MATA KULIAH
EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
Dosen Pengampu :
Dr. Berliana Kartakusumah, M.Pd.
Disusun oleh :
ASPEK EVALUASI
PENDIDIKAN ISLAM URAIAN
RUJUKAN AL QUR’AN Dalam Al-Qur’an terminologi evaluasi pendidikan terdapat beberapa makna
dengan mengacu kepada makna kalimat;
1. Al-Hisāb/al-Muhāsabah
RUJUKAN HADITS Dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan Islam perlu dipegang prinsip-prinsip
sebagai berikut: Pertama, evaluasi mengacu kepada tujuan. Setiap aktifitas
manusia sudah barang tentu mempunyai tujuan tertentu, karena aktifitas yang
tidak mempunyai tujuan berarti merupakan aktifitas atau pekerjaan sia-sia.
Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya agar meninggalkan
aktifitas yang sia-sia tersebut. Hal ini dapat dipahami dari hadits Nabi SAW :
PENGERTIAN / DEFINISI Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga professional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Dengan demikian, salah satu kompetensi yang harus dimiliki
seorang pendidik adalah kemampuan mengadakan evaluasi, baik dalam proses
pembelajaran maupun penilaian hasil belajar. Kemampuan melaksanakan
evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mesti dikuasai oleh
seorang pendidik maupun calon pendidik sebagai salah satu kompetensi
professionalnya.
Evaluasi pembelajaran merupakan satu kompetensi professional seorang
pendidik. Kompetensi tersebut sejalan dengan instrumen penilaian
kemampuan guru, yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi
pembelajaran. Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan
ujian.
Meskipun saling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna
yang sebenarnya. Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau
bahkan ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi
evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan kurikulum
2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil
belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik
dalam keseluruhan proses pembelajaran. Istilah tes, pengukuran
(measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi sering disalahartikan dan
disalahgunakan dalam praktik evaluasi.
Secara konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain,
meskipun mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tes adalah pemberian
suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau perintah/suruhan lain
yang harus dikerjakan olehpeserta didik. Hasil pelaksanaan tugas tersebut
digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap peserta
didik. Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan
kuantitas daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik,
starategipembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk
melakukan pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan,
psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran
biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur. Sedangkan penilaian
(assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin, 2013:4). Jika dilihat
dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat menyangkut
keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang akan diberikan), keputusan
tentang kurikulum dan program atau juga keputusan tentang kebijakan
pendidikan. Selanjutnya, istilah evaluasi telah diartikan para ahli dengan cara
berbeda meskipun maknanya relatif sama. Guba dan Lincoln (1985:35),
misalnya, mengemukakan definisi evaluasi sebagai “a process for describing
TEKNIK Istilah “tehnik” dapat diartikan sebagai “alat”. Jadi dalam istilah tehnik
evaluasi hasil belajar terkandung arti alat-alat (yang dipergunakan dalam
rangka melakukan) evaluasi hasil belajar. Secara garis besar ada dua
kelompok tehnik evaluasi yang dapat digunakan oleh seorang guru dalam
usahanya mencari informasi yang diperlukan. Kedua kelompok tersebut yaitu
tes dan non tes. Pertama, tehnik evaluasi menggunakan cara tes, yang
didalamnya berupa satu set atau lebih item pertanyaan atau pernyataan yang
relevan dengan tujuan tes yang digunakan oleh seorang guru. Kedua, tehnik
evaluasi yang juga banyak digunakan didalam kelas adalah tehnik evaluasi
melalui nontes. Tes ini tidak menggunakan item pertanyaan atau pernyataan
seperti disebutkan diatas, tetapi tes ini mengguanakan metode lain untuk
memperoleh data atau informasi yang diperlukan.
Teknik Evaluasi Pembelajaran
Teknik Evaluasi Penilaian
Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
teknik tes dan teknik bukan tes (nontes). Berikut ini, merupakan
penjelasannya:
1. Teknik Tes
Ditinjau dari segi kegunaan, untuk mengukur siswa, menurut Suharsimi
Arikunto, (2011: 24 33), maka di bedakan atas adanya tiga macam tes, yaitu:
a. Tes Diagnostik,
b. Tes Formatif,
c. Tes Sumatif.
Disamping itu, terdapat dua jenis tes, yakni tes uraian atau tes essai dan tes
objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas dan uraian
berstruktur.
Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan
benar-salah, pilihan berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan, dan
isian pendek atau melengkapi.
1) Tes uraian (tes subjektif)
Secara umum, tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai
dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
sendiri.
2) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif. Dalam penggunaan tes objektif jumlah soal yang diajukan jauh lebih
banyak daripada tes essay.
Macam-macam tes objektif:
1) Tes benar-salah (true- false)
2) Tes pilihan ganda (multiple choice test)
3) Tes menjodohkan (matching test)
4) Tes isian (completion test)
Kebaikan tes objektif:
1) Lebih mewakili bahan ajar karena soalnya lebih banyak
2) Lebih mudah dan cepat cara membacanya karena terdapat jawabannya
sudah disediakan, tinggal memilih saja
3) Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain
Kelemahan tes objektif:
1) Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes essai
2) Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan
LANGKAH - LANGKAH Menurut (Anas Sudiijono, 2011), evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada
waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu
mengikuti langkah-langkah berikut ini:
Menyusun rencana evaluasi hasil belajar.
Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup: Merumuskan
tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi tanpa tujuan
maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi
kehilangan arti dan fungsinya; menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi.
Misalnya aspek kognitif, afektif dan psikomotorik; memilih dan menentukan
teknik yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi. Misalnya
apakah menggunakan teknik tes atau non tes; menyusun alat-alat pengukur
yang dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta
didik, seperti butir-butir soal tes; menentukan tolok ukur, norma atau kriteria
yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi
terhadap data hasil evaluasi; menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil
belajar itu sendiri.
Menghimpun data
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data
adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes
pembelajaran.
Melakukan verifikasi data
KEPADA SIAPA Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi
tidak mungkin dipisahkan dari belajar, maka harus diberikan secara wajar agar
tidak merugikan.
Dalam menjalankan evaluasi, pelajar sendiri harus turut mempunyai saham
secara aktif. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk :
a. Pengembangan
Untuk pengembangan sutau program pendidikan, yang meliputi:
1) program studi,
2) kurikulum, program pembelajaran,
3) desain belajar mengajar, yang pada hakikatnya adalah pengembangan
dalam bidang perencanaan.
b. Akreditasi
Dalam kepentingan akreditasi Evaluasi juga berfungsi untuk:
DAFTAR PUSTAKA