Oleh :
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
JAKARTA JAKARTA
2015
1|Page
A. Pendahuluan
Emosi merupakan salah satu fokus dalam ilmu psikologi yang saya pelajari. Banyak yang
mengaitkan emosi dengan ilmu psikologi karena ilmu psikologi memang mempelajari
mengenai emosi seseorang secara mendalam. Emosi disini bukan hanya dalam konteks
negatif seperti sedih atau marah tetapi dapat juga emosi positif seperti senang atau bahagia.
Untuk itu diperlukan kematangan emosional agar pribadi dapat mengelola emosinya
dengan baik dan benar. Mengelola emosi mungkin juga dikaitkan dengan kedewasaan
individu, baik secara usia, strata/status, dsb. Dalam persepsi saya dan mungkin kebanyakan
masyarakat telah tertanam bahwa usia khususnya dapat menentukan kematangan
emosional seseorang, banyak yang mengira bahwa yang lebih tua usianya pasti memiliki
kematangan emosional yang tinggi. Untuk itu rasionalisasi pemilihan atribut psikologi
tersebut menjadi skala adalah saya tertarik menyoroti stigma dari masyarakat bahwa anak
sulung atau anak pertama memiliki kematangan emosional yang tinggi.
Mungkin banyak yang membuat skala mengenai kematangan emosional tetapi selama ini
saya mencari belum saya temukan skala yang benar-benar dipatenkan untuk mengukur
kematangan emosional, hal ini mungkin terjadi karena perbedaan kondisi dan situasi baik
budaya atau latar belakang subjek yang sangat rentan berubah atau sangat luas lingkupnya
dan pasti berbeda-beda pada tiap penelitiannya dapat menjadikan kesulitan dalam
penentuan atau pematenan skala pengukuran kematangan emosional. Menurut saya, skala
yang mengukur kematangan emosional seseorang bisa diberikan kepada semua individu,
tetapi pada pembuatan skala ini saya mencoba mengkerucutkan atau mempersempit ruang
lingkupnya menjadi hanya anak sulung atau anak pertama saja.
Meski banyak skala-skala kematangan emosi yang dapat diadaptasi baik dalam negeri atau
luar negeri tetapi tetap saja pasti terdapat ada kekurangan pada tiap skalanya, untuk itu saya
mencoba untuk membuat beberapa item baru untuk mengukur kematangan emosional dan
menggabungkannya dengan item yang sudah ada. Mungkin untuk skala kematangan
emosional dari luar negeri tidak saya adaptasi dikarenakan saya mencoba untuk
mengurangi kesalahan dalam penerjemahan dan juga adanya kemungkinan bias budaya
yang dapat terjadi.
Banyaknya pengertian kematangan emosi dari berbagai tokoh juga menjadi perluasan
pengetahuan bagi masyarakat mengenai kematangan emosi itu sendiri tetapi ada baiknya
kita mengerti dasar dari kematangan emosi terlebih dahulu.
2|Page
B. Tinjauan Pustaka
Berikut pengertian kematangan emosi menurut para ahli yang saya dapatkan dari
beberapa jurnal:
3|Page
Menurut Walgito (2004: 43) orang yang matang emosinya mempunyai ciri-ciri
antara lain:
a. Dapat menerima keadaan dirinya maupun orang lain sesuai dengan
objektifnya.
b. Pada umumnya tidak bersifat impulsive, dapat mengatur pikirannya dalam
memberikan tanggapan terhadap stimulus yang mengenainya.
c. Dapat mengontrol emosinya dengan baik dan dapat mengontrol ekspresi
emosinya walaupun dalam keadaan marah dan kemarahan itu tidak
ditampakkan keluar.
d. Dapat berpikir objektif sehingga akan bersifat sabar, penuh pengertian dan
cukup mempunyai toleransi yang baik.
e. Mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri sendiri, tidak
mengalami frustrasi dan mampu menghadapi masalah dengan penuh
pengertian.
4|Page
Dorongan yang muncul dalam diri individu untuk melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku akan dapat dikendalikan dan
diorganisasikan ke arah yang baik.
c. Objektif
Individu akan memandang kejadian berdasarkan dunia orang laindan tidak
hanya dari sudut pandang pribadi. Berdasarkan pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa ciri-ciri individu yang memiliki kematangan
emosional adalah tidak impulsive, mempunyai tanggung jawab yang baik,
dapat mengendalikan emosi, menerima keadaan dirinya, dan berpikir
objektif
Tetapi yang diambil untuk diolah pada tahap pembuatan skala selanjutnya hanya
definisi yang berikut ini:
Menurut Chaplin (2006) kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi
mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional, sehingga individu
tidak lagi menampilkan pola emosional seperti pada anak-anak.
5|Page
2. Pemahaman Diri
Untuk membuat blue print tadinya saya agak kebingungan apakah ingin menggunakan
item fav dan unfav atau tidak, tetapi pada akhirnya saya menggunakannya. Untuk tiap
indikator perilaku saya buat 4 item yang terdiri dari 2 soal favorable dan 2 soal
unfavorable. Maksud dari soal fav ini adalah soal yang pernyataannya mendukung
hipotesa atau indikator, sedangkan soal unfav sebaiknya. Untuk total 9 indikator maka
didapatkan item keseluruhan yaitu 36 soal.
6|Page
Item
Kematangan
Indikator Perilaku
Total
Fav
Emosi
Mengekspresikan emosi sesuai situasi dan
waktu yang tepat
1.
Kontrol Emosi
Pemahaman
2.
Diri
Penggunaan
3.
Fungsi Kritis
Mental
Jumlah
Unfav
15,24
9,13
17,29
20,23
4,7
12,26
5,6
8,21
28,31
1, 16
2, 14
30,34
3,18
11,19
25, 32
27, 36
33, 35
10,22
18
18
36
Cara penskoran skala yaitu nanti tiap itemnya akan dibuat 4 pilihan yang berbeda nilai
skornya.
Pilihan
FAV
UNFAV
Setuju (S)
7|Page
Pernyataan
1.
2.
STS
TS
SS
mengambil keputusan.
3.
4.
5.
6.
Ketika orang lain bercerita tentang masalahmasalahnya saya mencoba untuk mengerti dan
memahami apa yang dia inginkan.
7.
8.
9.
10.
11
12
13
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26
27.
28.
29.
30.
31.
9|Page
32.
33.
34.
35.
36.
Valid
Excludeda
Total
%
40
100.0
.0
40
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.812
36
Hasil Cronbachs Alpha adalah 0,812 sesuai dengan rtabel untuk N=40 dengan taraf signifikan
5% yaitu 0,312 berari kesimpulannya alpa 0,812 > 0,312 maka dapat dilihat bahwa skala
kematangan emosi ini secara keseluruhan reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data
dalam penelitian
10 | P a g e
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
KE01
105.40
51.836
.488
.800
KE02
105.02
51.461
.567
.797
KE03
105.35
53.874
.398
.805
KE04
105.60
55.733
.098
.814
KE05
105.40
55.938
.087
.814
KE06
105.10
54.913
.267
.809
KE07
105.27
54.307
.286
.808
KE08
105.30
52.985
.431
.803
KE09
105.37
54.804
.246
.809
KE10
105.95
54.100
.257
.809
KE11
105.55
57.536
-.107
.822
KE12
105.65
54.592
.201
.811
KE13
105.62
54.753
.262
.809
KE14
105.02
51.512
.744
.795
KE15
104.82
53.584
.373
.805
KE16
104.65
54.541
.207
.811
KE17
105.35
54.079
.368
.806
KE18
104.97
52.281
.462
.801
KE19
105.37
55.369
.301
.808
KE20
105.45
53.536
.363
.805
KE21
105.22
51.922
.513
.799
KE22
105.32
52.379
.586
.799
KE23
105.65
54.490
.195
.812
KE24
105.15
55.464
.083
.817
KE25
105.80
54.215
.244
.809
KE26
105.52
51.281
.483
.800
KE27
105.72
54.256
.271
.808
KE28
105.12
52.728
.493
.801
KE29
105.60
54.605
.209
.811
KE30
106.07
62.276
-.566
.838
KE31
105.22
55.204
.179
.811
KE32
105.27
53.589
.572
.802
11 | P a g e
KE33
105.20
53.497
.352
.806
KE34
105.12
49.907
.741
.790
KE35
105.07
54.276
.311
.807
KE36
105.77
54.999
.199
.811
Pada percobaan analisis pertama dengan menggunakan reliability scale (descriptive scale if
item deleted) menunjukkan hasil ada 18 item yang tidak lulus uji reliabilitas/drop, yaitu soal
no 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 23, 24, 25, 27, 29, 30, 31, 36. Sedangkan item yang lulus uji
reliabilitas yang mendapatkan Corrected Item-Total Correlation > 0,3 yaitu soal no 1, 2, 3, 8,
14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 26, 28, 32, 33, 34, 35
Lalu dianalisis untuk kedua kalinya menggunakan reliability scale (descriptive scale if item
deleted dan inter-item correlations) dari 18 item yang lulus, maka didapatkan 17 item yang
lulus uji kedua. Soal yang tidak lulus/drop pada uji kedua ini adalah item no 17.
