Anda di halaman 1dari 7

Diskusi , 25 September 2020

teori perkembangan Piaget dan lainnya

Teori interaksi atau perkembangan ditemukan oleh Piaget. Piaget percaya bahwa anak-
anak itu membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan. Anak-anak bukan
merupakan objek penerima pengetahuan yang pasif, melainkan mereka dengan aktif melakukan
pengaturan pengalaman mereka ke dalam struktur mental yang kompleks.
Selanjutnya Piaget menguraikan tentang pemikiran anak-anak mengenai konsep
asimilasi, akomodasi, dan keseimbangan. Asimilasi terjadi ketika anak melakukan pencocokan
informasi ke kategori yang ada. Jika anak diberikan pengetahuan tentang anjing, contoh tersebut
akan dimasukkan ke kategori yang sudah ada. Jika kemudian diberikan pengetahuan tentang
kucing, maka anak akan meciptakan suatu kategori baru dimana bukan hanya anjing hewan
berbulu yang dapat digendong dan ditimang. Menciptakan suatu kategori baru adalah bagian dari
akomodasi anak yang mana anak secepatnya menciptakan suatu struktur mental yang berkaitan
dengan semua hewan yang ada.
Keseimbangan adalah merupakan bagian akhir dari sisa yang mencapai semua informasi
dan pengalaman, yang kapan saja dapat dicocokan ke dalam suatu bagan yang baru diciptakan
untuk hal tersebut. Keseimbangan ini berumur sangat pendek, sebagai suatu informasi dan
pengalaman yang baru yang secara konstan ditemui oleh anak. Keseimbangan adalah proses dari
pergerakan dari keadaan ketidakseimbangan kepada keadaan seimbang.
Pendukung teori Piaget menggolongkan pengetahuan sebagai berikut yaitu
perkembangan fisik, sosial, atau logika-matematika. Istilah yang digunakan dalam literatur untuk
menguraikan kategori ini adalah meta-knowledge. Jika seorang anak memahami tentang sistem
nomor, jumlah, maka ia juga memahami pengetahuan lain yang tidak bersifat sosial, fisik, atau
logika-matematika.
Wadsworth menguraikan tentang defenisi belajar dalam terminologi para pengikut
Piagetian: ada dua penggunaan. Penggunaan pertama, disebut sebagi makna di dalam pengertian
yang luas, dimana bersinonim dengan kata perkembangan. Penggunaan kedua, adalah mengenai
hal-hal yang lebih dangkal. Hal ini mengacu pada pengadaan informasi yang spesifik dari
lingkungan, yang berasimilasi dalam suatu bagan yang ada. Bagi teori behavioristik, mengatakan
memori dihafal tanpa berpikir. Sedangkan pada teori Poaget, belajar melibatkan konstruksi dan
pengertian
Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss
yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan
psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi
Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan
operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas
munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru
dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam
konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan
kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa
kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya
terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget
membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama
yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:

Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)


Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa).
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk
mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut.
Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa
tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam
sub-tahapan:

Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan
terutama dengan refleks.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan
berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan
berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas
bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen
walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan
dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

Jelaskan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat perkembangan kognitif anak


usia dini???
Pada perkembangan kognitif anak, ada 6 faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif.
1.Faktor hereditas/ keturunan

Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat schopenhauer,
berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi potensi tertentu yang tidak dapat
dipengaruhi oleh lingkungan. Dikatakan pula bahwa, taraf intelegensi sudah ditentukan sejak
anak dilahirkan. Para ahli psikologi lehrin, linzhey dan spuhier berpendapat bahwa intelegensi
75-80% merupakan warisan atau faktor keturunan.

2.Faktor Lingkungan

Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Locke berpendapat bahwa,
manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan
atau noda sedikitpun. Teori ini dikenal luas dengan sebutan teori Tabula rasa.Menurut john
locke, perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan pendapat
locke, taraf intelegensi sangatlah ditentukanoleh pengalaman dan pengetahuan yang
diperolehnya dari lingkungan hidupnya.

3.Faktor Kematangan

Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis
(usia kalender)

4.Faktor Pembentukan

Pembentukan ialah segalah keadaan diluar diri seseorang yang memengaruhi perkembangan
intelegensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal) dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat intelegen karena
untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri.

5.Faktor Minat dan Bakat


Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan untuk berbuat lebih
giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi
yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan
memengaruhi tingkat kecerdasannya. Artinya seseorang yang memiliki bakat tertentu, maka akan
semakin mudah dan cepat mempelajarinya.

6.Faktor Kebebasan

Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berfikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa
manusia dapat memilih metode metode tertentu dalam memecahkan masalah masalah, juga
bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.
Bagaimana implikasi teori Piaget terhadap di paud?
Sebagai guru, penting bagi kita untuk mengamati dan mendengarkan dengan sungguh-
sungguh apa yang siswa katakan dan kerjakan dan mencoba untuk menganalisa bagaimana
mereka berpikir. Beberapa konsep dan prinsip, termasuk dalam teori Piaget, memiliki
implikasi penting pada pengembangan berpikir siswa.
1. Concrete materials:
Terutama di taman kanak-kanak dan anak usia dini, siswa memerlukan objek-objek nyata
dalam bekerja untuk memanipulasi, melakukan, menyentuh, melihat, dan merasakan benda-
benda.
2. Open learning:
Kelas terbuka tepat didirikan agar siswa mampu bekerja dengan proyek-proyek
individu yang bermacam-macam. Mereka berkesempatan untuk mengumpulkan, menyusun
dan menata benda-benda dan menghasilkan berbagai kesimpulan tentang masalah-masalah
yang dibahas. Siswa dapat membuat keputusan tentang pekerjaannya dan dapat
mengembangkan tanggung jawab dalam menata tujuan pendidikannya.
3. Discovery learning:
Berpikir meliputi penemuan jawaban untuk memecahkan masalah. Pendekatan
induktif yang digunakan siswa dapat membimbingnya untuk menemukan kepribadiannya.
Sangat penting bagi siswa untuk memperoleh pemahaman konsep dan prinsip-prinsip yang
lebih rumit.
4. Matching strategies to abilities:
Tahapan Piaget menyajikan beberapa pandangan untuk membantu guru dalam
menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tanggung jawab siswa. Kegiatan
belajar harus menciptakan permainan yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir
siswa dalam mengatasi masalah.
5. Langkah pembelajaran:
Siswa memerlukan kesempatan untuk belajar melalui aktivitas sesuai dengan
langkahnya sendiri daripada dalam aturan kelompok. Karena perbedaan pola perkembangan
siswa akan sangat bervariasi dalam bagaimana kesuksesan yang mereka raih dengan tugas-
tugas tertentu. Yang paling penting dari semuanya, siswa memerlukan waktu dan
kesempatan untuk mengelompokkan susunan pengetahuan mereka sendiri.
Berikan contoh tentang teori konstruktivisme dari 4 priode masing2 satu setiap
periodenya menurut piaget?
1. Skemata. Sekumpulan konsep yang digunakan ketika berinteraksi dengan lingkungan disebut
dengan skemata. Sejak kecil anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan
skema (schema). Skema terbentuk karena pengalaman. Contohnya anak senang bermain dengan
kucing dan kelinci yang sama-sama berbulu putih. Berkat keseringannya, ia dapat menangkap
perbedaan keduanya, yaitu bahwa kucing berkaki empat dan kelinci berkaki dua.
2. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun
pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya dalamnya.contoh :
seorang anak yang diperlihatkan segi tiga sama sisi, kemudian setelah itu diperlihatkan segitiga
yang lain yaitu siku-siku. Asimilasi terjadi jika si anak menjawab bahwa segitiga siku-siku yang
diperlihatkan adalah segitiga sama sisi.
3.contoh akomodasi Contoh : si anak bisa menjawab segitiga siku-siku pada segitiga yang
diperlihatkan kedua.
4. Contoh : bayi yang biasanya mendapat susu dari payudara ibu ataupun botol, kemudian diberi
susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas). Ketika bayi menemukan bahwa
menyedot air gelas membutuhkan gerakan mulut dan lidah yang berbeda dari yang biasa
dilakukannya saat menyusu dari ibunya, maka si bayi akan mengakomodasi hal itu dengan
akomodasi skema lama. Dengan melakukan hal itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi
terhadap skema menghisap yang ia miliki dalam situasi baru yaitu gelas. Dengan demikian
asimilasi dan akomodasi bekerjasama untuk menghasilkan ekuilibrium dan pertumbuhan.

Bagaimana hubungan teori perkembangan Piaget dengan analisis kebutuhan tumbuh


kembang?
Menurut saya, teori Piaget berkaitan dengan perkembangan kognitif dimana perkembangan
kognitif termasuk dalam perkembangan AUD. Kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual
anak, dalam teori Piaget ada tahapan-tahapan perkembangan anak nah dari sini kita mampu
menganalisis kebutuhan tumbuh kembang anak. Bisa dibilang tahapan-tahanpan ini yang akan
mencadi acuan bagi kita untuk menganalisin tumbuh kembang anak.
pada perkembangan anak menurut teori piaget, anak yang berusia 2-7 tahun ini memiliki
penalaran mental mulai muncul dan egonya yang tinggi, pertanyaan saya seperti apa cara
yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk menjaga kesehatan mental anak dimasa
pandemi sekarang ini ?agar tumbuh kembang anak bisa terus berkembang dengan baik.
1. Orang tua tenang, anak tenang Di usia anak, mereka belajar dengan meniru orang terdekatnya,
terutama orang tua. Jika orang tua memiliki rasa cemas dan panik berlebihan, anak-anak akan
peka terhadap emosi negatif tersebut dan turut merasakannya. Kendati virus ini benar-benar
nyata, orang tua tidak harus panik, kalau perlu hindari menonton televisi yang menayangkan
tentang Corona atau mengurangi membaca berita. Informasi berlebihan tentang virus Corona
COVID-19 hanya akan memperburuk keadaan.
2. Jadwalkan kegiatan rutin, tapi tetap fleksibel Dengan menjadwalkan kegiatan anak-anak,
mereka akan merasa tenang, terutama di masa-masa tidak menentu ini. Penjadwalan kegiatan
menjadi penting karena biasanya anak-anak memiliki kegiatan yang tersusun rapi di sekolah,
tiap-tiap jeda diisi waktu istirahat dan ada guru yang mengawasi. Sementara pada masa
karantina, orang tualah yang bertugas menjadwalkan kegiatan tersebut dan mengawasi anak-
anaknya. Namun, meskipun sudah dijadwalkan, jangan bersikap kaku dengan kegiatan yang
sudah ditetapkan. Jadilah fleksibel, tapi tetap konsisten dengan struktur kegiatan tersebut.
3. Jujurlah, tapi jangan beri informasi lebih dari yang anak-anak butuhkan Anak-anak mungkin
akan bertanya-tanya kenapa mereka tidak dibolehkan lagi berangkat ke sekolah dan dibatasi
bertemu teman-temannya. Bicarakanlah dengan anak tentang virus Corona dan efeknya. Dan di
saat bersamaan, yakinkan mereka bahwa mereka aman dan terlindungi.
4. Jangan biarkan internet dan hiburan elektronik mengontrol keluarga Anda Saat ini, bukan saat
yang tepat untuk menyalahkan efek negatif media sosial, televisi, dan internet. Sebagian besar
orang mengandalkan teknologi dan komunikasi jarak jauh untuk tetap terhubung dengan orang
lain. Namun, layar elektronik memiliki efek negatif terhadap kesehatan fisik dan mental. Anak-
anak dapat merasa tidak nyaman dan cemas. Sehingga hiburan televisi atau melalui layar
elektronik untuk anak-anak, jangan berikan lebih dari dua jam setiap harinya.
5. Jangan reaktif berlebihan Kendati orang tua merasa khawatir saat pandemi Corona ini, ia harus
dapat memanajemen emosi dengan baik.
Apa saja yg digunakan dalam mengembangkan kognitif anak serta dapat mengaplikasikan
dalam pembelajaran anak usia dini?
Ada banyak cara dalam mengembangkan kognitif anak.
salah satunya adalah caranya untuk mengembangkan yaitu melalui suatu permainan dimana anak
itu mempunyai kesempatan sepenuhnya untuk bisa mengembangkan kreativitas mereka entah itu
melalui imajinasi mereka atau melalui sesuatu yang dilihat karena hal terebut mampu memicu
perkembangan kognitif anak atau yang biasa disebut dengan keterampilan berfikir anak. Dan
untuk pengembangan kreativitas sendiri harus dimulai sejak usia dini karena pada saat itu anak
memiliki banyak sekali kreativitas atau suatu yang baru dan pada usia dini juga anak
memperoleh banyak imajinasi yang mungkin tidak didapat oleh orang dewasa, dan dengan
imajinasi itulah anak mampu mengembangkan kreativitas mereka. Dan untuk orangtua ataupun
guru jangan sekali-kali melarang atau membatasi anak, karena ketika anak tersebut dilarang
ataupun dibatasi kemampuan kognitifnya tidak akan berkembang bahkan akan hilang dari diri
anak tersebut.
Mau nanya gini teori perkembangan piaget itu apakah teori yg paling bisa di pake jd
acuan apa gmn?? Kan bnyk nih dr yg lain2 gt jg
Teori tentang perkembangan manusia ada sangat banyak, diantaranya adalah teori perkembangan
kognisi dan moral Jean Piaget, teori perkembangan kognisi Lev Vygotsky, teori perkembangan
pribadi dan social Erik Erikson, dan teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg. Piaget,
Vygotsky, Erikson, dan Kohlberg terpusat pada aspek perkembangan yang berbeda. Namun
demikian, semua adalah pakar teori tahap karena mereka sama-sama mempunyai keyakinan
bahwa tahap-tahap perkembangan yang jelas dapat diidentifikasi dan dijelaskan.

Apa dampak keterlambatan aspek perkembangan tertentu terhadap perkembangan


peserta didik secara keseluruhan?
Dampak keterlambatan pada aspek perkembangan, yaitu :
1 Berdampak pada masa remaja hingga dewasa bahkan berpengaruh pada usia lanjut
2 Berdampak pula pada sosial. Seperti cara berinteraksi dengan orang lain dan cara bergaulnya
3.Berdampakpada pendidikan atau pola belajar dan berfikir
4 Berdampak pada cara dia menyikapi permasalahan yang cukup sulit sehingga tidak bisa kurang
teratasi.

Anda mungkin juga menyukai