Anda di halaman 1dari 2

1. Pengertian psikologi lintas budaya.

Studi ilmiah tentang variasi dari perilaku manusia yang dipengaruhi oleh berbagai
konteks budaya

2. Pengertian budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sekelompok orang.
Kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Budaya itu terbentuk dari beberapa
unsur yang rumit. Diantaranya yaitu adat istiadat, bahasa, karya seni, sistem agama dan
politik. Bahasa sama halnya dengan budaya, yakni suatu bagian yang tak terpisahkan dari
manusia

3. Etik, emik, stereotip, etnosentrisme, rasisme.


 Etik adalah suatu kebenaran yang diakui, diterima oleh seluruh masyarakat tanpa
memandang perbedaan budaya, dengan kata lain kebenaran yang dimaksud
berlaku untuk semua orang (bersifat universal). Contoh etik antara lain : matahari
terbit dari timur, bumi itu bulat, bulan dan bintang muncul dimalam hari, awan
berada di langit, air mengalir dari hulu ke hilir.
 Emik adalah suatu kebenaran yang hanya diterima dan di akui oleh masyarakat
setemapat dan tidak berlaku bagi orang yang berasal dari budaya yang berbeda.
Emik dalam hal ini menawarkan sesuatu yang lebih obyektif. Contoh emik antara
lain : misalkan saja, ada budaya yang biasa menatap mata saat melakukan
pembicaraan dengan orang lain, namun ada budaya yang tidak memperbolehkan
melakukan kontak mata, disaat kedua budaya ini saling bertemu dan tidak
memahami budaya satu sama lain maka akan terjadi salah persepsi.
 Stereotip adalah sikap, keyakinan, atau pendapat yang baku tentang orang-orang
yang berasal dari budaya lain. Contoh : orang batak itu keras, orang timur itu
cocoknya jadi satpam, orang solo itu lemah lembut, dll. Namun stereotip bisa
menjadi berbahaya dan merusak bila kita memegangnya dengan kaku dan
menerapkannya secara pukul rata pada semua orang dari latar belakang budaya
tertentu, tanpa menyadari kemungkinan adanya kekeliruan pada dasar-dasar
stereotip tersebut maupun adanya perbedaan individual di dalam sebuah budaya
 Etnosentrisme merupakan cara pandang dan penafsiran terhadap orang lain dari
kaca mata kultural kita sendiri. Contoh : berdasarkan contoh emik, orang yang
berasal dari budaya yang biasa menatap mata lawan bicara, akan menafsirkan
bahwa lawan bicaranya tidak sopan ketika tidak menatap matanya saat berbicara,
begitu juga sebaliknya orang yang tidak biasa menatap mata akan menafsirkan
lawan bicaranya tersebut tidak sopan. Penafsiran tersebut disebut etnosentrime.
 Rasisme merupakan kepercayaan terhadap superioritas yang diwarisi oleh ras
tertentu. Rasisme menyangkal kesetaraan manusia dan menghubungkan
kemampuan dengan komposisi fisik. Jadi, sukses hubungan sosial tergantung dari
warisan genetik dibandingkan dengan lingkungan atau ksempatan yang ada.

4. Keterkaitan budaya dan konsep diri


Konsep diri adalah organisasi dari persepsi diri.
Organisasi di sini dimaksudkan dengan bagaimana kita
mengenal, menerima dan menilai diri kita sendiri. Suatu deskripsi mengenai siapa kita,
fisik, sifat hingga prinsip. Mempersepsi diri adalah bagaimana seorang memberi
gambaran mengenai sesuatu (hubungannya dengan orang lain, etos kerja, atau sifat
kepribadiannya) pada dirinya Selanjutnya label akan sesuatu dalam diri tersebut
digunakan sekaligus untuk mendeskripsikan karakter dirinya. Namun, ternyata studi
lintas budaya menemukan bahwa setiap budaya memiliki defini yang berbedabeda
tentang konsep diri. Meskipun demikian, kita seringkali tidak melihat perbedaan ini
sebagaimana perasaan akan diri ini mempengaruhi hidup kita. Kita dapat melihat
perbedaan-perbedaan itu disaat individuindividu dari budaya yang berbeda memiliki rasa
yang berbeda akan dirinya dengan kita.

5. Persamaan dan perbedaan budaya dalam perkembangan motoric


Kebudayaan juga mempengaruhi perkembangan motorik anak terutama yang bekaitan
dengan keaktifan gerak anak. Di sebuah rumah sakit di New Meksiko, Klukhron
mengadakan pada dua kelompok bayi, yakni bayi-bayi Amerika dan bayi-bayi dari suku
Indian Zuni. Kedua kelompok bayi itu dipilih diantara bayi-bayi yang lahir di rumah sakit
tersebut yang dinilai sama keaktifan geraknya, yakni semuanya “sangat aktif”. Dua tahun
kemudian dua kelompok bayi yang sangat aktif ini dibandingkan, dan ternyata kelompok
bayi suku Indian Zuni itu kalah aktifnya dengan kelompok bayi Amerika. Klukhron
menyimpulkan keaktifan gerak selanjutnya dari bayi-bayi suku Indian Zuni itu
dipengaruhi oleh kebudayaan Zuni yang menekankan kekaleman dan pembatasan diri,
dan sedikit banyak cara hidup demikian ini telah disampaikan orangtua mereka yang
mengasuhnya.
Harus kita bedakan disini antara keaktifan gerak dan perkembangan gerak. Gerak
hanyalah semata-mata banyak sedikitnya gerak, sedangkan perkembangan gerak ialah
perkembangan pengendalian dan koordinasi otototot yang diperlakukan untuk
mendapatkan kecakapan gerak. Kalau keaktifan gerak dipengaruhi oleh kebudayaan
sebaliknya perkembangan gerak hampir tidak berpengaruhi oleh kebudayaan. Hal ini
ditunjukkan oleh Dennis pada penelitiannya yang terkenal pada dua kelompok anak suku
Indian Hopi. Kelompok yang satu terdiri dari bayi-bayi Hopi yang beberapa saat setelah
lahir segera dibalut kain erat-erat, mirip gedungan bayi-bayi di Jawa, hingga baik lengan
maupun kakinya sedikit sekali dapat bergerak, dan diikat pada papan kayu kecil hingga
mudah dibawa kian kemari di belakang punggung ibu mereka. Pada tiga bulan pertama,
gedungan ini dipakai terus-menerus, kecuali waktu kira-kira satu jam sehari, yakni ketika
bayi itu dimandikan, gedungan itu dilepas.
Pada bulan-bulan berikutnya, sampai bayi berumur enam bulan hingga satu tahun,
gedungan ini masih saja dilakukan. Studi lain juga menemukan bahwa rendahnya tingkat
rangsangan dan terbatasnya hubungan dengan ibu (penjagaan bayi dengan tenang) secara
berlahan terkait dengan perkembangan motorik yang relatif lebih lambat
di Meksiko Selatan.

Anda mungkin juga menyukai