Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK 4

MATA KULIAH
EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu :
Dr. Berliana Kartakusumah, M.Pd.

Disusun oleh :

Aris Risandi (F1910012)


Dicky Wahyudin (F1910272)
Luthfiyyah (F1910630)
M. Nur Fadli (F1910011)
Rina Amelia (F1910364)
Siti Nafisah (F1910377)
Siti Shilpia R (F1910717)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2021

1|Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam


MATRIKS UNSUR UNSUR EVALUASI PEMBELAJARAN / PROSES BELAJAR MENGAJAR
PENDIDIKAN ISLAM

ASPEK EVALUASI
PENDIDIKAN ISLAM URAIAN

RUJUKAN AL QUR’AN Dalam Al-Qur’an terminologi evaluasi pendidikan terdapat beberapa makna
dengan mengacu kepada makna kalimat;
1. Al-Hisāb/al-Muhāsabah

ٰ ُ‫ضؕ َوا اٰن ت ُ ابد اُوا َما فٰ ۤۡاى اَ انف‬


‫سكُما اَ او ت ُ اخفُ او ُه‬ َ ‫ت َو َما فٰى ا‬
ٰ ‫اۡل ار‬ ٰ ‫س ٰم ٰو‬َّ ‫ّلِل َما فٰى ال‬ٰ‫ٰه‬
ٍ‫ّللاُ ع َٰلى ك ُٰل ش اَىء‬ ‫شا ٓ ُء ؕ َو ه‬ َ َّ‫ٰب َم ان ي‬ َ َّ‫ّللاُ فَيَ اـغ ٰف ُر ٰل َم ان ي‬
ُ ‫شا ٓ ُء َويُعَذ‬ ؕ ‫س ابكُما بٰ ٰه ه‬
ٰ ‫يُ َحا‬
‫قَد اٰير‬
Artinya: Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau
kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan
kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang
dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. al-Baqarah: 284).

Terma al-hisāb/al-muhāsabahi dianggap yang paling dekat dengan kata


evaluasi, berasal dari kata “‫ ”حسب‬yang berarti menghitung. Al-Ghazali
mempergunakan kata ini di dalam menjelaskan tentang evaluasi diri ( ‫محا سبة‬
‫ )النفس‬yaitu suatu upaya mengoreksi dan menilai diri sendiri setelah
melakukan aktivitas (Al-Ghazali, t.th: 391).

‫ع ٰم َي فَ َعلَ ْي َه ۗا َو َما ٓ اَنَا‬ َ ‫ص ۤۡا ِٕى ُر ٰم ْن َّر ٰب ُك ْۚ ْم فَ َم ْن اَ ْب‬


َ ‫ص َر فَ ٰلنَ ْفس ْٰۚه َو َم ْن‬ َ ‫قَ ْد َج ۤۡا َء ُك ْم َب‬
ٍ‫علَ ْي ُك ْم ٰب َح ٰفيْظ‬
َ
Artinya: “ Sungguh, bukti-bukti yang nyata telah datang dari Tuhanmu.
Barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri;
dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka dialah yang rugi.
Dan aku (Muhammad) bukanlah penjaga-(mu).” (QS. Al-An'am Ayat 104)

RUJUKAN HADITS Dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan Islam perlu dipegang prinsip-prinsip
sebagai berikut: Pertama, evaluasi mengacu kepada tujuan. Setiap aktifitas
manusia sudah barang tentu mempunyai tujuan tertentu, karena aktifitas yang
tidak mempunyai tujuan berarti merupakan aktifitas atau pekerjaan sia-sia.
Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya agar meninggalkan
aktifitas yang sia-sia tersebut. Hal ini dapat dipahami dari hadits Nabi SAW :

)‫(رواه الترمذى‬.‫من حسن إسالم المرء تركه ماال يغنيه‬


Artinya : “Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah dia akan
meninggalkan segala aktifitas yang tidak berguna baginya (sia- sia)”. (H.R.

2|Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam


Turmudzi).39 Agar evaluasi sesuai dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, maka evaluasi juga perlu mengacu pada tujuan. Tujuan
sebagai acuan ini dirumuskan lebih dahulu, sehingga dengan jelas
menggambarkan apa yang hendak dicapai.

PENGERTIAN / DEFINISI Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga professional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Dengan demikian, salah satu kompetensi yang harus dimiliki
seorang pendidik adalah kemampuan mengadakan evaluasi, baik dalam proses
pembelajaran maupun penilaian hasil belajar. Kemampuan melaksanakan
evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mesti dikuasai oleh
seorang pendidik maupun calon pendidik sebagai salah satu kompetensi
professionalnya.
Evaluasi pembelajaran merupakan satu kompetensi professional seorang
pendidik. Kompetensi tersebut sejalan dengan instrumen penilaian
kemampuan guru, yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi
pembelajaran. Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan
ujian.
Meskipun saling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna
yang sebenarnya. Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau
bahkan ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi
evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan kurikulum
2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil
belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik
dalam keseluruhan proses pembelajaran. Istilah tes, pengukuran
(measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi sering disalahartikan dan
disalahgunakan dalam praktik evaluasi.
Secara konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain,
meskipun mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tes adalah pemberian
suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau perintah/suruhan lain
yang harus dikerjakan olehpeserta didik. Hasil pelaksanaan tugas tersebut
digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap peserta
didik. Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan
kuantitas daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik,
starategipembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk
melakukan pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan,
psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran
biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur. Sedangkan penilaian
(assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin, 2013:4). Jika dilihat
dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat menyangkut
keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang akan diberikan), keputusan
tentang kurikulum dan program atau juga keputusan tentang kebijakan
pendidikan. Selanjutnya, istilah evaluasi telah diartikan para ahli dengan cara
berbeda meskipun maknanya relatif sama. Guba dan Lincoln (1985:35),
misalnya, mengemukakan definisi evaluasi sebagai “a process for describing

3|Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam


an evaluand and judging its merit and worth”. Sedangkan Gilbert Sax
(1980:18) berpendapat bahwa “evaluation is a process through which a value
judgement or decision is made from a variety of observations and from the
background and training of the evaluator”.
Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pembelajaran mencakup:
a) Kesesuain antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-
garis besar program pengajaran yang telah ditentukan;
b) Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajara;
c) Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran;
d) Minat atau perhatian siswa yang memerlukan;
e) Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran
berlangsung;
f) Pemberian motivasi atau dorongan terhadap siswa;
g) Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori
yang diperoleh didalam kelas;
h) Upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah (Anas Sudijono, 2009: 30).
TUJUAN Evaluasi Pembelajaran
Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui
keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Sistem
pembelajaran dimaksud meliputi: tujuan, materi, metode, media, sumber
belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Selain itu, evaluasi
pembelajaran juga ditujukan untuk menilai efektifitas strategi pembelajaran,
menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum, menilai dan
meningkatkan efektifitas pembelajaran, membantu belajar peserta didik,
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta untuk
menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan. Chittenden
(1994) secara simpel mengklasifikasikan tujuan penilaian (assessment
purpose) adalah untuk (1). keeping track, (2). checkingup, (3). finding-out,
and (4). summing-up. Keempat tujuan tersebut oleh Arifin (2013:15)
diuraikan sebagai bertikut:
1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta
didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Untuk itu, guru harus mengumpulkan datadan informasi dalam kurun waktu
tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh
gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.
2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan
penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai
peserta didik dan bagian mana dari materi yang belum dikuasai.
3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksikekurangan
kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga
guru dapat dengan cepat mencari alternatifsolusinya.
4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat

4|Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam


digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak
yang berkepentingan.
Pendapat senada mengungkapkan bahwa tujuan evaluai yaitu untuk
mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompitensi/subkompitensi
tertentu setelah mengikuti proses pembelajaran, untuk mengetahui kesulitan
belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup
pengembangan eavaluasi selanjutnya. Ada tiga tujuan pedagogis dari sistem
evaluasi Tuhan terhadap perbuatan manusia, (M. Arifin, 2009: 163-164) yaitu:
1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
macam problema kehidupan yang dialaminya.
2. Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan Islam yang telah diterapkan
Rasulullah SAW. terhadap umatnya.
3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat-tingkat hidup keislaman atau
keimanan manusia, sehingga diketahui manusia yang paling mulia di sisi
Allah SWT yaitu paling bertaqwa kepada-Nya, manusia yang sedang dalam
iman atau ketaqwaannya, manusia yang ingkar kepada ajaran Islam.

