Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Praktik Latihan Profesi
Pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Guru Universitas Djuanda Bogor
Disusun Oleh:
Dhea Amalia Novia
NIM: F.2010148
ii
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................... 5
D. Target ................................................................................................................ 5
E. Manfaat ................................................................................................................. 5
A. Kajian Teori....................................................................................................... 6
6. Siswa ............................................................................................................... 24
BAB IV .......................................................................................................................... 36
iv
a) Faktor pendukung ............................................................................................ 37
c) Solusi ............................................................................................................... 37
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 38
B. Rekomendasi .................................................................................................. 39
Lampiran-Lampiran ..................................................................................................... 41
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru memiliki potensi untuk berkreasi dan meningkatkan kinerjanya.
Namun demikian seringkali banyak faktor yang menghambat mereka dalam
mengembangkan berbagai potensinya secara optimal, baik itu berupa
kemampuan guru itu sendiri dalam proses belajar mengajar, maupun sarana
dan prasarana pendidikan yang tersedia. Mengingat hal tersebut sangat
dirasakan perlunya supervisi yang berkesinambungan dengan program yang
terarah dan sistematis terhadap guru. Program supervisi guru tersebut lazim
disebut supervisi yang merupakan suatu rangkaian penting dalam
manejemen pendidikan. Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak
dalam ranah pendidikan, dengan melaksanakan misi pendidikan ini,
produktivitas kerja sangatlah penting. Oleh karena itu sumber daya manusia
perlu dikelola dengan baik dengan meningkatkan kinerja pendidik. (Desih,
2022)
Permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh
berbagai macam kategori penyebab. Mulai dari keadaan dan latar belakang
ekonomi peserta didik, kondisi lingkungan belajar, bahkan hingga
kemampuan dari tenaga pengajar itu sendiri. Dari berbagai permasalahan
yang ada, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah
dengan melihat, mengawasi, dan mengontrol bagaimana perkembangan
kemampuan pendidik, serta melakukan pembinaan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan tersebut. Pengawasan dan pembinaan dapat
dilakukan dengan pendekatan kepada guru dengan menyesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial, maupun budaya.
Pendekatan ini berupaya untuk meningkatkan kapasitas guru dalam proses
pembelajaran di kelas. Istilah pendekatan ini sering juga disebut dengan
supervisi.
Supervisi pada dunia pendidikan menjadi sangat penting untuk
dilaksanakan karena akan berpengaruh terhadap kinerja guru yang juga
dapat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran peserta didik di sekolah.
Menurut Sugiyono et al., (2019) “Academic supervision is a series of activities
to help educators and educational staff to develop their abilities in managing
1
the learning process to achieve the learning goals. Academic supervision is
not an assessment for educator work but helps the educators to develop their
professionalism”. Supervisi sangat dibutuhkan dalam berkembangnya
kurikulum karena dengan demikian dapat membantu guru-guru serta tenaga
kependidikan lainnya dalam mengembangkan kemampuan maupun
kreativitas di dalam sekolah. Kurikulum berkembang dengan mengikuti zaman
sehingga dalam dunia Pendidikan juga akan dituntut untuk meningkatkan
mutu mengajar dan belajar. Menurut Lele et al., (2018) menyatkan, “as an
important factor to improve the quality of education, supervision is carried out
by the principal in a formal education”.
Pada pelaksanaan supervisi di dalam sekolah atau internal sekolah
dilakukan oleh kepala sekolah dan disebut dengan supervisor, dimana
supervisor ini bertugas sebagai pengawas dan pengendali terhadap kinerja
guru. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah yang menetapkan bahwa untuk menjadi kepala sekolah,
seseorang harus memiliki kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, sosial, dan kompetensi supervisi. Kompetensi supervisi
tersebut meliputi perencanaan dan pelaksanaan program supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, serta
menindaklanjuti hasil supervisi tersebut. Dengan adanya supervisi pendidikan
akan mendorong para pendidik memiliki kemampuan mendidik yang kreatif,
aktif, dan inovatif.
Supervisi pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat,
serta ilmu pengetahuan dan teknologi (Gunawan & Benty, 2017). Dalam
suatu satuan pendidikan, kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor
memiliki tugas untuk membina, membantu dan mendorong tenaga pendidik
dan kependidikan agar dapat menjalankan tugasnya secara profesional,
sehingga proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar dapat
dilakukan secara efektif dan efisien. Kegiatan supervisi dapat membantu
sekolah untuk melakukan identifikasi mengenai permasalahan sekolah dan
mencoba menemukan pemecahan. Selain itu, mampu membantu guru dalam
menyadari potensi yang dimilikinya dan mengetahui bagaimana cara
2
mengajar yang efektif. Oleh karena peran pentingnya supervisi pendidikan,
pada artikel ini akan mengkaji bagaimana konsep dasar supervisi pendidikan
yang meliputi pengertian supervisi pendidikan beserta prinsip dan tujuan
diselenggarakannya supervisi Pendidikan.
Adapun fungsi utama dari supervisi pendidikan seperti yang
dikemukakan oleh Sahertian, bahwa fungsi dasar dari supervisi adalah untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah agar lebih baik. Supervisi
terhadap proses belajar mengajar, merupakan salah satu bentuk aktivitas
yang direncanakan untuk membantu para guru dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif. Di dalam al-Qur‟an surat Al-„Ashr ayat 3 juga
dijelaskan hal yang menyangkut tentang supervisi dalam artian luas tentunya,
yaitu dalam hal saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan saling
nasehat menasehati dalam kesabaran. Firman Allah Swt: “Kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran”. (Q.S. Al-„Ashr: 3).
Firman Allah Swt. di atas menyampaikan pesan secara implisit bahwa
saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran merupakan kunci dalam
menyelenggarakan supervisi pendidikan di sekolah dalam hal peningkatan
mutu pendidikan, perbaikan akhlak dan tata cara beretika maupun dalam hal
pemberian motivasi guna pencapaian mutu pendidikan di sekolah. Terkait hal
ini, maka supervisi di sekolah pada dasarnya dilaksanakan oleh kepala
sekolah yang bertindak sebagai supervisor. Oleh sebab itu kepala sekolah
harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan kinerja guru. Pengawasan dan pengendalian merupakan
tindakan pencegahan agar guru tidak melakukan penyimpangan dan lebih
berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai pendidik.
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan adalah tantangan yang
paling penting dalam pembangunan pendidikan. Sentralisasi dalam
manajemen atau pengelolaan pendidikan telah menyebabkan kurang
berkembangnya kemampuan daerah untuk mengatur dan mengelola berbagai
urusan pendidikan daerah masing-masing. Salah satu sarana terpenting
dalam pendidikan adalah sekolah. Guru sebagai tenaga pengajar merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangankan
3
secara terus menerus. Potensi sumber daya guru harus terus berkembang
agar dapat melaksanakan fungsinya secara professional. Oleh karena itu
diperlukanlah supervisi pendidikan untuk mengawasi dan memperbaiki proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikannya dengan
mengetahui perkembangan sekolah melalui supervisi, selain itu supervisi
sangat dibutuhkan oleh seorang guru yang mengalami berbagai hambatan
yang telah dipaparkan diatas dengan memberikan bimbingan, pengarahan,
dan bantuan dalam mengembangkan potensi dirinya untuk menjadi
seorang guru yang profesional. Oleh karena itu, supervisi sangat penting
dan sangat dibutuhkan oleh seluruh sekolah.
4
C. Tujuan
Praktik Pelatihan Profesi (PLP) Bertujuan untuk melatih mahasiswa
agar memiliki pengalaman dalam melaksanakan program yang ada di MA Al
Asmaaul Husna Bogor. sehingga dapat menjadi pendidik yang profesional,
dan secara khusus PLP bertujuan agar mahasiswa memiliki sikap kerja,
pengetahuan, dan keterampilan yang terlatih dibidangnya dan juga dapat
menjelaskan secara obyektif dengan penerapan Supervisi Pendidikan di MA
Al Asmaaul Husna Bogor.
D. Target
Target yang ingin dicapai diantaranya :
E. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Menambah pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang proses
pembuatan program supervise.
b. Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan
kegiatan manajerial di lembaga mitra.
c. Memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja secara
interdispliner, sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu
dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang ada, baik di
lembaga mitra.
2. Bagi MA Al Asmaaul Husna Bogor.
a. Memperoleh kesempatan untuk dapat andil dalam menyiapkan calon
pengelola kependidikan atau tenaga kependidikan yang profesional.
b. Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, dan ilmu dalam
merencanakan serta melaksanakan pengembangan dan pemecahan
masalah di lembaga mitra.
c. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan FAIPG Unida Bogor.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Supervisi Pendidikan
Secara etimologi, supervisi berasal dari kata super dan visi yang
artinya melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari
atas. Peninjauan tersebut dilakukan oleh pihak atasan terhadap
aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan. Supervisi juga berasal dari
Bahasa Inggris yaitu supervision yang berarti melihat keseluruhan
pekerjaan dengan sangat teliti. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2009) supervisi memiliki makna pengawasan utama
dan pengontrolan tertinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa supervisi
merupakan kegiatan pengawasan utama dan pengontrolan tertinggi
atas aktivitas, kreativitas, dan kinerja para anggota atau bawahan
secara teliti dan keseluruhan oleh atasan. Orang yang melakukan
kegiatan supervisi tersebut disebut dengan supervisor.
Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009)
merupakan suatu cara atau proses untuk mengubah sikap dan tata
perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Istilah pendidikan juga
termaktub dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang bermakna sebagai suatu usaha
sadar dan terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan
potensi yang ada dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
dan keterampilan yang diperlukan baik oleh dirinya sendiri,
masyarakat, maupun oleh bangsa dan negara. Di Indonesia
pendidikan formal dapat ditempuh melalui jenjang pendidikan dasar
dan menengah, serta pendidikan tinggi. Untuk memberikan kualitas
pelayanan dan mutu pendidikan yang baik, maka diperlukan suatu
usaha untuk mengawasi proses pembelajaran serta usaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan, salah satu usaha tersebut adalah
supervisi pendidikan.
6
Berdasarkan definisi atau pengertian dari supervisi dan
pendidikan tersebut, maka istilah supervisi pendidikan dapat dikatakan
sebagai sebuah usaha pengawasan utama dan pengontrolan tertinggi
dari atasan (baik kepala sekolah maupun pengawas dari luar sekolah)
terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja pendidik serta tenaga
kependidikan dalam proses pembelajaran untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu Pendidikan di sekolah. Menurut Burhanuddin et al.,
(2017) adalah segenap bantuan yang ditujukan pada upaya perbaikan
dan pembinaan terhadap aspek pengajaran. Melalui kegiatan supervisi,
segala faktor pendukung dan faktor penghambat yang berpengaruh
terhadap proses belajar mengajar akan dianalisis, dinilai dan
ditentukan bagaimana pemecahan masalahnya agar proses
pembelajaran di sekolah berjalan sesuai dengan apa yang
direncanakan di awal.
7
peningkatan maka akan meningkatkan mutu proses pembelajaran dan
akan berpengaruh juga ada peningkatan hasil belajar siswa.
Keterkaitan tersebut dapat dilihat pada gambar model hubungan
berikut.
2. Prinsip-Prinsip Supervisi
Pada implementasinya, seorang supervisor perlu memperhatikan
prinsip-prinsip supervisi agar proses pelaksanaannya berjalan dengan
baik dan mencapai tujuan supervisi yaitu peningkatan mutu
pembelajaran dan pendidikan secara komprehensif. Menurut
Sahertian (2010) menjelaskan beberapa prinsip tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Prinsip Ilmiah
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri antara lain: (1) kegiatan
supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang diperoleh
dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar, (2) untuk
memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti
8
angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya, (3) setiap
kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis terencana.
2. Prinsip Demokratis
Pelayananan dan bantuan yang diberikan kepada guru
berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan
sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan
tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi
harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan
bawahan.
3. Prinsip Kerjasama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi
“sharing of idea, sharing of experience” memberi support
mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa
tumbuh bersama.
4. Prinsip Konstruktif dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan
potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana
kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.
9
meningkatkan kemampuan mengajar dan pembentukan sikap
profesional, (7) mengembangkan kreativitas pendidikan dalam
mengajar, (8) antisipatif, diarahkan untuk menghadapi kesulitan yang
mungkin terjadi, (9) konstruktif, mampu memperbaiki satu salam lain
demi terciptanya suatu keberhasilan supervisi sesuai dengan
peraturan, dan (10) kooperatif, bekerja sama dalam mengembangkan
situasi belajar mengajar.
10
membutuhkan latihan terus menerus. Salah satu fungsi supervisi
adalah melatih dan memperlengkapi guru agar memiliki
keterampilan dalam kepemimpinan sekolah.
c. Mememperluas pengalaman guru. Supervisi harus dapat
memotifasi guru untuk mau belajar pengalaman nyata
dilapangan, karena dengan adanya pengalaman tersebut akan
memperkaya pengetahuan mereka.
d. Menstimulasi usaha sekolah yang kreatif. Seorang supervisi
harus bisa memberikan stimulus kepada guru agar mereka tidak
hanya bekerja atas dasar instruksi atasan, namun mereka harus
dapat berperilaku aktif dalam proses pembelajaran.
e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian
yang diberikan harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Karena
mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi
utama dari supervisi pendidikan.
f. Menganalisis situasi belajar mengajar. Tujuan dari supervisi
adalah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, agar usaha
ini dapat berhasil maka perlu adanya analisis hasil dan proses
belajar.
g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap
anggota staf supervisi berfungsi untuk memberikan bantuan
kepada guru agar dapat mengembangkan pengetahuan dalam
keterampilan mengajar.
