Description:
Talita Luna
Kesejatian hidup ada pada batu kerikil yang tertendang ketika kau melangkah
menyusuri jalan. Kesejatian hidup ada pada selembar daun kering yang gugur
tertiup angin. Kesejatian hidup ada air susu ibu yang yang merelakan puting
payudaranya diisap oleh bayi manapun. Di
Vihara Pit Yong Kiong, Pasuruan, di pelabuhan Belawan, di Penang, di
Bangkok, di Laos, di Golden Triangle, di Cambodia, di Bandung, di
manapun kau hidup.
Tapi, dia mungkin tak terlihat pada arus politik yang menyudutkanmu pada
pilihan kedigdayaan. Dia menyembunyikan diri dari teriakan-
teriakan yang menggemakan perubahan. Kesejatian hidup tak memerlukan
perubahan, namun juga tak menampiknya. Dia rebah pada semua kesederhanaan
yang ada di sekelilingmu. Maka, carilah, dan kamu akan mendapatinya.
Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Mintalah, maka kau akan diberi.
18 tahun adalah waktu yang cukup, dan Bodhi mohon pamit. Bersama serombongan
pendeta Buddha, Bodhi menyeberang ke Sumatera dan memutuskan menetap di
daerah Belawan. Tanpa KTP, tak juga faham mengenai asal usul dan tanggal
kelahirannya. Bekerja tiga bulan, mendapat upah, dan dibantu oleh Ompu
Berlin untuk mendapatkan sejumlah dokumen identitas termasuk paspor, Bodhi
menyeberang ke Penang. Disana dia bertemu dengan sejumlah backpackers yang
kemudian "memberi" arah perjalanan berikutnya: Bangkok.
Rasa kangennya memuncak. Diputuskannya untuk pergi mencari Kell. Tak ada
petunjuk. Tak ada berita. Dan dia pergi. Suara semesta dan kerinduannya
adalah dua buah kompas sejati yang dia percaya akan mengantarkannya tepat
waktu - tepat arah kepada Kell. Bodhi terdampar di sebuah pertarungan antar
manusia ala Golden Triangle ditonton oleh ribuan petaruh. Diadu secara
barbar di atas ring melawan gladiator raksasa. Pertarungan dahsyat dengan
menggunakan sejumlah jurus wushu yang mendebarkan pun digelar.
About Author:
Dee Lestari, is one of the bestselling and critically acclaimed writers in Indonesia.
Born in January 20, 1976, she began her debut with a serial novel: Supernova in 2001.
Supernovas first episode, Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh (The Knight, The Princess, and The
Falling Star), was sold phenomenally, achieving a cult status among Indonesian young readers.
She has published four other episodes: Akar (The Root), Petir (The Lightning), Partikel(The
Particle), and Gelombang (The Wave).
Aside of the Supernova series, Dee has also published a novel titled Perahu Kertas (Paper Boat),
and three anthologies: Filosofi Kopi (Coffees Philosophy), Madre, and Rectoverso a unique
hybrid of music and literature.
Dee also has an extensive music career, producing four albums with her former vocal trio, and two
solo albums. She has been writing songs for renowned Indonesian artists.
Perahu Kertas (Paper Boat) was turned into a movie in 2009, marking Dees debut as a
screenplay writer. The movie became one of the national's block busters. Following the same
path, Madre, Filosofi Kopi, Madre, and Supernova KPBJ, were made into movies.
In February 2016, Dee released the final episode of Supernova, Inteligensi Embun Pagi
(Intelligence of the Morning Dew). All Dees books are published by Bentang Pustaka.
Other Editions:
- Supernova: Akar (Supernova, #2)
Books By Author:
- Perahu Kertas
- Supernova: Petir
- Rectoverso
- Supernova: Petir
- Partikel
- Gelombang
- Entrok
- Pulang
- BiRU
- Gadis Pantai
- Burung-Burung Manyar
Rewiews: