Anda di halaman 1dari 22

Tugas Ujian Akhir Semester

LAPORAN PENYUSUNAN SKALA


PSIKOLOGIS
Kematangan Emosi

Oleh :

Amanda Tiara Sari


1125130020
C-2013

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
JAKARTA JAKARTA
2015

1|Page

A. Pendahuluan
Emosi merupakan salah satu fokus dalam ilmu psikologi yang saya pelajari. Banyak yang
mengaitkan emosi dengan ilmu psikologi karena ilmu psikologi memang mempelajari
mengenai emosi seseorang secara mendalam. Emosi disini bukan hanya dalam konteks
negatif seperti sedih atau marah tetapi dapat juga emosi positif seperti senang atau bahagia.
Untuk itu diperlukan kematangan emosional agar pribadi dapat mengelola emosinya
dengan baik dan benar. Mengelola emosi mungkin juga dikaitkan dengan kedewasaan
individu, baik secara usia, strata/status, dsb. Dalam persepsi saya dan mungkin kebanyakan
masyarakat telah tertanam bahwa usia khususnya dapat menentukan kematangan
emosional seseorang, banyak yang mengira bahwa yang lebih tua usianya pasti memiliki
kematangan emosional yang tinggi. Untuk itu rasionalisasi pemilihan atribut psikologi
tersebut menjadi skala adalah saya tertarik menyoroti stigma dari masyarakat bahwa anak
sulung atau anak pertama memiliki kematangan emosional yang tinggi.
Mungkin banyak yang membuat skala mengenai kematangan emosional tetapi selama ini
saya mencari belum saya temukan skala yang benar-benar dipatenkan untuk mengukur
kematangan emosional, hal ini mungkin terjadi karena perbedaan kondisi dan situasi baik
budaya atau latar belakang subjek yang sangat rentan berubah atau sangat luas lingkupnya
dan pasti berbeda-beda pada tiap penelitiannya dapat menjadikan kesulitan dalam
penentuan atau pematenan skala pengukuran kematangan emosional. Menurut saya, skala
yang mengukur kematangan emosional seseorang bisa diberikan kepada semua individu,
tetapi pada pembuatan skala ini saya mencoba mengkerucutkan atau mempersempit ruang
lingkupnya menjadi hanya anak sulung atau anak pertama saja.
Meski banyak skala-skala kematangan emosi yang dapat diadaptasi baik dalam negeri atau
luar negeri tetapi tetap saja pasti terdapat ada kekurangan pada tiap skalanya, untuk itu saya
mencoba untuk membuat beberapa item baru untuk mengukur kematangan emosional dan
menggabungkannya dengan item yang sudah ada. Mungkin untuk skala kematangan
emosional dari luar negeri tidak saya adaptasi dikarenakan saya mencoba untuk
mengurangi kesalahan dalam penerjemahan dan juga adanya kemungkinan bias budaya
yang dapat terjadi.
Banyaknya pengertian kematangan emosi dari berbagai tokoh juga menjadi perluasan
pengetahuan bagi masyarakat mengenai kematangan emosi itu sendiri tetapi ada baiknya
kita mengerti dasar dari kematangan emosi terlebih dahulu.

2|Page

B. Tinjauan Pustaka
Berikut pengertian kematangan emosi menurut para ahli yang saya dapatkan dari
beberapa jurnal:

Chamberlain (dalam Pastey & Aminbhavi, 2006) mendefinisikan seseorang


yang memiliki kematangan emosi adalah orang yang dapat mengontrol
kehidupan emosi dirinya dengan baik.

Kaplan dan Baron (dalam Mahmoudi, 2012) menguraikan karakteristik dari


seseorang yang dewasa secara emosional, yaitu ia memiliki kapasitas untuk
menunda pemenuhan kebutuhan, memiliki keyakinan dalam perencanaan
jangka panjang, dan mampu menunda atau merevisi harapan terkait tuntutan
situasi. Seorang remaja yang dewasa secara emosional memiliki kapasitas untuk
membuat penyesuaian yang efektif dengan dirinya sendiri, anggota
keluarganya, teman-teman sekolahnya dan lingkungan sosial sekitarnya.

Schneiders (dalam Kurniawan, 1995) mengemukakan bahwa individu disebut


matang emosinya jika potensi yang dikembangkannya dapat ditempatkan dalam
suatu kondisi pertumbuhan, dimana tuntutan yang nyata dari kehidupan
individu dewasa dapat dihadapi dengan cara yang efektif dan positif. Hal itu
berarti tuntutan kehidupan individu dewasa akan dihadapi dengan sikap yang
tidak menunjukkan pola emosional kekanak-kanakan, akan tetapi terus
diupayakan cara-cara penyelesaian dewasa yang tidak merugikan diri sendiri
dan lingkungannya.

Sartre (2002: 7) mengatakan bahwa kematangan emosi adalah keadaan


seseorang yang tidak cepat terganggu rangsang yang bersifat emosional, baik
dari dalam maupun dari luar dirinya, selain itu dengan kematangan emosi maka
individu dapat bertindak dengan tepat dan wajar sesuai dengan situasi dan
kondisi. Meichati (1983: 8) mengatakan bahwa kematangan emosional adalah
keadaan seseorang yang tidak cepat terganggu rangsang yang bersifat
emosional, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, selain itu dengan
matangnya emosi maka individu dapat bertindak tepat dan wajar sesuai dengan
situasi dan kondisi.

3|Page

Menurut Walgito (2004: 43) orang yang matang emosinya mempunyai ciri-ciri
antara lain:
a. Dapat menerima keadaan dirinya maupun orang lain sesuai dengan
objektifnya.
b. Pada umumnya tidak bersifat impulsive, dapat mengatur pikirannya dalam
memberikan tanggapan terhadap stimulus yang mengenainya.
c. Dapat mengontrol emosinya dengan baik dan dapat mengontrol ekspresi
emosinya walaupun dalam keadaan marah dan kemarahan itu tidak
ditampakkan keluar.
d. Dapat berpikir objektif sehingga akan bersifat sabar, penuh pengertian dan
cukup mempunyai toleransi yang baik.
e. Mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri sendiri, tidak
mengalami frustrasi dan mampu menghadapi masalah dengan penuh
pengertian.

Ciri-ciri kematangan emosi menurut Anderson (dalam Mappiare, 1983: 153),


yaitu:
a. Kasih sayang: individu mempunyai rasa kasih sayang seperti yang didapatkan
dari orang tua atau keluarganya sehingga dapat diwujudkan secara wajar
terhadap orang lain sesuai dengan norma sosial yang ada.
b. Emosi terkendali: individu dapat menyetir perasaan-perasaan terutama
terhadap orang lain, dapat mengendalikan emosi dan mengekspresikan
emosinya dengan baik.
c. Emosi terbuka, lapang: individu menerima kritik dan saran dari orang lain
sehubungan dengan kelemahan yang diperbuat demi pengembangan diri,
mempunyai pemahaman mendalam tentang keadaan dirinya.

Jersild (dalam Sobur, 2003: 404-406) menjelaskan ciri-ciri individu yang


memiliki kematangan emosi, antara lain:
a. Penerimaan diri yang baik
Individu yang memiliki kematangan emosi akan dapat menerima kondisi
fisik maupun psikisnya, baik secara pribadi maupun secara sosial.
b. Kemampuan dalam mengontrol emosi

4|Page

Dorongan yang muncul dalam diri individu untuk melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku akan dapat dikendalikan dan
diorganisasikan ke arah yang baik.
c. Objektif
Individu akan memandang kejadian berdasarkan dunia orang laindan tidak
hanya dari sudut pandang pribadi. Berdasarkan pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa ciri-ciri individu yang memiliki kematangan
emosional adalah tidak impulsive, mempunyai tanggung jawab yang baik,
dapat mengendalikan emosi, menerima keadaan dirinya, dan berpikir
objektif

Tetapi yang diambil untuk diolah pada tahap pembuatan skala selanjutnya hanya
definisi yang berikut ini:

Covey mengemukakan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan untuk


mengekspresikan perasaan yang ada dalam diri secara yakin dan berani, yang
diimbangi dengan pertimbangan-pertimbangan akan perasaan dan keyakinan
individu lain.

Menurut Chaplin (2006) kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi
mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional, sehingga individu
tidak lagi menampilkan pola emosional seperti pada anak-anak.

Hurlock (1999: 213) mendefinisikan sebagai tidak meledaknya emosi


dihadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat
untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima.
Beberapa ciri kematangan emosi adalah dapat mengontrol emosi, dapat
memahami diri dan dapat menggunakan fungsi krisis mental dengan baik.

C. Penyusunan Skala Psikologis


Pertama sekali yang saya lakukan dalam penyusunan skala psikologis ini adalah
mencari variabel, seperti yang saya tuliskan diatas dalam pendahuluan adalah alasan
mengapa saya memilih variabel kematangan emosional menjadi variabel yang saya
jadikan skala. Kemudian saat saya sudah menetapkan variabelnya, saya mencoba
mencari literatur atau sumber-sumber mengenai variabel saya tersebut. Saya mendapat
banyak informasi dari internet khususnya dari jurnal-jurnal dan beberapa website.

5|Page

Saat saya mendapatkan beberapa jurnal yang membahas mengenai kematangan


emosional disitu juga terdapat definisi-definisi dari beberapa ahli. Dari beberapa
definisi diatas yang saya dapatkan dari jurnal-jurnal tersebut, maka saya mencoba
mengambil definisi konseptual kematangan emosi adalah kemampuan untuk
mengekspresikan perasaan sendiri dengan tepat dan wajar sesuai situasi dan kondisi
dan mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional yang diimbangi
pertimbangan akan perasaan dan keyakinan individu lain. Sedangkan definisi
operasional kematangan emosi adalah kematangan emosi diukur dengan menggunakan
skala kematangan emosi yang dikembangkan berdasarkan karakteristik kematangan
emosi yaitu kontrol emosi, pemahaman diri, dan penggunaan fungsi kritis mental.
Berikut aspek dan indikator serta blue print dari skala kematangan emosi yang saya
coba buat:
1. Kontrol Emosi

Mengekspresikan emosi sesuai situasi dan waktu yang tepat

Mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat diterima

Mengendalikan diri saat emosi memuncak

2. Pemahaman Diri

Memperlihatkan kepekaan terhadap emosi yang dirasakan

Mencari cara mengatasi emosi yang dialami dengan mengetahui penyebab


emosi

3. Penggunaan Fungsi Kritis Mental

Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan

Menerima pendapat orang lain

Mempertahankan pendapat ketika berbeda dengan orang lain

Membuat keputusan dengan mempertimbangkan dampaknya

Untuk membuat blue print tadinya saya agak kebingungan apakah ingin menggunakan
item fav dan unfav atau tidak, tetapi pada akhirnya saya menggunakannya. Untuk tiap
indikator perilaku saya buat 4 item yang terdiri dari 2 soal favorable dan 2 soal
unfavorable. Maksud dari soal fav ini adalah soal yang pernyataannya mendukung
hipotesa atau indikator, sedangkan soal unfav sebaiknya. Untuk total 9 indikator maka
didapatkan item keseluruhan yaitu 36 soal.

6|Page

Blue Print Kematangan Emosi


Dimensi
No.

Item

Kematangan

Indikator Perilaku

Total
Fav

Emosi
Mengekspresikan emosi sesuai situasi dan
waktu yang tepat
1.

Kontrol Emosi

Mengekspresikan emosi dengan cara yang


dapat diterima
Mengendalikan diri saat emosi memuncak

Pemahaman
2.

Diri

Memperlihatkan kepekaan terhadap emosi


yang dirasakan
Mencari cara mengatasi emosi yang dialami
dengan mengetahui penyebab emosi
Tidak tergesa-gesa dalam mengambil
keputusan

Penggunaan
3.

Fungsi Kritis
Mental

Menerima pendapat orang lain


Mempertahankan pendapat ketika berbeda
dengan orang lain
Membuat keputusan dengan
mempertimbangkan dampaknya

Jumlah

Unfav

15,24

9,13

17,29

20,23

4,7

12,26

5,6

8,21

28,31

1, 16

2, 14

30,34

3,18

11,19

25, 32

27, 36

33, 35

10,22

18

18

36

Cara penskoran skala yaitu nanti tiap itemnya akan dibuat 4 pilihan yang berbeda nilai
skornya.
Pilihan

FAV

UNFAV

Sangat tidak setuju (STS)

Tidak setuju (TS)

Setuju (S)

Sangat setuju (SS)

7|Page

Skala Kematangan Emosi


No.

Pernyataan

1.

Saya suka marah tanpa alasan.

2.

Saya memikirkan matang-matang sebelum

STS

TS

SS

mengambil keputusan.
3.

Ketika ada orang lain mengkritik saya merasa senang


karena mendapat masukan.

4.

Ketika ada orang lain menjelek-jelekkan saya


dihadapan orang banyak, cenderung sabar dan
mengontrol emosi negatif.

5.

Saat ada orang lain terkena musibah, seolah-olah itu


terjadi pada diri saya.

6.

Ketika orang lain bercerita tentang masalahmasalahnya saya mencoba untuk mengerti dan
memahami apa yang dia inginkan.

7.

Saat masalah datang bertubi-tubi saya cenderung


bersikap tabah menghadapi semuanya.

8.

Saya cenderung mencibir keadaan orang lain

9.

Ketika ada orang lain melakukan kesalahan saya


cenderung marah meluap-luap.

10.

Saya sering merasa tidak tahu bagaimana harus


bersikap.

11

Ketika orang lain membuat janji pada saya, tidak


mau tahu alasan kenapa tidak bisa menepatinya.

12

Saya mudah frustrasi bila dihadapkan dengan


berbagai masalah.

13

Ketika atasan/orang lain marah membuat jengkel,


cenderung melampiaskan kemarahan saya kepada
pihak lain.

14.

Saya cenderung berusaha mengerjakan semua


pekerjaan yang diberikan dengan baik dan benar.

15.

Saya yakin bersikap jujur membuat hidup menjadi


lebih baik.
8|Page

16.

Saya cenderung beralih ke rokok atau alkohol ketika


dihadapkan masalah yang membuat frustrasi.

17.

Jika saya mempunyai masalah dengan orang lain,


saya mencoba untuk asertif atau membicarakan baikbaik

18.

Saya percaya bahwa setiap orang memiliki


kepribadian yang berbeda-beda.

19.

Ketika dikritik seseorang saya cenderung bersikap


menghindar dan balik membalas kritikan.

20.

Saya akan marah jika terjadi sesuatu yang tidak


berjalan sesuai keinginan tanpa melihat situasi dan
kondisi

21.

Saya akan merasa tak acuh jika melihat kesulitan


yang terjadi pada teman atau orang lain

22.

Jika terjadi masalah, saya langsung mengambil


tindakan tanpa memikirkan konsekuensi setelahnya.

23.

Kekesalan yang saya rasakan biasanya saya salurkan


dengan mengumpat atau mencaci.

24.

Saya akan membutuhkan waktu untuk menyendiri


saat emosi dibanding marah-marah ke orang lain.

25.

Saya ingin orang lain menyetujui pendapat saya.

26

Saya tidak dapat mengontrol emosi dalam diri saya.

27.

Saya cenderung mengikuti pendapat orang lain.

28.

Jika saya mengetahui penyebab saya merasa kesal,


saya akan lebih mudah mengatasinya.

29.

Saya berbicara baik-baik dengan orang yang


membuat saya kesal

30.

Kecepatan dalam mengambil keputusan adalah


penting untuk saya.

31.

Jika saya merasa sedih atau marah, saya mencoba


mencari penyebab mengapa saya merasa sedih atau
marah.

9|Page

32.

Saya selalu mencoba mempertahakan pendapat saya


saat saya mengetahui bahwa hal itu benar.

33.

Dampak dari sebuah keputusan menjadi hal yang


selalu saya pikirkan

34.

Saya tidak berpikir panjang saat membuat keputusan.

35.

Suatu masalah pasti akan menimbulkan dampak yang


harus dipikirkan.

36.

Pendapat orang lain biasanya lebih terlihat realistis


menurut saya.

Berikut adalah hasil analisis reliabilitas yang dilakukan menggunakan SPSS 16


Case Processing Summary
N
Cases

Valid
Excludeda
Total

%
40

100.0

.0

40

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items
.812

36

Hasil Cronbachs Alpha adalah 0,812 sesuai dengan rtabel untuk N=40 dengan taraf signifikan
5% yaitu 0,312 berari kesimpulannya alpa 0,812 > 0,312 maka dapat dilihat bahwa skala
kematangan emosi ini secara keseluruhan reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data
dalam penelitian

10 | P a g e

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted

Total Correlation

Alpha if Item
Deleted

KE01

105.40

51.836

.488

.800

KE02

105.02

51.461

.567

.797

KE03

105.35

53.874

.398

.805

KE04

105.60

55.733

.098

.814

KE05

105.40

55.938

.087

.814

KE06

105.10

54.913

.267

.809

KE07

105.27

54.307

.286

.808

KE08

105.30

52.985

.431

.803

KE09

105.37

54.804

.246

.809

KE10

105.95

54.100

.257

.809

KE11

105.55

57.536

-.107

.822

KE12

105.65

54.592

.201

.811

KE13

105.62

54.753

.262

.809

KE14

105.02

51.512

.744

.795

KE15

104.82

53.584

.373

.805

KE16

104.65

54.541

.207

.811

KE17

105.35

54.079

.368

.806

KE18

104.97

52.281

.462

.801

KE19

105.37

55.369

.301

.808

KE20

105.45

53.536

.363

.805

KE21

105.22

51.922

.513

.799

KE22

105.32

52.379

.586

.799

KE23

105.65

54.490

.195

.812

KE24

105.15

55.464

.083

.817

KE25

105.80

54.215

.244

.809

KE26

105.52

51.281

.483

.800

KE27

105.72

54.256

.271

.808

KE28

105.12

52.728

.493

.801

KE29

105.60

54.605

.209

.811

KE30

106.07

62.276

-.566

.838

KE31

105.22

55.204

.179

.811

KE32

105.27

53.589

.572

.802

11 | P a g e

KE33

105.20

53.497

.352

.806

KE34

105.12

49.907

.741

.790

KE35

105.07

54.276

.311

.807

KE36

105.77

54.999

.199

.811

Pada percobaan analisis pertama dengan menggunakan reliability scale (descriptive scale if
item deleted) menunjukkan hasil ada 18 item yang tidak lulus uji reliabilitas/drop, yaitu soal
no 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 23, 24, 25, 27, 29, 30, 31, 36. Sedangkan item yang lulus uji
reliabilitas yang mendapatkan Corrected Item-Total Correlation > 0,3 yaitu soal no 1, 2, 3, 8,
14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 26, 28, 32, 33, 34, 35
Lalu dianalisis untuk kedua kalinya menggunakan reliability scale (descriptive scale if item
deleted dan inter-item correlations) dari 18 item yang lulus, maka didapatkan 17 item yang
lulus uji kedua. Soal yang tidak lulus/drop pada uji kedua ini adalah item no 17.
Case Processing Summary
N
Cases

Valid

%
39

97.5

2.5

40

100.0

Excludeda
Total

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's

Standardized

Alpha

Items
.866

N of Items
.869

18

Hasil Cronbachs Alpha adalah 0,866 sesuai dengan rtabel untuk N=40 dengan taraf signifikan
5% yaitu 0,312 berari kesimpulannya alpa 0,866 > 0,312 maka dapat dilihat bahwa skala
kematangan emosi ini secara keseluruhan reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data
dalam penelitian

12 | P a g e

Inter-Item Correlation Matrix


KE01 KE02 KE03 KE08 KE14 KE15 KE17 KE18 KE19 KE20 KE21 KE22 KE26 KE28 KE32 KE33 KE34 KE35
KE01

1.000

.147

.245

.345

.350

.179

.326

.209

.364

.402

.384

.390

.045

.376

.318

.142

.447

.248

KE02

.147 1.000

.485

.500

.520

.022

.142

.222

.386

.220

.325

.352

.510

.190

.174

.177

.490

.144

KE03

.245

.485 1.000

.367

.293

.044

.109 -.034

.167

.194

.417

.313

.592

.172

.268 -.016

.318 -.135

KE08

.345

.500

.367 1.000

.366

.191 -.007

.057

.420

.252

.544

.253

.332

.268 -.035 -.190

.302 -.252

KE14

.350

.520

.293

.366 1.000

.317

.293

.453

.331

.283

.589

.558

.368

.440

.504

.406

.716

.288

KE15

.179

.022

.044

.191

.317 1.000 -.053

.382

.145

.134

.127

.267

.082

.214

.343

.324

.405

.306

KE17

.326

.142

.109 -.007

.293 -.053 1.000

.304 -.167 -.086

.245

.101

.229

.074

.268

.074

.148

.072

KE18

.209

.222 -.034

.057

.453

.382

KE19

.364

.386

.167

.420

.331

KE20

.402

.220

.194

.252

KE21

.384

.325

.417

KE22

.390

.352

KE26

.045

KE28

.127

.156

.235

.177

.022

.224

.471

.696

.450

.487

.145 -.167

.127 1.000

.280

.257

.318 -.109

.147

.000

.135

.254

.000

.283

.134 -.086

.156

.280 1.000

.104

.369

.216

.227

.154

.341

.409

.338

.544

.589

.127

.245

.235

.257

.104 1.000

.303

.387

.341

.261

.135

.425

.016

.313

.253

.558

.267

.101

.177

.318

.369

.303 1.000

.228

.609

.376

.313

.525

.335

.510

.592

.332

.368

.082

.229

.022 -.109

.216

.387

.228 1.000

.160

.331 -.056

.304 -.081

.376

.190

.172

.268

.440

.214

.074

.224

.147

.227

.341

.609

.160 1.000

.498

.338

.637

.366

KE32

.318

.174

.268 -.035

.504

.343

.268

.471

.000

.154

.261

.376

.331

.498 1.000

.490

.537

.367

KE33

.142

.177 -.016 -.190

.406

.324

.074

.696

.135

.341

.135

.313 -.056

.338

.490 1.000

.496

.660

KE34

.447

.490

.302

.716

.405

.148

.450

.254

.409

.425

.525

.304

.637

.537

.496 1.000

.551

KE35

.248

.144 -.135 -.252

.288

.306

.072

.487

.000

.338

.016

.335 -.081

.366

.367

.660

.318

.304 1.000

13 | P a g e

.551 1.000

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted

Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple


Item Deleted

Total Correlation

Correlation

Alpha if Item
Deleted

KE01

53.82

26.969

.500

.858

KE02

53.45

27.023

.529

.857

KE03

53.77

28.487

.413

.862

KE08

53.72

28.102

.396

.863

KE14

53.45

26.767

.766

.849

KE15

53.25

28.449

.352

.864

KE17

53.77

29.410

.229

.868

KE18

53.40

27.272

.478

.859

KE19

53.80

29.600

.324

.865

KE20

53.87

27.958

.420

.861

KE21

53.65

26.951

.541

.856

KE22

53.75

27.372

.608

.854

KE26

53.95

27.433

.371

.866

KE28

53.55

27.382

.555

.856

KE32

53.70

28.369

.574

.858

KE33

53.62

27.625

.457

.860

KE34

53.55

25.331

.804

.844

KE35

53.50

28.410

.391

.862

Terlihat hasil diatas bahwa item no 17 mendapatkan Corrected Item-Total Correlation < 0,3
maka item 17 merupakan item drop atau tidak lulus uji reliabel.
Hasil yang didapatkan adalah:
Uji Analisis Ke-

Item yang lulus

1, 2, 3, 8, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16,
22, 26, 28, 32, 33, 34, 35

Item yang drop

23, 24, 25, 27, 29, 30, 31, 36

1, 2, 3, 8, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 17


26, 28, 32, 33, 34, 35

14 | P a g e

Pada hasil akhirnya skala kematangan emosi yang dibuat hanya mendapatkan 17 item yang
reliabel. Diharapkan 17 item tersebut dapat mengukur kematangan emosi yang dijelaskan pada
indikator perilaku diatas. Maka inilah skala kematangan emosi yang final setelah melalui uji
reliabel

No.

Pernyataan

1.

Saya suka marah tanpa alasan.

2.

Saya memikirkan matang-matang sebelum

STS

TS

SS

mengambil keputusan.
3.

Ketika ada orang lain mengkritik saya merasa senang


karena mendapat masukan.

4.

Saya cenderung mencibir keadaan orang lain

5.

Saya cenderung berusaha mengerjakan semua


pekerjaan yang diberikan dengan baik dan benar.

6.

Saya yakin bersikap jujur membuat hidup menjadi


lebih baik.

7.

Saya percaya bahwa setiap orang memiliki


kepribadian yang berbeda-beda.

8.

Ketika dikritik seseorang saya cenderung bersikap


menghindar dan balik membalas kritikan.

9.

Saya akan marah jika terjadi sesuatu yang tidak


berjalan sesuai keinginan tanpa melihat situasi dan
kondisi

10.

Saya akan merasa tak acuh jika melihat kesulitan


yang terjadi pada teman atau orang lain

11.

Jika terjadi masalah, saya langsung mengambil


tindakan tanpa memikirkan konsekuensi setelahnya.

12

Saya tidak dapat mengontrol emosi dalam diri saya.

13.

Jika saya mengetahui penyebab saya merasa kesal,


saya akan lebih mudah mengatasinya.

14.

Saya selalu mencoba mempertahakan pendapat saya


saat saya mengetahui bahwa hal itu benar.

15 | P a g e

15.

Dampak dari sebuah keputusan menjadi hal yang


selalu saya pikirkan

16.

Saya tidak berpikir panjang saat membuat keputusan.

17.

Suatu masalah pasti akan menimbulkan dampak yang


harus dipikirkan.

D. Kesimpulan dan Saran


Dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan skala psikologis kematangan emosi ini sudah
mengikuti aturan yang ada atau prosedur yang ada, mulai dari pencarian teori, penentuan
definisi konseptual dan definisi operasional, pembuatan blueprint yang berisi indikator,
penataan item dan pembagian item favorable-unfavorable, cara men scaling item, cara
menghitung atau memberikan skor pada item agar dapat dioleh oleh software SPSS, dan cara
menguji hasil dengan menggunakan reliability scale corellation. Kekurangan skala ini mungkin
terdapat tidak adanya expert judgement dan pengulangan pengujian pada masyarakat. Hal ini
dapat mengurangi keabsahan suatu skala yang telah dibuat karena tidak dikoreksi oleh ahlinya
terlebih dahulu, dan pengujian kuisioner yang dilakukan hanya sekali juga mungkin menjadi
kelemahan skala kematangan emosi ini. Faktor-faktor lain seperti kurangnya waktu dalam
proses pembuatan skala juga dapat menjadi faktor yang membuat kurang maksimalnya proses
pembuatan skala. Skala kematangan emosi ini nampaknya juga sudah dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur, karena dari perhitungan SPSS menunjukkan Cronbachs Alpha yang
lumayan tinggi 0,866 jadi skala ini sudah cukup reliabel atau terpercaya.
Saran yang bisa saya berikan mungkin adanya perpanjangan waktu agar tidak terburu-buru
dalam pengumpulan data, pengetahuan mendalam mengenai dasar teori yang digunakan juga
harus dilakukan agar tidak terjadi kebingungan atau keraguan dalam pembuatan item.
Penggunaan item favorable dan unfavorable juga dapat disarankan untuk digunakan karena
dapat melihat konsistensi para responden atau pengisi kuisioner.

16 | P a g e

E. Daftar Pustaka
Artikel Jurnal Perbedaan Kematangaan emosi remaja ditinjau dari struktur
keluarga oleh Farokhin Nashukah dan Ira Darmawanti.
Artikel Jurnal Perilaku Prososial ditinjau dari Empati dan Kematangan emosi
oleh Gusti Yuli Asih dan Margaretha Maria Shinta Pratiwi.
Artikel Jurnal Penerimaan Diri pada Lanjut Usia Ditinjau dari Kematangan
emosi oleh Gusti Yuli Asih dan Margaretha Maria Shinta Pratiwi.
Achmad Juantika Nurihsan. 2011. DinamikaPerkembangan Anak dan Remaja:
Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Hurlock. Psikologi Perkembangan. 2002. Erlangga.
Chaplin. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syamsu Yusuf Ld. N. 2009. Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah.
Bandung: Rizqi Press.
Yustinus Semiun. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
https://komunitasparenting.wordpress.com/2014/04/29/macam-macam-pola-asuhorang-tua/
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1759/B5.%20Wiwin
-UMS%20%28fixed%29.pdf?sequence=1

17 | P a g e

LAMPIRAN

18 | P a g e

Lampiran 1
Hasil penilaian panel
Dalam penilaian panel ini, saya mencoba menguji skala yang saya buat pertama kepada
beberapa orang yang terdiri dari 2 orang Mahasiswa Psikologi UNJ angkatan 2012, 2
orang Mahasiswa Psikologi UNJ angkatan 2013, 1 orang alumni Psikologi UNJ
angkatan 2011 dan 1 orang alumni Psikologi UNJ angkatan 2008.
Dari beberapa orang tersebut mereka menyampaikan beberapa hal mengenai skala yang
saya berikan:
1. Penggunaan kertas yang 2 halaman dalam 1 lembar A4 merupakan teknik yang
baik agar pengisi kuesioner tidak menganggap bahwa kuesioner memiliki
jumlah item yang banyak
2. Kelemahan dari hal pertama diatas adalah tulisan menjadi kecil-kecil jadi harus
dibutuhkan konsentrasi lebih dalam membacanya.
3. Kurangnya contoh pengisian item, meskipun sudah ada petunjuk pengisian ada
baiknya ditambah contoh.
4. Ada beberapa redaksi yang sulit dimengerti yaitu pada no 11 yaitu Ketika orang
lain membuat janji pada saya, tidak mau tahu alasan kenapa tidak bisa menepatinya.

no 30 Kecepatan dalam mengambil keputusan adalah penting untuk saya. dan


no 33 Dampak dari sebuah keputusan menjadi hal yang selalu saya pikirkan.
5. Mereka mengatakan bahwa memang butir-butir item sudah masuk akal atau
mereka kira akan dapat mengukur kematangan emosi seseorang

