ADMINISTRASI PERKANTORAN
Buku ajar dalam bentuk modul yang relatif singkat tetapi komprehensif ini
diterbitkan untuk membantu para peserta dan instruktur dalam melaksanakan kegiatan
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Mengingat cakupan dari setiap bidang atau
materi pokok PLPG juga luas, maka sajian dalam buku ini diupayakan dapat membekali
para peserta PLPG untuk menjadi guru yang profesional. Buku ajar ini disusun oleh para
pakar sesuai dengan bidangnya. Dengan memperhatikan kedalaman, cakupan kajian, dan
keterbatasan yang ada, dari waktu ke waktu buku ajar ini telah dikaji dan dicermati oleh
pakar lain yang relevan. Hasil kajian itu selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan
demi semakin sempurnanya buku ajar ini.
Sesuai dengan kebijakan BPSDMP-PMP, pada tahun 2013 buku ajar yang
digunakan dalam PLPG distandarkan secara nasional. Buku ajar yang digunakan di
Rayon 115 UM diambil dari buku ajar yang telah distandarkan secara nasional tersebut,
dan sebelumnya telah dilakukan proses review. Disamping itu, buku ajar tersebut
diunggah di laman PSG Rayon 115 UM agar dapat diakses oleh para peserta PLPG
dengan relatif lebih cepat.
Akhirnya, kepada para peserta dan instruktur, kami sampaikan ucapan selamat
melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Semoga tugas dan
pengabdian ini dapat mencapai sasaran, yakni meningkatkan kompetensi guru agar
menjadi guru dan pendidik yang profesional. Kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan PLPG PSG Rayon 115 Universitas Negeri Malang, kami
menyampaikan banyak terima kasih.
Administrasi
Perkantoran
Penulis
Dra. Edwita, M. Pd
Dr. Rusilanti, M. Si
Dr. Supriyadi, M. Pd
Dr. Umasih
Penyunting
i
KATA PENGANTAR
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah
memenuhi prasyarat. Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilakukan oleh LPTK
yang terakreditasi dan ditetapkan pemerintah. Berdasarkan peraturan
pemerintah RI nomor 74 tahun 2009 tentang guru, pelaksanaan sertifikasi bagi
guru dalam jabatan dilakukan dengan dua cara yaitu uji kompetensi melalui
penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung bagi
guru dalam jabatan dilakukan dengan dua cara yaitu uji kompetensi melalui
penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung bagi
guru yang memenuhi persyaratan.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Tim
Penyusun modul bahan ajar PLG yang telah bekerja keras dengan penuh
dedikasi dalam menyempurnakan modul ini. Mudah-mudahan modul ini
dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan PLPG yang
akan berdampak pada peningkatan kompetensi guru sesuai amanat Undang-
undang.
Rektor
NIP. 1951031601987031001
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ................................................................................................................. i
PERISTILAHAN ................................................................................................. iv
Bab I Pendahuluan
A. Deskripsi ........................................................................................................ 1
B. Prasayarat ...................................................................................................... 2
B. Uraian Materi
A. Model Pembelajaran
iii
8. Model Pembelajaran PAKEM .............................................................. 65
PERISTILAHAN/GLOSSARY
iv
Afektif : Berkaitan dengan sikap, perasaan dan nilai
Pembelajaran : (1) Proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas);
v
Perangkat : Dokumen yang dibuat guru untuk mengimplementasikan
pencapaian tujuan pembelajaran pembelajaran,
terdiri dari: silabus, RPP, bahan ajar, media pembelajaran,
penilaian hasil belajar.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Kehadiran modul ini sebagai salah satu sumber belajar bagi guru peserta
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagaimana amanat dalam
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mengharuskan bahwa guru
profesional memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau Diploma
IV dan bersertifikat pendidik. PLPG merupakan salah satu pola yang
diselenggarakan untuk memenuhi guru yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan regulasi tersebut.
Sebagai salah satu sumber belajar diharapkan modul ini memberi pengayaan
secara substansial maupun pedagogik kepada guru-guru peserta PLPG,
sehingga selesai mengikuti program pelatihan kompetensi guru meningkat,
sehingga memungkinkan guru dapat mengubah paradigmanya dalam
pembelajaran di kelas yang dalam jangka tertentu dapat meingkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
Modul ini pada bagian awal memuat tentang Kebijakan Pengembangan Profesi
Guru dari sudut pandang akademik. Bahan ajar secara lengkap terkait dengan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru pada tahun 2012 telah ditulis dan
dikembangkan bersama oleh Tim Pusat Pengembangan Profesi Pendidik dengan
editor Prof. Dr. Sudarwan Danim. Pada bab-bab berikutnya dibahas tentang
Model-model dan Perangkat Pembelajaran yang ditulis dalam Bab III (Kegiatan
Pembelajaran I). Penguasaan dan pemilihan terhadap model-model
pembelajaran akan sangat membantu guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran di kelas tidak membosankan. Sudah
saatnya siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga paradigma
pembelajaran yang teacher oriented harus sudah mulai ditinggalkan. Dengan
menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif maka
pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan yaitu model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM). Demikian pula dengan atau tanpa pemberlakuan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), membuat perangkat
pembelajaran (silabus, RPP, pengembangkan bahan ajar, pembuatan media, dan
evaluasi) sudah melekat menjadi tanggung jawab dan kewajiban guru.
Bab IV Kegiatan Belajar 2 tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
yang dilakukan di kelas sebagai “pengobatan” atas masalah-masalah yang dapat
diamati di kelas terkait dengan proses pembelajaran. Dengan melakukan
penelitian di kelas bukan saja pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan, tetapi kemampuan guru dalam menemukan solusi atas
permasalahan pembelajaran dan pengembangan kreativitasnya dapat terwadahi.
Secara administratif guru juga akan memperoleh nilai tambah untuk
pengumpulan angka kreditnya yang dapat digunakan untuk kenaikan
pangkat/jabatan. Hal yang lebih jauh diharapkan tentunya mutu pembelajaran
meningkat kearah yang lebih baik.
Modul ini diakhiri dengan assessment, yang terdiri dari assessment untuk kegiatan
1, 2 dan kegiatan 3. Tujuan pembuatan Assesment adalah selain untuk memberi
latihan dalam menyelesaikan soal-soal juga member masukan atas keberhasilan
dalam mempelajari modul.
B. Prasyarat
Dalam mempelajari modul ini tidak memerlukan persyaratan secara spesifik.
Akan tetapi tidak ada salahnya jika para peserta pelatihan memahami dengan
baik terlebih dahulu dalam kaitannya dengan :
1. Regulasi penyelenggaraan PLPG
2. Teori-teori pembelajaran
3. Metodologi penelitian
4. Teknik penilaian.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Untuk memudahkan dalam mempelajari modul ini bacalah bagian-bagian
substansi kajian pada bagian awal dalam bab-bab yang tersedia sesuai dengan
materi yang diberikan instruktur. Kerjakan latihan-latihan yang disediakan pada
bagian bagian berikutnya, dengan terlebih dahulu mempelajari contoh-contoh
dan penjelasan pengerjaannya. Jika mengalami kesulitan, tanyalah pada
instruktur yang memberikan materi sesuai dengan kajiannya atau mencari dari
sumber belajar dan buku-buku lainnya yang relevan. Pada akhir kegiatan, anda
diminta untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang telah tersedia.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan para peserta PLPG dapat
meningkatkan kinerjanya menjadi guru yang professional sesuai dengan
tuntutan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang kualifikasi guru,
BAB II
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
A. Tujuan Antara
(Kompetensi yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah menyelesaikan satu kegiatan
belajar tertentu dalam modul)
B. Uraian Materi
1. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru
(.......................................)
b. Karakteristik Profesi
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 1, pengertian guru professional sebagai
berikut.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
1) Ciri Profesi
Menurut Ornstein & Lavine (1984), suatu pekerjaan dikatakan sebagai
profesi apabila memenuhi sejumlah ciri sebagai berikut:
a) melayani masyarakat, dan pekerjaan tersebut merupakan karier
yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama (sepanjang
hayat, tidak mudah berganti).
b) pekerjaan tersebut membutuhkan bidang ilmu dan keterampilan
yang khusus (tertentu), yang tidak semua orang dapat
melakukannya.
c) menggunakan hasil penelitian dan aplikasi teori ke dalam praktik.
d) membutuhkan pelatihan (pendidikan) khusus dalam waktu yang
panjang.
e) terkendali berdasarkan lisensi baku dan/atau memiliki persyaratan
khusus (izin) untuk menduduki pekerjaan tersebut.
f) otonomi dalam membuat keputusan dalam lingkup pekerjaannya.
g) menerima tanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang
diambilnya.
h) memiliki komitmen terhadap jabatan dan klien, khususnya
berkaitan dengan layanan yang diberikannya.
i) menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, dan
relatif bebas dari supervisi jabatan (dokter menggunkan tenaga
administrasi untuk mengelola data klien, sementara tidak ada
supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter).
j) mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesinya.
k) mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elit untuk
mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan
pekerjaan dokter dihargai dan diakui oleh IDI dan bukan oleh
departemen kesehatan).
l) mempunyai kode etik, sebagai pedoman dalam melaksanakan
layanan.
m) mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan dari
setiap anggotanya.
n) mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.
Ciri Utama
Ada tiga ciri utama yang harus dipenuhi oleh suatu jenis pekerjaan
untuk dikatakan sebagai profesi yaitu (1) Sebuah profesi mensyaratkan
suatu pendidikan atau pelatihan yang ekstensif sebelum memasuki
profesi tersebut. Pelatihan ini dimulai sesudah seseorang memperoleh
gelar sarjana; (2) Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual
yang signifikan. Pelatihan tukang batu, tukang cukur, dan pengrajin
lebih merupakan ketrampilan fisik. Sedangkan pelatihan akuntan,
engineer, dokter lebih didominasi oleh muatan intelektual; (3) Tenaga
yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada
masyarakat. Dengan kata lain profesi berorientasi kepada pemberian
layanan jasa untuk kepentingan umum daripada kepentingan sendiri.
Ciri Tambahan
Ciri tambahan adalah ciri yang kehadirannya tidak mutlak harus ada.
Jika ciri-ciri tambahan ini dipenuhi maka akan semakin memperkokoh
kualitas atau eksistensi profesi dari pekerjaan tersebut. Ada tiga yang
termasuk dalam katagori ciri tambahan, yaitu (1) Adanya proses
lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada banyak profesi namun tidak
selalu perlu untuk status profesional. Dokter diwajibkan memiliki
sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek. Namun pemberian
lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan sesuatu yang mutlak
sebagai syarat profesi; (2) Adanya organisasi profesi yang mewadahi
para anggotanya sebagai sarana komunikasi dan sarana perjuangan
untuk memajukan profesinya dan kesejahteraan anggotanya; (3)
Otonomi dalam pekerjaannya. Profesi memiliki otonomi atas
penyediaan jasanya dan tindakan-tindakan atas pengambilan
keputusan dalam profesinya. Kode etik juga merupakan ciri tambahan
dalam sebuah profesi. Kode etik disusun oleh organisasi profesi. Jadi
kehadirannya terkait dengan keberadaan organisasi yang juga masuk
dalam katagori ciri tambahan.
3. Kompetensi Guru
a. Profil Pendidikan Guru
Luangkanlah waktu anda sejenak saja untuk membayangkan peran
seorang guru di dalam masyarakat. Kita akan melihat hasil kerja guru
melalui orang-orang yang telah dididik oleh para guru. Mereka mampu
menciptakan arsitektur bangunan-bangunan menjulang tinggi,
memproduksi teknologi canggih, sebagai contoh nyata. Bukti hasil kerja
guru banyak dan begitu besar. Tentunya, disamping keberhasilan masih
banyak pula masalah yang perlu dibenahi, terutama masalah peran
pendidik dalam membangun mental bangsa yang sehat, membangun
karakter bangsa yang akan membawa kedamaian. Masalah ini berkaitan
dengan pendidikan, merupakan beban berat yang harus dipanggul oleh
para guru. Kekecewaan terhadap karya guru banyak pula didengar.
Perilaku guru yang tidak senonoh, korupsi yang terjadi di lingkungan
pendidikan, premanisme yang berkembang di sekolah.lantas, sosok guru
seperti apa yang dapat membantu negara mengatasi masalah yang sangat
kompleks dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan. Diharapkan
para guru sendirilah yang harus memikirkan kembali, bermenung sejenak
tentang dirinya dan profesi yang diembannya.
Mahmud Khalifah menuliskan (2009) tentang guru yang dirindukan:
“Guru adalah orang yang bersamudrakan ilmu pengetahuan. Ia adalah
cahaya yang menerangi kehidupan manusia, ia adalah musuh kebodohan,
dan penghapus kejahiliyahan. Ia juga mencerdaskan akal dan
mencerahkan akhlak.”
Begitu mulianya seorang guru dimata Khalifah, guru adalah orang yang
pantas mendapatkan penghormatan. Sungguh, orang yang mendidik
anak-anak dengan kesungguhan berhak untuk mendapatkan
penghargaan dan penghormatan. Terpujilah engkau guru seperti yang
dinyanyi anak-anak kita.
Bagaimana mungkin bisa menghasilkan output siswa yang baik jika yang
mengajar punya kualiatas kurang ?
Ciri khas dari orang yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab yang
tinggi:
c. Kompetensi Guru
Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1, butir c.
adalah sebagai berikut :
Para siswa tidak hanya belajar dari apa yang dikatakan guru, mereka juga
belajar dari totalitas kepribadian gurunya. Kepribadian guru yang tidak
efektif akan menghalangi pembelajaran yang efektif. Beberapa
kepribadian buruk guru yang sering ditemukan di sekolah, ditulis oleh
Sukadi, diantaranya;
Membangun Percaya Diri. Citra diri yang positif secara alamiah akan
membangun rasa percaya diri, yang merupakan salah satu kunci
sukses. Guru yang mempunyai citra diri positif tidak akan berlama-
lama menangisi nasibnya yang sepertinya terlihat buruk. Citra dirinya
yang positif mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang masih
dapat ia lakukan. Ia akan fokus pada hal-hal yang masih bisa
dilakukan, bukannya pada hal-hal yang sudah tidak bisa ia lakukan
lagi. Dari sinilah, terdongkrak rasa percaya diri orang tersebut.
Bagaimana caranya?
Setelah kita menyadari pentingnya memiliki citra diri positif, dan
manfaat memiliki citra diri positif, tentunya kita juga ingin tahu
bagaimana membangun citra diri yang positif. Berikut ini hal-hal yang
harus dilakukan untuk membentuk citra diri yang positif:
Persiapan
Salah satu cara membangun citra diri positif adalah melalui persiapan.
Dengan persiapan yang cukup, kita menjadi lebih yakin akan
kemampuan kita meraih sukses. Keyakinan ini merupakan modal
dasar meraih keberuntungan. Dengan melakukan persiapan, kita
sudah berhasil memenangkan separuh dari pertarungan. Persiapan
menuntun kita untuk mengantisipasi masalah, mencari alternatif
solusi, dan menyusun strategi sukses. Persiapan dapat diwujudkan
dengan mencari ilmu pengetahuan yang mendukung kita dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Berpikir Unggul
Untuk membangun citra diri yang positif, kita harus berpikir unggul.
Cara berpikir unggul seperti ini akan mendorong kita untuk
senantiasa berusaha menghasilkan karya terbaik. Mereka tidak akan
berhenti sebelum mereka dapat mempersembahkan sebuah
mahakarya. Semua ini dapat diraih guru jika selalu berpikir unggul.
Setiap kali akan berciptakarya , yang dipikirkan guru adalah
kemenangan atas keberhasilan belajar anak didiknya. Selalu berpikir
kreatif dan inovatif.
Belajar Berkelanjutan
Selain melalui persiapan yang tepat serta berpikir unggul, citra diri
positif juga bisa dibangun melalui komitmen pada pembelajaran
berkelanjutan. Hasil belajar akan membawa perubahan positif dengan
menambah nilai bagi orang yang berhasil mendapatkan pengetahuan
ataupun keterampilan baru, yang bisa dijadikannya modal untuk maju
meraih sukses. Tanpa semangat untuk senantiasa mengembangkan
diri, guru yang sudah memiliki citra positif bisa saja lalu kehilangan
citranya tersebut karena tidak dianggap ”unggul” lagi atau tidak
dianggap mampu menambah nilai bagi masyarakat sekitar melalui
karya-karya yangdihasilkannya.
2) Etika
Seringkali di dalam kehidupan sehari-hari kita mendengarkan
maupun menggunakan kata etika, etis, etiket, moral, maupun akhlak.
Berikut ini, akan dibahas tentang etika, moral dan akhlak secara
singkat. Dimulai dari pengertian tentang etika, macam dan hubungan
etika dengan moral, etiket dan akhlak, sehingga membawa kita pada
suatu pengertian “guru sebagai makhluk yang beretika dan berakhlak
mulia”.
Sebagai kita kita pahami etika adalah usaha manusia untuk memakai
akal budi dan daya fikirnya untuk memecahkan masalah hidup kalau
ia mau baik. Etika secara umum dikenal sebagai kesepakatan manusia
secara bersama-sama terhadap suatu norma yang jadi pedoman
berperilaku. Bagi pemeluk agama Islam cara berperilaku manusia
tidak boleh terlepas dari ajaran agamanya. Manusia berbuat bukan
hanya untuk kebahagiaan di dunia saja, melainkan juga untuk
kebahagiaan di akherat. Etika beragama di dalam agama Islam
disebut dengan akhlak. Perilaku umat Islam haruslah berpedoman
pada ajaran Alquran sebagai kitab suci dan cara pelaksanaan dalam
kehidupan sehari-hari mencontoh akhlak guru besar nabi Muhammad
SAW.
Sembilan kode etik guru ini kalau kita simak satu per satu sudah
mengandung nilai bagaimana menjadi guru yang profesional.
3) Etos Kerja
Etos kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau
suatu kelompok. Kalau dikaitkan dengan profesi guru, etos kerja guru
adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas guru dalam
menjalankan profesinya.
Sumber daya manusia yang berkualitas hanya akan didapat dari guru
yang memiliki berbagai kecerdasan tersebut. Guru yang berkualitas
akan terbentuk jika memiliki etos kerja yang tinggi. Menurut Jansen
Sinamo ada delapan etos kerja unggulan yang perlu dipahami, yang
dapat dikembangkan oleh guru dalam bertugas. Etos kerja tersebut
sebagai berikut:
a) Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku, aku sanggup bekerja
benar.
b) Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja
keras.
c) Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja
tulus.
d) Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku, aku sanggup bekerja
tuntas.
e) Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup
kerja kreatif.
f) Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdiaanku, aku sanggup bekerja
serius,
g) Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja
sempurna.
h) Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup
bekerja unggul
Etos juga dikenali sebagai kebiasaan, berbasis pada state of mind yang
berhubungan kegiatan produktif.
Komitmen adalah janji. Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri
atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita.
Menepati janji adalah salah satu pokok ajaran akhlak yang harus
dilaksanakan sebagai aktualisasi dari keimanan. Sewaktu diangkat
menjadi guru pegawai negeri ada komitmen yang diucapkan (diambil
sumpah) atas nama Tuhan dan ditandatangani sebagai bukti tertulis
kita berjanji. Apa yang terjadi setelah kita guru memulai dunia kerja,
janji tinggal janji. Komitmen sering terlupakan. Janji akan lebih
mengutamakan tugas Negara daripada kepentingan pribadi, sering
terbalik dalam pelaksanaannya. Beratnya kesalahan kita, kita berjanji
dengan Allah.
Sabar, adalah salah satu sikap terpuji yang terkait dengan kepribadian
guru. Menurut Ubaedi kesabaran dalam konsep agama Isalam
(Konsep Al-Quran) dimaksudkan untuk membuat manusia kuat
menghadapi hidup. Konsep bagaimana menghadapi realitas atau
menjalani praktek hidup.
Seperti yang kita alami, menjalani hidup ini ternyata tidak cukup
dengan memiliki keinginan yang baik, keinginan untuk menjadi orang
baik, atau menjadikan orang lain disekitar kita lebih baik. Setiap orang
memiliki keinginan untuk jadi baik, yang sering membuat kita tidak
nyaman adalah realitas. Realitas yang kita hadapi sering tidak sesuai
dengan harapan, bertentangan dengan keinginan atau yang telah
direncanakan. Ada realitas yang menuntut kita mencari solusi
“90% penyebab kegagalan manusia adalah kepasrahan terhadap realitas
.”(Washington Irvin)
“kesuksesan dilahirkan dari 99% kegagalan yang dipahami dengan sikap anti
menyerah,” (James Dison)
a) Kemampuan menunggu
b) Kemampuan mempertahankan
c) Kemampuan menjalankan
5) Empati
Makna Empati
Empati dalam bahasa Yunani diartikan sebagai “ketertarikan fisik”,
yang didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali,
mempersepsi dan merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran,
kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan
perasaannya. Seseorang yang berempati akan mampu mengetahui,
pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai
resonansi perasaan.
a) mulut cemberut
b) ringisan
c) mata berbinar-binar
d) irama suara
e) alis berkerut
f) senyum lebar
g) kelopak mata berat
h) nada suara melengking
i) cuping hidung mengembang
Guru harus kreatif jika di kelas yang diajarnya ada siswa yang ngobrol
dengan temannya. Tidak melihat ke depan, atau kalau ditanya tidak
menjawab. Teramati tidak semangat mengikuti pelajaran . Lakukan
interaksi dengan memberi umpan balik. Guru harus berusaha mencari
akar permasalahannya, jangan hanya focus menyelesaikan program
pembelajaran hari itu. Sikap empati yang tinggi dari guru akan
mampu mengatasi masalah belajar siswanya.
BAB III
MATERI PEMBELAJARAN 1
MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
A. Model Pembelajaran
1. Konsep Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran,
tentu diperlukan model-model mengajar yang dipandang mampu mengatasi
kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar
peserta didik. Modeldiartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalammelakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai:
(1) suatu tipe atau desain; (2)suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan
untuk membantu proses visualisasisesuatu yang tidak dapat dengan
langsung diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-
inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara sistematis suatu objek
atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja,
suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsidari suatu
sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil
agardapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya (Komaruddin,
2000:152).
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, model
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasukpenggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti tujuan penyusunan suatu
model baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai
pada tindakan. Kedua, model disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan model adalah pencapaian
tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilrtas dan sumber belajar semuanya diarahkan
dalam upaya pencapaian tujuan yang jelas yang dapat diukur
keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu
model.
Selain pendekatan, model, dan metode, terdapat juga istilah lain yang
kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik
dan taktik merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah
cara yang dilakukan seseorangdalam rangka mengimplementasikan suatu
metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau
metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual. Dari
penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu model pembelajaran
yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan;
sedangkanbagaimana menjalankan model itu dapat ditetapkan berbagai
metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru
dapat menentukan teknikyang dianggapnya relevan dengan metode, dan
dalam penggunaan teknik itu guru memiliki taktikyang mungkin berbeda
antara guru yang satu dengan yang lain.
2) Prinsip Komunikasi
Proses pernbelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi,
yangmenunjuk pada proses penyampaian pesan darr seseorang (sumber
pesan)kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan), Pesan
yang ingindisampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang
diorganisrr dan disusunsesuai dengan tujuan tertentu yang ingin
dicapai.Dalam proses komunikasiguru berfungsi sebagai sumber pesan
dan siswa berfungsi sebagai penerimapesan.
3) Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” rnerupakan salah satu
hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu
akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam
dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap
individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dalam
dirinya belum memiliki kesiapan.
Yang dapat kita tarik dari dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat
menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu
kitaharus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik
maupun psikis untuk menerima pelajaran, Jangan mulai kita sajikan
materi pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
4) Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya
berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian
dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium),
sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau
menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
1) Persiapan (Preparation)
2) Penyajian (Presentation)
3) Korelasi (Correlation)
4) Menyimpulkan (Generalization)
5) Mengaplikasikan (Aplication)
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri.
Pertama, model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalaui penjelasan
guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti
dari materi pelajaran itu sendiri.
2) Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik
interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan
interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru
untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah.
Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses
interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa
yang mempunyai kemampuan berbicara saja walaupun pada
kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang
dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkan peran
sebagai pengatur interaksi itu sendiri.
3) Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan datam menggunakan model
pembelajaraninkuiri adaiah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan
siswa untuk menjawabsetiap pertanyaan pada dasarnya sudah
merupakan sebagian dari proses berpikir.Oleh sebab itu, kemampuan
guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuirisangat diperlukan.
Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiapguru,
apakah itu bertanya untuk melacak, bertanya untuk
mengembangkankemampuan, atau bertanya untuk menguji.
5) Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala
sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan
kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkernbangan kemampuan
logika dan nalarnya.Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran
yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya.Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa.
b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan.
c) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada
suatu persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan
adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka teki itu.Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin
dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa
didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban
itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3) Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak
adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau
dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan
sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang
kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan
logis.
4) Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk mengkaji hipotesis yang diajukan. Dalam model
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
5) Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah
mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban atas jawaban yang
diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengajuan hipotesis.
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Konsep Dasar, Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari Model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Pertama, Model Pembelajaran Berbasis
Masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam
implementasi MPBM ada sejumlah kegiatanyang harus dilakukan siswa.
MPBM tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat,
kemudian menghafal materi pelajaran. Akan tetapi melalui MPBM siswa
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya
menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah. MPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci
dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada
proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif.
Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan
empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta
yang jelas.
c. Karakteristik MPPKB
Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk nengembangkan
kemampuan berpikir, MPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu
sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran melalui MPPKB menekankan kepada proses mental
siswasecara maksimal. MPPKB bukan model pembelajaran yang hanya
menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki
aktivitas siswa dalam proses berpikir. Hal ini sesuai dengan latar
belakang psikologis yang menjadi tumpuannya, bahwa pembelajaran itu
adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih
menekankan aktivitas fisik. Artinya, setiap kegiatan belajar itu
disebabkan tidak hanya peristiwa hubungan stimulus-respon saja, tetapi
juga disebabkan karena dorongan mental yang diatur otaknya. Berkaitan
dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi MPPKB
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara
mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama
guru. Artinya, guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu
yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi bagaimana
mereka mempelajarinya.
b. Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif
siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari secara
metoda apa yangakan digunakan.
c. Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini
guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan
antar bagian yang dipelajari.
d. Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa
manakala siswa dapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan
yang telah mereka miliki. Dengan demikian guru harus dapat
membantu siswa belajar dengan memperlihatkan bagaimana gagasan
baru berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
e. Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari.
Merespon dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas
secara fisik.
2) MPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara
terus menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu
diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir
siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu
siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
3) MPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi
yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi
hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan
penguasaan materi pembelajaran baru.
Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam
proses pembelajaran seperti yang dijelaskan pata tahap orientasi sangat
menentukan keberhasilan MPPKB. Pemahaman yang baik akan membuat
siswa tahu kemana mereka akan dibawa, sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar mereka.Oleh sebab itu, tahapan ini merupakan tahapan
yang sangat penting dalam implementasi proses pembelajaran. Untuk
itulah dialog yang dikembangkan guru pada tahapan ini harus mampu
menggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa.
2) Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami
pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok
persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru
mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap
pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang diangap relevan
dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah
selanjutnya guru rnenentukan bagaimana ia harus mengembangkan
dialog dan Tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.
3) Tahap Kontrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus
dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa.
Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini
guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang
memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai
dengan tema atau topik itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan
kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperoleh pada
tahap kedua. Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog
agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan.
Mengapa demikian? Sebab, pemahaman terhadap masalah akan
mendorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh sebab itu, keberhasilan
pembelajaran pada tahap selanjutnya akan ditentukan oleh tahapan ini.
4) Tahap Inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam MPPKB. Pada tahap
inilah siswa berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri, siswa
diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada
tahapan ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan.
Melalui berbagai teknik bertanya guru harus dapat menumbuhkan
keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap fakta
sesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang
meyakinkan, mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya
5) Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru
melaluiproses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat
menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran.
Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing agar siswa dapat
menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar
topik yang dipermasalahkan.Tahap akomodasi dapat juga dikatakan
sebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswa
diarahkan untuk mampu mengungkap kembali pembahasan yang
diangap penting dalam proses pembelajaran
6) Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan
dengan masalah yang disajikan. Tahap transper dimaksudkan sebagai
tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap
siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru
dapat memberikan tugas-tugasyang sesuai dengan topik pembahasan.
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL
menekankankepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,
artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara
langsung. Proses belajar dalamkonteks CTL tidak mengharapkan agar siswa
hanya mener.ima pelajaran, akantetapi proses mencari dan menemukan
sendiri materi pelajaran.
a. Asas-Asas CTL
CTL memiliki 7 asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran
denganmenggunakan model pembelajaran kontekstual. Seringkali asas ini
disebut jugakomponen-komponen CTL.
1) Konstruktivisme
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa
bisamengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan
danpengalaman. Mengapa demikian? Sebab, pengetahuan hanya
akanfungsional manakala dibangun oleh individu. Pengetahuan yang
hanyadiberikan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Atas
dasarasumsi yang mendasar itulah, maka penerapan asas
konstruktivismedalam pembelajaran CTL, siswa didorong untuk mampu
mengkonstruksipengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata
2) Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses
pembelajaran didasarkan pada pencarian dan peneluan melalui
prosesberpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta
hasildari rnengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.
Dengandemikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah
mempersiapkansejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi
merancang pembelajaranyang memungkinkan siswa dapat menemukan
sendiri materi yang harus dipahaminya
a) Merumuskan masalah
b) Mengajukan hipotesis
c) Mengumpulkan data
d) Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
e) Membuat kesimpulan
3) Bertanya
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap
individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru
tidakmenyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar
siswadapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat
penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing
dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang
dipelajarinya.
5) Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran
denganmemperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh
setiap siswa. Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara
mengoperasikansebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah
kalimat asing, dan lainsebagainya.
Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga
gurumemanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan.
Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL,
sebabmelalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang
teoretis abstrakyang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme
6) Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
yangdilakukan dengan cara menurutkan kembali kejadian-refleksi,
pengalaman belajar itu aKan aimasuKKan aaiam struKtur Kognitif siswa
yang padaakhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang
dimilikinya. Bisaterjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui
pengetahuan yangtelah dibentuknya, atau menambah khazanah
pengetahuannyaDalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL,
setiap berakhirproses pembelajaran, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untukmerenung atau mengingat kembali apa yang telah
dipelajarinya. Biarkansecara bebas siswa menafsirkan pengalamannya
sendiri, sehingga ia dapatmenyimpulkan tentang pengaiaman belajarnya.
a) Pendahuluan
i. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari
prosespembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan
dipelajari.
ii. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL :
(a) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan
jumlahsiswa
(b) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi,
misalnyakelompok 1 dan 2 melakukan observasi ke pasar
tradisional, dankelompok 3 dan 4 melakukan observasi ke pasar
swalayan
(c) Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal
yangditemukan di pasar-pasar tersebut
iii. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan
olehsiswa
b) Inti
Di lapangan
i. Siswa melakukan observasi ke pasar sesuai dengan pembagian
tugaskelompok
ii. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di pasar sesuai
denganalat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.
Di dalam kelas
LANGKAH KEGIATAN
a.
Kegiatan Siswa
b.
c.
a.
Kegiatan Guru
b.
c
a.
Interaksi Antar Siswa
b.
c
Interaksi Siswa dengan a.
Guru b.
c
Jenis Pertanyaan a.
atau Penugasan Yang b.
Dikerjakan Siswa c
Sumber Belajar Yang a.
Digunakan b.
c
a.
Lainnya: ….
b.
6) Diskusi kelompok
Pada tahap ini kembali ke kelompok masing-masing danmengidentifikasi
ciri-ciri PAKEMsecara lebih lengkap.
Anak usia TK dan SD lebih cepat lelah jika duduk diam dibandingkan
kalau sedangberlari, melompat, atau bersepeda Akan tetapi,dengan
belajar yang aktif, motorikhalus dan motorik kasar mereka akan
berkembang dengan baik. Melalui belajar aktifsegala potensi anak dapat
berkembang secara optimal dan memberikan peluang siswa untuk aktif
berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai pengetahuan. (Sowars,
2000: 3-10)
Unsur kedua dari PAKEM adalah kreatif. Kreatif artinya memiliki daya
cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. (Silberman, 1996: 9). Peran
aktif siswa dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang
kreatif, artinya generasi yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menurut Semiawandaya
kreatif tumbuh dalam diri seseorang dan merupakan pengalaman yang
paling mendalam dan unik bagi seseorang. Untuk menimbulkan daya
kreatif tersebutdiperlukan suasana yang kondusif yang menggambarkan
kemungkinan tumbuhnyadaya tersebut.(1999 : 66).
2) Landasan PAKEM
a. Landasan Yuridis
Landasan yuridis PAKEM adalah Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005:
Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1)
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada
rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar
sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser
dari satu aspek situasi ke aspeklain secara reflektif dan memandang
unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3)
Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan
benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan
aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan
hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume
zat cair,panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan
perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia
sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
i. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal
yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba,
dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan
bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan
yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih
faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
ii. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dariberbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum
ke bagian demi bagian.
iii. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang
secarabertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang
lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu
diperhatikan mengenai urutanlogis, keterkaitan antar materi, dan
cakupan keluasan serta kedalaman materi.
Pertanyaanya memiliki
Mengapa ibukota
Terbuka lebih dari satu jawaban
benar Indonesia Jakarta?
Pertanyaanya memiliki
Apa Nama ibukota
Tertutup hanya satu jawaban
Indonesia?
benar
5) Strategi Pembelajaan
a) Siswa belajar secara aktif
b) Siswa membangun peta konsep
c) Siswa menggali informasi dr berbagai media
d) Siswa membandingkan dan mensintesiskan informasi
e) Siswa mengamati secara aktif
f) Siswa menganalisis peta sebab akibat
g) Siswa melakukan kerja praktik
Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami
langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak
indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan. Hal yang
Harus Diketahui dan Diperhatikan Guru dalam Melaksanakan PAKEM.
Dalam dinyatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dipahami dan
diperhatikan guru dalam melaksanakan PAKEM. Hal-hal tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Memahami Sifat yang Dimiliki Anak
Anak memiliki berbagai potensi dalam dirinya. Diantaranya rasa ingin
tahudan berimajinasi. Dua hal ini adalah potensi yang harus
dikembangkan ataudistimulasi melalui kegiatan belajar mengajar.
Karena kedua hal tersebut adalah modal dasar bagi berkembangnya
sikap berpikir kritis dan kreatif.
Sikap berpikir kritis dan kreatif adalah kompetensi yang harus dimiliki
olehsiswa. Seperti dikemukakan oleh Jhonson salah satu komponen
dalam system pembelajaran yang ideal adalah berpikir kritis dan kratif.
Artinya siswa dapatmenggunakan tingkat berpiki yang lebih tinggi
secara kritis dan kreatif (2002:24).
Agar mampu berpikir kritis dan kreatif sifat rasa ingin tahu dan
berimajinasi yang sudah dimiliki anak perlu dikembangkan. Untuk
mengembangkan kedua sifat yang dimiliki anak tersebut secara
optimal perlu diciptakan suasana pembelajaran yang bermakna.
Suasana pembelajaran bermakna ditunjukkan di antaranya dengan
kebiasaan guru untuk memuji anak karena hasil karyanya atau
prestasinya. Kemajuan seperti apapun yang ditunjukkan oleh siswa
perlu dihargai oleh guru. Kemudian kebiasaan guru mengajukan
pertanyaan yang menantang atau yang bersifat terbuka juga langkah
tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tidak
kalah pentingnya adalah guru yangmendorong anak untuk melakukan
percobaan juga merupakan siswa yang subur untuk mengembangkan
kemampuan yang dimaksud.
B. Kompetensi Dasar
Mampu merancang dan melaksanakan PAKEM
C. Tujuan
1.Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu :
2.Membuat persiapan pembelajaran yang menerapkan
PAKEM
3.Melakukan Simulasi
4.Melakukan evaluasi dan produk mengajar
Langkah-langkah:
peserta mendapatkan scenario mengajar yang dipilih oleh
fasilitator pada saat modeling; Peserta mendiskusikan struktur
skenario dan pelaksanaannya (langkah-langkah pembelajaran,
sumber belajar, manajemen kelas, pajangan dan kompetensi )
Diskusi didampingi oleh fasilitator yang menjadimodel pada
kelompok itu.
Kerja Kelompok:
Siswa:
• Melakukan percobaan,
Guru memberi pengamatan,atauwawancara
kesempatan kepada • Mengumpulkan data/jawaban
siswa untuk danmengolahnya sendiri
mengembangkan • Menarik kesimpulan
keterampilan. • Memecahkan masalah, mencari
rumus sendiri
• Menulis laporan/hasil karya lain
dengan katakata sendiri
Guru memberi
kesempatan kepada Melalui:
siswa untuk
mengungkapkan • Diskusi
gagasannya sendiri • Lebih banyak pertanyaan terbuka
secara lisan atau • Hasil karya yang merupakan
tulisan. pemikiran anak sendiri
Guru mengaitkan
pembelajaran dengan • Siswa menceritakan atau
pengalaman siswa memanfaatkan pengalamannya
sehari-hari. sendiri.
• Siswa menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai pembelajaran
dan kemajuan belajar
siswa secara terus • Guru memantau kerja siswa
menerus. • Guru memberikan umpan balik
b. Implikasi PAKEM
Dalam implementasi pembelajaran PAKEM di sekolah mempunyai
berbagaiimplikasi yang mencakup:
a. Implikasi bagi guru
Pembelajaran aktif, kretaif, efektif, dan menyenangkan memerlukan
guruyang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman
belajar bagi anak,juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata
pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. Sebaliknya
pembelajaran yang berpusat pada guru harus dihindari. Adapun ciri-
ciri pembelajaran yang berpusat pada guru adalah menggunakan
buku paket, jawaban harus sama dengan guru, guru mendiktekan apa
yang harus dilakukan, guru memberi contoh, ceramah, hafalan.
Dampak dari pembelajaran yangberpusat pada guru adalah siswa
menjadi mahluk yang individualis, motivasi belajar siswa turun, siswa
kurang dapat bekerjasama, siswa pasif, guru kurangkreatif.
c. Metode Pembelajaran
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan. Siswa dapat dapat melakukan percobaan,
pengamatan,atau wawancara. Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri,menarik kesimpulan, memecahkan masalah,
mencari rumus sendiri, menulislaporan/hasil karya lain dengan
kata-kata sendiri.
d. Pengalaman Belajar
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Melalui diskusi, lebih
banyak pertanyaan terbuka, hasil karya merupakan pemikiran anak
sendiri.
Uraian/
Aspek temuan
Guru
Siswa
Kelas
Berbagai kendala selalu ada, akan tetapi dukungan pun tak kurang banyak
dalammenerapkan PAKEM. Berbagai pelatihan telah diikuti dan para
guru telahmelakukannyadi kelas masing-masing.
I. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti modul ini, diharapkan peserta:
a. Mampu menidentifikasi sifat-sifat PAKEM tertentu dalam
pembelajaranyang dilaksanakan
b. Mampu mengidentifikasi jenis pertanyaan yang efektif
c. Mampu mengorganisasikan kelas sesuai dengan tugas
pembelajaran
d. Mampu mengembangkan ide pembelajaran
Hasil
Refleksi
Diri*)
Aspek Indikator
Ya Tidak
Tersedia sudut
baca/perpustakaan dan
dimanfaatkan oleh guru dan
seluruh peserta didik.
Tujuan
Tujuan membuat program Pembelajaran :
1) Membuat rancangan kegiatan yang menarik
2) Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, menentukan
alat,sumber dan langkah-langkah pembelajaran yang bervariasi dengan
kompetensiyang dikembangkan
Alternatif
• bermain
melanjutkan kalimat
percakapan yang
belum selesai
diawali dari satu
kalimat kemudian
Percakapan dilanjutkan oleh
teman yang lainnya.
Rumpang • melengkapi
percakapan
rumpang
• menyusun
percakapan dengan
memperhatikan
ejaan
bermain acak
kalimat tanya-jawab
menyusun
Menyusun percakapan acak
Percakapan menyusun contoh
Acak percakapan lainnya.
melakukan
percakapan
Membaca
prosa/cerita pendek.
mengubah prosa ke
Alih Bentuk dalam bentuk
percakapan (dialog).
melakukan
percakapan/bermai
n peran
Matematika
Pertemuan ke : Ke-12
Indikator :
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan penyimpanan arsip dengan sistem abjad
2. Materi Pokok
Sistem pengelolaan arsip
Pertemuan ke-12
a. Pengertian sistem abjad
b. Peraturan mengindeks
c. Peralatan yang dibutuhkan dalam sistem abjad
d. Prosedur/langkah penyimpanan arsip sistem abjad
e. Prosedur/langkah penemuan kembali arsip sistem abjad
o Jujur
o Disiplin
o Kreatif
o Mandiri
o Rasa ingin tahu
o Komunikatif
o Peduli sosial
o Tanggungjawab
4. Metode Pembelajaran
Ceramah variatif, diskusi, dan simulasi
5. Strategi Pembelajaran
Pertemuan ke-12
KegiatanPembelajaran AlokasiWaktu
A. KegiatanAwal: 15menit
1. Pembuka dengan salam
2. Absensi
3. Motivasi
4. Apersepsi
5. Pemberitahuan tujuan pembelajaran
6. Pemberitahuan langkah-langkah pembelajaranyang akan
di lakukan
B. KegiatanInti 105menit
Eksplorasi:
1. Guru memastikanpersiapanbahanpembelajaran darisiswa.
2. Siswa mencari informasi prosedur penyimpanan arsip
sistem abjad
3. Guru menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
Elaborasi:
1. Guru menjelaskan pengertian sistem abjad.
2. Siswamemperhatikanpenjelasan guru mengenai
pengertian sistem abjad.
3. Guru menjelaskan peraturan mengindeks nama orang
dalam sistem abjad
a. Nama orang Indonesia
b. Nama orang Eropa dan sejenisnya
c. Nama orang Arab, Persia dan sejenisnya
d. Nama orang Cina, Korea, Vietnam, dan sejenisnya
e. Nama keluarga
f. Nama orang Jepang, India, Thailand, dan sejenisnya
g. Nama orang suci
h. Nama dengan tanda hubung
i. Nama dengan menggunakan gelar dan pangkat
j. Nama yang menggunakan singkatan
4. Siswa mempelajari peraturan mengindeks nama orang
dalam sistem abjad.
5. Guru menjelaskan peraturan mengindeks nama
badan/organisasi/lembaga dalam sistem abjad.
a. Nama badan yang menggunakan nama orang
b. Nama badan dengan bukan nama orang
c. Nama badan/instansi pemerintahan dan lembaga
negara
d. Nama badan pemerintahan daerah dan perguruan
e. Nama bank dan nama sekolah
f. Kata sandang “The”
g. Kata majemuk
h. Nama tempat yang ganda
i. Kepunyaan
6. Siswa mempelajari peraturan mengindeks nama
badan/organisasi/lembaga dalam sistem abjad.
7. Guru menyebutkan peralatan yang dibutuhkan untuk
menyimpan arsip sistem abjad.
8. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
peralatan yang dibutuhkan untuk menyimpan arsip
sistem abjad.
9. Guru menjelaskan prosedur/langkah-langkah dalam
penyimpanan arsip sistem abjad.
10. Siswa melakukanprosedur/langkah-langkah dalam
penyimpanan arsip sistem abjad pada contoh yang
tersedia.
11. Guru menerangkan prosedur/langkah-langkah dalam
penemuan kembali arsip sistem abjad
12. Siswa mempelajari prosedur/langkah-langkah dalam
penemuan kembali arsip sistem abjad.
Konfirmasi:
1. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan atas
pertanyaan seputar penyimpanan dan penemuan kembali
arsip dengan sistem abjad.
C. KegiatanAkhir 15menit
1. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi
dengan mengulas materi.
2. Latihan soal.
6. Sumber Pembelajaran
a. R, Endang Sri dkk. 2009. Modul Mengelola dan Menjaga Sistem
Kearsipan: Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Penerbit Erlangga:
Jakarta. Hal: 39-46.
b. Amsyah, Zulkifli. 1995. Manajemen Kearsipan. Penerbit PT Gramedia
Pusaka Utama: Jakarta. Hal: 22-38.
c. Dra. Reny Ratnawati Basyariah Amin. Pengarsipan Surat dan
Dokumen Kantor. Yudistira: Jakarta. Hal: 22-29
d. www. Blog Archive » kearsipan sistem abjad.htm
e. www.Mengimplementasikan-Sistem-Kearsipan.htm
7. Media Pembelajaran
8. Penilaian/ Evaluasi
a. Jenis Evaluasi : tes tertulis
b. Bentuk instrumen : essay dan praktik
NIP. NIP.
Lampiran-lampiran
LEMBAR KERJA 1
( KELOMPOK )
Kelas / Semester : XI / 1
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Kelompok : ______________________
Anggota : 1. __________________
2. __________________
3. __________________
LEMBAR KERJA 2
( Individu )
Kelas / Semester : XI / 1
Indeks Urutan
Nama Kode
Unit 1 Unit 2 Unit 3 Abjad
Adnan Buyung Nasution
Bill Clinton
Chun Dho Hwan
Yayasan Jend. Soedirman
BRI
Andrew the Baker
Nama : __________
No Absen : __________
LEMBAR PENILAIAN
LEMBAR PENILAIAN
a. Kelengkapan
Jika jawaban lengkap 4
Jika jawaban hampir lengkap 3
Jika jawaban setengah lengkap 2
Jika jawaban kurang lengkap 1
Jika peserta didik tidak menjawab 0
b. Kesesuaian
Jika jawaban sesuai 4
Jika jawaban hampir sesuai 3
Jika jawaban setengah sesuai 2
Jika jawaban kurang sesuai 1
Jika peserta didik tidak menjawab 0
c. Ejaan
Jika ejaan seluruhnya benar 2
Jika ejaan hampir seluruhnya benar 1,5
Jika ejaan setengah benar 1
Jika ejaan hanya sedikit benar 0,5
Jika ejaan tidak ada yang benar 0
a. Pengelolaan Kelas
Selama pembelajaran konvensional, meja dan kursi diatur menghadap ke
papan tulis dan“peserta didik” duduk berjajar. Dalam pembelajaran yang
menggunakan pendekatanPAKEM pengaturan tempat duduk peserta didik
disesuaikan dengan model pembelajaranyang akan dilaksanakan oleh guru,
misalnya pola tempat duduk berpasangan, pola tempatduduk dalam bentuk
”U” akan memudahkan peserta didik berinteraksi dan melakukan aksidalam
proses pembelajaran. Sebaiknya guru selalu mendesain pola tempat duduk
yangdisesuaikan dengan skenario pembelajaran yang dirancang dalam RPP
2) Tujuan
Tujuan Umpan Balik/Ketrampilan Bertanya bagi guru dalam mengajar
adalah
a) Menggali potensi peserta didik sebelum pembelajaran dilaksanakan
b) Meningkatkan kualitas pengembangan daya pikir, sikap, dan hasil
belajar pesertadidik
c) Melatih peserta didik berani mengemukakan pendapat
3) Cara Mengembangkan
Adi W. Gunawan (2003) dalam Genius Learning Strategy ,menyatakan cara
memberikan umpan balik yang benar sebagai berikut:
(1) Umpan balik harus bersifat korektif, guru dapat memberikan
jawaban penjelasan,tidak hanya jawaban yang salah tetapi apa
jawaban yang benar dan akurat serta bagaimana bisa mencapai
jawaban yang benar tersebut. Yang terpenting adalahproses berfikir
dibalik hasil jawaban yang salah maupun jawaban yang benar.
(2) Umpan balik harus diberikan pada waktu yang tepat, ajarkan materi
yang inginanda ujikan setelah itu murid langsung diminta
mengerjakan tes tanpa menunggujeda yang terlalu lama.
(3) Umpan balik harus spesifik dan mengacu pada satu kriteria tertentu,
umpan balikdidasarkan pada satu level pengetahuan atau keahlian
yang spesifik dengan cara membandingkan anak dengan dirinya
sendiri bukan dengan rekan atau murid lainnya.
(4) Murid memberikan umpan balik untuk diri mereka sendiri, murid
membuat catatan sendiri terhadap prestasi yang telah mereka capai
dan melakukan pembandinganantara prestasi terdahulu dengan
prestasi mereka saat ini.
Gambar Contoh Pemberian Bantuan dan Umpan Balik
c. Alat/MediaSumber Belajar
1) Pengantar
Fungsi utama alat peraga adalah untuk membantu menanamkan atau
mengembangkankonsep yang abstrak, agar peserta didik mampu
memahami arti sebenarnya dari konseptersebut. Dengan melihat,
meraba dan memanipulasi objek/alat peraga, peserta didikmemiliki
pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti suatu
konsep
2) Tujuan
Ada beberapa tujuan penggunaan alat peraga/media pembelajaran,
antara lain:
a) Untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran
b) Mempermudah pemahaman konsep
c) Memberikan pengalaman yang efektif bagi peserta didik dengan
berbagaikecerdasanyang berbeda.
d) Memotivasi peserta didik untuk menyukai pelajaran yang diajarkan
e) Memberikan kesempatan bagi peserta didik yang lamban berpikir
untukmenyelesaikan tugas dan berhasil.
f) Memperkaya program pembelajaran bagi peserta didik yang lebih
pandai.
g) Mempermudah abstraksi.
h) Efisiensi waktu.
3) Contoh Alat Peraga/Media Pelajaran
a) Mengelola Sistem Kearsipan (Untuk materi alat kearsipan)
K. Lembar Kerja
1) Pengantar
Lembar Kerja merupakan alat bantu pembelajaran agar peerta didik
melakukan prosespembelajaran. Disamping itu juga Lembar Kerja
merupakan alat atau petunjuk kegiatanyang akan dilakukan peserta
didik dalam proses belajar mengajar. Lembar Kerja jugamerupakan
petunjuk tertulis untuk membantu guru dalam memberi tugas
kepadapeserta didik agar peserta didik dapat menemukan sendiri.
2) Tujuan LK
a) Membelajarkan peserta didik dan mendorong untuk berdiskusi
b) Untuk membantu guru dalam pembelajaran
c) Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menguasai
kompetensi.
d) Membimbing peserta didik untuk menemukan konsep
e) Menyatukan tindakan dan tujuan dalam pembelajaran.
f) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam melakukan proses
pembelajaran
g) Meningkatkan daya cipta peserta didik
L. Pemajangan
1) Pengantar
Karya peserta didik sebagai perolehan belajar yang baik dipajang di
dalam ruang kelas. Pajangan ini dapat dilihat langsung oleh semua
peserta didik. Bentuknya bisa karya dua dimensi atau tiga dimensi.
Pajangan mencerminkan upaya yang dilakukan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang diharapkan, dan hasil suatu
pembelajaran yang dilakukan. Dengandemikian,pajangan mempunyai
dua sisi penting dalam pembelajaran. Di satu sisipajangan merupakan
salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang ditentukan. Di sisi lainnya, pajangan juga
dapat menjadi alat pemantau efektivitas proses pembelajaran.
2) Tujuan
a. Untuk penghargaan peserta didik yang berhasil membuat karya
b. Meningkatkan motivasi perserta didik yang telah berhasil
c. Untuk sumber belajar bagi peserta didik
d. Untuk memotivasi siwa agar senantiasa berkarya
3) Contoh Pajangan
2) Tehnik Penilaian
Banyak cara atau teknik yang dapat digunakan untuk melakukan
penilaian terhadap peserta didik. Pada dasarnya, teknik penilaian
tersebut adalah cara penilaian kemajuanbelajar peserta didik
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harusdicapai. Penilaian ini didasarkan pada indikator-indikator
pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih (kognitif,
afektif, dan psikomotor). Berdasarkan indikator-indikator ini dapat
ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah penilaian itu dilakukan
dengan tes (tertulis atau lisan), observasi, praktek, dan penugasan
secara individu atau kelompok.
8) Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik. Hasil kerja
ini disusunmenjadi sebuah portofolio. Jadi, potofolio merupakan
koleksi pribadi hasil kerjapeserta didik yang mencerminkan tingkat
pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan,dan pekerjaan terbaiknya.
Penilaian portofolio ini didasarkan pada kumpulan hasilkerja peserta
didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran.
9) Penilaian Diri (self assessment)
Pada prinsipnya, penilaian diri peseta didik menilai dirinya sendiri.
Peserta didikdiminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses, dan tingkatpencapaian kompetensi yang dipelajarinya
dalam mata pelajaran tertentu.Penilaiandiri melalui pengukuran
terhadap kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor
Biasanya, tiap butir soal bentuk pilihan ganda diberi skor 1 jika
jawaban benar danskor 0 jika jawaban salah. Perhitungan skor
yang diperoleh peserta didik untuk suatuperangkat tes pilihan
ganda sebagai berikut:
--------------------------------- x 10
Hal yang harus dicatat dalam buku Catatan Harian peserta didik
adalah kejadiankejadianyang menonjol, yang berkaitan dengan
sikap, perilaku, dan unjuk kerjapeserta didik, baik positif maupun
negatif. Yang dimaksud dengan kejadian –kejadianyang menonjol
adalah kejadian-kejadian yang perlu mendapat perhatian, atau
perlu diberi peringatan dan penghargaan dalam rangka
pembinaan peserta didik. Kejadian-kejadian yang menonjol
tersebut dapat berupa kejadian yang menyenangkan maupun
yang menyedihkan.
Data penilaian hasil kerja (produk) meliputi tiga tahap, yaitu tahap
persiapan,pembuatan (produk), dan penilaian (appraisal).
Informasi tentang data penilaianini diperoleh melalui cara holistik
atau cara analitik. Cara holistik guru menilai hasil kerja peserta
didik berdasarkan kesan keseluruhan dengan menggunakan
criteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala skor
0 – 10 atau 1 – 100. Cara penilaian analitik, guru menilai hasil kerja
melalui tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap
persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.
Skor hasil penilaian diri adalah skor yang diperoleh dari hasil
penilaian tentangkemampuan, kecakapan, atau penguasaan
kompetensi tertentu yang dilakukan olehpeserta didik sendiri.
Pada awalnya, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh
pesertadidik tidak dapat langsung dipercayai dan digunakan oleh
guru. Untuk itu, pada tarafawal, guru perlu melakukan langkah-
langkah telaahan terhadap hasil penilaian diripeserta didik.
Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam
data kuantitatif maupunkualitatif.
Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan
sebagai berikut:(1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di
sekolah secara akademik, fisik, sosial,dan emosional?; (2) Sejauh
mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?;
(3)Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai
dengan baik?; dan (4)Apa yang harus orang tua lakukan untuk
membantu danmengembangkan prestasianak lebih lanjut?
Rekap Nilai
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang
berisi informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta
didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu satu semester. Rekap
nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang
perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui
kapan peserta didik memerlukan remedial.
Bagian A: Pengantar
Kegiatan pada sesi ini diawali dengan pembukaan dari instruktur
membuka danmenyampaikan informasi yang berkait dengan isu
dalam kegiatan PAKEM.Kemudianmemberikan informasi tentang
pengalaman belajar apa yang akan dilaksanakan dalamsesi ini.
Mencari Informasi
Pengelolaan
kelas
No Kegiatan pembelajaran Alasan
Klas Klp indv
a) Guru
a) Guru lebih banyak memberi kesempatan anak untuk bekerja
(menemukansendiri,mengungkapkan pendapat dsb.);
b) Guru menciptakan pembelajaran yang menantang;
c) Guru mempergunakan berbagai media, metode, dan sumber
belajar, termasuk sumber belajar dan bahan dari lingkungan;
d) Guru memberikan tugas dan bantuan yang berbeda sesuai
dengan kemampuan siswa;
e) Guru mengelola kelas secara fleksibel (individu, kelompok,
pasangan) sesuai tugas yang diberikan untuk melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran.
b) Siswa
a) Siswa tidak takut bertanya;
b) Ada interaksi antara siswa untuk mmebahas dan memecahkan
masalah;
c) Siswa aktif bekerja;
d) Siswa dapat mengungkapkan dengan kata-kata sendiri;
e) Siswa melakukan kegiatan baca mandiri;
f) Siswa melakukan kegiatan proyek (teknologi sederhana, menulis
biograpi tokoh).
c) Kelas
a) Ada pajangan yang merupakan hasil karya siswa;
b) Pajangan dimanfaatkan sebagai sumber belajar;
c) Penataan tempat duduk memudahkan interaksi guru dengan
siswa, siswa dansiswa;
d) Ada penataan sumber belajar (alat bantu belajar, poster, buku)
yang dimanfaatkansiswa.
9. Lesson Study
a) Landasan Yuridis, teoritis dan empiris perlunya Lesson Study
1) Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan tercermin dari mutu SDM. SDM kita masih rendah
berarti mutu pendidikan pun masih rendah. Mengapa demikian?
Masyarakat beranganggapan bahwa keberhasilan pendidikan hanya
diukur oleh hasil tes. Apabila hasil nilai ujian nasional (UN) baik maka
dianggap sudah berhasil mendidik anak-anaknya. Atau kalau suatu
sekolah banyak meluluskan siswa ke perguruan tinggi melalui SPMB
maka dianggap sekolah itu pavorit dan banyak diserbu orang tua untuk
menyekolahkan anaknya. Rangking sekolah diurut berdasarkan nilai UN.
Akibatnya orang tua harus mengeluarkan uang ekstra untuk menitipkan
anaknya pada bimbingan belajar yang melakukan latihan menjawab soal-
soal UN atau SPMB, karena orang tua menginginkan anaknya diterima di
sekolah paforit atau perguruan tinggi top. Proses pembelajaran di dalam
kelas kurang mendapat perhatian dari orang tua dan dari pemerintah,
yang penting hasil UN (Ujian Nasional). Umumnya pembelajaran
dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah dihadapan
siswa sementara siswa mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya
hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa dengan
target tersampaikannya topik-topik yang tertulis dalam dokumen
kurikulum kepada siswa. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi
kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup
mandiri. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk
berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran. Proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu kecuali
guru itu sendiri. Kebanyakan pengawas dari dinas pendidikan belum
berfungsi sebagai supervisor pembelajaran di kelas. Ketika datang di
sekolah, pengawas memeriksa kelengkapan administrasi guru berupa
dokumen renpel (rencana pelajaran). Pengawas sangat jarang masuk
kelas melakukan observasi terhadap pembelajaran dan menjadi nara
sumber pembelajaran bagi guru di sekolah. Begitu juga kepala sekolah.
Kepala sekolah umumnya lebih mementingkan dokumen administrasi
guru, seperti renpel dari pada masuk kelas melakukan observasi dan
supervisi terhadap pembelajaran oleh seorang guru. Akibatnya guru
tidak tertantang melakukan persiapan mengajar dengan baik,
memikirkan metoda mengajar yang bervariasi, mempersiapkan bahan
untuk percobaan IPA di laboratorium. Ini berarti bahwa selama ini kita
kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran di dalam ruang
kelas. Semestinya, kita lebih memperhatikan proses pembelajaran dan
hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran. Secara
internasional, mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, sebagai
contoh dalam bidang MIPA, the Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS, 2003) melaporkan bahwa di antara 45 negara
peserta TIMSS, peserta didik SMP kelas 2 Indonesia berada pada urutan
ke-36 untuk IPA dan ke-34 untuk Matematika. Siswa-siswa Indonesia
hanya dapat menjawab soal-soal hafalan tetapi tidak dapat menjawab
soal-soal yang memerlukan nalar atau keterampilan proses. Proses
pembelajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik.
Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah
menjadi memperhatikan proses pembelajaran, sementara hasil tes
merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Seiring dengan
perkembangan IPTEK, pengetahuan guru harus selalu disegarkan.
Kegiatan seminar atau forum diskusi ilmiah merupakan media untuk
penyegaran pengetahuan guru baik materi subyek maupun pedagogi.
Sayangnya, tidak sedikit kepala sekolah yang tidak mengijinkan guru
untuk berpartisipasi dalam kegiatan seminar atau forum diskusi dalam
kegiatan MGMP. Seharusnya kepala sekolah mendorong bahkan
memfasilitasi guru agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
ilmiah, seperti seminar untuk menambah wawasan guru. Selain itu,
sedikit guru yang sudah memanfaatkan fasilitas ICT (Information
Communication Technology) di sekolah untuk meningkatkan
pengetahuan padahal fasilitas itu sudah masuk ke sekolah, seperti
komputer dan telpon. Sementara, sekolah mampu menyediakan dana
untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata.
2) Undang-undang Guru dan Dosen
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pada tahun 2005
pemerintah dan DPR RI telah mensahkan Undang-Undang RI Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang tersebut menuntut
penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru agar
guru menjadi profesional. Di satu pihak, pekerjaan sebagai guru akan
memperoleh penghargaan yang lebih tinggi, tetapi dipihak lain
pengakuan tersebut mengharuskan guru memenuhi sejumlah persyaratan
agar mencapai standar minimal seorang profesional. Pengakuan terhadap
guru sebagai tenaga profesional akan diberikan manakala guru telah
memiliki antara lain kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat
pendidik yang dipersyaratkan (Pasal 8). Kualifikasi akademik tersebut
harus „diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau
diploma empat“ (Pasal 9). Sertifikat pendidik diperoleh guru setelah
mengikuti pendidikan profesi (Pasal 10 ayat (1)). Adapun jenis-jenis
kompetensi yang dimaksud pada Undang-undang tersebut meliputi
„kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional“ (Pasal 10 ayat (1)). Berdasarkan hasil pertemuan
Asosiasi LPTK Indonesia, penjabaran tentang jenis-jenis kompetensi
tersebut sebagai berikut:
a) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Secara rinci kompetensi pedagogik
meliputi :
(1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial,
moral, kultural, emosional, dan intelektual.
(2) Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta
didikdan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya.
(3) Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik
(4) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
(5) Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang
mendidik
(6) Mengembangkan kurikulum yang mendorong
keterlibatanpeserta didik dalam pembelajaran
(7) Merancang pembelajaran yang mendidik
(8) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
(9) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran
Secara umum mutu pendidikan di negeri ini masih rendah tercermin dari
pringkat hasil TIMSS dan indek pembangunan manusia yang berada
pada posisi di bawah peringkat negara-negara tetangga kita di Asia
Tenggara. Oleh karena itu, tantangan bagi kita adalah bagaimana kita
dapat meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini. Mutu pendidikan
merupakan dampak dari keprofesionalan pendidiknya. Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP 19/2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan bagi pendidik
profesional. Namun demikian, untuk menjadi pendidik profesional
diperlukan usaha yang sistemik dan konsisten serta berkesinambungan
dari pendidik itu sendiri dan pengambil kebijakan. Melalui lesson study
sangat dimungkinkan meningkatkan keprofesionalan pendidik di
Indonesia karena lesson study merupakan model pembinaan profesi
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual
learning untuk membangun komunitas belajar.
Alasan mengapa lesson study menjadi popular di Jepang karena lesson study sangat
membantu guru-guru. Walaupun lesson study menyita waktu tetapi guru-guru
memperoleh manfaat yang sangat besar berupa informasi berharga untuk
meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Mutu kegiatan konaikenshu sangat
bervariasi bergantung pada kaliber leadership sekolah, mutu guru untuk
membangun, mempererat persabahatan diantara mereka, dan kemaunan mereka
dalam melaksanakan konaikenshu.
2) Perkembangan Lesson Study di dunia
The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS)
merupakan studi untuk membandingkan pencapaian hasil belajar
mathematika dan IPA kelas 8 (kelas 2 SMP). Penyebaran Lesson Study di
dunia pada tahun 1995 dilatarbelangi oleh TIMSS. Empat puluh satu
negara terlibat dalam TIMSS, Dua puluh dari empat puluh satu Negara
memperoleh skor rata-rata matematika yang signifikan lebih tinggi dari
Amerika Serikat. Negara-negara yang memperoleh skor matematika yang
lebih tinggi dari Amerika Serikat antara lain Singapura, Korea, Jepang,
Kanada, Francis, Australia, Hongaria, dan Ireland. Sementara hanya 7
negara yang memperoleh skor matematika secara signifikan lebih rendah
dari Amerika Serikat, yaitu Lithuania, Cyprus, Portugal, Iran, Kuwait,
Colombia, dan Africa selatan. Posisi pencapaian belajar matematika
siswa-siswa SMP kelas 2 di Amerika Serikat membuat negara itu
melakukan studi banding pembelajaran matematika di Jepang dan
Jerman. Tim Amerika Serikat melakukan perekaman video pembelajaran
matematika di Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat untuk dilakukan
analisis terhadap video pembelajaran tersebut. Pada waktu itu, Tim
Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat tidak memiliki sistem
untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sementara Jepang dan
Jerman melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara berkelanjutan.
Amerika Serikat selalu melakukan reformasi tapi tidak selalu melakukan
peningkatan mutu. Selanjutnya ahli-ahli pendidikan Amerika Serikat
belajar dari Jepang tentang Lesson Study. Sekarang Lesson Study telah
berkembang di sekolah-sekolah di Amerika Serikat dan diyakini Lesson
Study sangat potensial untuk pengembangan keprofesionalan pendidik
yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Selain itu,
Lesson Study juga telah berkembang di Australia.
Lesson Study dimulai dari tahap perencanaan (Plan) yang bertujuan untuk
merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat
pada siswa, bagaimana supaya siswa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi
dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan
dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan
diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, bagaimana menjelaskan
suatu konsep. Permasalahan dapat juga berupa pedagogi tentang metoda
pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau
permasalahan fasilitas, bagaimana mensiasati kekurangan fasilitas
pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan
pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran
dan lembar kerja siswa serta metoda evaluasi. Teaching materials yang telah
dirancang perlu diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Kegiatan
perencanaan memerlukan beberapa kali pertemuan (2 – 3 kali) agar lebih
mantap. Pertemuan-pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop
antara guru-guru dan dosen-dosen dalam rangka perencanaan pembelajaran
menyebabkan terbentuknya kolegalitas antara guru dengan guru, dosen
dengan guru, dosen dengan dosen, sehingga dosen tidak merasa lebih tinggi
atau guru tidak merasa lebih rendah. Mereka berbagi pengalaman dan saling
belajar sehingga melalui kegiatankegiatan pertemuan dalam rangka Lesson
Study ini terbentuk mutual learning (saling belajar).
Langkah ketiga dalam kegiatan Lesson Study adalah refleksi (See). Setelah
selesai pembelajaran langsung dilakukan diskusi antara guru dan pengamat
yang dipandu oleh kepala sekolah atau personel yang ditunjuk untuk
membahas pembelajaran. Guru mengawali diskusi dengan menyampaikan
kesan-kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya pengamat
diminta menyampaikan komentar dan lesson learnt dari pembelajaran
terutama berkenaan dengan aktivitas siswa. Tentunya, kritik dan saran untuk
guru disampaikan secara bijak demi perbaikan pembelajran. Sebaliknya,
guru harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat
dirancang kembali pembelajaran berikutnya. Pada prinsipnya, semua orang
yang terlibat dalam kegiatan Lesson Study harus memperoleh lesson learnt
dengan demikian kita membangun komunitas belajar melalui Lesson Study.
f) Karakteristik Lesson Study
Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan
idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama guru. Tipe lesson study yang
berkembang ada dua tipe yaitu:
1) Lesson Study berbasis sekolah
Jika lesson study yang dikembangkan berbasis sekolah, maka orang-orang
yang melakukannya adalah semua guru dari berbagai bidang studi di
sekolah tersebut serta Kepala Sekolah. Lesson study dengan tipe seperti ini
dilaksanakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar siswa menyangkut semua bidang studi yang diajarkan.
Karena kegiatan lesson study meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
refleksi, maka setiap guru terlibat secara aktif dalam ketiga kegiatan
tersebut. Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru
memperoleh kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah
pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan,
memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang
rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif
model pembelajaran yang dipilih, melaksanakan pembelajaran,
mengobservasi proses pembelajaran, mengidentifikasi hal-hal penting
yang terjadi dalam aktivitas belajar siswa di kelas, melakukan refleksi
secara bersama-sama atas hasil observasi kelas, serta mengambil pelajaran
berharga dari setiap proses yang dilakukan untuk kepentingan
peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran lainnya. Walaupun
lesson study tipe ini secara umum hanya melibatkan warga sekolah yang
bersangkutan, dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk melibatkan
fihak luar, misalnya para ahli dari universitas atau undangan yang
diperlukan karena kedudukannya.
Umpan Balik
Kompetensi Dasar
U Indikator
M
Materi Pembelajaran
P
N
Metode Pembelajaran
Media / Sumber
Model desain sistem pembelajaran berorientasi kelas antara lain model Gerlach
dan Ely (1980) seperti dikutip oleh Toeti Sokemato (1993, h. 18-21) langkah-
langkah model desain sistem pembelajaran Gerlach dan Ely adalah sebagai
berikut:
Secara visual model desain sistem pembelajaran Gerlach dan Ely digambarkan
seperti di bawah ini.
Penentuan
Strategi
Pengaturan
Penentuan Kelompok
Materi
Alokasi Evaluasi Hasil
Penilaian
Perilaku Awal Belajar
Waktu
Alokasi
Penyusunan Tempat
Tujuan Belajar
Pemilihan Sumber
Belajar
Analisis
Umpan Balik
Gambar Model DSP Gerlach dan Ely
Desain sistem pembelajaran Silabus dan RPP oleh teori ilmiah dengan harapan
produk yang dibuat guru realistik. Beberapa teori ilmiah itu adalah sebagai
berikut.
1) Sistem
Desain sistem pembelajaran disusun dengan menerapkan pendekatan sistem,
di mana setiap komponen berinteraksi dengan komponen lainnya dan saling
ketergantungan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Teori ini
berimplikasi kepada setiap komponen pembelajaran harus dikembangkan
untuk mencapai komponen tujuan pembelajaran. Apabila satu komponen
tidak dikembangkan dengan baik (konsisten dan memadai) akan
mengakibatkan kualitas akan menjadi rendah dan pengimplementasian di
lapangan terganggu.
Implikasi lain adalah melalui pendekatan sistem ini adalah setiap komponen
dapat segera diperoleh umpan balik dapat direvisi setiap saat. Hal ini
tampak dalam model sistem dari Filbeck yang menjelaskan bahwa sub sistem
(komponen sistem) saling berhubungan atau berintegrasi dalam menjalankan
fungsinya.
Dalam konsep belajar yang menjadi perhatian adalah proses belajar di dalam
internal siswa. Oleh karena itu, perubahan perilaku siswa tergantung
bagaimana siswa memproses perolehan pengalaman belajarnya di dalam
dirinya.
Implikasi dari teori ini, perancang pembelajaran harus dapat memanfaatkan
hal itu di dalam mengelola aktivitas belajar siswa selama berlangsungnya
proses belajar mengajar. Sebagai contoh dikatakan oleh B.F. Skinner tentang
prinsip belajar: "perilaku dapat dibentuk melalui proses penguatan". Atas
dasar teori ini perencanaan pembelajaran yang disusun guru, dapat
dituliskan pada komponen evaluasi pembelajaran dengan merencanakan
aktivitas belajar atau respon yang benar. Contoh lain adalah tentang motivasi
belajar dari Keller: "seseorang akan melakukan sesuatu kalau ia akan melihat
hasil yang memiliki nilai atau manfaat". Implikasi teori ini adalah guru
merencanakan pembelajaran pada bagian prosedur (urutan) pembelajaran
yaitu pendahuluan direncanakan dengan menjelaskan relevansi isi materi
pelajaran dengan dunia kerja, kegiatan pendidikan selanjutnya dan kegiatan
yang menunjang praktik.
3) Pembelajaran
Mengusahakan siswa belajar adalah tugas utama guru sebagai fasilitator
pembelajaran. Hal ini merupakan implikasi dari sifat teori pembelajaran
yaitu preskriptif (menyarankan bagaimana sebaiknya proses belajar
diselenggarakan).
b) Interpretasi data
Kegiatan tahap ini siswa diminta untuk melakukan:
(1) verifikasi (pengujian), data yang telah dikategorikan sesuai dengan
konsep yang diperoleh, dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan
verifikasi data.
c) Penerapan prinsip
Tahap ini merupakan aplikasi prinsip dan kesimpulan data yang
dirumuskan siswa dengan cara:
(1) mengajukan permasalahan baru.
(2) menjelaskan prediksi atau hipotesis, dan
(3) menjelaskan dasar teori untuk memperkuat argumen hipotesisnya.
Apabila model ini dikuasai guru langkah pembelajaran lebih bervariasi
dan paradigma belajar berorientasi siswa terjawab.
4) Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dari sender kepada receiver. Konsep
komunikasi dari Berlo yang disebut S - M - C- R, Source- Message- Channel -
Receiver menggambarkan betapa penting saluran penyampaian pesan yaitu
media. Implikasi dari teori ini, dalam perencanaan pembelajaran komponen
media menjadi sub sistem pembelajaran yang berfungsi untuk mengurangi
verbalisme dan dapat membantu pemahaman siswa dengan persepsi yang
sama.
Contoh:
(1) Guru menggunakan media realia untuk membelajarkan siswa
jurusan akuntansi yaitu bukti-bukti transaksi, dan
(2) Guru menjelaskan cara pembuatan burger dengan media realia
sayuran, mayones, roti burger dan beef burger.
Umum/Standar
Kompetensi/
Tujuan Kurikuler
Kompetensi
Standar Kompetensi
Atau
Tujuan Khusus Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Kompetensi Dasar
Khusus/Kompetensi
Indikator
Indikator
Kriteria Unjuk Kerja
Kriteria Untuk Kerja
c. Ranah Afektif
Krathwohl, Bloom & Maisa mengembangkan taksonomi tujuan yang
berorientasikan kepada perasaan atau afektif. Taksonomi ini
menggambarkan proses seseorang dalam mengenali dan mengadopsi
suatu nilai dan sikap tertentu yang menjadi pedoman baginya dalam
bertingkah laku. Krathwohl mengelompokkan tujuan afektif ke dalam
lima kelompok.
1) Menerima (receiving): mengharapkan siswa untuk mengenal,
bersedia menerima, dan memperhatikan berbagai stimulus. Dalam
hal ini siswa masih bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau
memperhatikan saja. Contoh: siswa bersedia mendengarkan
ceramah tentang etika profesi juru masak.
2) Menanggapi (responding): keinginan berbuat sesuatu sebagai reaksi
terhadap suatu gagasan, benda atau sistem nilai, lebih dari sekedar
pengenalan saja. Dalam hal ini siswa diharapkan untuk
menunjukkan perilaku yang diminta. Contoh: siswa bersedia
berlatih membuat laporan keuangan.
3) Menghargai (valuing): penghargaan terhadap suatu nilai merupakan
perasaan, keyakinan atau anggapan bahwa suatu gagasan, benda
atau cara berpikir tertentu mempunyai nilai. Dalam hal ini siswa
secara konsisten berperilaku sesuai dengan suatu nilai meskipun
tidak ada pihak lain yang meminta atau mengharuskannya. Contoh:
siswa dengan sukarela berpartisipasi dalam aksi penghematan
energi.
4) Mengorganisasikan (organization): menunjukkan saling
keterhubungan antara nilai-nilai tertentu dalam suatu sistem nilai,
serta menentukan nilai mana, yang mempunyai prioritas lebih
tinggi daripada nilai yang. Dalam hal ini siswa menjadi commited
terhadap suatu sistem nilai. Contoh: siswa akan mampu memilih
dari berbagai alternatif cara meningkatkan gizi masyarakat yang
sesuai dengan sistem nilai yang dimilikinya.
5) Mengamalkan (characterization): berhubungan dengan
pengorganisasian dan pengintegrasian nilai-nilai ke dalam suatu
sistem nilai pribadi. Hal ini diperlihatkan melalui perilaku yang
konsisten dengan sistem nilai tersebut. Pada tingkat ini siswa telah
mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang
lengkap dan meyakinkan, dan perilakunya akan selalu konsisten
dengan filsafat hidup tersebut. Contoh: siswa akan menghindari
sikap-sikap yang otoriter selama praktik kerja secara kelompok.
Mengamalkan
• Menggeneraal
Mengornisasi isasi sistem
kan nilai
• Mengkonsep • Menginter
Menghargai tualisasi nalisasi nilai
• Menerima • Merangkai dalam hidup
Menanggapi nilai sistem
• Mengikuti • Memihak
• Melibatkan pada nilai
• Memuaskan • Komitmen
Menerima pada nilai
• Menyadari
• Menampung
• Memperhatik
an
2. Struktur Prosedural
Dalam struktur ini kedudukan beberapa tujuan/kompetensi khusus
menunjukkan satu rangkaian pelaksanaan kegiatan/pekerjaan, tetapi
antar tujuan/kompetensi tersebut tidak menjadi prasyarat untuk
kompetensi lainnya.
3. Struktur Pengelompokkan
Pada struktur ini beberapa tujuan/kemampuan khusus yang satu
dengan yang lainnya tidak memiliki ketergantungan, tetapi harus
dimiliki secara lengkap untuk menunjang kemampuan berikutnya.
Tujuan Pembelajaran
Umum/
Kompetensi Umum
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 3
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 2
Tujuan Pembelajaran
Khusus/
Kompetensi Khusus 1
Bila dianalisis rumusan tujuan ini memiliki kriteria lengkap yaitu sebagai
berikut.
b. Materi Pembelajaran
Komponen materi pembelajaran pada sistem rancangan pembelajaran
merupakan salah satu isi pengalaman belajar, dirancang sebagai bahan kajian
yang disebut mata pelajaran. Hal ini dikemukakan dalam pasal 20 PP RI No
15 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, "setiap perencanaan
pembelajaran akan memuat antara lain materi ajar yang dikelola secara
sistematis setelah perumusan tujuan”. Tyler dalam model pengembangan
kurikulum menyebut dengan istilah merinci konten dan mengorganisasikan
konten. Sedangkan Reigeluth menyebut dengan istilah pengorganisasian isi
mata pelajaran.
Materi pelajaran adalah konten atau isi pelajaran yang diorganisasikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran/kompetensi ya ng dicapai peserta didik. Isi
pelajaran dalam perencanaan pembelajaran dirinci menjadi bagian-bagian
kecil agar memudahkan siswa untuk menyampaikan, mengolah, dan
menggunakannya kembali. Bagian-bagian kecil isi pelajaran disusun mulai
dari materi pokok (pokok bahasan/topik), kemudian sub materi pokok (sub
pokok bahasan/sub topik) dan terakhir adalah bahan ajar. Dengan demikian,
isi pelajaran menjadi konsisten dan memadai serta dapat
dipertanggungjawabkan dari segi ontologi, epistimologis, dan aksiologi.
1) Pengaturan Horizontal
Penataan isi secara horizontal berhubungan dengan keluasan dan
kedalaman isi pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini dilakukan
untuk menghindari pengulangan materi pelajaran.
2) Pengaturan Vertikal
Penataan isi pelajaran vertikal berhubungan dengan muatan dan
kesinambungan yaitu penyajian menggambarkan kontinuitas sesuai
kebutuhan siswa dan tuntutan keilmuan. Hal ini dilakukan untuk
menjamin keberlangsungan isi pelajaran dari konkrit menuju abstrak, dari
sederhana menuju rumit, dari khusus menjadi umum, dari umum menjadi
khusus, dan lain-lain. Dengan demikian isi pelajaran ditata secara
bertahap sesuai dengan perkembangan dan kesiapan peserta didik serta
berkelanjutan.
Contoh:
a) Tujuan pembelajaran khusus/kompetensi dasar
Siswa kelas X terampil memotret dengan tiga teknik pencahayaan
tanpa salah bila tersedia lampu photo studio dan kamera photo tipe
FM 10.
b) Materi pembelajaran
Memotret dengan teknik pencahayaan.
c) Isi pelajaran diatur dalam format peta konsep.
Memotret dengan
teknik pencahayaan
Empat tipe isi pelajaran seluruhnya atau sebagian dapat terkandung di dalam
materi pokok, dan biasanya terkait satu dengan lainnya.
Contoh:
Materi pokok : Kebutuhan pokok dalam ekonomi
Fakta : manusia mempunyai kebutuhan akan makan,
pendidikan, rumah, dll.
Konsep : definisi kebutuhan teori kebutuhan
Prinsip : kebutuhan yang bersifat utama, penting dan segera harus
menjadi prioritas.
Prosedur :usaha perdagangan wiraswasta, bekerja dalam
pemerintahan
c. Strategi Pembelajaran
Tidak ada satupun strategi pembelajaran yang jitu untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran/kompetensi. Mengapa? Karena keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran/kompetensi tergantung kepada banyak
faktor antara lain tipe isi pelajaran, tempat proses pembelajaran berlangsung
atau dari pelaksana pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, unit ini
sebaiknya Anda cermati dengan seksama.
Pembelajaran merupakan proses mengupayakan peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran/kompetensi yang telah ditetapkan atau kegiatan
memfasilitasi peserta didik berinteraksi dengan lingkungan sehingga
diperoleh pengalaman belajar. Upaya dan kegiatan ini direncanakan oleh
guru di dalam komponen strategi pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran dapat dilaksanakan.
Strategi pembelajaran oleh sebagian ahli diidentikkan dengan sebutan
metode pembelajaran atau pendekatan dalam membelajarkan. Metode
pembelajaran oleh Reigeluth didefinisikan adalah cara-cara yang berbeda
dalam mencapai hasil belajar. Cara-cara tersebut dapat meliputi bagaimana
materi pembelajaran disampaikan kepada peserta didik, dan atau bagaimana
peserta didik dapat menerima materi pembelajaran serta bagaimana peserta
didik merespon masukan dari peserta didik lainnya. Berdasarkan definisi ini,
strategi pembelajaran meliputi langkah pembelajaran, media dan interaksi
belajar mengajar.
Ahli Teknologi Pendidikan Yusufhadi Miarso mendefinisikan strategi
pembelajaran sebagai pendekatan menyeluruh dalam pembelajaran berupa
pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar
tertentu. Berdasarkan definisi ini maka pembelajar dapat merencanakan
pencapaian tujuan pembelajaran atas dasar teori belajar behavioristik,
humanistik, konstruktivistik atau teori dari ahli pembelajaran lainnya
disesuaikan dengan perkembangan kognitif dan lingkungan sosial budaya
siswa.
Dengan demikian, strategi pembelajaran akan dapat bersifat spesifik. Sebagai
contoh guru menganut pada falsafah pilar belajar dari UNESCO maka
pembelajar dapat merencanakan kegiatan pembelajaran dengan tahapan
berikut.
1) Learning to know siswa mempelajari konsep
2) Learning to do. siswa membuktikan konsep dengan eksperimen, observasi
dan lain-lain.
3) Learning to live together. siswa diminta memecahkan masalah secara
berkelompok
4) Learning to be siswa memantapkan konsep yang telah diketahui secara
berkelompok dengan refleksi.
Dengan teori belajar ini siswa bukan hanya mendengar atau melihat, juga
melakukan sehingga pengalaman belajarnya menjadi berkualitas.
Kedua contoh pandangan tersebut sejalan dengan definisi strategi
pembelajaran yang dikemukakan oleh Seels dan Richey yaitu spesifikasi
untuk memilih dan mengurutkan proses belajar atau kegiatan-kegiatan
pembelajaran dalam suatu pelajaran.
Tujuan Pembelajaran
Strategi Strategi
Pembelajaran Pembelajaran
Materi Pembelajaran
METODE
Pada sub kegiatan belajar ini akan diuraikan beberapa jenis strategi
pembelajaran yang sangat berkaitan erat dengan bagaimana proses belajar
direncanakan, sehingga tujuan pembelajaran/kompetensi dapat dicapai
secara optimal. Strategi pembelajaran dilihat dari subjek yang belajar (siswa)
dan yang membelajarkan (guru). Dalam hal ini Percival dan Ellington
menjelaskan kedua hal tersebut sebagai berikut.:
1) Strategi pembelajaran Berpusat kepada Guru. Strategi ini hampir seluruh
kegiatan belajar mengajar dikendalikan penuh oleh guru. Guru
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada para siswa baik untuk tingkat
pokok bahasan/materi pokok maupun tingkat silabus/mata
pelajaran/tema. Sangat terikat kepada waktu terjadwal dan banyak
menggunakan metode ceramah. Siswa dituntut menyesuaikan cara
belajarnya dengan keputusan proses pelaksanaan pembelajaran yang
diambil oleh guru. Akibatnya kebutuhan/potensi siswa secara individual
yang berbeda kurang diperhatikan atau tidak terlayani.
2) Strategi pembelajaran Berpusat pada Siswa. Strategi ini kegiatan
pembelajaran lebih ditekankan pada aktivitas belajar siswa. Guru
berperan sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran. Siswa
mempunyai tanggung jawab terhadap keseluruhan aspek belajarnya.
2) Orkestrasi Isi
Strategi ini merupakan langkah menyajikan materi pembelajaran yang
dapat direncanakan oleh guru sehingga proses pelaksanaan pembelajaran
berhasil. Kegiatan yang harus direncanakan adalah:
a) Penyajian prima
Artinya guru menyampaikan isi pelajaran dengan menggunakan
keterampilan mengajar mulai dari tahap pendahuluan, inti, dan
penutup. Selain itu kemampuan berkomunikasi baik verbal (volume,
kejelasan, kecepatan, jeda, tulisan) maupun nonverbal (ekspresi,
kontak mata, gerakan tubuh pakaian, posisi berdiri, cara bersolek)
sangat menentukan penyajian materi pembelajaran menjadi prima.
b) Interaksi belajar mengajar secara elegan
Motivasi belajar, keterampilan belajar bagaimana belajar dan
keterampilan hidup dan kecakapan sosial harus dibangun pada saat
penyajian materi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa mencapai
tingkat penguasaan 90%.
2) Sistem sosial
a) Mengkondisikan belajar dengan situasi masalah.
b) Menunjukkan perlunya penelitian untuk mengatasi masalah.
c) Memberikan reaksi pada perilaku siswa dengan informasi yang tepat.
d) Membantu siswa merumuskan inti masalah penelitian.
e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan
melaksanakan penelitian.
3) Prinsip reaksi
a) Membantu siswa untuk bersedia menyelesaikan penelitian.
b) Memelihara emosi siswa untuk dapat bersifat terbuka terhadap
informasi baru dari siswa lainnya.
c) Mengendalikan proses penelitian sesuai dengan prosedur yang
sebenarnya.
4) Sistem bantuan
a) Menyediakan bahan, dan sumber-sumber belajar.
b) Informasi-informasi yang mendorong pentingnya penelitian berfungsi
sebagai penguatan seperti poster-poster, kata-kata yang bersifat
membangun chart proses penelitian.
c) Dorongan guru sebagai fasilitator.
3) Tahap evaluasi
Evaluasi dilakukan secara berkala pada setiap pergantian pokok bahasan.
Pada tahap ini dilakukan evaluasi secara menyeluruh baik terhadap
proses maupun hasil yang dicapai. Bobot evaluasi hendaknya diberikan
lebih besar kepada aktivitas kelompok. Dengan kata lain, evaluasi
dilakukan berdasarkan kinerja kelompok secara keseluruhan, bukan
berdasarkan kinerja siswa secara individual. Meskipun pada akhirnya tes
akan diberikan secara individual dalam bentuk ujian akhir dan nilai
siswa itu bersifat individual, namun bobot tes untuk kelompok. Ini
dimaksudkan untuk mendorong para siswa agar senantiasa terlibat
dalam proses kelompoknya dan berkompetisi dengan kelompok lain.
2) Pelaksanaan
a) Menginformasikan tujuan studi lapangan.
b) Membagikan bahan tugas dan instrumen.
c) Mengobseruasi ke lapangan.
d) Memonitoring kesulitan yang dialami siswa.
e) Menyusun laporan.
f) Mempresentasikan laporan.
3) Penutup
a) Memberi umpan balik.
Tabel Strategi Pembelajaran Beberapa Ahli
Tujuan dari
Ide Sintesis Kreasi
ahli
• Gagne • Peristiwa 1. Persiapan
• Dick Carey pembelajaran 2. Pelaksanaan
• Joyce & Weil • Strategi 3. Evaluasi
pembelajaran
• Slavin
• Model
pembelajaran
• Pembelajaran
kooperatif
d. Evaluasi Pembelajaran
Kata evaluasi pada tulisan ini diidentikkan dengan kata penilaian yaitu
proses kegiatan mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian tujuan.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai peserta didik setelah
diberikan perlakuan dengan alat ukur tertentu. Kemampuan tersebut
meliputi:
1) Kemampuan berpikir (cognitive) terdiri dari mengingat (C-1),
mengerti(C-2), memahami (C-3), menganalisis (C-4), menilai (C-5) dan
mencipta (C-6);
2) Kemampuan mengadopsi suatu nilai dan sikap (Affective) terdiri dari
menerima
(A-1), menanggapi (A-2), menghargai (A-3),
mengorganisasikan/mengatur diri (A-4), dan mengamalkan/menjadikan
pola hidup (A-5); dan
3) Kemampuan gerakan otot (psychomotor) terdiri dari meniru (p-1),
menerapkan/menggunakan/manipulasi (p-2), memantapkan/ ketepatan
(p-3), merangkai/artikulasi (p-4) dan naturalisasi (P-5).
TPK/Sub
Kompetensi/ Penilaian
Kompetensi
Khusus/
Kompetensi
Dasar
Batas lulus
minimal
60% - 100%
Jenis tagihan dapat ditinjau dari aspek tugas individu atau tugas kelompok,
aspek proses atau produk aspek lingkup penilaian formatif, sub sumatif atau
sumatif, aspek ulangan harian; serta ulangan umum bersama semester atau
ujian akhir.
Tagihan adalah apa yang harus dilakukan/dikerjakan siswa atau perilaku
siswa yang akan diukur, dengan menggunakan berbagai alat penilaian.
Dalam hal ini Suharsimi menyebut dengan istilah obyek evaluasi.
Berbagai alat penilaian di bawah ini dapat digunakan dalam membantu
realisasi pengukuran tagihan seperti yang dikemukakan Depdiknas dalam
Sistem Penilaian Kelas.
1) Penilaian Tertulis
a) Menggunakan tes tertulis dengan ragam soal kemampuan kognitif dan
pengetahuan keterampilan berbentuk pilihan ganda, benar-salah,
uraian atau lainnya.
b) Butir soal adalah pertanyaan, pernyataan atau tugas-tugas yang harus
dilakukan.
2) Penilaian Penampilan/Kinerja
a) Menggunakan tes praktik dengan ragam soal kemampuan
aplikasi/keterampilan berbentuk rating scale atau checklist.
b) Butir soal adalah kinerja/perbuatan yang didemonstrasikan oleh
siswa.
Misal:
i. Siswa diminta untuk berpidato dengan kemampuan ekpresifisik,
suara dan verbal.
ii. Siswa diminta untuk berpidato dengan sistematika membuka,
menyajikan dan menutup.
3) Penilaian Portofolio
a) Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan hasil kerja
dalam waktu tertentu melalui penilaian diri dan kuesioner.
b) Butir soaladalah dokumen/hasil kerja siswa/koleksi pekerjaan yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran. penilaiannya dapat dibedakan
dari portofolio kerja, portofolio dokumentasi, dan portofolio
pertunjukkan
4) Penilaian Sikap
a) Menggunakan nontes dengan ragam soal kemampuan siswa dalam
menilai terhadap objek, orang atau masalah tertentu. Kemampuan, ini,
terdiri dari afeksi.(perasaan), kognisi (kepercayaan/keyakinan) dan
konasi (kecenderungan berbuat). Alat penilaiannya adalah skala sikap
dari Likert, observasi (daftar cek).
b) Butir soal adalah perilaku afeksi, kognisis, atau konasi (dapat berdiri
sendiri atau gabungan).
Misal:
Kebijakan tentang pembuangan sampah dengan kompetensi siswa
mampu menerima peraturan kesehatan lingkungan.
Komponen pengembangan/pokok
2) Format Matrik 2
SILABUS
Nama Sekolah : ………………………………………….
Komponen identitas
Mata Pelajaran : ………………………………………….
Kelas/Semester : ………………………………………….
Sumbe
Standar Kompete Kegiatan
Materi Alokasi r
Kompete nsi Indikator Pembelaja Penilaian
Pokok Waktu Bahan/
nsi Dasar ran
Alat
…… …… …… …… …… …… ……
Komponen pengembangan/pokok
3) Farmat Naratif
SILABUS
Nama Sekolah : ………………………………………….
Mata Pelajaran : ………………………………………….
Komponen identitas
Kelas/Semester : ………………………………………….
1. Standar Kompetensi : ….
2. Kompetensi Dasar : ….
3. Materi Pokok : ….
4. Indikator : ….
Komponen pengembangan/pokok
5. Kegiatan Pembelajaran :….
6. Penilaian : ….
7. Alokasi Waktu :….
8. Sumber/Bahan/Alat :….
SILABUS
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : …..
2) Menulis dan mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Sebelum menuliskan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD) terlebih dahulu mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada standar isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di
S1
b) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran;
c) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar
mata pelajaran.
SILABUS
Contoh:
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Mengelola Sistem Kearsipan
Kelas/Semester : V/1
Standar Kompetensi : Mengelola Sistem Kearsipan
Sumber
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi /Bahan/
Indikator Penilaian
Dasar Pokok Pembelajaran Waktu
Alat
1. Merencanakan
kebutuhan
bahan dan alat
kearsipan
Kegiatan Sumber
Kompetensi Materi Alokasi
Pembe Indikator Penilaian /Bahan/
Dasar Pokok Waktu
lajaran Alat
1. Merencanakan Pengertian
kebutuhan arsip dan
bahan dan kearsipan
alat kearsipan Ruang
lingkup
arsip
Analisis
kebutuhan
bahan dan
alat
Kriteria indikator:
a) Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa
b) Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
c) Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills)
d) Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh
(kognitif, afektif, dan psikomotor).
e) Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan
f) Dapat diukur/dapat dikuantifikasi
g) Memperhatikan ketercapaian standar lulusan secara nasional
h) Menggunakan kata kerja operasional (terlampir)
i) Tidak mengandung pengertian ganda (ambigu).
6) Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian untuk memperoleh menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian
pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
prosentase pemenuhan indikator. Berdasarkan pada PP Nomor 19 tahun
2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas. Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan
non tes. Penilaian dengan tes bentuk tertulis, lisan dan perbuatan
(praktik). Adapun penilaian dengan non tes dapat dilakukan dengan
pengamatan, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,
proyek dan/atau produk" Dalam rangka mendukung pelaksanaan
penilaian yang bermakna dapat dilengkapi portofolio untuk masing-
masing anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah
sebagai berikut:
a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
c) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar
yang telah dikuasai dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan peserta didik,
d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya, program
remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah
kriteria ketuntasan minimal, dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil observasi lapangan yang
berupa informasi yang dibutuhkan.
f) Penilaian dapat dilakukan secara: Tes tertulis, lisan, unjuk kerja,
penugasan, produk, kinerja, dan pengamatan.
7) Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman,
tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar" Alokasi
waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu
rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang beragam. Alokasi waktu termasuk alokasi penilaian yang
terintegrasi dalam pembelajaran.
8) Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Contoh :
Silabus untuk SMK Keahlian Administrasi Perkantoran
Nama : SMK “X”
Mata Pelajaran : Keadilan Administrasi Perkantoran
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Siswa SMK “X” Kelas XI Semester 1 Mampu Bekerja Dalam Satu Tim
____________________ ______________________
f. Prosedur Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai KD. setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Perangkat bahan ajar modul dan LKS ini disusun, sejalan dengan kondisi satuan
pendidikan dari berbagai aspek yang berbeda, sehingga modul dan LKS harus
disusun oleh guru.
Sumber belajar bahan (perangkat lunak) modul dan LKS merupakan satu
kesatuan dengan desain pembelajaran yang Anda kembangkan. Sebagai sistem
pembelajaran, bahan ajar yang akan dikembangkan saling terkait dengan
komponen lain dalam berproses mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Ketiadaan komponen sumber belajar bahan akan mengakibatkan kegagalan
dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Pengembangan sumber belajar bahan yang dirancang oleh guru terkait dengan
pengolahan isi pelajaran dan aktivitas belajar siswa. Pengolahan isi pelajaran
atau pengetahuan yang akan dipelajari siswa dapat dirancang dalam bentuk
bahan ajar modul dan lembar kerja siswa (LKS).
Bahan ajar adalah isi pelajaran dari suatu bidang ilmu yang disajikan dan
dikemas dalam bentuk cetak atau non cetak. Bahan ajar seperti modul dan LKS
yang sengaja dirancang sebagai sumber belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dilakukan melalui tahap perancangan dan tahap pengembangan
materi. Tahap produksi evaluasi dapat dilakukan oleh pihak lain (tenaga
khusus). Tahap perancangan, guru harus menyusun garis besar isi modul dari
jabaran isi modul/LKS. Sedangkan tahap pengembangan, guru harus
mengimplementasikan jabaran isi modul/LKS sesuai sistematika penulisan dan
prinsip-prinsip yang berkaitan dengan keakuratan disiplin ilmu pengetahuan,
bahasa dan ilustrasi.
a) Pengembangan Bahan Ajar Modul
Modul dalam kawasan teknologi pembelajaran merupakan sumber belajar
teknologi cetak. Sumber belajar ini berfungsi sebagai upaya interaksi peseta
didik dengan modul sehingga dapat terjadi perubahan perilaku. Dengan
demikian siswa berinteraksi secara tidak langsung dengan guru melalui
bahan ajar yang dikembangkan sehingga dapat membuat siswa belajar.
Pengembangan modul berbeda dengan LKS dari aspek komponen, fisik dan
gaya bahasa. Bahasa yang digunakan lebih komunikatif, seolah-olah guru
hadir di kelas dan siswa memperhatikannya. Modul merupakan kelengkapan
dari buku teks, karena digunakan untuk keperluan belajar secara mandiri
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Sebelum modul dikembangkan, guru
perlu merancang terlebih dahulu garis besar isi modul. Garis besar isi modul
dan jabaran isi modul merupakan acuan guru dalam mengembangkan isi
modul.
1) Garis Besar Isi Modul dan Jabaran Isi Modul (GBIM dan JIM)
Langkah pertama dari pengembangan modul, pola pikir Anda tidak boleh
terlepas dari bagaimana Anda melakukan pengembangan tujuan
pembelajaran, mengembangkan materi pembelajaran dan menentukan
pengalaman belajar. Hal-hal yang sudah Anda lakukan pada kegiatan
belajar 1 akan mempermudah penyusunan GBIM dan JIM.
Garis Besar Isi Modul merupakan acuan isi materi yang akan dijabarkan
dan disusun dalam bentuk matriks. Komponen-komponennya terdiri dari
identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
materi, metode, media, waktu, tes dan pustaka. Komponen-komponen ini
dikembangkan tidak berbeda dengan silabus. Yang berbeda hanya pada
bagian tes karena fungsi tes untuk menilai sejauh mana penguasaan siswa
terhadap isi modul. Keterkaitan antara komponen harus diperhatikan.
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Standar Kompetensi :
Materi
Pokok dan
Kompetensi Tes Sumber
Indikator Sub Metode Media Waktu
Dasar Evaluasi Pustaka
Materi
Pokok
1. 1.1 1 2 jam 1. Latihan 1.
pelaja
1.2 1.1 2. Tes 2.
ran
1.2 3.
4.
5.
a. Bagian Awal
Penyusunan dan pengembangan bagian awal dilakukan dengan langkah-
langkah berikut.
(1) Memberikan penjelasan umum tentang isi bahan pelajaran secara
keseluruhan sehingga memberikan gambaran tentang hal-hal yang
akan dipelajari serta kedalaman dan keluasan bahasannya.
(2) Apabila diperlukan, disebutkan perilaku/pengetahuan awal yang
perlu dimiliki pemelajar sebelum mempelajari bahan pelajaran itu.
(3) Menyebutkan manfaat bahan pelajaran itu bagi pemelajar. Manfaat
yang dimaksud termasuk untuk belajar lebih lanjut dan/atau dalam
melakukan tugas profesional atau dalam kehidupan sehari-hari.
(4) Menguraikan tujuan umum bahan pelajaran secara jelas yang
menggambarkan kompetensi yang akan diperoleh.
(5) Menggambarkan peta konsep bahan pelajaran secara lengkap
sehingga terlihat hubungan antar konsep.
(6) Memberikan petunjuk dan langkah-langkah yang operasional
bagaimana cara menggunakan dan mempelajari bahan pelajaran itu
sehingga membantu dan memudahkan pemelajar mempelajari dan
menguasai bahan pelajaran itu. Dalam petunjuk ini hendaknya pula
diberitahu bagaimana cara mengerjakan tugas, latihan, dan tes serta
cara menggunakan kunci jawaban yang disediakan.
b. Bagian Inti
Bagian inti disusun dalam bentuk unit-unit pelajaran yang masing-masing
berdiri sendiri. Masing-masing unit diberi judul dan terdiri atas
pendahuluan, kegiatan belajar dan daftar pustaka.
(1) Pendahuluan
Pendahuluan disusun dengan cara berikut.
(a)Menyebutkan cakupan bahan pelajaran dalam unit yang
bersangkutan. Cakupan itu meliputi materi pokok, teori, dan
konsep yang akan dipelajari.
(b) Menjelaskan hubungan antara bahan pelajaran yang bersangkutan
dengan bahan pelajaran pada unit sebelumnya
(c) Menyebutkan manfaat mempelajari dan menguasai bahan pelajaran
dalam unit yang bersangkutan.
(d) Menyebutkan secara operasional dan terukur kompetensi yang
akan diperoleh dengan mempelajari bahan pelajaran dalam unit
yang bersangkutan. Kompetensi yang dimaksud dinyatakan dalam
rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK/TIK) yang memuat
unsur sasaran (audience), perilaku (behavior), kondisi (condition), dan
tingkatan (degree)
(e) Bila perlu, menyebutkan kemampuan/perilaku awal yang perlu
dimiliki pembelajar sebelum mempelajari unit tertentu.
(f) Menjelaskan cara mempelajari bahan pelajaran termasuk cara
menggunakan media yang melengkapi (kalau ada) dan sumber-
sumber belajar lain yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan
penguasaan pemelajar atas bahan pelajaran.
(2) Kegiatan belajar.
Kegiatan belajar memuat uraian yang merupakan bahan pelajaran
untuk unit yang bersangkutan. Kegiatan belajar ini disajikan dalam
bentuk uraian, contoh, latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci
jawaban.
Tes objektif dapat disusun dalam 4 bentuk tes, yaitu (1) jawaban
singkat, (2) padanan/penjodohan, (3) pilihan benar-salah, dan (4)
pilihan ganda.
1. Jawaban Singkat
Tes dalam bentuk ini meminta pemelajar mengisi ruang yang
dikosongkan dalam suatu Pernyataan, dengan kata atau frase yang
benar atau memberikan jawaban yang singkat terhadap suatu
pertanyaan.
2. Padanan/Penjodohan
Padanan/penjodohan adalah bentuk tes yang meminta pemelajar
memilih padanan/atau jodoh yang sesuai dengan soal/stimulus
yang diberikan. Bentuk tes seperti ini dapat mencakup bahan
pelajaran lebih efisien dibandingkan dengan pilihan ganda.
Dalam menyusul butir soal dalam bentuk tes ini perlu diperhatikan
ha-hal berikut.
a. Soal/stimulus dan padanannya/jodohnya disusun dalam
kolom terpisah. Soal/stimulus disusun dalam kolom sebelah
kiri dan padanannya/jodohnya pada kolom sebelah kanan.
b. Butir soal/stimulus diberi nomor secara berurut dengan
menggunakan angka, sedangkan butir padanan/jodoh diberi
nomor secara berurut dengan menggunakan huruf.
3. Benar-salah
Benar-salah adalah bentuk tes yang meminta pemelajar
menentukan benar atau salah atas suatu pernyataan yang
diberikan. Di samping banyak dikritik karena dianggap hanya
mengukur kemampuan hafalan dan jawabannya dapat diberikan
dengan cara menebak, bentuk soal ini dipertahankan oleh banyak
ahli. Bentuk tes ini tetap dianggap efektif dan efisien untuk
mengukur berbagai jenis kemampuan apabila disusun secara
cermat dan tepat.
Dalam menyusun butir soal benar-salah perlu diperhatikan hal-hal
berikut.
a. Setiap pernyataan mengandung konsep atau masalah-masalah
yang penting.
b. Pernyataan disusun relatif singkat.
c. Pernyataan dalam bentuk kalimat negatif khususnya negatif
ganda perlu dihindarkan.
d. Pernyataan yang membingungkan dan mengecohkan
dihindarkan.
e. Kata-kata penjurus yang mengarahkan jawaban pada salah
satu pilihan tidak digunakan.
f. untuk pernyataan yang bersifat pendapat seseorang,
hendaknya dikutip sesuai dengan aslinya atau yang resmi.
g. Panjang pernyataan dibuat relatif sama antara pernyataan
yang menghendaki jawaban benar dan salah.
h. Jumlah pernyataan dibuat sama antara pernyataan yang
menghendaki jawaban benar dan salah.
4. Pilihan Ganda
5. Daftar Pustaka
Pada akhir unit diberikan daftar pustaka sebagai bacaan lebih lanjut
untuk memperkaya pengalaman belajar pemelajar. Dalam membuat
daftar pustaka tersebut hendaknya diperhatikan kemungkinan
pemelajar dapat memperoleh bahan bacaan tersebut. Hendaknya
diperioritaskan bahan bacaan yang mungkin dapat diperoleh pemelajar
di perpustakaan, toko buku, atau tempat lain.
c. Bagian Akhir
Bagian akhir modul terdiri atas
1) Penutup
2) Tes sumatif
4) Glosarium
Pengembangan isi modul dari penulis Sri Endang R. dan Sri Mulyani untuk
SMK tampak pada daftar isi berikut.
GLOSARIUM ....................................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
B. Prasyarat .................................................................................................... 2
Aktivitas ......................................................................................................... 57
Aktivitas ......................................................................................................... 93
III. EVALUASI
A. Uji Kompetensi Teori ............................................................................... 104
LKS sebagai sumber belajar dapat dirancang dengan berdiri sendiri dan atau
terintegrasi dengan modul (bahan ajar lainnya). LKS disajikan dalam bentuk
cetak dan fungsinya sebagai sarana siswa dalam menyelesaikan tugas seperti
praktikum latihan soal dan lain-lain.
LKS adalah sejenis bahan ajar cetak yang sengaja dirancang untuk
membimbing para siswa belajar sehingga dapat menunjang proses
pembelajarannya. LKS disusun secara sistematis dan disajikan dapat
berbentuk lembaran atau buku. LKS dapat memuat isi pelajaran dengan
ragam pengetahuan dan berfungsi sebagai panduan kegiatan belajar teori
dan praktek sehingga hasil belajarnya meningkat.
Prinsip-prinsip penulisan LKS yang baik menurut Gray yang dikutip oleh
Tarigan (1989, h. 43-44) adalah:
a. Membuat setiap materi dan latihan sesuai dengan program instruksional
setiap kelas atau tingkatan.
b. Menyediakan tipe-tipe latihan yang beraneka ragam sesuai dengan
kebutuhan dan minat para siswa.
c. Jangan membiarkan menjadi tujuan akhir, akan tetapi menjadikan
praktek atau latihan-latihan menjadi suatu sarana untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
d. Berupaya agar para siswa pemakai LKS mudah memahami dan
menguasai apa, bagaimana, dan mengapa mereka harus melakukan
setiap hal yang mereka kerjakan.
1) Garis Besar Isi LKS (GBI LKS) dan Jabatan Isi LKS (JI LKS)
Langkah penyusunannya sama seperti modul, hanya terdapat langkah
menentukan pengalaman belajar sesuai dengan analisis tugas yang harus
dilakukan siswa pada kegiatan inti dan bentuk evaluasinya. Tugas dan
tagihan siswa dapat menentukan isi LKS.
Contoh : GBI LKS
...........................................................................................................
Materi Pokok
Kompetensi Pengalaman Sumber
Indikator dan Sub Metode Media Waktu Evaluasi
Dasar Belajar Pustaka
Materi
1. 1.
1.2 1.2
Berdasarkan GBI LKS kemudian disusun jabaran isi LKS dengan menguraikan isi dari komponen pengalaman belajar dan
evaluasi. Format JI LKS disusun dalam bentuk matriks. Komponen yang dikembangkan identitas mata pelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar (uraian) dan evaluasi (uraian). Anda dapat
memeriksa kembali perangkat pembelajaran RPP yang telah Anda buat.
Contoh : JI LKS
...........................................................................................................
Materi Pokok
No. Kompetensi Pengalaman
Judul LKS dan Sub Materi Uraian Evaluasi Uraian
LKS Dasar Belajar
Pokok
1. Observasi ciri- Mengamati ciri- - Bahan, Laporan - Judul
ciri mesin kantor ciri mesin kantor Alat Pengamatan
di lingkungan - Proses
sekolah - Prosedur Pengamatan
kerja
- Hasil
Pengamatan
- Kesimpulan
2) Pengembangan Isi LKS
Isi LKS dapat berbentuk tugas pengamatan, tugas memeriksa mesin, atau
job sheet, tugas praktikum, tugas melakukan percobaan, tugas pendalaman
pemahaman prinsip dan lain-lain.
Sistematika penyajiannya sama seperti modul terdiri dari tiga bagian yaitu
awal, inti dan akhir. Karena tujuan pengembangan isi modul berbeda,
maka tiap bagian dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan GBI LKS
dan JBI LKS. Dengan demikian LKS disusun dalam bentuk unit-unit kecil
yang berdiri sendiri agar mudah dipelajari.
Tahap pengembangan isi LKS dengan mengadopsi teori Sitepu, tentang
sistematika modul, maka sistematik LKS adalah:
a) Bagian awal identitas LKS, berisi judul LKS, standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
b) Bagian inti LKS terdiri dari :
(1)Pendahuluan berisi rangkuman materi, petunjuk belajar
menyelesaikan tugas atau latihan.
(2)Kegiatan belajar berisi tugas/latihan yang harus dikerjakan siswa.
(3)Daftar pustaka berisi sumber dan bacaan yang dipergunakan.
c) Bagian akhir berisi penutup LKS
LKS seperti tagihan yang terkait dengan isi tugas, lampiran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian materi LKS
(Suryadi, 2000, h. 21-22) yaitu:
a) Penyajian menekankan kebermaknaan dan manfaat bagi siswa.
Kebermaknaan dan manfaat konsep pada suatu mata pelajaran akan
senantiasa mengingatkan siswa kepada konsep yang telah ia pelajari
sebelumnya saat siswa diperhadapkan pada suatu masalah. Hal ini
dapat dimunculkan melalui penyajian dengan menggunakan konteks
yang dekat dengan lingkungan siswa.
b. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi diri. Pada bagian
evaluasi diri siswa dapat mengukur sendiri kemampuannya
sehingga siswa dapat mengetahui kemajuan yang telah ia lakukan.
Hal ini dapat dilihat dari tersedianya soal-soal latihan yang menguji
pemahaman siswa secara menyeluruh sesuai dengan materi yang
dibahas.
c. Penyajian dapat dipahami siswa. Penyajian secara psikologi dapat
dipahami oleh siswa berdasarkan pada penggunaan ilustrasi atau
gambar, grafik atau diagram yang jelas.
d. Penyajian mencerminkan alur berpikir logis. Hal ini dapat dilihat
dari penyajian secara runtut. Misalnya penyajian materi dimulai dari
yang mudah menuju ke yang sulit.
e. Penyajian menarik perhatian siswa. Hal ini dapat dilihat melalui
penyajian soal-soal berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki
siswa dan dengan masalah kontekstual atau pengalaman sehari-hari
siswa.
Contoh : Rancangan LKS Observasi
Bagian Awal
Judul LKS
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bagian Inti
Pendahuluan : Rangkuman Materi
Petunjuk belajar
Cara kerja
Pengamatan 1. …………………..
2. ……………………
1. Proses Pengamatan
2. Hasil Pengamatan
3. Kesimpulan
Contoh :
Tulislah sebuah rencana perjalanan dinas. Kamu dapat menuliskan sesuai dengan gaya
bahasa kamu masing-masing. Tulislah apa yang kamu pikirkan.
Contoh :
Tulislah perjalanan dinas yang akan kamu kembangkan pada halaman ini,
Menulislah dengan gaya bahasamu. Ingat! Gaya bahasamu adalah apa yang kamu tulis.
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
Jika LKS dikembangkan dalam bentuk buku biasanya terintegrasi dengan buku
pelajaran dan disebut buku kerja. Di lapangan, buku kerja pada bagian inti berisi
tugas-tugas dan bagian akhir berisi evaluasi seperti tes formatif 1. Kreativitas
pengembangan isi LKS oleh guru harus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan
kesesuaian dengan kurikulum (Silabus dan RPP).
Contoh:
Lembar kerja siswa untuk menunjang tugas latihan akan pemahaman materi dengan
ragam pengalaman prinsip perkantoran (sumber skripsi mahasiswa Teknologi
Pendidikan). Sebagian prototipe bagian awal dan bagian inti dari LKS. Bahasa untuk
bahan ajar LKS lebih formal.
3. Pemanfaatan dan Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran dalam teknologi pendidikan merupakan bagian dari sumber
belajar yang digolongkan kedalam bahan dan alat. Media pembelajaran
merupakan saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan dari sumber peran
kepada penerima peran. Dalam hal ini dapat dicontohkan guru sebagai sumber
pesan menyampaikan materi pembelajaran (peran) dengan media power point
kepada penerima pesan (siswa). Kedudukan media dari contoh tersebut
diilustrasikan sebagai berikut:
Guru Materi Media Siswa
Bangun
Ruang
Pasien Lupus
Pasien Aids
Media pembelajaran dapat dipilih oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan dapat dimanfaatkan di dalam kelas atau di luar kelas sesuai kegiatan
belajar yang akan dilakukan siswa.
Jika guru dihadapkan pada pilihan media yang banyak sekali, maka guru
perlu mempelajari klasifikasi media yang memberikan ciri kemampuan
media seperti tabel berikut.
Klasifikasi media ini penting dipertimbangkan karena tidak ada satu jenis
media yang terbaik untuk mencapai satu tujuan pembelajaran. Oleh karena
itu masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan. Antara satu
media dengan media lainnya saling melengkapi.
Guru diharapkan tidak memilih media karena suka dengan media tersebut.
D I samping itu, diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh ketersediaan
beragam media canggih yang sudah semakin pesat berkembang saat ini
seperti komputer. Yang perlu diingat, media yang dipilih adalah untuk
digunakan oleh peserta didik kita dalam proses belajar. Jadi, pilihlah media
yang dibutuhkan untuk menyampaikan topik mata pelajaran, yang
memudahkan peserta didik belajar, serta yang menarik dan disukai peserta
didik.
2) Media audio/visual
a) Kaset audio/CD audio
b) Siaran radio (radio broadcasts)
c) Slide (film bingkai)
d) Film
e) Kaset video/CD video
f) Tayangan TV (TV broadcasts)
g) Video interaktif
h) Pembelajaran berbantuan komputer (simulasi, Computer Assisted
Instruction)
3) Media Praktek/Demonstrasi
a) Flora atau fauna asli yang ada di sekitar sekolah Model atau realita
b) Laboratorium dan peralatannya
c) Alat atau model yang dibuat instruktur bersama peserta didik dari
material atau barang bekas yang tersedia di sekitar sekolah
d) Alat atau model yang tersedia di toko (alat-alat musik, dll)
e) Laboratorium alam (hutan atau kebun buatan, kebun raya, sawah,
kolam, kandang ternak, dll).
f) Laboratorium yang ada di sentra industri pabrik, atau perusahaan
Herbarium buatan peserta didik.
g) Pasar
h) Museum
4) Media lainnya
a) Game atau perangkat permainan yang dijual di toko, seperti scrabbles
untuk mengajarkan vocabulary bahasa Inggris, kartu tambah-kurang
kali-bagi, flashcard, permainan memori, monopoli, atau game dalam
bentuk program komputer, dan lain-lain
b) Game atau perangkat permainan yang dibuat sendiri oleh instruktur
dan atau peserta didik.
c) Kit sains, kit seni, dan lain-lain.
Judul
Presiden SBY
Menurut Sadiman dkk (1993, h. 189-190) ada dua pola dalam memanfaatkan
media yaitu:
1) Pemanfaatan media dalam situasi kelas, yaitu dimana pemanfaatannya
dipadukan dengan proses pembelajaran di situasi kelas untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.
2) Pemanfaatan media di luar kelas situasi kelas, pemanfaatan ini dibagi
menjadi dua kelompok utama.
a) Pemanfaatan secara bebas, ialah media digunakan sesuai kebutuhan
masing-masing, biasanya digunakan secara perorangan. Dalam
pemanfaatan secara bebas, kontrol atau kendali berada pada individual,
dimana penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhannya.
b) Pemanfaatan secara terkontrol, ialah bahwa media itu digunakan dalam
suatu rangkaian kegiatan yang diatur untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Supaya media dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, ada tiga
langkah dalam menggunakannya, yaitu:
1) Tahap persiapan
a) Kepala sekolah menentukan tujuan penggunaan media pembelajaran,
misal untuk menjelaskan konsep pembelajaran kuantum, dengan
sasaran guru di sekolah.
b) Kepala sekolah menyiapkan penggandaan media power point yang
telah disusun (misal power point terlampir).
c) Kepala sekolah memeriksa, ruangan, alat, listrik sebelum pelaksanaan
pelatihan.
2) Tahap pelaksanaan
a) Kepala sekolah menyajikan sesuai dengan metode dan waktu tersedia
b) Kepala sekolah meminta peran serta peserta pelatihan sesuai dengan
prosedur pembelajaran.
3) Tindak lanjut
a) Guru sebagai peserta pelatihan diminta mempraktekkan.
b) Kepala sekolah memberikan umpan balik.
Contoh:
1. Penyajian media power point. Pada saat penjelasan materi, kepala sekolah
tidak boleh membaca pada laptop tetapi menggunakan pen pointer yang
ditunjukkan pada layar.
2. Materi tidak dibaca tetapi dijelaskan dengan ilustrasi . Tetap menjaga
kontak mata antara kepala sekolah dengan guru pada saat penyajian.
PEMBELAJARAN KUANTUM
(QUANTUM TEACHING)
Definisi
Asas
Bawalah dunia mereka ke dunia kita, antarkan dunia kita ke
dunia mereka.
1. Segalanya bicara,
2. Segalanya bertujuan,
Tujuan
1. Memudahkan proses belajar,
2. Isi
AKU TAHU
KUNCI KEUNGGULAN
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat
‘
Latihan
Siswa : Hormat
DAFTAR PUSTAKA
Pelajaran
Mengikuti
Mempelajari
Silabus dan RPP Siaran Televisi
buku petunjuk
Pendidikan
Jadwal Siaran
Televisi
Pendidikan
Memperhatikan
mencatat
Menanggapi T
E
Bertanya
S
Latihan
Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil belajar siswa untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi (tujuan pembelajaran) peserta didik.
Penilaian ini dilakukan secara konsisten dengan pencapaian tujuan
pembelajaran. Selain itu penilaian dilakukan secara sistematik yaitu
menggunakan langkah-langkah yang berurutan dalam perencanaannya.
Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik melalui
berbagai teknik, dan pemberian nilai terhadap hasil belajar berdasarkan standar
tertentu.
Kegiatan menilai hasil belajar siswa tersebut harus terarah dan terprogram. Hal
ini dimaksudkan bahwa menilai hasil belajar sesuai dengan kompetensi yang
telah dirumuskan di dalam silabus dan RPP. Selain itu metode dan teknik
penilaian dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dalam silabus dan
RPP. Dengan demikian penilaian yang dilakukan guru merupakan satu
rangkaian yang tidak dapat terpisahkan seperti ilustrasi berikut:
Tujuan pembelajaran/
SK-KD dan Indikator
Komponen penilaian
Metode dan
dalam silabus:
Teknik
SK dan KD
Indikator (Perangkat)
Untuk menghasilkan perangkat penilaian tersebut, maka diperlukan
perencanaan penilaian hasil belajar dan merancang perangkat penilaian
berbasis kelas.
3) Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi
item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang
kemampuan tertentu. Kisi-kisi adalah rancangan tujuan-tujuan khusus dan
perilaku-perilaku khusus yang akan menjadi dasar penyusunan butir tes
dan atau non tes. Tujuannya adalah merumuskan setepat mungkin ruang
lingkup dan tekanan tes/non tes dan bagian-bagiannya, sehingga
perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi guru dalam
menyusun butir-butir tes / non tes.
Format kisi-kisi tidak ada yang baku, dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhan. Pada umumnya, format kisi-kisi soal dapat dibagi menjadi
dua komponen pokok, yaitu komponen identitas dan komponen pokok.
Contoh :
Sekolah :
Komponen Kelas/Semester :
Identitas
Standar Kompetensi :
Jenis Soal/Kinerja :
Jumlah butir :
No No.
Komponen Kompetensi
Pokok
Materi Indikator Soal/
Dasar
Kinerja
PTK:
Penelitian Formal:
Analogi Guru-Dokter
Mendeskripsikan Masalah
Dengan cara serupa, masalah yang akan Anda pecahkan melalui PTK harus
dideskripsikan secara rinci; tujuannya adalah agar Anda dapat menemukan
“akar masalah” penelitian Anda secara tepat. Makin rinci deskripsi masalah
Anda, makin mudah Anda menemukan akar masalah.
Contoh:
(Kalimat masalah) ”Nilai mengelola sistem kearsipan siswa kelas XI SMK X
Jakarta pada umumnya rendah.” (Dari mana tahunya?) Mereka tampak
mengerti penjelasan dan contoh soal yang diberikan guru; tetapi ketika soal
diganti sedikit saja, mereka menjadi bingung dan tidak mampu mengerjakan.
Seakan-akan mereka hanya mengerti tentang hal yang sudah dijelaskan; hal-
hal yang baru sekecil apapun akan menimbulkan kebingungan, tidak mampu
diatasi. Pada ulangan akhir standar kompetensi (SK) skor rata-rata siswa 5;
pada ulangan akhir-semester skor rata-rata juga 5. (Bagaimana datanya?) Hal
itu dialami oleh sekitar 60% siswa dalam kelas, terjadi pada hampir seluruh
SK, dan sudah berlangsung dari tahun ke tahun. (Upaya yang sudah dilakukan)
Agar pemahaman siswa lebih mantap, guru sering menggunakan alat-alat
untuk demonstrasi di kelas. Guru juga sudah menggunakan media Power
Point dalam menerangkan; sekali dua kali penjelasan diselingi dengan
praktik langsung oleh siswa. Siswa-siswa yang bernilai rendah sudah diberi
program remedial; waktunya di luar jam pelajaran tatap muka. (Bagaimana
hasilnya?) Kegiatan demonstrasi/praktikum itu tampaknya belum berhasil
menanamkan konsep-konsep fisika secara mantap kepada siswa. Program
remedial juga tidak banyak menolong karena siswa yang nilainya rendah
pada umumnya berusaha untuk menghindar.
Deskripsi masalah yang rinci sebanyak 1/2 -- 1 halaman itu biasanya sudah
dapat mengantarkan Anda ke penemuan akar masalah. Dari deskripsi
masalah di atas jelas sekali bahwa akar masalahnya adalah ”pemahaman
siswa yang kurang mantap”.
Marilah sejenak kita berfikir tentang hal lain, yaitu pemahaman kita atas
konsep "kursi". Begitu mantapnya pemahaman kita sehingga ditunjukkan
kursi model apapun--berkaki empat, berkaki tiga, berkaki satu, pendek,
sedang, tinggi, bersenderan, tanpa senderan, berbentuk bulat, berbentuk segi
empat, berbentuk sembarang, bahan kayu, bahan logam, ditambahi busa agar
empuk, dengan pegangan tangan, tanpa pegangan tangan, dsb.--kita tidak
akan pernah terkecoh, selalu dapat membedakan antara kursi dan bukan
kursi. Hal itu kontras sekali dengan pemahaman konsep fisika oleh siswa
dalam kasus di atas, diubah sedikit saja mereka sudah bingung. Apa rahasia
penanaman konsep yang mantap tentang kursi itu?
Penulisan frasa untuk judul penelitian menggunakan huruf besar pada tiap
kata, dan tidak diakhiri dengan titik; sedangkan penulisan kalimat untuk
hipotesis tindakan hanya menggunakan huruf besar di awal kalimat, dan
diakhiri dengan titik.
Dari uraian di atas jelas bahwa judul penelitian datang "paling akhir", setelah
deskripsi masalah, penemuan akar masalah, dan penyusunan hipotesis
tindakan. Sangat aneh kalau ada peneliti PTK yang langsung ingin
menemukan judul. Analoginya adalah dokter yang begitu bersemangat
dengan obat barunya, baru kemudian mencari orang yang sakit. Penelitian
harus dimulai dari masalah, karena pada dasarnya penelitian adalah
pemecahan masalah.
Proposal Sederhana
Aspek-aspek
No Uraian
Penelitian
Nilai fisika siswa Kelas XI SMK X Jakarta pada
1 Kalimat Masalah
umumnya rendah.
Pemahaman siswa kurang mantap ketika
2 Akar Masalah diterangkan.
Tindakan Operasional:
Aspek-aspek
No Uraian
Penelitian
Para siswa cepat lupa dalam pelajaran Mengelola
1 Kalimat Masalah
Pertemuan Kelas XI SMK Y Bekasi.
Siswa kurang berkesan dalam tiap peristiwa
2 Akar Masalah pembelajaran.
Tindakan Operasional:
Aspek-aspek
No Uraian
Penelitian
Siswa yang lemah tidak peduli dengan nilai
1 Kalimat Masalah rendah dalam mata pelajaran membuat
dokumen di Kelas XI SMK Z Depok.
Persepsi diri siswa rendah, merasa dirinya
2 Akar Masalah sebagai siswa yang bodoh.
Tindakan Operasional:
Tidak semua masalah dapat dipecahkan melalui PTK, hanya masalah yang
berada dalam kendali guru. Rendahnya "input siswa" yang masuk sekolah
Anda, suara berisik karena "sekolah Anda berada di pinggir jalan", dan
"status ekonomi sosial orang tua siswa" adalah contoh-contoh masalah yang
berada di luar kendali guru, tidak layak untuk diteliti. Sebaliknya masalah
yang sudah terlalu jelas juga tidak layak diteliti karena tidak perlu. Misalnya
selama ini Anda mengajar secara monoton, menggunakan metode ceramah
sepanjang hari, dan siswa merasa jenuh. Kemudian Anda akan menerapkan
metode bermain peran agar siswa lebih aktif. Hal itu sudah terlalu jelas,
siswanya pasti akan menjadi aktif. Anda tinggal melaksanakan secara
langsung. Analoginya adalah upaya Anda menyiram tanaman di pot yang
layu karena tidak disiram. Anda tinggal langsung meyiram, tidak perlu
meneliti dulu; hasilnya sudah jelas, tanaman pasti akan menjadi segar.
Penelitian diawali dengan masalah, yang masih meragukan.
Profesionalisme Guru
b. Metode Penelitian
Anda perlu menegaskan metode penelitian yang Anda gunakan, yaitu PTK,
disertai model yang digunakan. Biasanya PTK di sekolah menggunakan
Model Kemmis & Taggart seperti gambar di bawah ini.
Gambar PTK Model Kemmis & Taggart
Siklus Penelitian
Salah satu ciri khas PTK adalah adanya siklus. Menurut Kemmis dan
McTaggart siklus terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) Perencanaan, (2)
Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Analoginya dengan
pengobatan oleh dokter, satu siklus adalah rangkaian empat kegiatan: (1)
Pemberian resep kepada pasien, (2) Peminuman obat oleh pasien, (3)
Pengukuran peningkatan kesehatan pasien ketika kembali lagi ke dokter, dan
(4) Analis dan evaluasi kesehatan pasien. Siklus PTK sebenarnya adalah satu
satuan penelitian yang lengkap, karena komponen-komponennya lengkap
dari perencanaan sampai refleksi. Jadi kalau Anda melakukan PTK dengan
lima siklus, sebenarnya Anda melakukan lima penelitian secara
berkelanjutan. PTK sebaiknya minimal terdiri dari tiga siklus; kalau baru satu
siklus sudah berhasil kemungkinan masalahnya terlalu sederhana.
Satu siklus minimal terdiri dari tiga pertemuan tatap muka dengan
perlakuan yang sama, agar intensif. Misalnya Anda melakukan siklus dengan
tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama Anda menggunakan metode
concept attainment pada konsep-konsep penting yang diajarkan, diikuti
dengan pemberian contoh soal yang bervariasi, dan PR yang bervariasi juga.
Pada pertemuan kedua dan ketiga Anda melakukan hal yang sama secara
konsisten. Analoginya adalah proses minum obat oleh pasien; selama tiga
hari ia meminum obat yang sama dengan dosis yang sama, berulang-ulang.
Hal itu dilakukan agar data yang diperoleh bersifat jenuh, artinya lengkap.
Kalau perlakukan hanya dilakukan satu kali dan hasilnya baik, ada
kemungkinan hal itu hanya kebetulan. Tetapi kalau perlakuan sudah
dilakukan tiga kali dan hasilnya baik, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa hasil itu memang benar-benar baik, bukan karena kebetulan.
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Dalam refleksi, Anda akan membahas data yang telah tersaji dalam
Pengamatan di atas. Baik keberhasilan maupun kegagalan semuanya
dibahas. Keberhasilan perlu dibahas untuk mengetahui apakah benar
penyebabnya adalah tindakan yang Anda berikan. Jika benar berarti
hipotesis-tindakan Anda benar. Tetapi Anda harus jeli, belum tentu
keberhasilan itu akibat dari hipotesis-tindakan. Sebagai contoh dalam metode
concept attainment, setelah berlangsung satu siklus ternyata pemahaman siswa
tidak meningkat. Kemudian pada siklus berikutnya Anda sebagai peneliti
memberikan tambahan drill sebanyak-banyaknya sehingga siswa hafal akan
tipe-tipe soal yang keluar dalam tes. Pada akhir siklus-kedua pemahaman
siswa meningkat. Apakah peningkatan itu akibat dari hipotesis penelitian?
Boleh jadi bukan; peningkatan itu lebih banyak disebabkan oleh metode drill
and practice daripada metode concept attainment.
Pergantian Siklus
Pergantian dari satu siklus ke siklus berikutnya dapat dilakukan berdasarkan
jumlah pertemuan, seperti telah disinggung di atas. Tetapi Anda dapat
menggunakan dasar lain, misalnya jumlah minggu, kompetensi dasar, atau
pokok bahasan. Tindakan pada siklus berikutnya ditentukan berdasarkan
refleksi terhadap hasil siklus sebelumnya. Analoginya dengan dokter, resep-
baru dibuat berdasarkan hasil penilaian terhadap resep sebelumnya.
Tindakan pada siklus baru harus berbeda secara signifikan dengan siklus
sebelumnya. Kalau hanya pengulangan berarti masih bagian dari siklus
sebelumnya.
Insrumen Penelitian
Karena PTK mengandung unsur inovasi, biasanya ada hal-hal tertentu yang
perlu dipersiapkan secara khusus. Salah satunya adalah instrumen
penelitian, yang berbeda dengan instrumen yang biasa Anda pakai sehari-
hari. Tes hasil belajar yang biasanya cukup dengan C1, C2, ... s.d. C6
misalnya, sekarang akan terfokus pada C2 saja, tetapi dirinci menjadi tujuh
komponen, yaitu: (1) menginterpretasi, (2) memberi contoh, (3)
mengklasifikasi, (4) merangkum, (5) menginferensi, (6) membandingkan, dan
(7) menjelaskan. Wawancara dengan siswa yang biasanya Anda lakukan
secara spontan, sekarang dibuat pedomannya dulu agar lebih terfokus;
demikian juga kegiatan observasi, Anda buat lembar observasinya. Catatan
lapangan perlu Anda siapkan dulu penulisannya; ini paling mudah karena
tidak perlu ada instrumen khusus. Catatan lapangan tidak lain adalah catatan
harian atau diary, untuk menuangkan hal-hal yang sangat berkesan. Kalau
penelitian dilakukan dengan penuh antusiasme, Anda akan menemukan hal-
hal yang sangat berkesan dan secara mudah dapat dituliskan dalam catatan
lapangan.
Agar lebih sederhana kita sepakati dulu bahwa yang dimaksud dengan
instrumen dalam PTK adalah alat untuk mengukur keberhasilan tindakan
pada variabel yang ingin Anda tingkatkan, yaitu variabel terikat. Agar lebih
ilmiah, setiap instrumen yang Anda buat harus dibuat kisi-kisinya dulu; dan
kisi-kisi itu dibuat berdasarkan teori yang ada di bagian Kajian Pustaka. Oleh
karena itu, teori dalam Kajian Pustaka hendaknya sedemikian rupa sehingga
dapat mengarahkan pembuatan instrumen. Sangat kurang baik teori yang
diuraikan secara panjang lebar tetapi tidak memberikan petunjuk apapun
untuk pembuatan instrumen.
Yang sudah Anda kenal dengan baik tentu saja instrumen untuk mengukur
hasil belajar, yang biasa disebut tes. Tes yang baik harus valid, yaitu
mengukur apa yang harus diukur. Validitas tes biasanya didekati dengan
kisi-kisi, yang akan menjamin keterwakilan kompetensi dan tingkat kognisi
yang akan diukur. Validitas seperti itu disebut validitas isi, karena
penekanannya pada keterwakilan isi. Syarat lainnya, tes yang baik harus
reliabel atau ajeg, yaitu jika digunakan dengan cara yang sama hasilnya akan
sama. Reliabilitas tes diketahui setelah tes diuji coba; koefisiennya dihitung
dengan rumus-rumus statistik, seperti rumus split half test, KR-20, atau Alfa
Chronbach. Dalam PTK uji reliabilitas tes seperti itu tidak dilakukan karena
jarang guru yang mengujicobakan tes sebelum menggunakan. Tetapi
penggunaan kisi-kisi untuk menjamin validitas tes seperti dijelaskan di atas
sebaiknya dilakukan oleh peneliti PTK.
Triangulasi
Instrumen Spontan
Kisi-kisi Instrumen
Yang paling mudah adalah membuat kisi-kisi tentang hasil belajar; Anda
sudah terbiasa melakukannya. Berikut ini diberikan beberapa contoh
instrumen untuk mengukur hasil belajar atau pemahaman siswa.
Tabel Contoh Kisi-kisi Tes Pemahaman Siswa
Menginterpretasi
Membandingkan
Memberi Contoh
Mengklasifikasi
Menginferensi
Menjelaskan
Merangkum
Kompetensi
dan Indikator
KD 1
Indikator 1
Indikator 2
KD 2
Indikator 1
Indikator 2
KD 1
Indikator 2 Kemampuan
klasifikasi tentang
indikator 2
KD 2
Indikator 4 Kemampuan
membandingkan
tentang indikator 4
Indikator 5 Kemampuan
menjelaskan
tentang indikator 5
Tabel Contoh Kisi-kisi Lembar Observasi Pemahaman Siswa
1 Menginterpretasi
2 Memberi contoh
3 Mengklasifikasi
4 Merangkum
5 Menginferensi
6 Membandingkan
7 Menjelaskan
Kolaborasi
Perlu dikemukakan jumlah dan latar belakang pendidikan kolaborator, dan
waktu pertemuan. Misalnya kolaborator internal adalah teman sejawat, guru
semata pelajaran. Pertemuan dilakukan secara intensif pada penulisan
proposal dan pembuatan instrumen. Pada saat implementasi, pertemuan
dilakukan seminggu sekali pada akhir pekan untuk membicarakan masalah-
masalah yang ditemukan pada minggu berjalan, dan rencana untuk minggu
berikutnya. Kolaborator internal juga membantu melakukan pengukuran
menggunakan instrumen-instrumen yang tersedia pada akhir siklus.
Kolaborator ekternal adalah dosen perguruan tinggi yang membantu pada
penulisan proposal.
Judul
Bab 1 Pendahuluan
A. Deskripsi Teori
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan
A. Setting Penelitian
B. Metodologi Penelitian
C. Siklus Penelitian
D. Kriteria Keberhasilan
E. Instrumen Penelitian
F. Anallisis Data
G. Kolaborasi
H. Jadual Penelitian
Daftar Pustaka
Judul PTK
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, judul penelitian harus singkat
tetapi jelas. Isinya sama dengan hipotesis tindakan tetapi dengan rumusan
yang berbeda. Judul harus mengandung variabel bebas (tindakan yang
diberikan) dan variable terikat (variabel yang akan ditingkatkan). Contohnya
adalah sebagai berikut:
Pendahuluan (Bab 1)
Fungsi utama pendahuluan adalah untuk menjelaskan mengapa penelitian
Bab 1 Pendahuluan
Rumusan masalah penelitian telah tersirat dalam hipotesis tindakan yang ada
dalam proposal sederhana yang telah Anda buat di Bagian A; Anda tinggal
memindahkan ke sini. Masalah penelitian biasanya disajikan dalam bentuk
pertanyaan, tetapi tidak harus. Inilah contohnya.
