasnya makhluk-makhluk mengerikan dari dalam
kurung. Nuansa memperingatkan Djabrik akan hal itu? Dapatkah Djabrik menghentikan itu?

Tri Darma mendapati dirinya mempunyai pelindung, seekor Harimau putih, Khodam. Setelah tubuhnya
di jajaki oleh tiga makhluk tak kasat mata. Atas bantuan Abah, Tri Darma bisa lepas dari Makhluk itu.
Tapi, tugas baru menantinya. Terlebih lagi saat Nuansa si penjaga perbatasan antara dunia manusia dan
dunia makhluk Halus, juga si penjaga pohon Piramida menghilang.

Dapatkah Tri Darma menghentikan kengerian yang akan membawa Malapetaka itu?

~YANG•AKU•SUKA~

Buku kedua dari penulis yang aku baca(versi cetak) tanpa berpikir panjang aku sudah menemukan gaya
penulisannya. Sedikit frontal dan berani.

Tema yang di angkat horror klenik. Bisa juga fantasi, apakah fantasi klenik? Bisa jadi genre baru di dunia
kepenulisan Indonesia. Berhubung aku suka dengan fantasi, tak terlalu sulit buatku menangkap isi cerita,
dan lagi penulisannya yang ringan.

Karakter dalam buku ini, cukup banyak. Ada Djabrik, pemuda desa yang sepertinya mengalami banyak
sekali kesialan. Pemain Band, suka membuat lagu. Serta punya sifat yang suka menolong. Sayangnya, dia
sedikit labil. Elsa, gadis yang baru saja lulus SMA, berani, kuat dan pantang menyerah. Nuansa, sosok
yang misterius, kuat, berani dan punya keistimewaan.
Selain mereka bertiga, ada Tri Darma yang awalnya lemah, setelah bertemu dengan khodamnya,
menjadi sosok yang tangguh.

Mbok Sasih, Abah dan juga teman2 Djabrik yang lain. Serta makhluk2 lain dengan gaya baru. Seperti
macam putih, pelindung Tri Darma, maupun makhluk yang lepas dalam kurung.

Sungguh enak dan renyah mengikuti kisah mereka dalam buku ini.

Misteri yang dibangun cukup pelik, apalagi setiap bab di buat penasaran, karena cerita yang di gantung,
kemudian akan dijabarkan pada bab-2 akhir. Konfliknya kuat dan membuat betah untuk membaca.

Tingkat keseramannya maksimal. Hati2 jangan baca malam2 sendirian.

Kesan mistik dan kelam itu sudah terasa sejak awal halaman.

Settingnya sendiri di Bojonegoro, cepu dan Bogor.

~YANG•AKU•HARAP~

Sudut pandang orang ketiga serba tahu dengan alur yang berjalan pelan. Di sini, plot sepertinya sengaja
di buat pelik. Hampir berantakan. Tidak runut, tidak beraturan. Sialnya, membaca akan merasa kesal dan
lanjut baca karena misteri yang disimpan pada tiap bab akan diungkap di bab berikutnya.

Gaya penulisan yang cerdik, meskipun kadang tak berhasil membuat pembaca merasa senang. Kesal dan
sulit memahami iya. Hehehe, untungnya bahasa yang digunakan sangat ringan.

Setting waktu sendiri kurang begitu di jelaskan. Ada yang masih kurang relevan. Karena sudut pandang
yang diceritakan bergantian antar tokoh, membuat pembaca berada dalam waktu dan tempat yang
berbeda dua kali. Dan itu, seperti mengulang waktu yang sudah berlalu.
Paling menarik di sini adalah saat penulis, tidak hanya membuat pembaca ketakutan, tapi juga berpikir.
Dengan menyisipkan isu-isu hangat. Seperti pelestarian lingkungan.

Rasanya aku hanya perlu berharap kalau di buku ini, di buat dialog dengan bahasa Jawa yang lebih
banyak lagi. Dengan catatan kaki tentunya. Aku rasa, meskipun beberapa sudah terdapat bahasa Jawa,
masih kurang mengigit. Mengingat setting cerita yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Semoga di buku lanjutannya, lebih banyak menggunakan dialog berbahasa Jawa. 

~YANG•AKU•PIKIRKAN~

Aku ingin bertanya kepada penulis. Kenapa penulis lebih memilih untuk membuat cerita horror klenik
berbalut Fantasi, dengan bumbu-bumbu romantisme si tokoh dan sedikit Komedi?

Mengingat peminat novel misteri tak kalah besar dengan novel Romance?

Apapun itu? Aku sebagai pembaca sangat bersyukur bisa mengkhatamkan buku ini. Asal kamu tahu, di
sini tidak hanya ada horror-horrornya saja. Banyak hal di ungkap. Komedi yang tak jarang membuat
pembaca tersenyum, atau adegan yang membuat jantung berdenyut-denyut. Tegang,.. Hingga tak sadar
sudah di ujung halaman.

Aku sangat suka dengan dunia yang diciptakan. Mulai dari semesta WatuKayu, pohon berbentuk
piramida, juga makhluk-makhluk tak kasat mata gaya baru. Setidaknya seperti itu lah yang diucapkan
penulis.

Memilihan nama tokoh yang tak lazim. Ya, berbeda dengan novel lain. Lebih merakyat kalau aku bilang.
Dan itu, akan membuat pembaca dengan mudah merasuk ke dalam cerita. Sangat dekat dengan
lingkungan kita. Mulai dari penjabaran dan juga gambaran.

Hanya saja, ada beberapa pemilihan kata yang kurang tepat. Contohnya, dalam kalimat berikut "Masuk
merasuk melalui lubang di tubuh si gadis." (hlm 183) terdapat pemborosan kata.
Selain itu, karakter Mbok Sasih yang perlu pengembangan. Melalui dialog, Mbok Sasih masih terlihat
modern, bukan nenek2 tua dan kuno.

~  • A K U • M E R A S A ~

Buku ini cukup ringan untuk di nikmati oleh siapa saja. penyuka horror klenik maupun bukan. Kisahnya
sangat menarik, dengan konflik yang membuat bulu kuduk tidak hanya merinding, Tapi juga berdansa
riang.

Aku sangat merekomendasikannya untuk kamu-kamu yang suka membaca buku dengan tema unik.
Penulis menciptakan sebuah dunia Fantasi yang sepertinya tak jauh berbeda dengan dunia
sesungguhnya. 

Anda mungkin juga menyukai