PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ischialgia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
nyeri yang menjalar di sepanjang radics ischiadicus. Ischiadicus biasanya
terkait dengan faktor usia dan riwayat trauma. Penyakit ini perlu mendapat
perhatian secara khusus karena bisa menyebabkan kelemahan otot-otot
tungkai sampai berlanjut kesulitan dalam aktifitas sehari-hari.
Keluhan nyeri yang disebabkan oleh ischialgia ini banyak
dikeluhkan oleh masyarakat. Angka kejadian ischialgia hampir sama pada
seluruh populasi masyarakat di dunia. Pada masyarakan pekerja
diperkirakan sekitar 1,6% sampai dengan 43% mengalami hal ini.
Berdasarkan hasil penelitian persatuan dokter spesialis saraf Indonesia
(PERDOSSI) yang dilakukan di 14 kota di Indonesia pada tahun 2002
diketahui bahwa terdapat kurang lebih 18,3% penderita ischialgia.
Ischialgia merupakan rasa sakit yang dimulai dari punggung bawah
dan menjalar ke tungkai, terkadang menjalar sampai kaki. Keadaan ini
terjadi ketika terdapat penekanan pada saraf ischiadicus, misalnya saja
karena adanya sebuah diskus yang mengalami herniasi atau bisa juga
karena adanya tonjolan tulang. Selain rasa sakit, ischialgia atau sciatica ini
biasanya disertai dengan rasa nyeri yang menjalar sepanjang saraf
ischiadicus, ada juga yang merasa kesemutan, kelemahan, dan mati rasa di
kaki.
Meski penyebab ischialgia berbeda-beda tetapi keluhan yang
dirasakan oleh penderita ischialgia rata-rata sama, contohnya seperti,
adanya nyeri menjalar dari pinggang sampai paha sebelah kiri, adanya
keterbatasan lingkup gerak sendi, adanya pemendekan otot hamstring, dan
lain sebagainya. Keluhan atau gangguan yang muncul tentunya dapat
mempengaruhi kegiatan dan prokdutivitas. Kesulitan ketika duduk terlalu
1
lama, kesulitan untuk jalan dan berdiri terlalu lama, kesulitan pindah
posisi dari berbaring ke miring, dan dari tidur ke duduk. Tiga hal diatas
merupakan contoh dari permasalahan ischialgia. Pekerjaan akan
terganggu, misalkan sebagai ibu rumah tangga ketika memasak
diharuskan untuk berdiri lama dan mungkin duduk dengan waktu yang
lama. Duduk dalam waktu lama dan berdiri lama merupakan
permasalahan yang dihadapi penderita ischialgia
Di Indonesia penyakit ischialgia termasuk penyakit yang sering
dijumpai, penyebab ischialgia dapat dikarenakan dari beberapa faktor,
sebagai contoh adalah spondylosis. Spondylosis ditandai dengan
degenerasi diskus dan osteofit, merupakan masalah kesehatan masyarakat
utama di sebagian besar negara dan menyebabkan kecacatan kronis di
kalangan lansia. Studi sebelumnya melaporkan prevalensi LS radiografi
yang luas dari 40% hingga 2 85% berdasarkan jumlah subjek penelitian
yang terbatas dalam pengaturan.
1. Identifikasi Masalah
1. Apakah intervensi infra red, tens dan william flexion exercise dapat
mengurangi nyeri ischialgia akibat spondylosis?
2. Apakah intervensi infra red, tens dan william flexion exercise
meningkatkan lingkup gerak sendi?
3. Apakah intervensi infra red, tens dan william flexion exercise dapat
meningkatkan kekuatan otot sekitar hip?
2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui keefektifan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus
ischialgia
2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui manfaat infra red, tens, dan william flexion
exercise dalam mengurangi nyeri pada kasus ischialgia akibat
spondylosis.
2
b. Untuk mengetahui manfaat infra red, tens, dan william flexion
exercise dalam meningkatkan lingkup gerak sendi
c. untuk mengetahui manfaat infra red, tens, dan william flexion
exercise dalam meningkatkan kekuatan otot sekitar hip.
3. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a) Memperluas informasi mengenai penatalaksanaan modalitas
fisioterapi, infra red dan william flexion exercise untuk
mengurangi nyeri menjalar, meningkatkan lingkup gerak sendi,
dan meningkatkan kekuatan otot para vertebra
b) Menambah ilmu dan wawasan mengenai penyebab, tanda dan
gejala, anatomi, serta perjalanan penyakit ischialgia yang
disebabkan oleh spondylosis dilihat dari sudut pandang fisioterap
2. Bagi Institusi
Dapat memberikan informasi mengenai ischialgia yang disebabkan
spondylosis kepada tenaga medis baik yang bekerja di rumah sakit,
puskesmas, maupun yang berada di klinik
3. Bagi Rumah Sakit
Menjadi bahan masukan dalam menambah pengetahuan sebagai upaya
memberikan pelayanan keperawatan yang lebih baik.
3
BAB II
TINJUAN TEORI
1. Konsep Medis
a. Defenisi
Ischialgia merupakan salah satu manifestasi dari nyeri punggung
bawah yang dikarenakan karena adanya penjebitan nervus ischiadicus.
Ischialgia adalah nyeri yang menjalar ke bawah sepanjang perjalanan
akar saraf ischiadikus. Ischialgia itu sendiri adalah sebuah gejala yaitu
bahwa pasien merasakan nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar
saraf ke arah distal perjalanan nervus ischiadikus sampai tungkai
bawah (Kurniawati 2016).
Ischialgi adalah rasa sakit yang dimulai pada punggung bawah dan
menjalar ke tungkai dan kadang-kadang hingga sampai ke kaki.
Keluhan pasien dapat pula berupa nyeri yang semaakin menjadi saat
membungkuk, berlama-lama duduk, bangun dari duduk, atau saat
merotasi internal paha, juga nyeri saat miksi/defekasi dan dispareunia.
Ischialgia dalam istilah kedokteran merujuk pada keadaan jaringan
yang abnorma pada saraf ischiadicus. Hal ini dapat terjadi karena
proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, elektris, infeksi dan
masalah metabolisme, dan autoimun. Ischialgia meningkat
frekuensinya sering dengan banyaknya aktivitas yang dikerjakan.
Orang awam pada umumnya menginterpretasikan ischiagia dengan
rasa sakit dan nyeri pada pantat (Minaryanti,2019).
b. Anatomi fisiologi
Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar klinis dapat
menentukan elemen apa yang terganggu pada timbulnya keluhann
nyeri punggung bawah. Tulang vertebrae merupakan struktur komplek
yang secara garis besar terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun
atas korpus vetrebra, diskus intervertebralis (sebagai artikulasi), dan di
topang oleh ligamnetum longitudinale anterior dan posterior.
4
Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel,lamina,kanalis
vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi
tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale.
Bagian posterior vetebra antara antarasatu dan lain di hubungkan
dengan sendi apofisial (faset). Stabilitas vertebrae tergantung pada
integritas korpus vertebra dan diskus intervertebralis serta dua jenis
jaringan penyokong yaitu igamentum (pasif) dan otot (aktif). Untuk
menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas
daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan
reflek otot-otot sakrospinalis, abdominal,gluteus maksimus, dn
hamstring. (Gloria 2016)
Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nucleus
pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Dari gambar di
atas, tampak bahwa yang merupakan bagian peka nyeri adalah:
c. Etiologi
Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik dimana
nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4,L5,S1,S2,S3.
Penyebab ischialgia dapat dalam:
5
a. Spondiloarthrosis defermans
b. Spondiolistetik
c. Tumor caud
d. Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumboskral
e. Fraktur corpus lumbosakral
f. Fraktur pelvis, radang atau neoplasmapada alat dalam rongga
panggul sehingga menimbulkan tekanan pada pleksus
lumbosakralis.
3. Ischialgia non mekanik (medik) terbagi atas :
a. Radikulitas tuberkulosa
b. Radikulitas luetika
c. Adhesi dalam ruang subarachnoidal
d. Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus
e. Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya.
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor,yaitu antara lain:
kontraksi/radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran
tulang belakang atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi
Nukleus Pulposus (HNP), untuk mengetahui penyebab pasti perlu
dilakukan pemeriksaan fisik secara seksama oleh dokter, jika perlu
dilakukan pemeriksaan tambahan radiologi/rongen pada tulang
belakang.
d. Patofisiologi
Vertebrae manusia terdiri dari cervikal,
thorakal,lumbal,sakral,dan koksigis. Bagaian vertebrae yang
membentuk punggung bagian bawah adalah lumbal 1-5 dengan discus
intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus sakralis. Pleksus
lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus
ilohipogastrika,nervus illoinguinalis, selanjutnya pleksus sakrialis
keluar dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus gluterus superior,
nervus gluterus inferior,nervus ischiadicus,nervus kutaneus femoris
6
superior,nervus pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ishiadicus
adalah berkas saraf yng meninggalkan pleksus lumbosakralis dan
menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di
pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus
ishiadicus bercabangmenjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan
nervus tibialis. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut
sensorik yang berasal dari radiksposterior lumbal 4 sampai sakral 3,
dan ini dapat terjadi pada setiap bagian nervus ischiadicus sebelum
sampai pada permukaan belakang tungkai.
Kesalahan postur dan sikap dapat menyebabkan cedera pada
tulang belakang yang lama – kelamaan akan menyebabkan proses
penulangan, oleh karena adanya proses degenerasi yang terus menerus
maka nucleus pulposus akan terhimpit, seingga anolus fibrosus
mengalami penekanan pada medulla spinalis. Jika keadaan seperti ini
tidak segera diobati maka lama-kelamaan akan mengakibatkan adanya
nyeri menjalar pada sepanjang tungkai yang disebabkan oleh beberapa
factor etiologi dan sindrom yang biasanya dikenal sebagai sindrom
stenois lumbal dan entropmentneuritis, nyeri yang bertolak dari
vertebra lumbosaralis sesisi dan menjalar sepanjang tngkai sampai
ujung kakai harus dicurigai sebagai nyeri saraf akibat perangsangan di
dalam vertebra lumbosakralis. Nyeri saraf yang bertolak dari tuber.
7
e. Pathway
Diskogenetik Mekanik Non Mekanik (Medik)
HNP - Spondiloarthrosis - Radikulitis Tuberkulosa
defermans - Radikulitis luetika
- Spondilolistetik -Adhesi dalam ruang
ISCHIALGIA
Nervus ischiadicusTertekan
Nyeri Akut
Perubahan sensasi
Ansietas
Gangguan Defisit
Mobilitas Perawatan
Fisik Diri
8
f. Manifestasi Klinis
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging,atau nyeri
seperti ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki.
Berjalan,berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memerburuk
nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau
duduk (Mansjoer,2017)
Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgia adalah:
1. Nyeri punggung bawah
2. Nyeri daerah bokong
3. Rasa kaku/terik pada punggung bawah
4. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang dirasakan
daerah bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai
kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit.
5. Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak
berdiri dan berjalan.
6. Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang
yang berat.
7. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan
kelemahan anggota badan bawah tungkai bawah yang disertai
dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut.
8. Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal
9. Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya
refleks otot-otot tungkai bawah tersebut.
10. Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi angguan
defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini meruakan
kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan
untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
11. Nyeri bertambah dengan batuk, bersin,mengangkat
9
g. Komplikasi
Meskipun kebanyakan pasien sembuh sepenuhnya dari ischialgia dan
seringkali tanpa pengobatan, namun ischialgia juga dapat berpotensi
menyebabkan kerusakan saraf permanen. Segera cari pertolongan
medis jika anda mengalami:
h. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto rontgen lumbosakral
2. Elektromielografi
3. Myelografi
4. CT Scan
5. MRI
i. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit Ischialgia yaitu sebagai berikut :
1. Obat-obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan
2. Program rehabilitasi medik
Program rehabilitasi medik bagi penderita ialah :
a. Terapi fisik : Diatermi, elektroterapi, traksi umbal terapi maniulasi,
exercise.
b. Terapi okupasi : mengajarkan proper body mechanic.
c. Ortotik prostetik : pemberian korset lumbal, alat bantu jalan
d. Advis :
1. Hindari berlimpah memnbungkukkan badan
2. Hindari kerap kali mengangkat barang – barang berat
3. Segera istirahat jika sudah merasakan nyeri saat berdiri/berjalan
10
4. Saat duduk lama diusahkan kaki disila bergantian kanan & kiri/
memanfaatkan kursi kecil buat menumpu kedua kaki.
5. Saat menyapu/ mengepel lantai pergunakan gagang sapu/ pel
yang panjang sehingga saat menyapu/ mengeel punggung tak
membungkuk.
6. Jika endak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap
lurus, tapi tekak kedua lutut buat menggapai barang tersebut.
7. Lakukan back exercise secara rutin, buat memperkuat otot-otot
punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara
baik & maksimal.
3. Operasi : diakukan pada kasus yang berat / sangat menggangu
aktifitas dimana dengan obat-obatan & program rehabilitasi medik
tak membantu (Anggraini,2017).
j. Pencegahan
Ischialgia tidak selalu mungkin dapat dicegah, dan kondisi ini juga
seringkali dapat kambuh. Namun ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan untuk melindungi punggung anda dari masalah kesehatan
yakni dengan cara:
Berolahraga secara teratur. Untuk menjaga punggung tetap kuat,
beri perhatian khusus pada otot - otot inti (otot perut dan punggung
bagian bawah) yang penting untuk postur dan kesejajaran tubuh.
Anda bisa meminta dokter merekomendasikan olahraga tertentu
untuk mendapatkan manfaat ini.
Pertahankan postur yang benar saat duduk. Pilih tempat duduk
dengan sandaran punggung bawah, lengan dan alas yang baik.
Pertimbangkan untuk menempatkan bantal atau handuk yang
digulung di bagian belakang punggung untuk mempertahankan
lengkungan normalnya. Jaga lutut dan tinggi pinggul anda.
Gunakan mekanika tubuh yang baik. Jika anda berdiri dalam
waktu lama, istirahatkan satu kaki di bangku atau kotak kecil
beberapa waktu. Ketika mengangkat benda berat, biarkan
11
ekstremitas bawah bergerak lurus ke atas dan ke bawah. Jaga
punggung tetap lurus dan tekuk hanya di lutut. Pegang beban dekat
dengan tubuh. Hindari mengangkat dan memutar secara bersamaan.
Minta bantuan teman untuk mengangkat jika benda tersebut berat.
2. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1. Anamnese
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat kesehatan keluarga. Yang harus diperhtikan dalam
anamnese antara lain :
a. Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mulai nyeri, jenis nyeri
(menyayat, menekan,dll), penjalaran nyeri, intesitas nyeri,pinggang
terfiksir, faktor pencetus, dan faktor yang memperberat rasa nyeri.
b. Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan didalam
subrachnoid seperti batuk, bersin dan mengedan memprivakasi
terasanya ischialgia diskogenik.
c. Faktor trauma hampir selalu ditemukan kecuali pada proses
neoplasma atau infeksi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Untuk mengetahui seseorang pasien mengalami ishialgia atau tidak
biasanya ahli fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya
terapis mengangkat kaki yang mengalami nyeri jika nyeri dirasakan
bertambah hebat pada sudut 60-70 derajat orang tersebut dikatakan
positif ischialgia. Tes ini disebut straight leg Rising.
b. Inspeksi : perhatikan keadaan tulang belakang isalnya skoliosis,
hiperiordosis atau lordosis lumbal yang mendatar.
c. Palpasi : nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot di
samping tulang belakang.
d. Perkusi : rasa nyeri bila prosesus diketok
e. Reflek :
KPR dan atau APR
12
Laseque,patrick,antipatrick,naffziger
B. Diagnosa Keperawatan
C. INTRVENSI KEPERAWATAN
13
aktivitas menghilangkan
hiburan rasa nyeri
5. Kolaborasi 5. Untuk anti
dengan tim nyeri
dokter
dalam
pemberian
analgetik
14
penggunaan
alat bantu
4. Ajarkan dan
dukung
pasien dalam
latihan Rom
Aktif dan
Pasif
5. Kolaborasi
dengan ahli
terapi fisik
15
dan
ketakutan
- 4. Jelaskan Menambah wawasan
tentang dan pengetahuan klien
penyakit tentang penyakitnya
yang
dialami
saat ini
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn.R
Umur : 66 thn
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : pasangkayu
Status : menikah
Diagnose Medis: Ischialgia
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. I
Umur : 43 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : pasangkayu
Status : istri
17
1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama
Saatmasukrumahsakit : nyeripadatulangbelakang
SaatPengkajian : nyeripadapanggulkanan
B. RiwayatPenyakitSekarang
Pada tanggal 03 mei 2021 klien masuk di RSUD Undata diruangan
mawar dengan keluhan nyeri pada panggul kanan.
Kondisisaatpengkajian : P =
Nyeripanggulkananakibatmengangkatbeban
berat
Q= Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R= panggulkanan
S= Skalanyeri 7 (berat)
T= Nyeri yang
dirasakanhilangtimbuldengandurasinyeri
15menit - 20 menit,
nyerihilangsetelahminumobat
Selama di RS kebutuhannya di bantu oleh keluraga, dan klien juga
mengatakan tidak mampu melakukan aktivitasny karena nyeri yang
dialami, klien dan keluarga sering bertanya tentang penyakit yang
dialami klien.
D. RiwayatKesehatanKeluarga
Klienmengatakandalamkeluargatidakada yang mengalamipenyakit
yang samaseperti yang dideritaklien
18
GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
Keterangan genogram :
G1 = orang tua klien sudah meninggal karena factor usia
G2 = Klien 4 orang bersaudara, klien anak pertama, saudara klien yang
kedua dan keempat sudah meninggal dan istri klien 2 bersaudara
G3 = klien mempunyai empat orang anak dan yang tinggal serumah
anak ke empat
19
siang, malami) (pagi, siang, malam)
minum: 7-8 gelas/hari minum : 7-8 gelas/hari
2 Jenis makan : nasi, sayur, makan : bubur,
laukpauk sayur,ikan,buah.
minum : air minum : air putih
putih,tehdenganrendahgula
3 Pantangan manis-manisan Manis-manisan
4 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Makan/Minum
b. Pola Eliminasi
20
c. Pola istirahat tidur
21
a) Klien mengatakan ikut berperan aktif dalam lingkungan
bermasyarakat, dan aktif dalam kegiatan pengajian di Masjid,
klien tidak memiliki masalah dengan tetangga sekitar rumah
klien. Keluarga dan anak-anak senantiasa mendukung klien
dalam lingkungan masyarakat baik sebelum klien dirawat
maupun saat klien dirawat di Rumah Sakit.
b) Ekonomi
Klien mengatakan dalam pembiayaan perawatan selama di
Rumah Sakit menggunakan BPJS kesehatan, klien tidak
mengalami masalah keuangan.
2. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 130/70 mmHg
b. Nadi : 88x/menit
c. Suhu : 36,3 ⸰c
d. Respirasi : 22x/menit
e. Berat Badan : 83 kg
f. Tinggi Badan : 156 cm
B. Keadaan Umum
Keadaan umum klien lemah, kesadaran composmentis, GCS 15
C. Pemeriksaan Integument, Rambut dan Kuku
1. Integument
Inspeksi : Tidak terdapat lesi dan jaringan parut pada kulit,
warna kulit sawo matang
Palpasi : Tekstur kulit halus, turgor kulit tidak elastis, struktur
kulit mulai keriput, lemak sub kutan tebal, tidak
ada nyeri tekan.
2. Rambut
22
Inspeksi dan Palpasi : Penyebaran rambut merata, tidak mudah
rontok, rambut beruban
3. Kuku
Inspeksi : Kuku pendek dan bersih.
Palpasi : Crt < 2 detik warna kuku merah muda.
4. Klien tidak memiliki keluhan dengan masalah kulit
D. Pemeriksaan Kepala,Wajah dan Leher
1. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala bersih
tidak ada ketombe
23
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi :Tidak terdapat kelainan kongenital, warna bibir pucat,
mukosa bibir kering,gigi nampak
rata,gigi lengkap,tidak ada
stomatitis,tidak ada pembesaran
tonsilitis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema
6. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi :Ekspresi wajah klien meringis, wajah klien tampak pucat,
tidak ada tanda-tanda kelumpuhan otot-
otot fasialis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada wajah, tidak ada edema.
7. Pemeriksaan Leher
Inspeksi : Bentuk leher simetris, tidak ada peradangan,leher kiri
dan kanan simetris.
Palpasi : Tidak ada pembesaran vena jugularis,kelenjer tiroid
teraba.
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
a. Inspeksi :Bentuk payudara simetrisantara kiri dan kanan, tidak ada
benjolan/massa pada ketiak sebelah kiri dan kanan.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada ketiak, tidak ada edema.
F. Pemeriksaan Torak dan Paru
a. Inspeksi : Bentuk torak normal chest, susunan ruas tulang belakang
normal, bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada
retraksi otot bantu pernapasan, tidak ada sianosis.
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan.
c. perkusi : bunyi sonor pada dada sebelah kanan, dan redup pada
dada sebelah kiri.
24
d. Auskultasi : - Suara napas vesikuler,tidak ada suara nafas tambahan.
25
I. PEMERIKSAAN GENETALIA
Genetalia wanita :Klien mengatakan tidak ada masalah dibagian
genetalia. Tidak dilakukan pemeriksaan fisik
karena klien tidak bersedia
J. PEMERIKSAAN ANUS
Kien mengatakan tidak ada kelainan dibagian anus.Tidak dilakukan
pemeriksaan fisik karena klien tidak bersedia.
K. PEMERIKSAAN MUSCULOSKELETAL (EKSTREMITAS)
Ekstermitas bagian atas
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, jumlah jari-jari lengkap
Pada Ekstremitas atas pada tangan sebelah
kananterpasang RL 20 tetes/menit
Palpasi : Tidak terdapat odema dan tidak ada nyeri tekan
Kekuatan otot 5 5
Inspeksi : simetris kiri dan kanan pada tungkai bawah, tidak ada
kelainan tidak ada luka.
L. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Tingkat kesadaran klien
1. Respon membuka mata : 4
2. Respon verbal :5
3. Respon motorik :6
15
26
Kesadaran klien : Composmentis
b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Tidak ada peningkatan suhu tubuh, tidak ada nyeri kepala, kaku
kuduk, kejang, dan penurunan kesadaran.
c. Memeriksa Nervus Cranialis
1) Nervus I : Olfaktorius (pembau), kien dapat
membedakan bau
2) Nervus II :Optikus (penglihatan), klien masih dapat
melihat satu objek/benda dengan baik.
3) Nervus III : Ocumulatorius tidak ada edema valvebra,
kongjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterus
4) Nervus IV : Trochlearis : reaksi pupil terhadap cahaya
positif normal (gerakn bola mata bebas)
5) Nervus V : Thrigeminusmulut simetrisotot mengunyah
normal dapat menyebutkan daerah wajah yang disentuh.
6) Nervus VI : Abdusen, fungsi bola mata normal
7) Nervus VII : Fasialis, klien dapat menjulurkan lidah dan
dapat membedakan gula,dan garam.
8) Nervus VIII : Auditorius, (normal) fungsi pendengaran
baik
9) Nervus IX : Glosopharingeal, fungsi menelan baik
10) Nervus X : Vagus, tidak ada gangguan pada laring,
faring, dan pita suara (klien mampu menelan dengn baik)
11) Nervus XI : Accessorius, klien mampu melawan
tahanan saat fisioterapi, berikan tekanan saat ekstermitas
bawah tetapi tidak maksimal
12) Nervus XII : Hipoglosal, fungsi pengecapan normal,
klien dapat membedakan rasa pahit,manis dan asam serta
mampu menjulurkan lidah dengan baik
27
d. Memeriksa fungsi motorik, ukuran otot simetris, tidak terdapat
atropi atau penyusutan otot, gerakan-gerakan yag tidak disadari
tidak ada.
e. Memeriksa fungsi sensorik, fungsi sensorik baik, klien bisa
merasakan rangsangan nyeri, klien bisa membedakan sensasi
dingin/panas,kien bisa merasakan sentuhan ringan.
f. Memeriksa refleks kedalaman tendon
M. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status nyeri
Menurut skala intensitas numerik klien berada pada skala nyeri
7 (berat) pasien mengatakan nyeri tidak tertahan kan klien
Nampak lemah dan gelisah.
b. Status emosi
Klien merasa cemas dengan keadaannya, karena klien ini pertama
kali dirawatdi rumah sakit.
c. Gaya komunikasi
Klien tampak berhati-hati dalam berbicara, pola komunikasi
klien spontan, klien tidak menolak untuk diajak komunikasi,
komunikasi klien jelas, klien menggunakan bahasa indonesia.
d. Pola interaksi
Saat diajak komunikasi klien langsung berespon, orang terdekat
klien adalah istri dan anaknya, klien berinteraksi baik terhadap
perawat dan keluarga yang menjaganya.
e. Pola pertahanan
Mekanisme koping klien baik
f. Dampak dirawat dirumah sakit : Klien mengatakan tidak
mengalami perubahan fisik, tetapi mengalami perubahan
psikologis dimana kecemasan klien meningkat selama klien
dirawat dirumah sakit.
28
N. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN SPIRITUAL
1) Kondisi emosi/perasaan klien
Suasana hati klien nampak biasa-biasa saja (tidak sedih,tidak
juga senang)
Ekspresi wajah meringis
2) Kebutuhan spiritual klien
Kebutuhan untuk beribadah tidak terpenuhi
Keadaan klien lemah, klien hanya berbaring ditempat tidur
Klien hanya mengaji menggunakan handpone
3) Tingkat kecemasan klien
Orientasi terhadap orang, tempat dan waktu : Baik
Lapang presepsi : Baik
Kemampuan menyelesaikan masalah : Mampu dengan bantuan
Proses berpikir : Mampu berkonsentrasi dan mengingat dengan
baik
Motivasi : Baik
4) Konsep diri klien
a. Identitas diri : Klien mengenal dan sadar akan diri sendiri
b. Ideal diri : Presepsi diri akan dirinya merasa belum
puas karena klien merasa lemah dengan keadaannya saat ini
c. Gambaran diri : Klien mengatakan merasa pasrah dengan
keadaan yang dialami saat ini
d. Harga diri: Klien mengatakan sudah mencapai apa yang
diinginkan yaitu menjadi seorang suami dalam keluarganya.
e. Peran : Klien menerima dan menyukai perannya
sebagai seorang suami dalam keluarganya.
29
O. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. DARAH LENGKAP ( PemeriksaanTanggal 03 Mei 2021)
P. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasilpemeriksaan Pelvis danthorakstanggal 03 Mei 2021
1. Pemeriksaan pelvis hasil : spondylosislumbalisdansistemtulang
pelvis intak
30
2. Pemeriksaanfoto thorax, hasil : bronchitis. Besarnormal,
sistemtulangintak.
B. PENGUMPULAN DATA
Klienmengatakannyeripadapanggulkananakibatmengangkatbebanberat
Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
Klienmengatakanskalanyeri7 (berat)
Klienmengatakannyerihilangtimbuldengandurasi 15 – 20 menit
Klienmengatakannyerihilangketikaminumobat
Keadaanumumklienlemah
Klien nampak gelisah
Ekspresi wajah klien meringis
Tanda-tanda vital :
TekananDarah : 130/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,3 ⸰C
Respirasi : 22 x/menit
Klien mengatakan belum bisa menggerakan kaki sebelah kanan
dikarenakan nyeri di rasakan seperti di tusuk-tusuk.
Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas karena sering nyeri di
bagian panggul kanan.
Klien tampak tidak dapat merubah posisi tidur ke posisi duduk.
31
Klien dan keluarga sering bertanya tentang kondisi yang dialaminya.
Klien terpasang kateter 1000 cc
C. KLASIFIKASI DATA
32
D. ANALISA DATA
ulkananakibatmengangkatbebanb
erat
Klienmengatakannyeridirasakanse
Ischialgia
pertiditusuk-tusuk
Klienmengatakanskalanyeri 7
(berat)
Nervusischiadicustertek
Klienmengatakannyerihilangketi an
kaminumobat
Klienmengatakannyerihilangtim
buldengandurasi 15 – 20 menit Nyeriakut
Data Objektif :
Keadaan umum klien lemah
Ekspresiwajahklienmeringis
Tekanan Darah : 170/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,3 ⸰C
Respirasi : 22 x/menit
33
menggerakan kaki sebelah
kanan karena nyeri di rasakan Ischialgia
seperti tertusuk-tusuk.
Klien mengatakan tidak
mampu melakukan
aktivitasnya karena sering Perubahan sensasi dan
penurunan kerja reflex
nyeri di bagian panggul
kanan.
Data Objektif :
Gangguan mobilitas
Keadaanumumklienlemah fisik
Klien tampak tidak dapat
merubah posisi tidur ke posisi
duduk.
Tanda-tanda vital :
TekananDarah:130/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu: 36,3 ⸰C
Respirasi : 22 x/menit
3 Data Subjektif : Ischalgia Ansietas
Klienseringbertanyatentangkondisi
yang dialaminya.
Data Objektif : Kurang informasi
tentang penyakit
Keadaan umum klien lemah
Klientampakgelisah
TekananDarah : 130/70 mmHg
Ansietas
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,3 ⸰C
Respirasi : 22 x/menit
34
DIAGNOSA KEPERAWATAN
35
INTERVENSI KEPERAWATAN
36
berkurang distraksi normal bila
relaksasi sirkulasi
serebral
terpelihara
dengan baik
- Klien tampak rileks 3. Memberikan Untuk
aktivitas hiburan mengendalikan
nyeri
- Dapat tidur dengan 4. Memonitor tanda- Untuk
nyenyak tanda vital menghilangkan
rasa nyeri
- Tanda-tanda vital dalam 5. Penatalaksaan
batas normal terapi medis
37
INTERVENSI KEPERAWATAN
38
Suhu: 36,3 ⸰C
Respirasi : 22 x/menit
- Pergerakan tampa alat 2. Mengajarkan dan Untuk
bantu pantau pasien memuahkan
dalam penggunaan pasien untuk
alat bantu melakukan
aktivitas
39
INTERVENSI KEPERAWATAN
40
Hari/ No IMPLEMENTASI EVALUASI KEPERAWATAN
TGL Diag KEPERAWATAN Catatan Perkembangan (S,O,A,P)
nosa
Kami I Jam 08.00 Jam 20.30
s 1. Mengkaji TTV S : klien mengatakan nyeri pada
06 Hasil : TD : 130/70 mmHg panggul kanan, dengan skala
MEI Nadi : 88 x/m nyeri 7 (berat)
2021 Suhu : 36, 3 ºc
RR : 22 x/m O : keadaan umum lemah
TD : 130/70 mmHg
Jam 08.30 N : 88 x/m
2. Mengajarkan teknik S : 36.3 ºc
distraksi R ; 22 x/m
Hasil : teknik distraksi
dengan mengalihkan A : Masalah nyeri akut belum
perhatian klien semisal, teratasi
berbicara atau mengaji
P : lanjutkan intervsi
Jam 09.00 1. kaji TTV
3. Memberikan posisi 2. Ajarkan teknik distraksi
nyaman 3. Berikan posisi nyaman
Hasil : klien diberikan posisi 4. Penatalaksanaan Medis
nyaman dengan posisi miring
kanan ataupun miriing kiri
Jam 15.00
4. Penatalaksanaan
tindakan medis
Hsil : pemberian therapy
a. Ketorolac 1 amp / 8
jam / IV
b. Rantidin 1 amp / 12
jam / IV
II Jam 12.30 Jam 20.40
1. Menentukan tingkat S : klien mengatakan belum dapat
motivasi pasien dalam melakukan ROM secara mandiri
melakukan aktifitas
Hasil : O : keadaan umum lemah
- Tampak klien tidak
Jam 13.00 menggunakan alat bantu
41
2. Menganjurkan dan - Tampak klien belum
dukung pasien dalam hal dapat melakukan gerakan
penggunaan ROM
alat bantu. - Tampak klien belum
Hasi : klien sama sekali tidak mampu menggangkat
menggunakan alat bantu ektermitas bawah
42
kliendankeluargamengata
kancemastentangapa yang
dialamiya
Jam 15.40
4. menjelaskan tentang
penyakit yang dialami
saat ini
hasil :
klienmengatakanpahamde
nganpenyakitnya
Jam 15.00
8. Penatalaksanaan
43
tindakan medis
Hsil : pemberian therapy
c. Ketorolac 1 amp / 8
jam / IV
d. Rantidin 1 amp / 12
jam / IV
II Jam 12.30 Jam 20.40
1. Menentukan tingkat S : klien mengatakan belum dapat
motivasi pasien dalam melakukan ROM secara mandiri
melakukan aktifitas
Hasil : O : keadaan umum lemah
- Tampak klien tidak
Jam 13.00 menggunakan alat bantu
2. Menganjurkan dan - Tampak klien belum
dukung pasien dalam hal dapat melakukan gerakan
penggunaan ROM
alat bantu. - Tampak klien belum
Hasi : klien sama sekali tidak mampu menggangkat
menggunakan alat bantu ektermitas bawah
44
6. menjelaskan semua
prosedur kepada klien A : Ansietasbelumteratasi
dan apa yang
dirasakan P : lanjutkanintervensi
hasil : 5. Identifikasitingkatkecema
menjelaskanprosedurpem san
berianobat 6. Jelaskanprosedurkepadakl
ien
jam 15.30 7. Dorongpasienuntukmeng
7. mendorong pasien ungkapkanperasaan
untuk mengungkapan 8. Jelaskantentangpenyakit
peraan dan ketakutan yang dialami
Hasil :
kliendankeluargamengata
kancemastentangapa yang
dialamiya
Jam 15.40
8. menjelaskan tentang
penyakit yang dialami
saat ini
hasil :
klienmengatakanpahamde
nganpenyakitnya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
45
distraksi R ; 20 x/m
Hasil : teknik distraksi
dengan mengalihkan A : Masalah nyeri akut belum
perhatian klien semisal, teratasi
berbicara atau mengaji
P : lanjutkan intervsi
Jam 09.00 9. kaji TTV
11. Memberikan posisi 10. Ajarkan teknik distraksi
nyaman 11. Berikan posisi nyaman
Hasil : klien diberikan posisi 12. Penatalaksanaan Medis
nyaman dengan posisi miring
kanan ataupun miriing kiri
Jam 15.00
12. Penatalaksanaan
tindakan medis
Hsil : pemberian therapy
e. Ketorolac 1 amp / 8
jam / IV
f. Rantidin 1 amp / 12
jam / IV
II Jam 12.30 Jam 20.40
1. Menentukan tingkat S : klien mengatakan belum dapat
motivasi pasien dalam melakukan ROM secara mandiri
melakukan aktifitas
Hasil : O : keadaan umum lemah
- Tampak klien tidak
Jam 13.00 menggunakan alat bantu
2. Menganjurkan dan - Tampak klien belum
dukung pasien dalam hal dapat melakukan gerakan
penggunaan ROM
alat bantu. - Tampak klien belum
Hasi : klien sama sekali tidak mampu menggangkat
menggunakan alat bantu ektermitas bawah
46
ahli fisioterapi ROM aktif dan pasif
Hasil : klien belum mampu - Kolaborasi dengan ahli
menganggkat ektermitas fisioterapi
bawah.
Jam 15.40
12. menjelaskan tentang
penyakit yang dialami
saat ini
hasil :
klienmengatakanpahamde
nganpenyakitnya
47
BAB III
PENUTUP
A. A. KESIMPULAN
Diagnosa pertama yaitu nyeri akut belum teratasi. Factor penghambat untuk
tercapainya kriteria hasil yang telah ditetapkan adalah terbatasnya waktu yang
ditetapkan untuk mengurangi dan mengontrol nyeri pasien.Masalah nyeri
bagian panggul kanan diagnosa actual yang baru terjadi di pasien.
B. SARAN
48