11
d) Menstimulir usaha-usaha yang kreatif.
12
percepatan pembaruan teknologi pada dunia pendidikan. Tujuan
lainnya juga dijelaskan oleh Wahyudi dalam Kristiawan et al., (2019)
bahwa supervisi pendidikan memiliki tujuan untuk meningkatkan
kemampuan secara profesional dan teknik bagi guru, kepala sekolah
serta personil sekolah lainnya agar proses pendidikan yang telah
disusun mampu berjalan sesuai yang diharapkan. Hal terpenting yaitu
kegiatan supervisi mampu dilaksanakan dengan dasar kerja sama,
kolaborasi dan partisipasi bukan berdasarkan atas kepatuhan maupun
paksaan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa supervisi pendidikan memiliki tujuan yaitu untuk
melakukan perbaikan dan pengembangan pada proses belajar
mengajar agar lebih baik dengan cara pemberian bantuan kepada
guru, pegawai dan staf dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja
mereka.
13
terlaksananya pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa
supervisi umum adalah supervisi yang ditujukan pada aspek-
aspek pendukung terlaksananya pembelajaran dengan kegiatan
yang tidak langsung berhubungan dengan pengajaran.
b. Supervisi Klinis
14
kekurangan tersebut. Secara teknik supervisi klinis terdiri dari 3
fase yaitu: (1) pertemuan perencanaan (2) observasi kelas dan
(3) pertemuan balik
15
mencapai tujuan pendidikan yang dicitacitakan. Oleh karena itu
dibutuhkan supervisi pendidikan yang bertugas untuk
mengkoordinasi semua usaha sekolah, dan
memperkembangkan segala usaha untuk mencapai tujuan
pendidikan.27
b. Latar belakang filosofis
16
Perkembangan seseorang tidak saja berdasarkan apa yang
dibawa sejak lahir, tetapi bergantung juga kepada perlengkapan
fisik yaitu perkembangan melalui kondisikondisi sosial. Oleh
karena itu dalam proses kehidupan, maka sekolah dan
masyarakat bersama-sama menaruh perhatian khusus terhadap
perkembangan intelek, emosi dan sebagainya dari anak-anak.
Perlunya menyelidiki kondisikondisi masyarakat yang
mempengaruhi, langsung atau tidak langsung perkembangan
anak sehingga guru dapat membantu sekolah dan membina
usahausaha didiknya adalah salah satu fungsi kreatip dari
supervisi pendidikan.
17
observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas,
dan menilai diri sendiri.
b. Teknik Supervisi Kelompok
Kunjungan kelas
18
8. Tipe Supervisi Pendidikan
Dalam konsep lama, supervisor dilakukan oleh seorang
pemimpin, maka dalam tipe-tipe supervisi tidak dapat dilepaskan dari
tipe-tipe kepemimpinan, tetapi juga tipetipe kepengawasan. Menurut
Suharsimi Arikunto ada lima tipe supervisi yaitu :
a. Tipe Inspeksi
Dalam administrasi dan kepemimpinan yang otokratis, supervisi
berarti inspeksi. Inspeksi bukanlah suatu pengawasan yang
berusaha menolong guru untuk mengembangkan dan
memperbaiki cara dan daya kerja sebagai pendidik dan pengajar.
Supervisi inspeksi ini dijalankan terutama untuk mengawasi,
meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah
sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta
ditentukan oleh atasannya. Supervisi tipe inspeksi dikonotasikan
sebagai upaya untuk mencari-cari kesalahan. Hal itu
dimaksudkan untuk mengidentifikasi hal-hal yang baik dan buruk
yang sudah dilaksanakan, kemudian untuk dapat memberikan
angka atau nilai dalam rangka menentukan posisi kondisi baik
atau buruk bagi seorang pegawai.
b. Tipe Laisses Faire
Tipe ini menginterpretasikan demokrasi sebagai pemberi
kebebasan seluasluasnya kepada bawahan sehingga akhirnya
supervisor sendiri kehilangan otoritas sama sekali. Supervisor
menyerahkan/ mempercayai bawahannya untuk mengambil
keputusan apa saja. Supervisor yang biasa menerapkan tipe ini
dapat dikatakan tidak memberikan bimbingan kepada para
bawahan yang menjadi tanggungjawabnya.
c. Tipe Coersive
Supervisi ini juga disebut dengan supervisi otoriter, hampir sama
dengan tipe inspeksi. Tipe supervisi ini bersifat memaksa. Apa
yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak
cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi,
tetap saja dipaksakan berlakunya. Dengan demikian pada tipe ini
19
guru tidak diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal
yang diberlakukan tersebut. Tipe ini baik dilakukan pada guru-
guru yang baru mulai belajar mengajar dan pelaku supervisor
adalah orang yang telah dianggap senior sehingga dapat
dijadikan panutan dan contoh bagi orang yang disupervisi.
d. Tipe Training and Guidance
Supervisi tipe training dan guidance diartikan sebagai
memberikan latihan dan bimbingan. Tipe supervisi ini
berlandaskan suatu pandangan bahwa pendidikan itu
merupakan proses pertumbuhan bimbingan. Supervisi yang
dilakukan ialah untuk melatih (to train) dan memberi bimbingan
(to guide) kepada guru-guru tersebut dalam pekerjaannya
sebagai guru. Dalam tipe ini staf dan guru selalu mendapatkan
bimbingan dan latihan dari supervisor, sehingga menimbulkan
kurang adanya kepercayaan terhadap kemampuan guru-guru
dan staf yang mereka miliki.
e. Tipe Demokratis
Dalam tipe ini, supervisor selalu menghargai pendapat dari para
bawahannya (yang disupervisi) dan memberikan kepada mereka
untuk mengembangkan daya kreatifitasnya. Mereka
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Semua keputusan
diambil dengan jalan musyawarah bersama. Pelaksanaan
keputusan dilakukan bersama-sama karena keputusan tersebut
dirasakan telah menjadi miliknya.
20
maupun kelompok. Misalnya konsultasi pribadi/kelompok,
pertemuan guru bidang studi dan sebagainya.
21
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) DAN HASIL
A. Gambaran Umum Lokasi
Praktik Latihan Profesi berlokasi di MA Asmaaul Husna Bogor yang
berada di kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. MA Asmaaul Husna Bogor
berada di lingkungan Pondok Pesantren. Peserta didik yang sekolah ini juga
berasal dari berbagai daerah. MA Asmaaul Husna Bogor memiliki dua jursan
yaitu jurusan IPA dan IPS. Sekolah ini memiliki cukup banyak peserta didik.