JENIS – JENIS Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran


Pada prinsipnya, evalausi merupakan kegiatan berencana dan
berkesinambungan. Oleh karena itu ragamnya pun banyak, mulai dari yang
paling sederhana sampai yang paling kompleks. Berikut ini jenis atau macam
evaluasi yang dikemukakan Muhibbin Syah, yaitu :
1. Pre-tes dan Pos-tes
2. Evaluasi Prasyarat
3. Evaluasi Diagnostik
4. Evaluasi Formatif
5. Evaluasi Sumatif
6. Ujian Akhir Nasional

Dibawah ini akan penulis jelaskan satu persatu.


1. Pre-tes dan Pos-tes
Kegiatan Pre-tes dilakukan secara rutin pada setiap akan memulai penyajian
materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan
siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Evaluasi ini berlangsung singkat
dan sering tidak menggunakan instrumen tertulis.
Kemudian Pos-tes adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap
akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan
siswa atas materi yang diajarkan. Evaluasi ini berlangsung singkat dan cukup
dengan menggunakan instrumen sederhana yang berisi item-item yang
jumlahnya sangat terbatas.
2. Evalausi Prasyarat
Evaluasi ini sangat mirip dengan pre-tes tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi
baru yang akan diajarkan.

5|Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam


3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dapat dipandang sebagai ulangan yang dilakukan pada setiap
akhir penyajian satu pelajaran. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan
belajar siswa, guru harus terlebih dahulu mengetahui bagian mana dari
pendidikan yang memberikan kesulitan belajar pada peserta didik. Setelah
diketahui bagian mana yang menjadi kesulitan belajar siswa, butir-butir soal
yang lebih memusat pada bagian itu dapat dibuat sehingga dapai digunakan
untuk mendeteksi bagian-bagian pokok bahasan yang belum dikuasai untuk
selanjutnya dibuat beberapa soal yang tingkat kesukarannya relatif rendah.
Tujuannya agar dapat diperoleh informasi bahwa unit tertentu belum dikuasai
sehingga soal tidak dapat dijawab meskipun soal-soal itu umumnya mudah.
Atas dasar informasi semacam ini guru dapat mengupayakan perbaikan.
4. Evaluasi Formatif
Tes Formatif disajikan ditengah program pendidikan untuk memantau
kemajuan belajar siswa dan guru. Berdasarkan hasil tes itu guru dan siswa
dapat mengetahui apa yang masih perlu dijelaskan kembali agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran lebih baik. Siswa dapat mengetahui bagian bahan
pelajaran mana yang masih belum dikuasai agar dapat mengupayakan
perbaikan dan guru dapat melihat bagian mana umumnya belum dikuasai
siswa sehingga dapat mengupayakan penjelasan yang lebih baik dan luas agar
mereka dapat menguasai bahan tersebut. Tes formatif lebih menekankan pada
ranah kognitif.
5. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dapat dianggap sebagai ulangan umum yang dilakukan untuk
mengukur kinerja prestasi belajar pada akhir periode pelaksanaan program
pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir
tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja
akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang
lebih tinggi.
6. Ujian Akhir Nasional
Ujian Akhir Nasional yang dulu EBTANAS (Evaluasi Tahap Akhir Nasional)
pada prinsipnya sama dengan evalusai sumatif dalam arti sebagai alat penentu
kelulusan status siswa.
Dari uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa untuk mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan dapat dilakukan
dengan beberapa jenis evaluasi diantaranya evaluasi pre-tes dan pos-tes,
evaluasi diagnostik, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, dan ujian akhir
nasional.
b. Jenis Evaluasi berdasarkan Sasaran
1) Evaluasi Konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai
rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang
muncul dalam perencanaan
2) Evaluasi Input

6|Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam


Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun
strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3) Evaluasi Proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor
hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4) Evaluasi Hasil atau Produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai
dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi,
ditingkatkan atau dihentikan.
5) Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni
evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

c. Jenis Evalusi berdasarkan lingkup Kegiatan Pembelajaran


1) Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program
pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran
yang lain.
2) Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-
garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran.
3) Evaluasi hasil Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam
aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

d. Jenis evaluasi berdasarkan Objek Evaluasi


1) Evaluasi Input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap,
keyakinan.
2) Evaluasi transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain
materi, media, metode dan lain-lain.
3) Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil
pembelajaran.
e. Jenis Evaluasi Berdasarkan Subjek Evaluasi
1) Evaluasi Internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator,
misalnya guru.
2) Evaluasi Eksternal

7|Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam


Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya
orangtua, masyarakat.

PENDEKATAN Pendekatan pembelajaran dalam Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan


martabatmanusia. Karena Pendidikan berlangsung seumur hidup manusia, ia
selalu berkembang,dan selalu dihadapkan pada perubahan zaman. Untuk itu,
mau tak mau pendidikan harusdidesain mengikuti irama perubahan,
Pendidikan akan ketinggalan dengan lajunya perkembangan zaman itu
sendiri.Pendidikan dari masyarakat misalnya, hendaknya dapat didesain
mengikuti irama perubahan dan kebutuhan masyarakat. Contohnya pada
peradaban masyarakat agraris,dimana Pendidikan dapat didisain
menyesuaikan dengan irama perkembangan peradabanmasyarakat agraris dan
kebutuhan masyarakat pada era tersebut. Begitu juga pada peradaban
masyarakat industrial dan informasi. Pendidikan mesti didesain
mengikutiirama perubahan dan kebutuhan masyarakat pada era industri dan
informasi danseterusnya.
Demikian siklusnya perkembangan Pendidikan yang
semestinyamenyesuaikan dengan irama perubahan. Perubahan Pendidikan
harus relevan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat pada era
tersebut, baik pada konsep, materidan kurikulum, proses, fungsi serta tujuan
lembaga-lembaga pendidikan. Jika tidaktentulah Pendidikan akan ketinggalan
dari perubahan zaman yang begitu cepat.Tujuan pendidikan ialah perubahan
yang diinginkan, yang diusahakan dalam proses pendidikan atau usaha
pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individudari
kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakatnya serta alam sekitar
dimanaindividu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses
pengajaran sebagaisuatu kegiatan asasi dan sebagai proporsi diantara profesi
asasi dalam masyarakat.
Pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut pada masalah
bagaimanamelaksanakan proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan
dengan melihat situasi dankondisi yang ada, dan juga bagaimana agar dalam
proses tersebut tidak terdapat hambatanserta gangguan, baik internal maupun
eksternal yang menyangkut kelembagaan ataulingkungan sekitarnya. Istilah
strategi biasanya berkaitan dengan taktik. Demikian puladalam Pendidikan
islam, fungsi strategi pendidikan islam adalah agar tujuan pendidikanislam
dapat tercapai semaksimal mungkin. Untuk itu, seperti dikatakan Basuki dan
Ulum,dalam prosesnya, pendidikan Islam seharusnya diwarnai oleh
kandungan-kandungandalam Al-Quran atau sunah Nabi saw.Berdasarkan
penjelasan diatas, dapat dikemukakan pula bahwa pendidikan islamdalam
mengupayakan agar materi pendidikan dan pengajaran islam dapat diterima
olehobyek pendidikan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat multi
approach yang dalam pelaksanaannya meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.Pendekatan Religius yang menitik beratkan kepada pandangan bahwa
manusia adalahmakhluk yang berjiwa religious dengan bakat-bakat
keagamaan.
2.Pendekatan Filosofis yang memandang bahwa manusia adalah makhluk
rasional atauhomo rationale, sehingga segala sesuatu yang menyangkut
pengembangannyadidasarkan pada sejauh mana kemampuan berpikirnya
dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal perkembangannya.

8|Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam


3.Pendekatan Sosio-Kultural, yang bertumpu pada pandangan bahwa manusia
adalah makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang
sebagai “homososialis” dan “homo legatus” dalam kehidupan bermasyarakat
yang berkebudayaan. Dengan demikian, pengaruh lingkungan masyarakat dan
perkembangan kebudayaannyasangat besar artinya bagi proses Pendidikan
dan individunya.
4. Pendekatan Scientific, dimana titik beratnya terletak pada pandangan bahwa
manusiamemiliki kemampuan menciptakan (kognitif), berkemauan dan
merasa (emosional atauafektif). Pendidikan harus dapat mengembangkan
kemampuan analitis dan reflektifdalam berpikir.

TEKNIK Istilah “tehnik” dapat diartikan sebagai “alat”. Jadi dalam istilah tehnik
evaluasi hasil belajar terkandung arti alat-alat (yang dipergunakan dalam
rangka melakukan) evaluasi hasil belajar. Secara garis besar ada dua
kelompok tehnik evaluasi yang dapat digunakan oleh seorang guru dalam
usahanya mencari informasi yang diperlukan. Kedua kelompok tersebut yaitu
tes dan non tes. Pertama, tehnik evaluasi menggunakan cara tes, yang
didalamnya berupa satu set atau lebih item pertanyaan atau pernyataan yang
relevan dengan tujuan tes yang digunakan oleh seorang guru. Kedua, tehnik
evaluasi yang juga banyak digunakan didalam kelas adalah tehnik evaluasi
melalui nontes. Tes ini tidak menggunakan item pertanyaan atau pernyataan
seperti disebutkan diatas, tetapi tes ini mengguanakan metode lain untuk
memperoleh data atau informasi yang diperlukan.
Teknik Evaluasi Pembelajaran
Teknik Evaluasi Penilaian
Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
teknik tes dan teknik bukan tes (nontes). Berikut ini, merupakan
penjelasannya:
1. Teknik Tes
Ditinjau dari segi kegunaan, untuk mengukur siswa, menurut Suharsimi
Arikunto, (2011: 24 33), maka di bedakan atas adanya tiga macam tes, yaitu:
a. Tes Diagnostik,
b. Tes Formatif,
c. Tes Sumatif.
Disamping itu, terdapat dua jenis tes, yakni tes uraian atau tes essai dan tes
objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas dan uraian
berstruktur.
Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan
benar-salah, pilihan berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan, dan
isian pendek atau melengkapi.
1) Tes uraian (tes subjektif)
Secara umum, tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai
dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
sendiri.

9|Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam


Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a) Uraian bebas (free essay)
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan
siswa itu sendiri karena pertanyaannya bersifat umum.
Kelemahan tes ini ialah guru sukar menilainya karena jawaban siswa
bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena
tergantung pada gurunya sebagai penilai.
b) Uraian terbatas
Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada
pembatasan tertentu. Pertanyaan sudah lebih spesifik pada objek tertentu.
c) Uraian Berstruktur
Uraian berstruktur merupakan soal yang jawabannya berangkai antara soal
pertama dengan soal berikutnya, sehinga jawaban di soal pertama akan
mempengaruhi benar-salahnya jawaban di soal berikutnya. Data yang
diajukan biasanya dalam bentuk angka, tabel, grafik, gambar, bagan, kasus,
bacaan tertentu, diagram, dan lain-lain.
Kebaikan-kebaikan tes uraian:
(1) Mudah disiapkan dan disusun
(2) Tidak banyak memberikan kesempatan untuk berspekulasi atau menduga-
duga
(3) Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun
dalam bentuk kalimat yang bagus

2) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif. Dalam penggunaan tes objektif jumlah soal yang diajukan jauh lebih
banyak daripada tes essay.
Macam-macam tes objektif:
1) Tes benar-salah (true- false)
2) Tes pilihan ganda (multiple choice test)
3) Tes menjodohkan (matching test)
4) Tes isian (completion test)
Kebaikan tes objektif:
1) Lebih mewakili bahan ajar karena soalnya lebih banyak
2) Lebih mudah dan cepat cara membacanya karena terdapat jawabannya
sudah disediakan, tinggal memilih saja
3) Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain
Kelemahan tes objektif:
1) Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes essai
2) Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan

2. Teknik Bukan Tes (Non tes)

10 | E v a l u a s i Pembelajaran Pendidikan Islam


Hasil belajar dan proses tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi juga dapat dinilai
oleh alat-alat non tes atau bukan tes. Penggunaan non tes untuk menilai hasil
dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan
penggunaan tes dalam menilai hasil dan proses belajar.
Para guru disekolah pada umumnya lebih banyak menggunakan tes daripada
bukan tes mengingat alatnya mudah dibuat, penggunaannya lebih praktis dan
yang dinilai terbatas pada aspek kognitif berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Berikut ini penjelasan dari alat bukan tes atau nontes:
(a) Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu wawancara bebas dan
wawancara terpimpin.
(b) Kuesioner sering disebut juga angket. Kuesioner adalah sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).
Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi:
1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada:
a) Kusioner Langsung
b) Kuesioner Tidak Lansung
2) Ditinjau dari segi cara menjawab maka dibedakan atas:
a) Kuesioner Tertutup
b) Kuesioner Terbuka

LANGKAH - LANGKAH Menurut (Anas Sudiijono, 2011), evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada
waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu
mengikuti langkah-langkah berikut ini:
Menyusun rencana evaluasi hasil belajar.
Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup: Merumuskan
tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi tanpa tujuan
maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi
kehilangan arti dan fungsinya; menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi.
Misalnya aspek kognitif, afektif dan psikomotorik; memilih dan menentukan
teknik yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi. Misalnya
apakah menggunakan teknik tes atau non tes; menyusun alat-alat pengukur
yang dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta
didik, seperti butir-butir soal tes; menentukan tolok ukur, norma atau kriteria
yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi
terhadap data hasil evaluasi; menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil
belajar itu sendiri.
Menghimpun data
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data
adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes
pembelajaran.
Melakukan verifikasi data

11 | E v a l u a s i Pembelajaran Pendidikan Islam


Verifikasi data adalah proses penyaringan data sebelum diolah lebih lanjut.
Verifikasi bertujuan untuk memisahkan data yang dapat menjelaskan
gambaran yang akan diperoleh mengenai peserta didik yang sedang dievaluasi
dengan data yang tidak baik atau dapat mengaburkan gambaran yang akan
diperoleh.
Adapun evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis, yaitu: Pertama
Evaluasi perencanaan dan pengembangan; Hasil evaluasi ini sangat diperlukan
untuk mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah
memberikan bantuan tahap awal dalam penyusunan program pembelajaran.
Persoalan yang disoroti menyangkut tentang kelayakan dan kebutuhan.
Kedua Evaluasi monitoring: Evaluasi ini dimaksudkan untuk memeriksa
apakah program pembelajaran mencapai sasaran secara efektif dan apakah
program pembelajaran terlaksana sebagaimana mestinya. Ketiga Evaluasi
dampak: Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan oleh suatu program pembelajaran. Dampak jinni
dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan sebagai indikator ketercapaian
tujuan program pembelajaran. Keempat Evaluasi efisiensiekonomi: Evaluasi
ini dimaksudkan untuk menilai tingkat efisiensi pelaksanaan program
pembelajaran. Untuk itu, diperlukan perbandingan antar jumlah biaya, tenaga,
dan waktu yang diperlukan dalam suatu program pembelajaran dengan
program lainnya yang memiliki tujuan yang sama. Kelima Evaluasi program
komprehensif: Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai program pembelajaran
secara menyeluruh, seperti perencanaan program, pelaksanaan program,
monitoring pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan, dan efisiensi.
Dampak model evaluasi dikenal dengan educational system evaluation model.
OLEH SIAPA Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Kualitas
pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem
penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi
mengajar yang baik dalam memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih
baik. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan
diperlukan perbaikan sistem penilaian yang diterapkan.
Penilaian memilki peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas
pembelajaran, oleh karena itu perlu dirancang dan didesain sedemikian rupa
sehingga penilain tersebut memberikan makna bagi setiap orang yang terlibat
didalamnya. evaluasi di lakukan oleh Kepala Sekolah kepada guru dalam hal
proses pembelajaran ataupun mengajar kepada siswa / peserta didik. Sekolah
merupakan pusat kegiatan belajar-mengajar dalam proses pendidikan. Baik
buruknya kualitas pendidikan dapat dilihat dari tingkat kualitas sekolah.
Dengan demikian Evaluasi penilaian hasil pembelajaran merupakan jantung
dari proses tersebut. Proses tersebut dapat menyediakan lingkup kerja dimana
tujuan pendidikan dapat dibentuk dan kemudian para murid dapat ditabelkan
dan dinyatakan.

