Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PEROLEHAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA DINI

Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Metode Pengembangan Matematika Anak Usia Dini :

Dosen Pengampu : Iman M.Pd


Disusun Oleh :
Nama : NIM :
Yuni Dwi Fitriyani :

Iyan Maryanti : 23242057102

PROGRAM STUDI PG PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga
kelompok saya dapat
menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul
Pancasila sebagai Sistem Etika
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu untuk
memenuhi tugas dari dosen
pengampu mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Selain
2
itu, makalah ini juga bertujuan
untuk
menambah wawasan tentang
Pancasila sebagai Sistem Etika
Saya ucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Ahmad
Samawi, MHum selaku dosen
pengampu mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang telah
memberikan tugas ini sehingga
dapat
menambah pengetahuan pada
bidang Pendidikan Pancasila.
Saya ucapkan terima kasih juga

3
kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga
kita dapat
menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa
makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, kami meminta
kritik dan saran diharapkan
demi kesempurnaan makalah
ini.
Dan kami berharap semoga para
pembaca dapat menambah
pengetahuan dari maklah yang
4
kami buat.
Malang, 13 November 2021
Penyusun

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kelompok saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Perolehan Matematika pada Anak Usia Dini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah Metode Pengembangan
Matematika Anak Usia Dini. Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Iman M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Metode Pengembangan Matematika Anak Usia Dini yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan pada bidang Pendidikan
Kewarganegaraan. Saya ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas ini. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Maka dari itu,
kami meminta kritik dan saran diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.Dan kami berharap
semoga para pembaca dapat menambah pengetahuan dari makalah yang kami buat.

Kuningan, Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 3

1.3 Tujuan........................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................

A. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini………………………………………………... . . 5

B. Tujuan Pengenalan dan Aktivitas Belajar Matematika Pada Anak Usia

Dini…………………………………………........................................................................... 5

C. Prinsip-prinsip Permainan Matematika Anak Usia

Dini…………………………………………………………................................................... 6

D. Landasan Pengenalan Matematika Anak Usia Dini………………..................................... 7

E. Manfaat Game dan Pengenalan Kemampuan Berhitung Anak Usia Dini…………………. 8

F. Standar Matematika Untuk Anak Usia Dini......................................................................... 10

G. Game (Permainan) dan Metode Berhitung di Jalur Matematika......................................... 12

H. Pengaruh Permainan Dan Perkembangan Kreativitas Matematika Terhadap Kehidupan

Anak…………………………………………………….......................................................... 15

I. Peran Guru dalam Mengembangkan Kegiatan Belajar Matematika..................................... 18

J. Ciri-Ciri yang menandai bahwa Anak Sudah Menyenangi Permainan Berhitung................ 19

BAB III PENUTUP.................................................................................................................

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk

mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis yang

meliputi perkembangan intelektual, bahasa, motorik dan sosial emosional. Pendidikan anak usia

dini diselenggarakan dengan bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan

anak secara menyeluruh, karena usia dini merupakan fase yang fundamental dalam

mempengaruhi perkembangan anak.

Tugas utama Taman Kanak-kanak sebagai lembaga pendidikan prasekolah adalah

mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap dan perilaku

keterampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang

sesungguhnya di Sekolah Dasar. Pandangan ini mengisyaratkan bahwa Taman Kanak-kanak

merupakan lembaga pendidikan pra akademik. Taman Kanakkanak tidak mengemban tanggung

jawab utama dalam membina kemampuan akademik. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki

oleh anak usia dini adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang

optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang

dikembangkan di Taman Kanak-kanak meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan

kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan berpikir anak.

Pada umumnya kemampuan kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep

sains dan matematika sederhana. Matematika anak usia dini yaitu pembelajaran matematika yang

terpadu yang merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan

1
berpikir, mendorong anak untuk mengembangkan berbagai potensi intelektual anak.1 Kegiatan

pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini pada dasarnya bertujuan untuk

menstimulasi kemampuan berpikir anak agar memiliki kesiapan untuk belajar matematika pada

tahap selanjutnya. Sriningsih dalam bukunya Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak

Usia Dini berpendapat bahwa: Kegiatan pembelajaran matematika pada anak usia dini

diorganisasikan secara terpadu melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan

konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman nyata.

Guru dapat menggunakan media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan

anak bekerja dan belajar secara individual, kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media pada

kegiatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini, khususnya dalam pengenalan konsep

bilangan bertujuan mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan dan operasi bilangan

dengan benda-benda konkrit sebagai pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan

kemampuan matematika pada tahap selanjutnya. Guru secara bertahap memberikan pengalaman

belajar yang dapat menggantikan benda-benda konkrit dengan alat-alat yang dapat mengantarkan

anak pada kemampuan membilang secara mental.

Manfaat penggunaan media yang sesuai untuk anak usia dini dalam pengenalan

matematika memiliki peranan yang besar, khususnya mengenai pengenalan konsep bilangan.

Manfaat penggunaan media dalam pengenalan matematika untuk anak usia dini yaitu dapat

membantu anak dalam memahami berbagai konsep matematika yang bersifat abstrak dalam

matematika yang dapat disajikan dalam bentuk konkrit. Sehingga mudah dipahami dan

dimengerti oleh anakanak sesuai dengan karakteristik dan tahapan berpikirnya. Motivasi yang

ditunjukkan dengan rasa senang, terangsang dan tertarik sehingga mendorong anak berpikir

positif terhadap pembelajaran matematika khususnya kemampuan mengenal konsep bilangan.

2
Terdapat berbagai media yang dapat digunakan alam pembelajaran matematika diantaranya:

Pertama media nyata yang dapat dimanipulasi seperti balok, tangram, dan lego. Kedua, media

simbol seperti kartu angka, dadu, garis angka dan media visual lainnya. Ketiga, media yang bisa

merepresentasikan secara abstrak seperti kalkulator, komputer dan lain sebagainya.3 Menurut

Zaman dan Eliyawati bahwa: Salah satu media yang dapat digunakan dalam meningkatkan

kemampuan mengenal konsep bilangan dapat melalui media kartu angka yang merupakan media

yanag dapat membantu anak dalam belajar matematika.

Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam

pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang

dicapainya.4 Media kartu angka adalah penggunaan suatu bentuk media pembelajaran yang

berbasis permainan terdiri atas kartu-kartu untuk menyampaikan materi melalui pertanyaan-

pertanyaan yang terlah terkonsep.5 Media permainan kartu angka ini digunakan sebagai media

penyampai pesan pada waktu pembelajaran matematika. Kartu angka sebagai media

pembelajaran dengan unsur permainan dapat memberikan rangsangan pada anak-anak untuk

terlibat aktif dalam kegiatan proses pembelajaran. media permainan kartu berhitung memiliki

dampak yang positif terhadap anak pada proses pembelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, dalam makalah ini penulis mengangkat

permasalahan media pembelajaran matematika berdasarkan metode bermain pada siswa taman

kanak-kanak dengan batasan-batasan topik dalam makalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Tujuan pengenalan dan aktivitas belajar matematika pada anak usia dini ?

2. Apa Landasan pengenalan matematika anak usia dini ?

3
3. Apa Manfaat Game matematika pada Anak Usia Dini ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Bagaimana pengenalan dan aktivitas belajar matematika pada anak usia

dini ?

2. Untuk mengetahui Apa saja Landasan pengenalan matematika anak usia dini ?

3. Untuk Mengetahui Apa saja Manfaat Game matematika pada Anak Usia Dini

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Pengertian Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif sering diidentikkan dengan

perkembangan kecerdasan. Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi perkembangan

intelegensi pada anak. Pada anak usia dini, pengetahuan masih bersifat subjektif, dan akan

berkembang menjadi objektif apabila sudah mencapai perkembangan remaja dan dewasa. Hal

tersebut senada dengan observasi yang telah dilakukan oleh Piaget, seorang ahli bilogi dan

psikologi berkebangsaan Swiss yang mengemukakan bahwa “Anak mampu mendemonstrasikan

berbagai pengaruh mengenai relativitas dunia sejak lahir hingga dewasa”. Kemampuan kognitif

seseorang berkaitan dengan bagaimana individu dapat mempelajari, memperhatikan,

memgamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.

“Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan

bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya”.

B. Tujuan pengenalan dan aktivitas belajar matematika pada anak usia dini

Agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung/ matematika, sehingga pada

saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan

selanjutnya yang lebih komplek, Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui

pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di

sekitar anak.

Anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam

kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung,Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi

5
dan daya apresiasi yang tinggi,Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat

memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya,Memiliki kreativitas

dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.

Materi pelajaran dalam proses pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak usia taman kanak-

kanak, salah satunya adalah pembelajaran matematika seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Pembelajaran matematika di taman kanak-kanak meliputi pengenalan angka, pengenalan

membilang, dan pengenalan bangun-bangun geometri. Oleh karena itu diperlukan suatu media

pembelajaran yang mampu mengaktualisasikan semua aspek-aspek pembelajaran matematika

dalam proses belajar mengajar, namun tetap sesuai dengan keadaan psikologis anak pada usia

taman kanak-kanak.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam hal bermain adalah permainan anak tidak

bersifat kompetitif. Artinya permainan yang mereka mainkan tidak bertujuan untuk melawan,

melainkan untuk memperoleh kesenangan. Kemenangan dan kekalahan tidak menjadi perhatian

anak-anak. Tanpa disadari, bermain sebenanrnya adalah proses belajar berbagai pengetahuan,

baik pengetahuan fisik, pengetahuan logis-matematis, maupun pengetahuan sosial.

C. prinsip –prinsip permainan matamatika anak usia dini

a. Permainan matematika di berikan secara bertahap diawali dengan menghitung benda-benda

atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.

b. Pengetahuan dan keterampilan pada permainan matematika diberikan secara bertahap

menurut tingkat kesukaranya, misalya dari kongkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dana dari

sederhana ke yang lebih kompleks

6
c. Permainan matematika akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan berpartispasi dan

dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri.

d. Permainan matematika membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman

serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/ media yang sesuai dengan tujuan,

menarik, dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan.

e. Bahasa yang digunakan didalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang

sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak.

f. Dalam permainan matematika anak dapat di kelompokkan sesuai tahap penguasaan

berhitung yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.

g. Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir

kegiatan.

D. Landasan pengenalan matematika anak usia dini

Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan matematika anak usia dini adalah sebagai

berikut:

1. Tingkat Perkembangan Mental Anak

Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam diri anak. Artinya

belajar sebagai suatu proses membutuhkan aktifitas baik fisik maupun psikis.selain itu kegiatan

belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan mental anak, karena

belajar bagi anak harus keluar dari anak itu sendiri.

Anak usia TK berada pada tahapan pra-operasional kongkrit yaitu tahap persiapan kearah

pengorganisasian pekerjaan yang kongkrit dan berpikir intuitif dimana anak mampu

7
mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda-benda didasarkan pada interpretasi dan

pengalamannya (persepsinya sendiri).

2. Masa Peka Berhitung Pada Anak

Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak sudah menunjukan

masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang tua dan guru di TK harus tanggap, untuk

segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan

tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.

Tiga tahapan penguasaan berhitung di jalur matematika yaitu:

1. Penguasaan konsep

Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa

kongkrit,seperti pengenalan warna, bentuk, dan menghitung benda/ bilangan.

2. Masa transisi

Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju pengenalan

lambang yang abstrak, dimana benda kongkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk

lambangnya.

3. Lambang

Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan konsep

bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk ,menggambarkan

konsep ruang, dan sebagainya.

8
E. Manfaat game dan pengenalan kemampuan berhitung anak usia dini

1. Membelajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar.

2. Menghindari ketakutan matematika sejak awal.

3. Membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain.

Peran guru dalam mengembangakan kegiatan belajar matematika adalah

1. Membangun rasa ingin tahu anak secara alami tentang bentuk, ukuran, jumlah, konsep-

konsep dasar lain dalam matematika.

2. Peduli dan tertarik terhadap apa yang dikatakan anak. Hal ini akan mendorong anak untuk

menceritakan pengalaman dan penemuan mereka.

3. Penerimaan terhadap sejumlah kegiatan matematika yang dilakukan anak. Hal ini akan

mendorong kepercayaan diri untuk tetap berpikir, bertanya, dan berbagi pengalaman tentang hal

berbagai hal yang dialami anak.

Ciri-ciri yang menandai bahwa anak sudah mulai menyenangi permainan berhitung antara lain:

1. Secara spontan telah menunjukan ketertarikan pada aktivitas permainan berhitung.

2. Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman.

3. Anak mulai menghitung benda-benda yang ada di sekitarnya secara spontan.

4. Anak mulai membanding bandingkan benda-benda dan peristiwa yang ada di sekitarnya.

5. Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-benda yang ada di

sekitarnya tanpa disengaja.

9
Hal yang perlu diperhatikan:

1. Apabila ada anak yang cepat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, hal ini menunjukkan

bahwa anak tersebut telah siap untuk diberikan permainan berhitung dengan tingkat kesulitan

yang lebih tinggi.

2. Apabila anak menunjukan tingkah laku jenuh, diam, acuh tak acuh atau mengalihkan

perhatian pada hal lain, hal ini menunjukan bahwa telah terjadi masalah pada anak. Itu berarti,

anak membutuhkan perhatian atau perlakuan yang lebih khusus dari guru.

F. Standar Matematika Untuk Anak Usia Dini

Konsep-konsep yang bisa dipahami anak usia dini antara lain:

1. Bilangan

Salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari anak adalah pengembangan

kepekaan bilangan. Peka terhadap bilangan berarti tidak sekedar menghitung. Kepekaan bilangan

itu mencakup pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu. Ketika

kepekaan terhadap bilangan anak-anak berkembang, mereka menjadi semakin tertarik pada

hitung-menghitung. Menghitung ini menjadi landasan bagi pekerjaan dini anak-anak dengan

bilangan.

2. Aljabar

Menurut NTCM (2000), pengenalan aljabar dimulai dengan menyortir, menggolongkan,

membandingkan, dan menyusun benda-benda menurut bentuk, jumlah, dan sifat-sifat lain,

mengenal, menggambarkan, dan memperluas pola akan memberi sumbangan kepada

pemahaman anak-anak tentang penggolongan.

10
3. Penggolongan

Penggolongan (klasifikasi) adalah salah satu proses yang penting untuk mengembangakn konsep

bilangan. Supaya anak mampu menggolongkan atau menyortir benda-banda, mereka harus

mengembangkan pengertian tentang “saling memiliki kesamaan”, “keserupaan”, “kesamaan”,

dan “perbedaan”. Kegiatan yang dapat mendukung kemampuan klasifikasi anak adalah:

a) Membandingkan

Adalah proses dimana anak membangun suatu hubungan antara dua benda berdasarkan atribut

tertentu. Anak usia dini sering membuat perbedaan, terutama bila perbandingan itu melibatkan

mereka secara pribadi.

b) Menyusun

Menyusun atau menata adalah tingkat lebih tinggi dari perbandingan. Menyusun melibatkan

perbandingan benda-benda yang lebih banyak, menempatkan benda-benda dalam satu urutan.

Kegiatan menyusun dapat dilakukan didalam maupun luar kelas, misalnya menyusun buku yang

diatur dari yang paling tebal, mengatur barisan dari anak yang paling tinggi/ pendek, dll.

4. Pola-pola

Mengidentifikasi dan menciptakan pola dihubungkan dengan penggolongan dan penyortiran.

Anak mulai melihat atribut-atribut yag sama dan berbeda pada gambar dan benda-benda. Anak-

anak senang membuat pola di lingkungan mereka.

5. Geometri

Membangun konsep geometri pada anak di mulai dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk,

menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti segi empat, lingkaran,

11
segitiga. Belajar konsep letak seperti dibawah, di atas, kiri, kanan meletakkan dasar awal

memahami geometri.

6. Pengukuran

Ketika anak mempunyai kesempatan untuk pengalaman-pengalaman langsung untuk mengukur,

menimbang, dan membandingkan ukuran benda-benda, mereka belajar konsep pengukuran.

Melalui pengalaman ini anak mengembangkan sebuah dasar kuat dalam konsep-konsep

pengukuran.

7. Analisis data dan probabilitas

Percobaan dengan pengukuran, penggolongan, dan penyortiran merupakan dasar untuk

memahami probabilitas dan analisis data. Ini berarti mengemukakan pertanyaan, mengumpulkan

informasi tentang dirinya dan lingkungan mereka, dan menyampaikan informasi ini secara hidup.

G. Game (permainan) dan metode berhitung di jalur matematika

Kemampuan yang diharapkan dalam permainan berhitung di PAUD dapat dilaksanakan melalui

penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di semua jalur metematika, yang

meliputi pola, klasifikasi bilangan, ukuran, geometri, estimasi, dan statistika.

1. Game pola

Anak diharapkan dapat mengenal dan menyusun pola-pola yang terdapat disekitarnya secara

berurutan, setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditujukan oleh guru anak mampu membuat

urutan pola sendiri sesuai dengan kreativitasnya. Pelaksanaan bermain pola di kelompok A dan B

dimulai dengan menggunakan pola yang mudah/sederhana untuk selanjutnya pola menjadi yang

kompleks.

12
2. Game Klasifikasi

Anak diharapkan dapat mengelompokkan atau memilih benda berdasarkan jenis, fungsi, warna,

bentuk pasangannya sesuai dengan yang dicontohkan dan tugas yang diberikan oleh guru.

3. Game Bilangan

Anak diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang sesuai

dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang dan dapat mencocokan sesuai dengan

lambang bilangan.

4. Game Ukuran

Anak Diharapkan dapat mengenal konsep ukuran standard yang bersifat informal atau alamiah,

seperti panjang, besar, tinggi, dan isi melalui alat ukur alamiah, antara lain jengkal, jari, langkah,

tali, tongkat, lidi, dan lain-lain.

5. Game Geometri

Anak diharapkan dapat mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda, berdasarkan bentuk

geometri dengan cara mengamati benda-bendayang ada disekitar anak misalnya lingkaran,

segitiga, bujur sangkar, segi empat, segi lima, segi enam, setengah lingkaran, bulat telur (oval).

6. Game Estimasi (Memperkirakan)

Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan memperkirakan (estimasi) sesuatu misalnya

perkiraan terhadap waktu, luas jumlah ataupun ruang. Selain itu anak terlatih untuk

mengantisipasi berbagai kemungkinan yan akan dihadapi.

- Perkiraan waktu misalnya:

13
· Berapa hari biji tumbuh?

· Berapa lama kita makan?

· Berapa lama anak dapat memantulkan bola?

· Berapa ketukan gambarnya selesai?

- Perkiraan luas, misalnya: berapa keping untuk menutupi meja?

- Perkiraan jumlah, misalnya: berapa jumlah ikan yang ada dalam aquarium?

- Perkiraan ruang, misalnya: berapa anak bergandengan untuk dapat mengelilingi kelas ini?

7. Game Statistika

Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan-perbedaan dalam

jumlah dan perbandingan dari hasil pengamatan terhadap suatu objek (dalam bentuk visual).

Metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok di dalam keberhasilan suatu

kegiatan belajar yang dilakukan oleh anak. Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan

dengan tujuan penguasaan konsep, transisi dan lambang dengan berbagai variasi materi, media

dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan.

Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :

1. Metode Bercerita:

Adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan kepada anak

secara lisan. Jenisnya antara lain, bercerita dengan alat peraga, tanpa alat peraga, dengan gambar,

dan lain-lain.

2. Metode Bercakap-cakap:

14
Adalah salah satu penyampaina bahan pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-

cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan guru, atau anak dengan anak. Jenisnya

antara lain: bercakap-cakap bebas, berdasar-kan gambar seri, atau berdasarkan tema.

3. Metode Tanya Jawab:

Dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memberi-kan rangsangan

agar anak aktif untuk berpikir. Melalui pertanyaan guru, anak akan berusaha untuk

memahaminya dan menemukan jawabannya.

4. Metode Pemberian Tugas:

Adalah pemberian kegiatan belajar mengajar dengan memberikan kesempatan kepada anak

untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.

5. Metode Demonstrasi:

Adalah suatu cara untuk mempertunjukan atau memperagakan suatu objek atau proses dari suatu

kegiatan atau peristiwa.

6. Metode Eksperimen:

Adalah metode kegiatan dengan melakukan suatu percobaan dengan cara mengamati proses dan

hasil dari percobaan tersebut. Berbagai metode yang lain pada dasarnya dapat digunakan di

dalam permainan berhitung. Hal ini disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan serta

tergantung kepada kreativitas guru.

H. Pengaruh Permainan Dan Perkembangan Kreativitas Matematika Terhadap

Kehidupan Anak

15
Melalui permainan matematika, secara tidak langsung anak akan belajar mengenal banyak hal,

diantaranya:

a. Perkembangan social emosi

Matematika dapat mengembangkan rasa percaya diri anak, cara yang dapat dilakukan antara lain:

1. Mendorong keberanian dan memberi dukungan atas usaha anak terhadap alasan matematis

yang diyakininya.

2. Mengupayakan anak agar tidak kehilangan rasa yakin.

3. Bersedia menerima tanggapan anak walaupun tentang hal yang tidak logis.

Matematika dapat mengajarkan anak tentang makna bekerjasama dan berbagi, cara yang dapat

dilakukan antara lain:

1. Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dalam kelompok.

2. Menawarkan bermacam-macam bahan secara terbatas.

3. Mendorong anak untuk belajar dari suatu masalah dan berusaha menyelesaikannya bersama.

b. Perkembangan kreativitas

Permainan matematika memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan pikiran secara

kreatif. Cara yang dapat dilakukan antara lain:

1. Buatlah pertanyaan dalam beberapa jawaban.

2. Ajukan pertanyaan yang anda tidak tahu jawabannya.

3. Tunjukkan bahwa guru menghargai kreatifitas anak.

16
c. Perkembangan fisik

Permainan matematika dapat mengembangkan keterampilan motorik halus. Cara yang dilakukan

antara lain:

1. Memberikan kesempatan yang luas untuk permainan manipulasi bahan seperti papan pasak,

bongkar pasang, dll.

2. Memberi kesempatan untuk mengerjakan tugas sehari-hari seperti mengaduk juice,

meletakkan buku pada almari.

3. Memberikan kegiatan menumpahkan atau mengunci/menutup untuk anak usia 2 dan 3 tahun.

4. Anak usia 4 dan 5 tahun disediakan kegiatan yang lebih variasi seperti menggunting,

meronce, dll.

Permainan matematika dapat mengembangkan keterampilan motorik halus. Cara yang dilakukan

antara lain:

1. Mendorong anak untuk bermain aktif.

2. Memberikan kesempatan menggunakan tubuh mereka secara bebas.

d. Persepsi visual dan spasial

Cara yang dapat dilakukan antara lain:

1. Dorong anak untuk mencoba puzzle sesuai level yang tepat.

2. Tawarkan bahan yang dapat membuat mereka berkreasi pada pola-pola potongan visual

mereka sendiri.

e. Perkembangan kognitif

17
Permainan matematika dapat mengembangkan kognitif yang berhubungan dengan keterampilan

masalah. Cara yang dilakukan antara lain:

1. Mengupayakan agar pemecahan masalah dibuat sesuai pengalaman.

2. Tidak menyepelekan solusi yang kurang logis.

Permainan matematika dapat mengembangkan kognitif yang berhubungan dengan konsep dasar

ilmu pasti. Cara yang dilakukan antara lain:

1. Sabarlah saat anak berjuang untuk meletakkan pikiran ke dalam bahasa.

2. Gunakan literature untuk mendorong anak agar dapat mengucapkan konsep matematis.

Permainan matematika dapat mengembangkan kognitif yang berhubungan dengan keterampilan

logis dan beralasan. Cara yang dilakukan antara lain:

1. Beri kesempatan anak untuk menjelaskan bagaimana mereka mendapatkan jawaban pada

pertanyaan matematika.

2. Hargai setiap alasan anak karena alasan muncul sesuai dengan pertumbuhan mental.

Gambar di atas menunjukkan salah satu permainan di taman kanak-kanak. Permainan di atas

memenuhi aspek pengenalan bilangan serta pengajaran membilang dan berhitung.

I. Peran Guru dalam Mengembangkan Kegiatan Belajar Matematika

a) Membangun rasa ingin tahu anak secara alami tentang bentuk, ukuran, jumlah, konsep-

konsep dasar lain dalam matematika

b) Peduli dan tertarik terhadapa apa yang dikatakan anak. Hal ini akan mendorong anak

untuk menceritakan pengalaman dan penemuan mereka

18
c) Penerimaan terehadap sejumlah kegiatan matematika yang dilakukan anak.

Hal ini akan mendorong kepercayaan diri un tuk tetap berfikir,bertanya,dan berbagi

pengalaman tentang berbagai hal yang dialami anak

J. Ciri-ciri yang Menandai bahwa Anak Sudah Mulai Menyenangi Permainan Berhitung

a) Secara spontan telah menunjukan ketertarikan pada aktivitas permainan berhitung

b) Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman

c) Anak mulai mengitung benda-benda yang ada disekitarnya secaraa spontan

d) Anak mulai membanding-bandingkan benda-benda dan peristiwa yang ada disekitarnya

e) Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-benda yang ada

disekitarnya tanpa disengaja.

19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Usia taman kanak-kanak adalah usia penting sebagai awal penentuan berbagai

kemampuan, baik kognitif, fisik, bahasa, maupun sosial. Oleh karena itu, diperlukan suatu

lembaga pendidikan dengan media dan metode pembelajaran yang tepat untuk anak usia taman

kanak-kanak (4-6 tahun). Tetapi perlu diingat bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Maka

metode dan media pembelajaran, khususnya matematika, harus tepat dan sesuai denga kondisi

psikologi anak usia taman kanak-kanak.

Usia taman kanak-kanak adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung

di jalur matematika, karena usia TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari

lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat

stimulasi/rangsangan/motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangan-nya. Apabila kegiatan

berhitung diberikan melalui berbagai macam permainan tentunya akan lebih efektif karena

bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Diyakini bahwa anak akan lebih

berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan dan

kemampuannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://sitisaodahrrossy2.blogspot.com/2017/01/makalah-matematika-aud.html

https://digilib.iainkendari.ac.id/164/2/BAB%20I.pdf

https://www.researchgate.net/publication/

343717458_PERAN_GURU_DALAM_MENERAPKAN_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA

_YANG_MENYENANGKAN_BAGI_ANAK_USIA_DINI

21

Anda mungkin juga menyukai