Pada tahun 2023 ini, terdapat 89 peserta didik yang bersekolah di MA
Asmaaul Husna Bogor. Sarana dan prasarana di sekolah ini cukup memadai
dan saat ini juga masih dilakukan pembangunan. Ruang kelas di sekolah ini
sudah cukup dan dapat menampung seluruh siswa. Sekolah ini memiliki
program ekstrakurikuler dan pembiasaan saat pagi hari kepada peserta didik
sebelum memulai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
1. Letak Geografis
MA Al-Asmaaul Husna Bogor adalah Madrasah Aliyah yang didirikan
dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Al-Asmaaul Husna
Bogor yang beralamat di Kp. Cimande Rt/Rw 001/004 Desa Lemah
Duhur Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Luas seluruhnya dari
lokasi sekolah adalah sekitar 1200 m2, luas wilayah yang dijadikan
bangunan adalah sekitar 600 m2.
Lingkungan Sekolah Madrasah Aliyah Al-Asmaaul Husna Bogor
letaknya sangat strategis yang berarti cukup tentram dalam proses
kegiatan belajar mengajar sehingga jauh dari kebisingan kendaraan.
Maps: https://g.co/kgs/kkVgtp
2. Sejarah Singkat
22
MA Al-Asmaaul Husna didirikan berdasarkan berdasarkan
lulusan Mts Al-Asmaaul Husna yang tergabung dalam Pondok
Pesantren Al-Asmaaul Husna. Oleh karna itu, kurikulum pembelajaran
yang diterapkan di MA Al-Asmaaul Husna merupakan gabungan
antara kurikulum yang ditetapkan pemerintah dan kurikulum pesantren.
b. Misi
a) Menjadikan Al-Qur’an dan Assunnah dengan pemahaman
Ulama Ahlusunnah Waljamaah ASWAJA sebagai landasan
pendidikan
b) Meningkatkan pembinaan-pembinaan aqidah yang lurus
ibadah yang benar dan akhlaq yang mulia
c) Menciptkan lingkungan yang disiplin
d) Menciptakan prilaku berbudi baik kepada sesama umat
manusia
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi MA Al-Asmaaul Husna adalah sebagai berikut:
23
Bendahara : Dewi Duniawati,S.Pd
Tata Usaha : Elan Junjunan,S.Pd
Waka Sek Bidang : Syahrul Farhan, S.Pd
Kurikulum
Waka Sek Bidang : Aris Risandi, S.Pd
Kesiswaan
Waka Sek Bidang Sarana : Saefuddin Arif
dan Prasarana
Guru
5. Tenaga Kependidikan
MA Al-Asmaaul Husna memiliki 30 Pendidik, guru laki laki sebanyak 19
orang dan guru Perempuan 11 orang tenaga pendidikan.
6. Siswa
24
dilakukan berikut adalah keadaan dan situasi bidang-bidang manajemen MA
Al-Asmaaul Husna:
1. Manajemen Pemasaran
25
MA Al-Asmaaul Husna memiliki beberapa program
ekstrakurikuler yang dapat membantu siswa dalam menggali
potensinya. Program tersebut diantaranya futsal, bulutangkis, voli,
pramuka, dan hadroh. Setiap siswa dianjurkan untuk mengikuti satu
program ekstrakurikuler. Program ini dilakukan pada setiap satu
minggu sekali diluar Kegiatan Belajar Mengajar. MA Al-Asmaaul Husna
juga memiliki program beasiswa bagi siswanya yang berprestasi, saat
ini ada 6 orang siswa yang mendapatkan beasiswa.
C. Program Aksi
PROGRAM-PROGRAM AKSI
SUPERVISI PENDIDIKAN
26
1) Untuk mengetahui secara cermat dan seksama kenyataan yang
sebenarnya apakah kegiatan sekolah berjalan sesuai dengan
yang direncanakan.
2) Untuk mengetahui secara cermat dan seksama kenyataan yang
sebenarnya tentang kekuatan dan kelemahan guru dan pegawai
tata usaha sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya.
3) Untuk mengetahui secara cermat dan seksama pembinaan yang
akan dilakukan terhadap kelemahan guru dan pegawai serta
pengembangan kekuatan yang dimiliki oleh guru dan pegawai TU.
4) Meningkatkan kualitas layanan pendidikan melalui supervisi
pendidikan.
5) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas segenap sumber daya
pendidikan dan lingkungan pendidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di MA Al Asmaaul Husna
Bogor
2. Membuat Insntrumen Supervisi
Di dalam format instrumen supervisi pembelajaran yang akan
dibagikan ini ada beberapa item yang akan diamati dan diberikan
penilaian diantaranya yaitu:
1) Kegiatan pendahuluan yang meliputi apersepsi dan motivasi yang
meliputi:
a) menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran
b) mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik.
c) Mengajukan pertanyaan menantang (motivasi)
d) Memberikan permasalahan atau tugas yang akan
dilakukan.
e) Menyampaikan tujuan pembelajaran atau KD yang akan
dicapai
f) Menyampaikan garis besar cakupan materi
g) menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik
untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
2) Kegiatan inti (menguasai materi pembelajaran), yang meliputi:
27
a) Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran.
b) kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan perkembangan iptek dan kehidupan nyata.
c) Menyajikan pembahasan materi pelajaran dengan tepat.
d) Menyajikan materi secara sistematis (mudah kesulitan dari
konkret keabtrak)
3) Kegiatan inti (menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik),
yang meliputi:
a) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai
b) Memfasilitasi kegiatan yang memuat pendekatan saintifik
c) Melaksanakan pembelajaran secara runtut
d) Menguasai kelas (pengelolaan kelas).
e) Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
f) Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif (Nurturant effect).
g) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan.
4) Kegiatan inti (menerapkan pendekatan saintifik), yang meliputi:
a) memfasilitasi peserta didik untuk mengamati melalui
kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca
hal-hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,
dibaca atau dilihat.
c) memfasilitasi peserta didik untuk menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara.
d) menyampaikan hasil pengamatan kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya.
5) Kegiatan inti (menerapkan PBL), yang meliputi:
a) Melakukan orientasi peserta didik kepada masalah.
b) Mengorganisasikan peserta didik
28
c) Memfasilitasi peserta didik melakukan penyelidikan.
d) Memfasilitasi peserta didik mengembangkan dan
menyajikan hasil karya.
e) Melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan
masalah.
6) Kegiatan inti (memanfaatkan sumber belajar atau media
pembelajaran), yang meliputi:
a) Menggunakan buku peserta didik dan buku guru.
b) Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber
belajar.
c) Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber
belajar
d) Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber
belajar.
e) Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran.
f) Memanfaatkan media pembelajaran yang bervariasi.
g) Menghasilkan pesan yang menarik
h) Media yang digunakan sesuai dengan materi pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran saintifik.
7) Kegiatan inti (melibatkan peserta didik dalam pembelajaran),
yang meliputi:
a) menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui
interaksi guru peserta didik media pembelajaran.
b) Merespon secara positif partisipasi atau keaktifan peserta
didik.
c) Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon peserta didik.
d) Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
e) Menumbuhkan keceriaan peserta didik dalam belajar.
8) Kegiatan inti (menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam
pembelajaran), yang meliputi:
a) Menggunakan bahasa lisan secara jelas lancar, baik, dan
benar.
b) Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
29
9) Kegiatan penutup (menutup pembelajaran), yang meliputi:
a) melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan peserta didik.
b) Memberikan tes sesuai dengan teknik dan bentuk
penilaian autentik.
c) penilaian sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.
d) Penilaian sesuai dengan pedoman penskoran dengan soal.
e) melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan tugas
individual maupun kelompok, remedial, program
pengayaan, dan layanan konseling.
f) Menyampaikan rencana pada pertemuan berikutnya.
3. Membuat Panduan Kegiatan Supervisi
Panduan Supervisi pendidikan/pembelajaran merupakan bagian
penting dari pengalaman pendidikan dengan mengintegrasikan
keterampilan yang diperlukan guru dan peserta didik agar mampu
bertahan pada abad ini.
Tanpa bimbingan dan arahan yang tepat, kemajuan dapat
menjadi lambat dan membosankan. Lebih buruk lagi, proyek bisa gagal
karena pengawasan yang tidak tepat. Oleh karena itu, penting untuk
mengetahui cara mengawasi proyek akademik dengan benar untuk
memastikan hasil yang sukses.
Pada panduan Supervisi ini, akan membahas pengertian,
urgensi dan prosedur yang tepat dan efektif untuk melakukan supervisi
disekolah.
30
pengambilan data juga untuk mengetahui bidang apa saja yang perlu
dan dianggap masih lemah dan bisa dijadikan objek dalam PLP ini.
b. Menentukan Sasaran Program
Setelah mengetahui setuasi yang ada dilapangan praktik
menganalisis data yang telah didapati, praktik memilih dan
menentukan program apa saja yang akan dilaksanakan. Penentuan
Program ini diambil dari beberapa aspek yang dibutuhkan dalam
bidang-bidang tertentu yang dianggap perlu pengembangan dan
pendampingan.
c. Mempresentasikan program-program kepada fakultas
Setelah melalui beberapa langkah diatas, langkah yang terakhir
dalam sosialisasi awal implementasi program yaitu
mempresentasikan program-program kepada pihak Fakultas Agama
Islam dan Pendidkan Universitas Djuanda Bogor, semua rencana
program-program aksi yang telah disepakati praktikan dan lembaga
mitra dipresentasikan dan dianalisis kembali apakah program tersebut
layak atau tidak dilaksanakan di lembaga mitra. Setelah disepakati
barulah kita ketahap pelaksanaan program yang dlaksanakan di
lembaga mitra.
2. Persiapan kelengkapan implementasi
Persiapan kelengkapan implementasi ini dilakukan menjelang
implementasi program aksi, setelah semua program tersampaikan dengan
baik kepada pihak lembaga pesantren, maupum pihak Fakultas Agama
Islam dan Pendidkan Guru Universitas Djuanda Bogor. Beberapa
kelengkapan yang dipersiapkan seperti: Mencatat poin penting yang akan
digunakan pada saat pelaksanaan program aksi yang akan praktik
lakukan dilapangan.
31
E. Praktik pengelolaan Kependidikan
1. Proses Supervisi Pendidikan
Proses supervisi merupakan rangkaian kagiatan yang dilaksanakan ketika
melakukan supervisi. Menurut Tim Pakar Manajemen Pendidikan (2004:53)
secara umum proses pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga
tahap yaitu:
a) Perencanaan
Tahap perencaan supervisi di MA Al Asmaaul Husna Bogor
diawali dengan pengumpulan data bahan supervisi, survey
kebutuhan sasaran supervisi, dan analisis penentuan layanan
supervisi pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pengumpulan data bahan Supervisi yaitu Pemantauan dilakukan
dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,
wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan pemantauan
dilaksanakan bersama kepala sekolah dan pimpinan yayasan MA
Al Asmaaul Husna Bogor.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan program individu pada kegiatan praktik latihan
profesi (PLP) dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan program
masing-masing yang dilakukan melalui koordinasi dari pihak
Madrasah. Program ini dilaksanalan pada tanggal 01 November
sampai dengan 01 Desember 2023.
Kegiatan program supervise Pendidikan ini dimulai dengan
berkoordinasi langsung dengan kepala sekolah MA Al Asmaaul
Husna Bogor. Jenis kegiatan ini yaitu:
1) Sosialisasi
32
sebelumnya sudah didiskusikan bersama Kepala Sekolah
MA Al Asmaaul Husna Bogor.
3) Pengajuan Program
Pada tanggal 15 November 2023 praktik menemui
Kepala Sekolah MA Al Asmaaul Husna Bogor untuk
melaporkan program yang telah praktik buat. Kemudian
Kepala Sekolah menyetuju program tersebut untuk
diimplementasikan di MA Al Asmaaul Husna Bogor.
4) Pelaksanaan Program
Pada tanggal 20 November 2023 Kepala Sekolah
melaksanakan program supervise berdasarkan instrument
dan panduan yang telah disusun oleh praktik.
c) Evaluasi
Evaluasi proses supervisi di MA Al Asmaaul Husna Bogor
dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil
pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan
dengan cara:
a) membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan
guru dengan standar proses, mengidentifikasi kinerja guru
dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi
guru.
b) Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada
keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Data
atau informasi yang diperoleh melalui pemantauan diolah
dan ditafsirkan agar bermakna. Hasil penafsiran terhadap
data atau informasi tersebut memerlukan tindakan
selanjutnya.
Jika data mengatakan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian proses pembelajaran telah memenuhi standar, tentu
pengawas (kepala sekolah dan pengawas sekolah) berupaya
untuk mengembangkan ke tingkat yang lebih tinggi di atas
standar. Kalau data menyatakan belum memenuhi standar, upaya
33
yang dilakukan adalah meningkatkannya menjadi standar.
Kegiatan- kegiatan itulah yang dilakukan di dalam supervisi. Data
atau informasi yang diperoleh melalui pemantauan diolah dan
ditafsirkan agar bermakna. Hasil penafsiran terhadap data atau
informasi tersebut memerlukan tindakan selanjutnya.
