Anda di halaman 1dari 17

AKHLAK MULIA, PENGEMBANGAN, FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAKNYA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“AKHLAK TASAWUF”

Dosen Pengampu :Drs.Amron BMS, M. Pd.I

Disusun Oleh: Amrillah NurAini (10123010)

SKOLAH TINGGI ILMU SUfAH AL-QUR'AN ABDULLAH BIN MASUD PROGRAM STUDI ILMU
AL-QUR'AN

LAMPUNG SELATAN

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena rahmat-

Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Akhlak Mulia, Pengembangan,

Faktor penyebab dan Dampaknya. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah

satu syarat nilai mata kuliah Akhlak Tasawuf.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang membantu

mengerjakan makalah ini, terutama kepada guru pembimbing yang telah

membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat

diselesaikan dengan baik. Adapun inti masalah akan dijelaskan dalam bab

pembahasan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mahasiswa selaku peserta didik

serta pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengembangkan Pendidikan Akhlak

Tasawuf. Untuk kesempurnaan karya ilmiah ini di masa-masa mendatang, kiranya

saran dan pendapat yang membangun dari pembaca amat kami harapkan.

Lampung, 14 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ................................................................................................... 1

B.Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

C. Tujuan ................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Akhlak mulia ..................................................................... 2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak ................... 4

Cara-cara atau Metode untuk Membentuk Akhlak Mulia .................... 5

Dampak Positif Akhlak Mulia .......................................................................... 8

BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 11

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu misi Kerasulan Muhammad SAW adalah untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor

pendukung keberhasilan dakwah Beliau itu antara lain karena dukunganakhlaknya

yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah didalam Al-Qur’ an.

Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diharuskan

agar keluhuran akhlak dan budi Rasulullah SAW dapat dijadikan contoh dalam

khidupan sehari-hari. Mereka yang mematuhi perintah ini dijamin keselamatan

hidupnya baik didunia maupun akhirat. Oleh sebab itu pemakalah mengangkat

tema yang berkenaan tentang akhlak mulia, pengembangan, faktor penyebab dan

dampaknya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akhlak mulia

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak?

3. Bagaimana cara-cara atau metode untuk membentuk akhlak mulia?

4. Apa dampak positif akhlak mulia?

C. Tujuan

4
1. Memenuhi tugas matabkuliah Akhlak Tasawuf.

2. Mengetahui apa itu akhlak mulia.

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak.

4. Mengetahui cara-cara atau metode untuk membentuk akhlak mulia.

5. Mengetahui dampak positif akhlak mulia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Mulia

Secara etimologis, kata berasal dari bahasa Arab yang

merupakan bentuk jamak dari kata yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah

laku, atau tabiat (Hamzah Ya’ qub, 1988: 11). Sinonim dari kata akhlak iniadalah etika

dan moral. Secara umum akhlak Islam dibagi menjadi dua, yaitu akhlak mulia

(al-akhlaq al-mahmudah/al-karimah) adalah yang harus kitaterapkan dalam kehidupan

sehari-hari dan akhlak tercela (al-akhlaq al- madzmumah/ qabihah) adalah akhlak yang

harus kita jauhi jangan sampai kita praktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari.2

Dalam pembahasan kali ini kita

akan membahas tentang akhlak mulia (al-akhlaq al-mahmudah/al-karimah).

Menurut Al-Ghazali, akhlah mulia atau terpuji adalah “ Menghilangkan semua

adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta

menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat

kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya” . Menurut Quraish Shihab

akhlak mulia adalah akhlak yang menggunakan ketentuan Allah sebagai tolak ukur

5
dan tolak ukur kelakuan baik mestilah merujuk kepada ketentuan Allah. Akhlak

merupakan konsep kajian terhadap . merupakan ajaran tentang

penghayatan akan hadirnya Tuhan dalam hidup, melalui penghayatan diri yang sedang

menghadap dan berada di depan Tuhan ketika beribadah. juga merupakan suatu

pendidikan atau latihan untuk mencapai kesempurnaan Islam dalam arti sepenuhnya

( ), sehingga merupakan puncak tertinggi dari keislaman seseorang.

ini baru tercapai kalau sudah dilalui dua tahapan sebelumnya, yaitu dan .

Orang yang mencapai predikat ini disebut Dalam kehidupan sehari-hari

tercermin dalam bentuk akhlak yang mulia (Al-Akhlak Al-karimah) ini lah yang

menjadi misi utama ini lah yang menjadi misi utama di utusnya nabi saw ke dua

seperti yang di tegaskan dalam sebuah hadis

ِ ‫ﻼ‬
‫ق‬َ ‫ﺧ‬
ْ ‫ﻷ‬
َْ ‫ﺢ ا‬
َ ‫ﺻﺎِﻟ‬
َ ‫ﻢ‬
َ ‫ﻷَﺗِّﻤ‬
ُِ ‫ﺖ‬
ُ ‫ِإَّﻧَﻤﺎ ُﺑِﻌْﺜ‬

"Saya di utus tidak lain untuk menyempurnakan kesolehan akhlak"

Akhlak mulia berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan norma-

norma ajaran Islam. Untuk memudahkan umat Islam dalam bersikap dan

berperilaku sehari-hari, di samping memberikan aturan yang jelas dalam al-Quran,

Allah juga menunjuk Nabi Muhammad Saw. sebagai teladan baik dalam

bersikap,berperilaku, dan bertutur kata.

‫ﺧَﺮ َوَذَﻛَﺮ اﻟّٰﻠَﻪ َﻛِﺜْﻴًﺮا‬


ِ ‫ﻻ‬
ْٰ ‫ﺟﻮا اﻟّٰﻠَﻪ َواْﻟَﻴْﻮَم ا‬
ُ ‫ن َﻳْﺮ‬
َ ‫ﻦ َﻛﺎ‬
ْ ‫ﺴَﻨٌﺔ ِّﻟَﻤ‬
َ ‫ﺣ‬
َ ‫ﺳَﻮٌة‬
ْ ‫ل اﻟّٰﻠِﻪ ُا‬
ِ ‫ﺳ ْﻮ‬
ُ ‫ﻲ َر‬
ْ ‫ﻢ ِﻓ‬
ْ ‫ن َﻟُﻜ‬
َ ‫َﻟَﻘْﺪ َﻛﺎ‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.” (Q.S Al-Ahzab : 21)

Al-Quran dan Al-Hadist menekankan kejujuran, kesetiakawanan,

persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan, tolong– menolong, murah hati, suka

memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati,

berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berpikirlurus.

6
Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim, dan dimasukkan ke

dalam dirinya dari semasa ia kecil. Dengan dua sumber inilah setiap Muslim

dapat membangun kepribadiannya. Ada beberapa hal yang mendorong

sesorang untuk berbuat baik,

diantaranya :

Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain


Mengharap pujian atau karena takut mendapat cela
Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani)
Mengharapkan pahala dan surga
Takut kepada azab Allah
Mengharap keridhoan Allah semata

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak

pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sudah amat

populer. Pertama aliran Nativisme. Kedua aliran Empirisme, dan Ketiga aliaran

Konvergensi.

1.Nativisme

Menurut aliran ini faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan akhlak seseorang
adalah faktor pembawaan dapat berupa kecenderungan, bakat, akal.Jika seseorang
sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik, maka dengan
sendirinya orang tersebut menjadi baik, begitu juga sebaliknya.

Aliran ini tampaknya begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri

manusia, dan hal ini erat kaitannya dengan pendapat aliran intuisisme dalam

penentuan baik dan buruk. Namun dalam aliran ini tampaknya kurang menghargai

peran pembinaan dan pendidikan.

7
2.Empirisme

Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan akhlak

seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkunagn sosial, termasuk pembinaan dan

pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan itu baik,

maka orang itu akan menjadi baik, begitu pula sebaliknya. Aliran ini lebih percaya

kepada peranan pembinaan dan pendidikan yang diberikan.

