Anda di halaman 1dari 12

HADIS TENTANG EVALUASI

Disusun untuk memenuhi tugas sebagai syarat Mengikuti Mata Kuliah Hadist Tarbawi 2

Dosen Pengampu :

Ahmad zarnuji, M.Pd.i

Disusun Oleh :

Nurul qomariyah ( 191212010 )

Mutia shara (191210105)

PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU (IAIM NU)

METRO LAMPUNG

TA. 2021/202

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dalam menjalankan misi pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar
penguasaan sahabat terhadap materi pelajaran, nabi SAW juga mengevaluasi
sahabat-sahabatnya. Dengan mengevaluasi sahabat-sahabat, rasulullah
mengetahui kemampuan para sahabat dalam memahami ajaran agama atau
dalam menjalankan tugas. Untuk melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan,
rasulullah SAW sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara
menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat al-qur’an dihadapannya dengan
membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru.
Evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara bertanya tentang suatu masalah
hukum secara langsung kepada rasulullah, lalu rasulullah menjawabnya.

B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana Hadist tentang Evaluasi?
2.Bagaimana Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam?
3.Bagaimana Tujuan Evaluasi?
4.Bagaimana Analisis Hadist tersebut ?
5.Bagaimana Nilai Tarbawi yang Terkandung di Dalamnya?

C.Tujuan
Diharapkan mahasiswa mampu memahami mengerti menyampaikan hadist
yang terkait dengan evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Evaluasi
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang
berarti penilaian atau penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihân,
yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari
proses kegiatan. Salah satu tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mengetahui
ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan evaluasi, suatu
kegiatan dapat diketahui atau ditentukan taraf kemajuannya.
Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat
dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang dihasilkannya. Abdul
Mujib dkk mengungkapkan, bahwa untuk mengetahui pencapaian tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh peserta didik diperoleh
melalui evaluasi. Dengan kata lain, penilaian atau evaluasi digunakan sebagai
alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan dicapai atau tidak. Atau untuk
melihat sejauhmana hasil belajar siswa sudah mencapai tujuannya.
Evaluasi adalah suatu proses dan tindakan yang terencana untuk
mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan
(peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun
penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. 

B.Hadist Tentang Evaluasi


Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau
nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses
yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang
diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil
yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh
karena itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan hasil belajar. 
Dalam menjalankan misi pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar
penguasaan sahabat terhadap materi pelajaran, nabi SAW juga mengevaluasi
sahabat-sahabatnya. Dengan mengevaluasi sahabat-sahabat rasulullah
mengetahui kemampuan para sahabat dalam memahami ajaran agama atau
dalam menjalankan tugas. Untuk melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan,
rasulullah SAW sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara
menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat al-qur’an dihadapannya dengan
membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru.Evaluasi juga dapat
dilakukan dengan cara bertanya tentang suatu masalah hukum secara langsung
kepada rasulullah, lalu rasulullah menjawabnya. Sebagaimana terdapat dalam
riwayat berikut ini :

9,‫ قالرسوالللهصلىاللهعليهوسلم‬,‫ عنابىعمرقال‬,‫ عنعبداللهبندينار‬,‫ جدثنااسماعيلبنجعفر‬,‫حدثناقتيبة‬


,‫ عبدهللا‬,‫ قال‬,‫ فحدثونىماهى؟فوقعالناسفىشجرةاليوادى‬9,‫ وإنهامثاللمسلم‬,‫"انمنشجرشجرةاليسقطورقها‬
)‫" (رواهالبخارى‬.‫ " هيالنخلة‬,‫" قال‬.‫ " حدثناماهييارسوالهلل‬,‫ ثمقالوا‬9.‫ فاستحييت‬,‫ووقعفىنفسىأنهاالنخلة‬.

Artinya: Menceritakan kepada kami Qutaibat, menceritakan kepada kami Ismail


ibn Ja’far, dari Abdullah Ibn Dinar, dari Ibn Umar, ia berkata, Rasulullah SAW
Bersabda, “ Sesungguhnya diantara pepohonan ada satu pohon yang daunnya
tidak jatuh ke tanah (secara berguguran). Pohon itu bagaikan seorang muslim.
Jelaskanlah kepadaku pohon apa itu? “ orang-orang mengatakan pohon itu
terdapat di pedalaman. ‘Abdullah Berkata, “ dalam benakku terbetik pikiran
bahwa yang dimaksud adalah pohon kurma. Akan tetapi aku malu
menjawabnya. “ Orang-orang barkata “ beritahukanlah kepada kami, pohon
apakah itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab Pohon kurma.” (HR. Bukhari).

Disamping menguji pemahaman sahabat, tentang ajaran agama,


rasulullah juga di evaluasi oleh Allah melalui malaikat jibril. Sebagaimana
kisah kedatangan malaikat jibril kepada nabi Muhammad SAW. Ketika beliau
sedang mengejar sahabat di suatu majlis. Malaikat jibril menguji dengan
pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pengetahuan beliau tentang iman,
islam dan ihsan.

" ,‫حدثنااسماعيلبنابراهيماخبرناابواخيانالتيميعنابيزرعةعنابيهريرةقال‬
,‫ ماااليمان؟قال‬9,‫كانالنبيصلىاللهعليهوسلميومبارزاللناسفاتاهرجلفقال‬
,‫ انتعبداللهوالتشركبه‬,‫ " ماالسالم؟قال‬,‫ " قال‬9.‫االيمانانتؤمنباللهومالئكتهوبلقائهورسولهوتؤمنبالبعث‬
,‫" ماالحسان؟ " قال‬,‫ قال‬.‫ وتصومرمضان‬,‫ وتؤدىالوكاةالمفروضة‬,‫وتقيمالصالة‬
9,‫ " مالمسئولعنهااعلممنالسائل‬:‫ منالساعة؟قال‬:‫انتعبداللهكانكتراهفإلمتكنتراهفإنهيركزقال‬
,‫ فىخمساليعلمهناالهللا‬, ‫ واذاتطاولرعاةاالباللبهمفىالبنيات‬, 9‫ اذاولدتاالمةربها‬9:‫وسأخبركعناشراطها‬
,‫ فقالردوه‬,‫ ثمادبر‬,‫) االية‬34 : ‫ لقمان‬: ...... ‫ " اناللهعندهعلمالساعة‬9:‫ثمتالالالنبىصلياللهعليهوسلم‬
)‫ (رواهالبخارى‬9".‫ " هذاجبريلجاءيعلمالناسدينهم‬9,‫فلميروشيئافقال‬
Dari kitab Arba’in Nawawi
Artinya : menceritakan kepada kami ismail ibn ibrahim, memberikan kepada
kami ibn hayyan al tamimi dari abi zar’at dari abi hurairat, ia berkata “ pada
suatu hari ketika nabi duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang laki-
laki yang bertanya, “apakah iman itu? Jawab nabi, “iman adalah percaya
kepada allah, percaya kepada malaikatnya, dan pertemanan denganNya, para
rasulNya, dan percaya kepada hari berbangkit dari kubur. Lalu laki-laki itu
bertanya kembali, apakah islam itu? Jawab Nabi SAW, “ islam adalah
menyembah kepada allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun,
mendirikan sholat, menunaikan zakat yang difardukan dan berpuasa di bulan
ramadhan. Lalu laki-laki itu bertanya lagi, apa ihsan itu? Nabi SAW menjawab
“ ihsan adalah menyembah Allah seolah-olah engkau menyembahNya,jika
engkau tidak melihatNya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu. Lalu laki-laki itu
bertanya lagi “ apakah hari kiamat itu? Nabi SAW menjawab “ Orang yang
ditanya tidak lebih mengetahui dari pada orang yang bertanya, tetapi saya
beritahukan kepadamu beberapa syarat (tanda-tanda) akan tiba hari kiamat,
yaitu jika budak sahaya telah melahirkan majikannya, dan jika pengembala
onta dan ternak lainnya berlomba-lomba membangun gedung. Dan termasuk
dalam lima macam yang tidak mengetahuinya kecuali Allah, yaitu tersebut
dalam ayat : “ sesungguhnya allah ahnya pada sisinya sajalah yang
mengetahui hari kiamat, dan dia pula yang menurunkan hujan dan mengetahui
apa yang ada dalam rahim ibu, dan tidak seorangpun yang mengetahui
dimanakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah maha mengetahui sedalam-
dalamnya.” Kemudian pergilah orang itu. Lalu nabi menyuruh sahabat, “
antarkanlah orang itu. Akan tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka
nabi SAW bersabda, itu adalah malaikat jibril AS yang datang mengajarkan
bagimu.” (HR. Bukhari).

Adapun sistem pengukuran (maesuramen) yang digunakan Nabi sendiri


tidak menggunakan sistem laboratorial seperti dalam dunia ilmu pengetahuan
modern sekarang. Namun prinsip-prinsipnya menunjukkan bahwa sistem
maenstrument juga terdapat dalam hadits nabi. Nabi melakukan pengukuran
terhadap prilaku manusia dengan memberikan penjelasan tentang tanda-tanda
seseorang yang beriman, misalnya mencintai saudaranya seperti mencintai
dirinya sendiri, ketika menyaksikan perbuatan mungkar, ia berusaha mengubah
dengan kekuatan fisiknya, lisannya atau dengan hatinya. Tapi yang terahir ini
menunjukkan selemah-lemahnya iman.Dengan demikian evaluasi yang
diterapkan pada masa rasulullah SAW adalah secara langsung melihat tingkah
laku para sahabat. Mendengarkan bacaan sahabat tentang ayat-ayat al-qur’an,
tanpa menggunakan buku catatan sebagaimana sekarang ini. Bila belum sampai
kepada ukuran yang diharapkan, Rasulullah SAW memberikan penekanan dan
penambahan materi, berupa nasihat, arahan dan sebagainya. 

C.Prinsip dalam Evaluasi


1.Prinsip kontiniutas (kesinambungan)Bila aktivitas pendidikan Islam di
pandang sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, maka
evaluasi pendidikannya pun harus di lakukan secara kontinu. Prinsip ini selaras
dengan ajaran istiqomah dalam Islam, yaitu setiap umat Islam hendaknya tetap
tegak beriman kepada Allah, yang di wujudkan dengan senantiasa mempelajari
Islam, mengamalkannya, serta tetap membela tegaknya agama Islam,
sungguhpun terdapat berbagai tantangan yang senantiasa di hadapinya.
2.Prinsip menyeluruh  Evaluasi itu harus di lakukan secara menyeluruh
(komprehensif), meliputi  berbagai aspek kehidupan anak didik, baik yang
menyangkut iman, ilmu maupun amalnya. Ini di lakukan karena umat Islam
memang di suruh untuk mempelajari, memahami, serta mengamalkan Islam
secara menyeluruh. Seperti firman Allah dalam Q.S. Al Baqarah ayat 208 :
ٌ ِ‫يَايُّهََأاالَّ ِذينََآ َمنُواا ْد ُخلُوافِيالس ِّْل ِم َكافَّةً َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َواتِال َّش ْيطَانِِإنَّهُلَ ُك ْم َعد ٌُّو ُمب‬
‫ين‬
artinya ;“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan.
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”.
3.Dan sebagai guru perlu mengedepankan sifat kasih saying dan rasa
hilim terhadap murid juga hendaknya bila menyuruh kepada hal yang baik maka
hendaklah denagan cara yang baik pula.
4.Prinsip objektivitas Objektif dalam arti bahwa evaluasi itu di
laksanakan dengan sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa
di pengaruhi oleh unsur-unsur subjektifitas dari evaluator
5.Valid. Prinsip ini sangatlah penting bagi pelaksanaan evaluasi, karena
perisip memberikan informasi yang benar. Sehingga tidak akan terjadi kesalah
pahaman mengenai pendidikan Islam.
6.Mendidik. Evaluasi ini di lakukan agar peserta didik belajar dan
pendidik juga mengajar dengan lebih baik.
7.Terbuka. Dalam prinsip ini, prosedur, kriteria, dan dasar pengambilan
keputusan penilaian terbuka bagi siapa saja.
8.Bermakna. Evaluasi yang di laksanakan harus memiliki arti dan
manfaat bagi peserta didik, guru, dan orang tua .

D.Tujuan Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau
nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses
yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang
diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil
yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh
karena itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan hasil belajar.

E.Fungsi Evaluasi
Kalau dilihat dari prinsip evaluasi yang terdapat dalam Al Qur’an dan
praktek yang dilakukan oleh Rosululloh SAW, maka evaluasi berfungsi sebagai
berikut:
1.Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam
problema kehidupan yang dihadapi (Qs. Al Baqoroh 155)
2.Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu
yang telah diaplikasikan Rosululloh kepada umatnya (Qs. An Naml 40)
Setiap perbuatan dan tindakan dalam pendidikan selalu menghendaki hasil,
Pendidik selalu berharap bahwa hasil yang diperoleh sekarang lebih memuaskan
dari hasil yang diperoleh sebelumnya. Untuk menentukan dan membandingkan
antar hasil satu dengan hasil yang lainnya diperlukan adanya evaluasi.

Seorang pendidik melakukan evaluasi disekolah mempunyai fungsi


sebagai berikut :
a)Untuk mengetahui peserta didik yang mana yang terpandai dan terbodoh
dikelasnya 
b)Untuk mengetahui apakah baha yang telah diajarkan sudah dimiliki peserta
didik atau belum
c)Untuk mendorong persaingan yang sehat antar sesame peserta didik
d)Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah
mengalami didikan dan ajaran
e)Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan
berbagai penyesuaian dalam kelas
f)Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk raport ijazah,
piagam dan sebagainya

Jenis-jenis Penilaian (Evaluasi)


1.Penilaian Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang
dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan progam dalam satuan
materi pokok pada suatu bidang study tertentu :
a.Fungsi
Untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan efisien
atau memperbaiki satuan atau rencana pembelajaran
b.Tujuan
c.Untuk mengetahui hingga dimana penguasaan peserta didik tentang materi
yang telah diajarkan dalam satu rencana atau satuan pelajaran 
d.Aspek-aspek yang dinilai
Yang dinilai ialah hasil kemajuan belajar peserta didik yang meliputi:
pengetahuan, ketranpilan, sikap terhadap materi ajar agama yang disajikan.
2.Penilaian Sumatif yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar
peserta didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran dalam satu caturwulan
semester atau akhir tahun.
a.Fungsi
Untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah mengikuti progam
pembelajaran dalam satu wulan atau semester
b.Tujuan
Untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah
melakukan progam pembelajaran dalam satu semester, akhir tahun suatu
progam pembelajaran pada suatu unit pendidikan tertentu
c.Aspek-aspek yang dinilai
Ialah kemajuan hasil belajar meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
penguasaan murid tentang materi pembelajaran yang diberikan.
d.Waktu pelaksanaan
Penilaian ini dilaksanakan sebelum peserta didik mengikuti proses pembelajaran
permulaan atau peserta didik tersebut baru akan mengikuti pendidikan disuatu
tingkat tertentu.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Evaluasi yang diterapkan pada masa rasulullah SAW adalah secara
langsung melihat tingkah laku para sahabat. Mendengarkan bacaan sahabat
tentang ayat-ayat al-qur’an, tanpa menggunakan buku catatan sebagaimana
sekarang ini. Bila belum sampai kepada ukuran yang diharapkan, Rasulullah
SAW memberikan penekanan dan penambahan materi, berupa nasihat, arahan
dan sebagainya.
Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau
nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses
yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang
diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil
yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh
karena itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis. 2002.  Ilmu Pendidikan Islam.  Jakarta. Kalam Mulia

Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju


Milennium Baru, Jakarta; PT Logis, 1999.
http://rachmadawati.blogspot.com/2012/12/fungsi-tujuan-dan-kegunaan-
evaluasi.html

http://insanicita.blogspot.com/2012/03/prinsip-prinsip-evaluasi-pendidikan.html

http://manbaululuumgs.blogspot.com/2012/05/hadits-tarbawi-evaluasi-
pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai