Anda di halaman 1dari 6

NAMA : FITRI WIJAYANTI

NIMA : 857182513
TUGAS ke 2 : PDGK4405

1. Perkembangan
Secara tidak sadar, setiap masyarakat pasti akan mengalami pembaruan dalam
kehidupannya, atau juga disebut sebagai perkembangan manusia. Masyarakat yang
berkembang biasanya akan membawa bentuk baru yang lebih relevan pada kondisi
zaman, yang bertujuan untuk memperbarui segala sesuatu yang sudah tidak lagi dianggap
efektif bagi keberlangsungan hidup manusia. Manusia akan belajar dari kejadian di masa
lampau dan dikembangkan sesuai pada zamannya.
Contoh konsep perkembangan dalam sejarah adalah demokrasi Amerika Serikat yang
semakin berkembang akibat perkembangan struktur kota yang semakin kompleks.

Kesinambungan
Meskipun dalam sejarah ada perbedaan waktu, kesinambungan akan tetap ada dalam
suatu peristiwa bersejarah. Manusia akan mengambil cara-cara yang sudah pernah
dilakukan, yang kemudian dijadikan sebagai dasar kesinambungan dari sejarah di masa
lampau. Meskipun ada beberapa hal yang berbeda, seperti latar dan waktu, pola dan
sistemnya tidak berubah dari masa lampau.
Contoh aspek kesinambungan adalah sistem-sistem partai yang mirip dengan sistem
kerajaan pada masa sebelumnya, dalam lingkup yang juga mirip.

Pengulangan
Dalam peristiwa bersejarah, secara tidak sadar masyarakat akan mengulangi peristiwa
yang sama, meskipun dengan latar dan waktu yang berbeda. Kejadian ini kerap terjadi
sehingga muncul sebutan "sejarah terulang kembali".
Contoh dari pengulangan konsep waktu dalam sejarah adalah lengsernya Soekarno dari
jabatan Presiden Indonesia pada 1966 akibat pergolakan di dalam negeri, yang kemudian
juga terjadi pada Soeharto di tahun 1998.

Peru bahan
Meskipun terkadang ada kemiripan dalam sebuah pengulangan peristiwa bersejarah,
bukan berarti tidak ada perubahan. Peristiwa perubahan dalam masyarakat bisa terjadi
hanya dalam kurun waktu yang singkat dan biasanya mendapat pengaruh dari luar.
Contoh konsep perubahan dalam sejarah adalah gerakan G30S pada 1965 yang dianggap
sebagai pengaruh paham komunis dari China dan Rusia. Empat aspek konsep waktu
dalam sejarah tersebut sangat diperlukan untuk dapat memahami suatu cerita atau
peristiwa sejarah.
2. Proses adaptasi budaya beserta contohnya

PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI

a. Proses Internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu,yaitu


mulai saat ia di lahirkan sampai akhir hayatnya.sepanjang hayatnya terus belajar
untuk mengolah segala perasaan,hasrat,nafsu,dan emosi yang kemudian membentuk
kepribadianya. Manusia memiliki bakat yang telah terkandung dalam gen-nya,untuk
mengembangkan berbagai macam perasaan,hasrat,nafsu,serta emosinya,tetapi wujud
dan pengaktifannya sanggat di pengaruhi berbagai stimulasi yang terdapat dalam
lingkungan sosialnya,budayanya,dan alam sekitarnya. Misalnya hasrat untuk
mempertahankan hidup,hasrat untuk bergaul,meniri,ingin tahu,hasrat hal-hal yang
indah ,dan sebagainy,yang di pelajari melalui proses internalisasi sehingga menjadi
Difusi merupakan suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh dunia.
bagiandan membentuk kepribadiannya.

b. Proses Sosialisasi,parsons di gambarkan proses mengenai kebudayaan sebagai bagian


dari sosialisasi individu.semua pola tindakan individu-individu yang menempati dari
berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dijumpai seseorang dalam
kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan,dicerna olehnya sehingga individu
tersebutpun akan di jadikan pola-pola tindakan tersebut sebagaibagian dari
kepribadiannya

c. Proses Enkulturasi.istilah yang sesuai dengan “Enkulturasi” adalah “pembudayaan”


(dalam bahasa inggris digunakan institutionalization).Proses enkulturasi adalah
belajar untuk menyesuaikan alam pikiran serta sikap tahap adat,system norma,serta
semua peraturan yang dapat dalam kebudayaan seseorang.Proses ini telah dimulai
sejak awal kehidupan,yaitu dalam lingkunga keluarga,kemudian dalam lingkungan
yang mkin lama makin luas.Pada awalnya seorang anak kecil  mulai belajar dengan
cara menirukan tingkah laku orang-orang di sekitarnya,yang lama-kelamaan menjadi
pola yang mantap,dan norma yang mengatur  tingkah lakunya ”dibudayakab”.selai
dalam lingkungan keluarga,norma-norma dapatpula di pelajarinya dari pengalamanya
bergaul dengan sesama warga masyarakatnya dan cara formal di sekolahnya.

Proses pengenalan kebudayaan asing (akulturasi dan asimilasi), evolusi dan


difusi kebudayaan,

a. Akulturasi (acculturation atau culture contact) didefinisikan sebagai proses sosial


yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga
unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri. Secara singkat, pengertian akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau
lebih sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan
asli. Contoh akulturasi : 1. Barongsai
Kesenian Barongsai, yang awalnya berasal dari Kebudayaan Tionghoa, kini telah
berakulturasi dengan kesenian lokal.

b. Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-
golongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang
saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga
kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya
yang khas, dan unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsur-unsur
kebudayaan campuran. Contoh asimilasi kebudayaan : program transmigrasi yang
dilaksanakan di Riau pada masa pemerintahan Orde Baru. Program transmigrasi ini
tidak hanya berhasil meratakan jumlah penduduk di berbagai pulau di Indonesia,
tetapi program transmigrasi ini juga mengakibatkan terjadinya asimilasi, terutama di
wilayah Riau. Hal ini terlihat dari banyaknya transmigran yang menghasilkan budaya
baru, misalnya Jawa-Melayu, Mandailing-Melayu, dan lain sebagainya.

c. Difusi dijadikan sebagai salah satu objek ilmu penelitian antropologi, terutama sub-
ilmu antropologi diakronik.

d. Evolusi kebudayaan, juga disebut evolusi sosiokultural, perkembangan satu atau lebih
budaya dari bentuk yang lebih sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Pada abad
18 dan 19 subjek dipandang sebagai fenomena unilinear yang menggambarkan
evolusi perilaku manusia secara keseluruhan. Sejak itu telah dipahami sebagai
fenomena multilinear yang menggambarkan evolusi budaya individu atau masyarakat
(atau bagian tertentu dari budaya atau masyarakat).
Evolusi budaya unilinear adalah konsep penting dalam bidang antropologi yang
muncul selama abad ke-18 dan 19 tetapi tidak disukai pada awal abad ke-20. Para
sarjana mulai menyebarkan teori evolusi budaya multilinear pada 1930-an, dan
perspektif neoevolusionis ini terus berlanjut, dalam berbagai bentuk, untuk
membingkai banyak penelitian yang dilakukan dalam antropologi fisik dan
arkeologi , cabang antropologi yang berfokus pada perubahan dari waktu ke waktu.

e. Istilah penyebutan inovasi hakekatnya berasal dalam Bahasa Inggris “inovation” yang
memiliki makna penemuan baru yang berbeda dari keadaan ataupun kondisi yang
sebelumnya pernah ada. Misalnya pada perkembangan telepon, semakin
berkembangnya jaman maka telepon semakin canggih sehingga ditemukan-lah
telepon genggam atau handphone yang dapat di bawa kemana-mana yang memiliki
multi fungsi, sehingga dapat mempermudah manusia dalam berkomunikasi dan
mencari informasi.

3. Faktor penyebab bullying bisa datang dari lingkungan sosial, keluarga, hingga diri


sendiri. Sebelum terlambat, berikut adalah berbagai penyebab terjadinya bullying yang
perlu ketahui.
a) Pernah menyaksikan dan merasakan kekerasan
Pernah mengalami kekerasan dapat picu tindakan bullying.Orang yang pernah
menyaksikan dan merasakan kekerasan di rumah lebih berisiko melakukan
tindakan bully kepada orang lain.

b) Memiliki orangtua yang bersifat permisif. Orangtua yang bersifat permisif atau
serba mengizinkan, dinilai menjadi salah satu alasan mengapa bullying bisa
terjadi. Sebab, orangtua dengan faktor bullying ini cenderung tidak membuat
peraturan yang bisa mengawasi anak-anaknya sehingga mereka bebas melakukan
apa saja, termasuk perundungan di luar rumah.

c) Kurangnya hubungan dengan orangtua. Memiliki hubungan atau komunikasi yang


buruk dengan orangtua dipercaya dapat membuat seorang anak berisiko
melakukan tindakan bullying. Dengan memiliki hubungan yang erat dengan
orangtua, si kecil diharapkan dapat memiliki rasa empati dan mengenal rasa kasih
sayang. Dengan begitu, dirinya dipercaya tidak akan melakukan tindakan
perundungan.

d) Memiliki saudara kandung yang abusif


Anak-anak yang memiliki kakak kandung abusif atau sering melakukan kekerasan
fisik, cenderung akan mencontoh perbuatan saudaranya.
Ditambah lagi, faktor terjadinya bullying ini dapat membuat si kecil merasa tidak
punya kekuatan.Untuk mendapatkan kekuatan dan dominasi, akhirnya mereka
melampiaskan kepada orang lain di luar rumah.

e) Tidak percaya diri


Anak-anak yang tidak percaya diri cenderung akan melakukan bullying. Sebab,
tindakan ini dapat membuat mereka merasa memiliki kekuatan dan dominasi.
Tidak hanya itu, anak-anak yang tidak percaya diri ini juga cenderung berbohong
mengenai kemampuan dirinya, demi menutupi rasa kurang percaya diri yang
mereka miliki.

f) Kebiasaan mengejek orang lain.


Kebiasaan mengejek orang lain dinilai sebagai faktor penyebab bullying menurut
para ahli. Ejekan ini dapat mengarah pada penampilan, kemampuan, ras, budaya,
dan gaya hidup orang lain. Penindasan yang dilakukan oleh pelaku bullying ini
sering kali datang dari rasa takut atau kurangnya pemahaman terhadap lingkungan
di sekitarnya.

g) Haus akan kekuasaan.


Haus akan kekuasaan, penyebab bullying yang harus diwaspadai. Anak-anak yang
selalu haus akan kekuasaan dan terus ingin memegang kontrol juga cenderung
melakukan tindakan bullying. Mereka hanya mau bekerja sama jika yang orang
lain mengikuti peraturan yang dibuatnya. Jika segala sesuatu tidak berjalan sesuai
rencananya, maka mereka dapat mulai melakukan tindakan bullying.
h) Ingin menjadi populer di lingkungannya.
Anak-anak yang ingin dikenal atau menjadi populer di lingkungannya dinilai
berisiko melakukan tindakan bullying.Mereka akan menunjukkan sifat ingin
memerintah,mengontrol, dan menuntut teman-temannya demi popularitas dan
pengakuan dari orang-orang di sekitarnya.

i) Tidak dibekali pendidikan empati. Minimnya bekal pendidikan empati dapat


menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya bullying.Tanpa empati, anak tidak
bisa atau bahkan tidak mau mengerti apa yang dirasakan oleh orang lain. Mereka
pun bisa menyalahkan korban-korbannya.Kurangnya rasa empati ini dapat
membuat anak-anak merasa bahwa tindakan bullying-nya hanyalah candaan
semata, di saat orang lain merasa sakit hati akibat tindakan tak terpuji itu.

j) Tidak mendapatkan apa yang mereka mau. Di saat anak-anak tidak mendapatkan
apa yang mereka inginkan, mereka cenderung akan merasa frustrasi.Sebagian
anak dapat menerima situasi ini dengan lapang dada. Namun, beberapa anak tidak
kuat menahan perasaan tersebut. Hasilnya, mereka dapat melakukan
tindakan bullying demi kepentingan pribadi.Umumnya, hal ini disebabkan oleh
sifat perfeksionis. Sebagai orangtua, cobalah ajarkan kepada mereka bahwa segala
sesuatu tidak harus menjadi sempurna.

k) Menggunakan kekuatan fisik untuk mengintimidasi. Tubuh besar dan fisik yang
kuat dapat disalahgunakan anak-anak untuk mendapatkan apa yang mereka mau
dengan cara bullying. Mereka akan mengontrol situasi dengan membuat anak-
anak yang lain merasa lemah.

l) Dorongan untuk bisa berbaur dengan teman-teman. Salah satu


penyebab bullying di sekolah yang perlu diwaspadai adalah dorongan untuk bisa
berbaur dengan teman-temannya. Dorongan untuk berbaur ini dapat membuat
anak melakukan berbagai cara agar bisa dikenal di sekolahnya, salah satunya
menggunakan kekerasan dan melakukan tindakan bullying. Sebenarnya, anak-
anak yang melakukan bullying untuk berbaur dengan temannya dapat merasa
tidak nyaman dengan perilaku buruknya. Hanya saja, mereka rela melakukannya
demi bisa diterima teman-temannya di sekolah.

m) Minimnya perhatian sekolah terhadap fenomena bullying. Faktor bullying di


sekolah yang tak boleh disepelekan adalah kurangnya perhatian sekolah terhadap
fenomena bullying.

4. Dalam Undang-Undang ini diatur tentang : Penanganan Konflik Sosial yang dilakukan
melalui tiga tahapan, yaitu Pencegahan Konflik, Penghentian Konflik, dan Pemulihan
Pascakonflik. Pencegahan Konflik dilakukan antara lain melalui upaya memelihara
kondisi damai dalam masyarakat; mengembangkan penyelesaian perselisihan secara
damai; meredam potensi Konflik; dan membangun sistem peringatan dini. Penanganan
Konflik pada saat terjadi Konflik dilakukan melalui upaya penghentian kekerasan fisik;
penetapan Status Keadaan Konflik; tindakan darurat penyelamatan dan pelindungan
korban; dan/atau pengerahan dan penggunaan kekuatan TNI. Status Keadaan Konflik
berada pada keadaan tertib sipil sampai dengan darurat sipil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1959. Selanjutnya, Penanganan Konflik
pada pascakonflik, Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan upaya
Pemulihan Pascakonflik secara terencana, terpadu, berkelanjutan, dan terukur melalui
upaya rekonsiliasi; rehabilitasi; dan rekonstruksi. Undang-Undang ini juga mengatur
mengenai peran serta masyarakat dan pendanaan Penanganan Konflik.

5. Menururt pendapat saya, para ahli maupun politikus harus menjelaskan lebih rinci lagi
tentang pengertian ekonomi kerakyatan, tujuan penerapan Ekonomi Kerakyatan, peran
negara dalam sistem ekonomi kerakyatan di Indonesia serta keunggulan dan kelemahan
ekonomi kerakyatan

Anda mungkin juga menyukai