Disusun oleh
Deni Sulistiyanto
1630102490
Pembinaan akhlak perlu ditanamkan kepada seorang anak. Orang tua sebagai
pendidikan pertama bagi seorang anak memiliki peran penting dalam membentuk
Orang tua harus bisa menjadi teladan bagi para anak-anaknya, tidak saja dengan
yang baik sehingga dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak
mulia (baik) adalah kekuatan untuk membangun karakteristik sumber daya manusia
kokoh.
Peran orang tua dalam mendidik anak agar menjadi manusia berakhlakul
karimah, adalah tidak terlepas dari kepribadian yang dia miliki, yaitu sifat teladan
orang tua untuk dapat menjadi panutan dan contoh bagi anak-anaknya dalam
berbagai segi kehidupan. Hal ini telah sering ditekankan dalam Islam dan
Rasulullah saw, untuk berusaha menjadi teladan pertama. Orang tua adalah spiritual
bagi anaknya yang memberikan contoh, memberikan ilmu pembinaan akhlak mulia,
dan meluruskan perilau yang buruk. Oleh karena iyu, peran orang tua memiliki
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pembinaan akhlak ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi dalam pembinaan akhlak pada anak ?
6. Apa peran orang tua dalam pembinaan akhlak pada seorang anak ?
C. TUJUAN
anak.
6. Mengetahui peran orang tua dalam pembinaan akhlak bagi seorang anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembinaan Akhlak
1. Pembinaan adalah proses, cara, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan
Dari beberapa uraian diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa yang
dimaksud dengan pembinaan yaitu merupakan suatu proses usaha yang sungguh-
sungguh yang di laksanakan secara sadar, sistematis dan terencana untuk merubah
tingkah laku individu serta membentuk akhlak kepribadiannya, sehingga apa yang
Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar
(bentuk infinitif) dari kata akhlak, yukhliqu, ikjlakan, yang berarti al-sajiyah
jiwa (nafs) yang suci (rasikhah), dan dari kondisi itu tumbuh suatu aktivitas
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1998), hlm. 117.
2
Jumhur dan Muh Suryo, “Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah”, (Bandung : CV.
Ilmu,1987), hlm. 25
3
Aminuddin, “Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum”, (Bogor: Ghalia
Indonesia), 2014, cet ke-3, hlm.152.
yang mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
terlebih dahulu.4
2. Abdul Karim Zaidan, menjelaskan bahwa akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat
yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang
Akhlak sangat meresap hingga menjadi bagian dari watak dan karakter
seseorang.6
Jadi, akhlak adalah keadaan jiwa yang telah terlatih sehingga dalam jiwa
perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan akhlak siswa yaitu sifat yang tertanam
dalam jiwa siswa, sehingga melahirkan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-
4
Muhaimin, MA., dkk, “Kawasan dan Wawasan Studi Islam”, (Jakarta: Kencana, Prenada
Media Group), 2007, cet ke-2, hlm.262.
5
Yanuar Ilyas,”Kuliah Akhlak”,(Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengalaman
Islam),2011,hlm.2
6
M. Imam Pamungkas, “Akhlak Muslim Modern”, (Bandung: Marja), 2012, hlm.23.
7
Zurqoni, “Menakar Akhlak Siswa: Konsep & Strategi Penilaian Akhlak Mulia Siswa”,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media), 2016, cet ke-3, hlm.29.
8
Edy Yusuf Nur, “Mutiara Akhlak Islami”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga), 2013, cet ke-1,
hlm.2.
hari, baik itu terhadap Allah, sesama manuisa, diri sendiri maupun dengan makhluk
sungguh-sungguh dalam rangka membentuk sifat yang melekat dalam diri anak /
Sumber pembinaan akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau
mulia dan tercela. Sebagaimana ajaran Islam, sumber akhlak adalah Al-Qur’an dan
Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep
etika dan moral.9 Kedudukan akhlak dalam ajaran agama Islam sangat penting
karena Allah mengutus Nabi Muhammad saw dengan maksud untuk membina dan
۟ Lانَ يَرْ ُجLLنَةٌ لِّمن َكL َوةٌ َح َسL ول ٱهَّلل ِ ُأ ْس
وْ َمLLَوا ٱهَّلل َ َو ْٱليL ِ L انَ لَ ُك ْم فِى َر ُسLL ْد َكL َلَّق
َ
ْٱل
َءا
LLِخ
َر
َو َذ
LLLَك
9
Yanuar Ilyas,”Kuliah Akhlak”,(Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengalaman
Islam),2011,hlm.2.
َر
َ ٱهَّلل
L َِكث
ي ًر
ا
Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
1. Melahirkan perbuatan yang mulia dan sempurna dalam hubungan ibadah kepada
2. Terhindar dari perbuatan hina dan tercela dalam hubungan kepada Allah, Rasul,
3. Melahirkan perbuatan yang serasi antara kata-kata dan tindakan, antara teori dan
praktek.
10
Sidik Tono, dkk, “Ibadah dan Akhlak dalam Islam”, (Yogyakarta:Universitas Islam Indonesia
Press), 2009, hlm.89.
11
Direktorat Jendral Mnajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementrian Pendidikan
Nasional, “Pedoman Pembinaan Akhlak Mulia Siswa Melalui Pengembangan Budaya Sekolah”,
(Jakarta : 2010), hlm.21.
4. Melahirkan perbuatan yang mempunyai keseimbangan dalam memenuhi
kebutuhan duniawi dan ukhrawi lahir maupun batin, dan jasmani maupun
rohani.
5. Memperoleh kemudahan dalam memenuhi hak dan kewajiban dan tetap terjaga
Secara garis besar akhlak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut:
Ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan
kepada Allah, yang dilahirkan berdasarkan sifat-sifat terpuji, dan akhlak yang
memelihara amanah, bersifat adil, bersifat kasih sayang, bersifat hemat bersifat
Akhlak tercela, yaitu akhlak yang tidak dalam kontrol ilahiyah, atau
berasal dari hawa nafsu yang berada dalam lingkaran syaitaniyah dan dapat
12
Aminuddin, “Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum”, (Bogor: Ghalia
Indonesia), 2014, cet ke-3, hlm.153.
13
M.Yatimin Abdullah, “Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an”, (Jakarta: Amzah), 2007,
hlm.40.
14
Ibid, hlm.41-46.
15
Aminuddin, “Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum”, (Bogor: Ghalia
Indonesia), 2014, cet ke-3, hlm.153.
seseorang melaksanakannya niscaya mendapatkan dosa (adz-dzanb) dari Allah
Untuk menghilangkan akhlak tercela atau akhlaqul madzmumah, dari kecil harus
ditanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.16 Bentuk dalam akhlak ini
yaitu seperti takabur, berkhianat, kufur, malas, sombong, riya, dengki, iri hati,
berakhlak kepada Allah dengan cara mengimani dan menjalankan segala hal
berikut:
mulia.22
Allah .23
megingat Allah baik diwaktu lapang maupun sempit, dan baik diwaktu
21
Dr.Zurqoni, “Menakar Akhlak Siswa : Konsep & Strategi Penilaian Akhlak Mulia Siswa”,
(Yogyakarta : Ar-Ruzz Media), 2016, cet ke-3, hlm.57.
22
Drs.M.Yatimin Abdullah, “Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an”, (Jakarta: Amzah), 2007,
hlm.202.
23
M. Imam Pamungkas, “Akhlak Muslim Modern”, (Bandung: Marja), 2012, hlm.53.
24
Drs.M.Yatimin Abdullah, “Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an”, (Jakarta : Amzah), 2007,
hlm.204
2) Akhlak kepada orang tua, yaitu berbuat baik kepada orang tua dengan
dari aspek jasmani dan rohani sehingga manusia terhadap diri sendiri
silaturahim.27
guru adalah sebagai orang tua, akhlak yang harus dimiliki siswa
25
Aminuddin, “Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum”, (Bogor: Ghalia
Indonesia), 2014, cet ke-3, hlm.154.
26
Dr.Zurqoni, “Menakar Akhlak Siswa: Konsep & Strategi Penilaian Akhlak Mulia Siswa”,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media), 2016, cet ke-3, hlm.58-59.
