Anda di halaman 1dari 6

9.

2 Definisi Probabilitas
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada beberapa pilihan, seperti
kemungkinan-kemungkinan suatu kejadian yang mungkin terjadi dan kita harus mengambil
sikap jika menemukan kondisi seperti ini, misalkan pada saat kita ingin bepergian, kita
melihat langit terlihat mendung. Dalam kondisi ini kita dihadapkan pada 2 permasalahan,
yaitu kemungkinan terjadinya hujan serta kemungkinan langit hanya mendung saja dan tidak
akan turunnya hujan. Ilmu statistik yang mempelajari tentang dalam hal tsb adalah
probabilitas.

Probabilitas didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan suatu kejadian, suatu ukuran
tentang kemungkinan atau derajat ketidakpastian suatu peristiwa (event) yang akan terjadi di
masa mendatang. Rentangan probabilitas antara 0 sampai dengan 1. Jika kita mengatakan
probabilitas sebuah peristiwa adalah 0, maka peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi. Dan
jika kita mengatakan bahwa probabilitas sebuah peristiwa adalah 1 maka peristiwa tersebut
pasti terjadi.

9.3 Perumusan Probabilitas


Perumusan probabilitas dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu: pendekatan
klasik, pendekatan empiris, dan pendekatan subjektif.

a. Perumusan Klasik

Menurut pendekatan klasik, probabilitas suatu peristiwa dirumuskan sbb:

Contoh:

Sebuah dadu dilempar sekali, berapa probabilitas munculnya mata dadu 2 ?

Jawab:

Seandainya peristiwa A adalah munculnya mata dadu 2, maka jumlah peristiwa munculnya
mata dadu 2 yang mungkin terjadi adalah 1, dan jumlah semua peristiwa yang  mungkin
terjadi adalah 6. Jadi, P(A) = 1/6.
b. Perumusan Empiris

Pada pendekatan empiris, kita menghitung probabilitas suatu peristiwa berdasarkan informasi
peristiwa yang telah terjadi. Di rumuskan sbb:

Contoh:

Hasil pelemparan sekeping mata uang logam sebanyak 10.000 kali adalah 5.010 kali keluar
angka dan 4.990 kali keluar gambar. Berapa probabilitas keluarnya angka jika sekeping  mata
uang logam dilempar sekali? 

Jawab:

Seandainya peristiwa A adalah munculnya angka, maka:

Pendekatan empiris berbeda dengan pendekatan klasik. Pada pendekatan klasik, probabilitas
dihitung secara teoritis, sedangkan pada  pendekatan empiris, probabilitas dihitung dari data
historis atau peristiwa yang sudah terjadi. Jika jumlah percobaan pada pendekatan empiris
cukup besar, maka probabilitas yang dihitung berdasarkan pendekatan empiris dengan
probabilitas yang dihitung berdasarkan pendekatan klasik hampir sama. Dalam dunia bisnis,
penggunaan pendekatan empiris sangat menolong dalam menentukan probabilitas suatu
peristiwa.

c. Perumusan Subjektif

Tidak semua peristiwa kemungkinan atau probabilitasnya dapat dihitung secara teoritis,
seperti pada pendekatan klasik atau empiris ( karena empiris membutuhkan data historis yang
cukup banyak ). Sebagai contoh: peristiwa manusia mendarat di planet Mars, peristiwa Mr. X
menjadi direktur suatu perusaaan, dll. Pada pendekatan ini, probabilitas dirumuskan
berdasarkan keyakinan dan pandangan pribadi terhadap probabilitas suatu peristiwa. Agar
dapat merumuskan probabilitas dengan baik, penyusun probabilitas suatu peristiwa  harus 
mempertimbangkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan peristiwa tsb.
9.4 Percobaan, Peristiwa, dan Ruang Sampel
Untuk lebih memahami perumusan probabilitas secara teoritis, berikut akan dibahas beberapa
istilah, yaitu:

1. —Percobaan, adalah proses pembuatan suatu observasi atau pengambilan ukuran,


mis: percobaan pelemparan sebuah mata dadu.
2. —Peristiwa, adalah suatu hasil dari percobaan, mis: munculnya mata dadu 1 atau 2
pada percobaan pelemparan mata dadu.
3. —Ruang Sampel suatu percobaan, adalah kumpulan atau himpunan dari semua
peristiwa.

Probabilitas suatu peristiwa, misalnya peristiwa A, dapat dirumuskan sbb:

Atau

P (A) = P (a) + P (b) + P (c) + … + P (n)

Contoh 1:

Jika peristiwa A adalah munculnya mata dadu 1 atau 2 atau 3 pada pelemparan sebuah mata
dadu, maka hitunglah probabilitas peristiwa A ?

Jawab:

Jika perstiwa A adalah munculnya mata dadu 1 atau 2 atau 3 pada pelemparan sebuah mata
dadu, maka:

Atau
Contoh 2:

Pada percobaan pelemparan 2 mata uang sekaligus, jika A adalah peristiwa munculnya 1
Angka dan B adalah peristiwa munculnya paling sedikit 1 Angka, hitunglah P(A) dan P(B) ?

Jawab:

Peristiwa-peristiwa yang mungkin akan muncul:

1. Munculnya Angka dan Angka = ¼


2. Munculnya Angka dan Gambar = ¼
3. Munculnya Gambar dan Angka = ¼
4. Munculnya Gambar dan Gambar = ¼

9.5 Probabilitas Peristiwa Mutually Exclusive dan


Peristiwa Non Mutually Exclusive
1. Probabilitas Peristiwa Mutually Exclusive

Dua peristiwa dikatakan mutually exclusive apabila keduanya tidak dapat terjadi pada waktu
yang bersamaan, atau A ∩ B = { }. Perhatikan gambar dibawah :

Peristiwa A union Peristiwa B, artinya salah satu dari peristiwa akan terjadi, keduanya tidak
dapat terjadi bersama-sama.

Maka probabilitas peristiwa A atau peristiwa B didefinisikan sebagai P ( A U B ) .

Karena  A U B = A + B, maka :
Contoh :

Pada pelemparan sebuah dadu satu kali, jika A adalah peristiwa munculnya mata dadu 3 dan
B adalah peristiwa munculnya mata dadu 5, berapakah probabilitas munculnya mata dadu 3
atau 5?

Jawab:

Karena A ∩ B = { }  (tidak mungkin mata dadu 3 keluar sekaligus bersamaan dengan mata
dadu 5), maka peristiwa A dan B adalah mutually exclusive.

2. Probabilitas Peristiwa Non Mutually Exclusive

Dua peristiwa dikatakan non mutually exclusive apabila dapat terjadi pada waktu yang
bersamaan, atau A ∩ B ≠ { }. Perhatikan gambar dibawah :
Contoh :

Dari suatu survey terhadap 100 responden, diketahui bahwa 60 responden suka film action,
50 suka film drama, dan 10 suka keduanya. Jika dari 100 responden tsb diambil 1 orang
secara acak, maka berapakah probabilitas menemukan responden yang suka film action atau
responden yang suka film drama ?

Jawab:

Jika A adalah peristiwa menemukan responden yang hanya suka film action dan B adalah peristiwa
menemukan resonden yang hanya suka film drama, maka:

Anda mungkin juga menyukai