Anda di halaman 1dari 4

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Dokter. TIDAK : AEP/SP/02/10/2.3


PROSEDUR OPERASI STANDAR Tanggal Dikeluarkan : 2 Desember 2011

PENANGANAN LIMBAH Pendeta No : 01


Tanggal Pendeta : 05 September 2022

A.TUJUAN
Untuk memastikan bahwa kegiatan pengumpulan, penyimpanan dan pembuangan atau

pengiriman sampah dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku.

B. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup prosedur ini adalah kegiatan pengendalian limbah di perkebunan kelapa
sawit Anglo Eastern Plantations Group.
C.DEFINISI
1.Limbahadalah bahan yang tidak memiliki nilai atau tidak bernilai untuk tujuan biasa atau utama
dalam pembuatan atau penggunaan barang yang rusak atau cacat dalam produksi atau bahan
yang berlebihan atau ditolak untuk dibuang.
2.Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup
dan/atau membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lainnya.
3.Limbah non-B3adalah limbah yang tergolong selain limbah B3 atau lebih sering
disebut dengan limbah domestik.
D. REFERENSI
1. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2. Manual HSE Anglo Eastern Plantations Group
E. PROSEDUR
1. Umum
1.1 Manajemen area terkait bertanggung jawab untuk mengidentifikasi limbah
yang dihasilkan di lokasi kerja (kantor, pabrik, gudang, perumahan, dll.)
1.2 Limbah ini dipisahkan menjadi :
A. limbah B-3
B. Limbah Non B-3/ Limbah Domestik
1.3 Berdasarkan identifikasi limbah, dilakukan pengelolaan sesuai dengan
spesifikasinya.
1.4 Penanganan sampah dimulai dari timbulan sampah yaitu penyimpanan atau

pengumpulan sampai dengan pengolahan dan penimbunan atau pemusnahan.

1.5 Petugas yang menangani limbah wajib menggunakan alat pelindung diri seperti masker,
kaca mata, sarung tangan dan sepatu safety.
1.6 Prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam pengelolaan sampah adalah:
A. Reduce, yaitu kegiatan meminimalkan barang atau bahan yang digunakan.
B. Reuse yaitu menggunakan barang yang dapat digunakan kembali dan menghindari penggunaan

barang sekali pakai.

C. Recycle, yaitu mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai lagi menjadi barang
lain.
Dokter. TIDAK : AEP/SP/02/10/2.3
PROSEDUR OPERASI STANDAR Tanggal Dikeluarkan : 2 Desember 2011

PENANGANAN LIMBAH Pendeta No : 01


Tanggal Pendeta : 05 September 2022

2. Pengelolaan Limbah Non B-3/Limbah Domestik/Sampah


2.1 Limbah rumah tangga dibagi menjadi:

A. Sampah organik, yaitu sampah yang mudah terurai dalam proses alam,
contoh sampah organik, seperti sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran, kulit buah, dan daun-daunan.
B. Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak dapat terurai oleh alam, sedangkan
yang lain hanya dapat terurai dalam waktu yang sangat lama, contoh jenis ini
misalnya berupa botol, botol plastik, kantong plastik, dan kaleng.

2.2 Manajemen terkait bertanggung jawab untuk:


A. Menyediakan tempat penampungan sementara untuk limbah domestik sebelum dibuang
ke TPA.
B. Menyediakan petugas kebersihan.

C. Menyediakan tempat pembuangan akhir untuk limbah domestik.

2.3 Tempat penampungan sementara limbah domestik dibedakan menurut jenisnya dengan

memberikan kode warna yang berbeda, yaitu:

A. Warna kuning untuk sampah anorganik (kering).

B. Warna hijau untuk sampah organik (basah).


2.4 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah domestik:
A. Pisahkan sampah kering (anorganik) dengan sampah basah (organik).

B. Letakkan tempat sampah di tempat yang mudah dijangkau dan beri penutup agar tidak
terkena hujan secara langsung.
C. Buanglah sampah setiap hari agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
D. Dilarang membakar sampah di dekat pemukiman dan perkantoran.
2.5 Untuk limbah non B3 yang berasal dari kegiatan operasional/konstruksi, dipilah pada
tempat yang telah disediakan menjadi:
A. Limbah besi (skrap besi, skrap baja, dll.)
B. Potongan kayu
C. Sampah potong PVC

3. Pengelolaan Limbah B3
3.1 Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi jenis dan mengelola limbah B-3
dari kegiatan operasional, meliputi:
A. Oli bekas
B. Mesin bor (bor besi) terkena minyak,
C. Kaleng cat
D. Kaleng pelarut,
e. Kain bekas oli/gemuk,
F. Sarung tangan berminyak,

G. Toner pencetak,
Dokter. TIDAK : AEP/SP/02/10/2.3
PROSEDUR OPERASI STANDAR Tanggal Dikeluarkan : 2 Desember 2011

PENANGANAN LIMBAH Pendeta No : 01


Tanggal Pendeta : 05 September 2022

H. Baterai bekas,
Saya. Lampu bekas.

3.2 Semua limbah B3 harus ditangani, dikumpulkan, disimpan dan dikelola sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3.3 Limbah B3 yang dihasilkan dari setiap kegiatan operasional perkebunan dan pabrik harus dikirim

ke tempat penyimpanan sementara limbah B3 dengan jangka waktu 1x24 jam.

3.4 Kode warna wadah limbah B3 sebelum ditempatkan di tempat penyimpanan sementara
adalah merah atau jingga.
3.5 Persyaratan penyimpanan sementara limbah B3 meliputi:
A. Tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai/tanah,
B. Ada tanggul,
C. Ada reservoir (jebakan),
D. Tidak ada matahari atau hujan,

e. Memiliki sirkulasi udara yang baik,

F. Adanya penandaan tempat penyimpanan limbah B3 disertai simbol


keselamatan kerja dan lingkungan.
3.6 Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengelolaan limbah B3 adalah:

A. Pengemasan limbah B3 harus dalam keadaan baik, tidak rusak dan bebas dari
karat dan kebocoran.
B. Bentuk, ukuran dan bahan kemasan limbah B3, dengan memperhatikan keamanan dan
kemudahan penanganannya.
C. Limbah B3 yang tidak cocok satu sama lain tidak boleh disimpan bersama
dalam satu kemasan.
D. Jika kemasan yang berisi limbah B3 dalam kondisi tidak layak (berkarat, rusak
atau bocor) maka limbah tersebut harus dipindahkan menjadi satu paket.

3.7 Kemasan (drum, tong atau wadah bak) yang digunakan harus:
A. Kondisi bagus, tidak ada bocor, karat atau rusak.
B. Terbuat dari bahan yang sesuai dengan limbah B3 yang akan disimpan.
C. Mampu mengamankan limbah yang tersimpan di dalamnya.

D. Saat memindahkan atau mengangkut, ia memiliki penutup yang kuat untuk menghindari tumpahan.

3.8 Kemasan yang telah terisi penuh dengan limbah B3 harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
A. Simbol dan label digunakan untuk memenuhi persyaratan
penandaan kemasan limbah B3.
B. Itu selalu tertutup rapat dan hanya bisa dibuka jika limbah ditambahkan atau
dikeluarkan darinya.
3.9 Areal penggunaan, tujuan penggunaan, dan jumlah limbah B3 yang akan digunakan
kembali (kemasan bekas, oli bekas) harus didokumentasikan. Selain itu, disediakan logo
tengkorak untuk digunakan pada kemasan Limbah B3.
Dokter. TIDAK : AEP/SP/02/10/2.3
PROSEDUR OPERASI STANDAR Tanggal Dikeluarkan : 2 Desember 2011

PENANGANAN LIMBAH Pendeta No : 01


Tanggal Pendeta : 05 September 2022

3.10 Di luar perusahaan (oleh pihak ke-3), limbah B3 hanya dapat digunakan apabila pihak ke-3
tersebut memiliki izin pemanfaatan dari pihak yang berwenang.
3.11 Sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu, manajemen harus memeriksa kondisi tempat
penyimpanan sementara limbah B3.
3.12 Pemeriksa sekurang-kurangnya meliputi kondisi kemasan dan jumlah limbah
B3 sebagaimana tercantum dalam catatan neraca limbah B3.
3.13 Dalam proses penyimpanan limbah B3 diperlukan tanggap darurat:
A. Tumpahan limbah B3 cair di lantai harus dibersihkan menggunakan bahan
penyerap seperti pasir, serbuk gergaji, kain, dan sebagainya.
B. Untuk menghindari polusi, bahan yang digunakan untuk menyerap tumpahan harus dikumpulkan di satu

lokasi dan digunakan kembali atau diproses lebih lanjut.

C. Jika terjadi tumpahan atau kebocoran dalam skala besar, segera isolasi limbah
tersebut, terutama jika masuk ke saluran air yang mengarah ke badan air.
D. Untuk menghindari bahaya kebakaran, kaji fasilitas penyimpanan sementara limbah B3
minimal seminggu sekali untuk potensi bahaya dan ikuti prosedur penanganan
kebakaran jika terjadi kebakaran.
e. Cuci dan desinfeksi anggota badan dan pakaian yang terkena limbah B3
dengan air bersih dan sabun sesegera mungkin..
F. Jika terluka, lakukan prosedur pertolongan pertama sebelum dibawa ke poliklinik untuk

penanganan lebih lanjut.

3.14 Berikut tata cara pemberian simbol dan tanda:


A. Setiap kemasan atau wadah penyimpanan limbah B3 harus mencantumkan
simbol dan label yang menunjukkan jenis limbah B3 serta karakteristiknya
(meledak, mudah terbakar, reaktif, beracun, menular, dan korosif).
B. Tujuan penandaan sampah B3 adalah untuk memberikan identitas yang unik
sehingga dapat diketahui keberadaannya di suatu lokasi.
C. Tujuan dari label identitas limbah adalah untuk memberikan informasi tentang
asal usul, identitas, dan kuantifikasi sampah dalam kemasan suatu paket
limbah B3.
D. Label pengenal limbah harus terlihat jelas dan ditempatkan di atas simbol pada kotak.
Label ini juga harus dibubuhkan pada kemasan yang akan menjadi bagian dari
kemasan yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai