Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ischialgia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
nyeri yang menjalar di sepanjang radics ischiadicus. Ischiadicus biasanya
terkait dengan faktor usia dan riwayat trauma. Penyakit ini perlu mendapat
perhatian secara khusus karena bisa menyebabkan kelemahan otot-otot
tungkai sampai berlanjut kesulitan dalam aktifitas sehari-hari.
Keluhan nyeri yang disebabkan oleh ischialgia ini banyak
dikeluhkan oleh masyarakat. Angka kejadian ischialgia hampir sama pada
seluruh populasi masyarakat di dunia. Pada masyarakan pekerja
diperkirakan sekitar 1,6% sampai dengan 43% mengalami hal ini.
Berdasarkan hasil penelitian persatuan dokter spesialis saraf Indonesia
(PERDOSSI) yang dilakukan di 14 kota di Indonesia pada tahun 2002
diketahui bahwa terdapat kurang lebih 18,3% penderita ischialgia.
Ischialgia merupakan rasa sakit yang dimulai dari punggung bawah
dan menjalar ke tungkai, terkadang menjalar sampai kaki. Keadaan ini
terjadi ketika terdapat penekanan pada saraf ischiadicus, misalnya saja
karena adanya sebuah diskus yang mengalami herniasi atau bisa juga
karena adanya tonjolan tulang. Selain rasa sakit, ischialgia atau sciatica ini
biasanya disertai dengan rasa nyeri yang menjalar sepanjang saraf
ischiadicus, ada juga yang merasa kesemutan, kelemahan, dan mati rasa di
kaki.
Meski penyebab ischialgia berbeda-beda tetapi keluhan yang
dirasakan oleh penderita ischialgia rata-rata sama, contohnya seperti,
adanya nyeri menjalar dari pinggang sampai paha sebelah kiri, adanya
keterbatasan lingkup gerak sendi, adanya pemendekan otot hamstring, dan
lain sebagainya. Keluhan atau gangguan yang muncul tentunya dapat
mempengaruhi kegiatan dan prokdutivitas. Kesulitan ketika duduk terlalu

1
lama, kesulitan untuk jalan dan berdiri terlalu lama, kesulitan pindah
posisi dari berbaring ke miring, dan dari tidur ke duduk. Tiga hal diatas
merupakan contoh dari permasalahan ischialgia. Pekerjaan akan
terganggu, misalkan sebagai ibu rumah tangga ketika memasak
diharuskan untuk berdiri lama dan mungkin duduk dengan waktu yang
lama. Duduk dalam waktu lama dan berdiri lama merupakan
permasalahan yang dihadapi penderita ischialgia
Di Indonesia penyakit ischialgia termasuk penyakit yang sering
dijumpai, penyebab ischialgia dapat dikarenakan dari beberapa faktor,
sebagai contoh adalah spondylosis. Spondylosis ditandai dengan
degenerasi diskus dan osteofit, merupakan masalah kesehatan masyarakat
utama di sebagian besar negara dan menyebabkan kecacatan kronis di
kalangan lansia. Studi sebelumnya melaporkan prevalensi LS radiografi
yang luas dari 40% hingga 2 85% berdasarkan jumlah subjek penelitian
yang terbatas dalam pengaturan.
1. Identifikasi Masalah
1. Apakah intervensi infra red, tens dan william flexion exercise dapat
mengurangi nyeri ischialgia akibat spondylosis?
2. Apakah intervensi infra red, tens dan william flexion exercise
meningkatkan lingkup gerak sendi?
3. Apakah intervensi infra red, tens dan william flexion exercise dapat
meningkatkan kekuatan otot sekitar hip?
2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui keefektifan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus
ischialgia
2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui manfaat infra red, tens, dan william flexion
exercise dalam mengurangi nyeri pada kasus ischialgia akibat
spondylosis.

2
b. Untuk mengetahui manfaat infra red, tens, dan william flexion
exercise dalam meningkatkan lingkup gerak sendi
c. untuk mengetahui manfaat infra red, tens, dan william flexion
exercise dalam meningkatkan kekuatan otot sekitar hip.
3. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a) Memperluas informasi mengenai penatalaksanaan modalitas
fisioterapi, infra red dan william flexion exercise untuk
mengurangi nyeri menjalar, meningkatkan lingkup gerak sendi,
dan meningkatkan kekuatan otot para vertebra
b) Menambah ilmu dan wawasan mengenai penyebab, tanda dan
gejala, anatomi, serta perjalanan penyakit ischialgia yang
disebabkan oleh spondylosis dilihat dari sudut pandang fisioterap
2. Bagi Institusi
Dapat memberikan informasi mengenai ischialgia yang disebabkan
spondylosis kepada tenaga medis baik yang bekerja di rumah sakit,
puskesmas, maupun yang berada di klinik
3. Bagi Rumah Sakit
Menjadi bahan masukan dalam menambah pengetahuan sebagai upaya
memberikan pelayanan keperawatan yang lebih baik.

3
BAB II
TINJUAN TEORI

1. Konsep Medis
a. Defenisi
Ischialgia merupakan salah satu manifestasi dari nyeri punggung
bawah yang dikarenakan karena adanya penjebitan nervus ischiadicus.
Ischialgia adalah nyeri yang menjalar ke bawah sepanjang perjalanan
akar saraf ischiadikus. Ischialgia itu sendiri adalah sebuah gejala yaitu
bahwa pasien merasakan nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar
saraf ke arah distal perjalanan nervus ischiadikus sampai tungkai
bawah (Kurniawati 2016).
Ischialgi adalah rasa sakit yang dimulai pada punggung bawah dan
menjalar ke tungkai dan kadang-kadang hingga sampai ke kaki.
Keluhan pasien dapat pula berupa nyeri yang semaakin menjadi saat
membungkuk, berlama-lama duduk, bangun dari duduk, atau saat
merotasi internal paha, juga nyeri saat miksi/defekasi dan dispareunia.
Ischialgia dalam istilah kedokteran merujuk pada keadaan jaringan
yang abnorma pada saraf ischiadicus. Hal ini dapat terjadi karena
proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, elektris, infeksi dan
masalah metabolisme, dan autoimun. Ischialgia meningkat
frekuensinya sering dengan banyaknya aktivitas yang dikerjakan.
Orang awam pada umumnya menginterpretasikan ischiagia dengan
rasa sakit dan nyeri pada pantat (Minaryanti,2019).
b. Anatomi fisiologi
Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar klinis dapat
menentukan elemen apa yang terganggu pada timbulnya keluhann
nyeri punggung bawah. Tulang vertebrae merupakan struktur komplek
yang secara garis besar terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun
atas korpus vetrebra, diskus intervertebralis (sebagai artikulasi), dan di
topang oleh ligamnetum longitudinale anterior dan posterior.

4
Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel,lamina,kanalis
vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi
tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale.
Bagian posterior vetebra antara antarasatu dan lain di hubungkan
dengan sendi apofisial (faset). Stabilitas vertebrae tergantung pada
integritas korpus vertebra dan diskus intervertebralis serta dua jenis
jaringan penyokong yaitu igamentum (pasif) dan otot (aktif). Untuk
menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas
daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan
reflek otot-otot sakrospinalis, abdominal,gluteus maksimus, dn
hamstring. (Gloria 2016)
Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nucleus
pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Dari gambar di
atas, tampak bahwa yang merupakan bagian peka nyeri adalah:

c. Etiologi
Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik dimana
nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4,L5,S1,S2,S3.
Penyebab ischialgia dapat dalam:

1. Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus


pulposus (HNP).
2. Ischialgia mekanik terbagi atas :

5
a. Spondiloarthrosis defermans
b. Spondiolistetik
c. Tumor caud
d. Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumboskral
e. Fraktur corpus lumbosakral
f. Fraktur pelvis, radang atau neoplasmapada alat dalam rongga
panggul sehingga menimbulkan tekanan pada pleksus
lumbosakralis.
3. Ischialgia non mekanik (medik) terbagi atas :
a. Radikulitas tuberkulosa
b. Radikulitas luetika
c. Adhesi dalam ruang subarachnoidal
d. Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus
e. Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya.
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor,yaitu antara lain:
kontraksi/radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran
tulang belakang atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi
Nukleus Pulposus (HNP), untuk mengetahui penyebab pasti perlu
dilakukan pemeriksaan fisik secara seksama oleh dokter, jika perlu
dilakukan pemeriksaan tambahan radiologi/rongen pada tulang
belakang.

d. Patofisiologi
Vertebrae manusia terdiri dari cervikal,
thorakal,lumbal,sakral,dan koksigis. Bagaian vertebrae yang
membentuk punggung bagian bawah adalah lumbal 1-5 dengan discus
intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus sakralis. Pleksus
lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus
ilohipogastrika,nervus illoinguinalis, selanjutnya pleksus sakrialis
keluar dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus gluterus superior,
nervus gluterus inferior,nervus ischiadicus,nervus kutaneus femoris

6
superior,nervus pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ishiadicus
adalah berkas saraf yng meninggalkan pleksus lumbosakralis dan
menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di
pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus
ishiadicus bercabangmenjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan
nervus tibialis. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut
sensorik yang berasal dari radiksposterior lumbal 4 sampai sakral 3,
dan ini dapat terjadi pada setiap bagian nervus ischiadicus sebelum
sampai pada permukaan belakang tungkai.
Kesalahan postur dan sikap dapat menyebabkan cedera pada
tulang belakang yang lama – kelamaan akan menyebabkan proses
penulangan, oleh karena adanya proses degenerasi yang terus menerus
maka nucleus pulposus akan terhimpit, seingga anolus fibrosus
mengalami penekanan pada medulla spinalis. Jika keadaan seperti ini
tidak segera diobati maka lama-kelamaan akan mengakibatkan adanya
nyeri menjalar pada sepanjang tungkai yang disebabkan oleh beberapa
factor etiologi dan sindrom yang biasanya dikenal sebagai sindrom
stenois lumbal dan entropmentneuritis, nyeri yang bertolak dari
vertebra lumbosaralis sesisi dan menjalar sepanjang tngkai sampai
ujung kakai harus dicurigai sebagai nyeri saraf akibat perangsangan di
dalam vertebra lumbosakralis. Nyeri saraf yang bertolak dari tuber.

7
e. Pathway
Diskogenetik Mekanik Non Mekanik (Medik)
 HNP - Spondiloarthrosis - Radikulitis Tuberkulosa
defermans - Radikulitis luetika
- Spondilolistetik -Adhesi dalam ruang

- Tumor caud Subarachnoidal

- Metastasis carsinoma - Penyuntikan obat-obatan

- Fraktur corpus dalam nervus ischiadicus


Lumbosakral - Neuropati rematik,diabetik
dan neuropatik lainnya

ISCHIALGIA

Nervus ischiadicusTertekan

Nyeri Akut
Perubahan sensasi

Dan penurunan kerja reflekKurang informasi tentang penyakit


penyakit

Ansietas
Gangguan Defisit
Mobilitas Perawatan
Fisik Diri

(SumberGloria, M dkk. 2016)

8
f. Manifestasi Klinis
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging,atau nyeri
seperti ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki.
Berjalan,berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memerburuk
nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau
duduk (Mansjoer,2017)
Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgia adalah:
1. Nyeri punggung bawah
2. Nyeri daerah bokong
3. Rasa kaku/terik pada punggung bawah
4. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang dirasakan
daerah bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai
kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit.
5. Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak
berdiri dan berjalan.
6. Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang
yang berat.
7. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan
kelemahan anggota badan bawah tungkai bawah yang disertai
dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut.
8. Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal
9. Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya
refleks otot-otot tungkai bawah tersebut.
10. Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi angguan
defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini meruakan
kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan
untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
11. Nyeri bertambah dengan batuk, bersin,mengangkat

9
g. Komplikasi
Meskipun kebanyakan pasien sembuh sepenuhnya dari ischialgia dan
seringkali tanpa pengobatan, namun ischialgia juga dapat berpotensi
menyebabkan kerusakan saraf permanen. Segera cari pertolongan
medis jika anda mengalami:

 Mati rasa di kaki yang terkena


 Kelemahan di kaki yang terkena
 Hilangnya fungsi usus atau kandung kemih

h. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto rontgen lumbosakral
2. Elektromielografi
3. Myelografi
4. CT Scan
5. MRI

i. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit Ischialgia yaitu sebagai berikut :
1. Obat-obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan
2. Program rehabilitasi medik
Program rehabilitasi medik bagi penderita ialah :
a. Terapi fisik : Diatermi, elektroterapi, traksi umbal terapi maniulasi,
exercise.
b. Terapi okupasi : mengajarkan proper body mechanic.
c. Ortotik prostetik : pemberian korset lumbal, alat bantu jalan
d. Advis :
1. Hindari berlimpah memnbungkukkan badan
2. Hindari kerap kali mengangkat barang – barang berat
3. Segera istirahat jika sudah merasakan nyeri saat berdiri/berjalan

10
4. Saat duduk lama diusahkan kaki disila bergantian kanan & kiri/
memanfaatkan kursi kecil buat menumpu kedua kaki.
5. Saat menyapu/ mengepel lantai pergunakan gagang sapu/ pel
yang panjang sehingga saat menyapu/ mengeel punggung tak
membungkuk.
6. Jika endak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap
lurus, tapi tekak kedua lutut buat menggapai barang tersebut.
7. Lakukan back exercise secara rutin, buat memperkuat otot-otot
punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara
baik & maksimal.
3. Operasi : diakukan pada kasus yang berat / sangat menggangu
aktifitas dimana dengan obat-obatan & program rehabilitasi medik
tak membantu (Anggraini,2017).
j. Pencegahan
Ischialgia tidak selalu mungkin dapat dicegah, dan kondisi ini juga
seringkali dapat kambuh. Namun ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan untuk melindungi punggung anda dari masalah kesehatan
yakni dengan cara:
 Berolahraga secara teratur. Untuk menjaga punggung tetap kuat,
beri perhatian khusus pada otot - otot inti (otot perut dan punggung
bagian bawah) yang penting untuk postur dan kesejajaran tubuh.
Anda bisa meminta dokter merekomendasikan olahraga tertentu
untuk mendapatkan manfaat ini.
 Pertahankan postur yang benar saat duduk. Pilih tempat duduk
dengan sandaran punggung bawah, lengan dan alas yang baik.
Pertimbangkan untuk menempatkan bantal atau handuk yang
digulung di bagian belakang punggung untuk mempertahankan
lengkungan normalnya. Jaga lutut dan tinggi pinggul anda.
 Gunakan mekanika tubuh yang baik. Jika anda berdiri dalam
waktu lama, istirahatkan satu kaki di bangku atau kotak kecil
beberapa waktu. Ketika mengangkat benda berat, biarkan

11
ekstremitas bawah bergerak lurus ke atas dan ke bawah. Jaga
punggung tetap lurus dan tekuk hanya di lutut. Pegang beban dekat
dengan tubuh. Hindari mengangkat dan memutar secara bersamaan.
Minta bantuan teman untuk mengangkat jika benda tersebut berat.
2. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1. Anamnese
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat kesehatan keluarga. Yang harus diperhtikan dalam
anamnese antara lain :
a. Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mulai nyeri, jenis nyeri
(menyayat, menekan,dll), penjalaran nyeri, intesitas nyeri,pinggang
terfiksir, faktor pencetus, dan faktor yang memperberat rasa nyeri.
b. Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan didalam
subrachnoid seperti batuk, bersin dan mengedan memprivakasi
terasanya ischialgia diskogenik.
c. Faktor trauma hampir selalu ditemukan kecuali pada proses
neoplasma atau infeksi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Untuk mengetahui seseorang pasien mengalami ishialgia atau tidak
biasanya ahli fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya
terapis mengangkat kaki yang mengalami nyeri jika nyeri dirasakan
bertambah hebat pada sudut 60-70 derajat orang tersebut dikatakan
positif ischialgia. Tes ini disebut straight leg Rising.
b. Inspeksi : perhatikan keadaan tulang belakang isalnya skoliosis,
hiperiordosis atau lordosis lumbal yang mendatar.
c. Palpasi : nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot di
samping tulang belakang.
d. Perkusi : rasa nyeri bila prosesus diketok
e. Reflek :
 KPR dan atau APR

12
 Laseque,patrick,antipatrick,naffziger

B. Diagnosa Keperawatan

. 1. Nyeri akut b.d neuropatik rematik

2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri,spasme otot, terapi restriktif dan


kerusakan Neuromuskulu.

3. Ansietas b.d kurang paparan informasi

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kerja reflek

C. INTRVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji skala 1. Untuk
berhubungan asuhan nyeri mengetahui
dengan keperawatan lokasi,karak tingkat nyeri
neuropatik diharapkan nyeri arakteristik 2. Suatu keadaan
rematik berkurang dengan dan normal bila
kriteria hasil: laporkan sirkulasi
1. Melaporkan perubahan serebral
nyeri berkurang nyeri terpelihara
2. Klien tampak dengan dengan baik
rileks tepat atau fluktuasi
3. Dapat tidur 2. Monitor ditandai dengan
dengan tanda-tanda tekanan
nyenyak vital darahsistemik
4. Tanda-tanda 3. Ajarkan 3. Untuk
vital dalam distraksi mengendalikan
batas normal relaksasi nyeri
4. Berikan 4. Untuk

13
aktivitas menghilangkan
hiburan rasa nyeri
5. Kolaborasi 5. Untuk anti
dengan tim nyeri
dokter
dalam
pemberian
analgetik

No Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria hasil
2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Untuk
Mobilitas fisik asuhan kebutuhan memenuhi
berhubungan keperawatan pelayanan kebutuhan
dengan diharapkan pasien kesehatan sehari-hari
nyeri,spasme akan dan 2. Untuk
otot, terapi menunjukkan kebutuhan mengetahui
restriktif dan tingkat mobilitas akan kegiatan pasien
kerusakan optimal dengan peralatan. 3. Untuk
neuromuskulu. kriteria hasil: 2. Tentukan memudahkan
1. Pergerakan tingkat pasien untuk
tanpa alat bantu motivasi melakukan
pasien dalam aktivitas
melakukan 4. Untuk latihan
aktivitas pergerakan
3. Ajarkan dan otot-otot klien
pantau 5. Untuk
pasien dalam mengurangi
hal resiko cidera

14
penggunaan
alat bantu
4. Ajarkan dan
dukung
pasien dalam
latihan Rom
Aktif dan
Pasif
5. Kolaborasi
dengan ahli
terapi fisik

No Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria hasil
3. Ansietasberh Setelah dilakukan 1. Identifikasi Untuk mengatahui
asuhan tingkat tingkat kecemasan
ubungan
keperawatan kecemasan klien
dengan selama 3x24 jam
diharapkan
kurangnya
ansietas dapat
paparan teratasi
kriteria hasil:
informasi
tentang
penyakitnya
- Mampu 2. Jelaskan Menambah wawasan
mengontrol semua pengetahuan klien
kecemasan prosedur
kepada
klien dan
apa yang
dirasakan
- Status lingkungan 3. Dorong Mengungkapkan
yang nyaman pasien perasaan dapat
untuk mengurangi beban
mengungka pikiran
pan peraan

15
dan
ketakutan
- 4. Jelaskan Menambah wawasan
tentang dan pengetahuan klien
penyakit tentang penyakitnya
yang
dialami
saat ini

No Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria hasil
4. Defisit Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Untuk
perawatan diri asuhan integritas kulit mengetahui
berhubungan keperawatan 2. Berikan kebersihan kulit
dengan diharapkan tidak bantuan pada agar tetap bersih
penurunan terjadi defisit AKS sesuai 2. Untuk
kerja reflek perawatan diri kebutuhan, mempermudah
dengan kriteria ijinkan pasien aktivitas klien
hasil : untuk 3. Untuk menjaga
1. Tidak ada bau merawat diri kebersihan klien
badan sesuai dengan
2. Tidak bau kemampuann
mulut ya
3. Mukosa mulut 3. Dukung
lembab keluarga
dalam
membantu
memberikan
perawatan diri
pasien dalam
kebersihan

16
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.RDENGAN DIAGNOSA


MEDIS “ISCHIALGIA”DIRUANGAN MAWAR RSUD UNDATA PALU

TanggalPengkajian :Kamis 06 Mei 2021

Jam Pengkajian :10.00 WITA

Ruang/Kelas :Mawar/ III Bed 2

No. Register : 01034655

Tanggal MRS : 03 Mei 2021

Identitas Pasien
Nama : Tn.R
Umur : 66 thn
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : pasangkayu
Status : menikah
Diagnose Medis: Ischialgia
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. I
Umur : 43 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : pasangkayu
Status : istri

17
1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama
Saatmasukrumahsakit : nyeripadatulangbelakang
SaatPengkajian : nyeripadapanggulkanan
B. RiwayatPenyakitSekarang
Pada tanggal 03 mei 2021 klien masuk di RSUD Undata diruangan
mawar dengan keluhan nyeri pada panggul kanan.
Kondisisaatpengkajian : P =
Nyeripanggulkananakibatmengangkatbeban
berat
Q= Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R= panggulkanan
S= Skalanyeri 7 (berat)
T= Nyeri yang
dirasakanhilangtimbuldengandurasinyeri
15menit - 20 menit,
nyerihilangsetelahminumobat
Selama di RS kebutuhannya di bantu oleh keluraga, dan klien juga
mengatakan tidak mampu melakukan aktivitasny karena nyeri yang
dialami, klien dan keluarga sering bertanya tentang penyakit yang
dialami klien.

C. Riwayat Penyakit Yang Lalu


Klienmengatakansebelumnyabelumpernahmengalamikejadiansepertiin
i, ini kali pertamaklienmasukdan di rawat di rumahsakit

D. RiwayatKesehatanKeluarga
Klienmengatakandalamkeluargatidakada yang mengalamipenyakit
yang samaseperti yang dideritaklien

18
GENOGRAM

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah

Keterangan genogram :
G1 = orang tua klien sudah meninggal karena factor usia
G2 = Klien 4 orang bersaudara, klien anak pertama, saudara klien yang
kedua dan keempat sudah meninggal dan istri klien 2 bersaudara
G3 = klien mempunyai empat orang anak dan yang tinggal serumah
anak ke empat

2. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN

a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit


Makan/Minum
1 Jumlah/waktu  makan : 3 kali/hari (pagi,  makan : 3kali/hari

19
siang, malami) (pagi, siang, malam)
 minum: 7-8 gelas/hari  minum : 7-8 gelas/hari
2 Jenis  makan : nasi, sayur,  makan : bubur,
laukpauk sayur,ikan,buah.
 minum : air  minum : air putih
putih,tehdenganrendahgula
3 Pantangan  manis-manisan  Manis-manisan
4 Kesulitan  Tidak ada  Tidak ada
Makan/Minum

b. Pola Eliminasi

N Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit


o Elminasi
BAB/BAK
1 Jumlah/Waktu  BAB : 2x/hari  BAB:
 BAK : 4-5 x/ hari klienmenggunakanpo
pok
 BAK :
klienmenggunakanka
teter
2 Jenis  BAB :  BAB :
dengankonsistensi klienmenggunakanpo
padat, baukhas, pok
 BAK :  BAK :
denganbaukhasa denganbaukhasamoni
moniak, ak, warnakekuningan
danwarnakekunin
angan

5 Masalah Tidak ada Tidakada


Eliminasi
6 Cara Mengatasi Tidak ada Tidakada
Masalah

20
c. Pola istirahat tidur

No Pemenuhan Istirahat Di Rumah Di Rumah Sakit


Tidur
1 Jumlah/Waktu Tidur siang Tidur siang jam
jam 14.00- 13.30 – 15.00
16.00 Tidur malam jam
Tidur malam 22.00- 04.45
21.00-05.40
2 Gangguan Tidur Tidak ada Tidak ada
3 Upaya Mengatasi Tidak ada Klienmencariposisitidur
Gangguan Tidur yang nyaman
4 Hal Yang Mengaji Mengaji
Mempermudah Tidur

d. Pola Kebersihan diri / Personal Hygiene

N Pemenuhan Di Di Rumah Sakit


o Personal Rumah
Hygiene
1 Frekuensi Tiap kali Belumpernah
Mencuci mandi
Rambut
2 Frekuensi 2xsehari Belumpernahtetapidilapmenggunakanti
Mandi subasah
3 Fekuensi 2xsehari 1xsehari
Gosok Gigi
4 Keadaan Pendek, Pendek, rapi, bersih
Kuku rapi,
bersih

e. Riwayat Sosial Ekonomi

21
a) Klien mengatakan ikut berperan aktif dalam lingkungan
bermasyarakat, dan aktif dalam kegiatan pengajian di Masjid,
klien tidak memiliki masalah dengan tetangga sekitar rumah
klien. Keluarga dan anak-anak senantiasa mendukung klien
dalam lingkungan masyarakat baik sebelum klien dirawat
maupun saat klien dirawat di Rumah Sakit.
b) Ekonomi
Klien mengatakan dalam pembiayaan perawatan selama di
Rumah Sakit menggunakan BPJS kesehatan, klien tidak
mengalami masalah keuangan.

2. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 130/70 mmHg
b. Nadi : 88x/menit
c. Suhu : 36,3 ⸰c
d. Respirasi : 22x/menit
e. Berat Badan : 83 kg
f. Tinggi Badan : 156 cm

B. Keadaan Umum
Keadaan umum klien lemah, kesadaran composmentis, GCS 15
C. Pemeriksaan Integument, Rambut dan Kuku
1. Integument
Inspeksi : Tidak terdapat lesi dan jaringan parut pada kulit,
warna kulit sawo matang
Palpasi : Tekstur kulit halus, turgor kulit tidak elastis, struktur
kulit mulai keriput, lemak sub kutan tebal, tidak
ada nyeri tekan.
2. Rambut

22
Inspeksi dan Palpasi : Penyebaran rambut merata, tidak mudah
rontok, rambut beruban
3. Kuku
Inspeksi : Kuku pendek dan bersih.
Palpasi : Crt < 2 detik warna kuku merah muda.
4. Klien tidak memiliki keluhan dengan masalah kulit
D. Pemeriksaan Kepala,Wajah dan Leher
1. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala bersih
tidak ada ketombe

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan


2. Pemeriksaan Mata
Inspeksi : Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik, pupil isokor,
simetris antara mata kiri dan kanan, reflex cahaya
mata kiri dan kanan positif. Tidak ada odema pada
kelopak mata/ palpebra.Ketajaman penglihatan baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kedua mata, tidak ada odem.
3. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : Simetris antara telinga kiri dan telinga kanan, tidakada
serumen, tidak ada lesi, tidak ada
peradangan pada telinga, fungsi
pendengaran tidak baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada odem
4. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi : Tidak terdapat secret, bersih, tidak hiperemis, tidak ada
deviasi septum. Tidak ada pembesaran
polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bagian hidung,tidak ada
perdarahan.

23
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi :Tidak terdapat kelainan kongenital, warna bibir pucat,
mukosa bibir kering,gigi nampak
rata,gigi lengkap,tidak ada
stomatitis,tidak ada pembesaran
tonsilitis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema
6. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi :Ekspresi wajah klien meringis, wajah klien tampak pucat,
tidak ada tanda-tanda kelumpuhan otot-
otot fasialis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada wajah, tidak ada edema.
7. Pemeriksaan Leher
Inspeksi : Bentuk leher simetris, tidak ada peradangan,leher kiri
dan kanan simetris.
Palpasi : Tidak ada pembesaran vena jugularis,kelenjer tiroid
teraba.
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
a. Inspeksi :Bentuk payudara simetrisantara kiri dan kanan, tidak ada
benjolan/massa pada ketiak sebelah kiri dan kanan.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada ketiak, tidak ada edema.
F. Pemeriksaan Torak dan Paru
a. Inspeksi : Bentuk torak normal chest, susunan ruas tulang belakang
normal, bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada
retraksi otot bantu pernapasan, tidak ada sianosis.
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan.

c. perkusi : bunyi sonor pada dada sebelah kanan, dan redup pada
dada sebelah kiri.

24
d. Auskultasi : - Suara napas vesikuler,tidak ada suara nafas tambahan.

- Suara ucapan intensitas suara pada pemeriksaan


menggunakan stetoskop kanan dan kiri sama
- Suara tambahan : tidak terdapat suara tambahan
-Tidak ada keluhan lain pada area torak dan paru
G. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi : ictus cordis tidak nampak
b. Palpasi : ictus cordis tidak teraba
c. Perkusi : Batas-batas jantung normal
 Batas atas : ICS II mid sternalis
 Batas bawah : ICS V
 Batas kiri : ICS V mid clavicula sinistra
 Batas kanan : ICS IV mid sinistra dextra
d. Auskultasi : - BJ I terdengar LUP lebih keras akibat penutupan
katup mitral dan trikuspidalis dan terdengar
irama regular tanpa ada suara tambahan /
tunggal
- BJ II terdengar suara DUP akibat penutupan
katup aorta dan pulmonal, bunyi irama regular
dan tunggal.
H. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi : Bentuk abdomen datar, pergerakan dinding perut
simetris kiri dan kanan,tidak tampak adanya luka,tidak tampak
adanya benjolan,perut tampak datar.
b. Auskultasi : Frekuensi peristaltik usus 16 x/menit
c. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada
edema.
d. Perkusi : terdengar bunyi timpani.

25
I. PEMERIKSAAN GENETALIA
Genetalia wanita :Klien mengatakan tidak ada masalah dibagian
genetalia. Tidak dilakukan pemeriksaan fisik
karena klien tidak bersedia
J. PEMERIKSAAN ANUS
Kien mengatakan tidak ada kelainan dibagian anus.Tidak dilakukan
pemeriksaan fisik karena klien tidak bersedia.
K. PEMERIKSAAN MUSCULOSKELETAL (EKSTREMITAS)
Ekstermitas bagian atas
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, jumlah jari-jari lengkap
Pada Ekstremitas atas pada tangan sebelah
kananterpasang RL 20 tetes/menit
Palpasi : Tidak terdapat odema dan tidak ada nyeri tekan
Kekuatan otot 5 5

Ektermitas bagian bawah

Inspeksi : simetris kiri dan kanan pada tungkai bawah, tidak ada
kelainan tidak ada luka.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan tidak ada benjolan

Perkusi : kekuatan otot 5 3

L. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Tingkat kesadaran klien
1. Respon membuka mata : 4
2. Respon verbal :5
3. Respon motorik :6

15

26
Kesadaran klien : Composmentis
b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Tidak ada peningkatan suhu tubuh, tidak ada nyeri kepala, kaku
kuduk, kejang, dan penurunan kesadaran.
c. Memeriksa Nervus Cranialis
1) Nervus I : Olfaktorius (pembau), kien dapat
membedakan bau
2) Nervus II :Optikus (penglihatan), klien masih dapat
melihat satu objek/benda dengan baik.
3) Nervus III : Ocumulatorius tidak ada edema valvebra,
kongjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterus
4) Nervus IV : Trochlearis : reaksi pupil terhadap cahaya
positif normal (gerakn bola mata bebas)
5) Nervus V : Thrigeminusmulut simetrisotot mengunyah
normal dapat menyebutkan daerah wajah yang disentuh.
6) Nervus VI : Abdusen, fungsi bola mata normal
7) Nervus VII : Fasialis, klien dapat menjulurkan lidah dan
dapat membedakan gula,dan garam.
8) Nervus VIII : Auditorius, (normal) fungsi pendengaran
baik
9) Nervus IX : Glosopharingeal, fungsi menelan baik
10) Nervus X : Vagus, tidak ada gangguan pada laring,
faring, dan pita suara (klien mampu menelan dengn baik)
11) Nervus XI : Accessorius, klien mampu melawan
tahanan saat fisioterapi, berikan tekanan saat ekstermitas
bawah tetapi tidak maksimal
12) Nervus XII : Hipoglosal, fungsi pengecapan normal,
klien dapat membedakan rasa pahit,manis dan asam serta
mampu menjulurkan lidah dengan baik

27
d. Memeriksa fungsi motorik, ukuran otot simetris, tidak terdapat
atropi atau penyusutan otot, gerakan-gerakan yag tidak disadari
tidak ada.
e. Memeriksa fungsi sensorik, fungsi sensorik baik, klien bisa
merasakan rangsangan nyeri, klien bisa membedakan sensasi
dingin/panas,kien bisa merasakan sentuhan ringan.
f. Memeriksa refleks kedalaman tendon

M. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status nyeri
Menurut skala intensitas numerik klien berada pada skala nyeri
7 (berat) pasien mengatakan nyeri tidak tertahan kan klien
Nampak lemah dan gelisah.
b. Status emosi
Klien merasa cemas dengan keadaannya, karena klien ini pertama
kali dirawatdi rumah sakit.
c. Gaya komunikasi
Klien tampak berhati-hati dalam berbicara, pola komunikasi
klien spontan, klien tidak menolak untuk diajak komunikasi,
komunikasi klien jelas, klien menggunakan bahasa indonesia.
d. Pola interaksi
Saat diajak komunikasi klien langsung berespon, orang terdekat
klien adalah istri dan anaknya, klien berinteraksi baik terhadap
perawat dan keluarga yang menjaganya.
e. Pola pertahanan
Mekanisme koping klien baik
f. Dampak dirawat dirumah sakit : Klien mengatakan tidak
mengalami perubahan fisik, tetapi mengalami perubahan
psikologis dimana kecemasan klien meningkat selama klien
dirawat dirumah sakit.

28
N. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN SPIRITUAL
1) Kondisi emosi/perasaan klien
 Suasana hati klien nampak biasa-biasa saja (tidak sedih,tidak
juga senang)
 Ekspresi wajah meringis
2) Kebutuhan spiritual klien
 Kebutuhan untuk beribadah tidak terpenuhi
 Keadaan klien lemah, klien hanya berbaring ditempat tidur
 Klien hanya mengaji menggunakan handpone
3) Tingkat kecemasan klien
 Orientasi terhadap orang, tempat dan waktu : Baik
 Lapang presepsi : Baik
 Kemampuan menyelesaikan masalah : Mampu dengan bantuan
 Proses berpikir : Mampu berkonsentrasi dan mengingat dengan
baik
 Motivasi : Baik
4) Konsep diri klien
a. Identitas diri : Klien mengenal dan sadar akan diri sendiri
b. Ideal diri : Presepsi diri akan dirinya merasa belum
puas karena klien merasa lemah dengan keadaannya saat ini
c. Gambaran diri : Klien mengatakan merasa pasrah dengan
keadaan yang dialami saat ini
d. Harga diri: Klien mengatakan sudah mencapai apa yang
diinginkan yaitu menjadi seorang suami dalam keluarganya.
e. Peran : Klien menerima dan menyukai perannya
sebagai seorang suami dalam keluarganya.

29
O. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. DARAH LENGKAP ( PemeriksaanTanggal 03 Mei 2021)

Test Hasil Nilai Normal


WBC 15.13+ (10^3/uL) L (3.8-10.6) P (3.6-11.0)
RBC 3.80- (10^6/uL) L (4.4-5.9) P (3.8-5.2)
HGB 10.9- ( g/dL) L (13.2-17.3) P (11.7-15.5)
HCT 31.6- (%) L (40-52) P (35-47)
MCV 83.2 (FL) (80.0-100.0)
MCH 28.7 (PG) (26.0-36.0)
MCHC 34.5 (g/dL) (32.0-36.0)
PLT 235 (106^3/ul) (150-440)
RDW-SD 39.6 (FL) (37.0-54.0)
RDW-CV 12.8 (%) (11.5-14.5)
PDW 8.1- (FL) (9.0-17.0)
MPV 9.1 (FL) (6.8-10.0)
P-LCR 16.9 (%) (13.0-43.0)
PCT 0.21 (%) (0.100-0.500)

B. KIMIA DARAH ( pemeriksaan Tanggal 15 April 2021)

Test Hasil Nilai Normal


Glucose 140 mg/dl 70-140 mg/dl
Creatinine 1.24 mg/dl 0.70-1.30 mg/dl
Urea 48.4 mg/dl 18.0-55.0 mg/dl

P. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasilpemeriksaan Pelvis danthorakstanggal 03 Mei 2021
1. Pemeriksaan pelvis hasil : spondylosislumbalisdansistemtulang
pelvis intak

30
2. Pemeriksaanfoto thorax, hasil : bronchitis. Besarnormal,
sistemtulangintak.

Q. TERAPI YANG SUDAH DIBERIKAN


 IVFD RL 500 ml 20 tetes permenit
 Ceftriaxon 1 gr / 12 jam / IV
 Ketorolac 1 amp/ 12 jam/ IV
 Ranitidine 1 amp / 12 jam / IV
 Dexa 1 amp / 12 jam / IV

B. PENGUMPULAN DATA

 Klienmengatakannyeripadapanggulkananakibatmengangkatbebanberat
 Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
 Klienmengatakanskalanyeri7 (berat)
 Klienmengatakannyerihilangtimbuldengandurasi 15 – 20 menit
 Klienmengatakannyerihilangketikaminumobat
 Keadaanumumklienlemah
 Klien nampak gelisah
 Ekspresi wajah klien meringis
 Tanda-tanda vital :
TekananDarah : 130/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,3 ⸰C
Respirasi : 22 x/menit
 Klien mengatakan belum bisa menggerakan kaki sebelah kanan
dikarenakan nyeri di rasakan seperti di tusuk-tusuk.
 Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas karena sering nyeri di
bagian panggul kanan.
 Klien tampak tidak dapat merubah posisi tidur ke posisi duduk.

31
 Klien dan keluarga sering bertanya tentang kondisi yang dialaminya.
 Klien terpasang kateter 1000 cc

C. KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif Data Objektif


 Klienmengatakannyeripadapanggulkananakib  Keadaanumumklie
atmengangkatbebanberat nlemah
 Klienmengatakannyeridirasakansepertiditusuk  Ekspresiwajahklie
-tusuk nmeringis
 Klienmengatakanskalanyeri 7 (berat)  Kliennampakgelis
 Klienmengatakannyerihilangtimbuldengandur ah
asi 15 – 20 menit  Tanda-tanda vital :
 Klienmengatakannyerihilangketikaminumobat TekananDarah :
 Klienseringbertanyatentangkondisi yang 130/70 mmHg
dialaminya. Nadi : 88
 Klien mengatakan belum bisa menggerakan x/menit
kaki sebelah kanan karena nyeri di rasakan Suhu :
seperti tertusuk-tusuk. 36,3 ⸰C

 Klien mengatakan tidak mampu melakukan Respirasi : 22

aktivitasnya karena sering nyeri di bagian x/menit


panggul kanan.  Klien
terpasang
kateter 1000
cc
 Klien tampak
tidak dapat
merubah
posisi tidur ke
posisi duduk.

32
D. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Data subjektif : Non mekanik NyeriAkut
 Klienmengatakannyeripadapangg (neoropatirematik )

ulkananakibatmengangkatbebanb
erat
 Klienmengatakannyeridirasakanse
Ischialgia
pertiditusuk-tusuk
 Klienmengatakanskalanyeri 7
(berat)
Nervusischiadicustertek
 Klienmengatakannyerihilangketi an
kaminumobat
 Klienmengatakannyerihilangtim
buldengandurasi 15 – 20 menit Nyeriakut
Data Objektif :
 Keadaan umum klien lemah
 Ekspresiwajahklienmeringis
Tekanan Darah : 170/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,3 ⸰C
Respirasi : 22 x/menit

2 Data Subjektif : Non mekanik Gangguan mobilitas fisik


 Klien mengatakan belum bisa (neoropatirematik )

33
menggerakan kaki sebelah
kanan karena nyeri di rasakan Ischialgia
seperti tertusuk-tusuk.
 Klien mengatakan tidak
mampu melakukan
aktivitasnya karena sering Perubahan sensasi dan
penurunan kerja reflex
nyeri di bagian panggul
kanan.
Data Objektif :
Gangguan mobilitas
 Keadaanumumklienlemah fisik
 Klien tampak tidak dapat
merubah posisi tidur ke posisi
duduk.
 Tanda-tanda vital :
TekananDarah:130/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu: 36,3 ⸰C
Respirasi : 22 x/menit
3 Data Subjektif : Ischalgia Ansietas
 Klienseringbertanyatentangkondisi
yang dialaminya.
Data Objektif : Kurang informasi
tentang penyakit
 Keadaan umum klien lemah
 Klientampakgelisah
TekananDarah : 130/70 mmHg
Ansietas
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,3 ⸰C
Respirasi : 22 x/menit

34
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan neuropati rematik

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan spasme otot

3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya paparan informasi tentang penyakitnya

35
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN PERENCANAAN RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
1 Nyeri akut berhubungan Setelahdilakukan 1. Mengkaji skala Untuk
dengan agen injuri biologi asuhan keperawatan nyeri mengetahui
Di tandai dengan selama 3x24 jam tingkat nyeri
Ds diharapkan nyeri
berkurang dengan
 :
kriteria hasil:
Klienmengatakannyer
ipadapanggulkananai
batmengangkatbeban
berat
 Klienmengatakannyer
idirasakansepertiditus
uk-tusuk
 Klienmengatakanskal
anyeri 7 (berat)
 Klienmengatakannye
rihilangketikaminum
obat
 Klienmengatakannye
rihilangtimbuldenga
ndurasi 15 – 20
menit
Do :
 Keadaan umum klien
lemah
 Ekspresiwajahklienmeri
ngis
Tekanan Darah :
170/80 mmHg
Nadi : 88
x/menit
Suhu : 36,3 ⸰C
Respirasi : 22
x/menit

- Melaporkan nyeri 2. Mengajarkan Suatu keadan

36
berkurang distraksi normal bila
relaksasi sirkulasi
serebral
terpelihara
dengan baik
- Klien tampak rileks 3. Memberikan Untuk
aktivitas hiburan mengendalikan
nyeri
- Dapat tidur dengan 4. Memonitor tanda- Untuk
nyenyak tanda vital menghilangkan
rasa nyeri
- Tanda-tanda vital dalam 5. Penatalaksaan
batas normal terapi medis

