Anda di halaman 1dari 2

Dalam buku modul BMP mengenai Manusia sebagai makhluk budaya ada pernyataan dari

Koentjaraningrat, yang dikenal sebagai Bapak Antropologi, menyebutkan bahwa manusia


adalah salah satu makhluk biologis dan budaya, ada enam karakter yang melekat pada
budaya.
Diskusikan dan jelaskan enam karakter tersebut dan berikan contoh dari lingkungan
dimana Anda berada, sertakan sumber referensi lain selain dari BMP Universitas
Terbuka.
Selamat berdiskusi
Koentjaraningrat mengemukakan budaya memiliki tiga wujud, pertama, adalah wujud
kebudayaan sebagai kumpulan ide-ide, gagasan, dan peraturan. Kedua, adalah wujud kebudayaan
sebagai kumpulan aktivitas dan tindakan berpola anggota masyarakat. Ketiga, adalah wujud
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Kemudian Sarena Nanda dan Richard L.
Warms menguraikan enam karakter budaya.
Karakter yang pertama, budaya adalah sesuatu yang dipelajari. Manusia belajar budaya
melalui proses yang disebut sebagai enkulturasi, yakni proses belajar untuk menjadi anggota dari
sebuah kelompok budaya. Melalui proses enkulturasi manusia belajar soal perilaku, nilai, dan bahasa
yang dapat diterima oleh anggota masyarakat. Proses enkulturasi ini terjadi terus- menerus, mulai dari
kelahiran sampai dengan kematian manusia.
Sebagai contoh, seorang anak yang baru lahir tidak akan mengetahui perilaku, nilai, dan
bahasa yang dapat diterima oleh anggota masyarakatnya tanpa melalui proses belajar. Melalui
enkulturasi, seorang anak belajar tentang perilaku yang dapat diterima oleh masyarakatnya, seperti
cara makan, menyapa orang yang lebih tua, dan berpakaian. Anak juga belajar bahwa ia tidak boleh
melakukan tindakan-tindakan yang dilarang masyarakatnya, seperti berbohong, mencuri, dan
menyakiti orang lain.
Kedua, kebudayaan merupakan cara manusia menggunakan simbol untuk mengorganisir dan
memberi makna pada hal-hal di sekitarnya. Simbol sendiri dapat berbentuk verbal (kata-kata) dan
nonverbal (bahasa tubuh, atau gambar visual). Sebagai contoh, seiring dengan kemajuan teknologi
komunikasi, di dunia maya muncul berbagai istilah, singkatan, dan simbol baru, yang digunakan
dalam percakapan sehari-hari. Seperti simbol lalu lintas, bahasa gaul dan slank, maupun kode kode
yang dianggap memiliki arti.
Ketiga, kebudayaan adalah sebuah sistem yang terintegrasi sehingga perubahan pada satu
elemen budaya akan menyebabkan perubahan pada elemen budaya yang lain. Misalnya saja, di kota-
kota besar di Indonesia, semakin sedikit lokasi terbuka, seperti taman, halaman, dan kebun yang bisa
dimanfaatkan oleh anak-anak untuk bermain. Akibatnya, anak-anak lebih banyak menghabiskan
waktu di rumah dengan bermain game dan menonton televisi atau di pusat perbelanjaan.
Meskipun demikian, satu elemen budaya belum tentu tidak berkonflik dengan elemen budaya
lainnya. Misalnya saja, dunia kerja di seluruh dunia, termasuk Indonesia membuka lebih banyak
kesempatan bagi perempuan untuk berkarier. Namun, mayoritas struktur keluarga di berbagai penjuru
dunia, termasuk Indonesia masih membebankan kewajiban mengurus rumah kepada perempuan.
Akibatnya, terjadi konflik antara kewajiban perempuan di dunia kerja dan di rumah.
Keempat, kebudayaan mencakup seperangkat norma dan nilai yang digunakan bersama oleh
anggota kelompok masyarakat. Norma didefinisikan sebagai ide tentang bagaimana sesuatu
seharusnya dilakukan. Sebagai contoh, orang Indonesia bersalaman ketika berkenalan dengan orang
asing, dan bukannya membungkukkan badan. Adapun nilai, didefinisikan sebagai ide tentang
berbagai hal yang dikategorikan baik dan benar. Misalnya saja, orang Indonesia percaya bahwa
seorang anak wajib merawat orang tuanya ketika memasuki usia lanjut. Bagi orang Indonesia,
mengirim orang tua ke panti jompo tidak dapat dibenarkan.

Meskipun demikian, tidak semua manusia berperilaku sesuai dengan norma dan nilai
kelompok masyarakatnya. Di dalam sebuah kelompok, selalu ada orang-orang yang memiliki nilai
dan norma yang berbeda dari yang lain. Misalnya, di Indonesia seseorang yang telah tamat perguruan
tinggi biasanya segera melamar pekerjaan dengan penghasilan tetap. Meskipun demikian, ada orang-
orang yang tidak melamar kerja karena ingin menempuh karier sebagai musisi, aktor, atau seniman.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua orang setuju terhadap norma dan nilai yang berlaku dalam
masyarakat.
Kelima kebudayaan membantu manusia untuk beradaptasi dengan dunia di mana ia tinggal.
Adaptasi sendiri didefinisikan sebagai sebuah perubahan pada cara hidup seorang individu atau
sebuah populasi untuk membantu individu atau populasi tersebut menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya.
Contohnya, orang Bajo yang tersebar di bagian timur Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara
hingga selatan Filipina, telah beradaptasi dengan cara hidup di laut. Mereka tinggal di rumah
panggung dalam perkampungan yang lokasinya kira-kira berjarak satu kilometer dari daratan. Mata
pencaharian utama mereka adalah mencari ikan sehingga mereka terampil dalam membuat kapal dari
kayu dan menyelam tanpa bantuan alat.
Keenam, kebudayaan selalu berubah karena dorongan dari dalam maupun dari luar budaya itu
sendiri. Perubahan budaya bisa terjadi dalam waktu singkat maupun lama, sampai ratusan tahun.
Misalnya saja, perubahan dalam transaksi ekonomi. Awalnya, transaksi ekonomi antara manusia
dilakukan dengan sistem barter. Perlahan, transaksi ekonomi dilakukan dengan uang yang
menggantikan sistem barter. Dahulu, manusia harus bertemu langsung untuk melakukan transaksi
ekonomi. Tetapi pada saat ini, manusia tidak perlu bertemu secara fisik untuk melakukan transaksi
ekonomi, dengan adanya kartu kredit, kartu ATM, juga SMS banking, dan internet banking.
Definisi, wujud, dan karakter kebudayaan yang diuraikan di atas memperlihatkan bahwa
manusia terhubung sangat erat dengan budaya. Hal ini pula yang menjadikan manusia sebagai
makhluk budaya. Di satu sisi, kehidupan manusia sangat dibatasi oleh budaya masyarakat di mana ia
hidup. Hal ini diperlihatkan oleh perilaku manusia dibatasi oleh nilai dan norma yang berlaku di
dalam masyarakat di mana ia hidup. Nilai dan norma dalam masyarakat, yang juga merupakan salah
satu karakter yang melekat pada budaya, menyediakan pedoman bagi manusia tentang hal-hal yang
harus dilakukan, dan bagaimana melakukan hal-hal tersebut. Di sisi lain, manusia memiliki peran
dalam menciptakan dan mengembangkan budaya. Hal ini karena manusia bukanlah makhluk pasif
yang dapat mengikuti tradisi budaya kelompoknya, seperti robot. Manusia mempelajari budaya dan
secara aktif dan kreatif memberi interpretasi kepadanya. Hal ini pula yang mendorong perubahan
budaya dari waktu ke waktu.
Referensi
Suandi. Hertati., & dkk., (2019), ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR, Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai