Teori interaksi atau perkembangan ditemukan oleh Piaget. Piaget percaya bahwa anak-
anak itu membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan. Anak-anak bukan
merupakan objek penerima pengetahuan yang pasif, melainkan mereka dengan aktif melakukan
pengaturan pengalaman mereka ke dalam struktur mental yang kompleks.
Selanjutnya Piaget menguraikan tentang pemikiran anak-anak mengenai konsep
asimilasi, akomodasi, dan keseimbangan. Asimilasi terjadi ketika anak melakukan pencocokan
informasi ke kategori yang ada. Jika anak diberikan pengetahuan tentang anjing, contoh tersebut
akan dimasukkan ke kategori yang sudah ada. Jika kemudian diberikan pengetahuan tentang
kucing, maka anak akan meciptakan suatu kategori baru dimana bukan hanya anjing hewan
berbulu yang dapat digendong dan ditimang. Menciptakan suatu kategori baru adalah bagian dari
akomodasi anak yang mana anak secepatnya menciptakan suatu struktur mental yang berkaitan
dengan semua hewan yang ada.
Keseimbangan adalah merupakan bagian akhir dari sisa yang mencapai semua informasi
dan pengalaman, yang kapan saja dapat dicocokan ke dalam suatu bagan yang baru diciptakan
untuk hal tersebut. Keseimbangan ini berumur sangat pendek, sebagai suatu informasi dan
pengalaman yang baru yang secara konstan ditemui oleh anak. Keseimbangan adalah proses dari
pergerakan dari keadaan ketidakseimbangan kepada keadaan seimbang.
Pendukung teori Piaget menggolongkan pengetahuan sebagai berikut yaitu
perkembangan fisik, sosial, atau logika-matematika. Istilah yang digunakan dalam literatur untuk
menguraikan kategori ini adalah meta-knowledge. Jika seorang anak memahami tentang sistem
nomor, jumlah, maka ia juga memahami pengetahuan lain yang tidak bersifat sosial, fisik, atau
logika-matematika.
Wadsworth menguraikan tentang defenisi belajar dalam terminologi para pengikut
Piagetian: ada dua penggunaan. Penggunaan pertama, disebut sebagi makna di dalam pengertian
yang luas, dimana bersinonim dengan kata perkembangan. Penggunaan kedua, adalah mengenai
hal-hal yang lebih dangkal. Hal ini mengacu pada pengadaan informasi yang spesifik dari
lingkungan, yang berasimilasi dalam suatu bagan yang ada. Bagi teori behavioristik, mengatakan
memori dihafal tanpa berpikir. Sedangkan pada teori Poaget, belajar melibatkan konstruksi dan
pengertian
Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss
yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan
psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi
Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan
operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas
munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru
dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam
konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan
kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa
kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya
terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget
membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama
yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan
terutama dengan refleks.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan
berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan
berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas
bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen
walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan
dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat schopenhauer,
berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi potensi tertentu yang tidak dapat
dipengaruhi oleh lingkungan. Dikatakan pula bahwa, taraf intelegensi sudah ditentukan sejak
anak dilahirkan. Para ahli psikologi lehrin, linzhey dan spuhier berpendapat bahwa intelegensi
75-80% merupakan warisan atau faktor keturunan.
2.Faktor Lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Locke berpendapat bahwa,
manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan
atau noda sedikitpun. Teori ini dikenal luas dengan sebutan teori Tabula rasa.Menurut john
locke, perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan pendapat
locke, taraf intelegensi sangatlah ditentukanoleh pengalaman dan pengetahuan yang
diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
3.Faktor Kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis
(usia kalender)
4.Faktor Pembentukan
Pembentukan ialah segalah keadaan diluar diri seseorang yang memengaruhi perkembangan
intelegensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal) dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat intelegen karena
untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri.
6.Faktor Kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berfikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa
manusia dapat memilih metode metode tertentu dalam memecahkan masalah masalah, juga
bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.
Bagaimana implikasi teori Piaget terhadap di paud?
Sebagai guru, penting bagi kita untuk mengamati dan mendengarkan dengan sungguh-
sungguh apa yang siswa katakan dan kerjakan dan mencoba untuk menganalisa bagaimana
mereka berpikir. Beberapa konsep dan prinsip, termasuk dalam teori Piaget, memiliki
implikasi penting pada pengembangan berpikir siswa.
1. Concrete materials:
Terutama di taman kanak-kanak dan anak usia dini, siswa memerlukan objek-objek nyata
dalam bekerja untuk memanipulasi, melakukan, menyentuh, melihat, dan merasakan benda-
benda.
2. Open learning:
Kelas terbuka tepat didirikan agar siswa mampu bekerja dengan proyek-proyek
individu yang bermacam-macam. Mereka berkesempatan untuk mengumpulkan, menyusun
dan menata benda-benda dan menghasilkan berbagai kesimpulan tentang masalah-masalah
yang dibahas. Siswa dapat membuat keputusan tentang pekerjaannya dan dapat
mengembangkan tanggung jawab dalam menata tujuan pendidikannya.
3. Discovery learning:
Berpikir meliputi penemuan jawaban untuk memecahkan masalah. Pendekatan
induktif yang digunakan siswa dapat membimbingnya untuk menemukan kepribadiannya.
Sangat penting bagi siswa untuk memperoleh pemahaman konsep dan prinsip-prinsip yang
lebih rumit.
4. Matching strategies to abilities:
Tahapan Piaget menyajikan beberapa pandangan untuk membantu guru dalam
menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tanggung jawab siswa. Kegiatan
belajar harus menciptakan permainan yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir
siswa dalam mengatasi masalah.
5. Langkah pembelajaran:
Siswa memerlukan kesempatan untuk belajar melalui aktivitas sesuai dengan
langkahnya sendiri daripada dalam aturan kelompok. Karena perbedaan pola perkembangan
siswa akan sangat bervariasi dalam bagaimana kesuksesan yang mereka raih dengan tugas-
tugas tertentu. Yang paling penting dari semuanya, siswa memerlukan waktu dan
kesempatan untuk mengelompokkan susunan pengetahuan mereka sendiri.
Berikan contoh tentang teori konstruktivisme dari 4 priode masing2 satu setiap
periodenya menurut piaget?
1. Skemata. Sekumpulan konsep yang digunakan ketika berinteraksi dengan lingkungan disebut
dengan skemata. Sejak kecil anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan
skema (schema). Skema terbentuk karena pengalaman. Contohnya anak senang bermain dengan
kucing dan kelinci yang sama-sama berbulu putih. Berkat keseringannya, ia dapat menangkap
perbedaan keduanya, yaitu bahwa kucing berkaki empat dan kelinci berkaki dua.
2. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun
pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya dalamnya.contoh :
seorang anak yang diperlihatkan segi tiga sama sisi, kemudian setelah itu diperlihatkan segitiga
yang lain yaitu siku-siku. Asimilasi terjadi jika si anak menjawab bahwa segitiga siku-siku yang
diperlihatkan adalah segitiga sama sisi.
3.contoh akomodasi Contoh : si anak bisa menjawab segitiga siku-siku pada segitiga yang
diperlihatkan kedua.
4. Contoh : bayi yang biasanya mendapat susu dari payudara ibu ataupun botol, kemudian diberi
susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas). Ketika bayi menemukan bahwa
menyedot air gelas membutuhkan gerakan mulut dan lidah yang berbeda dari yang biasa
dilakukannya saat menyusu dari ibunya, maka si bayi akan mengakomodasi hal itu dengan
akomodasi skema lama. Dengan melakukan hal itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi
terhadap skema menghisap yang ia miliki dalam situasi baru yaitu gelas. Dengan demikian
asimilasi dan akomodasi bekerjasama untuk menghasilkan ekuilibrium dan pertumbuhan.