Anda di halaman 1dari 14

PROBABILITAS

KEJADIAN, RUANG SAMPEL, DAN PROBABILITAS

• Teori probabilitas dapat digunakan untuk memodelkan populasi


melalui percobaan fenomena random (acak). Misalkan satu uang
koin dilempar sekali dan sisi muka atau belakang yang muncul
kita catat. Hal inilah yang disebut pengamatan (observation) atau
pengukuran (measurement). Proses untuk memperoleh atau
membangkitkan pengamatan disebut percobaan (experiment).
Definisi

• Suatu percobaan (eksperimen) adalah proses mendapatkan suatu


pengamatan atau pengambilan suatu pengukuran.
• Sampel kejadian adalah hasil dasar suatu percobaan yang tidak dapat
dipecah lagi menjadi hasil yang lebih sederhanapengamatan atau
pengambilan suatu pengukuran
 Ruang sampel suatu percobaan adalah kumpulan dari seluruh kejadian-
kejadian sederhana.
 Contoh 3.1.
 Pada percobaan melempar sebuah dadu kemungkinan angka yang muncul adalah: 1
atau 2 atau3 atau 4 atau 5 atau 6, maka ruang sampel pelemparan sebuah dadu
adalah: S={1, 2, 3, 4, 5, 6}
 Dalam percobaan melempar dua koin uang yang memeiliki sisi Muka (M) dan sisi
Belakang (B), kemungkinan sisi yang muncul: MM atau MB atau BM atau BB, maka
ruang sampel pelemparan dua buah koin uang adalah : S = {MM, MB, BM, BB}
• Definisi 3.4

• Probabilitas suatu kejadian sederhana adalah bilangan yang mengukur kemungkinan


bahwa kejadian tersebut akan terjadi jika suatu percobaan dilakukan. Probabilitas dapat
didekati dengan proporsi banyaknya kejadian tersebut diamati ketika suatu percobaan
diulang dalam sejumlah pengulangan yang sangat besar. Untuk suatu sampel kejadian
K, kita menamakan probabilitas K sebagai P(K).
Aturan untuk Menentukan Probabilitas-probabilitas ke
Sampel Kejadian

• Misalkan K1, K2, …, Kk merupakan kejadian-kejadian sederhana dalam suatu


ruang sampel
• Seluruh probabilitas kejadian sederhana berada dalam selang 0 dan 1;
0≤P(K1)≤1 untuk i = 1, 2, 3, ..., k
• Penjumlahan seluruh kejadian-kejadian sederhana dalam suatu ruang
sampel harus sama dengan 1;
• Even adalah kumpulan dari kejadian sederhana
• Prababilitas even A adalah penjumlahan probabilitas-probabilitas sederhana
dalam kejadian A
Langkah-langkah untuk Menghitung Probabilitas Kejadian

1. Definisikan suatu percobaan, yaitu deskripsikan proses yang digunakan untuk melakukan suatu
pengamatan dan jenis pengamatan yang akan dicatat.

2. Daftarlah seluruh kejadian-kejadian sederhana.

3. Assign-kan probabilitas-probabilitas ke kejadian-kejadian sederhana.

4. Tentukan kumpulan kejadian-kejadian sederhana yang terkandung dalam kejadian-kejadian yang menjadi
minat/kepentingan kita.

5. Jumlahkan probabilitas-probabilitas kejadian sederhana tersebut untuk mendapatkan probabilitas


kejadian.
KEJADIAN GABUNGAN & KOMPLEMENTER

• Definisi 3.6
• Gabungan dua kejadian A dan B adalah kejadian yang terjadi jika salah satu A atau B, atau kedua-duanya terjadinya
pada performansi tunggal suatu eksperimen. Gabungan kejadian-kejadian A dan B dinotasikan oleh simbol AUB

• Definisi 3.7
• Irisan dua kejadian A dan B adalah kejadian yang terjadi jika A dan B sama-sama terjadi dalam performansi tunggal
suatu eksperimen. Irisan kejadian A dan B dinotasikan dengan A∩B
• Komplemen kejadian A adalah kejadian A tidak terjadi yaitu kejadian yang terdiri dari seluruh kejadian-kejadian
sederhana yang tidak termasuk dalam kejadian A. Komplemen A dinotasikan dengan A c. Perhatikan bahwa A U Ac=S
ukuran sampel
• Hubungan komplementer
• Penjumlahan dari kejadian yang saling komplementer sama dengan 1, yaitu P(A)+P(A c)=1
PROBABILITAS BERSYARAT

• Semua probabilitas yang dibahas diatas merupakan probabilitas tidak bersyarat. Dalam beberapa kasus,
apabila terdapat informasi yang baru, maka kita sering memperbaharaui ruang sampel. Dalam kasus ini,
kita ingin dapat memperbaharui perhitungan probabilitas atau menghitung probabilitas bersyarat
(conditional probability).
• Misalkan, dalam percobaan melempar dadu seimbang, probabilitas mendapatkan angka ganjil (kejadian
A) adalah 1/2. Apabila diberikan suatu informasi bahwa pelemparan dadu yang lampau menghasilkan sisi
angka yang kurang atau sama dengan 2 (kejadian B), maka probabilitas mendapatkan angka ganjil tidak
lagi sama dengan 1/2. Oleh karena banyaknya angka ganjil yang muncul dalam ruang sampel yang
tereduksi tinggal 2 (yaitu 3 dan 5), maka kita dapat menyimpulkan bahwa probabilitas kejadian A
diberikan B yang disimbolkan dengan P(A/B) adalah 1/3.
• Proses untuk menghitung probabilitas tersebut adalah sebagai berikut

• dengan adalah probabilitas terjadinya A dalam ruang sampel tereduksi, dan P(B) adalah total
probabilitas dalam ruang sampel yang tereduksi.

• Secara lebih umum, untuk menentukan probabilitas terjadinya kejadian A dengan diberikan kejadian B,
adalah membagi probabilitas terjadinya kedua kejadian A dan B dengan probabilitas kejadian B terjadi,
yaitu:

• PA|B=P(A∩B)P(B) dengan mengasumsikan P(B)≠0


• Aturan Penambahan dalam Probabilitas

• Probabilitas gabungan (gabungan) kejadian A dan B adalah penjumlahan probabilitas-probabilitas kejadian A dan B
dikurangi probablitas irisan kejadian A dan B:

• Aturan Penambahan untuk Kejadian-kejadian Mutually Exclusive

• Jika dua kejadian A dan B mutually exclusive, probabilitas gabungan A dan B sama dengan penjumlahan probabilitas
A dan B:
• Aturan Perkalian dalam Probabilitas

P( A  B )  P A B P( B)  P B A P( A)
• Definisi 3.10

• Kejadian A dan B dikatakan independen jika terjadinya B tidak mengubah probabilitas A telah terjadi. Hal ini dapat
pula dinyatakan sebagai jika

• atau

• jika kejadian A dan B independen. Kejadian yang tidak independen dikatakan sebagai dependen.
• Aturan Perkalian untuk Kejadian-kejadian Independen

• Jika kejadian A dan B independent, probabilitas irisan (interaksi) kejadian A dan B sama dengan perkalian
probabilitas A dan B, yaitu,

Anda mungkin juga menyukai