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
39
97.5
2.5
40
100.0
Excludeda
Total
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.866
N of Items
.869
18
Hasil Cronbachs Alpha adalah 0,866 sesuai dengan rtabel untuk N=40 dengan taraf signifikan
5% yaitu 0,312 berari kesimpulannya alpa 0,866 > 0,312 maka dapat dilihat bahwa skala
kematangan emosi ini secara keseluruhan reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data
dalam penelitian
12 | P a g e
1.000
.147
.245
.345
.350
.179
.326
.209
.364
.402
.384
.390
.045
.376
.318
.142
.447
.248
KE02
.147 1.000
.485
.500
.520
.022
.142
.222
.386
.220
.325
.352
.510
.190
.174
.177
.490
.144
KE03
.245
.485 1.000
.367
.293
.044
.109 -.034
.167
.194
.417
.313
.592
.172
.268 -.016
.318 -.135
KE08
.345
.500
.367 1.000
.366
.191 -.007
.057
.420
.252
.544
.253
.332
.302 -.252
KE14
.350
.520
.293
.366 1.000
.317
.293
.453
.331
.283
.589
.558
.368
.440
.504
.406
.716
.288
KE15
.179
.022
.044
.191
.382
.145
.134
.127
.267
.082
.214
.343
.324
.405
.306
KE17
.326
.142
.109 -.007
.245
.101
.229
.074
.268
.074
.148
.072
KE18
.209
.222 -.034
.057
.453
.382
KE19
.364
.386
.167
.420
.331
KE20
.402
.220
.194
.252
KE21
.384
.325
.417
KE22
.390
.352
KE26
.045
KE28
.127
.156
.235
.177
.022
.224
.471
.696
.450
.487
.145 -.167
.127 1.000
.280
.257
.318 -.109
.147
.000
.135
.254
.000
.283
.134 -.086
.156
.280 1.000
.104
.369
.216
.227
.154
.341
.409
.338
.544
.589
.127
.245
.235
.257
.104 1.000
.303
.387
.341
.261
.135
.425
.016
.313
.253
.558
.267
.101
.177
.318
.369
.303 1.000
.228
.609
.376
.313
.525
.335
.510
.592
.332
.368
.082
.229
.022 -.109
.216
.387
.228 1.000
.160
.331 -.056
.304 -.081
.376
.190
.172
.268
.440
.214
.074
.224
.147
.227
.341
.609
.160 1.000
.498
.338
.637
.366
KE32
.318
.174
.268 -.035
.504
.343
.268
.471
.000
.154
.261
.376
.331
.498 1.000
.490
.537
.367
KE33
.142
.406
.324
.074
.696
.135
.341
.135
.313 -.056
.338
.490 1.000
.496
.660
KE34
.447
.490
.302
.716
.405
.148
.450
.254
.409
.425
.525
.304
.637
.537
.496 1.000
.551
KE35
.248
.288
.306
.072
.487
.000
.338
.016
.335 -.081
.366
.367
.660
.318
.304 1.000
13 | P a g e
.551 1.000
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item
Deleted
KE01
53.82
26.969
.500
.858
KE02
53.45
27.023
.529
.857
KE03
53.77
28.487
.413
.862
KE08
53.72
28.102
.396
.863
KE14
53.45
26.767
.766
.849
KE15
53.25
28.449
.352
.864
KE17
53.77
29.410
.229
.868
KE18
53.40
27.272
.478
.859
KE19
53.80
29.600
.324
.865
KE20
53.87
27.958
.420
.861
KE21
53.65
26.951
.541
.856
KE22
53.75
27.372
.608
.854
KE26
53.95
27.433
.371
.866
KE28
53.55
27.382
.555
.856
KE32
53.70
28.369
.574
.858
KE33
53.62
27.625
.457
.860
KE34
53.55
25.331
.804
.844
KE35
53.50
28.410
.391
.862
Terlihat hasil diatas bahwa item no 17 mendapatkan Corrected Item-Total Correlation < 0,3
maka item 17 merupakan item drop atau tidak lulus uji reliabel.
Hasil yang didapatkan adalah:
Uji Analisis Ke-
1, 2, 3, 8, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16,
22, 26, 28, 32, 33, 34, 35
14 | P a g e
Pada hasil akhirnya skala kematangan emosi yang dibuat hanya mendapatkan 17 item yang
reliabel. Diharapkan 17 item tersebut dapat mengukur kematangan emosi yang dijelaskan pada
indikator perilaku diatas. Maka inilah skala kematangan emosi yang final setelah melalui uji
reliabel
No.
Pernyataan
1.
2.
STS
TS
SS
mengambil keputusan.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13.
14.
15 | P a g e
15.
16.
17.
16 | P a g e
E. Daftar Pustaka
Artikel Jurnal Perbedaan Kematangaan emosi remaja ditinjau dari struktur
keluarga oleh Farokhin Nashukah dan Ira Darmawanti.
Artikel Jurnal Perilaku Prososial ditinjau dari Empati dan Kematangan emosi
oleh Gusti Yuli Asih dan Margaretha Maria Shinta Pratiwi.
Artikel Jurnal Penerimaan Diri pada Lanjut Usia Ditinjau dari Kematangan
emosi oleh Gusti Yuli Asih dan Margaretha Maria Shinta Pratiwi.
Achmad Juantika Nurihsan. 2011. DinamikaPerkembangan Anak dan Remaja:
Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Hurlock. Psikologi Perkembangan. 2002. Erlangga.
Chaplin. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syamsu Yusuf Ld. N. 2009. Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah.
Bandung: Rizqi Press.
Yustinus Semiun. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
https://komunitasparenting.wordpress.com/2014/04/29/macam-macam-pola-asuhorang-tua/
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1759/B5.%20Wiwin
-UMS%20%28fixed%29.pdf?sequence=1
17 | P a g e
LAMPIRAN
18 | P a g e
Lampiran 1
Hasil penilaian panel
Dalam penilaian panel ini, saya mencoba menguji skala yang saya buat pertama kepada
beberapa orang yang terdiri dari 2 orang Mahasiswa Psikologi UNJ angkatan 2012, 2
orang Mahasiswa Psikologi UNJ angkatan 2013, 1 orang alumni Psikologi UNJ
angkatan 2011 dan 1 orang alumni Psikologi UNJ angkatan 2008.
Dari beberapa orang tersebut mereka menyampaikan beberapa hal mengenai skala yang
saya berikan:
1. Penggunaan kertas yang 2 halaman dalam 1 lembar A4 merupakan teknik yang
baik agar pengisi kuesioner tidak menganggap bahwa kuesioner memiliki
jumlah item yang banyak
2. Kelemahan dari hal pertama diatas adalah tulisan menjadi kecil-kecil jadi harus
dibutuhkan konsentrasi lebih dalam membacanya.
3. Kurangnya contoh pengisian item, meskipun sudah ada petunjuk pengisian ada
baiknya ditambah contoh.
4. Ada beberapa redaksi yang sulit dimengerti yaitu pada no 11 yaitu Ketika orang
lain membuat janji pada saya, tidak mau tahu alasan kenapa tidak bisa menepatinya.
19 | P a g e
Lampiran 2
Refleksi Diri
Menurut saya, mata kuliah Penyusunan Skala Psikologi banyak memberikan
pengalaman. Apalagi dengan terjun langsung membuat skala dan mencoba
menggunakan SPSS untuk pertama kalinya. Alhamdulillah saya dapat melalui semua
proses pembuatan skala ini dengan baik. Mulai dari pencarian pengertian atau definisi
variabel yang harus diambil dari sumber terpercaya seperti jurnal, buku, dsb, penetapan
variabel dan memberikan definisi konseptual dan definisi operasional, membuat blue
print, mengetahui cara dalam pemberian skor tiap itemnya yang berbeda untuk
favorable dan unfavorable, terjun langsung dengan memberikan skala kepada beberapa
orang untuk diuji terlebih dahulu, kemudian penyebaran kuesioner sampai pada
menghitung hasil yang didapat dan pengujian reliabilitas skala yang sudah saya buat.
Mungkin materi yang belum saya kuasai benar yaitu penggunaan SPSS yang hanya
sebatas penghitungan reliabitas item, saya ingin mencoba lebih dalam atau lebih banyak
belajar mengenai SPSS agar dapat menghitung korelasi, pengaruh, dampak, dsb.
Mungkin hal ini akan didapatkan di mata kuliah selanjutnya, tetapi penggunaan SPSS
pada mata kuliah PSP kali ini sudah menjadi pintu masuk atau permulaan yang baik
agar saya tidak terlalu bingung untuk kedepannya. Yang kurang menyenangkan dalam
perkuliahan PSP mungkin seperti yang ibu Lussy bilang sebelumnya, saat kita
melewatkan satu bagian akan menjadi susah untuk materi selanjutnya. Maksudnya saat
kita mengalami kesusahan dalam pemahaman suatu materi dan kita tidak segera untuk
mengejar ketertinggalan tersebut, kemungkinan besar kita tidak akan mengerti materi
selanjutnya. Tetapi hal yang tidak menyenangkan tersebut hilang saat praktik
penggunaan SPSS, saya sangat menikmati dan sangat senang mendapatkan pelajaran
baru tersebut. Dari awal saya masuk psikologi, saya sangat penasaran dengan software
SPSS yang sering dosen-dosen bilang untuk penghitungan atau analisis data psikologi.
Pada akhirnya, saya dapat menggunakannya walaupun tidak banyak fitur yang dapat
dipakai tetapi hal tersebut sedikit membuat rasa penasaran saya hilang dan berubah
menjadi ketertarikan yang lebih dalam kepada cara analisis yang dapat dilakukan oleh
SPSS ini.
20 | P a g e
Lampiran 3
Evaluasi Dosen
Saya akan mencoba memberikan kritik dan saran yang dapat saya sampaikan kepada Ibu.
Untuk bahan evaluasi Bu Lussy pemberian materi di awal-awal perkuliahan seperti materimateri awal mungkin dapat dibuat lebih menarik lagi. Seperti adanya games atau diskusi grup
yang dapat mengajak mahasiswa memberikan antusiasme lebih atau meningkatkan keterlibatan
mahasiswa dalam tiap materinya. Mungkin memberikan tugas membaca sebelumnya lalu
didiskusikan pada hari perkuliahan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa, jadi
mahasiswa tidak hanya mendengarkan materi dari Ibu karena ada beberapa mahasiswa
termasuk saya yang agak bosan dengan metode ceramah meskipun saya mengerti bahwa materi
tersebut harus diberikan dengan metode ceramah tetapi mungkin dapat diselipkan beberapa
games atau hal yang dapat meningkatkan keterlibatan mahasiswa. Tetapi penutupan
perkuliahan dengan adanya turun langsung dan praktek pembuatan skala sangat membuat saya
senang dan menebus perkuliahan sebelumnya. Saya termasuk yang antusias dalam hal ini, dan
seperti yang saya utarakan diatas bahwa saya antusias saat diharuskan menggunakan software
SPSS. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan untuk bahan evaluasi Ibu, maaf jika ada
salah kata atau perbuatan saya selama ini di perkuliahan Ibu, terima kasih atas segala
pengetahuan dan ilmu yang telah Ibu berikan.
21 | P a g e
Lampiran 4
NIM
: 1125130020
Angkatan
: 2013
Menyatakan bahwa tugas yang saya buat adalah hasil karya sendiri, BUKAN
PLAGIAT dari sumber manapun. Bila ternyata tugas saya tersebut dinyatakan sama
dengan pihak lain ataupun terbukti hasil plagiat dari sumber manapun, maka saya
bersedia mendapatkan sanksi, nilai atas tugas tersebut dibatalkan SEKALIGUS
DINYATAKAN TIDAK LULUS DALAM MATA KULIAH INI.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
22 | P a g e