Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN ENFISEMA

BAB I

PENDAHULUAN

1. A.    Latar Belakang

            Banyak penyakit yang dikaitkan secara langsung dengan kebiasaan


merokok. Salah satu yang harus diwaspadai adalah Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK) / Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD). Angka kesakitan penderita PPOK laki-laki mencapai 4%, angka
kematian mencapai 6% dan angka kesakitan wanita 2% angka kematian
4%, umur di atas 45 tahun, (Barnes, 1997).

            Pada tahun 1976 ditemukan 1,5 juta kasus baru, dan tahun 1977
jumlah kematian oleh karena PPOK sebanyak 45.000, termasuk penyebab
kematian di urutan kelima (Tockman MS., 1985). Menurut National Health
Interview Survey, didapatkan sebanyak 2,5 juta penderita emfisema, tahun
1986 di Amerika Serikat didapatkan 13,4 juta penderita, dan 30% lebih
memerlukan rawat tinggal di rumah sakit. The Tecumseh Community
Health Study menemukan 66.100 kematian oleh karena PPOK, merupakan
3% dari seluruh kematian, serta urutan kelima kematian di Amerika
(Muray F.J.,1988).          Di Indonesia tidak ditemukan data yang akurat
tentang kekerapan PPOK. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
DEPKES RI 1992 menemukan angka kematian emfisema, bronkitis kronik
dan asma menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab tersering kematian
di Indonesia (Hadiarto, 1998). Survey Penderita PPOK di 17 Puskesmas
Jawa Timur ditemukan angka kesakitan 13,5%, emfisema paru 13,1%,
bronkitis kronik 7,7% dan asma 7,7% (Aji Widjaja 1993). Pada tahun 1997
penderita PPOK yang rawat Inap di RSUP Persahabatan sebanyak 124
(39,7%), sedangkan rawat jalan sebanyak 1837 atau 18,95% (Hadiarto,
1998). Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2003 ditemukan penderita
PPOK rawat inap sebanyak 444 (15%), dan rawat jalan 2368 (14%).

 
B.     Tujuan Penulisan
Tujuan umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak dengan
diare.
Tujuann khusus
1. Untuk mengetahui Pengkajian pada anak dengan diare
2. Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada anak dengan
diare
3. Untuk mengetahui Intervensi keperawatan pada anak
dengan diare
4. Untuk mengetahui Implementasi keperawatan pada anak
dengan diare
5. Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada anak dengan
diare
 

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. A.    Definisi

            Emphysema (emfisema) adalah penyakit paru kronis yang dicirikan


oleh kerusakan pada jaringan paru, sehingga paru kehilangan
keelastisannya. Gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran
napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan
dan mengalami kerusakan yang luas.

            Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang


melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru.
Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan oksigen yang diperlukan. Emfisema
membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan
sesak napas. Penyebab paling umum adalah merokok.

            Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus


sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada
penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan
orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari
paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim
alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru
ini.

            Terdapat 3 (tiga) jenis emfisema utama, yang diklasifikasikan


berdasarkan perubahan yang terjadi dalam paru-paru :

1)      PLE (Panlobular Emphysema/panacinar)

Merusak ruang udara pada seluruh asinus dan umumnya juga merusak
paru-paru bagian bawah. Terjadi kerusakan bronkus pernapasan, duktus
alveolar, dan alveoli. Merupakan bentuk morfologik yang lebih jarang,
dimana alveolus yang terletak distal dari bronkhiolus terminalis mengalami
pembesaran serta kerusakan secara merata. PLE ini mempunyai gambaran
khas yaitu tersebar merata diseluruh paru-paru. PLE juga ditemukan pada
sekelompok kecil penderita emfisema primer, Tetapi dapat juga dikaitkan
dengan emfisema akibat usia tua dan bronchitis kronik.

2)      CLE (Sentrilobular Emphysema/sentroacinar)

Perubahan patologi terutama terjadi pada pusat lobus sekunder, dan


perifer dari asinus tetap baik. Merupakan tipe yang sering muncul dan
memperlihatkan kerusakan bronkhiolus, biasanya pada daerah paru-paru
atas. Inflamasi merambah sampai bronkhiolus tetapi biasanya kantung
alveolus tetap bersisa. CLE ini secara selektif hanya menyerang bagian
bronkhiolus respiratorius. Dinding-dinding mulai berlubang, membesar,
bergabung dan akhirnya cenderung menjadi satu ruang.

3)      Emfisema Paraseptal

Merusak alveoli lobus bagian bawah yang mengakibatkan isolasi blebs


(udara dalam alveoli) sepanjang perifer paru-paru. Paraseptal emfisema
dipercaya sebagai sebab dari pneumotorak spontan.
            PLE dan CLE sering kali ditandai dengan adanya bula tetapi dapat
juga tidak. Biasanya bula timbul akibat adanya penyumbatan katup
pengatur bronkiolus. Pada waktu inspirasi lumen bronkiolus melebar
sehingga udara dapat melewati penyumbatan akibat penebalan mukosa
dan banyaknya mukus.

1. B.     Etiologi

1)      Faktor Genetik

Faktor genetik mempunyai peran pada penyakit emfisema. Faktor genetik


diataranya adalah atopi yang ditandai dengan adanya eosinifilia atau
peningkatan kadar imonoglobulin E (IgE) serum, adanya hiper responsive
bronkus, riwayat penyakit obstruksi paru pada keluarga, dan defisiensi
protein alfa – 1 anti tripsin.

2)      Hipotesis Elastase-Anti Elastase

Didalam paru terdapat keseimbangan antara enzim proteolitik elastase dan


anti elastase supaya tidak terjadi kerusakan jaringan.Perubahan
keseimbangan menimbulkan jaringan elastik paru rusak. Arsitektur paru
akan berubah dan timbul emfisema.

3)      Rokok

Rokok adalah penyebab utama timbulnya emfisema paru. Rokok secara


patologis dapat menyebabkan gangguan pergerakan silia pada jalan nafas,
menghambat fungsi makrofag alveolar, menyebabkan hipertrofi dan
hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia epitel skuamus saluran
pernapasan.

4)      Polusi

Polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan emfisema. Insiden


dan angka kematian emfisema bisa dikatakan selalu lebih tinggi di daerah
yang padat industrialisasi, polusi udara seperti halnya asap tembakau,
dapat menyebabkan gangguan pada silia menghambat fungsi makrofag
alveolar. Sebagai faktor penyebab penyakit, polusi tidak begitu besar
pengaruhnya tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi.

1. C.    Manifestasi Klinis
            Emfisema paru adalah suatu penyakit menahun, terjadi sedikit demi
sedikit bertahun-bertahun. Biasanya mulai pada pasien perokok berumur
15-25 tahun. Pada umur 25-35 tahun mulai timbul perubahan pada saluran
nafas kecil dan fungsi paru.Umur 35-45 tahun timbul batuk yang produktif.
Pada umur 45-55 tahun terjadi sesak nafas, hipoksemia dan perubahan
spirometri. Pada umur 55-60 tahun sudah ada kor-pulmonal, yang dapat
menyebabkan kegagalan nafas dan meninggal dunia.

1. D.    Patofisiologi

            Emfisema merupakan kelainan di mana terjadi kerusakan pada


dinding alveolus yang akan menyebebkan overdistensi permanen ruang
udara. Perjalanan udara akan tergangu akibat dari perubahan ini. Kerja
nafas meningkat dikarenakan terjadinya kekurangan fungsi jaringan paru-
paru untuk melakukan pertukaran O2 dan CO2. Kesulitan selama ekspirasi
pada emfisema merupakan akibat dari adanya destruksi dinding (septum)
di antara alveoli, jalan nafas kolaps sebagian, dan kehilangan elastisitas
untuk mengerut atau recoil. Pada saat alveoli dan septum kolaps, udara
akan tertahan di antara ruang alveolus yang disebut blebs dan di antara
parenkim paru-paru yang disebut bullae. Proses ini akan menyebabkan
peningkatan ventilatory pada ‘dead space’ atau area yang tidak mengalami
pertukaran gas atau darah.

