“AKHLAK TASAWUF”
SKOLAH TINGGI ILMU SUfAH AL-QUR'AN ABDULLAH BIN MASUD PROGRAM STUDI ILMU
AL-QUR'AN
LAMPUNG SELATAN
2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena rahmat-
Faktor penyebab dan Dampaknya. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah
membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Adapun inti masalah akan dijelaskan dalam bab
pembahasan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mahasiswa selaku peserta didik
saran dan pendapat yang membangun dari pembaca amat kami harapkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah didalam Al-Qur’ an.
agar keluhuran akhlak dan budi Rasulullah SAW dapat dijadikan contoh dalam
hidupnya baik didunia maupun akhirat. Oleh sebab itu pemakalah mengangkat
tema yang berkenaan tentang akhlak mulia, pengembangan, faktor penyebab dan
dampaknya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
1. Memenuhi tugas matabkuliah Akhlak Tasawuf.
BAB II
PEMBAHASAN
merupakan bentuk jamak dari kata yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku, atau tabiat (Hamzah Ya’ qub, 1988: 11). Sinonim dari kata akhlak iniadalah etika
dan moral. Secara umum akhlak Islam dibagi menjadi dua, yaitu akhlak mulia
sehari-hari dan akhlak tercela (al-akhlaq al- madzmumah/ qabihah) adalah akhlak yang
harus kita jauhi jangan sampai kita praktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari.2
adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta
akhlak mulia adalah akhlak yang menggunakan ketentuan Allah sebagai tolak ukur
5
dan tolak ukur kelakuan baik mestilah merujuk kepada ketentuan Allah. Akhlak
penghayatan akan hadirnya Tuhan dalam hidup, melalui penghayatan diri yang sedang
menghadap dan berada di depan Tuhan ketika beribadah. juga merupakan suatu
pendidikan atau latihan untuk mencapai kesempurnaan Islam dalam arti sepenuhnya
ini baru tercapai kalau sudah dilalui dua tahapan sebelumnya, yaitu dan .
tercermin dalam bentuk akhlak yang mulia (Al-Akhlak Al-karimah) ini lah yang
menjadi misi utama ini lah yang menjadi misi utama di utusnya nabi saw ke dua
ِ ﻼ
قَ ﺧ
ْ ﻷ
َْ ﺢ ا
َ ﺻﺎِﻟ
َ ﻢ
َ ﻷَﺗِّﻤ
ُِ ﺖ
ُ ِإَّﻧَﻤﺎ ُﺑِﻌْﺜ
Akhlak mulia berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan norma-
norma ajaran Islam. Untuk memudahkan umat Islam dalam bersikap dan
Allah juga menunjuk Nabi Muhammad Saw. sebagai teladan baik dalam
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.” (Q.S Al-Ahzab : 21)
memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati,
berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berpikirlurus.
6
Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim, dan dimasukkan ke
dalam dirinya dari semasa ia kecil. Dengan dua sumber inilah setiap Muslim
diantaranya :
pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sudah amat
populer. Pertama aliran Nativisme. Kedua aliran Empirisme, dan Ketiga aliaran
Konvergensi.
1.Nativisme
Menurut aliran ini faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan akhlak seseorang
adalah faktor pembawaan dapat berupa kecenderungan, bakat, akal.Jika seseorang
sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik, maka dengan
sendirinya orang tersebut menjadi baik, begitu juga sebaliknya.
Aliran ini tampaknya begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri
manusia, dan hal ini erat kaitannya dengan pendapat aliran intuisisme dalam
penentuan baik dan buruk. Namun dalam aliran ini tampaknya kurang menghargai
7
2.Empirisme
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan akhlak
seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkunagn sosial, termasuk pembinaan dan
pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan itu baik,
maka orang itu akan menjadi baik, begitu pula sebaliknya. Aliran ini lebih percaya
3.Konvergensi
akhlak seseorang adalah faktor internal, yaitu pembawaan seseorang dan disertai
lingkungan sosial. Aliran konvergensi ini tampaknya yang lebih sesuai dengan
ajaran Islam. Hal ini dapat di pahami dari ayat Al quran berikut:
َ ﺸُﻜُﺮْو
ن ْ ﻢ َﺗ
ْ ﻻْﻓِٕـَﺪَة ۙ َﻟَﻌَّﻠُﻜ
َْ ﺼﺎ َر َوا
َ ﻻْﺑ
َْ ﺴْﻤَﻊ َوا
َّ ﻢ اﻟ
ُ ﻞ َﻟُﻜ
َ ﺟَﻌ
َ ﺷْﻴًٔـۙﺎ َّو
َ ن
َ ﻻ َﺗ ْﻌَﻠُﻤْﻮ
َ ﻢ
ْ ن ُاَّﻣٰﻬِﺘُﻜ
ِ ﻄْﻮ
ُ ﻦ ُﺑ
ْۢ ﻢ ِّﻣ
ْ ﺟُﻜ
َ ﺧَﺮ
ْ َواﻟّٰﻠُﻪ َا
dididik, yaitu penglihatan, pendengaran, dan hati. Potensi tersebut harus disyukuri
ﺴﺎِﻧِﻪ
َ ﺠ
ِّ ﺼَﺮاِﻧِﻪ َأْو ُﻳَﻤ
ِّ ﻄَﺮِة َﻓَﺄَﺑَﻮاُه ُﻳَﻬ ِّﻮَداِﻧِﻪ َأْو ُﻳَﻨ
ْ ﻋَﻠﻰ اْﻟِﻔ
َ ﻞ َﻣْﻮُﻟْﻮٍد ُﻳﻮَﻟُﺪ
ُّ ُﻛ
.”
8
(HR. Bukhari)
dua, yaitu faktor dari dalam diri yaitu potensi fisik, intelektual, serta hati nurani
Hasil analis Muhammad Al-Ghazali terhadap rukun islam yang lima telah
menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam rukun islam yang lima itu terkandung
Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Mengandung
pernyataan bahwa selama hidupnya manusia hanya tunduk kepada aturan dan
tuntunan Allah. Orang yang tunduk dan patuh pada aturan Allah dan RasulNya
pelakunya terhindar dari perbuatan yang keji dan munkar seperti yang dijelaskan
dalam Q.S al-Ankabut : 45. Dalam hadis dijelaskan pula sebagai berikut:
ﺼﻴِﻨﻲ و ﻗﻄﻊ
ِ ﻋَﻠﻰ َﻣْﻌ
َ ﺼًّﺮا
ِ ﺧْﻠِﻘﻰ و ﻟﻢ ﻳﺒﺚ ُﻣ
َ ﻋَﻠﻰ
َ ﻞ
ْ ﻄ
ِ ﺴَﺘ
ْ ﻢ َﻳ
ْ إﻧﻤﺎ أﺗﻘﺒﻞ اﻟﺼﻼة ﻣﻤﻦ ﺗﻮاﺿﻊ ﺑﻬﺎ ﻟﻌﻈَﻤِﺘﻲ َوَﻟ
“Bahwasannya Aku menerima shalat hanya dari orang yang bertawadhu dengan
shalatnya kepada keagungan-Ku yang tidak terus menerus berdosa , menghabiskan
waktunya sepanjang hari untuk berzikir kepada-Ku, kasih sayang kepada fakir miskin, ibn
sabil, janda serta mengasihi orang yang mendapat musibah.” (HR.al-Bazzar).
9
Pada hadis tersebut shalat diharapkan dapat menghasilkan akhlak yang
mulia, yaitu bersikap tawadlu, mengagungkan Allah, berzikir, membantu fakir miskin,
ibn sabil, janda dan orang yang mendapat musibah.
membersihkan harta dari hak orang lain, hak fakir miskin dan seterusnya.
Pelaksaan zakat yang berdimensi akhlak yang bersifat sosial ekonomis ini
dipersubur lagi dengan pelaksanaan shadaqah yang bentuknya tidak hanya berupa
materi, tetapi juga nonmateri. Misalnya dalam Hadis Nabi ada yang
ﻼ ِﻟﻲ
َ ﻀ
َّ ض اﻟ
ِ ﻷْر
َْ ﻞ ِﻓﻲ ا
َ ﺟ
ُ ك اﻟ َّﺮ
َ ﺷﺎ ُد
َ ﺻَﺪَﻗٌﺔ َواْر
َ ﻦ اْﻟُﻤْﻨَﻜِﺮ
ِ ﻋ
َ ﻚ
َ ف َو َﻧْﻬُﻴ
ِ ﺻَﺪَﻗٌﺔ َوْأُﻣْﺮ ِﺑﺎْﻟَﻤْﻌُﺮ ْو
َ ﻚ
َ ﺧﻴ
ِ ﺟِﻪ َأ
ْ ﻚ ِﻓﻲ َو
َ ﺴُﻤ
ُّ َﺗَﺒ
.”
