HADITS
A. Pendahuluan
Dalam proses pendidikan Islam, tujuan adalah merupakan sasaran ideal
yang hendak dicapai. Seperti yang kita ketahui, tujuan dari pendidikan
nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berimu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Agar terwujudnya tujuan pendidikan nasional tersebut, pendidikan di
Indonesia telah berupaya dengan memperhatikan kekhususan tugas pendidikan
Islam meletakkan faktor pengembangan fitrah peserta didik, di mana nilai-
nilai agama dijadikan landasan kepribadian peserta didik yang dibentuk
melalui proses itu, maka idealitas Islami yang telah terbentuk dan menjiwai
pribadi peserta tidak akan dapat diketahui oleh pendidik muslim, tanpa
melalui proses evaluasi.
Rangkaian akhir dari suatu proses kependidikan Islam adalah evaluasi
atau penilaian. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai
tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang
dihasilkan. Jika hasilnya sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam tujuan
pendidikan Islam maka usaha pendidikan itu dapat dinilai berhasil tetapi jika
sebaliknya, maka ia dinilai gagal. Dari sisi ini dapat dipahami betapa
pentingnya evaluasi dalam proses pendidikan.
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.
Al-Bala’ berarti ujian yang bisa berupa kebaikan dan
keburukan. Dalam pengertian lain, bala itu bisa berupa anugerah
maupun bencana.
ٍ َح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ ب ُْن َس ِعي ٍد َح َّدثَنَا ِإ ْس َما ِعي ُل ب ُْن َج ْعفَ ٍر ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن ِدين
َار ع َْن
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َّن ِم ْن ال َّش َج ِر َش َج َرةً اَل
َ ِ اب ِْن ُع َم َر قَال قَا َل َرسُو ُل هَّللا
يَ ْسقُطُ َو َرقُهَا َوِإنَّهَا َمثَ ُل ْال ُم ْسلِ ِم فَ َح ِّدثُونِي َما ِه َي فَ َوقَ َع النَّاسُ فِي َش َج ِر
ِإ َّن ِم ْن ُح ْس ِن ِإ ْساَل ِم ْال َمرْ ِء تَرْ َكهُ َما اَل يَ ْعنِي ِه
"Sesungguhnya di antara ciri kebaikan keIslaman seseorang adalah
meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya." (HR. At-Tirmidzi
dari Abu Hurairah)
ق يَ ْه ِدي ِإلَى ْالبِرِّ َوِإ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِدي ِإلَى ْال َجنَّ ِة َوِإ َّن ال َّر ُج َل
َ ص ْدِّ ِإ َّن ال
صدِّيقًاِ َق َحتَّى يَ ُكون ُ لَيَصْ ُد
"Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan
kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang
yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang
yang jujur.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah)
Sikap ash-sidqah yakni berlaku benar dan jujur dalam
mengadakan evaluasi. Sebaliknya tidak bersikap dusta dan curang.
b. Sikap amanah
Sebagaimana hadits Rasulullah SAW:
اَل يُْؤ ِم ُن َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِحبَّ َأِل ِخي ِه َما يُ ِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه
"Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai
untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri".
(HR. Al-Bukhari dari Anas)
Sikap ramah dan ta’awun yakni sikap kasih sayang terhadap
sesama dan sikap saling tolong-menolong menuju kebaikan.
3. Evaluasi Harus Dilakukan secara Komprehensif
a. Kognitif
Surah Al-Anfal (8) ayat 2:
G. Kesimpulan
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, evaluasi dalam
pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku
peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari
seluruh aspek kehidupam mental-psikologis dan spiritual-religius karena
manusia hasil pendidikan Islam saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap
DAFTAR REFERENSI