Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Kelas Rendah
oleh
SITI NURAINI
1831621001
2019
Bahasa Indonesia Kelas II Sekolah Dasar
Otak mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi aspek- aspek perkembangan
individu lainnya, baik berupa keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral maupun
kepribadian. Begitu pun sebaliknya, pentingnya gizi bagi pertumbuhan otak, dari beberapa hasil
penelitian pada hewan membuktikan bahwa gizi yang buruk (malnutrisi) yang diderita induk hewan
mengakibatkan sel otak janin lebih sedikit dari pada janin yang induknya normal.
Perkembangan fisik adalah perkembangan yang berkaitan dengan tinggi dan berat, serta
bentuk tubuh, juga perkembangan otak. Perkembangan motorik, berkaitan dengan
keterampilan gerak. (Tri Murti : 2018)
Tinggi
Kenaikan tinggi per tahun adalah 2 sampai 3 inci. Rata-rata anak perempuan 11 tahun
mempunyai tinggi badan 58 inci dan laki-laki 57,5 inci.
Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3 sampai 5
pon per tahun.
Perbandingan Tubuh
Meskipun kepala masih terlampau besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya,
beberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang dengan bertambah
besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin berisi, hidung
menjadi lebih besar dan lebih berbentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing,
leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengandan tungkai
memanjang (meski pun kelihatanyya kurus dan tidak berbentuk, karena otot-otot belum
berkembang), dan tangan, kaki dengan tumbuh membesar.
Kesederhanaan
Kurang perhatian terhadap penampilan dan kecendrungan untuk berpakaian seperti
teman-teman tanpa memperdulikan pantas tidaknya, juga menambah kesederhanaan.
Perbandingan Otot Lemak
Jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot. Anak yang berbentuk
endomorfik jaringan lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan otot. Sedangkan
pada tubuh mesomorfik, keadaannya terbalik. Pada bentuk tubuh ektomorfik tidak
terdapat jaringan yang melebihi jaringan lainnya. Sehingga cenderung tampak kurus.
Gigi
Gigi susu mulai tanggal dan digantukan dengan gigi permanen. (Tri Murti : 2018)
Keterampilan motorik untuk anak sekolah dasar, seiring dengan pertumbuhan fisiknya
mereka sudah mampu mengendalikan dirinya untuk melakukan keterampilan-keterampilan
motorik yang lebih terkoordinir. Mereka sudah mampu melakukan keterampilan motorik kasar
seperti melempar bola, menagkap bola, berlari, berdiri di atas satu kaki, melompat,
mengendarai sepeda dan berenang. Mereka juga sudah mampu melakukan motorik halus,
seperti menulis, menggambar dan menyulam atau menjahit. (Tri Murti : 2018)
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan fisik anak. Fisik anak yang sehat akan berpengaruh juga pada motorik sakitan
akan mengalami gangguan dan keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, selanjutnya
mempengaruhi motorik dan perseptualnya.
Sedangkan dalam Mulyani Sumantri Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini.
Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini
permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan yang konkret. Pada tahap ini anak akan
menemui kesulitan bila diberi tugas sekolah yang menuntutnya untuk mencari sesuatu yang
tersembunyi. Misalnya, anak sering kali menjadi frustrasi bila disuruh mencari arti tersembunyi
dari suatu kata dalam tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedia jawabannya.
Perkembangan Emosional
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri manusia baik senang atau sedih, maupun
baik atau buruk. Menurut E. Mulyasa (2012) dalam Ginawati (2017) emosi adalah suatu
keadaan atau perasaan yang bergejolak dalam diri seseorang yang disadari dan diungkapkan
melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari
dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu.
Perkembangan sosial
Perkembangan sosial diartikan sebagai kemampuan anak dalam berinteraksi dengan
teman sebaya, orang dewasa, dan masyarakat luas agar dapat meyesuaikan diri dengan baik
sesuai dengan harapan bangsa dan negara (Mayar, 2013: 459). Perkembangan sosial ini
mengikuti suatu pola perilaku sosial. Dimana pola ini berlaku pada semua anak yang berada
dalam satu kelompok budaya. Perkembangan ini dimulai sejak bayi mampu berinteraksi
dengan keluarganya.
Perkembangan Psikososial menurut Erik Erikson pada anak usia (usia 6-12 tahun)
adalah Kerja Keras vs Rasa Inferior. Pada tahap ini anak mulai mampu berkerja keras untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Jika pada tahap ini anak tidak berhasil, maka
kedepannya anak akan menjadi pribadi yang rendah diri (minder) dan tidak mampu menjadi
pemimpin
Perkembangan Psikologi
Menurut Berk, 2009, Santrock, 2009, Papalia dkk., 2009 dalam Rini Hildayani:
Periode usia sekolah: berlangsung sekitar usia 6 hingga 11 tahun. Pada periode ini anak-anak
belajar tentang lingkungan yang lebih luas dan menguasai tanggung jawab baru yang
menyerupai tanggung jawab orang dewasa. Keutamaan dari periode ini adalah meningkatnya
kemampuan atletik, partisipasi dalam permainan yang memiliki aturan, proses berpikir yang
lebih logis, penguasaan keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung serta kemajuan
dalam pemahaman diri, moralitas, dan hubungan persahabatan.
Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasa seseorang pada dasarnya tidak diperoleh secara serentak sempurna,
melainkan berkembang secara bertahap sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Menurut
Chomsky (2000:45) menggambarkan perkembangan bahasa anak itu melalalui tahap-tahap
yang akhirnya sampai pada tahap sempurna. Keadaan awal bahasa anak pada umumnya berisi
penyederhanaan tuturan orang dewasa, yang dapat berupa penyingkatan maupun penyesuaian
fonologis sesuai dengan perkembangan kemampuan artikulatorisnya.
Perkembanagan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengn aturan dan konvensi
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.
Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini
disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia dapat
mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar dan salah. (Murni : 2017)
Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 1 : Hidup Rukun di Rumah
Pembelajaran Ke : 2
Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 3 : Hidup Rukun di Sekolah
Pembelajaran Ke : 3
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
Mengelompokkan contoh sikap hidup rukun dalam kemajemukkan teman.
Menceritakan peran permintaan maaf terhadap sikap rukun dalam kemajemukkan teman.
Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 4 : Hidup Rukun di Masyarakat
Pembelajaran Ke : 3
Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 1 : Hidup Rukun di Rumah
Pembelajaran Ke : 5
Bahasa Indonesia
3.1 Merinci ungkapan, ajakan, perintah, penolakan yang terdapat dalam teks cerita atau lagu yang menggambarkan sikap hidup rukun
4.1 Menirukan ungkapan, ajakan, perintah, penolakan dalam cerita atau lagu anak-anak dengan bahasa yang santun
Kelas / Semester : II / 1
Tema 1 : Hidup Rukun
Sub Tema 4 : Hidup Rukun di Tempat Bermain
Pembelajaran Ke : 4
Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah
Pembelajaran Ke :2
Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 3 : Bermain di Lingkungan Sekolah
Pembelajaran Ke :1
Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 3 : Bermain di Lingkungan Sekolah
Pembelajaran Ke :3
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
• Menemukan kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuknya dalam teks pendek yang dibacakan dengan cermat.
• Menjelaskan makna kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuknya dalam teks pendek yang dibacakan dengan percaya
diri.
• Menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman benda di lingkungan sekitar dengan ejaan yang tepat dengan benar.
Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 4 : Bermain di Tempat Wisata
Pembelajaran Ke :1
Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 4 : Bermain di Tempat Wisata
Pembelajaran Ke :3
Kelas / Semester : II / 1
Tema 3 : Tugasku Sehari-hari
Sub Tema 1 : Tugasku Sehari-hari di Rumah
Pembelajaran Ke :1
Kelas / Semester : II / 1
Tema 3 : Tugasku Sehari-hari
Sub Tema 1 : Tugasku Sehari-hari di Rumah
Pembelajaran Ke :4
Burhaein, Erick. 2017. Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa
SD. Indonesian Journal of Primary Education, Vol 1 No 1 (2017) 51-58.
Ginawati, Dewi. 2017. Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
melalui Metode Bermain Peran (Role Playing). STKIP Siliwangi Bandung.
Hildayani, Rini. Modul 1 Perkembangan Manusia.
Jamaris, Martini. 2012. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Mayar, Farida. 2013. Perkembangan Sosial Anak Usia Dini sebagai Bibit untuk Masa Depan
Bangsa. Jurnal Al-Ta’lim. Vol. 1 (6), hlm 459-464.
Murni. 2017. Perkembangan Fisik, Kognitif, Dan Psikososial Pada Masa Kanak-Kanak Awal
2-6 Tahun. Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2017.
Murti, Tri. 2018. Perkembangan Fisik Motorik Dan Perseptual Serta Implikasinya Pada
Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jurnal WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori
dan Praktik Pendidikan) Tahun 26, Nomor 1.
Sumantri, Mulyani. Modul 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.
Buku Siswa Tema : Hidup Rukun Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
Buku Siswa Tema : Bermain di Lingkunganku Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
Buku Siswa Tema : Tugasku Sehari-Hari Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)
Buku Siswa Tema : Aku dan Sekolahku Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu 2013
Rev.2017Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
Buku Siswa Tema : Kebersamaan Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu 2013 Rev.2017Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).