Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Keanekaragaman Hewan Tingkat Rendah

Disusun Oleh:

 NIA NOVITA(2019201042)
 SUSI ERNAWATI(2019201055)
 RAMADONA(2019201045)

Dosen Pengampu : SRI LESTARI M.Pd

PRODI : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEMESTER : II (DUA)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH OKU TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kehidupan kepada makhluk
ciptaan-Nya, yang telah melebihkan manusia dibandingkan dengan makhluk
ciptaan-Nya yang lain.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah


Muhammad saw. Sebagai sosok yang sangat kita muliakan karena akhlaknya dan
kepribadiannya yang dapat kita pelajari dari berbagai hadis yang telah
diriwayatkan oleh banyak sahabat.

Dalam makalah ini menjelaskan tentang “Keanekaragaman Hewan


Tingkat Rendah”.Dikarenakan tidak memungkinkannya penjabaran secara
menyeluruh, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu membimbing penulisan makalah
ini.

Belitang, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i


Daftar Isi..................................................................................................... .ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Hewan Invertebrata(Tingkat rendah)...............................................2
1. Flum porifer...........................................................................2
2. Filum Coelenterata.................................................................3
3. FilumPlatyhelmintes...............................................................4
4. FilumNemathelmintes(Nematoda).........................................4
5. Filum Annelida.......................................................................5
6. Filum Mollusca.......................................................................6
7. Filum Anthropoda..................................................................7
8. Filum Echinodermata.............................................................10
9. Filum Chordata......................................................................11
B. Perkembangbiakan Generatif Pada Hewan Tingkat Rendah.........14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keanekaragaman dalam dunia hewan lebih banyak macamnya
dibandingkan dengan dunia tumbuhan. Jenis yang telah diidentifikasikan jauh
lebih banyak daripada jenis tumbuhan. Seluruh hewan dimasukkan ke dalam satu
kelompok. Di dalam kelompok yang sama itu, bila ditemukan perbedaan ciri
maka dibuatlah kelompok yang lebih kecil. Demikianlah seterusnya sehingga
akhirnya diperoleh kelompok yang anggotanya paling sedikit, tetapi lebih banyak
memiliki ciri yang sama.Dunia hewan (Kingdom animalia) adalah kelompok yang
memiliki anggota yang sangat luas, terdiri dari Vertebrata dan Invertebrata.
Kingdom animalia memiliki bentuk dan alat-alat tubuh yang beragam.
Keanekaragaman bentuk tubuh bisa dikelompokkan dengan bentuk simetri
tubuhnya.
Berdasarkan simetri tubuh, ada hewan yang berbentuk simetri bilateral dan
simetri radial.
Secara umum, kingdom animalia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
Vertebrata atau hewan bertulang belakang dan Invertebrata atau hewan tak
bertulang belakang. Hewan tidak bertulang belakang atau avertebrata sering
disebut hewan tingkat rendah. Hewan tidak bertulang belakang mencakup banyak
filum. Dan yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah hewan tingkat rendah
(Invertebrata).

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Klasifikasi Hewan Invertebrata?
2. Bagaimana Perkembangbiakan Generatif Pada Hewan Invertebrata?

C. Tujuan
1. Mengetahui Klasifikasi Pada Hewan Invertebrata.
2. Mengetahui Perkembangbiakan Generatif Pada Hewan Invertebrata.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Pada Hewan Invertebrata(Tingkat rendah)

Para saintis menempatkan hewan pada dua katergori utama, yaitu:


invertebrata (in = tanpa, vertebrae = tulang belakang) dan vertebrata (bertulang
belakang). Invertebrata adalah hewan tingkat rendah dan tidak memiliki tulang
belakang dan vertebrata adalah hewan yang memiliki tulang belakang.
Invertebrata terdiri dari beberapa filum, yaitu:

