Anda di halaman 1dari 20

BAHASA INDONESIA KELAS II SEKOLAH DASAR

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Kelas Rendah

oleh

SITI NURAINI

1831621001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2019
Bahasa Indonesia Kelas II Sekolah Dasar

Karakteristik Anak Sekolah Dasar menurut (Erick Burhaein : 2017) :


1. Anak usia SD senang Bermain
2. Anak usia SD senang bergerak
3. Anak usia SD senang beraktifitas kelompok
4. Anak usia SD senang praktik langsung

Otak mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi aspek- aspek perkembangan
individu lainnya, baik berupa keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral maupun
kepribadian. Begitu pun sebaliknya, pentingnya gizi bagi pertumbuhan otak, dari beberapa hasil
penelitian pada hewan membuktikan bahwa gizi yang buruk (malnutrisi) yang diderita induk hewan
mengakibatkan sel otak janin lebih sedikit dari pada janin yang induknya normal.

Ciri-ciri Fisik dan Motorik Anak Kelas II SD (8-9 tahun)

Perkembangan fisik adalah perkembangan yang berkaitan dengan tinggi dan berat, serta
bentuk tubuh, juga perkembangan otak. Perkembangan motorik, berkaitan dengan
keterampilan gerak. (Tri Murti : 2018)

Ciri-ciri Perkembangan Fisik Anak

 Tinggi
Kenaikan tinggi per tahun adalah 2 sampai 3 inci. Rata-rata anak perempuan 11 tahun
mempunyai tinggi badan 58 inci dan laki-laki 57,5 inci.
 Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3 sampai 5
pon per tahun.
 Perbandingan Tubuh
Meskipun kepala masih terlampau besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya,
beberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang dengan bertambah
besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin berisi, hidung
menjadi lebih besar dan lebih berbentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing,
leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengandan tungkai
memanjang (meski pun kelihatanyya kurus dan tidak berbentuk, karena otot-otot belum
berkembang), dan tangan, kaki dengan tumbuh membesar.
 Kesederhanaan
Kurang perhatian terhadap penampilan dan kecendrungan untuk berpakaian seperti
teman-teman tanpa memperdulikan pantas tidaknya, juga menambah kesederhanaan.
 Perbandingan Otot Lemak
Jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot. Anak yang berbentuk
endomorfik jaringan lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan otot. Sedangkan
pada tubuh mesomorfik, keadaannya terbalik. Pada bentuk tubuh ektomorfik tidak
terdapat jaringan yang melebihi jaringan lainnya. Sehingga cenderung tampak kurus.
 Gigi
Gigi susu mulai tanggal dan digantukan dengan gigi permanen. (Tri Murti : 2018)

Keterampilan motorik untuk anak sekolah dasar, seiring dengan pertumbuhan fisiknya
mereka sudah mampu mengendalikan dirinya untuk melakukan keterampilan-keterampilan
motorik yang lebih terkoordinir. Mereka sudah mampu melakukan keterampilan motorik kasar
seperti melempar bola, menagkap bola, berlari, berdiri di atas satu kaki, melompat,
mengendarai sepeda dan berenang. Mereka juga sudah mampu melakukan motorik halus,
seperti menulis, menggambar dan menyulam atau menjahit. (Tri Murti : 2018)
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan fisik anak. Fisik anak yang sehat akan berpengaruh juga pada motorik sakitan
akan mengalami gangguan dan keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, selanjutnya
mempengaruhi motorik dan perseptualnya.

Perkembangan Kognitif Usia 8-9 Tahun


Fase Operasional konkret merupakan fase ketiga dalam perkembangan kognitif anak.
Pada fase ini terjadi proses perkembangan penting dalam diri anak terhadap aspek-aspek,
seperti yang dijelaskan berikut ini :

 Seriasi (seriation), yaitu kemampuan untuk menentukan urutan objek menurut


ukurannya, bentuknya atau karakteristik yang lain.
 Transitivity, yaitu kemampuan untuk memahami hubungan-hubungan logis di antara
elemen-elemen yang tersusun secarur teratur.
 Klasifikasi, yaitu kemampuan untuk menentukan satu set objek berdasarkan
karakteristik yang dimilikinya.
 Decentering terjadi apabila anak mampu memberikan perhatian pada aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam memecahkan suatu masalah.
 Reversibility adalah kemampuan anak dalam melakukan kegiatan yang dimulai dari
belakang atau tahap terakhir.
 Penghilangan sikap egosentris, yaitu kemampuan untuk menerima sudut pandang orang
lain, walaupun pandangan tersebut menurutnya salah.
 Kemampuan dalam memecahkan masalah secara konkret atau dalam bentuk kegiatan
yang nyata. (Martini Jamaris : 2012)

Sedangkan dalam Mulyani Sumantri Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini.
Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini
permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan yang konkret. Pada tahap ini anak akan
menemui kesulitan bila diberi tugas sekolah yang menuntutnya untuk mencari sesuatu yang
tersembunyi. Misalnya, anak sering kali menjadi frustrasi bila disuruh mencari arti tersembunyi
dari suatu kata dalam tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedia jawabannya.

Perkembangan Emosional
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri manusia baik senang atau sedih, maupun
baik atau buruk. Menurut E. Mulyasa (2012) dalam Ginawati (2017) emosi adalah suatu
keadaan atau perasaan yang bergejolak dalam diri seseorang yang disadari dan diungkapkan
melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari
dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu.

Perkembangan sosial
Perkembangan sosial diartikan sebagai kemampuan anak dalam berinteraksi dengan
teman sebaya, orang dewasa, dan masyarakat luas agar dapat meyesuaikan diri dengan baik
sesuai dengan harapan bangsa dan negara (Mayar, 2013: 459). Perkembangan sosial ini
mengikuti suatu pola perilaku sosial. Dimana pola ini berlaku pada semua anak yang berada
dalam satu kelompok budaya. Perkembangan ini dimulai sejak bayi mampu berinteraksi
dengan keluarganya.
Perkembangan Psikososial menurut Erik Erikson pada anak usia (usia 6-12 tahun)
adalah Kerja Keras vs Rasa Inferior. Pada tahap ini anak mulai mampu berkerja keras untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Jika pada tahap ini anak tidak berhasil, maka
kedepannya anak akan menjadi pribadi yang rendah diri (minder) dan tidak mampu menjadi
pemimpin

Perkembangan Psikologi
Menurut Berk, 2009, Santrock, 2009, Papalia dkk., 2009 dalam Rini Hildayani:
Periode usia sekolah: berlangsung sekitar usia 6 hingga 11 tahun. Pada periode ini anak-anak
belajar tentang lingkungan yang lebih luas dan menguasai tanggung jawab baru yang
menyerupai tanggung jawab orang dewasa. Keutamaan dari periode ini adalah meningkatnya
kemampuan atletik, partisipasi dalam permainan yang memiliki aturan, proses berpikir yang
lebih logis, penguasaan keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung serta kemajuan
dalam pemahaman diri, moralitas, dan hubungan persahabatan.

Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasa seseorang pada dasarnya tidak diperoleh secara serentak sempurna,
melainkan berkembang secara bertahap sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Menurut
Chomsky (2000:45) menggambarkan perkembangan bahasa anak itu melalalui tahap-tahap
yang akhirnya sampai pada tahap sempurna. Keadaan awal bahasa anak pada umumnya berisi
penyederhanaan tuturan orang dewasa, yang dapat berupa penyingkatan maupun penyesuaian
fonologis sesuai dengan perkembangan kemampuan artikulatorisnya.

Perkembanagan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengn aturan dan konvensi
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.
Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini
disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia dapat
mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar dan salah. (Murni : 2017)

Teori kohelberg tentang perkembangan moral


Menurut Kohlberg anak-anak memang berkembang melalui interaksi sosial, namun
interaksi ini memiliki corak khusus, dimana faktor pribadi yaitu aktivitas-aktivitas anak ikut
berperan. Hal penting lain dari toeri kohlberg adalah orientasinya yang mengungkapkan moral
yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti
perbuatan nyata. Semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang, maka akan semakin
terlibat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab dari perbuatan-perbuatannya
SASTRA

Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 1 : Hidup Rukun di Rumah
Pembelajaran Ke : 2

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
3.1 Merinci ungkapan, ajakan, perintah, penolakan yang terdapat dalam teks cerita atau lagu yang menggambarkan sikap hidup rukun
4.1 Menirukan ungkapan, ajakan, perintah, penolakan dalam cerita atau lagu anak-anak dengan bahasa yang santun
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
 Menentukan bagian yang termasuk ungkapan dan artinya dengan tepat.
 Menceritakan pengalaman penerapan sila kedua pada Pancasila dengan benar.
Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 2 : Hidup Rukun di Tempat Bermain
Pembelajaran Ke : 3

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
 Membuat teks percakapan yang mengandung kalimat ajakan yang berkaitan dengan sikap hidup rukun.
 Memperagakan kalimat ajakan yang terdapat pada teks percakapan yang berkaitan dengan sikap hidup rukun secara lisan dengan bahasa yang
santun.

Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 3 : Hidup Rukun di Sekolah
Pembelajaran Ke : 3
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
 Mengelompokkan contoh sikap hidup rukun dalam kemajemukkan teman.
 Menceritakan peran permintaan maaf terhadap sikap rukun dalam kemajemukkan teman.

Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 4 : Hidup Rukun di Masyarakat
Pembelajaran Ke : 3

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
 Menemukan percakapan yang berisi penolakan yang berkaitan dengan sikap hidup rukun dengan benar.
 Melatih kalimat penolakan pada teks percakapan yang berkaitan dengan sikap hidup rukun secara lisan dengan bahasa yang santun.
BAHASA

Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 1 : Hidup Rukun di Rumah
Pembelajaran Ke : 5

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

Bahasa Indonesia
3.1 Merinci ungkapan, ajakan, perintah, penolakan yang terdapat dalam teks cerita atau lagu yang menggambarkan sikap hidup rukun
4.1 Menirukan ungkapan, ajakan, perintah, penolakan dalam cerita atau lagu anak-anak dengan bahasa yang santun

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
 Menyebutkan makna ungkapan tersebut dalam kalimat yang santun.
 Menuliskan makna ungkapan tersebut dalam kalimat yang santun
Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 2 : Hidup Rukun di Tempat Bermain
Pembelajaran Ke : 4

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
 Menemukan kalimat ajakan yang terdapat dalam teks lagu yang berkaitan dengan sikap hidup rukun dengan benar.
 Menuliskan kalimat ajakan yang terdapat pada teks lagu yang berkaitan dengan sikap hidup rukun dengan benar.

Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 4 : Hidup Rukun di Tempat Bermain
Pembelajaran Ke : 4

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
 Menemukan kalimat penolakan yang terdapat dalam teks yang berkaitan dengan sikap hidup rukun dengan benar.
 Menuliskan kalimat penolakan yang berkaitan dengan sikap hidup rukun secara lisan dengan bahasa yang santun.
Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah
Pembelajaran Ke :1

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia
3.2 Menguraikan kosakata dan konsep tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujudnya dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui
teks tulis, lisan, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan.
4.2 Melaporkan penggunaan kosakata bahasa Indonesia yang tepat atau bahasa daerah hasil pengamatan tentang keragaman benda berdasarkan bentuk
dan wujudnya dalam bentuk teks tulis, lisan, dan visual

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
 Menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan dengan tepat.
 Membaca kembali teks pendek yang berkaitan dengan keragaman benda dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah
Pembelajaran Ke :2

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
 Menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan dengan benar.
 Mencatat isi teks pendek yang berkaitan dengan keragaman benda di sekitar dengan benar.
Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 2 : Bermain di Rumah Teman
Pembelajaran Ke :2

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
• Menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan dengan benar.
• Membaca kembali teks pendek yang berkaitan dengan keragaman benda dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 3 : Bermain di Lingkungan Sekolah
Pembelajaran Ke :1

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
• Membaca kembali teks pendek yang berkaitan dengan keragaman benda dengan lafal dan intonasi yang tepat dengan percaya diri.
• Menyebutkan isi teks “Bermain di Halaman Sekolah” berkaitan dengan keragaman benda di sekitar dalam bahasa lisan dengan benar.
• Mencatat isi teks pendek yang berkaitan dengan keragaman benda di sekitar dalam bahasa tulis dengan benar.

Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 3 : Bermain di Lingkungan Sekolah
Pembelajaran Ke :3
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
• Menemukan kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuknya dalam teks pendek yang dibacakan dengan cermat.
• Menjelaskan makna kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuknya dalam teks pendek yang dibacakan dengan percaya
diri.
• Menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman benda di lingkungan sekitar dengan ejaan yang tepat dengan benar.

Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 4 : Bermain di Tempat Wisata
Pembelajaran Ke :1

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
• Menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan dengan percaya diri.
• Membaca kembali teks pendek yang berkaitan dengan keragaman benda memperhatikan penggunaan lafal dan intonasi yang tepat dengan percaya
diri.

Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 4 : Bermain di Tempat Wisata
Pembelajaran Ke :3

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
• Menemukan kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuknya dengan cermat.
• Menjelaskan makna kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuknya dengan cermat.
• Menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman benda di lingkungan sekitar menggunakan ejaan (EYD) dengan tepat.

Kelas / Semester : II / 1
Tema 3 : Tugasku Sehari-hari
Sub Tema 1 : Tugasku Sehari-hari di Rumah
Pembelajaran Ke :1

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia
3.3 Menentukan kosakata dan konsep tentang lingkungan geografis, kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya di lingkungan sekitar dalam bahasa Indonesia
atau bahasa daerah melalui teks tulis, lisan, visual dan/atau eksplorasi lingkungan.
4.3 Melaporkan penggunaankosakata bahasa Indonesiayang tepat atau bahasadaerah hasil pengamatantentang lingkungan geografis,kehidupan ekonomi,
sosial danbudaya di lingkungan sekitardalam bentuk teks tulis, lisan,dan visual.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
 Menyebutkan isi teks berkaitan dengan lingkungan geografis di rumah dengan percaya diri.
 Memahami isi teks bacaan tentang lingkungan geografis di rumah dengan jujur.
 Membaca teks tentang lingkungan geografis di rumah dengan percaya diri.

Kelas / Semester : II / 1
Tema 3 : Tugasku Sehari-hari
Sub Tema 1 : Tugasku Sehari-hari di Rumah
Pembelajaran Ke :4

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
 Mengidentifikasi dokumenmilik keluarga.
 Menulis teks buku harian tentang dokumen milik keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Burhaein, Erick. 2017. Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa
SD. Indonesian Journal of Primary Education, Vol 1 No 1 (2017) 51-58.
Ginawati, Dewi. 2017. Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
melalui Metode Bermain Peran (Role Playing). STKIP Siliwangi Bandung.
Hildayani, Rini. Modul 1 Perkembangan Manusia.
Jamaris, Martini. 2012. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Mayar, Farida. 2013. Perkembangan Sosial Anak Usia Dini sebagai Bibit untuk Masa Depan
Bangsa. Jurnal Al-Ta’lim. Vol. 1 (6), hlm 459-464.
Murni. 2017. Perkembangan Fisik, Kognitif, Dan Psikososial Pada Masa Kanak-Kanak Awal
2-6 Tahun. Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2017.
Murti, Tri. 2018. Perkembangan Fisik Motorik Dan Perseptual Serta Implikasinya Pada
Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jurnal WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori
dan Praktik Pendidikan) Tahun 26, Nomor 1.
Sumantri, Mulyani. Modul 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.
Buku Siswa Tema : Hidup Rukun Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
Buku Siswa Tema : Bermain di Lingkunganku Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
Buku Siswa Tema : Tugasku Sehari-Hari Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)
Buku Siswa Tema : Aku dan Sekolahku Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu 2013
Rev.2017Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
Buku Siswa Tema : Kebersamaan Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu 2013 Rev.2017Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).

Anda mungkin juga menyukai