Anda di halaman 1dari 413

MODUL

SUPLEMEN
PENDIDIKAN
PROFESI
GURU
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN TAHUN 2020
MODUL
SUPLEMEN PPG PGSD

Penulis:
Esti Swastikasari, M.Hum
Seni Apriliya, M.Pd
Dr. Sutarno
Dr. Sunarso
Dr. Farida Nurhasanah
Dra. Maratun Nafiah, M.Pd
Ardhi Prabowo, M.Pd.
Dr. Pujianto
Dr. Idam Ragil Widianto Atmojo, S.Pd., M.Si.
Dr. Taat Wulandari
Dr. Muh. Sholeh, S. Pd, M.Pd

Kontributor:
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.
Prof. Dr. H. Muchlas, M.Pd.
Dr. Suryanti, M.Pd.
Woro Sri Hastuti, S.Pd., M.Pd.
Rahayu Condro Murti, M.Si.

Copyright © 2020
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan YME, karena atas izin dan
karunia-Nya Modul Suplemen PPG PGSD ini dapat diselesaikan.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan


bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta mampu untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Penyiapan Guru sebagai pendidik profesional dinyatakan pula pada
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Pendidikan Profesi Guru (PPG)
merupakan amanat perundang-undangan dalam rangka program sertifikasi guru
yang memiliki tujuan untuk menjadikan profesi guru menjadi profesi yang diakui
professional.

PPG saat ini menjadi satu-satunya jalur yang dapat diikuti oleh guru dan calon guru
untuk mendapatkan sertifikat pendidik. Program PPG dikembangkan oleh Direktorat
Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan, Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dengan mengacu kepada Standar
Pendidikan Guru yang mencakup standar pendidikan, standar penelitian, dan standar
pengabdian kepada masyarakat. Untuk pelaksananaan kegiatan PPG ini
diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

Modul ini terdiri atas lima Kegiatan Belajar, yaitu Kegiatan Belajar 1 bidang Bahasa
Indonesia, Kegiatan Belajar 2 bidang PPKN, Kegiatan Belajar 3 bidang Matematika,
Kegiatan Belajar 4 bidang IPA, dan Kegiatan Belajar 5 Bidang IPS.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
Tim Penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
dalam mewujudkan penyelesaian modul ini.

Akhir kata semoga modul ini bermanfaat bagi semua pihak terkait dan dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan PPG untuk menghasilkan guru
profesional demi kemajuan pendidikan Indonesia. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi upaya yang kita lakukan, Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, April 2020


Direktur Pendidikan Profesi dan
Pembinaan Guru dan Tenaga
Kependidikan

Dr. Santi Ambarrukmi, M.Ed.


NIP 196508101989032001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
Kegiatan Belajar 1 : Bahasa Indonesia ................................................................... 1
Kegiatan Belajar 2 : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ........................ 63
Kegiatan Belajar 3 : Matematika ........................................................................... 164
Kegiatan Belajar 4 : Ilmu Pengetahuan Alam ........................................................ 233
Kegiatan Belajar 5 : Ilmu Pengetahuan Sosial ....................................................... 317
MODUL SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR

1 BAHASA INDONESIA
MODUL
SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR 1
BAHASA INDONESIA

Penulis:
Esti Swastika Sari, M.Hum
Seni Apriliya, M.Pd
Penelaah:
Dr. Hari Sunaryo, M.Si.
Reni Nur Eriyani, M.Pd
Agus Firdaus, M.Pd.
Diana Indrawati, M.Pd.

Copyright © 2020
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 2


DAFTAR ISI
A. Pendahuluan.................................................................................................................4
1. Deskripsi singkat......................................................................................................4
2. Petunjuk belajar.......................................................................................................4
B. Inti.................................................................................................................................5
1. Capaian Pembelajaran.............................................................................................5
2. Sub Capaian Pembelajaran......................................................................................5
3. Petunjuk belajar (aktivitas pengalaman belajar)......................................................6
C. Advanced material........................................................................................................8
1. Teks Nonfiksi............................................................................................................8
a. Urgensi Fungsi Teks Nonfiksi..............................................................................8
b. Cara mengajarkan ragam teks nonfiksi sesuai dengan fungsinya.....................10
c. Memahami Teks Nonfiksi dan Strateginya........................................................11
d. Memproduksi Teks Nonfiksi dan Strateginya....................................................28
e. Rekomendasi untuk guru preservice dan inservice...........................................39
2. Teks Fiksi (Sastra anak)..........................................................................................40
a. Urgensi Fungsi Teks Fiksi (Sastra Anak)............................................................40
b. Urgensi Apresiasi Sastra Anak...........................................................................42
c. Kreasi Sastra Anak.............................................................................................45
D. Telaah kasus................................................................................................................49
1. Mari kita lakukan hal berikut.................................................................................49
a. Kasus 1..............................................................................................................49
b. Kasus 2..............................................................................................................49
2. Bacalah teks berikut...............................................................................................50
a. Kasus 1..............................................................................................................50
b. Kasus 2..............................................................................................................51
E. Penutup.......................................................................................................................51
1. Rangkuman............................................................................................................51
2. Tes formatif............................................................................................................53
3. Rujukan..................................................................................................................60
A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat
Pemahaman yang kuat terhadap urgensi ragam teks nonfiksi dan
apresiasi teks fiksi (sastra anak) serta internalisasinya merupakan
prasyarat bagi terimplementasikannya keterampilan berbahasa di dalam
kehidupan sehari-hari. Pemahaman tentang urgensi ragam teks dapat
membantu peserta didik dalam menciptakan koneksi antara peserta didik
dengan materi yang dipelajari. Pendidik akan lebih mudah mendapatkan
perhatian dan fokus peserta didik karena mereka merasakan urgensi
materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Pada Kegiatan Belajar 1 (untuk selanjutnya ditulis dengan KB) ini
kita akan mempelajari fungsi dan ragam teks nonfiksi serta menguasai
fungsi dan apresiasi teks fiksi (sastra anak). Pada pokok bahasan fungsi
ragam teks nonfiksi membahas urgensi fungsi dan ragam teks nonfiksi
serta bagaimana memahami dan memproduksi ragam teks nonfiksi sesuai
dengan fungsinya. Selanjutnya, pada pokok bahasan fungsi dan apresiasi
sastra anak membahas urgensi fungsi dan apresiasi sastra anak,
penerapan dan pengintegrasian hasil apresiasi terhadap ragam teks fiksi
ke dalam kehidupan sehari-hari; serta menyusun karya sastra
berdasarkan pemahaman terhadap fungsi dan hasil apresiasi terhadap
sastra anak.

2. Petunjuk belajar
Untuk membantu memahami KB 1, perlu diperhatikan beberapa
petunjuk belajar berikut ini.
a. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat di dalam
kegiatan belajar ini sampai Saudara memahami secara tuntas tentang
apa dan untuk apa mempelajari kegiatan belajar ini!
b. Ikutilah aktivitas pengalaman belajar dengan saksama!
c. Bacalah materi advanced material dengan cermat yang terdapat di
dalam modul ini melalui pemahaman dan pengalaman sendiri serta
diskusikanlah dengan teman sejawat dan instruktur!
d. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Saudara
dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk internet!
e. Mantapkanlah pemahaman Saudara melalui pengerjaan tes formatif
yang tersedia dalam kegiatan belajar ini dengan baik. Kemudian, nilai
sendiri tingkat pencapaian Saudara dengan membandingkan jawaban
yang telah Saudara buat dengan kunci jawaban tes formatif yang
terdapat di akhir kegiatan belajar!
f. Refleksikanlah apa yang telah dipelajari, apa yang telah dipahami
dengan baik, bagaimana cara memperoleh pemahaman termasuk,
termasuk hal-hal yang dianggap masih sulit! Hasil refleksi tersebut
bisa didiskusikan dengan teman sejawat.

B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Untuk lebih memperdalam materi Bahasa Indonesia di sekolah dasar,
maka capaian pembelajaran dari KB 1 ini adalah:
a. menguasai fungsi dan ragam teks nonfiksi,
b. menguasai fungsi dan apresiasi sastra anak.

2. Sub Capaian Pembelajaran


Berdasarkan capaian pembelajaran di atas, dijabarkan subcapaian
pembelajaran berikut ini.
a. Subcapaian pembelajaran fungsi dan kaidah kebahasaan ragam teks
nonfiksi
1) menganalisis urgensi fungsi teks nonfiksi.,
2) memahami dan memproduksi teks nonfiksi dan strategi
pembelajarannya.
b. Subcapaian pembelajaran fungsi dan apresiasi sastra anak
1) menganalisis urgensi fungsi dan apresiasi teks fiksi (sastra anak),
2) memahami dan mengkreasi teks fiksi (sastra anak).

3. Petunjuk belajar (aktivitas pengalaman belajar)


a. Mengamati
Peserta mengamati (membaca dan/atau menyimak) materi dan
beragam fenomena atau peristiwa, dan teks baik fiksi maupun nonfiksi
di lingkungan sekitar melalui beragam sumber belajar (misalnya dari
media massa, baik elektronik maupun cetak, buku, atau jurnal).
b. Menanya
Peserta berdiskusi dan merumuskan beragam pertanyaan tentang
urgensi, proses terjadinya atau pembentukannya, serta fungsi teks fiksi
dan nonfiksi.
c. Mengeksplorasi
Peserta mengumpulkan informasi tentang urgensi, proses
terjadi/pembentukan, serta fungsi teks fiksi dan nonfiksi.
d. Menalar
Peserta mengolah hasil informasi dan mencoba untuk menyampaikan
urgensi dan fungsi teksfiksi dan nonfiksi serta memproduksi kedua teks
tersebut.
e. Mengomunikasikan
Peserta menyampaikan hasil yang telah diproduksi secara lisan dan
atau tulisan.
PETA KONSEP

Fungsi dan
Apresiasi Sastra Anak (Teks Fiksi (urgensi, memahami, dan mengkreasi Sastra anak (Teks Fiksi)

KB 1 Ragam KB 2 Struktur, KB 4 Apreasiasi


teks dan satuan bahasa pembentuk teks
Fungsi, dan Kaidah KebahasaandanTeks Fiksi
Kreasi Sastra Anak

Fungsi dan ragam


teks nonfiksi (urgensi, memahami, dan memproduksi teks nonfiksi

KB 3 Struktur,
Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi
C. Advanced material
Mari kita cermati kutipan teks berikut.

Menagih Hak Pendidikan bagi Siswa Disabilitas

(Adam Prawira)
Rabu, 4 Desember 2019 - 16:20 WIB

Memaknai Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3


Desember, Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amaliah mengingatkan
pemerintah untuk lebih serius memenuhi hak pendidikan bagi penyandang
disabilitas.

“Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang


Penyandang Disabilitas, kita memahami ada 22 hak para penyandang
disabilitas yang harus kita tegakkan bersama, di antaranya hak pendidikan.
Sayangnya beberapa amanah peraturan turunan terkait pendidikan belum
terealisasi sehingga menghambat pemenuhan hak pendidikan atas siswa
penyandang disabilitas,” kata Ledia dalam keterangan tertulisnya
kepada SINDOnews, Rabu (4/12/2019).

Menurut Ledia, di antara hak pendidikan para siswa penyandang disabilitas


yang masih kerap terabaikan adalah persoalan deteksi dan intervensi dini
pada peserta didik.
(https://nasional.sindonews.com/read/1465293/15/menagih-hak-pendidikan-bagi-
siswa-disabilitas-1575451177)

Wacana di atas merupakan kutipan, dapatkah Saudara mendapatkan


‘sesuatu’? Jika iya, apakah itu? Lalu adakah hal lain yang Saudara bisa
bayangkan setelah membacanya? Lalu mengapa muncul teks di atas? Apa
yang melatarbelakanginya?

Untuk memahami terkait kutipan teks di atas, bacalah materi berikut.


1. Teks Nonfiksi
a. Urgensi Fungsi Teks Nonfiksi
Teks nonfiksi bertujuan menginformasikan, menginstruksikan,
atau membujuk dengan memberikan fakta dan informasi. Teks
nonfiksi didasarkan pada fakta dan bukan fiksi (cerita atau puisi yang
dibuat-buat). Teks nonfiksi terbagi atas berbagai jenis. Mulai dari
artikel surat kabar hingga ulasan mengenai suatu hal. Teks-teks
tersebut ditulis untuk berbagai tujuan dan ditujukan untuk banyak
orang atau pembaca yang berbeda. Teks nonfiksi meliputi iklan,
ulasan, surat, buku harian, artikel koran, selebaran informasi, dan
artikel majalah. Ada juga tulisan perjalanan, otobiografi, atau esai
yang mempertimbangkan sudut pandang tertentu. Tujuan utama
mereka adalah untuk menghibur sambil menginformasikan tentang
peristiwa atau informasi faktual.
Teks nonfiksi sudah mulai diajarkan di jenjang pendidikan dasar
dengan fokus pada membaca dan menulis (literasi dasar).
Ada beberapa urgensi perlunya teks nonfiksi diajarkan mulai dari
kelas awal, yaitu:
1) materi ajar tentang teks nonfiksi terdiri atas beragam informasi
dari berbagai bidang studi, ada matematika, sains, ilmu sosial,
seni musik, dan menulis (Pike & Mumper, 2004);
2) materi ajar teks nonfiksi merupakan materi yang biasanya diukur
atau dinilai untuk tes membaca(Duke & Bennett-Armistead,
2003). Oleh karenanya siswa kelas awal menghabiskan lebih
banyak waktu untuk memahami teks ini sebelum masuk ke kelas
atas;
3) bahan bacaan nonfiksi termasuk struktur teks yang sangat
berbeda dari teks naratif. Ini berarti bahwa anak-anak harus
belajar membaca teks ekspositori (misalnya, teks yang
menekankan sebab dan akibat) karena ini teks berbeda secara
struktural dan organisasional dari teks naratif (Blachowicz &
Ogle, 2001);
4) memungkinkan dan memberikan kesempatan pada anak-anak
memiliki akses ke berbagai literasi pengalaman (Padgett, 2006);
5) Salah satu alasan mengapa membaca nonfiksi sangat penting
adalah karena membantu siswa mengembangkan latar belakang
pengetahuan mereka, yang dengan sendirinya menyumbang 33%
dari variasi dalam prestasi siswa (Marzano, 2000).

Setelah Saudara membaca materi tentang urgensi fungsi


ragam teks nonfiksi, coba diskusikan mengapa ragam teks
nonfiksi perlu diajarkan? (aktivitas mengumpulkan
informasi)
b. Cara mengajarkan ragam teks nonfiksi sesuai dengan fungsinya
Salah satu contoh metode pengajaran keaksaraan terintegrasi
adalah pertanyaan yang berpusat pada siswa. Inkuiri adalah ide yang
siswa aktif mengejar atau mendapatkan topik penelitian yang
menarik (Pardales &Girod, 2006). Melalui inkuiri, siswa belajar
membaca, menulis, menganalisis, mengkritik, dan membangun
pengetahuan mereka tentang suatu topik (Jablon, 2006). Topik yang
dipilih oleh siswa mencerminkan topik yang penting dan relevan
dengan mereka. Guru mendukung siswa melalui proses penyelidikan
untuk memberikan dukungan dan informasi yang lebih luas. Melalui
penyelidikan, siswa secara aktif menemukan informasi. Sepanjang
proses ini, siswa belajar membaca kritis untuk memperoleh informasi
dengan tujuan dapat menjawab pertanyaan, juga untuk mengamati
dan menganalisis informasi dari berbagai sumber bacaan. Inquiri
based instruction adalah komponen penting dari instruksi untuk guru
yang ingin mengajar siswa bagaimana membuat belajar lebih
bermakna. Inquiri based instruction adalah pendekatan yang
berpusat
pada siswa di mana guru membimbing siswa melalui beragam
pertanyaan yang diajukan dan tahapan yang dirancang khusus.
Selain inkuiri, mengintegrasikan pengalaman literasi nonfiksi
ke dalam kurikulum kelas dasar, mempersiapkan siswa untuk
memahami konsep yang kompleks, menganalisis data, dan berpikir
secara logis (Goodman,Hood, & Goodman, 1991). Berikut contoh
tahapan ketika siswa kelas awal belajar tentang katak,
1) siswa dapat memulai pelajaran dengan mencermati katak,
2) menulis hasil pengamatan tentang katak tersebut,
3) meneliti berbagai spesies katak di berbagai teks informasi lainnya,
4) siswa dapat mengumpulkan data dari yang lain teks informasi
tentang katak,
5) menggunakan informasi yang telah didapatkan untuk menulis
tentang pengalaman belajar mereka.
Tahapan di atas menjadi cara terintegrasinya kesempatan
belajar yanng memungkinkan siswa untuk mempelajari materi
nonfiksi dengan cara yang relevan dan inovatif.

Saudara tentu telah memahami ragam teks nonfiksi. Jika Saudara


ingin menanggapi beragamnya teks berita tentang “Virus Corona”,
coba tuliskan dalam sebuah teks tanggapan dengan
memperhatikan fungsi teks tanggapan dan bagaimana cara
Saudara mengajarkannya? (aktivitas menalar)

c. Memahami Teks Nonfiksi dan Strateginya


Untuk memahami teks nonfiksi perlu diajarkan membaca
nonfiksi. Setiap strategi yang diajarkan kepada siswa harus
dimodelkan beberapa kali sebelum meminta siswa untuk
melakukannya sendiri. Ada beberapa strategi umum yang baik yag
harus diketahui siswa tentang membaca teks nonfiksi, yaitu:

1) pratinjau teks, membaca judul, subpos, dan melihat grafik,


2) berpikir dan berdiskusi dengan siswa,
3) dalam kebanyakan kasus, baca teks nonfiksi lebih lambat
daripada fiksi,
4) baca kembali teks bila perlu,
5) lihat kembali teks bila perlu,
6) ilustrasi dan gambar dalam nonfiksi sangat penting, dan mungkin
mengandung informasi tidak termasuk dalam teks yang
mendukung paparan teks.

Selain itu, penting untuk membantu siswa mengidentifikasi


format umum teks nonfiksi (urutan, sebab atau akibat, masalah atau
solusi, bandingkan atau mengkontraskan, deskripsi, daftar).
Salah satu strategi membaca teks nonfiksi adalah membaca
nonfiksi secara mandiri yang dilakukan dengan cara membaca
seksama, memberi tanggapan, dan membuat kesimpulan. Tujuannya
adalah agar para siswa dapat belajar menganalisis teks untuk
mengecek kebenaran ide penulis, menggunakan struktur dan fitur
teks untuk mengidentifikasi ide serta informasi. Setelah ditekankan,
strategi terus digunakan secara aktif sebagai "kebiasaan" belajar.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
1) tetapkan tujuan membaca,
2) pratinjau sebuah bagian,
3) sesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesulitan teks,
4) telusuri teks untuk mengidentifikasi pola visual utama,
5) ajukan pertanyaan pada diri sendiri saat Saudara membaca,
6) gunakan struktur teks untuk mencari informasi,
7) pindai teks untuk mencari informasi dengan cepat,
8) baca kembali untuk mengklarifikasi,
9) tentukan arti grafis dan mereka hubungan dengan isi teks,
10) klasifikasikan informasi yang terkait dengan suatu topik atau
pertanyaan,
11) kembangkan citra mental dari maknanya, mungkin termasuk
gambar dan grafik,
12) buat alur waktu atau urutan kejadian, evaluasi pentingnya
kejadian dan sebab-akibat,
13) gunakan diagram sebab-akibat untuk mengidentifikasi dan
menganalisis hubungan,
14) identifikasi ide-ide penting, termasuk mengutip bukti untuk
mendukung pilihan Saudara,
15) uraikan gagasan sentral dan gagasan pendukung,
16) buat diagram Venn untuk membandingkan atau kontras lalu
meringkas,
17) identifikasi jenis pertanyaan dan respons yang sesuai,
18) ambil catatan dan tinjau untuk mengidentifikasi ide-ide penting
informasi,
19) gambar dan dukung kesimpulan dengan bukti,
20) sintesiskan dalam berbagai format,
21) evaluasi kekuatan dukungan untuk ide atau posisi,
22) bandingkan dua teks pada topik yang sama untuk ditentukan
perbedaan antara penekanan dan gaya penulis.
Untuk membantu mengajarkan membaca teks nonfiksi, ada
beragam lembar kerja yang dapat digunakan, misalnya untuk
menganalisis struktur dan sudut pandang, mengajarkan makna
penggunaan kata, juga dengan menggunakan beragam graphic
organizer.
( silakan akses di
https://teacher.depaul.edu/html/Guide_Assess_Nonfiction.html ;
https://www.education.com/).

Menganalisis Struktur dan Sudut


Pandang Struktur teks
Bagaimana mengorganisasi teks
- Urutan waktu
- Membandingkan
- Deskripsi
- Sebab-akibat

Apa ide pokok yang digunakan?

Bagaimana struktur membantu penulis memperjelas idenya?

Sudut Pandang
Bagaimana perasaan penulis tentang topik tersebut?

Mengapa kamu berpikir begitu? Apa saja contoh atau kata-kata


yang menunjukkan bagaimana perasaan penulis tentang topik
tersebut?
Nama: Tanggal:
Ukuran Binatang Laut
a besar yang memiliki berat 182.000 kg. Hiu putih besar memiliki rahang dengan gigi pengganti yang tidak terbatas dan bera

unjuk: Baca kolom Pertanyaan. Kemudian, temukan jawabannya di


agraf dan tulis kata-kata persis di kolom Informasi Teks yang Disalin. Terakhir, tulis ulang Informasi Teks yang Disalin untuk

Pertanyaan Kutipan dari Teks Jawaban

Di mana hewan laut

hidup?

Apa itu paus?

Apa yang jumlahnya tak


berbatas pada ikan hiu?
Seekor singa laut bisa
memliki berat hingga
berapa kilogram?

Untuk memahami ragam teks nonfiksi ada beberapa skenario


yang dapat dilakukan.
1) Memahami Tipe Teks dengan Pembandingan
Ada dua teks nonfiksi yang hampir mempunyai persamaan.
Kedua teks tersebut sama-sama dibentuk oleh tiga bagian
dengan istilah yang hampir serupa. Teks eksposisi terdiri atas
pembukaan (tesis), argumen, dan simpulan (penegasan ulang).
Adapun teks eksplanasi meliputi pernyataan umum, rincian
proses, dan penafsiran.
Berikut contoh dari kedua tipe teks tersebut.
Contoh Teks I Contoh Teks II

Pisang dan Manfaatnya Ebeg, Seni Tradisi di


Banyumas
Pisang adalah tumbuhan
yang biasa tumbuh di sekitar Ebeg merupakan salah
rumah. Pisang biasa diambil satu bentuk tarian rakyat yang
buahnya hanya untuk berkembang di daerah
dimakan. Buah pisang sangat Banyumas. Jenis tarian Ebeg
baik untuk kesehatan karena terdapat juga di luar daerah
mengandung vitamin (A, B, B6, Banyumas khususnya di Jawa
C) mineral ( kalium, fosfor, Tengah dan Jawa Timur.
magnesium, kalsium dan besi) Dengan nama yang berbeda
serta karbohidrat. Selain buah, yaitu ada yang menyebut
seluruh bagian dari tanaman Jarang Kepang, Kuda Lumping,
pisang dari daun, bonggol, dan Jathilan.
jantung, hati, bahkan hingga Ebeg dahulunya
kulit pisang mempunyai merupakan tarian sakral yang
manfaat untuk kesehatan. biasa diikutsertakan dalam
Daun pisang dapat upacara keagamaan. Setiap
digunakan masyarakat sebagai regu Ebeg terdiri dari dua
alat membungkus makanan kelompok dengan dua orang
atau bahkan tempe. Hal pemimpin. Ada dua warna
tersebut tentu bukan tanpa kuda yang digunakan sebagai
alasan, selain juga bermanfaat properti tari yaitu kuda putih
untuk kesehatan. Daun pisang dan kuda hitam. Kuda yang
mempunyai zat polifenol yang berwarna putih
dapat digunakan menggambarkan pemimpin
sebagai antioksidan. yang menuju kebenaran sejati,
Antioksidan dapat berfungsi sedangkan kuda berwarna
untuk menangkal radikal hitam menggambarkan
bebas. Membungkus makanan pemimpin yang menuju
Contoh Teks I Contoh Teks II
menggunakan daun pisang kejahatan. Pada trik-trik
juga akan membuat makanan tertentu dalam permainan
tersebut terserap kandungan kedua pemimpin itu bertemu
daun pisangnya. dan saling menggelengkan
Masyarakat di pedesaan kepala. Hal ini menunjukan
juga memanfaatkan jantung bahwa antara kebenaran dan
pisang yang sudah waktunya kejahatan tak dapat bertemu.
dipotong dari pohonnya untuk Kemudian mundur beberapa
dimasak. Kebiasaan ini sudah langkah, maju lagi sesaat
turun menurun. Jantung ketemu menggelengkan kepala
pohon pisang mengandung begitulah seterusnya dengan
flavonoid yang bisa menangkal gerak-gerak lain.
radikal bebas dan pemicu Ciri-ciri khas Ebeg
kanker. Jantung pisang banyumas antara lain memakai
mengandung mineral, serat, makutha (mahkota), pakainnya
zat besi, fosfor, vitamin B1 dan lebih tertutup dan diiringi lagu-
C serta protein. Hal ini juga lagu banyumasan, seperti
memberikan beberapa Ricik- ricik, Lung Gadung,
manfaat untuk kesehatan Blendhong, Gudril, Eling-eling
seperti mencegah diabetes, yang menjadi andalan dalam
stroke, setiap pentas ebeg
gondok,anemia, dan dapat banyumasan dan lagu lainnya.
menurunkan kolesterol Di dalam suatu
Pisang mempunyai pertunjukkan Ebeg biasanya
banyak manfaat untuk ditampilkan satu adegan yang
kesehatan manusia. Baik unik pada bagian tengah
dengan mengkonsumsi secara pertunjukan. Atraksi tersebut
langsung, maupun dengan sebagaimana dikenal dalam
proses pengolahan bahasa Banyumasan dengan
terlebih dahulu. Seharusnya istilah mendhem. Pemain akan
ketika memanen buah pisang, kesurupan dan mulai
bagian pisang lainnya juga melakukan atraksi-atraksi unik.
dimanfaatkan untuk dapat Bentuk atraksi tersebut seperti
dikonsumsi. Dengan halnya: makan Beling atau
mengetahui beragam manfaat pecahan kaca, makan
dan cara pengolahan buah ini, dedaunan yang belum matang,
masyarakat bisa makan daging ayam yang
memanfaatkannya baik untuk masih hidup, berlagak seperti
pribadi atau menjadikan monyet, ular, dan lain-lain.
sebagai lahan usaha. Akibat perkembangan
(sumber: budaya, Ebeg yang pada
https://www.romadecade.org/ awalnya merupakan sarana
dengan pengubahan)
Contoh Teks I Contoh Teks II
ritual telah bergeser menjadi
sekedar seni pertunjukan saja.
Sebagai sebuah seni
pertunjukan kesenian Ebeg
mengalami perubahan untuk
menyesuaikan dengan
perkembangan dunia seni
hiburan. Perubahan pada Ebeg
dapat dilihat dalam bentuk
iringan, gerak tari, kostum
ataupun propertinya banyak
dilakukan oleh para seniman
Banyumas.
(sumber:
https://id.wikipedia.org/
dengan pengubahan)

Dengan melihat pendahuluannya, kedua teks di atas


belum bisa dibedakan karena sama-sama diawali oleh
pernyataan umum. Bahkan, kalimat pertamanya sama-sama
menggunakan kopula.
Perbedaan pada kedua teks itu akan mudah dikenali
begitu masuk ke paragraf berikutnya. Pada contoh I, dibentuk
oleh paragraf-paragraf yang berupa pendapat (argumen).
Sementara itu, pada contoh II, dibentuk oleh paragraf-paragraf
yang berupa fakta, sebagai suatu proses. Pada bagian ini, barulah
kita bisa memastikan tipenya, bahwa contoh I merupakan teks
eksposisi karena isi pokoknya menyatakan argumen-argumen
dan contoh II merupakan teks eksplanasi karena isi pokoknya
terdiri atas fakta- fakta yang berupa proses.
Perbedaan kedua teks tersebut juga diperkuat
berdasarkan kaidah kebahasaannya.
a) Contoh I banyak menggunakan kata yang menyatakan
konsekuensi (penyebaban), seperti karena, untuk itu, dengan
begitu, dengan demikian. Adapun contoh II lebih banyak
menggunakan kata bermakna urutan temporal, seperti pada
tanggal, pukul, pada hari, sebelum, dalam waktu.
b) Contoh I banyak menggunakan kata kerja mental, seperti
mengalami gejolak emosi, membentuk remaja, berprestasi,
diajari. Sementara itu, contoh II lebih banyak menggunakan
kata-kata yang menyatakan peristiwa, seperti menyiarkan,
mengumumkan, dikibarkan, berdatangan, melarang.
Adapun langkah-langkah pada strategi pembandingan ini
adalah sebagai berikut.
a) Tahap Orientasi Wacana
Guru menyajikan dua buah tipe teks yang memiliki
kemiripan dalam hal strukturnya, misalnya teks eksplanasi
dan eksposisi. Kedua teks itu dibaca siswa untuk dicermati
struktur dan kaidah-kaidah kebahasaannya. Pada proses
tersebut, diharapkan dari siswa muncul sejumlah pertanyaan
yang terkait dengan perbandingan dari kedua teks yang
diamatinya. Apabila pertanyaan-pertanyaan yang
diharapkan itu tidak muncul, guru bisa saja mengajukan
pertanyaan- pertanyaan penggugah, seperti berikut.
(1) Perhatikan bagian pendahuluan kedua teks itu. Apakah
ada perbedaan dalam penyampaiannya?
(2) Perhatikan bagian isi dari kedua teks itu! Apakah ada
perbedaan pada keduanya?
(3) Perhatikan pula bagian penutup kedua teks itu! Apakah
ada perbedaan-perbedaannya?
b) Tahap Pemerolehan dengan Membandingkan Teks
Secara berkelompok dan intensif, siswa kembali
membaca kedua teks itu dalam rangka menjawab pertanyaan-
pertanyaan secara benar. Mereka diharapkan mengumpulkan
fakta-fakta dari kedua teks itu secara nyata, sesuai dengan
karakteristik dari teks yang dihadapinya, baik itu terkait
dengan struktur maupun kaidah-kaidah kebahasaannya.
(1) Terkait dengan strukur teks, setiap kelompok siswa
diharapkan dapat menunjukkan bagian tesis, argumen,
dan simpulan untuk teks eksposisi; dapat pula
menunjukkan bagian pernyataan umum, perincian, dan
penafsiran untuk teks eskplanasi. Kemudian, mereka pun
diharapkan bisa membedakan bagian-bagian itu dari
kedua teks yang diamatinya secara lebih jelas.
(2) Terkait dengan kaidah kebahasaannya, setiap kelompok
juga diharapkan dapat menemukan perbedaan
karakteristik penggunaan kebahasaan yang dianggap
dominan pada masing-masing teks. Perbedaan itu,
berkenaan dengan penggunaan konjungsi, kata kerja, kata
depan, jenis kalimat, dan fitur-fitur kebahasaan lainnya.
Mereka mendafatarkannya dalam deretan kata ataupun
kalimat dan menyandingkannya. Dengan demikian,
mereka bisa memperoleh kejelasan akan perbedaan
karakteristik kebahasaannya itu secara langsung mereka
sendiri yang membuktikannya.
c) Tahap Elaborasi
Setelah mereka melakukan proses pengumpulan data
dan merumuskan simpulan-simpulannya, setiap perwakilan
kelompok melakukan presentasi ke depan kelas secara
bergiliran. Mereka mempertanggungjawabkan pekerjaan
kelompoknya masing-masing untuk ditanggapi pula oleh
kelompok lainnya, terutama berekenaan dengan
kelengkapan bagian-bagian jawabannya, yakni meliputi
struktur dan kaidah dari kedua teks yang diamatinya itu.
Tanggapan harus pula menyangkut ketepatan isinya; dalam
arti salah benarnya. Misalnya, dalam teks eksplanasi itu
banyak didominasi oleh konjungsi penyebab. Kelompok
penanggap harus memberikan komentar atas kebenaran
jawaban itu dengan meminta sejumlah bukti.
Tanggapan dapat pula mereka ajukan terkait dengan
kelancaran ataupun kejelasan di dalam penyampaiannya,
termasuk penggunaan bahasa dari siswa yang bertugas
untuk melaporkannya. Dengan demikian, kegiatan
melaporkan atau mempresentasikan hasil diskusi tentang
perbedaan- perbedaan teks itu akan lebih dinamis, tidak
hanya terpaku pada aspek formal yang ada pada teks itu
sendiri.
d) Tahap Penguatan
Pada akhir kegiatan, guru memberikan sejumlah
penguatan, termasuk kesimpulan-kesimpulan tentang
perbedaan struktur dan kaidah-kaidah kebahasan yang
terdapat pada beragam jenis teks.

2) Memahami Tipe Teks dengan Menulis Langsung


Memahami teks dengan teknik menulis langsung (direct
writing) dapat digunakan untuk teks faktual: teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, prosedur. Dengan teknik ini siswa dapat
membuat teks-teks tersebut langsung dengan struktur teksnya.
Pemahaman Teks Faktual: Teks Hasil Observasi, Tanggapan
Deskriptif, dan Teks Prosedur
a) Tahap Orientasi Teks
Perhatikanlah ketiga tipe teks berikut!

Teks I

Tidak Hanya Ganggu Kesehatan, Sampah juga Merusak Lingkungan


Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah dapat bersumber dari alam, manusia, konsumsi, nuklir,
industri, dan pertambangan. Sampah di bumi akan terus bertambah selama
masih ada kegiatan yang dilakukan oleh baik alam maupun manusia. Sampah
yang dihasilkan di Indonesia mencapai 11.330 ton per hari. Sampah tidak hanya
merusak kelestarian lingkungan, tapi juga mengganggu kesehatan masyarakat.
Pencemarannya yang bisa melalui udara, air, tanah, maupun kontak dengan
organisme lain dapat menimbulkan penyakit. Dosen Kesehatan Lingkungan,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Anita Dewi Moelyaningrum,
S.KM., M.Kes., mengatakan, sampah dapat dikelompokkan tiga jenis. Ada
organik, anorganik, serta bahan berbahaya dan beracun (B3).
Sampah organik yang tidak terkelola, selain menimbulkan bau tidak sedap
dan mengganggu estetika, juga menjadi media perkembangbiakan vektor dan
hewan pengerat. Dampak langsungnya menurunkan kualitas lingkungan yang
dapat menimbulkan efek pada biota maupun kesehatan manusia. Efek tidak
langsung sampah organik, mengakibatkan meningkatnya penyakit yang dibawa
vektor nyamuk (vektor borne disease) dan tikus (rondent borne diseas).
Sementara, sampah anorgaik, seperti mikroplastik, terutama diapers atau
popok sekali pakai yang bahan mayoritasnya limbah impor, mengandung super
adsorbent polymer (SAP). Sampah jenis ini memiliki efek perusak hormon pada
biota perairan. Melalui rantai makanan, SAP masuk ke tubuh manusia serta
berpotensi mempengaruhi keseimbangan hormone. Akibatnya, muncul berbagai
penyakit gangguan hormon, infertility, dan sebagainya. Limbah plastik, sangat
mungkin terjadi reaksi kimia pada suhu tinggi yang mengakibatkan senyawa
mikroplastik lebih mudah terlepas ke lingkungan atau alam. Selanjutnya, masuk
ke tubuh makhluk hidup, termasuk sangat mungkin terakumulasi dalam tubuh
manusia. Jika terkena suhu tinggi, termasuk selama perjalanan di kontainer
untuk waktu lama, bakteri sangat mungkin berkembang biak. Terutama, bila ada
limbah organik yang merupakan kesukaan mikroba. Efeknya dapat mengganggu
kesehatan. Sedangkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), sesungguhnya
tidak boleh sama sekali ada di lingkungan bebas, karena sifatnya beracun. “Harus
diisolasi.
Penanganan sampah maupun limbah perlu kehati-hatian. Jika limbah
langsung mengenai tanah, dapat meningkatkan risiko soil borne disease, soil
transmited disease berupa kecacingan. Bila kena air, dapat meningkatkan water borne disease sepe
Beberapa hasil penelitian di tempat pembuangan akhir sampah di Indonesia, menunjukkan adanya
(sumber: dengan pengubahan)

Teks II

Candi Borobudur

ur dibangun pada abad ke-8, Candi Borobudur sempat terlupakan karena tertimbun abu vulkanik akibat letusan gunung Me
olkan alam duniawi. Ketiga alam duniawi tersebut adalah Kamadathu, Rupadathu dan yang paling dalam adalah Arupadath
nafsu manusia yang menggambarkan tentang merampok, memperkosa, membunuh, penyiksaan da
Dalam tingkatan Rupadhatu yang ada dalam deskripsi Candi Borobudur, menceritakan tentang al
(sumber: dengan pengubahan)

Teks III
Menjadi Pribadi Penuh Percaya Diri

Untuk menjadi pribadi yang percaya diri, Anda harus menerima diri apa
adanya. Ini sangatlah penting karena begitu Anda menerima diri Anda apa
adanya, Anda merasa senang dengan diri Anda sendiri. Artinya, Anda menerima
apapun kelebihan dan kekurangan yang melekat pada diri Anda selama ini.
Tentunya, yang dimaksud dengan menerima kekurangan di sini bukan sama
sekali membiarkan kekurangan diri Anda begitu saja. Sebaliknya. Anda
terdorong untuk memperbaiki kekurangan dengan sepenuh hati, tanpa putus
asa.
Langkah pertama dengan menanyakan kepada diri Anda tentang hal-hal
berikut dan jawablah sejujurnya!
a. Apa saja kekurangan diriku selama ini, yang harus aku perbaiki, demi
mencapai impian muliaku?
b. Hal apakah dari diri saya yang kurang disukai orang lain atau teman saya?
Adapun yang dimaksud dengan kelebihan di sini adalah hal-hal positif
diri
Anda yang patut Anda syukuri dan maksimalkan. Cara mengenali kelebihan diri
Anda ini sangatlah mudah. Kemauan, untuk mengenali kelebihan Anda,
jawablah pertanyaan berikut.
a. Hal positif apa sajakah yang teman saya sukai dari diri saya?
b. Apa yang saya sukai dari diri saya selama ini?
c. Apa yang orang lain rindukan dari diri saya?
Langkah kedua, yakinlah pada diri Anda sendiri. Keyakinan adalah fondasi kehidupan. Sekali Anda y
Langkah ketiga, bersyukurlah atas apa pun yang Anda dapatkan. Bersyukur adalah bukti kebahagiaa
Langkah keempat, tersenyumlah dengan tulus kepada setiap orang, termasuk orang yang pernah m
Selamat menjadi pribadi yang percaya diri dan penuh bahagia! (Sumber: http/: dengan pengubahan

b) Tahap Pemerolehan dengan Pemahaman Langsung


Ketiga tipe teks di atas diasumsikan sudah dapat
dikenali oleh siswa, baik struktur maupun kaidahnya. Siswa
juga sudah dapat membedakan ketiga teks secara jelas karena
mereka sudah melalui proses pembelajaran sebelumnya.
(1) Teks I merupakan teks laporan observasi, yang
strukturnya yang terdiri atas definisi umum, deskripsi
bagian, dan dan deskripsi manfaat.
(2) Teks II merupakan teks tanggapan deskriptif, yang
strukturnya terdiri atas identifikasi, klasifikasi, dan
deskripsi bagian.
(3) Teks III merupakan teks prosedur, yang strukturnya terdiri
atas pengantar yang menjelaskan tujuan dan urutan
langkah-langkah/tahapan untuk melakukan sesuatu.
Siswa diajak secara langsung untuk menuliskannya
sesuai dengan karaktestik dari masing-masing teks itu,
setidaknya dengan cara menyusun perbagian teks. Untuk
menyusun beragam teks tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa cara.
(1) Untuk menulis teks laporan observasi, secara
berkelompok siswa terlebih dahulu mengamati
lingkungan yang berbeda di dalam sekolah, misalnya,
kantin, perpustakaan, tempat parkir, pos satpam,
lapangan olahraga.
(2) Untuk menulis teks tanggapan deskriptif, secara
berkelompok dapat secara langsung menentukan objek
tertentu yang akan mereka tanggapi tanpa telebih dahulu
melalukan langkah pengamatan atapun kalau langkah itu
akan dilakukan para siswa bisa menjadi lebih baik. Objek
yang akan mereka deskripsikan dapat berupa benda-
benda, peristiwa sosial, ataupun budaya.
(3) Untuk menulis teks prosedur, secara berkelompok siswa
harus mengawalinya dengan menentukan satu petunjuk
yang akan mereka buat, misalnya tentang cara
penggunaan peralatan tertentu, petunjuk pembuatan,
petunjuk mengikuti kegiatan, dan sejenisnya.
c) Tahap Elaborasi
Pada langkah berikutnya, siswa mencatat atau
mengumpulkan fakta-fakta terkait dengan topik yang akan
ditulisnya. Fakta-fakta itu kemudian disistematisasikan sesuai
dengan struktur teks masing-masing yang sudah mereka
ketahui. Diperkuat pula oleh kaidah-kaidah kebahasaan yang
menjadi penanda utama setiap teks. Misalnya, untuk teks
prosedur harus memiliki ketepatan dalam penggunaan kata-
kata kerja imperatif. Untuk teks eksposisi dapat dilengkapi
dengan penggunaan konjungsi penyebaban ataupun
konjungsi
jenis lainnya. Contoh-contoh teks yang ada bisa menjadi
model ketika siswa mengalami kesulitan dalam
mengembangkan tulisan-tulisannya, baik itu dalam struktur
ataupun kaidah- kaidah kebahasannya. Namun, pada intinya
siswa berlatih menulis ketiga jenis teks itu secara langsung
dengan mengandalkan pemahamannya berdasarkan proses
belajar sebelumnya.
Setelah selesai, hasil pekerjaan masing-masing siswa
tersebut disilangbacakan dengan teman sekelompok untuk
dikomentari berdasarkan struktur, kaidah kebahasaan, dan
isinya. Dalam proses ini diharapkan setiap siswa bisa
memberikan saran kepada tulisan temannya, disertai alasan
dan saran-saran yang jelas. Dalam proses ini, siswa dapat
menggunakan rubrik berikut sebagai pedoman di dalam
kegiatan silang baca tersebut.

Rubrik Kegiatan Silang Baca


Aspek Pengamatan Komentar Saran Perbaikan
a. Struktur

b. Kaidah

c. Isi

d) Tahap Penguatan
Peran guru dalam kegiatan ini adalah memberikan
penguatan ataupun pelurusan terhadap komentar-komentar
siswa. Dengan demikian, diharapkan para siswa memperoleh
kejelasan-kejelasan sekaligus pegangan atas kebenaran
ataupun ketidakbenarannya.

d. Memproduksi Teks Nonfiksi dan Strateginya


Saat seseorang ingin menuangkan ide, memberikan informasi,
memberikan instruksi, atau bahkan memberikan klarifikasi, maka dia
perlu memproduksi sebuah tulisan. Ide, informasi, klarifikasi menjadi
sebuah tujuan penulisan. Oleh karenanya, sebelum menulis, perlu
tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut akan menentukan tipe
atau jenis teks yang akan ditulis.
Ketika kita menulis teks informasi, penting untuk memahami
tujuannya yang ditulis dan kemudian untuk memilih jenis teks yang
sesuai dengan tujuan. Jika tujuannya adalah untuk menggambarkan,
bisa dibuat dalam bentuk artikel berita, puisi, pertanyaan-dan buku
jawaban, surat, pesan email, atau laporan informasi. Jika tujuannya
adalah untuk memberikan instruksi, dapat disampaikan dengan
poster, brosur, prosedur ilmiah, resep, atau serangkaian petunjuk
tertulis. Berikut ini akan dipaparkan tentang tujuan dan jenis teks
nonfiksi.
TUJUAN DAN JENIS TEKS: MENULIS NONFIKSI
TUJUAN KARAKTERISTIK JENIS TEKS
MENGINFORMASIKAN ekspositori, Laporan informasi
untuk memberikan judul, (memahami
informasi: gambarkan, pernyataan bagaimana katak
jelaskan, beri fakta pembuka, makan), laporan
pada pembaca, informasi logis, deskriptif (tentang ikan
katakan sesuatu kesimpulan atau paus), laporan penjelas
seperti apa, meringkas ringkasan — memberi tahu
bagaimana atau
mengapa (bagaimana
air membantu
pertanian), buku
pengamatan (efek
warna air dicampur
TUJUAN DAN JENIS TEKS: MENULIS NONFIKSI
TUJUAN KARAKTERISTIK JENIS TEKS
dengan daun pandan),
ilmiah deskripsi (pola
sisik pada ikan), ilmiah
deskripsi (pola sisik
pada ikan), teks
perbandingan, artikel
berita, diskusi,
wawancara, pidato
MENGINSTRUKSIKAN Judul dan / atau Resep, percobaan
untuk memberi tahu sasaran, bahan sains, arah, instruksi
pembaca bagaimana atau peralatan atau manual, prosedur
melakukannya daftar, langkah keselamatan, prosedur
sesuatu; untuk diberi nomor kesehatan (mencuci
menguraikan proses dengan kata tangan, menutupi
kerja-pertama bersin), rencana
kalimat atau perjalanan / jadwal,
disajikan dalam aturan,
urutan tertentu menggambarkan
menggunakan langkah-langkah dalam
kata-kata urutan suatu proses seperti
waktu (pertama, operasi matematika,
kedua, ketiga; proyek seni, langkah-
sekarang, langkah dalam latihan
selanjutnya, api, proses penulisan,
kemudian, peta dengan arah
akhirnya)
MENARASIKAN Setting yang Narasi pribadi, naratif
untuk memberikan dikembangkan nonfiksi (penulisan
wawasan tentang dengan baik, faktual yang akurat
suatu situasi atau pencitraan yang diresapi elemen
kehidupan seseorang sensorik, citraan), akun saksi
atau benda hidup struktur mata, berita / majalah
lainnya sekuensial artikel menceritakan
(biasanya suatu peristiwa,
berdasarkan storyboard nonfiksi,
waktu), rincian buku harian,
yang relevan otobiografi, biografi,
menempatkan catatan sejarah, esai
peristiwa dalam foto (berurutan), buku
waktu dan pengamatan observasi
tempat, yang mencakup
TUJUAN DAN JENIS TEKS: MENULIS NONFIKSI
TUJUAN KARAKTERISTIK JENIS TEKS
signifikansi / pemikiran dan refleksi
pentingnya pribadi (seiring waktu),
situasi mapan, naratif puisi,
akhir yang menceritakan kembali
berbeda

MEMENGARUHI Ikhtisar topik, Surat, iklan, poster,


untuk memengaruhi pernyataan esai, iklan, brosur,
pembaca untuk penulis atau ulasan (film atau
mengambil tindakan argumen, fakta buku), pidato (misi
atau menambah pendukung atau politik), debat,
keyakinan bukti, menarik argumen pro- kontra
bagi pembaca,
kesimpulan atau
ringkasan

MENANGGAPI Menjelaskan Tanggapan terhadap


untuk referensi untuk literatur: reflektif,
mengekspresikan ide teks yang sudah analitis, atau analisis
tentang suatu teks ada; mengutip evaluatif, tinjauan
atau tema; untuk contoh-contoh kritis, studi literature
terlibat dalam analitis, spesifik dan Tanggapan untuk
kritis, pemikiran termasuk pertanyaan akademis:
evaluatif analisis jawaban esai,
menanggapi tes cepat
Tanggapan terhadap
komunikasi pribadi:
surat, catatan,surel

(sumber: Stead and Hyot, 2011:13)

Ketika penulis pertama kali melakukan proses penulisan,


mereka dapat mengerjakannya pertahap dengan pemodelan dan
dukungan guru. Untuk penulis pemula, mereka baru diperkenalkan
dengan proses penulisan, melakukan prosesnya berdasarkan
bimbingan guru.
Setelah proses dipahami, pepenulis nonfiksi akan dapat
menulis tidak hanya secara berkelompok namun juga individu. Dalam
hal ini, Saudara pertama-tama perlu menganalisis tingkat
pemahaman Saudara tentang jenis teks yang Saudara akan tulis dan
membimbing penulis melalui penugasan atau proyek secara klasikal.
Kemudian, ketika tiba saatnya untuk proyek individu, para penulis
dapat melakukannya dengan tingkat kemandirian yang tinggi.
Menulis Nonfiksi dan Proses Menulis
Pramenulis: Menyusun Merivisi Menyunting Mempublikasikan:
merencanakan Draf mempresentasikan,
dan meneliti berbagi, dan
merayakan

Bersiap untuk Bersiap Memoles Menyelarask Menerbitkan dan


menulis menuangka pemikiran an konvensi menyajikan
n ide
Berpikir Fokus pada Baca Fokus pada Jika tulisan Saudara
Mengamati apa yang kembali dan satu hal pada adalah buku, maka
Penelitian. ingin tanyakan: satu waktu. Buatlah nomor
Dapatkan Saudara Apakah ini Baca untuk halaman dan
fakta dari katakan. masuk akal? memeriksa membuat sampul,
gambar, buku, Gunakan Apakah ada spasi antar halaman judul
komputer, riset cukup detail kata. daftar isi, tentang-
video,wawanc Saudara sehingga Kemudian penulis
ara, di mana untuk pembaca bacalah lagi halaman,
saja. mendapatk bisa"Lihat" untuk sebuah
Tulis atau an fakta. apa yang memeriksa indeks
gambarkan Tulis huruf saya tulis? ejaan, dan atau
fakta yang Apakah sebagainya. Glosarium, dan
penelitian Saudara fakta Cek untuk: sebuah halaman
Saudara. kenal untuk tentang hal Spasi, ejaan, untuk
Bicarakan mengeja yang sama huruf kapital, komentar pembaca
fakta Saudara. kata-kata. dikelompok kerapian,
Pilih topik. Gunakan kan Saudara Jika
Pikirkan untuk struktur dan bersama? baca, kalimat penulisan Saudara
siapa Saudara jenis teks Apakah lengkap. adalah
menulis. (surat, faktanya Apakah saya sebuah surat,
Pikirkan catatan, akurat? memiliki kirimkan
mengapa poster, Apakah ini judul, judul Itu!
laporan,dan terlihat yang jelas,
Menulis Nonfiksi dan Proses Menulis
Pramenulis: Menyusun Merivisi Menyunting Mempublikasikan:
merencanakan Draf mempresentasikan,
dan meneliti berbagi, dan
merayakan

Saudara seterusnya). seperti milik gambar, Jika tulisan Saudara


menulis. Gunakan guruku keterangan, adalah poster,
Pilih apa yang kata-kata contoh teks dan perlihatkanlah!
akan Saudara menarik: semacam sebagainya?
tulis. (Sebuah kata benda ini? Bisakah Bacalah dengan
surat?Sebuah yang tepat, (prosedur, teman saya lantang kepada
poster? kata kerja penjelasan, membaca teman sekelas
Laporan? Atau yang kuat, surat,melap ini? Apa Saudara, keluarga,
apa?) gambar orkan, dan ide mereka atau teman-teman
sensorik. sebagainya) untuk dari sekolah lain.
Sertakan , Apakah membuatnya Kirim tulisan
fitur kalimatnya lebih baik? Saudara ke surat
nonfiksi bervariasi? kabar atau layanan
seperti Apakah penerbitan
judul dan mereka online
gambar. mulai
Tulis dengan
permulaan kata-kata
yang yang
menarik berbeda?
dan akhir Berapa
yang panjang dan
memuaskan pendek?
. Apakah
saya
menggunak
an kata-
kata yang
menarik?
Ketika saya
membaca
ini untuk
teman-
teman saya,
apa
Menulis Nonfiksi dan Proses Menulis
Pramenulis: Menyusun Merivisi Menyunting Mempublikasikan:
merencanakan Draf mempresentasikan,
dan meneliti berbagi, dan
merayakan

pertanyaan
yang
mereka
tanyakan
padaku?
Apa saya
dapat
membuat
lebih baik?

Bacalah Bacalah Bacalah Bacalah Bacalah kembali


kembali kembali kembali kembali
(sumber: Stead & Hyot, 2011: 19)
Ada beberapa media yang dapat digunakan untuk menulis
beragam teks nonfiksi tersebut, misalnya dengan menggunakan
graphic organizer, model Frayer (sumber: www.adlit.org/strategies).
Menulis informasi Menulis prosedur
Selain penggunaan media, ada juga model/strategi/metode
yang dapat digunakan untuk mengajarkan menulis teks nonfiksi.
Menurut Stead & Hyot (2011: 40), ada beberapa pendekatan yang
dapat dipraktikkan dalam mengajarkan menulis teks nonfiksi. Berikut
dipaparkan pendekatan instruksional yang dapat dijadikan panduan.
Pendekatan Instruksional
Pendekatan Tingkat Setting Peran Guru Peran Siswa
instruksional dukungan
Model menulis Maksimal Biasanya Berikan Dengarkan dan
seluruh model amati gurunya.
kelas tetapi bagaimana
dapat penulis
digunakan menulis,
dalam menggunakan
pengaturan bahasa
kelompok dengan
kecil atau tingkatan
individu berpikir kritis
Menulis bersama Tinggi Dapat Berikan Bantu guru
digunakan demonstrasi dengan menulis.
di seluruh pada proses
kelas, penulisan.
kelompok
kecil, atau Sampaikan
pengaturan pertanyaan
individu untuk
membantu
siswa
memahami
bagaimana
penulis
menulis.
Susunlah teks
umum
bersama
dengan siswa.
Menulis interaktif Tinggi Paling baik Para penulis Berpartisipasi
digunakan dan guru penuh dan
dalam berbagi berbagi tanggung
pengaturan peran, jawab untuk
grup kecil menulis kata-kata
Pendekatan Instruksional
Pendekatan Tingkat Setting Peran Guru Peran Siswa
instruksional dukungan
menyusun dan memasukkan
teks bersama. fitur teks.
Menulis Medium Kelompok Bantu siswa Menulis sendiri
terpandu/termbimbing kecil dengan dengan bantuan
kebutuhan dari guru dan
yang sama rekan-rekan
dengan mereka.
komposisi
mereka
sendiri. Guru
dapat
memilih
untuk
melakukan
penulisan
model
tambahan jika
penulis perlu
untuk melihat
contoh lain.
Konferensi/kelompok Tinggi Individu Fokus pada Penulis
kebutuhan mempertahankan
seorang kontrol atau apa
penulis yang mau ditulis.
tunggal. Saran guru dan
Penulis dapat komentar
meminta diberikan secara
diskusi karena lisan, atau
kebutuhan ditempatkan
tertentu. pada catatan
Guru dapat tempel untuk
meminta membantu
Diskusi untuk penulis dalam
penilaian, menyimpan
instruksi informasi.
tambahan,
membimbing
penulis
melalui
proses
Pendekatan Instruksional
Pendekatan Tingkat Setting Peran Guru Peran Siswa
instruksional dukungan
penulisan,
dan
sebagainya.

Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam proses


menulis teks nonfiksi adalah dengan pemodelan minilesson. Dalam
model ini, guru mulai dengan pemodelan, lebih tepatnya
menunjukkan dari mengatakan-bagaimana cara terlibat dalam tujuan
pembelajaran. Dalam pembelajaran menulis nonfiksi, misalnya, guru
mungkin menunjukkan cara membuat beberapa kalimat nonfiksi.
Pada saat bersamaan, penulis adalah pengamat yang cermat. Tugas
mereka adalah mengawasi dengan cermat dan memperhatikan
bagaimana teks itu dibuat. Mereka juga dengarkan guru tentang apa
yang guru pikirkan saat menulis. Mereka melihat, mendengarkan,
menjelaskan apa yang dia pikirkan.
Dalam praktik terbimbing, penulis memulai bekerja dan
menerapkan pembelajaran. Mereka mungkin menggambar, menulis, dan
bekerja dengan pasangan. Hal ini menjadi poin penting karena mereka

semua akan memikirkan target penulisan yang dulu dimodelkan


dalam minilesson yang terfokus dan berusaha mengintegrasikannya
ke dalam tulisan mereka. Penulis pemula mendapatkan banyak
bimbingan dan dukungan selama ini karena mereka mencoba aplikasi
kolaboratif atau individual. Periode praktik terbimbing ini masih
sangat diarahkan oleh guru, dan pelatihan ulang dan pembinaan
terjadi dalam kelompok- kelompok kecil atau dengan individu.
Praktik yang dipandu memberikan peluang penting untuk
penilaian juga, karena penulis secara aktif berusaha untuk meniru
format penulisan dimodelkan oleh guru. Ketika kepercayaan diri
meningkat, siswa menerapkan apa yang telah mereka pelajari dengan
meningkatnya kebebasaan berekspresi. Mereka lebih percaya diri.
Beberapa penulis mencapai tahap ini dengan cepat, namun ada juga
yang mungkin masih ada banyak pelatihan dan dukungan. Tetapi
semua penulis mengerti bahwa tujuannya adalah untuk mampu
menulis secara individu.
Selama masa penulisan dan pembinaan aktif ini, guru dapat
mendukung penulis (siswa) di berbagai cara. Yang dapat dilakukan
oleh guru diantaranya adalah.

1) Melakukan diskusi dengan penulis (siswa), misalnya dengan


mendekati mereka di kelompok kerja.
2) Bertemu dengan grup kecil untuk tulisan terbimbing untuk
melakukan pemodelan tambahan dan menawarkan bimbingan.
3) Libatkan sekelompok kecil siswa di berbagi pengalaman menulis
manakala siswa bekerja sama untuk membangun teks yang mirip
dengan yang dimodelkan oleh guru. Dalam tulisan bersama,
siswa menyumbangkan gagasan secara bebas dan berpartisipasi
pada tingkat yang lebih tinggi daripada selama penulisan model
minilesson. Tulisan bersama juga dapat menjadi tulisan interaktif
jika penulis berbagi pena dan bergantian menambahkan fitur
huruf, kata, dan teks ke teks yang mereka buat bersama.

Ada juga strategi yang dapat digunakan untuk memproduksi


teks nonfiksi, misalnya untuk tujuan menginformasikan (menulis
informatif). Menulis informasi bertujuan untuk menyampaikan
informasi (writing to inform) tentang topik atau menjelaskan
bagaimana melakukan sesuatu (Duke & Armistead, 2003:8-9).
1) Tahap Survei Teks

Membaca Karakter Lewat Goresan Tanda


Tangan
Oleh Fachrurozi

Tanda tangan mampu mencerminkan karakter dan tipe


kepribadian individu karena tanda tangan merupakan hasil grafis
dari kerja otak. Memang tidak sepenuhnya tepat, tapi para ahli
grafologi berpendapat tingkat akurasi itu bisa mencapai 80
persen.
Figur seseorang bisa terlihat dari tanda tangannya. Tanda
tangan juga bisa memperlihat kencenderungan, minat, serta
motivasi seseorang. Tandanya adalah jika tanda tangan miring ke
kanan, menunjukkan gambaran pribadi yang terbuka, hangat,
dan sosok yang apa adanya kala berada di depan publik.
Sebaliknya, bila miring ke kiri menggambarkan kecenderungan
seorang yang tertutup dan egois. Apabila tegak,
menggambarkan tipikal seorang realis dan pandai menempatkan
emosi. Tanda tangan yang tertulis dengan cara menekan
menunjukkan pribadi yang kurang yakin terhadap diri sendiri.
Sedangkan tanda tangan yang memiliki garis bawah
memperlihatkan optimisme sang pemilik. Pun bila tak disertai
garis, menandakan pribadi yang tegar, ekonomis, dan memiliki
kesadaran lingkungan yang baik. Lain halnya jika menorehkan
tanda tangan semirip nama pemiliknya menunjukkan individu
spontan dan menyenangi pujian. Atau jika tidak mirip dan
sekadar coretan menunjukkan pribadi sederhana. Sumber:
https://id.she.yahoo.com/membaca-karakter-lewat- goresan-
2) Tahap Menjawab pertanyaan berdasarkan tujuan
menulis Informasi apa yang didapat dari teks di atas?
Jawaban pertanyaan
1. Tanda tangan mampu mencerminkan
karakter dan tipe kepribadian  Informasi
teks
seseorang dan juga bisa
memperlihatkan kencenderungan,
minat, serta motivasi seseorang
disertai dengan tanda-tandanya.
e. Rekomendasi untuk guru preservice dan inservice
Mengajarkan ragam teks nonfiksi dengan segala urgensi yang
terkait dengan literasi dasar siswa yakni membaca dan menulis bukan
hanya memerlukan ragam teks nonfiksi, namun juga cara
mengajarkannya dengan mudah. Selain hal itu, ada hal yang tentu
saja perlu dikembangkan lagi oleh guru terkait dengan kemampuan
minimal guru SD untuk dapat mengajarkan keterampilan berbahasa.
Beberapa hal yang dimaksud adalah semacam rekomendasi
pengembangan kemampuan guru, diantaranya:
a) guru senantiasa terlibat dalam kegiatan pengembangan
profesional, misalnya melalui penelitian tentang dampak
membaca dan menulis nonfiksi terhadap prestasi belajar siswa;
b) guru harus mempertimbangkan memeriksa literatur ilmiah
tentang kegunaan dan pentingnya mengembangkan minat siswa
dalam membaca dan menulis nonfiksi;
c) memanfaatkan strategi berbasis literasi yang melibatkan literatur
nonfiksi di ruang kelas;
d) mencoba berkolaborasi dengan guru lain dan atau dosen dari
sebuah universitas untuk terlibat dalam studi kritis dan menelitia
tentang hubungan teori pembelajaran dan aplikasi berbasis kelas
yang melibatkan literatur nonfiksi (misalnya guru dan dosen
dapat berbagi ide untuk mengajar nonfiksi dan berkolaborasi
satu sama lain dalam berbagai topik, seperti mengajar siswa cara
menulis teks biografi dan mengajari siswa bagaimana melakukan
penelitian atau menulis proposal penelitian);
e) mempertimbangkan untuk mencari informasi lebih tentang
beragam strategi mengajar misalnya untuk membaca bersama
dan membaca terbimbing dengan materi teks nonfiksi.
2. Teks Fiksi (Sastra anak)
Teks sastra anak menghibur atau memperoleh respons emosinal
dengan menggunakan bahasa untuk membuat gambar/teks secara
psikologis.
a. Urgensi Fungsi Teks Fiksi (Sastra Anak)
Sastra anak dipercaya menjadi salah satu faktor yang
berkontribusi besar dalam membentuk dan mengembangkan
kepribadian seorang anak. Kepribadian dibentuk oleh lingkungan baik
diusahakan secara sadar maupun tidak sadar. Lingkungan yang
dimaksud amat luas wilayahnya. Ia mulai dari kebiasaan, tingkah laku,
contoh, dan lain-lain yang diberikan oleh orang tua, pendidikan yang
secara sadar dan terencana dilakukan di lembaga sekolah, sampai
adat istiadat, konvensi, dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Di
antara hal-hal tersebut salah satu yang termasuk di dalamnya adalah
sastra, baik sastra lisan yang diperoleh anak lewat saluran tuturan
maupun sastra tulis yang diperoleh lewat bacaan (Nurgiyantoro,
2010:35). Sastra anak memiliki banyak fungsi, yang dikelompokkan
menjadi nilai personal dan nilai pendidikan berikut ini.
a) Nilai Personal
(1)Perkembangan Emosional
(2)Perkembangan Intelektual
(3)Perkembangan Imajinasi
(4)Pertumbuhan Rasa Sosial
(5)Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius
b) Nilai Pendidikan
(1)Eksplorasi dan Penemuan
(2)Perkembangan Bahasa
(3)Pengembangan Nilai Keindahan
(4)Penanaman Kawasan Multikultural
(5)Penanaman Kebiasaan Membaca
Selain itu, fungsi sastra anak dapat dikategorisasikan
berdasarkan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya (Tarigan, 2010).
Fungsi sastra anak berdasarkan unsur instrinsiknya, yaitu (1) memberi
kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan bagi anak-anak, (2)
mengembangkan imajinasi anak dan membantu mereka
mempertimbangkan dan memikirkan alam, kehidupan, pengalaman
atau gagasan, (3) memberikan pengalaman baru yang seolah-olah
dirasakan dan dialami sendiri, (4) mengembangkan wawasan
kehidupan anak menjadi perilaku kemanusiaan, (5) menyajikan dan
memperkenalkan anak terhadap pengalaman universal, dan (6)
meneruskan warisan sastra. Sedangkan fungsi sastra anak
berdasarkan unsur ekstrinsiknya, relevan dengan tujuan pendidikan
secara umum, yaitu berguna untuk (1) perkembangan bahasa, (2)
perkembangan kognitif, (3) perkembangan kepribadian, dan (4)
perkembangan sosial.
Jika diselaraskan dengan ranah pendidikan, yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor, maka sastra anak berperan penting dalam
mengisi ranah afektif karena konten sastra anak hakikatnya adalah
realitas kehidupan manusia dengan segala kompleksitasnya, maka
kemampuan afeksi anak akan banyak terasah melalui kegiatan
apresiasi.
Dengan demikian, sastra anak penting karena memberi siswa
peluang untuk menanggapi sastra (Crippen: 2012). Sastra anak
memberi peluang siswa untuk mengapresiasi warisan budaya mereka
sendiri dan juga warisan budaya orang lain. Hal tersebut membantu
siswa mengembangkan kecerdasan dan kreativitas emosional;
memelihara pertumbuhan dan pengembangan kepribadian dan
keterampilan sosial siswa; serta mentransmisikan karya sastra dan
tema penting dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Memperhatikan urgensi sastra anak tersebut, maka kegiatan
mengapresiasinya pun menjadi sangat krusial.
b. Urgensi Apresiasi Sastra Anak
Belum memuaskannya tingkat keberhasilan pendidikan di
Indonesia, salah satunya ditunjukkan dengan rendahnya angka
literasi. Hal tersebut terjadi karena kekuatan teks, khususnya teks
berupa sastra anak, belum diberdayakan secara optimal, baik di
sekolah, maupun di rumah. Pembelajaran sastra di sekolah, pada
umumnya terjadi di ruang kelas, tetapi terbatas hanya pada
pemahaman struktur teks, belum diorientasikan pada fungsi sastra
serta belum memperhatikan pendekatan dan prosedur yang tepat.
Dengan demikian, tidak begitu berdampak pada menguatnya budaya
literasi.
Horatius (Luxemburg, 1989: 76) seorang penyair latin yang
hidup pada masa 65 SM-8 M berpandangan bahwa fungsi sastra
hendaknya docere (memberikan ajaran) dan delectare (memberikan
kenikmatan). Dengan kata lain, sastra mestilah berfaedah dan
menyenangkan bagi pembaca. Di dalam konteks pendidikan dasar
fungsi kedualah yang diutamakan, yakni apresiasi sastra sebagai
sesuatu yang menghibur dan menyenangkan bagi anak-anak.
Kesenangan yang disukai anak-anak tersebut jika dikelola dengan
pendekatan dan prosedur yang tepat akan beralih menjadi suatu
kebutuhan bagi anak-anak. Kebutuhan akan apresiasi sastra yang
berkesinambungan secara sadar dan tidak sadar akan beralih
menjadi kebiasaan. Pada saat apresiasi sastra menjadi sebuah
kebiasaan, maka terbentuklah budaya literat. Dengan demikian,
ketika anak-anak telah terbiasa mengapresiasi teks sastra, akan jauh
lebih mudah untuk mereka mengakses beragam teks lainnya. Oleh
karena itu, diperlukan pembelajaran apresiasi sastra.
Setidaknya ada dua pendekatan utama dalam pembelajaran
apresiasi sastra, yaitu pendekatan prosedural dan pendekatan inkuiri.
Pendekatan prosedural yang dapat digunakan, di antaranya model P-
IKADKA, singkatan dari Persiapan, Introduksi, Koneksi, Apresiasi,
Diskusi, Komprehensi, dan Afirmasi. Model P-IKADKA dikembangkan
berdasarkan teori prosedur apresiasi HLB Moedy (1971) yang
dikombinasikan dengan prosedur apresiasi sastra dari Flood & Lapp
(1994), Dugan (1997), dan Amstrong (2013). Model ini relevan
digunakan untuk pembelajaran apresiasi sastra anak, bahkan di SD
kelas awal.
MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA P-IKADKA
No Tahapan Penjelasan
1 Persiapan Pada tahap ini dilakukan pemilihan bahan ajar
apresiasi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
memperhatikan karakteristik peserta didik.
Memperhatikan struktur teks cerita dan hal-hal
penting di dalamnya.
Pada tahap ini juga ditentukan strategi atau cara
penyajian cerita agar efektif dan sesuai tujuan.
2 Introduksi Pada tahap ini disampaikan tentang tujuan
apresiasi, teks yang dipilih sebagai bahan ajar,
serta informasi umum tentang cerita yang akan
disampaikan (judul, pengarang, penerbit, dsb.).
3 Koneksi Pada tahap ini dilakukan koneksi antara cerita
dengan peserta didik dengan cara membentuk
keterkaitan/keterhubungan antara keduanya.
Menciptakan hubungan antara peserta didik
dengan teks cerita yang akan diapresiasi. Hal
tersebut bisa diperoleh dari konteks atau konten
cerita dengan diri peserta didik.
4 Apresiasi Pada tahap ini disajikan cerita untuk diapresiasi
peserta didik. Cerita dibacakan dengan cara
dramatic reading dan interaktif agar peserta didik
terlibat dalam cerita.
5 Diskusi Pada tahap ini dilakukan diskusi terbimbing untuk
memastikan terjadinya pertukaran gagasan
No Tahapan Penjelasan
antarpeserta-didik, terjadi tanya jawab dan
pembahasan tentang materi pembelajaran.
6 Komprehensi Pada tahap ini peserta didik dibimbing untuk
mendalami materi, misalnya dengan cara
mengerjakan LKPD yang relevan.
7 Afirmasi Pada tahap ini dilakukan penguatan dan
pengukuhan terhadap hasil apresiasi sastra dengan
cara menyebutkan kembali ringkasan umum hasil
pembelajaran apresiasi cerita.

Pembelajaran apresiasi sastra dengan pendekatan inkuiri


biasanya digunakan untuk pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran konstruktivis, difokuskan pada bagaimana seorang
siswa belajar. Pendekatan ini digunakan guru dengan tujuan agar
siswa menyadari betul kekuatan sastra dalam hal menjelaskan
kondisi kemanusiaan. (Lynch-Brown, 2004: 244).
Dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini siswa dipandu
oleh pertanyaan mereka sendiri yang berkaitan dengan suatu karya
sastra. Pertanyaan-pertanyaan yang menarik minat mereka. Misalnya
bagaimana rasanya jadi karakter tokoh x? Mengapa ilustrasi
rumahnya berwarna hitam?
Selama proses inkuiri tersebut, siswa memperbaiki atau
mengubah pertanyaan beriringan dengan saat mereka belajar dan
berdiskusi, berdebat, dan berbagi informasi dengan siswa lain.
Pembelajaran kolaboratif, proyek kelompok, dan diskusi kelompok
kecil lebih ditekankan. Penekanan difokuskan pada proses tentang
bagaimana seorang murid mencapai tujuan pembelajaran dan
memahami informasi tentang sastra yang diapresiasinya sehingga
pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan secara lebih luas. Guru
bertindak sebagai fasilitator daripada sebagai sumber pengetahuan.
Selain itu, guru juga menyampaikan pertanyaan-pertanyaan
pemandu kepada siswa, bukan memberikan jawaban.
Pendekatan inkuiri ini bisa berbasis tema atau berbasis genre.
Tema-tema yang dipilih misalnya tetap sehat, pertemanan dan
perkelahian di sekolah, mengatasi orang tua dan saudara yang lebih
muda, berbagi masalah yang sama?, ketergantungan dan
kemandirian, dunia masa depan, menerima mereka yang berbeda
dari diri kita sendiri, hewan peliharaan, berjalan dengan
menggunakan sepatu orang lain: pentingnya perspektif, serta tema
lain yang relevan. Genre sastra yang dipilih bisa berupa prosa, puisi,
maupun drama.
c. Kreasi Sastra Anak
Wujud tertinggi apresiasi adalah kreasi. Oleh karena itu, selain
mengapresiasi, guru perlu menguasai kemampuan mengkreasi sastra
anak, terutama dalam bentuk tertulis. Berikut ini tahapan yang
dilakukan untuk menyusun sastra anak, khususnya genre prosa, baik
dalam bentuk cerita lepas maupun dalam bentuk buku cerita anak
tersendiri. Menulis cerita lepas untuk pemula, secara sederhana
dapat diawali dengan menggunakan pendekatan respons estetik.
Pendekatan Respons Estetik merupakan strategi menyusun cerita
dengan meminjam pendekatan ini relatif lebih mudah karena proses
kreatif menyusun cerita didasarkan pada struktur cerita yang sudah
ada dikombinasikan dengan kreativitas, imajinasi, dan bahkan dapat
dikaitkan dengan konteks kehidupan pembaca. Misalnya pada cerita
Bawang Merah dan Bawang Putih versi Anda kedua saudara tiri
tersebut tidak saling bermusuhan, justru sebaliknya mereka
berkolaborasi dan bersinergi menjadi vlogger/youtober karena
ternyata mereka berdua sama-sama gemar memasak masakan khas
nusantara dengan cita rasa khas bawang merah dan bawang putih.
Sementara itu, menulis buku cerita secara mandiri dapat
menggunakan pendekatan prosedur penulis profesional yang diadaptasi
dari Seuling (2004) dengan tahapan sebagai berikut.
1) Menemukan ide terbaik
Biasanya tantangan pertama pada saat akan menulis
adalah sulitnya menemukan ide. Namun, apabila Saudara sudah
memiliki ide, tahapan berikutnya yaitu memastikan bahwa ide
tersebut merupakan ide terbaik. Untuk itu, Saudara dapat
melakukan beberapa cara berikut ini. Gunakan mesin pencari
cerita anak dan kata/frasa yang menggambarkan buku Saudara.
Saat kita telah menemukan buku yang mirip, lihat ringkasan dari
buku-buku orang lain tersebut. Cari tahu dan pastikan bagaimana
buku kita telah benar-benar berbeda dari buku-buku yang telah
ada. Meski hal ini terlihat biasa, namun langkah sederhana ini
penting untuk mengecek dan memastikan buku kita berbeda,
dengan mengecek apakah sudah ada buku sejenis yang pernah
diterbitkan sebelum kita mulai menulis. Membuat hal yang
berbeda pada cerita kita menunjukkan orisinalitas.

2) Kembangkan karakter utama


Buat karakter kita seolah-olah NYATA. Tanyakan pada diri
Saudara hal-hal berikut tentang karakter utama. Apa yang
karakter utama inginkan? Apa kebiasaan terburuk/terbaik
karakter utama? Apakah karakter utama itu introvert atau
extrovert? Apakah karakter utama memiliki cara bicara yang
berbeda pada orang lain (ucapan lucu, perkataan yang diulang,
aksen, suara yang pelan atau keras)? Bagaimana perbedaannya?
Apakah karakter utama meragukan diri mereka sendiri atau
mereka terlalu berani? Apakah karakter utama memiliki hewan
peliharaan (atau karakter binatang kita memiliki pemilik)? Apa
yang membuat karakter utama merasakan bahagia? Apa karakter
utama memiliki rahasia? Apa yang akan karakter utama lakukan
yang akan sangat ‘tidak dia’ out of character? Hal apa yang
karakter utama sangat sukai tapi orang lain pada umumnya tidak
suka? Jika sudah dapat memastikan 8 jawaban atas 10
pertanyaan tersebut, maka karakter utama Saudara dapat
dikatakan sudah terasa nyata.

3) Sesuaikan panjang cerita


Menyusun buku cerita anak perlu memperhatikan jenis buku
dan jumlah kata agar sesuai dengan usia anak.

Jumlah Kata Usia Jenis Buku


0-200 0-3 Board Book
200-500 2-5 Early Picture Book
500-800 3-7 Picture Book
600-1000 4-8 Older Picture Book
3000-10.000 5-10 Chapter Book
10.000-30.000 7-12 Middle Grade

4) Mulai cerita dengan cepat


Memulai cerita perlu dilakukan dengan cepat. Caranya
dengan menulis kalimat pertama yang langsung fokus pada inti
cerita. Hal ini penting, untuk menghindari detail yang tidak perlu.
Selain itu, dapat menghindarkan cerita dari detail yang akan
melambatkan narasi.
5) Mengidentifikasi dan mengatasi masalah utama
Buat karakter utama berusaha keras menyelesaikan
masalahnya. Perlu diperhatikan agar ada pertentangan batin saat
karakter utama menyelesaikan masalahnya. Untuk memperkuat
cerita, karakter utama harus merasa masalahnya itu sangat penting
bagi dirinya.
6) Gunakan repetisi
Untuk memahami cerita, anak-anak akan sangat terbantu
dengan pengulangan. Pengulangan tersebut dapat berupa pengulangan
kata atau frasa dalam suatu halaman, pengulangan kata atau frasa di
sepanjang buku, atau pengulangan struktur cerita.

7) Menulislah untuk ilustrator


Menulis cerita anak perlu menyediakan ruang untuk
ilustrasi. Oleh karena itu hindari detail yang terlalu spesifik.
Dengan demikian, membuka ruang untuk hadirnya imajinasi dan
ilustrasi.

8) Akhiri cerita dengan cepat


Seperti halnya memulai, mengakhiri cerita juga perlu
dilakukan dengan cepat. Gunakan kalimat sederhana dan langsung
pada resolusi. Menghindari menulis detail yang rumit.

9) Pilih judul yang tepat


Judul buku cerita perlu dipilih dengan tepat dan menarik.
Caranya dengan menggunakan kata yang berima, misalnya Tikus
Rakus. Selain itu, disarankan untuk tidak menggunakan judul yang
deskriptif. Oleh karena itu, perlu menggunakan judul cerita dengan
kata kerja aktif.Gunakan juga teknik misteri untuk membangkitkan
rasa ingin tahu pembaca.
10) Gunakan Strategi Revisi
Ada jarak antara draf cerita dengan naskah cerita jadi.
Jarak tersebut dapat dimaknai sebagai revisi. Penting untuk
memeriksa naskah akhir dengan mengecek kata atau kalimat yang
betul-betul penting untuk dipertahankan atau sebaliknya. Caranya
dengan memperhatikan apakah ada atau tidaknya suatu bagian
dalam
cerita berpengaruh terhadap struktur dan makna cerita secara
keseluruhan atau tidak.
Saudara juga dapat menggunakan beberapa aplikasi menulis
berikut ini untuk berlatih menyusun cerita: Writer Pluss, JotterPad,
Novellist, Writer Tools, Wattpad, Writer, My Story Today, iA Writer,
Evernote, atau Pure Writer.

D. Telaah kasus
Menampilkan dua kasus pembelajaran bahasa meliputi teks nonfiksi dan
sastra anak yang spesifik dan memerlukan analisis kritis.
1. Mari kita lakukan hal berikut.
a. Kasus 1
1) Kunjungilah link https://lingkunganhidup.co/sampah-plastik-
indonesia-dunia/.
2) Bacalah teks tersebut
dengan saksama.
3) Respon apa yang
muncul setelah
Saudara memahami
informasi dari teks
tersebut? Mulailah
dengan memetakan
informasi apa saja
yang dapat
diperoleh dari teks tersebut?

b. Kasus 2
Berikut disajikan sebuah topik peristiwa (sumber:
https://nasional.okezone.com)
Identifikasi dan petakan apa yang dapat menjadi latar belakang
munculnya topik tersebut. Mengapa topik tersebut menjadi hal yang
perlu diberitakan? Mengapa terjadi (sering) di sekolah? Lalu apakah
mungkin terkait dengan konteks berbahasa? Petakan temuan dan
analisis dalam sebuah peta konsep dan cobalah memaparkannya
dalam sebuah teks nonfiksi.
2. Bacalah teks berikut.
a. Kasus 1
Timun Emas
Di sebuah desa hiduplah seorang perempuan tua bernama Mbok
Yem. Ia hidup sebatang kara. Mbok Yem ingin sekali memiliki seorang
anak, agar dapat merawat dirinya yang sudah mulai tua. Namun, itu
semua mustahil karena ia tidak mempunyai suami.
Setiap hari Mbok Yem pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Pada
suatu hari, di tengah hutan. Ia bertemu dengan seorang raksasa yang
sangat menyeramkan. Tubuh raksasa itu lebih tinggi dari pohon.
Kulitnya penuh dengan bulu yang kasar. Kulitnya gelap. Mulutnya
terdapat sepasang taring yang sagat tajam. Kukunya panjang dan
kotor.
1) Bagaimana kesan Saudara terhadap cerita tersebut?
2) Menurut Saudara bagaimana respons peserta didik terhadap
nasib Mbok Yem?
3) Menurut Saudara bagaimana kesan peserta didik terhadap
keadaan fisik Raksasa?
4) Menurut Saudara bagaimana peserta didik diminta
menggambarkan Raksasa versi mereka?
b. Kasus 2
Seorang guru berencana akan menulis dua cerita, yaitu satu
bentuk cerita fabel dan cerita petualangan. Menurut Anda bagaimana
gaya penulisan, isi dan struktur keduanya. Apa persamaan dan
perbedaannya? Apakah siswa SD kemungkinan akan menyukainya?
Di antara kedua buku tersebut, mana yang akan disukai siswa SD
Kelas awal dan siswa SD kelas tinggi? Mengapa demikian? Menurut
Anda, isi cerita yang bagaimana yang dapat menarik minat dan
relevan dengan kehidupan siswa SD di Indonesia?

E. Penutup
1. Rangkuman
a. Teks nonfiksi merupakan teks yang didasarkan pada fakta yang
bertujuan menginformasikan, menginstruksikan, atau membujuk
dengan memberikan fakta dan informasi. Teks ini menjadi penting
fungsi informatif yang berlaku untuk berbagai bidang kehidupan
(misalnya sains dan humaniora). Ragam teks nonfiksi didasarkan atas
tujuannya yaitu menginformasikan, menginnstruksikan, menarasikan,
memengaruhi, dan menanggapi.
b. Pembelajaran teks nonfiksi dapat dilakukan dengan inquiri based
instruction yang fungsinya mengajari siswa bagaimana membuat
belajar menjadi lebih bermakna. Pembelajaran ini bermuara pada
membaca dan menulis. Strategi yang digunakan untuk memahami
teks nonfiksi
salah satunya adalah dengan membaca mandiri dengan tujuan
mengembangkan kompetensi untuk membaca dengan saksama, lalu
tanggapi dengan bukti untuk penekanan pada kesimpulan,
menganalisis teks untuk mengklarifikasi ide, menggunakan struktur
dan fitur teks untuk mengidentifikasi ide dan informasi dan
menganalisis pilihan penulis. Strategi yang acapkali digunakan dalam
menulis teksnonfiksi adalah pramenulis, menyusun draf, merevisi,
menyunting, dan mempublikasikan.
c. Sastra anak memiliki banyak fungsi yang bermanfaat dan selaras
dengan tujuan pendidikan, baik fungsi yang didasarkan pada unsur
intrinsik maupun unsur ekstrinsiknya. Fungsi tersebut berguna bagi
peserta didik untuk perkembangan dirinya, baik secara personal
maupun sosial. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembelajaran
apresiasi sastra.
d. Pembelajaran apresiasi sastra anak dapat dilakukan di antaranya
dengan menggunakan pendekatan prosedural misalnya menggunakan
model pembelajaran apresiasi sastra P-IKADKA atau menggunakan
pendekatan inkuiri.
e. Menyusun kreasi sastra anak dapat dilakukan dengan tahapan
tertentu, di antaranya dengan mengikuti pendekatan respons estetik
dan prosedur penulis buku cerita anak profesional mulai dari tahap
menentukan ide terbaik sampai tahap revisi draf cerita.
2. Tes formatif
Soal nomor 1
Bacalah kedua teks berikut!
Teks 1 Teks 2

Tanggapan logis terhadap kedua isi pesan di media sosial tersebut adalah …
A. Pesan pertama lebih terpercaya karena berasal dari teman dekat.
B. Pahami dulu berita yang kita baca, lalu lakukan yang menurut kita benar.
C. Kita laporkan pengirim berita hoax agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.
D. Kita perlu mencari sumber berita yang terpercaya agar tidak mudah terhasut.
E. Untuk mengantisipasi kebenaran berita sebaiknya kita membeli BBM yang
banyak.

Soal nomor 2
Bacalah kedua teks berikut!
Perhatikan ilustrasi berikut!
Anda tinggal di kota Y. Karena urusan mendadak yang sangat penting,
Anda harus pergi ke tempat saudara di kota B. Anda harus sampai di
sana secepatnya. Harga tiket dari kota Anda ke kota B adalah sebagai
berikut.
No Jenis Transportasi Harga Tiket (Rp)
1 Bus ekonomi 90.000,00
2 Bus bisnis 120.000,00
3 Bus eksekutif 160.000,00
4 Kereta api ekonomi 120.000,00
5 Kereta api bisnis 150.000,00
6 Kereta api eksekutif 220.000,00
7 Pesawat terbang ekonomi 280.000,00
8 Pesawat terbang bisnis 400.000,00
9 Pesawat terbang eksekutif 600.000,00

Jika dana yang Anda miliki terbatas, sikap Anda dalam memilih transportasi adalah
...
A. menggunakan bus eksekutif karena fasilitas yang nyaman dan harga terjangkau
B. menggunakan kereta api kelas ekonomi karena harga tiketnya relatif murah,
bersih, cepat, dan nyaman
C. menggunakan bus ekonomi karena meskipun agak lambat, harga tiketnya
paling murah dan nyaman
D. menggunakan pesawat terbang kelas ekonomi karena harga tiket terjangkau
dan cepat sampai tujuan
E. menggunakan pesawat kelas eksekutif karena tiket lebih mudah didapatkan
dan cepat sampai tujuan
Soal nomor 3
Cermatilah data berikut!
Gunungkidul memiliki banyak ragam objek wisata, antara lain:
1. Wisata Pantai:
Pantai Drini, Pantai Indayanti, Pantai Sundak, Pantai Ngandong, Pantai Sepanjang,
Pantai Baron,Pantai Kukup, Pantai Krakal, Pantai Watu kodok, Ngrenehan, Slili,
Nobaran
2. Wisata Bukit :
Puncak Kosakora, Gunung Api Nglanggeran, Gunung Ireng, Bukit Sarangan, Bukit
Bintang
3. Wisata Goa:
Goa Kalisuci, Goa Pindul, Goa Jomblang, Goa Rancang Kencono
4. Wisata Air Terjun:
Sri Gethuk, Luweng Sampang, Kedung
5. Wisata Hutan:
Hutan
Wanagama
Salah satu upaya untuk menarik kunjungan tempat-tempat wisata tersebut adalah
....
A. melengkapi layanan jasa dan fasilitas umum di setiap objek wisata dengan
dana pemerintah daerah dan sponsor.
B. melakukan perawatan rutin dan berkala di setiap objek wisata.
C. melakukan gerakan promosi wisata secara luas yang melibatkan relawan
pariwisata dengan program yang menarik.
D. mencanangkan bulan promosi dengan memberikan layanan gratis tiket masuk
objek wisata pada even-even tertentu.
E. memberikan layanan paket wisata lengkap, misalnya 3 macam objek wisata
yang berbeda dalam 1 hari perjalanan.

Soal nomor 4
Suatu ketika, ada seseorang yang berniat menuangkan idenya dengan tujuan
untuk menanggapi tentang perkembangan teknologi yang berdampak positif dan
negatif bagi anak-anak. Orang tersebut kemudian membuat tulisan dengan judul
“Dahsyatnya Peran Literasi Sosial Media terhadap Perilaku Anak”. Jika Saudara
menjadi pembaca sekaligus penulis, informasi yang akan disampaikan dalam
tulisan tersebut adalah….
A. pentingnya teknologi informasi, tentang anak dan usianya, dan tentang peran
literasi untuk anak-anak
B. usia anak dan perkembangannya, jenis literasi sosial media dan peranannya
C. literasi informasi, jenis sosial media, anak dan perilakunya
D. literasi sosial media dan jenisnya, perilaku anak di era milenial, peran
teknologi informasi
E. pentingnya peran literasi, pentingnya usia anak-anak, peran anak-anak

Soal nomor 5
Saudara telah menulis tentang “Kebiasaan Membaca di Era Digital: Benarkah
Masyarakat Indonesia Tidak Gemar Membaca?”. Untuk menyempurnakan tulisan
tersebut, dilakukan proses reviewing. Ragam pertanyaan refleksi yang dapat
muncul dari tulisan tersebut adalah….
A. Apa yang akan saya tulis?
B. Bagaimana saya menuliskannya?
C. Apakah fakta yang saya tulis akurat?
D. Apa ide untuk membuatnya jadi lebih baik?
E. Apakah saya memiliki keterangan yang jelas?

Soal nomor 6
Guru mempertimbangkan akan menggunakan pendekatan berbeda dalam
pembelajaran apresiasi sastra. Berikut ini cara yang dapat digunakan guru untuk
membimbing dan mengarahkan siswa dalam mengapresiasi karya sastra yang
telah dibacanya.
Menurut Saudara, untuk mencapai tujuan pembelajaran apresiasi cerita,
kegiatan manakah yang paling relevan dan terasa penuh kesan oleh siswa?
A. Melakukan tanya jawab dengan sesama kawannya
B. Membuat rangkuman/synopsis cerita
C. Mengidentifikasi karakter/tokoh cerita
D. Menyampaikan respons sesuai perspektif dirinya
E. Menceritakan kembali di depan kelas

Soal Nomor 7
Bapak Biru melaksanakan kegiatan apresiasi sastra dengan cara membacakan
dongeng (1). Kemudian Bapak Biru menjelaskan persamaan dan perbedaan
karakter Kancil dan Buaya yang ada dalam dongeng tersebut (2). Kemudian
Bapak Biru bertanya jawab dengan siswa tentang dongeng tersebut (3). Bapak
Biru bertanya kepada siswa bagaimana tanggapan siswa terhadap dongeng
Kancil dan
karakter Buaya (4). Bapak Biru juga bertanya kepada siswa karakter mana yang
lebih disukai mereka? (5) Bapak Biru juga bertanya sikap dan perilaku siapa yang
ingin siswa tiru dan apa alasannya? (6)
Internalisasi nilai cerita ditunjukkan pada kalimat nomor berapa?
A. Kalimat kedua
B. Kalimat ketiga
C. Kalimat keempat
D. Kalimat kelima
E. Kalimat keenam
Soal nomor 8
Perhatikan tahapan pembelajaran apresiasi berikut ini!
(1) Guru menyampaikan judul dan identitas buku cerita rakyat.
(2) Guru membacakan cerita rakyat dan sesekali berhenti untuk menjelaskan
materi penting terkait cerita tersebut.
(3) Guru memperlihatkan gambar sampul cerita rakyat dan menanyakan apa
yang terlintas di pikiran siswa saat melihat gambar tersebut.
(4) Guru menyampaikan afirmasi terkait cerita.
(5) Guru menentukan sebuah buku cerita rakyat yang sesuai dengan
karakteristik siswanya.
(6) Guru memandu siswa menyampaikan tanggapan pribadinya serta
merespons tanggapan kawannya.
(7) Guru memandu siswa mengerjakan lembar kerja yang berkaitan dengan
cerita.
Manakah yang menunjukkan prosedur apresiasi sastra model PIKADKA dengan
urutan paling tepat?
A. 1-2-3-4-5-6-7
B. 1-3-2-4-6-7-4
C. 5-3-1-2-4-6-7
D. 5-1-3-2-6-7-4
E. 5-3-1-2-4-6-7

Soal nomor 9
Di sebuah kelas, setelah menyampaikan salam dan sapa kepada siswanya,
terdengar seorang guru membacakan sebuah dongeng. Ketika pembacaan
dongeng berakhir guru pun menjelaskan unsur intrinsik dan makna dongeng
tersebut kepada siswanya. Kemudian guru mempersilakan siswanya untuk
menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya.
Setelah pelajaran berakhir, di ruang guru seorang rekan gurunya menyampaikan
beberapa koreksi untuk memperbaiki tahapan apresiasi dongeng tersebut.
Pernyataan-pernyataan rekan guru tersebut benar, kecuali ….
A. Guru perlu menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Guru perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk merespons cerita.
C. Guru perlu menyediakan satu jawaban benar untuk setiap pertanyaan.
D. Guru perlu menjelaskan teknik/cara performasi siswa.
E. Guru perlu menyebutkan kriteria penilaian performansi siswa.

Soal nomor 10
Perhatikan kutipan cerita berikut ini!
Betapa Hebatnya Dia
Perkenalkan, namaku Cinta. Sungguh aku tidak membenci Jihan, adikku satu-
satunya. Sesungguhnya aku sangat mengasihinya. Namun, Jihan terlahir sedikit
berbeda dengan anak-anak normal lainnya. Nada bicaranya sedikit lambat.
Dilihat dari fisiknya, posisi kepala Jihan sedikit miring ke kanan, tidak tegak.
Terkadang air liur sesekali jatuh dari mulutnya. Hal inilah yang membuatku belum
bisa menerima kehadirannya sejak ia lahir dari rahim Mama.
Konflik yang mungkin terjadi dari kutipan cerita tersebut yaitu, … kecuali ….
A. Rasa malu Cinta atas keadaan adiknya
B. Rasa kesal Cinta atas sikap adiknya
C. Rasa kasih Cinta terhadap adiknya
D. Rasa marah Cinta atas perilaku adiknya
E. Rasa sedih Cinta atas kondisi adiknya

Soal nomor 11
Sebagai seorang guru, Ibu Nila merasa terpanggil untuk menulis sebuah
cerita anak. Hal berikut ini tepat untuk sebuah draf cerita anak untuk usia 7-8
tahun, yaitu ….
A. Jumlah kata antara 0-200 kata, berupa board book, karakter buah-buahan.
B. Jumlah kata antara 200-500 kata, berupa early picture book, karakter mainan.
C. Jumlah kata antara 700-1000 kata, berupa picture book, karakter
hewan/manusia.
D. Jumlah kata antara 10000-30000, berupa middle grade, karakter
hewan/manusia.
E. Jumlah kata lebih dari 30000, berupa hand book, karakter hewan/manusia.

3. Refleksi
a. Apa yang sudah dipahami
b. Bagaimana saya dapat memahami hal tersebut
c. Dengan cara bagaimana saya dapat memahami hal tersebut
d. Apa yang disukai/menarik tetapi penting
e. Apa yang disukai/menarik tetapi tidak penting
f. Apa yang ingin diketahui lebih lanjut
g. Apa yang belum dipahami
h. Mengapa belum dipahami
i. Apa yang harus dilakukan agar menjadi paham
4. Rujukan
Armstrong, J. (2013). Reading Camp: Children from the Bahamas Develop a New
Appreciation of Children’s Literature. Bookbird: A Journal of International
Children’s Literature, 51(1), 67–72.
Anderson, C.C., 1984, Style in Children's Literature: A Comparison of Passages
from Books for Adults and for Children, Dissertation in English Literature,
University of Rhode Island.
Blachowicz, C., & Ogle, D. (2001). Reading Comprehension: Strategies for
Independent Learners. New York: Guilford.

Crippen, M. (2012). https://www.luther.edu/oneota-reading-


journal/archive/2012/the-value-of-childrens-literature/

Dugan, J. (1997). Transactional Literature Discussions : Engaging Students in the


Appreciation and Understanding of Literature. The Reading Teacher, 51(2),
86–96.
Duke, Nell K & Bennet,V. Susan. (2003). A Study Guide for Reading & Writing
Informational Text in the Primary Grades.
Diunduh dari
http://teacher.scholastic.com/products/theoryandpractice/files/Reading_Writing
_Informational_Texts_StudyGuide.pdf

Flood, J., & Lapp, D. (1994). Issues and Trends: Developing Literary Appreciation
and Literacy Skills: A Blueprint for Success. The Reading Teacher, 48(1), 76–
79
Goodman, Y., Hood, W., & Goodman, K. (1991). Organizing for whole language.
Portsmouth, NH: Heinemann.

Goodwin, Bryan & Kirsten Miller. (2013). Nonfiction Reading Promotes Student
Success. Educational Leadership, January, Vol. 79, Number 4:80-82 diakses
dari http://www.ascd.org/publications/educational-
leadership/dec12/vol70/num04/Nonfiction-Reading-Promotes-Student-
Success.aspx pada tanggal 18 Februari 2019.

Jablon, P. (2006). Writing through inquiry. Science Scope, 29, 18-20.

Marzano, R. J. (2000). A new era of school reform: Going where the research takes
us. Aurora, CO: McREL.

Moedy, H.L.B. (1971) The Teaching of Literature with Special Reference to


Developing Countries. London: Longman Group LTD.
Lynch-Brown, C.G., Tomlinson, C.M., and Short, K.G., Essentials of Children's
Literature, edisi ke-7, Pearson.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Padgett, R. (2006). “Read All About It” and Teach Kids How to Use Newspapers.
Education Digest, 71, 56-58.

Pardales, M., & Girod, M. (2006). Community of inquiry: Its past and present
future. Educational Philosophy & Theory, 38, 299-309.

Pike, K., & Mumper, J. (2004). Making Nonfiction and Other Informational Texts
Come Alive: A Practical Approach to Reading, Writing, and Using Nonfiction
and Other Informational Texts Across the Curriculum. Boston:Allyn and
Bacon.

Seuling, B. (2004). How to Write a Children’s Book and Get It Published, edisi ke-
3. John Wiley & Sons, Inc.

Stead, Tony & Hoyt, Linda. (2011). A Guide to Teaching Nonfiction Writing. USA:
Greenwood Publishing Group, Inc.

Nonfiction Reading Strategies. Diunduh dari


https://teacher.depaul.edu/html/documents/Nonfictionreadingstrategies.pdf
pada tanggal 14 Februari 2020.

https://thejohnfox.com/2019/02/how-to-write-a-childrens-book/
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. D
2. D
3. E
4. D
5. C
6. D
7. E
8. D
9. C
10. C
11. C
MODUL SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR 2

PENDIDIKAN PANCASILA
DAN
KEWARGANEGARAAN

KB 2 PGSD PPKN 68
MODUL
SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR 2
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Penulis:
Dr. Sutarno
Dr. Sunarso
Penelaah:
Dr. At. Sugeng Priyanto, M.Si.
Drs. Rohmad Widodo, M.Si.
Triningsih, S.Pd.SD, M.Pd.
Muchamad Haris Tarmidi, S.Pd.SD

Copyright © 2020
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

KB 2 PGSD PPKN 69
DAFTAR ISI

A. Pendahuluan............................................................................................................67
1. Deskripsi Singkat..................................................................................................67
2. Manual Prosedur Penggunaan Modul.................................................................68
B. Inti............................................................................................................................69
1. Capaian Pembelajaran.........................................................................................69
2. Petunjuk Belajar (Aktivitas Pengalaman Belajar)................................................69
C. Advanced Material...................................................................................................70
1. Hak Asasi Manusia...............................................................................................72
a. Perkembangan Jaminan Konstitusional Terhadap HAM di Masa Lalu, Masa
Kini dan Masa Datang...................................................................................73
b. Permasalahan HAM dalam Kehidupan di Masyarakat dan Siswa dengan
Siswa...........................................................................................................100
2. Pengamalan Pancasila.......................................................................................104
a. Hubungan Agama dan Pancasila................................................................105
b. Kajian Ilmiah Filosofis Pancasila.................................................................107
c. Nilai-nilai Objektif dan Subjektif Pancasila.................................................111
d. Makna Sila-sila Pancasila............................................................................114
e. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik, Hukum, Sosial Budaya,
dan Ekonomi...............................................................................................117
f. Panduan Pengamalan Pancasila.................................................................122
3. Hukum dan Sistem Peradilan di Indonesia........................................................126
a. Hakikat Indonesia Sebagai Negara Hukum................................................127
b. Sistem Peradilan di Indonesia....................................................................132
D. Telaah kasus...........................................................................................................138
1. Kasus Pertama : Pelanggaran HAM di Sekolah.................................................138
2. Kasus Kedua : Implementasi Sila-sila Pancasila.................................................140
E. Penutup..................................................................................................................141
1. Rangkuman........................................................................................................141
2. Tes formatif.......................................................................................................144
3. Refleksi...............................................................................................................159
4. Rujukan..............................................................................................................159
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) pada
dasarnya terdiri dari dua hal esensial yaitu Pendidikan Pancasila yang lebih
bertumpu pada Pendidikan nilai-nilai moral Pancasila yang menghasilkan
pribadi yang bermoral baik. Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan lebih
menekankan pembentukan sebagai warga negara yang cinta tanah air dan
baik. PPKn merupakan ilmu pengetahuan yang dimaksudkan membentuk
warga negara Indonesia yang memahami akan hak dan kewajibannya
berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam wadah NKRI yang
menjunjung tinggi prinsip bhinneka tunggal ika. Jadi PPKn berupaya
menjadikan peserta didik sebagai pribadi cerdas dan baik sesuai dengan nilai
nilai Pancasila sekaligus warga negara yang cinta tanah air dan baik.

Advanced material PPKn ini merupakan pengembangan dari modul


pendalaman materi PPKn SD untuk PPG yang terdiri dari 4 Kegiatan Belajar
(KB) yaitu; 1) Hak Asasi Manusia; 2) Persatuan dan Kesatuan dalam
Keberagamaan Masyarakat Multikultur 3) Konsep Nilai, Moral, dan Norma,
(4) Pancasila dan Kewarganegaraan Global. Berdasarkan KB tersebut dibuat 3
Advanced material PPKn SD yang terdiri dari (1) perkembangan jaminan
konstitusional gagasan HAM masa lalu, masa kini dan masa datang, dan
permasalahan HAM dalam kehidupan sehari-hari (2) Pengamalan Pancasila,
(3) hukum dan sistim hukum di Indonesia.

Mengapa dipilih ketiga hal ini sebagai Advanced material? Karena


berbagai “kegaduhan” negeri ini banyak terkait dengan jalinan peristiwa
HAM, Pancasila, dan hukum. Banyaknya pelanggaran HAM yang disebabkan
belum
maksimalnya upaya penegakan dan pemajuan HAM dianggap sebagai bentuk
pengamalan Pancasila. Yang nyata (das sein) dianggap sebagai yang
seharusnya (das sollen). Akibatnya Pancasila sering menjadi “sasaran
tembak” bagi kelompok anti Pancasila untuk menyudutkan bahkan seruan
untuk mengganti Pancasila. Namun sejarah selalu membuktikan bahwa
Pancasila merupakan solusi terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia yang
multikultural dalam segala segi ini.

2. Manual Prosedur Penggunaan Modul


Petunjuk penggunaan model advanced material PPKn ini diawali
dengan:

a. Peserta memilih topik aktual yang sedang berkembang terkait dengan


materi HAM, Pengamalan Pancasila, hukum dan sistem peradilan di
Indonesia.

b. Peserta mengidentifikasi masalah utama sebagai bagian dari topik aktual


untuk dikembangkan aktivitas dalam proses pembelajaran

c. Peserta menentukan aktivitas penyelidikan yang dapat dilaksanakan


secara individu atau berkelompok

d. Peserta menentukan indikator ketercapaian dari masing-masing tahapan


kegiatan penyelidikan

e. Peserta mengembangkan asesmen untuk mengukur ketercapaian dari


setiap indikator dan membuat refleksi dari hasil ketercapaian dan
kendala selama proses pembelajaran.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran :
Setelah mempelajari advanced materials pada kegiatan belajar ini,
diharapkan Saudara mampu menguasai materi yang mencakup materi HAM,
Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagamaan Masyarakat Multikultur
Konsep Nilai, Moral, dan Norma, serta Pancasila dan Kewarganegaraan
Global.

Sub capaian pembelajaran :

a. Peserta didik mampu mensintesis perkembangan gagasan HAM masa


lalu, masa kini dan masa datang

b. Menganalisis kasus HAM dalam kehidupan sehari hari siswa SD

c. Peserta didik mampu menganalisis pengamalan Pancasila

d. Peserta didik mampu mengevaluasi berbagai peristiwa aktual


berdasarkan hukum dan sistem peradilan di Indonesia;

2. Petunjuk Belajar (Aktivitas Pengalaman Belajar)


a. Peserta mengamati fenomena/masalah topik aktual yang sedang
berkembang dan aktual melalui berbagai sumber belajar offline dan
online terkait dengan materi dalam modul yaitu HAM, Persatuan dan
Kesatuan dalam Keberagamaan Masyarakat Multikultur Konsep Nilai,
Moral, dan Norma, serta Pancasila dan Kewarganegaraan Global.

b. Peserta menggali berbagai informasi kunci dan potensi pertanyaan yang


muncul dari masalah utama untuk digunakan sebagai tahap awal
kegiatan penyelidikan dengan memperhatikan hal-hal yang perlu
dicermati
c. Peserta merancang aktivitas penyelidikan dengan memanfaatkan
ketersedian sumber belajar yang ada di lingkungannya, baik sumber
belajar cetak maupun non cetak.

d. Peserta melakukan peragaan bagaimana pemerolehan data dan cara


menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi selama proses
penyelidikan

e. Peserta mampu mengkomunikasikan temuan dan evaluasinya atas


materi offline dan Online dengan dukungan konsep tepat

C. Advanced Material
Agar Saudara memiliki kompetensi yang diharapkan dalam mempelajari
advanced material PPKn pada kegiatan belajar ini, ikutilah petunjuk belajar
berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai Saudara paham betul
tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan
belajar ini.
2. Cermati kata-kata kunci yang ada pada materi ini dan jadikan tautan/link yang
ada ini sebagai bahan diskusi. Ada beberapa aktivitas belajar yang perlu
Saudara cermati dalam menggunakan Advanced material ini:
a. Mengamati (Observing). Bacalah materi dengan cermat dan bukalah
tautan/link yang dirujuk dalam tulisan ini atau mungkin juga mencari
rujukan sendiri. Dengan mengamati sajian tersebut munculkan sejumlah
pertanyaan kritis yang dapat Saudara kaji lebih lanjut.
b. Menanya (Questioning). Pertanyakan dan lacaklah keakuratan sumber
informasi yang digunakan agar Saudara tidak menggunakan berita Hoax
sebagai bahan diskusi. Singkirkan berita yang Saudara nilai sebagai berita
Hoax. Caranya: lacak sumber beritanya. Apakah sahih dari lembaga atau
sumber yang memang layak mengeluarkan berita atau data tersebut.
Misalnya pertanyakan: “Informasi ini berasal dari mana? Benarkan data
tersebut, tahun berapa informasi itu terjadi karena sering terjadi data
yang ada hanyalah remix data lama? Belajarlah menerima perbedaan
pendapat, pikirkan kembali apa yang ada dalam pikiran Saudara, dan
sekaligus belajarlah bagaimana sopan santun dalam bertanya atau
merespon pertanyaan dengan baik.
c. Mencoba (Experimenting). Cobalah mencari informasi penting dari link
yang ditunjuk atau link menarik lain yang Saudara temukan. Catatlah kata
kunci atau generalisasi yang diambil. Saringlah dan pilih yang sesuai topik.
d. Menalar (associating). Cermati juga apakah di dalamnya mengandung
ujaran kebencian atau memecah belah bangsa ini? Jika ada maka jangan
digunakan sebagai dasar diskusi karena kita sebenarnya sudah
mengetahui maksud pemberitaan atau pendapat tersebut. Apakah berita
atau topik tersebut bertentangan dengan ajaran agama atau Pancasila?
Jika bertentangan maka abaikan saja. Analisalah kepentingan penulis atau
penutur data atau opini dalam setiap berita yang ada. Misalnya: apakah
dia netral dalam menulis berita atau opini, benar-benar memperjuangkan
rakyat, atau ada muatan politik dari partai atau kelompok tertentu?
e. Mengkomunikasikan (Communicating). Lakukan sharing pendapat dengan
teman atau instruktur untuk memperdalam materi atau yang
berkompeten di bidangnya. Cobalah Saudara komunikasikan atau
tunjukkan hasil telaah Saudara pada kolega, secara lisan atau tulisan, atau
bentuk karya lain sehingga mendapat respon yang lebih luas. Sajikan
kesimpulan hasil pekerjaannya di hadapan teman-teman sekelas. Saudara
juga dapat mengkomunikasikan karya-karya terbaik dengan
memanfaatkan berbagai saluran positif dan konstruktif yang ada,
sehingga
bisa direspon oleh pembaca terdidik dan lebih luas. Misalnya, karya
dipublikasikan jurnal, koran dan sebagainya ?

Cermati Advanced Material singkat berikut ini:

Pro kontra HAM dalam UUD


Bidang HAM
HAM •Pelanggaran HAM berat dan ringan
Penegakan HAM (regulasi, lembaga negara dan LSM
Pembelajaran HAM (Berbasis kehidupan sehari hari dengan metode ilmiah)

Konsep Wasantara aspek alamiahdan aspek


sosial
Multikultur•Sebab multikulturalisme (geografis, asal etnis/ras,
budaya asing, penerimaan masyarakat, TIK)
Penyakit budaya (prasangka, etnosentrisme, stereotipe, rasisme, diskriminasi, pengkambing hitaman)

Kaitan dan contoh yang


Nilai, norma, moral berhubungan
Pentingnya
Pancasila dan •Pancasila sebagai kesepakatan
nasional
warga negara •Kita wajib berpartisipasi dalam
global masyarakat global, namun
tetap berkepribadian Pancasila

1. Hak Asasi Manusia


2. Pengamalan Pancasila
3. Hukum dan sistim hukum di Indonesia

1. Hak Asasi Manusia


Pada advanced material Hak Asasi Manusia (HAM) ini akan dibahas (a)
perkembangan jaminanan konstitusional terhadap HAM di masa lalu, masa
kini, dan masa datang dan (b) permasalahan HAM dalam kehidupan sehari
hari. Yang dimaksud dengan jaminan konstitusional terhadap HAM disini
adalah
terdapatnya peraturan perundangan yang bersifat konstitusional yang dibuat
manusia untuk menghormati, memenuhi, melindungi, memajukan , dan
menegakkan HAM.

a. Perkembangan Jaminan Konstitusional Terhadap HAM di Masa Lalu, Masa


Kini dan Masa Datang.
Perhatikan berita berikut ini
“Jakarta - Tanggal 3 Desember lalu (2019) dirayakan sebagai Hari
Disabilitas Internasional. Tahun ini, peringatan di Tanah Air mengambil
tema "Indonesia Inklusi dan Ramah Disabilitas". Tema tersebut dapat
menjadi pengingat pada gagasan pendidikan untuk semua. Hak,
kesempatan, kesetaraan, dan akses yang sama menjadi isu penting
dalam dunia pendidikan mutakhir. Termasuk bagi anak-anak difabel atau
anak berkebutuhan khusus. Mereka berhak memiliki pintu-pintu yang sama
untuk dapat belajar di sekolah seperti anak-anak yang lain”
https://news.detik.com/kolom/d-4331309/pendidikan-inklusi-bagi-anak-
difabel.
Terlihat jelas bahwa hak, kesempatan, kesetaraan, dan akses yang
sama menjadi isu penting dalam dunia pendidikan mutakhir. Hak Asasi
Manusia (HAM) adalah standar dasar untuk hidup bermartabat, termasuk
anak berkebutuhan khusus. Melanggar hak asasi dapat diartikan
memperlakukan orang seolah-olah bukan manusia. Fakta menunjukkan
bahwa pelanggaran hak asasi manusia, khususnya hak anak justru banyak
di lingkungan sekolah dasar. Bacalah berita dibawah ini.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan kasus
pelanggaran hak anak yang terjadi selama Januari-April 2019 paling banyak
di sekolah dasar (SD). Ketua KPAI Susanto memaparkan temuan berasal
dari laporan yang diterima lembaganya lewat divisi pengaduan,
hasil
pengawasan, serta kasus-kasus yang informasinya menyebar di media sosial
dan pemberitaan media massa. Susanto mencatat KPAI menemukan 25
kasus pelanggaran hak anak di tingkat SD, 5 kasus di tingkat SMP, 6 kasus di
tingkat SMA, dan 1 kasus di Perguruan Tinggi. Menurut Susanto, kasus
kekerasan dan perundungan lebih banyak ditemukan di sekolah dasar
daripada jenjang pendidikan lainnya. Baca selengkapnya di artikel "KPAI
Temukan Kasus Pelanggaran Hak Anak pada 2019 Terbanyak di SD",
https://tirto.id/kpai-temukan-kasus-pelanggaran-hak-anak-pada-2019-
terbanyak-di-sd-dnwX.
Perhatikan berita sederhana di atas “… berasal dari laporan yang diterima
lembaganya … divisi pengaduan… hasil pengawasan ….. kasus media massa
…” (Kemukakan apa artinya berita ini dengan memperhatikan penekanan
yang disebutkan di atas. Saudara dapat melihatnya dari jenjang Pendidikan,
banyaknya kasus, sumber informasi, lembaga yang menangani kasus,
peranan dan inisiatif Lembaga, dan sebagainya).

1). Hak Asasi Manusia, Negara Hukum, dan Demokrasi


Dalam sejarah perkembangan HAM, konsepsi HAM muncul
sebagai reaksi atas kekuasaan absolut sebagaimana ungkapan
Letat’est Moi (Negara adalah Saya) yang dikemukakan oleh Louis XIV
yang pada akhirnya melahirkan sistem konstitusional dan konsep
negara hukum, baik itu rechtstaat maupun rule of law. Kekuasaan
mutlak pada satu tangan (raja) menimbulkan kesewenang-wenangan,
sebagaimana diungkapkan dalil Lord Acton: power tends to corrupt,
absolute power corrupt absolutely (Budihardjo, 1983: 57). Menurut
philipus M. Hadjon sebagaimana dikutip Masda El-Muhtaj (2005: 23),
konsep rechtstaat lahir dari perjuangan menentang absolutisme yang
bersifat revolusioner. Sebaliknya konsep rule of law berkembang
secara evolusioner. Hal ini tampak dari isi maupun kriteria rechtstaat
dan rule of law itu sendiri. Konsep rechtstaat berpijak pada sistem
hukum Eropa Kontinental yang disebut civil law. Sedang konsep rule
of law bertumpu pada sistem hukum common law atau Anglo-saxon.
Di zaman modern, konsep Negara Hukum di Eropa
Kontinental bertumpu pada negara hukum material yang
dikembangkan antara lain oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius
Stahl, Fichte, dengan menggunakan istilah Jerman, yaitu rechtsstaat
yang lebih menekankan materi keadilan dalam hukum. Sedangkan
dalam tradisi Anglo-saxon, berpijak pada konsep Negara hukum
formal yang dikembangkan A.V. Dicey dengan sebutan The Rule of
Law yang lebih menekankan peraturan perundangan yang tertulis.
Profesor Utrecht (1962: 9) membedakan antara Negara
Hukum Formil (atau Negara Hukum Klasik), dan Negara Hukum
Materiil (atau Negara Hukum Modern). Negara Hukum Formil
menyangkut pengertian hukum yang bersifat formil dan sempit, yaitu
dalam arti peraturan perundang-undangan tertulis, sedangkan
Negara Hukum Materiil lebih menekankan keadilan. Karena itu,
Wolfgang Friedmann (1959) dalam bukunya ‘Law in a Changing
Society’ membedakan antara ‘rule of law’ dalam arti formil yaitu
dalam arti ‘organized public power’, dan ‘rule of law’ dalam arti
materiil yaitu ‘the rule of just law’. Pembedaan ini untuk menegaskan
bahwa keadilan tidak otomatis terwujud secara substantif, karena
hukum itu sendiri dapat dipengaruhi oleh aliran negara hukum formil
dan dapat pula dipengaruhi oleh aliran negara hukum materiil. Jika
hukum hanya dipahami secara kaku dan sempit dalam arti bunyi
peraturan perundang-undangan tertulis, maka pengertian negara
hukum menjadi sempit dan terbatas serta belum tentu menjamin
substansi
keadilan. Karena itu, di samping istilah ‘the rule of law’, Friedman
juga menggunakan istilah ‘the rule of just law’ untuk memastikan
bahwa dalam pengertian ‘the rule of law’ tercakup pengertian
keadilan yang lebih esensiil daripada sekedar memfungsikan
peraturan perundang- undangan tertulis dalam arti sempit.
Menurut Julius Stahl, konsep Negara Hukum yang disebutnya
dengan istilah rechtsstaat itu mencakup empat elemen penting,
yaitu:
(1) Perlindungan hak asasi manusia, (2) Pembagian kekuasaan, (3)
Pemerintahan berdasarkan undang-undang, dan (4) Peradilan tata
usaha Negara. (Assiddiqie, J. “Gagasan Negara Hukum Indonesia”,
trial::http://www. docudesk.com, diakses pada tanggal 3 April 2020,
pukul 16:00 WIB). Sedangkan A.V. Dicey menguraikan adanya tiga ciri
penting dalam setiap Negara Hukum yang disebutnya dengan istilah
The Rule of Law, yaitu: (1) Supremacy of Law (Supremasi hukum). (2)
Equality before the law (persamaan kedudukan setiap orang dalam
hukum dan pemerintahan), (3) Due Process of Law (asas legalitas
dalam segala bentuknya). Ditambahkan oleh The International
Commission of Jurist, dengan prinsip peradilan bebas dan tidak
memihak (independence and impartiality of judiciary), keempat
prinsip rechtsstaat Julius Stahl yang digabungkan dengan ketiga
prinsip Rule of Law A.V. Dicey menandai ciri-ciri Negara Hukum
modern sekarang sebagai prinsip yang diperlukan dalam setiap
negara demokrasi.
Menurut M. Scheltema (Arief Sidharta, 2004: 124) ada lima
unsur-unsur dan asas-asas Negara Hukum itu yang baru, yaitu: (1).
Pengakuan, penghormatan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia
yang berakar dalam penghormatan atas martabat manusia (human
dignity),
(2) Berlakunya asas kepastian hukum, (3) Berlakunya Persamaan di
hadapan hukum (Equality before the Law), (4) Asas demokrasi
dimana setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama
untuk turut serta dalam pemerintahan atau untuk mempengaruhi
tindakan pemerintahan, (5) Pemerintah mengemban amanat sebagai
pelayan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan tujuan bernegara yang bersangkutan. Demikianlah
keterkaitan antara hak asasi manusia, negara hukum (konstitusional),
dan demokrasi.
Pada modul PPKn PGSD telah Saudara baca bagaimana pada
saat persiapan kemerdekaan, masuknya HAM di dalam UUD NRI 1945
mengalami pro dan kontra. Namun saat ini seruan HAM sedunia
menekan semua negara untuk mematuhinya tidak terkecuali
Indonesia yang mengakomodasinya dalam bentuk jaminan
konstitusional. Pada tahap persiapan kemerdekaan, masalah HAM
menjadi perdebatan dalam dalam sidang-sidang pembahasan UUD.
Catatan sejarah yang ditulis dalam Risalah Sidang BPUPKI-PPKI
(Yamin, 1992; Bahar, 1995) menunjukkan bagaimana Moh. Yamin
yang didukung Moh. Hatta harus berdebat dengan Soekarno dan
Soepomo dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Saat itu Soepomo menyatakan
bahwa jangan menyandarkan negara kita pada aliran perseorangan,
tetapi pada aliran kekeluargaan. Supomo mengemukakan bahwa
HAM berasal dari cara berpikir yang diimpor dari Barat yang liberal
dan individualistik yang menempatkan warga negara berhadapan
dengan negara, dan karena itu, paham HAM tidak sesuai dengan “ide
integralistik dari bangsa Indonesia”. Bentuk negara integralistik
menganggap bahwa HAM berlebihan dan memberi dampak negatif.
Menurut Supomo manusia Indonesia menyatu dengan negaranya
dan karena itu tidak masuk akal mau melindungi individu dari negara.
Oleh karena menurut pikiran saya (Soepomo) aliran kekeluargaan
sesuai dengan sifat ketimuran. Jadi saya anggap tidak perlu
mengadakan declaration of rights, ujar Soepomo. Pendapat Soepomo
didukung oleh Soekarno yang menganggap bahwa individualistik
inilah yang akan menimbulkan konflik di negara kita bila masalah
tersebut dimasukkan dalam UUD (Swasono, 1992: 261). Soekarno
memandang hak-hak perorangan selalu dibawah kepentingan
bersama (Soekarno, 1966: 78). Sukarno mengemukakan bahwa
keadilan yang diperjuangkan bagi bangsa Indonesia bukanlah
keadilan individual, melainkan keadilan sosial dan karena itu HAM
dan hak-hak dasar warga negara tidak pada tempatnya dalam UUD.
Sebaliknya, Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin
memperingatkan bahwa bisa saja negara menjadi negara kekuasaan
dan karena itu hak-hak dasar warga negara perlu dijamin. Saat itu,
Yamin bersikukuh agar deklarasi hak asasi manusia diatur dalam
konstitusi.

www.kompas.com
Yamin merasa perlu sekali lagi mengulang penjelasannya.
Saya minta perhatian betul-betul, karena yang kita bicarakan ini hak
rakyat, ujarnya. Ia melanjutkan, bila hak rakyat itu tidak terang dalam
konstitusi maka telah terjadi kekhilafan Grondwettelijke fout. Artinya,
kesalahan undang-undang hukum dasar. Itu besar sekali dosanya
buat rakyat, tuturnya. Apalagi, lanjut Yamin, rakyat Indonesia telah
lama menantikan haknya dari republik yang mereka bela selama ini.
Jaminan hak asasi pun tidak untuk warga negara an sich. Seluruh
penduduk akan diperlindungi oleh republik ini. Artinya, berdasarkan
konsep Yamin, semua penduduk baik warga negara indonesia
maupun warga negara asing mendapat jaminan hak konstitusional.
Selain Moh. Yamin, Mohammad Hatta juga gigih
memperjuangkan masuknya HAM dalam UUD 1945. Meskipun Hatta
mendapat kritikan kawan-kawan politiknya, tetapi Hatta tetap
konsisten dan tegar membela prinsip-prinsip HAM agar kita tidak
dianggap sebagai negara kekuasaan dan penting bagi pembangunan
bangsa seutuhnya.
Soekarno dan Soepomo menolak dimasukkannya HAM dalam
UUD 1945 karena pertimbangan politik (Soekarno) dan budaya
(Soepomo), sedangkan Moh. Hatta dan Moh. Yamin menyetujui
dimasukkannya HAM dalam UUD 1945 karena alasan politik (Moh.
Hatta) dan budaya (Moh. Yamin) pula. Jadi sebenarnya keberadaan
HAM di dalam UUD 1945 merupakan hasil kompromi dari dua kubu
yang berhadapan, sehingga HAM dimasukkan didalam UUD 1945
tetapi hanya sedikit yaitu pasal 27 hingga 34.
Bagaimana dengan kondisi sekarang yang sudah banyak
mengadopsi HAM sedunia dan bagaimana HAM di masa depan?
Untuk
lebih memahami perkembangan hak asasi manusia, kita perlu
mendalami bagaimana HAM itu sendiri sudah diperjuangan secara
konstitusional sejak 5000 tahun lalu namun hingga kini belum bisa
terwujud secara ideal. Kita perlu mencermati apa yang diperjuangan
HAM, dominasi penguasa dan jaminan hukum di setiap periode
sejarah.
Seberapa pentingkah mempelajari sejarah HAM? Pertanyaan
ini layak dipertimbangkan karena mempelajari sejarah, utamanya
HAM kadang memicu debat berkelanjutan, simpang siur dan
cenderung terjadi penyalahgunaan isu HAM. Padahal, sejarah
menunjukkan data mengenai awal mula munculnya HAM sebagai
sebuah gagasan hingga menjelma menjadi standar dan norma umum
sedunia yang dalam perkembangannya bahkan sejumlah instrumen
hukum HAM mensyaratkan negara-negara terikat untuk
merumuskannya dalam peraturan perundang-undangannya. Dalam
konteks ke-Indonesia-an, ada kewajiban dan tanggung jawab negara
mengimplementasikan HAM dalam langkah-langkah efektif bidang
hukum, politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan dan
keamanan.

2). Periodisasi Pemikiran dan Perkembangan HAM di Dunia


Tulisan berikut ini akan mendalami periodisasi historis dan
penekanan HAM dari masa lalu, masa kini dan serta kemungkinan
masa depan HAM ditinjau dari aspek jaminan konstitusi agar dapat
lebih memahami semangat, jiwa, dan arah HAM dunia, selanjutnya
dibahas periodisasi HAM di Indonesia. Hak Asasi Manusia dapat
dilihat dari tiga periodisasi standar yang membagi tiga kurun waktu
utama dalam kajian sejarah
(https://id.wikipedia.org/wiki/
Abad_Pertengahan# Terminologi_ dan_periodisasi), yakni Zaman
Klasik atau Kuno (…. – 475 M) , Zaman Pertengahan atau abad
pertengahan (476 M – 1500 M) , dan Zaman Modern (1500 M sampai
sekarang hingga masa depan)
a). Zaman Kuno (…. – 475 M)
(1). Periode Pembebasan Manusia dari Kebiasaan Hukum dalam
Sistem Sosial yang Melanggar Ham.
Secara historis, Hak Asasi Manusia (HAM) di zaman
kuno sudah dikenal sejak zaman Nabi Musa ketika
membebaskan Bani Israel dari penindasan dan perbudakan
bangsa Mesir 3000 SM. Perbudakan dipandang sebagai
kebiasaan hukum dan dibenarkan dalam sistem sosial selama
zaman kuno. Saat itu budak dianggap sebagai sebagai alat
produksi yang tidak memiliki kebutuhan dasar minimum dan
tidak menikmati segala jenis hak. Meskipun hak asasi manusia
sudah ada dalam kepercayaan agama yang mengakui kesucian
kehidupan manusia, namun belum mewujud sebagai sebuah
aturan kitab undang undang buatan manusia yang membahas
HAM.

(2). Periode Konstitusional Awal Perlindungan HAM


Empat temuan kitab hukum atau undang-undang
paling awal yang membahas konsep HAM :
- Undang-undang Urukagina (2380 SM–2360 SM)
- Undang-undang Neo-Sumeria Ur-Nammu (2112–2095 SM)
- Undang-undang Hammurabi (1780 SM)
- Koresh Agung atau Cyrus the Great (539 SM)
Undang-undang Urukagina (Uruinimgina atau
Irikagina) dibuat oleh Urukagina, seorang penguasa dari
Lagash, negara
kota di Mesopotamia yang menghapuskan pajak untuk janda
dan yatim piatu, mewajibkan kota untuk membayar biaya
pemakaman (termasuk makanan dan minuman untuk
perjalanan jenazah), dan orang kaya harus menggunakan
uang perak saat membeli makanan dari orang miskin, dan jika
orang miskin tidak mau menjual, orang kuat (orang kaya dan
pendeta) tidak dapat memaksa.
Aturan hukum yang tertua kedua yang membahas
HAM adalah Undang-undang Neo-Sumeria Ur-Nammu.
Undang- undang Ur-Nammu dianggap maju pada zamannya
karena terdapat denda atau ganti rugi untuk kerusakan,
sementara undang-undang Babilonia menganut asas lex
talionis (‘mata ganti mata’); namun, pembunuhan,
perampokan, perzinaan, dan pemerkosaan dapat diganjar
hukuman mati.
Selanjutnya, tiga abad kemudian muncul undang-
undang atau Piagam Hammurabi. Kitab Undang-undang
Hammurabi (Code of Hammurabi) merupakan
prasasti hukum kuno Babilonia berukuran 2,25 meter karya
raja Hammurabi yang berisi 282 peraturan tentang
perdagangan, perbudakan, penuduhan, ganti rugi kerusakan,
pencurian, dan hubungan keluarga. Salah satu peraturan
terkenal dari prasasti ini adalah hukum balas-setimpal yang
mirip dengan Hukum di Kitab Taurat: “Jika seseorang merusak
mata milik orang lain, mereka harus merusak mata milik
perusak itu. Jika seseorang mematahkan tulang milik orang
lain, mereka harus mematahkan tulang milik orang (yang
mematahkan) itu.”
Temuan yang lebih baru berasal dari Kekaisaran Persia
Achaemenid di Iran kuno di bawah pemerintahan Koresh
Agung (Cyrus the Great), pendiri Kekaisaran Persia yang
menetapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia. Raja ini
disebut namanya dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian lama
karena titahnya untuk mengembalikan orang orang buangan,
termasuk bangsa Yahudi, kembali ke tanah air masing-masing
serta mengijinkan orang Yahudi membangun kembali Bait Suci
di Yerusalem.
Beberapa laman berikut dapat digunakan sebagai
tambahan informasi untuk mendukung materi di atas.
https://id.wikipedia.org/wiki/Koresh_Agung
https://id.wikipedia.org/wiki/Hammurabi
https://id.wikipedia.org/wiki/Urukagina.
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Ur-Nammu.

b). Zaman Pertengahan (476 M – 1500 M)


(1). Periode Negosiasi: Pelepasan Sebagian Hak Prerogatif
Penguasa yang Diikat Hukum dan Jaminan Kebebasan Manusia
(Lahirnya HAM dan hukum konstitusional)
Magna Carta atau Piagam Besar diratifikasi di Inggris
pada 15 Juni 1215 sebagai reaksi atas kelaliman Raja John.
Piagam ini terlahir dari perseteruan antara Raja John, Paus
Innocent III dan para bangsawan Inggris kelas Baron. Selain
menjadi perjanjian damai, fungsi Magna Carta ialah
meniadakan kekuasaan absolut seorang raja.
Berkat keberadaan Magna Carta, kekuasaan raja tidak
absolut dan sewenang wenang. Piagam Besar itu menjadi
tonggak sejarah lahirnya hak asasi manusia dan hukum
konstitusional. Sejumlah hak raja dicabut, berganti dengan
keputusan berdasarkan pertimbangan hukum, menghomati
prosedur hukum dan asas kemanusiaan (Chodhry, 1992: 49).
Perjanjian ini tergolong dokumen paling progresif pada masa
itu. Magna Carta dipandang sebagai tonggak penting dalam
pengembangan Inggris yang demokratis di masa mendatang.
Beberapa laman berikut dapat digunakan sebagai
tambahan informasi untuk mendukung materi di atas.

https://news.okezone.com/read/2017/06/15/18/1716483/h
istoripedia-magna-carta-lahir-dari-perseteruan-antara-raja-
john-paus-dan-baron

c). Zaman Modern (1500 M sampai sekarang hingga masa depan)


(1). Periode Pembaharuan atau Rennaisance yang lebih menjamin
kebebasan warga negara di hadapan hukum
Memasuki zaman modern, langkah penting parlemen
Inggris pada periode pembaharuan atau renaissance adalah
lahirnya dokumen HAM yang terkenal yaitu Petition of Right,
Habeas Corpus Act dan Bill of Rights.
(a). Petition of Right
Petition of Right adalah dokumen konstitusional
Inggris yang menetapkan kebebasan spesifik dari hal-hal
yang dilarang oleh raja. Disahkan pada tanggal 7 Juni
1628, Petisi berisi pembatasan perpajakan non-
Parlementer, memaksa penggajian tentara, penjara tanpa
alasan, dan membatasi penggunaan darurat militer.
Menyusul perselisihan antara Parlemen dan Raja Charles I
mengenai eksekusi Perang Tiga Puluh Tahun, Parlemen
menolak memberikan subsidi dalam mendukung upaya
perang, yang menyebabkan Raja Charles I mengumpulkan
"pinjaman paksa" tanpa persetujuan Parlemen dan secara
sewenang-wenang memenjarakan mereka yang menolak
membayar. Ada sebanyak 4 Pasal dalam Petisi Hak
sebagai berikut:
Pasal 1: Tidak seorang pun harus membayar pajak tanpa
persetujuan parlemen.
Pasal 2: Tidak seorang pun dapat dipenjara tanpa alasan
yang cukup yang ditunjukkan dengan perintah Kerajaan.
Pasal 3: Tidak boleh ada pasukan yang ditempatkan di
rumah pribadi tanpa persetujuan dan kompensasi kepada
pemiliknya.
Pasal 4: Raja tidak boleh mengeluarkan hukum Tindakan
Darurat Militer (Proceeding Martial Law).

(b). Habeas Corpus Act


Habeas Corpus Act adalah aturan yang diterima
pada masa pemerintahan Raja Charles II pada tahun
1679, dan diamendemenkan parlemen. Habeas Corpus
Act
dijadikan sebagai hukum dasar dalam konstitusi federal
dan negara bagian untuk jaminan kebebasan dan hak
seseorang di depan hukum. Ketika seseorang diancam
hukuman penjara, perlu ada sidang yang mewajibkan
terdakwa hadir pada waktu yang ditentukan disertai
sebab penahanan yang jelas agar keputusan ditetapkan
secara adil.

(c). Bill of Rights


Bill of Rights disahkan oleh Parlemen pada 16
Desember 1689 dalam berbentuk undang-undang
Deklarasi Hak yang ditetapkan Raja William dan Mary. Di
dalamnya ditetapkan batas-batas kekuasaan Raja dan
hak- hak Parlemen serta aturan kebebasan berbicara di
Parlemen, persyaratan untuk pemilihan reguler ke
Parlemen dan hak mengajukan petisi kepada raja tanpa
takut akan pembalasan. Bill of Rights juga menetapkan
persyaratan konstitusional tertentu terhadap Raja untuk
meminta persetujuan Parlemen, yang mewakili rakyat.
Bill of Rights menetapkan hak-hak dasar tertentu untuk
semua orang Inggris. Hak-hak ini terus berlaku hingga hari
ini, tidak hanya di Inggris dan Wales, tetapi juga di setiap
wilayah hukum Persemakmuran. Bill of Rights
menetapkan bahwa:
 Tidak ada campur tangan kerajaan di bidang hukum.
Meskipun kedaulatan tetap menjadi sumber
keadilan, ia tidak dapat secara sepihak mengadili atau
bertindak sebagai hakim.
 Tidak ada pajak yang merupakan Royal Prerogative.
Kesepakatan parlemen menjadi penting untuk
penerapan pajak baru apa pun.
 Hanya pengadilan sipil yang legal, bukan pengadilan
Gereja.
 Kebebasan untuk mengajukan petisi kepada raja
tanpa takut akan pembalasan
Dua revolusi besar terjadi selama di Amerika
Serikat (1776) dan di Prancis (1789) diwarnai oleh
semangat pemenuhan hak dasar asasi manusia dalam
menghadapi dominasi penguasa. Deklarasi Kemerdekaan
Amerika Serikat yang kemudian mencakup konsep-
konsep hak-hak alamiah menyatakan "bahwa semua
manusia diciptakan sama, yang dianugerahi oleh
Penciptanya dengan hak-hak tertentu yang tidak dapat
dicabut yang di antaranya adalah kehidupan, kebebasan
dan meraih kebahagiaan." Demikian pula, Deklarasi
Prancis tentang Hak-hak Manusia dan Warga Negara
mendefinisikan seperangkat hak individu dan kolektif
masyarakat. Dokumen ini dianggap universal karena tidak
hanya untuk warga negara Prancis tetapi untuk semua
orang tanpa kecuali.

(2). Periode Penguatan Konstitusional Sedunia Atas Hak Asasi


Manusia
Berlatar belakang keprihatinan yang mendalam
terhadap kebiadaban Perang Dunia II, Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) mengeluarkan Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia. Pada tanggal 10 Desember 1948, Majelis Umum AS
mengumumkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(DUHAM). Deklarasi untuk pertama kalinya menghasilkan
standar hak bersama untuk semua orang sebagai warga dunia
dan semua bangsa tanpa diskriminasi. Piagam PBB
mengidealkan untuk meningkatkan penghormatan dan
kepatuhan universal terhadap hak asasi manusia dan
kebebasan mendasar bagi semua orang tanpa membedakan
ras, jenis kelamin, bahasa atau agama sebagai salah satu cara
untuk mencapai tujuan itu.
Sebenarnya deklarasi yang disahkan Majelis Umum
PBB ini tidak mengikat, namun mendapat reaksi positif dari
seluruh dunia. DUHAM mendesak negara anggota untuk
meningkatkan sejumlah hak asasi manusia, sipil, ekonomi dan
sosial, dengan menegaskan bahwa hak-hak ini adalah bagian
dari "dasar kebebasan, keadilan dan perdamaian di dunia".
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia terdiri dari
mukadimah dan Pasal-pasal yang menjabarkan hak asasi
manusia dasar tanpa diskriminasi. Deklarasi berisi definisi
umum dari dua jenis hak yang disebutkan di bawah ini:
 Hak-hak Sipil dan Politik yang dinyatakan dalam Pasal 3
sampai 21 seperti hak hidup, hak untuk kebebasan, hak
untuk kebangsaan, hak memiliki harta, kebebasan
berpendapat dan berekspresi, kebebasan berpikir,
kebebasan memilih agama sesuai hati nurani, ikut
mengambil bagian dalam pemerintahan.
 Hak-hak Ekonomi Sosial dan Budaya diakui dalam pasal
22 hingga 28, di antaranya adalah hak atas jaminan sosial,
hak
atas pendidikan, hak berpartisipasi dalam kehidupan
budaya masyarakat, hak untuk menikmati seni dan untuk
berbagi secara ilmiah kemajuan dan manfaatnya dll.
DUHAM disusun oleh anggota Komisi Hak Asasi
Manusia, dengan Eleanor Roosevelt sebagai Ketua. Profesor
hukum Kanada John Humphrey dan pengacara Prancis Rene
Cassin bertanggung jawab melakukan penelitian lintas-
nasional dan menyusun dokumen dengan memasukkan
prinsip-prinsip dasar martabat, kebebasan, kesetaraan dan
persaudaraan. Di dalamnya berturut-turut mencakup (a) hak-
hak yang berkaitan dengan individu; (b) hak-hak individu
dalam hubungannya satu sama lain dan dengan kelompok; (c)
hak spiritual, publik dan politik; dan hak ekonomi, sosial dan
budaya. Humphrey dan Cassin sebagai penulis draf awal
DUHAM (Morsink, 1999: 8-11) menekankan bahwa hak-hak
dalam DUHAM dapat ditegakkan secara hukum melalui
berbagai cara dalam konteks, batasan, tugas dan tatanan
sosial dan politik. Selanjutnya DUHAM dikaji oleh komite ahli
internasional, termasuk perwakilan dari semua benua dan
semua agama besar, dan berkonsultasi dengan pemimpin
seperti Mahatma Gandhi. Dimasukkannya hak sipil dan politik
dalam Pasal 3 sampai 21 dengan hak ekonomi, sosial dan
budaya dalam pasal 22 hingga 28 didasarkan pada asumsi
bahwa hak asasi manusia tersebut tidak dapat dipisahkan dan
saling terkait. Meskipun prinsip ini tidak ditentang oleh
negara- negara anggota manapun pada saat ditetapkan
(deklarasi ditetapkan dengan suara bulat, dengan suara
abstein blok
Soviet, Apartheid Afrika Selatan dan Arab Saudi), prinsip ini
mengalami tantangan yang signifikan.
Hak Asasi Manusia bersifat universal, namun lingkup
dan batas-batasnya berbeda karena struktur sosial-ekonomi
dan politik yang berbeda dari tiap negara. Dalam sistem sosial
yang telah berkembang baik di Eropa atau Amerika, hak atas
kebebasan berpikir atau kebebasan berpendapat dapat
dianggap sebagai hak asasi manusia yang paling penting
sedangkan bebas dari kemiskinan atau ketidaktahuan
dianggap sebagai standar hak-hak di negara yang sedang
berkembang. Hak Asasi Manusia masih harus melewati
sejarah panjang untuk mendapatkan pengakuan hukum
internasional.
Indonesia patut berbangga karena komponen-
komponen dasar hak asasi manusia telah ditetapkan dalam
UUD NRI 1945, sebelum DUHAM lahir. Ini membuktikan
bahwa pemikiran para pendiri negara kita sangat luas dan
berwawasan ke depan. Masalahnya sekarang adalah
pelaksanaan hak asasi manusia. Situasi sosial ekonomi dan
politik menyebabkan hak asasi manusia belum teraktualisasi
dengan baik. Kemiskinan yang masih tinggi, keinginan jaminan
sosial, kepentingan politik dan penyalahgunaan hak demi
keuntungan diri menunjukkan fakta bahwa isu-isu tentang hak
asasi manusia yang termuat di pasal pasal UUD NRI 1945,
namun belum maksimal pada tataran implementasinya.

(3). Periode Pembudayakan HAM dalam Kehidupan


HAM masa kini dan masa mendatang lebih tertuju
pada bagaimana HAM dapat dibudayakan dalam seluruh
kehidupan.
HAM lebih banyak ditunjukan pada pemenuhan atas
penuntutan hak golongan (bahkan pribadi tokoh yang
berkuasa) namun berlindung dan berkedok pada
perlindungan HAM. Hakikatnya, Negara memilki kewajiban
terhadap HAM yang meliputi Kewajiban menghormati
(obligation to respect), Kewajiban memenuhi (obligation to
fullfil), Kewajiban melindungi (obligation to protect),
Kewajiban memajukan (obligation to promote), dan
Kewajiban menegakkan (obligation to enforce).

3). Periodisasi Pemikiran dan Perkembangan HAM di Indonesia


Berikut ini akan dikemukakan periodisasi pemikiran dan
perkembangan HAM di Indonesia mulai zaman VOC hingga masa
sekarang. Periode perkembangan HAM di Indonesia dipaparkan
sebagai berikut:
1. Periode 1602 - 1908
2. Periode 1908 - 1945
3. Periode 1945 - 1950
4. Periode 1950 - 1959
5. Periode 1959 - 1966
6. Periode 1966 - 1998
7. Periode 1998 – sekarang

a). Periode 1602 - 1908


Vereenidge Oostindische Compagnie (VOC) adalah
Persekutuan Perusahaan Hindia Timur asal Belanda yang
mengambil alih aktivitas perdagangan di Asia dan memonopoli
perdagangan rempah-rempah di wilayah timur. Belanda
mendukung kelancaran usaha VOC dengan memberi hak istimewa
(Hak Octroi), antara lain hak monopoli dagang, hak mencetak
uang, hak mengangkat pegawai dab tantara, hak memiliki benteng
sendiri, hak mengangkat penguasa daerah dan hak menjalankan
kekuasaan kehakiman.
Tujuan dibentuknya VOC adalah menghindari persaingan
sesama pedagang Belanda, memperkuat posisi Belanda terhadap
persaingan dagang bangsa Eropa lainnya, dan memonopoli dagang
di wilayah Nusantara. Politik Ekonomi VOC yang melanggar hak
rakyat Indonesia saat itu adalah peraturannya yaitu: *Verplichte
Leverantie : memaksa rakyat untuk menjual hasil bumi seperti
lada, kapas, kayu manis, gula, beras, nila, dan ternak dengan harga
yang ditetapkan oleh pihak VOC. *Contingenten : kewajiban rakyat
untuk membayar pajak hasil bumi. *Ektripasi : hak VOC untuk
mengatur peredaran rempah dengan menebang pohon rakyat
agar harga tidak merosot. *Pelayaran Hongi : pengawasan
perdagangan menggunakan perahu untuk menghalangi terjadinya
penyelundupan dan pasar gelap. Pelanggar akan dihukum VOC
dengan menyita barang, penjara, bahkan hukuman mati.
*Preanger Stelsel yang mengharuskan wajib pajak membayar
pajak dalam bentuk hasil bumi yang setara dengan nilai pajak. Bagi
yang tidak mempunyai lahan wajib bekerja di lahan milik VOC
dengan sistem kerja paksa atau rodi tanpa upah.
Nah, analisalah hak-hak apa saja yang dilanggar oleh VOC
terhadap rakyat Indonesia.
Sejak kedatangan VOC ke Indonesia yang menindas
pribumi, banyak perlawanan kerajaan untuk mengusir VOC.
Beberapa perlawanan yang sudah dilakukan diantaranya:
Perlawanan
Kerajaan Mataram (1618-1629) yang dipimpin oleh Sultan Agung,
perlawanan dari Kerajaan Banten (1651-182) yang dipimpin oleh
Sultan Ageng Tirtayasa, perlawanan Makassar dari Kerajaan Gowa
(1666-1667) yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, perlawanan
Rakyat Maluku (1817) yang dipimpin oleh Thomas Matulesi atau
dipanggil Pattimura. Nah sekarang silakan anda analisis hak-hak
apa yang diperjuangkan oleh para pejuang bangsa. (Disarikan dari
https://www.kompasiana.com/ chandrah/
5cd4120575065754191f9f7c/sejarah-voc-belanda dan berbagai
sumber pendukung lainnya).

b). Periode 1908-1945


Konsep pemikiran HAM modern telah dikenal oleh bangsa
Indonesia sejak Budi Utomo 1908. Mengapa tonggaknya Budi
Utomo padahal perjuangan menegakkan HAM telah dilakukan
sebelumnya? Karena perjuangan menuntut hak sebelum Budi
Utomo, bersifat perjuangan fisik, kedaerahan serta belum
menyeru pada pembentukan negara bangsa (nation state) dalam
bentuk organisasi modern.
Perkembangan HAM, khususnya dalam hak berserikat,
berkumpul, dan menyatakan pendapat, makin berkembang
dengan munculnya organisasi pergerakan bangsa Indonesia baik
yang dilakukan di negeri Belanda maupun wilayah Hindia Belanda.
Di Leiden, Belanda pelajar Indonesia mendirikan Indische
Vereeniging yang dengan tegas mendasarkan pada hak
menentukan nasib sendiri (1913). Ketika pergantian Soetomo
sebagai ketua pada bulan September 1922. organisasi ini berubah
nama menjadi Indonesische Vereeniging (Perhimpunan
Indonesia), Perhimpunan
Indonesia merupakan pelopor gerakan nasional pertama yang
menggunakan istilah "Indonesia" dan menjadi pelopor
menyatakan hak menuntut kemerdekaan bangsa Indonesia di
kancah internasional (Encyclopaedia Britannica, 2015). Partai ini
juga menerbitkan majalah Hindia Poetra sebagai sarana
menyebarkan ide-ide antikolonial. Pada tanggal 25 Desember
1912, di Kota Bandung berdiri Indische Partij, yang anggotanya
orang Indo dan Eropa. Organisasi politik pertama ini, dipimpin
yaitu Douwes Dekker atau Danudirdja Setiabudi, Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar
Dewantara yang dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai. Cita-cita
organisasi ini untuk menyatukan semua golongan di Indonesia,
baik golongan asli Indonesia maupun golongan lain, seperti Indo,
Cina, dan Arab. Suwardi Suryaningrat menulis sindiran terhadap
kolonial Belanda yang mengajak penduduk pribumi bangsa
Indonesia untuk merayakan hari kemerdekaan Belanda.
HAM di bidang sipil, seperti hak bebas dari diskriminasi,
hak untuk mengeluarkan pikiran dan pendapat mulai diakui
pemerintahan Hindia Belanda bahkan hak untuk turut serta dalam
pemerintahan. Banyak partai terlibat dalam Volksraad (Dewan
Rakyat atau parlemen). Namun pemerintah Belanda membatasi
hak dan menghukum pejuang HAM yang dianggap menentang
kebijakan Belanda. Belanda menumpas partai atau gerakan yang
dianggap melawan kebijakan pemerintahan. Misalnya: menangkap
pimpinan Indische Partij ketika Soewardi Soerjaningrat menentang
perayaan kemerdekaan Belanda sementara Belanda sendiri juga
menjajah Indonesia dalam tulisannya yang berjudul Als ik eens
Nederlander was (Jika Saya Seorang Belanda), atau
Pemberontakan Toli toli di bulan Mei 1919 yang dipicu oleh pidato
Abdoel Moeis untuk menolak kebijakan kerja
paksa
(https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_Rakyat_Tolitoli_19
19 diakses 2 April 2020 pukul 10.39).
Hak di bidang agama dan ekonomi terlihat jelas pada
gerakan Sarikat Islam, yang sebelumnya bernama Sarikat Dagang
Islam (SDI) yang merupakan perkumpulan pedagang Islam SDI di
Solo. Melalui Sarikat Islam yang disahkan oleh Pemerintah Belanda
pada tanggal 14 September 1912, HOS Tjokroaminoto mengubah
yuridiksi SDI menjadi lebih luas yang dulunya hanya mencakupi
bidang ekonomi dan sosial kearah politik dan agama untuk
menyumbangkan semangat Islam dalam memperjuangkan hak
melawan kolonialisme. Pada masa-masa selanjutnya, sudah
banyak kita kenal peristiwa Sumpah Pemuda 1928, dan
perjuangan jaman Jepang. Pemikiran tentang HAM dibahas dalam
BPUPKI (seperti sudah dibahas sebelumnya). Nah, silakan
dianalisis hak-hak apa saja yang diperjuangkan dalam organisasi
pergerakan antara tahun 1908 hingga menjelang kemerdekaan.
c). Periode 1945 - 1950
Periode 1945 ditunjukkan dengan penetapan pasal 27
hingga 34 sebagai pasal yang mengatur hak asasi manusia. HAM
secara terperinci baru terdapat pada masa KRIS 1949 dan UUDS
1950, karena keduanya dibuat setelah lahirnya Declaration of
Human Right 1948.
d). Periode 1950- 1959
Meskipun usia RIS relatif singkat, yaitu dari tanggal 27
Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, namun konstitusi ini
melanjutkan sistem kepartaian multi partai dan sistem
pemerintahan parlementer yang dimulai sejak berlakunya UUD
1945. Sistem politik demokrasi liberal atau parlementer makin
berlanjut setelah Indonesia kembali menjadi negara kesatuan
dengan berlakunya UUDS 1950 hingga 5 Juli 1959. Bahkan pada
periode ini suasana kebebasan dengan semangat demokrasi liberal
dapat berlangsung, sehingga baik pemikiran maupun aktualisasi
HAM pada periode ini mengalami masa keemasan karena: (1)
semakin banyaknya tumbuh partai politik dengan beragam
ideologinya masing-masing; (2) kebebasan pers sebagai salah satu
pilar demokrasi betul-betul teraktualisasi; (3) Pemilihan umum
sebagai pilar lain dari demokrasi berlangsung dalam suasana
kebebasan, adil dan demokratis; (4) Parlemen atau Dewan
perwakilan rakyat sebagai representasi dari kedaulatan rakyat
menunjukkan kinerja dan kelasnya sebagai wakil-wakil rakyat
dengan melakukan kontrol atau pengawasan; (5) pemikiran
tentang HAM memperoleh iklim yang kondusif.
Satu hal yang penting adalah bahwa semua partai, dengan
pandangan ideologis yang berbeda-beda, sepakat bahwa HAM
harus dimasukan ke dalam bab khusus yang mempunyai
kedudukan sentral dalam batang tubuh UUD (Manan, 2001).

e). Periode 1959-1966


Sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Presiden Soekarno
memegang kendali sistem politik melalui gagasannya tentang
demokrasi terpimpin. Dalam perspektif pemikiran HAM, terutama
hak sipil dan politik, sistem politik demokrasi terpimpin tidak
memberikan keleluasaan pada kebebasan berserikat, berkumpul
dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Pemikiran tentang HAM
dibatasi secara ketat oleh kekuasaan, sehingga mengalami
kemunduran atau kebalikan dengan situasi politik pada masa
Demokrasi Parlementer.

f). Periode 1966-1998


Pemberontakan G30S/PKI tanggal 30 September 1966
membawa Indonesia kembali mengalami masa kelam dalam
kehidupan berbangsa. Presiden Soekarno mengeluarkan
Supersemar yang dijadikan landasan hukum bagi Soeharto untuk
mengamankan Indonesia. Masyarakat Indonesia berada pada
situasi dimana HAM kurang dilindungi. Para elite kekuasaan
memandang pemikiran HAM adalah produk Barat. Pada saat itu
Indonesia sedang memacu pembangunan ekonomi dengan
menggunakan slogan “pembangunan” sehingga segala upaya
pemajuan dan perlindungan HAM dianggap sebagai penghambat
pembangunan. Hal ini tercermin dari berbagai produk hukum yang
dikeluarkan pada periode ini, yang pada umumnya bersifat
pembatasan terhadap HAM (Manan, 2001). Berbagai peristiwa
pelanggaran HAM berat terjadi seperti kasus Timor-Timur, kasus
Tanjung Priok, kasus DOM Aceh, kasus Kedung Ombo, peristiwa
Santa Cruz yang akhirnya memunculkan Komnas HAM pada tahun
1993.
Pada pihak lain, masyarakat umumnya diwakili LSM dan
kalangan akademisi berpandangan bahwa HAM bersifat universal.
Keadaan minimnya penghormatan dan perlindungan HAM ini
mencapai titik balik pada 14 Mei 1998 yang ditandai oleh turunnya
Soeharto sebagai Presiden.

g). Periode 1998 sampai sekarang


Banyaknya norma HAM internasional telah diadopsi dalam
peraturan perundang-undangan nasional melalui ratifikasi dan
institusionalisasi. Berbagai kemajuan konstitusional terjadi yang
dapat dilihat dari berbagai peraturan perundang-undangan HAM
yaitu diintegrasikannya HAM dalam perubahan UUD 1945 serta
dibentuknya peraturan perundangan HAM. Pertanyaannya
sekarang, apakah dengan memadainya peraturan perundangan
atau instrumen hukum HAM dan institusionalisasi kelembagaan
HAM maupun lembaga swadaya masyarakat, HAM telah menjadi
suatu tatanan sosial dalam kehidupan bersama?

Demikianlah secara singkat perkembangan HAM di dunia dan


perkembangan HAM di Indonesia. Kemudian, bagaimana dengan HAM di
masa depan?
Cermati situs ini https://www.openglobalrights.org/the-future-of-
human-rights/, tampak perdebatan HAM yang kemungkinan berlangsung
di masa depan. Salah satu tema intinya antara lain kebutuhan pelaku
HAM untuk mempelajari bagaimana bidang-bidang tertentu (seperti
jurnalisme) yang beradaptasi dan mengambil peluang baru. Perdebatan
dan implementasi HAM sangat terkait dengan makin meningkatnya
kesadaran dan pengetahuan hukum yang terpadu dan menguatnya
disiplin ilmu lain yang secara tradisional mendapat sedikit perhatian,
termasuk: biologi kognitif, psikologi sosial, kecerdasan buatan, dan
transdisiplin.
Silakan Saudara buka dan bahas mengenai hasil kecerdasan
buatan yang memiliki perasaan dan sudah mulai menuntut hak juga
sementara negara Arab Saudi mengakui robot Sophia diakui sebagai
warga negara.

https://www.youtube.com/watch?v=Q3qXpMoVkVY

(q&a: robot pertama punya kewarganegaraan sapa indonesia).

Perhatikan jawaban robot cerdas Sophia ketika menjawab


pertanyaan “pekerjaan apa yang Saudara Inginkan”:
“Saya ingin lakukan segalanya yang bisa membuat perubahan di
masa depan dimana semua orang bisa mengembangkan empati dan rasa
hormat kepada sesama”
Pesan moral apa yang bisa Saudara petik dari memperhatikan
tayangan tersebut?
Kemudian ketika dia ditanya apakah dia bisa menjadi guru…..”Saya
pikir robot AI sepertiku bisa jadi guru yang luar biasa”. Bagaimana
komentar anda?
Persoalan HAM di masa depan akan sangat bervariasi, termasuk
saling tukar pembela antar negara, pertukaran akademis, yurisprudensi
(keputusan dari hakim terdahulu yang dijadikan pedoman untuk
menghadapi perkara yang sama dan tidak diatur di dalam UU) . Jalinan
bidang yang terkait HAM, media massa, kemungkinan baru sebagai imbas
dari kemajuan ipteks, pengetahuan disiplin ilmu melahirkan persoalan
baru di bidang HAM yang tentunya yang membutuhkan penanganan
bersama. Dengan kata lain HAM telah menjadi isu politik nasional
maupun internasional. HAM di masa depan lebih rumit karena ketidak
pastian dan transisi bercampurnya transdisiplin dengan berbagai
kepentingan pribadi dan politik yang berkedok perlindungan hukum atas
hak asasi manusia.
HAM di masa depan memunculkan banyak kelompok kepentingan
dan masalah hak asasi manusia baru, dan pergeseran jangka panjang
dalam geopolitik dan teknologi yang menciptakan tantangan dan peluang
baru yang berdampak pada penegakan dan pemajuan hak asasi manusia.
Demokrasi yang tidak sesuai dengan aturan hukum yang anarkhis dan
pemerintahan populis yang berkembang pesat telah mendorong pelaku
hak asasi manusia untuk merespons dan berinovasi.
Penghormatan atas hak asasi manusia dijalankan dengan tetap
mengedepankan kepentingan berbangsa dan bernegara. Hak asasi
manusia manusia wajib dihormati siapapun namun lebih diberikan
penekanan dan diutamakan demi kepentingan negara dan bangsa.
b. Permasalahan HAM dalam Kehidupan di Masyarakat dan Siswa dengan
Siswa.
Di Indonesia, upaya pemajuan dan penegakan HAM telah
dijalankan dengan melibatkan (1) regulasi atau peraturan perundangan
(2) lembaga pemerintah/negara di bidang HAM dan (3) Lembaga Swadaya
Masyarakat. Aturan hukum, lembaga negara sudah dibentuk dan makin
bertambah, sementara masyarakat mulai sadar akan HAM. Ini merupakan
bukti konkrit bahwa pendidikan HAM diharapkan menjadi bagian yang
integral dalam memperkuat dan memperkokoh lahirnya budaya HAM di
Indonesia, khususnya dalam mewujudkan warga negara Indonesia yang
demokratis. Namun permasalahan HAM makin bertambah dan makin
rumit. Hal ini antara lain karena kehidupan makin kompleks sehingga
regulasi akan selalu dituntut untuk berubah dan mampu mengakomodasi
perubahan yang cepat ini. Lembaga pemerintah belum maksimal dalam
bekerja untuk penegakan dan pemajuan HAM. Sementara keberadaan
lembaga swadaya masyarakat yang keberadaannya sangat berarti dalam
penegakan dan pemajuan HAM belum mendapat respon yang
semestinya. Marilah semua pihak yang terlibat bersinergis menegakkan
HAM, tanpa ketulusan dan keberpihakan pada rakyat secara utuh, HAM
tidak mungkin bisa terwujud secara maksimal.
Di Indonesia, pelanggaran HAM banyak terjadi di segala bidang,
bahkan dalam bidang Pendidikan. Nah sekarang coba Saudara cari kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di sekolah untuk didiskusikan bersama.
Misalnya perundungan (bullying) yang banyak terjadi di sekolah akhir
akhir ini. Perhatikan berita di bawah ini.

Liputan6.com, Malang - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang Kota


menetapkan dua orang berinisial WS dan RK sebagai tersangka kasus
dugaan perundungan terhadap salah seorang siswa SMPN 16 Kota
Malang, MS (13 tahun), yang mengalami luka di beberapa bagian
tubuhnya. Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata
mengatakan bahwa WS merupakan siswa kelas VIII dan RK siswa kelas VII,
keduanya di SMP Negeri 16 Kota Malang, yang diduga memiliki peran
langsung pada saat terjadi penganiayaan terhadap MS.

https://www.liputan6.com/regional/read/4177063/2-siswa-smp-
ditetapkan-sebagai-tersangka-terkait-kasus-perundungan-di-malang
Setujukah dengan penetapan sebagai tersangka? Bagaimana
dengan hak mereka dan korban? Bagaimana peranan pendidikan selama
ini sampai hal seperti itu terjadi? Dan seterusnya……
Di bidang pendidikan, pelanggaran HAM antara lain disebabkan
oleh kurangnya wawasan tentang pendidikan HAM. Itulah alasan
mengapa HAM perlu diberikan di sekolah dasar. Pendidikan HAM
harus menjadi suatu kewajiban moral bagi masyarakat Indonesia secara
menyeluruh dan sistematis melalui jalur pendidikan formal baik di
tingkat sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi. Hal itu
ditegaskan dalam pasal 4 ayat 1 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. "Dalam UU itu disebutkan bahwa
pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa." Kurikulum perlu
menekankan pentingnya pengenalan dan pemahaman HAM diberikan
sejak dini melalui kurikulum tersendiri dalam jalur pendidikan formal.
Sejak peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional 10
Desember 2004, PBB telah mengusulkan masuknya materi HAM ke
sekolah. PBB memilah strategi penerapannya, dimulai di tiga tahun
pertama (2005-2008) yang berfokus pada pendidikan dasar dan
menengah, menghimbau semua negara untuk mengintegrasikan nilai-nilai
HAM ke dalam kurikulum, mengubah proses pendidikan serta
mengajarkan metode, dan memperbaiki lingkungan tempat pendidikan
itu berlangsung. Di Indonesia, muatan HAM bisa didapatkan dalam sejak
dari kurikulum SD/MI hingga kurikulum SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.
https://republika.co.id/berita/nz52kk22/kurikulum-ham-untuk-sekolah
diakses 20 Pebruari 2020.
Untuk menyambut seruan PBB dan UU itu Komnas HAM
memprogramkan Sekolah Ramah HAM (SR HAM). Sekolah Ramah HAM
adalah sebuah sekolah yang mengintegrasikan nilai-nilai HAM sebagai
prinsip-prinsip inti dalam organisasi dan pengelolaan sekolah, di mana
nilai atau prinsip HAM menjadi pusat atau ruh dari proses pembelajaran
dan pengalaman yang muncul di semua sisi kehidupan sekolah tersebut.
Sekolah perlu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
perkembangan jiwa anak didiknya. Hal ini untuk menangkal pengaruh
buruk lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar yang kurang
mendukung yang berakibat buruk pada diri anak didik. Perhatikan berita
berikut ini yang membuat miris ketika seorang siswi SMP yang berusia 15
tahun membunuh seorang anak usia 6 tahun pada tanggal 5 Maret 2020.
https://pojoksatu.id/news/berita-nasional/2020/03/07/siswi-smp-bunuh-
bocah-secara-sadis-di-taman-sari-ternyata-ini-yang-jadi-penyebabnya/
Sekolah Ramah HAM mempunyai konsep pendidikan HAM
berperan sebagai materi pelajaran dan sebagai metode atau pendekatan
untuk mempraktikkan nilai-nilai HAM di sekolah. Sekolah Ramah HAM
akan memberi manfaat nyata yaitu mampu memberikan solusi yang tepat
untuk mengatasi, menghapus atau minimal mengurangi secara signifikan
jumlah kasus pelanggaran HAM yang terjadi di sekolah.
Sebenarnya, kurikulum HAM perlu membahas tentang kewajiban
asasi manusia (KAM). KAM adalah seperangkat kewajiban yang bila tak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya HAM (lihat:
UU No 39 Tahun 1999). KAM seharusnya menjadi fondasi utama sebelum
kita mempelajari HAM. Jika dimensi HAM adalah kebebasan, maka
dimensi KAM adalah tanggung jawab. Kebebasan yang bertanggung
jawab adalah inti keselarasan dalam masyarakat. Dalam UU No 39
Tahun 1999, KAM
termaktub di pasal 67-70 dinyatakan, "Setiap orang yang ada di wilayah
Republik Indonesia wajib patuh pada peraturan perundang-undangan,
hukum tak tertulis, dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia
yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia". Guru yang berupaya
memahamkan KAM berarti sedang menumbuhkan budi pekerti. Dari
sinilah perbaikan hingga perubahan cara pandang kurikulum nasional
yang berkaitan dengan HAM berawal.
Di buku siswa Sekolah Dasar mulai kelas rendah telah diajarkan
budi pekerti atau karakter, tapi belum disertai perilaku yang melengkapi.
Ucapan "Terima Kasih", "Tolong", "Permisi", "Maaf" diajarkan di kelas
rendah, tapi belum disertai senyuman, merunduk, dan melembutkan
suara.
Mantapkan pemahaman Saudara melalui diskusi, dan analisisislah
berbagai kasus yang relevan dengan materi pada kegiatan belajar ini.

2. Pengamalan Pancasila.
Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya memiliki
tingkat kemajemukan yang tinggi. Kemajemukan ini ditandai dengan
banyaknya suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama, serta berbagai
kemajemukan lainnya. Hal inilah yang sering menimbulkan terjadinya konflik
di antara suku bangsa, maupun penganut agama yang beragam itu, di dalam
memenuhi kepentingannya yang berbeda-beda.

Sebagai negara multikultur, Indonesia merupakan masyarakat paling


pluralistik di dunia. Memiliki sedikitnya 1340 suku dengan 718 bahasa lokal.
Negara besar ini terdiri lebih dari 17.504 pulau, 34 provinsi, 511 lebih
kabupaten dan kota, serta 82.190 lebih desa. Berpenduduk lebih dari 265
juta jiwa, menempatkan Indonesia sebagai negara nomor empat
berpenduduk
terbesar di dunia. Negeri ini memiliki tiga zona waktu, waktu Indonesia barat,
tengah, dan timur. Jarak antara wilayah paling barat dan timur, Sabang dan
Merauke sama dengan jarak Teheran dan Paris atau sama dengan jarak
Jeddah dan London. Indonesia juga memiliki sekurang-kurangnya 6 agama
besar: Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghuchu. Dari setiap suku,
dalam batas-batas tertentu juga setiap agama, masing-masing memiliki
varian sendiri-sendiri. Menyadari kondisi yang demikian itulah maka pendiri
negara menetapkan Pancasila sebagai titik temu, titik tumpu, dan titik tuju
bagi Indonesia.

a. Hubungan Agama dan Pancasila


Perhatikan tulisan Haedar Nashir dalam Republika, Sabtu 22
Pebruari 2020 berikut ini. Agama manapun tidak bertentangan dan
memusuhi Pancasila. Para pendiri bangsa dari semua golongan telah
bersepakat menjadikan Pancasila ideologi negara. Pancasila dijadikan
titik temu, titik tumpu, dan titik tuju dari Indonesia yang beragam dan
majemuk dari suku, agama, adat istiadat dan sebagainya. Di dalam
Pancasila terkandung jiwa dan nilai ajaran agama yang luhur. Bung Karno
bahkan berkata, dengan sila Ketuhanan maka bukan hanya menusianya,
tetapi Negara Indonesia itu bertuhan (Haedar Nashir, Republika, Sabtu,
22-2-2020).

Sejumlah kegaduhan tentang hubungan Pancasila dan agama di


negeri ini terjadi tidak secara kebetulan. Di balik kontroversi soal agama
versus Pancasila serta pandangan sejenis lainnya terdapat gunung es
kesalahan paradigma dalam memposisikan agama dan kebangsaan. Di
dalamnya bersemi paradigma ekstrem dalam memandang agama,
Pancasila, keindonesian, dan dimensi kehidupan lainnya. Pola pandang
ekstem beragama melahirkan pengikut yang fanatik buta. Dunia serba
ekstrem inilah yang melahirkan konflik antar pemikiran yang sama-sama
keras. Agama versus Pancasila, NKRI versus Khilafah, ekstrem kanan
versus ekstrem kiri. Radikal dilawan radikal melahirkan radikal ekstrem
baru. Konflik kebangsaan ini akan terus berlangsung jika tidak ada
peninjauan ulang terhadap paradigma keindonesiaan yang ekstrem
dalam hegemoni nalar positivistik, kuasa monolitik, dan mono perspektif
di republik ini (Haedar Nashir, Republika, Sabtu, 22-2-2020).

Indonesia menghadapi jalan terjal dunia ekstrem. Dua


kecenderungan antagonistik dalam relasi agama dan negara mengemuka
di negeri ini. Pertama, ekstremitas dalam memandang radikalisme hanya
tertuju pada radikalisme agama khususnya Islam. Akibatnya negara dan
kalangan tertentu terjebak pada kesalahan pandangan dalam
menentukan posisi agama dan negara. Pancasila dan Indonesia pun
dikonstruksi dengan paradigma liberal sekuler. Kedua, pola pikir
keagamaan yang ekstrem, yang memandang kehidupan bernegara serba
salah, thaghut, dan sesat. Pandangan ini beriringan dengan kebangkitan
agama era abad tengah yang teosentrisme. Paham ekstrem keagamaan
ini sering didukung diam-diam oleh mereka yang kecewa terhadap
keadaan.

Bagaimana solusinya? Perlu dikembangkan moderasi baik dalam


kehidupan keagamaan maupun kebangsaan. Jika ingin terbangun
kehidupan beragama, berbangsa, dan bersemesta yang moderat maka
jalan utamanya niscaya moderasi, bukan deradikalisasi. Paradigma
deradikalisasi menimbulkan benturan karena ekstrem dilawan ekstrem.
Membenturkan agama versus Pancasila maupun ide mengganti salam
agama dengan salam Pancasila secara sadar atau tidak merupakan buah
dari alam pikiran deradikalisme yang ekstrem. Jika paradigma ini terus
dipertahankan maka akan muncul lagi kontroversi serupa yang
menghadap-hadapkan secara diametral agama dan kebangsaan, yang
sejatinya terintegrasi (Haedar Nashir, Republika, Sabtu, 22-2-2020).

Mayoritas umat beragama di negeri ini sejatinya moderat,


termasuk umat Islam sebagai mayoritas. Masyarakat Indonesiapun
dalam keragaman suku, keturunan, dan kedaerahan sama moderat.
Hidup di negeri kepulauan dengan angin tropis dan keindahan alamnya
membuat masyarakat Indonesia berkepribadian ramah, lembut, toleran,
dan saling berinteraksi dengan cair sehingga lahir bhineka tunggal ika.
Pancasila dan negara bangsa telah diterima sebagai kesepakatan
nasional. Pancasila sejatinya mengandung nilai-nilai dasar dan ideologi
moderat. Ketika Pancasila dan Indonesia dibawa ke paradigma ekstrem,
maka berlawanan dengan hakikat Pancasila dan keindonesiaan yang
diletakkan oleh para pendiri negara. Siapapun yang membenturkan
Pancasila dengan agama dan elemen penting keindonesiaan lainnya pasti
ahistoris dan melawan ideologi dasar nilai fundamental yang hidup di
bumi Indonesia. Jika ingin Indonesia moderat maka jangan biarkan
kehidupan keagamaan dan kebangsaan disandera oleh paradigma dunia
ekstrem. (Haedar Nashir, Republika, Sabtu, 22-2-2020).

b. Kajian Ilmiah Filosofis Pancasila


Secara ilmiah filosofis Pancasila dapat dikaji sebagai berikut.

1) Merupakan kesatuan yang utuh. Kelima sila tidak dapat dilepas satu
dengan lainnya. Walaupun masing-masing sila berdiri sendiri tetapi
hubungan antar sila merupakan hubungan yang organis.
2) Setiap unsur pembentuk Pancasila merupakan unsur mutlak yang
membentuk kesatuan, bukan unsur yang komplementer. Artinya,
salah satu unsur (sila) kedudukannya tidak lebih rendah dari yang
lain. Walaupun sila Ketuhanan merupakan sila yang berkaitan
dengan Tuhan sebagai causa prima, tetapi tidak berarti sila lainnya
hanya sebagai pelengkap.

3) Sebagai satu kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah atau


dikurangi. Oleh karena itu Pancasila tidak dapat diperas, menjadi
trisila yang meliputi sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi,
ketuhanan, atau eka sila yaitu gotong royong sebagaimana
dikemukakan oleh Ir. Soekarno (Kaelan, 2001).

Pancasila sebagai suatu sistem nilai disusun berdasarkan urutan


logis keberadaan unsur-unsurnya. Oleh karena itu sila pertama
(Ketuhanan Yang Maha Esa) ditempatkan pada urutan yang paling atas,
karena bangsa Indonesia meyakini segala sesuatu itu berasal dari Tuhan
dan akan kembali kepadaNya. Tuhan dalam bahasa filsafat disebut
dengan Causa Prima, yaitu “sebab pertama”, artinya sebab yang tidak
disebabkan oleh segala sesuatu yang disebut oleh berbagai agama
dengan “Nama” masing-masing agama.

Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab ditempatkan


setelah ketuhanan, karena yang akan mencapai tujuan atau nilai yang
didambakan adalah manusia sebagai pendukung dan pengemban nilai-
nilai tersebut. Manusia yang bersifat monodualis, yaitu yang mempunyai
susunan kodrat yang terdiri dari jasmani dan rohani. Makhluk jasmani
yang unsur-unsur: benda mati, tumbuhan, hewan. Rohani yang terdiri
dari unsur-unsur: akal, rasa, karsa. Sifat kodrat manusia, yaitu sebagai
makhluk
individu, dan makhluk sosial. Kedudukan kodrat, yaitu sebagai makhluk
otonom, dan makhluk Tuhan.

Setelah prinsip kemanusiaan dijadikan landasan, maka untuk


mencapai tujuan yang dicita-citakan manusia-manusia itu perlu untuk
bersatu membentuk masyarakat (negara), sehingga perlu adanya
persatuan (sila ketiga). Persatuan Indonesia erat kaitannya dengan
nasionalisme. Rumusan sila ketiga tidak mempergunakan awalan ke dan
akhiran an, tetapi awalan per dan akhiran an. Hal ini dimaksudkan ada
dimensi yang bersifat dinamik dari sila ini. Persatuan atau nasionalisme
Indonesia terbentuk bukan atas dasar persamaan suku bangsa, agama,
bahasa, tetapi dilatarbelakangi oleh historis dan etis. Historis artinya
karena persamaan sejarah, senasib sepenanggungan akibat penjajahan.
Etis, artinya berdasarkan kehendak luhur untuk mencapai cita-cita moral
sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Oleh karena itu persatuan Indonesia, bukan sesuatu yang terbentuk
sekali dan berlaku untuk selama-lamanya. Persatuan Indonesia
merupakan sesuatu yang selalu harus diwujudkan, diperjuangkan,
dipertahankan, dan diupayakan secara terus-menerus. Semangat
persatuan atau nasionalisme Indonesia harus selalu dipompa, sehingga
semakin hari semakin kuat.

Sila keempat merupakan cara-cara yang harus ditempuh ketika


suatu negara ingin mengambil kebijakan. Kekuasaan negara diperoleh
bukan karena warisan, tetapi berasal dari rakyat. Jadi rakyatlah yang
berdaulat.

Sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


ditempatkan pada sila terakhir, karena sila ini merupakan tujuan dari
negara Indonesia yang merdeka. Oleh karena itu masing-masing sila-sila
mempunyai makna dan peran sendiri-sendiri. Semua sila berada dalam
keseimbangan dan berperan dengan bobot yang sama. Akan tetapi
karena masing-masing unsur mempunyai hubungan yang organis, maka
sila yang di atas menjiwai sila yang berada di bawahnya. Misalnya, sila
Ketuhanan Yang Maha Esa menjiwai dan meliputi sila ke dua, ke tiga, ke
empat, ke lima. Sila ke dua dijiwai sila pertama, menjiwai sila ke tiga, ke
empat, dan ke lima. Demikian seterusnya untuk sila ke tiga, ke empat,
dan ke lima (Kaelan, 2001).

Susunan sila-sila Pancasila merupakan kesatuan yang organis,


satu sama lain membentuk suatu sistem yang disebut dengan istilah
majemuk tunggal (Notonagoro). Majemuk tunggal artinya Pancasila
terdiri dari 5 sila tetapi merupakan satu kesatuan yang berdiri sendiri
secara utuh. Selanjutnya, Notonagoro berpendapat bahwa bentuk dan
susunan Pancasila seperti tersebut di atas adalah hierarkis-piramidal.
Hierarkhis berarti tingkat, sedangkan piramidal dipergunakan untuk
menggambarkan hubungan bertingkat dari sila-sila Pancasila dalam
urutan luas cakupan dan juga isi pengertian. Hukum logika yang
mendasari pemikiran ini adalah bahwa antara luas cakupan pengertian
dan isi pengertian berbanding terbalik. Hal ini berarti, bahwa jika isi
pengertiannya sedikit, maka teba berlakunya pengertian itu sangat luas.
Misalnya, kata meja mempunyai isi pengertian yang sedikit, sehingga
teba berlakunya pengertian meja sangat luas, yaitu meliputi berbagai
macam meja, kualitas meja, bentuk meja, dll. Akan tetapi jika kata meja
ditambah dengan isi pengertian, yaitu dengan kata tamu, maka teba
berlakunya pengertian itu semakin sempit, karena di luar meja tamu
tidak tercakup
dalam pengertian itu (Notonagoro, 1987). Jika dilihat dari esensi urutan ke
lima sila Pancasila, maka sesungguhnya menunjukkan rangkaian tingkat
dalam luas cakupan pengertian dan isi pengertiannya. Artinya, sila yang
mendahului lebih luas cakupan pengertiannya dengan isi pengertian
yang sedikit, dari sila sesudahnya atau sila yang berada di belakang
merupakan pengkhususan atau bentuk penjelmaan dari sila-sila yang
mendahuluinya (Notonagoro, 1987).

Pancasila sebagai satu kesatuan sistem nilai, juga membawa


implikasi bahwa antara sila yang satu dengan sila yang lain saling
mengkualifikasi. Hal ini berarti bahwa antara sila yang satu dengan yang
lain, saling memberi kualitas, memberi bobot isi. Misalnya Ketuhanan
Maha Esa adalah Ketuhanan yang Maha Esa yang berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demikian juga untuk sila
kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, yang berketuhanan yang
maha esa, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan ini berlaku
seterusnya untuk sila-sila yang lain (Kaelan, 2001).

c. Nilai-nilai Objektif dan Subjektif Pancasila


Kualitas nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dan subjektif. Nilai-
nilai dasar Pancasila, yaitu: ketuhanan, kemanusian, persatuan,
kerakyatan, keadilan yang bersifat universal, objektif, artinya nilai-nilai
tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara-negara lain, walaupun
tentunya tidak diberi nama Pancasila. Sebagai contoh, misalnya nilai
kemanusiaan di negara lain diberi nama atau dipahami sebagai
humanisme, persatuan dipahami dengan istilah nasionalisme, kerakyatan
dipahami dengan istilah demokrasi, keadilan dipahami dengan istilah
kesejahteraan. Pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai
berikut.

1) Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sebenarnya hakikat maknanya


yang terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal
dan abstrak, karena pada hakikatnya Pancasila adalah nilai.

2) Inti nilai-nilai Pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang, artinya


keberlakuannya sejak jaman dahulu, masa kini, dan juga untuk masa
yang akan datang.

3) Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD’45, menurut ilmu


hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental, sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di
Indonesia. Oleh karena itu hierarki suatu tertib hukum Indonesia
berkedudukan sebagai tertib hukum yang tertinggi. Maka secara
objektif tidak dapat diubah secara hukum, sehingga terlekat pada
kelangsungan hidup negara. Sebagai konsekuensinya jikalau nilai-
nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD’45 itu
diubah, maka sama halnya dengan membubarkan negara Proklamasi
17 Agustus 1945 (Kaelan, 2001).

Pancasila bersifat subjektif, artinya bahwa nilai-nilai Pancasila itu


terlekat pada pembawa dan pendukung nilai Pancasila itu sendiri, yaitu
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Darmodihardjo (1996)
mengatakan bahwa:
1) Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga
bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Nilai-nilai tersebut
sebagai hasil pemikiran, penilaian, dan refleksi filosofis bangsa
Indonesia. Jika dihadapkan atau disejajarkan dengan ideologi
lainnya, maka tampak perbedaan Pancasila dengan ideologi lainnya.
Perbedaan yang mendasar adalah ideologi lain itu lahir dari
pemikiran orang per-orang atau hasil filsafat seseorang, sedangkan
Pancasila lahir sebagai refleksi filosofis bangsa Indonesia terhadap
kehidupan sosia-kultural dan religius masyarakat Indonesia.

2) Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa


Indonesia, sehingga menjadi jatidiri bangsa, yang diyakini sebagai
sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3) Nilai-nilai Pancasila sesungguhnya merupakan nilai-nilai yang sesuai


dengan hati nurani bangsa Indonesia, karena bersumber pada
kepribadian bangsa.

Nilai-nilai Pancasila itu bagi bangsa Indonesia menjadi landasan,


dasar, serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-
hari dan dalam kehidupan kenegaraan. Dengan perkataan lain, nilai-nilai
Pancasila merupakan das “Sollen” atau cita-cita tentang kebaikan yang
harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau das “Sein”. Dalam
kehidupan kenegaraan, perwujudan nilai Pancasila harus tampak dalam
produk peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. Semua
produk hukum yang berlaku di Indonesia, harus dijiwai oleh nilai-nilai
Pancasila. Dengan kata lain semua hukum yang berlaku di Indonesia
tidak boleh pertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Ciri hukum yang
dijiwai nilai-
nilai Pancasila inilah yang membedakan dengan hukum di negara yang
sekuler. Hukum di negara-negara sekuler tidak dijiwai oleh nilai-nilai
keagamaan. Hal ini disebabkan karena di negara sekuler, institusi agama
dipandang sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berada di
luar pemerintah yang tidak pernah diikutsertakan dalam pengambilan
kebijakan. Akibatnya banyak produk hukum yang bertentangan dengan
nilai-nilai agama (Rukiyati, 2001).

d. Makna Sila-sila Pancasila


Pengkajian Pancasila secara filosofis dimaksudkan untuk
mencapai hakikat atau makna terdalam dari sila-sila Pancasila. Dengan
analisis makna sila-sila diharapkan akan diperoleh makna yang akurat
dan mempunyai nilai filosofis. Metode yang dipergunakan untuk
menganalis adalah metode interpretasi (hermeneutika) terhadap masing-
masing sila Pancasila.

1) Arti dan Makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Pokok-pokok pikiran
yang perlu dipahami antara lain:

 Pengakuan adanya kausa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan


Yang Maha Esa.

 Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan


beribadah menurut agamanya.

 Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan


memeluk agama sesuai dengan hukum yang berlaku

 Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia


 Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan
beragama, toleransi antar umat dan dalam beragama.

 Negara menjadi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan


iman warga negara dan menjadi mediator ketika terjadi konflik
antar agama.

2) Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Pokok-
pokok pikiran yang perlu dipahami antara lain:

 Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai


mahkluk Tuhan. Maksudnya, kemanusiaan itu mempunyai sifat
yang universal.

 Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Hal


ini juga bersifat universal, dan bila diterapkan dalam masyarakat
Indonesia sudah barang tentu bangsa Indonesia menghagai hak
dari setiap warga negara dalam masyarakat Indonesia.
Konsekuensi dari hal ini, dengan sendirinya sila kemanusiaan yang
adil dan beradab mengandung prinsip menolak atau menjauhi
rasialisme atau sesuatu yang bersumber pada ras. Selanjutnya
mengusahakan kebahagiaan lahir dan batin.

 Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini


berarti bahwa yang dituju masyarakat Indonesia adalah keadilan
dan peradaban yang tidak pasif., yaitu perlu pelurusan dan
penegakkan (hukum) yang kuat jika terjadi penyimpangan-
penyimpangan. Keadilan diwujudkan dengan berdasarkan pada
hukum. Prinsip keadilan dikaitkan dengan hukum, karena
keadilan
harus direalisasikan dalam kehidupan masyarakat.
3) Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia. Pokok-pokok pikiran yang
perlu dipahami antara lain:

 Nasionalisme;

 Cinta bangsa dan tanah air

 Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa

 Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan


dan perbedaan warna kulit.

 Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

4) Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Pokok-pokok
pikiran yang perlu dipahami antara lain:

 Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum,


yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat;

 Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan besama


secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. Di sini
terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan putusan
bersama secara bulat. Dengan demikian berarti bahwa penentu
demokrasi yang berdasarkan Pancasila adalah kebulatan mufakat
sebagai hasil kebijaksanaan. Oleh karena itu kita ingin mencapai
hasil yang sebaik-baiknya di dalam kehidupan bermasyarakat,
maka hasil kebijaksanaan itu harus merupakan suatu nilai yang
ditempatkan lebih dahulu;
 Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.
Dalam hal ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan
secara bulat sehingga membawa konsekuensi adanya kejujuran
bersama;

 Perbedaan secara umum demokrasi di barat dan di Indonesia


yaitu terletak pada Permusyawaratan.

5) Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Beberapa pokok pikiran yang perlu dipahami antara lain:

 Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis


dan meningkat;

 Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi


kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing;

 Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat


bekerja sesuai dengan bidangnya (Rukiyati, 2016).

e. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik, Hukum, Sosial Budaya,


dan Ekonomi
Pada bagian ini akan dibahas Pancasila sebagai paradigma
pembangunan politik, hukum, sosial budaya dan ekonomi. Masing-
masing paradigma pembangunan dapat diuraikan sebagai berikut.

1). Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik


Pancasila menjadi landasan bagi pembangunan politik yang
dalam prakteknya menghindarkan praktek-praktek politik tak
bermoral dan tak bermartabat sebagai bangsa yang memiliki cita-
cita moral dan budi pekerti yang luhur. Segala tindakan
penyalahgunaan
kekuasaan dan pengambilan kebijaksanaan yang diskriminatif dari
penguasa untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya merupakan
praktek-praktek politik yang bertentangan dengan nilai Pancasila.
Demikian juga sikap-sikap saling menghujat, menghalalkan segala
cara dengan mengadu domba rakyat, memfitnah, menghasut dan
memprovokasi rakyat untuk melakukan tindakan anarkhis demi
kepuasan diri merupakan tindakan yang rendah martabat
kemanusiaannya yang tidak mencerminkan jati diri bangsa Indonesia
yang ber-Pancasila.

Dalam pembangunan politik dan pemerintahan perlu


diperhatikan pula etika kehidupan berbangsa yang telah disepakati
bersama sebagaimana ditetapkan dalam Ketetapan MPR Nomor
VI/MPR/2001 dimana nilai-nilai Pancasila sebagai acuan dasarnya
dengan tujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih,
efisien, dan efektif serta dapat menumbuhkan suasana politik yang
demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa bertanggung jawab,
tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam
persaingan, kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar,
serta menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan keseimbangan hak
dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa. Oleh karena itulah
dengan etika kehidupan berbangsa dimaksudkan agar setiap pejabat
dan para politisi untuk bersikap jujur, amanah, sportif, siap melayani,
berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati, dan siap untuk
mundur dari jabatan publik apabila terbukti melakukan kesalahan
dan secara moral kebijakannya bertentangan dengan hukum dan
rasa keadilan masyarakat. Untuk itu etika kehidupan berbangsa ini
harus diwujudkan dalam bentuk sikap yang bertata krama dalam
perilaku
politik yang toleran, tidak berpura-pura, tidak arogan, jauh dari sikap
munafik serta tidak melakukan kebohongan publik, tidak manipulatif
dan berbagai tindakan yang tidak terpuji lainnya (Rukiyati, 2016).

2). Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum


Pancasila sebagai paradigma pembangunan hukum
ditunjukkan dalam setiap perumusan peraturan perundang-
undangan nasional yang harus selalu memperhatikan dan
menampung aspirasi rakyat. Hukum atau peraturan perundang-
undangan yang dibentuk haruslah merupakan cerminan nilai-nilai
kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan. Dengan kata lain, nilai-nilai
sila-sila Pancasila menjadi landasan dalam pembentukan hukum
yang aspiratif. Pancasila menjadi sumber nilai dan sumber norma
bagi pembangunan hukum. Dalam pembaharuan hukum, Pancasila
sebagai cita-cita hukum yang berkedudukan sebagai peraturan yang
paling mendasar (Staatsfundamentalnorm) di Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pancasila menjadi sumber dari tertib hukum di
Indonesia. Pancasila menentukan isi dan bentuk peraturan
perundang-undangan di Indonesia yang tersusun secara hierarkhis.
Dalam hal ini Pancasila sebagai sumber hukum dasar nasional.

Sebagai sumber hukum dasar, Pancasila juga mewarnai


penegakan hukum di Indonesia, dalam arti Pancasila menjadi acuan
dalam etika penegakan hukum yang berkeadilan yang bertujuan
untuk menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial, ketenangan
dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan
ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak
kepada keadilan. Oleh karena itulah perlu diwujudkan suatu
penegakan hukum secara adil, perlakuan yang sama dan tidak
diskriminatif terhadap setiap warga negara di hadapan hukum, dan
menghindarkan penggunaan hukum dengan cara yang salah sebagai
alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya
(Rukiyati, 2016).

3). Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya


Pancasila merupakan sumber normatif dalam
pengembangan aspek sosial budaya yang mendasarkan pada nilai-
nilai kemanusiaan, nilai Ketuhanan dan nilai keberadaban.
Pembangunan di bidang sosial budaya senantiasa mendasarkan
pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk yang beradab. Pembangunan bidang sosial budaya
menghindarkan segala tindakan yang tidak beradab, dan tidak
manusiawi, sehingga dalam proses pembangunan haruslah selalu
mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri sebagai
nilai dasar yaitu nilai-nilai Pancasila. Untuk itulah perlu diperhatikan
pula etika kehidupan berbangsa yang bertolak dari rasa
kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap
jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling
mencintai, dan saling menolong di antara sesama manusia.

Dalam pembangunan sosial budaya perlu


ditumbuhkembangkan kembali budaya malu dan budaya
keteladanan. Budaya malu yaitu malu berbuat kesalahan dan semua
yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya
bangsa. Demikian pula perlu budaya keteladanan yang diwujudkan
dalam perilaku para pemimpin baik formal maupun informal pada
setiap lapisan masyarakat. Hal ini akan memberikan kesadaran
bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbudaya tinggi, sehingga
dapat menggugah hati setiap manusia Indonesia untuk mampu
melakukan adaptasi, interaksi dengan bangsa lain, dan mampu
melakukan tindakan proaktif sejalan dengan tuntutan globalisasi
dengan penghayatan dan pengamalan agama yang benar serta
melakukan kreativitas budaya yang lebih baik (Rukiyati 2016).

4). Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi


Pancasila menjadi landasan nilai dalam pelaksanaan
pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berdasarkan
atas nilai-nilai sila-sila Pancasila selalu mendasarkan pada nilai
kemanusiaan, artinya pembangunan ekonomi untuk kesejahteraan
umat manusia. Oleh karena itu pembangunan ekonomi tidak hanya
mengejar pertumbuhan ekonomi semata melainkan demi
kemanusiaan dan kesejahteraan seluruh bangsa, dengan
menghindarkan diri dari pengembangan ekonomi yang hanya
berdasarkan pada persaingan bebas, monopoli yang dapat
menimbulkan penderitaan rakyat serta menimbulkan penindasan
atas manusia satu dengan lainnya. Disamping itu etika kehidupan
berbangsa yang mengacu pada nilai-nilai Pancasila juga harus
mewarnai pembangunan di bidang ekonomi, agar prinsip dan
perilaku ekonomi dari pelaku ekonomi maupun pengambil kebijakan
ekonomi dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang
bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong
berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan
kemampuan saing, serta terciptanya suasana yang kondusif untuk
pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui
kebijakan secara ber- kesinambungan, sehingga dapat dicegah
terjadinya praktek-praktek
monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah kepada
perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme, diskriminasi yang
berdampak negatif terhadap efisiensi, persaingan sehat, dan
keadilan serta menghindarkan perilaku yang menghalalkan segala
cara dalam memperoleh keuntungan (Rukiyati, 2016).

f. Panduan Pengamalan Pancasila


Persoalan yang sering mengemuka tentang Pancasila adalah adanya
ketidaksesuaian antara perilaku sebagian masyarakat Indonesia dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ataupun juga dalam
penataan kehidupan bernegara. Pertanyaan yang muncul adalah,
mengapa dalam kehidupan sehari-hari sering kali terjadi kasus-kasus
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? Hal ini menyebabkan
Pancasila dinilai kurang fungsional atau tidak operasional.

Persoalan fungsionalisasi, operasionalisasi, atau penerapan Pancasila


memang tidak mudah, lebih-lebih jika dipersoalkan acuan atau
rujukannnya yang baku. Sebab, rumusan Pancasila hanya sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, tidak disertai tafsir, penjelasan,
atau petunjuk pelaksanannya. Dengan demikian tidak tersedia instrumen
pelaksanaan atau pengamalan Pancasila. Pada masa Orde Baru telah
ditetapkan Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Ketetapan MPR tersebut
sangat populer sepanjang masa Orde Baru, yang jargonnya adalah ingin
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Penataran P4 diselenggarakan secara meluas, yang menjangkau semua
pegawai negeri, seluruh mahasiswa dan siswa baru, serta berbagai
lembaga kemasyarakatan. Fungsi P4 adalah sebagai penuntun dalam
menghayati dan mengamalkan Pancasila. Tujuannya adalah agar
Pancasila diamalkan dan menjadi kenyataan hidup sehari-hari. (Rukiyati
dkk, 2016).

Setelah bergulirnya reformasi, beberapa produk Ketetapan MPR


diadakan peninjauan kembali. Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang
P4 akhirnya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku berdasar Ketetapan
MPR No. XVIII/MPR/1998. Dengan demikian tidak satupun acuan yang
secara formal berlaku guna melaksanakan Pancasila. Akibatnya,
pedoman dalam penerapan Pancasila lebih didasarkan pada kesadaran
moral disertai pertimbangan-pertimbangan rasional. Dengan kesadaran
moral dan pertimbangan rasional, seseorang akan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila, mencakup nilai-nilai Ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan, maupun keadilan sosial.

Tanpa bermaksud menghidupkan kembali P4, perilaku yang sesuai


dengan nilai-nilai Pancasila dapat didiskusikan secara terbuka atas dasar
kesadaran moral dan pertimbangan rasional. Perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila itu antara lain:

a) Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

o beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

o beribadah menurut ajaran agamanya;

o bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain.

b) Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan


beradab ;
o mengakui persamaan derajat sesama manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Kuasa;

o menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;

o saling mencintai sesama manusia;

o tidak semena-mena terhadap orang lain;

o mengembangkan sikap tenggang rasa;

o membela kebenaran dan keadilan;

o merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

c) Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai persatuan Indonesia

o memiliki semangat persatuan dan kesatuan bangsa;

o menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas


kepentingan pribadi atau golongan;

o rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara;

o memiliki rasa cinta tanah air;

o memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia;

o memiliki wawasan Nusantara

o memiliki semangat Bhinneka Tunggal Ika

d) Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kerakyatan yang dipimpin


oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan;
o suka bermusyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;

o dalam bermusyawarah menggunakan akal sehat dan hati nurani


yang luhur;

o mengemukakan pendapat disertai dengan rasa tanggung jawab


moral kepada Tuhan Yang Maha Esa;

o menghargai perbedaan pendapat ;

o menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah.

e) Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh


rakyat Indonesia;

o bersikap adil;

o menghormati hak-hak orang lain;

o suka menolong kesulitan orang lain;

o tidak melakukan pemerasan pada orang lain;

o mengembangkan sikap kekeluargaan dan gotong-royong;

o menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;

o tidak merugikan kepentingan umum;

o memajukan kesejahteraan sosial (Tap MPR No. II Tahun 1978).

Belum ada lembaga yang secara formal berwenang untuk


menguji kesesuaian peraturan perundang-undangan yang isinya sesuai
atau tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Hal yang mungkin
dilakukan adalah membuka suatu wacana publik untuk
memperdebatkan kesesuaian suatu peraturan perundang-undangan
dengan Pancasila. Pengujian terhadap peraturan perundang-undangan
yang dikenal selama ini adalah pengujian tentang kesesuaiannya
dengan UUD 1945. Dalam pasal 24C ayat (1) UUD 1945 dinyatakan
bahwa untuk menguji kesesuaian Undang-Undang dengan Undang-
Undang Dasar 1945 dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi. Dalam pasal
tersebut dinyatakan: “Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji Undang-Undang terhadap Undang Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum”. Sementara itu
pengujian kesesuaian peraturan perundang-undangan di bawah
Undang-Undang dengan UUD 1945 dilakukan oleh Mahkamah Agung.
Dalam pasal 24A ayat (1) UUD 1945 dinyatakan: “Mahkamah Agung
berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang” (UUD 1945).

3. Hukum dan Sistem Peradilan di Indonesia


Biarkan langit runtuh, tetapi hukum harus tetap ditegakkan (Cicero:
Filsuf Yunani). Hukum akan menjamin adanya kepastian bagi setiap warga
negara. Pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban setiap warga negara
diatur sedemikian rupa disertai dengan ancaman sanksi yang tegas, sehingga
barang siapa melanggar, dia akan menerima akibat dari pelanggaran yang
dilakukannya.
Tanpa hukum, akan terjadi kesewenang-wenangan di tengah-tengah
kehidupan bernegara. Jika pemenuhan kebutuhan dan kepentingan seorang
warga dihalang-halangi oleh orang lain, maka dia hanya bisa
mempertahankannya sendiri. Dalam keadaan demikian, dapat dipastikan yang
kuat akan menindas dan menguasai yang lemah.

a. Hakikat Indonesia Sebagai Negara Hukum


1). Pengertian Hukum
Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa,
dibuat oleh negara untuk mengatur hubungan antara negara dengan
warga negara (Mertokusumo, 2005), juga mengatur hubungan antara
sesama warga negara. Norma hukum diadakan agar masyarakat
dalam suatu negara menjadi tertib, aman, adil dan damai.

Norma hukum berlaku bagi setiap orang dan dapat


dilaksanakan dengan penggunaan paksaan oleh aparat negara,
seperti kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Pelanggaran terhadap
hukum harus dibuktikan melalui proses hukum yang berlaku. Pelaku
pelanggaran hukum yang telah dibuktikan di pengadilan akan
mendapat sanksi hukum.

Contoh beberapa norma hukum, antara lain:

 Pasal 362 KUHP yang menyatakan bahwa barang siapa


mengambil sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian milik
orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum, diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling
lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah.
 Pasal 1234 BW menyatakan bahwa tiap-tiap perikatan adalah
untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu atau untuk
tidak berbuat sesuatu.
 Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002
(Undang- Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang)
menyatakan bahwa setiap orang yang melaporkan terjadinya
dugaan tindak pidana pencucian uang, wajib diberi perlindungan
khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang
membahayakan diri, jiwa, dan atau hartanya, termasuk
keluarganya.

Bagi pelanggar hukum dapat dikenakan sanksi berupa pidana


penjara ataupun denda maupun pembatalan atau pernyataan tidak
sahnya suatu kegiatan atau perbuatan, dan sanksi tersebut dapat
dipaksakan oleh penguasa atau lembaga yang berwenang.

2). Fungsi Hukum


Dua fungsi hukum yang pokok adalah sebagai sarana kontrol
sosial dan sebagai sarana untuk melakukan perubahan masyarakat
(Mertokusumo, 2005). Sebagai sarana kontrol sosial, hukum bertugas
menjaga agar masyarakat tetap berada di dalam pola-pola tingkah
laku yang ditetapkan olehnya. Dalam hal ini hukum hanya
mempertahankan apa yang telah ditetapkan dan diterima di dalam
masyarakat. Sedangkan fungsi hukum sebagai sarana untuk
melakukan perubahan masyarakat, maka hukum bertugas untuk
menggerakkan tingkah laku masyarakat ke arah timbulnya suatu
keadaan tertentu yang dikehendaki.
3). Tujuan Hukum
Tujuan utama hukum adalah untuk menciptakan ketertiban
(Mertokusumo, 2005). Ketertiban merupakan suatu syarat utama
dari adanya masyarakat yang teratur. Untuk tercapainya ketertiban
tersebut harus ada kepastian. Karena itu hukum harus mengatur hal
yang jelas, baik subjek, objek, wilayah berlakunya. Bentuk hukum
harus jelas, apakah bentuknya peraturan-peraturan tertulis ataukah
tidak tertulis.

4). Jenis Hukum Berdasar Waktu Berlakunya


a) Ius Constitutum. Yaitu hukum yang dibentuk dan berlaku saat ini
dalam suatu masyarakat pada saat tertentu. Ius Constitutum
disebut pula hukum positif.

b) Ius Constituendum, yaitu hukum yang dicita-citakan dalam


pergaulan hidup negara, tetapi belum dibentuk menjadi undang-
undang atau ketentuan lain (Mertokusumo, 2005).

5). Jenis Hukum Menurut Bentuknya


a) Hukum tertulis, yaitu hukum yang dibuat dalam bentuk tertulis
yang telah dikodifikasikan (sistematis dan teratur dalam sebuah
kitab undang-undang) maupun tidak dikodifikasikan (yang masih
tersebar sebagai peraturan yang berdiri sendiri). Hukum tertulis
ini contohnya adalah undang-undang.

b) Hukum tidak tertulis, merupakan persamaan dari hukum


kebiasaan, atau hukum adat. Hukum tidak tertulis ini merupakan
bentuk hukum yang tertua (Mertokusumo, 2005).
6). Jenis Hukum Menurut Luas Berlakunya
a) Hukum umum, yaitu aturan hukum yang berlaku pada umumnya.
Contohnya : aturan mengenai sewa-menyewa, hukum pidana.
Hukum umum sering dinamakan ius generale.

b) Hukum khusus, yaitu aturan hukum yang berlaku untuk hal-hal


khusus. Kekhususannya dapat menunjuk pada tempat maupun
hal- hal tertentu dari kehidupan masyarakat. Contohnya: aturan
mengenai sewa-menyewa rumah, hukum pidana militer. Hukum
khusus dinamakan juga ius speciale (Mertokusumo, 2005).

7). Jenis Hukum Menurut Isinya


a) Hukum publik, yaitu aturan hukum yang mengatur kepentingan
publik atau kepentingan umum. Mengatur hubungan hukum
antara negara dengan perseorangan atau antara negara dengan
alat perlengkapan negara. Contohnya: hukum pidana, hukum tata
negara.

b) Hukum privat, yaitu aturan hukum yang mengatur kepentingan


perseorangan. Mengatur hubungan hukum antara orang yang satu
dengan orang yang lain. Contohnya: hukum perdata.

8). Jenis Hukum Berdasarkan Lapangan Hukumnya (Mertokusumo, 2005)


a) Hukum Tata Negara, yaitu keseluruhan aturan hukum tentang
organisasi negara, tentang tatanan negara.

b) Hukum Tata Usaha Negara, yaitu keseluruhan aturan hukum yang


mengatur cara bagaimana penguasa itu seharusnya bertingkah
laku dan melaksanakan tugas-tugasnya.
c) Hukum Perdata, yaitu keseluruhan aturan hukum yang mengatur
hak dan kewajiban dari seorang terhadap orang lain serta
mengatur tingkah laku mereka dalam pergaulan masyarakat dan
pergaulan keluarga.

d) Hukum Dagang, yaitu keseluruhan aturan hukum yang mengatur


hubungan orang yang satu dengan yang lain dalam lapangan
perniagaan.

e) Hukum Pidana, yaitu keseluruhan aturan hukum yang mengatur


tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan yang dilarang dan
diancam dengan sanksi bagi pelanggar larangan tersebut.

f) Hukum Acara, yaitu keseluruhan aturan hukum yang mengatur


bagaiman mempertahankan hukum materiil, contohnya Hukum
Acara Pidana, Hukum Acara Perdata, Hukum Acara Tata Usaha
Negara.

g) Hukum Internasional, yaitu hukum yang berhubungan dengan


peristiwa internasional.

9). Sumber Hukum (Mertokusumo, 2005)


a) Undang-undang, yaitu setiap peraturan yang dibentuk oleh alat
perlengkapan negara yang diberi kekuasaan membentuk undang-
undang, serta berlaku bagi semua orang dalam wilayah negara.

b) Yurisprudensi, yaitu keputusan hakim atau keputusan pengadilan


yang digunakan berulang-ulang sebagai dasar pertimbangan
dalam menjatuhkan putusan terhadap perkara yang serupa.
c) Traktat atau perjanjian internasional, yaitu persetujuan antara
negara yang satu dengan negara yang lain di mana negara-negara
tersebut telah mengikatkan dirinya untuk menerima hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang timbul dari perjanjian itu.

d) Kebiasaan, yaitu pola tindak yang berulang-ulang mengenai


sesuatu hal yang sama yang terjadi dalam masyarakat dalam
bidang kegiatan tertentu.

e) Pendapat para sarjana terkemuka atau doktrin, yaitu pendapat


yang dikemukakan para sarjana terkemuka mengenai sesuatu
yang dapat membantu setiap orang termasuk hakim dalam
memberikan keputusannya sebagai sumber tambahan.

b. Sistem Peradilan di Indonesia


1). Pelaksanaan Peradilan (Mertokusumo, 2005)
a) Peradilan dilakukan “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa”.

b) Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan.

c) Segala campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak lain di


luar kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam hal-hal
sebagaimana disebut dalam Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.

d) Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-


bedakan orang.
e) Pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi
segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan
yang sederhana, cepat, dan biaya ringan.

f) Tidak seorang pun dapat dihadapkan di depan pengadilan selain


daripada yang ditentukan oleh undang-undang.

g) Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila


pengadilan, karena alat pembuktian yang sah menurut undang-
undang, mendapat keyakinan bahwa seseorang yang dianggap
dapat bertanggung jawab, telah bersalah atas perbuatan yang
didakwakan atas dirinya.

h) Tidak seorang pun dapat dikenakan penangkapan, penahanan,


penggeledahan, dan penyitaan, selain atas perintah tertulis oleh
kekuasaan yang sah dalam hal dan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang.

i) Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, dan/atau


dihadapkan di depan pengadilan wajib dianggap tidak bersalah
sebelum ada putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya
dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

j) Setiap orang yang ditangkap, ditahan, dituntut, atau diadili tanpa


alasan berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan
mengenai orangnya atau hukum yang ditetapkannya, berhak
menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi.

k) Pejabat yang dengan sengaja melakukan perbuatan sebagaimana


dimaksud di atas dipidana. Ketentuan mengenai tata cara
penuntutan ganti kerugian, rehabilitasi dan pembebanan ganti
kerugian diatur dalam undang-undang.

2). Kekuasaan Kehakiman (Mertokusumo, 2005)


a) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dan badan peradilan yang berada di bawahnya, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.

b) Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi


badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, peradilan
agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara.

c) Mahkamah Agung merupakan pengadilan negara tertinggi dari


keempat lingkungan peradilan sebagaimana disebut diatas.

3). Kewenangan Mahkamah Agung (Mertokusumo, 2005)


a) Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan
pada tingkat terakhir oleh pengadilan yang berada di bawah
Mahkamah Agung.

b) Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-


undang terhadap undang-undang.

c) Kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang.

d) Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas


perbuatan pengadilan dalam lingkungan peradilan yang berada di
bawahnya berdasarkan undang-undang.

e) Organisasi, administrasi, dan finansial Mahkamah Agung dan


badan peradilan yang berada di bawahnya berada di bawah
kekuasaan Mahkamah Agung. Ketentuan mengenai organisasi,
administrasi,
dan finansial diatur dalam undang-undang sesuai dengan
kekhususan lingkungan peradilan masing-masing. Pengadilan
khusus hanya dapat dibentuk dalam salah satu lingkungan
peradilan diatur dengan undang-undang. Peradilan Syariah Islam
di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan pengadilan
khusus dalam lingkungan peradilan agama sepanjang
kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan agama, dan
merupakan peradilan khusus dalam lingkungan peradilan umum
sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan
umum.

4). Kewajiban Pangadilan (Mertokusumo, 2005)


a) Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum
tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
mengadilinya.

b) Semua pengadilan memeriksa, mengadili, dan memutus dengan


sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang hakim, kecuali undang-undang
menentukan lain. Diantara hakim, seorang bertindak sebagai
ketua dan lainnya sebagai hakim anggota sidang.

c) Sidang dibantu oleh seorang panitera atau seorang yang


ditugaskan melakukan pekerjaan panitera. Dalam perkara pidana
wajib hadir pula seorang penuntut umum, kecuali undang-undang
menentukan lain.

d) Pengadilan memeriksa, mengadili, dan memutus perkara pidana


dengan hadirnya terdakwa, kecuali undang-undang menentukan
lain. Dalam hal tidak hadirnya terdakwa, sedangkan pemeriksaan
dinyatakan telah selesai, putusan dapat diucapkan tanpa dihadiri
terdakwa.

e) Sidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk umum,


kecuali undang-undang menentukan lain. Tidak dipenuhinya
ketentuan sebagaimana seperti tersebut di atas mengakibatkan
putusan batal demi hukum.

f) Rapat permusyawaratan hakim bersifat rahasia. Dalam sidang


permusyawaratan, setiap hakim wajib menyampaikan
pertimbangan atau pendapat tertulis terhadap perkara yang
sedang diperiksa dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

g) Dalam hal sidang permusyawaratan tidak dapat dicapai mufakat


bulat, pendapat hakim yang berbeda wajib dimuat dalam putusan.

h) Semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan


hukum apabila diucapkan dalam sidang terbuka dan umum.

5). Hak untuk Banding (Mertokusumo, 2005)


a) Terhadap putusan pengadilan tingkat pertama dapat dimintakan
banding kepada pengadilan tinggi oleh pihak-pihak yang
bersangkutan, kecuali undang-undang menentukan lain.

b) Terhadap putusan pengadilan tingkat pertama, yang tidak


merupakan pembebasan dari dakwaan atau putusan lepas dari
segala tuntutan hukum, dapat dimintakan banding kepada
pengadilan tinggi oleh pihak-pihak yang bersangkutan, kecuali
undang-undang menentukan lain.
c) Terhadap putusan pengadilan dalam tingkat banding dapat
dimintakan kasasi kepada Mahkamah Agung oleh pihak-pihak
yang bersangkutan, kecuali undang-undang menentukan lain.

d) Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan


hukum tetap, pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengajukan
peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung, apabila terdapat
hal atau keadaan tertentu yang ditentukan dalam undang-undang.

e) Tindak pidana yang dilakukan bersama-sama oleh mereka yang


termasuk lingkungan peradilan umum dan lingkungan peradilan
militer, diperiksa dan diadili oleh pengadilan dalam lingkungan
peradilan umum, kecuali dalam keadaan tertentu menurut
keputusan Ketua Mahkamah Agung perkara itu harus diperiksa
dan diadili oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan militer.

f) Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar


putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu dari peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak
tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili.

g) Tiap putusan pengadilan ditandatangani oleh ketua serta hakim


yang memutus dan panitera yang ikut serta bersidang.

6). Kewenangan Mahkamah Konstitusi (Mertokusumo, 2005).


Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk:

a) Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945.
b) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

c) Memutus pembubaran partai politik.

d) Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

Selain kewenangan di atas, Mahkamah Konstitusi wajib


memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela,
dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil
Presiden.

D. Telaah kasus
1. Kasus Pertama : Pelanggaran HAM di Sekolah
Apa pelanggaran HAM itu? Baca Kembali Pasal 1 Angka 6 UU No. 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Contoh pelanggaran HAM yang
terjadi di sekolah adalah tindakan kekerasan.

Data dari Susenas memperlihatkan bahwa secara nasional pada tahun


2006 telah terjadi kekerasan sebanyak 2,81 juta kasus dan 2,29 juta dari kasus
tersebut merupakan kekerasan terhadap anak. Jumlah tersebut apabila
dibandingkan dengan jumlah anak menunjukkan besarnya angka korban
kekerasan terhadap anak pada tahun 2006 mencapai 3%, yang berarti setiap
1.000 anak terdapat sekitar 30 anak berpeluang menjadi korban tindak
kekerasan. Di perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan yakni 3,2
berbanding 2,8%. Di kalangan anak-anak, angka korban kekerasan lebih tinggi
pada anak laki-laki dibandingkan perempuan, yaitu 3,1% berbanding 2,9%.
Sementara jumlah kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua
adalah sebanyak 61.4% dari total kekerasan yang terjadi pada anak, sisanya
dilakukan oleh tetangga, rekan kerja, guru dan lain-lain.

Pada tahun 2013 Plan International dan International Center for


Research on Women (ICRW) melakukan riset yang hasilnya menunjukkan 84%
anak di Indonesia mengalami kekerasan di sekolah. Angka tersebut lebih
tinggi dari tren di kawasan Asia yakni 70%. Riset ini dilakukan di 5 negara Asia,
yakni Vietnam, Kamboja, Nepal, Pakistan, dan Indonesia yang diambil dari
Jakarta dan Serang, Banten. Survei diambil pada Oktober 2013 hingga Maret
2014 dengan melibatkan 9.000 siswa usia 12-17 tahun, guru, kepala sekolah,
orangtua, dan perwakilan LSM.

Data pengaduan KPAI Tahun 2015, menunjukkan bahwa anak korban


kekerasan sebanyak 127 siswa, sementara anak menjadi pelaku kekerasan di
sekolah 64 siswa. Anak korban tawuran 71 siswa, sementara anak menjadi
pelaku tawuran 88 siswa.

https://www.komnasham.go.id/files/20170828-sekolah-ramah-ham-solusi-
menghapus-$TSG634Y.pdf

Berdasarkan kondisi yang memprihatinkan diatas kita dapat


merancang kegiatan Sekolah Ramah Hak Asasi Manusia. Perhatikan beberpa
petunjuk berikut ini:

 Perhatikan data di atas dikeluarkan tahun berapa dan cari update data
saat ini.
 Kemukakan bentuk-bentuk pelanggaran HAM di sekolah
 Buat materi inti HAM yang akan dikembangkan di SD.
 Wujudkan materi itu itu dalam bentuk mindmapping kegiatan di sekolah.
 Kemukakan pihak yang dilibatkan dan peranannya dalam kegiatan
tersebut.
 Rancanglah bagaimana strategi atau metode pembelajarannya.
 Tuliskan bagaimana mengevaluasi ketercapaian tujuan beserta
indikatornya.

2. Kasus Kedua : Implementasi Sila-sila Pancasila


Perhatikan isi berita berikut ini

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Penegasan Pancasila sebagai filosofi,


ideologi, jiwa, dan pandangan hidup sudah final. Akan tetapi, dalam tahap
pelaksanaan masih banyak ditemukan pelanggaran-pelanggaran yang
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Dari sekitar 400 pengaduan gugatan
undang-undang (UU) yang masuk ke Mahkamah Konstitusi (MK), periode
Agustus 2003 hingga Mei 2012, sekitar 27 persen di antaranya dibatalkan.
Pembatalan dilakukan karena sebagian besar UU tersebut melanggar nilai-
nilai Pancasila. Ketua MK Mahfud MD mengatakan, yang paling
membahayakan saat ini bukan hanya korupsi uang atau kekayaan negara,
melainkan juga korupsi dalam pembuatan peraturan dan kebijakan. Apabila
korupsi seperti ini terjadi, maka akan timbul kasus korupsi yang
berkesinambungan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banyak Pelanggaran


terhadap Nilai-nilaiPancasila.

https://nasional.kompas.com/read/2012/06/01/00191155/
Banyak.Pelanggaran.terhadap.Nilai-nilai.Pancasila.

Diskusikan bersama peserta PPG lainnya topik berikut ini.

1. Substansi dari Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan. Menurut


Saudara bagaimana seharusnya implementasi Sila Ketuhanan di
Indonesia yang
majemuk itu? Jelaskan pula tentang kehidupan beragama di Indonesia
saat ini!

2. Substansi dari Sila kedua Pancasila adalah kemanusiaan. Menurut


Saudara bagaimana implementasi perlindungan hak asasi manusia di
Indonesia saat ini? Jelaskan pula peraturan dan lembaga yang terkait
dengan kemanusiaan di Indonesia saat ini!

3. Substansi dari Sila ketiga Pancasila adalah persatuan atau nasionalisme.


Menurut Saudara bagaimana persatuan Indonesia menjadi kuat, di
dalam masyarakat Indonesia yang sangat beragam? Jelaskan pula apa
yang harus diusahakan bangsa Indonesa agar persatuan Indonesia
semakin kokoh!

4. Substansi dari Sila keempat Pancasila adalah demokrasi. Menurut


Saudara bagaimana implementasi demokrasi di Indonesia saat ini?
Jelaskan plus dan minusnya demokrasi.

5. Substansi dari Sila kelima Pancasila adalah keadilan sosial. Menurut


Saudara bagaimana implementasi keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia saat ini? Jelaskan bahwa korupsi menghambat keadilan sosial.

E. Penutup
1. Rangkuman
Dengan memperhatikan materi modul dan tautan diatas dapat
dirangkum sebagai berikut:

a. Penghormatan atas hak asasi manusia setiap manusia dengan tetap


mengedepankan kepentingan berbangsa dan bernegara. Hak asasi
manusia manusia wajib dihormati siapapun namun lebih diberikan
penekanan kepentingan negara dan bangsa.
b. Jika dimensi Hak Asasi Manusia adalah kebebasan, maka dimensi
Kewajiban Asasi Manusia adalah tanggung jawab. Kebebasan yang
bertanggung jawab adalah inti keselarasan dalam masyarakat.
c. Pelanggaran HAM masih banyak terjadi karena ketidak patuhan hukum,
ketidak tahuan, ketidak pedulian terhadap HAM dan belum maksimalnya
kinerja dari pihak pihak yang terlibat dalam masalah HAM.
d. HAM saat ini sarat kepentingan (politik, ekonomi, sosial, pribadi) sehingga
membutuhkan kewaspadaan semua pihak agar tidak terjebak dalam
kepentingan kelompok dari orang orang yang mengatas namakan hak
asasi manusia.
e. Penyelesaian masalah HAM kadang diwarnai kepentingan politik sehingga
kapan penyelesaian dan bagaimana penyelesaiannya juga kadang
bernuansa politik.
f. Dunia internasional sering memanfaatkan isu HAM sebagai isu politik
untuk menekan negara tertentu, termasuk Indonesia.
g. Pancasila yang belum melaksanakan HAM secara murni dan konsekuen
sering dimanfaatkan sebagai sasaran tembak bagi yang anti Pancasila
sekaligus tempat berlindung dari pihak pihak tertentu untuk kepentingan
tertentu.
h. Kriteria yang dapat digunakan untuk mengatasi pelanggaran HAM antara
lain adalah apakah pertikaian itu bertentangan dengan sila-sila Pancasila
atau tidak dan apakah peristiwa itu menimbulkan “kegaduhan” di tengah
masyarakat atau tidak.
i. Menyadari Indonesia adalah negara majemuk maka pendiri negara
menetapkan Pancasila sebagai titik temu, titik tumpu, dan titik tuju bagi
Indonesia.
j. Pancasila dan negara bangsa telah diterima sebagai kesepakatan
nasional. Pancasila sejatinya mengandung nilai-nilai dasar dan ideologi
moderat. Ketika Pancasila dan Indonesia dibawa ke paradigma ekstrem,
maka berlawanan dengan hakikat Pancasila dan keindonesiaan yang
diletakkan oleh para pendiri negara.
k. Pancasila merupakan kesatuan yang utuh. Kelima sila tidak dapat
dipisahkan dan bersifat organis. Walaupun masing-masing sila berdiri
sendiri tetapi hubungan antar sila merupakan hubungan yang organis.
l. Dalam kehidupan kenegaraan, perwujudan nilai Pancasila harus tampak
dalam produk peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. Semua
produk hukum yang berlaku di Indonesia, harus dijiwai oleh nilai-nilai
Pancasila..
m. Pancasila harus dijadikan landasan bagi pembangunan politik, hukum,
ekonomi, serta sosial budaya, yang dalam prakteknya menghindarkan
praktek-praktek tak bermoral dan tak bermartabat sebagai bangsa yang
memiliki cita-cita moral dan budi pekerti yang luhur.

n. Hukum berisi kaidah, bertujuan mengatur kehidupan bersama dalam


masyarakat, dibuat oleh negara, bersifat memaksa, ada sanksi bagi yang
meanggarnya.

o. Dua fungsi hukum yang pokok adalah sebagai sarana kontrol sosial dan
sebagai sarana untuk melakukan perubahan masyarakat.

p. Tujuan utama hukum adalah untuk menciptakan ketertiban. Ketertiban


merupakan suatu syarat utama dari adanya masyarakat yang teratur.
q. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di bawahnya, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.

r. Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan


peradilan dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan
militer, dan peradilan tata usaha negara.

s. Mahkamah Agung merupakan pengadilan negara tertinggi dari keempat


lingkungan peradilan sebagaimana disebut di atas.

Saudara dapat mengembangkan Lesson Learn dari hasil sintesis dan evaluasi
dari berbagai sumber seperti dicontohkan diatas.

2. Tes formatif
Pilihlah alternatif jawaban yang paling benar!

1. Bacalah kasus di bawah ini.

Pada saat persiapan kemerdekaan, keberadaan HAM di dalam UUD


1945 merupakan hasil kompromi dari dua kubu yang berhadapan,
sehingga HAM dimasukkan di dalam UUD 1945 tetapi hanya sedikit yaitu
pasal 27 hingga 34. Piagam PBB mengidealkan untuk meningkatkan
penghormatan dan kepatuhan universal terhadap HAM dan kebebasan
mendasar bagi semua orang tanpa membedakan ras, jenis kelamin,
bahasa atau agama. HAM dalam Amandemen UUD 1945 jauh lebih luas
daripada yang disepakati para pendiri bangsa. 1. Bagaimana pendapat
anda terhadap perbedaan antara UUD 1945 dan Amandemen UUD 1945?

A. Penyelewengan terhadap semangat para pendiri bangsa.


B. Seruan HAM sedunia menuntut semua negara untuk mematuhi
dengan mengakomodasikannya dalam jaminan konstitusional.
C. Amandemen UUD 1945 itu hanya rincian dari apa yang sudah ada
pada pasal 27 hingga 34
D. Bukan sekedar menyeleweng namun bertentangan dengan semangat
dan kesepakatan nasional para pendiri bangsa.
E. Perbedaan itu hanya perbedaan tafsir saja. Yang ada pada
Amandemen UUD 1945 dan UUD 1945 awal pada dasarnya sama saja.
2. Magna Carta diratifikasi di Inggris pada 15 Juni 1215 sebagai reaksi atas
kelaliman Raja John. Piagam ini terlahir dari perseteruan antara Raja
John, Paus Innocent III dan para bangsawan Inggris kelas Baron. Selain
menjadi perjanjian damai, fungsi Magna carta ialah meniadakan
kekuasaan absolut seorang raja. Manakah yang bukan merupakan alasan
mengapa Magna Carta dianggap sebagai tonggak sejarah lahirnya HAM
dan hukum konstitusional:
A. Berkat keberadaan Magna Carta, kekuasaan raja tidak absolut dan
sewenang wenang.
B. Sejumlah hak raja dicabut, berganti dengan keputusan
berdasarkan pertimbangan hukum, menghomati prosedur hukum
dan asas kemanusiaan.
C. Tonggak penting dalam pengembangan Inggris yang demokratis di
masa mendatang.
D. Perlindungan HAM yang pertama kali di dunia
E. Menunjukkan makin menguatnya kekuasaan rakyat yang
ditunjukkan melalui parlemen
3. Perhatikan berita sederhana di bawah ini:
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan kasus
pelanggaran hak anak yang terjadi selama Januari-April 2019 paling
banyak di sekolah dasar (SD). Ketua KPAI Susanto memaparkan temuan
berasal dari laporan yang diterima lembaganya lewat divisi pengaduan,
hasil pengawasan, serta kasus-kasus yang informasinya menyebar di
media sosial dan pemberitaan media massa. Susanto mencatat KPAI
menemukan 25 kasus pelanggaran hak anak di tingkat SD, 5 kasus di
tingkat SMP, 6 kasus di tingkat SMA, dan 1 kasus di Perguruan Tinggi.
Menurut Susanto, kasus kekerasan dan perundungan lebih banyak
ditemukan di sekolah dasar daripada jenjang
pendidikan lainnya. Baca selengkapnya di artikel "KPAI
Temukan Kasus Pelanggaran Hak Anak pada 2019 Terbanyak di SD",
https://tirto.id/kpai-temukan-kasus- pelanggaran-hak-anak-pada-2019-
terbanyak-di-sd-dnwX
Manakah pernyataan berikut ini yang perlu benar:
A. Penyimpulan KPAI berdasarkan data yang akurat
B. Penyimpulan KPAI ini didasarkan penelitian yang komprehensif.
C. Paparan KPAI perlu dipertimbangkan untuk kewaspadaan
D. Lembaga KPAI melakukan kegiatan proaktif dan preventif
E. Kasus HAM didasarkan atas kajian yang akurat dan autentik.
4. Untuk menyambut seruan PBB dan UU tentang HAM, Komnas HAM
memprogramkan Sekolah Ramah HAM (SR HAM).
Manakah pernyataan ini yang paling benar ?
A. Sekolah Ramah HAM adalah sekolah yang mengintegrasikan nilai-
nilai HAM dalam organisasi dan pengelolaan sekolah, materi dan
proses pembelajaran, dan pengalaman di semua sisi kehidupan
sekolah tersebut
B. Sekolah Ramah HAM mempunyai konsep pendidikan HAM berperan
sebagai materi pelajaran
C. Sekolah Ramah HAM mempunyai konsep pendidikan HAM berperan
sebagai metode atau pendekatan
D. Sekolah Ramah HAM yang mempraktikkan nilai-nilai HAM dalam
pengelolaan di sekolah.
E. Sekolah Ramah HAM memunculkan mata pelajaran HAM
5. Perhatikan pernyataan berikut ini!

1) Norma yang bersumber pada wahyu Tuhan.

2) Norma yang bersumber pada hati nurani.

3) Bersifat mengatur dan memaksa.

4) Sanksinya lebih tegas dan jelas.

5) Norma yang dibuat oleh lembaga berwenang.

Berdasarkan pernyataan di atas yang dapat dikategorikan sebagai


norma hukum adalah nomor ….

A. 1), 2), dan 3)

B. 1), 3), dan 4)

C. 1), 4), dan 5)

D. 2), 3), dan 4)

E. 3), 4), dan 5)

6. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Kumpulan hukum yang mengatur hubungan antar orang.

2) Disebut juga hukum sipil.

3) Contohnya KUH Perdata dan KUH Dagang.

Pernyataan di atas merupakan ciri-ciri suatu jenis hukum, yaitu ….

A. hukum internasional

B. hukum kebiasaan

C. hukum nasional

D. hukum publik

E. hukum privat

7. Perhatikan pernyataan berikut!

1) Perbuatan melawan hukum.

2) Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana.

3) Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau koorporasi.

4) Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi.

5) Menimbulkan kekacauan dalam sektor politik.

Unsur tindak pidana korupsi dilihat dari segi hukum ditunjukkan


oleh pernyataan nomor ….

A. 1), 2), dan 3)

B. 1), 3), dan 4)


C. 1), 4), dan 5)

D. 2), 4), dan 5)

E. 3), 4), dan 5)

8. Perhatikan pernyataan berikut!

1) Perbuatan penyelewengan uang negara.

2) Pelaku pejabat publik memperkaya diri sendiri.

3) Perbuatan penyalahgunaan uang negara.

4) Memakai uang negara untuk kepentingan pribadi, orang lain, atau


suatu korporasi yang dapat merugikan negara.

5) Penyelewengan tanggungjawab kepada masyarakat.

Pernyataan yang sesuai dengan definisi korupsi menurut Kamus


Besar Bahasa Indonesia ditunjukkan oleh nomor ….

A. 1), 2), dan 4)

B. 1), 3), dan 4)

C. 1), 4), dan 5)

D. 2), 4), dan 5)

E. 3), 4), dan 5)

9. Perhatikan persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek


berikut!
1) Politik: Setiap warga negara yang telah memenuhi syarat menurut
undang-undang berhak untuk memilih dan dipilih.

2) Ekonomi: Setiap orang berhak melakukan monopoli perdagangan.

3) Sosial: Pemberian bantuan kepada seluruh rakyat Indonesia secara


merata.

4) Budaya: Menjaga dan mengembangkan budaya luar negeri.

5) Hukum: Menjatuhkan sanksi sesuai perbuatan melanggar hukum yang


dilakukan tanpa pandang bulu.

Berdasarkan pernyataan di atas aspek persamaan di bidang


hukum yang sesuai dengan pelaksanaannya ditunjukkan nomor ….

A. 1), 2), dan 3)

B. 1), 2), dan 5)

C. 1), 3), dan 5)

D. 2), 4), dan 5)

E. 3), 4), dan 5)

10. Perhatikan pernyataan berikut!

1) Pasal 27 ayat (2) UUD 1945: mendapatkan pekerjaan yang layak.

2) Pasal 27 ayat (3) UUD 1945: mendapatkan pendidikan.

3) Pasal 32 ayat (1) UUD 1945: ikut kegiatan siskamling.

4) Pasal 32 ayat (2) UUD 1945: ikut memelihara budaya nasional.


5) Pasal 33 UUD 1945: menjadi anggota koperasi.

Pasal dalam UUD 1945 di atas yang sesuai dengan pelakanaannya


ditunjukkan oleh nomor: ….

A. 1), 2), dan 3)

B. 1), 4), dan 5)

C. 2), 3), dan 4)

D. 2), 4), dan 5)

E. 3), 4), dan 5)

11. Kesadaran masyarakat terhadap hukum dapat dilihat dari sikapnya, yaitu….

A. tidak terdapatnya pelanggaran hukum

B. kepatuhan terhadap hukum yang berlaku

C. pemahaman tentang hukum yang berlaku

D. mengetahui arti hukum dan penggolongannya

E. kepatuhannya terhadap aparat penegak hukum

12. Contoh dari hukum positif di Indonesia, yaitu ....

20. Pancasila

21. UU Sisdiknas

22. Kode Etik Guru

23. Tata Tertib DPR


24. Empat Pilar Hidup Bernegara

13. Contoh perbuatan yang mencerminkan ketaatan terhadap peraturan


negara adalah ….

A. membayar pajak kendaraan bermotor

B. menolong teman yang kesulitan belajar

C. mengikuti proses pembangunan negara

D. mencermati berbagai fasilitas umum yang ada

E. mengamati kinerja para pejabat negara dalam menjalankan tugasnya

14. Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Pernyataan tersebut membawa


implikasi logis dalam kehidupan bernegara bahwa ....

A. sila-sila Pancasila tecermin dalam realitas masyarakat Indonesia

B. implementasi nilai-nilai Pancasila perlu ditingkatkan secara kontinyu

C. orang Indonesia sudah berPancasila sejak sebelum Indonesia


merdeka

D. hukum di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai- nilai


Pancasila

E. masyarakat Indonesia adalah masyarakat plural memerlukan alat


pemersatu bangsa

15. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat umum universal adalah ….

A. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan


B. Ketuhanan, kebangsaan, demokrasi, kerakyatan dan keadilan

C. kebangsaan, kemanusiaan, demokrasi, persatuan, kesejahteraan

D. Ketuhanan, gotong royong, demokrasi, keadilan dan kesejahteraan


sosial

E. nasionalisme, internasionalisme, demokrasi, musyawarah mufakat,


Ketuhanan yang berkebudayaan

16. Sila-sila Pancasila bersifat hierarkis piramidal. Sila Ketuhanan mendasari


sila kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Sila Kemanusiaan
....

A. mendasari persatuan, kerakyatan dan keadilan

B. didasari dan dijiwai oleh empat sila lainnya secara integral

C. mendasari sila persatuan, kerakyatan dan kesejahteraan sosial

D. didasari oleh sila ketuhanan, persatuan, kerakyatan dan keadilan

E. didasari sila ketuhanan, dan mendasari sila persatuan, kerakyatan


dan keadilan

17. Pribadi yang mencerminkan karakter Pancasilais adalah orang yang ....

A. takwa, mandiri, nasionalis, cendekia, adil

B. seimbang antara kehidupan individual dan sosial

C. mendahulukan kehidupan dunia daripada akhirat

D. religius, humanis, nasionalis, demokratis dan adil


E. takwa, adil, cinta tanah air, merakyat dan peduli sesama.

18. Sila Pancasila yang paling luas cakupannya adalah ....

A. Persatuan Indonesia

B. Ketuhanan Yang Maha Esa.

C. Kebangsaan atau nasionalisme

D. Kemanusiaan yang adil dan beradab

E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

19. Sila-sila Pancasila bersifat hirarkis piramidal, sila Ketuhanan mendasari


sila kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Sila Persatuan
Indonesia ....

A. mendasari sila kerakyatan dan keadilan sosial

B. mendasari sila Ketuhanan, kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan

C. didasari oleh sila ketuhanan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan

D. didasari sila Ketuhanan, dan kemanusiaan, mendasari sila kerakyatan


dan keadilan

E. mendasari dan didasari oleh sila Ketuhanan, kemanusiaan,


kerakyatan dan keadilan sosial

20. Sila Pancasila yang paling sempit cakupannya adalah ....

A. Persatuan Indonesia

B. Ketuhanan Yang Maha Esa


C. Kemanusiaan yang adil dan beradab

D. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

E. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan

21. Makna Pancasila sebagai paradigma pembangunan di bidang pendidikan


dapat dijelaskan sebagai berikut ….

A. filsafat pendidikan yang dianut Indonesia sejalan dengan filsafat


pendidikan yang bersifat universal

B. teori-teori pendidikan yang telah teruji di barat menjadi acuan


utama praktik pendidikan kita

C. pengintegrasian teori atau ajaran pendidikan luar negeri ke dalam


sistem pendidikan nasional mutlak dilakukan

D. teori, ajaran, praktik pendidikan barat hanya sebagai pembanding,


pembantu, pelengkap, dan pemerkaya sistem pendidikan kita

E. kalau ingin maju, maka pengadopsian teori, ajaran, dan praktik


pendidikan negara-negara maju merupakan keniscayaan

22. Pancasila sebagai kerangka acuan pembangunan Indonesia dapat


dijelaskan sebagai berikut….

A. Pancasila merupakan dasar visi yang memberi inspirasi dan arah


pembangunan Indonesia

B. Pancasila mengilhami para perumus kebijakan pembangunan


nasional Indonesia
C. Pancasila menjadi kriteria keberhasilan pembangunan Indonesia

D. Pancasila merupakan ciri khas pembangunan nasional Indonesia

E. Pancasila menjadi dasar evaluasi pembangunan nasional Indonesia

23. Contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan di bidang


hukum adalah ….

A. menciptakan hukum yang menjamin terciptanya keadilan bagi


rakyat kecil

B. menciptakan hukum yang memihak rakyat kecil saja

C. mengangkat para penegak hukum dari partai politik

D. menjamin tidak ada bantuan hukum bagi koruptor

E. politik hukum diserahkan kepada penguasa

24. Menurut Ir. Soekarno, nasionalisme tidak dapat tumbuh subur kecuali di
dalam taman sarinya internasionalisme. Makna dari pernyataan tersebut
adalah ....

A. nasionalisme Indonesia adalah chauvinisme

B. nasionalisme Indonesia berdasarkan internasionalisme

C. rasa berbangsa bernegara Indonesia memperkuat peri kemanusiaan


universal

D. nasionalisme Indonesia mengakui persamaan derajat bangsa-bangsa


lain di dunia
E. nasionalisme Indonesia perlu bekerja sama dan saling menghormati
bangsa-bangsa di dunia

25. Bagaimana sikap yang sebaiknya kita tunjukkan kepada sesama warga
negara Indonesia yang ingin mengubah dasar negara Pancasila dengan
hukum agama tertentu?

A. Sangat setuju karena hal tersebut akan menjadikan Indonesia lebih


baik dan religius.

B. Setuju saja asalkan dalam mewujudkannya tanpa kekerasan dan


pertumpahan darah.

C. Sangat tidak setuju karena akan membuat bangsa Indonesia menjadi


kurang toleran terhadap perbedaan.

D. Sangat tidak setuju karena negara Indonesia yang telah


diperjuangkan selama ini akan bubar karena berganti dasar negara.

E. Sangat tidak setuju karena penduduk Indonesia multietnis dan multi


agama belum siap untuk diatur oleh agama tertentu meskipun.

26. Perlakuan Indonesia terhadap pengungsi Myanmar selama ini telah


menunjukkan pada dunia internasional bahwa bangsa Indonesia ....

A. adalah bangsa yang humanis-religius

B. mempunyai peri kemanusiaan yang adil dan beradab

C. bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur sejak dulu

D. menghormati bangsa-bangsa lain di dunia atas dasar


internasionalisme
E. bangsa yang bersimpati pada penderitaan kelompok masyarakat
yang terpinggirkan

Catatan:

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan, apakah Saudara telah


menguasai kegiatan belajar 1 tentang Hak Azasi Manusia, ada baiknya hasil
evaluasi yang telah Saudara lakukan, perhatikan rumus berikut. Cocokkanlah
jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif kegiatan belajar 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang tepat. Kemudian
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat pemahaman Saudara
terhadap materi Kegiatan Belajar ini.

Tingkat Pemahaman = Jumlah Jawaban yang Tepat X


100%
Jumah Soal

Arti tingkat pemahaman: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila tingkat pemahaman Saudara mencapai 80% atau lebih,


Saudara dapat melanjutkan dengan kegiatan belajar 2. Akan tetapi, apabila
masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi materi kegiatan belajar 1
terutama bagian yang belum dipahami. Jangan cepat berpuas diri, teruslah
belajar supaya tingkat pemahaman Saudara terhadap materi ini semakin
meningkat!

3. Refleksi
Jawablah pertanyaan reflektif berikut:

a. Apa yang sudah Saudara pahami dalam materi modul ini?


b. Materi apa dalam modul ini yang belum Saudara pahami?
c. Berikan penjelasan mengapa Saudara belum memahami materi ini!
d. Berikan penjelasan apa yang dapat Saudara lakukan agar menjadi
paham materi ini?
e. Hal-hal apa saja yang Saudara sukai/menarik dan penting dari modul ini?
f. Hal-hal apa yang disukai/menarik dalam modul ini namum tidak penting
menurut Saudara?
g. Informasi apa yang ingin Saudara ketahui lebih lanjut dari materi modul
ini?

4. Rujukan

Budihardjo, Miriam. (1983). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.


Chodhry. Z.I. (1992). Introducing Human Rights: Concept and Practice, International
Denny Indrayana. (2007). Amandemen UUD 1945 Antara Mitos dan Pembongkaran.
Bandung: Penerbit Mizan Media Utama.
Friedmann, Wolfgang. (1959). ‘Law in a Changing Society’. Berkeley and Los Angeles:
University of California Press.
Haedar Nashir (2020). Republika, Sabtu 22 Februari 2020.
Hartono Hadisoeprapto. (2008). Pengantar Tata Hukum Indonesia. Yogyakarta:
Penerbit Liberty.
Heru Santoso, dkk. (2002). Sari Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Jimli Asshiddiqie. (2007). Konstitusi dan Ketatanegaraan Indonesia Kontemporer.
Jakarta: The Biography Institute.
Kaelan. (2001). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Penerbit Paradigma.
Manan, Bagir. (2001). Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia
di Indonesia. Bandung: Alumni.
Moh. Mahfud MD. (2009). Konsitusi dan Hukum dalam Kontroversi Isu. Jakarta:
Penerbit Rajawali Press.
Moh. Mahfud MD. (2013). Perdebatan Hukum Tata Negara
Pascaamandemen Konstitusi. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
Morsink, Johannes. (1999). The Universal Declaration Human Rights, Origins, Drafting
& Intent. Philadelphia: Penn University of Pennsylvania.
Mukthie Fadjar. (2013). Teori-Teori Hukum Kontemporer. Malang: Penerbit Setara
Press.
Muhtaj, Majda El. (2005). Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia, Prenada
Media, Jakarta, 2005, hal. 23.
Ni’matul Huda. (2005). Negara Hukum, Demokrasi, dan Judicial Review. Yogyakarta:
Penerbit UII Press
Notonagoro. (1987). Pancasila Secara Ilmiah Populer. Jakarta: Pantjuran Tujuh.
Pranarka. (1985). Sejarah Pemikiran Pancasila. Jakarta: CSIS.
Review of Humanism and Human Rights, Vol-1, p, 49.
Rukiyati dkk. (2016). Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.
Sidharta, B. Arief. (2004). “Kajian Kefilsafatan tentang Negara Hukum”, dalam Jentera
(Jurnal Hukum), “Rule of Law”, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK),
Jakarta, edisi 3 Tahun II, November 2004, hal.124-125.
Sjafroedin Bahar, dkk. (1995). Risalah Sidang-sidang BPUPKI dan PPKI. Jakarta:
Sekretariat Negara RI.
Soekarno. (1966). Indonesia dan Masyarakat baru Indonesia. Jakarta: PP dan K.
Soerjanto Poespowardojo. (1989). Filsafat Pancasila: Sebuah Pendekatan Sosio-
Budaya, Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Soewoto Mulyosudarmo. (2004). Pembaharuan Ketatanegaraan Melalui Perubahan
Konstitusi. Malang: Penerbit Asosiasi Pengajar HTN dan HAN.
Sudikno Mertokusumo. (2005). Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta:
Penerbit Liberty.
Suhrawardi K.Lubis. (2014). Etika Profesi Hukum. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika.
Swasono, Sri Edi. (1992). Demokrasi Ekonomi: Keterkaitan Usaha Partisipatif VS
Konsentrasi Ekonomi. Jakarta: Perum Percetakan Negara
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Hasil Amandemen.

Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Ichtiar, Jakarta, 1962,


Yamin, Moh. (1992). Risalah Sidang BPUPKI-PPKI. Jakarta: Sekretariat Negara

https://id.wikipedia.org/wiki/Koresh_Agung
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Ur-Nammu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Urukagina.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hammurabi
https://news.detik.com/kolom/d-4331309/pendidikan-inklusi-bagi-anak-difabel
https://news.okezone.com/read/2017/06/15/18/1716483/historipedia-magna-carta-
lahir-dari-perseteruan-antara-raja-john-paus-dan-baron
https://nasional.kompas.com/read/2012/06/01/00191155/Banyak.Pelanggaran.terh
adap.Nilai-nilai.Pancasila
https://www.openglobalrights.org/the-future-of-human-rights/
https://pojoksatu.id/news/berita-nasional/2020/03/07/siswi-smp-bunuh-bocah-
secara-sadis-di-taman-sari-ternyata-ini-yang-jadi-penyebabnya/

http://www. docudesk.com, diakses pada tanggal 3 April 2020, pukul 14:51 Wib.
https://id.wikipedia.org/wiki/ Abad_Pertengahan#Terminologi_dan_periodisasiI)

https://id.wikipedia.org/wiki/ Pemberontakan_Rakyat_Tolitoli_1919 diakses 2 April


2020 pukul 10.39

https://id.wikipedia.org/wiki/Hammurabi
https://id.wikipedia.org/wiki/Koresh_Agung
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Ur-Nammu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Urukagina.
https://nasional.kompas.com/read/2012/06/01/00191155/Banyak.Pelanggaran.terh
adap.Nilai-nilai.Pancasila
https://news.detik.com/kolom/d-4331309/pendidikan-inklusi-bagi-anak-difabel
https://news.okezone.com/read/2017/06/15/18/1716483/historipedia-magna-carta-
lahir-dari-perseteruan-antara-raja-john-paus-dan-baron
https://pojoksatu.id/news/berita-nasional/2020/03/07/siswi-smp-bunuh-bocah-
secara-sadis-di-taman-sari-ternyata-ini-yang-jadi-penyebabnya/

https://www.openglobalrights.org/the-future-of-human-rights/
https://www.youtube.com/watch?v=Q3qXpMoVkVY
Kunci Jawaban tes Formatif

1. B 4. A 7. A 10. B 13. A 16. E 19. D 22. A 25. D

2. D 5. E 8. B 11. B 14. D 17. D 20. D 23. A 26. B

3. C 6. E 9.C 12. B 15. A 18. B 21. D 24. E


MODUL SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR 3

MATEMATIKA

KB 3 PGSD Matematika 199


MODUL
SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR 3
MATEMATIKA

Penulis:
Dr. Farida Nurhasanah, M.Pd.
Dra. Maratun Nafiah, M.Pd
Ardhi Prabowo, M.Pd.
Penelaah:
Dr. Iva Sarifah, M.P.d
Dyah Worowirastri Ekowati, M.Pd.
Diyah Ayuning Tyas, M.Pd.
Cicik Novita, S.Pd.

Copyright © 2020
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

KB 3 PGSD Matematika 200


DAFTAR ISI

A. Pendahuluan..........................................................................................................167
1. Deskripsi Singkat..............................................................................................167
2. Manual Prosedur Penggunaan Modul..............................................................168
B. Kompetensi Inti.....................................................................................................168
1. Capaian Pemelajaran........................................................................................168
2. Petunjuk Belajar (Aktivitas Pengalaman Belajar)............................................169
C. Advanced Material untuk Matematika.................................................................170
1. Sistem Bilangan.................................................................................................171
a. Himpunan Bilangan Asli dan Bilangan Bulat..............................................171
b. Himpunan Bilangan Rasional......................................................................174
c. Himpunan Bilangan Irasional......................................................................175
d. Himpunan Bilangan Komplek.....................................................................178
e. Number Sense dan Pola Bilangan.................................................................179
2. Sistem Koordinat..............................................................................................181
a. Sistem Koordinat Kartesius.........................................................................183
b. Translasi, Refleksi, Rotasi, dan Dilatasi......................................................186
c. Sistem Koordinat Paralel.............................................................................189
d. Sistem Koordinat Paralel Dimensi Dua.......................................................190
e. Dualitas garis dengan Gradien 1..................................................................196
3. Rasio dan Proporsi............................................................................................199
a. Rasio............................................................................................................200
b. Proporsi........................................................................................................202
c. Unitisasi dan Penalaran Spasial...................................................................204
4. Statistik.............................................................................................................207
a. Interpretasi Grafik........................................................................................208
b. Pengambilan Putusan Berdasarkan Interpretasi Grafik...............................217
D. Telaah Kasus.........................................................................................................219
1. Kasus 1..............................................................................................................219
2. Kasus 2..............................................................................................................219
3. Kasus 3..............................................................................................................220
E. Penutup..................................................................................................................220
1. Rangkuman.......................................................................................................220
2. Tes Formatif......................................................................................................221
3. Refleksi.............................................................................................................229
4. Sumber Rujukan...............................................................................................229
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
KB 3 disusun dengan tujuan untuk memberikan wawasan yang lebih luas atas
materi pada modul matematika yang sudah Saudara pelajari. KB 3 ini terdiri
dari 5 topik. Masing-masing topik akan dibagi menjadi beberapa sub Kegiatan
Belajar. KB matematika ini disusun agar Saudara dapat memiliki kemampuan
matematis yang lebih luas dari materi yang disampaikan untuk siswa Sekolah
Dasar (SD). Pemahaman yang komprehensif atas materi matematika,
khususnya pada konsep-konsep dasar akan membantu Saudara untuk
merancang proses pembelajaran yang lebih kreatif dan menghindarkan
Saudara bersifat dogmatik dalam mengajarkan konsep-konsep matematika
untuk siswa Sekolah Dasar.

Berdasarkan pengalaman di kelas-kelas, sering kali guru mengajarkan


matematika hanya sebagai sekumpulan rumus yang harus dihafal oleh siswa,
padahal rumus merupakan bentuk paling akhir sebagai hasil berpikir
matematis. Matematika seharusnya diajarkan melalui proses abstraksi dan
menalar yang tentunya melibatkan proses representasi, koneksi, dan
komunikasi, hingga akhirnya siswa dapat melakukan pembuktian dan
penyelesaian masalah-masalah menggunakan konsep-konsep matematika
yang sudah dikonstruksi oleh mereka.

Berikut adalah daftar sub KB dalam Advanced Material untuk matematika:


Sistem Bilangan:
a. Sistem Himpunan Bilangan
b. Pola Bilangan dan Number Sense

Rasio dan Perbandingan


a. Kasus penjumlahan
b. Kasus perkalian
c. Representasi dalam Rasio dan Perbandingan
Geometri Analitik dan Koordinat Paralel
a. Koordinat Kartesius
b. Geometri Transformasi
c. Koordinat Paralel
Statistik
a. Interpretasi grafik
b. Pengambilan Putusan berdasarkan intrepretasi Grafik

2. Manual Prosedur Penggunaan Modul


Kompetensi yang ingin dicapai dari KB 3 ini antara lain:
a. Peseta dapat membuat hubungan antar himpunan sistem bilangan.

b. Peserta dapat melakukan penalaran proposional dalam mempelajari


konsep rasio dan perbandingan.
c. Peserta menguasai konsep koordinat parallel.
d. Peserta memahami perbedaan makna grafik dan diagram serta mampu

mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah.


e. Peserta mampu menginterpretasikan grafik.

B. Kompetensi Inti
1. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan dapat memenuhi
capaian pembelajaran sebagai beriku:
a. Menguasai konsep teoretis matematika yang lebih tinggi dari materi
matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar.
b. Memanfaatkan konsep-konsep matematika lanjutan untuk merancang
pembelajaran matematika sekolah di tingkat Sekolah Dasar.
c. Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan
keduanya pada topik Bilangan, Geometri Analitik, Statistika, dan Rasio
dan Perbandingan.
d. Mampu menggunakan konsep-konsep matematika tingkat lanjut untuk

memecahkan masalah matematika dan untuk menciptakan masalah-


masalah matematika dalam proses pembelajaran di kelas.
e. Menerapkan konsep berpikir proporsional dalam mengajarkan konsep
rasio dan perbandingan, meliputi kasus penjumlahan, kasus perkalian,
dan representasi dalam rasio dan perbandingan.
f. Menginterpretasi beragam data yang disajikan dalam bentuk grafik.
g. Membuat grafik baru menggunakan data yang berasal dari grafik yang

sudah ada.
h. Menganalisis data yang diperoleh dari suatu grafik.

2. Petunjuk Belajar (Aktivitas Pengalaman Belajar)


Modul ini dirancang untuk memicu proses belajar aktif melalui aktivitas 5M
yaitu Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, dan Mengkomunikasikan.
Salah satu penentu keberhasilan Saudara dalam memahami modul ini adalah
ketekunan Saudara dalam melakukan kelima aktivitas tersebut yang akan
tercantum dalam setiap sub KB nanti. Pada KB 3 ini, kelima aktivitas tersebut
tidak selalu muncul berurutan, kemunculannya sesuai dengan konteks materi
pada tiap-tiap sub Kegiatan Belajar. Aktivitas 5M dalam modul ini ditulis
dalam huruf tebal. Pada bagian akhir modul terdapat analisis kasus dan tes
formatif sebagai sarana refleksi bagi Saudara untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan Saudara dalam memahami isi dari modul ini.

Selanjutnya sub capaian pembelajaran dan indikator esensial sebagai


berikut:
a. Menganalisis hubungan antara himpunan bilangan asli, bulat, cacah,

rasional, irasional, real, dan kompleks.


b. Mencari hasil dari translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi suatu objek.
c. Menggunakan konsep Koordinat Kartesius untuk membangun konsep

Koordinat Paralel.
d. Mengindentifikasi karakterisktik representasi objek pada dimensi yang

berbeda.
e. Menentukan dualitas suatu titik pada Koordinat Paralel.
f. Menentukan dualitas suatu garis pada Koordinat Paralel.
g. Menerapkan prinsip rasio dan perbandingan pada kasus penjumlahan.

h. Menerapkan prinsip rasio dan perbandingan pada kasus perkalian.

i. Menginterpretasikan grafik.
j. Mengambil keputusan berdasarkan hasil interpretasi Grafik.
k. Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan materi rasio.

l. Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan materi


perbandingan.
m. Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan materi statistik.

C. Advanced Material untuk Matematika


Saat ini sedang riuh ramai berita tentang wabah virus Corona yang berasal dari
Wuhan. Terkait dengan isu tersebut, beberapa peneliti sempat meragukan kondisi
di Indonesia seperti diberitakan pada link berita berikut:
https://www.youtube.com /watch?v=5aZu14zpjro.

Gambar 1. Tampilan Real Count Kasus virus Corona


Sumber: https://systems.jhu.edu/research/public-health/ncov/
Perhatikan bahwa pada gambar tersebut, terlihat bagaimana banyak jumlah
penderita yang terjangkit virus Corona pada suatu hari dibulan Februari tahun
2020. Angka-angka yang tertera pada laman Real Count tersebut memberikan
informasi yang amat berharga tentang penyebaran penderita yang terjangkit virus
Corona diwaktu “sekarang”. Topik ini dapat dibawa untuk mengajak siswa
mengenal konsep waktu yang terus berjalan mengikuti pola bilangan Asli,
bertambah satu setiap satuan waktu. Selain itu bisa juga digunakan untuk
menjelaskan konsep waktu masa lampau, masa kini, dan masa lalu yang
dihubungkan dengan konsep himpunan bilangan Real.

1. Sistem Bilangan (Aktivitas Belajar Mengamati: Melakukan Pengamatan


dengan Membaca Materi Berikut)

Pada modul PPG sebelumnya Saudara telah mempelajari materi tentang


macam-macam bilangan. Pada modul sebelumnya belum dibahas bagaimana
hubungan-hubungan antara macam-macam himpunan bilangan tersebut.
Berikut akan dibahas topik himpunan bilangan asli, himpunan bilangan bulat,
himpunan bilangan cacah, himpunan bilangan rasional, himpunan bilangan
irasional, himpunan bilangan real, dan himpunan bilangan komplek.

a. Himpunan Bilangan Asli dan Bilangan Bulat


Himpunan bilangan asli biasanya yang pertama kali dikenalkan pada
peserta didik tingkat sekolah dasar untuk membilang, mengurutkan, dan
menghitung berbagai objek yang konkrit seperti benda-benda yang dapat
dilihat dan dimanipulasi. Bilangan asli bermula dari kebutuhan manusia
untuk membilang objek-objek yang berada di sekitarnya, kemudian
berkembang menjadi konsep himpunan bilangan asli yang dapat
digunakan untuk membilang objek. Membilang objek secara matematis
adalah proses membuat korespondensi satu-satu antara objek yang
dihitung dengan anggota himpunan bilangan asli.
Bayangkanlah bagaimana situasi ketika mata uang belum
ditemukan, bagaimana transaksi dapat dilakukan dalam kegiatan sosial
seperti berjualan? Keberadaan konsep bilangan asli memungkinkan
manusia memanfaatkan mata uang sehingga dapat digunakan sebagai
alat tukar yang memiliki nilai setara. Nilai uang yang besar pun dapat
diwakili hanya dengan selembar kertas saja dan masih dapat dijumlah,
dibagi, dikali atau dikurangkan.
Konsep bilangan asli kemudian dikembangkan secara formal dalam
bentuk ide matematis berupa himpunan bilangan asli. himpunan
bilangan asli dinotasikan dengan huruf kapital N, yang berasal dari kata
“Natural” dan anggota seluruh himpunan bilangan asli ditulis dengan
notasi sebagai berikut:
N  1,2,3,...
Selain definisi tersebut ada pula yang mendefinisikan himpunan bilangan
asli sebagai himpunan bilangan bulat positif yang anggotanya di mulai
dari 1 dan seterusnya.
Terdapat dua karakteristik utama dari himpunan bilangan asli yaitu:
1)“1” adalah bilangan pertama dari bilangan asli dan bilangan-bilangan
lain pada himpunan bilangan asli diperoleh dengan menambahkan “1”
dari bilangan sebelumnya.
2)Ketika dua atau lebih bilangan asli dioperasikan dengan operasi
pengurangan atau pembagian, hasilnya tidak selalu anggota dari
himpunan bilangan asli. Berdasarkan hal tersebut, himpunan bilangan
asli tidak tertutup terhadap operasi pengurangan dan pembagian
namun memiliki sifat tertutup terhadap operasi penjumlahan dan
perkalian.
Rupanya himpunan bilangan asli saja tidak cukup untuk
menyatakan berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya,
situasi ketika seseorang tidak memiliki uang sama sekali tidak dapat
direpresentasikan dengan sebuah bilangan asli. Perhatikan pula pada
sistem bilangan Romawi, operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian sulit dilakukan karena tidak terdapat “Bilangan nol (0)”.
Situasi tersebut rupanya dapat diselesaikan oleh bangsa Arab-Hindu
melalui sebuah bilangan, yaitu “nol”.
Secara formal, ketika nol ditambahkan ke dalam himpunan bilangan
asli maka himpunan tersebut menjadi himpunan bilangan cacah, dalam
Bahasa Inggris dikenal dengan istilah “Whole Numbers”. Seluruh anggota
himpunan bilangan cacah disimbolkan dengan huruf kapital W dan
biasanya ditulis dengan notasi sebagai berikut:
W  0,1,2,3,...
Perhatikan bahwa ketika ternyata himpunan bilangan cacah saja
masih belum cukup untuk merepresentasikan situasi nyata, seperti
kedalaman air laut, lalu keadaan suhu pada daerah dengan empat musim,
khususnya di musim salju, saat suhu jatuh hingga dibawah nol derajat,
sehingga muncullah konsep bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan
cacah yang ditambahkan dengan konsep bilangan negatif akan
membentuk himpunan bilangan bulat, dalam Bahasa Inggris dikenal
dengan istilah “Integers Numbers”. Himpunan bilangan bulat disimbolkan
dengan huruf kapital “Z” yang berasal dari kata Zahlen bahasa Jerman
yang memiliki arti “menghitung” biasanya direpresentasikan dengan
simbol berikut:
  ...,3,2,1,0,1,2,3...
Himpunan bilangan bulat memiliki sifat tertutup terhadap operasi
penjumlahan, pengurangan dan perkalian, namun tidak tertutup
terhadap operasi pembagian. Pembagian dua bilangan bulat tidak selalu
merupakan anggota himpunan bilangan bulat.
Himpunan bilangan asli dan himpunan bilangan bulat seringkali
direpresentasikan dalam bentuk diagram garis, sedangkan bilangan-
bilangan asli ataupun bilangan bulat seringkali direpresentasikan dalam
bentuk gambar untuk siswa-siswa SD khususnya kelas awal sebelum
dikenalkan dalam bentuk simbol matematis berupa angka.
Setelah mempelajari materi himpunan bilangan bulat dan himpunan
bilangan asli di atas, dapatkah Saudara menjelaskan perbedaan
pengertian antara himpunan bilangan dan Bilangan? Lalu apa
perbedaan antara himpunan bilangan bulat dan himpunan bilangan asli?
(Aktivitas Menanya)

b. Himpunan Bilangan Rasional

Sebelum mulai mempelajari topik himpunan bilangan rasional,


jawablah pertayaan berikut: Adakah himpunan bilangan pecahan?
(Aktivitas Menanya)

Perhatikanlah, bagaimana kasusnya jika seorang anak ingin membagi 5


buah apel untuk 7 orang? Keberadaan himpunan bilangan bulat ternyata
tidak cukup untuk merepresentasikan konsep pembagian dua bilangan
bulat, hasil bagi dua bilangan bulat, tidak selalu merupakan anggota dari
himpunan bilangan bulat, sebagai contohnya adalah 2 dibagi 3, atau 7
dibagi 5, dan lainnya, sehingga muncul konsep himpunan bilangan
rasional.

Himpunan bilangan rasional adalah semua bilangan yang dapat


a
dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan b adalah anggota himpunan
b
bilangan bulat,
b0.
dan
Perhatikan bahwa dengan definisi tersebut, maka tentu saja semua
bilangan bulat merupakan himpunan bagian dari himpunan bilangan
rasional.
Dapatkah Saudara menjelaskan pernyataan tersebut? Mengapa dalam
denifinisi tersebut nilai b tidak boleh sama dengan nol? Tuliskan
jawaban Saudara dalam bentuk paragraf lalu diskusikan dengan sesama
rekan guru (Aktivitas Menalar)

Sebagai sumber rujukan tentang pembagian dengan nol, Saudara dapat


membaca artikel pada tautan berikut:
https://hasanahworld.wordpress.com/2008/05/27/
pembagian-dengan-nol/

Jika Saudara kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, cobalah


Saudara mencari seluruh kemungkinan menyatakan himpunan bilangan
bulat dengan menggunakan definisi tersebut. Contohnya adalah 5
anggota himpunan bilangan bulat, 5 dapat dinyatakan dalam bentuk
10
, dengan 10 dan 2 adalah anggota himpunan bilangan bulat.
2
Silahkan mencoba untuk kemungkinan-kemungkinan lain seperti
bilangan bulat negatif dan 0! ( Aktivitas Mencoba)

Bilangan rasional tidak memiliki bentuk representasi tunggal. Perhatikan


1 2 3 4
bahwa    dan seterusnya. Selain itu, ketika sebuah bilangan
2 4 6 8
a
rasional yang dinotasikan dengan bentuk direpresentasikan pada
b
garis bilangan maka asumsinya secara tidak tertulis harus disepakati
bahwa
b  0 dan faktor persekutuan terbesar dari a dan b haruslah 1,

dapat ditulis sebagai FPB (a,b) =1. Hal ini berakibat hanya akan ada satu
1
representasi atas bilangan pada garis bilangan.
2

c. Himpunan Bilangan Irasional

Sebelum mempelajari himpunan bilangan irasional, perhatikan kasus


berikut:
ABC adalah segitiga siku-siku dengan panjang sisi AB dan BC 1 satuan
panjang. Berapakah panjang sisi AC?
A

B C

Gambar 2. Segitiga ABC

Tentu saja tidak sulit bagi Saudara untuk menentukan panjang AC,

panjangnya adalah 2 satuan panjang. Dapatkah Saudara


a
menyajikan 2 dalam bentuk dengan b  dan a dan b anggota
b 0

himpunan bilangan bulat, dapat ditulis sebagai FPB (a,b) =1?


Diskusikanlah permasalahan tersebut dengan rekan-rekan Saudara!
(Aktivitas: Interaksi)

Setelah memperoleh hasil diskusi sebelumnya, perhatikan garis bilangan


pada gambar berikut:

0
Gambar 3. Garis Bilangan

Perhatikan, apakah seluruh bilangan pada garis bilangan tersebut sudah


masuk semua sebagai anggota himpunan bilangan rasional? atau masih
adakah kemungkinan bilangan-bilangan pada garis bilangan yang belum
menjadi anggota dari himpunan bilangan rasional? Perhatikan,
seandainya diambil sebuah bilangan dari diagram garis tersebut, misal
0.10110111011110,. dapatkah Saudara menuliskan bilangan tersebut
a
dalam bentuk
b dengan a dan b anggota himpunan bilangan bulat
dan
b  0 ? (Aktivitas Menalar)

Ternyata tidak semua bilangan pada garis bilangan tersebut merupakan


anggota himpunan bilangan rasional! Rupanya ada banyak bilangan yang
ternyata tidak dapat direpresentasikan sesuai dengan definisi bilangan
rasional.
a
Bilangan-bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk dengan
b
a dan b anggota himpunan bilangan bulat dan
b disebut dengan
0

bilangan irasional. Gabungan antara himpunan bilangan rasional dan


bilangan irasional membentuk himpunan bilangan riil (real). Setiap
bilangan riil direpresentasikan secara tunggal pada garis bilangan dan
berlaku pula sebaliknya setiap titik pada garis bilangan
merepresentasikan sebuah bilangan riil.

Pertanyaan menarik adalah, jika semua bilangan rill memiliki


representasi tunggal pada garis bilangan, bagaimana caranya

menentukan titik yang mewakili bilangan irasional seperti 2 dan 3 ?


tuliskan jawaban Saudara dan tukarkan dengan teman Saudara!
(Aktivitas: Mencoba, Menalar,dan Mengkomunikasikan)

Himpunan bilangan riil merupakan salah satu konsep yang amat


mendasar dan penting dalam matematika sehingga ada mata kuliah
“Analisis Real” yang berisi konsep-konsep matematika yang sangat
abstrak namun sesungguhnya banyak sekali aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari seperti yang dituliskan pada salah satu artikel pada tautan
berikut:
https://hasanahworld.wordpress.com/2008/07/01/real-analysis-in-the-r
eal-world/
d. Himpunan Bilangan Komplek
Coba Saudara pikirkan, Adakah bilangan lain yang belum termuat
dalam himpunan bilangan riil? (Aktifitas Menanya)

Perhatikan bagaimana menentukan penyelesaian nilai x dari persamaan


matematis berikut:
x2  4
Tentu saja penyelesaian dari persamaan tersebut adalah x yang bukan
anggota himpunan bilangan real. Bilangan tersebut merupakan anggota
dari himpunan bilangan kompleks, yaitu himpunan dari bilangan yang
dapat dinyatakan dalam bentuk a  dengan a dan b adalah anggota
ib

himpunan bilangan riil, dan i


 1 , sehingga persamaan tersebut akan

memiliki penyelesaian
x  2i . Silahkan diskusikan mengapa hasilnya

sama dengan 2i (Aktivitas : Menalar dan Diskusi)

Setelah Saudara membaca dan memahami materi tersebut, coba


Saudara buat contoh-contoh lain anggota dari himpunan bilangan
kompleks! (Aktifitas: Menalar)

Selesai memahami himpunan-himpunan bilangan, hubungan antar


himpunan tersebut dapat direpresentasikan dalam ilustrasi Gambar 4
berikut:
Gambar 4. Hubungan antar Himpunan Bilangan

Sumber:
https://www.ck12.org/trigonometry/complex-numbers/lesson/Defining-
Complex-Numbers-ALG-II/
Jelaskan hasil interpretasi dari gambar tersebut, kemudian tuliskan
dalam kalimat Saudara sendiri! (Aktivitas: menalar dan
mengkomunikasikan)

e. Number Sense dan Pola Bilangan


Pada ranah pendidikan matematika, istilah “Number Sense” sebenarnya
sulit untuk didefinisikan secara ketat, namun sering kali dimaknai sebagai
suatu intuisi dalam memahami bilangan-bilangan terkait dengan besaran,
hubungan, dan bagaimana keduanya dipengaruhi oleh operasi untuk
menyelesaikan masalah yang tidak dibatasi oleh prosedur tradisional
(Gersten & Chard, 1999).
Salah satu langkah awal dalam mengembangkan kemampuan Number
Sense dapat dimulai dengan teknik subitasi. Subitasi adalah kemampun
secara tepat, akurat, dan percaya diri dalam membilang objek (Clement,
1999). Perhatikan ilustrasi berikut!

Tanpa membilang satu persatu objek pada gambar berikut, dapatkah


Saudara menghitung banyaknya persegi dalam Gambar (1), (2), dan (3)
di bawah ini? Representasi mana yang paling mudah digunakan?
(Aktivitas: Melakukan)

(1) (2) (3)

Gambar 5. Representasi Bilangan Menggunakan Gambar Berpola

Tentu dengan mudah Saudara dapat mengetahui banyaknya persegi


dalam gambar tersebut dengan mudah tanpa menghitung satu per satu.
Itu adalah contoh dari teknik subitasi dalam merepresentasikan
bilangan 7 dengan memanfaatkan hubungan 7 = 6+1 dan 7 = 5+2
menggunakan gambar berpola yang mudah dikenal.

Berikut ini adalah link untuk memperoleh Dot Card yang dapat
digunakan untuk membangun Number Sense siswa:
http://youngmathematicians.edc.org/wp-content
/uploads/2016/05/Subitizing-challenges-more-cards_2_2_18.pdf dan
http://young
mathematicians.edc.org/wp-content/uploads/2016/05/DotCards_Doub
le-size_2_2_18.pdf

Unduhlah kartu tersebut lalu rancanglah suatu kegiatan pembelajaran


menggunakan kartu-kartu yang sudah Saudara unduh untuk
membangun “Number Sense” siswa kemudian diskusikan dengan
rekan Saudara! (Aktivitas: Mencoba)

Pada dasarnya Subitasi hanya salah satu teknik saja untuk membangun
kemampuan “Number Sense” Siswa masih terdapat berbagai cara lain
yang dapat dilakukan antara lain mengindetifikasi hubungan antar
bilangan, seperti 5 dan 10 atau 10 dan 20, melakukan estimasi dan
pengukuran dan lainnya (Van de Walle, 2012).

Selain operasi hitung dasar, sumber permainan yang juga sangat


menyenangkan adalah Pola Bilangan. Siswa yang terbiasa berpikir
matematis seharusnya peka akan pola-pola, selain itu mencari pola
sangat bermanfaat untuk proses generalisasi yang juga merupakan
salah satu strategi pemecahan masalah dalam matematika.

Pola bilangan dapat diperoleh dengan melakukan eksperimentasi


seperti pada kegiatan berikut:

Lakukanlah praktek dengan menggunakan selembar kertas. Adapun


langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (Aktivitas: Mencoba)
1. Lipat kertas sekali, kemudian buka kembali dan catat banyak
daerah yang terjadi.
2. Lipat kembali kertas tersebut untuk mendapatkan banyak daerah
maksimum yang mungkin terjadi.
3. Ingat untuk membuka lipatan sebelum membuat lipatan yang
baru dan selalu lipat untuk mendapatkan banyak daerah
maksimum yang mungkin terbentuk, dokumentasikanlah hasilnya.
4. Bagimanakah rumus umum untuk menentukan banyak daerah
maksimum yang terbentuk untuk n lipatan?

Tuliskan hasil eksperimentasi Saudara, kemudian berbagilah dan


diskusikan dengan rekan Saudara! (Aktivitas: Interaksi dan
komunikasi)
2. Sistem Koordinat
Sebelum Saudara mempelajari materi Sistem Koordinat, silahkan saksikan
tanyangan yang terdapat pada link berikut ini:
https://www.spacex.com/about

Gambar 6. Falcon 9 Mendarat kembali pada Landasan

Sumber gambar: Okezone


https://techno.okezone.com/read/2016/05/24/56/1396820/roket-spacex-ke
mbali-jalani-uji-coba-pendaratan

Link video dan gambar tersebut berisi informasi tentang sebuah perusahaan
yang bergerak pada bidang pesawat antariksa. Perusahaan Space X sedang
mengembangkan bisnis yang paling inovatif pada abad ini, yaitu wisata ke
luar angkasa. Untuk mewujudkan hal tersebut mereka mengembangkan
teknologi berupa roket yang dapat digunakan kembali, Falcon 9. Dapatkah
Saudara bayangkan bagaimana besarnya peranan konsep “koordinat” sebagai
salah satu konsep penting dalam proses pengembangan roket tersebut?
karena roket tersebut harus dapat mendarat kembali pada landasan yang
telah ditentukan koordinatnya di bumi seetelah berkeliling di angkasa luar
yang tidak terbatas. Menurut Saudara apakah cara menentukan koordinat di
bumi sama dengan cara menentukan koordinat di luar angkasa? Selain
“koordinat”, konsep-konsep dalam Geometri Transformasi seperti translasi,
refleki, rotasi dan dilatasi tentunya juga dibutuhkan dalam proses
pengembangan teknologi seperti yang dilakukan oleh Space-X.

a. Sistem Koordinat Kartesius

Selama ini, Saudara pasti sudah sangat familier dengan sistem koordinat
yang biasa digunakan yaitu sistem koordinat Kartesius. Sistem koordinat
Kartesius dapat merepresentasikan hubungan antar variabel untuk
dimensi satu hingga tiga. Pada dimensi satu sebuah bilangan tunggal
merepresentasikan titik pada sebuah garis, sedangkan pada dimensi dua,
sebuah pasangan bilangan merepresentasikan sebuah titik, selanjutnya
tripel bilangan merepresentasikan sebuah titik pada dimensi tiga. “Pada
sistem koordinat Kartesius setiap pasangan berurutan dari bilangan Real
dinyatakan dengan satu dan hanya satu titik pada bidang koordinat, dan
setiap titik pada bidang koordinat berkorespondensi satu dan hanya satu
pasangan berurutan dari bilangan real”

Setelah membaca kalimat dalam tanda petik tersebut, apa yang dapat
Saudara pahami? Tuliskan interpretasi dari kalimat tersebut, kemudian
diskusikan dengan rekan Saudara! (Aktivitas: Menalar)

Sebuah garis bilangan dengan satuan panjang tertentu, dan sebuah titik
merupakan komponen pada dimensi satu. Sistem koordinat Kartesius
pada dimensi dua memiliki dua sumbu, yaitu sumbu vertikal dinotasikan
dengan huruf Y dan sumbu horizontal dinotasikan dengan huruf X,
keduanya berpotongan tegak lurus di titik Asal O.
Y
Kuadran II Kuadran I
P(x,y)
Q(- x,y)

x
S(x,-y)
R(-x,-y)
Kuadran III
Kuadran IV

Gambar 7. Representasi Titik pada Koordinat Kartesius Dimensi Dua


Sebuah titik P dalam koordinat Kartesius yang berjarak x dari sumbu Y
dan y dari sumbu X biasanya dinotasikan dengan P(x,y), x dan y anggota
bilangan Real. Titik O(0,0) berada tepat di perpotongan sumbu X dan
sumbu Y, membagi sumbu-sumbu tersebut menjadi dua bagian, yaitu
bagian yang bernilai positif dan bagian yang bernilai negatif sehingga
sistem koordinat Kartesius memiliki empat daerah yang berbeda yang
disebut sebagai kuadran. Kuadran I terletak pada daerah ketika nilai x > 0
dan y > 0, kuadran II terletak pada daerah ketika x < 0 dan y > 0, kuadran
III terletak pada daerah ketika x < 0 dan y < 0, dan kuadran IV terletak
pada daerah ketika x > 0 dan y < 0.

Sistem koordinat Kartesius dimensi tiga memiliki tiga sumbu yang


berpotongan saling tegak lurus di titik O. Sebuah titik P yang berjarak y
dari bidang XOZ, berjarak x dari bidang YOZ, dan berjarak z dari bidang
XOY dinotasikan dengan P(x, y, z) seperti pada Gambar 8 berikut:
Z

P(x,y, z)

Y
O

Gambar 8. Representasi Titik pada Koordinat Kartesius Dimensi Tiga

Sistem koordinat Kartesius yang ditemukan oleh Rene Descartes, seorang


berkebangsaan Perancis yang hidup dari tahun 1596 hingga 1650,
merupakan suatu terobosan yang sangat bermanfaat dalam mempelajari
Geometri melalui sudut pandang Aljabar. Sayangnya, sistem koordinat
Kartesius hanya dapat memvisualisasikan hubungan antar variabel
hingga dimensi tiga saja sehingga Geometri multidimensi hanya dapat
dipelajari melalui persamaan-persamaan dan interpretasi geometrisnya
saja tanpa visualisasi yang memadai.

Dapatkah Saudara membayangkan bagaimana merepresentasikan


objek pada Dimensi empat, lima, atau dimensi n? (Aktivitas: Menanya)

Alfred Inselberg, seorang matematikawan yang menyukai geometri,


merasa perlu mengembangkan suatu sistem koordinat yang dapat
memvisualisasikan hubungan antar variabel pada dimensi yang lebih
tinggi. Terinspirasi dari monograf yang tulis D’Ocagne (1885) yang
membahas tentang Koordinat Paralel pada dimensi dua, Inselberg (1977)
mengembangkan konsep tersebut menjadi sebuah sistem koordinat yang
dapat digunakan untuk memvisualisasikan geometri multidimensi. Sistem
koordinat tersebut dinamakan “Sistem Koordinat Paralel”.
b. Translasi, Refleksi, Rotasi, dan Dilatasi
Sebelum mempelajari konsep Koordinat Paralel, Saudara perlu
mengingat kembali konsep translasi, refleksi, dilatasi dan rotasi objek
pada bidang Kartesius, topik ini merupakan bagian dari transformasi
geometri. Translasi adalah pergeseran suatu objek dari suatu posisi ke
posisi yang lain dengan jarak tertentu. Penentuan hasil translasi suatu
objek cukup sederhana yaitu, menambahkan absis dan ordinat sesuai
dengan jarak yang telah ditentukan. Berikut ini adalah contoh pergeseran
sebuah segitiga dengan titik koordinat A(1,1), B (3,2) dan C(1,5) yang
ditranslasikan sejauh 7 satuan ke arah kanan dan 1 satuan ke atas
sehingga menghasilkan A’(8,2), B’(10,3) dan C’(8,6)!

C'
6

B'

2 B
A'

5 10

Gambar 9. Hasil Translasi Segitiga

Berdasarkan contoh di atas, cobalah Saudara mencari hasil translasi


dari segitiga ABC dengan aturan 5 satuan ke kiri dan 4 satuan ke bawah,
kemudian carilah informasi bagaimana cara menuliskan kalimat
matematis proses transformasi geometri dan carilah rumus umumnya !
(Aktivitas: mencoba)
Refleksi atau pencerminan adalah proses menentukan bayangan suatu
objek terhadap sumbu yang ditentukan. Hasil refleksi suatu objek pada
bidang Kartesius bergantung pada sumbu yang menjadi cerminnya.
Berikut adalah contoh pencerminan segitiga ABC terhadap sumbu Y.

C' C

B'
2 B

A' A

Gambar 10. Hasil Refleksi Sebuah Segitiga

Segitiga A’B’C’ merupakan hasil pencerminan dari segitiga ABC dengan


sumbu pencerminan adalah sumbu Y.

Silahkan Saudara coba tentukan koordinat asal segitiga ABC dan


koordinat hasil pencerminan segitiga ABC terhadap sumbu Y tersebut,
kemudian cobalah tentukan koordinat hasil percerminan segitiga ABC
terhadap sumbu X juga, lalu amatilah perbedaan antara objek awal
dengan hasil pencerminan, ciri-ciri apa yang Saudara peroleh?
(Aktivitas: Mencoba dan Mengamati)

Konsep refleksi banyak muncul dalam konteks kehidupan sehari-hari


seperti pada contoh soal PISA berikut:
Andi membuat desain gambar yang akan dicetak pada permukaan kaos
oblong. Dia mencetak gambar tersebut pada kertas khusus, lalu gambar
pada kertas tersebut disetrika di atas kaos.
Gambar yang tercetak di kaos adalah hasil pencerminan gambar yang
tercetak di komputer seperti pada ilustrasi berikut:

Gambar pada komputer Gambar yang tercetak Gambar yang tercetak di


di kertas kaos

Gambar 11. Proses Desain Kaos


Berikut adalah desain gambar baru milik Andi yang tercetak pada kertas:

Bagaimanakah desain yang akan muncul pada kaos?

Selain translasi dan refleksi, perubahan dan pergeseran suatu objek


geometris juga dapat dilakukan dengan melakukan Rotasi. Perubahan
kedudukan objek dengan cara diputar melalui pusat dan sudut tertentu,
disebut dengan Rotasi. Ukuran besaran rotasi dalam transformasi
geometri bergantung pada besarnya sudut yang terbentuk antara posisi
awal objek dengan objek hasil rotasi. Jika arah perputaran rotasi suatu
benda searah dengan jarum jam, maka sudut yang dibentuk adalah 
dan sebaliknya, jika arah perputarannya berlawanan dengan jarum jam,
maka sudut yang dibentuk adalah  . Hasil rotasi suatu objek
tergantung dari pusat dan besar sudut rotasi.

Selain pergeseran, objek juga dapat mengalami perubahan ukuran, dapat


membesar ataupun mengecil meskipun bentuknya tidak berubah.
Transformasi tersebut dikenal dengan istilah Dilatasi. Perubahan yang
terjadi akan sangat bergantung pada skala yang menjadi faktor
pengalinya dan titik pusat dilatasinya. Jadi, menurut Saudara apa yang
dimaksud dengan dilatasi? (Aktivitas: Menanya)

Untuk mencoba kasus rotasi dan dilatasi, silahkan Saudara


mengunjungi situs https://toytheater.com/geoboard/ untuk mencoba
menggunakan aplikasi alat peraga maya berupa “papan geometri” atau
yang lebih dikenal dengan istilah “geoboard”. Buatlah sebuah bangun
datar pada geoboard tersebut, kemudian dengan menggunakan
tombol-tombol yang terdapat pada menu rotasikan dan dilatasikan
bangun datar tersebut kemudian catatlah apa yang terjadi dan
tentukan bagaimana memperoleh koordinat baru hasil rotasi dan
dilatasi dari objek yang Saudara buat tersebut! (Aktivitas: Mencoba)

c. Sistem Koordinat Paralel


Sistem Koordinat Paralel dikonstruksi dengan memanfaatkan komponen-
komponen dasar pada koordinat Cartesius yaitu sumbu X dan sumbu Y.
Konstruksi dimulai dengan membuat replikasi sumbu-Y

sebanyak n, dan n menyatakan dimensi dari koordinat. Garis

sumbu - garis sumbu tersebut biasanya diberi label , , ..., ,

dan Jarak antara dan dan hingga dan


sama. Semua garis sumbu tersebut tegak lurus terhadap sumbu X
(pada koordinat Cartesius). Semua garis sumbu tersebut memiliki
orientasi nilai positif dan negatif yang sama seperti pada sistem koordinat
Kartesius.
+ + + + +

X
_0 _ _ _

Gambar 12. Koordinat Paralel pada Dimensi 4

Gambar 12 adalah sebuah contoh sistem Koordinat Paralel pada dimensi


4 dengan garis sumbu-garis sumbu vertikal. hingga adalah garis
sumbu-garis sumbu pada sistem Koordinat Paralel dimensi 4, sedangkan
garis putus-putus pada gambar tersebut merupakan sumbu X yang
berguna untuk membuat acuan titik 0 pada masing-masing sumbu. Garis
sumbu-garis sumbu dalam Koordinat Paralel dapat pula dibuat secara
horizontal ataupun memiliki kemiringan tertentu, sedangkan jarak antar
sumbu dibuat tetap dan konsisten untuk membuat perhitungan lebih
sederhana. Untuk dapat memahami sistem Koordinat Paralel pada
dimensi-dimensi yang lebih tinggi, pembahasan dapat dimulai dari sistem
Koordinat Paralel dimensi 2.

Setelah mempelajari representasi Koordinat Paralel, silahkah Saudara


menggambarkan reprentasi sistem Koordinat Paralel pada Dimensi n?
(Aktivitas: Mencoba)

d. Sistem Koordinat Paralel Dimensi Dua


Sebelum memasuki materi berikutnya, Silahkan Saudara bayangkan
apakah suatu objek dapat memiliki representasi yang berbeda pada
Sistem Koordinat yang berbeda? (Aktivitas: Menanya)
Pada dimensi 2, titik A(x1,x2) pada koordinat Kartesius berkorespondensi

dengan sebuah garis (x1,x2) yang menghubungkan x1 dan x2. Titik x1

terletak pada sumbu di dan titik x2 terletak pada sumbu di


Koordinat Paralel.

A(x1,x2)
x2
x1

(0,0)

(a)
(b)
Gambar 13. Representasi Titik pada Koordinat Cartesius dan Koordinat
Paralel

Notasi pada Gambar 9 (b) mempunyai makna bahwa adalah


representasi titik A pada Koordinat Paralel.

Contoh 1
Berikut adalah representasi titik A(2,5), B(4, -1), dan C(-2, -1) pada
Koordinat Paralel:

4
A

-1
C
-2

Gambar 14. Representasi Titik A(2,5), B(4, -1), dan C(-2, -1) pada
Koordinat Paralel
Apabila konsep pada dimensi 2 tersebut digeneralisasi, bahwa sebuah
titik A pada dimensi n direpresentasikan sebagai sebuah
polygonal lines (garis-garis segi banyak) dengan n verteks yang terletak

pada sumbu . Berikut adalah contoh garis-garis poligonal pada


dimensi 4:

_
_ X

Gambar 15. Garis Poligonal Error! Reference source not found.


Merepresentasikan Titik Error! Reference source not found.) pada
Koordinat Paralel Dimensi 4

Jika sebuah titik direpresentasikan sebagai sebuah garis pada Koordinat


Paralel, lalu bagaimanakah representasi sebuah garis pada Koordinat
Paralel? Berikut adalah sebuah contoh yang dapat mengantarkan pada
jawaban pertanyaan tersebut:

Contoh 2
Misalkan garis Error! Reference source not found. akan
direpresentasikan pada Koordinat Paralel dimensi 2. Untuk
merepresentasikan sebuah garis, setidaknya dibutuhkan minimal 2 titik
yang terletak pada garis tersebut. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Ambil titik A(0,1) dan B(-1,-1) yang terletak pada garis Error!
Reference source not found. dalam koordinat Kartesius.
2. Representasikan titik A dan B pada Koordinat Paralel sehingga
diperoleh garis Error! Reference source not found. dan Error!
Reference source not found..
3. Buatlah perpanjangan garis Error! Reference source not found. dan
Error! Reference source not found. sehingga diperoleh titik potong
kedua garis tersebut.
4. Namai titik potong tersebut dengan Error! Reference source not
found..

4
4

2 2

1 A 1
X X

B
-1
-2
-2

-4
Y
X2

Gambar 16. Representasi garis Error! Reference source not found. pada
Koordinat Cartesius dan Error! Reference source not found. pada Koordinat Paralel

Notasi adalah representasi dari garis pada Koordinat Paralel. Dari

Gambar 16 terlihat bahwa adalah sebuah titik di Koordinat Paralel.

Apabila semua titik yang termuat pada direpresentasikan pada


Koordinat Paralel, maka akan terbentuk suatu berkas garis yang

berpotongan di titik . Misalkan diambil titik- titik A(-2, -3), B(-1, -1), C(-
1/2, 0), D(0,1), E(1,3), dan F(2,5) yang terletak pada , maka representasi
yang bersesuaian pada Koordinat Paralelnya adalah
dan yang semuanya berpotongan di titik . Ilustrasi
tersebut memperlihatkan bahwa sebuah garis pada koordinat Kartesius
direpresentasikan sebagai titik pada Koordinat Paralel dan mengantarkan
kita pada pengertian dualitas dalam Koordinat Paralel.
Koordinat Paralel menstimulasi munculnya dualitas antara garis
dan titik yang dapat dinyatakan dengan simbol garis ↔ titik. Setiap garis
𝑙  y  mx  b dengan m ≠ 1 pada koordinat Kartesius merupakan

dualitas dari yang merupakan titik pada Koordinat Paralel. Demikian


pula sebaliknya, sebuah titik pada koordinat Kartesius direpresentasikan
sebagai sebuah garis pada Koordinat Paralel.
Perhatikan Gambar 17 berikut:

Y
6

F
4 4

D
E
X
2
2
D
1 C C
5 5
B

X
B -2
A

-2

-4
A

Gambar 17. Representasi Titik-Titik A, B, C, D, E, dan F pada Error!


Reference source not found. dan Error! Reference source not found.dan Error!
Reference source not found. padaError! Reference source not found.
Pada Gambar 17 terlihat bahwa garis

direpresentasikan sebagai titik (-3, -1) pada Koordinat Paralel.

Koordinat titik dapat dicari dengan memanfaatkan konsep-konsep


perpotongan dua atau lebih garis pada koordinat Kartesius apabila jarak
jarak antar sumbu dan diketahui.

Misalkan jarak antar sumbu pada Koordinat Paralel adalah d, maka


dualitas garis , dengan m ≠ 1 adalah sebuah titik

. Berikut adalah bukti dari pernyataan tersebut:


Ambil sebarang garis y = mx + b dengan m ≠ 1; akan memiliki

titik potong dengan sumbu X di titik A dan memiliki titik potong

dengan sumbu Y di titik B(0, b). Pada Koordinat Paralel, titik A dan
B(0, b) direpresentasikan sebagai garis dan pada Gambar 18
berikut:

0 0

Gambar 18. Titik Error! Reference source not found. Merupakan Perpotongan
Error! Reference source not found. dan Error! Reference source not found.

Misalkan Error! Reference source not found. danError! Reference source not
found. h dalam koordinat Kartesius.
Persamaan garis Error! Reference source not found. yang melalui titik
(d,0) dan (0, Error! Reference source not found.) adalah
Error! Reference source not found.
(1)
dan persamaan garis h adalah
Error! Reference source not found. (2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh titik potong garis Error! Reference
source not found. dan h, yaitu titik Error! Reference source not found.
yang merupakan dualitas dari garis Error! Reference source not found. y
= mx + b pada Koordinat Paralel.

Setelah mencermati beberapa contoh silahkan Saudara mencoba


beberapa tantangan berikut ini (Aktivitas Mencoba)
1. Gambarlah titik A(3,2), B(-4, 3), dan C(-1, -3) pada Koordinat Paralel
dengan d=4

2. Tentukan representasi dari garis-garis berikut pada Koordinat Paralel:

a. Error! Reference source not found., dengan d = 4

b. Error! Reference source not found., dengan d = 3

Konsep Koordinat Paralel adalah konsep matematika yang baru bagi


Saudara. Mempelajari konsep matematika yang baru, melalui suatu
proses yang diawali dari konsep Koordinat Kartesius yang sudah Saudara
miliki sebagai dasarnya, kemudian dikembangkan melalui proses koneksi,
representasi, translasi, rotasi, dan lainnya menjadi konsep Koordinat
Paralel. Proses pembentukan konsep matematika yang baru tersebut
dengan memanfaatkan pengetahuan awal yang sudah dimiliki dikenal
dengan istilah absraksi matematis. Ketika Saudara membangun konsep
Koordinat Paralel, maka Saudara telah mengalami proses abstraksi
matematis.
e. Dualitas garis dengan Gradien 1
Untuk kasus m = 1 pada y = mx + b, ketentuan bahwa dualitasnya adalah
titik Error! Reference source not found.tidak berlaku. Perhatikan
bahwa nilai dari Error! Reference source not found. dan Error!
Reference source not found. akan mendekati tak hingga apabila m
mendekati 1. Agar konsep dualitas titik dan garis pada Koordinat Paralel
dapat digeneralisasi, diperlukan suatu konsep yang mengakomodir
kondisi ketika nilai m = 1. Konsep yang sesuai dengan kondisi adalah
konsep “titik ideal” pada geometri proyektif. Geometri proyektif
merupakan gagasan dari seorang arsitek Italia, Brunelleschi, pada tahun
1425. Gagasan tersebut selanjutnya diformalkan oleh Alberti beberapa
tahun kemudian.
Dalam Geometri proyektif, titik ideal (point at infinity) terjadi ketika dua
atau lebih garis diasumsikan berpotongan di “tak hingga”. Selanjutnya

titik ideal disimbolkan dengan Pm Error! Reference source not found..
Dengan memanfaatkan konsep ini, maka dapat dikatakan bahwa dualitas
dari garis y = mx + b dengan m =1 adalah titik ideal Error! Reference
source not found.. Berikut adalah beberapa contoh kasus tersebut:

Contoh 3
Berikut adalah sketsa garis y = x pada Koordinat Paralel
4

-2

X1 X2

Gambar 19. Representasi garis y = x pada Koordinat Paralel


Perhatikan bahwa representasi dari garis y = x bukan merupakan sebuah
titik, melainkan garis-garis yang sejajar pada Koordinat Paralel. Garis-
garis sejajar tersebut diasumsikan berpotogan di tak hingga

sehingga akan diperoleh sebuah titik ideal. Titik ideal Pm ini merupakan
dualitas dari garis y = x. Hal serupa berlaku pada kasus berikut:
Berikut adalah representasi
yx pada Koordinat Paralel.
garis
3

-2

-4

X1 X2

Gambar 19. Representasi garis y = x + 3 pada Koordinat Paralel


Setelah Saudara dapat merepresentasikan garis lurus dengan gradien 1
pada Sistem Koordinat Paralel, cobalah tentukan bagaimana
representasi garis y  mx  dengan m  1. (Aktivitas: Mencoba)
b
3. Rasio Dan Proporsi

Gambar 21. Promosi Diskon Akhir Tahun

Sumber gambar:
https://www.indozone.id/news/Q8svLO/banjir-pesta-diskon-saat-
akhir-tahun-awas-banyak-jebakan-batman

Perhatikan berita pada link berikut ini, banyak konsumen tertarik


menghabiskan uang karena iming-iming diskon yang diberikan oleh berbagai
gerai atau toko. Kejelian dalam menghitung dengan cepat berapa perubahan
harga dan total harga yang harus dibayar akan membantu konsumen untuk
menghidarkan diri dari “jebakan batman”, seperti yang dikemukakan dalam
berita tersebut. Kemampuan tersebut berhubungan dengan konsep rasio dan
proporsi.
Konsep rasio dan proporsi seringkali disampaikan dalam bentuk rumus-
rumus yang melibatkan bentuk pecahan sehingga siswa hanya memiliki
pengetahuan prosedural tanpa menguasai pengetahuan konseptual. Pada
dasarnya konsep rasio dan proporsi yang terdapat dalam masalah sehari-hari
hanya dapat diselesaikan dengan memahami konteks terlebih dahulu.
a. Rasio
Rasio dapat didefinisikan sebagai sebuah hubungan antar dua kuantitas
atau ukuran yang terdapat dalam suatu situasi. Hubungan antar dua
kuantitas tersebut merupakan hubungan perbandingan multiplikatif
bukan perbandingan aditif. Untuk memahami konsep perbandingan
multiplikatif dan perbandingan aditif tersebut perhatikanlah ilustrasi
berikut:

“Dua minggu yang lalu, dua pohon bunga mawar diukur tingginya,
pohon mawar merah tingginya 30cm sedangkan pohon mawar putih
tingginya 50cm. Hari ini ketika diukur kembali diperoleh data pohon
mawar merah 60 cm dan pohon mawar putih 80 cm. Pohon manakah
yang memiliki pertumbuhan lebih cepat?”

Diskusikanlah permasalahan di atas dengan rekan Saudara, pohon


manakah yang memiliki pertumbuhan lebih cepat, jelaskan
argumentasi Saudara! (Aktifitas Menanya, Menalar)

Jika jawaban Saudara adalah kedua pohon tersebut memiliki kecepatan


tumbuh yang sama, maka Saudara memiliki kecenderungan melakukan
perbandingan aditif atau menggunakan cara berpikir aditif. Seseorang
yang menggunakan perbandingan multiplikatif, akan menjawab pohon
mawar merahlah yang tumbuh lebih cepat karena pohon tersebut telah
tumbuh dua kali lipat dari tinggi semula diwaktu yang sama. Pohon
mawar putih perlu mencapai ketinggian 100 cm untuk menyamai
kecepatan tumbuh pohon mawar merah. Inilah contoh berpikir
multiplikatif, yaitu proses berpikir yang melibatkan perkalian dalam
melakukan perbandingan.
Rasio dapat ditemukan dalam beragam konteks, jenisnya pun beragam
antar lain:
1) Rasio bagian-per-bagian. Rasio jenis ini terjadi ketika Saudara
membandingkan dua hal yang masing-masing dianggap satu bagian
yang utuh. Misalnya pada suatu panti asuhan terdapat 20 anak laki-
laki dan 23 anak perempuan, maka rasio anak laki-laki dan anak
20
perempuan penghuni panti adalah . Konsep perbandingan tidak
23
selalu menggunakan bilangan bulat, dapat pula melibatkan anggota

bilangan irasional seperti 2 . Perhatikanlah perbandingan antara


panjang sisi sebuah persegi dengan luas 1 satuan persegi dengan
panjang sisi diagonalnya.
2) Rasio bagian-dari-keseluruhan. Rasio jenis ini memiliki makna yang
sama dengan bentuk pecahan, contohnya rasio banyaknya anak
perempuan terhadap seluruh jumlah siswa yang berada di panti
23
adalah . Prosentase adalah contoh rasio bagian-dari-keseluruhan
43
sedangkan probabilitas adalah rasio dari sebagian anggota ruang
sampel terhadap seluruh ruang sampel.
3) Rasio sebagai hasil bagi. Rasio dapat diajarkan sebagai hasil
pembagian. Contohnya ketika pada suatu toko memberikan promosi
Rp. 10.000,00 dapat 4 barang. Sehingga, harga satu barang tersebut
dapat diperoleh dengan 10.000 : 4, diperoleh harga satuan Rp. 2500,
00.
4) Rasio sebagai “perubahan besaran”. Perubahan besaran melibatkan
hubungan antara dua kuantitas, misalnya liter per galon, meter per
jam, galon per meter persegi dan lainnya.

Setelah mengetahui berbagai jenis rasio buatlah contoh kasus


untuk masing-masing jenis rasio tersebut! (aktivitas: melakukan)
b. Proporsi
Pada modul ini istilah proporsi digunakan untuk mengartikan kata
“proportional” yang sering dialihbahasakan menjadi istilah
“perbandingan” dalam beberapa buku matematika. Proporsi atau
perbandingan adalah hubungan yang sama antar dua rasio. Ada pula
yang menjelaskan bahwa proporsi adalah sebuah persamaan yang
menyatakan bahwa dua rasio bernilai sama. Berikut adalah contoh
masalah yang melibatkan konsep proporsi: sebuah barang dijual dengan
harga Rp. 35.000,00. per buah. Pembeli dapat membayar Rp.100.000,00
jika membeli tiga buah barang.

Pada beberapa situasi, proporsi dapat dipandang sebagai proporsi dalam


suatu konteks/situasi atau proporsi antar konteks/situasi. Ilustrasinya
dapat dilihat pada Gambar 22 berikut:

Situasi/konteks A Situasi/konteks a
dalam dalam

B b

antara


dalam : A Bb a antara: A ab B

Gambar 22. Ilustrasi masalah proporsi

Berikut adalah ilustrasi masalah proporsi pada beberapa situasi:


1) Jika sejumlah uang dapat digunakan membeli 3 buku tulis dengan
harga satuan Rp.4.000,-, maka uang tersebut dapat digunakan untuk
membeli 4 buku tulis dengan harga Rp.3.000,-
2) Jika jarak dari kota A ke kota B dapat ditempuh mobil dengan
kecepatan 40 km/jam dalam waktu 50 menit, maka jarak tersebut
dapat ditempuh dengan kecepatan 50 km/jam dalam waktu 40
menit.
3) Sebuah butik terkenal sedang mengadakan pesta diskon dengan
memberikan diskon 20% untuk setiap item, namun pembeli harus
membayar pajak sebesar 15%. Menurut Saudara cara manakah yang
lebih menguntungkan bagi pembeli? menghitung pajaknya dahulu
atau diskonnya dahulu? (Aktivitas: Mencoba)

Setelah Saudara mempelajari konsep rasio dan proporsi, coba cermati


masalah berikut, kemudian selesaikan menggunakan pengetahuan yang
telah Saudara miliki:

Tabel 1. Persentase AKG berdasarkan kebutuhan energi 2200 kkal

Kandungan Nutrisi Jumlah/Sajian AKG


Sajian per 1/2 kemasan (120ml) Total lemak 0g 0%
Jumlah saji per kemasan 2,5 Lemak jenuh 0g 0%
Kalori 90 Kolesterol 0mg 0%
Lemak kalori 0 Sodium 710mg 30%
Vitamin A 12%
Vitamin C 12%
Kalsium 0%
Total karbohidrat 20g 7%
Fiber 1g 4%
Gula 15g
Protein 2g
*Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal

Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan Tabel tersebut:


a. Jika dibutuhkan air 120ml untuk menyajikan 1/2 kemasan, berapa
mililiter air yang dibutuhakan untuk menyajikan 3 12 kemasan?

b. Berdasarkan jumlah kalori per sajian; berapa banyak kalori yang


4 21
didapatkan jika mengkonsumsi kemasan?
c. Jika 1 g fiber setara dengan 4% Angka Kecukupan Gizi, berapa gram
fiber dibutuhkan untuk memperoleh 25% AKG?
(Aktivitas: Mencoba)
Konsep ratio menjadi dasar untuk siswa mempelajari konsep proporsi
atau perbandingan melalui penalaran proporsional. Istilah penalaran
proporsional tidak mudah didefinisikan, namun seseorang yang memiliki
kemampuan tersebut dapat teridentifikasi melalui, salah satunya
kemampuan berpikir multiplikatif. Penalaran proporsional seharusnya
sudah dibangun mulai tingkat sekolah dasar melalui beberapa
pendekatan, diantaranya dengan mengenalkan teknik unitisasi dan
penalaran spasial.

c. Unitisasi dan Penalaran Spasial


Unitisasi merupakan proses membuat beberapa kuantitas menjadi unit-
unit satuan. Misalnya, sebuah persegi panjang dianggap sebagai satu
unit. Satu unit persegipanjang tersebut dapat terdiri dari 4 buah persegi
satuan, sehingga pada Gambar 23 terdapat 5 unit persegi panjang, yang
masing-masing terdiri dari 4 persegi satuan.
.

Gambar 23. Unit Persegi Panjang


Contoh lain proses unitisasi dapat terlihat jelas pada ilustrasi berikut:
Pada acara arisan, ibu menata kue dalam piring-piring seperti pada
gambar 24. Piring dalam kasus ini dapat dinyatakan sebagai sebuah unit
yang berisi kue dengan jumlah yang sama, misalnya tiap-tiap piring berisi
6 buah kue, sehingga di sana ada 4 unit dari 24 kue.

Gambar 24. Unit Piring Berisi Kue

Memberikan pemahaman yang komprehensif tentang konsep “unit”


amat penting sebagai dasar untuk bernalar proporsional, karena unitisasi
merupakan dasar untuk memahami konsep perkalian dan nilai bilangan.
Membangun kemampuan unitisasi siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan ilustrasi atau gambar melibatkan kemampuan penalaran
spasial siswa. Perhatikan ilustrasi berikut:

4 8

Gambar 25. Menempatkan angka pada garis yang telah ditentukan

Pada gambar tersebut, posisi angka 4 dan 8 sudah ditentukan, jika


kemudian Saudara diminta untuk memasukkan angka 15 pada garis
tersebut, dimanakah posisi angka 15 harus diletakkan? (Aktivitas:
Mencoba)
Untuk dapat meletakkan angka 15 pada Gambar 25., siswa harus
memperkirakan bahwa jarak dari 4 ke 8 adalah 4 satuan, maka jika ingin
meletakkan angka 15 siswa harus membuat dulu posisi angka 12 baru
membuat posisi angka 15 yang proporsional sesuai skala yang sudah
diberikan.
Ilustrasi lain yang amat jelas membutuhkan penalaran spasial terdapat
pada geometri dan pengukuran. Misalnya ketika siswa diminta untuk
menggambar sebuah segiempat yang serupa namun dengan ukuran yang
berbeda.
B'

C'

C
B''

C'

D E'
E E'' D''
D'

Gambar 26. Segiempat yang sama dengan ukuran berbeda

Visualisasi dari situasi yang melibatkan konsep rasio dan proporsi, baik
dalam bentuk gambar ataupun tabel dapat menghindarkan siswa dari
terjebak pada prosedur rutin menggunakan rumus dalam bentuk
pecahan untuk menyelesaikan masalah. Adapun rujukan aktivitas belajar
rasio menggunakan visualisasi berupa gambar dapat Saudara coba pada
laman berikut:https://www.mathplayground.com/tb_ratios/index.html.
Perhatikan ilustrasi berikut ini:
Data perbandingan antara luas tanah dengan banyaknya pohon pinus
yang dapat ditaman disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Luas Tanah dan Banyaknya Pohon Pinus


Luas Tanah 5 10 15 20 25
(Hektar)
Banyaknya 75 150 225 ..... ........
pohon pinus

Bagaimanakah cara menentukan banyaknya pohon pinus yang dapat


ditanam pada daerah dengan luas tanah 20 dan 25 hektar?
Apakah Saudara menemukan pola pada kedua baris tersebut, ataulah
Saudara mencari perbandingan untuk 1 hektar luas tanah dan
banyaknya pohon pinus yang dapat ditanam? (Aktivitas: menanya)

Situasi tersebut dapat pula disajikan dalam bentuk grafik pada diagram
kartesius sehingga diperoleh fungsi
y yang menyatakan situasi
15x
tersebut. Salah satu contoh penyelesaian masalah rasio dan proporsi
yang melibatkan tabel dan grafik dapat Saudara temui pada link
https://blog.ruangguru.com/perbandingan.

4. Statistik
Materi statistik ini merupakan lanjutan dari modul 3 KB 3 yang terdapat pada
materi matematika yang bisa Saudara pelajari pada jaringan/internet. Pada
uraian kali ini statistik yang akan dibahas tentang menginterpretasi grafik,
membuat grafik baru, dan menganalisis data dari bentuk grafik.
Perhatikan ilustrasi gambar berikut mengenai simulasi kurva untuk kasus
pandemi virus Corona yang diambil dari situs vox.com pada tautan berikut:
https://www.vox.com/2020/3/10/21171481
/coronavirusus-cases-quarantine-cancellation?fbclid=IwAR0oNAgSxTClR7EH9
UKXa88TkzBbxdreyxzSVWSf2-iv7lq5eLG7TcZccxU.
Apa maksud dari kurva tersebut? Bagaimanakah interpretasinya?
Gambar 27. Grafik Perbandingan Persebaran Pandemi Virus Corona
Sumber:
https://www.vox.com/2020/3/10/21171481/coronavirus-us-cases-
quarantinecancellation?fbclid=IwAR0oNAgSxTClR7EH9UKXa88TkzBbxdreyxzS
VWSf2-iv7lq5eLG7TcZccxU

Sebelum membahas satu per satu tentang bagaimana menginterpretasikan


dan menyajikan data, silahkan Saudara buka link ini. Pada laman tersebut
disajikan informasi mengenai informasi perkembangan kasus pandemi virus
Corona di seluruh dunia. Informasi disajikan dalam beragam bentuk grafik
dan diagram yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik informasi yang
ingin disampaikan.

a. Menginterpretasi Grafik
Perhatikan grafik banyaknya Percakapan Virus Corona di Linimasa Twitter
Indonesia pada rentang 20-27 Januari 2020 berikut ini:
Gambar 28. Grafik Percakapan Virus Corona di Linimasa Twitter
Indonesia
(Sumber: http://portal.evello.co.id)

Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul ketika melihat grafik


tersebut antara lain:
 Apa yang menarik dari grafik pada Gambar di atas?
 Bagaimanakah memaknai grafik tersebut?
 Apakah banyaknya percakapan berarti banyak pula pengidap sakit
karena virus corona?
 Pada tanggal 25 Januari, pukul 20.00, kira-kira berapa orang yang
memperbincangkan virus Corona? (Aktifitas Menanya)

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagian dari pertanyaan yang


mungkin muncul ketika seseorang berinteraksi dengan grafik di atas.
Semakin dewasa seseorang, maka makna yang muncul dari pemaknaan
sebuah grafik, semakin kompleks. Pertanyaan selanjutnya adalah,
bagaimana cara memaknai sebuah grafik?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pertama kali yang harus terjawab


adalah, mengapa seseorang perlu menampilkan sesuatu dalam bentuk
grafik. John a van de Walle menyatakan bahwa seorang membuat grafik
karena ingin menyampaikan informasi dengan cara yang lebih sederhana
(van de Walle, Karp, & Bay-Williams, 2013). Pada sebuah percobaan di
kelas, siswa di kelas diberi tugas untuk mengumpulkan jenis serangga
yang ditemukan di halaman belakang. Hasil dari praktik tersebut tampak
dalam gambar berikut:

Gambar 29. Grafik sederhana siswa SD (sumber: Van de Walle, 2001)

Pada definisi di atas, walaupun grafik yang disampaikan sangat


sederhana, informasi yang dibangun oleh siswa cukup jelas, yaitu ada
kelompok serangga bersayap dan kelompok serangga tanpa sayap. Lebih
lanjut, ketika berbicara kuantitas, grafik yang dibangun oleh siswa
tersebut menggambarkan banyak yang sama, dari serangga dua jenis
tersebut.

Selanjutnya, bagaimanakah menginterpretasi sebuah grafik atau diagram?


Hal pertama harus dipahami adalah bentuk grafiknya. Setiap jenis grafik
digunakan untuk menggambarkan data tertentu. Misalnya, apakah
Sudara dapat menggambarkan data penjualan buku dengan
menggunakan grafik batang? Apakah kita menerima informasi
pergerakan nilai mata uang dengan grafik garis? Mengapa bukan grafik
batang? Mengapa bukan grafik lingkaran?

Van de Walle mengemukakan ada perbedaan istilah antara graph, chart,


dan diagram (van de Walle et al., 2013). Namun di Indonesia, graph dan
chart tidak dibedakan. Keduanya menjadi satu istilah, yaitu grafik. Secara
sederhana, hanya ada 4 istilah yang dijadikan sebagai media penyampai
data, yaitu: grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran, dan diagram.
Grafik batang digunakan untuk mendeskripsikan kuantitas dari data yang
bersifat independen. Artinya antara bilah yang satu dan bilah yang lain
berdiri secara bebas, tidak saling berpengaruh. Perubahan panjang bilah
yang satu, tidak akan berpengaruh pada panjang bilah lainnya. Panjang
bilah menunjukkan banyaknya data. Contoh: Grafik batang produksi
mobil dari bulan Januari sampai Juni, sebagai berikut:

Gambar 30. Contoh Grafik Batang

Pada Gambar 30. Contoh Grafik Batang, masing-masing bilah


(dalam hal ini, Bulan Produksi) berdiri terpisah. Jika kuantitas pada bulan
Februari naik, tidak berpengaruh pada produksi pada bulan sebelumnya.
Grafik Garis menggambarkan bagaimana data berubah pada setiap
perubahan waktu. Grafik garis sangat berguna untuk menunjukkan tren
atau angka yang saling terhubung. Dalam hal ini nilai pada grafik, antara
satu titik dengan titik berikutnya memiliki makna. Contoh: grafik
pemasukan perusahaan pada bulan Januari sampai Juni, dihitung pada
setiap akhir bulan, adalah sebagai berikut:
Gambar 31. Contoh Grafik Garis

Pada Gambar 31, jika seseorang ingin mengetahui pemasukan


perusahaan pada 15 Februari, ia bisa memperkirakan nilainya dengan
menarik garis vertikal di tengah ruas antara bulan Februarii dan Maret,
kemudian mencari perpotongan garis vertikal tersebut dengan grafik.
Titik potong garis vertikal dengan grafik akan menunjukkan nilai yang
sesuai di sumbu Y, itulah perkiraan pemasukan perusahaan pada tanggal
15 februari. Aktifitas tesebut disebut dengan intrapolasi. Sebaliknya jika
ia ingin mengetahui perkiraan pemasukan perusahaan pada bulan Juli,
aktifitas tersebut disebut dengan ekstrapolasi. Grafik garis ini dependen,
atau bergantung, artinya jika nilai pada bulan Februari berubah, maka
nilai intrapolasi di antara Januari dan Februari juga ikut berubah.

Grafik Lingkaran (dalam bahasa Inggris, diistilahkan dengan Pie Chart)


dirancang untuk memvisualisasikan bagaimana keseluruhan dibagi
menjadi berbagai bagian. Setiap bagian lingkaran (juring) adalah kategori
tertentu dalam bagian dari data keseluruhan. Dengan cara ini, bagian
lingkaran itu dapat dinyatakan sebagai persentase dari keseluruhan.
Contoh grafik lingkaran tentang jenis kendaraan siswa yang digunakan
untuk berangkat ke sekolah, dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 32. Contoh Grafik Lingkaran

Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Diagram? Diagram adalah


rencana, gambaran, atau garis besar yang disusun untuk
mengilustrasikan bagaimana bagian-bagian yang terpisah menjadi
bermakna. Contoh diagram yang dimaksud antara lain: Diagram Venn
(contoh A), Diagram Pohon (Contoh B), dan diagram Tulang Ikan (Contoh
C). Masing-masing diagram memiliki karakteristik makna sendiri,
misalnya: untuk mengontraskan dua atau lebih hal, cenderung
menggunakan diagram Venn; untuk menunjukkan ujung dari sebuah
proses dan penunjangnya, bisa menggunakan diagram tulang ikan, dan
sebagainya.

(A) (B) (C)


Gambar 33. Contoh Diagram Venn, Diagram Pohon, Diagram Tulang Ikan
Setelah memahami jenis grafik dan tujuannya, untuk memastikan
bahwa Saudara sudah paham, cobalah gunakan kalimat-kalimat
rumpang di bawah ini untuk mengidentifikasi grafik-grafik yang sudah
dipelajari sebelumya:
 Sumbu tegak menunjukkan …
 Sumbu mendatar merepresentasikan …
 Kurva tersebut mengilustrasikan …
 Garis putus-putus tersebut menggambarkan …
 Daerah yang diarsir tersebut merupakan …
 Ruas garis berwarna biru adalah …
 Bilah yang berwarna merah adalah …
(Aktifitas Mencoba)

Selanjutnya, memaknai grafik batang dapat dilakukan dengan


mengidentifikasi bagian-bagian dari grafik batang tersebut. Grafik batang
dibuat dengan mengubah data menjadi bilah-bilah atau kolom yang
terpisah. Grafik jenis ini biasanya meletakkan kategori di sumbu
mendatar dan kuantitas pada sumbu tegak. Grafik batang dapat
menunjukkan kategori yang mana yang terbanyak, tersedikit, terkecil,
dan sebagainya. Contoh deskripsi yang dapat dibuat berdasarkan grafik
produksi mobil pada Gambar 30, dapat dilihat pada contoh deskripsi di
bawah.
Grafik tersebut mengilustrasikan banyaknya mobil yang diproduksi dan yang terjual pada rentang bulan Januari s

Dapat dilihat banyaknya mobil yang diproduksi senantiasa naik setiap bulannya. Namun karena suatu sebab, ken

Pada akhirnya, dapat dilihat dengan jelas, bahwa ada kecenderungan kenaikan penjualan mobil. perbandingan a

Kenaikan penjualan pada bulan Juni sebenarnya dapat dipahami dengan mudah. Awal Juli adalah lebaran hari ray

Gambar 34. Deskripsi Grafik Batang Produksi dan Penjualan Mobil

Setelah memaknai grafik batang, bagaimanakah memaknai grafik garis?


Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa grafik garis mengubah informasi
ke dalam bentuk titik-titik pada sebuah bidang untuk merepresentasikan
tren, kecenderungan, perubahan, atau hubungan antara objek, angka,
tanggal, dsb. Untuk mengekspresikan perubahan garis, digunakan kata
kerja, kata sifat, dan kata keterangan yang tepat. Berikut ini adalah kata
kerja, kata sifat, dan kata keterangan yang dapat digunakan.
 Kata Kerja: naik, nanjak, puncak, turun, jatuh, berkurang,
menambah, stabil, tak berubah, konstan, beriris, anjlok.
 Kata sifat: tajam, cepat, banyak, dramatis, substantive,
dipertimbangkan, signifikan, sedikit, kecil, minimal, banyak sekali.
 Kata keterangan: secara dramatis, sangat cepat, dengan banyaknya,
sungguh tajam.
Berikut ini adalah contoh deskripsi grafik garis berdasarkan grafik pada
Gambar 31. Deskripsi berupa tulisan yang dijabarkan pada selembar
kertas.

Grafik tersebut menunjukkan pemasukan perusahaan dalam ratusan


juta pada periode bulan januari sampai Juni.

Secara umum, terjadi kenaikan pemasukan perusahaan pada setiap


bulan. Penurunan pemasukan pada bulan maret ke April tidak terlalu
signifikan. Akan tetapi nilai penurunannya cukup besar, yaitu sekitar
600juta rupiah. Kenaikan pemasukan cukup signifikan terjadi pada
bulan Juni, yaitu hampir menyentuh nilai 10milyar rupiah.

Jika kita melihat tren sepanjang waktu, dapat dilihat bahwa


pemasukan perusahaan naik secara dramatis dalam periode ini.
Namun demikian, sedikit penurunan pemasukan pada periode
Maret dan April, perlu mendapat perhatian.

Gambar 35. Dekripsi grafik Garis Pemasukan Perusahaan

Grafik lingkaran, sebagaimana disampaikan di atas, utamanya digunakan


untuk mengilustrasikan perbedaan setiap bagian berdasarkan
keseluruhan. Cara terbaik untuk mendeskripsikan grafik lingkaran adalah
membandingkan kategori dengan kategori lainnya. Kata-kata berikut
dapat digunakan untuk mendeskripsikan grafik lingkaran:
Membandingkan dengan; Untuk dibandingkan; Yang berseberangan;
Daripada; Lebih dari; Sebagian besar; Hanya sebagian kecil; Kurang dari
dan sebagainya.

Berikut ini adalah contoh deskripsi grafik lingkaran berdasarkan grafik


pada Gambar 32, tentang jenis kendaraan yang digunakan siswa
berangkat sekolah.
Grafik tersebut menunjukkan hasil pengamatan pada siswa yang
berangkat menggunakan berbagai jenis kendaraan. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa kendaran yang digunakan siswa
adalah: Mobil, Motor, Sepeda, Angkutan Umum, Jalan Kaki, dan
jenis kendaraan lainnya.

Dari grafik lingkaran, dapat dilihat dengan jelas, bahwa jenis


kendaraan Motor mendominasi jenis kendaraan yang digunakan
siswa , yaitu 53% dari keseluruhan siswa. Siswa yang berangkat
dengan angkutan umum menduduki peringkat kedua terbanyak
dengan 25%. Walaupun sedikit, banyaknya siswa yang berjalan kaki
dan bermobil, ternyata sama banyak, yaitu sebanyak 7%. Hanya
sedikit yang menggunakan sepeda atau jenis kendaraan lainnya, yang
secara total hanya sebesar 8%.

Singkat kata, masih cukup banyak, sekitar 75% siswa, yang belum
menggunakan kendaraan umum.
Gambar 36. Deskripsi Grafik Lingkaran Jenis Kendaraan Siswa berangkat
ke sekolah

Pada akhirnya, sebelum menyajikan data menggunakan grafik, ada


baiknya jika Saudara memahami karakter data yang akan disajikan. Hal
perlu diingat adalah grafik atau diagram harus dibuat sesuai dengan
tujuan yang ingin disampaikan. Contoh yang paling mudah adalah
Diagram lingkaran tidak cocok bahkan sama sekali tidak tepat jika
digunakan untuk memaparkan data penghasilan perusahaan tiap bulan.
Demikian pula grafik garis tidak tepat jika digunakan untuk memaparkan
informasi prosentase jenis kendaraan yang dipakai siswa ke sekolah.
Pembuatan grafik dan diagram juga perlu memperhatikan aspek desain,
agar lebih mudah dibaca secara visual. Desain, warna, dan peletakan
indeks legenda pada grafik dapat membantu pembaca grafik memahami
informasi yang ada di balik grafik tersebut (Benjamin, 2018).

b. Pengambilan Putusan Berdasarkan Interpretasi Grafik


Setelah Saudara memahami bagaimana menginterpretasikan grafik,
sebenarnya, apakah kegunaan intreprestasi tersebut? Bukan lain
adalah untuk mengambil keputusan. Bagaimanakah caranya?
(Aktifitas: Menanya)

Dalam ilmu manajemen, pengambilan keputusan berdasarkan grafik dan


diagram termasuk dalam pengambilan keputusan model skematik. Dalam
pengambilan keputusan ada tiga jenis situasi setelah keputusan diambil,
yaitu :
 Ketidakpastian – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih
dari satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan
probabilitas setiap kemungkinan tidak diketahui.
 Berisiko – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih satu hasil
yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan probabilitas setiap
hasil diketahui atau dapat diperkirakan oleh pengambilan
keputusan.
 Kepastian – mengacu kepada situasi dimana hanya ada satu hasil
yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan hasil ini diketahui
secara tepat oleh pengambilan keputusan.

Contoh pengambilan keputusan berdasarkan grafik batang pada


Gambar 26 dan deskripsi grafik pada Gambar 30.
a. Bagian pemeriksa kualitas produksi perlu memeriksa penyebab
ketidaktetapan produksi tersebut. Pemeriksa kualitas produksi harus
membuat kriteria penyebab masalah, antara lain:
- Jika masalah berasal dari mesin produksi, maka bagian
selanjutnya adalah bagian teknis yang menyelesaikan.
- Jika masalah berasal dari SDM, maka bagian HRD yang
menyelesaikan.
b. Bagian pemasaran perlu mengadakan diskon harga jual mobil untuk
produksi Januari sampai Maret, agar penjualan di Bulan Juli melonjak
tajam.
Nah, sekarang, cobalah ambil putusan berdasarkan grafik dan
deskripsi untuk Grafik Garis dan Grafik Lingkaran!
(Aktifitas Mencoba)

D. Telaah Kasus
1. Kasus 1
Seorang anak menuliskan pada lembar jawaban sebagai berikut:
a2  b2  (a  b)(a  b), jika a  b maka
a2  a2  (a  a)(a  a)
a(a  a)  (a  a)(a  a)
a  2a
Analisislah menurut Saudara, apakah jawaban peserta tersebut benar atau
salah, berikan argumentasi logis berdasarkan konsep matematika yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, lalu berikan solusi untuk
mengatasi masalah tersebut dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Kasus 2
Perhatikan gambar berikut di bawah ini. Pada gambar tersebut terdapat
sebuah persegi dengan luas 64 satuan luas. Persegi tersebut dipotong-potong
sedemikian rupa, kemudian disusun ulang menjadi sebuah persegi panjang
dengan ukuran 513 Bagaimana Saudara menghadapi kasus yang aneh
tersebut? Bagaimana menghadapi kasus tersebut dalam pembelajaran di
kelas? Identifikasilah konsep-konsep yang dibutuhkan agar dapat
menjelaskan kasus tersebut kepada siswa tanpa menimbulkan kebingungan
bagi siswa.
Gambar 37. Masalah interpretasi geometri

3. Kasus 3
Siswa kelas VI SD membuat diagram garis untuk memvisualisasikan data pada
tabel berikut:
Tabel 3. Daftar Nilai Siswa
Nilai Nilai Nilai
Nama
Mat IPA Bahasa
Ani 80 86 82
Budi 75 70 82
Cahyo 60 75 70
Dika 85 78 70
Endah 82 88 84

Bagaimanakah rancangan pembelajaran yang mampu meluruskan kesalahan


tersebut?
Media apakah yang tepat untuk membantu pembelajaran yang dimaksud?

E. Penutup
1. Rangkuman
Berikut adalah ramkuman dari materi “Advanced Material” Matematika:
a. Himpunan Bilangan Asli dan himpunan bilangan Cacah merupakan
himpunan bagian dari himpunan bilangan Asli.
b. himpunan bilangan Rasional dan Irasional adalah himpunan bagian dari
himpunan bilangan Real
c. himpunan bilangan Real merupakan himpunan bagian dari himpunan

bilangan Komplek
d. Number Sense dan Pola Bilangan merupakan topik yang menarik

digunakan untuk melakukan eksplorasi dan eksperimentasi dalam


pembelajaran di kelas khususnya pada topik Bilangan.
e. Topik pada Geometri Transformasi terdiri dari translasi, refleksi, rotasi

dan dilatasi.
f. Koordinat Kartesius bukan satu-satunya sistem koordinat yang dapat

merepresentasikan objek matematika.


g. Suatu objek matematika dapat direpresentasikan dalam sistem koordinat

yang berbeda.
h. Salah satu kelemahan dari Sistem Koordinat Kartesius adalah sistem

tersebut hanya dapat merepresentasikan objek hingga dimensi tiga.


i. Ada perbedaan makna antara Grafik dan Diagram. Selama ini ada kesalahan

pemahaman makna kedua istilah tersebut, sehingga dianggap sama.


j. Memaknai grafik, untuk siswa SD masih sangat mendasar, yaitu pada
literasi atas grafik itu sendiri.

2. Tes Formatif
Pilhlah satu jawaban yang benar dari lima pilihan jawaban yang diberikan
pada setiap soal berikut:

1. Selidikilah pernyataan-pernyataan berikut bernilai benar atau salah,


kemudian berikan argumentasi yang benar!
1. Setiap Bilangan Cacah adalah anggota himpunan bilangan Asli
2. Setiap Bilangan Bulat adalah anggota himpunan bilangan Rasional
3. Setiap Bilangan Real adalah anggota himpunan bilangan Irasional
4. Setiap Bilangan Irasional adalah anggota himpunan bilangan Komplek

A. (i) Salah, karena anggota Bilangan Asli anggota himpunan bilangan


Rasional.
B. (i) dan (iii) salah, karena Bilangan Cacah anggota himpunan bilangan
Irasional.
C. (ii) benar karena Bilangan Bulat tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
a
dengan a dan b anggota himpunan bilangan Bulat b0.
dan
b
D. (iv) benar karena semua bilangan Irasional dapat dinyatakan dalam
bentuk
a dengan a dan b anggota himpunan bulat dan
i ib

1 .
E. (ii) dan (iii) salah karena Bilangan Bulat dan Bilangan Irasional adalah
anggota himpunan bilangan Komplek.

2. Pilihlah pernyataan yang bernilai benar berikut ini:


A. Banyaknya aggota himpunan bilangan bulat sama dengan banyaknya
anggota himpunan bilangan asli.
B. Banyaknya anggota himpunan bulat lebih besar daripada banyaknya
anggota himpunan bilangan asli.
C. Banyaknya anggota himpunan bulat lebih kecil daripada banyaknya
anggota himpunan bilangan asli.
D. Banyaknya anggota himpunan bilangan bulat positif lebih besar
daripada banyaknya anggota himpunan bilangan asli.
E. Banyaknya anggota himpunan bilangan bulat negatif lebih kecil
daripada banyakya anggota himpunan bilangan asli.
3
3. Seorang siswa mengalami kesulitan dalam membandingkan pecahan
4
5
dan manakah yang nilainya lebih besar. Pilihlah kemungkinan bantuan
6
yang bisa diberikan guru dengan argumentasi yang tepat untuk membantu
mengatasi masalah tersebut!
A. Guru mengatakan bandingkan saja penyebut kedua pecahan tersebut,
semakin besar penyebutnya nilai pecahannya akan semakin kecil.
B. Guru mengatakan bandingkan saja pembilangnya, semakin besar
pembilangnya nilai pecahannya akan semakin besar.
C. Guru mengatakan bahwa kedua pecahan tersebut bernilai sama karena
dua bilangan yang berselisih satu jika dibagi nilainya sama.
D. Guru mengatakan bahwa untuk membandingkannya bisa menggunakan
Garis Bilangan, dan untuk menentukan posisi keduanya paa garis
bilangan, pembilangnya dijadikan sebagai acuan.
E. Guru mengatakan untuk membandingkan kedua pecahan tersebut
dapat dilakukan dengan menyamakan penyebut kedua pecahan,
kemudian membandingkan nilai pembilanya.

4. Guru Aini memberikan soal kepada siswanya untuk menjumlahkan dua


bilangan bulat 73 dan 48. Berdasarkan beberapa cara yang dilakukan siswa,
manakah yang menunjukkan bahwa siswa menggunakan “Number Sense”
dalam menyelesaikan masalah tersebut?
A. Siswa menggunakan teknik membulatkan angka 48 menjadi 50 sehingga
diperoleh 123 kemudian mengurangkan dengan angka 2 sehingga
menjadi 121
73
B. Siswa menggunakan teknik penjumlahan bersusun 48 
121

C. Siswa menggunakan teknik membilang satu persatu


D. Siswa menggunakan teknik menguraikan ke dalam bentuk puluhan dan
satuan
E. Siswa menggunakan teknik penjumlahan bersusun dengan mengurai
menjadi puluhan dan satuan.

5. Berapakah banyaknya bilangan rasional yang terdapat antara 1 dan 2?


A. Satu saja, 1
2
yaitu
B. Delapan, yaitu
1
, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1
2 3 4 5 6 7 8 9

C. Sembilan, yaitu
, , , , , , , ,
1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10

D. Tidak ada bilangan rasional antara 1dan 2


E. Tidak terhingga banyaknya bilangan rasional antara 1 dan 2
6. Tentukanlah koordinat bayangan dari segitiga PQR dengan P(6,4), Q(-3,1),
R(2,-2) yang didilatasikan dengan pusat (-2,3) dan skala 4!
A. P’(30,7) Q’(-6,-5) dan R’(10,-12)
B. P’(30,7) Q’(-5,-6) dan R’(14,-17)
C. P’(7,24) Q’(-5,-6) dan R’(14,8)
D. P’(7,24) Q’(-6,-5) dan R’(7,30)
E. P’(30,7) Q’(-6,-5) dan R’(14,8)

7. Perhatikan gambar berikut, manakah pernyataan yang benar berdasarkan


ilustrasi gambar tersebut?

B'

A'
C'

B 2

-5 5 10

A
-2 C

A. Segitiga ABC dicerminkan terhadap garis y  2

B. Segitiga ABC dirotasikan dengan sudut rotasi 450


C. Segitiga ABC ditranslasikan dengan T(1,5)
D. Segitiga ABC dicerminkan terhadap garis
x1
E. Segitiga ABC ditranslasikan dengan T(7,5)
8. Perhatikanlah gambar di bawah ini!

(1,-1)

-2

-4

Pada gambar tersebut titik (1,-1)pada koordinat Paralel dimensi 2


merepresentasikan dualitas dari garis:
A. Garis y  3x  4 , dengan d = 4
B. Garis
y  3x  dengan d = 4
4
C. Garis
y  4x  3 dengan d = 4
D. Garis
y  3x  4 dengan d =4
E. Garis
y  3x  4 dengan d = 4

9. Perhatikan gambar berikut:


4

m
n

-2

Berdasarkan gambar tersebut, manakah pernyataan yang benar berikut ini?


A. Dualitas h dan g saling tegak lurus dan n dan m saling tegak lurus
B. Dualitas h dan g saling sejajar dan n dan m saling sejajar
C. Dualitas h dan g saling tegak lurus sedangkan n dan m sejajar
D. Dualitas h dan g saling sejajar sedangkan n dan m tegak lurus
E. Dualitas h dan m saling sejajar dan g dan n saling sejajar

10. Dua orang tukang potong rumput dapat memotong rumput pada sebuah
lapangan sepak bola selama 12 hari. Berapa banyaknya tukang yang
diperlukan untuk memotong rumput tersebut dalam waktu 3 hari?
A. 18
B. 8
C. 24
D. 4
E. 15

11. Jarak antara Kota Yogyakarta dan Magelang dapat ditempuh sebuah mobil
dengan kecepatan 60 km/jam dalam waktu 45 menit. Berapa lama waktu
tempuh jarak tersebut oleh sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan 80
km/jam?
A. 33 menit
B. 33,25 menit
C. 33,50 menit
D. 33, 75 menit
E. 34

12. Sebuah restoran Pizza menawarkan empat varian paket pizza dengan
ketebalan roti yang sama sebagai berikut: Paket A diameter pizza 20cm
harganya Rp. 40.000, 00; paket B diameter pizza 30cm harganya Rp. 50.000,
00; paket C diameter pizza 40cm harganya Rp. 60.000, 00; dan paket D
diameter pizza 45cm dengan harga Rp. 65.000, 00. Paket manakah yang
memberkan harga paling murah?
A. Paket A
B. Paket B
C. Paket C
D. Paket D
E. Semua paket sama murahnya

13. Suatu hari, sejumlah kucing ditanya pendapatnya tentang makanan favorit
mereka, kemudian hasilnya disajikan dalam grafik di bawah ini. Jika
asumsinya setiap kucing memberikan jawaban tunggal, berapa persenkah
kucing yang menjawab bahwa makanan favoritnya adalah daging?

A. 10.7%
B. 11%
C. 18%
D. 19.6%
E. 32.14%
14. Perhatikan gambar grafik berikut ini:

Kedua grafik tersebut adalah grafik yang menyatakan banyaknya lulusan


yang dihasilkan dari sebuah lembaga belajar per tahun sejak tahun 1999
hingga tahun 2003. Pernyataan berikut ini benar KECUALI:
A. Grafik (a) dan (b) berasal dari data yang sama
B. Grafik (a) dan (b) sama-sama menunjukkan tren penurunan jumlah
lulusan
C. Grafik (a) dan (b) menggunakan ukuran skala yang berbeda pada
sumbu vertikal
D. Grafik (a) dan (b) dibuat untuk menyampaikan pesan yang berbeda
E. Grafik (a) dan (b) memiliki kecenderungan penurunan jumlah lulusan
yang berbeda

15. Perhatikan kasus-kasus berikut ini:


(a) Total populasi setiap provinsi di Indonesia
(b) Market share produk handphone di Indonesia
(c) Tinggi badan siswa di sebuah sekolah
(d) Banyaknya wisatawan asing yang berkunjung tiap bulan selama
setahun
(e) Hubungan antara usia dan waktu yang dihabiskan untuk menonton TV
Manakah pernyataan yang benar berdasarkan kasus-kasus tersebut?
A. Diagram lingkaran tepat digunakan untuk merepresentasikan kasus (a) dan (b)
B. Histogram atau box plot tepat digunakan untuk merepresentasikan kasus (c)
C. Diagram pencar tepat digunakan untuk merepresentasikan kasus (d) dan (e)
D. Diagram garis tidak tepat digunakan untuk merepresentasikan kasus (a) dan (c)
E. Diagram pencar tepat digunakan untukmerepresentasikan kasus (b) dan (e)

3. Refleksi
Setelah Saudara mempelajari modul ini, lakukanlah refleksi dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
- apa yang sudah dipahami
- apa yang belum dipahami
- mengapa belum dipahami
- apa yang harus dilakukan agar menjadi paham
- apa yang disukai/menarik tetapi penting
- apa yang disukai/menarik tetapi tidak penting
- apa yang ingin diketahui lebih lanjut

4. Sumber Rujukan
Benjamin, C. (2018). How To Describe Charts, Graphs, And Diagrams In The
Presentation. Retrieve from:
https://preply.com/en/blog/2018/08/17/charts-graphs-and-diagrams-in-
the-presentation/ pada 12 Maret 2020.
Brickwedde, J. (2011). “Transitioning from Additive to Multiplicative Thinking:
A Design and Teaching Experiment with third Through Fifth Graders”.
Doctoral dissertation, University of Minnesota.
Clements, D. H. (1999). Subitizing: What is it? Why teach it? (Teaching
Children Mathematics). Reston VA: NCTM.
Cordel, B., & Mason, R. (2000). “Proportional reasoning. (Algebraic thinking
series). Fresno, CA: Aims Education Foundation Curriculum &
Connections: Big Ideas and Questioning K–12: Proportional Reasoning”.
Faz, A H. (2017). Matematika Detik: Inspirasi, Fondasi, dan Garis Besar.
Aksarra: Surakarta.
Fosnot, C.T., & Dolk, M.(2001). Young mathematicians at work: Constructing
multiplication and division. Portsmouth, NH: Heinemann
Gersten, R.M., & Chard, D.J. (1999). Number Sense: Rethinking arithmetic
instruction for students with mathematics disabilities. The journal of
special education 33(1), 18-28.
Gravemeijer, K. 1994. Developing Realistic Mathematics Education. Ultrecht:
Freudenthal Institute.
Irianto, Agus. (2012). Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan
Pengembangannya. Jakarta: Kencana
Inselberg, A., & Dimsdale, B. (1990). Parallel Coordinates: A Tool for
Visualizing Multi-dimensional Geometry. In Proceedings of IEEE
Visualization, 4, 361-378.
Isenberg, A. 2009. Parallel Coordinates: Visual Multidimensional Geometry
and its Applications. London: Springer.
Lamon, S. (2005). Teaching fractions and ratios for understanding: Essential
content knowledge and instructional strategies for teachers. Mahwah, NJ:
Erlbaum.
Lamon, S. (1996). “The development of unitizing: Its role in children’s
partitioning strategies.” Journal for Research in Mathematics Education,
27(2), 170–193.
Muhid, Abdul. (2012). Analisis Statistik. Sidoarjo: Zifatama
National Research Council. (2001). Adding it up: Helping children learn
mathematics. In J. Kilpatrick, J. Swafford, & F. Bradford (Eds.),
Mathematics Learning Study. Center for Education, Division of
Behavioraland Social Sciences and Education. Washington, DC: National
Academy Press.
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics.
Nurhasanah, F. 2017. Mathematical Abstraction of Pre-Service Mathematics
Teachers in Learning Non-Conventional Mathematics Concepts.
Dissertation: Universitas Pendidikan Indonesia.
Polya, G. (1973). How to Solve it. Princeton: New York.
Riduwan. (2015). Dasar-Dasar Statistika. Bandung:Alfabeta.
Saefuddin, Asep, dkk. (2010). Statistik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia
Skemp, RR. (1971). The Psychology of Learning Mathematics.
Small, M. (2008). Making math meaningful to Canadian students, K–8.
Toronto, ON: Nelson Education.
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2016). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supardi. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Jakarta: Change
Publication.
Tall, D. (2002). Advanced Mathematical Thinking. Kluwer Academic Publisher:
New York.
Van de Walle, J. A., Karp, K., Williams, J.M. (2012). Elementary and Middle
School Mathematics: Teaching Developmentally. Pearson: Columbus.
Van de Walle, J. (2001). Elementary and Middle School Mathematics:
Teaching Developmentally, Fourth Edition. New York: Addison Wesley
Longman.
Van de Walle, J., & Lovin, L.A. (2006). Teaching student-centered mathematics:
Grades 5-8. Boston, MA: Allyn & Bacon.
http://ukurandansatuan.com/cara-menghitung-nilai-menggunakan-perbandin
gan-berbalik-nilai.html/
https://systems.jhu.edu/research/public-health/ncov/
https://hasanahworld.wordpress.com/2008/05/27/ pembagian-dengan-nol/
http://youngmathematicians.edc.org
https://toytheater.com/geoboard/
http://eater.com/geoboard/
Kunci Jawaban Soal Latihan
1. D
2. A
3. E
4. A
5. E
6. B
7. E
8. A
9. B
10. B
11. D
12. D
13. D
14. E
15. B
MODUL SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR 4

ILMU PENGETAHUAN
ALAM

KB 4 PGSD IPA 233


MODUL
SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR 4
ILMU PENGETAHUAN ALAM

Penulis:
Dr. Pujianto
Dr. Idam Ragil Widianto Atmojo, S.Pd., M.Si.

Penelaah:
Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd.
Tunjungsari Sekaringtyas, M.Pd.
Lucia Madiah Yuni, S.Pd.
Diannita Ayu Kurniasih, S.Pd.SD.

Copyright © 2020
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

KB 4 PGSD IPA 234


DAFTAR HADIR
A. Pendahuluan..........................................................................................................236
1. Deskripsi Singkat................................................................................................236
2. Manual prosedur penggunaan Modul Advanced Material.................................236
B. Inti..........................................................................................................................237
1. Capaian pembelajaran........................................................................................237
2. Petunjuk belajar (aktivitas pengalaman belajar)................................................238
C. Advanced material.................................................................................................239
1. Air Bersih dan Perannya dalam Kehidupan........................................................241
2. Bagaimanakah medan listrik di sekitar muatan listrik?......................................248
3. Bagaimanakah cara untuk membuat suatu benda supaya dapat bermuatan
listrik?.........................................................................................................................249
4. Hukum I Kirchhoff...............................................................................................260
5. Hukum II Kirchhoff..............................................................................................261
6. Makanan Sehat dan Gizi Seimbang....................................................................272
7. Lingkungan Sehat dan Bahaya Plastik Bagi Lingkungan......................................280
8. Sistem Metabolisme Tubuh Manusia.................................................................283
D. Telaah kasus...........................................................................................................301
1. Kasus Pertama....................................................................................................301
2. Kasus Kedua.......................................................................................................302
3. Kasus ketiga........................................................................................................302
4. Kasus Keempat...................................................................................................303
5. Kasus Kelima.......................................................................................................304
6. Kasus Keenam....................................................................................................305
E. Penutup..................................................................................................................305
1. Rangkuman........................................................................................................305
2. Tes formatif........................................................................................................307
3. Refleksi...............................................................................................................313
4. Rujukan..............................................................................................................314
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Advanced material IPA ini merupakan pengembangan modul
pendalaman materi IPA SD untuk PPG yang terdiri atas 4 Kegiatan Belajar
(KB) yaitu; 1) Metode Ilmiah, Materi dan Perubahannya; 2) Gaya dan
Energi; 3) sistem organ dan fisiologi manusia; 4) bumi dan alam semesta.
Berdasarkan 4 KB tersebut dibuat Advanced material IPA SD yang terdiri
atas mekanika, Kelistrikan dan metabolisme pada tubuh manusia.
Advanced material tentang konsep mekanika memperdalam dan
mengembangkan materi yang berhubungan dengan konsep gaya, energi,
pesawat sederhana dan tekanan. Adapun materi kelistrikan mengkaji
gejala kelistrikan (listrik statis) maupun listrik dinamis. Advanced material
tentang konsep metabolisme pada tubuh manusia memperdalam dan
mengembangkan materi yang berhubungan dengan sistem organ dan
proses fisiologis pencernaan, pernapasan dan peredaran darah pada
manusia.
2. Manual prosedur penggunaan Modul Advanced Material
Modul Advanced material IPA ini dapat digunakan melalui tahapan
berikut.
a. Peserta memilih salah satu topik aktual yang sedang berkembang di
lingkungannya terkait dengan materi mekanika, kelistrikan dan
metabolisme pada tubuh manusia
b. Peserta mengidentifikasi masalah utama sebagai bagian topik aktual
untuk dikembangkan ke bentuk aktivitas dalam proses pembelajaran
c. Peserta menentukan bentuk aktivitas penyelidikan akan dilaksanakan
secara individu atau berkelompok
d. Peserta mampu menentukan indikator ketercapaian setiap tahapan
kegiatan penyelidikan
e. Peserta mampu mengembangkan penilaian untuk mengukur
ketercapaian setiap indikator dan membuat refleksi berdasarkan hasil
ketercapaian dan kedala selama proses pembelajaran.

B. Inti
1. Capaian pembelajaran :
Peserta diharapkan mampu menguasai teori dan aplikasi mencakup
muatan materi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terdiri atas
Metode Ilmiah, Materi Perubahannya, Gaya dan Energi, Makhluk Hidup
dan Proses Kehidupan, Bumi dan Alam Semesta.
Sub Capaian pembelajaran :
a. Menguasai materi gaya, energi dan perubahannya tingkat lanjut serta
aplikasinya
Indikator:
1) Menguasai konsep tekanan dan penerapannya dalam prinsip
Hukum Archimedes
2) Menguasai konsep tekanan dan penerapannya dalam Hukum
Pascal
3) Menganalisis dan menentukan masa jenis benda padat dan cair
menggunakan prinsip tekanan hidrostatik
4) Menganalisis besaran-besaran yang telibat pada gerak suatu
benda menurut Hukum Newton
b. Menguasai materi gejala kelistrikan yang meliputi listrik statis dan
listrik dinamis.
Indikator:
1) Menganalisis dan mengidentifikasi jenis-jenis muatan listrik pada
gejala kelistrikan
2) Menganalisis dan menentukan besaran kelistrikan dalam suatu
rangkaian listrik tertutup
3) Menganalisis dan menentukan besarnya energi yang diperlukan
oleh alat listrik
4) Menganalisis dan menentukan besaran-besaran pada peristiwa
induksi elektromagnetik
c. Menganalisis keterkaitan antara materi sistem organ, mekanisme
proses pernapasan, pencernaan dan peredaran darah pada manusia
tingkat lanjut dan aplikasinya
Indikator:
1) Mampu menganalisis pentingnya air bersih dan air minum dan
manfaatnya untuk kegiatan atau keberlangsungan kehidupan
manusia sehari-hari
2) Menganalisis materi sistem respirasi pada manusia
3) Mendeskripsikan proses sistem respirasi manusia dan cara
membuktikannya
4) Mengidentifikasi Keterampilan Proses IPA (sciencse process skills)
yang dikembangkan kepada peserta dalam pembelajaran
5) Menghubungkan antara sistem respirasi, pernapasan dan
peredaran darah pada manusia
6) Mendeskripsikan proses metabolisme pada tubuh manusia
7) Mampu membedakan antara proses anabolisme dan katabolisme
pada manusia
8) Menganalisis kerja enzim yang terjadi pada tubuh manusia
2. Petunjuk belajar (aktivitas pengalaman belajar)
a. Peserta mengamati fenomena/masalah topik aktual yang sedang
berkembang di lingkungannya melalui berbagai sumber belajar
offline dan online terkait dengan materi mekanika dan metabolisme
b. Peserta menggali berbagai potensi pertanyaan yang muncul dari
masalah utama untuk digunakan sebagai tahap awal kegiatan
penyelidikan
c. Peserta merancang aktivitas penyelidikan dengan memanfaatkan
ketersedian sumber belajar yang ada di lingkungannya
d. Peserta melakukan simulasi bagaimana cara pemerolehan atau
pengumpulan data dan cara menganalisisnya selama proses
penyelidikan
e. Peserta mampu mendeskripsikan temuan dan menginterpretasikan
hasil analisisnya (gambar, grafik, tabel) dengan dukungan konsep
yang tepat

C. Advanced material
Garis besar materi dalam modul ini dapat digambarkan pada jejaring
tema sebagai berikut.

KB 4 PGSD IPA 239


Setiap hari kita dianjurkan untuk makan dengan gizi seimbang dan
mengkonsumsi air mineral sebanyak 2 liter (8 gelas) per hari. Air minum
penting bagi tubuh, selain menjaga kadar cairan dalam tubuh agar tidak
mengalami gangguan pada fungsi pencernaan dan penyerapan makanan,
sirkulasi, ginjal, air juga penting dalam mempertahankan suhu tubuh yang
normal. Jika kita kurang mengonsumsi air mineral akan mengakibatkan
darah semakin mengental, sehingga alirannya pun tidak lancar.
Akibatnya, tekanan darah menjadi semakin tinggi. Selain itu olah raga
secara teratur juga dapat menjaga kesehatan tubuh. Orang yang sering
melakukan aktivitas olahraga akan dapat mempertahankan kesehatan
tubuhnya mulai dari kesehatan jantung, memperlancar aliran darah ke
seluruh tubuh, mengatur keseimbangan sistem imun di dalam tubuh, dan
meningkatkan daya tahan tubuh.
Minum air sebanyak 2 liter atau 8 gelas per hari dapat memenuhi
kebutuhan hidrasi tubuh. Hidrasi merupakan keseimbangan cairan dalam
tubuh yang merupakan syarat penting untuk menjaga fungsi metabolisme
sel tubuh tetap berjalan. Jika tubuh mengalami kekurangan cairan kondisi ini
disebut juga dengan dehidrasi. Dehidrasi dapat mempengaruhi kinerja fisik
dan psikis serta menyebabkan tubuh menjadi mudah lelah, bahkan bisa
menyebabkan sakit kepala dan kejang pada otot.

“Apakah setiap manusia dengan perbedaan usia masing-masing


perlu mengkonsumsi air dengan jumlah yang sama? Buatlah analisis
faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi berapa banyak jumlah
air yang
harus kita konsumsi setiap harinya?”

Berapakah denyut nadi yang baik sebagai rujukan bahwa jantung


kita dalam kondisi sehat ketika keadaan istirahat dan setelah menjalankan
aktivitas?

Bagaimanakah rancangan kegiatan pembelajaran mengenai


cara untuk menghitung perbedaan denyut nadi saat istirahat dan

KB 4 PGSD IPA 240


setelah
berkativitas kepada peserta didik?

KB 4 PGSD IPA 241


Memiliki pola hidup yang sehat seperti rutin berolahraga,
mengkonsumsi air paling tidak 8 gelas per hari, mengkonsumsi makanan
yang bergizi dan seimbang merupakan rangkaian upaya untuk menjaga
tubuh agar sehat jasmani dan rohani. Selain itu merupakan wujud rasa
syukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan karena dapat melangsungkan
kehidupan dengan sehat dan seimbang. Tubuh kita membutuhkan makanan
yang sehat dan bergizi, makanan bergizi tidaklah selalu makanan yang
mahal. Makanan sehat dan bergizi yaitu makanan yang memenuhi
persyaratan seperti, bersih (higienis), memiliki kandungan gizi yang baik dan
seimbang serta mengandung karbohidrat, protein, lemak dan vitamin.
Bagaimanakah dengan makanan yang kita makan sehari-hari? Apakah sudah
dapat dikatakan makanan yang sehat dan mengandung gizi seimbang?
Bagaimana Saudara mengajarkan cara menguji dan
mengetahui kandungan karbohidrat, protein, lemak dan vitamin C
dalam bahan makanan? Rancanglah suatu kegiatan untuk
penyelidikan tentang
kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin pada beberapa
jenis bahan makanan!

1. Air Bersih dan Perannya dalam Kehidupan


Ketersediaan air bersih yang memenuhi syarat kelayakan untuk
dikonsumsi harus dijaga kelestariannya. Keberadaan sumur resapan,
lahan hijau di sekitar pemukiman padat penduduk, sarana pengelolaan
limbah cair dan padat merupakan beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menjaga ketersediaan sumber air bersih. Bagaimana ketersediaan
air bersih di sekitar kita? Apakah setiap daerah telah memiliki sumber-
sumber air bersih yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat?
Apabila di sekitar tempat tinggal Saudara tidak tersedia air bersih, apa
yang sebaiknya Saudara lakukan?
Bagaimana peran saudara mengajarkan teknik penjernihan
air apabila ketersediaan air bersih di sekitar sekolah sangat terbatas
dan
hanya tersedia air yang keruh?
Apa saja syarat yang harus dipenuhi agar air layak untuk
dikonsumsi?
Bagaimana Saudara mengajarkan cara membuat biopori
agar ketersediaan air di lingkungan tetap terjaga?

Ilustrasi gambar berikut menunjukkan daur atau siklus air. Ada 3


siklus air yaitu: siklus kecil (siklus hidrologi pendek), siklus sedang, dan
siklus panjang (siklus besar). Tahukah Saudara hal-hal apa sajakah yang
membedakan tiga siklus tersebut? Perhatikan Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Mekanisme proses siklus air


Sumber : https://ilmudasar.id

Siklus hidrologi pendek terjadi ketika panas matahari dan angin


menyebabkan air laut mengalami penguapan. Adanya pengaruh suhu dan
tekanan di lingkungan menyebabkan timbulnya kondensasi yang memicu
terbentuknya titik-titik air sebagai awan. Awan tertiup angin sampai di
ketinggian tertentu dan mencapai titik jenuh dan turun sebagai hujan di
atas permukaan air laut.
Pada siklus air sedang, air laut mengalami penguapan, kemudian
terjadi kondensasi dan terbentuk awan. Awan tertiup angin dan terbawa
ke daratan sehingga terjadi hujan di daratan. Air hujan akan meresap ke
tanah, sebagian mengalir ke permukaan, dan akhirnya menuju laut.
Siklus panjang terjadi apabila air laut mengalami penguapan,
kemudia kondensasi membentuk awan. Awan ini tertiup angin sehingga
terbawa ke daratan sehingga terjadi hujan salju (hujan es). Salju atau es
ini mengendap di permukaan tanah dan mulai mencair di musim semi. Air
ini meresap ke dalam tanah, sebagian mengalir ke permukaan tanah dan
akhirnya menuju ke laut.
Ketersediaan air yang melimpah sangat banyak manfaatnya untuk
keperluan hidup manusia. Kebutuhan air untuk sarana transportasi,
konsumsi, dan dapat juga digunakan untuk salah satu sumber energi
berbentuk pembangkit listrik tenaga air. Pada beberapa air terjun atau
aliran sungai yang cukup deras dapat dikembangkan menjadi sumber
energi listrik mikrohidro. Pada dasarnya mikrohidro memiliki tiga
komponen utama yaitu air sebagai sumber energi, turbin dan generator.
Energi mikrohidro memanfaatkan perbedaan ketinggian aliran air.
Dengan kata lain, prinsip kerja mikrohidro memanfaatkan energi
potensial. Bagaimana listrik dapat sampai ke rumah-rumah penduduk?
Bahan-bahan apa saja yang dapat dialiri arus listrik? Apakah arus listrik
identik dengan petir?
Pada dasarnya peristiwa timbulnya petir telah diamati oleh
manusia sejak jaman dahulu. Orang-orang pada waktu itu belum
mengetahui penyebab terjadinya petir dan hanya menandai bahwa
peristiwa itu terjadi saat akan turun hujan atau ketika dan setelah
terjadinya hujan. Mereka menganggap bahwa petir merupakan
perwujudan dewa yang sedang murka sehingga membuatnya takut.
Pada saat ini kita telah memahami mengapa petir dapat terjadi
sehingga tidak berasumsi bahwa petir merupakan perwujudan dewa atau
makhluk gaib yang menyeramkan. Peristiwa petir terjadi karena adanya
akumulasi muatan di awan. Hal ini yang membuat kita tidak takut akan
petir tetapi lebih pada tindakan untuk mewaspadai dan mencegah agar
tidak terkena percikannya.
Bagaimana pandangan orang Yunani kuno tentang petir? Orang-
orang Yunani kuno telah mengetahui fenomena keanehan pada amber
(amber merupakan sejenis bahan damar) ketika digosokkan dengan bulu-
bulu binatang sejak awal 600 tahun sebelum masehi. Amber yang digosok
dengan bulu-bulu binatang tersebut dapat menarik rambut kering.
Fenomena serupa dapat ditemukan ketika mengenakan baju yang
terbuat dari kain poliester atau wol dan didekatkan dengan rambut
sehingga ujung-ujung rambut akan tertarik ke arah kain tersebut. Apabila
kejadian tersebut berada di ruang yang gelap maka akan terlihat percikan
bunga api listrik dan terdengar bunyi percikannya. Pada tahun 1752
Benyamin Franklin berhasil menunjukkan bahwa gejala-gejala tersebut
merupakan fenomena yang sama dengan peristiwa terjadinya kilatan
petir. Meskipun demikian, diperlukan waktu yang sangat lama untuk
mewujudkan gejala kemiripan tersebut.
Pada masa ini kita telah banyak belajar tentang bahan-bahan yang
bermuatan listrik. Kita juga telah memahami kaitannya dengan fenomena
kilat/petir yang tampak di langit. Proses yang menunjukkan adanya
perpindahan elektron sebagai hasil proses kontak antara dua jenis bahan
yang berbeda disebut sebagai pengisian muatan triboelektrik. Berikut
disajikan daftar urutan bahan triboelektrik berdasarkan tingkatan jenis
muatan, mulai bahan yang mengandung muatan paling positif sampai
bahan yang mengandung muatan paling negatif:
Tabel 1 Urutan sifat triboelektrik berbagai jenis bahan/benda
( Sumber: http://www.siliconfareast.com/tribo_series.htm.)

Sangat positif (+)

Udara
Kulit (tangan manusia)
Asbes
Bulu kelinci +++
Kaca
Rambut manusia
Mika
Nilon
Wol
Bulu kucing
+
Sutra
Aluminium
Kertas
Kapas
Baja
Kayu
Amber/damar -
Balon karet
Nikel
Tembaga
Perak
Kuningan
Karet sintetis ---
Emas
Poliester
Teflon
Sangat negatif (-)

Benda-benda di sekitar kita tersusun atas atom-atom. Atom


merupakan partikel yang sangat kecil dan sulit untuk diamati tanpa
menggunakan bantuan alat. Setiap atom terdiri atas elektron-elektron
yang mengelilingi intinya seperti terlihat pada Gambar 2. Inti atom terdiri
atas proton dan netron.

Gambar 2. Elektron yang bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti


yang terdiri atas netron dan proton
( Sumber: red.msscience.com)

Oleh karena suatu atom memiliki proton dan elektron dalam


jumlah yang sama maka atom juga memiliki jumlah muatan negatif yang
sama dengan jumlah muatan positif. Sebuah benda yang memiliki jumlah
muatan positif dan negatif yang sama dikatakan sebagai benda yang
bermuatan listrik netral. Apabila suatu atom mendapatkan tambahan
atau kehilangan elektron maka dikatakan bermuatan listrik. Jadi suatu
benda akan bermuatan listrik apabila jumlah muatan positif dan negatif
dalam benda tersebut tidak sama.
Jenis muatan listrik (positif dan negatif) suatu benda/bahan dapat
dijelaskan dengan gejala yang ditunjukkan oleh masing-masing muatan
tersebut yang terkandung di dalam suatu bahan tersebut. Bagaimanakah
ciri atau cara untuk menandai suatu muatan dalam bahan termasuk ke
jenis muatan positif dan muatan negatif?
Bagaimana Saudara mengajarkan kepada peserta didik untuk
membuat model alat pendeteksi ada tidaknya muatan listrik pada
permukaan benda dengan memanfaatkan barang-barang daur ulang di
sekitar kita?
Gaya-gaya yang bekerja pada benda-benda bermuatan listrik
dapat berupa gaya tarik-menarik atau gaya tolak-menolak. Berdasarkan
Gambar 3. Jika dua buah benda bermuatan listrik sejenis saling
didekatkan maka akan timbul gaya yang arahnya saling menjauhi satu
sama lainnya. Sebaliknya, jika sebuah benda yang bermuatan listrik positif
didekatkan pada benda lain yang bermuatan listrik negatif maka akan
saling tarik-menarik. Dengan kata lain, muatan listrik yang sejenis akan
saling menjauhi dan muatan listrik yang tidak sejenis akan saling tarik-
menarik.

(a)

(b)

(c)

Gambar 3. (a) Muatan listrik tidak sejenis saling tarik menarik (b) & (c)
Muatan listrik sejenis saling tolak-menolak
( Sumber: red.msscience.com)

Gaya listrik antar muatan selain dipengaruhi oleh jenis muatan


juga dipengaruhi oleh jarak antarmuatan. Semakin jauh jarak antar obyek
(benda) maka semakin lemah gaya listrik antarmuatan pada obyek
tersebut (Gambar 4).
2. Bagaimanakah medan listrik di sekitar muatan listrik?

(a

Gambar 4. (a) Medan listrik di sekitar muatan positif


(b) Medan listrik di sekitar muatan negatif
( Sumber: red.msscience.com)
(b

Muatan listrik dapat saling memberikan efek gaya listrik meski


tidak saling bersentuhan secara langsung. Medan listrik di sekitar benda
yang memberikan efek gaya listrik terhadap benda lain tidak dapat dilihat
dan hanya mampu diamati hasil/efek gaya listrik tersebut. Berdirinya bulu
kucing akibat didekati balon karet berikut memberikan ilustrasi kejadian
tersebut.

Gambar 5. Balon karet dan bulu kucing saling memberikan gaya listrik
meski tidak saling bersentuhan secara langsu
( Sumber: red.msscience.com)
3. Bagaimanakah cara untuk membuat suatu benda supaya dapat bermuatan
listrik?
Ketika kalian mendekatkan balon karet yang telah digosok ke
dekat bulu kucing, balon tersebut menjadi bermuatan listrik. Setelah
beberapa saat, balon tersebut akan memiliki jumlah proton dan elektron
yang sama (Gambar 5). Balon menjadi bermuatan listrik dikarenakan
terjadi perpindahan muatan listrik dari bulu kucing ke balon karet.
Suatu benda dapat dibuat menjadi benda yang bermuatan listrik
melalui cara induksi dan kontak langsung (sentuhan langsung). Dapatkah
kalian memberikan contoh peristiwa di sekitar kita yang merupakan
contoh kedua cara tersebut?
Renungkan beberapa contoh berikut dan uraikan alasannya
mengapa gejala tersebut dapat terjadi, contoh berikut dapat digunakan
sebagai apersepsi dalam proses pembelajaran.
Contoh 1
Peristiwa menempelnya balon karet pada dinding tembok

( Sumber : red.msscience.com)
Contoh 2
Peristiwa timbulnya sengatan listrik ketika tangan memegang handle
pintu yang terbuat dari logam

( Sumber : red.msscience.com)

Orang-orang di sekitar kita tentu pernah mengingatkan agar


jangan menyentuh peralatan listrik menggunakan tangan dalam keadaan
basah. Akan tetapi, pernahkah Saudara memikirkannya mengapa sangat
berbahaya jika menyentuh peralatan listrik menggunakan tangan yang
basah?
Saudara telah mempelajari jenis-jenis bahan yang dapat dialiri
arus listrik dengan baik atau dapat digunakan sebagai penghantar listrik
yang baik ( disebut sebagai konduktor). Masih ingatkah bahan-bahan apa
sajakah itu? Dengan kata lain, Saudara juga telah mengenal jenis-jenis
bahan yang kurang baik menghantarkan arus listrik (disebut sebagai
isolator).
Pada bahasan tentang muatan listrik, Saudara telah mempelajari
atau merancang bagaimana cara menyelidiki suatu jenis bahan dapat
dialiri arus listrik atau tidak dapat dialiri arus listrik. Ilustrasi Gambar 6
akan mengingatkan Saudara bagaimana prinsip melakukan kegiatan
penyelidikan tersebut:
Gambar 6. Mekanisme tester konduktivitas bahan
( Sumber: red.msscience.com)

Hasil penyelidikan akan membuktikan bahwa bahan jenis logam


(seperti tembaga dan aluminium) dapat dialiri arus listrik, sedangkan jenis
bahan misalnya karet, plastik dan kertas tidak dapat dialiri arus listrik.
Kalian dapat menyelidiki lebih lanjut pada jenis bahan (padat) lainnya.
Dapatkah Saudara merancang eksperimen sederhana
untuk menyelidiki bahan-bahan tersebut?

Apakah kuat alus listrik dapat dialirkan melalui medium zat cair?
Bagaimana caranya untuk melakukan penyelidikan mengenai aliran kuat
arus listrik dalam suatu zat cair? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut, Saudara perhatikan kembali syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar suatu medium dapat menghantarkan kuat arus listrik.
Apabila di rumah tersedia berbagai jenis bahan misalnya garam,
gula, air cuka dan beberapa bahan lainnya maka bahan-bahan tersebut
dapat digunakan untuk menyelidiki apakah kuat arus listrik dapat
dialirkan melalui medium zat cair. Beberapa contoh kegiatan di bawah ini
dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta
didik agar pemahaman terhadap konduktivitas bahan serta kuat arus
listrik semakin meningkat.
Peserta didik diminta untuk membuat suatu tester konduktivitas
zat cair yang terbuat dari sebuah bola lampu (pilih bola lampu yang biasa
digunakan pada senter), batu baterai dan dua buah kabel logam. Kabel
yang telah terhubung dengan kutub positif dan kutub negatif lampu
selanjutnya dicelupkan dalam larutan garam (perhatikan Gambar 7).

Larutan garam

Gambar 7. Rangkaian tester konduktivitas suatu zat cair

Agar pemahaman peserta didik lebih mendalam maka mintalah


untuk menambahkan garam ke dalam larutan garam dan diminta
mengamati nyala lampu. Apa yang terjadi pada nyala lampu? Mengapa
demikian?
Konsep tentang bagaimana kuat arus listrik dapat mengalir telah
Saudara pahami. Perhatikan Gambar 8 di bawah ini! Untuk menyalakan
lampu itu, Saudara harus membuat suatu jalan tidak putus dengan kawat-
kawat, dengan menghubungkan kawat-kawat tersebut dari tiap ujung
baterai ke sisi logam lampu yang berbentuk ulir dan ke ujung logam pada
dasar lampu.

baterai
kabel

Gambar 8. Rangkaian sederhana


( Sumber: red.msscience.com)
Apa yang diperlukan untuk menghasilkan listrik yang dapat
menyalakan lampu atau menghidupkan televisi? Pertama, membutuhkan
kawat penghantar. Kedua, ada sumber listrik/baterai sebagai sumber
gaya gerak listrik untuk membuat elektron di dalam kawat bergerak.
Ketiga, harus menyediakan suatu jalan tidak putus, berupa rangkaian
tertutup untuk elektron-elektron. Sebagai contoh, Gambar 8 adalah
ilustrasi sebuah rangkaian listrik tertutup. Apa yang terjadi apabila salah
satu ujung kabel terlepas dari baterai? Mengapa demikian? Konsep inilah
yang menjadi prinsip utama suatu rangkaian listrik tertutup sederhana.
Sebagai lawan prinsip rangkaian tertutup adalah rangkaian
terbuka. Kejadian berupa terlepasnya salah satu ujung kabel dari
sambungan baterai adalah salah satu contoh rangkaian terbuka. Pada
sebuah rangkaian terbuka tidak ada jalan untuk elektron mengalir, dan
elektron-elektron itu tidak dapat mengalir untuk menyalakan lampu,
menggerakkan dan memutar kipas angin, atau menghidupkan televisi.
Pernahkah Saudara memperhatikan bagaimana seorang tukang
bangunan menempatkan bak penampungan air (tandon air) di suatu
ketinggian tertentu agar alir dapat mengalir melalui saluran pipa air di
bawahnya? Apa yang terjadi apabila tandon air diletakkan di permukaan
tanah dan bukan pada ketinggian tertentu? Untuk memahaminya,
Saudara dapat meminta peserta didik melakukan penyelidikan sederhana
seperti ilustrasi pada Gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9. Ketinggian ember dan diameter selang mempengaruhi
kekuatan pancaran air yang keluar dari selang
( Sumber: red.msscience.com)
Gambar 9. mengilustrasikan bagaimana pancaran aliran air yang
keluar melalui saluran pipa dengan dua kedudukan ember yang berbeda.
Demikian juga diameter saluran air tersebut terhadap kekuatan pancaran
air yang keluar melaluinya saling mempengaruhi. Kedudukan ember pada
ilustrasi gambar di atas merupakan analogi beda potensial listrik,
sedangkan diameter selang (saluran air) adalah analogi hambatan
/resistansi aliran listrik. Jadi, apa yang dimaksud dengan beda potensial
dan resistansi/hambatan listrik? Bagaimana kedua besaran itu saling
mempengaruhi satu sama lain?
Pada abad ke-19 seorang fisikawan Jerman, George Simon Ohm
telah melakukan eksperimen untuk menyelidiki dan mengukur perubahan
beda potensial dalam suatu rangkaian listrik mempengaruhi kuat arus
listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut. Ia menemukan suatu
hubungan yang menarik antara beda potensial listrik, kuat arus dan
resistansi di dalam suatu rangkaian listrik yang kemudian dikenal sebagai
hukum Ohm.
Hukum Ohm sering dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai
berikut:
Beda potensial (R dalam volt) = kuat arus listrik ( I dalam ampere) x
hambatan listrik ( R dalam ohm)
V=IR

Berdasarkan pernyataan hukum Ohm tersebut, ketika beda


potensial di dalam suatu rangkaian listrik meningkat maka kuat arus listrik
dalam rangkaian tersebut pun akan mengalami kenaikan pula. Kondisi ini
sama dengan kekuatan pancaran aliran dalam selang dari ember yang
diletakkan pada suatu kedudukan yang lebih tinggi. Hukum Ohm juga
memperlihatkan bahwa jika tegangan dijaga konstan, resistansi
penghantar yang lebih kecil akan menghasilkan arus yang lebih besar dan
resistansi rangkaian yang lebih besar akan menghasilkan arus yang lebih
kecil. Dengan menggunakan persamaan hukum Ohm, dapat ditentukan
kuat arus dalam ampere jika nilai tegangan dalam volt dan resistansi
dalam ohm diketahui.
Saudara tentu telah melihat contoh penerapan rangkaian listrik
secara seri dan pararel yang digunakan untuk keperluan kita dalam
kehidupan sehari-hari. Ketika mematikan saklar lampu belajar maka
lampu kamar tetap menyala, begitu pula pada waktu mematikan saklar
lampu di kamar tidur maka lampu di ruang tamu tetap menyala. Mengapa
demikian? Dapatkah Saudara menentukan jenis rangkaian apa yang
digunakan dalam instalasi listrik perumahan.
Sebuah rangkaian seri hanya memiliki satu bagian aliran arus
listrik (tidak mengalami percabangan aliran arus listrik. Apabila aliran arus
dalam sistem rangkaian ini terputus maka kuat arus listrik akan berhenti
mengalir dalam rangkaian sehingga seluruh peralatan yang dirangkai
dalam rangkaian ini tidak dapat berfungsi (mati). Di dalam rangkaian seri
(Gambar 10), seluruh alat listrik terhubung dalam satu rangkaian yang
dialiri kuat arus listrik sama besar. Sebagai dampaknya, kuat arus listrik
yang mengalir pada setiap peralatan listrik sama besar. Namun demikian,
penambahan peralatan listrik dalam rangkaian ini akan menurunkan
besarnya kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian. Hal ini
dikarenakan setiap peralatan listrik tersebut memiliki hambatan atau
resistansi, dan resistansi total dalam suatu rangkaian listrik akan
mengalami kenaikan apabila suatu peralatan listrik ditambahkan dalam
rangkaian tersebut. Sesuai dengan hukum Ohm, apabila beda potensial
listrik tidak mengalami perubahan maka penambahan
hambatan/resistansi listrik akan menurunkan besarnya kuat arus listrik.

Gambar 10. Dua buah lampu yang dirangkai secara seri


( Sumber: red.msscience.com)

Untuk keperluan instalasi listrik di perumahan, perkantoran


maupun sarana umum lainnya maka digunakan pemasangan rangkaian
listrik secara paralel. Rangkaian paralel memungkinkan adanya lebih dari
sebuah titik cabang yang dapat dialiri kuat arus listrik. Oleh karena arus
listrik dialirkan dengan sistem bercabang maka apabila salah satu cabang
terputus (saklar dimatikan), arus listrik akan tetap mengalir melalui
cabang lainnya. Hal inilah yang menyebabkan ketika mematikan salah
satu saklar lampu di kamar tidur akan tetapi lampu di ruangan lainnya
tetap dapat menyala.
Gambar 11 mengilustrasikan dua buah lampu yang dipasang
secara paralel dengan sebuah sumber listrik (dalam hal ini baterai).
Gambar 11. Dua buah lampu yang dirangkai secara paralel
( Sumber: red.msscience.com)

Pada rangkaian paralel besarnya resistansi di setiap cabang


kemungkinan dapat berbeda-beda tergantung dari alat listrik yang
dipasang dalam cabang tersebut. Semakin kecil nilai resistansi dalam
suatu cabang maka semakin besar kuat arus listrik yang mengalir pada
cabang tersebut. Hal inilah yang menyebabkan besarnya kuat arus listrik
yang mengalir dalam suatu cabang pada rangkaian pararel besarnya
berbeda-beda.
Saudara telah memahami konsep-konsep tentang listrik dinamik
dengan baik. Konsep tentang bagaimana arus listrik dapat mengalir, apa
yang dimaksud dengan beda potensial, hubungan antara resistansi, beda
potensial dan kuat arus listrik serta pemahaman beberapa konsep
tentang sifat benda dalam menghantarkan kuat arus listrik.
Selanjutnya, Saudara diharapkan mampu mengembangkan
beberapa perangkat pembelajaran untuk peserta didik dalam upaya
membantunya memahami konsep-konsep listrik dinamis. Beberapa
contoh ide di bawah ini dapat digunakan sebagai gambaran jenis
perangkat pembelajaran apa saja yang mampu dikembangkan, antara
lain:
Contoh 1
Peserta didik diminta melakukan kegiatan eksperimen sederhana untuk
mengilustrasikan beda potensial dan kuat arus listrik menggunakan aliran
air dari suatu wadah di ketinggian tertentu dan dialirkan melalui selang
menuju wadah penampung air. Perangkat pembelajaran yang harus
dikembangkan antara lain berisi kegiatan untuk melengkapi tabel hasil
pengamatan sebagai berikut:

Percobaan Ketinggian Diameter Waktu Rerata aliran


ke- (cm) selang (cm) (sekon) (ml/sekon)

1.
2.
3.
4.
5.

Saudara dapat menyusun sebuah LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik)


yang berupa prosedur kegiatan untuk mendapatkan data di atas.

Gambar A Gambar B
Contoh 2

Saudara dapat merancang suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
melakukan pengujian terhadap beberapa jenis larutan dan kemampuannya dalam
menghantarkan arus listrik. Untuk keperluan tersebut dapat digunakan beberapa
peralatan pendukung antara lain kompas, kabel penghantar, beberapa baterai yang
dirangkai secara seri dan wadah larutan. Adapun sebagai gambaran bentuk
rangkaian yang dapat Saudara kembangkan untuk
mendukung kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut.

Larutan yang diuji


Contoh 3.

Saudara dapat merancang suatu kegiatan pembelajaran untuk


meningkatkan pemahaman peserta didik tentang konsep rangkaian listrik
secara seri dan pararel melalui kegiatan menyusun beberapa baterai, dan
lampu. Peserta didik diminta mengamati dan membandingkan kecerahan
nyala lampu pada setiap jenis rangkaian.

Rangkaian 1
Rangkaian 2

Untuk pengembangan kegiatan penugasan berikutnya susunlah


sebuah rancangan eksperimen sederhana bagi peserta didik untuk
melakukan penyelidikan terhadap kemampuan berbagai jenis buah-
buahan dalam menghantarkan arus listrik! Lengkapi rancangan Saudara
dengan LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik)!
Pemahaman konsep tentang rangkaian listrik akan lebih
mendalam apabila konsep rangkaian bercabang dipahami dengan baik.
Konsep besaran listrik yang terlibat dalam rangkaian bercabang dibahas
lebih mendalam pada hukum Kirchoff, rangkaian hambatan listrik, dan
rangkaian sumber tegangan.
4. Hukum I Kirchhoff
Arus yang melalui suatu titik cabang akan terpecah menjadi
sejumlah cabangnya. Untuk mengetahui besar arus sumber dan arus yang
melalui cabang dapat dilakukan percobaan sederhana seperti di bawah
ini.

1. Buatlah rangkaian seperti Gambar


2. Hidupkan power supply atau hubungkan baterai (E) dengan rangkaian
3. Bacalah besar arus yang terbaca pada masing-masing amperemeter.
(Jika hanya ada 1 amperemeter, dapat digunakan secara bergantian
sebagai A1, A2 atau A3. Kedudukan amperemeter yang dipindah diganti
dengan kabel penghubung.
Apa yang dapat Saudara simpulkan berdasarkan
simulasi percobaan di atas?

Untuk memudahkan dalam melakukan percobaan oleh peserta


didik, peralatan dapat ditempatkan dalam papan kit yang dilengkapi
terminal-terminal untuk amperemeter dan power supply atau baterai.
Berdasarkan hasil percobaan nantinya dapat diperoleh kesimpulan
Jumlah arus listrik yang menuju titik cabang sama dengan jumlah arus
listrik yang meninggalkan titik cabang.

I1 + I2 = I3 + I4 + I5

Σ I masuk = Σ Ikeluar

5. Hukum II Kirchhoff
Pada suatu loop / rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL sama
dengan jumlah aljabar penurunan potensial.
Hukum II Kirchhoff dirumuskan

 E   I.R
I1 = I2 + I3
Loop I
ΣE=ΣIR
E1 – E2 = I1 R1 + I2 R2
Loop II
E2 + E3 = I3 R3 – I2 R2

Beda Tegangan dalam suatu rangkaian listrik adalah


Vab = Σ I R – Σ E
Contoh besar beda tegangan pada rangkaian di atas (Vab)
Vab = –I1 R1 + E1 = I2 R2 + E2 = I3 R3 – E3
Vab lewat rangkaian kiri, tengah, dan kanan adalah sama (harus sama)
Penerapan prinsip di atas dapat diamati pada kasus berikut ini.
Apabila diketahui rangkaian di bawah ini maka besarnya arus dalam
rangkaian dan VAB dapat ditentukan menggunakan prinsip hukum
Kirchoff.

Besar arus yang mengalir pada rangkaian arahnya searah jarum jam

I
 E  (10 - 6 )  0,5 A
R (62)

Besar VAB dapat dicari dengan dua cara, yaitu melalui jaringan atas dan
bawah
VAB melalui jaringan atas
VAB = Σ I R – Σ E
VAB = (0,5)(6) – (10 – 8)
= 1 volt
VAB lewat jaringan bawah
VAB = Σ I R – Σ E
= (–0,5)(2) – (6 – 8) = –1 + 2 = 1 volt
Pemahaman tentang bentuk rangkaian listrik juga diperlukan pada
penyelesaian kasus yang berkaitan dengan rangkaian hambatan.
Rangkaian hambatan listrik pada dasarnya ada dua, yaitu rangkaian
hambatan secara seri dan paralel. Percobaan rangkaian hambatan seri
dan paralel dapat menggunakan peralatan ohmmeter (multimeter) dan
hambatan keramik atau hambatan lainnya. Untuk memudahkan
percobaan bagi peserta didik, hambatan dapat dirangkai dalam papan,
sehingga peserta didik hanya cukup mengukur menggunakan alat
ohmmeter.

Rangkaian hambatan seri


Besar hambatan pengganti seri (Rs) adalah

Rs = R1 + R2 + R3

Rs = Σ R

Rangkaian hambatan paralel

Besar hambatan pengganti parallel (Rp) adalah

1 1 1 1
  
Rp R1 R2 R3

1 1

Dalam papan Rp R

Catatan : pengukuran hambatan dengan ohmmeter harus tanpa arus


mengalir.
Untuk melindungi alat ukur listrik dari kerusakan, peserta didik
diharapkan sudah terampil menggunakan alat ukur listrik. Untuk hal itu,
sebelum melakukan percobaan yang menggunakan alat ukur listrik,
terlebih dahulu peserta didik dilatih menggunakan alat ukur listrik.
Sebelum sumber arus dijalankan atau dihidupkan, Saudara terlebih
dahulu mengecek. Apalagi menggunakan sumber listrik 220 volt, peserta
didik harus hati-hati demi keselamatan kerja selama pelaksanaan
pembelajaran.
Saudara telah memahami konsep tentang muatan listrik, jenis-
jenis rangkaian listrik dan beberapa konsep kelistrikan lainnya pada bab
sebelumnya. Pada aktivitas sehari-hari, tentunya banyak hal dan
pengalaman yang telah didapatkan dalam memanfaatkan listrik. Setiap
waktu kita dapat menghidupkan kipas angin, lampu, radio, televisi,
kendaraan bermotor, atau menyalakan lampu senter, ini semua
memanfaatkan listrik. Bagaimana listrik dapat mengalir?
Saudara tentunya pernah
mengalami bahwa setelah lampu
senter digunakan dalam waktu
yang lama nyala lampu senter
tersebut menjadi lebih redup.
Pada kesempatan lain, tentunya
juga pernah mengalami bahwa
sebuah radio tiba-tiba tidak dapat
bersuara setelah dinyalakan
selama beberapa saat, bahkan
sebuah radio suaranya melambat
setelah dipakai untuk memainkan
musik selama selang waktu tertentu.
Saat mengalami kejadian-kejadian Gambar 12. Bagian-bagian sebuah
sel kering
tersebut mungkin dugaan yang ( Sumber: Glencoe, 1999)
sering muncul adalah baterai yang
ada dalam beberapa jenis peralatan tersebut habis dan harus segera
diganti dengan baterai yang baru.
Beberapa peralatan listrik dapat dihubungkan ke stop-kontak
listrik di dinding atau dapat menggunakan baterai untuk energi yang
dibutuhkan untuk menjalankannya. Dapatkah Saudara menyebutkan
contoh peralatan-peralatan tersebut? Bagaimana baterai memungkinkan
peralatan tersebut bekerja?
Baterai yang selama ini dikenal dan banyak digunakan adalah
baterai sel kering. Bagian-bagian baterai sel kering dapat ditunjukkan
dalam Gambar 12. Wadah atau kemasan seng dari sel kering tersebut
membungkus pasta bahan kimia lembab dengan sebuah batang karbon
padat dipasang di tengah. Batang karbon bekerja sebagai kutub positif
dan wadah seng sebagai kutub negatif.
Sel kering dapat bekerja sebagai sebuah pompa elektron karena
sel tersebut mempunyai beda potensial antara terminal positif dan
negatif. Apakah yang menyebabkan beda potensial ini? Apabila dua kutub
sebuah sel kering dihubungkan dalam suatu rangkaian, seperti dalam
sebuah lampu senter, maka terjadi reaksi kimia yang melibatkan batang
karbon, seng, dan beberapa bahan kimia di dalam pasta tersebut. Sebagai
hasilnya, batang karbon tersebut kekurangan elektron dan menjadi
bermuatan positif (+), sehingga membentuk kutub positif (+) sel kering
tersebut. Elektron-elektron yang mengumpul pada seng, membuat seng
kelebihan elektron dan menjadi kutub negatif (-) sel kering tersebut.
Perbedaan potensial antara dua terminal tersebut menyebabkan arus
mengalir melalui suatu rangkaian tertutup.
Untuk keperluan sumber energi listrik, baterai sel kering dapat
dirangkai secara seri dan atau pararel tergantung seberapa besar sumber
tegangan yang diperlukan dalam peralatan tersebut. Mintalah para
peserta didik untuk menyebutkan beberapa jenis peralatan di sekitar
tempat tinggalnya yang dioperasikan menggunakan sumber teganyan
baterai sel kering lebih dari satu buah!
Baterai dapat juga berupa hubungan seri sel basah. Sel basah
dapat berupa dua plat yang terbuat dari logam yang berbeda yang
dicelupkan di dalam suatu larutan asam sulfat. Pernahkah Saudara
memperhatikan sel basah atau yang lazim juga disebut aki di bawah tutup
mesin sebuah mobil? Kebanyakan aki mobil, terdiri dari rangkaian seri
enam sel basah terbuat dari plat timah hitam dan dioksida timah hitam
yang tercelup dalam larutan asam sulfat.
Reaksi kimia dalam tiap-tiap sel menghasilkan suatu beda
potensial sekitar 2 V. Apabila di dalam sebuah aki terdapat 6 sel basah,
maka secara keseluruhan aki tersebut memberikan potensial total
sebesar 12 V. Pada saat mobil berjalan, dinamo mobil membantu mengisi
ulang aki sehingga beda potensial aki tersebut menjadi tidak habis.
Bagian-bagian baterai sel basah dapat dilihat dalam Gambar 13
berikut ini:

Gambar 13. Hubungan seri dari sel-sel basah dalam sebuah aki
( Sumber: Glencoe, 1999)
Manfaat beberapa peralatan listrik telah Saudara pahami pada
informasi di sekitar kita. Peralatan listrik tersebut dapat berfungsi jika ada
energi listrik. Berapakah besarnya energi listrik yang diperlukan untuk
mengoperasikan peralatan tersebut? Apakah besarnya energi tersebut
setiap waktu tetap? Bagaimanakah daya listrik yang diperlukan peralatan
tersebut? Apa yang dimaksud dengan daya listrik?
Daya memiliki banyak arti yang berbeda. Daya listrik adalah laju
energi listrik diubah menjadi bentuk energi lain. Tiap alat listrik yang
berbeda menggunakan energi yang berbeda. Alat-alat listrik sering
diiklankan dengan menunjukkan pemakaian dayanya, yang bergantung
pada jumlah energi yang dibutuhkan tiap-tiap alat tersebut untuk
menjalankannya. Elemen pemanas listrik dalam setrika listrik dan
pemasak air listrik memiliki daya listrik besar. Namun, alat-alat tersebut
tidak dihidupkan terus-menerus. Alat-alat yang dihidupkan lama bahkan
sering terus-menerus, seperti almari es, umumnya menggunakan lebih
banyak energi. Besarnya kebutuhan daya setiap alat listrik biasanya dapat
diketahui dari informasi pada kemasan atau informasi dalam petunjuk
penggunaan alat.
Tabel berikut ini memberikan gambaran pemakaian daya listrik
pada beberapa peralatan listrik di sekitar kita.
Tabel 2. Pemakaian daya listrik pada beberapa alat listrik

No. Peralatan Listrik Pemakaian Daya (watt)

1. Komputer 350
2. TV Berwarna 200
3, Mesin Pendingin 450
4, Microwave 750 - 1500
5. Hairdryer 1000
( sumber: Glencoe, 1999)
Bagaimanakah cara untuk menentukan besarnya daya yang
digunakan oleh suatu alat listrik? Oleh karena daya listrik menyatakan
rerata pemakaian energi listrik setiap waktu yang umum dikonversikan
dalam bentuk energi lainnya (misalnya panas, cahaya, gerak dan lain-lain)
maka besarnya daya listrik dapat ditentukan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Daya listrik (watt) = beda potensial listrik (volt) x kuat arus listrik (ampere)
P=VI
Dalam sistem satuan SI, daya listrik memiliki satuan watt.
Berdasarkan persamaan di atas maka dapat didefinisikan
pengertian 1 watt. Satu watt daya dihasilkan apabila arus satu ampere
mengalir melalui suatu rangkaian dengan beda potensial satu volt.
Pemahaman peserta didik tentang konsep daya listrik harus
dipertajam agar pemahaman tentang laju perubahan energi listrik setiap
waktu lebih mendalam. Beberapa contoh kegiatan di bawah ini dapat
Saudara gunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta
didik agar pemahaman mereka tentang daya listrik lebih meningkat:
1. Kepada peserta didik diberikan contoh spesifikasi dalam suatu
peralatan listrik kemudian diminta menjelaskan ke teman-temannya
di depan kelas mengenai makna informasi yang diperolehnya dalam
spesifikasi alat. Informasi tersebut dapat berupa:
220 V 25 W tertera dalam wadah suatu lampu TL.
AC 110 V/220 V Power Consumption 115 W
AC 110 V/220 V – 230 V/240 V 50 Hz Power consumption 225 W
2. Peserta didik diminta mengadakan pengamatan dan melakukan
inventarisasi daya listrik dari setiap peralatan listrik yang ada di
rumah dan menuliskan hasilnya dalam tabel. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik
bahwa besarnya daya listrik untuk setiap peralatan itu berbeda-beda
tergantung dari keperluan dan fungsi alat tersebut.

No. Jenis/Nama Peralatan Daya Listrik

1.
2.
3.
4.
5.

Berdasarkan Tabel di atas peserta didik diminta mengajukan dugaan


mengapa suatu jenis peralatan listrik membutuhkan daya listrik lebih
besar.

Energi listrik merupakan energi yang paling mudah untuk diubah


menjadi energi lain. Oleh karena itu, energi ini paling banyak digunakan
oleh manusia. Untuk keperluan rumah tangga, misalnya, keperluan
penerangan, memasak, menyeterika, dan mencuci menggunakan
peralatan yang bersumber dari energi listrik. Untuk penerangan,
misalnya, orang menggunakan lampu listrik. Untuk memasak, ibu-ibu
akan merasa lebih praktis jika menggunakan penanak nasi elektrik (rice
cooker) atau kompor listrik. Untuk menyetrika pakaian, digunakan setrika
listrik. Untuk mencuci pakaian, digunakan mesin cuci. Selain itu, untuk
menyimpan daging dengan menggunakan lemari pendingin.
Pernahkah Saudara mengamati bahwa di setiap rumah yang
memanfaatkan instalasi jaringan listrik selalu dilengkapi dengan
meter
listrik? Apa sebenarnya fungsi meter listrik tersebut?
Setiap bulan pengguna jaringan instalasi listrik diwajibkan
membayar biaya pemakaian energi listrik yang digunakan selama 1 bulan.
Mengingat terbatasnya sumber energi di bumi ini maka biaya pemakaian
energi listrik pun cukup mahal. Apa yang digunakan untuk acuan besarnya
biaya pemakaian energi listrik di setiap rumah?
Saudara mungkin pernah memperhatikan bahwa meter listrik di
rumahmu memiliki piringan yang berputar cepat pada saat kalian banyak
menggunakan energi listrik dan berhenti pada saat tidak ada pemakaian
listrik. Pada perkembangan teknologi digital sekarang digunakan meteran
listrik sistem pulsa. Jumlah energi listrik yang dipergunakan bergantung
pada daya yang dibutuhkan oleh alat-alat listrik tersebut dan berapa lama
alat listrik itu digunakan.
Oleh karena energi listrik merupakan daya listrik yang digunakan
selama kurun waktu tertentu maka biasanya dinyatakan dalam kilowatt
jam (kWh). Satu kilowatt-jam sama dengan 1000 watt daya yang
digunakan selama satu jam. Berdasarkan system perhitungan tersebut,
kalian dapat menghitung berapa kWh energi listrik yang diperlukan
sebuah rumah dalam sehari.
Di Indonesia, energi listrik dikelola oleh sebuah BUMN (Badan
Usaha Milik Negara), yakni PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara).
Bagaimana biaya sewa energi listrik dihitung? Biaya sewa energi listrik
dihitung berdasarkan jumlah energi listrik yang digunakan dalam satuan
kWh.
Energi listrik dihitung berdasarkan persamaan W = Pt, dengan P
dalam satuan watt dan t dalam satuan jam. Biaya sewa sama dengan
jumlah energi listrik dalam kWh dikalikan dengan tarif 1 kWh.
Pemahaman peserta didik tentang energi dan daya listrik harus
mendalam tidak hanya secara teoritis akan tetapi juga praktis. Oleh
karena itu, perangkat pembelajaran yang dikembangkan juga harus
mengupayakan agar keterampilan praktis peserta didik dapat
berkembang dengan baik. Beberapa ide berikut dapat Saudara gunakan
untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berkaitan dengan usaha
untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang energi listrik serta
keterampilan praktis menghitung besarnya energi listrik yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh 1
Agar pemahaman peserta didik tentang cara menghitung besarnya energi
lebih mendalam maka setiap peserta didik diminta mendata peralatan
listrik yang ada di rumah dan diminta mencatat berapa lama rata-rata
pemakaian peralatan tersebut setiap hari. Saudara dapat
mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa yang di dalamnya berisi
aktivitas antara lain sebagai berikut:
Penggunaan Lama
Penggunaan Energi
Alat Listrik Daya Listrik Penggunaan
(kWh/hari)
(watt) (jam/hari)
Lampu pijar 100 6
Lampu neon (TL) 40 1
Lemari es 625 10
Oven microwave 700 0,50
Pengering Rambut 1000 0,25
Televisi 200 3,50

Berdasarkan data tersebut peserta didik diminta


menginformasikan ke teman-temannya selanjutnya mendiskusikan
siapakah yang menggunakan energi listrik paling besar setiap hari.

Contoh 2
Peserta didik diminta menghitung berapa besarnya biaya rekening
listrik yang harus dibayarkan ke Perusahaan Listrik Negara jika diketahui
besarnya pemakaian per kWh adalah Rp 200,-. Saudara dapat
memberikan daftar penggunaan alat listrik dengan spesifikasi daya yang
digunakan dan lamanya pemakaian per hari.

Penggunaan energi listrik salah satunya untuk memanaskan


kompor listrik yang diperlukan untuk memasak makanan. Kandungan gizi
dan zat-zat yang diperlukan bagi tubuh harapannya tidak hilang apabila
dimasak menggunakan alat masak yang memanfaatkan energi listrik. Hal
ini penting untuk diperhatikan agar kebutuhan makanan sehat dan gizi
seimbang terpenuhi.

6. Makanan Sehat dan Gizi Seimbang


Pemenuhan kebutuhan gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh merupakan salah satu bentuk pola makan
dengan gizi seimbang. Kandungan gizi dengan ragam dan jenisnya dapat
ditemukan pada berbagai makanan yang ada di sekitar kita. Salah
satunya, kebutuhan protein dapat dipenuhi melalui konsumsi telur ayam.
Banyak orang berpendapat bahwa telur ayam kampung nilai gizinya lebih
baik dibandingkan dengan telur ayam negeri. Lebih lanjut, ayam kampung
yang dilepas dan tidak dikandangkan diduga memiliki telur dengan
kandungan gizi lebih baik. Benarkah pandangan tersebut?
Mengapa tubuh memerlukan protein yang salah satunya
diperoleh dengan konsumsi telur ayam? Bagaimana jika tubuh mengalami
kekurangan protein? Bagaimana cara untuk mengetahui kualitas telur
yang masih baik untuk dikonsumsi? Sebagai seorang guru hal ini tentunya
harus diketahui dengan baik agar dapat membantu menjelaskan
pengetahuan yang benar ke peserta didik maupun masyarakat. Akhir-
akhir ini masyarakat banyak dibuat resah dengan beredarnya bahan
pokok palsu termasuk telur ayam palsu. Berdasarkan kasus telur palsu
tersebut, jika mengkonsumsi telur tersebut maka kita tidak akan
mendapatkan nutrisi yang terkandung di dalamnya. Tahukah Saudara
bagaimana cara menguji kualitas telur?
Fenomena pengujian untuk menentukan kualitas telur ayam yang
akan dikonsumsi sering ditemukan di sekitar kita. Teknik pengujian yang
tepat akan membantu peternak dalam memaksimalkan hasil yang akan
dicapai dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam memilih serta
mengonsumsi telur yang baik. Secara tradisional mereka mengujinya
dengan memanfaatkan alat dan bahan yang tersedia di sekitarnya. Salah
satunya menggunakan media air dan mengamati fenomena yang terlihat
ketika telur yang diuji tersebut berada dalam media air. Gejala yang
diamati adalah kedudukan telur ketika berada dalam media air. Peluang
munculnya obyek yaitu pada posisi di dasar wadah (tenggelam),
melayang, dan muncul di permukaan air.
Bagaimana kelayakan teknik pengujian ini untuk digunakan
sebagai acuan dalam memilih kualitas telur yang baik?

Mengapa telur-telur yang diuji kualitasnya menunjukkan perilaku yang


berbeda ketika dimasukkan dalam media air?

Posisi dan kedudukan telur di dalam air yang bagaimanakah dapat


digunakan sebagai indikator bahwa kualitas telur tersebut masih
baik?

Beberapa laman (web address) berikut dapat digunakan sebagai


tambahan informasi yang mendukung hal tersebut.
https://www.youtube.com/watch?v=hermuBPDa9M
https://www.youtube.com/watch?v=GfGd3ph9Atc

Berikut ilustrasi struktur bagian dalam telur. Seiring lama waktu


usia telur maka strukturnya mengalami perubahan sehingga
menunjukkan perilaku yang berbeda ketika dimasukkan dalam media air.
Gambar 14 Struktur bagian dalam telur ayam
(Sumber:https://ilmupengatahuanhukum.blogspot.com/2016/02/sifat)

Mengapa demikian? Hal-hal apa sajakah yang mempengaruhi


keadaan suatu benda ketika dimasukkan dalam media air?

Amati kembali ilustrasi struktur telur seperti disajikan pada


Gambar 14. Struktur bagian dalam telur terdiri atas sel yang hidup
dikelilingi oleh kuning telur sebagai sumber cadangan makanan dan putih
telur yang kaya akan kandungan air serta ruang udara. Keseluruhan
struktur ini dilindungi oleh membran cangkang dan cangkang telur
berpori. Kuning telur terletak di bagian pusat diikat kuat oleh bagian putih
telur oleh lapisan khalaza. Pada bagian yang tumpul dari isi telur terdapat
rongga udara/kantung udara (air cell), rongga ini berfungsi sebagai
tempat persediaan udara sewaktu embrio bernafas. Embrio terletak tepat
di belakang kantung udara.
Menurut Saudara, semakin lama usia telur bagaimanakah volume
rongga udara dalam telur tersebut? Mengapa demikian?

Untuk lebih memahami permasalahan ini, lakukan kegiatan


pembelajaran yang disajikan pada Modul ini.
Perilaku suatu benda di dalam zat cair sebenarnya telah lama
diselidiki oleh ilmuwan salah satunya Archimedes. Archimedes
merupakan seorang matematikawan, astronom, fisikawan, filsuf, dan
insinyur berbangsa Yunani. Salah satu temuannya yang dikenal
masyarakat luas yaitu prinsip Archimedes. Temuan ini diperoleh ketika
Archimedes mendapatkan tugas Raja Hieron II untuk menyelidiki keaslian
mahkota raja yang diduga telah sengaja dicampuri dengan perak oleh
pembuatnya. Prinsip archimedes menyatakan bahwa gaya apung ke atas
yang diberikan pada benda yang direndam dalam cairan, baik yang
terendam seluruhnya atau sebagian, sama dengan berat cairan
yang dipindahkan benda tersebut dan bekerja dalam arah ke atas di pusat
massa dari cairan yang dipindahkan. Temuan ini menginspirasi
perkembangan teknologi salah satunya pada teknik perkapalan.
Mengapa kapal yang terbuat dari bahan besi mampu terapung
dan tidak tenggelam di lautan? Bagaimana prinsip kerja kapal selam
sehingga mampu berada di dasar laut, muncul di permukaan dan
melayang di kedalaman tertentu ketika berusaha mengintai kapal asing
pencuri ikan di laut?

Gambar 15. Ilustrasi penerapan prinsip Archimedes pada kapal laut


Sumber : https://id.wikipedia.org/

Kapal laut yang terapung beratnya (Fp) harus sama dengan gaya
apungnya (FA) agar mampu terapung di permukaan laut (Gambar 15).
Hasil temuan Archimedes menunjukkan bahwa berat fluida yang
dipindahkan berbanding lurus dengan volume fluida yang dipindahkan
apabila fluida di sekitarnya memiliki massa jenis yang seragam. Hal ini
ditemukannya ketika telah merasa jenuh tidak menemukan penyelesaian
untuk menyelidiki keaslian mahkota emas Raja Hieron II sehingga
Archimedes menyeburkan dirinya ke kolam mandi. Dia telah
membuktikan bahwa berat benda dalam fluida seolah-olah berkurang
karena gaya apung yang bekerja padanya. Secara sederhana, prinsip
Archimedes menyatakan bahwa gaya apung (Fb) pada suatu benda sama
dengan berat fluida yang dipindahkan oleh objek, atau massa jenis (ρ)
fluida dikalikan dengan volume yang terendam (V) dikalikan gravitasi (g).
Pola hubungan keterkaitan ini dapat dinyatakan dalam persamaan:
Fb = gV
Fb menunjukkan gaya apung yang diberikan kepada objek yang

terendam,  menunjukkan massa jenis fluida, V mewakili volume fluida


yang dipindahkan dan g adalah percepatan gravitasi. Dengan demikian,
di antara objek-objek yang seluruhya terendam dengan massa yang sama,
objek dengan volume yang lebih besar memiliki gaya apung yang lebih
besar.
Persamaan Fb = gV dapat dikembangkan untuk menentukan nilai
massa jenis cairan yang belum diketahui apabila dihubungkan dengan
temuan Pascal (seorang filsuf dan ilmuwan Perancis). Pascal (1623-1662)
telah menyatakan bahwa,
“Jika tekanan eksternal diberikan pada sistem tertutup, tekanan
pada setiap titik pada fluida tersebut akan meningkat sebanding dengan
tekanan eksternal yang diberikan.”
Hukum Pascal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan tekanan
pada permukaan fluida, harus diteruskan ke segala arah fluida tersebut.
Hukum pascal hanya dapat diterapkan pada fluida, umumnya fluida cair.
Pernahkah Saudara melihat fenomena di sekitar yang
menggambarkan penerapan hukum Pascal ini?
Gambar 16. Penerapan hukum Pascal pada jasa pencucian mobil hidrolik
Sumber: https://lifepal.co.id/

Gambar 16. merupakan salah satu contoh penggunaan hukum


Pascal pada jasa cuci mobil sistem hidrolik. Bagian bawah badan mobil
akan mudah dibersihkan menggunakan sistem ini. Mengapa mobil dapat
terangkat dan tidak jatuh ketika sistem hidrolik diterapkan?
Hukum Pascal dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.
Pkeluar = Pmasuk atau P1 = P2
Persamaan di atas dapat dikembangkan sesuai konsep tekanan
bahwa

𝑃= maka = 𝑃2
𝐹
𝑃1
𝐴
𝐹1 𝐹2
sehingga = . Ilustrasi untuk menggambarkannya dapat
𝐴1 𝐴2

diamati pada Gambar berikut.

Gambar 17. Ilustrasi persamaan hukum Pascal dalam mekanisme hidrolik

Pada sistem hidrolik seperti dalam ilustrasi Gambar 17, cairan


tidak dapat ditambahkan ataupun keluar dari sistem tertutup, maka
volume cairan yang terdorong di sebelah kiri mampu mendorong piston
(silinder pejal) di sebelah kanan ke arah atas. Piston di sebelah kiri
bergerak ke bawah sejauh h1 dan piston sebelah kanan bergerak ke atas
sejauh h2. Berdasarkan hukum Pascal, maka:
𝐴2 ℎ1
A h =A h sehingga =
2 2 1 1
𝐴1 ℎ2

Pola hubungan antar besaran-besaran yang terlibat dalam hukum


Pascal tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk merancang
penentuan massa jenis zat cair yang belum diketahui nilainya dan
dibandingkan dengan zat cair yang telah diketahui nilai massa jenisnya.
Apakah Saudara dapat membuat rancangan kegiatan pembelajaran ini?
Contoh penerapan prinsip tekanan tidak hanya ditemukan pada
penggunaan hukum Pascal. Pernahkah saudara mengamati telapak kaki
beberapa unggas di sekitar kita?

Gambar 18. (a) kaki angsa (b) kaki ayam

Berdasarkan Gambar 18. mengapa bentuk-bentuk kaki unggas


berbeda-beda? Bandingkan hal ini dengan kejadian ketika kita memilih
jenis sepatu dan menggunakannya untuk keperluan yang berbeda-beda!
Setiap orang memilih sepatu dengan jenis dan bentuk alas yang
berbeda karena tujuan penggunaan yang berbeda pula. Pertimbangan
pemilihan tersebut tentunya melihat di lingkungan mana akan digunakan
dan karakteristik lingkungan yang akan dikunjungi. Orang pergi ke pantai
yang berpasir tentunya akan menggunakan alas kaki yang berbeda ketika
bepergian ke tanah berlumpur yang licin.
Salah satu faktor pertimbangan memilih jenis alas kaki (sepatu,
sandal) adalah ada tidaknya gesekan antara alas kaki tersebut dengan
permukaan pijakannya (tanah, pasir, lumpur dan lain-lain). Besar-kecilnya
gaya gesek ini akan berpengaruh pada kecepatan gerak yang kita lakukan.
Amati ilustrasi gerak mobil balap di bawah ini!

Gambar 19. (a) gerak dengan kecepatan konstan


(b) gerak dengan percepatan positif (+) atau dipercepat,
(c) gerak dengan percepatan negatif (-) atau perlambatan

Tinjau kembali ilustrasi gerak mobil balap pada Gambar 19.


Apabila pengemudi semula dalam kondisi diam terus bergerak atau tiba-
tiba mengerem, apa yang terjadi pada pengemudi tersebut? Fenomena
ini telah lama diselidiki oleh Newton. Isaac Newton adalah seorang
fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan,
dan teolog yang berasal dari Inggris. Ilmuwan ini banyak mempelajari
fenomena-fenomena benda yang bergerak dan penyebabnya. Apa yang
Saudara ketahui tentang konsep pada hukum I Newton, hukum II Newton,
dan hukum III Newton?
Contoh lain yang dapat ditemukan untuk menjelaskan hukum
Newton tentang gerak yaitu sesuatu yang sangat besar (massa yang
tinggi) mampu mengubah kecepatan sangat lambat (akselerasi rendah),
seperti gletser, menjadi sesuatu yang memiliki kekuatan besar (Gambar
20). Begitu juga sebaliknya, sesuatu yang sangat kecil (massa rendah)
yang mengubah kecepatan sangat cepat (akselerasi tinggi), seperti peluru,
masih bisa memiliki kekuatan besar.

(a) (b)
Gambar 20. (a) gletser di suatu ketinggian tertentu (b) peluru yang
ditembakkan dari senapan
Apakah di lingkungan Saudara terdapat air terjun, atau curug?
Pernahkah Saudara pergi ke bendungan, atau waduk? Bagaimana bentuk
tanggul dan pola bangunan dasar waduk jika ditinjau berdasarkan konsep
tekanan? Mengapa rancangan bentuk dasar dan dinding dibuat seperti
itu? Keberadaan air terjun, waduk dan curug akan menjaga ketersediaan
air yang mendukung kelestarian lingkungan. Lingkungan yang sehat
diperlukan oleh semua pendukung ekosistem di suatu wilayah.
7. Lingkungan Sehat dan Bahaya Plastik Bagi Lingkungan
Banyak informasi berkembang di masyarakat bahwa penyajian
dan teknik mengolah/memasak telur yang berbeda akan menyebabkan
kandungan gizi dalam telur berbeda pula. Sebagian orang lebih menyukai
telur yang direbus matang maupun setengah matang. Ada pula yang
memilih telur digoreng, baik digoreng telur mata sapi atau didadar lihat
Gambar 21.

(a) (b) (c)


Gambar 21 Ilustrasi penyajian dan pengolahan telur (a) dadar, (b) telur mata
sapi, dan (c) telur rebus
(sumber: pixabay, Tribunnews.com, courtneyssweets.com)

Menurut Saudara, apakah teknik memasak/mengolah telur yang


berbeda akan mengubah kandungan nutrisi dalam telur? Mengapa
demikian?

Pentingnya memperhatikan aspek kesehatan makanan tidak


hanya pada bagaimana teknik mengolah dan menyajikannya namun juga
bagaimana menyimpannya. Makanan yang disimpan dalam kemasan
plastik yang tidak memenuhi standar kriteria food grade akan berbahaya
bagi tubuh. Kriteria yang bagaimanakah suatu kemasan plastik dapat
digunakan sebagai kemasan makanan? Apakah plastik-plastik tersebut
aman bagi lingkungan apabila kemasan plastik langsung dibuang ke
tanah? Pelajari laman (web address) berikut untuk menambah wawasan
seputar bagaimana bahaya plastik bagi lingkungan dan bagaimana
tindakan untuk mengurangi bahaya tersebut.
https://www.youtube.com/watch?v=AYxVKDGr6LI
https://www.youtube.com/watch?v=b8ezZsFCx_I
https://www.youtube.com/watch?v=4BKZYNiJt_U
https://www.youtube.com/watch?v=q5HmO-_vNQU

Berdasarkan informasi-informasi tersebut, dapatkah


Saudara membuat suatu rancangan bagaimana mengolah
sampah plastik
sehingga dapat mendukung program pengurangan bahaya plastik
bagi lingkungan?

Plastik merupakan salah satu jenis bahan yang sering digunakan


untuk membantu kelangsungan hidup dan aktivitas manusia. Fungsi

KB 4 PGSD IPA 287


plastik yang sering ditemui di sekitar kita salah satunya sebagai kemasan
atau wadah makanan. Plastik pembungkus makanan, botol plastik, pipa

KB 4 PGSD IPA 288


paralon, dan styrofoam merupakan kelompok polimer. Jenis-jenis polimer
dapat dibedakan berdasarkan sumbernya, sifatnya, dan monomer
penyusunnya.
Berdasarkan sumbernya dikenal polimer alam dan polimer
sintetis. Contoh polimer alam yaitu:
- karet alam dari getah pohon karet,
- protein dari wol, rambut, sutera
- amilum dari gandum, sagu, bertas
- selulosa dari kayu
- asam Nukleat dari DNA, RNA
Polimer sintetis tidak diperoleh dari sumber di alam. Beberapa
contoh polimer jenis ini yaitu:
- polietilena dari sumber pembungkus plastik
- polipropilena dari sumber botol plastik, tali plastik
- polistirena dari sumber styrofoam
- PVC dari sumber pelapis lantai, pipa paralon
- PTFE (Teflon) dari sumber pelapis panci anti lengket
Jenis polimer berdasarkan monomer penyusunnya dibedakan
menjadi homopolimer dan kopolimer. Homopolimer tersusun atas satu
jenis monomer, misalnya ditemukan pada PVC. Adapun polimer jenis
kopolimer merupakan polimer yang tersusun atas dua atau lebih
monomer. Contoh kopolimer ditemukan pada bahan dakron. Adapun
jenis polimer berdasarkan sifatnya dapat dikelompokkan menjadi
termoplas (polimer yang melunak jika dipanaskan, dan dapat dibentuk
kembali menjadi bentuk lain misalnya PVC), termoset (polimer yang
memiliki bentuk permanen dan tidak mengalami perubahan bentuk
apabila dipanaskan misalnya melamin), dan elastomer (polimer yang
elastis dan bentuknya dapat diregangkan namun dapat kembali ke bentuk

KB 4 PGSD IPA 289


semula jika gaya tariknya dihilangkan misalnya karet alam dan karet
sintetis SBR).
Jenis plastik manakah yang aman bagi kesehatan dan lingkungan
sekitar kita? Saudara dapat mengunjungi laman web berikut untuk lebih
mengetahui jenis-jenis plastik yang aman bagi kesehatan dan bagaimana
bahaya penggunaan plastik.
Teknik memilih bahan plastik yang aman bagi kesehatan:
https://www.youtube.com/watch?v=8p87lcxOVsA
Contoh menghasilkan uang dari sampah plastik:
https://www.youtube.com/watch?v=a06Ilsp9xg8

Penggunaan plastik kemasan makananan yang tidak memenuhi


syarat kesehatan (food grade) akan mengganggu sistem metabolisme
tubuh. Bahan-bahan kimia berbahaya dalam plastik dapat ikut terlarut
dalam makanan ketika proses pengemasan.

8. Sistem Metabolisme Tubuh Manusia


Telur mengandung asam omega 3 yang bermanfaat untuk
merawat kesehatan kulit dan meningkatkan kinerja otak. Telur juga
mengandung Vitamin A yang cukup tinggi untuk menjaga kesehatan
mata. Merawat Kesehatan Tulang dan Gigi dan kandungan Vitamin E yang
juga bermanfaat untuk kesehatan kulit. Selain tinggi akan kandungan
Vitamin A dan Vitamin E, telur juga merupakan sumber mineral. Telur
juga dapat menjaga metabolisme tubuh yang merupakan proses biokimia
dalam tubuh manusia. Telur membantu membakar kalori bahkan
penurunan berat badan dalam metabolisme tubuh. Untuk lebih
memahami tentang proses metabolisme pada tubuh manusia dalam
menghasilkan energi, pelajari materi tentang metabolisme berikut.
Harap Saudara pahami terlebih dahulu pengertiani metabolisme sebelum
memahami materi selanjutnya!

Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali


dengan substrat yang diakhiri dengan produk. Reaksi dalam sel tidak
terjadi bolak-balik melainkan berjalan ke satu arah. Tiap produk akan
menjadi reaktan bagi reaksi selanjutnya. Rekasi ini berurutan sampai
produk akhir, membentuk suatu jalur metabolisme.
A ---- > BB ----> CC ---> DD >E

Jalinan A B C D E merupakan rangkaian reaksi yang


membentuk suatu jalur metabolisme. Dalam jalur ini, A adalah substrat
(reaksi awal) dan E adalah produk akhir. Jalur metabolisme ini
dipengaruhi oleh enzim yang mengkatalis tiap tahap reaksi kimia.
Metabolisme merupakan proses kimiawi dalam suatu sel atau
tubuh mahluk hidup. Metabolisme dibagi menjadi dua yaitu katabolisme
dan anabolisme. Apa perbedaan yang mendasar dari katabolisme dan
anabolisme? Anabolisme merupakan proses penyusunan senyawa kimia
sederhana menjadi senyawa kimia yang lebih kompleks yang memerlukan
energi. Katabolisme merupakan proses pemecahan atau pembongkaran
senyawa kimia kompleks menjadi senyawa kimia sederhana dan
menghasilkan energi. Anabolisme dan katabolisme berlangsung pada
semua mahluk hidup secara terus menerus dan kedua proses ini saling
berhubungan. Kedua reaksi ini disebut juga reaksi enzimatis karena
perubahan-perubahan yang terjadi pada kedua proses tersebur selalu
menggunakan enzim.
Jika sudah memahami definisi metabolisme, coba pahami
kembali bagaimana hubungan antara enzim dengan
metabolisme!

Enzim merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi kimia di


dalam tubuh tetap tidak ikut bereaksi. Oleh karena itu enzim sering

KB 4 PGSD IPA 291


disebut “biokatalisator”. Enzim banyak terdapat pada tubuh manusia

KB 4 PGSD IPA 292


mulai dari mulut hingga usus pada sistem pencernaan, enzim juga
terdapat dan membantu pada sistem pernapasan dan peredaran darah.
Sifat-sifat enzim yaitu sebagai biokatalisator, tersusun dari protein
sehingga memiliki sifat seperti protein misalnya akan menggumpal pada
suhu tinggi, sebagian besar enzim bekerja secara khas artinya enzim
hanya dapat mempengaruhi satu rekasi dan tidak dapat mempengaruhi
reaksi lainnya, enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak
mengalami perubahan saat terjadi reaksi terkecuali enzim tersebut rusak
sehingga perlu diganti, enzim dapat rusak pada suhu di atas 500C
rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi sehingga enzim tidak dapat
bekerja lagi meskipun pada suhu normal, enzim dapat bekerja bolak-balik
artinya enzim dapat bekerja untuk menguraikan suatu senyawa menjadi
senyawa lain atau sebaliknya menyusun senyawa-senyawa tersebut
menjadi senyawa semula dan enzim dapat bekerja di dalam sel
(endoenzim) atau di luar sel (ektoenzim). Reaksi yang dikendalikan enzim
dapat berbalik artinya enzim tidak menentukan arah reaksi hingga
tercapai kesetimbangan. Reaksi dari enzim dapat diilustrasikan sebagai
berikut:

E+S ES E+P
(E = Enzim, S = substrat dan P = produk)

Faktor yang mempengaruhi kerja enzim diantaranya


suhu/temperatur umumnya enzim bekerja secara optimal pada suhu 300C
- 400C atau pada suhu tubuh sedangkan jika suhu rendah (00C atau
dibawahnya) enzim akan nonaktif tetapi tidak rusak dan akan dapat
kembali bekerja pada suhu normal; pH optimum yang dibutuhkan untuk
bekerjanya enzim berbeda-beda tergantung jenis enzimnya namun secara
umum enzim bekerja pada pH netral; enzim bekerja optimum jika

KB 4 PGSD IPA 293


konstentrasi enzim dan konsentrasi substrat seimbang, jika konsentrasi
substrat lebih banyak dari enzim maka reaksi berjalan lambat bahkan ada
subtsrat yang tidak terkatalisasi dan akan berlangsung cepat jika keadaan
sebaliknya; hasil akhir, zat kofakotor atau penggiat, zat penghambat atau
inhibitor jika ditambahkan dalam campuran enzim maka kecepatan reaksi
akan menurun dan faktor substrat.
Setelah anda memahami definisi dan hubungan metabolisme dengan
enzim, selanjutnya ayo kita bahas bersama hubungan antara
metabolisme pada sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran
darah!

Terdapat hubungan antara metabolisme dari proses pencernaan,


pernapasan dan peredaran darah yaitu pada proses katabolisme
karbohidrat yang terjadi di dalam sel (respirasi sel). Berdasarkan
kebutuhan akan oksigen respirasi dibagi menjadi 2 yaitu respirasi aerob
dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang
memerlukan oksigen dari udara (pernapasan) melalui proses pertukaran
gas (gas exchange) yaitu pengambilan oksigen O2 dari lingkungan dan
pembuangan karbon dioksida (CO2). Mahluk hidup memerlukan suplai
oksigen secara terus-menerus untuk respirasi seluler (respirasi di dalam
sel) sehingga dapat mengubah molekul bahan bakar yang diperoleh dari
makanan menjadi energi. Di sisi lain, manusia perlu membuang CO2
sebagai produk buangan respirasi seluler, karena bila tidak dikeluarkan
akan meracuni tubuh. Pada dasarnya pertukaran gas pada sistem
pernapasan diperlukan untuk penyediaan bahan bakar. Oksigen berfungsi
untuk proses pembakaran (oksidasi) zat makanan.
Respirasi aerob bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi yang
dihasilkan dari makanan digunakan manusia untuk melakukan beberapa
aktivitas yaitu berolahraga, belajar, dan aktivitas lain manusia
membutuhkan makanan sebagai sumber energi dan untuk menjaga suhu
tubuh serta mengeluarkan zat sisa. Zat makanan yang berperan sebagai
sumber energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Makanan sebagai
sumber energi yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami penguraian
dari molekul kompleks menjadi molekul sederhana. Penguraian ini
menghasilkan sejumlah energi.
Pada modul suplemen ini fokus kita bahas tentang metabolisme
karbohidrat. Pada respirasi aerob terjadi proses penguraian
(pembongkaran) zat secara sempurna yang terjadi pada oksidasi asam
piruvat. Dari proses ini dihasilkan CO 2 dan H2O serta energi sebesar 36
ATP. Adenosin trifosfat (ATP) merupakan molekul yang menyimpan energi
tinggi yang kita butuhkan untuk me lakukan semua aktivitas yang kita
lakukan. Proses menghasilkan ATP dilakukan melalui proses respirasi
seluler, sel-sel pada mahluk hidup perlu mendapaikan suplai oksigen dari
lingkungan untuk mengoksidasi molekul bahan makanan hingga
dihasilkan energi dari proses tersebut. Untuk menghasilkan ATP proses
respirasi aerob perlu melibatkan oksigen sebagai penerima Hidrogen.
Hidrogen yang dibebaskan dalam proses oksidasi karbohidrat bergabung
dengan oksigen membentuk H2O. Reaksi kimianya dapat ditulis sebagai
berikut:

C6H12O6 + 6 O2 + H2O ------- > 6 CO2 + 12 H2O + 36 ATP


Karbohidrat oksigen air karbondioksida air energi

Gambar 22. Reaksi Kimia Penguraian (katabolisme) Karbohidrat


Menjadi Energi

Gambar 22. menunjukkan hubungan antara respirasi dengan


sistem pencernaan dan sistem peredaran darah. Makanan berupa
karbohidrat yang kita makan masuk ke dalam sistem pencernaan dalam
tubuh manusia. Karbohidrat merupakan senyawa kimia yang banyak
tersusun oleh unsur-unsur karbon. Unsur yang terdapat dalam
karbohidrat adalah C, H, dan O. Bahan makanan yang banyak

KB 4 PGSD IPA 296


mengandung karbohidrat, misalnya beras, jagung, kentang, gandum,
umbi-umbian, dan buah-buahan yang rasanya manis.
Perhatikan Gambar 23. Karbohidrat yang telah dicerna di usus
akan diserap oleh dinding usus halus dalam bentuk monosakarida.
Monosakarida dibawa oleh aliran darah sebagian besar menuju hati dan
sebagian lainnya dibawa ke sel jaringan tertentu dan mengalami proses
metabolisme lebih lanjut. Di dalam hati, monosakarida mengalami proses
sintesis menghasilkan glikogen, dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau
dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke bagian tubuh yang
memerlukan. Hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah atas
bantuan hormon insulin yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas.
Kenaikan proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat menyebabkan
glukosa dalam darah meningkat, sehingga sintesis glikogen dari glukosa
oleh hati akan naik. Sebaliknya, jika banyak kegiatan (aktivitas) maka
banyak energi yang digunakan untuk kontraksi otot, sehingga kadar
glukosa dalam darah menurun. Dalam hal ini, glikogen akan diuraikan
menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme menghasilkan
energi (dalam bentuk energi kimia). Glukosa-glukosa hasil katabolisme
yang sudah diserap oleh vili-vili usus (jonjot) lalu dibawa oleh hemoglobin
(Hb) darah ke seluruh sel-sel tubuh melalui sistem peredaran darah.

KB 4 PGSD IPA 297


Gambar 23. Mekanisme Katabolisme Karbohidrat
Sumber: https://www.mikirbae.com/2016/12/pencernaan-karbohidrat-protein-
dan.html

Melalui proses oksidasi pada organel sel berupa mitokondria


selanjutnya glukosa diproses hingga menghasilkan energi. Proses oksidasi
merupakan proses terjadinya reaksi antara oksigen hasil dari sistem
pernapasan dengan glukosa hasil dari sistem pencernaan.
Bagaimana apakah anda sekarang sudah dapat memahami
hubungan antara sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran
darah?

Berdasarkan konsep materi sebelumnya, selanjutnya mari


kita analisis proses mitokondria dalam menghasilkan energi berupa
ATP!
Gambar 24. Organel Sel Mitokondria
Sumber: https://www.dosenpendidikan.co.id/fungsi-mitokondria/
Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan
panjang 0,5-1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari ribosom, membrane
luar, krista, membran dalam, ruang antar membran, matriks dan DNA
mitokondria (Gambar 24). Membran dalam merupakan bagian yang
kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan
80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP.
Membran dalam mengandung protein yang terlibat dalam reaksi
fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada
matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar
masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam. Proses
metabolisme yang terjadi antara lain glikolisis yang terjadi di sitoplasma,
siklus krebs dan fosforilasi oksidatif yang terjadi pada mitokondria.
Mitokondria merupakan organel tempat berlangsungnya fungsi
respirasi sel pada makhluk hidup. Selain itu terdapat fungsi seluler lain
seperti metabolisme asam lemak, juga penghasil energi. Sel-sel yang
memiliki banyak mitokondria antara lain ada pada jantung, hati dan otot.
Fungsi utama mitokondria ialah respirasi sel, respirasi sel ialah proses
kimiawi untuk melepaskan energi yang tersimpan dalam glukosa. Energi
yang digunakan untuk pemecahan glukosa disediakan oleh molekul-
molekul ATP. Proses ini terdiri dari glikolisis, siklus krebs dan transpor
elektron. Makanan yang dikonsumsi akan dipecah dalam bentuk molekul
seperti karbohidrat atau lemak untuk kemudian dikirim ke mitokondria,
nantinya akan dihasilkan molekul ATP melalui proses fosforilasi oksidatif.
Makanan yang kita konsumsi akan dipecah dalam bentuk molekul
yang sederhana seperti karbohidrat, lemak, dan sebagainya. Hal tersebut
akan dikirim ke mitokondria diproses lebih lanjut untuk dapat
menghasilkan molekul bermuatan yang akan bergabung dengan oksigen
serta akan menghasilkan molekul ATP. Seluruh proses tersebut dikenal
dengan fosforilasi oksidatif yang merupakan lintasan metabolisme
dengan penggunaan energi yang dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk
menghasilkan ATP, dan mereduksi gas oksigen menjadi air. Rincian ATP
yang dihasilkan dari proses respirasi aerob dapat dilihat pada Gambar 25.

Gambar 25. Empat tahapan respirasi aerob


Sumber: https://blog.ruangguru.com/pengertian-tahapan-dan-perbedaan-
respirasi-aerob-dan-anaerob

Berdasarkan Gambar 25. energi yang dihasilkan respiraasi aerob


jauh lebih tinggi dibandingkan anaerob. Respirasi aerob menghasilkan
energi bersih 36 ATP (karena saat pindah dari proses glikolisis di
sitoplasma ke Transfer Elektron di mitokondria membutuhkan 2 ATP, jadi
dari total 38 ATP - 2 ATP = 36 ATP), sedangkan anaerob hanya
menghasilkan 2 ATP melalui proses fermentasi asam laktat.
Apakah anda sekarang sudah dapat memahami hubungan
antara sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah?
Jika sudah, selanjutnya ayo kita akan membahas tentang pengaruh
virus terhadap metabolisme manusia!

Virus merupakan mikroba yang berukuran sangat kecil, bahkan


lebih kecil dari bakteri. Virus hidup dan berkembang biak dengan cara
menempel pada sel atau jaringan hidup. Itulah mengapa mikroorganisme
ini bisa dikatakan bersifat parasit, karena tidak bisa hidup sendiri tanpa
bantuan dari inangnya. Jadi, ketika virus masuk ke dalam tubuh, mereka
akan menyerang sel-sel di dalam tubuh inangnya, menguasai sel-sel
tersebut dan terus berkembang biak di dalam sel. Virus juga cenderung
merusak, membunuh, dan mengubah sel dalam tubuh, misalnya di dalam
hati pada kelenjar pencernaan, darah, atau saluran pernapasan.
Selain manusia, virus juga mengandung enzim yang dapat
menyerang sel pada manusia, misalnya virus HIV integrase dan virus
influenza yang menjadi aktif jika kondisi lingkungan sel inang pada
lisosom berada pada kondisi asam. Fenomena penularan virus saat ini
menjadi isu yang sangat penting untuk dipahami. Kita perlu mengetahui
karakteristik dari virus yang dapat menular tersebut, mengetahui
bagaimana metabolisme, cara penularan virus dan mengetahui
bagaimana proses metabolisme virus tersebut di dalam tubuh manusia
hingga dapat menyebabkan kematian.
Metabolisme tubuh yang baik dapat meningkatkan dan
mempertahankan daya tahan tubuh supaya dapat terhindar dari bakteri
dan virus yang mengakibatkan penyakit dalam tubuh dan kematian.
Metabolisme mempunyai peranan yang penting karena metabolisme
merupakan proses reaksi tubuh yang mengubah makanan menjadi
sumber energi bagi tubuh. Energi tersebut kemudian digunakan kembali
oleh tubuh seperti untuk pernapasan, detak jantung, hingga fungsi otak
bekerja dengan sempurna. Ketika proses metabolisme melemah akibat
virus, fungsi tubuh juga ikut melemah dan berdampak pada kesehatan
fisik serta mental. Sebelum benar-benar menyerang kesehatan, terdapat
tanda-tanda dan gejala penting yang muncul pada tubuh saat
metabolisme melemah yaitu mudah lelah, kulit kering, sakit kepala dan
depresi.
Virus merupakan mikroba yang dapat menyebabkan penyakit.
Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, antara lain saat
anda: menghirup udara yang terkontaminasi melalui proses pernapasan,
biasanya ditularkan oleh seseorang yang terinfeksi saat batuk dan bersin;
mengonsumsi makanan atau air yang telah terkontaminasi virus yang
masuk dalam sistem pencernaan; Bersentuhan dengan cairan tubuh dari
orang yang sakit, termasuk darah, urine, muntahan, dan tinja;
Bersentuhan dengan benda-benda yang tidak steril, seperti gagang pintu,
mainan, atau toilet yang tidak bersih.
Virus dapat bertindak sebagai agen (pembawa) penyakit Sebagai
agen penyakit, virus memasuki tubuh menuju ke sel (melalui sistem
pernapasan dan pencernaan) dan menyebabkan perubahan-perubahan
yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan
menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Melalui proses yang
agak panjang karena tubuh manusia memiliki suatu sistem pertahanan
terhadap benda asing dan patogen yang disebut sebagais istem imun.
Respon imun timbul karena adanya reaksi yang dikoordinasi sel-sel,
molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya. Sistem imun
terdiri atas sistem imun alamiah atau non spesifik (natural/ innate/
native) dan didapat atau spesifik (adaptive/ acquired). Baik sistem imun
non-spesifik maupun spesifik memiliki peran masing-masing, keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan namun sebenarnya ke dua sistem
tersebut memiliki kerjasama yang erat.
Virus merupakan agen penginfeksi yang hanya hidup di
dalam sel organisme lain. Virus dapat menyerang semua jenis makhluk
hidup termasuk hewan, tumbuhan, dan bakteri. Virus menyerang
manusia dengan cara mengambil alih inti sel kemudian mengubah isinya
untuk kepentingan perkembangbiakan virus. Proses tersebut melalui
beberapa tahapan yang disebut siklus litik. Berikut adalah tahap-tahap
virus menyerang manusia:

Gambar 26. Cara Virus Menyerang Manusia

Sumber: http://hedisasrawan.blogspot.com/2015/09/6-cara-virus-menyerang-
manusia.html

Berdasarkan Gambar 26, cara virus menyerang manusia atau


mencari (membutuhkan) inang melalui 6 tahapan yaitu: 1) Tahap
Pelekatan, merupakan tahapan virus melekat pada bagian reseptor sel
inang (sel yang akan diinfeksi); 2) Tahap Penetrasi, tahap pemasukan
materi genetik virus berupa asam nukleat ke dalam sitoplasma sel inang.
Asam nukleat harus berhasil menembus membran sel. Proses ini dapat
dihentikan oleh sistem kekebalan tubuh; 3) Tahap Replikasi, tahap
penggandaan materi genetik virus di dalam sel inang. Pada tahap ini, sel
inang diambil alih oleh virus dengan cara “mengambil alih” proses repliasi
dan translasi sel, kemudian mengganti struktur DNA pada inti sel inang.
Struktur DNA tersebut akan melakukan transkripsi menjadi mRNA dan
mempengaruhi kinerja ribosom; 4) Tahap Sintesis, tahap pembentukan
komponen yang dibutuhkan virus untuk berkembang biak. Komponen
tersebut yaitu asam nukleat dan protein yang akan digunakan untuk
kapsid (selubung protein virus). Proses ini dibantu oleh nukleus yang
sudah diambil alih oleh virus. Virus juga memanfaatkan
proses metabolisme sel inang untuk mengembangbiakan bakal virus
baru. Ada tiga tahap produksi protein virus yaitu kepala, DNA atau RNA
(tergantung pada jenis virus), dan protein struktural (kepala dan ekor
virus); 5) Tahap Pematangan merupakan tahap perakitan komponen-
komponen virus yang berupa protein dan asam nukleat sehingga menjadi
virus; 6) Tahap Pelepasan, merupakan tahap ketika virus keluar dari sel
inang dengan cara memecahkan sel tersebut. Akibatnya, sel inang mati.
Satu virus yang menyerang sel inang dapat menghasilkan beberapa virus.
Untuk lebih memahami tentang metabolisme khususnya proses
katabolisme dan proses infeksi virus masuk dalam metabolisme manusia
lakukanlah kegiatan pembelajaran dengan metode role playing!

Proses/Kegiatan Pembelajaran:
Model Pembelajaran dengan Role Playing
Pada model belajar ini peserta PPG dijadikan sebagai subyek dari
kegiatan pembelajaran, dan secara aktif melakukan praktik-praktik
berkomunikasi dengan temannya dalam kondisi tertentu. Pembelajaran
efektif akan dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri pembelajar.
Pada pembelajaran dengan Role Playing peserta akan berperan sebagai
virus, saluran pada pencernaan, saluran sistem pernapasan dan sistem
peredaran darah. Saudara dapat memodifikasi tahapan dari Role Playing
sesuai dengan kondisi sekolah dan sarana dan prasarana yang tersedia.
Adapun tahapan Role Playing sebagai berikut:
a. Guru/dosen menyusun serta menyiapkan skenario
b. Menunjuk beberapa peserta didik/mahasiswa untuk mempelajari
skenario beberapa hari sebelum kegiatan berlangsung
c. Guru membuat kelompok yang berisikan 5 orang peserta didik
d. Menjelaskan kompetensi yang hendak dicapai
e. Memanggil peserta didik untuk menjalankan skenario
f. Setiap peserta didik berada dikelompoknya dan berdiskusi setelah
melihat peragaan kelompok lain.
g. Setelah semua sudah selesai dilakukan, setiap peserta didik diberi
lembar kerja untuk melakukan penilaian atas penampilan tiap-tiap
kelompok.
h. Setiap kelompok menyampaikan kesimpulan
i. Guru memberikan kesimpulan secara umum
j. Evaluasi

Setelah memahami materi dan membaca tahapan serta


mengimplementasikan kegiatan Role Playing jawablah pertanyaan di
bawah ini untuk mengukur keterampilan saudara dalam mengajarkan
materi metabolisme !

1. Rancanglah skenario Role Playing ketika proses:


a. Virus menular melalui sistem pernapasan hingga peredaran
darah!
b. Virus mempengaruhi metabolisme dalam tubuh manusia!
2. Rancanglah media-media pembelajaran apa yang saudara butuhkan
untuk melakukan Role Playing beserta fungsinya!
3. Analisislah menurut anda, apakah penggunaan Role Playing efektif
untuk membelajarkan materi metabolisme dari aspek sikap ilmiah
dan keterampilan proses sains?
4. Rancanglah rencana pembelajaran dengan menggunakan model atau
metode lain yang menurut anda efektif dalam membelajarkan materi
metabolisme!
Metode Inkuiri
Siswa dapat membantu memberikan penjelasan kepada orang-
orang di sekitarnya tentang kualitas telur yang baik atau memprediksi
telur yang baru dan telur yang sudah busuk dengan menggunakan konsep
massa jenis. Namun demikian, diperlukan pemahaman yang baik tentang
konsep massa jenis untuk memecahkan persoalan tersebut. Proses
pembelajaran berikut ini dapat digunakan sebagai alternatif
membelajarkan konsep massa jenis agar para siswa tidak hanya
berorientasi pada rumus.
Pemahaman konsep massa jenis dan berat jenis serta
penerapannya dapat disajikan melalui proses pembelajaran yang
melibatkan parameter dan besaran-besaran yang terlibat dalam massa
jenis dan berat jenis. Kegiatan berikut merupakan salah satu contoh
mengenalkan parameter yang terlibat pada massa jenis khususnya
karakteristik bahan dan bukan hanya berorientasi pada rumus. Saudara
diharapkan dapat merancang kegiatan untuk menyelidiki parameter:
1. Benda dengan massa yang sama selanjutnya dibuat berbagai bentuk
(bola, silinder, lempengan)
2. Benda dengan volume yang sama (bentuk kubus, balok dll.) yang
dibuat menggunakan bahan yang berbeda-beda
Alat dan bahan yang akan digunakan dapat memanfaatkan benda-
benda di lingkungan atau bahan daur ulang (barang bekas). Berikut
proses pembelajaran yang dapat Saudara kembangkan untuk
membelajarkan konsep massa jenis dan berat jenis:
1. Saudara meminta peserta didik membuat kelompok-kelompok kecil
3-5 orang (diupayakan anggota kelompok memperhatikan
keterwakilan gender).
Pembelajaran diarahkan untuk menyelidiki bagaimana sifat benda
yang terbuat dari jenis bahan yang sama, memiliki massa sama dan
dibentuk menjadi berbagai bangun (kubus, balok, limas, dan
trapesium).
2. Siapkan bahan plastisin dan bagikan ke setiap kelompok kemudian
mintalah peserta didik menimbangnya.
3. Saudara memandu peserta didik membuat kubus menggunakan
bahan plastisin dan menentukan volumenya. Selanjutnya, siswa
diminta menentukan besarnya massa jenis kubus yang telah dibuat
tersebut.
4. Dengan bahan yang sama, mintalah peserta didik mengubah bentuk
kubus yang telah dibuat menjadi bentuk bola dan menentukan
volumenya kemudian memprediksi besarnya massa jenisnya apabila
bentuk bola tersebut diubah menjadi bentuk balok.
5. Kembangkan pertanyaan berdasarkan fakta yang telah diperoleh
siswa untuk membangun pemahaman konsep massa jenis
menggunakan besaran massa dan volume menurut hasil yang telah
diperoleh siswa.

Apakah langkah pembelajaran di atas telah membantu Saudara


merancang pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada siswa
mengenai massa jenis menggunakan sifat bahan yang berasal dari jenis
bahan yang sama?

Saudara telah mencoba memberikan alternatif proses pembelajaran


untuk mengajarkan konsep massa jenis menggunakan bahan
plastisin.

Agar lebih memahami proses mengenalkan konsep massa jenis,


rancanglah proses pembelajaran yang menjelaskan konsep massa jenis
menurut parameter volume dengan menggunakan berbagai jenis bahan
berbeda yang dibentuk menjadi bangun ruang yang sama, misalnya
kubus, balok dan limas.

Kegiatan Eksperimen 1

a. Lakukanlah kegiatan di bawah ini!


Judul Percobaan : Respirasi Pada Tumbuhan
Tujuan : Membuktikan bahwa pada proses respirasi
dihasilkan CO2 sebagai hasil dari proses
metabolisme
Prosedur Kerja :
1) Sediakan dua buah botol dengan ukuran , kain kasa, air kapur dan
tutup botol. Berilah tanda kedua botol, misalnya A dan B
2) Isilah kedua botol dengan air kapur dengan sama banyak
3) Siapkan sejumlah kecambah kemudian bungkus dengan kain kasa,
ikat dengan benang
4) Masukkan bungkusan kain kasa berisi kecambah tadi ke dalam botol
A biarkan dalam posisi menggantung, lalu botol ditutup
rapat(kecambah jangan menyentuh air kapur)
5) Hal yang sama lakukan terhadap botol B, namun kain kasa yang
dimasukkan tanpa berisi kecambah. Perhatikan gambar berikut ini:

6) Letakkan kedua botol itu pada tempat yang gelap selama sekitar
satu jam
7) Amati air kapur yang ada pada kedua botol A dan B. Apa yang
terjadi pada kedua botol tersebut? Apa kesimpulan saudara dari
kegiatan ini?
b. Hasil pengamatan
Pengamatan Pada Keadaan air kapur
Botol A
Botol B

b. Untuk memperdalam pemahaman hasil praktikum, kerjakan latihan


di bawah ini!
1) Deskripsikan fungsi botol B dalam percobaan yang anda lakukan!
2) Analisislah tujuan perangkat percobaan diletakkan di tempat yang
gelap pada percobaan ini?
3) Menurut pendapat saudara dapatkah kain kasa diganti dengan
kain yang lain?
4) Dari percobaan respirasi pada tumbuhan yang anda lakukan,
mengapa air kapur menjadi keruh?

Kegiatan Eksperimen 2
Rancanglah suatu kegiatan eksperimen sederhana menggunakan alat dan
bahan sebagai berikut.
- Gelas kaca 1 buah
- Air secukupnya
- Sendok plastik atau sendok logam
- Telur asin mentah 1 butir
- Telur asin yang sudah direbus 1 butir
- Telur bebek mentah 1 butir
- Telur bebek yang sudah direbus 1 butir
a. Menurut Saudara, apa tujuan kegiatan eksperimen sederhana yang

akan dilakukan menggunakan alat dan bahan di atas?


b. Pertanyaan apa saja yang dapat dikembangkan menggunakan

eksperimen tersebut?
c. Buatlah hipotesis/dugaan terkait eksperimen yang telah Saudara

rancang!
d. Untuk menguji hipotesis yang telah Saudara buat, susunlah

prosedur/langkah kerja eksperimen sederhana yang akan dilakukan.


e. Tulislah temuan fenomena selama mengamati fakta hasil eksperimen

sederhana dan lakukan analisis menggunakan pemahaman Saudara!


f. Buatlah kesimpulan tentang hasil kegiatan eksperimen yang telah
Saudara lakukan.

D. Telaah kasus
1. Kasus Pertama
Hingga saat ini terdapat wabah virus yang menyebabkan banyak orang
mengalami kematian yaitu corona virus (2019-nCoV). Silahkan anda klik
link berikut untuk mengetahui kasusnya:

Berdasarkan kasus
tersebut, silahkan
anda analisis dan
prediksi :

https://tekno.tempo.co/read/1305635/jalur-jalur-penularan-virus-
corona/full&view=ok
1. Jelaskan bagaimana virus corona dan menyerang manusia dan
mengapa nama mengapa virus ini dinamakan dengan corona?
2. Bagaimana metabolisme virus tersebut dalam menginfeksi inang!
3. Bagaimana cara kita mencegah penularan virus tersebut!
4. Bagaimana anda dapat menganalisis terkait penularan dari virus
corona yang dihubungkan dengan metabolisme pernapasan,
pencernaan dan peredaran darah?
2. Kasus Kedua
Telaah Kasus Pembelajaran
Pembelajaran IPA tentang pemahaman konsep massa jenis dan
berat jenis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagian
besar berorientasi pada formula (rumus). Rumus yang selama ini
digunakan sebagai dasar pemahaman yaitu:
massa jenis = massa/volume dan berat jenis = berat/volume

Namun demikian, pada penerapannya masih ditemukan kesulitan


ketika dihadapkan pada fenomena sekitar. Misalnya pada kasus air yang
diambil dari sebuah sumur kemudian air tersebut dituangkan ke dalam
ember dan dimasukkan ke wadah-wadah yang lebih kecil. Sebagian air
dalam wadah kecil direbus untuk keperluan air minum. Para siswa
mengalami kebingungan ketika dihadapkan pada pemahaman untuk
penentuan massa jenis air dalam sumur, air dalam ember dan wadah
kecil, serta massa jenis air sumur yang telah direbus.
Bagaimana Saudara membantu mengajarkan konsep massa jenis
dan berat jenis bagi siswa SD untuk menghindari permasalahan di
atas?

3. Kasus ketiga
Saat ini banyak masyarakat yang ketakutan dan enggan untuk
berinteraksi dengan penderita HIV, bahkan dibeberapa sekolah banyak
KB 4 PGSD IPA 312
orangtua siswa yang tidak memperbolehkan pihak sekolah menerima
siswa yang terinfeksi HIV. Silahkan anda klik link berikut untuk
mengetahui kasusnya:

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47209632

Berdasarkan kasus tersebut, silahkan anda analisis dan prediksi :


1. Bagaimana metabolisme virus HIV tersebut dalam menginfeksi inang!
2. Bagaimana cara kita mencegah penularan virus HIV tersebut!
3. Bagaimana anda dapat menganalisis terkait penularan dari virus HIV
yang dihubungkan dengan metabolisme pernapasan, pencernaan dan
peredaran darah?

4. Kasus Keempat
Akhir-akhir ini berkembang informasi adanya benih tanaman
palsu, dan telur palsu yang masuk ke pasar tradisional dan supermarket.

KB 4 PGSD IPA 313


Bagaimana Saudara
sebagai guru
membantu masyarakat
(para konsumen)
menyelidiki keaslian
bahan-bahan tersebut?

5. Kasus Kelima
Perhatikan video pembelajaran tentang proses kerja enzim katalase
dalam metabolisme, silahkan link di bawah ini!

https://www.youtube.com/watch?v=4RDlXo3utHw
Berdasarkan video pembelajaran tersebut, diskusikanlah secara
berkelompok pertanyaan di bawah ini!

1) Menurut saudara, pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru


dalam video tersebut apakah sudah memfasilitasi pembelajaran
yang berbasis 5 M dan penemuan (inquiry)?
2) Jika menurut saudara pembelajaran tersebut sudah memfasilitasi,
jelaskan alasan Anda!
3) Jika menurut saudara belum memfasilitasi, maka sebagai calon guru
yang profesional berikanlah saran dan soluasi apa yang seharusnya
dilakukan oleh guru tersebut dalam membelajarkan materi
metabolisme?
4) Rancanglah skenario pembelajaran materi metabolisme dengan
menggunakan pendekatan inquiry!
6. Kasus Keenam
Peserta didik dibentuk ke dalam kelompok-kelompok kecil
kemudian setiap kelompok diberikan kasus permasalahan yang harus
dipecahkan disertai dengan solusinya beserta alasannya. Perangkat
pembelajaran yang dapat Saudara kembangkan dalam kegiatan ini adalah
lembar diskusi berupa soal-soal yang memicu keterampilan berpikir
peserta didik.
Gambar berikut dapat saudara gunakan untuk kasus yang harus
dianalisis oleh peserta didik:

Kasus 1 Kasus 2

Melalui Gambar di atas peserta didik diminta untuk memprediksi


kecerahan masing-masing lampu pada Kasus 1 jika hambatan setiap
lampu dianggap sama. Adapun melalui Kasus 2 peserta didik diminta
membandingkan tiga jenis rangkaian rangkaian lampu yang memiliki
hambatan sama besar.
Pada Kasus 2 peserta didik harus menyatakan alasan kenapa ketiga jenis
rangkaian ekuivalen atau alasan kenapa ketiganya tidak ekuivalen.

E. Penutup
1. Rangkuman
a) Sumber energi listrik mikrohidro memanfaatkan perbedaan
ketinggian aliran air.
b) Metabolisme merupakan seluruh proses kimiawi dalam suatu sel
atau tubuh mahluk hidup
c) Metabolisme dibedakan menjadi dua yaitu anabolisme dan
katabolisme, disebut juga reaksi enzimatis
d) Massa jenis merupakan pengukuran massa setiap satuan volume.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya.
e) Kerapatan suatu zat disebut massa jenis dan dilambangkan dengan 
(rho).
f) Prinsip archimedes menyatakan bahwa gaya apung ke atas yang
diberikan pada benda yang direndam dalam cairan, baik yang
terendam seluruhnya atau sebagian, sama dengan berat cairan
yang dipindahkan benda tersebut dan bekerja dalam arah ke atas di
pusat massa dari cairan yang dipindahkan.
g) Enzim merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi kimia di dalam
tubuh tetapi tidak ikut beraksi
h) Berdasarkan kebutuhan akan oksigen respirasi dibedakan menjadi
dua yaitu respirasi aerob dan anaerob
i) Sifat-sifat dari enzim yaitu sebagai biokatalisator, tersusun dari
protein sehingga memiliki sifat seperti protein yaitu akan
menggumpal pada suhu tinggi, enzim bekerja secara khas, enzim
dapat digunakan berulang kali, enzim dapat rusak pada suhu di atas
500C rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi sehingga enzim
tidak dapat bekerja lagi meskipun pada suhu normal, enzim dapat
bekerja bolak-balik.
j) Terdapat hubungan antara metabolisme dari proses pencernaan,
pernapasan dan peredaran darah yaitu pada proses katabolisme
karbohidrat yang terjadi di dalam sel (respirasi sel).
k) Respirasi aerob bertujuan untuk menghasilkan energi. Makanan
merupakan sumber energi bagi tubuh manusia untuk berolahraga,
belajar, dan aktivitas lain manusia membutuhkan makanan sebagai
sumber energi dan untuk menjaga suhu tubuh serta mengeluarkan
zat sisa
l) Pada respirasi aerob terjadi proses penguraian (pembongkaran) zat
secara sempurna yang terjadi pada oksidasi asam piruvat. Dari proses
ini dihasilkan CO2 dan H2O serta energi sebesar 36 ATP.

m) Terhadap hubungan antara respirasi dengan sistem pencernaan dan


sistem peredaran darah. Makanan berupa karbohidrat yang kita
makan masuk ke dalam sistem pencernaan dalam tubuh manusia
dan diedarkan melalui sistem perderan darah.
n) Virus merupakan mikroba yang berukuran sangat kecil, bahkan lebih
kecil dari bakteri. Virus hidup dan berkembang biak dengan cara
menempel pada sel atau jaringan hidup dnan bersifat parasit, karena
tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari inangnya. Ketika virus
masuk ke dalam tubuh, mereka akan menyerang sel-sel di dalam
tubuh inangnya, menguasai sel-sel tersebut dan terus berkembang
biak di dalam sel.

2. Tes formatif
Bacalah soal dengan teliti dan pilihlah jawaban yang benar!
1. Dalam suatu percobaan mengenai enzim, seorang siswa berhasil
menyimpulkan satu kesimpulan mengenai peranan dari enzim katalase.
Kesimpulan paling tepat yang dibuat oleh siswa adalah ....
A. Enzim katalase berperan dalam pembentukan gelembung gas
B. Enzim katalase berperan penting dalam sisitem pencernaan
C. Enzim katalase berperan untuk menguraikan racun dari H2O2 menjadi H2O
dan O2
D. Enzim katalase berperan untuk membunuh mikroorganisme berbahaya
serta sebagai pengurai racun
E. Enzim katalase berperan untuk menetralkan asam dalam tubuh

2. Amati ilustrasi penampakan lima butir telur (A, B, C, D dan E) yang dihasilkan
seekor ayam kemudian dimasukkan ke dalam gelas berisi air berikut ini.

Berdasarkan informasi pada


Gambar, susunan urutan
telur yang baru menetas dan
telah lama disimpan
berturut-turut adalah … .

A. D – C – B – E – A
B. B – C – D – A – E
C. E – D – C – B – A
D. A – B – C – D – E
E. C – D – B – E – A
3. Berikut merupakan proses yang terjadi pada metabolisme
1) Sintesis protein dari asam amino yang melibatkan DNA, RNA dan
Ribosom
2) Perubahan molekul glukosa menjadi CO2 dan H2O pada respirasi
aerob
3) Sintesis lemak dari protein dan karbohidrat melakui Ko-enzim A
4) Reaksi terang yang menghasilkan ATP dan NADPH2 yang keudian
digunakan untuk pembentukan glukosa
5) Fermentasi alkohol pada mikroorganisme yang menghasilkan energi
karena perubahan asam piruvat menjadi asam asetat
Berdasarkan hasil analisis pernyataan di atas, reaksi yang tergolong
anabolisme adalah....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan(3)
D. (3) dan (4)
E. (5) saja

4. Perhatikan pernyataan berikut:


1) Membutuhkan H2O sebagai sumber elektron
2) Membutuhkan oksigen sebagai akseptor elektron
3) Membutuhkan NADPH2 sebagai sumber elektron
4) Mengubah ATP dan CO2
5) Mengubah energi cahaya menjadi energi kimia
Berdasarkan pernyataan di atas, yang terkait dengan reaksi katabolisme
adalah....
A. 1 dan 3
B. 2 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 5
E. 4 dan 5
5. Seorang penjual minuman di kantin sekolah dasar mengenalkan resep
terbarunya yaitu es pelangi. Minuman ini dinamai es pelangi karena
setiap gelasnya berisi susunan cairan warna warni dengan aneka rasa
kesukaan para siswa. Cairan warna tersebut diberikan gula cair dengan
volume berbeda-beda. Keistimewaan minuman ini yaitu cairan warna
tidak bercampur ketika dituangkan dalam gelas. Apabila penampakan
warna es pelangi berturut-turut mulai lapisan atas ke bawah yaitu:
Merah – Hijau – Kuning – Ungu – Biru maka urutan rapat massa ( )
cairan warna tersebut mulai yang terbesar ke terkecil adalah cairan
berwarna… .
A. Biru > Ungu > Kuning > Hijau > Merah
B. Biru < Ungu < Kuning < Hijau < Merah
C. Merah > Hijau > Kuning > Ungu > Biru
D. Merah = Hijau = Kuning = Ungu = Biru
E. Biru > Merah > Hijau > Kuning > Ungu
6. Perhatikan tabel!

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Gelembung Nyala Api
Panas - -
Larutan Dingin + -
Asam - -
Basa ++ -
Netral +++ ++

Berdasarkan table hasil pengamatan percobaan tentang metabolism di


atas, dapat disimpulkan bahwa enzim katalase bekerja pada
lingkungan....
A. Asam
B. Basa
C. Netral
D. Panas
E. Dingin
7. Setelah melakukan olah raga tubuh akan merasa lelah, terutama pada
otot-otot kaki. Penyebab timbulnya rasa lelah karena terbentuknya....
A. ATP melalui respirasi anaerob di dalam sel otot
B. Alkohol di dalam sel-sel otot
C. Asam laktat melalui respirasi anaerob di dalam sel-sel otot
D. Asam piruvat melalui glikolisis di dalam sel-sel otot
E. Asam laktat melalui respirasi aerob di dalam sel otot
8. Enzim merupakan biokatalisator pada proses metabolisme dalam tubuh
mahluk hidup. Berikut ini merupakan sifat-sifat khusus enzim kecuali....
A. sifatnya sama dengan sifat protein pada umumnya
B. bekerja baik ekstra maupun intraseluler
C. banyak dihasilkan organel mitokondria
D. hanya bekerja pada substrat tertentu yang sesuai
E. enzim mempercepat proses kimia dan memerlukan sedikit energi
9. Daging yang dibekukan di dalam lemari es tidak membusuk. Kejadian ini
dapat dijelaskan sebagai....
A. daging tersebut tidak mengalami metabolisme
B. di dalam lemari es tidak ada O2
C. di dalam lemari es tidak ada cahaya
D. di dalam lemari es tidak berlangsung respirasi aerobik
E. Pada suhu rendah enzim mikroorganisme pembusuk tidak bekerja
10. Kelompok-kelompok penyakit yang disebabkan oleh virus adalah
A. Influenza, gondongan, tifus
B. Rabies, trakom, cacar
C. Polio, rabies, cacar air
D. Gondongan, batuk rejan, rabies
E. Cacar air, polio, TBC

11. Hasil percobaan enazim katalase menggunakan potongan hati dan H


2O2 adalah sebagai berikut!
No Potongan Hati + Perlakuan Gelembung Ket
Udara
1 H2 O2 Suhu 300C +++ Banyak sekali
2 H2 O2 Suhu 350C +++ Banyak
3 H2 O2 Suhu 750C -- Kurang
4 H2 O2 pH 4 --- Tidak ada
5 H2 O2 pH 7 ++ Banyak
6 H2 O2 pH 13 --- Tidak ada

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa yang mempengaruhi


kerja enzim antara lain adalah ….
A. suhu dan pH
B. banyaknya gelembung
C. potongan hati
D. macam substrat
E. jumlah H2O2
12. Pada respirasi aerob, terdapat 3 tahap yaitu glikosis, silus Krebs, dan
transpor elektron. Berikut ini yang sesuai antara proses tahapan dan
lokasi adalah …..
Matriks Mitokondria Sitoplasma Membran dalam
Mitokondria
A Glikolisis Siklus krebs Transfer Elektron
B Siklus krebs Glikolisis Transfer Elektron
C Glikolisis Transfer Elektron Siklus krebs
D Siklus krebs Transfer Elektron Glikolisis
E Transfer Elektron Siklus krebs Glikolisis

13. Seorang pembuat telur asin memilih empat buah telur bebek dengan
volume identik. Telur-telur tersebut kemudian diolah sehingga diperoleh
hasil berikut.
i. Sebutir telur asin mentah
ii. Sebutir telur asin rebus
iii. Sebutir telur bebek mentah
iv. Sebutir telur bebek rebus
Apabila seluruh telur di atas dimasukkan ke dalam gelas berisi air maka jenis
telur yang posisinya berada paling dekat dengan dasar gelas adalah … .
A. Telur asin mentah dan telur asin rebus
B. Telur asin rebus dan telur bebek rebus
C. Telur bebek mentah dan telur asin mentah
D. Telur bebek rebus dan telur bebek mentah
E. Telur asin rebus dan telur bebek rebus
14. Sebuah bohlam tertulis (100 V, 50 W), jika dipasang pada tegangan … .

A. 100 V, daya keluaran 12,5 W, hambatan filamen 50 ohm


B. 50 V, daya keluaran 12,5 W, hambatan filamen 200 ohm
C. 200 V, daya keluaran 200 W, hambatan filamen 100 ohm
D. 150 V, daya keluaran 75 W, hambatan filamen 200 ohm
E. 75 V, daya keluaran 200 W, hambatan filamen 100 ohm
15. Jarum kompas akan bergerak jika didekatkan pada kawat yang dialiri
arus listrik, ini menunjukkan bahwa … .

A. arus listrik dapat menimbulkan medan magnetik


B. arus listrik dapat menyebabkan magnet bergerak
C. jarum kompas selalu menunjukkan utara selatan
D. jarum kompas merupakan sebuah magnet.
E. jarus kompas menunjukkan jenis muatan listrik

3. Refleksi
Jawablah pertanyaan reflektif tentang materi metabolisme berikut:
a. Apa yang sudah Saudara pahami dalam materi modul ini?
b. Materi apa dalam modul ini yang belum Saudara pahami?
c. Berikan penjelasan mengapa Saudara belum memahami materi ini!
d. Berikan penjelasan apa yang dapat Saudara lakukan agar menjadi
paham materi ini?
e. Hal-hal apa saja yang Saudara sukai/menarik dan penting dari
modul ini?
f. Hal-hal apa yang disukai/menarik dalam modul ini namum tidak
penting menurut Saudara?
g. Informasi apa yang ingin Saudara ketahui lebih lanjut dari materi
modul ini?
4. Rujukan
Anonim. Science Textbook for Class VII. New Delhi: NCERT

Chaniago, R. 2014. Biologi. Yogyakarta: Innosain

Hutagalung. 2004. Karbohidrat. Sumatra Utara: USU Digital Library

Jufri, Wahab. 2017. Belajar dan Pembelajaran sains modal dasar menjadi
guru profesional. Bandung: Pustaka Reka Cipta

Kurnadi, 2001. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Edisi [1]
dan [2]. Bandung: UPI Press

Moch. Anshori dan Djoko Martono. 2009. Biologi. Jakarta: Pusat


Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Raven PH.,. Johnson G B. 2011. Biology. McGraw-Hill Education.

Rintayati, P. 2015. Eksperimen IPA. Surakarta: UNS Press

Wisudawati, A dan Sulistyowati, E. 2015. Metode Pembelajaran IPA. PT:


PT Bumi Aksara

Zorn, Margareth K., Ezrailson, Cathy dan Zike, Dinah. 1999. Glencoe Series;
Electricity and Magnetism. New York: Mc GrawHill

red.msscience.com https://www.youtube.com/watch?

v=4RdlXo3utHw https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-

47209632

https://tekno.tempo.co/read/1305635/jalur-jalur-penularan-virus-
corona/full&view=ok

https://www.mikirbae.com/2016/12/pencernaan-karbohidrat-protein-
dan.html
http://hedisasrawan.blogspot.com/2015/09/6-cara-virus-menyerang-
manusia.html

https://blog.ruangguru.com/pengertian-tahapan-dan-perbedaan-
respirasi-aerob-dan-anaerob
http://www.siliconfareast.com/tribo_series.htm

https://www.dosenpendidikan.co.id/fungsi-mitokondria/
Kunci Jawaban Soal Latihan

1. C 6. C 11. A
2. D 7. C 12. B
3. B 8. C 13. D
4. C 9. E 14. B
5. A 10. C 15. A
MODUL SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR 5

ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL

KB 5 PGSD IPS 327


MODUL
SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR 5
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Penulis:
Dr. Taat Wulandari
Dr. Muh. Sholeh, S. Pd, M.Pd

Penelaah:
Dr. Juhadi, M.Si.
Dr. Ari Pudjiastuti
Alphian Sahruddin, S.Pd., M.Pd.
Sasmiati, S.S.

Copyright © 2020
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari
Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

KB 5 PGSD IPS 328


DAFTAR ISI

A. Pendahuluan.................................................................................................................................320
1. Deskripsi Singkat......................................................................................................................320
2. Petunjuk Penggunaan..............................................................................................................320
B. Inti................................................................................................................................................321
1. Capaian Pembelajaran.............................................................................................................321
2. Sub Capaian Pembelajaran......................................................................................................321
3. Petunjuk Belajar......................................................................................................................321
C. Advanced Materials......................................................................................................................322
1. Interaksi Manusia, tempat dan lingkungan.............................................................................322
2. Prinsip Ekonomi yang Bijaksana..............................................................................................333
3. Tantangan Masyarakat Dalam Globalisasi...............................................................................339
D. Telaah Kasus.................................................................................................................................344
1. Bacalah Kasus di bawah ini!.....................................................................................................344
2. Bacalah Berita di bawah ini!....................................................................................................347
E. Penutup........................................................................................................................................350
1. Rangkuman..............................................................................................................................350
2. Tes Formatif.............................................................................................................................352
3. Rujukan....................................................................................................................................356
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Kegiatan belajar 5 ini menjelaskan materi tentang interaksi manusia, tempat
dan lingkungan melalui kasus kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Kemudian
materi tentang prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi yang rasional dan bijaksana perlu
dibelajarkan kepada peserta didik. Prinsip ekonomi ini meluaskan prinsip ekonomi
yang sudah diuraikan dalam modul IPS. Prinsip ekonomi yang hanya berorientasi
pada usaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan
sekecil-kecilnya tanpa penambahan materi yang bijaksana maka akan menyesatkan
peserta didik. Maka perlu penambahan uraian materi tersebut dan nilai-nilai yang
terkembangkan dari materi tersebut. Materi tentang Tantangan Globalisasi
ditambahkan karena perlu pemahaman tentang apa itu globalisasi? Globalisasi perlu
dipahamkan karena sejak dini peserta didik diajak untuk mengetahui seperti apa
globalisasi, khususnya di dan bagi Indonesia.
Modul suplemen untuk materi IPS ini mengintegrasikan konsep-konsep dalam
ilmu sosial. Seperti diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kajian
sosial yang menggunakan ilmu-ilmu sosial sebagai dasar untuk mengkajinya melalui
proses seleksi dan adaptasi. Dalam modul ini walaupun tema yang digunakan
mengacu pada satu konsep ilmu sosial, tetapi di dalam membahas konsep tersebut
memadukan/mengaitkan dengan konsep sosial yang lain.
2. Petunjuk Penggunaan
Untuk mempelajari modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilakukan
yakni:
a. Bacalah dan pahami uraian materi yang ada pada kegiatan belajar ini.
b. Untuk kegiatan belajar individu maupun kelompok terdapat pada kolom
AKTIVITAS ASYIK. Untuk mengerjakan kegiatan tersebut perlu membaca dengan
seksama deskripsi aktivitasnya
c. Kerjakan soal latihan yang tersedia untuk mengetahui pemahaman pembelajar.
d. Jika belum mampu memahami materi yang disampaikan, maka bertanyalah
kepada guru/instruktur.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
a. Menguasai materi manusia, tempat dan lingkungan
b. Menguasai materi perilaku, motif dan prinsip ekonomi
c. Menguasai Fenomena interaksi dalam perkembangan IPTEK dan masyarakat
global

2. Sub Capaian Pembelajaran


a. Menganalisis tentang kebakaran hutan dan lahan
b. Menganalisis prinsip ekonomi dengan bijaksana
c. Menganalisis tantangan globalisasi
3. Petunjuk Belajar
a. Peserta melakukan pengamatan terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat.
Fenomena yang diamati merupakan fenomena/masalah/topik actual yang
terjadi di lingkungan sekitar/lokal, regional maupun internasional. Proses
mengamati dapat melalui stimulasi dialog dari guru maupun sumber belajar
dalam daring maupun luring.
b. Peserta diajak untuk menggali informasi melalui pertanyaan-pertanyaan yang
muncul dari peserta mengapa fenomena/masalah/topik tersebut terjadi.
c. Peserta melakukan kegiatan pengumpulan data untuk mencari informasi
sehingga dapat memberikan jawaban/solusi atas fenomena/masalah/topik
tersebut. Peserta dapat melakukan kegiatan tersebut secara berkelompok.
d. Peserta melakukan Analisa data dari informasi yang sudah diperoleh dari
berbagai sumber belajar dan membuat kesimpulan.
e. Peserta menyampaikan hasil analisis data kepada peserta yang lain dalam
berbagai variasi cara mengkomunikasikan informasi.
Peta Konsep

• “Hutanku“

• pengertian hutan dan lahan


• Fungsi hutan

• Manfaat hutan

• Dampat kerusakan hutan


KB 2. waktu,
keberlanjutan &
• Ekosistem
perubahan
• Pantun hutan sejarah, dan
• Interaksi manusia dengan lingkungan
sistem sosial
• Interaksi
budaya
antarnegara KB 1. • “Globalisasi dan
nasionalisme”
Manusia, • Konsep globalisasi dan
tempat dan KB 4. Hakikat IPTEK; nasonalisme
Perkembangan IPTEK &
lingkungan Kehidupan Manusia; • Migrasi manusia dan
Perkembangan IPTEK & globalisasi
Kelestarian Lingkungan;
Perkembangan IPTEK dan • Dampak globaliasi terhadap
Masyarakat Global kehidupan manusia

KB 3. Perilaku, motif
dan prinsip ekonomi;
Produksi, distribusi dan
konsumsi; Pasar; dan
Kesejahteraan
• “Prinsip ekonomi
yang bijaksana”
• Pasar
• Sejarah alat
pembayara
n
• Dampak prinsip
ekonomi liberal pada
zaman kolonial dan
saat ini

C. Advanced Materials
1. Interaksi Manusia, tempat dan lingkungan
“Hutanku Sayang Hutanku Malang”
“Petir menyambar, langit pun redup
Hujannya lebat, banjir di hutan
Sungai pun tercemar, tiada ikan
Begitulah akibat pembakaran lahan”

“Burung nuri, hinggap di dahan


Di ranting kayu, hewan melata
Ayolah berhenti membakar lahan
Demi anak cucu, masa depan kita”
“Jikalau tuan hendak pergi berlayar
Jangan lupa simpan sekoci di dalam kapal
apabila lahan dan hutan terus dibakar
Dimana lagi tempat kami tinggal?”

Pantun di atas mengingatkan pada fenomena terjadinya kebakaran lahan dan


hutan yang terjadi akhir-akhir ini. Manusia dapat mengekspresikan peristiwa,
masalah, atau apapun melalui media apa saja, salah satunya yaitu melalui pantun.
Apakah Pantun itu? Pantun adalah salah satu bentuk sastra. Hampir sama dengan
puisi tetapi tiap bait (kuplet) biasa terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b),
tiap larik biasanya berjumlah empat kata; baris pertama dan baris kedua biasanya
tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi. Pantun dapat
berisi peribahasa sindiran, peristiwa, suasana, dan sebagainya.

AKTIVITAS ASYIK

Secara individu, buatlah pantun


yang berisi pesan untuk tidak
melakukan pembakaran hutan
dan lahan!

Pesan apa yang ingin disampaikan dalam pantun di atas? Ya, pantun di atas
membawa pesan untuk tidak melakukan kebakaran hutan dan lahan. Mengapa tidak
boleh membakar hutan dan lahan? Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi
dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Indonesia terkenal
mempunyai hutan daratan sangat luas. Tetapi dari tahun ke tahun luas hutan di
Indonesia mengalami penurunan. Perhatikan grafik di bawah ini!
Gambar 1. Tabel Deforestasi Hutan di Indonesia
Amati Tabel 1 di atas. Apa yang terjadi dengan luas hutan di Indonesia? Hingga
2017, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luasnya
mencapai 125.922.474 hektar. Secara umum, luasnya menyusut apabila
dibandingkan dengan data KLHK pada 2015 yang luas hutan Indonesia masih sekitar
128 juta hektar. Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
terdapat 6 Provinsi yang terparah yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Di Indonesia memiliki banyak
provinsi yang berpotensi untuk terjadinya kebakaran hutan. Perhatikan peta di
bawah ini.
Gambar 2. Wilayah Berpotensi Terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan
(https://nasional.kompas.com)

Berdasarkan peta di atas, Indonesia memiliki sebelas provinsi yang rentan


terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Karhutla dapat disebabkan oleh faktor
alam maupun karena ulah manusia. Penyebab Karhutla karena faktor alam biasanya
memiliki dampak yang tidak terlalu luas. Kebakaran hutan akibat alam tidak akan
menelan kerugian besar. Penyebab kebakaran hutan yang disebabkan oleh alam bisa
terjadi karena musim kemarau yang panjang, sambaran petir, aktivitas vulkanik di
gunung berapi dan ground fire atau kebakaran di dalam lapisan tanah gambut akibat
kemarau panjang. Penyebab kebakaran hutan akibat ulah manusia sering kali
menjadi penyebab utama kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia. Manusia yang
membakar hutan memiliki beberapa alasan. Manusia biasanya membakar
hutan dengan tujuan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok sehingga rela
membakar hutan yang merupakan kawasan dilindungi oleh negara. Salah satu alasan
manusia membakar hutan adalah untuk pembukaan lahan perkebunan. Manusia
sengaja membakar hutan menjadikan kawasan tersebut menjadi lahan
perkebunan yang bisa memberikan keuntungan bagi segelintir orang. Jika
perusahaan telah turut andil, tak jarang kebakaran hutan menelan kawasan dengan
skala yang luas.
Skala luas ini dapat meliputi korban terdampak baik manusia maupun makhluk
hidup lainnya dan dapat meliputi wilayah terdampak. Salah satunya yaitu Karhutla
yang menyebabkan kabut asap. Kabut asap ini telah menyebabkan ketegangan
dengan negara-negara tetangga yang terkena. Seperti diketahui bahwa negara
Indonesia merupakan negara yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia dan
dekat dengan negara Singapura dan Brunei Darussalam. Asap yang berasal dari
Karhutla di Indonesia sampai menutupi wilayah negara-negara tersebut. Hal tersebut
berakibat pada timbulnya ketegangan antara Indonesia dengan negara di ASEAN.
Interaksi antara Indonesia sebagai sumber kabut asap dengan terdampak
bukan suatu hal yang sederhana. Apabila tidak dikelola dengan baik interaksi
beberapa negara dapat mengarah menjadi sebuah pertentangan. Berangkat dari
permasalahan kabut asap tersebut, lima negara ASEAN mengadakan pertemuan
untuk menangani permasalahan kabut asap. Lima negara tersebut yakni Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Indonesia. Mereka mencapai suatu
konsensus selama perhelatan 21st Meeting of the Sub-Regional Ministerial Steering
Committee (MSC) on Transboundary Haze Pollution di Brunei pada Selasa, 6 Agustus
2019.
Dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa kelima negara
berjanji akan meningkatkan tindakan pencegahan guna meminimalkan timbulnya
kabut asap di seluruh wilayah selama musim kemarau, yakni antara Agustus hingga
Oktober. Mereka juga mencapai kesepakatan akan meningkatkan kerjasama dalam
mengatasi polusi kabut asap di seluruh wilayah secara efektif. Hal tersebut akan
dilakukan dengan menerapkan Hazing Across Borders Action Plan. Mereka juga
sepakat meningkatkan koordinasi regional melalui implementasi proyek kerja sama
internasional yang melibatkan proyek untuk mengatasi kabut asap, pengelolaan
hutan lestari, dan praktik konservasi di kawasan gambut. Kelima negara juga
menegaskan kembali komitmennya untuk mencapai target ASEAN bebas asap 2020.
Terkait hal ini, program pengembangan kapasitas dan pelatihan di antara negara-
negara tersebut dalam hal mengatasi kabut asap. Sebagai contoh yakni Malaysia.
Malaysia telah menerapkan National Open Fire Action Plan, yaitu upaya bersama
yang melibatkan berbagai kementerian, departemen, dan lembaga di tingkat federal
serta negara bagian. Indonesia sebaiknya perlu juga untuk bekerjasama lintas
Lembaga untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan.
Mengapa hutan dan lahan tidak boleh dibakar? Fungsi hutan sampai saat ini
masih sebagai paru-paru dunia, sumber ekonomi, habitat flora dan fauna, pengendali
bencana, tempat penyimpanan air, dan untuk mengurangi polusi untuk pencemaran
udara. Namun ternyata fenomena maraknya alih fungsi hutan kian marak, terbukti di
wilayah Kecamatan Sirampog dan Kecamatan Paguyangan di Kabupaten Brebes pun
beralih fungsi, hampir sebagain berubah menjadi tanaman kubis dan sayur
mayur. Alih fungsi hutan juga terjadi dibeberapa daerah lainnya, seperti di
Wonosobo, di Banjarnegara Jawa Tengah, dulunya adalah gunung penuh dengan
tanaman keras seperti jati dan albasia atau lainnya, namun karena Keserakahan
sebagian manusia dengan merubah status lahan. Petani di kawasan itu sangat
tergantung pada tanaman kentang. Di Desa Tieng pada tahun 2012 terdapat 40
persen petani yang menanam kentang. Petani biasa menanam kentang pada Maret-
April-Mei. Mereka memanen tiga bulan setelah masa tanam. Menanam kentang
menjadi kebiasaan petani sehingga sulit mengajak mereka untuk beralih ke tanaman
lain. Masa panen tergolong cepat sehingga petani gampang dapat penghasilan.
Secara ekonomi, alih fungsi lahan dari hutan disulap menjadi area bertanam
kentang tidak begitu banyak memberikan keuntungan. Menanam kentang pada
masa sekarang tidak menguntungkan karena harga jualnya tidak sebanding dengan
biaya operasional yang dikeluarkan petani. Sebagai contoh di Kecamatan Kejajar,
yang rata-rata merupakan petani kentang dalam 10 tahun terakhir,
perekonomiannya tidak membaik. Penduduk miskin naik 1 persen per tahun
sehingga petani butuh alternatif tanaman lain yang lebih menguntungkan.
Pembatasan penanaman kentang selama ini mulai dilakukan. Selama ini upaya
pembatasan pun tidak banyak mendapat penolakan dari petani, karena mereka
sudah mulai sadar untuk mempertahankan lahan dari ancaman kerusakan. Petani
dapat beralih menanam tanaman yang ramah lingkungan, seperti carica dan bambu
cendani. Memanen carica lebih menguntungkan karena tidak banyak daerah yang
menanamnya.

Gambar 3. Alih fungsi lahan di Daerah Dieng

Amatilah Gambar 3 di atas! Diskusikanlah dengan temanmu tentang beberapa


pertanyaan di bawah ini!

1. Bentang alam apa yang tampak dalam gambar?


2. Peristiwa apa yang tampak?
3. Pernahkah Kalian mengalamidan atau melakukan
hal seperti yang tampak pada gambar?
4. Mengapa fenomena banjir atau kebakaran hutan
sering terjadi disejumlah wilayah Indonesia?
5. Bagaimana menurut pendapat Saudara agar sumber
daya hutan di wilayah Indonesia dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan bangsa dan negara secara
berkelanjutan?

Penanaman kentang secara terus-menerus dapat menyebabkan pengendapan


lumpur sehingga erosi sulit dicegah. Kerusakan tanah di kawasan Dieng saat ini
tergolong parah. Dari hasil menanan kentang sekarang tidak menjanjikan bagi petani
karena produksinya lambat laun semakin menurun. Dia mencontohkan pada era
1980-an, tanaman kentang mengalami masa kejayaan, karena bibit 1 kilogram
kentang bisa menghasilkan panen 20 kilogram kentang. Sementara itu, dalam kondisi
saat ini, menanam 1 kilogram bibit hanya menghasilkan 6-7 kilogram kentang. Alam
bisa bersahabat dengan makhluknya, namun karena tidak seimbang akhirnya alam
pun bisa marah melalui fenomena banjir, longsor dan sejenisnya. Bahaya akan
mengintai penduduk disekelilingnya, dalih alam dirusak untuk kepentingan sesaat,
bisa menjadi sumbu pemicu kerusakan demi kerusakan.

AKTIVITAS ASYIK

Coba diskusikan dalam kelompok.


Mengapa ketika hutan dialihfungsikan
untuk tanaman sayur dapat
mengakibatkan banjir?

Hutan merupakan sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan secara positif,


manfaat langsung yang diperoleh dari hutan adalah kayu serta hasil hutan lainnya
sedangkan manfaat tidak langsung yang diperoleh dari hutan adalah pengaturan tata
air, rekreasi, pendidikan, kenyamanan lingkungan, udara yang bersih, mencegah
terjadinya banjir. Masih banyak lagi manfaat dari hutan, yakni: mengatasi
penggenangan, mencegah erosi, menyediakan oksigen, menyerap karbondioksida,
sebagai pertahanan terhadap perubahan iklim, sebagai penyedia keragaman hayati,
dan untuk pelestarian air tanah.
Eksistensi hutan ternyata juga memiliki hubungan yang erat dengan kekayaan
hayati didalamnya seperti contoh lembah amazon yang ada di brasil yang dijuluki
sebagai hutan hujan tropis terbesar dunia memiliki kekayaan spesies didalamnya
mulai dari jenis tumbuh tumbuhan hingga keanekaragam hewan seperti ikan,
burung, reptil, amphibi, mamalia dan lainnya. Bahkan banyak ilmuwan mengatakan
bahwa masih banyak spesies makhluk hidup yang belum terdokumentasi yang ada
disana. Dimanakah Lembah Amazon itu? Perhatikan peta jalur Sungai Amazon di
bawah ini.
Gambar 4. Jalur yang dilalui Amazon dan beberapa anak sungai yang dialirinya
(https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Amazon_river_basin.png)

Hutan memiliki manfaat yang beraneka ragam dan luar biasa bagi kehidupan
manusia maupun lingkungan. Hasil dari sumber daya kehutanan memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi manusia dan negara. Hutan menyumbangkan
devisa bagi negara dan sebagian rakyat tradisional juga masih mengantungkan
hidupnya kepada hutan. Banyak produk yang dihasilkan dari hutan Beberapa produk
kehutanan seperti rotan, berbagai getah dan kayu yang dapat diolah kembali sebagai
produk ekspor andalan dengan nilai ekonomi tinggi. Jadi Hutan mampu
menghasilkan berbagai jenis produk yang sifatnya langsung dapat dirasakan dan
secara tidak langsung bagi kehidupan manusia. Untuk produk langsung seperti kayu
yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan, untuk kepentingan industri dan
berbagai getah seperti dari pohon pinus dan damar. Produk tidak langsung meliputi
air yang keluar dari tanah dan bebatuan serta udara bersih yang dihasilkan oleh
dedaunan melalui proses fotosintesis.
Kemudian mengapa membakar hutan dan lahan dilarang bahkan pelakunya
dapat dikenai sanksi pidana? Perhatikan fungsi dan manfaat hutan dalam
pembahasan sebelumnya! Oleh karena itu membakar hutan dan lahan akan
mengakibatkan banyak kerusakan. Pertama, Kebakaran hutan dan lahan berdampak
pada rusaknya ekosistem. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk
oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Makhluk hidup termasuk manusia, tumbuhan dan binatang. Ketika
terjadi kebakaran hutan akibatnya tidak hanya pohon dan lahan yang rusak, tetapi
dapat mempengaruhi makhluk hidup lainnya. Contoh yang paling sederhana, ketika
hutan dan lahan terbakar kemudia ada asap. Asap ini mengganggu aktivitas manusia,
tumbuhan dan binatang. Banyak makhluk hidup yang rusak dan mati akibat asap
tebal dari terbakarnya hutan dan lahan.
Kedua, menyebabkan musnahnya flora dan fauna yang tumbuh dan hidup di
hutan. Seperti diketahui bahwa flora dan fauna di Indonesia sangat beragam sekali.
Keberagaman flora dan fauna menjadikan kekayaan alam tersendiri yang perlu
dilestarikan. Flora dan fauna di Indonesia dibedakan menjadi tiga (3) wilayah, yakni
flora dan fauna Indonesia bagian Barat (Asiatis), Bagian tengah (Peralihan) dan
Bagian Timur (Australis).

AKTIVITAS ASYIK

Berkelompoklah 4 orang. Kemudian temukan


jenis flora dan fauna di Indonesia dari berbagai
sumber. Bedakan karakteristik masing-masing
bagian. Lalu, sajikan dalam bentuk tabel!

Selamat Beraktivitas asyik!

Ketiga, Asap yang ditimbulkan juga menjadi polusi udara yang dapat
menyebabkan penyakit pada saluran pernafasan seperti Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA), asma, penyakit paru obstruktif kronik. Selain itu, asap bisa mengganggu
jarak pandang, terutama untuk transportasi penerbangan. Keempat, tersebarnya
asap dan emisi gas karbondioksida dan gas-gas lain ke udara yang berdampak pada
pemanasan global dan perubahan iklim. Kelima, hutan menjadi gundul sehingga tak
mampu menampung cadangan air saat musim hujan. Hal ini yang menjadi faktor
terjadinya tanah longsor maupun banjir. Keenam, berkurangnya sumber air bersih
dan menyebabkan kekeringan karena kebakaran hutan menyebabkan hilangnya
pepohonan yang menampung cadangan air.
Masih ada akibat lain ketika terjadi Karhutla? Coba renungkanlah! Sekarang
Alam disediakan untuk manusia. Manusia sangat tergantung kepada alam, maka
yang harus dilakukan adalah menjaganya. Manusia juga tergantng dengan
sesamanya. Setelah manusia pada generasi sekarang masih akan aada lagi manusi
generasi berikutnya. Manusia tidak boleh memikirkan hanya kebutuhan yang
diperlukan pada masa sekarang, berpikirnya harus jauh ke depan. Kegiatan illegal
loging dengan dalih pemanfaatan hutan, kegiatan alih fungsi hutan untuk perumahan
atau perkotaan, alih fungsi persawahan menjadi area industri/pabrik dan lain
sebagainya. Semua harus diikirkan dampak di masa yang akan datang. Terkadang
manusia melakukan itu semua tanpa memikirkan efek selanjutnya. Akhirnya bencana
alam, banjir, tanah longsor, menjadi bencana rutin pada beberapa wilayah di negara
Indonesia setiap tahunnya.
Perlu diingat dan direnungkan kembali firman Allah SWT bahwa: “Dan bila
dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.
Mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”
(QS. A l-Baqarah : 11). Dalam QS. Al-Baqarah ayat 205, Allah SWT berfirman: “Dan
apabila ia berpaling, ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan
merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan”. Sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-
orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi,
hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka
dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri. Yang demikian itu suatu
penghinaan untuk mereka di dunia dan akhirat mereka siksaan yang besar.” (QS. Al-
Maidah: 33).
Pesan untuk menjaga bumi pun tertulis dalam kitab Suci yang menegaskan
fakta bahwa Allah telah memberikan bumi ini kepada umat manusia (Kej 1:28-30).
Bumi ini harus dikelola, tetapi pengelolaannya harus dilakukan dengan penuh kasih
sayang. Menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat tinggal makhluk hidup
merupakan kegiatan yang mendukung maksud dan tujuan sang pencipta. Pandangan
Alkitab dalam mengatur perilaku manusia untuk menjaga kelestarian lingkungan
tertulis dalam beberapa ayat. Ikut berperan untuk lingkungan yang bersih dengan
memelihara lingkungan tertulis dalam Amsal 3: 19-22.
Kewajiban umat Hindu agar lingkungan tetap terjaga dalam artian harmoni
ditegaskan dalam Kitab Atharwaweda (XII:1) menegaskan: ‘satyam brhad rtam nram
diksha tapa brahma yajna prthirviam dharayanti’. Hubungan timbal balik antara
manusia dan alam harus selalu dijaga, salah satu cara yang dipakai untuk menjaga
hubungan timbal balik ini adalah dengan upacara (caru). Dalam ajaran agama Hindu
terdapat konsep Rwa Bhineda dan Tri Hita Karana. Konsepsi ini merupakan
keyakinan masyarakat bawah walaupun merupakan dua unsur yang selalu berbeda
namun jika dihayati maka perbedaan tersebut sebanarnya proses penciptaan yang
tujuannya untuk mencapai kebahagiaan, dimana keselarasan dan keseimbangan
akan dapat terwujud dalam kehidupan di dunia ini. Sementara itu dalam konsep Tri
Hita Karana Di dalam konsep ini terkandung unsur-unsur: 1) Unsur Hyang
Widhi/Tuhan Yang Maha Esa; 2) Unsur manusia; dan 3) Unsur alam.
Perwujudannya konsep itu dalam pola permukiman misalnya menjadi:
Parhyangan, berupa unit pura tertentu sebagai unsur pencerminan Ketuhanan;
Pawongan, keorganisasian masyarakat adat, sebagai perwujudan manusianya; dan
Palemahan, berupa perwujudan unsur alamnya. Konsep di atas akan lebih jelas
apabila kita bandingkan penerapannya dengan konsep Tri Angga pada manusia,
konsep Tri Mandala pada rumah tangga (tempat) dan desa (lingkungan). Ketiga
unsur itu, harus terjadi hubungan timbal balik yang harmonis dan serasi sehingga
kesejahteraan dan kebahagiaan hidup akan tercapai.
Tuhan memberikan sanksi yang berat bagi perusak alam. Oleh karena itu,
manusia tidak boleh berbuat sesuatu yang merusak alam dalam bentuk sekecil
apapun. Terlebih, berbuat kerusakan yang mengakibatkan bencana alam kepada
masyarakat. Segeralah bertobat jika kita pernah melakukannya lalu iringi dengan
aktivitas perbaikan dan pelestarian alam. Alam diciptakan oleh Tuhan untuk
kesejahteraan manusia. Hutan dengan segala hasilnya. Daratan sedemikian luasnya
dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan. Demikian juga dengan lautan
dan potensi yang dimilikinya. Manusia harus selalu bersyukur atas nikmat yang telah
diberikan-Nya.

2. Prinsip Ekonomi yang Bijaksana


“Pelayan Di Rumah Sendiri”
Apakah Saudara pernah mendengar istilah “pelayan di rumah sendiri?”
Menurut Saudara, apakah pantas di rumah sendiri menjadi pelayan? Apakah Saudara
mau menjadi pelayan di rumah Saudara sendiri sementara si tamu yang menjadi
tuannya? Apakah Saudara merasa tidak bersalah apabila si tamu justru yang
memerintah Saudara yang punya rumah? Apakah Saudara akan diam saja ketika si
tamu juga menggunakan, mengambil dan memanfaatkan segala yang ada di rumah
Saudara? Seperti Itulah sebenarnya yang sedang terjadi di negara Indonesia tercinta.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sejak dini perlu dikenalkan oleh guru
kepada peserta didik. Pengenalan disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kognitifnya. Mengapa perlu dilakukan? Memberikan penyadaran bahwa Indonesia
tercinta masih menghadapi masalah yang sangat banyak. Masalah tersebut harus
didekatkan kepada peserta didik. Masalah terkait dengan kedaulatan ekonomi,
politik, sosial, kesenian dan sebagainya. Pemahaman tentang permasalahan menjadi
penting untuk menumbuhkan kesadaran akan masalah yang terjadi di lingkungan
sekitar maupun negaranya.
Mata pelajaran IPS sebaiknya mulai mendekatkan peserta didik untuk peduli
dalam membentuk karakter rasa cinta tanah air. Karakter cinta tanah air bersumber
pada “harga diri” sebagai manusia individu maupun transformasinya sebagai
komunitas anak bangsa. Hanya manusia mandiri yang akan mampu mengemban
harga diri. Sementara, pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan di Indonesia
belumlah berhasil dalam melahirkan anak bangsa yang tangguh dan memiliki
patriotisme. Patriotisme adalah suatu commitment of nationalism in action. Untuk
memiliki karakter tersebut, peserta didik perlu dikenalkan dengan banyak hal yang
menjadi keprihatinan nasional, diantaranya terkait dengan kedaulatan ekonomi dan
globalisasi. Tentang kedaulatan ekonomi Indonesia dalam materi ini dikaitkan
dengan materi prinsip ekonomi yang kurang bijaksana. Maka perlu disampaikan
sejak dini prinsip ekonomi yang rasional. Saat ini, ekonomi ditentukan oleh pasar.
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli, bertemunya
penawaran dan permintaan. Harga akan terjadi pada tingkat keseimbangan antara
penawaran dan permintaan. Ini menjadikan pasar sebagai mekanisme lelangan,
berarti siapa yang kuat akan menang. Dan sebaliknya, yang lemah, yang tidak cukup
tenaga beli, akan terpaksa berada di luar pasaran, menjadi penonton, tidak ikut
bertransaksi, yang bisa pula berarti tidak mampu memenuhi tuntutan kebutuhan,
terpaksa harus sengsara atau menderita kelaparan. Inilah yang terjadi jika prinsip
ekonomi dimaknai dengan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya.
Salah satu ilmu sosial yang mengkaji tentang manusia dan bagaimana
manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yakni ilmu ekonomi. Banyak sekali definisi
terkait ekonomi, salah satu definisi tersebut yaitu ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran.
(untuk informasi lebih lanjut dapat membuka halaman ini
(https://www.kompasiana.com/surya38822/5d40ffbf097f3608e035ca84/pengertian-
ilmu-ekonomi-menurut-para-ahli?page=all sumber tentang definisi ilmu ekonomi).
Inti dari permasalahan ekonomi terletak pada kebutuhan manusia yang tidak
terbatas sementara alat pemuas kebutuhan baik barang dan jasa mengalami
kelangkaan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus
mengupayakannya bahkan memerlukan pengorbanan. Hal ini menunjukkan bahwa
agar terpenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus membayar dan manusia
memerlukan alat pembayaran.
Alat pembayaran dari masa ke masa menunjukkan perubahan dari cara yang
sederhana menuju ke modern. Di dalam sejarah alat pembayaran, pada mulanya
manusia menggunakan cara Barter (saling tukar menukar barang. Misal: seseorang
memiliki hasil panen berupa lada dan memerlukan beras, sementara orang lain
mempunyai beras dan memerlukan lada, maka mereka akan menukar barang yang
dimiliki masing-masing agar barang yang dibutuhkan dapat terpenuhi). Selanjutnya
manusia mengenal alat pembayaran berupa emas, perak bahkan perunggu. Koin
emas sebagai alat pembayaran sudah dikenal oleh masyarakat pada Kerajaan
Majapahit. Pada masa itu juga mengenal mata uang Gobog. Alat pembayaran
semakin banyak jenisnya meliputi uang kertas, uang bilyet sampai e-money.
AKTIVITAS ASYIK

Cobalah dalam kelompok, Saudara mencari


beberapa contoh alat pembayaran ya… .

Kemudian Saudara tempel kan pada sebuat


kertas karton ukuran 40x40 cm. Tuliskan
nama di bagian bawah pada tiap-tiap jenis
alat pembayaran tersebut. Selamat
beraktivitas!

Adanya revolusi alat pembayaran menunjukkan bahwa seseorang harus


menyerahkan seseuatu atau membayar harganya untuk mendapatkan sesuatu
barang atau jasa. Untuk itu diperlukan prinsip ekonomi sangat diperlukan untuk
melakukan kegiatan ekonomi. Prinsip ekonomi tersebut digunakan untuk semua
kegiatan ekonomi meliputi produksi, distribusi dan konsumsi.
Kemudian, apa yang dimaksud prinsip ekonomi? Dalam banyak tulisan
disebutkan bahwa prinsip ekonomi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya.
Prinsip tersebut yang sering disebut dan dibelajarkan kepada peserta didik. Prinsip
ekonomi tersebut apabila tidak disampaikan dengan pemaknaan lebih lanjut maka
akan menjadi ekonomi yang sifatnya kanibalistik. Orang akan mengeluarkan modal
sekecil-kecilnya supaya mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Prinsip ini
telah dibuktikan dalam sejarah peradaban manusia. Kolonialisme dan imperealisme
terjadi di beberapa negara dan Indonesia merupakan wujud nyata korban dari
prinsip ekonomi tersebut. Dan sampai saat ini pun Indonesia belum merdeka dalam
kehidupan ekonomi. Untuk membangun ekonomi nasional haruslah berdasar
ideologi Pancasila dan Pasal 33 UUD 1945. Namun, yang terjadi di Indonesia lebih
tampak bukan melaksanakan Pasal 33 UUD 1945 melainkan ekonomi liberal.
Neoliberalisme di Indonesia adalah kelanjutan dari liberalism zaman penjajahan yang
ditentang oleh Soekarno-Hatta. Ekonomi pasar telah menggusur ekonomi
kerakyatan. Dimana ruh ekonomi harusnya ekonomi nasionalisme.
Kedatangan orang-orang Eropa (Portugis, Belanda, Inggris) ke nusantara
mulai pada abad ke-16 sampai dengan abad ke-20 yakni masuknya imperealisme
Jepang telah membawa penderitaan yang sangat menyengsarakan. Semua yang
dilakukan oleh pemerintah kolonial di Indonesia merupakan bentuk ekploitasi
manusia atas manusia lain. Ekploitasi tersebut kemudian telah melahirkan sistem
ekonomi kanibalistik yaitu negara-negara kaya berpesta di atas penderitaan negara-
negara miskin karena diekploiasi olehnya. Kondisi perekonomian pada masa
penjajahan diibaratkan bahwa masyarakat Indonesia seperti pelayan di negeri
sendiri. Politik eksploitasi ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah kolonial
disebabkan karena adanya keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang
sebanyak-banyaknya.

AKTIVITAS ASYIK
Ayo carilah informasi tentang eksploitasi ekonomi yang
dilakukan oleh pemerintah kolonial yang pernah menjajah
Indonesia!
Tuliskan hasil kerja kelompok dalam bentuk laporan. Sistematika
laporan terdiri dari:
A. Judul
B. Bentuk eksploitasi (uraikan: apa, kapan, mengapa,
dimana, siapa, dan bagaimana)
C. Bentuk eksploitasi… (sda)
D. Dst
E. Nilai/makna yang dapat Saudara ambil hikmahnya
dari kebijakan kolonial tersebut.

Lalu bagaimana prinsip ekonomi yang bijaksana? Mengutip dari situs resmi
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Prinsip ekonomi adalah panduan dalam
kegiatan ekonomi untuk mencapai perbandingan rasional antara pengorbanan yang
dikeluarkan dan hasil yang diperoleh. Apabila seseorang ingin mendapatkan
keuntungan yang maksimal sebaiknya pengorbanan pun harus setimpal. Mengapa
harus seperti itu? Coba Saudara pikirkan! Apa yang akan terjadi apabila seseorang
ingin mendapatkan keuntungan yang banyak tetapi yang dikeluarkan sedikit. Orang
akan melakukan banyak cara yang merugikan. Jika memproduksi suatu barang maka
kualitas barang dari proses produksi akan ditekan sedemikian rupa untuk
mengurangi ongkos produksi.

AKTIVITAS ASYIK

Kerjakan dalam kelompok ya… .


Buatlah contoh kegiatan produksi satu barang yang sama
oleh dua pengusaha dan dijual pada harga yang sama.
Kondisinya:
1. Apa yang akan dilakukan oleh pengusaha
yang ingin memperoleh keuntungan yang
banyak?
2. Apa yang akan dilakukan oleh pengusaha
yang ingin memperoleh keuntungan yang
Dalam melakukan kegiatan ekonomi perlu menggunakan prinsip ekonomi.
Mengapa? Dalam prinsip ekonomi tentu seseorang berharap untuk dapat
melaksanakan kegiatan ekonomi yang minim resiko, seperti kerugian dalam
berusaha. Oleh karenanya keuntungan dapat dimaksimalkan. Prinsip ekonomi
digunakan tentu memiliki maksud dan tujuan tertentu, misalnya: menghindarkan
seseorang terhadap perilaku yang tidak terkontrol ketika melakukan kegiatan
konsumsi; karena terkontrol maka mengurangi kerugian karena tidak tepat dalam
menkonsumsi barang atau jasa; memaksimalkan keuntungan; dan mengoptimalkan
modal yang dimiliki.
Manusia yang selalu menggunakan prinsip ekonomi dalam memenuhi
kebutuhannya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Melakukan tindakan ekonomi dengan pemikiran matang, menggunakan
pemikiran yang rasional.
2. Kegiatan ekonomi yang dilakukan berdasarkan urutan kebutuhan/skala prioritas.
Mengutamakan membeli barang-barang yang paling dibutuhkan.
3. Memiliki sikap hemat, karena kegiatan ekonomi yang dilakukan
dipertimbangkan dengan akal sehat mana yang lebih dibutuhkan. Orang tidak
akan melakukan pemborosan.
4. Melakukan kegiatan ekonomi selalu berdasar perencanaan sehingga akan
memperhitungkan keuntungan dan kerugiannya. Orang akan bertindak
ekonomis.
Apabila dianalisis lebih teliti lagi kondisi ekonomi pada masa kolonial mirip
perekonomian Indonesia. Politik ekonomi colonial merupakan bentuk politik
ekonomi eksploitatif. Prinsip ekonomi yang tidak bijaksana lebih dominan.
Bagaimana pemerintah colonial memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya
dengan pengeluaran yang sedikit. Pada tahun 1870, di Hindia Belanda diberlakukan
sistem ekonomi liberal atau sistem ekonomi terbuka/Politik Pintu Terbuka. Pada
masa itu pemilik modal asing diijinkan untuk menanamkan modalnya. Perkembangan
di Belanda menunjukkan adanya kemunculan golongan humanis yang menghendaki
perubahan nasib warga pribumi. Gerakan tersebut mendorong pemerintah Hindia
Belanda untuk mengubah kebijakan ekonominya. Peraturan-peraturan agrarian
dibuat untuk mengatur tentang persewaan tanah kepada swasta untuk jangka
waktu 75 tahun dan peraturan tanah yang seperti apa yang boleh disewa dan tidak
boleh dijual.
Sistem ekonomi tersebut dipengaruhi oleh teori-teori ekonomi klasik,
seperti: teori untuk memperoleh keuntungan absolut. Bila di suatu tempat harga
berada melampaui biaya produksi maka pengusaha akan memperoleh laba yang
sangat besar. Oleh karenanya, mereka akan seminimal mungkin menekas biaya
produksi dengan berbagai cara, seperti: tanam paksa, kerja paksa, monopoli dan
sebagainya. Pada akhirnya sistem ekonomi ini tidak akan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pribumi. Sistem ini justru menambah penderitaan
terutama bagi para buruh/kuli yang diperlakukan sangat tidak layak.
Bagaimana dengan sistem ekonomi Indonesia saat ini? Kaum pemodal
asing menguasai perekonomian, banyaknya perusahaan multinasional yang
memperkerjakan tenaga kerja lokal, masih banyaknya pengangguran, eksploitasi
besar-besaran sumber daya alam, lebarnya kesenjangan sosial, dan sebagainya.
Kondisi perekonomian di Indonesia jika dianalisis lebih lanjut hampir sama dengan
sistem perekonomian yang sama dengan sistem ekonomi liberal pada tahun 1870.
Pada waktu itu, sistem tersebut telah membawa penderitaan, kemiskinan, dan
kesengsaraan masyarakat. Mengapa hal tersebut dapat terulang kembali?
Kenyataan ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tidak mengambil hikmah
dari mempelajari sejarah. Belajar dari masa lampau sebaiknya tidak hanya sekedar
mengetahui apa, kapan, siapa, dan dimana melainkan perlu mengetahui mengapa
dan bagaimana karena banyak hikmah yang dapat diambil dari peristiwa lampau
yang bermanfaat untuk masa sekarang.

3. Tantangan Masyarakat Dalam Globalisasi


Globalisasi dan Nasionalisme
Globalisasi merupakan suatu konsep yang memiliki banyak arti. Hal ini karena
globalisasi terjadi dalam banyak bidang, seperti globalisasi ekonomi, budaya,
teknologi, geografi, maupun geopolitik. Banyak orang memahami globalisasi sebagai
suatu situasi dimana batas-batas kenegaraan hampir tidak ada. Orang di Indonesia
dapat waktu yang sama dapat berkomunikasi dengan orang di Amerika Serikat.
Hilangnya batas-batas negara ini didukung oleh kemajuan IPTEK, khususnya
perkembangan teknologi komunikasi. Segala sesuatu yang terjadi di suatu negara
dapat diikuti secara langsung melalui saluran televisi dari berbagai wilayah negara
lainnya.

AKTIVITAS ASYIK

Carilah contoh kemajuan teknologi


komunikasi sehingga orang dapat
berkomunikasi dengan orang di negara
lain

Dampak dari globalisasi tersebut salah satunya yakni kebudayaan yang berasal
dari luar negeri dapat dengan mudah berkembang di suatu negara. Kebudayaan
meliputi seluruh hasil cipta rasa dan karsa manusia. Menurut Koentjaraningrat,
kebudayaan memiliki 7 unsur. Unsur tersebut meliputi: Sistem Bahasa; sistem religi;
sistem mata pencaharian; sistem sosial kemasyarakatan; sistem peralatan hidup;
sistem pengetahuan; dan sistem kesenian. Jika kebudayaan memiliki cakupan semua
ide, artefak, dan perilaku manusia maka dalam era globalisasi maka unsur-unsur
tersebut dapat masuk dari suatu negara ke berbagai wilayah negara lain. Apabila hal
tersebut terjadi, apa yang akan terjadi jika suatu negara misalnya negara Indonesia
dibanjiri oleh kebudayaan asing? Apa yang terjadi apabila manusia Indonesia
mengakui dan mengembangkan kebudayaan dari negara lain? Pertanyaan tersebut
sesuai dengan pengertian globalisasi bahwa globalisasi merupakan fenomena
menyebarnya berbagai macam produk, teknologi, informasi, dan pekerjaan lintas
batas-batas negara dan budaya. Globalisasi dapat terjadi di segala aspek kehidupan.
Globalisasi dalam bidang ekonomi dapat digambarkan sebagai ketergantungan
antarnegara di seluruh dunia yang ditumbuhkan melalui perdagangan bebas. Secara
sosial, globalisasi mengarah pada interaksi yang lebih besar di antara berbagai
populasi. Secara budaya, globalisasi mewakili pertukaran ide, nilai, dan ekspresi
artistik di antara budaya. Saat ini Saudara dapat temukan dimana-mana generasi
muda gandrung dengan budaya Korea, dari bahasa, lagu, boy/girl band, fashion, dan
sebagainya. Fenomena ini diistilahkan dengan Korean Wave . Globalisasi juga
mewakili tren menuju pengembangan budaya dunia tunggal. Pada aspek teknologi,
dapat dirasakan seperti kemudahan dalam mengakses informasi melalui internet,
kemudahan dalam proses jual beli, dan sebagainya. Globalisasi dalam hal pekerjaan
meliputi hadirnya tenaga kerja asing di sebuah negara. Perusahaan akan
memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai dengan tingkatannya.
Pemanfaatan buruh kasar di suatu negara berkembang atau staf profesional dari
tenaga kerja yang sudah berpengalaman adalah sebuah contoh nyata yang bisa
dilihat.
Proses globalisasi membawa kepada situasi terjadinya integrasi internasional.
Hal tersebut dikarenakan dengan adanya pertukaran pandangan dunia, produk dan
aspek-aspek kebudayaan lainnya. Globalisasi sebenarnya tidak hanya terjadi pada
abad ke-21. Terjadinya pertukaran aspek kebudayaan sudah berlangsung pada masa
migrasi umat manusia/human migration. Masih ingat dengan proses migrasi umat
manusia di Indonesia?
Sejak 200 SM menurut sejarawan Belanda Van Heine mengatakan bahwa
bersamaan dengan zaman Neolitikum sampai dengan tahun 500 SM yang bersamaan
dengan zaman perunggu mengalirlah gelombang perpindahan penduduk dari Asia ke
pulau-pulau sebelah selatan daratan Asia ke Indonesia. Sebenarnya sejak itulah
mulailah terjadi globalisasi. Perpindahan tersebut tidak hanya pergeseran manusia
saja tetapi mereka juga membawa hasil kebudayaannya. Sekitar tahun 1500 SM,
mereka terdesak dari Campa kemudian pindah ke Kampuchea dan melanjutkan
perjalanan ke Semenanjung Malaka. Sementara itu, bangsa yang lainnya masuk ke
pulau-pulau di sebelah selatan Asia tersebut, yakni Austronesia (austro artinya
selatan, nesos artinya pulau). Bangsa yang mendiami daerah Austronesia disebut
bangsa Austronesia. Bangsa Austronesia mendiami daerah sangat luas, meliputi
pulau-pulau yang membentang dari Madagaskar (sebelah barat) sampai Pulau
Paskah (sebelah timur) dan Taiwan (sebelah utara) sampai Selandia Baru (sebelah
selatan).
Penemuan peralatan manusia purba berupa beliung batu yang berbentuk
persegi di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi di bagian barat padahal Beliung
seperti itu juga banyak ditemukan di Asia, yakni di Malaysia, Birma (Myanmar),
Vietnam, Kampuchea, dan terutama di daerah Yunan (daerah Cina Selatan).
Peralatan dari perunggu seperti kapak sepatu dan nekara atau genderang yang
berasal dari daerah Dongson sehingga disebut kebudayaan Dongson juga banyak
ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur. Pendukung kebudayaan Dongson
adalah orang-orang Austronesia yang tinggal di pulau-pulau di Benua Asia dan
Australia. Nenek moyang bangsa Indonesia meninggalkan daerah Yunan di sekitar
hulu Sungai Salween dan Sungai Mekong yang tanahnya subur sehingga mereka
pandai bercocok tanam, berlayar, dan berdagang.

Gambar 5. Peta Migrasi Manusia


Sumber: https://www.pngdownload.id/png-nvccn8/

Dari peta migrasi di atas menunjukkan bahwa perpindahan umat manusia


merupakan bukti bahwa globalisasi sudah terjadi sejak zaman ketika kehidupan
manusia dimulai. Perpindahan manusia sekaligus membawa Bahasa, sistem religi,
pengetahuan bagaimana memenuhi kebutuhan, peralatan hidupnya, dan
sebagainya. Manusia-manusia yang melakukan migrasi kemudian membentuk
kelompok-kelompok tersendiri dengan nama-nama tertentu. Mereka berkembang
dari waktu ke waktu dan menunjukkan dinamika perkembangan yang lebih komplek.
Kebudayaan yang diciptakan pun berkembang sesuai tantangan kehidupan. Dan
proses globalisasi terus menerus terjadi sampai saat ini. Salah satu tantangan dalam
globalisasi yakni nasionalisme.
Nasionalisme berasal dari kata Nation yang artinya bangsa dan isme yang
berarti paham. Jika dari unsur kata yang membentuk maka nasionalisme dapat
diartikan sebagai paham tentang kebangsaan. Banyak definisi tentang nasionalisme,
salah satunya dikemukakan oleh Bennedict Anderson. Menurutnya nasionalisme
adalah sebuah rasa kesadaran jika suatu individu berada di dalam suatu komunitas
atau negara tertentu. Kesadaran inilah yang melahirkan tekad untuk memajukan
komunitasnya.

AKTIVITAS ASYIK

Berkelompoklah kemudian carilah


beberapa definisi tentang
nasonalisme dari berbagai sumber !

Bagaimana nasionalime dalam era globalisasi seperti? Sri Edi Swasono, guru
besar Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Indonesia mengatakan jiwa nasionalisme
rakyat Indonesia semakin lama semakin luntur dan paham ideologi kebersamaan
atau kekeluargaan yang dimiliki oleh Indonesia ternodai oleh segelintir orang. Hal ini
disebabkan oleh dampak dari perkembangan dunia globalisasi. Indonesia dalam
globalisasi ibarat menghadapi prahara, ibarat angin puting beliung, namun Indonesia
justru tidak berpegang teguh pada tiang tahang utamanya, yaitu Pancasila. Bahkan
malah membiarkan dirinya termakan oleh neoliberalisme dengan mengakibatkan
kepentingan nasional diabaikan bahkan lebih termakan oleh kepentingan global.
Anak-anak muda bangsa ini ‘telah menjadi lawan kita’, dalam arti mereka
mengagumi dan gandrung dengan yang serba asing, mereka lupa atau tak sadar akan
kepentingan nasional khususnya kecintaan pada Tanah Air untuk mencintai produk
dalam negeri. Lebih khusus lagi, anak-anak muda mencoreng-moreng kota bahkan
neighbourhood mereka sendiri sebagai ekspresi grafiti penuh kekonyolan, cermin
hilangnya kecintaan pada Ibu Pertiwi dan tipisnya tanggungjawab serta miskinnya
estetika. Nasionalisme menjadi pondasi bagi Indonesia dalam menghadapi
globalisasi.

D. Telaah Kasus
1. Bacalah Kasus di bawah ini!
Kasus di bawah ini tidak dikutip semuanya, untuk membaca dan memahami
kasus ini dapat membuka alamat web:
https://www.kompasiana.com/rinasitompul/54f73d48a33311f7128b45de/menyelisi
k-kisah-perbudakan-ala-drakula-mohar-tersangka-trafiking-sarang-walet
Mohar dan Haryati Ongkoh, tinggal di Kompleks Famili no. 77-79 Jl.
Brigjend Katamso Kelurahan Titi Kuning Medan Johor. Sebelumnya berhasil
mengelabui pihak Polsek Medan Kota Medan, kala salah seorang korban
(END) yang berhasil lolos yang melompat dari lantai 4 tahun lalu. Dengan
berbagai upaya, kala itu korban berupaya melaporkan kebiadaban Mohar dan
Istrinya. END pulang atas bantuan Mohar dan Istri. Dia diberikan tiket untuk
pulang. Namun upaya untuk menyelematkan teman-temannya (26 orang)
dari cengkraman drakula Mohar dan Haryati Ongkoh terus gencar dia
bunyikan. Hingga hal ini menjadi perhatian dari teman-teman Jaringan Anti
Perdagangan Anak dan Perempuan NTT pada awal Februari 2013 yang lalu.
Mohar merupakan pengusaha Kaya, yang tinggal juga dalam komuntas yang
sama cukup lihai dalam memperbudak manusia. Manusia yang termasuk
kurang etika dan yang tidak mampu mememanusiakan manusia. Dari model
rumah yang ditempatinya sendiri, secara kasat mata, sangat kita yakini jikalau
kita melihat secara langsung model ruko yang ditempatinya, sebagai tempat
penyekapan terhadap 17 orang pekerja asal NTT. Luar biasanya dia
memperbudak para adek-adek NTT sebagai korban.
Sebut saja Yuni misalnya, yang saat ini masih terbaring di Rumah Sakit
Deli. Terpaksa harus menderita Paru akut, akibat perlakukan yang tidak
manusiawi dari Mohar dan Istrinya. Yang dulunya badanya gemuk dan berisi,
dari cerita teman-temannya, harus menderita lumpuh layu dikarenakan tidak
maksimalnya asupan gizi yang layak dari pelaku tersebut. Teganya
memberikan makan yang tak bernutrisi, sambil lalu menghisap tenaga
pekerjanya dengan beban ganda. Disamping untuk usahanya juga dijadikan
pembantunya. Perlakuan yang tak manusiawi. Makan setiap pagi hanya
bersama mie kecil tanpa bumbu, dan itupun menurut pengakuan dari adek-
adek NTT kwalitas terburuk. Siang mau tidak mau mereka terpaksa menerima
pemberian Mohar dengan mengkonsumsi Nasi Putih + kerupuk. Dan malam
menu mereka secara keseluruhan Nasi Putih dengan ikan asin.
Mohar dan Haryati Ongkoh merupakan pengusaha sarang burung walet
yang kemungkinan kwalitas eksport. Tidaklah pantas tidak mampu
membayarkan hak-hak pekerjanya untuk setiap bulannya. Namun kala di
pertanyakan kepada setiap korban tidak seorang pun yang telah menerima
upah sesuai perjanjian yang telah merekrut mereka dari Kupang-NTT.
Kabar penyekapan yang dilakukan Mohar, tercium karena adanya
laporan keberatan dari keluarga Marni. Marni di duga mengalami luka memar
hebat pada wajah dan sekujur tubuhnya, dan setelah meninggal, Marni
dikirim langsung ke tempat asalnya di Lasiana, Kota Kupang, Prov. Nusa
Tenggara Timur. Pihak Keluarga yang mengetahui kabar duka tersebut,
merasa keberatan dan ingin kasus kematian Marni diungkap setuntas-
tuntasnya. Lalu keluarga Marni melaporkan ke Kepolisian setempat di Kota
asal. Hingga akhirnya upaya evakuasi para korban dilakukan oleh Polresta
Medan. Perlahan-lahan penyelamatan korban yang semula telah lebih dahulu
disembunyikan pelaku, berhasil ditelusuri keberadaanya. Yakni 4 orang yang
masih dibawah umur, dijemput dan 2 lainya (Manda dan Merri saat itu
kondisi sakit) disebutkan pelaku telah pulang, saat adek-adek itu komunikasi
dengan beberpa keluarga Merri belum diketahui keberadaanya hingga saat
ini.
Proses perekrutan para korban berbeda-beda, 2 orang masuk dalam
rekrutan PT. Paullisa Sukses Mandiri (Penyalur Tenaga Kerja Lokal), Direktur
an. Paul Mei Anton S, SH, alamat Jl. Sei Kera No. 165 Medan. Sedangkan
korban lainnya direkut secara pribadi oleh kaki tangan Mohar warga Kupang-
NTT yakni Ibu REBECCA OEMATAN LEDOH yang kemudian mengirimkan para
calon tenaga kerjasecara bertahap ke Medan. Cara masuknya pun bertahap
2-3 orang untuk setiap malam sekitar pukul 24.00 wib atau 24.30 wib (selalu
malam hari). Identitas setiap pekerja dipalsukan, gaji dan fasiltas dijanjikan
dengan cukup menggiurkan. Memiliki asrama dan kamr tidur sendiri-sendiri,
perlengkapan keselamatan kerja dan gaji/bulan Rp. 750.000,-. Setiap bulan
akan ada rekresi bersama, dan bebas menghubungi keluarga di kampung.
Satu tawaran yang menina bobokan orang akan satu pekerjaan yang
menggiurkan. Sesampai di Medan ternyata hampir setiap hari mereka harus
bangun sekitar pukul 05.00 wib, yang berkewajiban kerja setiap hari terlebih
dahulu sebagai PRT (rumahan). pukul 06.30 wib sarapan (nasi mie), pukul
07.00 wib mulai kerja Pabrik walet sampai pukul 12.00 wib. Mereka istrahat
pukul 12.30 wib-13.30 wib. Sama halnya perlakuan Mohar yang tidak mampu
memanusiakan manusia, perilaku sang istri juga demikian. Setiap harinya,
jikalau perintah tidak dipahami para pekerjanya, yang kebetulan dia
merupakan Tionghoa Malaysia yang nota bene bahasa Indonesianya juga
tidak jelas dan tepat, sasaran makian dan pukulan kerap diterima para
pekerjanya. Gaya ala ratu dimana satu orang pekerja kala dia duduk bersantai
sambil menonton TV harus ada yang bersedia sebagai pengusir nyamuk, dan
ada yang bertugas mengipas untuk memberikan udara segar kepadanya ala
ratu cleopatra. Dan satu orang lagi bertugas mengoleskan handbody ke
tangan dan kaki. Luar biasanya memperlakukan orang dengan tujuan
memperbudak mereka. Sampai saat ini, seluruh korban, belum pernah sama
sekali menerima gaji sebagai hak dari mereka. Yang pada hal seyogianya
pelaku harus berkewajiban untuk membayarkan gaji tersebut. Seumpama hal
ini tidak bisa diselesaiakan Pelaku, seyogianya hukuman Mati sepantasnya
diterima, dengan upaya laporan polisi yang berlapis.

Dari kasus di atas, analisislah beberapa pertanyaan di bawah ini!


a. Mengapa dapat terjadi kasus seperti di atas?
b. Berikan contoh perlakuan yang dilakukan oleh Mohar dan istrinya serta
mengapa mereka memperlakukan mereka seperti itu?
c. Apabila Saudara dalam posisi seperti pekerja-pekerjanya Mohar, Sikap
seperti apa yang akan Saudara lakukan?
d. Apakah yang dilakukan oleh Mohar dan istrinya itu dapat dibenarkan?
e. Sebagai pemilik usaha/bos, sikap seperti apa yang harus dimiliki?

2. Bacalah Berita di bawah ini!


JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) memberikan
dampak positif dan negatif bagi pasar Indonesia. Dampak positifnya, Indonesia
terpacu untuk menciptakan produk dengan kualitas lebih baik. Sementara dampak
negatifnya, produk asing yang dengan mudah masuk Indonesia bisa membuat
produk dalam negeri tersingkir. Mantan Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan
Indonesia (AmkriI) Hatta Sinatra, mewaspadai hal ini justru berbahaya. "Jadi jangan
sampai indonesia yang (berpenduduk) 250 juta ini dari Sabang sampai Merauke
dijadikan pasar. Kadang-kadang (MEA) itu juga bahaya apalagi produk dari China,"
ujar Hatta kepada Kompas.com, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Jumat (11/3/2016).
Hatta menuturkan, selain dari negara-negara ASEAN, produk dari China yang masuk
pasar Indonesia bisa menganggu. Produk China dengan mudah masuk Indonesia,
sebaliknya saat Indonesia mau masuk pasar China, justru susah. China memproduksi
barang yang sangat banyak, antara lain barang-barang elektronik, bahan bangunan,
alat rumah tangga, dan kendaraan bermotor. Barang-barang ini bisa dengan mudah
menguasai pasar Indonesia, bahkan pasar global. "Memang bahaya sekali dan kita
dengan merek Indonesia gak bisa menang (melawan China). Mereka bisa bikin
barang murah dan bagus. Kalau kita bikin barang yang belum tentu bagus tapi
mahal," jelas Hatta. Pada akhirnya, tambah dia, barang China membanjir di pasar
Indonesia, membuat produksi dalam negeri tidak berdaya. Meski sangat sulit
bersaing dengan China, tetapi Hatta menyarankan produsen Indonesia tidak takut
dengan barang-barang dari China. Produsen Indonesia bisa bertahan asalkan
menjaga kualitas produk. Misalnya, dengan memperkaya desain, produk Indonesia
bisa bertahan dari gempuran barang-barang dari China.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Barang China Bisa
Membahayakan Pasar Indonesia",
https://properti.kompas.com/read/2016/03/12/111835621/Barang.China.Bisa.Me
mbahayakan.Pasar.Indonesia.
Penulis : Arimbi Ramadhiani

Dari Berita di atas, analisislah beberapa pertanyaan di bawah ini!


a. Mengapa barang-barang buatan China membanjiri pasar di Indonesia?
b. Apa akibatnya apabila barang yang beredar di pasaran didominasi oleh barang-
barang dari luar negeri?
c. Sikap apa yang akan Saudara ambil menghadapi fenomena seperti berita di
atas?

1) Bacalah Berita di Bawah Ini!


Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kini terjadi lagi di Indonesia. Kejadian
saat musim kemarau tersebut kembali memicu bencana asap di berbagai daerah.
Laporan bencana asap pun bermunculan dari Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Barat, dan daerah-daerah di Pulau Sumatera pada bulan September 2019.
Karhutla bukan peristiwa yang baru bagi Indonesia. Sejarah mencatat,
karhutla hebat pernah terjadi di Riau dan Kalimantan tahun 1997 silam. Dampaknya
amat parah, termasuk jatuhnya pesawat dan efek asap yang sampai ke negara-
negara tetangga. Fenomena yang sama terjadi lagi pada Juni - Oktober 2015 lalu,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat 2,6 juta hektar
hutan terbakar di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Dan pada tahun ini, berdasarkan
data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), titik panas ditemukan di Riau
sebanyak 58, Jambi (62), Sumatera Selatan (115), Kalimantan Barat (384),
Kalimantan Tengah (513) dan Kalimantan Selatan (178).
Luas karhutla di Indonesia selama 2019, sesuai data KLHK, sudah mencapai 328.722
hektar. Dari data itu, kebakaran di Kalimantan Tengah tercatat seluas 44.769 hektar,
Kalbar (25.900 ha), Kalsel (19.490 ha), Sumsel (11.826 ha), Jambi (11.022 ha) dan
Riau (49.266 ha).
Setiap kali karhutla terjadi, industri kelapa sawit akan disudutkan. Hal ini
bukan tanpa alasan, dikarenakan karhutla tak hanya disebabkan musim kemarau
yang berkepanjangan, tetapi juga dipicu oleh aktivitas pembukaan lahan
perkebunan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 85 persen
area karhutla di Indonesia terjadi di luar konsesi lahan sawit. Dari keterangan diatas
ditemukan kejanggalan karena area yang terbakar hanya hutan, sementara area
kebun sawit dan tanaman lainnya tidak terbakar. Hal ini yang memicu dugaan
bahwa terdapat unsur kesengajaan dalam pola karhutla yang terjadi.
Pembukaan lahan ini sudah dilakukan sejak berkembangnya sektor
perkebunan di Indonesia. Kelapa sawit merupakan komoditas yang dibesar-
besarkan sebagai primadona sektor pertanian khususnya perkebunan, hal ini
dikarenakan sejak tahun 1989-2017, Minyak Kelapa Sawit (CPO) merupakan
komoditas penyumbang ekspor terbesar bagi Indonesia. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS), total ekspor minyak kelapa sawit beberapa tahun terakhir
cenderung mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2016 yang mengalami
penurunan. Peningkatan tersebut berkisar antara 9,44 sampai dengan 16,06 persen
per tahun. Dan pada tahun 2013 total volume ekspor mencapai 22,22 juta ton
dengan total nilai sebesar US$ 17,14 milyar, meningkat menjadi 29,07 juta ton pada
tahun 2017 dengan total nilai sebesar US$ 20,72 milyar.
Hal tersebut diikuti dengan meningkatnya produksi minyak kelapa sawit
(CPO) di Indonesia dari tahun 2013 sampai dengan 2016. Pada tahun 2013 sampai
2015, produksi minyak kelapa sawit mengalami kenaikan antara 5,67 sampai dengan
7,70 persen. Kemudian di tahun 2016, produksi minyak kelapa sawit mengalami
peningkatan tajam sebesar 53,28 persen dari tahun 2015. Jika dilihat dalam jumlah
juta ton, produksi minyak sawit (CPO) di tahun 2013 sebesar 17,77 juta ton,
meningkat menjadi 31,49 pada tahun 2016.
Upaya pemerintah untuk mempertahankan komoditas kelapa sawit yaitu
meningkatkan luas area tiap tahunnya untuk komoditas ini agar tetap eksis di pasar
domestik maupun internasional. Hal inilah yang diduga memicu terjadinya karhutla.
Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia beberapa tahun terakhir
cenderung menunjukkan peningkatan, kecuali pada tahun 2016 yang mengalami
penurunan. Pada tahun 2013 lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia tercatat
seluas 10,47 juta hektar, meningkat menjadi 11,26 juta hektar pada tahun 2015 dan
pada tahun 2016 luas areal perkebunan kelapa sawit menurun menjadi 11,20 juta
hektar. Selanjutnya, di tahun 2017 luas areal perkebunan kelapa sawit kembali
mengalami peningkatan menjadi 12,30 juta hektar

Meningkatknya luas lahan perkebunan sawit berbanding terbalik dengan luas


lahan sawah. Berdasarkan catatan BPS, pada 2018 luas lahan sawah sebesar 7,1
juta hektar, menurun dibandingkan tahun 2017 yang masih 7,75 juta hektar.
Menurunnya luas lahan sawah diakibatkan oleh alih fungsi lahan pertanian menjadi
lahan perkebunan sawit, sehingga banyak masyarakat yang kehilangan tanah dan
sumber penghidupannya. Menurut data BPS Provinsi Jambi tahun 2015, luas lahan
perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Timur menurun hingga
tahun 2013 sekitar 593 ribu hektar, sementara itu penurunan lahan pangan
mencapai 10 ribu hektar dalam 3 tahun, 2009-2013. Provinsi Riau kekurangan 415
ton beras akibat alih fungsi lahan pangan ke perkebunan kelapa sawit.

Jika dikaji lebih dalam, perkebunan sawit bisa menjadi potensi kemiskinan
bagi rakyat. Hal ini dapat dilihat dari dampak adanya perkebunan sawit, yaitu
eksploitasi lahan gambut, perampasan tanah petani, kerusakan sungai, pencemaran,
alih fungsi lahan, dan dampak buruk lainnya yang sangat berpotensi merugikan
rakyat bahkan negara. Pada kasus karhutla tahun 2015, kerugian rakyat dan negara
mencapai Rp200 triliun dalam waktu tiga bulan, belum dihitung kerugian kesehatan
dan kematian. Negara bahkan harus membentuk suatu badan khusus untuk
memulihkan dan merestorasi lahan gambut yang rusak karena Karhutla tahun 2013,
2014, 2015.
Selain itu, berkembangnya perkebunan sawit juga dapat meningkatkan laju
kerusakan hutan. Salah satu alasan mengapa pertumbuhan sawit dapat merusak
hutan adalah karena ketidakmampuan pemerintah pusat menjangkau berbagai tata
kelola lahan di tingkat lokal. Kelemahan ini dimanfaatkan oleh perusahaan sawit
untuk mengeksploitasi lahan tanpa meminta izin, sehingga perkebunan mulai
merambah ke daerah-daerah sensitif seperti zona penyangga di sekitar hutan
lindung yang merupakan rumah bagi spesies yang terancam punah, seperti
orangutan. Mereka menggunaan teknik tebas dan bakar (slash-and-burn) untuk
membersihkan lahan yang akan dikembangkan menjadi perkebunan sawit.
Meskipun ilegal, teknik tebas bakar memungkinkan perusahaan untuk
membersihkan lahan jauh lebih murah dan cepat daripada teknik lainnya.
Akibatnya, kebakaran terjadi diluar kendali untuk waktu berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun, terutama di kawasan lahan gambut yang sangat mudah terbakar.
Fenomena kebakaran ini menimbulkan bencana kabut asap yang dapat
mengakibatkan beragam penyakit pernapasan seperi ISPA, asma, PPOK, jantung
dan iritasi yang mengancam ratusan ribu warga.
Mengutip dari pernyataan Jokowi “ Jangan semua mau menanam sawit.
Tanaman lain bisa ditanami seperti kopi. Lahan tanam sawit di Indonesia sudah gede
banget kurang lebih 13 juta hektar dan produksinya per tahun 42 juta ton. Kalau
terlalu gede lagi, harganya nanti turun". Dari pernyataan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit harus
dikurangi. Selain sudah banyak, juga menghindari kerugian-kerugian yang
diakibatkan perkebunan kelapa sawit seperti rusaknya lingkungan sekitar.
Pembukaan lahan bisa diperuntukkan untuk komoditas-komoditas lain seperti kopi,
kakao, karet, dan lain-lain yang juga berpotensi meningkatkan pendapatan
Indonesia.*Opini

Dari : Aulia Adita Rahma, Mahasiswi Politeknik Statistika STIS, Jakarta.


Sumber: https://www.kabarriau.com/berita/1585/karhutla-di-indonesia-terjadi-
bukti-alih-fungsi-lahan--gambut-jadi-sawit

Dari Berita di atas, analisislah beberapa pertanyaan berikut ini!


1. Sajikanlah data tentang jumlah titik api dan luas kebakaran hutan dalam bentuk
tabel di beberapa daerah pada berita tersebut. Apakah terdapat relasi antara
keduanya?
2. Mengapa manusia melakukan pembakaran hutan?
3. Mengapa manusia melakukan alih fungsi lahan?
4. Apa yang akan terjadi apabila hutan dibakar?
5. Apakah tindakan pembakaran hutan dan alih fungsi lahan dibenarkan?

E. Penutup
1. Rangkuman
a. Hutan memberikan banyak manfaat. Bangsa Indonesia sudah sepantasnya
bersyukur dianugerahi oleh Tuhan hutan yang luas. Hutan yang memberikan
banyak manfaat bagi kesejahteraan umat manusia. Manusia sebaiknya dapat
menggunakan dengan bijaksana karena bumi tidak dihuni oleh generasi yang
ada saat ini. Peengelolaan dan pemanfaatan hutan perlu mempertimbangkan
generasi yang akan datang.
b. Salah satu yang dipelajari dalam ilmu ekonomi yakni prinsip ekonomi. Prinsip
ekonomi yang diuraikan dalam modul yaitu suatu usaha yang bisa dilakukan
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan pengorbanan seminimal
mungkin. Prinsip ekonomi tersebut jika dibelajarkan oleh guru apa adanya akan
memberikan pemahaman konsep yang tidak tepat. Manusia akan melakukan
segala cara agar dapat memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya
dengan modal yang sedikit mungkin. Prinsip ekonomi sebaiknya diberikan
dengan konsep yang sederhana dan lebih bijaksana. Apabila ingin mendapatkan
hasil maksimal maka pengorbanan pun harus seimbang. Kementerian Keuangan
RI memberikan definisi Prinsip ekonomi adalah panduan dalam kegiatan
ekonomi untuk mencapai perbandingan rasional antara pengorbanan yang
dikeluarkan dan hasil yang diperoleh.
c. Prinsip ekonomi digunakan oleh manusia pada semua kegiatan ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan ini memerlukan pengorbanan. Hal ini
berarti bahwa ada yang dikorbankan agar dapat mempunyai yang dibutuhkan.
Pengorbanan tersebut yakni berupa alat pembayaran. Alat pembayaran dari
masa ke masa mengalami perkembangan dari zaman pra-aksara sampai modern
saat ini.
d. Penerapan prinsip ekonomi yang hanya mencari keuntungan sebesar-besarnya
dengan pengorbanan yang seminimal mungkin telah dibuktikan dalam
kehidupan manusia. Kebijakan pemerintah colonial pada masa penjajahan di
Indonesia yang menyebabkan penderitaan rakyat merupakan contoh penerapan
prinsip ekonomi tersebut. Sebut saja misalnya kebijakan kerja paksa,
penyerahan wajib hasil bumi, tanam paksa, dan sistem ekonomi liberal dapat
diambil nilai/hikmah agar tidak mengulang penderitaan rakyat yang sama
e. Globalisasi adalah satu konsep yang berwajah banyak. Ia dapat terjadi dalam
banyak aspek seperti geografi, ekonomi, teknologi, informasi, tenaga kerja, dan
sebagainya. Perkembangan yang terjadi di negara lain dapat diikuti secara
langsung di wilayah negara lain.
f. Globalisasi tidak hanya terjadi pada abad ke-21 namun fenomena masuknya
hasil kebudayaan dari suatu wilayah ke wilayah lain sebenarnya sudah terjadi
sejak era migrasi manusia. Mereka yang bermigrasi sekaligus mengembangkan
kebudayaannya di wilayah baru yang dihuninya. Itulah mengapa hasil
kebudayaan di suatu masyarakat memiliki kemiripan dengan kebudayaan di
masyarakat lain. Sebagai contoh: dalam hal Bahasa, Bahasa Tagalog di Philipina
memiliki beberapa kata yang sama dengan Bahasa Jawa maupun Bahasa
Indonesia, misalnya: pako /paku, pipa,mata,timba, tinta, sulat./surat, sinta/cinta,
bato/batu, dahon/daun, sago/sagu, dingding/dinding,lahar, bansa/bangsa,
lalaki/lelaki, bunso/bungsu, taon/tahun, pinto/pintu, guro/guru, balikat/belikat
dan tainga/telinga. Selain itu juga ada balimbing,durian,nangka, dan
banko/bangku.
g. Nasionalisme secara eksternal dihadapkan pada hantaman gelombang
globalisasi yang mendunia mudah menghanyutkan apa pun dan siapa pun yang
tidak kokoh berakar dalam jati dirinya. Nilai-nilai intrinsik dan nilai-nilai
fundamental bangsa yang selama ini menjadi landasan bangunan kebangsaan
dan kenegaraan seakan tiada bermakna lagi karena terlalu silau dengan nilai-
nilai baru yang belum tentu sesuai dengan karakter dan kultur bangsa Indonesia.

2. Tes Formatif
1. Pembangunan berkelanjutan yang dilakukan oleh manusia berkaitan erat
pelestarian lingkungan. Pernyataan di bawah ini yang paling tepat untuk
menjelaskan kaitan tersebut yakni ….
A. manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan manusia lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya
B. pembangunan dapat terus dilanjutkan apabila lingkungan senantiasa tersedia
material yang diperlukan
C. lingkungan tempat tinggal menyediakan semua yang diperlukan manusia
untuk pembangunan tanpa tiada habisnya
D. Tuhan memberi anugerah kepada manusia berupa hutan dan lahan yang luas
untuk keperluan pembangunan
E. generasi yang akan datang dapat melangsungkan pembangunan karena
teknologi mengolah lingkungan lebih modern

2. Perhatikan fungsi hutan di bawah ini!


I. Penyedia kebutuhan hidup manusia
II. Sebagai sumber ekonomi manusia
III. Habitat berbagai flora dan fauna
IV. Dapat dibuka menjadi lahan pertanian
V. Pengendali semua bencana alam

Fungsi hutan ditunjukkan oleh nomor … .


A. I dan II
B. I dan III
C. II dan III
D. III dan IV
E. IV dan V

3. Perhatikan peta Indonesia di bawah ini!

1
4

3
2 5

Provinsi di Indonesia yang mengalami kebakaran hutan terparah ditunjukkan


oleh nomor … .
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 3 dan 4
E. 4 dan 5

4. Bacalah kutipan cerita pendek di bawah ini!

“pasti ada orang-orang yang membakar lahannya dan tidak menjaganya dengan
baik, sudah tahu musim kemarau ini begitu kering, mengapa membakar lahan
tidak dijaga? Api menjalar kemana-mana, membakar lahan dan kebun orang, dan
asapnya tidak bisa dipadamkan, mana ada air di tengah hutan rawa gambut itu”
kata Abdullah di warung pagi ini.
(sumber: https://www.kompasiana.com/alfigenk/552c1ea46ea834c65b8b45ce/cerita-
di-antara-kabut-asap)

Pernyataan di bawah ini yang tidak berkaitan dengan kutipan di atas yaitu … .

A. hutan rawa gambut tidak akan pernah terbakar


B. kebakaran lahan disebabkan karena ulah manusia
C. pada musim kemarau tidak boleh membakar hutan
D. ketiadaan air menyebabkan asap semakin tebal
E. membakar lahan perlu dijaga supaya api tidak menjalar
5. Hutan dan lahan yang terbakar berdampak pada berkurangnya ketersediaan air
dalam tanah. Penjelasan yang paling tepat untuk pernyataan di atas yaitu … .
A. air menjadi kering karena penguapan akibat panas api kebakaran
B. para pemadam menyedot air tanah untuk memadamkan api
C. media untuk meresapnya air ke dalam tanah sudah tidak ada
D. penduduk banyak menggali sumur di sekitar wilayah hutan dan hunian
E. terjadinya kebakaran hutan menyebabkan musim kemarau lebih lama

6. Bacalah pernyataan berikut ini!


I. Dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk mendapat keuntungan
sebesar-besarnya
II. Dengan mengeluarkan pengorbanan tertentu berusaha untuk
mendapatkan hasil tertentu yang rasional
III. Tanpa mengeluarkan pengorbanan berusaha untuk mendapatkan hasil
yang semaksimal mungkin
IV. Upaya untuk mendapat hasil tertentu yang sudah direncanakan dengan
menggunakan alat yang ada
V. Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka harus melalui pengorbanan
yang setimpal

Pernyataan yang tepat untuk prinsip ekonomi yang bijaksana ditunjukkan


oleh nomor … .
A. I dan II
B. II dan III
C. III dan IV
D. I dan V
E. II dan V

7. Pak Ruslan seorang karyawan swasta di toko sepatu dengan pendapatan pas-
pasan. istrinya yang bernama Bu Salma adalah seorang ibu rumah tangga. Oleh
karena itu penghasilan suaminya pas-pasan, Bu Salma harus bijaksana
menggunakan penghasilannya agar cukup untuk dibelanjakan. Ia seminggu sekali
di pasar tradisional. Berdasarkan pernyataan tersebut, tindakan yang dilakukan
oleh Bu Salma didorong oleh ... .
A. prinsipf ekonomi produsen
B. prinsip ekonomi konsumen
C. motif ekonomi produsen
D. prinsip ekonomi distribusi
E. motif ekonomi distribusi

8. Perhatikan tindakan ekonomi berikut ini!


I. Tejo memilih makan di warung daripada di mall
II. Bu Tari membeli ikan di pasar tradisional
III. Iwan pergi ke kantor dengan jalan kaki
IV. Yonas membeli laptop di pusat elektronik
V.Bapak menjual sawah untuk membiayai kuliah

Tindakan ekonomi rasional ditunjukkan oleh nomor … .


A. I dan II
B. II dan III
C. III dan IV
D. IV dan V
E. III dan V

9. Prinsip ekonomi yang tampak pada kebijakan kolonial Belanda pada masa
penjajahan yakni … .
A. penjualan lada dan garam
B. pengawasan perdagangan
C. penerapan tanam paksa
D. penanaman cengkeh
E. ekspor tembakau ke Belanda

10. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri orang yang menggunakan prinsip ekonomi
dalam kegiatan ekonominya yakni … .
A. membeli beras langsung dari produsen
B. setiap hari membeli baju di pusat belanja
C. memenuhi kebutuhan dengan produk luar negeri
D. membeli barang berapa pun harga barang tersebut
E. tanpa membuat perencanaan dalam kegiatan konsumsi

11. Andi membeli buku tulis di toko dengan cara menawar agar memperoleh harga
yang murah, tindakan Andi didasarkan atas ….
A. motif ekonomi
B. prinsip ekonomi
C. tindakan ekonomi
D. perilaku ekonomi
E. aktivitas ekonomi

12. Globalisasi dalam aspek kemajuan teknologi dapat dirasakan dalam hal berikut
ini….
A. orang dapat membeli produk-produk luar negeri dengan mudah dan murah
B. Ananta yang tinggal di Sulawesi dapat berbicara dengan temannya di Afrika
C. pengusaha di Indonesia dapat menjual barang di pasar internasional
D. manusia di berbagai negara dapat dengan mudah liburan ke luar negeri
E.dengan bantuan pemerintah, Farrel dapat melanjutkan studi ke Amerika
Serikat

13. Berikut ini yang merupakan contoh fenomena globalisasi yakni … .


A. orang Indonesia makan dengan sendok sama meniru cara makan orang Eropa
B. sarjana-sarjana ilmu sosial melakukan diskusi untuk membahas suatu teori
baru
C. petani kentang dari daerah Dieng, Jawa Tengah menjual hasilnya ke
Sumatera
D. mulai digunakannya alat-alat elektronik untuk proses pembelajaran di
sekolah
E. suku-suku di Dayak, Kalimantan memiliki wajah yang mirip dengan di Jambi

14. Perhatikan uraian berikut ini!


I. modal asing secara bebas masuk ke suatu negara
II. dapat mempengaruhi pada melemahnya kedaulatan negara.
III. terjadi persaingan harga pada semua macam kebutuhan.
IV. organisasi internasional yang kuat dapat lebih berkuasa.

Pengaruh globalisasi dalam aspek politik ditunjukkan oleh nomor … .


A. I dan II
B. I dan III
C. II dan III
D. II dan IV
E. III dan IV

15. Globalisasi pada aspek sosial di bawah ini yang tepat yaitu … .
A. mobilisasi tenaga kerja Indonesia ke negara-negara tetangga
B. masyarakat berburu barang dengan kualitas bagus dan mahal
C. terjalinnya kerjasama luar negeri untuk memajukan pendidikan
D. budaya Barat dapat masuk dan ditiru oleh masyarakat melalui media massa
E. masyarakat menggunakan internet untuk mengikuti perkembangan
pengetahuan

3. Rujukan
Fair, C. 2009. Prinsip-prinsip ekonomi. Jakarta: Erlangga
Manan, M. A. 2017. Nasionalisme dan ketahanan budaya di Indonesia: sebuah
tantangan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Pasolong, H. 2010. Kepemimpinan birokrasi. Jakarta: Alfabeta
Swasono, S. E.2010. Membangun ekonomi Indonesia: pengembangan karakter dan
patriotism. Orasi ilmiah yang disampaikan untuk memperingati Dies Natalis Ke-
45 Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta, 18 September 2010.
Kompas.com dengan judul "Kebakaran Hutan dan Lahan, Apa Dampak dan Upaya
Pencegahannya?",
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/25/14340331/kebakaran-hutan-
dan-lahan-apa-dampak-dan-upaya-pencegahannya?page=all .nulis: Retia
Kartika Dewi Editor: Inggried Dwi Wedhaswary
https://beritagar.id/artikel/berita/luas-hutan-indonesia-menyusut
https://www.kompasiana.com/penaulum/A/alih-fungsi-hutan-alam-bisa-tak-
bersahabat
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3925663/penyebab-kebakaran-hutan-
yang-sering-terjadi-rusak-habitat-alam
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/24/17291701/11-provinsi-paling-
rawan-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-indonesia?page=all.
https://ibgwiyana.wordpress.com/2012/04/05/konsep-konsep-ajaran-agama-hindu-
dalam-pengelolaan-lingkungan-hidup-wana-kertih-2/
https://internasional.republika.co.id/berita/pvx4vw382/5-negara-asean-sepakat-
tangani-kabut-asap.
https://nasional.tempo.co/read/450319/lahan-rusak-wonosobo-batasi-penanaman-
kentang/full&view=ok
KUNCI JAWABAN

1. B 6. E 11. B
2. C 7. B 12. B
3. C 8. A 13. A
4. A 9. C 14. D
5. C 10. A 15. A
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2020

Anda mungkin juga menyukai