37
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN PERENCANAAN RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan 1. Mengkaji Untuk
berhubungan dengan asuhan keperawatan kebutuhan memenuhi
nyeri,spasme otot,terapi selama 3x24 jam pelayanan kebeutuhan
restriktif dankerusakan diharapkan pasien akan kesahatan dan sehari-hari
neuroskala menunjukan tingkat kebutuhan akan
Ds : mobilitas optimal peralatan
 Klien mengatakan belum kriteria hasil:
bisa menggerakan kaki
sebelah kanan karena
nyeri di rasakan seperti
tertusuk-tusuk.
 Klien mengatakan tidak
mampu melakukan
aktivitasnya karena
sering nyeri di bagian
panggul kanan.
Do
 Keadaanumumklienle
mah
 Klien tampak tidak
dapat merubah posisi
tidur ke posisi duduk.
 Tanda-tanda vital :
TekananDarah:130/70
mmHg
Nadi : 88 x/menit

38
Suhu: 36,3 ⸰C
Respirasi : 22 x/menit
- Pergerakan tampa alat 2. Mengajarkan dan Untuk
bantu pantau pasien memuahkan
dalam penggunaan pasien untuk
alat bantu melakukan
aktivitas

3.Mengajarkan dan Untuk latihan


mendukung pasien pergerakan
dalam latihan rom otot-otot
aktif dan pasif klien

4. Menetukan tingkat Untuk


motivasi klien mengetahui
dalam melakukan kegiatan
aktivitas pasien

5. Kolaborasi dengan Untuk


ahli pemberi mengurangi
analgetik reiko cedera

39
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN PERENCANAAN RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
3 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi Untuk
dengan kurangnya paparan asuhan keperawatan tingkat mengatahui
informasi tentang selama 3x24 jam kecemasan tingkat
penyakitnya diharapkan ansietas kecemasan
Do: dapat teratasi klien
 Klienseringbertanyate kriteria hasil:
ntangkondisi yang
dialaminya.
Do
 Keadaan umum klien
lemah
 Klientampakgelisah
TekananDarah : 130/70
mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,3 ⸰C
Respirasi : 22 x/menit
- Mampu mengontrol 2. Jelaskan Menambah
kecemasan semua wawasan
prosedur pengetahuan
kepada klien klien
dan apa yang
dirasakan
- Status lingkungan yang 3. Dorong Mengungkapkan
nyaman pasien untuk perasaan dapat
mengungkap mengurangi beban
an peraan pikiran
dan
ketakutan
4. Jelaskan Menambah
tentang wawasan dan
penyakit pengetahuan klien
yang dialami tentang
saat ini penyakitnya

40
Hari/ No IMPLEMENTASI EVALUASI KEPERAWATAN
TGL Diag KEPERAWATAN Catatan Perkembangan (S,O,A,P)
nosa
Kami I Jam 08.00 Jam 20.30
s 1. Mengkaji TTV S : klien mengatakan nyeri pada
06 Hasil : TD : 130/70 mmHg panggul kanan, dengan skala
MEI Nadi : 88 x/m nyeri 7 (berat)
2021 Suhu : 36, 3 ºc
RR : 22 x/m O : keadaan umum lemah
TD : 130/70 mmHg
Jam 08.30 N : 88 x/m
2. Mengajarkan teknik S : 36.3 ºc
distraksi R ; 22 x/m
Hasil : teknik distraksi
dengan mengalihkan A : Masalah nyeri akut belum
perhatian klien semisal, teratasi
berbicara atau mengaji
P : lanjutkan intervsi
Jam 09.00 1. kaji TTV
3. Memberikan posisi 2. Ajarkan teknik distraksi
nyaman 3. Berikan posisi nyaman
Hasil : klien diberikan posisi 4. Penatalaksanaan Medis
nyaman dengan posisi miring
kanan ataupun miriing kiri

Jam 15.00
4. Penatalaksanaan
tindakan medis
Hsil : pemberian therapy
a. Ketorolac 1 amp / 8
jam / IV
b. Rantidin 1 amp / 12
jam / IV
II Jam 12.30 Jam 20.40
1. Menentukan tingkat S : klien mengatakan belum dapat
motivasi pasien dalam melakukan ROM secara mandiri
melakukan aktifitas
Hasil : O : keadaan umum lemah
- Tampak klien tidak
Jam 13.00 menggunakan alat bantu

41
2. Menganjurkan dan - Tampak klien belum
dukung pasien dalam hal dapat melakukan gerakan
penggunaan ROM
alat bantu. - Tampak klien belum
Hasi : klien sama sekali tidak mampu menggangkat
menggunakan alat bantu ektermitas bawah

Jam 13.05 A : Masalah Gangguan Mobilitas


3. Mengajarkan klien fisik belum teratasi
dalam latihan ROM aktif dan
pasif P : lanjutkan intervensi
Hasil : klien belum dapat - Tentukan tingkat motivasi
melakukan gerakan ROM pasien dalam melakukan
secara aktifitas
Mandiri. - Anjurkan dan dukung pasien
dalam hal penggunaan alat
Jam 15.30 bantu
4. Mengkolaborasi dengan - Ajarkan klien dalam latihan
ahli fisioterapi ROM aktif dan pasif
Hasil : klien belum mampu - Kolaborasi dengan ahli
menganggkat ektermitas fisioterapi
bawah.

III Jam 21.00


Jam 15.15
1. mengidentifikasi S:
tingkat kecemasan klienmengatakancemaskarenapen
hasil : yakit yang dialaminya
klienberadapadatingkatke
cemasanringan O : keadaanumumlemah
Nampak gelisah
jam 15.20 Seringbertanya-tanya
2. menjelaskan semua
prosedur kepada klien A : Ansietasbelumteratasi
dan apa yang
dirasakan P : lanjutkanintervensi
hasil : 1. Identifikasitingkatkecema
menjelaskanprosedurpem san
berianobat 2. Jelaskanprosedurkepadakl
ien
jam 15.30 3. Dorongpasienuntukmeng
3. mendorong pasien ungkapkanperasaan
untuk mengungkapan 4. Jelaskantentangpenyakit
peraan dan ketakutan yang dialami
Hasil :

42
kliendankeluargamengata
kancemastentangapa yang
dialamiya

Jam 15.40
4. menjelaskan tentang
penyakit yang dialami
saat ini
hasil :
klienmengatakanpahamde
nganpenyakitnya

Hari/ No IMPLEMENTASI EVALUASI KEPERAWATAN


TGL Diag KEPERAWATAN Catatan Perkembangan (S,O,A,P)
nosa
Jumat I Jam 09.30 Jam 20.30
07Me 5. Mengkaji TTV S : klien mengatakan nyeri pada
i Hasil : TD : 130/70 mmHg panggul kanan, dengan skala
2021 Nadi : 85 x/m nyeri 5 (sedang)
Suhu : 36 ºc
RR : 20 x/m O : keadaan umum lemah
TD : 130/70 mmHg
Jam 10.00 N : 85 x/m
6. Mengajarkan teknik S : 36ºc
distraksi R ; 20x/m
Hasil : teknik distraksi
dengan mengalihkan A : Masalah nyeri akut belum
perhatian klien semisal, teratasi
berbicara atau mengaji
P : lanjutkan intervsi
Jam 10.15 5. kaji TTV
7. Memberikan posisi 6. Ajarkan teknik distraksi
nyaman 7. Berikan posisi nyaman
Hasil : klien diberikan posisi 8. Penatalaksanaan Medis
nyaman dengan posisi miring
kanan ataupun miriing kiri

Jam 15.00
8. Penatalaksanaan

43
tindakan medis
Hsil : pemberian therapy
c. Ketorolac 1 amp / 8
jam / IV
d. Rantidin 1 amp / 12
jam / IV
II Jam 12.30 Jam 20.40
1. Menentukan tingkat S : klien mengatakan belum dapat
motivasi pasien dalam melakukan ROM secara mandiri
melakukan aktifitas
Hasil : O : keadaan umum lemah
- Tampak klien tidak
Jam 13.00 menggunakan alat bantu
2. Menganjurkan dan - Tampak klien belum
dukung pasien dalam hal dapat melakukan gerakan
penggunaan ROM
alat bantu. - Tampak klien belum
Hasi : klien sama sekali tidak mampu menggangkat
menggunakan alat bantu ektermitas bawah

Jam 13.05 A : Masalah Gangguan Mobilitas


3. Mengajarkan klien fisik belum teratasi
dalam latihan ROM aktif dan
pasif P : lanjutkan intervensi
Hasil : klien belum dapat - Tentukan tingkat motivasi
melakukan gerakan ROM pasien dalam melakukan
secara aktifitas
Mandiri. - Anjurkan dan dukung pasien
dalam hal penggunaan alat
Jam 13.22 bantu
4. Mengkolaborasi dengan - Ajarkan klien dalam latihan
ahli fisioterapi ROM aktif dan pasif
Hasil : klien belum mampu - Kolaborasi dengan ahli
menganggkat ektermitas fisioterapi
bawah.

III Jam 21.00


Jam 15.15
5. mengidentifikasi S:
tingkat kecemasan klienmengatakancemaskarenapen
hasil : yakit yang dialaminya
klienberadapadatingkatke
cemasanringan O : keadaanumumlemah
Nampak gelisah
jam 15.20 Seringbertanya-tanya

44
6. menjelaskan semua
prosedur kepada klien A : Ansietasbelumteratasi
dan apa yang
dirasakan P : lanjutkanintervensi
hasil : 5. Identifikasitingkatkecema
menjelaskanprosedurpem san
berianobat 6. Jelaskanprosedurkepadakl
ien
jam 15.30 7. Dorongpasienuntukmeng
7. mendorong pasien ungkapkanperasaan
untuk mengungkapan 8. Jelaskantentangpenyakit
peraan dan ketakutan yang dialami
Hasil :
kliendankeluargamengata
kancemastentangapa yang
dialamiya

Jam 15.40
8. menjelaskan tentang
penyakit yang dialami
saat ini
hasil :
klienmengatakanpahamde
nganpenyakitnya

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/ No IMPLEMENTASI EVALUASI KEPERAWATAN


TGL Diag KEPERAWATAN Catatan Perkembangan (S,O,A,P)
nosa
sabtu I Jam 08.00 Jam 20.30
08 9. Mengkaji TTV S : klien mengatakan nyeri pada
Mei Hasil : TD : 130/70 mmHg panggul kanan, dengan skala
2021 Nadi : 80 x/m nyeri 3 (ringan)
Suhu : 36 ºc
RR : 20 x/m O : keadaan umum lemah
TD : 130/70 mmHg
Jam 08.30 N : 80 x/m
10. Mengajarkan teknik S : 36ºc

45
distraksi R ; 20 x/m
Hasil : teknik distraksi
dengan mengalihkan A : Masalah nyeri akut belum
perhatian klien semisal, teratasi
berbicara atau mengaji
P : lanjutkan intervsi
Jam 09.00 9. kaji TTV
11. Memberikan posisi 10. Ajarkan teknik distraksi
nyaman 11. Berikan posisi nyaman
Hasil : klien diberikan posisi 12. Penatalaksanaan Medis
nyaman dengan posisi miring
kanan ataupun miriing kiri

Jam 15.00
12. Penatalaksanaan
tindakan medis
Hsil : pemberian therapy
e. Ketorolac 1 amp / 8
jam / IV
f. Rantidin 1 amp / 12
jam / IV
II Jam 12.30 Jam 20.40
1. Menentukan tingkat S : klien mengatakan belum dapat
motivasi pasien dalam melakukan ROM secara mandiri
melakukan aktifitas
Hasil : O : keadaan umum lemah
- Tampak klien tidak
Jam 13.00 menggunakan alat bantu
2. Menganjurkan dan - Tampak klien belum
dukung pasien dalam hal dapat melakukan gerakan
penggunaan ROM
alat bantu. - Tampak klien belum
Hasi : klien sama sekali tidak mampu menggangkat
menggunakan alat bantu ektermitas bawah

Jam 13.05 A : Masalah Gangguan Mobilitas


3. Mengajarkan klien fisik belum teratasi
dalam latihan ROM aktif dan
pasif P : lanjutkan intervensi
Hasil : klien belum dapat - Tentukan tingkat motivasi
melakukan gerakan ROM pasien dalam melakukan
secara aktifitas
Mandiri. - Anjurkan dan dukung pasien
dalam hal penggunaan alat
Jam 13.22 bantu
4. Mengkolaborasi dengan - Ajarkan klien dalam latihan

46
ahli fisioterapi ROM aktif dan pasif
Hasil : klien belum mampu - Kolaborasi dengan ahli
menganggkat ektermitas fisioterapi
bawah.

III Jam 21.00


Jam 15.15
9. mengidentifikasi S:
tingkat kecemasan klienmengatakancemaskarenapen
hasil : yakit yang dialaminya
klienberadapadatingkatke
cemasanringan O : keadaanumumlemah
Nampak gelisah
jam 15.20 Seringbertanya-tanya
10. menjelaskan semua
prosedur kepada klien A : Ansietasbelumteratasi
dan apa yang
dirasakan P : lanjutkanintervensi
hasil : 9. Identifikasitingkatkecema
menjelaskanprosedurpem san
berianobat 10. Jelaskanprosedurkepadakl
ien
jam 15.30 11. Dorongpasienuntukmeng
11. mendorong pasien ungkapkanperasaan
untuk mengungkapan 12. Jelaskantentangpenyakit
peraan dan ketakutan yang dialami
Hasil :
kliendankeluargamengata
kancemastentangapa yang
dialamiya

Jam 15.40
12. menjelaskan tentang
penyakit yang dialami
saat ini
hasil :
klienmengatakanpahamde
nganpenyakitnya

47
BAB III

PENUTUP

A. A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien Tn.R ada beberapa


masalah yang belum teratasi adapula sebagian yang teratasi.

Diagnosa pertama yaitu nyeri akut belum teratasi. Factor penghambat untuk
tercapainya kriteria hasil yang telah ditetapkan adalah terbatasnya waktu yang
ditetapkan untuk mengurangi dan mengontrol nyeri pasien.Masalah nyeri
bagian panggul kanan diagnosa actual yang baru terjadi di pasien.

Diagnosa kedua yaitu gangguan mobilitas fisik belum teratasi dengan


kriteria hasil tanda-tanda yaitu nyeri masih berada pada skala nyeri 3(ringan).

Diagnosa ketiga yaitu ansietas teratasi.

B. SARAN

Menyadari bahwa kelompok masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


kelompok kami akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang askep
seminar diatas.

48

Anda mungkin juga menyukai