Anda di halaman 1dari 5

MENURUNNYA BUDAYA KESOPANAN DAN ETIKA PADA

KALANGAN REMAJA

Disusun oleh
Muhammad Akmal
MENURUNNYA BUDAYA KESOPANAN DAN ETIKA PADA
KALANGAN REMAJA

Banyak yang mengatakan bahwa anak zaman sekarang yang berumur kisaran 14
hingga 17 tahun kurang menghargai sesama , rasa hormat kepada orang yang
lebih tua dan simpati mereka menipis. Sebagai contoh, para pelajar yang tidak
menyapa ataupun tersenyum ketika berpapasan atau bertemu gurunya baik
disekolah maupun diluar sekolah, dan bersikap angkuh saat lewat didepan kakak
kelas atau seniornya.
Emang benar tak dapat dipungkiri siiring perkembangan zaman dan teknologi
prilaku para remaja secara perlahan berubah dari waktu kewaktu. Cara mereka
berkomunikasi dan berbicara kepada yang lebih tua sudah tidak menunjukkan rasa
homat. Kebudayaan dari barat sangat mempengaruhi nilai-nilai tradisional bangsa
Indonesia. Para remaja Indonesia saat ini mengikuti dan mencontoh kebudayaan
luar negeri dan melupakan nilai-nilai tradisional Negara sendiri, salah satunya
sopan santun. Hal ini pastinya juga dikarenakan pperkembangan zaman dan
teknologi sehingga para remaja yang masih minin dengan teknologi tidak dapat
menyaring kebudayaan dan prilaku negatif yang mereka lihat
Kesopanan atau sopan santun adalah tata krama yang merupakan ciri khas
bangsa indonesia. Sejak dulu bangsa indonesia dikenal dengan keramahan dan
kesopanan nya, serta adat istiadat yang dijunjung tinggi. Namun jika kita melihat
dan berkaca pada kehidupan bangsa indonesia saat ini, sungguh ironis sekali,
banyak sekali pergeseran prilaku tentang budaya kesopanan dan etika yang terjadi
para remaja zaman sekarang. Dimajalah, televisi, internet, tak jarang orang berani
melakukan perilaku yang sebenarnya dianggap tidak sopan, namun sudah
dianggap biasa. Kita sebagai remaja merupakan generasi penerus yang harus
menjaga dan melestarikan budaya kita ini.
Secara tidak langsung dengan kurangnya sikap sopan santun dan bertatakrama,
jati diri kita sebagai bangsa indoensia sudah mulai luntur. Inilah masalah terbesar
yang timbul dari hal sepeleh, perkara yang seharusnya kita perhatikan sejak kita
masih kecil, hal yang seharusnya diajarkan oleh para orang tua. Memang, masih
banyak orang dari bangsa ini yang menjunjung tinggi nilai kesopanan dan
tatakrama, tetapi lebih banyak lagi orang-orang yang telah melupakan tentang
nilai-nilai itu.
Pada dasarnya kita harus sopan dimana saja, kapan saja, dan dalam kondisi
apapun. Apalgi kita hidup dalam budaya timur yang tinggi akan nilai-nilai
kesopanan, sehingga seharusnya kita berpatokan dalam budaya timur dan
berpedoman pada sopan santun. Sopan santun sudah menjadi kepribadian kita.
Memang kadang kesopanan yang berlaku dalam setiap masyarakat berbeda-beda
tergantung dari kondisi sosial setempat dan permasalahan ini sangat kompleks
karena berkaita dengan faktor internal dan eksternal yang menyebabkan
lunturnya nilai sopan santun.
Faktor eksternal terealisasi dalam kondisi sekarang yang secara realita
kebudayaan terus berubah karena masuknya budaya barat yang akan sulit
mempertahankan kesopanan disemua keadaan ataupun disemua tempat.
Perubahan tersebut mengalami dekadensi karena berbedanya kebudayaan barat
dengan kebudayaan kita. Misalnya saja sopan santun dalam tutur kata.
Di barat, anak-anak yang sudah dewasa biasanya memanggil orang tuanya
dengan sebutan nama, tetapi di Indonesia sendiri panggilan tersebut sangat tidak
sopan karena orang tua umurnya lebih tua dari kita dan kita harus memanggilnya
bapak ataupun ibu.
Sedangkan faktor internalnya ada pada diri sendiri, keluarga, lingkungan tempat
nongkrong, lingkungan sekolah, ataupun media massa. Pengetahuan tentang
sopan santun yang didapat disekolah mungkin sudah cukup tapi dilingkungan
keluarga ataupun tempat tongkrongan dan media massa kurang mendukung
tindakan sopan disemua tempat ataupun sebaliknya, sehingga membuat tindakan
sopan yang dilakukan oleh anak-anak atau pun remaja hanya dalam kondisi
tertentu.
Fakta lain yang menunjukkan menurunnya tingkat sopan santun remaja di
Indonesia seperti zaman dahulu, para remaja sangatlah sopan terhadap orang
yang lebih tua. Sebagai contoh dulu anak anak dan remaja saat hendak lewat
didepan orang yang lebih tua mereka mengucapkan permisih sambil merunduk
atau kalau dalam kebudayaan bugis itu dikatakan‘’ TABE’’ Para remaja sangat
hormat dan tunduk kepada orang tua dan hal tersebut membuktikan bahwa para
remaja sangatlah sopan terhadap orang tua. Tetapi sangatlah berbeda dengan
zaman sekarang. Kebanyakan remaja berlaku tidak sopan terhadap orang yang
lebih tua. Melawan ketika dinasihati, memotong pembicaraan, membiarkan
berdiri sedangkan ia tetap memilih duduk dikursi dalam angkutan umum, dan
masih banyak lagi.
Agar bisa menghadapi dan mengatasi masalah ini orang tua dan tokoh
masyarakat perlu memberikan contoh langsung melalui prilaku sopan dan
beretika. Karena remaja akan lebih cenderung mengikuti apa yang mereka lihat
dari orang orang disekitarnya. Sekolah dan lembaga pendidikan harus
memasukkan nilai-nilai kesopanan dan etika dalam kurikulum. Remaja perlu
diberikan pemahaman tentang pentingnya sopan santun dalam kehidupan sehari-
hari. Mengadakan kampanye sosial yang mengajak remaja untuk lebih menghargai
kesopanan dan beretika. Kampanye ini dapat melibatkan komunitas, sekolah, dan
organisasi pemuda.
Selain itu Orangtua perlu mengajarkan nilai-nilai sopan santun sejak dini dan
memberikan pengawasan yang baik terhadap perilaku anak-anak mereka. Remaja
perlu diberdayakan untuk mengembangkan potensi diri. Dengan memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang baik, mereka akan lebih percaya diri dan
cenderung memperlihatkan perilaku yang sopan.
Hal ini terjadi juga karena perkembangan zaman dan teknologi maka dari itu
remaja perlu melakukan kontrol diri untuk membatasi penggunan teknologi dan
media sosial dan remaja harus bersikap selektif dalam menggunan media sosial
sehingga tidak menirukan dan melakukan prilaku negatif yang mereka lihat
dimedia sosial.
Semoga dengan ini kita sebagai generasi muda dapat menghidupkan kembali
salah satu kebudaayan bangsa kita indonesia yaitu budaya sopan dan santun
sehingga menghasilkan para anak muda bangsa yang hebat hebat dan beretika
untuk indonesia maju.
ttps://www.bing.com/search?
q=hd&form=ANSPH1&refig=8E917FE99E7C41FBA2C93B392744F893&adlt=strict&
pc=ASTS&showconv=1
Lunturnya Nilai Budaya Kesopanan dan Beretika Pada Remaja Halaman 1 - Kompasiana.com

Budaya Kesopanan dan Toleransi Menjadikan Kita Orang yang Manusiawi - Kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai