Disusun Oleh:
Elza Adillah Ayuningtyas Putri
135070207113014
BAB I
PENDAHULUAN
2. Berat Badan
Pasien low back pain biasanya akan mengalami nyeri yang hebat dibagian
punggung bawah yang menyebabkan aktivitas dan gerakan pasien terlambat.
Akibat terhambatnya aktivitas dan gerakan psien terlambat.akibat terhambatnya
aktivitas dan gerakan pasien dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan
obesitas. Selain itu low back pain dapat mengakibatkan lemahnya otot.
3. Kerusakan Syaraf
Low back pain dapat menyebabkan kerusakan syaraf terutama masalah pada
vesika urinaria sehingga pasien dengan low back pain akan menderita
inkontinesia.
2.12. Diagnosis
1) Anamnesis
a. Letak atau lokasi nyeri, penderita diminta menunjukkan nyeri dengan setepat –
tepatnya, atau keterangan yang rinci sehingga letaknya dapat diketahui dengan
tepat.
b. Penyebaran nyeri, untuk dibedakan apakah nyeri bersifat radikular atau nyeri
acuan.
c. Sifat nyeri, misalnya seperti ditusuk – tusuk, disayat, mendeyut, terbakar, kemeng
yang terus – menerus, dan sebagainya.
d. Pengaruh aktivitas terhadap nyeri, apa saja kegiatan oleh penderita yang dapat
menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa sehingga penderita mempunyai sikap
tertentu untuk meredakan rasa nyeri tersebut.
e. Pengaruh posisi tubuh atau anggota tubuh, erat kaitannya dengan aktivitas tubuh,
perlu ditanyakan posisi yang bagaimana dapat memperberat dan meredakan rasa
nyeri.
f. Riwayat Trauma, perlu dijelaskan trauma yang tak langsung kepada penderita
misalnya mendorong mobil mogok, memindahkan almari yang cukup berat,
mencabut singkong, dan sebagainya.
g. Proses terjadinya nyeri dan perkembangannya, bersifat akut, perlahan, menyelinap
sehingga penderita tidak tahu pasti kapan rasa sakit mulai timbul, hilang timbul,
makin lama makin nyeri, dan sebagainya.
h. Obat – obat analgetik yang diminum, menelusuri jenis analgetik apa saja yang
pernah diminum.
i. Kemungkinan adanya proses keganasan.
j. Riwayat menstruasi, beberapa wanita saat menstruasi akan mengalami LBP yang
cukup mengganggu pekerjaan sehari – hari. Hamil muda, dalam trimester pertama,
khususnya bagi wanita yang dapat mengalami LBP berat.
k. Kondisi mental/emosional, meskipun pada umumnya penderita akan menolak bila
kita langsung menanyakan tentang “banyak pikiran” atau “pikiran sedang ruwet”
dan sebagainya. Lebih bijaksana apabila kita menanyakan kemungkinan adanya
ketidakseimbangan mental tadi secara tidak langsung, dengan cara penderita
secara tidak sadar mau berbicara mengenai faktor stress yang menimpanya.
Pemeriksaan umum
a. Inspeksi
1. Observasi penderita saat berdiri, duduk, berbaring, bangun dari berbaring.
2. Observasi punggung, pelvis, tungkai selama bergerak.
3. Observasi kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal, adanya
angulasi, pelvis yang asimetris dan postur tungkai yang abnormal.
b. Palpasi dan perkusi
1. Terlebih dulu dilakukan pada daerah sekitar yang ringan rasa nyerinya,
kemudian menuju daerah yang paling nyeri.
2. Raba columna vertebralis untuk menentukan kemungkinan adanya deviasi
c. Tanda vital (vital sign)
3) Pemeriksaan neurologik
a. Motorik: menentukan kekuatan dan atrofi otot serta kontraksi involunter.
b. Sensorik: periksa rasa raba, nyeri, suhu, rasa dalam, getar.
c. Refleks; diperiksa refleks patella dan Achilles.
4) Pemeriksaan range of movement: Untuk memperkirakan derajat nyeri, function
lesa, untuk melihat ada tidaknya penjalaran nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Montella Silvana., et al.. 2016. Mechanisms of low back pain: a guide for diagnosis
and therapy. Italy: University Of Pama.