1. E.     Penatalaksanaan

Penatalaksanaan emfisema paru terbagi atas:

 Penyuluhan, Menerangkan pada para pasien hal-hal yang dapat


memperberat penyakit, hal-hal yang harus dihindarkan dan bagaimana
cara pengobatan dengan baik.
 Pencegahan

1. Rokok, merokok harus dihentikan meskipun sukar


2. Menghindari lingkungan
3. Vaksin, dianjurkan vaksinasi untuk mencegah eksaserbasi, terutama
terhadap influenza dan infeksi pneumokokus.

 Terapi Farmakologi, tujuan utama adalah untuk mengurangi


obstruksi jalan nafas yang masih mempunyai komponen reversible
meskipun sedikit. 4. Fisioterapi dan Rehabilitasi, tujuan fisioterapi dan
rehabilitasi adalah meningkatkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup
dan memenuhi kebutuhan pasien dari segi social, emosional dan
vokasional.
 Pemberian O2 dalam jangka panjang, akan memperbaiki emfisema
disertai kenaikan toleransi latihan. Biasanya diberikan pada pasien
hipoksia yang timbul pada waktu tidur atau waktu latihan. Menurut
Make, pemberian O2 selama 19 jam/hari akan mempunyai hasil lebih
baik dari pada pemberian 12 jam/hari.

1. F.     Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksan radiologis, pemeriksaan foto dada sangat membantu


dalam menegakkan diagnosis dan menyingkirkan penyakit-penyakit lain.
Foto dada pada emfisema paru terdapat dua bentuk kelainan, yaitu:

1)      Gambaran defisiensi arter

Overinflasi, terlihat diafragma yang rendah dan datar,kadang-kadang


terlihat konkaf. Oligoemia, penyempitan pembuluh darah pulmonal dan
penambahan corakan kedistal.

2)      Corakan paru yang bertambah, sering terdapat pada kor pulmonal,
emfisema sentrilobular dan blue bloaters. Overinflasi tidak begitu hebat.

3)      Pemeriksaan fungsi paru, pada emfisema paru kapasitas difusi


menurun karena permukaan alveoli untuk difusi berkurang.

 Sinar x dada: dapat menyatakan hiperinflasi paru-paru; mendatarnya


diafragma; peningkatan area udara retrosternal; penurunan tanda
vaskularisasi/bula (emfisema); peningkatan tanda bronkovaskuler
(bronkitis), hasil normal selama periode remisi (asma).
 Tes fungsi paru: dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea,
untuk menentukan apakah fungsi abnormal adalah obstruksi atau
restriksi, untuk memperkirakan derajat disfungsi dan untuk
mengevaluasi efek terapi, misalnya bronkodilator.
 Sputum: kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi
patogen; pemeriksaan sitolitik untuk mengetahui keganasan atau
gangguan alergi.

BAB III

ASKEP TEORITIS

1. A.                Pengkajian
1)                  Identitas Klien

Nama                                       : Tuan A

TTL                                         : 17/11/1970

Jenis Kelamin                          : Laki-laki

Umur                                       : 40 tahun

Pekerjaan                                 : Buruh bangunan

Nama Ayah/ Ibu                      : Tn. M (Alm) / Ny.M

Pekerjaan Istri                          : Ibu rumah tangga

Alamat                                                 : Jl. Kedinding 78, Surabaya

Agama                                                 : Islam

Suku bangsa                            : Jawa

Pendidikan terakhir                  : SD

Pendidikan terakhir Istri           : SD

Diagnosa                                  : Emfisema

2)      Riwayat Sakit dan Kesehatan

1. Keluhan Utama : sesak napas.


2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Tuan A tinggal bersama istri dan dua anaknya. Tuan A mengeluh sesak
napas, batuk, dan nyeri di daerah dada sebelah kanan pada saat bernafas.
Banyak sekret keluar ketika batuk, berwarna kuning kental. Tuan A tampak
kebiruan pada daerah bibir dan dasar kuku. Tuan A merasakan sedikit
nyeri pada dada. Tuan A cepat merasa lelah saat melakukan aktivitas.

1. Riwayat Penyakit dahulu : 

Tuan A selama 3 tahun terakhir mengalami batuk produktif dan pernah


menderita pneumonia

1. Riwayat Keluarga :

Tidak Ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama atau
berhubungan dengan klien saat ini.
1. Pengkajian Psikologi dan Spiritual

Klien kooperatif, tetap  rajin beribadah dan memohon agar penyakitnya


bisa disembuhkan.

3)      Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-Tanda Vital : 

S           : 37,40C

N           :102 x/mnt

TD        :130/80 mmHg

RR        : 30 x/mnt

1. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )

Pemeriksaan fisik pada klien dengan sinusitis meliputi pemeriksaan fisik


umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda
vital,

 Rambut dan hygiene kepala

rambut pasien hitam tidak berbau,keadaan rambut pasien tumbuh subur,


dan kulit kepala pasien bersih tidak berketombe.

 mata (kanan / kiri)

posisi mata pasien simetris,konjungtiva pasien anemis dan sklera pasien


berwarna putih.

 Penciuman (hidung) : tidak gangguan


 Mulut dan tenggorokan

a)      Nafsu makan : anoreksi disertai mual

b)      BB : menurun

c)      Porsi makan : tidak habis

d)      Mulut : bersih


e)      Mukosa : lembab

 Telinga

a)      Pendengaran (telinga) : tidak ada gangguan

b)      Kesadaran: gelisah

c)      Reflek: normal

 Dada / thorax

a)      Bentuk dada : barrel chest

b)      Pola nafas : tidak teratur

c)      Suara napas : mungkin redup dengan ekspirasi mengi

d)      Batuk : ya, ada sekret

e)      Retraksi otot bantu napas : ada

f)       Alat bantu pernapasan : O2 masker 6 lpm

 Jantung

a)      Irama jantung : regular; S1,S2 tunggal.

b)      Nyeri dada : ada, skala 6

c)      Akral : lembab

d)      Tekanan darah: 130/80 mmHg (hipertensi)

e)      Saturasi Hb O2 : hipoksia

 Perkemihan

a)      Kebersihan : bersih

b)      Bentuk alat kelamin : normal

c)      Uretra : normal

d)      Produksi urin: normal

 
1. B.     Diagnosa Keperawatan

 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli


yang reversible.
 Gangguan pola napas berhubungan dengan ventilasi alveoli.
 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya
sekret.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen.

1. C.    Intervensi

 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli


yang reversible.

Tujuan : Pertukaran gas pasien kembali normal

Intervensi :

ü  Ajari klien tentang teknik penghematan energi.

ü  Bantu pasien untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang bisa diselesaikan.

ü  Kolaborasikan pemberian oksigen sesuai indikasi

ü  Berikan penekan SSP (anti ansietas sedatif atau narkotik) dengan hati-
hati sesuai indikasi

Rasional :

ü  Pasien dapat bernapas dengan lancer.

ü  Membantu ekspansi paru yang optimal.

ü  Evaluasi tingkat kemapuan pasien dan mempermudah perawat dalam


merencanakan kriteria latihan lanjutan.

ü  Meningkatkan keadekuatan jalan napas.

 Pola pernapasan tidak efektif  berhubungan dengan ventilasi alveoli

Tujuan : Tidak terjadi perubahan dalam frekuensi pola pernapasan.

Intervensi :

ü  Latih klien napas perlahan-lahan, bernapas lebih efektif.


ü  Jelaskan pada klien bahwa dia dapat mengatasi hiperventilasi melalui
kontrol pernapasan secara sadar.

ü  Kolaborasikan pemberian obat-obatan sesuai indikasi dokter (ex.


bronkodilator)

Rasional :

ü  Ventilasi alveoli normal.

ü  Tidak terjadi gangguan perubuhan fungsi pernapasan.

ü  Untuk melatih ketahanan jalan napas, serta memungkinkan untuk


melatih batuk efektif.

ü  Mampu mengurangi ansietas klien dalam menghadapi hiperventilasi.

ü  Usaha untuk menstabilkan pola napasklien .

 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan meningkatnya


sekret atau produksi mukus.

Tujuan : Mengatasi masalah ketidakefektifan jalan napas

Intervensi :

ü  Berikan posisi yang nyaman (fowler/ semi fowler)

ü  Anjurkan untuk minum air hangat

ü  Bantu klien untuk melakukan latihan batuk efektif bila memungkinkan

ü  Lakukan suction bila diperlukan, batasi lamanya suction kurang dari 15


detik dan lakukan pemberian oksigen 100% sebelum melakukan suction

ü  Pasien lebih nyaman, karena dapat membantu kelancaran pola nafasnya

Rasional :

ü  Air hangat dapat mengencerkan sekret

ü  Batuk efektif akan membantu mengeluarkan sekret

ü  Jalan nafas bersih.


 

 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara


kebutuhan dan suplai oksigen.

Tujuan :

–          Pasien bernafas dengan efektif.

–          Mengatasi masalah intoleransi aktivitas pada pasien

Intervensi :

ü  Ukur tanda vital saat istirahat dan segera setelah aktivitas serta
frekuensi, irama dan kualitas.

ü  Hentikan aktifitas bila respon klien : nyeri dada, dyspnea,


vertigo/konvusi, frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah sistolik
menurun.

ü  Meningkatkan aktifitas secara bertahap.

ü  Ajarkan klien metode penghematan energi untuk aktifitas. ubah posisi


setiap 2 sampai 4 jam

ü  Masalah intoleransi aktivitas pada pasien dapat teratasi untuk mengukur


tingkat/kualitas nyeri guna intervensi selanjutnya

Rasional :

ü  Untuk melatih ketahanan muskuloskeletal klien, agar tidak terjadi syok.

ü  Penghematan energi  seperti bed-rest sangat membantu meningkatkan


keadekuatan pernapasan klien.

ü  Mengetahui kebiasaan klien dalam beristirahat serta membantu


menentukan langkah yang tepat untuk mengoptimalkan periode istirahat
klien.

SAP BAHAYA MEROKO


Topik                           : Rokok
Sub pokok bahasan     : Bahaya rokok terhadap tubuh
Sasaran                        : Remaja
Target                          : Pengguna rokok
Waktu                         : 45 menit
Hari/tanggal                : Jum’at  12-04-2014
Tempat                        : Balai Desa
Penyuluh                     : Mahasiswa DIII Keperawatan
I.     Tujuan

1.1 Tujuan  Intruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang bahaya rokok terhadap tubuh, peserta
penyuluhan masyarakat dusun kembaran mengerti dampak menggunakan atau mengkonsumsi
rokok.

1.2  Tujuan Intuksional Khusus


Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan mampu:
1. Memahami bahaya rokok bagi tubuh
2. Mengerti kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
3. Mengurangi dalam mengkonsumsi rokok
4. Berhenti mengkonsumsi rokok

    II.    Metode
    * Ceramah dan tanya jawab

III.                  Media
 a. Leaflet

IV.                  Waktu dan tempat


    * Pukul 18.00 tanggal 12 April 2014 di Balai Desa

V.        Garis besar materi


    a. Pengertian rokok
    b. Kandungan rokok
    c. Jenis-jenis rokok
    d. Tipe rokok
    e. Bahaya rokok
    f. Upaya pencegahan
    g. Kesimpulan

VI.  Kriteria Evaluasi

1.        Evaluasi struktur:

 Masyarakat hadir ditempat penyuluhan

 Penyelenggaraan dilaksanakan di Balai Desa

 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.

2.       Evaluasi proses

a.      Masyarakat antusiasi terhadap materi penyuluhan


b.     Masyarakat tidak meninggalkan tempat penyuluhan.

c.      Masyarakat mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar.

3.       Evaluasi hasil

a.      Masyarakat sudah mengerti,memahami,dan melaksanakan tentang bahaya rokok bagi kesehatan

b.     Masyarakat hadir saat pertemuan

uluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Metode

1  5 menit Pembukaan :

       Membuka kegiatan dengan mengucapkan  Ceramah


salam.

       Memperkenalkan diri

       Menjelaskan tujuan penyuluhan

       Menyebutkn materi yang akan diberikan

2 15 menit Pelaksanaan :

       menjelaskan pengertian tentang rokok        Ceramah

       menjelaskan macam-macam rokok

       menjelaskan Jenis-Jenis Rokok& Tipe


Perokok

       Menjelaskan bahaya Rokok

       Menjelaskan alasan Seseorang harus


berhenti/ tidak perlu merokok

       Cara/ langkah berhenti Merokok

       Upaya Pencegahan

3 15 menit Evaluasi

       Memberi kesempatan peserta untuk        Diskusi & Tanya jawab


bertanya

4 5 menit Terminasi :

       Mengucapkan terima kasih atas peran serta        Ceramah


masyarakat

       Mengucapkan salam penutup

B. Pengorganisasian
1. Pembicara      : Progja Remaja
2 .Observasi      : Dosen Pembimbing

c.        Materi Penyuluhan
Bahaya Rokok Bagi Kesehatan

1. Pengertian Rokok

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya kesehatan
bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan
rokok bagi kesehatan
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan

2. Kandungan Rokok

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4.000 bahan kimia beracun
yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini setiap sedutan itu menyerupai satu
sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif (polonium-201) dan
bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat
(naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang
digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan banyak lagi.
Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon monoksida.
Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker
(karsinogen).

Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung dan strok. Hampir satu
perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil puncak dari tabiat merokok. Di Malaysia, sakit
jantung merupakan menyebab utama kematian sementara strok adalah pembunuh yang keempat.
Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh kenderaan. Apabila
racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun hewan, yang akan membawa kerusakkan pada
setiap organ, yaitu bermula dari hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran
penghazaman, saluran darah, jantung, organ pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan pundi
kencing, yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari badan.

3. Jenis-Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus
rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
       • Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
       • Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
       • Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
       • Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
       • Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang

         diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.


       • Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan

         cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
       • Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,

         cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan

         aroma tertentu.
c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
      • Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara

        digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu

        sederhana.
     • Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan

        mesin.
d. Rokok berdasarkan penggunaan filter.
     • Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
     • Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat

        gabus.

4.      Tipe Perokok

          perokok pasif Adalah orang- orang yang tidak merokok namun hidup/ bekerja sepanjang hari
bersama- sama dengan perokok. Orang- orang tersebut dalam waktu yang lama juga berisiko
menderita penyakit yang sama seperti seorang perokok. Ini disebabkan mereka menghirup asap
rook disekitarnta.

                Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31
batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok
sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit.
Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah
bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit
dari bangun pagi.
 Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :

     1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.

Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. menambahkan ada 3 sub tipe
ini :

a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat,
misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.

b.    Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkanperasaan.

c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa
akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya
hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk
memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok
untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai
penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari
perasaan yang lebih tidak enak.

3. Perilaku merokok yang pecandu, mereka yang sudah pecandu akan menambah dosis rokok yang
digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan
pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok
tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan
karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi
kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu
perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api
rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.

5.      Bahaya Rokok

        Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik
kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang
merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.

     Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200 diantaranya beracun dan 43
lagi pemicu kanker.
         Efek racunnya terhadap sang perokok dibandingkan yang tidak merokok yaitu:
• 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
• 4x menderita kanker esophagus
• 2x kanker kandung kemih
• 2x serangan jantung

         Beberapa bahaya rokok diantaranya :


a.       Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta
tekanan darah tinggi.

b.      Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis
lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar,
nikotin, karbon monoksida, dsb.

c.       Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50
kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi
kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah
tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.

d.      Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit
dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan
jika uang yang dimilikinya terbatas.

e.       Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana
kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan
merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga
uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara.
Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup
pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha
lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.

f.       Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar
merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang
jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok
yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.

g.      Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan sebagai
benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama
yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.

6. Alasan Seseorang Harus Berhenti/ tidak Perlu Merokok

Anjuran ini diberikan dengan alasan:

           Kemungkinan/ resiko anda untuk menderita serangan jantung dan kanker paru akan berkurang.

           Anda akan bernafas lebih mudah, lega dan nyaman

           Keluhan batuk- batuk yang anda derita terutama pada pagi hari akan berkurang, bahkan
menghilang.

           Anda dapat menghemat uang untuk keperluan lain yang lebih berarti dan bermanfaat.

           Penampilan paras muka, bibir, kulit dan bau lebih baik

           Stamina dan energy akan bertambah


           Agar anda dapat mencapai kesehatan yang optimal

           Anda terbebas dari belenggu perbudakan dan kecanduan rokok, sehingga anda akan merasakan
kepercayaan terhadap diri sendiri yang lebih mantap dan kuat.

7.      Cara/ langkah berhenti Merokok

           Tancapkan niat dalam hati anda, kalau anda memiliki keinginan untuk berhenti merokok

           Jika anda terbiasa menikmati rokok sewaktu merasa bosan, susah berkonsentarasi, untuk istirahat
sejenak, bercakap- cakap/ ngobrol dengan teman- teman atau sehabis makan, sekarang dengan
sengaja lakukan sesuatu pada situasi tersebut untuk merubah kebiasaan anda dari merokok
kegiatan/ kebiasaan lain seperti

o  Bila anda merasa bosan, lakukan tugas- tugas yang anda tunda selama ini

o  Sulit berkonsentrasi, gigitlah tusuk gigi, kayu manis, wortel, ketimun atau buah lainnya/ makanlah
permen.

o    Istirahat sejenak dan minumlah segelas air jeruk

o  Sehabis makan, segera lakukan aktifitas yang tidak membuat anda ingin merokok, misalnya membaca
majalah, olahraga dipagi hari, berkebun dll.

           Cari hobi/ kesibukan atau kegiatan yang anda senangi dan lakukan segera setelah anda berhenti
merokok seperti berenang, berkebun, membaca buku dll

           Beritahu kepada keluarga dan teman- teman bahwa anda berniat untuk berhenti merokok. Minta
mereka mengingatkan anda apabila anda menyalakan rokok. Dan minta mereka membantu untuk
mengalihkan perhatian anda dari rokok dan mengajak untuk melakukan kegiatan yang lebih
bermanfaat.

           Setiap kali anda ingin merokok, cobalah untuk menarik nafas panjang beberapa kali. Kepalkan
tangan anda dan lepaskan perlahan, perasaan keinginan untuk merokok akan berkurang

           Jauhkan diri anda dari tempat- tempat, teman- teman, pergaulan dan situasi dimana anda mungkin
tergoda untuk ingin merokok 

           Hilangkan dari sekitar lingkungan rumah anda dan ditempat kerja jika memungkinkan seperti korek
api, rokok, mencis, asbak dan semua hal yang menggoda untuk merokok, seperti poster, gambar
atau benda lain yang mengingatkan atau menggoda anda untuk merokok kembali.

           Jangan sekali- kali menyerah untuk kembali merokok tidak juga untuk mengatakan “ hanya sebatang
rokok saja.

8.      Upaya Pencegahan

          Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk
dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti
atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh
godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.
Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam melakukan
upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang
menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film
dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang
digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesan-pesan yang
disampaikan meliputi:

         Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena kamu mempunyai akal
yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan sendiri.

         Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu mulai belajar untuk tidak
terpengaruh oleh iklan seperti itu.
Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu merokok. Kamu bisa menolak ajakan
mereka untuk ikut merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun jangka
panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri tetapi juga akan dapat
membebani orang lain (misalnya: orangtua)

9.       Kesimpulan
             Jadi dapat disimpulkan bahwa merokok merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan manusia
yang mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi positif, dan lain sebagainya.
Maka bersyukurlah anda jika belum merokok, karena anda adalah orang yang smart / pandai.
Ketika seseorang menawarkan rokok maka tolak dengan baik. Merasa kasihanlah pada mereka yang
merokok. Jangan dengarkan mereka yang menganggap anda lebih rendah dari mereka jika tidak
ikutan ngerokok. karena dalam hati dan pikiran mereka yang waras mereka ingin berhenti merokok.

Anda mungkin juga menyukai