Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN KDP

LAPORAN PENDAHULUAN CA SIGMOID

Oleh:
Erwindyah Nur Widiyanti, S.Kep
NIM 212311101039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
A. Anatomi
1. Usus besar

Usus besar. atau intestinum mayor panjangnya kurang lebih 1.5 m, lebarnya 5-
6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar: selaput lendir, lapisan otot;
melingkar, lapisan otot memanjang, jaringan ikat. Fungsi usus besar adalah
menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli, tempat feses.  

2. Sekum  

Di bawah sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing


sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh
peritoneum mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesenterium dan dapat
diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.

3. Kolon asendens

Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan, membujur ke


arah di ileum ke bawah hati. Di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini
disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon transversum.

A. Definisi
• Menurut American Cancer Society, kanker kolorektal adalah kanker yang
berkembang dalam kolon atau rektum. Kolon dan rektum merupakan
bagian dari sistem pencernaan, yang disebut gastrointestinal atau sistem GI
(Sahay, et al., 2000). Sistem pencernaan memproses makanan menjadi
energi dan membuang produk sisa yang padat dari tubuh (feses). Setelah
makanan dikunyah dan ditelan, makanan berjalan melewati esofagus
menuju lambung.

B. Etiologi
• Penyebab dari kanker kolorektal belum diketahui secara pasti, tetapi
beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa diet, faktor genetik dan
faktor predisposisi lainnya berperan besar dalam perkembangan penyakit
ini (Otto, 2001). Individu dengan diet rendah lemak hewani dan tinggi
serat menunjukkan insiden yang lebih rendah pada penyakit ini. Individu
dengan riwayat kanker kolorektal sebelumnya berisiko timbulnya kembali
kanker ini pada area lain dari kolon atau rektum meskipun kankernya telah
diangkat.

• Di samping itu individu dengan polip adenomatous dan inflammatory


bowel disease juga meningkat risiko untuk terkena kanker ini. Beberapa
penelitian juga melaporkan bahwa aktivitas fisik secara teratur
menurunkan risiko terjadinya kanker kolorektal. Sebaliknya obesitas,
merokok, dan alkohol dapat meningkatkan risiko. (Comb, 2003)

C. Faktor resiko
• Usia

• Faktor heriditer

• Obesitas

• Faktor lingkungan

• Lifestyle( makanan, alkohol,merokok)

• Diet rendah serat

D. Klasifikasi
• Tipe menonjol Semua tumor yang massa utamanya menonjol ke dalam
lumen usus termasuk tipe ini. Massa tumor besar, permukaan mudah
mengalami perdarahan, infeksi, dan nekrosis. Umumnya terjadi di belahan
kanan kolon. Sifat invasi rendah, prognosis agak baik.

• Tipe ulseratif Setiap tumor dengan permukaan memiliki tukak jelas yang
agak dalam (kedalamannya biasanya mencapai atau melebihi tunika
muskularis) termasuk tipe ini. Tipe ulseratif paling sering di jumpai,
menempati lebih dari separuh kanker besar. Karakteristiknya adalah pada
massa terdapat tukak yang agak dalam, bentuk luar mirip kawah gunung
berapi, tepinya menonjol dan keras, dasarnya tidak rata, nekrosis, derajat
keganasan tinggi, metastasis limfogen lebih awal.

• Tipe infiltrative Tumor menginfiltrasi tiap lapisan dinding usus secara


difus, sehingga dinding usus setempat menebal, tapi tampak dari luar
seringkali tidak jelas terdapat tukak atau tonjolan. Tumor seringkali
mengenai sekeliling saliran usus, disertai hyperplasia abnormal jaringan
ikat, lingkaran usus jelas menyusut, membentuk konstriksi anular,
dipermukaan serosa setempat sering tampak cincin konstriksi akibat traksi
jaringan ikat. Oleh karena itu mudah terjadi ileus, timbul diare dan
obstipasi silih berganti. Tipe ini sering ditemukan pada kolon sigmoid dan
bagian atas rectum, derajat keganasan tinggi, metastasis lebih awal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidayat (1997) diantaranya:

• 1.      Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan
dinding usus besar (lapisan mukosa).

• 2.      Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di
bawah lapisan mukosa.

• 3.      Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar
limfe yang banyak terdapat di sekitar usus.

• 4.      Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh


kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain.  
E. Patofisiologi
• Pada umumnya CA Kolon timbul dari polip adenomatosa (polip asli yang
bertangkai di kolon yang jarang ditemui dibawah usia 21 th). Ada proses
multi step yang melibatkan inaktivasi berbagai gen penekan tumor dan gen
perbaikan DNA, dibarengi aktivasi onkogen (gen yg terdapat dalam virus
yang mampu menghasilkan perubahan ganas pada sel yang terinfeksi)
secara simultan. Kondisi ini memberikan keuntungan dan dukungan bagi
pertumbuhan selektif pada sel epitel usus besar, serta mendukung
transformasi dari sel epitel usus normal menjadi polip adenomatosa
kemudian menuju ke kanker kolon invasif (kanker ganas).

• Mutasi germline atau mutasi garis benih yang terjadi pada gamet, langsung
dan dapat ditularkan kepada keturunannya dan setiap sel pada
keturunannya akan memiliki mutasi. Mendasari dan mendeskripsikan
terjadinya syndrom kanker usus besar keturunan, sedangkan kanker
sporadis timbul dari akumulasi mutasi gen somatik (tidak menurun pada
keturunannya) secara bertahap. Mutasi germline tunggal pada gen penekan
tumor poliposis adenomatosi coli bertanggung jawab atas syndrom
poliposis adenomatosa pada suatu keluarga yang paling dominan.

Gambar polip pada kolon


CA Kolon dapat menyebar melalui :

1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung


kemih (vesika urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon
dan mesokolon.

3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon


mengalirkan darah balik ke sistem portal.

Perbedaan kolon normal dan Kolon yang mengalami kanker

F. Manifestasi klinis
• Perubahan kebiasaan defekasi, keluar darah bersama dengan feses

• Anemia yang penyebabnya tak jelas, anoreksia, penurunan berat badan


dan keletihan
• Lesi sebelah kanan (acendent): nyeri abdominal tumpul dan melena (feses
hitam), bentuk feses besar, cair seperti bubur, dan berdarah.

• Lesi sebelah kiri (decendent): nyeri abdominal dan kram, feses mengecil
berbentuk seperti pita,kering dan padat, konstipasi dan distensi, darah
merah segar dalam feses.

• Lesi rektal: tenesmus (nyeri rektal, merasakan evakuasi tidak lampias


setelah defekasi), konstipasi dan diare secara bergantian dan darah

G. Pemeriksaan Penunjang Kanker Kolon :


1. Biopsi dilakukan untuk diagnosik banding dan menggambarkan
pengobatan dan dapat dilakukan melalui sumsum tulang , kulit, organ dan
sebagainya.
2. Barium enema atau kolonoskopi. Barium enema dapat memperlihatkan
polip yang bersifat ganas.

● Sensitivitas untuk KKR 65-95%


● Tidak memerlukan sedasi
● Keberhasilan prosedur sangat tinggi
● Tersedia hamper diseluruh rumah sakit
3. Urografi intravena (IVU) jika terdapat kecurigaan adanya keterlibatan
ureter.
4. Ultrasonografi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker
ke kelenjar getah bening diabdomen dan hati.
5. CT/MRI untuk menentukan staging dan pemeriksaan pra operasi.
● Dapat melihat invasi ekstra rektal dan invasi orgam sekitar rectum.
● Akurasi tidak setinggi USG endoluminal
● Dapat mendeteksi metastasis ke kelenjar getah bening
retroperitoneal dan hepar.
● Berguna untuk menentukan suatu tumor stadium lanjut untuk
menjalani Terapi adjuvant preoperative.
● Untuk mengevaluasi keadaan ureter dan buli-buli
● Akurasi menentukan stadium dengan CT Scan adalah 80%
dibanding MRi hanya 59%.
6. Endoskopi untuk menilai seluruh mukosa kolon karena 3% dari pasien
mempunyai synchronous kanker dan berkemungkinan untuk mempunyai
polip premaligna.
● Kolonskopi untuk menunjukkan gambaran seluruh mukosa kolon
dan rectum. Kolonoskopi merupakan cara yang akurat untuk
menunjukkan polip dengan ukuran 1 cm dan keakuratan dari
pemeriksaan konoskopi sebesar 94% lebih baik daripada barium
enema yang keakueratannya hanya sebesar 67%.
7. Carsinoembrionik antigen (CEA) screening adalah glikoprotein yang
terdapat pada permukaan sel yang masuk pada peredaran darah yang
digunakan sebagai marker serologi untuk memonitor status kanker
kolorektal dan untuk mendeteksi rekurensi dini dan metastasi ke hepar.
8. Digital rectal examination pemeriksaan ini dapat dipalpasi dinding lateral
posterior dan anterior dapat diraba dengan mudah.
9. Pemeriksaan colok dubur.

● Bermanfaat terutama tumor rectum distal


● Akurasi tergantung kepada pengalaman dokter pemeriksa
● Lebih akurat dalam penentuan stadium local lanjut daripada
stadium tumor dini

H. Penatalaksanaan
● Farmakologi :
1. Kemoterapi : merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker
melalui pemberian sejumlah obat-obatan. Contoh obatnya :
cetuximab dan bevacizumab. Kemoterapi biasanya dilakukan
sebelum operasi dengan tujuan untuk menyusutkan tumor,
meredakan gejala yang dirasakan pasien, atau memperlambat
penyebaran kanker.
● Non farmakologi
1. Radiologi : sama seperti kemoterapi namun metode pengobatan
dlakukan dengan menggunakan pacaran radiasi.
2. Operasi : jenis operasi penanganan dilakukan tergantung dari
tingkat keparahan penyebaran kanker itu sendiri. Jika kanker
yang terdiagnosis masih dalam tahap awal biasanya operasi
bisa dilakukan lewat kolonoskopi untuk menghilangkan
pertumbuhan kanker.
● Gizi
1. Mengkonsumsi serat : buah –buahan, sayur-sayuran
2. Mengkonsumsi makanan rendah lemak
3. Menghindari makanan yang diawetkan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Penerbit Buku

Kedokteran ECG.

Drs. H. Syaifuddin, AMK. 2003. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa

Keperawatan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Felicia Angel Gt . 2013. Dokumen Similar Ca Kolon.

https://www.scribd.com/document/130144058/CA-COLON

(Diakses pada tanggal 12 maret 2018)

Nurrachmah, Elly, dkk. 2000. Buku Saku Prosedur Keperawatan. Jakarta :


Penerbit

Buku Kedokteran EGC

Tapan,Erik.2005. SERI KESEHATAN KELUARGA : Kanker,Antioksidan, dan

Terapi komplementer. Jakarta :Gramedia..

Adya,Ria .2011. SERBA SERBI DIET SEHAT. Jakarta Selatan :

Penerbit Kawah Media.

Anda mungkin juga menyukai