(HR. Bukhari).
4.Ibadah puasa, bukan hanya sekedar menahan diri makan dan minum
dalamwaktu yang terbatas, tetapi lebih dari itu merupakn latihan menahan diri
10
5.Ibadah haji, ibadah haji inipun nilai pembinaan akhlaknya lebih besar
lagi dibandingkan dengan nilai pembinaan akhlak yang ada pada ibadah
dalam rukun islam lainnya. Hubungan ibadah haji dengan pembinaan akhlak
“ (
Cara lain yang dapat ditepuh untuk pembinaan akhlak ini adalah
pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Al-
Ghazali menganjurkan agar akhlak diajarkan dengan cara melatih jiwa kepada
11
2.Meluruskan pandangan hidup.
amalan hati seperti aqidah, hingga amalan fisik seperti ibadah. Namun semua
beriman. Dengan kata lain, sasaran utama dari seluruh perintah Allah SWT.
didunia ini adalah dalam rangka membentuk karakter manusia beriman agar
akibat baik dari akhlak mulia atau manfaat memiliki akhlak yang baik. Setiap
akhlak terpuji pasti mempunyai nilai-nilai positif (terutama bagi pelakunya sendiri)
dan terkadang bagi orang lain, sesuai firman Allah SWT, sebagai berikut:
ْ ﺴُﻜ
ﻢ ِ ﻻْﻧُﻔ
َِ ﻢ
ْ ﺴْﻨُﺘ
َ ﺣ
ْ ﻢ َا
ْ ﺴْﻨُﺘ
َ ﺣ
ْ ن َا
ْ ِا
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri”.
Al Qur’an dan Al Hadist banyak memberikan informasi mengenai akhlak yang mulia. Allah
berfirman yang artinya :
Selanjutnya dalan hadist juga banyak keterangan tentang keberuntunga akhlak, diantaranya
adalah :6
12
1.Memperkuat dan menyempurnakan agama
Nabi bersabda :
baik dan akhlak yang mulia akan mendatangkan keberunungan dan kemakmuran.
Dalam hadist tersebut secara logika dapat diterima, karena akhlak yang baik akan
menimbulakan teman yang banyak dan di sukai oleh orang-orang, sehingga segal
kesulitan itu dapat diselesaikan dan peluang untuk mendapatkan rezki lebih besar
Nabi bersabda :
(HR. Al-hakim)
3.Menghilangkan kesulitan
Nabi bersabda :
(HR.
Muslim).
13
4.Selamat hidup di dunia dan di akhirat
5.Memperkuat hubungan persaudaraan dan tali silaturrahmi antara dirinya dan orang
lain
8.Akan dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai naluri setiap mnusia ingin
dihormati dan menghormati
Uraian tersebut baru menjelaskan sebagian kecil dari manfaat akhlak yang
mulia. Tentunya masih banyak lagi yang tidak disebutkan disini. Namun dengan
pernyataan tersebut saja sudah cukup rasanya untuk meyakinkan kita bahawa
BAB III
KESIMPULAN
14
Akhlak mulia adalah sifat atau tingkah laku seseorang yang sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat pada kitab Al-Qur’ an dan Sunah Rasul.
Terbentuknya akhlak tidak terjadi begitu saja, namun banyak faktor yang mempengaruhi.
Misalnya faktor dari dalam diri yaitu potensi fisik, intelektual, serta hati nurani yang
dibawanya sejak lahir, dan faktor dari luar yaitu pembinaan,pendidikan, serta interaksi
dengan lingkungan sosial.
Islam banyak membimbing umat manusia dengan berbagai amalan, dari amalan
hati seperti aqidah, hingga amalan fisik seperti ibadah. Namun semua amalan itu
kata lain, sasaran utama dari seluruh perintah Allah SWT. di dunia ini adalah dalam
rangka membentuk karakter manusia beriman agar bertutur kata, berpikir, dan
berperilaku yang islami. Misalnya penerapan rukun Islam yang telah dijelaskan pada
materi. Cara-cara lain pun banyak mendorong terbentuknya akhlak mulia. Adapun
c. Menghilangkan kesulitan
h. Akan dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai naluri setiap mnusia ingin
dihormati dan menghormati
15
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka. Yogyakarta.
Marzuki, 2009,
Yogyakarta.
http://www.berryhs.com/2011/05/manfaat-akhlak-yang-mulia.html, diakses
26April 2016.
16
17