19 | P a g e

Lampiran 2
Refleksi Diri
Menurut saya, mata kuliah Penyusunan Skala Psikologi banyak memberikan
pengalaman. Apalagi dengan terjun langsung membuat skala dan mencoba
menggunakan SPSS untuk pertama kalinya. Alhamdulillah saya dapat melalui semua
proses pembuatan skala ini dengan baik. Mulai dari pencarian pengertian atau definisi
variabel yang harus diambil dari sumber terpercaya seperti jurnal, buku, dsb, penetapan
variabel dan memberikan definisi konseptual dan definisi operasional, membuat blue
print, mengetahui cara dalam pemberian skor tiap itemnya yang berbeda untuk
favorable dan unfavorable, terjun langsung dengan memberikan skala kepada beberapa
orang untuk diuji terlebih dahulu, kemudian penyebaran kuesioner sampai pada
menghitung hasil yang didapat dan pengujian reliabilitas skala yang sudah saya buat.
Mungkin materi yang belum saya kuasai benar yaitu penggunaan SPSS yang hanya
sebatas penghitungan reliabitas item, saya ingin mencoba lebih dalam atau lebih banyak
belajar mengenai SPSS agar dapat menghitung korelasi, pengaruh, dampak, dsb.
Mungkin hal ini akan didapatkan di mata kuliah selanjutnya, tetapi penggunaan SPSS
pada mata kuliah PSP kali ini sudah menjadi pintu masuk atau permulaan yang baik
agar saya tidak terlalu bingung untuk kedepannya. Yang kurang menyenangkan dalam
perkuliahan PSP mungkin seperti yang ibu Lussy bilang sebelumnya, saat kita
melewatkan satu bagian akan menjadi susah untuk materi selanjutnya. Maksudnya saat
kita mengalami kesusahan dalam pemahaman suatu materi dan kita tidak segera untuk
mengejar ketertinggalan tersebut, kemungkinan besar kita tidak akan mengerti materi
selanjutnya. Tetapi hal yang tidak menyenangkan tersebut hilang saat praktik
penggunaan SPSS, saya sangat menikmati dan sangat senang mendapatkan pelajaran
baru tersebut. Dari awal saya masuk psikologi, saya sangat penasaran dengan software
SPSS yang sering dosen-dosen bilang untuk penghitungan atau analisis data psikologi.
Pada akhirnya, saya dapat menggunakannya walaupun tidak banyak fitur yang dapat
dipakai tetapi hal tersebut sedikit membuat rasa penasaran saya hilang dan berubah
menjadi ketertarikan yang lebih dalam kepada cara analisis yang dapat dilakukan oleh
SPSS ini.

20 | P a g e

Lampiran 3
Evaluasi Dosen
Saya akan mencoba memberikan kritik dan saran yang dapat saya sampaikan kepada Ibu.
Untuk bahan evaluasi Bu Lussy pemberian materi di awal-awal perkuliahan seperti materimateri awal mungkin dapat dibuat lebih menarik lagi. Seperti adanya games atau diskusi grup
yang dapat mengajak mahasiswa memberikan antusiasme lebih atau meningkatkan keterlibatan
mahasiswa dalam tiap materinya. Mungkin memberikan tugas membaca sebelumnya lalu
didiskusikan pada hari perkuliahan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa, jadi
mahasiswa tidak hanya mendengarkan materi dari Ibu karena ada beberapa mahasiswa
termasuk saya yang agak bosan dengan metode ceramah meskipun saya mengerti bahwa materi
tersebut harus diberikan dengan metode ceramah tetapi mungkin dapat diselipkan beberapa
games atau hal yang dapat meningkatkan keterlibatan mahasiswa. Tetapi penutupan
perkuliahan dengan adanya turun langsung dan praktek pembuatan skala sangat membuat saya
senang dan menebus perkuliahan sebelumnya. Saya termasuk yang antusias dalam hal ini, dan
seperti yang saya utarakan diatas bahwa saya antusias saat diharuskan menggunakan software
SPSS. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan untuk bahan evaluasi Ibu, maaf jika ada
salah kata atau perbuatan saya selama ini di perkuliahan Ibu, terima kasih atas segala
pengetahuan dan ilmu yang telah Ibu berikan.

21 | P a g e

Lampiran 4

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT


Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Amanda Tiara Sari

NIM

: 1125130020

Angkatan

: 2013

Menyatakan bahwa tugas yang saya buat adalah hasil karya sendiri, BUKAN
PLAGIAT dari sumber manapun. Bila ternyata tugas saya tersebut dinyatakan sama
dengan pihak lain ataupun terbukti hasil plagiat dari sumber manapun, maka saya
bersedia mendapatkan sanksi, nilai atas tugas tersebut dibatalkan SEKALIGUS
DINYATAKAN TIDAK LULUS DALAM MATA KULIAH INI.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 21 Desember 2015

Amanda Tiara Sari


NIM. 1125130020

22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai