Anda di halaman 1dari 49

S t a ti st i k a Ter apan

D o se n : Ibu Sw ar mi l ah H ari a ni

PROBABILITA
S
Dibuat oleh: kelompok 3
Kelas 5-06/D III Akuntansi
Kelompok 3:
Alma Dwi Lestari (4)
Intan Fakhriyah Gumay (21)
Lidya Dwi Agustira (22)
Muh. Haidar Nashrullah (23)
Resty Rachmawati Sholekha
(31)
Rizka Ainna Nur Fathehah (32)
Zahra Luthfi Fauziyya (39)
KONSEP
DASAR
Probabilitas didefinisikan sebagai
peluang, kemungkinan atau derajat
ketidakpastian suatu peristiwa yang akan
terjadi di masa mendatang
Peristiwa adalah kumpulan hasil atau akibat
dari suatu prosedur.

Peristiwa sederhana adalah suatu hasil atau


peristiwa yang tidak dapat dibagi lagi menjadi
komponen yang lebih sederhana.

Ruang sampel terdiri dari semua peristiwa


sederhana yang mungkin muncul.
Notasi Peluang

a) P menyatakan peluang.
b) A, B, dan C menyatakan
peristiwa tertentu (specific
events).
c) P(A) menyatakan
kemungkinan terjadinya
peristiwa (peluang peristiwa
Aturan ATURAN 1 : Penaksiran
Dasar Frekuensi Relatif dari
Probabilitas
Menghitung Lakukan (atau amati) suatu prosedur,
dan hitung banyaknya peristiwa A
Probabilitas benar-benar terjadi. Berdasarkan
hasil nyata tersebut, P(A)
diperkirakan:
 
CONTOH:

Percobaan pelemparan sebuah dadu


sebanyak 1000 kali. Hasilnya, Frekuensi
Relatif muncul mata dadu X = 1,2,… 6
Aturan 1
dengan n = 1000
Aturan
ATURAN 2 : Pendekatan Klasik
Dasar Probabilitas (Mensyaratkan
Hasil yang Mungkin
Menghitung Sama/Equally Likely Outcomes)
Asumsikan bahwa prosedur yang dilakukan

Probabilitas memiliki n peristiwa sederhana yang berbeda


dan setiap peristiwa sederhana tersebut
memiliki kesempatan yang sama untuk
terjadi. Jika peristiwa A dapat terjadi dalam s
dari n cara, maka:
 
CONTOH:

1) Pada pelemparan sebuah koin, antara


muncul gambar dan muncul angka
memiliki kesempatan yang sama, yakni
Aturan 2
sebesar 1/2 dari hasil keseluruhan.

2) Seorang dokter mengatakan dari 200


pasien yang datang terdapat 4 pasien
yang kurang puas akan pengobatannya.
Maka, probabilitas pasien yang puas
akan pengobatannya adalah:
s = 196, n = 200
A = pasien yang puas akan pengobatan.
P (A) = s/n
= 196/200 atau 98%
Aturan ATURAN 3: Probabilitas
Dasar Subyektif

Menghitung Probabilitas Peristiwa A, P(A), ditaksir


menggunakan pengetahuan tentang
Probabilitas keadaan yang relevan. Tidak semua
kejadian dapat timbul secara
berulang-ulang, adakalanya hanya
timbul sekali saja.
CONTOH:

Kejadian A dan B terjadi dalam kondisi yang


sama dan kita dua kali lebih yakin akan
Aturan 3
kejadian A dibandingkan B, maka P(A) = 2/3
dan P(B) = 1/3

Misalnya, “Berapa probabilitas menteri


X akan diganti dengan Y?”.

Jadi, Probabilitas Subyektif dirumuskan


sebagai pengukuran keyakinan pribadi
terhadap suatu hipotesis yang tertentu atau
terjadinya suatu kejadian tertentu.
Batas- Probabilitas peristiwa yang
batas tidak mungkin terjadi adalah
0.
Probabilit
Selalu nyatakan
as
probabilitas sebagai
pecahan atau angka Probabililtas suatu peristiwa
desimal antara 0 dan yang pasti terjadi adalah 1.
1

Untuk sembarang peristiwa A,


peluang dari A adalah antara 0
dan 1, yaitu 0 ≤ P(A) ≤ 1.
Nilai yang
Mungkin
dari
Probabilitas
Pasti
Suatu peristiwa memiliki hasil
angka yang “tidak biasa kecil”
Mungkin
(unusually low) atau angka yang
“tidak biasa besar” (unusually
Kemungkina high) apabila angka tersebut jauh
n 50-50 dari apa yang biasanya kita
harapkan.
Sepertiny
a tidak  Unlikely: Peluang kecil
Tidak  Unusual: Hasil ekstrim
mungkin
Pembulatan
Nyatakan nilai probabilitas dalam pecahan yang tepat
atau desimal atau pembulatan hasil desimal hingga tiga
digit. Sebaiknya probabilitas bukan pecahan sederhana
seperti 2/3 atau 5/9, tapi dalam bentuk 0,67 atau 0,56
sehingga jumlahnya dapat lebih dipahami.