Jika data mengatakan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian proses pembelajaran telah memenuhi standar, tentu
pengawas (kepala sekolah dan pengawas sekolah) berupaya
untuk mengembangkan ke tingkat yang lebih tinggi di atas
standar. Kalau data menyatakan belum memenuhi standar, upaya
yang dilakukan adalah meningkatkannya menjadi standar.
Kegiatan- kegiatan itulah yang dilakukan di dalam supervisi.
2. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program Praktik Latihan Profesi (PLP) di MA Al Asmaaul
Husna Bogor di bimbing langsung oleh Dosen Fakultas Agama Islam dan
Pendidikan Guru Universitas Djuanda dan Guru Pamong yang ada di
Madrasah bertujuan sebagai pembibing.
34
Dalam pelaksanakan program PLP, tentu tidak lepas dari bantuan
pihak Madrasah, terutama dalam program individu yaitu program
supervise pendidikan, guru yang telah membimbing praktik yaitu Ustadz
Aris Risandi, S.Pd. Beliau sangat mengapresiasi dan merasa terbantu
dengan adanya program ini.
35
BAB IV
36
Bogor. Kepala sekolah memberikan arahan serta bimbingan sehingga
program supervise pendidikan ini bisa berjalan dengan lancar.
2. Adanya peran dari guru MA Al Asmaaul Husna Bogor yang telah
memberikan arahan serta dukungan kepada praktik untuk kelancaran
program supervise pendidikan, sehingga praktik bisa menjalankan
program sesuai dengan yang diarahkan guru pamong.
b) Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam pelaksanaan promosi dilapangan yaitu
1. Kepala Sekolah yang sulit dijumpai yang mengakibatkan program
tertunda.
2. Dari segi waktu pelaksanaan praktikan untuk Menyusun dan
menjalankan program supervise Pendidikan ini cukup terbatas.
c) Solusi
Solusi dari faktor penghambat dalam pelaksanaan program supervisi
yaitu:
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru memiliki potensi untuk berkreasi dan meningkatkan kinerjanya.
Namun demikian seringkali banyak faktor yang menghambat mereka dalam
mengembangkan berbagai potensinya secara optimal, baik itu berupa
kemampuan guru itu sendiri dalam proses belajar mengajar, maupun sarana
dan prasarana pendidikan yang tersedia. Mengingat hal tersebut sangat
dirasakan perlunya supervisi yang berkesinambungan dengan program yang
terarah dan sistematis terhadap guru. Program supervisi guru tersebut lazim
disebut supervisi yang merupakan suatu rangkaian penting dalam
manejemen pendidikan. supervisi dikatakan sebagai kegiatan yang dilakukan
oleh kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas lebih tinggi
dari guru untuk melihat dengan teliti pekerjaan secara keseluruhan atau
mengawasi pekerjaan guru. Pengertian supervisi dalam kaitannya dengan
pendidikan adalah pembinaan guru.
38
B. Rekomendasi
Saran dari praktik agar MA Al Asmaaul Husna Bogor mampu menjaga
dan mempertahankan keungulan yang telah dimiliki dan jangan berhenti
untuk melakukan inovasi-inovasi baru di bidang Pendidikan yang sekiranya
dapat membantu pembangunan anak bangsa di Indonesia dan semoga
kedepannya tetap bisa bekerja sama dengan MA Al Asmaaul Husna Bogor
untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik.
39
Daftar Pustaka
Burhanuddin, H., Sutopo, A., Imron., & Ulfatin, N. (2017). Supervisi Pendidikan Dan
Pengajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Desih, D., Mustolah Maufur, Mudhiyati, I., Abdul Gaffar, A., & Syukri
Indra. (2022). PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA GURU DI SDN
ARGAPURA 02. AL - KAFF: JURNAL SOSIAL HUMANIORA , 5 (1), 12–27. Diambil
dari https://ojs.unida.ac.id/al-kaff/article/view/6310
Fauziah, Siti Pupu. 2016. Pedoman Program Pengalaman Lapangan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Bogor: FKIP.
Giri, I. M. A. (2016). Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Sekolah.
Jurnal Penjaminan Mutu, 2(1): 44–53.
Gunawan, I., & Benty, D. D. N. (2017). Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar Praktik.
Bandung: Alfabeta.
Imron, A. (2015). Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2009). Jakarta: PT Media Pustaka Phoenix.
Indra, S., Maryani, N., Fauziah, R. S. P., Lathifah, Z. K., Kholik, A., Bisri, H., & Suherman, I.
(2023). Buku Panduan Praktik Latihan Profesi (PLP). Bogor: UNIDA Press.
Kristiawan, M., Yuniarsih, Y., Fitria, H., & Refika, N. (2019). Supervisi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Lele, D. M., Setiawan, D., & Sulhadi. (2018). Clinical Supervision Instrument Development for
Junior High School Teacher Based on Android. Journal of Educational Research and
Evaluation 7(1): 94–100.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
http://repositori.kemdikbud.go.id/4794/1/Permen_13_Th2007.pdf.
Risnawati. (2014). Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Sahertian, P. A. (2010). Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soetopo, H., & Soemanto, W. (1984). Kepemimpinana Dan Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Bina Aksara.
Sugiyono., Hardyanto, W., & Masrukan. (2019). Developing Academic Supervision Model
Assisted by The Information System Management on Geography Teachers of Senior
High School in Pekalongan Regency. Educational Management 8(1): 88–96.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman/article/download/29194/13162.
Suryani, C. (2015). Implementasi Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran Di MIN Sukadamai Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA 16(1):
23–42.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas & Peraturan Pemerintah RI
Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Serta Wajib Belajar. 1st ed. Citra
Umbara.
40
Lampiran-Lampiran
Kepala Sekolah
Awaludin, S.Kom.
DI SEKOLAH
Nama Guru :…………………………….............................
Kelas/semester :..................................................................
Mapel/Tema :...................................................................
41
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
KET
(1) (2) (3)
A. Apersepsi dan Motivasi
Mengaitkan materi
pembelajaran
1 sekarang dengan
pengalaman
peserta didik atau
pembelajaran
sebelumnya.
Mengajukan
2
pertanyaan
menantang.
Menyampaikan
3
manfaat materi
pembelajaran.
Mendemonstrasikan
4 sesuatu yang terkait
dengan materi
pembelajaran.
B. Penyampaian
Kompetensi dan
Rencana Kegiatan
Menyampaikan
5 kemampuan yang
akan dicapai
peserta didik.
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
KET
(1) (2) (3)
42
Menyampaikan
6 rencana kegiatan
misalnya,
individual, kerja
kelompok, dan
melakukan
observasi.
C. Kegiatan Inti
Kemampuan
7 menyesuiakan
materi dengan
tujuan
pembelajaran.
Kemampuan
mengkaitkan materi
8 dengan
pengetahuan lain
yang relevan,
perkembangan
Iptek , dan
kehidupan nyata.
Menyajikan
9 pembahasan materi
pembelajaran
dengan tepat.