B. Rumusan Masalah
Apakah metode concept attainment dapat meningkatkan hasil
belajar mengelola sistem kearsipan kelas XI SMK Negeri X
Jakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar mengelola sistem kearsipan siswa.
D. Manfaat Penelitian
Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan
pemahamannya. Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan membiasakan diri
menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha
meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi sekolah, penelitian
ini bermanfaat untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang
efektif, yang membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan
komprehensif.
Namun fungsi teori dalam PTK agak berbeda dengan fungsinya dalam
penelitian formal. Asumsinya, peneliti PTK adalah guru profesional yang
sudah berusaha menerapkan teori-teori yang sudah mantap itu dalam
pembelajaran, tetapi belum berhasil. Sebagaimana kita ketahui banyak sekali
teori-teori yang mantap itu berasal dari negara Barat, yang berbeda budaya
dengan kita. Dalam PTK Anda dapat saja menemukan teori yang sama sekali
baru—disebut grounded theory—yang sesuai dengan konteks sekolah Anda.
Jadi teori yang dirujuk dalam PTK sifatnya hanya sebagai bahan
pertimbangan.
Selain variabel bebas dan variabel terikat, Anda perlu mencari teori yang
berkenaan dengan pembelajaran khusus, untuk mata pelajaran Anda.
Gunanya agar temuantemuan yang Anda peroleh nanti tidak menyimpang
dari karakteristik mata pelajaran yang Anda ampu. Sebaiknya penyajian
hakikat variabel bebas didahulukan agar pembaca langsung dapat
mengetahui inovasi yang ditawarkan pada kesempatan pertama. Berikut ini
adalah contoh deskripsi teori untuk judul “Peningkatan Hasil Belajar
Mengelola Sistem Kearsipan Siswa Kelas XI SMK X Jakarta melalui Metode
Concept Attainment”.
A. Deskripsi Teori
1. Concept Attainment
Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi
dengan model concept attainment menurut Uno (2008)
dikembangkan berdasarkan karya Jerome Brunner,
dkk. yang yakin bahwa lingkungan sekitar manusia
beragam dan sebagai manusia kita harus mampu
membedakan, mengkategorikan dan menamakan
semua itu. Kemampuan manusia dalam membedakan,
mengelompokkan dan menamakan sesuatu inilah
yang menyebabkan munculnya sebuah konsep.
Penelitian yang relevan diperlukan untuk mengetahui state of the art atau
perkembangan terbaru tentang masalah yang diteliti. Penelitian seperti itu
dapat diperoleh dari jurnal ilmiah. Berbeda dengan buku, jurnal ilmiah
menyajikan informasi yang relatif lebih baru. Berikut ini adalah contohnya.
C. Kerangka Berfikir
Siswa akan memperoleh pemahaman yang mantap jika
dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, menemukan
sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Contoh-contoh
yang cukup banyak akan menghindarkan siswa dari
under-generalization atau penyimpulan terlalu sempit.
Sementara penyajian noncontoh akan menghindarkan
siswa dari overgeneralization atau penyimpulan terlalu
luas. Baik under-generalizatin maupun over-generalization
dua-duanya akan membuat pemahaman konsep siswa
menjadi lemah.
Hipotesis tindakan merupakan bagian akhir dari kajian teori di Bab 2. Isinya
sama dengan kalimat terakhir kerangka berfikir, yang merupakan
kesimpulan. Dalam proposal sederhana yang sudah Anda buat di pasal
sebelumnya, sudah terdapat hipotesis tendakan. Anda tinggal
memindahkannya ke sini. Seperti telah dijelaskan, hipotesis tindakan
sebaiknya disertai dengan tindakan operasional, yang merupakan
operasionalisasi dari hipotesis itu. Analoginya dengan kedokteran, hipotesis
tindakan adalah resepnya; tindakan operasional adalah dosis atau aturan
minumnya. Inilah contohnya.
D. Hipotesis Tindakan
Metode concept attainment akan meningkatkan hasil
belajar mengelola sistem kearsipan siswa kelas XI SMK X
Jakarta.
Tindakan Operasional:
1. Tiap peristiwa yang esensial disajikan menggunakan
metode concept attainment. Sejumlah contoh yang
berupa nama-nama alat-alat kearsipan diletakkan
dalam kolom-kolom yang diberi kata “Ya” dan
“Tidak”. Siswa kemudian diminta menambahkan tiga
nama alat kearsipan lain di masing-masing kolom. Di
antara contoh-contoh itu disertai noncontoh.
2. Contoh soal yang diberikan guru harus cukup banyak
dan bervariasi.
3. Dihindari pemberian contoh soal yang terbatas tetapi
pemberian PR yang terlalu banyak.
A. Setting
Penelitian ini akan dilakukan dalam mata pelajaran
mengelola system kearsipan pada semester ke ... tahun ...
di SMK X Jakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas
XI yang berjumlah 32 orang siswa. Sekolah ini
merupakan Sekolah Standar Nasional yang berukuran
besar, mempunyai 27 kelas. Gurunya 80% berkualifikasi
S1 dengan program studi yang relevan dengan mata
pelajaran yang diampu. Yang sudah memperoleh
Sertifikat Pendidik Profesional sekitar 50%.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart yang
prosesnya disajikan seperti pada Gambar berikut.
C. Siklus Penelitian
Plan yang tidak lain adalah hipotesis tindakan akan
dilaksanakan secara berulang-ulang dalam siklus I,
sebanyak beberapa kali pertemuan tatap muka.
Pelaksanaan tindakan akan diamati dan dicatat dengan
seksama.
D. Kriteria Keberhasilan
Siklus “plan-act-observe-reflect” akan berlangsung terus
sampai criteria keberhasilannya tercapai, yaitu skor rata-
rata kelas mencapai 75, yang disebut kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Walaupun penelitian telah berlangsung
sebanyak tiga siklus, akan terus dilanjutkan selama KKM
belum tercapai.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil belajar
siswa (variable yang ditingkatkan) akan dilakukan
dengan tes hasil belajar. Kisi-kisinya adalah sebagai
berikut:
Tabel. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
Proses Kognitif
Pemahaman
Kompetensi dan
Evaluasi
Aplikasi
Analisis
Indikator
Ingatan
Kreasi
KD 1
Indikator 1.1
Indikator 1.2
KD 2
Indikator 2.1
Indikator 2.2
F. Analisis Data
Data hasil belajar siswa akan dianalisis dengan statistik
deskriptif, seperti rata-rata dan persentase. Peningkatan
hasil belajar akan dilihat dari kecenderungan kenaikan
skor rata-rata dari siklus ke siklus. Data dari lembar
observasi dan pedoman wawancara akan dianalisis
secara kualitatif, kemudian dilihat juga
kecenderungannya dari siklus ke siklus.
G. Kolaborasi
Kolaborator penelitian adalah teman sejawat, semata pelajaran,
di SMK X Jakarta. Proses kolaborasi dilakukan pada saat
penulisan proposal penelitian dan pengembangan perangkat-
perangkat pembelajaran. Pada saat-saat tertentu, kolaborator
ikut masuk kelas untuk membantu mengamati pelaksanaan
metode concept attainment, sebagai variable bebas atau
tindakan dalam PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan
diskusi singkat. Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi
kembali dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan
kegagalan penelitian dalam satu minggu, dan merencanakan
tindakan untuk minggu berikutnya.
H. Jadual Penelitian
Tabel Jadual Penelitian
Minggu Ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Persiapan
a. Menyusun RPP
b. Membuat Perangkat
Pembelajaran
c. Membuat Media
d. Menyusun Jadual
e. Menyusun
Instrumen
2 Pelaksanaan
a) Menyiapkan Siklus 1
b) Membuat Laporan
Siklus 1
c) Melaksanakan Siklus
2
d) Membuat Laporan
Siklus 2
e) Melaksanakan Siklus
3
f) Membuat Laporan
Siklus 3
3 Pelaporan
a. Membuat Laporan
Gabungan Siklus 1, 2,
dan 3
b.Membuat Makalah
Seminar
c. Seminar hasil
penelitian
d.Merevisi Laporan
Berdasarkan Hasil
Seminar
e. Menulis Artikel
Jurnal
f. Mengirimkan Artikel
Jurnal Ke Pengelola
Jurnal
Bagian terakhir dari Bab 3 adalah Daftar Pustaka. Semua referensi yang ada
dalam proposal harus didukung dengan daftar pustaka. Daftar pustaka
hendaknya bersifat asli dan baru. Asli artinya diambil dari penulisnya secara
langsung; baru artinya tahun penerbitan sedapat mungkin 10 tahun terakhir.
Satu atau dua yang usianya lebih dari 10 tahun masih dapat diterima. Anda
bebas memilih cara penulisan daftar pustaka asalkan konsisten. Berikut ini
adalah contoh dari daftar pustaka:
Daftar Pustaka
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN
Format halaman pengesahan sesuaikan dengan format yang berlaku di
Kementrian Pendidikan Nasional
ABSTRAK
Abstrak berisi ringkasan permasalahan dan cara pemecahan masalahnya,
tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik satu spasi dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (lebih baik bila ada). Jumlah kata
dalam abstrak tidak melebihi 200 kata (ada juga yang menetapkan 250
kata) dan dilengkapi dengan kata kunci 3 – 5 kata
KATA PENGANTAR
Kata pengantar berisi hal-hal yang akan disampaikan oleh peneliti
sehubungan dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Di bagian ini
dapat pula disampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
berjasa dalam pelaksanaan penelitian.
DAFTAR ISI
Daftar isi memuat bagian awal laporan, bab dan sub-bab, bagian akhir,
disertai pencantuman nomor halamannya.
DAFTAR TABEL
Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam
laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul tabel berada di
bagian atas tabel.
DAFTAR GAMBAR
Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada dalam
laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul gambar berada
di bagian bawah gambar. Gambar yang dimaksud adalah gambar yang
diambil selama proses penelitian berlangsung dan berguna antara lain
untuk menggambarkan situasi kelas/laboratorium,respon/mimik siswa
selama dilaksanakan tindakan, hasil karya siswa, grafik/diagram batang
yang menggambarkan data hasil penelitian.
BAB 1 – 3
Isi sama dengan proposal Penelitian Tindakan Kelas pada
pembahasan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka yang dicantumkan dalam laporan hanya yang benar-benar
dirujuk dalam naskah. Daftar pustaka ditulis secara konsisten dan
alphabetis. Daftar pustaka dapat bersumber dari buku, jurnal, majalah,
dan internet.
LAMPIRAN
Lampiran memuat contoh perangkat pembelajaran: RPP, kurikulum,
silabus, instrumen yang digunakan, personalia, data, foto pelaksanaan
penelitian dan bukti lain pelaksanaan termasuk berita acara seminar hasil
penelitian.
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
TAHUN 2 0 0 9
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
Apakah dengan metode latihan secara kelompok dapat meningkatkan
keterampilan mengetik 10 jari siswa dalam pembelajaran mengetik manual?
C. Tujuan Penelitian
Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan
ketrampilan mengetik 10 jari dengan metode latihan secara kelompok.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Meningkatkan keterampilan mengetik 10 jari dalam pembelajaran Mengetik
Manual.
2. Bagi Guru
Dapat dipakai sebagai pedoman bagi para guru khususnya yang mengajar
ketrampilan mengetik 10 jari baik dengan mesin ketik manual maupun
komputer dalam memilih strategi alternatif yang cocok sebagai metode
pembelajaran dalam merancang program pembelajaran
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai khasanah ilmu pengetahuan dan
dapat digunakan sebagai bahan penelitian tindakan yang lebih besar lagi
lingkupnya di masa mendatang.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dunia usaha dan industri sangat mengharapkan tenaga kerja yang unggul
dan berkualitas,dimana setiap tenaga kerja dituntut bekerja secara ulet dan
gigih dalam berkompetisi, beradaptasi pada lingkungan kerja,
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahliannya.
Denganmenggunakan mesin ketik dalam penyelesaian pekerjaan kantor, akan
diperoleh keuntungan:
a. Semua pekerjaan kantor dapat diselesaikan dengan cepat, jelas, dan
rapi. Sebuah kantor yang belum mempunyai perangkat berteknologi,
misalnya komputer, maka untuk menghasilkan berbagai macam
dokumen diperlukan mesin ketik manual sebagai mesin
produksi.Berbagai macam kegiatan surat menyurat harus diproduksi
melalui mesin ketik manual. Hasildari produk mesin ketik manual
dibandingkan dengan tulisan tangan akan jauh lebih cepat, jelasdan
rapi.
b. Dengan menggunakan kertas karbon, dapat diketik beberapa lembar
pekerjaan yang isi dan bentuknya sama.Berkaitan dengan point 1, kalau
setiap dokumen diproduksi melalui tangan, maka kuantitashasilnya
terbatas. Setiap produksi hanya dihasilkan satu dokumen saja. Berbeda
denganmenggunakan mesin ketik manual, maka dengan menggunkan
kertas karbon, kuantitas produksi jauh lebih banyak, minimal akan
dihasilkan dokumen sejumlah 5 lembar.
c. Dengan menggunakan sheet stencil dapat digandakan dalam jumlah
yang besar.Dalam suatu kondisi, suatu kantor membutuhkan dokumen
dengan kuantitas yang banyak,misalnya 500 lembar, maka dengan
menggunakan kertas sheet stencil yang kita produksi melaluimesin
ketik manual, maka dokumen dapat digandakan sebanyak yang kita
inginkan, selamakertas sheet stensil belum rusak.
d. Ada beberapa pekerjaan yang lebih cepat atau hanya bisa dikerjakan
dengan mesin ketik manual.Sebuah kantor yang dokumen-
dokumennya sudah tersedia, misalnya formulir, faktur dansebagainya,
dimana dalam dokumen tersebut terdapat tabel-tabel, garis-garis dan
isian-isian,maka akan sulit apabila dikerjakan dengan komputer, karena
untuk mengisi kolom-kolomtersebut harus mengukur dengan cermat.
Oleh karena itu bila dikerjakan oleh komputer akanmembutuhkan
waktu yang banyak. Dengan demikian agar pekerjaan lebih cepat, jelas
dan rapi, maka mesin ketik manual sebagai andalannya.
e. Sumber daya manusia merupakan sumber energi yang lebih
murahTeknologi komputer digerakkan oleh sumber tenaga listrik.
Tentunya sumber tenaga ini akanmemberikan tambahan pengeluaran
bagi suatu kantor. Berbeda dengan mesin ketik manual,sumber tenaga
yang menggerakkan adalah manusia, sehingga kantor atau instansi
tidak perlumengeluarkan biaya tambahan itu. Selain itu, apabila suatu
saat tenaga listrik padam, makakomputer tidak bisa dioperasikan
seperti halnya mesin ketik manual.
f. Sebagai dasar dalam mengetik menggunakan Komputer Seorang
pegawai kantor yang terampil dalam mengetik 10 jari dengan
menggunakan mesin ketik manual akan sangat bermanfaat ketika
mereka mengerjakan tugas-tugas dengan komputer.Ketrampilan yang
dimiliki akan sangat mendukung kinerja, kualitas dan kerja mereka.
a. Mengetik 10 Jari
Mengetik 10 jari merupakan teknik mengetik dengan memanfaatkan
semua jari tangan. Setiap jari mempunyai tugassendiri yang harus
dilatih satu demi satu dan berkelanjutan, sehingga jari tersebut
secaramaksimal dan optimal dapat bekerja dengan baik.
b. Mengetik Sistem ButaYaitu mengetik tanpa melihat papan huruf atau
hasil ketikan pada mesin ketik. Pandangan mataterarah pada naskah
yang terletak di sebelah kanan mesin ketik.
Tangan Kanan
Ibu Jari : Baris Kelima : Spasi
Jari Telunjuk : Baris Pertama : 6 dan 7
Baris Kedua : Y dan U
Baris Ketiga : H dan J
Baris Keempat: N dan M
Kelemahan :
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih
banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari
pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yangmonoton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti)
b. Langkah Pelaksanaan
Masing-masing kelompok melaksanakan pekerjaan yang telah ditugaskan
kepada kelompok. Pada saat kelompok sedang bekerja guru berkeliling
memberikan bimbingan dan pengawasan.
c. Langkah Penutup
Masing-masing kelompok melaporkan hasil pekerjaannya. Kelompok
lainnya menanggapi.(Drs. H. Mansyur, 1995:136-137)
Kerugian
1) Membuat siswa tidak bergairah
2) Membuang waktu jika kemampuan bekerja kelompok kurang
3) Membuang waktu jika mengenalkan konsep baru
4) Mengesampingkan kebutuhan anak pandai dan kurang dari kebutuhan
kelompok
5) Mengesampingkan penguasaan materi dari ketrampilan kerja kelompok
6) Anak pandai mendominasi anak kurang
Seperti yang sudah kita semua ketahui, saat banyak orang melakukan
kegiatan baik bersama,akan dihasilkan suatu pencapaian positif yang besar.
Satu orang tidak dapat berbuat banyak sebagai individu, tapi kelompok
dapat melakukan banyak hal. Kegiatan belajar mengajar perlu memberikan
pengalaman belajar yang beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan
dan menantang.
Belajar kelompok mempunyai tujuan agar anak dapat bersosialisasi dan
bekerjasama, terutama untuk kegiatan yang memerlukan pemecahan
masalah bersama. Melatih anak belajar kelompok, berarti juga menyiapkan
anak untuk menjadi dewasa yang bisa bekerjasama dengan orang lain. Dalam
kenyataan sehari-hari, yang membuat manusia sukses adalah
kemampuannya menerapkan kecerdasan untuk bekerjasama dengan orang
lain dalam mencapai tujuan bersama.
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Apabila kepada siswa diberikan pembelajaran dengan metode latihan secara
kelompok sesering mungkin saat mengetik, maka siswa akan mampu mengetik
10 jari dengan terampil.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
1. Metode Penelitian
3. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan dilakukan pada siswa kelas 1, Program Keahlian
Administrasi Perkantoran dengan jumlah siswa 32 siswa. Selain itu dilakukan
juga pada guru Mengetik di kelas tersebut. Obyek Penelitian adalah
Keterampilan dan Pembelajaran.
B. PROSEDUR PENELITIAN
1. Langkah pendahuluan
Pada langkah pendahuluan ini perlu mempersiapkan hal-hal berikut:
a) Identifikasi pokok dan sub pokok bahasan serta menentukan bentuk dan
jenis kegiatan.
b) Membagi kelas dalam beberapa kelompok.
c) Memberikan penjelasan secara menyeluruh tentang tujuan, hal-hal yang
harus dikerjakan dancara-cara mengerjakannya.
d) Mengadakan pembagian kerja bagi masing-masing kelompok.
2. Langkah Pelaksanaan
Masing-masing kelompok melaksanakan pekerjaan yang telah ditugaskan
kepada kelompok. Pada saat kelompok sedang bekerja guru berkeliling
memberikan bimbingan dan pengawasan.
3. Langkah Penutup
Masing-masing kelompok melaporkan hasil pekerjaannya dan mengevaluasi
hasil kerja kelompoknya tersebut. Dari hasil latihan siswa tersebut, kemudian
guru menganalisa tingkat kecepatan dan ketelitian dalam mengetik setiap
siswa sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan guru.
Sebagai contoh:
Latihan Mengetik Kecepatan hingga 80 hentakan per menit dengan tingkat
ketelitian 95%. Guru mengelompokkan siswa sesuai dengan kemampuan
yang telah diperoleh dalam latihan tersebut. Untuk siswa-siswa yang belum
memenuhi strandar kecepatan dan ketelitian, diberi latihan yang sama, dan
dijadikan satu dalam satu kelompok. Siswa yang telah memenuhi standar
kecepatan dan ketelitian diberi latihan yang berbeda sehingga ketrampilan
mengetik 10 jarinya terus meningkat.
Sumber : Wiwiek Maftuhah Jaziroh. (2011). Proposal Penelitian Tindakan Kelas. From
http://id.scribd.com/doc/46149489/Proposal-Penelitian-Tindakan-Kelas. Date 1 February
2011.
BAB V
MATERI PEMBELAJARAN 3
ADMINISTRASI PERKANTORAN
1. Uraian Materi
Everett M.Rogers menyatakan komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang
atau lebih membentuk atau melaksanakan pertukaran informasi terhadap satu sama
lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian. Dalam makna yang
sederhana, komunikasi adalah proses bertukar pengertian.
Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang
di perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan
pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.
nois
nois nois
nois nois
Medium
encodin decoding
nois
feedback
Memprediksi pengaruh dari sebuah pesan dan menyesuaikan pesan untuk seorang
penerima merupakan faktor kunci bagi keberhasilan komunikasi.
Untuk menjadikan pesan menjadi efektif, buatlah pesan tersebut praktis, faktual,
padat, jelas mengenai apa yang diharapkan dan persuasif:
d. Tipe Komunikasi
Tipe komunikasi dikategorikan menjadi 5 tipe berdasarkan sudut pandang dan
pengalaman dari masing-masing pakar yaitu :
1) Komunikasi Verbal
a) Berbicara dan menulis
b) Mendengar dan membaca
2) Komunikasi Nonverbal
a) Emblems adalah sebuah isyarat yang memberikan makna langsung
pada ymbol yang dibuat oleh gerakan tubuh (mengangkat jempol
berarti terbaik untuk orang Indonesia tetapi terjelek untuk orang
India).
b) Illustrators adalah gerakan tubuh ketika ingin memperjelas sesuatu
(besar-kecilnya obyek).
c) Kinesics adalah gerakan tubuh.
d) Affect display adalah isyarat yang terjadi dikarenakan adanya dorongan
emosional (ekspresi muka seperti menangis dan tertawa).
e) Regulators adalah gerakan tubuh yang terjadi di daerah kepala
(menggeleng atau mengangguk).
f) Adaptory adalah gerakan tubuh sebagai tanda kekesalan (menggerutu
dan menarik napas).
g) Gerakan mata mencerminkan isi hati seseorang.
h) Sentuhan adalah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan.
i) Paranguage adalah isyarat yang diakibatkan oleh intonasi atau volume
seseorang saat berbicara.
j) Diam merupakan suatu komunikasi nonverbal yang memiliki arti yang
luas.
k) Postur tubuh menggambarkan karakter atau kepribadian seseorang
secara berbeda.
l) Warna dapat memberikan arti terhadap suatu objek.
m) Bunyi yang dikeluarkan oleh berbagai benda seperti lonceng dan tepuk
tangan.
n) Bau dapat digunakan untuk melambangkan status seperti bau
kosmetik.
f. Menyimak (Listening)
g. Proses Menyimak
Agar dapat saling memahami maka pengirim dan penerima pesan harus memiliki
pengertian yang sama. Kendala komunikasi antar pribadi yaitu:
Manajer Umum
Karyawan
Karyawan
c) Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal (komunikasi lateral) merupakan proses
komunikasi yang terjadi antara divisi-divisi yang memiliki
tingkatan sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Salah satu
maksud dan tujuan komunikasi horizontal adalah melakukan
persuasi, mempengaruhi, dan memberi informasi kepada
bagian atau departemen/divisi/bagian yang memiliki
kedudukan sejajar.
Karyawan
d) Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi diagonal sedikit berbeda dengan bentuk-
bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal (diagonal
communication) melibatkan komunikasi antara dua tingkat
(level) organisasi yang berbeda.
Contohnya komunikasi formal antara pimpinan produksi
dengan divisi penjualan, antara bagian sumber daya manusia
dengan divisi diklat, dan antara pimpinan keuangan dengan
bagian promosi.
Manajer Umum
Karyawan
A B C D E F
Karyawan
m. Manajemen Rapat
1) Pengertian Rapat
Rapat merupakan bagian dari sarana komunikasi langsung yang rutin
dilaksanakan oleh pemimpin dan para staf di dalam sebuah
organisasi. Rapat sering diselenggarakan oleh banyak organisaasi.
Jadi, dengan kata lain rapat memiliki peranan yang sangat penting
dalam upaya menjalin kerjasama antar karyawan, menentukan arah
dan mencapai visi organisasi.
Sebelum mempelajari lebih jauh tentang cara mengelola rapat yang baik
dalam sebuah organisasi. Sebaiknya mempelajari pengertian dari rapat.
Rapat ialah pertemuan antara sejumlah orang atau kelompok untuk
membicarakan suatu masalah atau topik tertentu. Pendapat lain menyatakan
rapat (conference atau meeting) adalah alat/media komunikasi kelompok yang
bersifat tatap muka dan sangat penting, diselenggarakan oleh banyak
organisasi, baik swasta maupun pemerintah untuk mendapatkan mufakat
melalui musyawarah untuk pengambilan keputusan. Menurut Nunung dan
Ratu Evi “rapat merupakan suatu alat komunikasi antara pimpinan kantor
dengan stafnya”. Kemudian Wursanto memberikan beberapa pandangan
pengertianyang kemudian bisa disimpulkan oleh penulis:
3) Jenis-jenis Rapat
2. Studi Kasus
Rahasia keberhasilan ritel Canadian Tire terletak pada orang-orangnya. Para perwakilan dealer
Canadian Tire terlibat dalam proses perencanaan dan evaluasi serta dalam kehidupan sehari-
hari organisasi. ”Kami mempunyai keunggulan unik dalam bisnis ritel di Kanada, para
perwakilan dealer kami. Mereka adalah pria dan wanita yang ingin berhasil, dan mereka
bekerja tanpa lelah bersama kami untuk melaksanakan semua rencana dalam Rencana Strategis
untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan kinerja,” menurut laporan tahunan
organisasi tahun 2002.
Rencana ritel Canadian selanjutnya adalah strategi kosnep 20/20, yang akan memasukkan
perubahan rancangan yang signifikan terhadap desain dalam dan luar toko, dilengkapi dengan
kantin, bagian onderdil kendaraan, bagian pakaian, bagian mainan dan alat rumah tangga.
Konsep 20/20 yang baru pada musim gugur 2003, perusahan akana menentukan bagaimana
meneruskan visi tersebut. Tujuan strategisnya adalah menerapkan rencana Konsep 20/20 pada
toko-toko format baru dan membentuk toko-toko pilihan yang sudah ada dalam rencana tahun
2004-2005.
3. Latihan
Atasan Anda meminta Anda menentukan cara terbaik untuk mengkomunikasikan prinsip-
prinsip strategi Konsep 20/20 kepada para perwakilan dealer. Perwakilan dealer biasanya
bertemu setiap tahun, tetapi rapat berikutnya belum ada sembilan bulan dari raapat
sebelumnya. Karena itu, muncul saran bahwa telekonferensi formal akan menjadi pilihan
terbaik. Anda menyelidiki kemungkinan penggunaan internet untuk mengadakan sesi tanya
jawab informal yang disusul kemudian rapat sebenarnya. Apa kelebihan dan kelemahan sesi
online? Akankah sesi telekonferensi memungkinkan ide-ide mengalir lancar atau justru
memperumit masalah? Seberapa penting untuk melibatkan manajer senior organisasi dalam
setiap sesi komunikasi?
Dalam sebuah memo yang ditujukan kepada atasan Anda, buatlah garis besar kelebihan rapat
online, dan berikan serbuah argumen kuat untuk mengadakan telekonferensi berdasarkan
kebutuhan untuk menghindari kemacetan dalam komunikasi serta mengatasi setiap kendala
yang mungkin menimbulkan salah paham.
B. Prosedur Administrasi
1. Uraian Materi
a. Pengertian Surat
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan surat adalah
penyampaian informasi secara tertulis dari satu pihak ke pihak lain dapat berupa
pemikiran, undangan, penawaran, pemberitahuan, pernyataan, permintaan,
pertanyaan, laporan pemikiran, sanggahan, dan kritikan.
1) Merancang konsep surat yang baik dan juga memperbaiki konsep surat.
2) Mengetik konsep surat yang baik dan benar sesuai dengan peraturan yang
berlaku sehingga menjadi surat yang siap untuk dikirimkan atau
disampaikan.
3) Pengurusan surat atau mail handling yang efektif dan efisien, adalah
menangani surat-surat yang masuk dan keluar sebaik-baiknya sesuai dengan
prosedur, dan
4) Kearsipan atau filling, adalah menyimpan dan menemukan kembali surat
atau warkat dengan cepat dan tepat saat diperlukan menurut sistem tertentu.
e. Korespondensi Niaga
Korespondensi adalah sarana komunikasi tertulis sesuai dengan fungsi dan tujuan
yang ingin dicapai. Ada yang berpendapat bahwa komunikasi merupakan pelumas
dalam suatu organisasi. Apabila komunikasi terhambat maka dapat menimbulkan
banyak masalah pada banyak pihak dalam organisasi tersebut. Jadi, bila proses
korespondensi sebagai salah satu sarana komunikasi tertulis kurang jelas dan tepat,
akan menghambat perkembangan organisasi yang dalam hal ini adalah organisasi.
Korespondensi dinyatakan dalam bentuk surat yang secara umum dapat dikatakan
bahwa surat merupakan alat untuk menyampaikan suatu maksud secara tertulis.
Batasan tersebut mengandung pengertian yang sangat luas karena banyak sekali
maksud yang dapat dituangkan secara tertulis secara tertulis, misalnya karangan
berupa artikel, makalah, skripsi, dan buku. Oleh karenanya, perlu diperjelas lagi
dengan penekanan bahwa maksud yang disampaikan melalui surat dapat berupa
permintaan, pertanyaan, pertimbangan, lamaran, penolakan, dan sebagainya.
Namun demikian, batasan tersebut pun masih belum mencakup makna tentang misi
atau pesan yang diemban oleh surat secara keseluruhan. Dalam pengertian sehari-
hari, surat umumnya hanya dikenal sebagai alat untuk menyampaikan berita secara
tertulis. Pengertian tersebut merupakan pengertian sempit akibat dari anggapan
bahwa surat hanya merupakan alat untuk mengirim kabar atau berita, padahal surat
mengandung aspek yang jauh lebih luas mencakup informasi tertulis berupa
rekaman berita yang dibuat dengan persyaratan tertentu.
Informasi tertulis adalah informasi berupa kabar atau berita seperti surat berita yang
sudah umum dikenal, misalnya penawaran, pesanan, panggilan, dan permohonan,
sedangkan informasi berupa rekaman berita secara tertulis misalnya surat tanda
bukti, kartu identitas, akta, dan kontrak. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat
disimpulkan surat adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat
komunikasi tulis yang dibuat dengan persyratan tertentu yang khusus berlaku
untuk surat-menyurat.
Penyampaian maksud dan pesan melalui surat dari satu pihak kepada pihak lain
dapat atas nama perseorangan (pribadi) dan dapat atas nama jabatan dalam suatu
organisasi. Kegiatan saling berkirim surat oleh individu atau oleh organisasi disebut
surat-menyurat atau korespondensi, dan para pelakunya disebut koresponden.
f. Guna Surat
Walaupun memerlukan proses yang cukup lambat, surat masih tetap diperlukan
sebagai alat komunikasi di tengah alat komunikasi modern yang sangat canggih
dewasa ini. Surat memiliki bukti otentik berupa tulisan dan tanda tangan yang tidak
dimiliki oleh alat komunikasi lisan. Itulah sebabnya kedudukan surat dalam bidang
komunikasi tak tergoyahkan.
Secara terinci guna surat bagi perseorangan dan oganisasi dapat dirumuskan
sebagai :
Penyampaian maksud dan pesan melalui surat akan lebih formal dibandingkan
dengan penyampaian secara lisan. Hal-hal yang sukar dibicarakan dalam
komunikasi lisan dapat disampaiakn dengan lebih leluasa di dalam surat karena
antara pengirim dan penerima surat tidak saling bertatap pandang. Sikap dan
perilaku seseorang seperti pemalu, gugup, atau cara berbicara yang gagap, tidak
akan tampak di dalam sebuah surat.
1) Pengirim berita
2) Pesan yang akan disampaikan
3) Penerima berita.
Komunikasi disebut efektif bila pengirim berita dapat merumuskan pesan yang
akan disampaikannya secara tepat. Dengan bantuan alat atau media tertentu pesan
tersebut dikirim atau disampaikan kepada penerima, dan diharapkan penerima
akan menanggapi dan membalas pesan itu sama dengan maksud pengirimnya.
Sebuah surat resmi yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut,
yaitu :
1) Menggunakan kertas surat yang tepat dalam hal ukuran, jenis, dan warna,
serta harus disesuaikan dengan jenis surat yang akan ditulis
2) Menggunakan bentuk surat yang standar
3) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku
4) Menggunakan gaya bahasa yang lugas (concise)
5) Menggunakan bahasa yang jelas (clear)
6) Menggunakan bahasa yang sopan dan hormat (cortious)
7) Menyajikan fakta yang benar dan lengkap (correct and complete)
8) Tidak menggunakan singkatan yang belum lazim, bahkan isi surat sedapat
mungkin bebas dari singkatan
9) Tidak menggunakan kata-kata sulit dan istilah yang belum umum
h. Bagian-bagian Surat
i. Bentuk Surat
Bentuk surat adalah tata letak atau posisi bagian-bagian surat. Pada tiap
bagian surat memiliki peranan yang penting sebagai identifikasi atau
petunjuk pengelolaan surat.
Berdasarkan pola umum surat menyurat, ada beberapa macam bentuk surat,
diantaranya:
1) Bentuk lurus penuh (full block style)
2) Bentuk lurus (block style)
3) Bentuk setengah lurus (semi block style)
4) Bentuk bertekuk (indented style)
5) Bentuk paragraf menggantung (hanging paragraph style)
b) Surat Dinas Pribadi sering juga disebut surat setengah resmi, adalah surat-surat
yang dikirimkan dari seseorang atau pribadi kepada suatu instansi atau
organisasi.
Contoh surat dinas pribadi :
i. Surat Lamaran Pekerjaan yaitu surat yang dibuat oleh seseorang dan
ditujukan untuk suatu organisasi yang berisi permohonan untuk
memperoleh pekerjaan sesuai dengan jabatan yang ditawarkan serta
kemampuan yang dimiliki oleh pelamar atau pengirim surat.
ii. Daftar Riwayat Hidup yaitu daftar yang memuat keterangan tentang
diri pelamar. Bagian yang perlu dimasukkan ke dalam Daftar Riwayat
Hidup yaitu data pribadi, pendidikan, pengalaman kerja, dan
informasi lain.
iii. Surat Izin yaitu surat pribadi yang bersifat kedinasan karena
menyangkut urusan perserorangan dalam kaitannya dengan suatu
instansi atau lembaga.
c) Surat Dinas Swasta yaitu surat yang dibuat oleh organisasi swasta yang dikirim
untuk para karyawannya ataupun untuk relasi atau langganannya ataupun
organisasi lain yang terkait. Contohnya adalah surat undangan rapat, surat
undangan pertemuan, surat rapat tahunan.
d) Surat Niaga yaitu surat mengenai masalah perdagangan yang dibuat oleh
organisasi untuk dikirim kepada para langganannya. Contohnya surat
perkenalan barang, surat penawara barang, surat pesanan barang.
e) Surat Dinas Pemerintah yaitu surat-surat yang berisi masalah-masalah
administrasi pemerintahan yang dibuat oleh instansi pemerintah. Contohnya
adalah surat keputusan dan surat instansi.
k. Jenis-jenis Dokumen
2) Jenis-Jenis Dokumen
a) Menurut Jenisnya yaitu :
3. Latihan
1. Uraian Materi
Pengurusan surat masuk terjadi di Unit Kearsipan dan Tata Usaha Pengolah.
1) Penerimaan Surat
Didalam organisasi, surat dan naskah masuk diterima oleh staf
penerima atau tata usaha yang ditugaskan untuk mengurusi
penerimaan surat dan naskah. Penerima mempunyai tugas :
a) Menerima surat yang disampaikan baik oleh pengantar, petugas
pos, telekom maupun oleh perorangan
b) Meneliti kebenaran alamat surat yang tertera di amplop
c) Mebubuhkan paraf pada bukti penerimaan
d) Mensortir surat
e) Membuka sampul dan mengeluarkan surat dari amplop. Jika
alamat pengirim tidak tercantum di dalam surat, maka amplop
diikutsertakan bersama suratnya. Surat distempel tanda terima
f) Meneliti kelengkapan yang ada pada lampiran surat
g) Menyampaikan surat kepada Pengarah
h) Menyampaikan surat rahasia (tertutup) kepada Pencatat
2) Pengarahan Surat
Pengarahan surat adalah kegiatan untuk menentukan unit pengolah
yang akan menindaklanjuti atau memproses surat sesuai isinya.
Pengarahan surat dilakukan oleh pengarah. Pengarah mempunyai
tugas:
a) Membaca isi surat dan menentukan surat itu tergolong penting
atau biasa
b) Menuliskan isi disposisi atau pengarahan pada lembar disposisi
: tindakan apa yang harus dilakukan terhadap surat yang
bersangkutan oleh pengolah
c) Menentukan kode klarifikasi dan indeks pada naskah surat
penting
d) Menyampaikan naskah surat penting dan biasa kepada Pencatat
3) Pencatatan Surat
Pencatatan surat ialah penulisan keterangan bagian-bagian yang
tercantum dalam naskah surat dan naskah lain yang disertakan di
dalam Kartu Kendali atau Lembar Pengantar. Pencatat mempunyai
tugas :
a) Mencantumkan nomor urut pada naskah surat
b) Mencatat naskah surat di dalam kartu kendali rangkap tiga atau
lembar pengantar rangkap dua
c) Menyampaikan naskah surat beserta kartu kendali atau lembar
pengantar kepada Pengendali Surat
4) Pengendalian Surat
Tugas pengendali surat diantaranya adalah:
a) Menerima surat beserta kartu kendali/lembar pengantar dari
pencatat
b) Meneliti keberanan nomor kode surat dan kelengkapan
lampiran
c) Menyampaikan naskah surat beserta kartu kendali II dan III
kepada Tata Usaha Unit Pengolah
d) Menyampaikan naskah surat rahasia (tertutup) dan biasa
beserta lembar pengantar rangkap dua kepada Tata Usaha
Pengolah
e) Menyusun (menyimpan) kartu Kendali I dalam almari katalog
berdasarkan urutan nomor kode
5) Penyimpanan
Penyimpan bertugas untuk menyimpan kartu kendali II dan lembar
pengantar yang diterima kembali dari Tata Usaha Pengolah sebagai
pengganti arsip selama surat dan naskahnya beserta kartu kendali III
masih disimpan di Unit Pengolah.
Pengurusan surat dan naskah pada Tata Usaha Pengolah yakni sebagai
berikut :
a) Menerima surat dari Pengendali. Apabila pencatatan surat
penting dilakukan pada kartu kendali, maka yang diterima
adalah surat beserta kartu kendali lembar II dan III
b) Membubuhkan paraf pada kartu kendali lembar II sebagai
tanda bukti naskah sudah diterima
c) Mengembalikan kartu kendali lembar II kepada Pengendali
d) Kartu kendali lembar III disimpan berdasarkan urutan nomor
kode
e) Mengisi lembar disposisi rangkap dua
f) Menerima dan menyampaikan naskah yang diterima dari Unit
Kearsipan kepada pengolah untuk diselesaikan disertai lembar
disposisi
g) Menyimpan satu lembar disposisi sebagai pengganti arsip yang
ada pada pengolah
h) Menyimpan surat dan naskah lampirannya sebagai arsip aktif
setelah selesai diolah
i) Meneriman naskah surat biasa beserta dua lembar pengantar
dari Pengendali
j) Membubuhkan paraf pada lembar pengantar sebagai tanda
bukti bahwa naskah sudah diterima
k) Mengembalikan satu lembar pengantar kepada Pengendali
Penerimaan
Penyortiran
Agenda Masuk
Diproses
LEMBAR DISPOSISI
Dari : …………….……..
Perihal : ……………………..
a. Dicatat
b. Disimpan
c. Dikonsultasikan
d. Dijawab
e. Diberi komentar
f. Dibuatkan konsep
g. Dikerjakan
h. Dihadiri
i. Diselesaikan
j. Diperiksa
Contoh Format Lembar Disposisi 2
PPMB
LEMBAR DISPOSISI
Dari : …………………………………………………..
Perihal : ………………………………………………….
1 Direktur Utama
2 Direktur Produksi
3 Direktur Pemasaran
6 Bagian Humas
7 Bagian Perbekalan
8 Bagian Personalia
9 Bagian Keuangan
10 Bagian Umum
Proses Pengurusan Surat Masuk Penting
Unit Kearsipan Unit Pengo lah
Penerima Pencatat Surat Pengarah Surat Penata
Sur at Arsip
Surat Surat
Pe nting
I I Penting II
II III
II
III III
II
II
1 1 1 1,2
2 2 2
L em b ar
D isp o sis i
1 ,2
L em b ar
Pe n ga ntar
S im p a n
S u rat
Halaman:
PPMB
GDG.L, JL. RAWAMANGUN MUKA
JAKARTA 12330
KARTU ARSIP
5-3-04 Dirjendekti 2. -
c. Prosedur Pengurusan Surat Keluar
Pengi rim Pencatat Pengarah Penata Tata Usaha Pimpinan Pel aksana
Arsip Pengol ah Pengolah Pengolah
Hasi l Pe ngola ha n
Disposisi Surat
Surat
Pe rt in gg al
Pengurusan surat beserta naskah surat keluar adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Tata Usaha Pengolah dan atau Unit Kearsipan dalam pelaksanaanya.
Unit Kearsipan
Unit Pengolah Pencatat Surat Pengarah Penata Arsip Ekspedisi
Surat
Surat Surat
Asli Asli T
I I
I
II II
III
T
II
II II
DISIMPAN
CAP POS
SURAT PENUNJUK
No : 125/BPPK-SDM/III/2010
Fungsi utama e-mail adalah untuk bertukar pesan atau informasi didalam
organisasi. Komunikasi internal semacam itu semakin penting sekarang ini.
Organisasi mengalami perampingan, rantai komando yang semakin mendatar,
pembentukan tim kerja, dan pemberdayaan pangkat-dan-arsip karyawan.
Dengan diberi lebih banyak wewenang untuk mengambil keputusan,
karyawan menemukan bahwa mereka butuh lebih banyak informasi. Mereka
harus mengumpulkan, melakukan pertukaran, dan mengevaluasi informasi
yang berkaitan dengan produk dan layanan yang mereka tawarkan.
Manajemen juga memerlukan input dari karyawan agar dapat cepat tanggap
terhadap perubahan pasar lokal dan global. Permintaan akan informasi yang
semakin meningkat ini juga berarti meningkatkan penggunaan e-mail,
meskipun memo dengan kertas masih digunakan.
Pada organisasi saat ini pesan e-mail dan memo merupakan bentuk
komunikasi standar dan akan menjadi media komunikasi bisnis yang paling
umum digunakan. Pesan yang sangat diperlukan ini digunakan untuk
memberi informasi pada karyawan, meminta data, memberi respons,
mengimformasi keputusan, dan memberi arahan. Pesan e-mail dan memo yang
baik umumnya mempunyai karakteristik tertentu.
E-mail dan memo mengandung judul kata penunjuk. Judul ini membantu
pembaca segera mengidentifikasi tanggal, asal, maksud, dan tujuan sebuah
pesan. Sebagai catatan bahwa pesan e-mail yang dikirim keluar tidak perlu
disertai waktu kirim karena hal itu diselipkan secara otomatis oleh komputer.
Posisi waktu penerimaan pada pesan e-mail yang masuk bervariasi tergantung
pada program komputer yang digunakan. Posisi waktu kirim dalam memo
kertas juga fleksibel.
Satu Topik
Pesan e-mail dan memo yang baik umumnya hanya membahas satu topik.
Membatasi topik membantu penerima bertindak terhadap subjek dan
mengarsipnya dengan tepat. Seorang penulis memo yang, misalnya,
menjelaskan sebuah masalah printer komputer dan juga meminta izin untuk
menghadiri sebuah konferensi mempunyai risiko kegagalan 50 persen.
Pembaca mungkin merespons masalah printer tetapi melupakan tentang
permintaan izin konferensi.
Bersifat Percakapan
Nada pesan e-mail dan memo diharapkan bersifat percakapan karena pihak –
pihak yang berkomunikasi biasanya sudah saling kenal. Hal ini berarti kadang
– kadang dalam bahasa Inggris menggunakan singkatan (I’am, you’ll), kata
sehari–hari, dan kata ganti orang pertama (saya/kami). Meskipun demikian,
nadanya juga harus tetap profesional. E-mail begitu cepat dan begitu mudah
digunakan sehingga ada saja penulis yang tergoda ke dalam suatu sikap
“kurang profesional yang mengherankan”. Meskipun hangat dan bersahabat,
pesan e-mail seharusnya tidak emosional. Jangan pernah menyertakan kata–
kata yang tidak seharusnya diucapkan di hadapan seseorang.
Keringkasan
Penyorotan Grafis
Proses Penulisan
“Salah satu ciri revolusi informasi yang paling mengagumkan,“ kata wakil
direktur sebuah organisasi teknologi, adalah bahwa “momentum telah
berbalik pada kata tertulis.” Pebisnis menulis lebih banyak pesan daripada
sebelumnya, dan banyak dari tulisan itu adalah e-mail dan memo. Agar efektif,
pesan internal yang baik memerlukan persiapan yang teliti. Meskipun hal itu
sering terlihat rutin, e-mail dan memo mungkin menjangkau lebih jauh dari
yang diperkirakan. Pertimbangkan peneliti pasar di Vancouver, yang baru
bekerja dan ingin menyenangkan atasannya, yang meminta laporan kemajuan
proyeknya. Tanpa pikir panjang, ia segera mengirim sebuah ringkasan singkat
mengenai pekerjaannya dalam sebuah e-mail kepada atasannya. Kemudian
dalam minggu itu juga seorang wakil direktur meminta atasannya itu
melaporkan kemajuan proyek tersebut, dan atasannya pun meneruskan memo
dari peneliti pasar yang tergesa–gesa itu. Kesan buruk yang muncul pun sulit
diatasi oleh karyawan baru itu.
1) Apakah saya sudah benar – benar perlu menulis e-mail dan memo ini?
Menelpon atau kunjungan singkat kepada seorang rekan yang dekat
mungkin dapat menyelesaikan masalah serta menghemat waktu dan biaya
pesan tertulis. Di sisi lain, sejumlah pesan tertulis membutuhkan catatan
permanen. Keputusan lain adalah apakah menulis memo kertas atau
mengirim secara elektronik. Banyak kantor yang sedang menuju sebuah
tempat kerja tanpa kertas.
2) Mengapa saya menulis?
Ketahui terlebih dahulu apa alasan untuk menulis dan harapan apa yang
ingin dicapai. Hal ini akan membantu mengenali poin–poin penting dan di
mana menempatkannya.
Penulis yang teliti dan penuh perhatian merevisi pesan mereka, mengoreksi
draf akhir, dan mengevaluasi keberhasilan komunikasi mereka.
2) Mengoreksi ketepatan.
Baik elektronik atau dengan kertas, memo rutin biasanya mengandung empat
bagian :
Baris Subjek
Dalam e-mail dan memo, baris subjek merupakan keharusan. Baris ini
meringkas ide pokok, yang memberi identifikasi cepat untuk membaca dan
mengisi. Sebuah baris subjek biasanya ditulis dalam gaya yang disingkat,
sering tanpa kata sandang (sebuah, suatu). Hal itu tidak perlu berupa kalimat
lengkap, dan tidak harus diakhiri dengan titik. Baris subjek e-mail sangat
penting. Baris subjek e-mail sangat penting. Baris subjek yang tak bermakna
(seperti halo atau penting) bisa membuat pembaca menghapus pesan tanpa
pernah membukanya. Baris subjek yang baik sering mengandung bentuk kata
kerja atau permintaan tindakan:
Pembukaan
Kebanyakan memo dan e-mail meliputi informasi yang tidak sensitif yang
dapat disampaikan secara terus terang. Menurut eksekutif organisasi Doris
Margonine “memo yang mengena pada saya menyampaikan secara langsung
apa yang ada di benak penulis.” Mulailah dengan muatan utama, yaitu
mengungkapkan ide utama dengan segera. Meskipun tujuan memo atau e-mail
telah diringkas dalam baris subjek, tujuan tersebut harus dinyatakan kembali--
dan diperjelas--dalam kalimat pertama. Beberapa pembaca melewatkan baris
subjek dan langsung loncat ke kalimat pertama. Perhatikan bagaimana
pembukaan tidak langsung berikut ini dapat diperbaiki dengan muatan depan
(frontloading).
I
s
i
I
s
i
m
e
n
c
Pembukaan Tidak Langsung Pembukaan Langsung
a
k Selama enam bulan terakhir, Silahkan melihat proposal
u Departemen Produksi telah berikut ini berkaitan dengan
p mempertimbangkan untuk program penambahan mesin-
menambah mesin-mesin baru. mesin baru, dan mohon beritahu
l kami selambatnya tanggal 20 Mei
e jika Anda menyetujui perubahan
b ini.
i
h
Sebagaimana Saudara ketahui, Bila Anda setuju, saya akan
b karyawan di Bagian Produksi memesan mesin potong model
a telah mengeluh tentang terbaru seharga $189 per mesin
n jumlah produksi yang tidask untuk digunakan di Pusat
y meningkat tiap waktunya. Produksi
a
k
i
n
formasi mengenai alasan menulis. Hal itu menjelaskan dan mambahas subjek
secara logis. Rancang data dengan baik agar mudah dipahami dengan
menggunakan daftar nomor, heading, tabel, dan teknik penyorotan grafis
lainnya. Bandingkan dua versi dari pesan yang sama berikut ini. Amati
bagaimana sarana grafis dengan kolom, heading, dan ruang kosong membuat
poin – poin utama mudah dipahami.
Penutupan
Pada umumnya pesan diakhiri dengan (1) informasi tindakan, tanggal, atau
tenggat waktu, (2) ringkasan pesan, atau (3) pikiran penutup. Di sini sekali lagi
berpikir terlebih dahulu sebelum mulai menulis adalah penting. Penutup
adalah bagian di mana pembaca dapat melihat tenggat dan tindakan yang
diharapkan. Penutup memo atau e-mail yang efktif misalnya, Mohon serahkan
laporan Anda sebelum tanggal 15 Juni sehingga kami mempunyai data Anda
sebelum sesi perencanaan Juli kami.
Dalam pesan yang lebih rumit sebuah ringkasan poin utama mungkin lebih
tepat sebagai penutup. Bila tak ada permintaan tindakan dan tidak diperlukan
ringkasan penutup, pesan dapat diakhiri dengan sebuah pikiran kesimpulan
sederhana (saya senang menjawab pertanyaan Anda atau kelihatannya ini
merupakan proyek yang berguna). Menutup pesan untuk memberikan kesan
baik kepada rekan kerja memang jarang ditemukan dibanding dengan surat
untuk pelanggan atau klien, beberapa pikiran penutup sering diperlukan
untuk menunjukkan kesopanan. Penutup bisa menunjukkkan terima kasih
atau mendorong umpan balik dengan uangkapan seperti saya sungguh
menghargai kerjasama Anda atau apa ide Anda untuk proposal ini? Penutup
lainnya melihat pada tindakan selanjutnya, seperti bagimana Anda ingin
meneruskannya? Hindari penutupan dengan mohon beritahu saya bila Anda
membutuhkan bantuan lebih lanjut. Penutup yang berlebihan ini terdengar
mekanis dan tidak lulus.
Saat ini, pesan e-mail rata – rata bisa tetap berada dalam sistem komputer
organisasi sampai lima tahun. Dan dalam sejumlah situasi satu – satunya
kesan seseorang tentang penulis e-mail adalah dari pesan yang dikirimkan.
Mulai menulis
Petunjuk berikut ini akan membantu melakukan permulaaan yang baik dalam
menggunakan e-mail secara aman dan efektif.
Etika
Membalas E-mail
Tips berikut ini dapat menghemat waktu dan mengurangi frustasi ketika
membalas pesan.
1) Baca dulu semua pesan dalam kotak masuk sebelum menjawabnya satu
persatu. Karena pesan berikutnya sering mempengaruhi cara
merespons, baca dulu semuanya (terutama semua pesan dari orang
yang sama).
2) Jangan secara otomatis membalas pesan pengirim. Ketika membalas, cut
and paste (potong dan tempel) bagian yang relevan. Hindari
menyusahkan penerima pesan dengan mengembalikan seluruh
“berkas” (urutan pesan) tentang suatu topik. Banyak pengguna yang
mahir dapat mengatur pilihan program mereka sehingga hanya respons
mereka saja yang terkirim.
3) Revisi baris subjek jika topik berganti. Ketika membalas atau
meneruskan pertukaran e-mail, revisilah baris subjek jika topik berganti.
Penggunaan Pribadi
Ingat bahwa komputer kantor dimaksudkan untuk komunikasi yang
berkaitan dengan pekerjaan.
2. Studi Kasus
3. Latihan
1. Uraian Materi
a. Pendahuluan
Jadi arsip dinamis adalah semua arsip yang masih berada di berbagai kantor,
baik kantor pemerintah, swasta, atau organisasi kemasyarakatan, karena masih
dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan
administrasi lainnya. Arsip dinamis dalam bahasa Inggris disebut record.
A R SIP
A KT IF
A R SIP
D IN A MIS
A R SIP A R SIP
INA K TIF
A R SIP
ST A TIS
Apa pun sebutan dan istilahnya , yang dimaksud dengan arsip disini adalah
setiap catatan (record/warkat) yang tertulis, tercetak, atau ketikan, dalam
bentuk huruf, angka atau gambar, yang mempunyai arti dan tujuan tertentu
sebagai bahan komunikasi dan informasi, yang terekam pada kertas (kartu,
formulir), kertas film (slide, film-strip, mikro-film), media computer (pita tape,
piringan, rekaman, disket), kertas photocopy, dan lain-lain.
ARSIP INAKTIF
Penyusutan Pemusnahan
ARSIP AKTIF
Di Unit Kearsipan Penyimpanan
Arsip Nasional RI
Pengurusan & Registrasi / Agenda
Pengendalian Pengarahan
Arsip N asional
Penciptaan Daerah
Konsep, Daftar, Formulir
Arsi p
1) Arsip otentik
2) Arsip tidak otentik.
Arsip otentik adalah arsip yang di atasnya terdapat tanda tangan asli dengan
tinta (bukan fotokopi atau film) sebagai tanda keabsahan dari isi arsip
bersangkutan. Arsip otentik dapat dipergunakan sebagai bukti hukum yang
sah.
Arsip tidak otentik adalah arsip yang diatasnya tidak terdapat tanda tangan asli
dengan tinta. Arsip ini dapat berupa fotokopi, film, microfilm, keluaran
(output/print-out) computer, dan media komputer seperti flash disk dan
sebagainya.
Manual / Konvensional
( Manual System )
b. Ruang Lingkup
Dapat dikatakan bahwa di mana ada kegiatan manusia, niscaya di situ akan
terdapat arsip. Manusia selalu memerlukan catatan atau rekaman dari setiap
kegiatan yang dilakukan, sehingga memerlukan arsip sebagai alat bantu untuk
mengingat baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan kepentingan-
kepentingan pembuktian-pembuktian yang otentik dan sebagainya.
Dengan adanya arsip akan timbul kegiatan yang berhubungan dengan kearsipan,
baik dengan peralatan yang paling sederhana maupun dengan peralatan yang
paling canggih atau teknologi tinggi seperti misalnya komputer. Sejak manusia
mulai merekam berbagai kegiatan dengan mempergunakan daun papyrus, tablet
tanah liat, ataupun daun lontar semenjak itu pulalah sejarah kearsipan mulai
berlangsung.
Pada awalnya transaksi dan kegiatan manusia dengan manusia lainnya cukup
didasari atas saling percaya dan daya ingat. Jual beli dapat berlangsung dengan
tukar-menukar atau barter, misalnya antara orang pantai dan petani. Oleh orang
pantai hasil lautnya ditumpuk di suatu tempat, kemudian datang petani
mengambil hasil laut tersebut dan meninggalkan hasil pertaniannya. Barter
tersebut terjadi tanpa komunikasi sama sekali.
Cara transaksi dan kegiatan seperti contoh diatas, tentu saja tidak dapat berjalan
terus. Aktivitas dan keperluan manusia makin bertambah banyak dan rumit
disebabkan oleh pertambahan jumlah manusia dan perkembangan
peradabannya. Dewasa ini, transaksi keuangan misalnya, niscaya disertai dengan
tanda bukti berupa kuitansi. Transaksi barang akan disertai dengan tanda bukti
berupa faktur. Bahkan sebagai tanda bukti persetujuan diperlukan lagi adanya
surat perjanjian.
Kuitansi, faktur, dan surat perjanjian tersebut adalah sebagian kecil dari sekian
banyak contoh catatan atau rekaman yang terjadi dari adanya kegiatan kita
sehari-hari. Catatan dan rekaman tersebut kita sebut arsip.Pemakaian bukti
tertulis memang sudah melembaga pada setiap kegiatan. Bahkan terdapat
kecenderungan bahwa semakin canggih peralatan teknologi yang dipergunakan
untuk suatu kegiatan, semakin bertambah banyak rekaman atau arsip
(output/keluaran) yang dihasilkan, dan penggunaan arsip dalam bentuk
formulir disebut sebagai masukan (input), misalnya saja pada pemakaian
peralatan computer.
Bukti atau rekaman yang diperlukan dan dihasilkan dari setiap kegiatan itulah
yang perlu kita tata secara sistematis agar dapat dengan mudah dan cepat
ditemukan bilamana sewaktu-waktu diperlukan.Setiap kantor, baik kantor
pemerintah, swasta, pabrik, maupun organisasi, bahkan rumah tangga dan
perorangan, niscaya akan terlibat dengan arsip. Setiap unit kerja di perkantoran
mempunyai arsip. Demikian pula pejabat-pejabat secara perorangan seringkali
mempunyai arsip. Jumlah masing-masing arsip yang dikelola mungkin sedikit,
mungkin pula banyak. Mungkin saja mempergunakan ruangan–ruangan yang
banyak, dapat pula mempergunakan satu almari arsip (filing cabinet), atau bahkan
hanya ditempatkan pada map-map yang tersusun di meja. Kesemuanya
menunjukan bahwa setiap orang cenderung hidup bersama arsip , baik di tempat
pekerjaan maupun di rumah. Itu merupakan ciri kehidupan manusia modern,
yaitu manusia yang kegiatannya dibantu dengan informasi. Informasi terdapat
pada berbagai macam media, dan salah satunya adalah arsip.
Penciptaan
Penyimpanan
Penemuan
Penyelamatan
Penyusutan
Pemusnahan
Para sekretaris niscaya akan disibukkan oleh pekerjaan filing. Ada banyak macam
sekretaris dan bidang kegiatan yang dipegangnya. Kecepatan dan ketepatan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh atasannya banyak tergantung
kepada tersedianya data dan informasi yang ada pada almari-arsipnya, serta
kecepatan penemuan kembali arsip-asip bersangkutan.
Para karyawan yang bertugas pada unit-unit kerja pembukuan, pemasaran, tata
usaha, pengawasan, personalia, penggajian, perlengkapan, gudang, kendaraan,
humas, resepsionis, computer, pelaporan, penelitian, dan pengembangan, niscaya
banyak bekerja dengan file. Bahkan seperti sudah dikatakan diatas, setiap unit
kerja yang bekerja dengan “kertas bertulisan”, niscaya akan terlibat dengan
pekerjaan filing.
Banyak kantor pemerintah yang menyimpan berbagai jenis arsip seperti surat
kelakuan baik, sidik jari, akte kelahiran, surat tanah, dan lain-lain, yang kalau
sewaktu-waktu diperlukan tidak dapat dicari dengan cepat. Padahal setiap hari
bertumpuk-tumpuk formulir yang diisi di berbagai kantor. Di mana-mana
mengisi formulir. Tetapi besok lusa bila diperlukan tidak dapat dicari lagi.
Penataan arsip dapat dikerjakan secara manual (tangan) dan komputer. Penataan
arsip yang benar niscaya mempercepat penemuan kembali, kendatipun ini masih
dilakukan secara manual. Kalau sistemnya sudah benar, maka perubahan dari
pengelolaan dengan tangan ke pengelolaan dengan computer sangat mudah
dilakukan. Sebab yang disusun oleh tangan ataupun komputer pada hakikatnya
sama, yaitu huruf-huruf, angka-angka, dan tanda-tanda baca.
c. Tujuan Kearsipan
Pengelolan arsip ditujukan untuk pemanfaatan dan pelestarian arsip bagi
kegiatan administrasi dan memori kolektif bangsa. Sedangkan nilai guna yang
terkandung pada rekod yang menjadi arsip disebut dengan nilai guna ALFRED,
yaitu :
d. Peralatan Kearsipan
Peralatan yang dipergunakan dalam kearsipan pada dasarnya sama dengan alat-
alat dalam bidang ketatausahaan pada umumnya. Peralatan untuk penyimpanan
arsip, minimal terdiri dari :
1) Map yaitu berupa lipatan kertas atau karton manila yang dipergunakan
untuk menyimpan arsip. Jenisnya terdiri dari map biasa yang sering
disebut stopmap folio, Stopmap bertali (portapel), map jepitan
(snelhechter), map tebal (ordner atau brieforner).
1) Azas sentralisasi
Azas ini merupakan jenis pengelolaan arsip dinamis baik aktif maupun
inaktif yang dikendalikan dan disimpan secara terpusat pada salah satu
unit kerja didalam organisasi.
Keuntungan:
a) pelaksana lebih konsentrasi pada kegiatan pengolaan arsip
b) sistem penyimpanan arsip yang diterapkan seragam
c) lebih efisien dalam sarana peralatan dan ruangan
d) memperkecilnya terjadinya duplikasi arsip
e) pelaksanaan penyusutan arsip akan lebih terkoordinir
Kerugian:
2 a
b c d
3 4 5 6
Keterangan :
1 = Pimpinan
2 = Sekretariat (Unit Tata Usaha) yang meliputi :
a. Sekretaris/Kepala TU
b. Bagian Humas
c. Bagian Kearsipan
d. Bagian Perbekalan
3 = Unit Produksi
4 = Unit Pemasaran
5 = Unit Keuangan
6 = Unit Personalia
Keuntungan :
Kerugian :
B a ga n O rga n is a s i d e ng a n A sa s D e se nt ra lis as i
1
A
2
a A
b A c A d A
3 4 5 6
A A A
K e te ra n g a n :
1 = P im p in a n
2 = S e k re ta r ia t (U n it Ta ta U s a h a ) y a n g m e lip u t i :
a . S e k re ta r is / K e p a la T U
b . B a g ia n A d m in is t ra s i P e rs o n a lia
c . B a g ia n A d m in is t ra s i P e r b e k a la n
d . B a g ia n H u m a s
3 = U n it P ro d u k s i
4 = U n it P e m a s a ra n
5 = U n it K e u a n g a n
6 = U n it P e n e lit ia n d a n P e n g e m b a n g a n
A = B a g ia n Ta ta U s a h a /A rs ip s e t ia p u n it o rg a n is a s i
1
A
2 a A
b A c d A
3 4 5 6
A A A A
Keterangan :
1 = Pimpinan
2 = Sekretariat (Unit Tata Usaha) yang meliputi :
a. Sekretaris/Kepala TU
b. Bagian Humas
c. Bagian Kearsipan (Pusat Arsip)
d. Bagian Perbekalan
3 = Unit Produksi
4 = Unit Pemasaran
5 = Unit Keuangan
6 = Unit Personalia
A = Bagian Tata Usaha/Arsip setiap unit organisasi
B Ad i J ay a
Achm ad
Abdu llah
A
A- Z
K e a r s ip a n S i st e m W i l a y a h
S em a ran g
M a g e la n g
J AT E N G C i re b o n
B ogor
B an d u n g
J ABAR
FEBR U ARI 3 Ja n
2 Jan
1 Ja n
J ANU ARI
19 90
100 030
02 0
0 10
0 00
K EP EG AWAIAN Kr edit
Tun jan gan
K enaikan G aji
KE UAN GAN
h. Mengindeks
Indeks adalah tanda pengenal dari suatu arsip atau kata tangkap/cat
chword/caption yang dipilih tergantung kepada sistem penyimpanan yang
dipergunakan.
Contoh:
1) Sistem Abjad indeksnya nama orang atau lembaga
2) Sistem subyek indeksnya nama masalah atau perihal
3) Sistem kronologis indeksnya nama tanggal
4) Sistem geografi indeksnya nama tempat atau kota
5) Sistem nomor indeksnya nomor warkat
Mengindeks adalah suatu cara membentuk ciri atau tanda dari suatu dokumen
yang akan dijadikan petunjuk dan tanda pengenal untuk memudahkan
mengetahui dalam susunan nama dokumen tersebut dimasukan ke dalam file.
Peraturan Mengindeks
1) Sistem Abjad
Didalam mengindeks nama orang atau lembaga, ada beberapa peraturan
yang harus dipahami berkaitan dengan penyimpanan arsip berdasarkan
sistem abjad.
a) Mengindeks Nama Orang Indonesia
i. Nama tunggal atau nama yang terdiri dari satu kata di indeks
sebagaimana nama itu ditulis (satu unit)
Contoh:
Caption/Na Indeks Kode Abjad Urutan Abja
ma d
Unit 1 Unit 2 Unit 3
Mulyadi Mulyadi Mu 2
Komarudin Komarudin Ko 1
Contoh:
Caption/Nam Indeks Kode Abjad Urutan Abjad
a Unit 1 Unit 2 Unit 3
B.J. Habibie Habibie B J Ha 1
T.D. Joko Jokko T D Ja 2
vi. Nama yang didahului nama baptis, maka nama baptis diindeks
setelah semua nama Indonesianya
Contoh:
iii. Nama yang memakai awalan nama kelauarga (De, Da, de, Du, Del,
Des, Di, Fitz, La, Le, M’, Al, Bin, Binti, Mc, Mac, O’, St, Van, der, Von,
dll)dalam mengindeks tidak tepisah dari nama keluarga sebagi unit
pertama.
Contoh:
Caption/Nama Indeks Kode Abjad Urutan Abjad
Unit 1 Unit 2 Unit 3
Harun Al Rasyid Al Rasyid Harun Ra 2
Chris O’ Donnel O’ Donnel Chris Do 1
iv. Nama yang memakai seniority (Sr, Jr, I, II, III) dalam indeks
diletakkan pada unit terakhir.
Contoh:
2) Sistem Subyek
Apabila suatu kantor ingin mempergunakan sistem lain selain sistem abjad,
disebabkan karena kantor itu mengerjakan kegiatan-kegiatan yang
berkenaan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan
perusahaan, maka kantor itu dapat memilih sistem subyek untuk
melaksanakan tugas-tugas kearsipannya.
Untuk dapat melaksanakan sistem subyek ini, maka seorang juru arsip
harus menentukan lebih dahulu masalah-masalah apa yang pada umumnya
dipermasalahkan dalam surat-surat setiap harinya. Masalah-masalah di
bawah “Kepegawaian”, masalah yang berkenaan dengan keuangan
dikelompokkan menjadi satu masalah pokok (subyek) dibawah
“Keuangan”, dan seterusnya. Selanjutnya masalah-masalah itu dijadikan
sub subyek dari pokok masalah (subyek), misalnya:
Subyek : Kepegawaian
Sub Subyek : -Cuti
-Kenaikan Pangkat
-Lamaran
Subyek : Keuangan
Sub Subyek : -Gaji
-THR
Demikian seterusnya semua pokok masalah dijadikan subyek, dan semua
masalah-masalah yang berkenaan dengan satu pokok masalah dijadikan sub
subyek. Apabila di belakang hari diperkirakan bahwa masalah-masalah
yang ada terus berkembang, maka juru arsip dapat juga mengembangkan
masalah-masalah yang dijadikan sub subyek itu menjadi sub-sub subyek,
misalnya untuk sub subyek “Kenaikan Pangkat” dapat dikembangkan lebih
lanjut menjadi sub-sub subyek “Kenaikan Pangkat golongan I”, sub-sub
subyek “Kenaikan pangkat golongan II”, dan seterusnya.
Keuntungan dalam sistem subyek, antara lain:
a) Penghematan waktu pencarian dokumen, karena semua hal yang
menyangkut sebuah permasalahan terdapat dalam satu tempat
penyimpanan.
b) Dokumen subyek dapat diperluas secara mudah dengan cara
menyisipkan subyek baru atau menambahkan sub-sub subyek pada
subyek utama.
Kelemahan dalam sistem subyek, antara lain:
a) Terdapat kecenderungan daftar subyek atau daftar klasifikasi tumbuh
tak terkendali.
b) Penyimpanan berdasarkan subyek tidak akan efektif bila istilah yang
digunakan tidak dibatasi
c) Pengembangan atau perluasan daftar klasifikasi, membutuhkan
bantuan analis arsip yang berpengalaman.
d) Dibutuhkan penunjuk silang yang emmadai, untuk menyatukan
berbagai subyek dan informasi terkait.
e) Sering kali terjadi penggunaan nama seseorang untuk daftar subyek,
sehingga hal tersebut dapat mempersulit penemuan arsip.
3) Sistem Nomor
Cara mengindeks Sistem Nomor Terminal
Setelah mencatat setiap warkat yang akan disimpan di dalam buku arsip,
terlebih dahulu surat/warkat diberi nomor urut mulai dengan nomor 0
untuk surat yang pertama, dan seterusnya. Kemudian nomor tersebut
diindeks untuk menetapkan kode-kode dimana warkat itu harus disimpan,
atau kalau diperlukan dimana harus dicari, sebagai contoh cara mengindeks
ialah sebagai berikut:
0-9
10-19
20-29
30-39
Filing cabinet pertama-tama disiapkan dan diberi nomor kode seperti
contoh. Nomor yang tertempel di tiap laci filing cabinet berarti nomor laci
dan juga nomor guide. Oleh karena itu tiap laci ada 10 guide dan diberi
nomor kode mulai 0 sampai 99. Di belakang tiap guide diletakkan 10 folder
sehingga setiap laci terdapat 100 folder.
Sebagai contoh nomor, laci dengan kode 0 – 9 berarti terdapat 10 guide
dengan kode 0 – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 - 8 – 9, dan dibelakang guide kode 0
tedapat folder sejumlah 10 folder dengan kode 0 – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 - 8 –
9, dan dibelakang guide kode folder nomor 1 terdapat folder 10 buah
dengan kode 0 – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 - 8 – 9, demikian seterusnya. Dengan
keterangan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam filing sistem terminal
digit dibutuhkan:
a) Sekurang-kurangnya 10 laci, atau 2 filing cabinet dengan masing-
masing 5 laci.
b) 100 buah guide.
c) 1000 buah folder
Laci-laci, guide seharusnya dipersiapkan dahulu dalam melaksanakanfiling
system terminla digit.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya yaitu penulisan kartu kendali
sebagai salah satu yang penting untuk mencari kembali warkat yang sudah
disimpan, sebagai pendamping buku file (buku arsip) dan daftar indeks.
Kartu indeks ssitem terminal digit juga sama dengan kartu indeks yang
lain, isi dan cara pengisiannya tidak jauh berbeda. Kartu indeks disimpan
dalam kotak-kotak arsip. Disimpan sesuai dengan penyimpanan menurut
sistem abjad. Oleh karena itu kode pada warkat tidsak boleh melupakan
kode abjadnya.
4) Sistem Geografis
Apabila dikehendaki untuk menyimpan surat atau bahan-bahan menurut
daerah wilayah, maka dapat dipergunakan sistem geografis ini. Sistem
geografis digunakan dalam kegiatan organisasi yang meliputi daerah
wilayah lebih dari satu tempat. Organisasi-organisasi yang mempunyai
beberapa kantor cabang dapat juga mempergunakan sistem geografis ini.
Untuk melaksanakan sistem filing sistem geografis ini seorang juru arsip
dapat mempergunakan nama daerah wilayah untuk pokok permasalahan,
dimana pokok ini adalah kota-kota yang berada didalam wilayah itu, dan
selanjutnya baru dapat dikembangkan lebih lanjut dengan nama-nama dari
para pelanggan atau nasabah ada di setiap kota di daerah wilayah itu,
misalnya:
Contoh klasifikasi geografis
CIREBON
JAWA BARAT BEKASI
BOGOR
BATANG
KUDUS
BANGSRI
KELING
JEPARA
MLONGGO
JAWA TENGAH PECANGAAN
ARGOMULYO
SIDOMUKTI
SALATIGA
SIDOREJO
TINGKIR
DEMAK
GRESIK
JAWA TIMUR SURABAYA
PASURUAN
5) Sistem Kronologis
Sistem penyimpanan arsip kronologis adalah sistem penyimpanan yang
didasarkan pada urutan waktu. Wkatu disini dapat dijabarkan sebagai
tanggal, bulan, tahun, dekade, atuapun abad.
Sistem penyimpanan kronologis ini cukup banyak digunakan, akan tetapi
dalam perkembangannya sistem kurang efektif apabila digunakan dlam
kantor kecil yang menggunakan pencatatan dokumen masuk dengan buku
agenda.
Dalam sistem ini semuan dokumen diurutkan pada urutan tanggal, bulan
dan tahun dokumen itu disimpan. Dari segi peletakan dan penyimpanan,
sistem ini mudah dilakukan karena hanya didasarkan pada urutan
tanggal,bulan, serta tahun. Tetapi dalam hal penemuan kembali dokumen
yang telah disimpan, sistem ini kurang begitu efektif karena biasanya
permintaan dokumen jarang dilakukan berdasarkan kata panggil (caption)
tanggal.
Salah satu hal penting yang sering diabaikan dalam penemuan arsip ialah,
tidak melakukan pencatatan dalam transaksi peminjaman. Oleh karena
itu maka perlu dibuat lembar/kartu pinjam.
KA RT U BU K T I
P I N JA M A R S I P / B E R K A S
U N I T / S A T U A N K E R JA :
N AM A :
P E N G A M B IL A N
A r s i p / B e rk a s y a n g d i p i n j a m :
P o k o k S u ra t : T g l. D a n N o .Su r a t :
D ari : K epa da :
T g l. P i n j a m : T g l.K e m b a li :
P e tu g a s :
P a ra f P e m i n j a m :
Adapun cara mencari kembali warkat ang disimpan dalam folder dapat
ditempuh dengan memperhatikan buku arsip atau melalui kartau indeks.
Setelah nomor dari warkat yang akan dicari ditemukan, maka dengan mengerti
teknik mengindeks sistem terminal digit dengan mudah dicari dimana tempat
warkat yang akan dikehendaki.
Contoh: Setelah mengetahui masalah surat dari buku arsip atau kartu indeks
terdapat nomor kode 452378, dengan demikian maka harus dicari pada nomor
laci 71 – 79, dibelakang guide nomor 78 dan pada folder ke-3. Demikianlah cara
menemukan kembali warkat.
Pengamanan arsip dari segi fisiknya dapat dilakukan dengan cara restorasi
dan laminasi. Restorasi arsip adalah kegiatan memperbaiki arsip-arsip yang
sudah rusak, atau yang sulit digunakan, agar dapat dipergunakan dan
dapat disimpan kembali. Sedangkan, laminasi adalah menutup kertas arsip
diantara 2 (dua) lemari plastik, sehingga arsip terlindung dan aman dari
bahaya kena air, udara lembab dan serangan serangga. Dengan cara itu, arsip
akan tahan lebih lama untuk disimpan. Sedangkan pengamanan merupakan
upaya menyelamatkan informasi yang terkandung dalam arsip (isi) dapat
dilakukan dengan mengalih mediakan ke dalam bentuk media lain, seperti
pada micro film, fich, dan ke media digital.
l. Penyusutan Arsip
Pimpinan dari sebuah perusahaan nasional (PT. Makmur Jaya) yang bergerak dalam
bidang furniture menginginkan agar sistem kearsipan didalam perusahaannya menjadi
semakin efektif dan efisien. Perusahaan tersebut tidak hanya memiliki 1 (satu) cabang
perusahaan saja, melainkan memiliki cabang di hampir tiap kota di Indonesia. Selain
itu, perusahaan tersebut juga memiliki banyak suplier sebagai penunjang aktivitas jual
belinya. Menurut Saudara sistem kearsipan apakah yang paling baik digunakan oleh
perusahaan tersebut? Tuliskan juga alasannya!
3. Latihan
1. Uraian Materi
a. Pengertian
Lingkungan kantor dapat dideskripsikan dari faktor fisik dan mental. Selain
furniture dan peralatan, lingkungan fisik kantor terdiri dari ukuran atau
dimensi, jenis permukaan (warna dinding, jenis lantai, penutup jendela), sifat
pencahayaan, pengendalian suara dan materi akustik, pendingin udara, dan
musik latar. Faktor-faktor tersebut memiliki karakteristik fisik yang
mempengaruhi kondisi mental pekerja, moral dan sikap mereka terhadap
pekerjaan dan terhadap sesama.
1) Seleksi
Tidak ada yang tahu tentang lingkungan fisik kantor tempatnya bekerja.
Manajer kantor sebagai pusat informasi organisasi, diharapkan memiliki
banyak informasi mengenai furnitur dan peralatan kantor yang
dibutuhkan organisasi. Manajer kantor juga harus mengetahui sarana
yang tersedia bagi organisasi. Maka, manajer kantor harus mempunyai
banyak informasi tentang hal berikut:
Di era teknologi yang canggih, manajer kantor harus yakin bahwa mereka
telah menyediakan peralatan untuk lingkungan kantor yang terbaik.
Mereka harus memahami penggunaan berbagai furnitur dan peralatan
dan dapat membantu semua staf baik di semua bagian dalam memilih
sarana kantor yang tepat.
2) Furniture Kantor
Sumber : http://mukhtar17luthfy.wordpress.com/2012/08/13/peralatan-kantor/
Meja Kerja. Meja kerja adalah simbol kantor. Meja kerja terkait dengan
berkas, dan untuk mencapai berbagai tujuan kantor. Umumnya digunakan
sebagai tempat aktivitas dalam memproses informasi tertulis. Meja kerja
merupakan bagian terpenting dalam ruang kerja, sebagai tempat
memproses data atau meletakkan alat proses data. Meja kerja juga
digunakan untuk menyimpan barang atau data kantor.
Faktor biaya sangat penting dalam memilih meja kerja. Meski organisasi
memiliki gedung sendiri, perkiraan biaya sewa harus dirancang untuk
masing-masing bagian. Setiap ruang kantor, departemen atau bagian
dihitung biaya sewa ruangnya. Biaya tahunan ruang meja kantor
bermacam-macam. Jenis Meja Kerja ada dua jenis: (1) berdasarkan bentuk,
ukuran dan model, (2) berdasarkan fungsi.
Jenis meja lain juga tersedia. Misalnya tempat mesin tik, kalkulator dan
mesin lainnya, meja resepsionis, meja rapat, atau meja pelengkap meja
kerja. Kursi. Ruang kerja pegawai kantor menggunakan meja kerja dan
kursi, untuk kenyamanan fisik pegawai. Kenyamanan fisik terkait dengan
kondisi mental untuk pencapaian kinerja.
Kebanyakan kursi kantor dirancang sesuai bentuk tubuh. Kursi sadel yaitu
contoh rancangan untuk konstruksi kursi kayu. Kursi yang terbuat dari
busa latex agar memberi kenyamanan bagi pegawai. Banyak pegawai juga
menyukai kursi kayu yang ada busanya.
Furnitur dan Aksesori Lain. Meja dan kursi merupakan furnitur utama
dalam kantor. Namun, manajer kantor terus mengubah lingkungan kerja
(terutama tata letak), sumber finansial, dan selera manajemen. Pada waktu
tertentu sering dilakukan penambahan sofa, meja hias dengan lampu meja,
meja kopi, benda seni, credenza, ruang kebugaran, lemari buku, pot
bunga, tirai, gantungan jaket, dan rak majalah di kantor. Aksesori ini
membuat ruang kerja lebih kondusif untuk rileks, konsentrasi, dan
menikmati jam kerja.
b. Pengadaan
Semua jenis mesin dan peralatan kantor, seperti peralatan kantor, data
elektronik dan alat reprografis, dapat disewa. Banyak organisasi menyewa
peralatan seperti komputer, mesin absensi, dan pemindaian optik. Dengan
meningkatnya pengetahuan dan pengalaman di bidang proses data, manajer
lebih sering membeli komputer murah daripada menyewa. Mayoritas
organisasi membeli komputer daripada menyewa.
Peralatan kantor dapat disewa dari berbagai sumber: langsung dari pabrik
atau distributor pabrik, dari penyedia peralatan kantor lokal, dari organisasi
penyewa berbagai merek peralatan, dari organisasi perbankan, organisasi
asuransi, dana pensiun, organisasi finansial, dan lembaga keuangan ain yang
berikan layanan sewa.
2) Keuntungan Sewa
c. Pemeliharaaan
Kontrak Layanan
Dikarenakan mesin tik penting dari segi jumlah dan investasi, maka
pemeliharaannya sangat penting. Banyak kantor sering mengeluarkan
informasi bagi juru ketik bagaimana merawat mesin tik sehingga efisien dan
mengurangi biaya perbaikan. Jika ada banyak mesin tik, maka diperlukan
petugas khusus untuk membersihkan dan merawat mesin tik.
Layanan Per-Panggilan
Banyak organisasi lebih suka menggunakan jasa layanan per-panggilan sesuai
kebutuhan, karena dianggap lebih ekonomis. Dalam kasus seringnya terjadi
kerusakan, panggilan rutin diperlukan. Jika digunakan kontrak layanan
pabrik, maka panggilan tersebut menjadi masalah pabrik
d. Penggantian
Peralatan kantor dapat saja ketinggalan jaman karena adanya model baru di
pasaran. Manajer kantor harus membeli peralatan terbaik dan dapat
digunakan sampai berkurang efisiensinya, dan dapat diganti dengan model
baru tanpa banyak kerugian. Kerugian dapat dikurangi organisasi jika
kebijakan tukar tambah ditetapkan pada waktu pembelian.
Meski penyusutan dihitung dengan metode di atas, aset tidak boleh dihitung
dibawah nilai penyusutan. Menyusutnya peralatan secara cepat mengurangi
pajak pendapatan masa pakai aset tahun sebelumnya. Jumlah dana yang
tersedia untuk membayar aset atau produk investasi lainnya meningkat. Jika
biaya perbaikan meningkat sesuai dengan umur aset, jumlah penyusutan
seimbang karena biaya pemeliharaan meningkat.
Jika masa penyusutan dipercepat selama periode lima tahun, maka dapat
dilakukan tukar tambah setiap lima tahun dan organisasi dapat mengikuti
perkembangan teknologi. Program penggantian peralatan dapat membantu
organisasi memprediksi kebutuhan peralatan setiap tahun dengan tepat.
Pengurangan biaya operasional dapat dilakukan untuk setiap peralatan,
jumlah peralatan baru dapat dibeli, dan jumlah pemeliharaan dapat
dianggarkan. Program penggantian juga membantu organisasi dalam
mengendalikan biaya pemeliharaan, terutama untuk peralatan lama. Dengan
mengendalikan jadwal penggantian peralatan kantor, organisasi dapat
menghindari biaya tambahan untuk peralatan tua dan membutuhkan suku
cadang baru. Keuntungan lain yaitu moral organisasi yang memiliki program
penggantian. Karena organisasi dapat menunjukkan kepada pelanggan, tamu,
dan pegawai tentang citra organisasi yang modern dan memiliki sarana
lengkap.
e. Pengendalian Terpusat
Setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta, tidak dapat berjalan dan
berkembang dengan baik tanpa menyediakan komunikasi antara sesamanya
ataupun dengan pihak lain. Demikian pula, komunikasi yang
membutuhkan peralatan merupakan faktor yang sangat penting, sebagai
bukti untuk menunjukan terjadinya hubungan kerja sama yang baik dalam
menyelesaikan pekerjaaan kantor secara efesien dan efektif. Sebab tanpa
komunikasi berarti kantor tidak ada aktivitasnya.
Peralatan atau mesin-mesin kantor, lazim disebut juga pesawat kantor yaitu
semua mesin komunikasi yang berfungsi sebagai alat untuk
mengadakan komunikasi ,baik dilingkungan sendiri (interen) maupun dengan
lingkungan luar (eksteren) kantor .
Penggunaan Interkom/Aiphone
Penggunaan Telepon
Sumber : http://mukhtar17luthfy.wordpress.com/2012/08/13/peralatan-
kantor/
Cara penggunaan telepon dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
Handphone merupakan alat komunikasi, baik jarak jauh dekat maupun jarak
jauh. Alat ini merupakan alat komunikasi lisan atau tulisan yang dapat
menyimpan pesan dan sangat praktis untuk dipergunakan sebagai alat
komunikasi karena bisa dibawa kemana saja.
1) Sony Ericsson
2) Nokia
3) Motorola
4) Samsung
5) LG
Warkat atau surat yang masih deperlukan harus disimpan pada suatu
tempat yang betul-betul aman dan praktis (tidak diperlukan banyak tempat).
Salah satu tempat penyimpanan warkat-warkat, adalah dengan menggunakan
microfilm.
Bentuk-bentuk Microfilm
1) Microfilm roll
Mikrofilm ini berbentuk roll film yang panjangnya 100 feet (1248 cm)
Mikrofilm terdari dari :
3) Microfiche
Mikrofilm bentuk ini berupa lembaran 4 x 6 inci, dibuat dengan dua
cara yaitu sebagi berikut :
5) Microfilm Cartridge
Seperti roll film, tetepi berada dalam cartridge (kotak) dengan film
berukuran 16 mm x 100 feet. Pada bagian atas atau bawah, tiap
gambar menggunakan blip untuk mempermudah pencairan
kembali dokumen.
Otomatisasi Kantor
Gambar Sistem OA
Sumber : http://jihanfaruqbamukrah.blogspot.com/2010/05/office-automation-
system-sistem-otomasi.html
Dalam gambar model OA tersebut tidak terjadi aliran data tetapi hanya ada
aliran komunikasi dan informasi. Pengertian data yaitu penggambaran dari
segala sesuatu dari sebuah kenyataan maupun kejadian. Melalui proses
pengolahan data, sebuah data menjadi lebih bermanfaat bagi penggunanya dan
disebut sebagai informasi. Pengertian komunikasi yaitu adanya saling tukar
menukar informasi antara dua obyek atau lebih.
Untuk lebih menekankan pemahaman tentang model OA, akan dibagi dalam
dua komponen utama yaitu komponen database dalam OA dan komponen
Aplikasi dalam OA. Komponen database dalam OA, dalam gambar model di
atas database merupakan kumpulan data yang terintegrasi dari seluruh sumber
daya dalam organisasi, baik sumber daya masukan, proses maupun output.
Data yang sudah terproses menjadi informasi dalam database juga didapatkan
dari lingkungan sistem organisasi serta data-data hasil olahan dari para
manager sebagai pemecahan masalah.
b) Apa kejadiannya
b) Diurutkan
c) Dihitung
d) Ditotal
3) Menyimpan Data
4) Menyiapkan dokumen
Untuk melihat sebuah database dapat dibedakan dari dua sudut pandang,
yaitu dari sudut pandang pemakai database dan dari sudut pandang
perancang database.
1) Dari sudut pandang pemakai database dapat dilihat dalam bentuk file
dengan struktur data dan record yang siap dipakai untuk diisi, dikoreksi,
dikurangi atau mengolahnya menjadi laporan.
2) Dari sudut perancang dibedakan lagi pada tingkat fisik dan logik. Pada
tingkat fisik seorang perancang database harus menentukan jenis dan
kapasitas penyimpan serta media cadangan (backup) yang digunakan.
Pada tingkat logik seorang perancang database harus menentukan entitas
data apa saja yang terlibat dalam sistem, relasi antar entitas dan
ketergantungannya, atribut dari setiap entitas serta atribut dari relasi yang
terbentuk. Pada sudut pandang logik ini akan terbentuk file-file atau
tabel-tabel yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu
kesatuan.
1) Word processing
2) Electronic and voice mail
3) Computer calendaring
4) Audio conferencing
5) Video conferencing
6) Computer conferencing
7) FAX
8) Videotex
9) Imaging
10) Desktop publishing
Word Processing
Sumber: Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
Alfabeta.
Electronic and Voice Mail. Voice mail, merupakan sarana yang disediakan oleh
penyedia layanan telepon kepada pelanggan untuk dapat meninggalkan pesan
dalam sebuah mail-box apabila telpon yang dituju tidak dapat dihubungi.
Mail-box yang berisi pesan-pesan ini dapat dihubungi dan dipanggil oleh
pemilik telpon untuk mendengarkan pesan-pesan yang diterima dan telah
tersimpan di dalamnya.
Electronic mail atau sering disingkat e-mail, konsepnya sama dengan voice mail,
hanya saja terjadi antar pengguna komputer yang terhubung dalam satu
jaringan komputer saja. Seorang pengguna e-mail mempunyai mail-box atau
folder disebuah mail-server yang terhubung 24 jam dalam jaringan komputer.
Pengguna lain dapat mengirimkan pesan ke dalam mail-box dengan
menyebutkan alamat e-mail yang dituju walaupun si pemilik mail-box tidak
sedang terhubung dalam jaringan komputer. Untuk membaca pesan-pesan
yang diterima, seorang pengguna harus membuka mail-box-nya dengan bantuan
jaringan internet.
Gambar An Audio Conferencing System
Sumber: Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
Alfabeta.
Computer Calendaring
Sebuah perjanjian dapat dikirimkan atau diakses oleh pihak lain yang
terhubung dalam jaringan komputer, penandaan kegiatan akan diberikan ke
semua komputer yang mencatat dan menyimpan kegiatan tersebut.
Audio Conferencing Anggota ORARI atau organisasi sejenis, secara tidak sadar
pernah melakukan audio conferencing. Audio Conferencing merupakan
pemanfaatan peralatan komunikasi suara untuk menghubungkan orang-orang
pada tempat yang terpisah untuk dapat melakukan pembicaraan pada suatu
topik tertentu.
Sumber: Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
Alfabeta.
Peralatan audio pada akhir dekade ini, perannya dapat digantikan dengan
menggunakan komputer yang mempunyai kemampuan audio secara langsung.
Audio Channel digantikan oleh komputer yang dilengkapi dengan Chat Server.
Peralatan telepon saat ini juga mempunyai kemampuan untuk melakukan
konferensi atau digunakan secara “tri partit”. Kemampuan telpon semacam ini
dalam komunitas lokal menggunakan PABX, atau layanan yang diberikan
penyedia jasa telepon (TELKOM).
Ketiga hal ini sudah bukan merupakan hal baru dalam pemanfaatan teknologi
komputer saat ini, yaitu:
Kantor Maya
Namun ada juga kerugian-kerugian yang dapat muncul, terutama dari sisi para
pekerja yaitu : kurang mempunyai rasa memiliki terhadap organisasi, hal ini
dapat muncul karena kegiatan sosial seperti tatap muka dan sambung rasa
antara pimpinan dan bawahan jarang dilakukan.
Selain hal-hal di atas, ada tiga hal penting yang menjadi wacana ekonomis
dalam kantor maya yaitu :
Yang sangat mendukung operasi kantor maya yaitu penelusur situs web di
internet. Program-program itu misalnya Internet Explorer, FireFox, Opera dan
Netscape Navigator.
2. Studi Kasus
Banyak kantor yang mempunyai ruangan cukup luas, namun sering terjadi tata
letak perabot kantor atau penyusunan perabot kantor tidak beraturan. Hal ini akan
menimbulkan gangguan bagi para pegawai untuk melakukan aktivitasnya. Masalah
tersebut disebabkan penataan tata ruang kantor tidak mengindahkan penataan tata
ruang yang benar. Selain itu banyak kantor yang yang tidak memiliki ruang arsip
tersendiri sehingga membuat kesulitan untuk menemukan kembali arsip. Buatlah
gambar lay out ruang kantor yang ideal agar aktivitas kantor menjadi lebih efektif
dan efisien.
3. Latihan
1. Uraian Materi
a. Pengertian
Iuran
1) Pertolongan pertama
2) Pembersihan bahan
3) Kimia/biologi/radiologi
4) Evakuasi darurat
a) Tahan nafas
b) Cepat keluar dari daerah kontaminan
c) Tanggalkan semua pakaian laboratorium
d) Gunakan pakaian pelindung (PPE)
e) Beritahu teman lainnya
f) Masuk ke kontaminan area dengan PPE
g) Bersihkan spill
h) Segera ke klinik terdekat
i) Catat semua kejadian
Infeksi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan kuman atau bibit
penyakit yang masuk dan berkembang biak ke dalam tubuh manusia , di
antaranya protozoa, jamur, dan parasit kuman dari penyakit tersenut bisa
masuk di antaranya melalui luka-luka(luka terbuka , luka tertutup,
pendarahan dan syok)
1) Luka terbuka
a) luka lecet
b) luka sayatan
c) luka tusuk
d) luka amputasi
2) Luka tertutup
a) Memar
b) Luka himpitan kuat
c) Luka remuk
3) Pendarahan dan syok
a) Pendarahan terjadi akibat-akibat rusaknya dinding pembuluh
darah yang dapat disebabkan oleh trauma atau penyakit, jenis-
jenis pendarahan:
b) Pendarahan luar
c) Pendarahan dalam
Sumber-sumber penarahan adalah sebagai berikut:
1) Pendarahan nadi
2) Pendarahan balik
3) Pendarahan rambut
g. Penampilan Diri
1) Penampilan serasi
2) Serasi sesuai situasi kondisi
3) Serasi sesuai profesi
4) Serasi sesuai postur tubuh
5) Serasi sesuai warna kulit
6) Serasi sesuai usia
7) Serasi sesuai perkembangan model
8) Serasi menyeluruh
1) Lingkungan kantor
Lingkungan kantor merupakan suatu lokasi perkantoran yang
didalamnya terdapat sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai
tujuan organisasi dengan dilengkapi oleh seperangkat alat dan aturan
kerja.
2) Lingkungan industri/pabrikan
a) Lingkungan kerja bising
Kebisingan merupakan bunyi atas suara yang tidak dikehendaki
dan bersifat mengganggu pendengaran bahkan dapat
menurunkan daya dengar seseorang.
Pengaruh Kebisingan:
1) Kondusif (aman)
Beberapa hal yang harus ada di dalam lingkungan kerja yang
kondusif adalah:
a) Psikologi, mental, dan moral yang baik dari tiap personil
b) Kelengkapan alat, sarana dan prasarana kerja
c) Kelengkapan perangkat aturan dan prosedur kerja yang baik,
dan
d) Waktu dan tempat lokasi yang sesuai dengan kebutuhan kerja.
2) Tertata/terorganisir
Masih banyak tempat kerja yang tidak tertata sesuai dengan standar
internasional. Salah satu penyebabnya adalah karena belum
terorganisasinya berbagai atribut (tata laksana) kerja yang ada. Oleh
sebab itu perlu melakukan pembenahan mulai dari penempatan
pekerja sesuai dengan pendidikannya, struktur organisasi yang tepat
serta merancang perangkat aturan. Sehingga menguntungkan bagi
manajemen dan staf.
3) Bebas polusi
Seharusnya organisasi (industri maupun jasa) dapat beroperasi
dengan aman, artinya tidak menyebabkan dampak polusi bagi
komunitas dan masyarakat pada umumnya. Karena polusi industri
sangat merugikan bukan hanya pada manusia namun juga pada
lingkungannya.
2. Studi Kasus
Seorang korban luka, bernama Iptu Syarifuddin diketahui sedang menganalisa bahan
kimia dan menggunakan tabung pemanas untuk menganalisa logam. Tiba-tiba ledakan
pun terjadi akibat tangki untuk tabung pemanas rusak.
"Sedang kita analisa, tapi ini kecelakaan kerja, itu Syarifuddin namanya, dia ahli kimia
kecelakaannnya karena kimia juga. Dia sedang kerja tahu-tahu meletus," kata
Kapuslabfor Mabes Polri, Brigjen Budiono di Mabes Polri, Jakarta Jumat (4/2/2011).
Dijelaskan Budiono penyebab ledakan adalah tabung berukuran tiga liter. "Tangki
untuk tabung pemanas. Dia (Syarifuddin-red) sedang menganalisa logam. Akibat
ledakan kaca pintu rusak dan tangannya melukainya," kata Budiono
Ditegaskan Budiono penyebab ledakan adalah tabung pemanas untuk analisa logam.
"Ini human error, semua sudah dilaksanakan sesuai protap," katanya.
Lebih lanjut ia menegaskan, tak ada korban luka lain selain Syarifuddin. "Dia Sendirian,
sementara kami sembahyang Jumat, saat ini ia sudah dibawa ke Rumah Sakit Tebet,"
kata Budiono.
Apakah kasus tersebut diatas merupakan salah satu kecelakaan kerja? Berikan
tanggapan!
3. Latihan
A. Assesment Pembelajaran 1
1. Kompetensi Guru
Evaluasi :
1. Jelaskan pengertian guru ?
2. Jelaskan pengertian pendidik ?
3. Deskripsikan profil pendidik guru yang ideal menurut anda.
4. Jelaskan makna tanggungjawab
5. Jelaskan hubungan tanggungjawab, kesadaran, pengabdian dan
pengorbanan
6. Jelaskanlah kewajiban yang harus dilaksanakan guru professional
7. Jelaskanlah empat kompetensi guru professional dan berikan contoh-contoh
pelaksanaan dalam pembelajaran
8. Bagaimana jika salah satu kompetensi tidak dikuasai guru dan apa
dampaknya pada pembelajaran
9. Deskripsikan citra diri positif
10. Jelaskan manfaat citra diri positif
11. Jelaskan langkah-langkah pengembangan citra diri positif
12. Jelaskan pengertian etika ?
13. Jelaskan perbedaan antara etika ,moral, dan akhlak ?
14. Untuk apa guru memahami etika ?
15. Jelaskan makna komitmen
16. Jelaskan mengapa komitmen terhadap tugas penting bagi guru
17. Jelaskan makna empati
18. Jelaskan mengapa guru perlu memiki rasa empati yang tinggi terhadap
siswanya
19. Jelaskan dampak empati guru terhadap siswanya dalam pembelajaran?
B. Assesment Pembelajaran 2
1. Teori dan Desain Pengembangan Pembelajaran
Tes Formatif 1:
1. Teori ilmiah yang melandasi desain silabus dan RPP yang berkaitan dengan
proses belajar.
a. Teori analisis peserta didik
b. Teori pembelajaran
c. Teori belajar
d.Teori komunikasi
Tes Formatif 2
1. Fungsi bahan ajar modul/LKS
a. untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
b. untuk meningkatkan hasil belajar siswa
c. untuk mengisi waktu luang siswa
d. untuk menambah waktu belajar siswa
2. Manakah bahan ajar yang lengkap dan dapat digunakan secara mandiri
oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran ?
a. Buku
b. Video
c. Modul
d. Surat kabar
4. Bagian penting dalam LKS yang membedakan antara LKS satu dan lainnya
adalah:
a. bagian inti
b. bagian penutup
c. bagian awal
d. bagian akhir
Tes Formatif 3
1. Media pembelajaran dalam sistem komunikasi merupakan komponen:
a. Sumber
b. Pesan
c. Saluran
d. Penerima
b. Tujuan pembelajaran
c. Jumlah siswa
d. Kemudahan penggunaan
b. Simulator
c. Model
d. Realia
b. Film
c. Video
d. Radio
b. Biaya
c. Kemudahan penggunaan
d. Kecepatan
b. Materi
c. Strategi
d. Evaluasi
b. Persiapan
c. Pelaksanaan
d. Tindak lanjut
b. Objek
c. Permainan
d. Interaktif
b. Model
c. Foto
d. Gambar
Tes Formatif 4
d. Tes objektif seperti pilihan ganda dikategorikan metode penilaian:
a. kognitif
b. afektif
c. psikomotorik
d. tertulis
g. Perangkat penilaian yang diberikan kepada siswa pada saat pelaksanaan tes
tertulis, kecuali:
a. lembar soal
b. lembar jawaban
c. lembar soal dan lembar jawaban
d. kisi-kisi instrumen penilaian
k. Bukan deskripsi lembar soal tes uraian yang akan dikerjakan siswa:
a. berisi petunjuk pengerjaan soal
b. berisi pertanyaan terbuka
c. berisi kolom untuk menjawab soal
d. berisi alokasi waktu pengerjaan soal
Evaluasi B:
D. Assesment Pembelajaran 4
1. Materi Administrasi Perkantoran
1. Pegiriman infarmasi dan makna dari satu individu atau kelompok ke individu atau
kelompok lainnya, merupakan pengertian dari ...
a. Interaksi
b. Komunikasi
c. Komunikan
d. Komunikator
3. Pemberian respon pada pesan yang diterima pleh penerima pesan, hal ini dikatakan
sebagai ...
a. Feedback
b. Encode
c. Decoding
d. Receiver
a. 3-5-1-2-4-6
b. 3-1-6-5-2-4
c. 3-6-1-2-5-4
d. 3-5-2-4-1-6
a. 1-2-3
b. 1-3-2
c. 3-2-1
d. 3-1-2
9. Rapat yang bertujuan untuk mencari pemecahan masalah yang sedang dihadapi
suatu organisasi, termasuk dalam jenis rapat ...
a. Rapat formal
b. Rapat informal
c. Rapat pemecahan masalah
d. Rapat kerja
10. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam mempersiapkan tata ruang (layout)
rapat ...
a. Jumlah partisipan dan jenis rapat
b. Menentukan acara dan tujuan rapat
c. Mempersiapkan akomodasi dan konsumsi
d. Mempersiapkan notula dan konsumsi
11. Ketelitian penulisan surat dengan format yang baik mencirikan karakteristik surat
dari ...
a. Isi yang jelas
b. Nada niat baik
c. Langkah yang sistematis
d. Format yang tepat
12. Isi surat bisnis memisahkan ide ke dalam paragraf menggunakan kalimat dan
paragraf pendek, dan memadu pembaca memahami ide dengan kalimat transisi.
Ciri tersebut merupakan karakteristik surat yang baik, yaitu ...
a. Nada niat yang baik
b. Format yang tepat
c. Langkah yang sistematis
d. Isi yang jelas
13. Berikut ini merupakan salah satu jenis surat dinas pribadi, yaitu ...
a. Surat lamaran pekerjaan
b. Surat Pribadi
c. Surat konfidensial
d. Surat tertutup
15. Fosil-fosil manusia purba, naskah-naskah kuno, piagam Jakarta, piagam proklamasi
merupakan jenis ...
a. Dokumen fisik
b. Dokumen tekstual
c. Dokumen nontekstual
d. Dokumen sejarah
16. Surat pribadi yang bersifat kedinasan karena menyangkut urusan perseorangan
dalam kaitannya dengan suatu instansi atau lembaga adalah jenis ...
a. Surat izin
b. Surat lamaran pekerjaan
c. Surat niaga
d. Surat dinas pemerintah
24. Dalam prosedur pengurusan surat keluar, kartu kendali tiga surat keluar disimpan
oleh ...
a. Pengirim surat
b. Pencatat surat
c. Pengarah surat
d. Tata Usaha Pengolah
25. Dibawah ini yang bukan merupakan tugas dari penerima surat pada prosedur surat
masuk penting ialah ...
a. Memeriksa kebenaran alamat surat
b. Mensortir surat
c. Melampirkan kartu kendali 1, 2, dan 3
d. Membubuhkan paraf pada bukti penerimaan
26. Pemabatasan topik pada pesan e-mail dan memo membantu penerima bertindak
terhadap subjek dan mengarsipnya dengan tepat. Hal ini merupakan karakteristik
pesan e-mail dan memo, yaitu ...
a. Satu topik
b. Bersifat percakapan
c. Keringkasan
d. Penyorotan grafis
27. Ciri-ciri
• Berisi ringkasan ide pokok
• Ditulis dalam gaya yang singkat
• Sering tanpa kata sandang
• Memberikan identifikasi cepat untuk membaca dan mengisi
Ciri-ciri diatas adalah bagian dari memo, yaitu ...
a. Pembukaan
b. Isi
c. Penutup
d. Baris subjek
28. Judul kata petunjuk pada pesan e-mail dan memo membantu pembaca segera
mengidentikiasi tanggal, asal, maksud, dan tujuan sebuah pesan. Hal ini merupakan
karakteristik pesan e-mail dan memo, yaitu ...
a. To, from, date
b. Satu topik
c. Bersifat percakapan
d. Kerikasan
29. Aturan kesopanan berinteraksi secara online dalam e-mail, yaitu ...
a. Selalu mengirim dokumen ke semua pihak
b. Pertimbangan menggunakan tabel pengidentifikasi
c. Tulisan mengunakan huruf kapital
d. Meneruskan pesan tanpa izin
30. Yang tidak termasuk pemulaan yang baik dalam menggunakan e-mail secara aman
dasn efektif ialah ...
a. Menyusun secara offline
b. Tidak melakukan revisi
c. Tulis alamat dengan benar
d. Hindari baris subjek yang menyesatkan
31. Azas pengelolaan arsip dimana setiap unit kerja menyimpan, mengendalikan dan
mengelola sepenuhnya seluruh kearsipannya, baik arsip dinamis aktif maupun
arsip dinamis inaktif, yaitu azas ...
a. Desentralisasi
b. Sentralisasi
c. Gabungan
d. Kombinasi
33. Dibawah ini yang termasuk kerugian menggunakan azas desentralisasi ialah ...
1) Pelaksanaan kurang menguasai fungsi dan kegiatan antar unit kerja
2) Membutuhkan peralatan dan ruangan yang besar
3) Menimbulkan banyak duplikasi arsip
4) Memakan waktu dalam penemuan kembali arsip karena letak antar unit
kerja berjauhan
5) Kesulitan dalam melaksanakan penyusutan
a. 1,2 dan 3
b. 1,2 dan 4
c. 2,3 dan 5
d. 2,3 dan 4
34. Perusahaan yang memiliki lingkup kerja yang besar atau luas dan memiliki banyak
cabang, lebih cocok menggunakan azas pengelolaan arsip ...
a. Desentralisasi
b. Sentralisasi
c. Gabungan
d. Terpusat
35. Kotak yang dipergunakan untuk menyimpan berbagai arsip atau warkat disebut ...
a. Cardex (card index)
b. Berkas kotak (box file)
c. Filing cabinet (file cabinet)
d. Rak arsip
36. Lipatan kertas tebal/karton manila berbentuk segi empat panjang yang gunanya
untuk menyimpan atau menempatkan arsip, atau satu kelompok arsip di dalam
filling cabinet disebut ...
a. Guide
b. Folder
c. Map
d. Berkas kotak (box file)
e. Cardex (card indexa0
37. Penyimpanan arsip berdasarkan indeks wilayah pada surat koresponden disebut
sistem ...
a. Geografi
b. Nomor
c. Abjad
d. Kronologi
38. Yang dimaksud dengan penyimpanan arsip sistem abjad ialah ...
a. Penyimpanan berdasarkan indeks tanggal warkat atau pencatatan
b. Penyimpanan berdasarkan indeks nama koresponden
c. Penyimpanan berdasarkan indeks nomor warkat
d. Penyimpanan berdasarkan indeks alamat koresponden
39. Penyelamatan bahan bukti pertanggungjawaban nasional ialah pengertian dari ...
a. Sasaran penyusutan arsip
b. Tujuan penyusutan arsip
c. Runga lingkup penyusutan arsip
d. Dasar hukum penyusutan arsip
40. Dalam penyusutan arsip, penyusunan berkas arsip berdasarkan kesamaan jenis
disebut ...
a. Daftar keterangan arsip
b. Seri
c. Dosir
d. Rubrik
41. Yang tidak termasuk unit modular yang sering digunakan dalam furnitur kantor
ialah
a. Bentuk permukaan datar
b. Bentuk L
c. Bentuk yang menempel pada sudut
d. Bentuk U
43. Dibawah ini yang bukan termasuk dari prinsip seleksi furnitur ialah ...
a. Furnitur harus atraktif danmodern sesuai dekorasi kantor
b. Furnitur harus berkualitas baik, kokoh, dan sesuai dengan aktivitas kerja
c. Furnitur harus sesuai dengan kebutuhan dan pilihan pegawai
d. Furnitur harus sesuai anggaran perusahaan atau kantor
47. Dibawah in yang bukan merupakan ciri-ciri dari transparency maker jenis write on
ialah ...
a. Harus menggunakan transparency maker waktu menulis atau menggambar
b. Transparansi warnanya bersih atau bening
c. Lembar transparansi bisa langsung ditulis
d. Tidak dapat dihapus
48. Dalam otomatisasi kantor, aplikasi yang pelaksanaannya dapat dengan cara one-
way video dan two-way audio adalah ciri dari aplikasi ...
a. Computer conferencing
b. Video conferencing
c. Audio conferencing
d. Electronic and voice mail
49. Salah satu peralatan microfilm yang berfungsi untuk menggandakan atau membuat
copy film adalah ...
a. Camera
b. Processor
c. Duplicator
d. Reader
50. Dibawah ini yang bukan merupakan metode pemeliharaan peralatan kantor ialah ...
a. Kontrak layanan dengan pabrik atau perusahaan layanan
b. Layanan oleh departemen layanan internal perusahaan
c. Layanan oleh pegawai perusahaan
d. Menggunakan perwakilan layanan pabrik per-panggilan tanpa kontrak
51. Segala upaya untuk mengendalikan risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien danproduktif adalah pengertian ...
a. Keselamatan kerja
b. Kesehatan kerja
c. Keselamatan dan kesehatan kerja
d. Ketertiban kerja
52. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yang diadakan perusahaan yaitu ...
a. Mempertahankan kenyamanan kerja
b. Pengawasan yang konsekuen
c. Kesederhanaan alur prosedur kerja
d. Memperbanyak karyawan
53. Unsur-unsur
1) Kesederhanaan alur prosedur kerja
2) Ketertiban pelaksanaan yang berkesinambungan dan
3) Pengawasan yang konsekuen
Pernyataan diatas termasuk kedalam unsur ...
a. Tujuan K3
b. Supervisi K3
c. Program K3
d. Prinsip K3
55. Yang bukan merupakan unsur-unsur pendukung kesehatan kerja ialah ...
a. Usia
b. Asuransi
c. Tenaga kesehatan
d. Peralatan medis
56. Salah satu cara memilih jenis pakaian kerja yang aman ialah ...
a. Memilih bahan dengan teliti, cari bahan yang nyaman dipakai
b. Memakai celana yang terlalu panjang
c. Memakai aksesoris saat bekerja di dalam bengkel atau ruang produksi
d. Memilih model pakaian yang longgar
57. Meliputi keselamatan psikologis berupa tekanan emosi, kelelahan atau konflik jiwa
yang tak selesai merupakan definisi dari ...
a. Tafsiran operasional
b. Tafsiran fungsional
c. Tafsiran lingkungan
d. Tafsiran psikologis
59. Berikut ini yang bukan cara penanggulangan luka tertutup yang benar ialah ...
a. Cegah kontaminasi lanjutan
b. Istirahatkan anggota gerak
c. Barikan kompres dingin
d. Balut dan tekan
60. Dalam pengaruh lingkungan hidup, yang bukan akibat dari bahan kimia ialah ...
a. Terkena demam dan flu
b. Gangguan metabolisme tubuh
c. Gangguan saluran pencernaan
d. Keracunan kronis
Kunci Jawaban
E. Assesment 1
F. Assesment 2
Evaluasi Formatif 1
1. c
2. b
3. a
4. c
5. a
6. a
7. d
8. a
9. d
10. a
Evaluasi Formatif 2
1. b
2. c
3. c
4. a
5. d
6. d
7. d
8. a
9. a
10. c
Evaluasi Formatif 3
1. c
2. b
3. c
4. d
5. b
6. a
7. c
8. d
9. a
10. c
Evaluasi Formatif 4
1. a
2. b
3. a
4. c
5. d
6. d
7. d
8. c
9. b
10. a
G. Assesment 3
PTK Evaluasi A:
PTK Evaluasi B :
1. Siklus PTK dapat dianalogikan dengan resep dokter; satu resep adalah satu
siklus penelitian. Jika penyakit belum sembuh akan diberikan resep berikutnya,
sampai pasien sembuh.
2. Agar pembaca yang ingin menduplikasi hasil penelitian merasa yakin bahwa
kondisi kelasmya sama (atau tidak sama) dengan kondisi kelas penelitian. Jika
sama ia akan melanjutkan duplikasi; jika tidak mungkin ia akan membatalkan.
3. Perencanaan dalam Siklus I tidak lain adalah hipotesis tindakan yang sudah
direncanakan sebelumnya. Perencanaan dalam siklus II dibuat berdasarkan
refleksi pada akhir siklus I; perencanaan dalam siklus III dibuat berdasarkan
refleksi pada akhir siklus II; dst. Analoginya dengan pengobatan, Perencanaan
adalah resep dokter.
4. Perencanaan PTK harus tercermin dalam RPP; tindakan yang diberikan
hendaknya dicetak bold agar jelas posisinya dalam pembelajaran.
5. Pelaksanaan berisi uraian tentang penerapan tindakan, sebagai variabel bebas.
Analoginya dengan pengobatan, Pelaksanaan mendeskripsikan tentang
kelancaran atau hambatan proses meminum obat.
6. Pengamatan berisi data tentang hasil peningkatan variabel yang ingin
ditingkatkan, sebagai variabel terikat, baik data kuantitatif berupa angka-angka
maupun kualitatif berupa kata-kata. Analoginya dengan pengobatan,
Pengamatan mendeskripsikan tentang peningkatan kesehatan pasien.
7. Refleksi berisi analisis terhadap data Pengamatan, tentang keberhasilan dan
kegagalan tindakan. Terutama kegagalan, dianalisis penyebabnya untuk
diperbaiki pada siklus berikutnya. Analoginya dengan pengobatan dokter,
Refleksi adalah analisis dokter ketika pasien datang lagi kepadanya.
8. Tindakan dalam siklus baru harus berbeda secara signifikan dari siklus
sebelumnya.
9. Variabel yang ingin ditingkatlkan, atau variabel terikat.
10. Agar valid, yaitu mengukur yang seharusnya diukur.
11. Disamping akan melelahkan peneliti, instrumen untuk variabel perlakuan
biasanya tidak dibuat berdasarkan kisi-kisi.
12. Pengukuran variabel tertentu menggunakan berbagai jenis instrumen atau
berbagai responden. Biasanya yang diukur adalah variabel yang ingin
ditingkatkan, atau variabel terikat.
13. Kolaborasi adalah kerjasama antara peneliti PTK dengan teman sejawat atau
treman yang lebih senior dalam melakukan penelitian.
H. Asesment 3
Materi Evaluasi A
1. B 15. D 29. B
2. C 16. A 30. B
3. A 17. C 31. A
4. A 18. C 32. B
5. C 19. B 33. A
6. B 20. D 34. A
7. D 21. B 35. B
8. B 22. C 36. B
9. C 23. C 37. A
44. D
45. B
46. C
47. D
48. B
49. C
50. C
51. C
52. A
53. D
54. C
55. A
56. A
57. D
58. D
59. A
60. A
Daftar Pustaka
Agoes, S., & Ardana, I. C. (2009). Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat.
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching assessing:
A revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New York: Longman.
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). Es. Taxonomy for Learning, teaching assessing:
A revision of bloom’s taxonomy of education objectives. New York: Longman.
Anhari, Endang Saifudin. 1992. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu
Anhari., & Saifudin. E. (1992). Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu.
Ariunto, S., Suharjono., & Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara.
Ashari, H. (2007). Siapa Bilang jadi Guru Hidupnya Susah. Yogyakarta: Pinus.
Ashari, Hasyim. 2007. Siapa Bilang jadi Guru Hidupnya Susah. Yoyakarta: Pinus
Baba, T., & Kojima, M. (2003). Lesson Study, In Japan International Cooperation Agency (Ed.).
Japanese Eductional Experiences. Tokyo: Japan International Cooperation Agency.
Bamukrah, Jihan Faruq. (2010). Office Automation Syatem (Sistem Otomasi Perkantoran). From
http://jihanfaruqbamukrah.blogspot.com/2010/05/office-automation-system-sistem-
otomasi.html date of 22 May 2010.
Bates, A.W. (1995). Technnology, Open Learning anda Distance Education. London:
Routledge.
Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Benny A. Pribadi. (2009). Modul Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Boeree, C.George. 2004. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi
Dunia. Terjemahan. Jogyakarta: Prismasophia
Boeree. C. G. (2004). Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi
Dunia. Yogyakarta: Prismashopia.
Boone, L. E., & Kurtz, D. L. (2007). Pengantar Bisnis Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
Bovee, C. L., & Thill, J. V. (2007). Komunikasi Bisnis. Jakarta: PT Indeks.
Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainer’s Handbook. New Jersey: Educational
Technology Publications.
Bullard, R. et.al. (1994). The Occasional Trainer’s Handbook. New Jersey: Educational
Technology Publications.
Chauhan, S.S. (1979). Innovation in Teaching and Learning Process. New Delhi: Vikas
Publishing House PVT. LTD.
Coghlan, D and Brannick, T. (2005). Doing Action Research in Your Own Organization.
London: SAGE Publications
Coghlan, D., & Brannick, T. (2005). Doing Action Research in Your Own Organization. London:
SAGE Publications.
Dasuki, H.A. Hafizh. (pemred).1994. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve
Diaz, C., Pelletier, C. M., & Provendo, C. (2006). Touch The Future Teach. Boston: Pearson.
Diaz, Carlos. Pelletier, Carol Marra. Provendo, Carol. 2006. Touch the Future Teach.
Boston: Pearson
Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New York:
Pearson Allyn and Bacon.
Dick, W., Carey, L & Carey, J.O. (2005). The Systematic Design of instruction. New York:
Pearson Allyn and Bacon.
DPR RI. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
DPR RI. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Era Sentanu.QUANTUM IKHLAS (Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati) “The power of positive
feeling “
Fernandez, C., & Yoshida, M. (2004). Lesson Study: A Japanese Approach to Improving
Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Eribaurn Associates
Publishers.
Fernandez, C., and Yoshida, M. (2004). Lesson Study: A Japanese Approach to Improving
Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
Publishers.
Fullan, M. (2007). The New Meaning of Educational Change. New York: Teacher College Press.
Fullan, Michael. 2007. The New Meaning of Educational Change. New York: Teacher
College Press
Hermawan. (1983). Etika Keguruan: Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Guru
Indonesia. Jakarta: Margi Rahayu.
Hermawan. 1983.Etika Keguruan : Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Guru
Indonesia. Jakarta: Margi Rahayu
Indonesia (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen.
Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Pendidikan Nasional.
Indonesia. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen.
Isyoni dan Suarman, 2003. Falsafah dan Sistem Pendidikan. Pekanbaru: Unri Press
Khalifah, Mahmud, Usamah Khutub, 2009. Menjadi Guru yang Dirindu: Bagaimana
Menjadi Guru Yang Memikat dan Profesional. Terjemahan Muhadi Kadi. Surakarta
:Ziyad Visi Media
Killen, R. (1998). Effective Teaching Strategies: Lesson from Research and Practise. Australia:
Social Science Press.
Koshy, K. (2005). Action Research for Improving Practice. London: Paul Chapman
Publishing
Kusumah. W., & Dwitagama, D. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Indeks.
Lesikar, R. V., & Petitit, J. D. Jr. (1998). Report Writting for Business. New York: McGraw-Hill.
Lewis, C., Perry, R., & Hurd, J. (2004). A Deeper Look at Lesson Study. Educational Leadership.
Lewis, C., Perry, R., and Hurd, J. (2004). A Deeper Look at Lesson Study. Educational
Leadership.
Locker, K. O., & Kaczmarek, S. K. (2009). Business Communication: Building Critical Skills.
New York: McGraw-Hill.
Made Putrawan, 2000. Bahan Ajar Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Universitas
Negeri Jakarta.
Madura, J. (2007). Pengantar Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Masnur Muslich (2008). KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.
Masnur Muslich (2008). KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving School. 9(1): 47-59.
Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving School. 9 (1): 47-59.
McLeod, R. Jr., & Schell, G. P. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
McNiff, J and Whitehead, J. (2002). Action Research: Principles ang Practice. London:
Routledge Falmer
Mcniff, J., & Whitehead, J. (2002). Action Research: Principles and Practice. London:
Routledge Falmer.
Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak
diterbitkan).
Momon Sulaeman. Bahan Seminar Mata Kuliah Seminar Teknologi Pendidikan (tidak
diterbitkan).
Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda
Mulyana, D. (2004). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Nonaka (2005). Knowledge Creation. Makalah Presentasi pada Seminar Nasional yang
diselenggarakan Universitas Indonesia.
Nonaka. (2005). Knowledge Creation. Makalah Presentasi pada Seminar Nasional yang
diselenggarakan Universitas Indonesia.
Nuraida, Ida. (2008). Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius
Porter, B.D. & Hernachi, M. (1999). Quantum Learning (terjemahan). Bandung: Kaifa.
Porter, B.D. & Hernachi, M. (1999). Quantum Learning (terjemahan). Bandung: Kaifa.
Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Dasar Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Dasar Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Putrawan, M. (2000). Bahan Ajar Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri
Jakarta.
Reid, B. (2010). “The Concept Attainment Strategy,”. The Science Teacher, vol. 078 Issue 1.
Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey: Lawrence
Erlbauno Associaties Publ.
Reigeluth, C.M. (1983). Instructional Design: Theories and Models. New Jersey: Lawrence
Erlbauno Associaties Publ.
Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar Pendidikan
Nasional. Jakarta: ASA Mandiri.
Republik Indonesia. (2006). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005: Standar Pendidikan
Nasional. Jakarta: ASA Mandiri.
Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses Satuan
Pendidikan, Jakarta: Depdiknas, 2007.
Republik Indonesia. (2007). Permendiknas Nomor 41 tahun 2007: Standar Proses Satuan
Pendidikan, Jakarta: Depdiknas, 2007.
Sagor, R. (200). Action Research. Virginia: Asscociation for Supervision ang Curriculum
Development
Sagor, R. (2006). Action Research. Virginia: Association for Supervision and Curriculum
Development.
Saito, E., Harun, I., Kuboki, I. and Tachibana, H. (2006). Indonesian Lesson Study in
Practice: Case Study of Indonesian Mathematics and Science
Saito, E., Harun, I., Kuboki, I., & Tachibana, H. (2006). Indonesian Lesson Study in Practice:
Case Study of Indonesian Mathematics and Science.
Saito, E., Sumar, H., harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., & Tachibana, H. (2006). Development of
School-Based In-Service Training Under an Indonesian.
Saito, E., Sumar, H., Harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., and Tachibana, H. (2006).
Development of School-Based In-Service Training Under an Indonesian
Seels, B. Barbara dan Rickey, Rita C. (2002). Teknologi Pembelajaran (Terjemahan Dewi S.
Prawiradilaga, dkk). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain of the
field. Washington DC: AECT.
Seels, B.B & Richey, R>C. (1994). Instructional Technology: The definition and domain of the
field. Washington DC: AECT.
Shadily, H. (1980). Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar baru Van House.
Shadily, Hassan (pemred). 1980. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve
Stevenson, H.W., & Stigler, J.W. (1999). The Learning Gap. New York: Touchstone.
Stevenson., H.W., and Stigler, J.W. (1999). The Learning Gap. New York: Touchstone.
Stigler, J.W., & hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World’s Teachers for
Improving Education in the Classroom. New York: The Free Press.
Stigler, J.W., and Hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World’s Teachers
for Improving Education in the Classroom. New York: The Free Press.
Stringer, ET. (2007). Action Research. Third Edition. London: Sage Publication Inc.
Sugiarto, A., & Wahyono, T. (2005). Manajemen Kearsipan Modern. Yogyakarta: Gaya Media.
Suharsimi Arikunto, suharjono dan Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bina
Aksara, Jakarta.
Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta:
Grasindo.
Suseno. Franz Magnis. 1997. Etika Dasar: Masalah Pokok Filsafat Moral. Jakarta: Kanisius
Suseno., & Magnis, F. (1997). Etika Dasar: Maslaah Pokok Filsafat Moral. Jakarta: Kanisius.
Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda
Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda
Tim Akhlaq. 2003. Etika Islam. Terjemahan Ilyas Abu Haidar. Jakarta: Al-Huda
Tim TOT Block Grant, 2007. Modul Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan
Nasional. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Direktorat Profesi Pendidik. Jakarta
Tim TOT Block Grant. (2007). Modul Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Direktorat Profesi Pendidik.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Wahyono, T. (2006). Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi
Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Wahyono, Teguh. 2006. Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang
Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset
Widagdho, Djoko.2001. Ilmu Budaya dasar.Jakarta: Bumi Aksara
Yulaewati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung:
Pakar Raya
Yulaewati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung:
Pakar Raya.
Yusufhadi Miarso (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Zuber-Skerrit, O. (Ed). (1996). New Directions in Action Research. London: Falmer Press.
Zuber-Skerritt, O (Ed.). (1996). New Directions in Action Research. London: Falmer Press
KODE KOMPETENSI :
DURASI PEMELAJARAN :
ALOKASI
MATERI KEGIATAN WAKTU SUMBER
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENILAIAN
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN BELAJAR
TM PS PI
1. Melatih Proses Komunikasi Persyaratan kemampuan Menyebutkan tujuan Tes Tertulis Modul
komunikasi di tempat Elemen dalam model berkomunikasi komunikasi Tes perbuatan
kerja komunikasi Identifikasi elemen dalam Menjelaskan tahapan
Efek komunikasi komunikasi dalam komunikasi
Umpan balik berhubungan Memakai umpan balik Buku
komunikasi yang membangun referensi
Umpan balik berhubungan
komunikasi
Mendapatkan umpan balik
KODE KOMPETENSI :
DURASI PEMELAJARAN :
ALOKASI WAKTU
MATERI SUMBER
KOMPETENSI DASAR KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
PEMBELAJARAN BELJAR
TM PS PI
1. Proses dokumen- Dokumen dan Mengetahui jenis-jenis dokumen/ Siswa mampu menyebutkan Tes tertulis Modul
dokumen kantor dokumentasi naskah pengertian surat dengan baik Studi kasus Buku
Mengetahui jenis-jenis Siswa mampu menjelaskan Tes perbuatan referensi
dokumen/naskah jenis-jenis surat
Siswa mampu menjelaskan
jenis-jenis dokumen
ALOKASI WAKTU
MATERI SUMBER
KOMPETENSI DASAR KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
PEMBELAJARAN BELJAR
TM PS PI
2. Dasar surat- Konsep surat Menyebutkan pengertian surat Siswa mampu menyebutkan Tes tertulis Modul
menyurat Korespondensi niaga Mengetahui karakteristik surat unsur-unsur dalam surat Tes perbuatan Buku
Mengetahui syarat-syarat surat Siswa mampu membedakan referensi
yang baik surat niaga dengan surat
Menjelaskan pengertian surat dinas
niaga
3. Mengurus /menjaga Macam-macam dokumen Menjelaskan macam-macam Siswa mampu menjelaskan Tes tertulis Modul
sistem dokumen kantor dokumen kantor macam-macam dokumen Tes perbuatan Buku
kantor referensi
NAMA SEKOLAH : .........................
MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan
KELAS/SEMESTER :
STANDAR KOMPETENSI : Penanganan surat masuk dan surat keluar (mail handling)
KODE KOMPETENSI :
DURASI PEMELAJARAN :
ALOKASI WAKTU
KOMPETENSI KEGIATAN SUMBER
MATERI PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN BELAJAR
TM PS PI
1. Melatih prosedur Pengelolaan surat masuk Mengelola prosedur surat Siswa mampu Tes tertulis Modul
penerimaan dan masuk secara sederhana atau menjelaskan prosedur
pendistribusian surat pola lama pengurusan surat
Mengelola prosedur surat masuk dengan pola
masuk Tes Buku
masuk dengan pola baru lama
Siswa mampu perbuatan referensi
menjelaskan prosedur
pengurusan surat
masuk dengan pola
baru
2. Melatih prosedur Pengelolaan surat keluar Memproses surat keluar Siswa mampu Tes tertulis Modul
pendistribusian surat dengan pola lama menguraikan
keluar Memproses surat keluar prosedur pengurusan
dengan pola baru surat keluar dengan
Mengidentifikasii mesin dan pola lama Tes Buku
perlengkapan terkait surat Siswa mampu perbuatan referensi
menyurat menjelaskan prosedur
pengurusan surat
keluar dengan pola
baru
ALOKASI WAKTU
KOMPETENSI KEGIATAN SUMBER
MATERI PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN BELAJAR
TM PS PI
3. Melatih prosedur Pengelolaan surat keluar Memproses surat keluar Siswa mampu Tes tertulis Modul
penanganan surat menjelaskan langkah
penting yang harus pengelolaan surat
keluar yang penting
diterima pada hari Tes Buku
yang sama perbuatan referensi
4. Melatih prosedur Pesan e-mail dan memo Menjelaskan e-mail dan memo Siswa mampu Tes tertulis Modul
pengiriman e-mail Penggunaan e-mail dengan Menjelaskan karakteristik e- menjelaskan e-mail
aman dan efektif mail dan memo dan memo
Mengidentifikasikan tahap Siswa mampu
proses penulisan e-mail dan menjelaskan Tes Buku
memo karakteristik e-mail perbuatan referensi
Menguraikan bagian-bagian e- dan memo
mail dan memo Siswa mampu
Menjelaskan penggunaan e- menguraikan bagian-
mail bagian e-mail dan
memo
Siswa mampu
menyebutkan tahapan
penggunaan e-mail
Siswa mampu
menjelaskan etika
penggunaan e-mail
NAMA SEKOLAH : ........................
MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan
KELAS/SEMESTER :
STANDAR KOMPETENSI : Sistem Kearsipan
KODE KOMPETENSI :
DURASI PEMELAJARAN :
ALOKASI WAKTU
KEGIATAN SUMBER
KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
PEMBELAJARAN BELAJAR
TM PS PI
1. Merencanakan Pengertian arsip dan Jenis bahan dan alat Menjelaskan pengertian Tes tertulis Modul
kebutuhan bahan kearsipan kearsipan arsip dan kearsipan Tes perbuatan Buku referensi
dan alat kearsipan Ruang lingkup arsip Analisis kebutuhan bahan Menjelaskan ruang lingkup
Analisis kebutuhan bahan dan alat dan tujuan arsip
dan alat Mengidentifikasi alat sesuai Menyebutkan alat-alat arsip
fungsi/kegunaan Membedakan alat-alat
Menetapkan jenis bahan dalam kearsipan
dan alat kearsipan dengan
cermat
2. Merancang sistem Sistem pengorganisasian Mempraktikan sistem Menjelaskan azas-azas Tes tertulis Modul
kearsipan yang Sistem penyimpanan kearsipan sentralisasi, pengorganisasian arsip Tes perbuatan Buku referensi
sesuai Kebaikan dan kelemahan desentralisasi,dan Menyebutkan sistem Portofolio
setiap sistem gabungan diikuti dengan penyimpanan arsip
cermat Menyebutkan kebaikan dan
Menerangkan sistem abjad, kelemahan sistem
tanggal, nomor, subyek, kearsipan
dan wilayah
Memilih sistem
pengelolaan kearsipan
yang sesuai
Memilih sistem
penyimanan arsip yang
sesuai
ALOKASI WAKTU
KEGIATAN SUMBER
KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
PEMBELAJARAN BELAJAR
TM PS PI
3. Merencanakan Prosedur penyimpanan Penyortiran surat/ dokumen Menyebutkan langkah- Tes tertulis Modul
prosedur kearsipan Penemuan kembali arsip masuk langkah prosedur Tes perbuatan Buku referensi
Pemeliharaan isi dan fisik Penciptaan dokumen/surat penyimpanan arsip
Penyusutan dokumen keluar Menyebutkan tahapan
Pencatatan dokumen penemuan arsip
masuk dan keluar Menjelaskan proses
Prosedur distribusi internal pemeliharaan dan
dan eksternal perawatan arsip
− Alat distribusi Menjelaskan proses
− Langkah penyimpanan penyusutan arsip
dan temu kembali
− Jadwal retensi
Prosedur pemusnahan
Menyortir surat masuk
Mencatat surat masuk dan
keluar
Mendistribusikan surat
masuk dan keluar
Menyimpan dan
menemukan kembali
dokumen
Memelihara isi dan fisik
dokumen
Menyusutkan dokumen
NAMA SEKOLAH : .........................
MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan
KELAS/SEMESTER : 10 / 2
STANDAR KOMPETENSI : Melatih penggunaan peralatan kantor
ALOKASI WAKTU
MATERI SUMBER
KOMPETENSI DASAR KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
PEMBELAJARAN BELAJAR
TM PS PI
1. Memilih peralatan kantor Furniture Menyebutkan furniture kantor Siswa mampu Tes tertulis Modul
Perabot/peralatan kantor Menjelaskan peralatan kantor menyebutkan
Pengadaan peralatan Menyebutkan mesin-mesin kantor furniture kantor
kantor Menjelaskan pengadaan peralatan Siswa mampu
kantor menyebutkan
Menjelaskan jenis perjanjian sewa mesin-mesin
kantor
Siswa mampu
menjelaskan
pengadaan
peralatan kantor
Siswa mempu
menjelaskan jenis
perjanjian sewa
2. Melatih penerapan Mesin-mesin komunikasi Menjelaskan penggunaan mesin-mesin Siswa mampu Tes tertulis Modul
penggunaan peralatan Teknologi perkantoran komunikasi yang terdapat di kantor menjelaskan
kantor modern Melatih penerapan otomatisasi kantor penggunaan mesin
komunikasi
Siswa mampu
menjelaskan
aplikasi otomasi
kantor
ALOKASI WAKTU
MATERI SUMBER
KOMPETENSI DASAR KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
PEMBELAJARAN BELAJAR
TM PS PI
3. Merancang Pemeliharaan Menjelaskan pemeliharaan peralatan Siswa mampu Tes praktek Modul
pemeliharaan peralatan Penggantian kantor menjelaskan
kantor Pengendalian terpusat Menjelaskan penggantian peralatan Siswa mampu
kantor menjelaskan
Memahami program pengendalian penggantian
peralatan kantor peralatan kentor
Siswa mampu
menjelaskan
program
pengendalian
peralatan kantor
NAMA SEKOLAH : .........................
MATA PELAJARAN : Kompetensi Kejuruan
KELAS/SEMESTER :
STANDAR KOMPETENSI : Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan kerja
KODE KOMPETENSI :
DURASI PEMELAJARAN :
ALOKASI WAKTU
KOMPETENSI MATERI SUMBER
KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN BELAJAR
TM PS PI
1. Menganalisis Identifikasi kesehatan di Menjelaskan pengertian kesehatan, Siswa mampu Tes tertulis Modul
kegiatan-kegiatan lingkungan kerja keselamatan dan keamanan kerja menjelaskan
yang dapat Unsur-unsur pendukung Mengidentifikasi tujuan kesehatan, pengertian K3
mencegah kesehatan kerja keselamatan dan keamanan kerja Mengidentifikasi K3 Tes
terjadinya gangguan Mengetahui Undang-undang ketenaga dengan baik Praktek
K3 kerjaan Mampu menjelaskan
Memahami prosedur bekerja dengan unsur-unsur
aman dan tertib pendukung K3
Memahami prosedur pencegahan agar dengan tepat
tujuan K3 dapat tercapai
Memahami hal-hal yang berkaitan
dengan keamanan
ALOKASI WAKTU
KOMPETENSI MATERI SUMBER
KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN BELAJAR
TM PS PI
2. Menetapkan Program jaminan Cepat dan tanggap dalam situasi Menyebutkan Tes tertulis Modul
kegiatan kecelakaan kerja darurat pengertian program
pencegahan dan Kondisi bahaya di tempat Bersikap tenang dalam menghadapi jaminan kerja
kerja situasi darurat Menjelaskan tahapan Tes
penanggulangan
Perlengkapan yang Mengetahui jenis-jenis bahaya di tempat pengajuan jaminan Praktek
ancaman atau digunakan dalam situasi kerja Mengindentifikasikan
gangguan darurat. Memahami tanda-tanda peringatan kondisi bahaya
keamanan Langkah-langkah situasi bahaya di tempat kerja dan ditempat ditempat kerja
darurat (evakuasi) umum Menjelaskan langkah-
Mengidentifikasi situasi yang dapat langkah evakuasi
menimbulkan bahaya (keadaan darurat)
Mengetahui prosedur keadaan darurat
diperusahaan/ tempat umum
disesuaikan dengan kondisi perusa-
haan/ tempat umum ter-sebut
Menerapkan penanganan situasi
darurat sesuai dengan SOP
Mengikuti tanda-tanda peringatan
bahaya di tempat kerja
Menentukan langkah dalam situasi
darurat
3. Menganalisis Upaya menjaga Menjaga standar keamanan penampilan Siswa mampu Tes tertulis Modul
masalah untuk kebersihan dan kesehatan pribadi mengidentifikasi cara
menghadapi situasi pribadi Mengetahui macam-macam penyakit berpenampilan pribadi
Sikap terhadap dan cara menanggulanginya Siswa mampu Tes
darurat ditempat
keselamatan Memahami kesehatan jasmani dan menyebutkan Praktek
kerja Kesehatan jasmani dan rohani berbagai macam
rohani Memiliki kesadaran terhadap hygiene penyakit
Hygene perorangan personal Siswa mampu
Lingkungan kerja dan Memahami cara bekerja dengan aman menjelaskan cara
lingkungan hidup Menunjukkan penampilan pribadi penanggulangan
sesuai standar industri perhotelan berbagai macam
Menerapkan prinsip- prinsip kesehatan penyakit
dan keselamatan kerja Siswa mampu
Mengaplikasikan cara bekerja dengan membedakan
aman lingkungan kerja dan
lingkungan hidup