100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
860 tayangan5 halaman
1. Novel ini menceritakan kisah Thomas, seorang konsultan politik yang membantu kliennya menjadi calon presiden.
2. Ia dituduh melakukan kejahatan besar dan kliennya ditangkap atas tuduhan korupsi untuk menghancurkan kampanye.
3. Thomas berusaha membongkar konspirasi besar dari kelompok mafia hukum yang melibatkan pejabat dan pengusaha untuk merugikan negara.
Deskripsi Asli:
Negeri di Ujung Tanduk adalah noel karya Tere Liye
1. Novel ini menceritakan kisah Thomas, seorang konsultan politik yang membantu kliennya menjadi calon presiden.
2. Ia dituduh melakukan kejahatan besar dan kliennya ditangkap atas tuduhan korupsi untuk menghancurkan kampanye.
3. Thomas berusaha membongkar konspirasi besar dari kelompok mafia hukum yang melibatkan pejabat dan pengusaha untuk merugikan negara.
1. Novel ini menceritakan kisah Thomas, seorang konsultan politik yang membantu kliennya menjadi calon presiden.
2. Ia dituduh melakukan kejahatan besar dan kliennya ditangkap atas tuduhan korupsi untuk menghancurkan kampanye.
3. Thomas berusaha membongkar konspirasi besar dari kelompok mafia hukum yang melibatkan pejabat dan pengusaha untuk merugikan negara.
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan: April, 2013 Halaman: 359 Halaman
Thomas, seorang konsultan keuangan profesional, kini memperluas bidang kerjanya. Unit baru dalam perusahaan jasa konsultasinya berfungsi sebagai konsultan strategi bagi politikus untuk memenangi pemilihan. Saat ini, Thomas sedang membantu seorang politikus berinisial JD yang menjadi kandidat terbaik pemilihan presiden. Thomas amat mendukung politikus ini karena impiannya untuk menegakkan hukum, yang adalah kunci dari semua permasalahan negara. RETA RIAYU PUTRI XII IPA 5 2
Di sela-sela kesibukannya membantu JD memenangi suara dalam pemilihan presiden, ia aktif juga menjadi pembicara di berbagai konferensi, hal yang sudah biasa ia lakukan sejak masih menyelesaikan sekolah bisnisnya. Kini, ia tengah berdiri sebagai pembicara di konferensi internasional tentang komunikasi dan pencitraan politik yang diadakan lembaga riset politik terkemuka dengan sponsor ADB, Asian Development Bank di salah satu hotel besar di Hong Kong. Hadirin! Thomas mengangkat tangan, memasang intonasi suara serius dan bertenaga, Maafkan saya, tapi saya akan tegaskan di depan kalian semua, bahwa bagi kami, politik tidak lebih adalah permainan terbesar dalam bisnis omong kosong, industri artifisial penuh kosmetik yang pernah ada di dunia. Thomas diam sejenak, merasakan sensasi menguasai perhatian seluruh ruangan. Apakah politik membutuhkan moralitas? Hei, berapa tahun Nelson Mandela dipenjara oleh rezim kulit putih karena isu moralitas yang dibawanya? Menentang apartheid? Puluhan tahun lamanya. Apa kurangnya isu moralitas yang dibangun Nelson Mandela? Kesamaan derajat. Itu perintah kitab suci, perintah Tuhan, dikirim langsung dari surga. Lantas kenapa Nelson Mandela harus begitu lama dipenjara? Apa orang-orang di sekitarnya tidak paham betapa pentingnya isu moralitas yang dibawanya? Apa orang-orang di sekitarnya lupa? Bodoh? Tidak beragama? Kenyataannya, orang-orang di sekitarnya, bahkan termasuk yang paling keras menentang Nelson Mandela, berangkat ke rumah ibadahnya lebih sering dibanding siapa pun, membaca kitab sucinya paling banyak. Maka jawaban sesungguhnya: Karena orang-orang berhitung dengan kepentingan masing-masing, mengukur kekuatan masing-masing. Wajah-wajah peserta konferensi menatapnya serius. Thomas pun melanjutkan, Saya tidak akan bilang moralitas adalah fatamorgana indah, tidak, tapi izinkan saya bilang: moralitas sejatinya hanyalah salah satu omong kosong yang bisa dijual dalam bisnis politik. Saran saya pendek saja. Temukan hal yang paling menarik di negara kalian dalam bisnis omong kosong ini, sisi yang paling penting bagi pemilih kalian, termasuk jika itu memang isu moralitas, seperti pemerintahan yang bersih, gerakan antikorupsi, maka kalian akan menemukan amunisi pamungkas untuk memenangi pemilihan. Tutup Thomas dalam 3
konferensi. Ratusan peserta konferensi di ruangan itu mengangguk-angguk, sependapat dengan pernyataannya. Hari pemilihan presiden pun kian dekat. JD, yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai walikota terbaik di dunia, ketika ia masih menjabat sebagai walikota, mempunyai nilai tambahan tersendiri sebagai kandidat presiden terbaik negeri ini. Thomas berusaha membantu kliennya ini semampunya. Akan tetapi saat mereka sudah begitu dekat dengan kemenangan yang pasti, serangan balik yang mematikan datang menghancurkan dan sasaran utamanya adalah Thomas. Dimulai pertama kali pada saat Thomas sedang berada di Hong Kong, sepulangnya menyelesaikan konferensi internasional tentang komunikasi dan pencitraan politik, dijemput kapal pesiar baru miliknya yang berisi Opa dan Kadek, orang kepercayaannya. Seorang wartawan review politik mingguan bernama Maryam pun turut serta berada dalam kapal tersebut, setelah susah payah mengejar jadwal Thomas yang penuh untuk mewawancarainya. Suasana tenang di dalam kapal pesiar tersebut dikejutkan dengan kedatangan sekelompok pasukan berpakaian taktis yang menodong mereka dengan senjata. Penyelidikan pun dilakukan dengan membongkar kapal pesiar. Anehnya, pasukan tersebut menemukan sejumlah besar bubuk heroin, senjata otomatis, granat, dan juga peledak mematikan dalam kapal pesiar yang masih baru itu. Segera Thomas menyadari, bahwa seseorang yang berkuasa sedang menjebaknya dengan tuduhan dan berusaha menjatuhkannya. Tidak berhenti sampai di sana, Thomas kemudian harus dikejutkan dengan berita bahwa klien politiknya ditangkap atas tuduhan korupsi besar-besaran. Kejadian tersebut membuat status JD sebagai kandidat calon presiden dipertanyakan. Thomas dengan segala kemampuan dan akal pikirannya berusaha keras untuk memecahkan permasalahannya. Kejadian ini jelas melibatkan konspirasi besar dari banyak pihak, orang-orang yang terganggu jika kliennya menjadi presiden. Thomas menyebutnya dengan istilah Mafia Hukum. Dikejar oleh waktu yang terus berjalan, ia harus berhasil meyakinkan anggota partai sebelum konvensi partai besar dibuka. Mafia Hukum pun terus berusaha menangkapnya dengan berbagai macam cara. Dengan segala hal yang terjadi, permasalahan ini bukan hanya intrik politik biasa, tetapi merupakan sebuah pertarungan besar. 4
"Saat semua ini sudah dekat sekali, tidak peduli dengan intrik politik yang mereka lakukan, fitnah kejam atas calon presiden kita, tidak peduli itu semua, kita akan terus maju. Tidak ada yang boleh mendiskualifikasi calon presiden kita. Tidak ada yang boleh membatalkannya. Penangkapan itu dusta, intrik politik untuk membunuh karakter. Kita semua pemilik partai ini, kitalah pemilik suaranya, maka kita sendiri yang akan menentukan nasib partai ini, bukan mereka." Dengan bantuan beberapa orang yang mempercayai dan mendukung Thomas, ia perlahan-lahan mengumpulkan semua bukti untuk mengungkap orang-orang di balik Mafia Hukum. Saat yang terselubung mulai terlihat, Thomas baru menyadari bahwa orang yang ia cari adalah bedebah yang tidak pernah lagi ia sebut namanya. Akan tetapi meskipun bahaya berada di depan matanya, Thomas tidak akan menyerah hingga ia berhasil atau bahkan mati saat berusaha. Ia akan melakukan apapun yang perlu dilakukan, untuk menyelamatkan negeri yang berada di ujung tanduk. "Apakah ada di dunia ini seorang politikus dengan hati mulia dan niat lurus? Apakah masih ada seorang Nelson Mandela? Yang berteriak tentang moralitas di depan banyak orang, lantas semua orang berdiri rapat di belakangnya, rela mati mendukung semua prinsip itu terwujud? Apakah masih ada? Maka jawabannya: selalu ada." Tekad Thomas kuat. Thomas tidak tinggal diam, dibantu Maggie sekertaris cerdas dan Kris seorang programmer handal yang bekerja di perusahaan konsultanya, Thomas mencoba membongkar dalang Mafia Hukum yang telah bertahun-tahun merugikan negara. Dengan mengumpulkan analisis data dari berbagai kasus, Thomas berhasil menemukan pola jaringan Mafia Hukum itu. Ia meminta bantuan Om Liem, paman Thomas yang menjadi tersangka Korupsi Bank Semesta. Bank tersebut merupakan salah satu korban kejahatan Mafia Hukum dan merugikan negara triliunan rupiah. Sialnya meskipun Thomas telah berhasil mempengaruhi Om Liem untuk mengungkap rahasia besar kasus ini, Mafia Hukum tersebut ternyata lebih cepat bergerak. Ia menculik Om Liem dengan membajak mobil Komisi Pemberantasan Korupsi yang membawa Om Liem dalam perjalanan ke sebuah tempat pengamanan bagi saksi. Om Liem diculik dan dibawa ke Hong Kong. Persekongkolan dengan para Jendral, anggota DPR dan pengusaha kaya, mudah saja bagi 5
Mafia Hukum tersebut menculik Om Liem dan membawanya ke Hong Kong. Tanpa harus melewati administrasi perjalanan berbelit-belit dan berurusan dengan petugas imigrasi. Seperti masih belum puas, Mafia Hukum tersebut meminta Thomas datang ke lokasi penculikan seorang diri. Dengan ancaman terhadap nyawa Om Liem, Thomas pun datang ke Hong Kong, tepatnya di lokasi penculikan tersebut melalui jalur perjalanan yang memang sudah diatur oleh mafia hukum tersebut. Di lokasi penculikan Thomas dikepung oleh puluhan orang berseragam, bertopeng dan dilengkapi senjata laras panjang otomatis. Dalang dari Mafia Hukum itu ternyata adalah Shinpei, teman Opa-nya Thomas yang telah mengkhianati keluarga Thomas. Shinpei juga merupakan orang yang menjebak Om Liem dalam kasus Bank Semesta dan mendalangi pembakaran rumah Thomas 20 tahun yang lalu sewaktu ia masih berusia 10 tahun. Kejadian itu membuat Papa dan Mama Thomas tewas terbakar dalam peristiwa tersebut. Dikepung oleh puluhan tentara dengan senjata laras panjang, sulit bagi Thomas untuk meloloskan diri. Namun, Tuhan itu selalu adil ia tidak mungkin membiarkan kejahatan menang. Ternyata di antara pasukan bertopeng yang menculik Om Liem adalah Rudi, kawan Thomas. Ia seorang polisi jujur yang diam-diam mengamati pergerakan Thomas. Dengan bantuan satuan tugas yang diam-diam dibentuk Rudi dan detektif dari Hong Kong, Thomas berhasil menyelamatkan Om Liem. Ia juga telah berhasil mengungkap Mafia Hukum yang jaringannya melibatkan pejabat dan pengusaha kaya di Jakarta. Mafia Hukum, yang telah memfitnah klien politik Thomas, menghancurkan keluarga Thomas, dan menghancurkan sistem hukum negara.