PSIKOLOGI KOGNITIF
KOGNITIVE DEVELOPMENT
DISUSUN OLEH :
15-310-410-1103
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2017
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
KATA PENGANTAR
Bismillahi Rahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran sangat dibutuhkan agar makalah ini kedepannya dapat disempurnakan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secaraumum kognitif
diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis),
sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation) Kognitif
berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuanrasional
(akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upayauntuk mengoptimalkan
kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.
oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebihmenekankan pada aspek
kemampuan perilaku yang di!u"udkan dengan carakemampuan merespons terhadap stimulus
yang datang kepada dirinya.
Jean Piaget adalah seorang ilmuwan yang merumuskan teori yang dapat menjelaskan fase-
fase perkembangan kognitif. Teori ini dibangun berdasrkan sudut pandang yang disebut
sudut pandang aliran structural ( structuralism) dan aliran konstructive (constructivism).
Teori perkembangan piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak
beradaptasi dan menginterpretasikan objek-objek dan kejadian yang terjadi pada anak. Piaget
memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai
realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak
mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak
juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh. Piaget percaya
bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap dan periode-periode terus
bertambah kompleks. Teori Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang
menekankan pada proses mental.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
A. Latar Belakang jean Piaget.
Pada tahun 1952, ia menjadi profesor di Sorbone. Pada tahun 1955, dia menciptakan
International Center For Genetic Epistemologi, dimana ia menjabat sebagai Direktur hingga
sisa hidupnya, pada tahun 1956, dia menciptakan Sekolah Ilmu di Universitas Jenewa.
Demikian juga, ia melanjutkan pelayanan publik melalui UNESCO sebagai delegasi Swiss.
Menjelang akhir kariernya, ia telah menulis lebis dari 60 buku dan banyak ratusan artikel.
Dia meninggal di Jenewa, 16 September 1980. Jean Piaget dikenal sebagai salah satu
Psikolog yang signifikan abad kedua puluh.
Piaget merupakan salah seorang yang merumuskan teori yang dapat menjelaskan fase-fase
perkembangan kognitif. Teori ini dibangun berdasrkansudut pandang yang disebut sudut
pandang aliran structural (structuralism) dan aliran konstructive (constructivism)
aliran structural yang mewarnai teori piaget dapat dilihat pandanganya tentang intelegensi
yang berkembang melalui serangkaian tahap perkembanganyang ditandai oleh perkembangan
kualitas struktur kognitif. aliran konstruktif terlihat dari pandangan piaget yang menyatakan
bahwa, anak membangun kemampuan kognitif melalui interaksi dengan dunia di sekitarnya
menurut piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu
1.Kematangan.
2.Pengalaman
Interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi
kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan kecuali jika
intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
3.Interaksi Sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat memacu
atau menghambat perkembangan struktur kognitif.
4.Ekuilibrasi
Proses pengaturan diri dan pengoreksi dirin, mengatur interaksi spesifik dari individu
dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan perkembangan jasmani
yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun baik.
Semua oerganisme dilahirkan dengan suatu kecenderungan untuk beradaptasi
(menyesuaikan diri) dengan lingkunganya. Cara individu beradaptasi berbeda bagi setiap
individu. adaptasi terjadi dalam atau melalui suatu proses, yaitu asimilasi dan akomodasi.
1.Asimilasi
Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skemayang sudah ada.
proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau
informasi yang diperolehnya agar bisa masuk kedalam skema yang sudah ada sebelumnya.
Sebagai contoh anak-anak telah mengenali ciri-ciri yang terdapat pada burung seperti
bersayap dan dapat terbang. Pemahaman baru ini akan dapat diterima dan akan masuk ke
dalam skema baru anak-anak. pada saat anak-anak melihat seekor burung merpati yang masih
memenuhi ciri-ciri tersebut, pemahaman ini akan ditambahkan ke skema burung.
2.Akomodasi
Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui fisik (gerakan
anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra). Bayi memberikan reaksi motorik atas
rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks misalnya refleks menangis,
dan lain-lain. Refleks ini kemudian berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang lebih
canggih, misalnya berjalan (Sunarto, 2008:24) Piaget membagi periode sensorimotor dengan
2 tahapan subfase.
Fase ini merupakan masa permulaan bagi anak untuk membangaun kemampuanya
dalam menyusun pikiranya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak padafase ini belum stabil dan
tidak terorganisasi secara baik. fase praoprasional dapat dibagi menjadi 3 subfase, yaitu
subfase berpikir secara simbolis, subfase berfikir secara egoisentris dan subfase berpikir
secara intuitif.
Anak mulai memahami bahwa pemahamnya tentang benda-benda disekitarnya tidak hanya
dapat dilakukan melalui kegiatan sensorimotor, akan tetapi juga dapat dilakukan melalui
kegiatan yang bersifat simbolis. Kegiatan simbolisini dapat berbentuk melakukan percakapan
melalui telepon mainan atau berpura& pura menjadi bapak atau ibu, dan kegiatan simbolis
lainya. pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk menggambarkan suatu objek
yang secara fisik tidak hadir. Misalnya anak dapat menggambar manusia secara sederhana.
Miasanya pada subfase ini anak menggambar manusia lidi, jadi menggambar hanya
menggunakan simbol-simbol saja.
Anak berpikir secara egoisentris ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk memahami
perspektif atau cara berpikir orang lain. benar atau tidak benar, bagi anak pada fase ini,
ditentukan oleh cara pandangnya sendiri yang disebutdengan istilah egoisentris.
Masa ini disebut subfase berpikir secara intuitif karena. Tahap ini adalahtahap persiapan
untuk pengorganisasian operasi konkrit. Pada tahap ini pemikirananak lebih banyak
berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiranlogis, sehingga jika ia melihat
objek-objek yang kelihatannya berbeda, maka iamengatakanya berbeda pula. Pada tahap ini
anak masih berada pada tahap praoperasional belum memahami konsep kekekalan
(conservation), yaitu kekekalan panjang, kekekalan materi, luas, dll. Ciri-ciri anak pada tahap
ini juga belum memahami dan belum dapat memikirkan dua aspek atau lebih secara
bersamaan atau masih belum maksimal terhadap konsentrasi (contration) animism Nafisah:
(2014).
Concentration:
Anak tidak dapat memberi alasan perpindahan kereta, anak hanya fokus keadaan
kereta yang statis bukan perpindahan. Dengan kata lain anak belum memiliki kemampuan
untuk berpikir secara kritis tentang apa yang ada di balik suatu kejadian.
Pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan
bantuan benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan,
kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampumemandang suatu objek dari sudut
pandang yang berbeda secara objektif. Anak pada tahap ini sudah cukup matang untuk
menggunakan pemikiran logika, tetapihanya objek fisik yang ada saat ini (karena itu disebut
tahap operasional konkrit). Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada
tahap ini masihmengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika.
Contoh:
Pada peringkat ini anak sudah menguasai segi kekekalan atau conservation
adalah suatu kuantiti yang tidak akan berubah !alaupun terdapat perubahan didalam
kewujudanya atau apareance jika menunjukkan empat kelereng dengansusuna lurus dengan
kelereng yang diletakkan secara acak maka anak pada masa oprasional konkrit
akan mengatakan bah!a kuantitas dari kelereng itu sama.Sedangkan anak pada masa
opraoprasional akan mengatakan bahwa kelereng yang disusun secara acak memiliki
kuantitas lebih banyak.
4.Periode Operasional Formal (Usia 11 tahun sampai dewasa)
Penalaran terjadi dalam struktur kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan
simbol-simbol, ide-ide, astraksi dan generalisasi. Ia telah memiliki kemampuan-kemampuan
untuk melakukan operasi-operasi yang menyatakan hubungan di antara hubungan-hubungan,
memahami konsep persepsi.
4.Melakukan kegiatan tanya jawab yang dapat mendorong anak untuk berpikir dan
mengemukakan pikiranya.
1. Metode praktik langsung, melalui kegiatan praktik langsung diharapkan anak akan dapat
pengalaman melalui interaksi langsung dengan objek
4. Metode proyek, memberikan kesempatan kepada nak untuk melakukan eksplorasi pada
lingkungan sekitar sebagai proyek belajar
5. Metode bermain peran, anak dapat mengembangkan pengetahuan sosial karena dituntut
untuk mempelajari dan memperagakan peran yang akan dimainkan
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dalam pandangan piaget, belajar yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang diturunkan
oleh guru, melainkan sesuatu yang berasal dari dalam diri anak sendiri.Belajar merupakan
sebuah proses penyelidikan dan penemuan spontan. Berkaitan dengan belajar, Piaget
membangun teorinya berdasarkan pada konsep Skema yaitu, stuktur mental atau kognitif
yang menyebabkan seseorang secaraintelektual beradaptasi dan mengoordinasikan
lingkungan sekitarnya. Skema pada prinsipnya tidak statis melainkan selalu mengalami
perkembangan se"alan dengan perkembangan kognitif manusia.
(usia sekitar 2-7 tahun), tahap oprasional konkrit (usia 7-11 tahun), tahap oprasional formal
(usia sekitar 11-15 tahun).
active learning pada intinya anak membangun kemampuan kognitifnya melalui interaksinya
dengan dunia disekitarnya. Dalam menstimulus perkembangan kognitif anak usia dini
disarankan untuk :
2. Pada dasarnya setiap anak memiliki tahap-tahap perkembangan yang berbeda-beda dan
memiliki karakteristik yang unik, maka disarankan sebagaiseorang pendidik dapat
memfasilitasi dan tidak memaksakan anak.
Navisah, Vivi. 2014 Perkembangan Kognitif Anak Oleh Psikolog Ana Surti Arianai. (online)
Papalia, Diane E. Old, Sally Wendkos. Feldman, Ruth Duskin. 2009. Human
Development/Perkembangan Manusia. Buku 1. Edisi 10. Jakarta. Penerbit Salemba
Humanika.
Sudarma. Paud Berkarakter. 2014. Yogyakarta: PT Genius Publisher