27
Drs. Edy Yusuf Nur, “Mutiara Akhlak Islami”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga), 2013, cet
ke-1, hlm.166.
terhadap guru diantaranya menghormati dan memuliakan guru dengan
tulus, bertutur kata yang baik dan sopan, ikhlas, tunduk dan patuh
makhluk sosial, yaitu manusia tidak dapat hidup seorang diri tetapi
dapat menjadi rahmat bagi alam semesta. Oleh sebab itu, manusia
28
M. Imam Pamungkas, “Akhlak Muslim Modern”, (Bandung: Marja), 2012, hlm.56.
29
Aminuddin, “Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum”, (Bogor: Ghalia
Indonesia), 2014, cet ke-3, hlm.155.
30
Zurqoni, “Menakar Akhlak Siswa: Konsep & Strategi Penilaian Akhlak Mulia Siswa”,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media), 2016, cet ke-3, hlm.62.
Secara umum faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang anak dapat
1. Faktor Internal
yang berfungsi sebagai penggerak dan pendorong lahirnya tingkah laku 31.
Selain itu insting juga merupakan faktor utama yang memunculkan sikap
dan perilaku dalam diri manusia. Tetapi karakter dalam diri manusia ini
dipandang masih primitive dan harus dididik dan diarahkan, maka akallah
seseorang sukar untuk dihilangkan, tetapi jika ada dorongan yang kuat
c. Keturunan (Wirotsah)
tua) kepada cabang (anak). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat
asasi orang tuanya. Kadang-kadang mewarisi sebagian besar dari salah satu
3. Faktor Eksternal
31
Zahrudin, “Pengantar Studi Akhlak”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 2004, hlm.93.
32
M. Imam Pamungkas, “Akhlak Muslim Modern”, (Bandung: Marja), 2012, hlm.27.
33
Ibid, hlm.28
34
Aminuddin, “Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum”, (Bogor: Ghalia
Indonesia), 2014, cet ke-3, hlm.85.
35
Zahrudin, “Pengantar Studi Akhlak”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 2004, hlm.97.
a. Lingkungan Alam
di lingkungan alam yang tandus, gersang dan panas akan berbeda dengan
seseorang.36
b. Lingkungan Pergaulan
perilaku seseorang.37
1. Keteladan
36
M. Imam Pamungkas, “Akhlak Muslim Modern”, (Bandung : Marja), 2012, hlm.28.
37
Ibid, hlm.29.
Teladan merupakan metode yang paling efektif dibandingkan dengan
seribu kata-kata verbal atau nasihat. Teladan adalah bahasa tubuh yang paling
perkembangannya.
Orang tua harus berusaha menjadi teladan bagi anaknya. Teladan dalam
semua kebaikan dan bukan teladan dalam keburukan. Dengan keteladanan itu,
diharapkan anak, akan mencontoh atau meniru segala sesuatu yang baik
itu sangat penting, karena dalam interaksi pendidikan, anak tidak sekedar
akan tetapi justru melalui / dari keseluruhan pribadi, yang tergambar pada
2. Pembiasaan
38
Ruqoyah Ridwan, “Cara Bahagia Mendidik Anak Menuju Sukses Dunia Akhirat”, (Jakarta:
Haqiena Media), 2014, hlm.53.
39
Ibid, hlm.216.
40
Ahmad Tafsir, “Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),
1994, hlm.114.
41
Ahmad Tafsir, “Pendidikan Karakter Perspektif Islam”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset), 2013, cet.ke-3, hlm.115.
Berbagai kebiasaan harus dibentuk pada anak oleh para pendidiknya,
baik itu orang tua maupun sebagai guru. Pembiasaan sangat baik digunakan
oleh orang tua karena yang dibiasakan biasanya adalah hal yang benar,
berperilaku buruk. Hal ini, perlu disadari oleh orang tua, sebab perilaku
kata yang didengar. Pembawaan itu biasanya tidak tetap, dan oleh karena
nasihati anak dengan penuh kasih sayang, sebab jiwa yang baik termasuk
yang diucapkan dengan tulus dan hati yang dalam, niscaya akan
42
Ahmad Tafsir, “Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),
1994, hlm.145.
43
Salman Harun, “Sistem Pendidikan Islam”, (Bandung: PT AlMa’arif), 1993, hlm.334.
44
Ummu Ihsan Choiriyah, “Mencetak Generasi Rabbani Mendidik Buah Hati Menggapai Ridha
Ilahi”, (Bogor: CV. Darul Ilmi), 2010, hlm.198.
membacanya, agar meningkatkan iman dan berbuat amal kebaikan dalam
menjalani hidup.
dibarengi dengan keteladanan, karena bila terdapat teladan yang baik maka
nasihat akan sangat berpengaruh di dalam jiwa dan akan menjadi sesuatu
yang sangat besar dalam pendidikan rohani. Bimbingan dan nasihat sudah
4. Kedisiplinan
efisien dan efektif. Norma-norma itu sebagai ketentutan tata tertib hidup
yang harus dipatuhi atau ditaatinya. Pelanggaran atau penyimpangan dari tata
tertib itu akan merugikan dirinya dan bahkan dapat ditindak dengan mendapat
sanksi atau hukuman. Dengan kata lain setiap anak harus dibantu hidup secara
berdisiplin, dalam artian mau dan mampu mematuhi atau mentaati ketentuan-
terbentuk dalam diri anak tentu jika sudah dewasa juga akan diwujudkan
pula dalam setiap aspek kehidupan, antara lain dalam disiplin kerja,
lain.48
Orang tua mempunyai peran penting dalam pembinaan akhlak bagi anak-
Ayah dan ibu harus berbagi peran dalam membina anak-anaknya. Keduanya
pembinaan berjalan sesuai dengan rencana. Adapun peran orang tua dalam
Orang tua yang tidak berhasil menguasai dirinya tentulah tidak sanggup
Oleh karena itu, sebagai orang tua harus terlebih dahulu mengajarkan pada
47
Ummu Ihsan Choiriyah, “Mencetak Generasi Rabbani Mendidik Buah Hati Menggapai Ridha
Ilahi”, (Bogor : CV. Darul Ilmi), 2010, hlm.207.
48
Ibid, hlm.232.
dirinya tentang akhlak yang baik sehingga baru bisa memberikan contoh
pada anak.
Dalam keadaan bagaimana pun, sebagai orang tua akan mudah saja ditiru
oleh anak-anaknya, orang tua yang berakhlak mulia/baik tentu akan memiliki
setelah itu baru diberikan kepercayaan pada diri anak itu sendiri.
Orang tua tetap memberikan perhatian kepada anak-anak, di mana dan kapan
pun orang tua selalu mengawasi dan mengarahkan, menjaga mereka dari
PENUTUP
A. Kesimpulan
membentuk sifat yang melekat dalam diri anak / siswa, sehingga melahirkan
2. Sumber dari pembinaan akhlak yaitu Q.S Al-Ahzab ayat 21. Adapun
karimah seseorang anak akan tenang dan tentram dalam menjalani kehidupan.
3. Pembagian akhlak pada seorang anak ada dua yaitu pertama akhlak terpuji
4. Faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak bagi seorang anak yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari insting (naluri), adat
(kebiasaan), serta keturunan. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan alam dan
lingkungan pergaulan.
6. Peran orang tua dalam pembinaan akhlak pada anak yaitu memberikan contoh
mengarahkan.
B. Saran
arahan serta mendampingi seorang anak sehingga seorang anak dapat memiliki
C. Kata Penutup
Demikian makalah yang penulis susun, semoga makalah ini dapat
Abdullah, M Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah.
Aminuddin. 2014. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum Bogor:
Ghalia Indonesia.
Ilyas, Yanuar. 2011. Kuliah Akhlak. Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengalaman
Islam.
Jumhur dan Muh Suryo. 1987. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : CV.
Ilmu.
Muhaimin, MA., dkk. 2007. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana,
Nur,Edy Yusuf. 2013. Mutiara Akhlak Islami. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Ruqoyah Ridwan, Ruqoyah. 2014. Cara Bahagia Mendidik Anak Menuju Sukses Dunia
Rosdakarya.
Tono, Sidik dkk. 2009. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta:Universitas Islam
Indonesia Press.
Zurqoni. 2016. Menakar Akhlak Siswa: Konsep & Strategi Penilaian Akhlak Mulia