Menyajikan materi
10 secara sistematis
(mudah ke sulit, dari
konkrit ke abstrak)
Penerapan Strategi
Pembelajaran yang
Mendidik
43
Melaksanakan
11 pembelajaran sesuai
dengan kompetensi
yang akan dicapai.
Menfasilitasi
12 kegiatan yang
memuat komponen
eksplorasi,
elaborasi dan
konfirmasi.
Melaksanakan
13
pembelajaran secara
runtut.
14 Menguasai kelas.
44
Memberikan
18
pertanyaan
mengapa dan
bagaimana.
Memfasilitasi
19
peserta didik untuk
mengamati.
Memancing
20
peserta didik
untuk bertanya.
Memfasilitasi
21
peserta didik untuk
mencoba.
Memfasilitasi
22
peserta didik untuk
menganalisi
s.
Memberikan
23 pertanyaan
peserta didik
untuk
menalar (proses
berfikir yang logis dan
sistematis).
Menyajikan
24 kegiatan
peserta didik
untuk
berkomunikas
i.
Pemanfaatan Sumber
Belajar/Media dalam
Pembelajaran
45
Menunjukkan
25 keterampilan dalam
penggunaan
sumber belajar
pembelajaran.
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
KET
(1) (2) (3)
Menunjukkan
26 keterampilan dalam
penggunaan media
pembelajaran.
Menghasilkan
27
pesan yang
menarik.
Melibatkan
28 peserta didik
dalam
pemanfaa
tan sumber
belajar
pembelajaran.
Melibatkan peserta
29 didik dalam
pemanfaatan
media
pembelajaran.
D. Pelibatan Peserta Didik
dalam
Pembelajaran
46
Menumbuhkan
30 partisipasi aktif
peserta didik melalui
interaksi guru,
peserta didik, sumber
belajar.
Merespon positif
31
partisipasi peserta
didik.
Menunjukkan sikap
32 terbuka terhadap
respons peserta
didik.
Menunjukkan
33
hubungan antar
pribadi yang
kondusif.
Menumbuhkan
34 keceriaan atau
antuisme peserta
didik dalam belajar.
E. Melaksanakan Penilaian
Autentik
Menilai sikap
35
dalam
pembelajara
n
36 Menilai pengetahuan
dalam
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
KET
(1) (2) (3)
47
proses pembelajaran
Menilai
37
pengetahuan dalam
proses
pembelajaran
F. Penggunaan Bahasa
yang Benar dan Tepat
dalam Pembelajaran
Menggunakan
38
bahasa lisan secara
jelas dan lancar.
Menggunakan
39
bahasa tulis yang
baik dan benar.
F. Penutup pembelajaran
Melakukan refleksi
40 atau membuat
rangkuman dengan
melibatkan peserta
didik.
Mengumpulkan
41
hasil kerja sebagai
bahan portofolio.
Melaksanakan
42 tindak lanjut dengan
memberikan arahan
kegiatan berikutnya
dan tugas
pengayaan.
CATATAN:
...........................................................................
...........................................................................
48
...........................................................................
Supervisor
49
Lampiran.3 petunjuk teknis supervisi pembelajaran MA Al Asmaaul Husna Bogor
Jl. Cilotoh No.34, Lemah Duhur, Kec. Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16730
50
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 50
B. Tujuan .......................................................................................................................... 53
E. Sasaran........................................................................................................................ 53
BAB III.................................................................................................................................... 60
DI SEKOLAH ...................................................................................................................... 41
51
PETUNJUK TEKNIS SUPERVISI PEMBELAJARAN MA AL ASMAAUL
HUSNA BOGOR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Supervisi pembelajaran merupakan instrumen penjaminan mutu pembelajaran
di sekolah. Supervisi pembelajaran memiliki fungsi penting untuk menstimulasi,
mengkoordinasi dan membimbing guru- guru agar mampu melaksanakan tugas dan
fungsi pembelajaran di sekolah secara profesional.
Supervisi pembelajaran di sekolah secara implementatif dilaksanakan oleh
kepala sekolah atau guru yang ditugaskan oleh kepala sekolah selaku
penanggungjawab mutu satuan pendidikan sekolah dan pengawas sekolah sebagai
pihak yang paling bertanggungjawab atas penjaminan mutu sekolah pada wilayah
kerjanya. Kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas supervisi
pembelajaran diharapkan mampu menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing
guru-guru agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan profesional.
Supervisi pembelajaran pada satuan pendidikan sekolah merupakan salah satu
instrumen untuk mewujudkan proses transformasi kualitas guru ke arah yang lebih
positif. Proses transformasi ini mengubah tindakan negatif menjadi positif, destruktif
menjadi konstruktif. Aktualisasi supervisi pembelajaran pada satuan pendidikan
sekolah adalah transformasi ke arah positif yang pertama dan utama dengan fokus
mewujudkan layanan belajar yang optimal oleh guru kepada peserta didik.
Memperhatikan urgensi supervisi pembelajaran itulah, kepala sekolah dan pengawas
sebagai supervisor harus mampu menggerakkan semua kekuatan guru untuk
mewujudkan layanan pembelajaran yang terbaik kepada peserta didik.
Pembelajaran pada dasarnya adalah usaha merangsang, memelihara dan
meningkatkan terciptanya proses berfikir, bersikap, dan berperilaku siswa agar mampu
kritis, kreatif, dan solutif saat menghadapi masalah melalui belajar. Peranan guru
dalam pembelajaran adalah mengoptimalkan interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan belajar, media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar yang lainnya,
sehingga peserta didik mampu memperoleh pengalaman pengetahuan, perilaku, sikap,
dan kompetensi yang bermakna. Dalam mendukung peran guru inilah, kualitas guru
merupakan unsur penting yang perlu selalu diusahakan perwujudannya. Kualitas guru
52
dalam penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu modal utama untuk
mencapai target peningkatan proses belajar peserta didik. Dalam kaitannya dengan
kualitas guru mengelola pembelajaran, supervisi pembelajaran berkontribusi
memberikan penjaminan mutu, pengendalian mutu, serta perbaikan mutu secara
berkelanjutan. Oleh karena itu supervisi pembelajaran di sekolah sangat diperlukan
dalam rangka menghasilkan peningkatan kemampuan profesional guru dalam
pengelolaan pembelajaran.
Memperhatikan pentingnya supervisi pembelajaran dalam penjaminan mutu
penyelenggaraan pembelajaran di sekolah, maka petunjuk teknis supervisi
pembelajaran ini sangat diperlukan untuk memastikan usaha mewujudkan pelayanan
pembelajaran yang optimal di sekolah.
B. Tujuan
Memberi arah dan panduan pelaksanaan Supervisi Pembelajaran di sekolah
sehingga terwujud penjaminan mutu pembelajaran di sekolah
C. Ruang Lingkup
Petunjuk teknis supervisi pembelajaran ini menjelaskan latar belakang, tujuan,
dan sasaran supervisi yang diuraikan dalam bab pendahuluan. Memperjelas konsep
program supervisi pembelajaran yang dijabarkan pada bab II. Terakhir memandu
pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dikehendaki untuk diwujudkan di sekolah.
E. Sasaran
Sasaran petunjuk teknis ini antara lain; kepala sekolah, pengelola sekolah,
pengawas sekolah dan pemangku kepentingan lainnya dalam menjalankan tugas
supervisi, khususnya supervisi pembelajaran untuk menjamin kualitas layanan
pembelajaran di sekolah
53
54
BAB II
56
C. Prinsip Supervisi Pembelajaran
Prinsip umum supervisi pembelajaran adalah bersifat praktis menunjang
upaya penjaminan mutu atau perbaikan mutu secara berkelanjutan, yaitu hasil
supervisi harus mampu menjadi sumber
informasi bagi sekolah untuk melakukan pengembangan pembelajaran bermutu
dan dapat menunjang imlementasi kurikulum yang berlaku secara bermutu.
Prinsip khusus supervisi pembelajaran adalah:
1. Praktis (mudah dikerjakan);
2. Sistematis (dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi);
3. Obyektif (masukan sesuai aspek-aspek instrumen);
4. Realistis (berdasarkan kenyataan sebenarnya);
5. Antisipatif (mampu mengahadapi masalah yang mungkin akan terjadi);
6. Konstruktif (mengembangkan kreatifitas dan inovasi guru dalam proses
pembelajaran);
7. Kooperatif ( ada kerjasama yang baik antara supervisor dengan guru
dalam mengembangkan pembelajaran );
8. Kekeluargaan ( mengembangkan sikap saling asah, asih, asuh dalam
mengembangkan pembelajaran);
9. Demokratis ( supervisor tidak boleh mendominasi dalam kegiatan
supervisi);
10. Aktif ( guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi );
11. Humanis (mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis, terbuka, jujur, sabar, antusias, dan penuh humor);
12. Berkesinambungan (supervisi dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan);
13. Terpadu (menyatu dengan program pendidikan);
14. Komprehensif (memenuhi ketiga tujuan supervisi
D. Manfaat supervisi
Manfaat supervisi pembelajaran antara lain:
1. Guru yang disupervisi akan mengetahui kelebihan dan kekurangan
dalam membuat perencanaan pembelajaran;
2. Guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas;
57
3. Guru akan mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam merencanakan
dan mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran;
4. Sebagai bahan refleksi guru untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.
E. Program Supervisi Pembelajaran
Aspek dalam program supervisi pembelajaran diarahkan pada:
1. Pembinaan dan pembimbingan terhadap kemampuan guru dalam
perencanaan pembelajaran.
2. Pembinaan dan pembimbingan terhadap kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran;
3. Pembinaan dan pembimbingan terhadap kemampuan guru dalam
melaksanakan proses penilaian;
4. Usaha-usaha perbaikan pembelajaran dengan teknik-teknik supervise
Pelaksanaan pengembangan pembelajaran dengan menggunakan data
RPP yang dibuat guru sebagai data pendukung (bukan sasaran utama)
yang akan diamati pada implementasi proses pembelajarannya.
Supervisi pembelajaran perlu diselaraskan antara supervisi dokumen
pembelajaran, dan proses pelaksanaan pengembangan pembelajaran
serta penilaiannya.
F. Instrumen Supervisi Pembelajaran
Instrumen supervisi pembelajaran penekanannya pada supervisi
terhadap proses (performance) pembelajaran yang didukung dengan dokumen
perencanaan dan data lain yang dimiliki guru. Pengembangan instrumen
disesuaikan dengan kebutuhan. Instrumen supervisi pembelajaran berisi:
1. Indikator-indikator yang perlu diamati, sehingga kepala
sekolah/pengawas dapat mengembangkan instrumen supervisi
pembelajaran sesuai kondisi yang ditemui pada saat melakukan tahap
pertemuan awal sampai pembelajaran berakhir;
2. Variabel-variabel pembelajaran yang menjadi objek pembimbingan,
pendampingan, atau konsultasi pembelajaran.
3. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel;
Berupa pertanyaan atau pernyataan;
4. kategori skor yang dapat dijabarkan ke dalam skala, misalnya skala likert
(3,2,1) atau kategori dikotomi (ya dan tidak) atau bentuk instrument lain
58
yang dilengkapi dengan option terbuka untuk catatan hasil pengamatan
atau catatan lain yang belum tersedia diinstrumen;
5. Bahasa pernyataan/pertanyaan yang singkat, jelas, dan komunikatif, dan
Petunjuk pengisian instrumen.
59
BAB III
60
undangan guru. Melalui kunjungan kelas ini, supervisor dapat
mengamati pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan
pembelajaran, melihat proses dan hasil belajar peserta didik dan
hal-hal yang menunjang pelaksanaan pembelajaran;
2. Observasi kelas, Teknik ini dilaksanakan untuk mengetahui
upaya aktifitas kegiatan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Observasi kelas bertujuan untuk mengamati:
penguasaan bahan/materi, penguasaan metode,
pengorganisasian pembelajaran, penggunaan media/alat
peraga, dan faktor penunjang pembelajaran lain;
3. Pertemuan individu. Teknik ini dilaksanakan pada waktu tertentu
dan untuk masalah khusus dan secara face to face. Percakapan
secara pribadi bertujuan mengembangkan segi-segi positif
kegiatan pembelajaran, mendorong guru mengatasi kelemahan
dalam pengelolaan pembelajaran, serta mengurangi keragu-
raguan dalam menghadapi masalah pada waktu proses
pembelajaran;
4. Rapat rutin. Teknik ini dilaksanakan dengan tujuan membina
atau membimbing para guru agar dapat mewujudkan proses
pembelajaran yang diharapkan;
5. Studi banding, teknik ini digunakan untuk memberi bekal dan
atau wawasan guru tentang strategi, inovasi, dan kreatifitas
dalam pegelolaan kelas dan pembelajaran di sekolah.
62
tersebut memerlukan tindakan selanjutnya.
Jika data mengatakan bahwa perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran telah
memenuhi standar, tentu pengawas (kepala sekolah dan
pengawas sekolah) berupaya untuk mengembangkan ke tingkat
yang lebih tinggi di atas standar. Kalau data menyatakan belum
memenuhi standar, upaya yang dilakukan adalah
meningkatkannya menjadi standar. Kegiatan- kegiatan itulah
yang dilakukan di dalam supervisi.
63
BAB IV
PENUTUP
64
Lampiran.4 Foto-foto Kegiatan
1. Pengontrolan kelas
3. Evaluasi
65
66
67