1. Filum Porifa
Porifera berasal dari kata porus = lubang-lubang kecil, dan fera =
mengandung. Jadi, porifera berarti hewan yang memiliki pori-pori. Dalam
kehidupan, porifera belum memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pada beberapa
negara maju, misalnya Amerika, porifera dimanfaatkan untuk memproduksi
spons.
Spons tersebut dimanfaatkan sebagai alat penggosok tubuh pada waktu
mandi dan alat untuk membersihkan
Ciri-ciri umum Porifera:
a. Porifera merupakan hewan metazoa yang paling sederhana.
b. Tubuh terdiri atas banyak sel.
c. Bentuk tubuhnya seperti tabung atau jambangan yang berpori dan di
dalamnya terdapat rongga tubuh.
d. Biasanya hidup di laut, mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal
hingga daerah berkedalaman 5,5km.
e. Tubuhnya melekat pada suatu dasar dan tidak dapat berpindah tempat
(sesil).
f. Struktur tubuhnya memiliki dua lapisan sel (dipliblastik), yaitu lapisan
luar dan lapisan dalam.
g. Makanan porifera berupa plankton atau bahan organik yang masuk
bersama aliran air melewati pori.

2
h. Tidak memiliki sistem saluran pencernaan makanan. Sistem
pencernaannya berlangsung secara intraseluler.

2. Filum Coelenterata
Coelenterata berasal dari kata Yunani, koilos = rongga, dan enteron =
usus. Jadi, coelenterata adalah hewan yang berrongga. Kebanyakan hewan
coelenterata menguntungkan manusia, misalnya ubur-ubur. Aurelia dapat
dimanfaatkan sebagai tepung ubur-ubur dan untuk bahan kosmetik. Beberapa
jenis hewan tertentu, kerangka tubuhnya dapat dimanfaatkan untuk hiasan,
misalnya karang merah.
Beberapa kerangka tubuh coelenterata dapat membentuk karang pantai
yang dapat melindungi pantai dari ombak shg dapat mencegah terjadinya erosi
di pantai.
Ciri-ciri umum Coelenterata:
a. Kebanyakan hidup di laut, hanya bbrp jenis yang hidup di air tawar.
b. Termasuk hewan metazoa yang bersifat diploblastik.
c. Bentuk tubuhnya simetri radial.
d. Tidak memiliki anus, shg sisa makanan dikeluarkan dari mulut
dengan cara dimuntahkan.
e. Reproduksi berlangsung secara seksual dan aseksual.

3
3. FilumPlatyhelmintes
Platyhelmintes merupakan kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk
pipih (platy = pipih, dan helmintes = cacing). Kelompok cacing pipih ini
memiliki struktur tubuh paling sederhana
Ciri-ciri Platyhelmintes
a. Memiliki struktur tubuh pipih, ada yang berbentuk seperti pipa, lunak,
dan tak bersegmen.
b. Susunan tubuhnya simetri bilateral.
c. Merupakan hewan triploblastik aselomata.
d. Tidak memiliki sistem peredaran darah dan respirasi.
e. Alat pencernaannya belum sempurna, umumnya hanya mempunyai
mulut dan tidak memiliki anus.

4. FilumNemathelmintes(Nematoda)
Nemathelmintes berasal dari bahasa Yunani, Nematos = benang,
nelmintes = cacing. Jadi, nemathelmintes berarti cacing benang. Tubuh
nemathelmintes bergerak bulat panjang dan tidak bersegmen sehingga cacing
tersebut dikenal juga dengan sebutan cacing giling. Nemathelmintes ada yang
hidup secara bebas dan ada juga yang hidup sebagai parasit
Ciri-ciri Nemathelmintes:

4
a. Merupakan hewan triploblastik yang memiliki selom semu sehingga
anggotanya dikenal sebagai hewan triploblastik pseudoselomata.
b. Memiliki bentuk tubuh simetri bilateral.
c. Dinding tubuhnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu ektoderm, mesoderm,
dan endoderm.
d. Semua anggotanya bereproduksi secara seksual.
e. Cacing betina pada umumnya berukuran lebih besar dibandingkan
cacing jantan.
f. Tubuhnya tertutup dengan lapisan kutikula.

5. Filum Annelida
Kata Annelida berasal dari bahasa Yunani, yaitu annulus yang berarti
gelang atau segmen. Jadi, annelida dapat diartikan sebagai cacing yang
tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin/gelang.
Ciri-ciri Annelida:
a. Merupakan hewan triploblastik selomata.
b. Pernafasan biasa dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya.

5
c. Ada yang bersifat hermafrodit dan ada yang monocious.
d. Memiliki alat gerak berupa rambut atau seta yang terdapat di
permukaan kulit.
e. Kebanyakan ditemukan di daerah tanah gembur dan tumpukan
sampah tumbuh-tumbuhan.

6. Filum Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa Latin, yaitu mollus berarti lunak. Jadi,
mollusca berarti hewan yang bertubuh lunak. Mollusca dapat digunakan
sebagai bahan makanan dan sumber protein hewan, misalnya kerang, cumi-
cumi, beberapa siput air, dan bekicot. Mollusca juga dapat digunakan sebagai
penghasil mutiara, yaitu tiram mutiara.
Ciri-ciri Mollusca:
a. Merupakan hewan triploblastik.
b. Tubuhnya lunak, simetris bilateral, dan tidak beruas-ruas.
c. Mollusca memiliki mantel yang dapat membuat cangkok dari
bahan kalsium karbonat dan kelenjar lendir.
d. Bersifat kosmopolit, artinya dapat dijumpai di berbagai tempat,
yaitu darat, air tawar, laut, daerah panas sampai daerah dingin.

6
e. Mollusca sudah memiliki sistem pencernaan, sistem peredaran
darah, sistem ekskresi, sistem saraf, sistem reproduksi, dan sistem

otot.

7. Filum Anthropoda
Anthropoda berasal dari kata arthros = sendi atau ruas, dan podos =
kaki. Jadi, anthropoda adalah hewan yang memiliki kaki yang
bersendi/beruas-ruas. Anthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom
Animal karena filum ini memiliki jumlah spesies yang lebih banyak daripada
filum lainnya. Anthropoda (kelas Crustacea) dapat digunakan sebagai bahan
makanan yang mengandung protein, misalnya udang dan kepiting. Lebah
madu dapat menghasilkan madu yang berfungsi sebagai penambah tenaga.
Anthropoda ini terbagi empat kelas diantaranya yang yaitu Kelas
Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta

 Arachnoidea

7
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga
kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja.Kalajengking
adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32
spesies.Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil
dari 0,5 mm sampai 9 cm.Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang
hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat
karnivora.

Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan


Acarina. Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen
terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan
ketunggeng ( Buthus after).

Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun


pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala
(Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).Acarina
memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina
sp.). Ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu
laba-laba.

 Myriapoda

Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan


hewan berkaki banyak.Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang
kita lihat di lingkungan sekitar kita.Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap,
misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.Bagian tubuh Myriapoda sulit
dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti cacing.

Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang
bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata
tunggal).Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada
tiap segmennya.Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel
yang menuju ke trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi.Myriapoda bersifat

8
dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal.Myriapoda dibedakan
menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.

1. Chilopoda

Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak


pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan
dua pasang maksila.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang
spirakel. Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.).

2.Diplopoda

Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya
bukan berjumlah seribu.Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing.
Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir
bawah. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang
spirakel.

Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora
atau pemakan sisa organisme.Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang
bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan
tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.).

 Crustacea

Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang


keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan
Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.
Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun
beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting
darat. Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit
dan hidup dengan menumpang pada inangnya.

 Insecta

9
Insecta ( Serangga ) adalah yang berasal dari bahasa latin Insectum yang
berarti terpotong menjadi bagian-bagian yang dikenal dengan serangga. Ukuran
tubuh serangga yang beragam yaitu dengan panjang 2 hingga 40 mm. serangga
ada yang berukuran mikroskopis dan ada juga yang memiliki ukuran panjang
sekitar 260 mm, seperti Phobeaticus serratipes. Tubuh serangga terdiri dari tiga
bagian yaitu kepala ( kaput ), dada ( toraks ) dan perut ( abdomen ). Toraks terdiri
atas tiga segmen ( ruas ) dan pada setiap ruas terdapat sepasang kaki jalan
sehingga kaki serangga berjumlah tiga pasang atau enam buah. Abdomen terdiri
dari 11 ruas dari beberapa ruas bersatu sehingga menjadi kurang 11 ruas.

Ciri-ciri Anthropoda:
a. Merupakan hewan triploblastik selomata.
b. Dapat ditemukan dimana-mana, antara lain di air, darat, dalam tanah,
dan ada juga yang hidup sbg parasit pada hewan dan tumbuhan.
c. Bereproduksi secara seksual, tetapi ada juga beberapa hewan yang
melakukan partenogenesis.
d. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen.
e. Merupakan hewan bilateral simetris.
f. Anthropoda memiliki sistem pencernaan yang sempurna. Mulut sudah
dilengkapi dengan rahang serta memiliki anus.\

8. Filum Echinodermata

10
Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos = duri, dan dermal =
kulit. Jadi, echinodermata berarti hewan yang memiliki kulit berduri. Pada
umumnya, echinodermata tidak memiliki nilai ekonomi. Namun, beberapa
jenis di antaranya dapat dimanfaatkan sbg makanan, misalnya kerupuk
teripang. Selain itu, beberapa kerangka tubuh jenis echinodermata lainnya
dapat dimanfaatkan sebagai hiasan. Misalnya, kerangka bintang laut.
Ciri-ciri Echinodermata:
a. Echinodermata termasuk hewan triploblastik selomata.
b. Semua anggota hewan ini hidup di laut.
c. Bentuk tubuh dewasanya adalah simetris radial, sedangkan larvanya
berupa simetris bilateral.
d. Kulitnya terdiri atas lempeng-lempeng kapur dengan duri-duri kecil
pada permukaannya.
e. Memiliki kaki buluh yang disebut kaki ambulakral.

9. Filum Chordata

Kata “chordata” berasal dari bahasa Latin “chorda” yang berarti “tali.” Yang
dimaksud dengan “tali” ini adalah notokorda (en: notochord). Notokorda
merupakan “tongkat” fleksibel terbuat dari bahan yang mirip dengan tulang
rawan.[1] Berbagai literatur sering membagi pembahasan filum Chordata ini ke
dalam dua bagian, yaitu Chordata yang tidak bertulang belakang (Nonvertebrata

11
atau Invertebrata Chordata), dan Chordata yang bertulang belakang (Vertebrata).
Hal ini salah satunya disebabkan karena subfilum Vertebrata adalah subfilum
yang populer, bahkan mungkin kita lebih dahulu mengenal istilah Vertebrata
daripada Chordata. Invertebrata Chordata terdiri dari dua subfilum, yaitu
Cephalochordata (lancelet) dan Urochordata (tunicata).

Berikut adalah beberapa ciri-ciri chordata antara lain :

1. Mempunyai notochord, yaitu suatu tangkai pendukung atau semacam


tulang rawan yang memanjang di bagian dorsal tepatnya di bawah susunan
saraf. Notochord berfungsi sebagai pendukung tubuh. Pada tahap
embrionik semua chordata dan pada tahap dewasa dari beberapa spesies
chordata memiliki Notochord.
2. Tali saraf dorsal (nervecord), adalah tabung yang berasal dari serat saraf
yang berkembang menjadi sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang dalam vertebrata. Pada chordata, terletak dorsal
ke notochord. Sebaliknya, filum hewan lainnya dicirikan oleh tali saraf
padat yang terletak di bagian ventral atau lateral.
3. Celah faring, merupakan celah atau bukaan di faring (daerah tepat di
belakang mulut) yang meluas ke lingkungan luar. Pada organisme yang
tumbuh di habitat perairan, celah ini memungkinkan untuk keluarnya air
yang masuk ke dalam mulut saat makan. Pada beberapa invertebrata
chordata, celah faring digunakan sebagai filter makanan dari air yang
masuk ke mulut, sementara pada ikan vertebrata celah ini dimodifikasi
atau berkembang menjadi celah insang. Embrio manusia juga memiliki
insang, namun menghilang sebelum kita dilahirkan dan jaringan
berkembang menjadi struktur lain di kepala serta leher.
4. Ekor post-anal, merupakan perpanjangan posterior tubuh yang mengarah
ke anus. Ekor mengandung komponen kerangka dan otot, sehingga
membantu mendorong pergerakan hewan air seperti ikan. Pada hewan
vertebrata juga digunakan untuk memberikan keseimbangan, menarik
pasangan, dan memberikan persinyalan saat bahaya sudah dekat. Ekor
post-anal juga menyusut pada manusia dan kera.

12
13
B. Perkembangbiakan Generatif Pada Hewan Tingkat Rendah
Pada beberapa jenis hewan tingkat rendah, alat kelamin jantan dan betina
terdapat dalam satu individu. Hewan yang demikian disebut hewan hermafrodit.
Walaupun hewan hermafrodit mampu menghasilkan sel telur dan sel sperma
namun jarang terjadi
pembuahan sendiri karena :
1. Kematangan sel telur dan sel sperma tidak bersama
2. Letak muara sel telur dan sel sperma tidak mungkin bertemu.

Misalnya pada cacing tanah dan siput. Hewan hermafrodit yang dapat
melakukan pembuahan sendiri adalah Hydra dan cacing pita.
Hewan tingkat rendah berkembang biak dengan cara sebagai berikut:
1. Konjugasi. Adalah perkawinan antara dua individu sejenis yang belum dapat
dibedakan jenis kelaminnya, contohnya pada Paramecium dan cacing tanah.
2. Anisogami. Adalah perkawinan antara dua individu sejenis yang
menghasilkan dua jenis gamet yang berbeda bentuk dan ukurannya.
Contohnya pada Hydra.
3. Metagenesis. Adalah perkembangbiakan yang berlangsung di mana dalam
satu siklus terbentuknya individu baru, terjadi pergantian antara reproduksi
aseksual danseksual. Contohnya pada Obelia dan Plasmodium.

14
Hewan yang termasuk dalam hewan tingkat rendah adalah avertebrata
yaitu hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Perkembangbiakan hewan ini
dilakukan secara aseksual atau tidak kawin karena tidak memiliki alat-alat
reproduksi sehingga tidak ada peleburan sel kelamin jantan dan betina. Pada saat
perkembangbiakan terjadi, hewan avertebrata akan menghasilkan keturunan
dengan jumlah besar dan dalam waktu singkat serta keturunannya ini memiliki
sifat yang persis sama dengan induknya.

a. Perkembangbiakan secara Aseksual

Proses perkembangbiakan secara aseksual dapat dilakukan dengan tiga cara


yaitu melalui tunas, fragmentasi, dan membelah diri.

1. Tunas

Selain tumbuhan, perkembangbiakan hewan juga dapat dilakukan dengan


menggunakan tunas. Tunas akan tumbuh pada bagian tubuh induk hewan. Tunas
akan terlihat menonjol serta akan terus tumbuh dan berkembang pada tubuh induk
hingga beberapa waktu. Ketika telah siap, tunas akan melepaskan diri dari tubuh
induk dan berhasil menjadi individu baru. Contoh hewan yang dapat bertunas
adalah tumbuhan hydra dan ubur-ubur.

3. Fragmentasi

15
Fragmentasi adalah perkembangbiakan hewan dengan menggunakan bagian
tubuh hewan itu sendiri. Hewan akan memotong atau memecah bagian tubuhnya.
Potongan tersebut kemudian akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Fragmentasi dapat dilakukan oleh hewan tingkat rendah atau invertebrata yaitu
hewan yang tidak bertulang belakang, memiliki anatomi tubuh yang lebih
sederhana. Contoh hewan yang dapat melakukkan perkembangbiakan dengan cara
fragmentasi adalah cacing planaria dan bintang laut. Cacing akan memisahkan
bagian kepala dan ekornya. Bagian kepala yang terpisah akan tumbuh badan serta
ekor sehingga menghasilkan individu baru. Begitu juga dengan ekor yang
dipisahnya.

3. Membelah Diri

Perkembangbiakan hewan melalui membelah diri biasanya dialami oleh


hewan bersel tunggal. Proses membelah diri pada hewan ini dilakukan dengan

16
membelah seluruh organ tubuhnya menjadi 2 bagian sehingga dapat menghasilkan
2 individu.Contoh hewan yang membelah diri yaitu amoeba dan paramecium.

b. Perkembangbiakan secara seksual

Perkembangbiakan melalui proses seksual atau kawin merupakan proses


perkembangbiakan menggunakan sel kelamin sehingga akan terjadi proses
fertilisasi dan menghasilkan keturunan yang bervariasi.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi yang disebut dengan avertebrata/invertebrata yaitu hewan yang tidak
memiliki tulang belakang yang biasa disebut hewan tingkat rendah. Yaitu
memiliki 9 filum seperti Filum Porifera, Filum Chordata, Filum Coelenterate,
Filum Platyhelmintes, Filum Nemathelminthes, Filum Annelida, Filum
Anthropoda, Filum Mollusca, Dan Filum Echinodermata.

B. Saran
Demikian dengan isi makalah yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam
penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati kami, kami sebagai
pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman
sekalian.

18
DAFTAR PUSAKA

http://warnet178meulaboh.blogspot.co.id/2013/04/makalah-dunia-hewan.html
http://ahyarulmuslihin.blogspot.co.id/2015/02/klasifikasi-hewan-invertebrata.html
http://tikanov.blogspot.co.id/2015/02/perkembangbiakan-generatif-pada-
hewan.html

19

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah PKN Prayet
    Makalah PKN Prayet
    Dokumen3 halaman
    Makalah PKN Prayet
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kelompok 5 Bahasa Indonesia
    Makalah Kelompok 5 Bahasa Indonesia
    Dokumen25 halaman
    Makalah Kelompok 5 Bahasa Indonesia
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Kel 13
    MAKALAH Kel 13
    Dokumen44 halaman
    MAKALAH Kel 13
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Kel 13
    MAKALAH Kel 13
    Dokumen44 halaman
    MAKALAH Kel 13
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ipa Kel4
    Makalah Ipa Kel4
    Dokumen22 halaman
    Makalah Ipa Kel4
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA-dikonversi-1
    MAKALAH PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA-dikonversi-1
    Dokumen16 halaman
    MAKALAH PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA-dikonversi-1
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Indonesia 4
    Bahasa Indonesia 4
    Dokumen6 halaman
    Bahasa Indonesia 4
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan Belajar 5 Bahasa
    Kegiatan Belajar 5 Bahasa
    Dokumen11 halaman
    Kegiatan Belajar 5 Bahasa
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • Bab I Ips Fenomena Alam Dan Manusia
    Bab I Ips Fenomena Alam Dan Manusia
    Dokumen13 halaman
    Bab I Ips Fenomena Alam Dan Manusia
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Dasar Landasan Pendidikan
    MAKALAH Dasar Landasan Pendidikan
    Dokumen20 halaman
    MAKALAH Dasar Landasan Pendidikan
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • Malin Kundang
    Malin Kundang
    Dokumen3 halaman
    Malin Kundang
    PrayogaBRD
    Belum ada peringkat
  • Praktikum Fisika
    Praktikum Fisika
    Dokumen4 halaman
    Praktikum Fisika
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • Buk Sri 2
    Buk Sri 2
    Dokumen15 halaman
    Buk Sri 2
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • Buk Sri 2
    Buk Sri 2
    Dokumen15 halaman
    Buk Sri 2
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T7S3
    K3T7S3
    Dokumen7 halaman
    K3T7S3
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • Apresiasi Seni Musik
    Apresiasi Seni Musik
    Dokumen3 halaman
    Apresiasi Seni Musik
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • 76 233 1 PB
    76 233 1 PB
    Dokumen9 halaman
    76 233 1 PB
    Shaqueena Nafeeza Izzatunnisa Asheeqa
    Belum ada peringkat
  • K3T8S3
    K3T8S3
    Dokumen12 halaman
    K3T8S3
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T7S1
    K3T7S1
    Dokumen14 halaman
    K3T7S1
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • Hakikat Pendidikan Susi
    Hakikat Pendidikan Susi
    Dokumen2 halaman
    Hakikat Pendidikan Susi
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T8S2
    K3T8S2
    Dokumen11 halaman
    K3T8S2
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T7S2
    K3T7S2
    Dokumen7 halaman
    K3T7S2
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T7S4
    K3T7S4
    Dokumen4 halaman
    K3T7S4
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T7S2
    K3T7S2
    Dokumen7 halaman
    K3T7S2
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T6S2
    K3T6S2
    Dokumen12 halaman
    K3T6S2
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T5S4
    K3T5S4
    Dokumen2 halaman
    K3T5S4
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T6S3
    K3T6S3
    Dokumen10 halaman
    K3T6S3
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T6S4
    K3T6S4
    Dokumen5 halaman
    K3T6S4
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T6S1
    K3T6S1
    Dokumen12 halaman
    K3T6S1
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat
  • K3T5S3
    K3T5S3
    Dokumen17 halaman
    K3T5S3
    Romiatun Afifa
    Belum ada peringkat