Law of Large Number


Ketika suatu prosedur diulangi berulang-ulang,
probabilitas dari pendekatan frekuensi relatif suatu
peristiwa cenderung mendekati probabilitas yang
sebenarnya dibandingkan dengan pendekatan yang
lainnya.
ATURAN
PENJUMLAHA
N
 Peristiwa Majemuk (Compound Event)
adalah sembarang peristiwa yang
menggabungkan dua atau lebih peristiwa
sederhana.
 P (A atau B) = P (peristiwa A terjadi atau
peristiwa B terjadi atau keduanya terjadi).
Disjoint atau Mutually
Exclusive
Peristiwa A dan B dikatakan
Disjoint (atau Mutually
Exclusive) apabila keduanya tidak
mungkin terjadi pada saat yang
bersamaan.
Peristiwa
Komplementer
Komplemen
 
dari peristiwa A, dinyatakan dengan ,
terdiri dari semua hasil dimana peristiwa A tidak
terjadi.
Peristiwa Komplementer
dan Aturan Penjumlahan
 
CONTOH:

Dalam suatu kantong yang terdapat 4


kelereng berwarna merah, 2 kelereng
berwarna hijau, dan 4 kelereng berwarna
putih. Tentukan :
Peluang terambil kelereng berwarna merah
Peluang terambil kelereng berwarna bukan
merah

JAWAB :
P (Merah) = 4/10 = 0,4
P (Bukan Merah) = 1 – P (Merah) = 1 – 0,4
= 0,6
ATURAN
PERKALIAN
Aturan perkalian dasar digunakan untuk menemukan P (A
dan B), probabilitas bahwa kejadian A terjadi yang pertama
dan B terjadi dalam kejadian kedua. Jika hasil dari peristiwa
pertama (A) mempengaruhi probabilitas kedua (B), perlu
penyesuaian probabilitas B untuk mencerminkan terjadinya
peristiwa.
CONTOH:
Dalam 1 ruangan ada 50 orang yang 44
diantaranya adalah penderita leukemia dan
sisanya tidak menderita leukemia.

Jika diambil 2 orang tanpa mengembalikan


orang pertama ke ruangan, berapa
kemungkinan perawat mengambil orang
pertama menderita leukemia dan yang
kedua tidak menderita leukemia?

Jika 2 orang diambil dan orang pertama


dikembalikan ke ruangan, berapa
kemungkinan perawat mengambil orang
pertama menderita penyakit leukemia dan
yang kedua tidak menderita leukemia?
Diagram Pohon adalah gambar
dari hasil yang mungkin dari
suatu kejadian, ditampilkan
sebagai segmen garis yang
berasal dari satu titik awal.
diagram ini kadang-kadang
membantu dalam menentukan
jumlah hasil yang mungkin
dalam ruang sampel, jika jumlah
kemungkinan tidak terlalu besar.
Tree
Diagrams
Tree
Diagrams
A ngka i ni merang kum
has i l yang m ung ki n
untuk/ pertanyaan b enar
sal ah di i kuti o leh
p ertanyaan p i l i han
g anda. Perhati kan b ahwa
ad a 10 kemung ki nan
kom bi nasi.
Note
K i ta harus menyesuai kan probabi l i tas kejadi an
ked ua untuk menc ermi nkan hasi l dari kej adi an
p ertama.

Pro babi li tas untuk ked ua event B harus


memperhi tung kan f akta bahwa kej adi an A
tel ah t erjad i .
Dua kejadian A dan B dalam ruang
sampel S dikatakan saling bebas, jika
kejadian A tidak mempengaruhi
probabilitas terjadinya kejadian B dan
sebaliknya kejadian B tidak
mempengaruhi probabilitas terjadinya
kejadian A. Jika A dan B tidak
independen, maka keduanya dikatakan
dependen.

CATATAN :
• Pengambilan Sampel dengan Peristiwa
Pengembalian: Peristiwa Independen
• Pengambilan Sampel tanpa
Independen dan
Pengembalian: Peristiwa Dependen
Dependen
Formal Multiplication Rule
𝑃(𝐴∩𝐵)=𝑃(𝐴). 𝑃(𝐵│𝐴)
Jika A dan B merupakan kejadian yang saling bebas,
maka 𝑃 (𝐵│𝐴) sama dengan 𝑃(𝐵).

Intuitive Multiplication Rule


Ketika menemukan probabilitas bahwa peristiwa A
terjadi dalam satu percobaan dan peristiwa B terjadi
dalam percobaan berikutnya, kalikan probabilitas
peristiwa A dengan probabilitas peristiwa B, tetapi
pastikan bahwa probabilitas peristiwa B
memperhitungkan kejadian peristiwa A sebelumnya.
CONTOH:
 
CONTOH:
 
KOMPLEMEN DAN
PELUANG
BERSYARAT
• Kemungkinan “Setidaknya satu/ At least
One”
• Peluang Bersyarat
• Kebingungan dari Invers
At Least
One!

Menemukan peluang bahwa di antara


beberapa percobaan, kita dapatkan
setidaknya satu dari beberapa
peristiwa tertentu.

P (setidaknya satu) = 1 - P (tidak ada)


CONTOH

SOAL: JAWAB:
 
PT ABC memasok DVD X-Data
sebanyak 50 buah, dan mereka
memiliki tingkat cacat 0,5%, jadi
probabilitas disk cacat adalah 0,005.
Berarti, itu menunjukkan bahwa
probabilitas disk yang baik adalah
0,995. Berapa probabilitas
mendapatkan setidaknya satu disk
yang rusak dalam banyak 50 buah?
Peluang
Bersyarat
Peluang bersyarat dari suatu peristiwa
adalah peluang suatu peristiwa ketika kita
memiliki informasi tambahan bahwa bahwa
beberapa peristiwa lain telah terjadi.

P (A | B) menunjukkan peluang terjadinya A bila B


telah terjadi atau diketahui, dapat ditemukan
dengan membagi peluang kejadian B dan A
keduanya terjadi dengan peluang kejadian B
CONTOH
SOAL:
Tes Obat Positif Tes Obat Negatif
Subjek 44 (Benar Positif) 6 (Salah Negatif)
Menggunakan Obat
Subjek Tidak 90 (Salah Positif) 860 (Salah Negatif
Menggunakan Obat

1) Jika 1 dari 1000 subjek dipilih secara acak, temukan kemungkinan bahwa
subjek memiliki hasil tes positif jika subjek sebenarnya menggunakan obat-
obatan.
2) Jika 1 dari 1000 subjek dipilih secara acak, temukan kemungkinan bahwa
subjek menggunakan obat-obatan jika diketahui subjek memiliki hasil positif.
JAWAB:
Tes Obat Positif Tes Obat Negatif
A = Hasil positif
Subjek 44 (Benar Positif) 6 (Salah Negatif)
Menggunakan Obat B = Subjek menggunakan obat-obatan
Subjek Tidak 90 (Salah Positif) 860 (Salah Negatif
Menggunakan Obat

 
Teorema
Bayes
Teorema ini menyatakan seberapa jauh derajat
kepercayaan subjektif harus berubah secara rasional
ketika ada petunjuk baru.
𝑃(𝐵 | 𝐴) 𝑃(𝐴)
𝑃ሺ𝐴 ȁ 𝐵) =
𝑃(𝐵)
CONTOH KASUS
W = kejadian percakapan dilakukan dengan seorang wanita.
L = kejadian percakapan dilakukan dengan seorang berambut panjang
M = kejadian percakapan dilakukan dengan seorang pria

Berapa peluang seseorang itu adalah wanita bila diketahui dia berambut
panjang P(W|L)?
Kebingunga
n dari
Invers!
Salah percaya bahwa P (A | B) dan P (B | A)
adalah sama, atau salah menggunakan
satu nilai untuk yang lain, sering disebut
kebingungan invers.
Perhitungan
Untuk urutan dua peristiwa di mana kejadian
pertama dapat terjadi cara m dan kejadian
kedua dapat terjadi n cara, peristiwa
bersama-sama dapat terjadi total m n cara.
Faktorial
Faktori al adalah hasil
perkali an antara bil angan
bul at posi tif yang kurang dari
atau sama dengan n.
Dil ambangkan dengan tanda
seru (!).

5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120

Terdapat defi ni si spesial


di mana 0! = 1
Permutasi
Permutasi yai tu penyusunan k
obj ek dari n obj ek yang t ersedi a
dengan cara memperhat ikan
urutannya.

Rumus permutasi :
1. Permutasi dari n obyek
semuanya
CONTOH:
Terdapat 5 kursi berwarna merah, kuning, hijau, biru, nila
dan ungu. Berapa banyak cara untuk menyusun kursi
tersebut?

JAWAB:
Jumlah n = 6
Jadi, 6! = 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 720 cara
2. Permutasi sebanyak r dari n
obyek
 
3. Permutasi dengan beberapa item
 

identik
4. Permutasi siklis

n Psiklis = (n-1)!

CONTOH:
5 orang akan duduk mengelilingi meja bundar, banyaknya
cara penyusunan yaitu...

JAWAB:
Banyak orang n = 5

5 Psiklis = (5-1)! = 24 cara


Kombinasi
Kombi nasi adalah cara
penyusunan dengan ti dak
memperhatikan susunan.

Rumus kom b inasi :


 
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai