Anda di halaman 1dari 22

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar antara Guru

dan Murid KB/TK Islam Bunga Harapan Kecamatan Ngaliyan Semarang Terhadap
Proses Pembentukan Karakter Anak

Muthia Desy A & Sinta Petri Lestari


zahra.can70@gmail.com

Abstraksi

Pada dasarnya PAUD adalah wadah bagi balita untuk mengasah dan memupuk jiwa sosial
sejak kecil. Namun, tak ayal dalam proses tersebut balita sangat rentan berperilaku tidak baik
bahkan menyimpang. Itulah proses pembelajaran yang wajar dialami balita. Balita akan
dengan mudah menirukan apa yang sebagian dari mereka lakukan, tanpa berfikir baik dan
buruknya perbuatan tersebut. Meniru adalah sebuah proses sosial yang lumrah terjadi
khususnya dalam suatu kelompok seperti dalam kelompok bermain pada PAUD.
Dalam penelitian tentang pengaruh komunikasi interpersonal dalam proses
pembentukkan karakter anak mendapatkan hasil Correlations variabel X dan Y. Nilai yang
diperoleh sebesar 0,639 berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel komunikasi
interpersonal.Dari tabel 3.8 dapat dilihat bahwa apabila variabel dependen bertambah 1,000
maka variabel independen juga bertambah sebesar 0,639. Untuk membuktikan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan Y dapat dilihat dari tabel 3.8 bahwa
tingkat signifikan 0,000 lebih kecil disbanding = 0,05.
Komunikasi interpersonal yang dilakukan guru dengan siswanya, maka terdapat
hubungan dengan pembentukan karakter anak tersebut.Setelah melakukan penelitian
dilapangan, dengan melakukan pengamatan langsung dan menyebarkan angket atau
kuesioner maka komunikasi interpersonal guru terhadap pembentukan karakter anak cukup
berpengaruh bagi anak-anak.
Key Words : Anak, Karakter, Komunikasi, Pengaruh, Persona
Latar Belakang diajarkan untuk mampu berinteraksi
Usia emas atau golden age adalah masa dengan dunia luar.Balita dibiasakan untuk
yang paling penting dalam proses mampu bergaul, bersikap dan berperilaku
kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, sesuai yang diajarkan.Anak dibiasakan
anak diajarkan berbagai macam untuk hidup teratur dan belajar mentaati
pendidikan dasar, mulai dari berbicara, peraturan yang ada. Dengan cara demikian,
bersikap, bermain, hingga diajarkan untuk anak akan terbiasa hidup teratur sejak dini.
belajar pelajaran-pelajaran ringan. Hal Pendidikan anak usia dini (PAUD)
tersebut dimaksudkan agar anak mampu adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang
mengasah kecerdasan dan bakat yang ia pendidikan dasar yang merupakan suatu
miliki sejak lahir. Pendidikan Anak upaya pembinaan yang ditujukan bagi
Usia Dini (PAUD) adalah salah satu cara anak sejak lahir sampai dengan usia lima
untuk meningkatkan kualitas anak didik tahun yang dilakukan melalui pemberian
sejak usia dini. Di masa inilah anak mulai rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani sebagian dari mereka lakukan, tanpa
dan rohani agar anak memiliki kesiapan berfikir baik dan buruknya perbuatan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, tersebut. Meniru adalah sebuah proses
yang diselenggarakan pada jalur formal, sosial yang lumrah terjadi khususnya
nonformal, dan informal. dalam suatu kelompok seperti dalam
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan kelompok bermain pada PAUD.
salah satu bentuk penyelenggaraan Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono,
pendidikan yang menitikberatkan pada dalam bukunya Teori-Teori Psikologi
peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan Sosial (2002:79) menjelaskan tentang
perkembangan fisik (koordinasi motorik teori-teori belajar sosial dan tiruan sebagai
halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, berikut:
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan “Dalam kehidupan manusia ada 2
macam belajar yaitu belajar secara fisik
spiritual), sosio emosional (sikap dan
(belajar menari, belajar naik sepeda, dan
perilaku serta agama) bahasa dan lain-lain) dan belajar psikis. Termasuk
dalam belajar psikis ini: belajar sosial
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan
(social learning), dimana seseorang
tahaptahap perkembangan yang dilalui mempelajari perannya dan peran orang-
orang lain dalam kontak sosial.
oleh anak usia dini. Sebagian besar
Selanjutnya orang tersebut akan
pertumbuhan anak terjadi pada usia menyesuaikan tingkah lakunya sesuai
dengan peran sosial yang telah
dibawah lima tahun yaitu pada usia emas
dipelajarinya itu”.
tersebut. Oleh karenanya, tingkat Penjelasan tersebut menggambarkan
keberhasilan pertumbuhan anak akan bahwa dalam PAUD, meniru adalah
ditentukan pada usia tersebut. Pendidikan bagian dari proses sosial pada balita yang
Anak Usia Dini (PAUD) akan menentukan dapat menjadikan balita tersebut pandai
pendidikan pada jenjang berikutnya, dan peka terhadap rangsangan yang ada.
sehingga eksistensinya perlu mendapatkan Dengan memberikan pengertian pada
apresiasi dari berbagai pihak. balita bahwa apa yang anak lakukan dan
Pada dasarnya PAUD adalah wadah apa yang anak tiru adalah baik atau buruk
bagi balita untuk mengasah dan memupuk maka perlahan balita dapat mengetahui apa
jiwa sosial sejak kecil. Namun, tak ayal yang baik dan buruk untuk dilakukan serta
dalam proses tersebut balita sangat rentan apa yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
berperilaku tidak baik bahkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
menyimpang. Itulah proses pembelajaran adalah salah satu faktor utama dalam
yang wajar dialami balita. Balita akan proses pembentukan karakter disamping
dengan mudah menirukan apa yang peran orang tua. Lingkungan memegang
andil yang cukup besar dalam membuat dalam proses belajar. Guru haruslah
pola sikap anak-anak. Lingkungan disini berperan aktif untuk senantiasa
adalah tempat anak berkegiatan dan membimbing anak agar mampu
berinteraksi dengan orang lain selain menentukan apa yang harus dilakukan dan
keluarga. Di lingkungan sekolahnya, anak membentuk pribadi yang baik serta santun.
diajarkan untuk mampu berlaku baik dan Di usia balita, anak diarahkan untuk
menghargai sesama. menjadi pribadi yang cerdas, baik cerdas
Membangun karakter anak sejak dini, secara akal maupun cerdas secara mental.
sangat penting bagi orang tua dan guru, Di sinilah peran PAUD menjadi penting
dengan harapan agar anak sejak dini karena para pengajar harus aktif
memiliki karakter yang baik. Semakin mengajarkan berbagai hal kepada balita,
meningkatnya perhatian orang tua dan baik pendidikan maupun perilaku. Para
pemerintah terhadap pendidikan anak usia pengajar PAUD harus aktif
dini adalah suatu kabar gembira. Akan mengoptimalkan kecerdasan anak melalui
tetapi, disisi lain, seringkali orangtua dan berbagai rangsangan-rangsangan yang
pendidik juga masih memiliki pandangan dapat dilakukan untuk mengasah
yang kurang tepat dan sempit tentang kecerdasan anak. Proses pembentukan
proses pelaksanaan pembentukan pribadi karakter pada anak senantiasa dipantau
pada anak usia dini, yakni terbatas pada oleh para pengajar PAUD, agar para
kegiatan akademik saja seperti membaca, pengajar bisa membimbing dan
menulis, menghitung, dan mengasah mengarahkan perilaku balita ke arah yang
kreativitas. Pada usia balita, anak akan positif. Dengan demikian, karakter anak
mengalami proses pembentukan karakter akan terbentuk menjadi anak yang cerdas
dengan stimulus yang diberikan oleh para dan santun sejak usia dini. Usia emas anak
orang tua dan guru yang mengajar di dipandang penting untuk proses
PAUD. Dalam proses pembentukan pembentukan karakter karena di usia emas
karakter, anak diajarkan dan dibiasakan anak sangat peka terhadap rangsangan dan
untuk berlaku baik dalam perilaku sehari- stimulus yang berasal dari lingkungan,
hari. Peran guru sama pentingnya dengan baik lingkungan keluarga maupun
peran orang tua dalam proses lingkungan kelompok belajar dan bermain
pendampingan belajar. Seorang Guru di di PAUD.
PAUD diharapkan mampu menjalin Seorang pengajar PAUD haruslah
komunikasi dan interaksi yang baik mampu menangkap respon balik dari para
dengan anak agar tercipta keselarasan siswa, baik respon verbal dan nonverbal.
Hal apa saja yang dilakukan siswa ketika lebih tinggi dengan berbekal kecerdasan
guru memasuki ruangandan apa saja yang dan perilaku yang baik yang telah balita
dikatakan oleh para siswa, guru haruslah miliki.
mampu mengkomunikasikannya dengan KB TK Islam Bunga harapan memiliki
baik. Kemampuan berkomunikasi tidak komitmen untuk mencerdaskan dan
terbatas pada pandai tidaknya berbicara memajukan sumber daya generasi emas
dan sebanyak apa yang dia bicarakan, bangsa. KB TK Islam Bunga harapan ada
melainkan bagaimana seorang pengajar untuk masyarakat yang percaya bahwa
PAUD mampu menciptakan pembicaraan periode emas puteraputeri adalah saat
yang baik, menyenangkan, dan bermanfaat kreativitas bersinergi dengan multiple
bagi balita. intelligence, dengan kemandirian dan
Dengan terjalinnya komunikasi yang percaya diri menjadi sebuah karakter yang
baik antara guru dan murid, maka proses utuh, generasi emas yang peduli, rela
belajar mengajar yang terjadi di PAUD memaafkan, adil, jujur, hormat pada
akan berlangsung baik dan optimal. sesama, tanggungjawab dan team work.
Interaksi yang dinamis antara guru dan Proses pendidikan di KB TK Islam
murid akan menciptakan iklim belajar Bunga harapan tidak hanya kegiatan
yang dinamis pula sehinnga balita dapat belajar di kelas saja, melainkan dalam
mengikuti semua kegiatan dan pelajaran berbagai kegiatan yang diselenggarakan
yang diajarkan. Interaksi yang terjalin di oleh KB TK Islam Bunga Harapan.
PAUD dalam proses belajar mengajar Melalui kegiatan berkebun bersama,
adalah untuk lebih mendalami pribadi diharapkan balita memahami bagaimana
balita, merangsang kecerdasan, dan cara untuk menjaga lingkungan dan efek
mengasah bakat balita. Pola interaksi yang dari lingkungan yang bersih dan alami.
terjalin di PAUD dimaksudkan untuk lebih Ada pula kegiatan-kegiatan pentas seni
mengoptimalkan usia emas balita dan dan perlombaan-perlombaan yang
memupuk rasa percaya diri balita. didalamnya mengandung unsur
Kecerdasan yang balita miliki sejak lahir pembelajaran dan pesan kepada balita agar
harus diasah dan diarahkan agar balita menjadi pribadi yang tumbuh dan
yang belajar di PAUD lebih memiliki berkembang dengan baik.
karakter dan unggul dibanding balita yang Keberhasilan para guru KB TK Islam
lain. Karakter anak dibentuk sejak dini di Bunga Harapan mencetak generasi-
PAUD menjadikan balita lebih siap dan generasi baru yang lebih unggul terbukti
aktif untuk menuju jenjang pendidikan dengan banyaknya lomba-lomba
drumband, menari, dan sempoa yang Menurut Sugiyono (2012:13)Penelitian
diikuti murid KB TK Islam Bunga deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan
Harapan dan menjadi juara. Dengan untuk melakukan variabel mandiri, baik
demikian, bakat yang dimiliki balita dapat satu variabel atau lebih independen tanpa
diarahkan dan tersalurkan dengan baik. membuat perbandingan, atau
Prestasi-prestasi yang diraih oleh KB TK menghubungkan dengan variabel yang lain.
Islam Bunga Harapan membuktikan Berdasarkan teori tersebut, penelitian
bahwa strategi yang digunakan KB TK deskriptif kuantitatif, merupakan data yang
Islam Bunga Harapan untuk membentuk diperoleh dari sampel populasi penelitian
karakter anak sejak dini dan mengasah yang dianalisis sesuai dengan metode
kecerdasan anak sangat efektif. statistik yang digunakan. Adapun skala
Rumusan Masalah pengukuran dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang Likert yaitu skala yang dapat digunakan
permasalahan di atas maka yang menjadi untuk mengukur sikap, pendapat dan
rumusan masalah penelitian ini adalah persepsi seseorang tentang suatu objek
adakah pengaruh komunikasi interpersonal atau fenomena tertentu. Skala ini dipakai
dalam kegiatan belajar-mengajar antara untuk memisahkan pertanyaan yang
guru dan murid KB TK Islam Bunga bersifat positif dan pertanyaan yang
Harapan terhadap proses pembentukan bersifat negatif yang masing-masing
karakter anak? menggunakan sistem skor skala 5 (lima)
Metodologi Penelitian yang bernilai lebih dari satu. Setiap
pertanyan untuk mengungkap indikator,
Jenis penelitian ini adalah tipe
menggunakan nilai sebagai berikut i)
penelitian deskriptif dengan pendekatan
Sangat setuju = 5 ii) Setuju= 4 iii) Ragu-
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif,
ragu = 3 iv) Tidak setuju = 2 v) Sangat
sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono
Tidak Setuju = 1
(2012:8) yaitu :
Pembahasan
“Metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk Hakikat komunikasi terjadi apabila
meneliti pada populasi atau sampel
terdapat kesamaan makna mengenai suatu
tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data pesan yang disampaikan oleh komunikator
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
dan diterima oleh komunikan. Jika tidak
untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan” . terjadi kesamaan antara kedua aktor
komunikasi (communication actors) yaitu
komunikator dan komunikan, komunikasi
tidaklah terjadi secara efektif. Situasi sebenarnya pesan-pesan verballah yang
komunikatif dapat berupa pidato, ceramah, paling jelas dan paling kuat
khotbah, dan lain-lain baik situasi mengkomunikasikan aneka perasaan
komunikasi lisan maupun tulisan. Antara seperti senang, atau tidak senang,
komunikator dan komunikan dapat saling penerimaan atau penolakan, minat-
mengerti dan memahami pesan yang perhatian atau rasa bosan.
disampaikan secara baik. Penyebab utama Komunikasi verbal merupakan
terjadinya situasi komunikatif adalah, baik komunikasi yang disampaikan secara lisan,
pemilihan kata-kata maupun susunan tulisan berupa ucapan(bahasa). Dalam
susunan kalimat cocok dengan hal-hal komunikasi verbal bahasa memegang
yang dinamakan Wilbur Schramm (1976) peranan penting.Hampir semua rangsangan
frame of reference yang diartikan sebagai wicara yang disadari dilakukan secara
kerangka acuan yaitu paduan pengalaman sadar untuk menghubungkan dengan orang
dan pengertian (collection of experience lain secara lisan dengan pemakaian
and meanings). Scramm menyatakan simbol-simbol bahasa yaitu berupa kata
bahwa field of experience atau bidang atau rangkaian kata yang mengandung
pengalaman merupakan faktor penting makna tertentu, makna kata tidak semata
untuk terjadinya komunikasi yang efektif. terletak dalam kata itu sendiri, melainkan
Apabila bidang pengalaman komunikator ada dalam diri manusia.
sama dengan bidang pengalaman Komunikasi non verbal adalah semua
komunikan, komunikasi akan berlangsung aspek komunikasi selain kata-kata hal ini
lancar. Sebaliknya, jika pengalaman meliputi tidak hanya gerakan dan bahasa
komunikan tidak sama dengan pengalaman tubuh, tetapi juga bagaimana kita
komunikator, timbul kesukaran untuk mengucapkan kata-kata: jeda, nada,
mengerti dan memahami pesan satu sama volume, dan aksen. Tanda-tanda non
lain (Suryanto, 2015:16). verbal terlihat dari tampilan wajah dan
Pesan Verbal Harus Sejalan Dengan gerakan tangan.Dengan demikian dalam
Pesan Non Verbal komunikasi, lambing non verbal
Agar dapat berkomunikasi secara efektif digunakan untuk mempertegas lambing
dengan orang lain, baik sebagai pengirim verbal.Komunikasi non verbal adalah
maupun sebagai penerima kita harus kegiatan pengoperan atau penyampaian
memperhatikan pesan-pesan nonverbal di pesan tidak menggunakan lambang
samping pesan-pesan verbalnya sendiri komunikasi bahasa lisan ataupun tulisan.
(Supratiknya, 1995:66). Bahkan Komunikasi non verbal juga mencakup
fitur lingkungan yang mempengaruhi dalam menyampaikan pesan-pesan bersifat
interaksi, benda personal seperti perhiasan intim. Jelas sekali, bahwa komunikasi
dan pakaian, penampilan fisik dan ekspresi antar pribadi (interpersonal) sangat
wajah. potensial untuk mempengaruhi atau
Komunikasi Antar Pribadi membujuk orang lain, karena kita dapat
menggunakan kelima alat indera tadi untuk
Komunikasi antar pribadi
mempertinggi daya bujuk pesan.
(interpersonal communication) adalah
Keberhasilan komunikasi menjadi
komunikasi antara orang-orang secara
tanggung jawab para peserta komunikasi.
tatap muka, yang memungkinkan setiap
Kedekatan hubungan pihak-pihak yang
pesertanya menangkap reaksi orang lain
berkomunikasi akan tercermin pada jenis-
secara langsung, baik secara verbal
jenis pesan atau respons non verbal mereka,
ataupun non verbal. Bentuk khusus dari
seperti sentuhan, tatapan muka yang
komunikasi antar pribadi ini adalah
ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat.
komunikasi diadik (dyadic communication)
Hakikat Komunikasi Interpersonal
yang melibatkan hanya dua orang, seperti
1) Komunikasi interpersonal pada
suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat,
hakikatnya adalah suatu proses. Kata
guru-murid, dan sebagainya.Sebagai
lain dari proses, ada yang menyebut
komunikasi paling lengkap dan paling
sebagai sebuah transaksi dan interaksi.
sempurna, komunikasi antar pribadi
2) Pesan tersebut tidak ada dengan
berperan penting hingga kapanpun, selama
sendirinya, melainkan diciptakan dan
manusia masih mempunyai emosi.
dikirimkan oleh seorang komunikator,
Kenyataan komunikasi tatap-muka ini
atau sumber informasi.
membuat manusia lebih akrab dengan
3) Komunikasi Interpesonal dapat terjadi
sesamanya, berbeda dengan komunikasi
secara langsung maupun tidak
lewat media massa seperti surat kabar dan
langsung.
televisi atau melalui teknologi komunikasi
4) Penyampaian pesan dapat dilakukan
tercanggih sekalipun seperti telepon
baik secara lisan maupun tertulis.
genggam, E-mail, atau telekonferensi,
5) Komunikasi Interpersonal tatap muka
yang membuat manusia terasing.
memungkinkan balikan atau respon
Anggapan yang seringkali terjadi
dapat diketahui dengan segera (instant
bahwa pendengaran dan penglihatan
feedback) (Suranto, 2011 : 5).
sebagai indera primer, padahal sentuhan
dan penciuman juga sama pentingnya
Komponen-komponen Komunikasi memungkinkan dilakukan komunikasi
Interpersonal secara tatap muka.
1. Sumber/ Komunikator 5. Penerima/Komunikan
Merupakan orang yang mempunyai Penerima/Komunikan merupakan
kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni seseorang yang menerima, memahami,
keinginan untuk membagi keadaan dan menginterpretasi pesan. Dalam
internal sendiri, baik yang bersifat proses komunikasi interpersonal,
emosional maupun informasional penerima bersifat aktif selain menerima
dengan orang lain. pesan melakukan pula proses
2. Encoding interpretasi dan memberikan umpan
Encoding adalah suatu aktifitas internal balik.
pada komunikator dalam menciptakan 6. Decoding
pesan melalui pemilihan simbol-simbol Decoding merupakan kegiatan internal
verbal dan non verbal, yang disusun dalam diri penerima.
berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, 7. Respon
serta disesuaikan dengan karakteristik Respon merupakan apa yang telah
komunikan. diputuskan oleh penerima untuk
3. Pesan dijadikan sebagai sebuah tanggapan
Hal ini merupakan hasil encoding. terhadap pesan. Respon dapat bersifat
Pesan adalah seperangkat simbol- positif, netral, maupun negatif.
simbol baik verbal maupun non verbal, 8. Gangguan (noise)
atau gabungan keduanya, yang Gangguan atau noise atau barier
mewakili keadaan khusus komunikator beraneka ragam, untuk itu harus
untuk disampaikan kepada semua pihak didefinisikan dan dianalisis.Noise dapat
lain. terjadi didalam komponen-komponen
4. Saluran manapun dari system komunikasi.Noise
Merupakan sarana fisik penyampaian merupakan apa saja yang mengganggu
pesan dari sumber ke penerima atau atau membuat kacau penyampaian dan
yang menghubungkan orang ke orang penerimaan pesan, termasuk bersifat
lain secara umum. Dalam konteks fisik dan psikis.
komunikasi interpersonal, penggunaan 9. Kontteks Komunikasi
saluran atau media semata-mata karena Komunikasi selalu terjadi dalam suatu
situasi dan kondisi tidak konteks tertentu, paling tidak ada tiga
dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai 6) Umpan balik. Setelah menerima pesan
(Suranto, 2011: 7). dan memahaminya, komunikan
Proses Komunikasi Interpersonal memberikan respon atau umpan balik
Proses Komunikasi ialah langkah- ( Suranto , 2011 : 10 ).
langkah yang menggambarkan terjadinya Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal
kegiatan komunikasi. Secara sederhana Komunikasi interpersonal, merupakan
proses komunikasi digambarkan sebagai jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya
proses yang menghubungkan pengirim cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
dengan penerima pesan. Proses terdiri dari Ciri-ciri komunikasi interpersonal, antara
enam langkah yaitu : lain :
1) Keinginan berkomunikasi.Seorang 1) Arus pesan dua arah. Komunikasi
komunikator mempunyai keinginan interpersonal menempatkan sumber
untuk berbagi gagasan dengan orang pesan dan penerima dalam posisi yang
lain. sejajar, sehingga memicu terjadinya
2) Encoding oleh komunikator. Encoding pola penyebaran pesan mengikuti arus
merupakan tindakan dua arah.
memformulasikan isi pikiran atau 2) Suasana non formal. Komunikasi
gagasan kedalam simbol-simbol, kata- interpersonal biasanya berlangsung
kata, dan sebagainya sehingga dalam suasana non formal.Relvan
komunikator merasa yakin dengan dengan suasana non formal, pesan
pesan yang disusun dan cara yang dikomunikasikan biasanya
penyampaiannya. bersifat lisan, bukan tertulis.
3) Pengirim pesan. Untuk mengirim 3) Umpan balik segera. Oleh karena
pesan kepada orang yang dikehendaki, komunikasi interpersonal hanya
komunikator memilih saluran mempertemukan para pelaku
komunikasi seperti telepon, SMS, e- komunikasi secara bertatap muka,
mail, surat, ataupun secara tatap muka. maka umpan balik dapat diketahui
4) Penerima pesan. Pesan yang dikirim dengan segera. Seorang komunikator
oleh komunikator telah diterima oleh dapat segera memperoleh balikan atas
komunikan. pesan yang disampaikan dari
5) Decoding oleh komunikan. Decoding komunikan, baik secara verbal
merupakan kegiatan internal dalam maupun non verbal.
diri penerima. Decoding adalah proses 4) Peserta komunikasi berada dalam
memahami pesan. jarak yang dekat. Komunikasi
interpersonal merupakan metode disembunyikan, asalkan pengungkapan diri
komunikasi antar individu yang informasi ini tidak bertentangan dengan
menuntut agar peserta komunikasi asas kepatuhan.
berada dalam jarak dekat, baik jarak Sikap keterbukaan ditandai adanya
dalam arti fisik maupun psikologis kejujuran dalam merespon segala stimuli
5) Peserta komunikasi mengirim dan komunikasi. Tidak berkata bohong, dan
menerima pesan secara simultan dan tidak menyembunyikan informasi yang
spontan, baik secara verbal maupun sebenarnya.Dalam proses komunikasi
non verbal. Untuk meningkatkan antar pribadi, keterbukaan menjadi salah
keefektifan komunikasi interpersonal, satu sikap yang positif. Hal ini disebabkan,
peserta komunikasi dapat dengan keterbukaan, maka komunikasi
memberdayakan pemanfaatan antar pribadi akan berlangsung secara adil,
kekuatan pesan verbal maupun nin transparan, dua arah, dan dapat diterima
verbal secara simultan ( Suranto, oleh semua pihak yang berkomunikasi.
2011 : 14). b) Empati (Emphaty)
Lima sikap positif yang mendukung Empati ialah kemampuan seseorang
untuk merasakan kalau seandainya
Komunikasi Antar Pribadi
menjadi orang lain, dapat memahami
Devito (1997:259-264) dalam Suranto
sesuatu yang sedang dialami orang lain,
( 2011:82-84) mengemukakan lima sikap
dapat merasakan apa yang dirasakan oleh
positif yang dipertimbangkan ketika
orang lain, dan dapat memahami sesuatu
seseorang merencanakan komunikasi antar
persoalan dari sudut pandang orang lain,
pribadi yang efektif. Lima sikap positif
melalui kacamata orang lain. Orang yang
tersebut, meliputi:
berempati mampu memahami motivasi dan
a) Keterbukaan (Openess)
pengalaman orang lain,perasaan dan sikap
Keterbukaan ialah sikap dapat
mereka, serta harapan dan keinginan
menerima masukan dari orang lain, serta
mereka.
berkenan menyampaikan informasi
c) Sikap mendukung ( Supportiveness)
penting kepada orang lain. Hal ini tidaklah
Hubungan antar pribadi yang efektif
berarti bahwa orang harus dengan segera
adalah hubungan dimana terdapat sikap
membukakan semua riwayat hidupnya,
mendukung (supportiveness).Artinya
tetapi rela membuka diri keterbukaan ialah
masing-masing pihak yang berkomunikasi
kesediaan untuk membuka diri
memiliki komitmen untuk mendukung
mengungkapkan informasi yang biasanya
terselenggaranya interaksi secara
terbuka.Oleh karena itu respon yang dengan partner komunikasi. Dengan
relevan adalah respon yang bersifat demikian dapat dikemukakan indikator
spontan dan lugas, bukan respon yang kesetaraan, meliputi: menempatkan diri
bertahan dan berkelit.Pemaparan gagasan setara dengan orang lain, menyadari akan
bersifat deskriptif-naratif, jbukan adanya kepentingan yang berbeda,
intervensi yang disebabkan tata percaya mengakui pentingnya kehadiran orang lain,
diri yang berlebihan. tidak memaksakan kehendak, komunikasi
d) Sikap positif (Positiveness) dua arah, saling memerlukan, suasana
Sikap positif (positiveness) ditunjukkan komunikasi akrab dan nyaman.
dalam bentuk sikap dan perilaku.Dalam Tujuan Komunikasi Interpersonal
bentuk sikap, maksudnya adalah bahwa Komunikasi interpersonal merupakan
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan atau tindakan yang
komunikasi antar pribadi harus memiliki berorientasi pada tujuan tertentu. Adapun
perasaan dan pikiran positif, bukan tujuan dari komunikasi interpersonal
prasangkan dan curiga.Dalam bentuk menurut Suranto (2011:19-22) adalah:
perilaku, artinya bahwa tindakan yang 1) Mengungkapkan perhatian kepada
dipilih adalah yang relevan dengan tujuan orang lain.
komunikasi antar pribadi, yaitu secara Pada prinsipnya komunikasi
nyata melakukan aktifitas untuk terjalinnya interpersonal hanya dimaksudkan untuk
kerjasama. menunjukan adanya perhatian kepada
e) Kesetaraan ( Equality ) orang lain dan untuk menghindarkan
Kesetaraan (equality) ialah pengakuan kesan dari orang lain sebagai pribadi
bahwa kedua belah pihak memiliki yang tertututp, dingin dan cuek.
kepentingan, kedua belah pihak sama- 2) Menemukan Diri Sendiri
sama bernilai dan berharga, dan saling Seseorang melakukan komunikasi
memerlukan.Memang secara alamiah interpersonal karena ingin mengetahui
ketika dua orang berkomunikasi (antar dan mengenal karakteristik pribadi
pribadi), tidak pernah tercapai suatu situasi berdasarkan informasi yang didapat dari
yang menunjukkan kesetaraan atau orang lain.
kesamaan secara utuh diantara keduanya. 3) Menemukan Dunia Luar
Kesetaraan yang dimaksud disini adalah Dengan melakukan komunikasi
berupa pengakuan atau kesadaran. Serta interpersonal maka akan memperoleh
kerelaan untuk menempatkan diri setara kesempatan untuk mengetahui berbagai
( tidak ada yang superior ataupun inferior) kejadian di dunia luar berdasarkan
informasi yang penting dan aktual dari Komunikasi interpersonal dapat
orang lain. digunakan sehingga proses kegiatan
4) Membangun Dan Memelihara pemberian bantuan bagi orang lain yang
Hubungan Yang Harmonis memerlukan
Kebutuhan yang paling mendasar Proses Disonansi Kognitif
dibutuhkan diri manusia adalah Ketika teoretikus disonansi berusaha
kebutuhan untuk membentuk dan untuk melakukan prediksi seberapa banyak
membina hubungan yang baik dengan ketidaknyamanan atau disonansi yang
orang lain. dialami seseorang, mereka mengakui
5) Mempengaruhi Sikap Dan Tingkah adanya konsep tingkat disonansi. Tingkat
Laku disonansi(magnitude of dissonanance)
Dalam prinsip komunikasi interpersonal merujuk kepada jumlah kuantitatif
adalah proses penyampaian suatu pesan disonansi yang dialami oleh seseorang.
oleh seseorang kepada orang lain, yang Tingkat disonansi akan menentukan
mana pesan tersebut bertujuan untuk tndakan yang akan diambil seseorang dan
memberitahu atau mengubah sikap, kognisi yang mungkin digunakan untuk
pendapat atau perilku secara langsung mengurangi disonansi (West &
maupun secara tidak langsung. Turner,2008:140). Ada tiga faktor yang
6) Mencari Kesenangan Atau Sekedar mempengaruhi tingkat disonansi yang
Menghabiskan Waktu dirasakan seseorang, antara lain:
Dalam beberapa suasana saat 1. Kepentingan atau seberapa signifikan
melakukan komunikasi interpersonal suatu masalah, berpengaruh terhadap
dapat memberikan suasana rileks dan tingkat disonansi yang dirasakan.
mendatangkan kesenangan. Semakin penting unsure kognitif yang
7) Menghilangkan Kerugian Akibat Salah terlibat dalam disonansi bagi seseorang
Komunikasi semakin besar pula disonansi yang
Dengan melakukan komunikasi terjadi. Disonansi dan konsonansi dapat
interpersonal yang baik maka dapat melibatkan banyak unsur kognitif
terjadi pendekatan secara langsung sekaligus. Jadi, besarnya disonansi
berbagai pesan yang rawan tergantung pula pada penting dan
menimbulkan kesalahan interpretasi relevansi unsur-unsur yang disonan dan
sehingga akan memiliki dampak baik yang konsonan.
bagi komunikan atau komunikator.
8) Memberikan Bantuan (Konseling)
2. Rasio disonansi atau jumlah kognisi orang yang bersangkutan.Penambahan
disonan berbanding dengan jumlah elemen baru ini harus sangat selektif, yaitu
kognisi yang konsonan. hanya mencarinya pada orang-orang yang
3. Rasionalitas yang digunakan individu diperkirakan dapat memberikan dukungan
untuk menjustifikasi inkonsistensi. dan menghindari orang-orang yang
Faktor ini merujuk pada alasan yang mempunyai pandangan berbeda. Ketika
dikemukakan untuk menjelaskan seseorang menggunakan strategi untuk
mengapa konsistensi muncul. Makin mengubah kognisinya dan menguraangi
banyak alasan yang dimiliki seseorang perasaan disonansinya, proses-proses
untuk mengatasi kesenjangan yang ada, perceptual akan berlangsung.Secara
maka semakin sedikit disonansi yang spesifik, teori disonansi kognitif berkaitan
seseorang rasakan. dengan proses pemilihan terpaan(selective
Tingkatan disonansi yang maksimum exposure),pemilihan perhatian(selective
adalah sama dengan jumlah daya tolak dari attention), pemilihan interpretasi (selective
elemen yang paling lemah. Jika disonansi interpretation), dan pemilihan retensi
maksimum tercapai, maka elemen yang (selective retention) karena teori ini
paling lemah akan berubah dan disonansi memprediksi bahwa orang akan
akan berkurang. Tentu saja ada menghindari informasi yang meningkatkan
kemungkinan bahwa perubahan elemen disonansi. Proses perceptual ini merupakan
yang lemah itu akan menambah disonansi dasar dari penghindaran disonansi.
pada hubungan-hubungan yang lain dalam 1) Terpaan Selektif (Selective Exposure)
kumpulan elemen-elemen kognitif yang Mencari informasi yang konsisten yang
bersangkutan. Dalam hal ini perubahan belum ada, membantu untuk
pada elemen yang lemah tersebut tidak jadi mengurangi disonansi. Disonansi
terlaksana. kognitif memprediksi bahwa orang
Penghindaran Disonansi akan menghindari informasi yang
Adanya disonansi selalu menimbulkan meningkatkan informasi yang
dorongan untuk menghindari disonansi meningkatkan disonansi dan mencari
tersebut.Dalam hubungan ini caranya informasi yang konsisten dengan sikap
adalah dengan menambah informasi baru dan perilaku mereka.
yang diharapkan dapat menambah 2) Pemilihan Perhatian (Selektive
dukungan terhadap pendapat orang yang Attention)
bersangkutan atau menambah Merujuk pada melihat informasi secara
perbendaharaan elemen kognitif dalam diri konsisten begitu konsisten itu
ada.Orang memperhatikan informasi saya merasa tidak bersalah kalau
dalam lingkungannya yang sesuai menyontek” atau menyangkal bahwa ia
dengan sikap dan keyakinannya menyontek (dan benar-benar menyakini
sementara tidak menghiraukan kebohongannya), meskipun sangat banyak
informasi yang tidak konsisten. bukti yang menyatakan sebaliknya. Semua
3) Interpretasi Selektif (Selektive perubahan dalam pendapat dan alasan ini
Interpretation) diarahakan untuk menghindari suatu
Melibatkan penginterpretasian pasangan situasi tidak konsisten dan tidak
informasi yang ambigu sehingga enak.
menjadi konsisten.Dengan Teori Interaksi Simbolik ( George
menggunakan interpretasi selektif, Herbert Mead)
kebanyakan orang menginterpretasikan George Herbert Mead merupakan
sikap teman dekatnya sesuai dengan ilmuwan yang pertama kali mencetuskan
sikap mereka sendiri daripada yang teori interaksi simbolik, Mead sangat
sebenarnya terjadi. mengagumi kemampuan manusia untuk
4) Retensi Selektif (Selektive Retention) menggunakan simbol.Ia menyatakan
Merujuk pada mengingat dan bahwa orang bertindak berdasarkan makna
mempelajari informasi yang konsisten simbolik yang muncul didalam sebuah
dengan kemampuannya yang lebih situasi tertentu, karena makna diciptakan
besar dibandingkan kita akan lakukan dari interaksi pada sebuah realitas.
terhadap informasi yang konsisten Teori interaksi simbolik ini
dengan kemampuan yang lebih besar menekankan hubungan antara simbolik
dibandingkan yang kita lakukan dan interaksi.Ralph Larossa dan Donald C.
terhadap informasi yang tidak konsisten. Reitzes dalam buku pengantar teori
Teori ini dapat diimplikasikan disemua komunikasi analisis dan aplikasi,
aspek kehidupan, baik sosial, budaya, mengatakan bahwa interaksi simbolik
ekonomi, politik, maupun pendidikan. adalah sebuah kerangka referensi untuk
Dalam tatanan Pendidikan, teori disonan memahami bagaimana manusia bersama
kognitif sering berlaku pada seorang siswa dengan orang lainnya menciptakan dunia
yang ketauan menyontek dalam suatu tes simbolik dan bagaimana dunia ini
dapat membenarkan perilakunya dengan sebaliknya menciptakan manusia bersama
menyatakan(dan malah yakin) bahwa orang lainnya, sehingga dapat membentuk
“ setiap siswa lain melakukan” atau “ guru perilaku manusia. Pernyataan ini jelas
memberikan tes yang tidak adil, sehingga menggambarkan mengenai bagaimana
saling ketergantungan antara individu dan menghilangkan intisari dari hubungan
masyarakat ( West dan Turner, 2008: 96). sosial.
Teori interaksi simbolik lahir pada dua Ralph Larossa dan Donald C.Reitzes
universitas yang berbeda yaitu University juga mencari tujuh asumsi yang mendasari
of lowa dan University of Chicago. Pada teori interaksi simbolik, yang
awal perkembangannya kelompok lowa memperlihatkan tiga tema besar yaitu
mengembangkan beberapa cara pandang ( West dan Turner, 2008: 96),
yang baru mengenai konsep diri, tetapi 1) Pentingnya makna bagi perilaku
pendekatan yang dilakukan dianggap manusia,
sebagi pendekatan yang tidak biasa. Oleh a. Manusia bertindak terhadap orang
karena itu, Herbert Blumer lain berdasarkan makna yang
melanjutkanpenelitian yang dilakukan diberikan orang lain pada mereka.
George Herbert Mead, ia menyakini bahwa b. Makna yang diciptakan dalam
studi manusia tidak dapat diselenggarakan interaksi antar manusia.
didalam cara yang sama dengan studi c. Makna dimodifikasi melalui proses
tentang benda mati. Peneliti perlu mencoba interpretif.
empati dengan pokok materi, masuk 2) Pentingnya konsep mengenal diri,
pengalamannya dan usaha untuk a. Individu-individu mengembangkan
memahami nilai dari tiap orang. konsep diri melalui interaksi dengan
Blumer dan pengikutnya menghindari orang lain.
kuantitatif dan pendekatan ilmiah, b. Konsep diri memberikan sebuah
melainkan lebih menekankan pada riwayat motif penting untuk berperilaku.
hidup, autobiografi, studi kasus, buku 3) Hubungan antara individu dan
harian, surat dan nondirevtive interviews. masyarakat,
Blumer terutama sekali melakukan a. Orang dan kelompok-kelompok
pengamtan peserta didalam studi dipengaruhi oleh proses budaya dan
komunikasi.Lebih lanjut, tradisi Chicago sosial.
ini melihat orang-orang sebagai individu b. Struktur sosial dihasilkan melalui
yang kreatif, inovatif, dalam situasi yang interaksi sosial.
tidak dapat diramalkan. Masyarakat dan Karya Mead yang paling terkenal,
diri dipandang dari proses, yang bukan Berjudul Mind, Self, and society menggaris
struktur untuk membekukan proses bawahi tiga konsep kritis yang dibutuhkan
tersebut yang akhirnya akan dalam menyusun sebuah diskusi tentang
teori interaksionisme simbolik. Tiga
konsep itu saling mempengaruhi satu sama b) Diri (Self)
lain dalam teori interaksionisme simbolik. Diri merupakan kemampuan untuk
Pikiran manusia(mind) dan interaksi sosial merefleksikan diri kita sendiri dari
(self dengan orang lain) digunakan untuk perspektif orang lain. Individu mempunyai
menginterpretasikan dan memediasi kemampuan untuk menjadi subjek dan
masyarakat ( society ). Untuk lebih jelas objek bagi dirinya sendiri dengan
ketiga konsep tersebut dijabarkan sebagai menggunakan bahasa. Subjek atau diri
berikut : yang bertindak sebagai I dan objek atau
a) Pikiran (Mind) diri yang mengalami sebagai Me. Dimana I
Pikiran merupakan kemampuan bersifat spontan, impulsive, dan keatif
menggunakan simbol yang mempunyai sedangkan Me lebih reflektif dan peka
makna sosial yang sama dan itu secara sosial.(West and Turner, 2008 :
dikembangkan meelaui interaksi dengan 107).
orang lain. Manusia memiliki konsep c) Masyarakat (society)
pemikiran yang dinyatakan sebagai Cara manusia untuk mengartikan dunia
percakapan didalam diri sendiri. Salah satu dan diri sendiri yang berhubungan erat
hal penting yang diselesaikan individu dengan masyarakatnya. Ada dua bagian
melalui pemikiran adalah pengambilan penting masyarakat yang mempengaruhi
peran atau kemampuan secara simbolik pikiran dan diri seorang individu yaitu
menempatkan dirinya sendiri dalam diri particular others (orang lain secara khusus)
khayalan orang lain. ( West and Turner, merajuk pada individu yang signifikan
2008 : 104-105). bagi individu lain seperti orang tua serta
Seorang individu dapat keluarga dan generalized others ( orang
mengembangkan apa yang disebut dengan lain secara umum) yang merujuk pada cara
pikiran melalui bahasa dan ini membuat pandang dari sebuah kelompok sosial
individu tersebiut mampu menciptakan sebagai suatu keseluruhan (West and
setting interior bagi masyarakat yang Turner, 2008: 108).
dilihatnya dan beroperasi diluar diri Sebelum bertindak manusia
individu tersebut. Bahasa tergantung pada menggunakan arti-arti tertentu kepada
simbol signifikan atau simbol-simbol yang dunianya dengan skema-skema interpretasi
memunculkan makna yang sama bagi yang telah disampaikan kepadanya melalui
orang banyak. proses sosial. Sehubungan dengan proses
tersebut yang mengawali perilaku manusia,
konsep pengambilan peran (role taking)
sangat mempengaruhi dan penting. Pengertian Karakter
Sebelum diri seseorang bertindak, ia Karakter berasal dari bahasa Yunani
membayangkan dirinya dalam posisi orang yang berarti to mark atau menandai dan
lain dan mencoba untuk memahami apa memfokuskan bagaimana mengaplikasikan
yang diharapkan oleh pihak lainnya. nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
Teori Stimulus — Respons terlatih dalam cara berfikir yang
Prinsip teori ini menyatakan bahwa: ilmiah.tingkah laku.Maka,orang akan yang
"Kalau stimulus memberikan akibat yang tidak jujur,kejam,rakus,dan berperilaku
positif atau memberi reward maka respons jelek maka dikatakan orang berkarakter
terhadap stimulus tersebut akan diulangi jelek.Sebaliknya,orang yang perilakunya
pada kesempatan lain dimana stimulus sesuai dengan kaidah moral disebut
yang sama timbul. Sebaliknya apabila dengan berkarakter mulia.
respons memberikan akibat yang negatif Menurut kamus besar bahasa Indonesia
(hukuman dan sebagainya) hubungan (2008:623), karakter adalah sifat-sifat
antara stimulus - respons tersebut akan kejiwaan,akhlak,atau budi pekerti yang
dihindari pada kesempatan lain". membedakan seseorang dari yang
Beberapa istilah yang perlu dijelaskan lain.Disini,karakter juga bisa dipahami
dalam teori ini adalah stimulus, respons, sebagai tabiat atau watak.Dengan
dorongan, reinforcementlfaktor demikian,orang yang berkarakter adalah
penguat.Stimulus adalah peristiwa yang orang yang memiliki karakter,mempunyai
terjadi baik di luar maupun di dalam tubuh kepribadian,atau berwatak.
manusia yang menyebabkan timbulnya
suatu perubahan tingkah laku.Respons Interval hasilpenelitianterhadap
adalah perubahan yang disebabkan Komunikasi Interpersoanal (Variabel X)
olehadanya stimulus. kor tertinggi- kor teren ah
anjang nterval kelas anyaknya elas

anjang nterval kelas

anjang nterval kelas

Dari perhitungan interval di ataspanjang


interval darimasing-masing kelas didapat
angka 8 sehingga untuk variabel X Skor 18 – 26 = dikategorikan Rendah
menggunakan kategori : Skor 26 - 34 = dikategorikan Sedang

Skor 10 - 18= 8 dikategorikan Sangat Rendah Skor 34 - 42 = dikategorikan Tinggi

Skor 18 – 26 = 17 dikategorikan Rendah Skor 42-50 = dikategorikan Sangat Tinggi

Skor 26 – 34 = 25 dikategorikan Sedang Hasil dari penelitian di dapat bahwa


Skor 34 – 42= 33 dikategorikan Tinggi variabel pembentukan karakter anak
Skor 42- 50 = 41 dikategorikan Sangat Tinggi dikategorikan Tinggi.
Hasil dari penelitian didapat dari variabel Koefisien Determinasi( )
komunikasi interpersonal dikategorikan Koefisien determinasi digunakan untuk
Sangat Tinggi mengetahui presentase sumbangan
Interval hasilpenelitianterhadap pengaruh variabel X (Komunikasi
Pembentukan karakter anak (Variabel interpersonal guru) secara serentak
Y) terhadap variabel Y (Pembentukan
kor tertinggi kor teren ah
anjang nterval kelas karakter).Koefisien determinasi ini
anyaknya elas
menunjukkan seberapa besar persentase
anjang nterval kelas variasi variabel X (Komunikasi
anjang nterval kelas Interpersonal) yang digunakan dalam
Dari perhitungan interval di ataspanjang penelitian ini mampu menjelaskan variasi
interval darimasing-masing kelas didapat variabel Y (Pembentukan Karakter).
angka 8 sehingga variabel Y didasarkan Hasil yang diperoleh dengan
pada penilaian : menggunakan program statistik terlihat
Skor 10 – 18 = dikategorikan Sangat Rendah pada tabel 3.6 berikut ini :
Tabel
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square
Square Estimate

1 .639a .408 .396 .2772


a. Predictors: (Constant), Komunikasi
Interpersonal guru
b. Dependent variabel : Pembentukan
karakter

Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka sumbangan pengaruh variabel komunikasi


( R Square ) senilai 0,408 atau (40,8%). interpersonal guru terhadap variabel
Hal ini menunjukkan bahwa presentase pembentukan karakter 40,8 %. Atau
variasi variabel komunikasi interpersonal mengetahui arah hubungan antara variabel
yang digunakan mampu menjelaskan independen dengan variabel dependen
senilai 40,8 % variasi variabel apakah positif atau negative dan untuk
pembentukan karakter. Sedangkan sisanya memprediksi nilai dari variabel dependen
senilai 59,2 % dipengaruhi atau dijelaskan apabila nilai variabel independen
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan mengalami kenaikan atau penurunan.
dalam penelitian ini ( Priyatno, 2002 : 80). Rumus regresi Linear Sederhana
Analisis Regresi Linear Sederhana sebagai berikut :
Analisis regresi linear sederhana adalah Y= a+bX
hubungan secara linear anatara satu Hasil yang diperoleh dengan
variabel independen (X) dengan variabel menggunakan program statistik terlihat
dependen (Y).Analisis ini untuk pada tabel 3.7 berikut ini :
Tabel Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.409 .482 2.922 .005
1 Komunikasi
.671 .114 .639 5.869 .000
Interpersonal
a. Dependent Variable:
Pembentukan karakter
Sumber : Hasil data olahan SPSS 16

Persamaan regresi dari hasil perhitungan variabel komunikasi interpersonal guru


statistik di dapat sebagai berikut : (X) bertambah satu, maka variabel
Y= 1,409 + 0,639 X pembentukan karakter (Y) akan
Arti Persamaan regresi Linear tersebut bertambah sebesar 0,639 namun
ditabel atas adalah signifikan,
a. Konstanta sebesar 1,409 menyatakan Analisa Pengaruh Komunikasi
bahwa jika variabel independen tetap, Interpersonal Guru terhadap
pembentukan karakter anak
maka variabel dependen adalah sebesar
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui
1,409.
atau membuktikan adanya pengaruh
b. Koefisien X= 0,639, menunjukkan
komunikasi interpersonal terhadap
bahwa komunikasi interpersonal guru
pembentukan karakter yaitu antara variabel
(X) berpengaruh terhadap pembentukan
independent dan variabel dependen maka
karakter (Y). Artinya, jika setiap kali
penulis menggunakan rumus regresi linear
sederhana dan diolah menggunakan data variabel X dan Y dapat dilihat dari tabel
SPSS 16.0. 3.8 bahwa tingkat signifikan 0,000 lebih
Untuk melihat adanya korelasi antara kecil disbanding = 0,05. Dengan
komunikasi interpersonal guru dan komunikasi interpersonal guru, maka yang
pembentukan karakter anak, penulis telah dimaksud penulis adalah bagaimana
melakukan analisa regresi linear dengan hubungan terhadap pembentukan karakter
menggunakan program SPSS 16.0 for anak tersebut.Setelah melakukan penelitian
windows, adapun hasil dari analisis dilapangan, dengan melakukan
tersebut adalah : pengamatan langsung dan menyebarkan
Tabel Korelasi respon komuikasi angket atau kuesioner maka komunikasi
interpersonal guru
interpersonal guru terhadap pembentukan
terhadap pembentukan karakter anak
Correlations karakter anak cukup berpengaruh bagi
PEMBENTUK
AN KOMUNIKASI anak-anak.
KARAKTER INTERPERSO
ANAK NAL GURU Simpulan
Pearson Pembentukan
1.000 .639
Kb Tk Islam sebagai instansi pendidkan
Correlation karakter anak
Komunikasi
yang berbasis pada optimalisasi usia emas
interpersonal .639 1.000
guru
balita telah melakukan upaya untuk
Sig. (1- Pembentukan
. .000 meningkatkan kualitas generasi muda
tailed) karakter anak
Komunikasi bangsa.Melalui komunikasi interpersonal
interpersonal .000 .
guru yang menerapkan segala metode
N Pembentukan pembelajaran Kb TK Islam Bunga
52 52
karakter anak
Komunikasi Harapan berhasil melakukan usaha
interpersonal 52 52
anak pembentukan karakter anak sejak dini. Kb
Sumber : Data Olahan (2017) TK Islam Bunga HArapan menerapkan
konsep pembelajaran yang ringan dan
Hasil Correlations variabel X dan Y.
menyenangkan dalam melahirkan generasi
Nilai yang diperoleh sebesar 0,639 berarti
muda yang cerdas, aktif dan berkarakter.
terdapat hubungan yang signifikan antara
Strategi komunikasi kelompok yang
variabel komunikasi interpersonal.Dari
diterapkan di Kb TK Islam Bunga Harapan
tabel 3.8 dapat dilihat bahwa apabila
meliputi kegiatan perencanaan,
variabel dependen bertambah 1,000 maka
pelaksanaan dan evaluasi.Masing-masing
variabel independen juga bertambah
kegiatan telah dilakukan Kb TK Islam
sebesar 0,639. Untuk membuktikan bahwa
Bunga Harapan sebagai usaha peningkatan
terdapat hubungan yang signifikan antara
kualitas dan kuantitas individu dan sekolah.
Segala aktifitas dan kegiatan Kb TK belajar balita khususnya dalam metode
Islam Bunga Harapan merupakan bermain. Keterbatasan jumlah mainan
implementasi dari komunikasi akan menggangu keberlangsungan
interpersonal yang mengacu pada proses belajar selanjutnya.
keberlangsungan pendidikan.Segala  Obyektifitas guru terhadap anak didik
aktifitas melibatkan guru dan murid. harus ditingkatkan agar tidak ada
Komunikasi interpersoanal terbukti efektif murid yang merasa memperoleh
membantu guru dan murid dalam proses perlakuan berbeda dari guru.
belajar mengajar di Kb TK Islam Bunga Demikian saran penulis sampaikan
Harapan. Karena melalui komunikasi kepada Kb TK Islam Bunga Harapan
interpersonal, baik guru maupun murid semoga dapat di terima dan
dapat saling memahami dan mengerti dipertimbangkan demi peningkatan
karakter masing-masing sehingga proses kualitas baik sekolah, guru serta anak didik.
pendidikan dapat berlangsung dengan baik DAFTAR PUSTAKA
dan efektif. A.M, Sardiman. 2007. Interaksi &
Siswa-siswi Kb TK Islam tumbuh dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta : Raja
Gravindo Persada.
berkembang menjadi individu yang cerdas, Brehm, S. S dan Kassin, S. M. 1990.
aktif dan memiliki karakter yang Social Psichology. Boston : Houghton
Miffin Company.
kokoh.Prestasi-prestasi yang diraih Devito, Joseph, A. 1997. Human
merupakan indikasi dari kesuksesan communication. New York : Harper
Collins
komunikasi interpersonal; yang diterapkan Colege Publisher.
di Kb TK Islam Bunga Harapan. Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu
Komunikasi Teori & Praktek. Bandung :
Rekomendasi PT. Remaja Rosdakarya.
Rekomendasi kepada Kb TK Islam Bunga Effendy, Onong Uchjana.2003. IlmuTeori
Filsafat Komunikasi .Bandung: PT.
Harapan demi peningkatan kualitas proses Remaja Rosda Karya.
belajar mengajar yang berlangsung. Elvinaro Ardianto. 2011. Metodologi
Penelitian untuk Public Relations
 Kb TK Islam Bunga Harapan haruslah Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :
mampu meningkatkan kualitas Remaja Rosdakarya.
Faturochman. 2006. Pengantar
pengajar melalui kegiatan-kegiatan Psikologi Sosial. Yogyakarta : Pinus.
pelatihan secara rutin. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi :
Suatu Pengantar. Bandung : Remaja
 Penambahan jumlah mainan bagi Rosdakarya.
balita siswa-siswi Bunga Harapan Rakhmat, Jalaluddin.2011. Psikologi
Komunikasi.Bandung: PT. Remaja Rosda
merupakan cara untuk mengatasi Karya.
hambatan yang terjadi dalam proses
Supratiknya.1995.Tinjauan Psikologis
Komunikasi Antarpribadi.Yogyakarta :
Penerbit PT Kanisius
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal.
Yogyakarta : PT. Graha Ilmu.
Suryanto. 2015.Pengantar Ilmu
Komunikasi.Bandung:CV Pustaka Setia
West, Richard dan Lynn H.Turner. 2008.
Pengantar teori Komunikasi, Edisi 3
Analisis dan Aplikasi Buku 1
terjemahan. Jakarta:Predada Media

Anda mungkin juga menyukai