3.Konvergensi

Menurut aliran ini berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi pembentukan

akhlak seseorang adalah faktor internal, yaitu pembawaan seseorang dan disertai

dengan faktor eksternal, yaitu pembinaan, pendidikan,dan interaksi dalam

lingkungan sosial. Aliran konvergensi ini tampaknya yang lebih sesuai dengan

ajaran Islam. Hal ini dapat di pahami dari ayat Al quran berikut:

َ ‫ﺸُﻜُﺮْو‬
‫ن‬ ْ ‫ﻢ َﺗ‬
ْ ‫ﻻْﻓِٕـَﺪَة ۙ َﻟَﻌَّﻠُﻜ‬
َْ ‫ﺼﺎ َر َوا‬
َ ‫ﻻْﺑ‬
َْ ‫ﺴْﻤَﻊ َوا‬
َّ ‫ﻢ اﻟ‬
ُ ‫ﻞ َﻟُﻜ‬
َ ‫ﺟَﻌ‬
َ ‫ﺷْﻴًٔـۙﺎ َّو‬
َ ‫ن‬
َ ‫ﻻ َﺗ ْﻌَﻠُﻤْﻮ‬
َ ‫ﻢ‬
ْ ‫ن ُاَّﻣٰﻬِﺘُﻜ‬
ِ ‫ﻄْﻮ‬
ُ ‫ﻦ ُﺑ‬
ْۢ ‫ﻢ ِّﻣ‬
ْ ‫ﺟُﻜ‬
َ ‫ﺧَﺮ‬
ْ ‫َواﻟّٰﻠُﻪ َا‬

.” (QS. An-Nahl :78)

Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa manuasia memilki potensi untuk

dididik, yaitu penglihatan, pendengaran, dan hati. Potensi tersebut harus disyukuri

dengan ajaran dan pendidikan.Kesesuaian teori konvergensi ini juga sejalan

dengan hadis Nabisaw. yang berbunyi:

‫ﺴﺎِﻧِﻪ‬
َ ‫ﺠ‬
ِّ ‫ﺼَﺮاِﻧِﻪ َأْو ُﻳَﻤ‬
ِّ ‫ﻄَﺮِة َﻓَﺄَﺑَﻮاُه ُﻳَﻬ ِّﻮَداِﻧِﻪ َأْو ُﻳَﻨ‬
ْ ‫ﻋَﻠﻰ اْﻟِﻔ‬
َ ‫ﻞ َﻣْﻮُﻟْﻮٍد ُﻳﻮَﻟُﺪ‬
ُّ ‫ُﻛ‬

.”

8
(HR. Bukhari)

engan demikan faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak manusia ada

dua, yaitu faktor dari dalam diri yaitu potensi fisik, intelektual, serta hati nurani

yang dibawanya sejak lahir, dan faktor dari luar yaitu

pembinaan,pendidikan,serta interaksi dengan lingkungan sosial.

C. cara-cara atau Metode Untuk Membentuk Akhlak Mulia

Hasil analis Muhammad Al-Ghazali terhadap rukun islam yang lima telah

menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam rukun islam yang lima itu terkandung

konsep pembinaan akhlak.

1.Mengucapkan dua kalimah syahadat, berisi bahwa tiada Tuhan selain

Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Mengandung

pernyataan bahwa selama hidupnya manusia hanya tunduk kepada aturan dan

tuntunan Allah. Orang yang tunduk dan patuh pada aturan Allah dan RasulNya

sudah dapat dipastikan akan menjadi orang yang baik.

2.Mengerjakan shalat lima waktu. Shalat yang dikerjakan akan membawa

pelakunya terhindar dari perbuatan yang keji dan munkar seperti yang dijelaskan

dalam Q.S al-Ankabut : 45. Dalam hadis dijelaskan pula sebagai berikut:

‫ﺼﻴِﻨﻲ و ﻗﻄﻊ‬
ِ ‫ﻋَﻠﻰ َﻣْﻌ‬
َ ‫ﺼًّﺮا‬
ِ ‫ﺧْﻠِﻘﻰ و ﻟﻢ ﻳﺒﺚ ُﻣ‬
َ ‫ﻋَﻠﻰ‬
َ ‫ﻞ‬
ْ ‫ﻄ‬
ِ ‫ﺴَﺘ‬
ْ ‫ﻢ َﻳ‬
ْ ‫إﻧﻤﺎ أﺗﻘﺒﻞ اﻟﺼﻼة ﻣﻤﻦ ﺗﻮاﺿﻊ ﺑﻬﺎ ﻟﻌﻈَﻤِﺘﻲ َوَﻟ‬

‫ﻷ ْرِﻣﻠﺔ ورﺟﻢ اﻟﻘﺼﺎب‬


َ ‫ﻞ َوا‬
ِ ‫ﺴِﺒﻴ‬
َّ ‫ﻦ اﻟ‬
َ ‫ﻦ َواْﺑ‬
َ ‫اﻟﻠﻬﺎ َر ِﻓﻲ ِذْﻛِﺮي َو َرﺟﻢ اﻟﻤﺴﻜﻴ‬ ‫ ()رواه اﻟﺒﺰر‬.

“Bahwasannya Aku menerima shalat hanya dari orang yang bertawadhu dengan
shalatnya kepada keagungan-Ku yang tidak terus menerus berdosa , menghabiskan
waktunya sepanjang hari untuk berzikir kepada-Ku, kasih sayang kepada fakir miskin, ibn
sabil, janda serta mengasihi orang yang mendapat musibah.” (HR.al-Bazzar).

9
Pada hadis tersebut shalat diharapkan dapat menghasilkan akhlak yang
mulia, yaitu bersikap tawadlu, mengagungkan Allah, berzikir, membantu fakir miskin,
ibn sabil, janda dan orang yang mendapat musibah.

3.Zakat juga mengandung didikan akhlak, agar orang yang melaksanakannya

dapat membersihkan dirinya dari sifat kikir, mementingkan diri sendiri,

membersihkan harta dari hak orang lain, hak fakir miskin dan seterusnya.
Pelaksaan zakat yang berdimensi akhlak yang bersifat sosial ekonomis ini

dipersubur lagi dengan pelaksanaan shadaqah yang bentuknya tidak hanya berupa

materi, tetapi juga nonmateri. Misalnya dalam Hadis Nabi ada yang

menggambarkan shadaqah dalam hubungannya dengan akhlak yang mulia.

berikut hadis yang menjelaskan :

‫ﻼ ِﻟﻲ‬
َ ‫ﻀ‬
َّ ‫ض اﻟ‬
ِ ‫ﻷْر‬
َْ ‫ﻞ ِﻓﻲ ا‬
َ ‫ﺟ‬
ُ ‫ك اﻟ َّﺮ‬
َ ‫ﺷﺎ ُد‬
َ ‫ﺻَﺪَﻗٌﺔ َواْر‬
َ ‫ﻦ اْﻟُﻤْﻨَﻜِﺮ‬
ِ ‫ﻋ‬
َ ‫ﻚ‬
َ ‫ف َو َﻧْﻬُﻴ‬
ِ ‫ﺻَﺪَﻗٌﺔ َوْأُﻣْﺮ ِﺑﺎْﻟَﻤْﻌُﺮ ْو‬
َ ‫ﻚ‬
َ ‫ﺧﻴ‬
ِ ‫ﺟِﻪ َأ‬
ْ ‫ﻚ ِﻓﻲ َو‬
َ ‫ﺴُﻤ‬
ُّ ‫َﺗَﺒ‬

‫رواه اﻟﺒﺨﺎرﻳﺎﻟﺒﺨﺎري‬ ‫ﺻَﺪَﻗٌﺔ‬


َ ‫ﻚ‬
َ ‫ﻖ َﻟ‬
ِ ‫ﻄِﺮﻳ‬
َّ ‫ﻦ اﻟ‬
ِ ‫ﻋ‬
َ ‫ﻢ‬
َ ‫ﻈ‬
َ ‫ك َواْﻟِﻌ‬
َ ‫ﺸْﻮ‬
َّ ‫ﻷَذى َواﻟ‬
َْ ‫ﻚ ا‬
َ ‫ﻃُﺘ‬
َ ‫ﺻَﺪَﻗٌﺔ َوِإَﻣﺎ‬
َ

.”

(HR. Bukhari).

4.Ibadah puasa, bukan hanya sekedar menahan diri makan dan minum

dalamwaktu yang terbatas, tetapi lebih dari itu merupakn latihan menahan diri

dari keinginan melakukan perbuatan keji yang dilarang.

10
5.Ibadah haji, ibadah haji inipun nilai pembinaan akhlaknya lebih besar

lagi dibandingkan dengan nilai pembinaan akhlak yang ada pada ibadah

dalam rukun islam lainnya. Hubungan ibadah haji dengan pembinaan akhlak

inidapat dipahami dari ayat berikut.

ۗ ‫ﺧْﻴٍﺮ َّﻳْﻌَﻠْﻤُﻪ اﻟّٰﻠُﻪ‬


َ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﺞ ۗ َوَﻣﺎ َﺗْﻔَﻌُﻠْﻮا ِﻣ‬
ِّ ‫ﺤ‬
َ ‫ل ِﻓﻰ اْﻟ‬
َ ‫ﺟَﺪا‬
ِ ‫ﻻ‬
َ ‫ق َو‬
َ ‫ﺴْﻮ‬
ُ ‫ﻻ ُﻓ‬
َ ‫ﺚ َو‬
َ ‫ﻼ َرَﻓ‬
َ ‫ﺞ َﻓ‬
َّ ‫ﺤ‬
َ ‫ﻦ اْﻟ‬
َّ ‫ض ِﻓْﻴِﻬ‬
َ ‫ﻦ َﻓَﺮ‬
ْ ‫ت ۚ َﻓَﻤ‬
ٌ ‫ﺷُﻬٌﺮ َّﻣْﻌُﻠْﻮٰﻣ‬
ْ ‫ﺞ َا‬
ُّ ‫ﺤ‬
َ ‫َاْﻟ‬
ِ ‫ﻻْﻟَﺒﺎ‬
‫ب‬ َْ ‫ن ٰٓﻳُﺎوِﻟﻰ ا‬
ِ ‫ى َواَّﺗُﻘ ْﻮ‬
ۖ ‫ﺧْﻴَﺮ اﻟَّﺰاِد اﻟَّﺘْﻘٰﻮ‬
َ ‫ن‬
َّ ‫َوَﺗَﺰَّوُدْوا َﻓِﺎ‬

“ (

Dapat dikatakan bahwa islam sangat memberi perhatian yang besar


terhadap pembinaan akhlak termasuk cara-caranya.

Cara lain yang dapat ditepuh untuk pembinaan akhlak ini adalah

pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Al-

Ghazali menganjurkan agar akhlak diajarkan dengan cara melatih jiwa kepada

pekerjaan atau tingkah laku yang mulia.

Menurut M. Nipan Abdul Halim, untuk menjadi pribadi yang memiliki

akhlak terpuji, kita harus menempuh upaya berikut:

1.Menyadari hakikat hidup.

11
2.Meluruskan pandangan hidup.

3.Siap mengubah diri.

4.Mewaspadai Rizqi yang tidak halal dan tidak baik.

5.Senantiasa memohon petunjuk Ilahi.

Islam banyak membimbing umat manusia dengan berbagai amalan, dari

amalan hati seperti aqidah, hingga amalan fisik seperti ibadah. Namun semua

amalan itu sesungguhnya merupakan sarana pembentuk kepribadian manusia

beriman. Dengan kata lain, sasaran utama dari seluruh perintah Allah SWT.

didunia ini adalah dalam rangka membentuk karakter manusia beriman agar

bertutur kata, berpikir, dan berperilaku yang islam.

D.Dampak Positif Akhlak Mulia

Berbicara tentang dampak positif akhlak mulia berarti berbicara tentang

akibat baik dari akhlak mulia atau manfaat memiliki akhlak yang baik. Setiap

akhlak terpuji pasti mempunyai nilai-nilai positif (terutama bagi pelakunya sendiri)

dan terkadang bagi orang lain, sesuai firman Allah SWT, sebagai berikut:

ْ ‫ﺴُﻜ‬
‫ﻢ‬ ِ ‫ﻻْﻧُﻔ‬
َِ ‫ﻢ‬
ْ ‫ﺴْﻨُﺘ‬
َ ‫ﺣ‬
ْ ‫ﻢ َا‬
ْ ‫ﺴْﻨُﺘ‬
َ ‫ﺣ‬
ْ ‫ن َا‬
ْ ‫ِا‬

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri”.

Al Qur’an dan Al Hadist banyak memberikan informasi mengenai akhlak yang mulia. Allah
berfirman yang artinya :

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan


dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Selanjutnya dalan hadist juga banyak keterangan tentang keberuntunga akhlak, diantaranya
adalah :6

12
1.Memperkuat dan menyempurnakan agama

Nabi bersabda :

Berkenaan dengan akhlak tersebut Al – Mawardi mengatakan bertetangga dengan

baik dan akhlak yang mulia akan mendatangkan keberunungan dan kemakmuran.

Dalam hadist tersebut secara logika dapat diterima, karena akhlak yang baik akan

menimbulakan teman yang banyak dan di sukai oleh orang-orang, sehingga segal

kesulitan itu dapat diselesaikan dan peluang untuk mendapatkan rezki lebih besar

mengingat rezki itu datang dari interaksisocial yang baik.

2.Mempermudah perhitungan amal di akhirat

Nabi bersabda :

(HR. Al-hakim)

3.Menghilangkan kesulitan

Nabi bersabda :

(HR.

Muslim).

13
4.Selamat hidup di dunia dan di akhirat

(HR. Abu syaikh)

5.Memperkuat hubungan persaudaraan dan tali silaturrahmi antara dirinya dan orang

lain

6.Mengangkat derajat dirinya sendiri dalam pandangan Allah maupun sesama


manusia

7.Diantara masyarakat akan tercipta simbiosis mutualisme (hubungan yang saling


menguntungkan

8.Akan dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai naluri setiap mnusia ingin
dihormati dan menghormati

Uraian tersebut baru menjelaskan sebagian kecil dari manfaat akhlak yang

mulia. Tentunya masih banyak lagi yang tidak disebutkan disini. Namun dengan

pernyataan tersebut saja sudah cukup rasanya untuk meyakinkan kita bahawa

akhlak yang mulia itu menghasilkan keberuntungan.

BAB III

KESIMPULAN

14
Akhlak mulia adalah sifat atau tingkah laku seseorang yang sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat pada kitab Al-Qur’ an dan Sunah Rasul.
Terbentuknya akhlak tidak terjadi begitu saja, namun banyak faktor yang mempengaruhi.
Misalnya faktor dari dalam diri yaitu potensi fisik, intelektual, serta hati nurani yang
dibawanya sejak lahir, dan faktor dari luar yaitu pembinaan,pendidikan, serta interaksi
dengan lingkungan sosial.

Islam banyak membimbing umat manusia dengan berbagai amalan, dari amalan

hati seperti aqidah, hingga amalan fisik seperti ibadah. Namun semua amalan itu

sesungguhnya merupakan sarana pembentuk kepribadian manusia beriman. Dengan

kata lain, sasaran utama dari seluruh perintah Allah SWT. di dunia ini adalah dalam

rangka membentuk karakter manusia beriman agar bertutur kata, berpikir, dan

berperilaku yang islami. Misalnya penerapan rukun Islam yang telah dijelaskan pada

materi. Cara-cara lain pun banyak mendorong terbentuknya akhlak mulia. Adapun

dampak positif berakhlak mulia adalah :

a. Memperkuat dan menyempurnakan agama

b. Mempermudah perhitungan amal di akhirat

c. Menghilangkan kesulitan

d. Selamat hidup di dunia dan di akhirat

e. Memperkuat hubungan persaudaraan dan tali silaturrahmi antara dirinya dan


orang lain

f. Mengangkat derajat dirinya sendiri dalam pandangan Allah maupun sesama


manusia

g. Diantara masyarakat akan tercipta simbiosis mutualisme (hubungan yang


saling menguntungkan

h. Akan dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai naluri setiap mnusia ingin
dihormati dan menghormati

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Wahid, 2004, , Era


Intermedia, Solo.

Nata, Abuddin, 2002, cet-4, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.


Nipan Abdul Halim, M . 2000. Mitra

Pustaka. Yogyakarta.

Marzuki, 2009,

, Debut Wahana Press & FISE UNY,

Yogyakarta.

Herusatoto, 2002, “ Bioteknologi Pertanian” (online), http://www.chang.jaya-

Heru.com.Biotek-pertano4htm/, diakses 25 April 2016.

Oezs, 2013, (online), http://oezs-charming.blogspot.com/, diakses 26 April 2016.

http://www.berryhs.com/2011/05/manfaat-akhlak-yang-mulia.html, diakses
26April 2016.

16
17

Anda mungkin juga menyukai