KAJIAN TEORITIS
1. Definisi
Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindrom nyeri yang terjadi pada
pada daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan
aktivitas tubuh yang kurang baik (Black J.M, 2014). Low Back Pain (LBP)
atau nyeri punggung bawah dapat didefinisikan sebagai rasa nyeri dan
Low back pain adalah nyeri kronik atau akut di dalam lumbal yang
biasanya di sebabkan trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,
Gangguan yang terjadi akibat LBP adanya nyeri tekan pada regio
keadaan duduk, saat membungkuk, saat duduk atau berdiri lama dan
9
10
cacat seumur hidup bila tidak ditangani terlebih dahulu (Candra, 2011;
Mujianto, 2013).
2. Etiologi
Menurut Black J.M, 2014 bahwa penyebab dari nyeri low back pain
adalah:
saraf baik ke medial ataupun lateral. Radix saraf dapat menjadi gepeng,
kompresi saraf (radix). Pada usia anak remaja nukleus pulposus jelly
like di kelilingi oleh anulus fibrosus yang lebih kuat. Pada lansia
mielitus
karena adanya penurunan dari matrik atau masa tulang sehingga proses
d. Stenosis spinal
anulus fibrosus.
12
e. Psikologis
pada LBP kronik, dengan tanda dan gejala merasa depresi atau
2010).
a. Nyeri
1) Nyeri Miofasial
otot tersebut. Keluhan nyeri ini akan hilang apabila kelompok otot
tersebut di regangkan.
2) Nyeri Fibromialgia
3) Nyeri diskogenik
duduk di kursi malas, atau saat bangun dari keadaan duduk. Nyeri
sacrum 1
4) Nyeri redikuler
nyeri semakin meningkat pada malam hari sifat nyeri tajam, mudah
neurologi..
c. Cemas dapat terjadi akibat dari adanya nyeri depresip dan nyeri kronis
14
Faktor resiko yang berperan pada kejadian Low Back Pain diantaranya :
a. Usia
terjadinya LBP. Kekuatan otot berkurang 25% pada usia 50-60 tahun
Penyebab low back pain berdasarkan usia telah di buktikan oleh peneliti
Hesti, dkk: 2009 yang mengatakan bahwa usia tertinggi penderita low
back pain lebih dari 50 tahun sebesar 60% dan kurang dari 50 tahun 40%.
Hasil yang sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Desita
alami oleh 75% dengan usia > 30 tahun dan 25% kurang dari 30 tahun.
b. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya LBP lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki.
Selain itu, wanita dengan usia kisaran 41-50 yang mulai memasuki masa
15
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desita Herawati,
(2017) bahwa wanita mengalami low back pain 75% lebih besar di
pada wanita 66,7% lebih tinggi jika di bandingkan dengan penderita loo
Seseorang yang memiliki IMT ≥ 30 akan lebih rentan terkena LBP. IMT
berkaitan erat dengan berat badan. Semakin meningkat berat badan, maka
dan lebih berisiko untuk terjadinya trauma dan rasa nyeri (Septadina,
Tabel 2.1
Nilai Indek Masa Tubuh
d. Olah Raga
memperkuat otot dan tulang punggung selain itu dapat mencegah dari
e. Jenis pekerjaan
lebih dari 1 jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak
lebih dari 2 jam dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari,
bahwa penderita low back pain di alami oleh penderita dengan jenis
pekerjaan tidak beresiko sebanyak 40%, dan 60% nya dialami oleh
a. LBP akut
Keluhan pada fase akut awal terjadi < 2 minggu dan pada fase akut
akhir terjadi antara 2-6 minggu, rasa nyeri yang menyerang secara tiba-
c. LBP kronik
Keluhan pada fase kronik terjadi > 12 minggu atau rasa nyeri yang
mengangkat beban.
untuk penderita dengan low back pain kronis dengan alasan bahwa bola
otot perut serta otot panggul sehingga kestabilan tubuh lebih mudah di
peroleh dan pada akhirnya dapat mengurangi nyeri yang terjadi pada
area tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Angela Searie: 2015 yang mengatakan bahwa penderita low back pain
yang mengalami nyeri lebih dari 12 minggu atau yang di sebut nyeri
sebanyak 90% latihan exercise di lakukan oleh penderita low back pain
dengan nyeri kronis dan sisanya sebanyak 10% dialami oleh penderita
penderita low back pain dengan menggunakan alat ukur Visual Analog
Scale. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumith
nyeri low back pain dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS).
(2016), mengukur efek low back pain tidak hanya pada nyeri akan
sehari-hari.
Rangsangan nyeri pada low back pain berasal dari tekanan, tarikan pada
ligament longitudinal anterior atau posterior atau bisa juga rasa nyeri yang
berasal dari sendi faset, tulang, otot. serta adanya kerusakan dari beberapa
LeMone:2016). Sehingga akibat dari nyeri yang terjadi pada kasus low
(sdki:2013)
Skala yang digunakan untuk mengukur intensitas nyeri menurut Potter & Perry
(2005) :
VDS merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata yang
dapat dipilih yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. VDS
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NRS merupakan skala yang lebih sederhana dan mudah dimengerti, sensitif
terhadap dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Kekurangan dari NRS
dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang menggambarkan efek
analgesik. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-
10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Sangat
Nyeri Nyeri
klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian titik yang ada,
daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire, 1984 dalam
Potter & Perry, 2005). Rentang nyeri diwakili dengan garis 10 cm, dengan
22
atau tanpa tanda pada tiap sentimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini
dapat berupa angka atau pernyataan deskriptif (tidak nyeri dan nyeri sangat
hebat). Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal. Kelemahan dari alat
ukur VAS adalah tidak disarankan pada pasien lansia karena memiliki
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri
Nyeri Sangat hebat
Digunakan pada pasien dewasa dan anak > 3 tahun yang tidak dapat
kelelahan otot, hal ini dapat menyebabkan adanya aktifasi terhadap serabut
glutea, Latihan atau exercise yang dilakukan secara baik dan benar dalam
waktu yang relatif lama akan meningkatkan kekuatan otot secara aktif
lebih jauh lagi dapat meningkatkan fungsi peredaran darah sehingga dapat
fungsi sendi.
24
antaranya adalah: Penelitian yang di lakukan oleh Leo M Dahlan, 2009 yang
Hal ini setara dengan penelitian yang di lakukan oleh Sumit Raghav, et all:
penelitian ini mengatakan bahwa swiss ball merupakan salah satu exercise
Swiss halls adalah suatu alat yang terbuat dari bola karet yang ukuran
diameternya antara 45 sentimeter sampai dengan 120 sentimeter dan bola ini
postur tubuh. Bola antipecah yang dibuat dari krylon (seperti karet) tidak akan
robek akibat tertusuk sesuatu. Bola dengan bentuk bulat bisa digunakan
25
untuk tujuan yang sama dan biasanya berguna bagi pemula karena bola
sehingga tubuh memiliki aktifitas yang lebih luas, daripada latihan tanpa
latihan berlamsung.
1) Gerakan pertama
2) Gerakan ke dua
pengulangan
lutut dan menjaga jari kaki menjauh dari kontak dengan lantai.
2. Gerakan ke empat
hangat.
ball on individual with non- spesific low back pain” Penurunan nyeri
terjadi pada penderit low back pain non spesifik setelah di berikan
29
intervensi swiss ball exercise selama 4 minggu atau satu bulan dengan
sendiri itulah yang di sebut self care. Teori self care telah di kembangkan oleh
Dorothea E. Orem.
serta kesejakteraan.
dan makan.
30
theurapeutic self care demands dengan kekuatan self care agency yang tidak
adekuat. Kemampuan self care agency lebih kecil dibandingkan dengan self
care demands sehingga self care tidak terpenuhi. Self care defisit terjadi
apabila self care agency lebih kecil dari self care demands, atau kemampuan
Sistem bantuan penuh adalah suatu situasi dimana individu tidak dapat
melakukan tindakan self care, seperti halnya pada pasien low back pain
developmental self care requisites dan health deviation self requisites. Pada
universally self care requisites penderita low back pain akan bermasalah
pada masalah aktivitas dan istirahat karena nyeri yang di rasakan akan
Dan lingkungan yang aman bagi penderita low back pain yang mengalami
serta dapat mengatasi akibat dampak yang terjadi dari masalah self care.
Pada penderita low back pain maka akan mengalami defisit perawatan diri
Pada penderita low back pain kronis yang menjalani rawat jalan sistem
swiss ball exercise dan juga motivasi dalam melakukan self care.. Sesuai
Skema 2.1
Konsep Model Orem
33
D. Kerangka Teori
Skema 2.2
Kerangka teori
Nursing Sistem
Supportive-Educative
“Swiss Ball Exercise”