12 | E v a l u a s i Pembelajaran Pendidikan Islam


Hasil pemantauan, akan menghasilkan suatu dasar untuk merencanakan
langkah selanjutnya dalam merespon kebutuhan anak-anak. Sehinnga pada
akhirnya, menjada satu-kesatuan dari proses pendidikan, secara terus menerus
menyediakan „feedback and feed foorward’. Oleh karena itu, hal tersebut
perlu disatukan secara sistematis dengan strategi dan praktik mengajar pada
semua tingkat”.
Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan sehingga penilaian menjadi
bermakna yaitu ketika penilaian:
1) Memilki ciri secara signifikan
2) Memilki kriteria, prosedur, dan rubrik yang jelas dan dipahami oleh semua
pemangku kepentingan (stakeholder)
3) Memberikan hasil-hasil yang menyediakan arah/ petunjuk yang jelas untuk
peningkatan kualitas pengajaran dan belajar.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara signifikan menggunakan penilaian
untuk belajar (assessment for learning) lebih efektif bagi guru dalam
memperbaiki kualitas pembelajaran.
Penilaian juga harus berperan sebagai suatu sarana untuk meningkatkan
kualitas belajar setiap siswa. Adapun suatu kejelasan dan hubungan tak
terpisahkan antara penilaian, kurikulum, dan pembelajaran.
Agar penilaian berfungsi dengan baik, maka sangat perlu untuk meletakan
standar, yang akan menjadi dasar dan pijakan bagi guru dan praktisi
pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian.
Oleh karena itu, ada beberapa pihak yang berkaitan langsung dengan
pelaksanaan kegiatan ini, yaitu:
a. Peran Guru
Peranan guru dalam penilaian lebih efektif jika mampu memanfaatkan
informasi hasil penilaian melalui umpan balik. Umpan balik merupakan sarana
bagi guru dan siswa untuk mengetahui sejauh mana kemajuan pembelajaran
yang telah dilakukan.

KEPADA SIAPA Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi
tidak mungkin dipisahkan dari belajar, maka harus diberikan secara wajar agar
tidak merugikan.
Dalam menjalankan evaluasi, pelajar sendiri harus turut mempunyai saham
secara aktif. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk :
a. Pengembangan
Untuk pengembangan sutau program pendidikan, yang meliputi:
1) program studi,
2) kurikulum, program pembelajaran,
3) desain belajar mengajar, yang pada hakikatnya adalah pengembangan
dalam bidang perencanaan.
b. Akreditasi
Dalam kepentingan akreditasi Evaluasi juga berfungsi untuk:

13 | E v a l u a s i Pembelajaran Pendidikan Islam


1) Menetapkan kedudukan suatu program pembelajaran berdasarkan
ukuran/kriteria tertentu,sehingga suatu program dapat dipercaya, diyakini dan
dapat dilaksanakan terus, atau sebaliknya program itu harus
diperbaiki/disempurnakan.
2) Evaluasi itu sendiri dalam kaitannya dengan pembelajaran akan
berpengaruh terhadap apakah tujuan pembelajaran itu tercapai atau tidak.
Dengan demikian kegiatan evaluasi sangat penting untuk mengukur sejauh
mana keberhasilan siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar
Dengan demikian kegiatan evaluasi sangat penting untuk mengukur sejauh
mana keberhasilan siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Sawaluddin, S. (2018). Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam. Jurnal


Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 3(1), 39-52.
H.M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam: JIlid 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 7.
Basuki Ulum (2007:141)
Hasim, H., Hasniah, H., Arsyam, M. (2021). Teknik dan Bentuk Evaluasi Hasil Belajar
(Ddi). Restrie from http://DX.doi.org/10.31219/osf.io/m4yk5
Wulan, E. R., & Rusdiana, A. (2014). Evaluasi pembelajaran dengan pendekatan
kurikulum 2013. Bandung: Pustaka Setia.
Asrul, A., Ananda, R., & Rosnita, R. (2015). Evaluasi pembelajaran.
Sarifuddin, A. (2021). Pelaksanaan Teknik Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. Jurnal Paedagogie Media Kependidikan, Keilmuan dan Keagamaan,
8(2), 99-104.

14 | E v a l u a s i Pembelajaran Pendidikan Islam

Anda mungkin juga menyukai